bab iii. materi dan metode

13
23 III. MATERI DAN METODE 3.1. Materi Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah bulu babi yang ditemukan di ekosistem terumbu karang dan padang lamun di Pulau Panjang, Jepara. 3.2.1.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian tersaji pada Tabel 1 berikut: Tabel 1.Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian. No . NamaAlat Ketelit ian/ Ukuran Kegunaan 1. Kuadran transek 1 x 1 m Membatasi area sampling 2. Line transek 50 m Penanda lokasi sampling 3. Secchi disc 1 cm Mengukur kecerahan 4. Masker dan Snorkel - Pengamatan lapangan 5. Botol Sampel - Tempat substrat 6. Kamera underwater - Dokumentasi pengamatan lapangan 7. Thermometer air raksa 1°C Mengukur suhu 8. Refraktometer 0 / 00 Mengukur salinitas 9. pH paper - Mengukur pH 10 Bola arus 1 m/s Mengukur arus

Upload: banni-setyawan

Post on 20-Oct-2015

13 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab III. Materi Dan Metode

23

III. MATERI DAN METODE

3.1. Materi

Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah bulu babi yang

ditemukan di ekosistem terumbu karang dan padang lamun di Pulau Panjang,

Jepara.

3.2.1.1 Alat Dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian tersaji pada Tabel 1

berikut:

Tabel 1.Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian.

No. NamaAlatKetelitian/ Ukuran

Kegunaan

1. Kuadran transek 1 x 1 m Membatasi area sampling

2. Line transek 50 m Penanda lokasi sampling

3. Secchi disc 1 cm Mengukur kecerahan

4. Masker dan Snorkel - Pengamatan lapangan

5. Botol Sampel - Tempat substrat

6. Kamera underwater - Dokumentasi pengamatan lapangan

7. Thermometer air raksa 1°C Mengukur suhu

8. Refraktometer 0/00 Mengukur salinitas

9. pH paper - Mengukur pH

10. Bola arus 1 m/s Mengukur arus

11. Kertas anti air - Tempat mencatat data sampling

12. Roll meter 1 cm Menentukan panjang lokasi sampling

13. Tongkat kedalaman 1 cm Mengukur kedalaman

14. Stopwatch 1 s Mengukur bola arus

15. GPS - Menentukan plot lokasi sampling

Page 2: Bab III. Materi Dan Metode

24

3.2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, dimana

metode yang digunakan tergolong dalam metode survei yang bersifat deskriptif.

Menurut Notoatmodjo (2002), di dalam metode survei, penelitian tidak dilakukan

pada seluruh objek yang dikaji, tetapi hanya mengambil dari sebuah populasi

(sampel). Metode deskriptif, merupakan penelitian yang dilakukan dengan tujuan

membuat gambaran suatu keadaan secara objektif.

3.3. Metode Sampling Lapangan

Metode sampling yang digunakan pada kegiatan penelitian ini dibagi

menjadi 3 (tiga) tahap, yaitu pengambilan data penutupan karang, pengambilan

data kerapatan lamun dan pengambilan data kelimpahan bulu babi pada karang

dan lamun.

3.3.1. Pengambilan data penutupan karang

Pengambilan data penutupan karang dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

a. Observasi (survei) lapangan untuk menentukan lokasi sampling;

b. Plotting GPS;

c. Memasang line transek yang telah ditandai dengan skala sepanjang 50 meter

sejajar garis pantai) dengan jarak antar line transek yaitu 10 meter;

d. Menghitung panjang karang hidup, karang mati, pecahan karang, dan substrat

pada line transek yang telah dipasang dan;

e. Melakukan pengulangan sebanyak 3 x pada masing – masing line; dan

Page 3: Bab III. Materi Dan Metode

25

Layout metode line transek yang digunakan dalam pengambilan data

penutupan karang dapat dilihat pada Gambar berikut:

3.3.2. Pengambilan Kerapatan Lamun

Pengambilan data kerapatan lamun dilakukan dengan cara sebagai berikut:

f. Memasang line transek yang telah ditandai dengan skala sepanjang 50 meter

sejajar garis pantai) dengan jarak antar line transek yaitu 10 meter;

g. Memasang kuadran transek dan menghitung kerapatan lamun pada line transek

yang telah dipasang;

h. Melakukan pengulangan 3x pada masing-masing line.

i. Mengidentifikasi jenis lamun yang ditemukan dengan melihat buku panduan

identifikasi lamun Seagrass-Watch (McKenzie et al., 2001).

Layout metode line transek yang digunakan dalam pengambilan data

penutupan karang dapat dilihat pada Gambar berikut:

Line transek 50 m

10 m

10 m

I

II

III

I

Line transek 50 m

10 m

10 m

I

II

III

Page 4: Bab III. Materi Dan Metode

26

3.3.3. Pengambilan Data Kelimpahan Bulu Babi

Tahap pengumpulan data selanjutnya adalah melakukan pengambilan data

kelimpahan bulu babi (sea urchin). Pengambilan data kelimpahan bulu babi dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Observasi (survei) lapangan untuk menentukan lokasi sampling;

b. Plotting GPS;

c. Memasang line transek yang telah ditandai dengan skala sepanjang 50 meter

sejajar garis pantai;

d. Memasang kuadran transek berukuran 5 x 10 meter yang diletakkan pada

bagian tengah line transek; dan

e. Menghitung data kelimpahan bulu babi di dalam frame kuadran transek

berukuran 5 x 10 meter sepanjang 50 meter dan;

f. Melakukan pengulangan sebanyak 5x dengan jarak waktu 3 hari.

Skema kuadran transek yang digunakan dalam pengumpulan data

kelimpahan bulu babi dapat dilihat pada Gambar 7 berikut:

10 m

Kuadran Transek

5 m

Line Transek

Page 5: Bab III. Materi Dan Metode

27

3.4. Parameter Kimia Fisika

Parameter kimia fisika pada lokasi penelitian di ukur dengan sebagai

berikut:

No Peubah Satuan Metode Periode Pengukuran

1 Arus m/s Bola Arus 3 Hari, 5 kali Pengulangan

2 Suhu oC Termometer 3 Hari, 5 kali Pengulangan

3 Salinitas o/oo Refraktometer 3 Hari, 5 kali Pengulangan

4 pH pH Meter 3 Hari, 5 kali Pengulangan

5 Kedalaman Cm Secci disk 3 Hari, 5 kali Pengulangan

6 Kecerahan Cm Secci disk 3 Hari, 5 kali Pengulangan

7 Bahan Organik gr/liter Petri disk 1 Hari, 1 kali Pengulangan

3.5. Analisis Data

3.5.1 Penutupan Karang

Persentase karang hidup, karangmati, pasir dan pecahan karang, dapat

dihitungdenganmenggunakanrumus (Odum, 1993):

Dimana:

C : Persentase tutupan karang

Li : Panjang tutupan karang jenis ke-i

L : Panjang total transek

C = x 100 %

Page 6: Bab III. Materi Dan Metode

28

Menurut Dahuri et al., (2001), criteria penilaian kondisi terumbu karang

adalah berdasarkan persentase penutupan karang hidup dengan kategori sebagai

berikut:

1. Kategori rusak : 0 – 25%

2. Kategori sedang : 25 – 50%

3. Kategori baik : 50 – 75%

4. Kategori sangat baik : 75 – 100%

3.5.2 Kerapatan Lamun

Kerapatan jenis lamun adalah jumlah total individu atau tegakan lamun

dalam suatu unit area yang dihitung berdasarkan petunjuk English et al. (1994)

sebagai berikut :

Xi =

Keterangan : Xi : Kerapatan jenis ke-i (ind/m2 )

ni : Jumlah total individu jenis ke-i (ind)

A : Luas area total pengambilan contoh (m2)

3.5.3 Indeks Keanekaragaman Bulu Babi

Perhitungan keanekaragaman jenis ini dilakukan dengan menggunakan

Indeks Keanekaragaman Shannon-Wienner yang didasarkan pada logaritma basis

dua (Wilhm dan Doris, 1986; Insafitri, 2010) dengan formula :

Keterangan :

H’ : Indeks keanekaragaman Shannon-Wienner

Page 7: Bab III. Materi Dan Metode

29

Pi : ni/N

Ni : Jumlah individu jenis ke-i

N : Jumlah total individu seluruh jenis

S : Jumlah jenis

Dengan kriteria :

H’ < 1 = Keanekaragaman jenis rendah

1 < H’ < 3 = Keanekaragaman jenis sedang

H’ > 3 = Keanekaragaman jenis tinggi

3.5.4 Indeks Keseragaman Bulu Babi

Nilai indeks keseragaman digunakan untuk menggambarkan komposisi

individu tiap spesies yang terdapat dalam suatu komunitas, yang dihitung dengan

menggunakan petunjuk Krebs (1989), sebagai berikut :

Keterangan :

E : Indeks keseragaman

H’ : Indeks keanekaragaman Shannon-Wienner

Hmax : log S

S : Jumlah jenis 26

Dengan kriteria :

0,00 < E ≤ 0,50 = Komunitas tertekan

0,50 < E ≤ 0,75 = Komunitas labil

0,75 < E ≤ 1,00 = Komunitas stabil

Page 8: Bab III. Materi Dan Metode

30

3.5.5 Indeks Dominasi Bulu Babi

Untuk menghitung indeks dominansi digunakan rumus Odum, (1993) sebagai

berikut:

Dimana:

D : Indeks Dominansi

ni : Jumlah individu spesies ke- i

N : Jumlah total spesies

Dengan kriteria :

0,00 < C ≤ 0,50 = Dominansi rendah

0,50 < C ≤ 0,75 = Dominansi sedang

0,75 < C ≤ 1,00 = Dominansi tinggi

3.6.6. Kelimpahan Bulu Babi

Menurut Odum (1993), kelimpahan bulu babi (sea urchin) dapat dihitung

dengan menggunakan rumus berikut, yaitu:

Dimana:

KR : Kelimpahan individu

N : Jumlah total individu

Ni : Jumlah individu

D = 2

KR = x 100 %

Page 9: Bab III. Materi Dan Metode

31

3.5.7 Analisis Uji Independent T Test dengan SPSS

Uji analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan Uji

Independent T Test dengan pengoperasian program SPSS. Menurut Uji Analisis

Independent T Test adalah uji statistik yang membandingkan dua kelompok yang

berbeda atau membandingkan nilai rata-rata dua kelompok independent. Dengan

keputusan adalah sebagai berikut:

a. Ho diterima apabila : Sig > 0.05 (tidak signifikan)

b. Ha diterima apabila : Sig < 0.05 * (signifikan)

: Sig < 0.01 ** (sangat signifikan)

Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ho : Tidak ada perbedaan kelimpahan Bulu Babi pada lamun dan karang

H1 : Terdapat perbedaan kelimpahan Bulu Babi pada lamun dan karang