bab iii laporan produksi - repository.bsi.ac.id · penulis mengajukan surat izin lokasi shootingdi...
TRANSCRIPT
BAB III
LAPORAN PRODUKSI
3.1.Proses Kerja Produser
Penulis sebagai produser bertanggung jawab terhadap seluruh produksi.
Dalam hal proses kerja, penulis akan memilih suatu konsep/ide cerita yang
diberikan oleh penulis naskah, untuk membahas cerita yang kuat, Pemeran yang
kuat, konflikyang jelas dan pesan yang mudah dicerna harus dibahas sebelum film
diputuskan untuk di produksi. Penulis juga harus mampumengupayakan anggaran
dana untuk produksi, dari praproduksi, produksi hingga pascaproduksi, karena
dalam pembuatan program drama televisi tentunya harus mempunyai dana yang
cukup banyak untuk memenuhi kebutuhan pembuatan film. Penulis merancang
semua anggaranbudget dan mengurus semua perizinan lokasi baik untuk lokasi
shooting maupun perizinan lainnya.
Menurut Morissan (2008:314) mendefinisikan bahwa: Produser adalah
orang yang bertanggung jawab mengubah ide/gagasan kreatif kedalam konsep
yang praktis dan dapat dijual. Produser harus memastikan adanya dukungan
keuangan bagi terlaksananya produksi program tv serta mampu mengelola
keseluruhan proses produksi termaksuk melaksanakan penjadwalan.
Dalam drama televisi “KATARSIS” penulis menyimpulkan, produksi film
yang baik, bukan hanya diawali dengan pembahasan berapa besar budget yang
harus dikeluarkan, melainkan dengan pembahasan seberapa kuat cerita yang dapat
dijual. Penulis memilih menjadi seorang produser karena penulis ingin belajar dari
proses produksi hingga akhir, walaupun kinerja penulis bisa dikatakan belum
maksimal. Tetapi, semua ini akan menjadi pengalaman untuk penulis.
2
3.1.1. Praproduksi
Dalam produksi drama televisi penulis akan lebih terlibat pada saat pra
produksi, Karena Penulis akan melakukan beberapa pekerjaan diantaranya
mengadakan suatu rapat/meeting bersama crew untuk membahas tugas dari
masing-masing jobdesk, penulis akan berdiskusi dengan sutradara dan penulis
naskah untuk mengembangkan kembali konsep/ide cerita yang akan dituangkan
dalam produksi drama televisi “KATARSIS” Seperti yang dikatakan Morissan
(2008:309) “Tahapan praproduksi atau perencanaan adalah semua kegiatan mulai
dari pembentukan crew, pembahasan ide, Sampai dengan pelaksanaan
pengambilan gambar (Shooting)”.
Dalam tahap pra produksi penulis melakukan penyusunan keseluruhan
anggaran dana tujuannya untuk mengontrol semua kebutuhan yang dikeluarkan
pada saat produksi, membuat perencanaan jadwal produksi, mempersiapkan
perizinan hunting lokasi yang akan digunakan untuk shooting sesuai dengan visi
sutradara, hunting peralatan yang akan digunakan pada saat produksi dan tidak
lupa penulis membantu sutradara dalam mencari pemeran melalui casting talent
sesuai dengan karakter yang dibutuhkan dalam drama “KATARSIS” . Penulis
sebagai produser akan memperhitungkan semua biaya produksi, mulai dari
kebutuhan artistik, Aktor/Aktris dan lain-lainnya. Adapun Tugas penulis selama
proses praproduksi sebelum memasuki tahap produksi, antara lain :
3
a. Menyusun Tim Produksi
Dalam produksi, penulis adalah orang yang bertanggung jawab menyusun
dan menentukancrew untuk proses pembuatan produksi dan dibutuhkan
kerjasama bagi para crew untuk mencapai hasil yang diinginkan.Crew yang
sudah ditentukan oleh penulis akan terlibat langsung dari proses pra produksi
sampai pasca produksi. Untuk menjalankan tugas akhir karya drama televisi
“KATARSIS” dengan delapan orang crew, antara lain :
1. Vanessa Claudia : Produser
2. Dicka Novan Trya : Sutradara
3. Wirantya Kestriati : Penulis Naskah
4. Bobby Dwi Rizky : Penata Kamera
5. Denny Anjar Anwar : Penata Suara
6. Dhio Okta Fauzi : Artistik
7. Muhammad Ihitifazhuddin : Editor
4
b. Meeting Crew
Tujuan penulis mengadakan Meeting Crew adalah untuk membahas
beberapa hal, yaitu untuk mengembangkan kembali script/scenario yang
tujuannya agar produksi dapat berjalan dengan lancar dan tidak ada kendala,
pula untuk menentukan talent yang dianggap cocok dengan karakter yang
diharapkan sesuai dalam naskah,
Meeting Crew dilaksanakan untuk menentukan lokasi yang tepat untuk
diadakannya shooting sesuai dengan gambaran yang diharapkan oleh
sutradara. Berkaitan dengan artistik dan sewa peralatan shooting juga dibahas
dalam meeting crew, hal ini dilakukan untuk mempermudah proses budgeting
sehingga kemampuan crew untuk mengeluarkan anggaran dana dapat sesuai
dengan kualitas alat yang digunakan secara maksimal.
c. Pembuatan Shooting Schedule
Diaturnya jadwal shooting/shooting schedule dibuat oleh penulis dengan
tujuan untuk menentukan persiapan shooting yang akan penulis rencanakan
selama tiga hari yang dimulai pada tanggal 23 Mei 2017 sampai 25 Mei 2017.
Fungsi dari adanya shooting schedule yaitu untuk mempermudah penulis
menentukan adanya persiapan shooting agar permasalahan mengenai alat,
konsumsi, kesiapan talent, serta waktu pengambilan gambar dan scene dapat
berjalan sesuai dengan yang diharapkan oleh semua crew yang bertugas.
5
d. Membuat Budgeting (Anggaran Biaya)
Setelah membuat Shooting Schedule, langkah selanjutnya penulis
membuat perincian biaya yang dimulai dari praproduksi berjumlah Rp.
2.000.000/orang dengan total keseluruhan sebesar Rp. 16.000.000, yaitu
mengenai biaya kebutuhan artistik, sewa alat dan sewa lokasi. Pada tahap
produksi, biaya yang penulis keluarkan yaitu lebih kepada kebutuhan
akomodasi untuk talent dan alat. Selanjutnya pada pasca produksi, biaya yang
penulis keluarkan yaitu mengenai kebutuhan yang berkaitan dengan proses
editing.
e. Melengkapi Perizinan
Penulis mengajukan surat izin lokasi shootingdi dua tempat, yaitu
berlokasi di kantor Kemang dan Gudang Sarinah serta penulis mengajukan
perizinan keamanan di lokasi tempat penulis mengajukan perizinan lokasi
shooting. Jika saat produksi berjalan tidak ada izin pengambilan gambar di
lokasi yang ditentukan, maka akan berakibat terhambatnya waktu produksi,
untuk itu sebelum melakukan shooting, penulis dancrew melakukan survey
lokasi agar tidak menjadi kendala selama produksi berlangsung.
f. Casting Talent
Penulis akan ikut serta mencari aktor / aktris yang dianggap cocok dengan
karakter yang akan diperankan dalam drama televisi yang berjudul
“KATARSIS” melalui casting talent, namun peran terbesar dalam pemilihan
peran tetap ada pada Sutradara. Tugas penulis hanya mengawasi dan memberi
saran mengenai talent yang akan dipilih, membuat jadwal shooting
6
Aktor/Aktris dan mengurus fee yang sudah disepakati bersama sesuai dengan
budget produksi.
g. Peralatan dan perlengkapan
Penulis tidak lupa mempersiapkan peralatan dan perlengkapan kebutuhan
produksi, seperti kamera Sony pxw f5 untuk pengambilan gambar, penata
suara yang membutuhkan Sennheiser MKH 60, Zoom h4n, Zoom h1n dan
Wireless Clip On BOYA WM8, penata Cahaya yang membutuhkan
kinoflo, redhead dan LED daylight portable dan kebutuhan artistik seperti
Costum, Makeup, dan property.
3.1.2. Produksi
Setelah melakukan praproduksi, tahap selanjutnya adalah tahap produksi
dimana penulis sudah memberikan kepercayaan kepada sutradara karena dalam
produksi sutradaralah yang menduduki posisi tertinggi dalam memimpin crew
yang bertugas dan mengarahkan semua adegan serta acting yang diperankan oleh
Aktor/Aktris.
Peran penulis di produksi hanyalah mengawasi produksi yang sedang
berlangsung, Penulis harus mengatur/mengevaluasi masalah-masalah yang timbul
pada waktu shooting, tujuan tahap mengevaluasi kerja produksi ini adalah
kesalahan atau kendala di produksi tidak terjadi lagi pada saat produksi.
Menurut Morissan (2008:310) mengatakan bahwa:
Tahap produksi adalah seluruh kegiatan setelah pengambilan gambar
(Shooting) baik di studio maupun diluar studio. Proses ini disebut juga
dengan taping. Perlu dilakukan pemeriksaan ulang setelah kegiatan
pengambilan gambar selesai dilakukan. Jika terdapat kesalahan maka
pengambilan gambar dapat diulang kembali.
7
Penulis harus tegas dalam mengatur pengeluaran anggaran seefisien
mungkin demi kebutuhan shooting di lapangan. Berikut ini penjelasan penulis apa
saja yang harus diperhatikan produser saat produksi berlangsung, yaitu :
A. Control produksi
Selama proses produksi berlangsung, penulis secara langsung
memantau jalannya proses produksi, sehingga diusahakan tidak terjadi
kesalahan dalam pemeriksaan ulang pengambilan gambar/taping. Berikut
ini yang penulis lakukan saat produksi diantara lain adalah :
a. Control crew
Penulis selaku produser dalam hal ini secara langsung
memantau seluruh crew yang bertugas agar mereka bekerja sesuai
jobdesk mereka masing-masing dan mengerti kewajiban yang
harus mereka kerjakan selama proses produksi berlangsung.
b. Schedule
Dalam proses produksi diharapkan adanya kesesuaian antara
jadwal yang penulis buat dengan ketepatan jadwal produksi
dilapangan sehingga dapat memperlancar proses produksi sesuai
dengan yang crew harapkan.
c. Tempat Lokasi
Mengenai tempat lokasi, penulis ingin memastikan bahwa
tempat yang akan dijadikan lokasi shooting tidak bermasalah serta
sesuai dengan yang ada pada naskah, dilihat dari sisi anggaran pun
penulis ingin memastikan adanya kecukupan anggaran yang ada
dengan lokasi shooting yang ingin dituju.
8
d. Alat
Sebelum proses produksi berlangsung, penulis memastikan
kembali apakah alat yang akan digunakan tidak ada kerusakan
sehingga tidak menghambat proses kerja produksi.
e. Talent
Mengenai kesiapan talent, penulis ingin memastikan apakah
talent dalam keadaan sehat dan siap untuk memerankan suatu
adegan yang sudah di atur dalam naskah.
B. Transportasi dan Akomodasi
Penulis mengenai kendaraan yang akan digunakan yaitu melalui jasa
sewa transportasi yang ada pada rental kendaraan serta dengan meminjam
kendaraan pribadi crew yang bertugas. hal ini dilakukan untuk
mempermudah berjalannya proses produksi agar sesuai dengan shooting
schedule yang telah direncanakan, seperti kebutuhan talent dan lain
sebagainya yang berkaitan dengan proses produksi.
3.1.3. Pascaproduksi
Pada pascaproduksi, dalam tahap editing, Penyunting gambar dan
sutradara saling bekerja sama untuk memilih suatu gambar yang ingin di pakai
dalam proses pengeditan. Dimana penyunting gambar bertanggung jawab penuh
dalam mengatur gambar seperti hal tingkat warna, kecerahan, dan tingkat kontras,
sedangkan sutradara hanya memberikan solusi kepada editor. Sedangkan penulis
sebagai produser akan tetap mengawasi editor dan sutradara bila sewaktu-waktu
9
ada masalah dalam proses editing. ketika hasil editing selesai, penulis wajib untuk
melakukan review karya tersebut.
Apabila dalam review ternyata masih ditemukan ketidakpuasan terhadap
harapan penulis, maka penulis wajib untuk memberikan evaluasi terhadap hasil
review tersebut, seperti meminta editor untuk merevisi kembali hasil editing,
melakukan konsultasi kepada editor untuk mencari solusi terbaik.
Pada tahap pascaproduksi menurut Irwanto dkk. (2014:139) “Produser
mengontrol proses jalannya editing serta melakukan evaluasi terhadap seluruh
kinerja redaksi selama membuat edisi tersebut”.
3.1.4. Peran dan Tanggung Jawab produser
Penulis memiliki tanggung jawab dengan adanya produksi drama televisi,
penulis harus memahami prosesnya pra produksi hingga pasca produksi. Mulai
dengan mendapatkan ide cerita, menetapkan pemain, menyiapkan anggaran
produksi, membuat jadwal, mengawasi pelaksanaan produksi hingga selesai.
Timbulnyasuatu ide yang dikembangkan akan menciptakan sebuah cerita,
kemudian dari cerita tersebut akan menjadi pertimbangan untuk menentukan tim
produksi, kemudian menentukan para tokoh yang akan memainkan peran dalam
cerita dilanjutkan dengan reading-rehearsal pemain, mengumpulkan biaya
produksi, hunting lokasi, mengajukan perizinan lokasi, menyewa alat-alat syuting,
menyediakan konsumsi dan perlengkapan artistik.
10
Tanggung jawab penulis dalam produksi drama televisi “KATARSIS” antara
lain: membantu mencari ide cerita untuk produksi, menyusun rancangan produksi
, membantu mencari pemeran dan memberikan masukan pada saat casting
berlangsung, mencari lokasi dan mengurus perizinan, menyediakan prasarana
penunjang shooting, mengumpulkan dana biaya dari setiap tim untuk biaya
produksi, membuat Jadwal shooting dan mengawasi pelaksanaan produksi melalui
laporan yang diterima dari semua departemen.
3.1.5. Proses Penciptaan Karya
Dalam drama televisi “KATARSIS”, penulis melakukan beberapa hal
sebelum memasuki tahap produksi, berikut ini ada tiga konsep yang penulis
lakukan, yaitu :
a. Konsep Kreatif
Penulis mendapatkan ide dengan terinspirasi dari kejadian nyata yang telah
terjadi secara umum di masyarakat yang menguak tentang politik di
Indonesia dan negara lain yang memiliki tingkat korupsi yang besar. Ide
tersebut kemudian dikembangkan menjadiberbeda dan kreatif, yakni
bukan hanya kisah emosional saja yang dituangkan dalam drama televisi
“KATARSIS” tapi ada juga kisah keluarga, sisi kebahagiaan dan
kesedihan si tokoh.
b. Konsep Produksi
Konsepdari produksi drama televisi ini membutuhkan beberapa orang
crew untuk membantu berjalannya proses produksi, pencarian
lokasishooting oleh penulis dan crew harus sesuai sebagaimana tertulis
11
dalam naskah, maka penulis disamping melakukan pencarian lokasi pula
mengurus perizinan di lokasi tersebut dengan dibantu oleh crew.Produksi
direncanakan berjalan selama tiga hari, dimulai hari selasa sampai kamis
dan dilaksanakan di Gudang Sarinah, Kantor Kemang, Padang Ilalang, dan
Rumah teman. Penulis juga mengontrol berjalannya produksi, mengontrol
jadwal yang sudah ditentukan, mengkordinasikan setiap hal apapun yang
terjadi ketika di lapangan dan menyiapkan semua kebutuhan Crew dan
Talent seperti kebutuhan konsumsi.
c. Konsep Teknis
Sebelum melakukan produksi, penulis bersama crew mengembangkan
kembali naskah, kemudian para crew mengajukan peralatan kepada
penulis untuk dipakai pada saat produksi drama televisi “KATARSIS”
seperti kameramen yang membutuhkan sebuah kamera Sony Pxw F5
untuk pengambilan gambar, penata suara yang membutuhkan Sennheiser
MKH 60, Zoom h4n, Zoom h1n dan Wireless Clip On BOYA WM8,
penata cahaya yang membutuhkan kinoflo, redhead dan LED daylight
portable. Penulis ingin semua crew membuat laporan produksinya dengan
baik, agar memudahkan punyunting gambar atau editor untuk menyusun
gambar yang sudah direkam. Penulis ingin pada tahap editing benar-benar
tersusun rapih dan tidak asal menggabungkan gambar. Dalam usaha
meminimalisir biaya, penulis mencari tempat penyewaan alat yang praktis
maksudnya menggunakan sistem penyewaan paketan yang lebih murah
dengan lama waktu shooting 3 hari, kemudian penulis bekerja sama
dengan sutradara berusaha menentukan lokasi yang dapat dijangkau
12
dengan mudah, agar lebih menarik pun drama televisi ini dibuat dengan
harmonisasi yang baik antar gambar dan suara serta desain editnya, drama
televisi “KATARSIS” ini pun ditujukan kepada para khalayak remaja dan
dewasa dan bisa ditonton oleh perempuan dan laki-laki, kelas atas dan
menengah keatas.
3.1.6. Kendala Produksi dan Solusinya.
Dalam Pembuatan Drama tentunya akan ada banyak hal kendala, mulai dari
praproduksi, produksi hingga pascaproduksi. Kendala tersebut diantara lain
adalah:
1) Kendala dan solusinya saat produksi
a. Pemeran utama mengalami cedera pada bagian kaki di saat shooting
hari pertama, mengakibatkan shooting di hari kedua dan ketiga
menjadi lambat dan tidak sesuai dengan shooting schedule yang sudah
dibuat penulis. Solusinya penulis bersama crew menggunakan
standman untuk beberapa scene pada peran utama agar bisa mengejar
waktu.
2) Kendala dan solusi saat pascaproduksi
a. Pada Proses editing ada beberapa stok shoot atau gambar yang kurang.
Solusinya beberapa crew saling bekerjasama untuk mengambil gambar
yang masih kurang .
Produksi Company : Must A Fire Director : Dicka Novan Trya
Project Title : KATARSIS
Producer :Vanessa Claudia Cameraman : Bobby Dwi Rizky
Tabel III.1
No
Tahap
Aktifitas
Target Perminggu
Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penemuan Ide
AKADEMI BINA SARANA INFORMATIKA
“ WORKING SCHEDULE “
14
Pengembangan Gagasan
Pembagian JobDesk
Penulisan Naskah / Skenario
Pengumpulan Budget
Bimbingan Dosen
Hunting Lokasi
Casting Pemain
Perincian Peralatan &
Perlengkapan Produksi
Sewa dan Belanja Peralatan
Pembuatan Design Produksi
2 Shooting
Daily Production Rep
Evaluasi Produksi
Pra
Pro
du
ksi
Pro
du
ksi
15
3 Editing
Rought Cut
Spesial Effect
Ilustrasi Musik
Final Editing
Pas
ca P
rod
uks
i
AKADEMI KOMUNIKASI
BINA SARANA INFORMATIKA
“SHOOTING SCHADULE “
Production Company : Must A Fire Produser :Vanessa Claudia
Project Title : Katarsis Director : Dicka Novan T
Durasi : 20 Menit Unit Manager :
Tabel III.2
NO HARI, TANGGAL WAKTU KEGIATAN
1 Selasa, 23 Mei 2017 07.00-08.00 Sampai di lokasi 1 ( Gudang
Sarinah ) 2 08.00-09.45 Crew dan cast prepare, Sarapan /
Makan pagi
3 09.45-10.45 Pengecekan alat dan Set alat
4 11.00-12.00 Produksi pengambilan scene 22
(Lembaga Pemasyarakatan) 5 12.00-12.30 Istirahat makan siang dan sholat
6 12.30-13.00 Produksi Pengambilan scene 23
Establish
7 13.00-14.00 Produksi pengambilan gambar
scene 24 ( Dalam Mobil )
8 14.00-14.20 Produksi pengambilan scene 25 9 14.20-15.30 Produksi pengambilan scene 26
(Dalam mobil) 10 15.30-16.30 Produksi pengambilan scene 18
establish (Pelataran Gedung)
11 16.30-17.30 Produksi pengambilan scene 19 (
Pelataran Gedung ) 12 18.30-22.00 Produksi pengambilan gambar
scene 24 (Gudang) 13 22.00-23.30 Makan malam dan Packing alat 14 Rabu, 24 Mei 2017 13.00-14.00 Sampai di lokasi 1 (Padang ilalang)
15 14.00-14.56 Pengecekan alat dan set alat
16 15.00-15.30 Pengambilan gambar establish
taman scene 5
17 15.30-17.30 Produksi pengambilan scene 7 (
Taman )
18 17.30-18.00 Sampai di lokasi ke-2 ( Rumah
Sofyan
17
19 18.00-18.30 Set Alat
20 18.30-19.30 Pengambilan gambar scene 1 (
Tanah Lapang)
21 19.30-20.00 Istirahat makan malam
22 20.00-21.30 Produksi pengambilan scene 2 (
Pelataran rumah sofyan )
23 21.30-22.20 Sampai di lokasi Kantor khan
24 22.20-23.30 Produksi pengambilan scene 17
(Ruang khan)
25 23.30-24.00 Packing alat
26 Kamis, 25 Mei 2017 06.00-07.00 Sampai di lokasi padang ilalang
27 07.00-08.00 Mengecek perlengkapan alat + set alat
28 08.00-09.00 Produksi pengambilan gambar
scene 6 (Taman)
29 09.00-11.00 Produksipengambilan gambar
scene 7 (Taman, Dibalik Tembok)
30 11.00-12.00 Produksi pengambilan gambar
scene 8 (Taman,Bangunan)
31 12.00-12.30 Istirahat
32 12.30-13.00 Produksi pengambilan gambar
establish scene 12
33 13.00-13.50 Produksi pengambilan scene 13
(Padang ilalang)
34 13.56-15.00 Produksi pengambilan scene 14
(Padang ilalang)
35 15.00-16.00 Sampai di lokasi rumah Jerry
36 16.00-17.30 Produksi pengambilan scene 9
(Ruang Tamu)
37 17.30-18.00 Produksi pengambilan scene 10
(Halaman Rumah)
38 18.00-18.30 Istirahat (Sholat dan Makan
malam)
39 18.30-19.30 Produksi pengambilan scene 6
(Ruang Tamu-Depan Tv)
40 19.30-20.00 Produksi pengambilan scene 21
(Ruang Tamu)
41 20.15-21.00 Produksi pengambilan scene 3
(Kamar Jerry)
42 21.00-22.00 Produksi pengambilan scene 4
(Ruang Makan)
43 22.00-22.20 Produksi pengambilan establish
scene 15 (Rumah Jerry)
44 22.30-23.00 Produksi Pengambilan scene 16
(Kamar Jerry)
45 23.00-23.30 Produksi pengambilan scene 27
(Kamar penulis)
46 23.30-24.00 Packing Alat
AKADEMI KOMUNIKASI
BINA SARANA INFORMATIKA
“ BREAKDOWN BUDGETING “
Production Company : Must A Fire Produser : Vanessa Claudia
Project Title : KATARSIS Sutradara : Dicka Novan Triya
Durasi : 20 Menit Penulis Naskah : Wirantya Kestriati
Tabel III.3
NO ITEM UNIT RATES AMOUNT NOTES
Pra Produksi
1 Kertas A4 1 Rp 35.000,- Beli
2 Print Rp 100.000,- Beli
3 Transportasi Alat 1 Rp 100.000,- Sewa
4 GR Rp 175,500,- Beli
TOTAL :
19
Rp 410.500,-
Produksi (Teknik)
5 Kamera Sony pxw fs5
, lens adapter dan
Tripod
3 Rp 500.000 x3
hari
Rp 1.500.000,- Sewa
Boom mic set
senheiser mkh 416
1 Rp 75.000,- x3
hari
Rp 225.000,- Sewa
6 LED 15” Bi color (
hualin hl-30DL) +
Battery 2 pcs
3 Rp 150.000,-
x3 hari
Rp 450.000,- Sewa
7 Kinolfo 4 feet 4 bank 1 Rp 75.000,- x3
hari
Rp 225.000,-
Sewa
8 Spider steady 1 Rp 25.000,- x3
hari
Rp 75.000,- Sewa
9 Fest Arm 1 Rp 267.000,-
x3hari
Rp 800.000,- Sewa
10 Canon 16-35 L f2.8 1 Rp 72.000,- x3
hari
Rp 216.000,- Sewa
11 Canon 100L f2.8 1 Rp 72.000,- x 3
hari
Rp 216.000,- Sewa
12 Canon 70-200L f2.8 1 Rp 100.000,- x
3 hari
Rp 300.000,- Sewa
13 Zoom H4n 1 Rp 100.000,- x
3 hari
Rp 300.000,- Sewa
14 Slider ifootage shark 1 Rp 106.000,- x
3 hari
Rp 318.000,- Sewa
15 Drone 1 Rp 350.000,- x
2 hari
Rp 700.000,- Sewa
20
16 Action Cam 1 - - Milik Sendiri
17 Glade Cam 1 - - Milik Sendiri
18 Mini Jib 1 - - Milik Sendiri
19 Wireless clip on 1 - - Milik Sendiri
20 Yongnuo 1 - - Milik Sendiri
21 Lokasi Gudang
Sarinah
- Rp 500.000,- Rp. 500.000 Sewa
22 Lokasi Rumah Dhio - Rp 100.000,- Rp 100.000,- Sewa
23 Lokasi Kantor
Kemang
- Rp 82.000,- x 2
hari
Rp 164.000,- Sewa
24 Lokasi Taman - Rp 120.000,- Rp. 120.000,- Sewa
25 Talent Hitman ( Erza ) 1 Rp 50.000,- Rp 50.000,-
26 Talent Hitman ( Edo ) 1 Rp 75.000,- Rp.75.000
27 Talent Khan 1 Rp 250.000,- Rp 250.000
28 Talent Hitman (
Candra )
1 Rp 300.000,- Rp. 300.000,-
29 Talent Jerry 1 Rp 600.000,- Rp. 600.000,-
30 Talent Sofyan 1 Rp 400.000,- Rp 400.000,-
31 Talent Cewek sexy 1 Rp 100.000,- Rp 100.000,-
32 Talent Tony 1 Rp 300.000,- Rp 300.000,-
33 Talent ibu jerry 1 Rp 50.000,- Rp. 50.000,-
34 Talent Jerry Kecil 1 Rp 50.000,- Rp 50.000,-
35 Talent Fatimah 1 Rp 50.000,- Rp. 50.000,-
36 Talent Polisi 4 Rp 125.000,- x
4Orang
Rp. 500.000,-
21
37 Talent 1,2 dan 4 3 Rp 400.000,- Rp 400.000,-
TOTAL :
Rp 9.334.000,-
Produksi (Artistik)
38 Beli Solatif Hitam 1 pcs RP. 37.500,- Rp 37.500,- Beli
39 Keperluan Make Up 1pcs Rp 100.000,- Rp 100.000,- Beli
40 Susu Kental Manis 4 pcs Rp 8.000,- Rp. 8.000,- Beli
41 Motor Trail 2 Rp 400.000,- x
2hari
Rp. 800.000,- Sewa
42 Mobil 1 Rp 165.000,- Rp. 165.000,- Sewa
43 Cukur Kumis 1 pcs Rp 4000,- Rp. 4.000,- Beli
44 Transportasi Wadrobe Rp 30.000,- Rp. 30.000,- -
45 Jas 1 pcs Rp. 20.000,- Rp 20.000,- Sewa
46 Laundry Jas 25 Kg Rp. 175.000,- Rp. 175.000,- -
47 Rompi 2 pcs Rp. 50.000,- Rp. 50.000,- Beli
48 Lakban Hitam 2 pcs Rp 24.000,- Rp 24.000,- Beli
49 Lakban Bening 1 pcs Rp 13.000,- Rp 13.000,- Beli
50 Double Tipe 1 pcs Rp 8.000,- Rp 8.000,- Beli
51 Kator 1 pcs Rp 7.000,- Rp 7.000,- Beli
52 Sterofoam 2 pcs Rp 12.000,- Rp 12.000,- Beli
53 Pilok Samurai 1 pcs Rp 28.000,- Rp 28.000,- Beli
54 Tali Tis 10 pcs Rp 4.000,- Rp 4.000,- Beli
55 Lem Korea 1 pcs Rp 7.500,- Rp 7.500,- Beli
56 Poster 4 pcs Rp 8.000,- Rp 8.000,- Beli
57 Bingkai SR 1 pcs Rp 14.000,- Rp 14.000,- Beli
59 Gunting Jaiko 1 pcs Rp 6.000,- Rp 6.000,- Beli
60 Buku Gambar A4 1 pcs Rp 5.000,- Rp 5.000,- Beli
22
61 Krayon Fc Isi 12 pcs Rp 22.000,- Rp 22.000,- Beli
62 Kayu Reng 5 Batang Rp 70.000,- Rp 70.000,- Beli
63 Sterofoam 3 pcs Rp 7.500,- Rp 22.500,- Beli
64 Lakban Bening 1 pcs Rp13.000,- Rp 13.000,- Beli
65 Poster A3 1 pcs Rp 50.000,- Rp 50.000,- Beli
66 Sticker 1 pcs Rp 15.000,- Rp 15.000,- Beli
67 Cuting Polisi 1 pcs Rp 20.000,- Rp 20.000,- Beli
68 Bensin motor trail 1 Liter Rp 20.000,- Rp 20.000,- Beli
69 Pistol 5 pcs Rp 260.000,- Rp 260.000,- Beli
70 Kantong Jenazah 1 pcs Rp 110.000,- Rp 110.000,- Beli
71 Pistol - Rp 30.000,- Rp 30.000,- Ongkir
72 Cukur Jenggot 2 pcs Rp 10.000,- Rp 10.000,- Beli
73 Roti 1 pcs Rp 9.500,- Rp 9.500,- Beli
74 Print photo 2 pcs Rp 4.000,- Rp 4.000,- Beli
75 Transportasi 1 Rp 50.000,- Rp 50.000,- Gojek
76 Transportasi 1 Rp 60.000,- Rp 60.000,- Gojek
78 Transportasi 1 Rp 11.000,- Rp 11.000,- Gojek
76 Cetak photo 1 pcs Rp 6.000,- Rp 6.000,- Beli
78 Tissu 1 pcs Rp 15.000,- Rp 15.000,- Beli
79 Handsaplast 2 pcs Rp 7.600,- Rp 7.600,- Beli
80 Beradin 1 pcs Rp 26.000,- Rp 26.000,- Beli
81 Tisu Basah 2 pcs Rp 21.000,- Rp 21.000,- Beli
82 Lencana polisi 4 pcs Rp 80.000,- Rp 80.000,- Beli
83 Kaos tbc 1 pcs Rp 50.000,- Rp 50.000,- Beli
84 Kapas 4 pcs Rp 54.000,- Rp 54.000,- Beli
85 Doubletip Hijau 1 pcs Rp 13.000,- Rp 13.000,- Beli
86 Doubletip trim 1 pcs Rp 25.000,- Rp 25.000,- Beli
23
87 Paku 4cm 1 pcs Rp 4.000,- Rp 4.000,- Beli
88 Paku Triplek 1 pcs Rp 5.000,- Rp 5.000,- Beli
89 Salib 1 pcs Rp 25.000,- Rp 25.000,- Beli
90 Pewarna makanan 2 pcs Rp 10.000,- Rp 10.000,- Beli
91 Sagu 1 kg Rp 10.000,- Rp 10.000,- Beli
92 Pisau Lipet 1 pcs Rp 85.000,- Rp 85.000,- Beli
92 Busi 4 pcs Rp 68.000,- Rp 68.000,- Beli
93 Oli Janset 1 liter Rp 30.000,- Rp 50.000,- Beli
94 Bensin Janset 6 liter Rp 50.000,- Rp 50.000,- Beli
95 Bensin Cary 7 liter Rp 50.000,- Rp 50.000 Beli
96 Kantong Jenazah - Rp 30.000,- Rp 30.000,- Ongkir
97 Bensin Talent - Rp 34.500,- Rp 34.500,- Beli
98 Kabel Perleng 30 Meter Rp 180.000,- Rp 180.000,- Beli
99 Kepala colokan Steker 1 pcs Rp 20.000,- Rp 20.000,- Beli
100 Stop kontak 1 pcs Rp 15.000,- Rp 15.000,- Beli
101 Jas 3 pcs Rp 82.900,- Rp 82.900,- Sewa
TOTAL :
Rp 3.320.000,-
Produksi (Logistic)
102 Nasi Padang 26 Bungkus Rp 10.000,- Rp. 260.000,- Beli
103 Burger King Paketan Rp 138.000,- Rp 138.000,- Beli
104 Up Normal 4 Rp 83.000,- Rp 83.000,- Beli
105 Rokok dan kopi 10 Rp 130.000,- Rp 130.000,- Beli
106 Es The Manis 4 Rp 15.000,- Rp 15.000,- Beli
107 Aqua Gelas 3 dus Rp 50.000,- Rp 50.000,- Beli
108 Vit Gelas 2 Dus Rp 35.000,- Rp 35.000,- Beli
109 Kopi Hitam dan Kopi 5 Rp 24.000,- Rp 24.000,- Beli
24
susu
110 Rokok Surya 1 Rp 19.500,- Rp 19.500,- Beli
111 Minuman berasa Teh
botol
Rp 30.000,- Rp 30.000,- Beli
112 Nasi Goreng 17 Bungkus Rp 13.000,- Rp. 221.000,- Beli
113 Nasi Padang 18 Bungkus Rp 11.000,- Rp 200.000,- Beli
114 Aqua Gelas 1 Dus Rp 16.000,- Rp 16.000,- Beli
115 Kopi 8 Rp 11.500,- Rp 11.500,- Beli
116 Rokok Avolation 1 Rp 22.000,- Rp 22.000,- Beli
117 Rokok Mild 1 Rp 14.000,- Rp 14.000,- Beli
118 Rokok Filter 1 Rp 16.000,- Rp 16.000,- Beli
119 Gorengan Rp 15.000,- Rp 15.000,- Beli
120 Rokok Filter 1 Rp 20.000,- Rp 20.000,- Beli
121 Pecel Ayam 18 Bungkus Rp 16.000,- Rp. 288.000,- Beli
122 Rokok 2 Rp 35.000,- Rp 35.000,- Beli
123 Transportasi Rp 52.000,- Rp 52.000,- Beli
TOTAL :
Rp 1.695.000,-
Pasca Produksi
124 Kosumsi Editing 1 Orang Rp 269.000,- Rp 269.000,- -
125 DVD RW 2 Rp 6.500,- Rp 13.000,- Beli
126 Tempat DVD 2 Rp 4.000,- Rp 8.000,- Beli
127 Cetak Cover 2 Rp 10.000,- Rp 10.000,- Beli
128 Cetak Softcover 3 Rangkap Rp 20.000,- Rp 60.000,- Beli
129 Poster 1 Rp 100.000,- Rp 100.000,- Beli
130 Print Dispro 20 Lembar Rp 20.000,- Rp 20.000,- Beli
131 Kertas A4 80gr Rp 50.000,- Rp 50.000,- Beli
25
132 Tinta Print 1 Rp 100.000,- Rp 100.000,- Beli
132 Print - Rp 175.000,- Rp 175.000,- Beli
133 Fotocopy 2 Rangkap Rp 135.000,- Rp 135.000,- Beli
134 Kertas Pembatas 90 Lembar Rp 50.000,- Rp 50.000,- Beli
TOTAL :
Rp 990.000,-
TOTAL KESELURUHAN: Rp. 15.749.500,-
NB : Biaya Iuaran Anggota @8 Orang X Rp. 2.000.000,- = Rp. 16.000.000,-
TAHAP JUMLAH
PRA PRODUKSI Rp 410.500,-
PRODUKSI TEKNIK Rp 9.334.000,-
PRODUKSI ARTISTIK Rp 3.320.000,-
PRODUKSI UNIT Rp 1.695.000,-
PASCA PRODUKSI Rp 990.000,-
GRAND TOTAL Rp 15.749.500
SISA UANG Rp 250.500,-
69
AKADEMI KOMUNIKASI
BINA SARANA INFORMATIKA
“ CALL SHEET “
Production Company : Must A Fire Produser : Vanessa Claudia
Project Title : Katarsis Sutradara : Dicka Novan Trya
Durasi : 20 Menit Penulis Naskah : Wirantya Kestriati
Tabel III.4
CREW
NO NAMA JABATAN TELPON
1 Vanessa Claudia Produser 08128706122
2 Dicka Novan Trya Sutradara 085716788071
3 Wirantya Kestriati Penulis Naskah 082220038687
4 Ghausya Samara Penata Cahaya 085647748530
5 Bobby Dwi Rizki Penata Kamera 0896244446875
6 Muhammad
Ihtifazhuddin
Penyunting Gambar 085697645377
7 Dhio okta Penata Artistik 085780555858
8 Denny Anjar Audioman 087773324133
TALENT
NO NAMA PERAN SEBAGAI TELPON
1 Mohammad M
Mardiansyah
Jerry 089604164401
2 Revie A Van Sofyan 082111811539
3 Wijaya Kasta
Utama
Tony 081296544904
4 Matrojih Khan 082298235771
5 Murdin Ahmad 085780251467
6 Wilia Novianty.M Fatimah 085920546084
7 Vanessa Claudia Dahlia 08128706122
8 Ibrahim Umar
Wungunbelen
Hitman 1 081287430543
70
9 Zulyadaen Hitman 2 089673650723
10 Jabbar Siddiq Hitman 3 085817782311
11 Erza Okta Hitman 4 089664045900
12 Ayatullah Khomeni Hitan 5 081284140494
13 Chandra Yoga
Swara
Hitman 6 081281856620
14 Kevin Kashinky Gandhi 08572005671
15 Wirantya Kestriati Istri Gandhi 085714921446
16 Zahra Nur Dini
Adilah
Anak Gandhi -
17 Al-Ghifari Polisi 081280151850
18 Muhammad Fahmi Polisi 087888354712
19 Rizal Isnanto Polisi 085275491054
20 Ahmad Arfan Poilisi 081234567687
21 Tania Hutapea
Hutagalung
Wanita Sexy 085892212648
22 Dicka Novan Trya Penulis 085716788071
23 Isanty Maina Ibu Jerry 081385262744
24 Haris Ramly Jerry Kecil -
71
AKADEMI KOMUNIKASI
BINA SARANA INFORMATIKA
“ EQUIPMENT LIST“
Production Company : Must A Fire Produser : Vanessa Claudia
Project Title : Katarsis Sutradara : Dicka Novan Trya
Durasi : 20 Menit Penulis Naskah : Wirantya Kestriati
Tabel III.5
NO NAMA SERI JUMLAH KETERANGAN
1 Kamera Sony pxw fs5 1 Sewa
2 Action cam Xiomi yi 1 Milik sendiri
3 Tripod Sony pxw fs 5 1 Sewa
4 Gladecam Hd 2000 1 Milik sendiri
5 Mini jib Costume 1 Milik sendiri
6 Drone Phantom 4 1 Sewa
4 Audio Boom mic set
senheiser mkh 416 +
Zoom H4N
1 Set Sewa
6 Lighting Kinoflo 4 feet 4 bank 1 Sewa
7 Slider ifootage shark 1 Sewa
8 Lensa Canon 16-35 L f2.8,
Canon 100L f2.8,
dan Canon 70-200L
f2.8
4 Sewa
9 Vest Arm Glidecam X-10 1 Sewa
10 Spider Steady S40 Aluminium
Handheld
1 Sewa
11 LED 15” Bi
color+Battery
2 pcs
Hualin hl-30DL 1 Sewa
72
12 Wireless clip
on
Boya BY WM8 1 Milik sendiri
13 Yongnuo YN600 Pro LED
Light 5500k
1 Milik Sendiri
AKADEMI KOMUNIKASI
BINA SARANA INFORMATIKA
“DAILY PRODUCTION REPORT“
Production Company : Must A Fire Produser : Vanessa Claudia
Project Title : Katarsis Sutradara : Dicka Novan Trya
Durasi : 20 Menit Penulis Naskah : Wirantya Kestriati
Lokasi : Gudang Sarinah
Tanggal : Selasa, 23 Mei 2017
Tabel III.6
KETERANGAN TERJADWAL TERLAKSANA
8” Crew Call 06.00 07.00
Makan Pagi 08.00 09.00
Makan Siang 12.00 12.30
Makan Malam 22.00 22.00
PORSI CATERING DIPESAN/DIBELI REALISASI
Makan Pagi Dibeli -
Makan Siang Dibeli 26 Bungkus
Makan Malam Dibeli 17 Bungkus
73
Lokasi : Padang Ilalang
Tanggal : Rabu, 24 Mei 2017
KETERANGAN TERJADWAL TERLAKSANA
5” Crew Call 13.00 14.00
Makan Malam 19.30 19.40
PORSI CATERING DIPESAN/DIBELI REALISASI
Makan Malam Dibeli 18 Bungkus
Lokasi : Rumah Jerry
Tanggal : 25 Mei 2017
KETERANGAN TERJADWAL TERLAKSANA
8” Crew Call 06.00 07.00
Makan Siang 12.00 12.30
Makan Malam 18.00 18.15
PORSI CATERING DIPESAN/DIBELI REALISASI
Makan Siang Dibeli -
Makan Malam Dibeli 18 Bungkus
69
3.2 Proses Kerja Sutradara
Dalam proses pembuatan program drama film televisi “KATARSIS” ini penulis
bertugas sebagai sutradara.
Menurut Naratama (2013:16) :
Sutradara Televisi adalah seseorang yang menyutradarai program acara televisi
yang terlibat dalam proses kreatif dari pra hingga pascaproduksi, baik untuk
drama maupun nondrama dengan lokasi di studio (indoor) maupun alam
(outdoor), dan menggunakan sistem produksi single dan/atau multi-camera.
Penulis bertugas mengembangkan sebuah ide cerita dari seorang penulis naskah
kedalam bentuk karya audio visual. Setelah itu penulis naskah memberikan ide cerita
kepada penulis, kemudian penulis membedah skenario ke dalam: director’s treatment,
shot list, storyboard, floor plan, breakdown sheet, dan proses kreatif pendukung lainnya
seperti: casting talent, reading dan rehearsal. Director treatment yaitu konsep kreatif
sutradara tentang arahan gaya pengambilan gambar. Shot list, yaitu uraian arah
pengambilan gambar dari tiap adegan.
Storyboard yaitu rangkaian gambar menyerupai komik yang memuat informasi
tentang ruang dan tata letak pemeran (blocking) yang nantinya akan direkam menjadi
sebuah drama televisi. Setelah itu penulis membuat sketsa sebuah ruang yang tampak
dari atas berisi uraian bloking kamera, lighting, pemain, set property dan lain
sebagainya yang disebut dengan floor plan. Bagus atau jeleknya hasil sebuah drama
film televisi ini adalah tanggung jawab seorang penulis, disini penulis merupakan
seorang yang memegang jabatan tertinggi dilapangan dan bertanggung jawab atas
segala aspek kreatif.
70
Dalam proses pembuatan drama film televisi “KATARSIS” ini, penulis selalu
berdiskusi dengan crew ketika akan mengambil keputusan, tujuannya adalah supaya
penulis tidak dianggap egois, karena bagaimanapun sebuah drama televisi ini tercipta
atas campur tangan semua crew.
Sutradara atau Director adalah karyawan dalam sebuah produksi drama
televisi/film yang memegang tanggung jawab tertinggi terhadap aspek kreatif,
baik yang bersifat penafsiran maupun teknik pada pembuatan drama/film.
Disamping mengatur dalam permainan dalam acting berdialog, ia juga
menetapkan posisi kamera, suara, prinsip penata cahaya, segala “bumbu” yang
mempunyai efek dalam penciptaan dan pencintraan film secara utuh. Dan
biasanya seorang sutradara itu terlibat dari praproduksi-produksi-pascaproduksi.
Naratama dalam Mabruri KN (2013:31).
Hal yang paling penting yang harus di miliki penulis disini adalah mempunyai
jiwa kepemimpinan karena penulis merupakan panutan dari segala proses pembuatan
karya film, semua crew dalam proses pembuatan drama televisi “KATARSIS” ini
bergantung kepada penulis. Selain itu penulis juga harus menguasai isi skenario secara
menyeluruh agar drama televisi “KATARSIS” yang dibuat benar-benar matang dan
sesuai harapan semua crew.
Dalam sebuah produksi drama film televisi “KATARSIS” ini tentunya penulis
bersama crew mengharapkan semua proses berjalan lancar, dan tidak ada hambatan baik
dari segi cuaca, kesehatan pemain, dan juga kesehatan crew. Namun pada kenyataanya
kadang-kadang penulis tidak bisa menahan cuaca yang tiba-tiba berubah, atau pemain
yang tidak bisa bermain karena sakit mendadak, sedangkan pengambilan scene harus
dilakukan pada hari itu, atau misalnya tentang izin lokasi yang tiba-tiba dibatalkan
secara sepihak karena adanya sesuatu.
71
Peran penulis harus bisa mengatasi segala kemungkinan tersebut, penulis harus
berfikir cermat dan cepat untuk mencari opsi lain agar proses shooting tetap berjalan
dan tidak tertunda. Semua hal seperti ini akan bisa diatasi oleh penulis, jika penulis
memahami keseluruhan isi skenario.
Hal yang perlu diperhatikan bagi semua crew yaitu tentang penguasaan konsep,
karena sewaktu-waktu dapat berubah dikarenakan adanya penambahan atau
pengurangan isi cerita. Hal itu harus seringkali dilakukan dan diputuskan dalam
waktu singkat. Misalnya saja tiba-tiba izin lokasi secara sepihak dibatalkan oleh
pemilik lokasi sehingga harus pindah ke lokasi baru. Pemain yang sudah
dikontrak tiba-tiba mengalami kecelakaan dan tidak bisa melanjutkan shoting.
Dengan menguasai skenario yang menyeluruh itu, sutradara akan selalu siap
menghadapi segala kemungkinan yang terjadi dilokasi/lapangan. Hal ini
diungkapkan oleh Saroengallo (2008:34).
3.2.1. Praproduksi
Menurut Morissan (2008:309) “Tahapan praproduksi atau perencanaan adalah
semua kegiatan mulai dari pembentukan crew, pembahasan ide (gagasan) awal sampai
dengan pelaksanaan pengambilan gambar (shooting)”.
Sebelum penulis memproduksi drama televisi “KATARSIS”, hal yang penulis
lakukan adalah melakukan kegiatan praproduksi yaitu mencari ide-ide kreatif untuk
membuat program drama “KATARSIS”. Pada saat kegiatan praproduksi, penulis harus
sering berkomunikasi dengan produser dan juga penulis naskah. Proses praproduksi
disini adalah segala bentuk persiapan yang penulis bersama crew lakukan.
Dalam tahap praproduksi penulis melakukan pengkajian terhadap ide cerita dan
naskah yang diberikan oleh penulis naskah, selain itu penulis bersama crew juga
melakukan casting untuk mencari calon pemeran yang sesuai dengan tokoh yang ada
dalam naskah. Selain itu dalam proses praproduksi juga penulis bersama crew
72
membahas mengenai masalah teknik dan juga jadwal produksi. Tahap ini kami lakukan
berdasarkan apa yang dikatakan naratama.
Menurut Naratama (2006:97) “Pada tahap ini konsep acara harus dikaji secara
matang baik dari segi kreatif, lokasi, casting pemain, masalah teknik hingga ke urusan
jadwal produksi”.
Beberapa tahapan praproduksi untuk seorang sutradara Menurut Sarumpaet dkk
(2008:63-65)
1. Interprestasi skenario/Script converence
a. Sutradara melakukan analisa skenario yang menyangkut isi cerita, struktur
dramatika, penyajian informasi, dan semua hal yang berhubungan dengan estetika
dan tujuan artistik di dalam film tersebut.
b. Analisa yang dilakukan sutradara didiskusikan kepada semua kepala departemen
(tim inti), kemudian merumuskan konsep penyutradaraan untuk konsep film
tersebut.
2. Pemilihan Kru Produksi
Sutradara dan Produser memilih dan menentukan kru yang akan terlibat didalam
produksi film sesuai dengan apa yang dikuasai.
3. Casting
Sutradara menentukan terhadap pemain utama dan pemain pendukung. Proses
tersebut biasanya dibantu oleh asisten sutradara dan casting director. Penulis melakukan
casting dengan cara memilih beberapa talent yang mempunyai ilmu bela diri sesuai
dengan konsep cerita yang ada. Hal ini dilakukan agar dalam produksi dapat
73
mengurangi hal-hal yang tidak di inginkan, contohnya cedera saat proses syuting. Untuk
pemeran pendukung, penulis melakukan casting dengan teknik penyesuain karakter
yang dibutuhkan.
4. Latihan/rehearsel
a. Kepada pemain utama sutradara menyampaikan visi dan misinya terhadap
penokohan yang ada di dalam skenario. Lalu mendiskusikannya dengan tujuan
untuk membangun kesamaan persepsi karakter tokoh antar sutradara dan pemain
utama. Agar hasil dalam produksi dapat maksimal, penulis melakukan simulasi
untuk scene perkelahian.
b. Sutradara melakukuan pembacaan skenario (reading) bersama seluruh pemain
untuk membaca bagian dari dialog dan action masing-masing pemain.
c. Sutradara melakukan latihan pemeranan dengan pemain utama.
d. Sutradara melakukan evaluasi terhadap hasil latihan pemeranan yang direkam
sebelumnya.
5. Hunting
a. Sutradara melakukan pengarahan kepada team hunting lokasi bersama dengan
penata fotografi/vidiografi, penata artistik, asisten sutradara dan manajer produksi.
b. Sutradara menentukan lokasi berdasarkan hunting tersebut, setelah berdiskusi
yang melibatkan penata fotografi/vidiografi, penata artistik dan penata suara.
c. Sutradara memastikan lokasi berdasarkan semua aspek teknik.
6. Perencanaan shot dan blocking/planing coverage dan staging.
a. Sutradra melalui diskusi dengan penata fotografi/vidiografi merumuskan dan
menyusun director’s treatment shot pada scene yang ada dalam skenario.
74
b. Sutradara membuat ilustrasi staging pemain dan peletakan kamera kedalam
bentuk floorplan setelah berdiskusi dengan pengarah fotografi.
c. Sutradara bersama pengarah fotografi membuat storyboard dibantu oleh story
board artist.
7. Final Praproduksi
Sutradra melakukan diskusi/evaluasi bersama dengan kru produksi dan pemain
utama untuk persiapan shooting menyangkut teknik penyutradaraan dan juga artistik.
Penulis menyimpulkan bahwa proses praproduksi sangatlah penting untuk sebuah
pembuatan suatu karya, dan untuk kelancaran ketika sedang produksi hingga
pascaproduksi, karena disinilah segala sesuatu dipersiapkan untuk menuangkan sebuah
tulisan menjadi bentuk audio visual. Ketika proses ini bukan hanya seorang produser
saja yang aktif namun penulis sebagai sutradara juga ikut andil dalam praproduksi, yang
mana sutradara dan asistennya membreakdown sebuah sekenario yang sudah final draft
dari penulis untuk mempermudah pekerjaan dari segi teknis dan non teknis.
Selain itu proses praproduksi juga banyak sekali tahapan-tahapan yang harus
dilakukan oleh penulis bersama crew dalam proses praproduksi semua tahapan-tahapan
harus dilakukan dengan sungguh-sungguh agar ketika proses shooting sudah tidak
terlalu banyak perdebatan antar sesama crew produksi. Selain itu jika semua tahapan
praproduksi ini dilakukan maka besar kemungkinan hasil akhir dari produksi film ini
akan sesuai dengan keinginan dan memakan waktu shooting yang efektif.
3.2.2. Produksi
Setelah melakukan proses praproduksi yang sangat panjang akhirnya penulis
beserta crew melakukan produksi, Menurut Nugroho (2014:108) “Yang dimaksud
75
dengan produksi ialah pelaksanaan pengubahan bentuk naskah menjadi bentuk auditif
dan visual sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku bagi pertelevisian.” Dalam
pelaksanaan produksi drama televisi “KATARSIS” memerlukan waktu tiga hari. Yang
dimana dalam waktu 3 hari tersebut digunakan untuk pengambilan shoot yang berlokasi
di indoor maupun outdoor.
Pada tahap produksi, penulis menduduki posisi tertinggi dalam memimpin
pembuatan drama televisi tentang bagaimana gambar yang harus tampak oleh penonton.
Tanggung jawabnya meliputi aspek-aspek kreatif, baik interpretatif maupun teknis dari
sebuah produksi drama televisi. Selain mengatur laku di depan kamera dan
mengarahkan akting serta dialog, penulis juga mengontrol posisi kamera beserta gerak
kamera, suara, pencahayaan, di samping hal-hal lain yang menyumbang kepada hasil
akhir sebuah film.
Menurut Widagdo (2007:37) Mengarahkan acting adalah bagian yang tak
terpisahkan dalam pembuatan film, terutama bagi sang sutradara. Sutradara harus
menguasai dan memahami segala hal tentang film yang sedang digarapnya dengan
benar, termasuk hal kecil yang sangat vital, yaitu property dan make up. Selain
visual, suara (sound) juga harus dijaga kualitasnya. Biasanya, gambaran imajinasi
hasil akhir film sudah matang dalam benak sutradara.
Selain mengembangkan naskah dan mengarahkan acting pemain, penulis juga
harus memperhatikan hal-hal lain yang perlu dilakukan ketika sedang produksi drama
televisi “KATARSIS”.
Hal-hal yang dilakukan oleh seorang sutradara ketika produksi menurut
Sarumpaet dkk. (2008:65-66)
76
1. Berdasarkan breakdown shooting, sutradara menjelaskan adegannya kepada asisten
sutradara dan kru utama lainnya perihal urutan shot yang akan diambil (take).
2. Mengkoordinasikan kepada asisten sutradara untuk melakukan latihan blocking
pemain yang disesuaikan dengan blocking kamera.
3. Sutradara memberikan pengarahan kepada pemain apabila dirasakan kurang
memuaskan dalam aktingnya.
4. Sutradara mengambil keputusan yang cepat dan tepat dalam wilayah kreatif apabila
ada persoalan dilapangan.
5. Melihat hasil rush copy hasil shooting hari pertama.
Penulis menyimpulkan bahwa produksi drama televisi “KATARSIS” ini adalah
sebuah proses perubahan dari suatu bentuk tulisan naskah menjadi karya audio-visual,
selain itu penulis juga harus memperhatikan hal-hal yang perlu dilakukan ketika
produksi, hal ini bertujuan agar proses produksi dilapangan berjalan dengan lancar.
Sebuah produksi drama televisi harus dipersiapkan secara matang, supaya waktu yang
digunakan ketika shooting efektif.
Ketika produksi berjalan penulis harus pandai mengarahkan pemain ketika
beradegan, seorang pemain harus beradegan sesuai dengan apa yang di inginkan oleh
penulis sesuai dengan skenario, oleh sebab itu penulis dituntut untuk menguasai dan
memahami maksud dan isi skenario.
3.2.3. Pascaproduksi
Menurut Morissan (2008:310) “Tahapan pasca produksi adalah semua kegiatan
setelah pengambilan gambar sampai materi itu dinyatakan selesai dan kemudian siap
disiarkan atau diputar hasil produksi (evaluasi gambar)”.
77
Proses pascaproduksi adalah rangkaian selanjutnya dari proses produksi drama
televisi “KATARSIS”, disinilah penulis bersama crew memulai untuk mengevaluasi
hasil saat produksi. Ada beberapa tahapan di pascaproduksi ini, salah satunya adalah
mengcapture, menyeleksi gambar, dan tahap selanjutnya adalah menyunting potongan
gambar hingga menjadi potongan gambar yang utuh. Di proses editing ini dibagi
menjadi dua yaitu offline dan online.
Offline editing yaitu merangkai alur konsep tersebut menjadi sesuatu yang
tersusun rapih namun masih kasar atau belum menggunakan efek-efek tertentu,
sedangkan online editing adalah penyuntingan gambar dengan menambahkan efek-efek
gambar agar bernuansa lebih bagus. Pada saat mengerjakan kedua tahapan ini seorang
penyunting gambar didampingi oleh penulis sebagai sutradara untuk menyusun gambar
tersebut hingga menjadi sebuah drama televisi. Pada saat tahapan ini seorang produser
dan penulis naskah juga dibutuhkan kehadirannya.
Menurut Widagdo (2007:38) “bila ada catatan khusus dari laboratorium atau
editor, sutradara mengevaluasi hasil shooting/materi editing. Melihat dan
mendiskusikan dengan editor hasil rough cut dan fine cut.Melakukan evaluasi
tahap akhir dan berdiskusi dengan penata musik perihal ilustrasi musik yang telah
dibuat konsepnya terlebih dahulu pada saat pra produksi. Melakukan evaluasi
terhadap preview hasil mixing, berdasarkan konsep suara yang telah ditentukan
pada saat pra produksi. Sutradara melakukan supervisi/koreksi warna gambar di
laboratorium/studio berdasarkan konsep warna yang telah ditentukan pada saat pra
produksi, setelah berdiskusi dengan produser dan penata fotografi.
Ketika produksi telah selesai, bukan berati penulis tugasnya juga selesai, Selain
berperan ketika produksi penulis juga berperan penting ketika pasca produksi, ada
beberapa hal yang harus dilakukan oleh penulis ketika pasca produksi.
Menurut Sarumpaet dkk (2008:66) hal-hal yang perlu dilakukan oleh seorang
sutradara pada saat pasca produksi adalah :
78
1. Bila ada catatan khusus dari laboratorium atau penyunting gambar, sutradara
mengevaluasi hasil shooting / materi editing.
2. Melihat dan mendiskusikan dengan penyunting gambar hasil rough cut dan fine cut.
3. Melakukan evaluasi tahap akhir dan berdiskusi dengan penata musik perihal ilustrasi
musik yang telah dibuat konsepnya terlebih dahulu pada saat praproduksi.
4. Melakukan evaluasi terhadap preview hasil mixing, berdasarkan konsep suara yang
telah ditentukan pada saat praproduksi.
5. Sutradara melakukan supervisi/koreksi warna gambar dilaboratorium/studio
berdasarkan konsep warna yang telah ditentukan pada saat praproduksi, setelah
berdiskusi dengan produser dan penata fotografi.
Penulis menyimpulkan bahwa seorang sutradara juga berperan penting dalam
tahap editing, bisa diibaratkan penyunting gambar adalah mobil, sutradara adalah
supirnya jadi apa yang dikerjakan penyunting gambar adalah berdasarkan arahan dari
sutradara. Penulis mengarahkan penyunting gambar ketika editing sesuai dengan apa
yang direncanakan ketika praproduksi, penulis mendampingi penyunting gambar
semata-mata supaya apa yang di lakukan oleh penyunting gambar tidak keluar dari apa
yang telah di konsep sebelumnya oleh penulis beserta crew.
3.2.4. Peran dan Tanggung Jawab Sutradara
Menurut Naratama (2006:4) Sutradara televisi adalah sutradara yang all in alias
harus bisa menguasai berbagai persoalan luar dalam, baik teknins maupun non
teknis.” Sutradara televisi adalah sebutan bagi seorang yang mempunyai profesi
menyutradarai program acara televisi baik drama maupun nondrama, dalam
produksi single maupun Multi Camera.
Dari kutipan diatas penulis menyimpulkan bahwa dalam proses pembuatan drama
televisi “KATARSIS”, penulis harus bisa dalam segala hal yang berkaitan dengan
79
proses pembuatan film, hal ini dikarenakan jabatan penulis adalah jabatan tertinggi
dilapangan, jadi penulis harus bisa menangani segala masalah yang ada, baik ketika
praproduksi, produksi hingga pasca produksi.
Pemahaman tentang peran dan tanggung jawab seorang sutradara sangat
kompleks, kajian menurut Naratama (2013:28-46) adalah sebagai berikut :
1. Sutradara sebagai Pemimpin
Dalam memimpin sebuah produksi yang terdiri dari berbagai macam latar belakang
kru, kadang kala Anda harus bersikap rendah hati dan menghargai orang-orang yang
bekerja sama dengan kita. Apabila anda berlaku benar maka bersikaplah dengan benar,
namun apabila anda melakukan kesalahan, jangan ragu untuk meminta maaf kepada tim
agar mereka menyadari bahwa Anda adalah manusia biasa.
2. Sutradara sebagai Seniman
Sebagai kreator yang bertanggung jawab terhadap karya akhir, seorang sutradara
dituntut untuk menjadi seorang seniman yang mempunyai cita rasa tinggi tentang suatu
nilai kesenian dan kebudayaan.Pemahaman atas estetika dasar terhadap seni rupa
sebagai kebutuhan utama, selain wawasan dan pengetahuan secara umum. Kecintaan
akan suatu budaya adalah faktor yang akan menyentuh setiap sendi-sendi imajinasi seni
visual, baik dalam bentuk dramatik maupun nondramatik.
3. Sutradara sebagai Pengamat Program dan Pemasaran Televisi
Sutradara tidak hanya dituntut untuk berkreasi, tetapi juga dituntut untuk menjadi
pengamat yang mengerti kondisi dan kebutuhan stasiun televisi, sponsor, dan
80
penonton.Disinilah seorang sutradara harus kreatif mencari kesinambungan antara
idealisme dan kebutuhan komersial. Ada tiga bekal agar dapat berperan menjadi
sutradara sebagai pengamat pemasaran televisi, yaitu pengetahuan tentang broadcast
televisi dan periklanan, kemampuan menganalisis penonton, dan wawasan tentang
budaya penonton.
4. Sutradara sebagai Penasihat Teknik
Dalam pelaksanaan produksi terdapat persoalan-persoalan teknis yang berhubungan
antara satu dengan yang lainnya, sutradara sebagai penanggung jawab akhir karya visual
harus dapat mengambil keputusan dengan menganalisis persoalan terlebih dahulu.
Kemampuan teknik sutradara harus didukung dengan pengetahuan dan wawasan
broadcast yang memadai, mulai dari unsur video, unsur audio, unsur tata cahaya, hingga
unsur peralatan editing untuk pasca produksi.
Penulis menyimpulkan bahwa seorang sutradara televisi harus bisa dalam segala
hal dari segi teknis dan non teknis, serta dapat mengatasi persoalan yang ada dilapangan
ketika sedang produksi, karena bagaimanapun seorang sutradara adalah seorang
pemimpin dilapangan.
Penulis mempunyai jabatan tertinggi dilapangan pada saat proses pembuatan
drama televisi “KATARSIS”, sebagai pimpinan tertinggi penulis dituntut harus bisa
berkomuikasi dengan baik kepada semua crew dan talent, sehingga akan tercipta
suasana yang harmonis dilapangan ketika saat produksi berjalan. Komunikasi yang baik
dan lancar secara tidak langsung mempengaruhi gairah para crew dan pemain untuk
81
lebih menggali kreatifitas dan mengeluarkan secara maksimal kemampuan yang mereka
punya.
Jika penulis berhasil memancing kreatifitas terhadap semua divisi dan pemain
maka disinilah keberhasilan seorang penulis dalam memimpin dilapangan. Penulis juga
bisa disebut sukses jika kegiatan produksi dilapangan berlangsung sesuai apa yang
direncanakan ditahap praproduksi.
Dalam drama televisi “KATARSIS” penulis mempunyai tanggung jawab besar
dari hasil film yang telah diproduksi, baik dari segi audio dan visual. Dan sebagai
pimpinan tertinggi saat produksi kreatif penulis harus juga bisa berkomunikasi dengan
baik kepada semua crew dan pemainnya. Agar terciptanya keharmonisan dalam sebuah
produksi dan tidak menutup kemungkinan akan merangsang suatu kreatifitas dalam
bekerja.
Selain itu penulis juga harus mempunyai jiwa kepemimpinan atau leadership agar
bisa menciptakan hasil karya yang dinginkan. Sutradara juga harus memposisikan
dirinya sebagai seniman, agar dia selalu berpikir untuk melakukan hal-kal kreatif dalam
memproduksi film. Apabila hal ini dapat terlaksana, maka disitulah keberhasilan
seorang penulis dilapangan.
3.2.5. Proses Penciptaan Karya
Dalam proses penciptaan karya drama televisi “KATARSIS”, penulis sebagai
Sutradara melakukan beberapa tahapan sebelum melakukan produksi, diantaranya:
a. Konsep Kreatif
82
1) Casting
Sebelum melakukan produksi penulis dan crew melakukan pencarian pemain
utama atau yang disebut dengan casting, tujuannya adalah menemukan pemain
yang sesuai dengan isi cerita yang telah dibuat oleh penulis naskah.
Menurut Zoebazary (2010:44) Casting adalah proses pemilihan pemain sesuai
dengan karakter dan peran yang diperlukan oleh cerita. Pekerjaan ini menjadi
tanggung jawab dari casting departement, tetapi biasanya sutradara terlibat penuh
dalam proses ini. Rencana casting biasanya telah diumumkan sebelumnya kepada
publik atau agen sehingga para aktor dapat mempelajari sekenario lalu
mempersiapkan adegan yang akan ditampilkan untuk dinilai. Sutradara
menentukan terhadap pemain utama dan pemain pendukung. Proses tersebut
biasanya dibantu oleh asisten sutradara dan casting director.
Dalam hal pencarian pemain utama atau casting yang dilakukan oleh penulis, ada
beberapa metode yang digunakan, Hal ini berdasarkan apa yang diungkapkan oleh
Rahmawati dkk (2011:91-92) :
a) Casting by Ability
Berdasarkan yang terpandai dan terbaik dipilih untuk peran yang
penting/utama dan kesulitan yang tinggi. Dan yang memiliki ilmu bela diri
untuk beberapa peran.
b) Casting to Emotional Temperament
Memilih seorang pemain berdasarkan hasil observasi hidup pribadinya.
Karena mempunyai banyak kesamaan atau kecocokan dengan peran yang
dipegangnya (kesamaan emosi, temperament, kebiasaan, dan sebagainya).
c) Casting to Type
83
Pemilihan pemain berdasarkan kecocokan fisik si pemain (tinggi badan,
berat badan, bentuk tubuh dan sebagainya).
d) Anti Type Casting
Pemilihan yang bertentangan dengan watak atau fisik, ini menentang
keumuman jenis perwatakan manusia secara konvensional sering disebut
education casting.
e) Therapeutic Casting
Menentukan seorang pemain atau pelaku yang bertentangan dengan watak
aslinya dengan maksud dan tujuan untuk menyembuhkan atau mengurangi
ketidakseimbangan jiwanya.
Dalam pembuatan drama televisi “KATARSIS” penulis melakukan casting
berdasarkan casting to type atau Pemilihan pemain berdasarkan kecocokan fisik si
pemain (tinggi badan, berat badan, bentuk tubuh dan sebagainya). Alasan penulis
melakukan casting berdasarkan fisik karena film yang penulis buat bergenre romance
sehingga penulis menganggap bahwa pemain yang mempunyai fisik bagus akan
menjadi daya tarik tersendiri di film ini.
2) Shot
Dalam konsep pengambilan gambar di film ini penulis menggunakan teknik
longshot untuk mengambil adegan dari jarak jauh, seperti ketika tokoh utama
berkelahi dengan para musuhnya. Penulis juga mengambil close up untuk
mengambil ekspresi tokoh. Dengan sentuhan slider penulis akan memberikan shot
yang cantik sebagai bumbu di film ini agar terlihat lebih menarik gambarnya.
84
Pengambilan long take juga dilakukan untuk membuat gambar lebih menarik dan
berbeda.
3) Directing
Dalam Proses penyutradaraan di film ini penulis membebaskan pemain untuk
beradegan, selama itu tidak terlalu jauh keluar dari alur cerita.
4) Analisa mise en scene
Pada adegan di scene pertama, menampilkan adegan perkelahian didalam
mobil antara aktor utama dengan para musuhnya. Kelanjutan dari scene tersebut
akan digunakan lagi dalam scene akhir.
Sedangkan untuk memperkenalkan siapa tokoh utama ditunjukan di scene 2
hingga ketika tokoh utama sedang menjalani aktivitas sehari-harinya.
Karakter Jerry adalah seorang anak tunggal dari salah satu pemimpin sebuah
instansi kepemrintahan yang mempunyai sifat pendiam, tenang namun dapat
diandalkan untuk memecahkan berbagai macam masalah.
Secara keseluruhan dari film ini kostum yang digunakan oleh pemainnya adalah
kostum ditahun 2017, tata artistik nya juga menggambarkan karakter tokoh
masing-masing.
b. Konsep Produksi
Dalam proses pembuatan drama televisi “KATARSIS”, terlebih dahulu penulis
sebagai sutradara melakukan briefing singkat mengenai hal-hal apa saja yang harus
diperhatikan ketika shooting, dalam hal ini penulis sebagai sutradara menjelaskan
catatan mengenai scene manakah yang perlu diambil terlebih dahulu kepada crew dan
khususnya kepada penata kamera.
85
Penulis berperan mengarahkan akting dalam pembuatan drama televisi. Pada
scene-scene yang membutuhkan emosi yang cukup dalam, penulis lebih menekankan
kepada psikologis pemain agar lebih mendalami. Secara umum penulis harus menguasai
dan memahami segala hal tentang drama televisi yang digarapnya dengan benar,
termasuk hal kecil yang sangat vital, yaitu property dan make up. Tata rias sangat
berpengaruh terhadap tampilan pemain pada saat pengambilan gambar. Selain visual,
penulis juga menentukan adegan mana yang menggunakan original sound dan adegan
mana yang akan diilustrasikan dengan special sound effect.
Penulis juga mewaspadai kendala dan hambatan yang mungkin terjadi, seperti
memiliki alternatif rencana sebagai strategi jika plan A tidak berjalan dengan
menyediakan plan B dan seterusnya agar produksi tidak berhenti hanya karena beberapa
kendala kecil saja. Penulis harus yakin dengan kemampuannya mengatasi keadaan di
lapangan.
Sementara itu ketika proses shooting berjalan penulis juga membawa storyboard
dan shooting list untuk acuan pengambilan gambar oleh penata kamera, hal ini
dilakukan agar gambar yang diambil sesuai dengan apa yang telah dibuat oleh penulis
dalam shooting list dan stroyboard, penggunaan storyboard dan shooting list disini juga
berfungsi agar waktu shooting lebih efisien.
c. Konsep Teknis
Sebagai sutradara penulis harus memperhatikan dengan detail, apa saja yang
menjadi kebutuhan dalam memproduksi drama televisi “KATARSIS”, mulai dari alat
86
yang digunakan, serta segala property yang digunakan dalam drama televisi
“KATARSIS”
Dalam produksi drama televisi “KATARSIS” adalah menggunakan singlecam
dengan menggunakan kamera SONY PXW FS-5 untuk pengambilan gambarnya.
Alasannya adalah karena kamera Sony PXW FS-5 mempunyai ukuran yang tidak terlelu
besar sehingga mempermudahkan dalam pengambilan gambar yang menggunakan
handheld. Serta kamera tersebut sudah mempunyai sensor full frame sehingga tampilan
visual yang akan didapat lebih maksimal. Sedangkan untuk pengambilan suara penulis
menggunakan Sennheiser MKH 60, Zoom h4n, Zoom h1n dan Wireless Clip On BOYA
WM8 karena menurut penulis suara yang dihasilkan dari alat ini lumayan bagus, dan
cocok untuk digunakan ketika mengambil gambar di outdoor. Dan juga penulis
mempunyai konsep suara dengan menggabungkan tiga ouput suara menjadi satu agar
menampilkan efek suara 3 dimensi. Kemudian untuk cahaya penulis menggunakan
kinoflo, redhead dan LED daylight portable karena cahaya yang dihasilkan lumayan
terang. Untuk mempercantik visual penulis menggunakan slider, Jimmy Jib, Glidecam
HD 2000 untuk pengambilan gambarnya.
3.2.6. Kendala Produksi dan Solusinya.
Dalam tahap produksi drama televisi “KATARSIS” penulis menemukan
beberapa kendala serta solusi yang sudah didiskusikan bersama crew.
Kendala : Ide cerita yang berubah-ubah membuat lambatnya penyelesaian lembar
kerja.
87
Solusi : Semua Tim bekerja sama membantu penulis dalam menyelesaikan
naskah.
Kendala : Pencarian pemain yang sangat sulit karena tidak jelasnya lokasi casting
dan membutuhkan talent yang banyak.
Solusi : Menentukan tempat casting di tempat tinggal kami dan melalui hasil
video via handphone.
Kendala : Jadwal shooting dihari pertama mundur beberapa jam dikarenakan
keterlambatan beberapa talent.
Solusi : Menunggu talent datang semua.
Kendala : Perubahan lokasi shooting secara tiba-tiba.
Solusi : Mencari opsi lain dan segera mencari lokasi baru yang akan diperguna
69
3.2.7. Lembar Kerja Sutradara
CASTING LIST
Production Company : Must A Fire Produser : Vanessa Claudia
Project Title : Katarsis Penulis Naskah : Wiratya Kestriati
Durasi : 20 Menit Sutradara : Dicka Novan T
Tabel III.7
No Tokoh Karakter Talent
1 Nama di Naskah Sifat Fisik Calon Pemeran Contact Person
2 Jerry Pendiam, idealis, pemikir
dan disiplin.
Tinggi 170cm,
55-60kg, badan
proposional, putih,
berambut pendek.
Mohammad M
Mardiansyah
089604164401
3 Sofyan Baik, bijaksana, Tinggi 165-170 Revie A Van 082111811539
70
penyabar. cm, Berat badan
55-60kg,
proporsional, sawo
matang, berambut
pendek.
Harling
4 Tony Baik, kurang tegas,
pendiam.
Tinggi 160-168
cm, berat badan
70-80 kg,
berbadan gemuk,
sawo matang,
berambut pendek.
Wijaya Kasta
Utama
08137592519
5 Khan Licik, tamak, keras. Tinggi 160-168
cm, berat badan
70-80 kg,
Matrojih 08127392001
71
berbadan gemuk,
sawo matang,
berambut pendek.
6 Ahmad Baik, tegas, bijaksan,
humoris.
Tinggi 160-168
cm, berat badan
70-80 kg,
berbadan agak
gemuk, sawo
matang, berambut
pendek.
Murdin 085780251467
7 Fatimah Keibuan, agak cerewet,
baik.
Tinggi 155-160
cm, berat badan
45-55 kg, kurus,
sawo matang,
berjilbab.
Wilia Novianty
Mala
085920546084
72
8 Dahlia Pendiam, pemalu. Tinggi 150-160
cm, berat badan
45-55 kg, kurus,
putih, berjilbab.
Vanessa Claudia 08128706122
9 Hitman 1 Bengis, keras. Tinggi 168-175
cm, berat badan
60-80 kg,
berbadan tegap,
berkulit gelap,
berambut pendek.
Ibrahim Umar
Wungunbelen
081287430543
10 Hitman 2 Bengis, keras. Tinggi 165-170
cm, berat badan
50-70 kg,
proporsional,
berkuliat gelap,
Zulyadaen 089673650723
73
berambut pendek.
11 Hitman 3 Bengis, keras. Tinggi 168-175
cm, berat badan
80-90 cm,
berbadan gemuk,
sawo matang,
berambut cepak.
Jabbar Siddiq 085817782311
12 Hitman 4 Bengis, keras. Tinggi 168-175
cm, berat badan
60-80 kg, agak
gemuk, sawo
matang, berambut
pendek.
Erza Okta 089664045900
13 Hitman 5 Bengis, keras. Tinggi 168-175
cm, berat badan
Ayatullah
Khomeni
081284140494
74
60-80 kg,
berbadan tegap,
putih, berambut
pendek.
14 Hitman 6 Bengis, keras. Tinggi 168-175
cm, berat badan
60-80 kg, agak
kurus, sawo
matang, berambut
pendek.
Chandra Yoga
Swara
081281856620
15 Gandhi Tegas, Disiplin. Tinggi 168-175
cm, berat badan
70-90 kg,
berbadan gemuk,
sawo matang,
Kevin Kashinky 08572005671
75
berambut agak
panjang,
berjenggot.
16 Istri Gandhi Keibuan, baik. Tinggi 160-
168cm,berat badan
45-55 cm, putih,
rambut sebahu.
Wirantya Kestriati 085714921446
17 Anak Gandhi Pendiam. Tinggi 130-140
cm, berat badan
20-30 kg, putih,
berambut panjang.
Zahra Nur Dini
Adilah
-
19 4 Polisi Tegas, disiplin. Tinggi 168-180
cm, berat badan
60-80 kg, sawo
matang, berambut
Al-Ghifari,
Muhammad Fahmi
Zulfikar, Rizal
Isnanto, Ahmad
-
76
pendek. Arfan
20 4 figuran silat Tinggi 165-170
cm, berat badan
50-80 kg, sawo
matang, berambut
pendek.
Syadwiki
Nurzaidhabi, Iyad
Amanullah, Idham
Amrul Husein, Al
Fathih Haikal
Ferdiansyah.
-
21 Wanita seksi Tinggi 160-168
cm, berat badan
45-55 kg.
Berbadan
proporsional,
putih, berambut
sebahu.
Tania Hutapea
Hutagalung
085892212648
21 Penulis Pendiam, pemikir, Tinggi 165-170 Dicka Novan Trya 085716788071
77
disiplin. cm, beratbadan 50-
70 kg, sawo
matang, berambut
panjang.
22 Ibu Jerry Tinggi 160-168
cm, berat badan
45-60 kg, putih,
berambut panjang.
Isanty Maina 081385262744
23 Jerry Kecil Tinggi 130-150
cm, berat badan
30-40 kg, putih,
berambut pendek.
Haris Ramli
Alhifari
-
78
DIRECTOR TREATMENT
Production Company : Must a Fire Produser : Vanessa Claudia
Project Title : Katarsis Penulis Naskah : Wirantya Kestriati
Durasi : 20 Menit Sutradara : Dicka Novan T
Tabel III.8
NO SHOT VISUAL DESCRIPTION AUDIO
SHOT
SIZE
MOVE ANGLE
SCENE 1
1 1 LS Follow Eye level Pengambilan gambar adegan latihan
silat untuk pembukaan film.
Backsound, Atmosphere.
2 2 MS Follow Eye level Detail pengambilan gambar saat latihan
untuk pembukaan film.
Backsound, Atmosphere.
79
3 3 LS Still High
level
Jerry telat untuk memulai latihan
kemudian memasuki barisan.
Jerry :
Assalamu‟alaikum.
Ahmad : Darimana lu?
Jerry : Dari rumah.
Ahmad : Mari dah.
Jerry : Latihan dulu ya
Be.
4 4 MS Follow Eye level Detail Sofyan latihan. Backsound,Voley.
5 5 MS Follow Eye level Detail Jerry latihan. Backsound, Voley.
6 6 LS Follow Eye level Jerry dan Sofyan melakukan uji
tanding.
Backsound, Voley.
7 7 MCU Still Low
level
Detail figuran. Backsound,Voley.
8 8 LS Follow Eye level Jerry dan Sofyan melakukan uji
tanding.
Backsound, Voley.
80
SCENE 2
9 1 LS Handheld Eye level Fatimah memanggil Dahlia untuk
membawakan makanan dan minuman
untuk Jerry, Sofyan dan Ahmad.
Fatimah : Dahlia kuenya
mana nih, Dahlia.
Dahlia : Iya Nyak.
Adanya gorengan Nyak,
ngga ada kue.
10 2 MS Still Eye level Dahlia menyuguhkan makanan. Mereka mulai
bencengkrama.
11 3 CU Follow Eye level Jerry mengambil minuman lalu
bercengkarama dengan Ahmad.
Jerry : Iya Be, Jerry
bakalan latihan terus kok.
Iya Be, Jerry paham.
Terimakasih juga buat
Nyak, Babe udah
ngajarin Jerry silat
bahkan juga diterima di
81
keluarga ini.
Terimakasih.
12 4 CU Follow Eye level Ahmad memberikan nasihat dan
wejangan kepada Jerry.
Ahmad : Jerry, Babeh
punya mau elu latihannya
yang giat lagi. Biar nanti
Insha Allah tambah
mantep ilmuya. Iye, biar
nanti kalo udah jago lu
bias gunain ilmu bela
diri, buat diri lu sama
oranglain. Tapi inget
ilmu bela diri bukan buat
pamer tapi buat
keperluan yang
mendesak. Dan jangan
82
lupa, kekuatan yang
besar punya tanggung
jawab yang besar pula.
Sama-sama gua juga.
13 5 LS Still Eye level Jerry, Sofyan, Ahmad, Fatimah dan
Dahlia bercengkrama.
Backsound,Voley.
SCENE 3
14 1 CU Still Low
level
Jerry membaca buku Atmosphere, Voley.
15 2 MS Still Low
level
Tony mengetuk pintu kamar Jerry
kemudian memintanya untuk makan.
Tony : Jer, makan dulu.
16 3 CU Still Low
level
Jerry menurukan buku dari wajahnya
kemudian merespon permintaan Tony
lalu beranjak.
Jerry : Iya, Yah.
SCENE 4
83
17 1 LS Slide Eye level Jerry sedang menikmati makan
malamnya sembari melihat Ayahnya
yang sedang sibuk berkerja.
Atmosphere, backsound,
Voley.
18 2 CU Still Eye level Detail Jerry yang sedang makan. Atmosphere, backsound,
Voley.
19 3 MCU Still Eye level Detail Tony dengan kesibukannya. Atmosphere, backsound,
Voley.
SCENE 5
20 1 ELS Still Eye level Establish taman. Atmosphere,
backsound,Voley.
SCENE 6
21 1 MS Still High
level
Jerry sedang mengetik. Atmosphere, backsound,
Voley.
22 2 CU Still Eye level Detail mengetik. Atmosphere, backsound,
Voley.
84
23 3 MCU Still High
level
Jerry mendengarkan suara teriakan dari
seorang wanita.
Jerry : Wah, ada yang
ngga beres nih.
24 4 LS Follow Eye level Jerry beranjak kemudian mencari
sumber suara.
Atmosphere, backsound,
Voley.
SCENE 7
25 1 CU Follow Low
level
Detail kaki Jerry. Atmosphere, backsound,
Voley.
26 2 LS Still Eye level Jerry mengintip dari balik tembok.
Untuk melihat adegan eksekusi yang
dilakukan oleh Hitman 5-6.
Atmosphere, backsound,
Voley.
27 3 MS Still Eye level Hitman 6 berjalan menghampiri Jerry. Hitman 6 : Suara apa
tuh?
Hitman 5 : Coba check.
28 4 MCU Follow Eye level Jerry pergi kebalik tembok. Atmosphere, backsound,
Voley.
85
29 5 MS Follow Low
level
Detail kaki Hitman 6. Atmosphere, backsound,
Voley.
30 6 CU Still Eye level Hitman 6 jalan menghampiri. Atmosphere, backsound,
Voley.
31 7 MCU Handheld Eye level Detail Jerry sedang mengumpat. Atmosphere, backsound,
Voley.
32 8 MS Still Eye level Hitman 6 menelpon unit lainnya lalu
pergi.
Hitman 6: Kirim unit D.
33 9 MCU Follow Eye level Jerry pergi kembali untuk melihat
keadaan.
Atmosphere, backsound,
Voley.
34 10 MS Still Low
level
Detail Jerry mengintip. Atmosphere, backsound,
Voley.
35 11 MCU Follow Eye level Jerry memutusan untuk pergi dari
taman.
Atmosphere, backsound,
Voley.
SCENE 8
86
36 1 MCU Follow Eye level Tony sedang menerima telfon disofa
kemudian pergi beranjak.
Backsound, Voley.
37 2 MS Handheld Eye level Jerry berpapasan dengan Tony. Jerry : Yah, mau
kemana?
38 3 MCU Handheld Eye level Jerry meminta waktuTony untuk
berbicara.
Tony : Ayah mau pergi.
Ada urusan penting.
Jerry : Tapi ini juga
penting, Yah.
39 4 MS Follow Eye level Jerry merasa frutasi. Lalu mengambil
sebuah kertas yang terjatuh dilantai,
Backsound, Voley.
SCENE 9
40 1 LS Still Eye level Tony pergi terburu-buru lalu memasuki
mobil.
Backsound, Voley.
41 2 MCU Still Eye level Tony memasuki mobil. Backsound, Voley.
42 3 MS Still Eye level Tony pergi dengan mobilnya. Backsound, Voley.
87
SCENE 10
43 1 MCU Handhel
d
Eye level Jerry memegangi kepalanya karena
merasa cemas. Kemudian menyalakan
televisi dan mengambil berkas yang
sebelumnya ia ambil.
Atmosphere, backsound,
Voley.
44 2 MS Handhel
d
High level Jerry menyalakan televisi. Atmosphere, backsound,
Voley.
45 3 MCU Handhel
d
Eye level Ekspresi Jerry melihat tayangan berita
di televisi.
Atmosphere, Voley.
46 4 MCU Handhel
d
Eye level Jerry memegangi kepalanya karena
merasa cemas. Kemudian menyalakan
televisi dan mengambil berkas yang
sebelumnya ia ambil.
Atmosphere, backsound,
Voley.
SCENE 11
47 1 ELS Still High level Establish padang rumput. Backsound, Voley.
88
SCENE 12
48 1 LS Still Eye level Jerry dan Sofyan bermain motor. Backsound, Voley.
49 2 MS Handhel
d
Eye level Jerry dan Sofyan bermain motor. Backsound, Voley.
50 3 LS Still Eye level Jerry dan Sofyan bermain motor. Backsound, Voley.
51 4 ELS Still High level Jerry dan Sofyan bermain motor. Backsound, Voley.
SCENE 13
52 1 LS Slide Eye level Jerry dan Sofyan memarkirkan
motornya dibawah sebuah pohon.
Backsound, Voley.
53 2 MS Handheld Eye level Jerry dan Sofyan mengobrol dibawah
pohon. Kemudian ada telfon masuk di
handphone Jerry.
Jerry : Gua mau cerita
sama lu nih, Yan.
VO : Diam atau orang
terdekatmu akan mati.
Sofyan : Telfon dari
siapa tuh?
89
54 3 MCU Handheld Eye level Sofyan mengobrol dengan Jerry sambil
meminum air dibotol yang ia bawa.
Sofyan : Cerita apaan?
Gua dengerin, Jer.
Sofyan : Woy, elu
kenapa?
Jerry : Engga, bukan
siapa-siapa kok.
Sofyan : Serius lu?
55 4 MS Still Low level Jerry dan Sofyan pergi beranjak untuk
pulang.
Jerry : Cabut yuk! Gua
ada tugas yang belom
gua selesain.
Sofyan : Cabut?
Jerry : Serius cabut.
Sofyan : Yah kok cabut
sih.
SCENE 14
90
56 1 MS Slide Eye level Hitman 6 mengintip dari balik
pepohonan.
Backsound, Voley.
SCENE 15
57 1 LS Still Eye level Establish rumah Jerry malam. Atmosphere, backsound,
Voley.
SCENE 16
58 1 MS Handheld Eye level Jerry beranjak untuk mengambil foto
Ibunya lalu duduk di tempat tidur.
Atmosphere, backsound,
Voley.
59 2 MCU Still High
level
Detail foto Ibu Jerry. Jerry : Apa kabar ibu
disana?
60 3 CU Handheld Eye level Detail wajah Jerry. Jerry : Aku kangen, Bu.
61 4 MS Handheld Eye level Jerry menaruh foto Ibunya lalu
mengambil handphone. Untuk
mengirimkan sms ke Ayahnya.
Atmosphere, Voley.
62 5 MCU Handheld Low Detail Jerry mengirim sms. Atmosphere, Voley.
91
level
63 6 MCU Handheld Eye level Jerry menelfon Sofyan. VO Sofyan : Sorry Jer
baru keangkat, abis
ngurusin Bokap tadi.
Jerry : Elu gimana?
Tugas udah selesai
belom?
VO Sofyan : Belom Jer,
kayaknya tugas gua
bakalan berantakan deh.
Abis kecelakaan gua.
64 7 CU Handheld Eye level Jerry menelfon Sofyan. Jerry : Ha? Lu
kecelakaan? Kecelakaan
dimana?
VO Sofyan : Tadi sore
92
Jer pas gua nganter
Bokap ngaji, ada aja
emang musibah.
Jerry : Terus sekarang
posisi dimana? Dirumah
atau dirumah sakit?
VO Sofyan : Gua
dirumah, Bokap Cuma
keseleo doang sih.
Dilanjut nanti ya, Bokap
manggil nih.
Jerry : Oh gitu.
65 8 MCU Handheld Eye level Setelah berbicara dengan Sofyan
ditelfon tiba-tiba handphonenya
bergetar.
Atmosphere, Voley.
93
66 9 MS Handheld Eye level Jerry berbicara dengan penelfon
misterius.
Jerry : Mau lu apa? Lu
jangan bawa-bawa orang
terdekat gua.
VO : Itu konskuensi yang
harus anda tanggung, jika
anda buka mulut.
67 10 LS Still High
level
Jerry berbicara dengan penelfon
misterius hingga akhir.
Jerry : Lu kasih gua
alamat. Gua akan kesana
buat nyelesain semua
masalah ini, ngerti.
SCENE 17
68 1 MCU Still Low
level
Wanita seksi menuangkan minuman
kedalam gelas.
Atmosphere, backsound,
Voley.
69 2 CU Still Eye level Khan dan Wanita seksi toss minuman. Wanita seksi : Cheers
dulu dong bos.
94
70 3 MCU Still Eye level Detail wanita seksi minum. Atmosphere, backsound,
Voley.
71 4 MS Still Low
level
Hitman 6 mengambil handphone yang
berada di saku celananya.
Atmosphere, backsound,
Voley.
72 5 MCU-
CU
Handheld Eye level Hitman 6 memberikan handphone
kepada Khan.
Hitman 6 : Permisi Pak,
ada yang harus kita
selesaikan. Siap Pak.
73 6 CU Still Low
level
Khan memberikan kembali
handphonenya.
Khan : Kirimkan 2 unit
untuk besok.
74 7 MS Handheld Eye level Detail wanita sexy sedang minum Atmosphere, backsoumd.
SCENE 18
75 1 ELS Follow Aerial Establish Jerry memasuki are gedung Backsound, Voley.
SCENE 19
76 1 ELS Follow High
level
Jerry datang ke salah satu gedung bekas
sesuai dengan alamat yang diberikan
Atmosphere, backsound,
Voley.
95
penelfon misterius.
77 2 LS Still Eye level Jerry memarkirkan motornya. Atmosphere, backsound,
Voley.
78 3 CU Still Low
level
Detail kaki Jerry setelah memarkirkan
motor
Atmosphere, backsound,
Voley.
79 4 LS Handheld Eye level Jerry menghampiri Hitman 3-4. Atmosphere, backsound,
Voley.
80 5 MS Still Eye level Hitman 3-4 berbicara kepada Jerry. Hitman 3 : Mau ngapain
lu? Ha?
81 6 MCU Still OTS Detail Jerry. Atmosphere, Voley.
82 7 MCU Still Eye level Detail Jerry. Jerry : Saya mau masuk.
83 8 LS Follow Eye level Jerry dan Hitman 3-4 berkelahi. Hitman 4 : Elu ngga
bakal bisa masuk hidup-
hidup.
84 9 MCU Handheld Low Detail Jerry menghabisi Hitman 4. Atmosphere, backsound,
96
level Voley.
85 10 LS Follow Eye level Jerry dn Hitman 4 berkelahi. Atmosphere, backsound,
Voley.
86 11 CU Still Eye level Detail Jerry menghabisi Hitman 4. Atmosphere, backsound,
Voley.
87 12 LS Still Low
level
Jerry berjalan setelah menghabisi
Hitman 3-4.
Atmosphere, backsound,
Voley.
SCENE 20
88 1 MS Slide Eye level Jerry membuka pintu gudang. Atmosphere, backsound,
Voley.
89 2 MCU Still OTS Hitman 5-6 sudah menunggu Jerry
didalam.
Hitman : Hebat juga bisa
sampe sini?!
Hitman 6 : Masih nekat
mau masuk?!
90 3 LS Follow Eye level Hitman 5 menyerang Jerry kemudian Atmosphere, backsound,
97
disusul Hitman 6. Voley.
91 4 MCU-
LS
Follow Eye level Jerry menyerang Hitman 5 kemudian
Hitman 5 memukulnya dengan kayu.
Atmosphere, backsound,
Voley.
92 5 MS Follow Eye level Jerry menghabisi Hitman 5. Atmosphere, backsound,
Voley.
93 6 LS Follow Eye level Detail Jerry menghabisi Hitman 5. Atmosphere, backsound,
Voley.
94 7 MS Follow Eye level Detail Jerry setelah menghabisi Hitman
5.
Atmosphere, backsound,
Voley.
95 8 LS Follow Eye level Jerry dan Hitman 6 bersiap-siap untuk
bertarung dengan memasang kuda-kuda.
Atmosphere, backsound,
Voley.
96 9 MS Follow Eye level Hitman 6 menyerang Jerry. Atmosphere, backsound,
Voley.
97 10 LS Handheld Eye level Jerry menyerang Hitman 6 dengan
tendangan.
Atmosphere, backsound,
Voley.
98
98 11 MS Follow Eye level Hitman 6 menangkis serangan Jerry dan
kemudian dibalas Jerry dengan
memelintir lehernya.
Atmosphere, backsound,
Voley.
99 12 MCU Still Eye level Khan dan berjalan menghampiri Jerry
dari kegelapan sembari menodongkan
pistol dikepala Tony.
Atmosphere, backsound,
Voley.
100 13 CU Still OTS Khan meminta Tony untuk
menceritakan kepada Jerry.
Khan : Ceritakan kepada
anakmu!
Tony : Maafkan Ayah,
Ayah tidak menyangka
hal ini akan terjadi.
101 14 MCU-
CU
Handheld Eye level Ekspresi Jerry melihat Ayahnya
disandera oleh Khan.
Jerry : Sebenarnya apa
yang terjadi, Yah?
Tolong ceritakan.
Jerry : Tolong ceritakan
99
intinya, Yah. Kenapa aku
dan Ayah terlibat
masalah ini. Lalu siapa
pria dibelakang Ayah
itu?
102 15 MCU Still Eye level Tony menceritakan kronologis kepada
Jerry.
Tony : Kejadian eksekusi
pria yang kamu lihat, dia
adalah seorang aktivis
anti korupsi dan dia bisa
merusak kerja Ayah dan
instansi lainnya yang
tertarik. Karena dia
punya punya bukti yang
kuat. Dan dia dapat
menyeret Ayah dan
100
rekan-rekan Ayah ke
meja hijau. Itu semua
salah Ayah, Ayah mohon
maaf dan ini bukan salah
kamu.
103 16 MS Still OTS Khan meminta Tony untuk menentukan
pilihan.
Khan : Hey, Ton! Aku
kasih 2 pilihan. Yang
pertama kau harus bunuh
anakmu atau kau yang
kubunuh!
Jerry : Bunuh aku aja
Yah!
Tony : Jalan yang kamu
tempuh itu sudah benar,
kamu lanjutkan
101
meskipun pedih dan air
mata ada didepan kamu.
Ayah percaya bahwa
keadilan itu akan
menang.
104 17 MCU Still Low
level
Tony menendang pisau yang berada di
dekat kakinya.
Atmosphere, backsound,
Voley.
105 18 CU Still Low
level
Detail Pisau yang ditendang. Atmosphere, backsound,
Voley.
106 19 LS Still Low
level
Jerry berguling lalu menangkap pisau
tersebut dan melemparnya tepat kearah
Khan.
Atmosphere, backsound,
Voley.
107 20 MS-
MCU
Follow Eye level Khan terjatuh karena pisau yang
dilempar Jerry tepat menancap ke
dadanya.
Atmosphere, backsound,
Voley.
102
108 21 CU Follow Eye level Ekspresi Jerry yang terkejut karena
Ayahnya tewas ditangan Khan.
Atmosphere, backsound,
Voley.
109 22 MCU Follow Eye level Khan mengangkat tangannya yang
masih menggenggam pistol dan
mengarahkannya kearah Jerry. Lalu
Jerry bergulinig.
Atmosphere, backsound,
Voley.
110 23 CU Still Eye level Ekpresi Jerry yang terkena tembakan. Atmosphere, backsound,
Voley.
111 24 LS Follow Eye level Polisi memasuki area gudang. Atmosphere, backsound,
Voley.
112 25 ELS Follow High
level
Polisi menghampiri tubuh yang berada
dilantai gudang.
Atmosphere, backsound,
Voley.
113 26 LS Follow High
level
Polisi memeriksa keadaan beberapa
tubuh tersebut.
Atmosphere, backsound,
Voley.
SCENE 21
103
114 1 MCU Still Eye level Ibu Jerry memeluk Jerry kecil kemudian
mencium Jerry.
Backsound.
115 2 MS Still Eye level Tony, Ibu Jerry dan Jerry kecil
menemani Jerry mewarnai sembari
tertawa.
Backsound.
SCENE 22
116 1 LS Till
Down-
Left Pan
High
angle-
Eye level
Adegan Jerry dan Hitman 1-2 keluar
dari Lapas menuju mobil.
Atmosphere,Voley.
117 2 MS Left Pan Eye level Hitman 1-2 membawa Jerry ke mobil. Atmosphere,Voley.
118 3 MCU Slide Eye level Jerry dimasukan paksa oleh Hitman 1-2
kedalam mobil.
Atmosphere,Voley.
119 4 MS Still Eye level Hitman 2 memasuki mobil. Atmosphere,Voley.
SCENE 23
120 1 ELS Follow High Establish Jerry dan Hitman1-2 yang Atmosphere,Voley.
104
level berada didalam mobil.
SCENE 24
121 1 MCU Handheld Eye level Jerry beserta Hitman 1-2 berada di
dalam mobil kemudia berkelahi.
Atmosphere,Voley,
backsound.
122 2 MCU Follow Eye level Jerry beserta Hitman 1-2 berada di
dalam mobil kemudia berkelahi.
Atmosphere,Voley,
backsound.
123 3 MCU Follow Eye level Jerry beserta Hitman 1-2 berada di
dalam mobil kemudia berkelahi.
Atmosphere,Voley,
backsound.
124 4 MS Still Eye level Detail adegan perkelahian dari kaca
depan.
Atmosphere, Voley,
backsound.
125 5 MCU Follow Eye level Jerry beserta Hitman 1-2 berada di
dalam mobil kemudia berkelahi.
Atmosphere,Voley,
backsound.
126 6 MCU Follow Eye level Jerry beserta Hitman 1-2 berada di
dalam mobil kemudia berkelahi.
Atmosphere,Voley,
backsound.
SCENE 25
105
127 1 MS Slide Eye level Detail mobil berhenti. Atmosphere, backsound,
Voley.
SCENE 26
128 1 MCU Still Eye level Jerry tertunduk lemas. Atmosphere, backsound
129 2 CU Still Eye level Detail wajah Sofyan memberikan
secarik kertas.
Atmosphere, backsound
130 3 MCU Still Eye level Jerry mengambil kertas yang diberikan
Sofyan.
Atmosphere, backsound.
131 4 ECU Still POV Detail Jerry mengambil kertas lalu
membacanya.
Atmosphere, backsound
SCENE 27
132 1 ECU Still Eye level Pengambilan gambar di layar laptop. Atmosphere, Backsound,
Voley.
133 2 MS-
ELS
Track out Eye level Penulis sedang duduk didepan laptop. Atmosphere, Backsound,
Voley.
106
SCRIPT BREAKDOWN SHEET
Production Company : Must a Fire Produser : Vanessa Claudia
Project Title : Katarsis Penulis Naskah : Wirantya Kestriati
Durasi : 20 Menit Sutradara : Dicka Novan T
Tabel III.9
No Scene Cast Wardrobe Make
up
Setting Property Vehicle Special
Equipment
Notes
1 1 Jerry,
Sofyan
Kaos polos
putih,
celana
pangsi, ikat
pinggang
Natural Tempat
latihan
silat
- - Tripod,
Shoulder Rig,
Zoom
Shouulder Rig
digunakan ketika
adegan silat
107
silat
2 1 Ahmad Kaos putih,
celana
pangsi, ikat
pinggang
silat, peci,
sarung
Natural Tempat
latihan
silat
- - Tripod,
Shoulder Rig.
Zoom
Bisa juga handheld
ketika adegan silat
3 1 4
Figuran
Baju pangsi,
celana
pangsi, peci
Natural Tempat
latihan
silat
- - Tripod,
Shoulder Rig.
Zoom
Bisa juga handheld
ketika adegan silat
4 2 Jerry,
Sofyan
Kaos polos
putih,
celana
pangsi, ikat
pinggang
Natural Depan
rumah
Sofyan
Meja,
bangku,
tempat
minum,g
elas,
- Tripod,
Shoulder Rig,
Slider, Zoom
Slider digunakan
ketika adegan
bercengkrama
108
silat makanan
5 2 Ahmad Kaos putih,
celana
pangsi, ikat
pinggang
silat, peci,
sarung
Natural Depan
rumah
Sofyan
Meja,
bangku,
tempat
minum,g
elas,
makanan
- Tripod,
Shoulder Rig,
Slider, Zoom
Jika memungkinkan
bias meggunakan
Shoulder Rig
6 2 Fatima
h
Baju
panjang,
celana
panjang,
jilbab
Natural Depan
rumah
Sofyan
Meja,
bangku,
tempat
minum,g
elas,
makanan
- Tripod,
Shoulder Rig,
Zoom
Slider digunakan
ketika Fatimah dan
Dahlia keluar
7 2 Dahlia Baju
panjang,
Natural Depan
rumah
Meja,
bangku,
- Tripod,
Shoulder Rig,
Jika memungkinkan
108ias menggunakan
109
celana
panjang,
jilbab
Sofyan tempat
minum,g
elas,
makanan
Zoom Shoulder Rig
8 3 Jerry Kaos
kuning,
celana
pendek
Natural Kamar Buku,
poster,
salib,
gitar,
lampu
hias,
handuk
- Tripod,
Shoulder Rig,
Zoom
Bisa juga
menggunakan
monopod
9 3 Tony Polo shirt
putih,
celana
pendek
Natural Kamar Buku,
lampu
hias, jam
tangan
- Tripod,
Shoulder Rig,
Zoom
Bisa juga
menggunakan
monopod
110
10 4 Jerry Kaos
kuning,
celana
pendek
Natural Meja
makan
Piring,
sendok,
garpu,ma
kanan,
gelas
- Tripod,
Slider, Zoom
Slider digunakan
ketika Jerry sedang
makan
11 4 Tony Polo shirt
putih,
celana
pendek
Natural Ruang
tamu
Laptop,
berkas,
handphon
e, vas
bunga,
TV
- Tripod, Zoom Bisa juga
menggunakan
monopod
12 5 - - - Establis
h taman
- - Tripod Pilihan menggunakan
monopod
13 6 Jerry Kaos putih,
sweater
Natural Taman Tas,
laptop
- Tripod,
Shoulder Rig,
Pilihan menggunakan
monopod
111
navy, celana
jeans,
sandal
Zoom
14 7 Jerry Kaos putih,
sweater
navy, celana
jeans,
sandal
Natural Sisi
tembok
Tas - Monopod,
shoulder rig,
zoom
Pilihan handheld
ketika Jerry sedang
mengintip
15 7 Hitman
5-6
Kemeja
putih,
celana
panjang
hitam,
sepatu
Natural Tempat
eksekus
i
Handpho
ne, pistol
- Tripod, zoom Pilihan menggunakan
handheld
16 7 Gandhi Kemeja pucat Tempat - - Tripod, zoom Tripod digunakan
112
biru, celana
panjang
hitam,
kacamata
eksekus
i
untuk pengambilan
masters
17 7 Istri
Gandhi
Baju
panjang
ungu,
celana.
Pucat Tempat
eksekus
i
- - Tripod, zoom -
18 7 Anak
Gandhi
Baju
panjang,
celana
Natural Tempat
eksekus
i
Boneka - Tripod, zoom -
19 8 Jerry Kaos putih,
sweater
navy, celana
jeans,
Natural Sisi
tembok
Tas - Monopod,
shoulder rig,
zoom
Pilihan handheld
ketika Jerry sedang
mengintip
113
sandal
20 8 Hitman
6
Kemeja
putih,
celana
panjang
hitam,
sepatu
Natural Tempat
eksekus
i
Handpho
ne, pistol
- Tripod, zoom Pilihan menggunakan
handheld
21 9 Jerry Kaos putih,
sweater
navy, celana
panjang
Pucat Ruang
tamu
Berkas,
TV,
remote
TV, vas
bunga.
- Tripod,
Shoulder Rig
Shoulder rig
digunakan ketika
Jerry berpapasan
dengan Tony
22 9 Tony Kemeja
putih, jas
hitam, dasi
Natural Ruang
tamu-
depan
TV, vas
bunga,
tas,
Mobil Tripod,
Shoulder rig,
Zoom
Adegan Tony keluar
rumah dan menaiki
mobil sebagai
114
bermotif,
celana
hitam,
sepatu
pantopel.
rumah berkas,
handphon
e, kunci
mobil
montase
23 10 Tony Kemeja
putih, jas
hitam, dasi
bermotif,
celana
hitam,
sepatu
pantopel.
Natural Ruang
tamu-
depan
rumah
TV, vas
bunga,
tas,
berkas,
handphon
e, kunci
mobil
Mobil Tripod,
Shoulder rig,
Zoom
Adegan Tony keluar
rumah dan menaiki
mobil sebagai
montase
24 11 Jerry Kaos putih,
sweater
Pucat Ruang
tamu
Berkas,
TV,
- Tripod,
Shoulder Rig
Shoulder rig
digunakan ketika
115
navy, celana
panjang
remote
TV, vas
bunga.
Jerry berpapasan
dengan Tony
25 12 - - - Establis
h tanah
lapang
- - Action cam,
monopod
Pilihan menggunakan
tripod
26 13 Jerry Flanel
bermotif
kotak,
celana
jeans,
Sepatu
Vans, helm,
ikat kepala
Natural Tanah
lapang
Handpho
ne
Motor
trail
Action cam,
tripod, slider,
shoulder rig,
zoom
Adegan ini diambil
longtake dengan
beberapa camera.
27 13 Sofyan Kaos polos Natural Tanah Tempat Motor Action cam, Adegan ini diambil
116
maroon,
sweater fest,
celana
jeans,
sepatu, tas,
helm
lapang minum trail tripod, slider,
shoulder rig,
zoom
longtake dengan
beberapa camera.
28 14 Jerry Flanel
bermotif
kotak,
celana
jeans,
Sepatu
Vans, helm,
ikat kepala
Natural Bawah
pohon
Handpho
ne
Motor
trail
Tripod, slider,
shoulder rig,
zoom
Tripod digunakan
Jerry dan Sofyan
memarkirkan
kendaraannya.
29 14 Sofyan Kaos polos Natural Bawah Tempat Motor Tripod, slider, Pilihan menggunakan
117
maroon,
sweater fest,
celana
jeans,
sepatu, tas,
helm
pohon minum trail shoulder rig,
zoom
Shoulder rig ketika
adegan ngobrol
30 14 Hitman
6
Kemaja
putih,
celana
panjang
hitam,
sepatu
pantoepel
Natural Sisi
pepoho
nan
- - Shoulder rig Adegan mengintip
ketika Jerry dan
Sofyan sedang di
bawah pepohonan.
31 15 - - - Establis
h
- - Tripod Pilihan menggunakan
monopod
118
rumah
Jerry
malam
32 16 Jerry Kaos navy,
celana
pendek
Natural Kamar Poster,
buku,
lampu
hias,
frame
photo,
tas, salib,
cermin,
handphon
e, gitar,
handuk
- Tripod,
monopod,
Shoulder rig.
Zoom
Pilihan menggunakan
handheld
33 17 Khan Kemaja Natural Ruang Gelas, - Tripod, Pilihan menggunakan
119
putih, jas
hitam,dasi
bermotif,
celana
panjang
hitam, jam
tangan,
sepatu
pantoepel
kerja
Khan
botol
minuman
,
handphon
e
monopod,
zoom
handheld
34 17 Hitman
6
Kemaja
putih, jas
hitam, dasi
hitam,
celana
panjang
Natural Ruang
kerja
Khan
Gelas,
botol
minuman
,
handphon
e
- Tripod,
monopod,
zoom
-
120
hitam,
sepatu
pantoepel
35 17 Wanita
sexy
Baju
sebahu,
celana rok,
choker
Glamou
r
Ruang
kerja
Khan
Gelas,
botol
minuman
,
handphon
e
- Tripod, Zoom -
36 18 Jerry Kaos abu-
abu, sweater
hitam,
celana
jeans,
sepatu
Natural Area
gedung
kosong
- Motor Drone, Adegan establish
121
Converse,
helm
37 19 Jerry Kaos abu-
abu, sweater
hitam,
celana
jeans,
sepatu
Converse,
helm
Natural Area
gedung
kosong
Kayu
reng,
genteng
Motor Shoulder rig,
tripod, zoom
Adegan ini diambil
dengan teknik long
take
38 19 Hitman
3-4
Kemeja
putih, dasi
hitam, jas
hitam,celana
panjang,
Natural Area
gedung
kosong
Kayu
reng,
genteng
Motor Shoulder rig,
monopod,
zoom
Adegan ini diambil
long take
122
sepatu
pantoepel.
39 20 Jerry Kaos abu-
abu, sweater
hitam,
celana
jeans,
sepatu
Converse,
helm
Natural
- efek
lebam
Gudang
kosong
Kayu
reng,
tong,
kardus,
peti kayu,
tongkat
baseball,
pistol,
pisau
- Tripod, slider,
shoulder rig,
zoom,
wireless clip
on
Slider digunakan
ketika Jerry
membuka pintu
gudang
40 20 Hitman
5-6
Kemeja
putih, dasi
hitam, jas
hitam,
Natural
-efek
darah
Gudang
kosong
Pisau,
tongkat
baseball,
kayu
- Shoulder rig,
zoom
Pilihan menggunakan
handheld
123
celana
panjang
hitam,
sepatu
pantoepel
reng,
tong,
kardus,
peti
41 20 Tony-
Khan
Kemeja
putih, dasi
bermotif,jas
hitam,
celana
panjang
hitam,
sepatu
pantoepel
Natural
-pucat-
efek
darah
Gudang
kosong
Pistol,
pisau,
tong,
kardus,
jam
tangan
- Shoulder rig,
tripod,
wireless clip
on, zoom
Wireless clip on
digunakan ketika
adegan Tony
ditodongkan pistol
oleh Khan
42 20 4 Polisi Intel style, Natural Gudang Pistol, - Drone Pengambilan gambar
124
rompi. kosong badge
polisi
aerial ketika Polisi
mendatangi are
gudang.
43 21 Jerry
kecil
Kaos,
jacket,
celana
pendek, topi
Natural Ruang
tamu
Buku
gambar,
crayon
- Tripod, slider,
zoom
Pilihan menggunakan
monopod
44 21 Tony Kaos polos,
celana
pendek
Natural
dan
tampak
muda
Ruang
tamu
Buku
gambar,
crayon
- Tripod, slider,
zoom
-
45 21 Ibu
Jerry
Baju
panjang
biru, celana
panjang
Natural Ruang
tamu
Buku
gambar,
crayon
- Tripod, slider,
zoom
-
125
46 22 Jerry Kaos merah
polos,
celana
jeans,
sepatu.
Natural Depan
Lapas
Tas Mobil Jimmy jib,
Slider, Zoom
Jimmy Jib digunakan
pada saat Jerry dan
Hitman 1-2 keluar
dari area Lapas
47 22 Sofyan,
Hitman
1-2
Kemeja
putih, jas
hitam, dasi
hitam,
celana
panjang
hitam,
sepatu
pantoepel
Natural Depan
Lapas
- Mobil Jimmy jib,
Slider, Zoom
48 23 - - - Establis - Mobil Drone Pengambilan gambar
126
h
adegan
didalam
mobil
areial
49 24 Jerry Kaos merah
polos,
celana
jeans,
sepatu.
Natural Di
dalam
Mobil
Tas Mobil Shoulder Rig,
Zoom
Jika tidak ada 126ias
dengan handheld
50 24 Sofyan,
Hitman
1-2
Kemeja
putih, jas
hitam, dasi
hitam,
celana
panjang
Natural Di
dalam
Mobil
Tas,
secarik
kertas
Mobil Shoulder Rig Jika tidak ada 126ias
dengan handheld
127
hitam,
sepatu
pantoepel
51 25 - - - Disisi
jalan
- Mobil Slider, zoom Adegan mobil yang
ditumpangi Jerry
berhenti.
52 26 Jerry Kaos merah
polos,
celana
jeans,
sepatu.
Natural Di
dalam
Mobil
Tas Mobil Shoulder Rig,
Zoom
Jika tidak ada 127ias
dengan handheld
53 26 Sofyan,
Hitman
1-2
Kemeja
putih, jas
hitam, dasi
hitam,
Natural Di
dalam
Mobil
Tas,
secarik
kertas
Mobil Shoulder Rig Jika tidak ada 127ias
dengan handheld
128
celana
panjang
hitam,
sepatu
pantoepel
54 27 Penulis Kaos abu-
abu, jeans
biru
Natural Kamar Buku,
laptop,
lampu
hias,
poster
- Tripod, zoom Pilihan menggunakan
monopod
132
STORYBOARD
Gambar III.1
133
133
134
134
135
135
3.3. Proses Kerja Penulis Naskah
Dalam sebuah drama televisi, hal yang pertama dipikirkan terlebih dahulu
adalah ide cerita. Ide cerita yang dikemas dalam sebuah skenario yang ditulis oleh
penulis naskah.
Dalam produksi drama action televisi “KATARSIS” penulis bertanggung
jawab sebagai penulis naskah. Alasan penulis memilih jobdesk penulis naskah
dalam kelompok ini karena penulis senang menulis dan telah memiliki jam
terbang sebagai penulis dari semester I hingga semester VI. Meskipun karya
penulis baru divisualisasikan dalam tugas kampus, tetapi penulis tetap belajar dan
mengembangkan bakatnya supaya bisa menjadi penulis yang profesional.
Menurut Eliabeth Lutters dalam bukunya Kunci Sukses Menulis Skenario
(2010:14), Penulis scenario adalah orang yang menuangkan ide atau gagasan ke
dalam bentuk tulisan yang sesuai dengan kaidah penulis naskah.
Menurut penulis, pengertian dari penulis naskah adalah seseorang yang
berimajinasi sebuah obyek, subyek, atau peristiwa kemudian mengembangkannya
menjadi sebuah gagasan yang dituangkan kedalam bentuk karya tulis sebagai
media penyampian isi pikiran dan perasaan.
136
136
3.3.1. Praproduksi
Langkah awal ketika akan membuat drama televisi yaitu melakukan tahap
Praproduksi. Sebagai penulis naskah, yang pertama adalah mencari referensi dari
berbagai media kemudian menentukan genre drama hingga mengembangkan ide
cerita sampai berbentuk skenario.
Ide adalah proses awal mula dari pembuatan sebuah film, pengertian ide adalah
gagasan sebuah cerita yang nantinya akan dituangkan menjadi sebuah cerita
dalam skenario. Menurut Elizabeth Lutters dalam bukunya Kunci Sukses Menulis
Skenario (2010:46–50), dijelaskan bahwa ide didapatkan dari kisah pribadi
penulis, novel, cerpen, dan film lain yang diambil inti cerita dan diadaptasikan,
dan juga produser itu sendiri. Setelah ide mulai terbentuk, pastikan plot yang
digunakan bercabang atau lurus dan juga setting yang digunakan seperti apa.
Setelah ide kemudian naskah, naskah adalah pengembang ide menjadi sebuah
sinopsis.
167
Menurut Elizabeth Lutters dalam bukunya Kunci Sukses Menulis Skenario
(2010:61), Sinopsis bukan hanya ringkasan cerita tetapi sebuah ikhtisar
yang memuat semua data dan informasi dalam skenario. Penyusunan bagian
cerita dan kerangka tokoh, tokoh diberi karakteristik yang detail dari sifat,
postur badan, agama, latar belakang dan lain- lain. Karakter tokoh dibuat dengan detail. Naskah tersebut berupa skenario, storyboard, dll.
Menurut Elizabeth Lutters dalam bukunya Kunci Sukses Menulis Skenario
(2010:90), Skenario adalah naskah cerita yang sudah lengkap dengan
deskripsi dan dialog, telah matang dan siap digarap dengan bentuk visual.
Skenario berisi informasi – informasi seperti scene, nama pemeran,
deskripsi visual, tokoh yang berdialog, beat, dialog dan transisi.
Ketika penulis naskah mengajukan naskah atau skenario kepada produser
dan sutradara, penulis naskah mendapatkan masukan dan revisi pada treatment
dan skenario. Jika treatment dan skenario sudah disetujui oleh produser, sutradara
dan semua crew, kemudian crew membedah naskah untuk mengetahui apa saja
yang dibutuhkan agar produksi bisa berjalan lancar sesuai dengan naskah.
Setelah semua telah di bentuk dari segi pembentukan crew, penentuan
gagasan ide, memilih tema, genre, membuat sinopsis hingga skenario, penulis dan
juga crew segera memvisualisasikannya ke dalam bentuk pengambilan gambar
atau melakukan produksi.
3.3.2. Produksi
Menurut Morissan dalam bukunya Manajemen Media Penyiaran (2008:310)
“Tahap produksi adalah seluruh kegiatan pengambilan gambar (shoting) baik
studio maupun di luar studio. Proses ini disebut juga dengan taping”.
Penulis naskah dalam tahap produksi ini selalu mendampingi sutradara guna
mengingatkan setiap scene dan apa saja continuity dalam sebuah cerita yang sudah
168
168
dibuat oleh penulis dan memperhatikan setiap adegan dengan detail supaya
mendapatkan aspek mise en scene yang sempurna. Penulis naskah juga ikut
membantu penata artistik dalam setting cerita atau lokasi agar penggambaran
sesuai dengan naskah.
Setelah itu penulis juga membantu menyesuaikan dalam hal wardobe dan
makeup para pemain. Ketika terjadi kendala saat tahap produksi yang
menyebabkan ketidaksesuaian lokasi shoting, dan setting waktu yang tidak sama
dengan naskah, maka penulis segera mencatat semua perubahan scene untuk
dijadikan bahan revisi. Setelah pengambilan gambar atau produksi di lakukan,
penulis berserta sutradara tetap berkerja sampai proses editing di langkah terakhir
yaitu pascaproduksi.
3.3.3. Pascaproduksi
Menurut Morissan dalam bukunya yang berjudul Manajemen Media
Penyiaran (2008:310) “Tahapan pasca produksi adalah semua kegiatan setelah
pengambilan gambar sampai materi itu dinyatakan selesai dan kemudian siap
disiarkan atau diputar hasil produksinya (evaluasi gambar)”.
Pada tahap pascaproduksi, crew ingin memberikan informasi secara visual
bahwa drama televisi ini mengajak penonton dalam sesuai target usia bisa
mengerti maksud dari cerita bergenre drama action yang kami buat.
169
169
Penulis naskah juga kembali ikut mendampingi editor dalam meneliti hasil
shot yang telah diambil oleh camera person bersama crew kemudian membantu
penyuntingan gambar agar hasil dari editing sesuai dengan skenario. Pada tahap
ini ada beberapa shot yang tidak sesuai dengan naskah sehingga editor berusaha
mengatasinya dengan skill editingnya, sehingga alur cerita masih tetap sama
dengan naskah. Penulis langsung mencatat apa saja yang dirubah dan diganti oleh
editor untuk menjadi bahan akhir revisi naskah.
3.3.4. Peran dan Tanggung Jawab Penulis Naskah
Penulis naskah bertanggung jawab untuk membuat dan mengembangkan ide
cerita menjadi sebuah skenario yang baik, dengan format yang telah ditentukan.
Penulis naskah mempunyai tugas dan hak kewajiban. Menurut Soemarno,
Marselli dalam bukunya yang berjudul Dasar – Dasar Apresiasi Film (2008:57)
1. Menciptakan dan menulis dasar acuan dalam bentuk naskah (skenario) atas
dasar ide cerita sendiri atau ide dari pihak lain.
2. Bagi penulis dasar acuan itu bisa dilakukan secara bertahap mulai dari ide
cerita, sinopsis (basic story), treatment dan skenario, atau bisa juga langsung
menjadi skenario.
3. Bekerja dari tahap pengembangkan ide (development) sampai jangka waktu
terakhir (Praproduksi).
4. Membuat skenario dengan format yang telah ditentukan.
5. Menjadi narasumber bagi pelaksana produksi bila diperlukan.
170
170
Penulis menyimpulkan bahwa penulis naskah bertanggung jawab untuk
membuat dan mengembangkan ide cerita menjadi sebuah skenario yang baik,
dengan format yang telah ditentukan.
3.3.5. Proses Penciptaan Karya
1. Konsep Kreatif
Ketika penulis mendapatkan ide cerita dari sutradara kemudian penulis
mencari sumber referensi untuk menguatkan ide cerita tersebut. Setelah itu penulis
dan sutradara mulai bermusyawarah kepada team produksi untuk menentukan
langkah-langkah mengembangkannya hingga menjadi sebuah skenario. Ketika
akan menulis skenario, penulis mengembangkan ide secara bertahap. Hal ini
dilakukan agar jalan cerita dan plot memiliki keterpaduan dan kematangan cerita.
Penulis juga melengkapi sumber referensinya, tidak hanya dari sebuah
novel, cerpen dan film tetapi juga diperkuat dengan kisah nyata seseorang yang
hampir mirip dengan tema yang diangkat oleh sutradara (basic on true event).
Pada saat penentuan judul, penulis memilih judul “KATARSIS” yang secara
harfiah jika diartikan adalah “penyucian”. Penyucian sendiri mempunyai arti yang
171
171
luas, penyucian yang penulis maksud di film ini adalah pemberantasan orang-
orang yang kotor di bidang politik atau semacamnya.
a) Ide : Menjadi pahlawan tak harus berseragam.
b) Tema : Drama Action (Politic Sarcasm).
c) Premis : Seorang pemuda yang tergerak hatinya untuk
mengungkap sebuah kebenaran.
d) Basic story : Keterlibatan Jerry dalam kasus pembunuhan
seorang aktivis anti korupsi dalam sebuah instansi pemerintah
tempat ayahnya bekerja.
2. Konsep produksi
Dalam pengembangan ide hingga menjadi skenario, penulis naskah
mendapatkan kendala saat memunculkan konflik dan perkiraan durasi. Bersama
produser, sutradara, dan dosen pembimbing, skenario akhirnya lebih mudah untuk
divisualisasikan. Meskipun ada beberapa scene yang tidak bisa sesuai ekspektasi
penulis atau naskah yang telah dibuat dikarenakan adanya kendala saat proses
produksi.
3. Konsep teknis
Dalam pembentukan skenario sebagai penulis, naskah disimpan setiap
pengetikan dalam bentuk dokumen dan dalam folder khusus dengan penamaan
folder sesuai pengembangan dan masukan yang datang dari crew sehingga apabila
172
172
akan ada perubahan, memudahkan penulis skenario untuk memberikan naskah
yang ada.
3.3.6. Kendala Produksi dan Solusinya.
Dalam tahap produksi drama action televisi “KATARSIS” ini penulis
menemukan beberapa kendala yang di alami. Diantaranya adalah :
1. Praproduksi
Kendala : Alur cerita yang berubah-ubah karena berpatok pada durasi.
Solusi : Crew dan dosen pembimbing bekerja sama membantu penulis
dalam menyelesaikan naskah.
Kendala : Mencari pemain atau talent sesuai karakter yang di inginkan.
Solusi : Mendapatkan pemain atau talent dari teman satu sanggar teater
dan kenalan lain.
Produksi Kendala : Pemain utama mengalami cidera pada kaki dihari pertama
produksi, mengakibatkan keterlambatan produksi dihari kedua
dan ketiga.
Solusi : Menggunakan standman untuk beberapa scene pada peran utama
agar bisa mengejar waktu.
Kendala : Pada scene tertentu, tidak mendapatkan lokasi yang sesuai pada
naskah.
Solusi : Mencari tempat pengganti, namun isi cerita tetap sama.
Pascaproduksi
Kendala : Dalam waktu yang sudah tidak efektif, masih ada beberapa stok
shoot yang kurang.
Solusi : Beberapa crew berbagi tugas untuk mengambil stok shoot yang
masih kurang.
3.3.7. Lembar Kerja Penulis Naskah
SINOPSIS
173
173
Pada sore itu Jerry tak kuasa menaham rasa penasarannya, atas kejadian yang
baru saja ia saksikan. Kejadian yang sama sekali belum pernah ia lihat
sebelumnya. Hal itu membuat Jerry merasa cemas, namun juga penasaran apa
yang sebenarnya sedang terjadi. Pikirannya mulai berkecamuk dan tak menentu.
Jerry yang merupakan anak dari seorang pejabat disebuah intansi pemerintahan
ini, tiba-tiba mengalami teror misterius setelah melihat kejadian itu. Teror demi
teror terus berdatangan mengahantui hidup Jerry. Seperti akan ada sebuah
pembalasan atas apa yang telah ia rekam dengan mata kepalanya sendiri. Seketika
dirinya dalam ketakutan, namun hatinya terus melawan. Seperti ada dorongan
dalam nuraninya bahwa ini bukanlah hanya sebuah kebetulan. Namun ia
memanglah orang yang terpilih untuk menyelesaikan kasus ini.
Pada suatu hari dirinya mendapatkan kabar bahwa teman akrabnya Sofyan
mengalami kecelakaan, seketika itu intuisi Jerrypun mengatakan bahwa kejadian
yang dialami Sofyan bukanlah sebuah kebetulan melainkan ada hubungannya
dengan kejadian yang baru saja dialami olehnya. Karna Jerry tidak ingin melihat
orang-orang terdekatnya terluka, iapun membulatkan tekadnya. Dengan penuh
keberanian dan bekal ilmu pencak silat yang ia dapatkan dari ayah Sofyan,
Jerrypun menelusuri siapa dan apa yang sedang menimpanya. Ia tak peduli
sebesar apapun risikonya nanti. Namun ditengah penelusurannya, ada suatu
kenyataan yang sangat tak terduga oleh Jerry. Bahwa ada nama ayahnya didalam
kasus yang sedang menimpanya ini. Pikirannya semakin kacau, berbagai
asumsipun masuk ke otak Jerry, apakah ayahnya dalang dari semua ini? Namun
Jerry tidak berhenti disitu, ia terus mencari dan menelusuri kasus itu hingga
menemukan kebenaran. Ketika dia sudah sampai digaris akhir, lagi-lagi Jerry
dibuat tercengang karena sosok ayahnya ada dimedan pertempuran itu. Apakah
yang sebenarnya sedang terjadi ? Sanggupkah Jerry mengungkap semua misteri
ini?
KARAKTERISTIK TOKOH
Pemeran utama :
1. Jerry : 21 tahun, badan proporsional, kulit sawo matang. Introvert,
idealis, prinsipil.
2. Sofyan : 21 tahun, kurus, kulit sawo matang. Bijaksana.
174
174
3. Tony : 47 tahun, kulit sawo matang, badan tinggi dan besar. Tidak
tegas.
4. Khan : 50 tahun, kulit sawo matang, badan tinggi besar. Liicik,
tamak dan berdarah dingin.
Pemeran Pendukung :
1. Ahmad : 46 tahun, badan tegap, kulit sawo matang. Bijaksana.
2. Fatimah : 40 tahun badan gempal, kulit putih. Keibuan.
3. Dahlia : 16 tahun, badan proporsional, berambut panjang, berkulit
putih. Pendiam dan pemalu.
4. HitMan 1: 36 tahun, badan tegap, kulit sawo matang. Sadis, berdarah
dingin.
5. HitMan 2 : 36 tahun, badan tegap, kulit sawo matang. Sadis dan
berdarah dingin.
6. Aktivis : 34 tahun, badan proporsional, kulit sawo matang. Idealis
dan jujur.
7. Istri aktivis: 27 tahun, badan proporsional, kulit putih, rambut pendek.
Lemah lembut.
8. Anak aktivis: Anak perempuan usia 10 tahun, badan kurus, kulit
sawo mentah.
9. Bodyguard : 7 orang laki-laki berbadan tegap usia30 – 40 tahun,
kulit sawo matang.
10. Polisi : 5 orang laki-laki berbadan tegap.
11. Jerry kecil : Anak laki-laki usia 9 tahun, bebadan kurus, kulit
putih/oriental.
12. Ibu Jerry : Ibu muda usia 26 tahun, berbadan proporsional,
berkulit putih, rambut panjang, oriental look.
13. Wanita sexy : Wanita usia 25 tahun berbadan sexy, kulit putih,
wajah cantik, rambut panjang.
175
175
14. Penulis : Laki-laki 21 tahun, berambut panjang, sawo
matang.
TREATMENT
EXT. RUMAH SOFYAN – HALAMAN RUMAH – MALAM
CAST. JERYY, SOFYAN, AHMAD, FIGURAN.
Jerry telat datang ke tempat latihan, dan dia bergegas
memasuki barisan pencak silat dan berlatih bersama
dengan anak didik lain yang dipimpin oleh ayah Sofyan.
INT. RUMAH SOFYAN - TERAS RUMAH – MALAM
CAST. JERRY, SOFYAN, AHMAD, FATIMAH, DAHLIA.
Jerry bercengkrama dengan anggota keluarga Sofyan.
Ditemani dengan beberapa makanan ringan dan minuman.
INT. RUMAH JERRY - KAMAR JERRY – MALAM
CAST. JERRY, TONY.
Jerry sedang duduk membaca buku, tidak lama ayahnya
langsung mengetuk pintu dan menyuruhnya makan.
INT. RUMAH JERRY - RUANG MAKAN – MALAM
176
176
CAST. JERRY, TONY.
Jerry makan dimeja makan dan terlihat ayahnya sedang
sibuk diruang kerjanya.
EXT. TAMAN – PAGI
Establish TAMAN
EXT. TAMAN – BANGKU TAMAN – PAGI
CAST. JERRY
Saat sedang mengetik dengan laptopnya tiba-tiba Jerry
mendengar suara tangisan seorang wanita. Jerry langsung
memasukan laptopnya ke dalam tas dan bergegas memeriksa
sumber suara.
EXT. TAMAN – DIBALIK SEBUAH TEMBOK – PAGI
CAST. JERRY, HITMAN 5 & 6, GANDHI, ISTRI GANDHI, ANAK
GANDHI.
Jerry bersembunyi dibalik tembok, dia melihat ada
seorang laki-laki yang sedang dieksekusi mati oleh
kedua pembunuh bayaran didepan anak istrinya. Dia tidak
sengaja ikut berteriak saat pembunuh bayaran itu
menarik pelatuknya.
INT. RUMAH JERRY - RUANG TENGAH – PAGI
177
177
CAST. JERRY – TONY
Jerry berpapasan dengan ayahnya di ruang tamu. Ayahnya
nampak terburu-buru dengan tangan kanan membawa
sejumlah berkas dan tas kantor sedangkan tangan kirinya
menerima panggilan telpon. Jerry tak sempat mengungkap
apa yang ia lihat. Ayah jerry tak sengaja menjatuhkan
beberapa berkasnya karna terburu-buru meninggalkan
rumah. Jerrypun mengambilnya dan memfotonya lalu
merapihkannya kembali dimeja.
EXT. RUMAH JERRY – HALAMAN RUMAH – PAGI
CAST. TONY
Tony memasuki mobilnya dan bergegas meninggalkan rumah.
INT. RUMAH JERRY – RUANG TENGAH – DEPAN TV – PAGI
CAST. JERRY.
Jerry merebahkan badannya didepan TV sambil memegang
kepalanya karna merasa cemas. Jerry mengganti-ganti
chanel TV dan akhirnya dia mendengar sebuah berita
aktivis yang hilang. Ia langsung mengeluarkan
handphonenya dan mencocokan foto aktivis tersebut
dengan foto yang ia dapat dari berkas ayahnya.
EXT. TANAH LAPANG YANG DIPENUHI ILALANG – PAGI
178
178
ESTABLISH
EXT. TANAH LAPANG YANG DIPENUHI ILALANG – PAGI
CAST. JERRY, SOFYAN
Jerry dan Sofyan sedang mengitari padang ilalang dengan
motor trailnya.
EXT. TANAH LAPANG - DIBAWAH POHON – PAGI
CAST. JERRY, SOFYAN
Jerry dan Sofyan beristirahat dibawah pohon, dan
mengeluarkan air mineral dari dalam tas mereka lalu
meminumnya. Jerry berniat menceritakan apa yang sedang
ia alami kepada Sofyan, namun tiba-tiba Jerry menerima
panggilan telepon dari nomor yang tidak diketahui.
Jerry mendapat teror ancaman itu lagi.
Ext.TANAH LAPANG – DIBALIK POHON - PAGI
CAST. HITMAN 6
Hitman 6 mengintai Jerry dan Sofyan dari balik pohon
EXT. Establish Rumah Jerry – MALAM
179
179
INT. RUMAH JERRY - KAMAR JERRY – MALAM.
CAST. JERRY.
Jerry mengambil foto ibunya yang ada di meja belajar
lalu beranjak duduk ditempat tidur. Dia memandangi
wajah ibunya,lalu mengambil handphone untuk menghubungi
ayahnya.
INT. KANTOR KHAN – TEMPAT KERJA KHAN – MALAM
CAST. WANITA SEXY, BODY GUARD, KHAN.
Tampak Khan sedang duduk disebuah bangku dengan
seorang wanita sexy. Khan sedang di jamu dengan
minuman alkohol. Tiba-tiba bodyguardnya menghampiri
dan memberikan sebuah handphone kepada Khan untuk
menyampaikan informasi.
EXT. GEDUNG KOSONG - PELATARAN GEDUNG – PAGI.
CAST. JERRY, FIGURAN (Guard)
Sesampainya ditempat tesebut Jerry memarkirkan motornya
didepan gedung. Saat ia berjalan akan memasuki gedung
tersebut Jerry sudah dihadang oleh dua orang pria.
180
180
INT. GEDUNG KOSONG - RUANGAN – PAGI .
CAST. JERRY, FIGURAN (Guard), KHAN, TONY.
Jerry membuka pintu gudang dan untuk kedua kalinya dia
di hadang oleh dua bodyguard, kali ini mereka membawa
pisau dan tongkat kasti. Jerry lagi-lagi diserang namun
ia lagi-lagi berhasil mengalahkan mereka. Selesai
dengan perkelahian ronde kedua, Jerry terus melangkah
dan sampai disebuah ruangan yang gelap dan tiba-tiba
terang. Ia melihat sosok ayahnya dan sosok dibalik
ayahnya yang memiliki kemiripan fisik dengan ayahnya.
Tony sudah ditodong pistol oleh Khan. Untuk ketiga
kalinya Jerry harus berkelahi lagi demi menyelamatkan
ayahnya, namun ayahnya tidak terselamatkan dan Jerrypun
ikut tertembak sampai pada akhirnya polisi datang untuk
mengevakuasi.
INT. RUMAH JERRY - RUANG TAMU – PAGI
CAST. JERRY KECIL, TONY & IBU JERRY.
Jerry sedang mewarnai ditemani dengan kedua
orangtuanya. Kedua orangtuanya mengusap kepala Jerry
kecil.
EXT.GEDUNG LEMBAGA KEMASYARAKATAN - DEPAN LAPAS – PAGI
CAST. JERRY, GUARD 1-2.
Di depan Lembaga Permasyarakatan terlihat tiga orang
menuju ke sebuah mobil yang terparkir di luar gedung.
181
181
Ext. Detail Mobil Berhenti
INT. DALAM MOBIL – PAGI
CAST. JERRY, GUARD 1-2, SOFYAN.
Jerry tertunduk lemas setelah menghabisi dua hitman
tersebut. Sofyan yang duduk dikursi supir tiba-tiba
memberikan sebuah kertas yang bertuliskan “Perjalanan
belum berakhir – The End (?)”.
INT. KAMAR PENULIS – MALAM.
CAST. PENULIS.
Di sebuah kamar, terdapat seorang pria yang sedang
duduk serius di depan laptopnya. Ia sedang menulis
cerita karangan fiksi tentang kisah para pemberani
dalam menumpas kejahatan. Di akhir cerita tersebut
terdapat sebuah kalimat “Perjalanan belum berakhir –
The End (?)”.
182
182
SKENARIO
KATARSIS
Scene *1
EXT. RUMAH SOFYAN – HALAMAN RUMAH – MALAM
CAST. JERYY, SOFYAN, AHMAD, FIGURAN.
Jerry telat datang ke tempat latihan, dan dia bergegas
memasuki barisan pencak silat dan berlatih bersama
dengan anak didik lain yang dipimpin oleh ayah Sofyan.
JERRY #1
Assalamu’alaikum
AHMAD #2
Darimana lu?
JERRY #3
Dari rumah
AHMAD #4
Mari dah
JERRY #5
183
183
Latihan dulu ya Be
Cut To
Scene *2
INT. RUMAH SOFYAN - TERAS RUMAH – MALAM
CAST. JERRY, SOFYAN, AHMAD, FATIMAH, DAHLIA.
Jerry bercengkrama dengan anggota keluarga Sofyan.
Ditemani dengan beberapa makanan ringan dan minuman.
FATIMAH #6
Dahlia kuenya mana nih, Dahlia.
DAHLIA #7
Iya Nyak. Adanya gorengan Nyak, ngga ada kue.
AHMAD #8
Jerry, Babeh punya mau elu latihannya yang giat lagi.
Biar nanti Insha Allah tambah mantep ilmuya. Iye, biar
nanti kalo udah jago lu bisa gunain ilmu bela diri,
buat diri lu sama oranglain. Tapi inget ilmu bela diri
bukan buat pamer tapi buat keperluan yang mendesak. Dan
184
184
jangan lupa, kekuatan yang besar punya tanggung jawab
yang besar pula. Sama-sama gua juga
JERRY #9
Iya Be, Jerry bakalan latihan terus kok. Iya Be, Jerry
paham. Terimakasih juga buat Nyak, Babe udah ngajarin
Jerry silat bahkan juga diterima di keluarga ini.
Terimakasih.
Cut To
Scene *3
INT. RUMAH JERRY - KAMAR JERRY – MALAM
CAST. JERRY, TONY.
Jerry sedang duduk membaca buku, tidak lama ayahnya
langsung mengetuk pintu dan menyuruhnya makan.
TONY (VO) #10
(Mengetuk pintu)
Jer, makanan dulu
JERRY #11
(Menurunkan buku dari wajahnya)
Iya Yah.
185
185
Cut To
Scene *4
INT. RUMAH JERRY - RUANG MAKAN – MALAM
CAST. JERRY, TONY.
Jerry makan dimeja makan dan terlihat ayahnya sedang
sibuk diruang tengah yang terhubung dengan ruang makan.
Cut To
Scene *5
EXT. TAMAN – PAGI
Establish Taman
Cut To
Scene *6
EXT. TAMAN – BANGKU TAMAN – PAGI
CAST. JERRY
Saat sedang mengetik dengan laptopnya tiba-tiba Jerry
mendengar suara tangisan seorang wanita. Jerry langsung
186
186
memasukan laptopnya ke dalam tas dan bergegas memeriksa
sumber suara.
Cut To
Scene *7
EXT. TAMAN – DIBALIK SEBUAH TEMBOK – PAGI
CAST. JERRY, HITMAN 5 & 6, GANDHI, ISTRI GANDHI, ANAK
GANDHI.
Jerry bersembunyi dibalik tembok, dia melihat ada
seorang laki-laki yang sedang dieksekusi mati oleh
kedua pembunuh bayaran didepan anak istrinya. Dia tidak
sengaja ikut berteriak saat pembunuh bayaran itu
menarik pelatuknya.
Jerry #12
Bangsaaatt!!
Pembunuh bayaran itu mendengar suara teriakan Jerry dan
dia langsung menghampiri Jerry. Jerrypun spontan
langsung berjalan perlahan ke sisi yang lain untuk
bersembunyi. Saat pembunuh bayaran itu semakin
dekat,tiba-tiba dia mengangkat telpon dan mengatakan
“kirim unit D”. Langsung terdengar suara mobil yang
beranjak pergi meninggalkan tempat itu. Jerry keluar
dari tempat persembunyian, dan kembali ke tempat
eksekusi tersebut untuk memastikan keadaan korban.
Namun korban sudah tidak ada tanpa jejak sedikitpun.
Jerry langsung meninggalkan tempat itu.
Cut To
187
187
Scene *8
INT. RUMAH JERRY - RUANG TENGAH – PAGI
CAST. JERRY, TONY.
Jerry berpapasan dengan ayahnya di ruang tamu. Ayahnya
nampak terburu-buru dengan tangan kanan membawa
sejumlah berkas dan tas kantor sedangkan tangan kirinya
menerima panggilan telpon. Jerry tak sempat mengungkap
apa yang ia lihat. Ayah jerry tak sengaja menjatuhkan
beberapa berkasnya karna terburu-buru meninggalkan
rumah. Jerrypun mengambilnya dan memfotonya lalu
merapihkannya kembali dimeja.
TONY #13
(menerima panggilan telepon)
JERRY #14
(gugup dan sedikit ngos-ngosan)
Yah Jerry mau ngomong.
TONY #15
(Mengobrol ditelepon sambil membawa berkasnya)
Nanti ya Jer, ayah mau pergi ada urusan.
JERRY #16
Tapi ini penting yah.
TONY #17
188
188
(mengobrol ditelepon dan satu tangannya lagi sibuk
membawa tas beserta berkas-berkas kantor dan ia
langsung keluar rumah)
JERRY #18
(mengambil berkas yang jatuh ke lantai dengan ekspresi
terkejut)
Cut To
Scene *9
EXT. RUMAH JERRY - HALAMAN RUMAH – PAGI
CAST. TONY
Tony masuk ke mobil dan bergegas meninggalkan rumah.
Cut To
Scene *10
INT. RUMAH JERRY – RUANG TENGAH - DEPAN TV – PAGI
CAST. JERRY.
Jerry merebahkan badannya didepan TV sambil memegang
kepalanya karna merasa cemas. Jerry mengganti-ganti
chanel TV dan akhirnya dia mendengar sebuah berita
189
189
aktivis yang hilang. Ia langsung mengeluarkan
handphonenya dan mencocokan foto aktivis tersebut
dengan foto yang ia dapat dari berkas ayahnya.
JERRY #19
(Mencocokan foto yang tadi ia ambil)
Cut To
Scene *11
EXT. ESTABLISH TANAH LAPANG YANG DIPENUHI ILALANG –
PAGI
Scene *12
EXT. TANAH LAPANG YANG DIPENUHI ILALANG – PAGI
CAST. JERRY, SOFYAN
Jerry dan Sofyan sedang mengitari padang ilalang dengan
motor trailnya.
Cut To
Scene *13
Ext. TANAH LAPANG - DIBAWAH POHON – PAGI
CAST. JERRY, SOFYAN
190
190
Jerry dan Sofyan beristirahat dibawah pohon, dan
mengeluarkan air mineral dari dalam tas mereka lalu
meminumnya. Jerry berniat menceritakan apa yang sedang
ia alami kepada Sofyan, namun tiba-tiba Jerry menerima
panggilan telepon dari nomor yang tidak diketahui.
Jerry mendapat teror ancaman itu lagi.
JERRY #20
Gua mau cerita sama lu nih, Yan
(tiba-tiba Jerry mendapat telepon dan mengangkatnya)
VO #21
Diam atau orang terdekatmu akan mati.
SOFYAN #22
Telfon dari siapa tuh?
(memegang botol minuman)
SOFYAN #23
Cerita apaan? Gua dengerin, Jer.
SOFYAN #24
Woy, elu kenapa?
JERRY #25
Engga, bukan siapa-siapa kok.
SOFYAN #26
Serius lu?
191
191
JERRY #27
Cabut yuk! Gua ada tugas yang belom gua selesain.
SOFYAN #28
Cabut?
JERRY #29
Serius cabut
SOFYAN #30
Yah kok cabut sih.
Cut To
Scene *14
Ext.TANAH LAPANG – DIBALIK POHON - PAGI
CAST. HITMAN 6
Hitman 6 mengintai Jerry dan Sofyan dari balik pohon
Cut To
Scene *15
EXT. Establish Rumah Jerry – MALAM
Cut To
Scene *16
INT. RUMAH JERRY - KAMAR JERRY – MALAM.
CAST. JERRY
192
192
Jerry mengambil foto ibunya yang ada di meja belajar
lalu beranjak duduk ditempat tidur. Dia memandangi
wajah ibunya,lalu mengambil handphone untuk menghubungi
ayahnya.
JERRY #31
(mengambil handphone dan mengirim pesan ke ayahnya)
“Yah kapan pulang?”
Jerry mengambil handphonenya untuk menghubungi Sofyan,
2 kali tidak di angkat dan yang ke tiga kalinya di
angkat.
JERRY #32
Apa kabar ibu disana?
JERRY #33
Aku kangen, Bu.
VO SOFYAN #34
Sorry Jer baru keangkat, abis ngurusin Bokap tadi.
JERRY #35
Elu gimana? Tugas udah selesai belom?
VO SOFYAN #36
Belom Jer, kayaknya tugas gua bakalan berantakan deh.
Abis kecelakaan gua.
JERRY #37
193
193
Ha? Lu kecelakaan? Kecelakaan dimana?
VO SOFYAN #38
Tadi sore Jer pas gua nganter Bokap ngaji, ada aja
emang musibah.
JERRY #39
Terus sekarang posisi dimana? Dirumah atau dirumah
sakit?
VO SOFYAN #40
Gua dirumah, Bokap Cuma keseleo doang sih. Dilanjut
nanti ya, Bokap manggil nih.
JERRY #41
Oh gitu
(mematikan telepon Sofyan)
JERRY #42
(Dengan ekspresi emosi)
JERRY #43
Mau lu apa? Lu jangan bawa-bawa orang terdekat gua.
VO #44
Itu konskuensi yang harus anda tanggung, jika anda buka
mulut.
JERRY #45
194
194
Lu kasih gua alamat. Gua akan kesana buat nyelesain
semua masalah ini, ngerti!
Cut To
Scene *17
INT. KANTOR KHAN – TEMPAT KERJA KHAN – MALAM
(MONTAGE)
CAST. WANITA SEXY, BODY GUARD, KHAN.
Tampak Khan sedang duduk disebuah bangku dengan
seorang wanita sexy. Khan sedang di jamu dengan
minuman alkohol. Tiba-tiba salah satu bodyguardnya
menghampiri dan memberikan sebuah handphone kepada
Khan untuk menyampaikan informasi.
KHAN #46
(tertawa nakal namun tidak diperlihatkan wajahnya)
Wanita sexy #47
Cheers dulu boss.
(mereka meminum wine)
Wanita sexy #48
(tersenyum nakal)
195
195
Tiba-tiba salah satu bodyguardnya datang memberi
kabar.
GUARD #49
Permisi Pak, ada yang harus kita selesaikan.
(memberikan handphone kepada Khan)
KHAN #50
(menatap layar handphone tersebut)
Siapkan dua unit untuk besok.
GUARD #51
Siap pak!
(meninggalkan tempat itu)
Cut To
Scene *18
EXT. Establish JERRY MEMASUKI GEDUNG
Cut To
Scene *19
EXT. GEDUNG KOSONG - PELATARAN GEDUNG – PAGI.
CAST. JERRY, FIGURAN (Guard)
Sesampainya ditempat tesebut Jerry memarkirkan motornya
didepan gedung. Saat ia berjalan akan memasuki gedung
tersebut Jerry sudah dihadang oleh dua orang pria.
196
196
GUARD 3 #52
(tersenyum sinis)
Mau ngapain lu? Ha?
JERRY #53
(Jerry teringat pesan ayah Sofyan bahwa bela diri
digunakan saat mendesak bukan untuk pamer)
Saya mau masuk.
GUARD 2 #54
Lu ga bakal bisa masuk hidup-hidup.
(menyerang Jerry)
Perkelahianpun tak dapat dihindari, Jerry diserang
oleh dua pria tersebut namun beruntunglah Jerry ia
memiliki tubuh yang bugar serta ilmu bela diri silat
sehingga bisa mengalahkan mereka.
Cut To
Scene *20
INT. GEDUNG KOSONG - RUANGAN – PAGI .
CAST. JERRY, FIGURAN (Guard), KHAN, TONY.
Jerry membuka pintu gudang dan untuk kedua kalinya dia
di hadang oleh dua bodyguard, kali ini mereka membawa
pisau dan tongkat kasti. Jerry lagi-lagi diserang namun
ia lagi-lagi berhasil mengalahkan mereka. Selesai
197
197
dengan perkelahian ronde kedua, Jerry terus melangkah
dan sampai disebuah ruangan yang gelap dan tiba-tiba
terang. Ia melihat sosok ayahnya dan sosok dibalik
ayahnya yang memiliki kemiripan fisik dengan ayahnya.
Tony sudah ditodong pistol oleh Khan. Untuk ketiga
kalinya Jerry harus berkelahi lagi demi menyelamatkan
ayahnya, namun ayahnya tidak terselamatkan dan Jerrypun
ikut tertembak sampai pada akhirnya polisi datang untuk
mengevakuasi.
HITMAN 5 #55
Hebat juga bisa sampe sini.
(memainkan pisaunya)
HITMAN 6 #56
Masih nekat mau masuk?
(mengayunkan tongkat kasti dan melirik ke temannya
memberi kode untuk menyerang)
Hitman kedua langsung melakukan penyerangan dengan
memukul punggung Jerry dengan tongkat kasti, seketika
Jerry menangkisnya dan memberikan perlawan. Beberpa
menit berlangsung Jerrypun berhasil mengalahkan mereka.
JERRY #57
(Jerry berjalan memasuki sebuah ruangan, sesekali ia
meregangkan lehernya. Sampai diruangan ia terkejut
198
198
melihat sosok ayahnya yang sudah ditodong dari
belakang)
KHAN #58
(Khan dan Tony berjalan menghampiri Jerry dari
kegelapan sembari menodongkan pistol dikepala Tony)
Ceritakan kepada anakmu.
JERRY #59
(Raut wajah kaget bercampur sedih)
Ada apa dengan semua ini Yah?! Tolong jelaskan!
TONY #60
(Pucat pasi)
Maafkan Ayah, Ayah tak menyangka jika akan terjadi
seperti ini.
JERRY #61
(Dengan wajah lesu)
199
199
Tolong, ceritakan intinya Yah. Kenapa Ayah dan aku
bisa terlibat dalam masalah ini? Siapa pria dibelakang
Ayah itu?
TONY #62
(Menghela nafas panjang)
Pria yang dibunuh yang secara kebetulan kamu lihat itu
adalah seorang aktivis anti korupsi yang dapat
menghancurkan tempat Ayah bekerja, bahkan instansi
terkaitpun bakal hancur. Karena ia memiliki bukti kuat
untuk mengantarkan Ayah dan yang lainnya ke meja
hijau. Bukan salahmu menyaksikan peritiwa itu, tapi
semua salah Ayah!
Khan pun berdiri di sebelah Tony dan mengajukan dua
pilihan terhadapnya.
KHAN #63
(Sambil menunjuk kearah Jerry)
Hey Ton, saya kasih dua pilihan untukmu. Pilihan
pertama, bunuh anakmu dan pilihan kedua kamu yang akan
saya bunuh.
Jerry yang mendengar perkataan tersebut berusaha
membujuk ayahnya agar membunuh dirinya saja. Namun,
dengan tidak disangka, ayahnya memiliki skenario yang
lainnya.
JERRY #64
200
200
(menyaut dengan cepat)
Bunuh aku aja Yah!
TONY #65
(Tersenyum)
Jalan yang kau tempuh sangat baik, lanjutkan
perjalananmu walau pedih dan rintangan ada di depan
mata. Keadilan akan selalu menang.
Tony menendang pisau yang tergeletak tidak jauh dari
kakinya
Dengan sigap, Jerry berguling lalu melemparkan pisau
itu ke arah Khan berdiri. Pisau itu mendarat mulus di
dada kiri Khan. Namun naas, pisau tersebut mendarat
bersamaan pula dengan bunyi letusan senjata api tepat
di bagian kepala ayah Jerry. Tangis Jerry pun pecah
melihat ayahnya terbunuh.
JERRY #66
(berteriak dan menangis)
Bangsaaat!!!
Jerry yang berada tidak jauh dari Khan tidak menyadari
bahwa Khan belum mati.
KHAN #67
201
201
(Mengangkat tangannya dan mengarahkan pistol ke arah
Jerry, dengan sisa tenaga Khan menarik pelatuknya dan
berhasil menembak Jerry)
JERRY #68
Aaakkkhh!!!
(berteriak kesakitan, dan disaat itu Jerry mengingat
beberapa kenangan yang tak pernah hilang dari
ingatannya yaitu kenangan bersama kedua orang tuanya).
Beberapa saat kemudian, para polisi berdatangan ke
tempat kejadian tersebut. Para polisi terlihat sangat
terkejut dengan apa yang mereka lihat. Satu per satu
jasad yang ada diperiksa dan dimasukkan ke dalam
kantong jenazah. Begitu pula dengan tubuh Jerry.
Cut To
Scene *21
INT. RUMAH JERRY - RUANG TAMU – PAGI
CAST. JERRY KECIL, TONY & IBU JERRY.
Jerry sedang mewarnai ditemani dengan kedua
orangtuanya. Kedua orangtuanya mengusap kepala Jerry
kecil.
Cut To
202
202
Scene *22
EXT. GEDUNG LEMABAGA KEMASYARAKATAN - DEPAN LAPAS –
PAGI
CAST. JERRY, GUARD 1 & 2.
Di depan Lembaga Permasyarakatan terlihat tiga orang
menuju ke sebuah mobil yang terparkir di luar gedung.
Cut To
Scene *23
Ext. Establish Hitman dan Jerry Depan Lapas - PAGI
Scene *24
INT. DALAM MOBIL – PAGI
CAST. JERRY, GUARD 1-2, SOFYAN.
Saat perjalanan, di dalam mobil Jerry menghabisi kedua
guard yang duduk disamping kanan dan kirinya.
Cut To
Scene *25
Ext. Detail Mobil Berhenti
Cut TO
203
203
Scene *26
Int. Dalam mobil – Pagi
CAST. JERRY – SOFYAN
Jerry tertunduk lemas setelah menghabisi dua hitman
tersebut. Sofyan yang duduk dikursi supir tiba-tiba
memberikan sebuah kertas yang bertuliskan “Perjalanan
belum berakhir – The End (?)”.
Scene *27
INT. KAMAR PENULIS – MALAM.
CAST. PENULIS.
Di sebuah kamar, terdapat seorang pria yang sedang
duduk serius di depan laptopnya. Ia sedang menulis
cerita karangan fiksi tentang kisah para pemberani
dalam menumpas kejahatan. Di akhir cerita tersebut
terdapat sebuah kalimat “Perjalanan belum berakhir –
The End (?)”.
204
204
3.4. Proses Kerja Penata Kamera
Karya film pendek tersebut penulis beri judul “KATARSIS” penulis
berperan sebagai Penata kamera. Bertanggung jawab untuk semua aspek teknis
merekam gambar. Seorang juru kamera harus memastikan bahwa tidak ada
kesalahan lakukan saat ia mengambil gambar. Dia harus memastikan bahwa ia
mengambil gambar tajam (fokus), komposisi gambar (framing) yang tepat,
pengaturan level atau tingkat suara yang sesuai, gambar warna yang sesuai dengan
warna aslinya (alam) dan ia harus mendapatkan gambar (foto) yang terbaik.
Pada umumnya cameraman tidak bekerja sendiri (kecuali untuk hal
tertentu), dan seara umum tugas dan tanggung jawab cameraman meliputi :
berdiskusi dengan produser serta sutradara guna membahas tentang
rencana produksi, mempelajari naskah, menginterpretasikan bagaimana
sebuah adegan/scene bisa di interpretasikan, memberi masukan bagaimana
agar bisa mendapatkan gambar yang baik, memilih peralatan kamera serta
penunjangnya, bekerjasama dengan sutradara, melakukan pengambilan
gambar atau shooting (Umbara,2010:73).
Shot adalah ketika cameraman menekan tombol record hingga menekan
tombol record kembali. Shot merupakan satu bagian dari rangkaian gambar yang
begitu panjang, yang hanya direkam dengan satu take saja. Shot yang baik adalah
205
205
kombinasi berbagai komposisi gambar ke dalam sambungan gambar yang utuh
dan indah dalam satu kali pengambilan gambar.
Sedangkan shooting adalah proses pengambilan gambar kedalam bentuk
audio visual. Shooting berasal dari ”to shoot” yang berarti menembak atau
membidik (point and shoot). Dari kata ”to shoot” kita bisa dapatkan kata benda
”shot”. ”to shoot” artinya membidikan kamera ke arah subjek. ”shooting” adalah
aksi mengambil gambar subjek yang didepan kamera.
Secara sederhana pengertian shooting adalah proses pengambilan gambar
subjek kedalam media, baik subjek bergerak atau tidak bergerak untuk
kepentingan audio visual. Shooting merupakan bagian dari sebuah produksi audio
visual yang menggunakan kamera sebagai alat perekam.
Untuk itu penting untuk mengetahui makna dari sebuah shot. Dalam film,
gambar tidak bisa diambil seenaknya sendiri tanpa konsep yang jelas, karena
dapat membingungkan penonton.
Walaupun pengoprasian kamera dalam produksi film yang bergenre action
banyak menggunakan teknik handhald, penggunaan tripod adalah wajib
hukumnya. Untuk menjaga kualitas gambar pemilihan tripod kadang lebih penting
dari pada pemilihan kamera yang digunakan. (Umbara:2010:58)
3.4.1. Pra Produksi
Proses kerja dalam membuat karya Film Pendek harus di persiapkan
dengan matang serta harus dapat memperhitungkan segala hambatan yang
mungkin terjadi pada saat produksi berlangsung nantinya. Pra produksi
206
206
merupakan tahap awal dan langkah awal dalam pembuatan sebuah program
televisi, karena seluruh proses perencanaan dilakukan di dalamnya. Dalam tahap
ini semua crew wajib terlibat, mulai dari seorang produser, sutradara,
penulisnaskah, kameraman, hingga editor ikut menentukan setiap rinci (detil)
rencana kerja yang akan dibuat. karena apabila tahap ini tidak di pikirkan akan
mengakibatkan tidak lancarnya pembuatan produksi Film Pendek ini. ide
pembuatan karya Film Pendek ini yang berjudul “KATARSIS” adalah hasil riset,
riset dan riset, yang kemudian di bahas dan disetujui oleh tim untuk di jadikan
sebuah visualisasinya.
Hal pertama yang di lakukan dalam setiap pra produksi adalah
menentukan ide dasar. Ide biasa muncul ketika ada sumber gagasan, gagasan
tersebut di uji atau di teliti sehingga membentuk keteraturan dan pola-pola atas
fenomena sosial yang ada di sekitar kita. Kemudian penulis melakukan riset yang
merupakan serangkaian kegiatan sistimatis, materi, sumber data, fakta dan
kesimpulan.
Sebelum shooting dilakukan, ada satu tahapan penting bagi camera person
yang juga bagian dari riset, yaitu mengumpulkan data-data visual dan
memastikan segala sesuatu di lapangan sesuai dengan jadwal shooting dan
alur cerita. Dua kegiatan tersebut biasa di sebut dengan istilah riset visual
dan recce atau yang juga biasa disebut fixing. (Umbara:2010:18)
3.4.2. Produksi
Tahap pengambilan gambar (shooting) produksi Film pendek
“KATARSIS”, dilaksanakan selama 3 hari, cameraman mengambil gambar
sesuai dengan shootlist. Ada hal yang penting bagi pembuat film drama action
207
207
terutama cameramen memperkirakan jumlah shoot yang harus di bawa selama
shooting.
3.4.3 Pasca Produksi
Pada tahap ini penata kamera mendampingi editor untuk pemilihan gambar
yang akan diedit. Dan memberikan beberapa pilihan gambar yang baik untuk
kesinambungan cerita agar karya ini akan bagus nantinya. Hingga proses
colouring selesai dan berbentuk film pendek.
3.4.4 Peran dan Tanggung Jawab Penata Kamera
Kedudukan penata kamera dalam pembuatan suatu produksi sangat
berperan penting karena penata kamera harus mengambil gambar yang baik yang
berhubungan dengan skenario. Dan tentunya harus dengan persetujuan sutradara,
karena setiap pengambilan gambar penata kamera harus bekerjasama dengan
sutradara, dan penata kamera juga harus memberikan pilihan shot – shot yang
bagus kepada sutradara. Karena keberhasilan suatu produksi, ditentukan oleh
pengambilan gambar – gambar yang baik dan benar sehingga enak untuk ditonton.
Dalam tiga tahap produksi produksi penata kamera mempunyai peran dan
tanggung jawab sebagai berikut :
a. Pra Produksi
1. Mendampingi sutradara riset sekaligus melihat lokasi
pengambilan gambar.
208
208
2. Berkonsultasi dengan sutradara tentang gambar – gambar yang
baik untuk diambil.
3. Membuat treatment dengan sutradara untuk menyamakan visi agar
tidak terjadi kesalahan saat di lapangan .
4. Menyiapkan alat – alat apa saja yang dibutuhkan pada saat proses
produksi.
5. Membuat konsep kamera bersama dengan sutradara.
b. Produksi
1. Merekam gambar sesuai konsep yang telah di sepakati pada waktu
Pra Produksi.
2. Menjaga keselamatan kamera dan yang berhubungan dengan
perekaman gambar.
3. Mengambil gambar sesuai dengan skenario.
c. Pasca Produksi
1. Menemani editing untuk melihat hasil gambar yang telah diambil
bersama sutradara .
2. Bersama editor dan sutradara memilih gambar yang diperlukan
untuk diedit yang berhubungan dengan skenario dokumenter
televisi.
3.4.5. Proses Penciptaan Karya
Penulis dalam produksi film pendek tugas akhir yang berjudul
”KATARSIS”, penulis bertugas menjadi penata kamera dalam produksi film
209
209
pendek tugas akhir ini dikarenakan Penulis sangat tertarik untuk menekuni
profesi ini. dan Penulis ingin memberikan sebuah gambar yang indah dan menarik
untuk di lihat, itu merupakan tantangan bagi Penulis untuk menghasilkan sebuah
karya yang menarik untuk dilihat bagi penonton televisi yang kami buat.
Penulis juga ingin menerapkan ilmu yang sudah diberikan oleh dosen
pengajar di kampus dan dengan referensi buku – buku tentang ilmu kamera
tentang cara pengambilan gambar yang baik, walaupun hanya beberapa buku yang
penulis baca, penulis ingin terapkan dalam produksi film pendek Tugas Akhir ini.
Walaupun ilmu yang penulis terima dan pengalaman penulis sebagai penata
kamera belum begitu banyak untuk bisa menjadi penata kamera yang handal,
tetapi Penulis terus belajar dan berusaha banyak mencari pengalaman agar Penulis
bisa membuat karya yang baik dan penonton yang melihat karya Penulis akan
mengerti karya yang telah Penulis hasilkan dan situasi apa yang Penulis ambil.
a. konsep kreatif
Di dalam pembuatan karya film pendek ”Katarsis” penata
kamera berusaha dengan semaksimal mungkin untuk dapat membuat
Dokumenter Televisi ini menjadi lebih menarik dan sesuai dengan apa
yang di inginkan. Di sini penulis sering menggunakan alat bantu seperti,
tripot, boom mic, dan ligting. Tidak jarang Penulis mengambil gambar
dengan teknik dengan menggunakan gladecam , karena dalam film ini
210
210
harus menggambil gambar yang bersifat bergerak cepat terhadap scene
yang akan terjadi ketika proses suting berlangsung.
b. konsep produksi
Di dalam produksi kali ini yang juga merupakan Tugas Akhir (TA),
penulis memegang jabatan sebagai penata kamera dalam produksi yang
berjudul ”KATARSIS”. Segala hal yang berkaitan dengan gambar
merupakan tanggung jawab penulis. Penulis akan mencoba dengan
kemampuan yang penulis miliki, penulis akan berusaha semaksimal
mungkin agar karya film pendek ini menjadi sesuai dengan apa yang
diinginkan. Penulis juga memakai beberapa referensi baik itu dari teori -
teori buku perpustakaan, film indie , bahkan dari teman. Penulis akan
mengambil gambar sesuai dengan apa yang sudah di rencanakan pada saat
praproduksi.
c. konsep teknis
Perencanaan konsep teknis sangat dibutuhkan, didukung pula
dengan pembuatan director shot yang akan memudahkan pemilihan bahan
- bahan yang akan digunakan dan persiapan alat – alat.
Pemilihan bahan baku yang dibutuhkan dalam pembuatan produksi
ini adalah 3 buah SD card Sony Pwx fs5 , dimana 2 SD card untuk proses
produksi dan 1 SD card untuk cadangan.
211
211
Persiapan peralatan
Peralatan yang di butuhkan oleh penata kamera dalam
produksi dokumenter Televisi ” KATARSIS” adalah :
No. Nama Alat Jumlah Unit
1. Sony PWX fs5
1
2. Lensa 3
3. Batterai
2
4. Charger
1
5. Led light fotable
2
6. Kinoflo 1
7. Boom mic
1
8. Zoom mic H4N 1
9. Red head
2
212
212
10. Perleng 50 m
2
11. Tripod
1
12. Gladecam 1
13. Mini jib 1
14. Slider 1
15. Drone Phantom 4 1
16. Xiomi Yi 4 1
Teknik – teknik Pengambilan Gambar
a. Sudut Pengambilan Gambar (angel)
Sudut pengambilan gambar yang di gunakan penata kamera dalam
produksi “KATARSIS” adalah sebagi berikut:
1) Sudut Pengambilan Rendah (Low angel)
Pengambilan gambar yang di ambil dari bawah objek, sudut
pengambilan gambar ini merupakan kebalikan dari high angel,
sehingga objek terkesan ke agungan,kekuasaan,kuat,dominan,dinamis,
dan objel terlihat memiliki kkekuatan yang menonjol dan membuat
lebih dramatis.
2) Sudut Pengambilan Normal (eye Angel)
Pengambilan sudut ini di sesuaikan dengan sudut pandang manusia,
sudut ini juga di sesuaikan dengan tinggi rendah nya posisi obyek.
213
213
3) Sudut Pengambilan Sejajar Tanah (frog eye)
Pengambilan sudut gambar ini kamera di tempatkan sejajar dengan
tanah, sama dengan dasar kedudukan si objek,sehingga si tokoh
terkesan misterius.
b. Ukuran Dan Tipe Gambar (type shot)
Untuk menghasilkan gambar yang benar dan sesuai dengan makna
seorang cameramen perlu mengetahui beberapa type of shot atau ukuran
framing, maka keberagaman type gambar tadi bisa di sangkutkan dengan
teknik pengambilan gambar. Ukuran gambar bisa menunjukan emosi
seseorang, situasi dan kondisi dari objek atau tokoh. Berikut adalah ukuran
gambar atau tipe of shot :
1. ECU (Extreme Close Up)
Pengambilan suatu gambar sebesar mungkin yang menampilkan
bagian tertentu dari bagian tubuh manusia atau menampilkan detail
objek dan sangat jelas seperti pengambilan gambar pada bagian mata
dan mulut.
2. BCU (Big Close Up)
Pengambilan sebatas kepala sampai ke dagu,untuk menunjukan sifat –
sifat yang tercermin dari wajah objek,seperti kedalaman pandangan
mata, kebencian rawut wajah,dan keharuan seseorang.
214
214
3. CU (Close Up)
Pengambilan gambar secara dekat yang menonjolkan bagian kepala
sampai ke bahu untuk menegaskan bagiian dari emosi/reaksi dari objek
utama seperti marah dan kesal.
4. MCU (Medium Close Up)
Pengambilan gambar yang meneampilkan dari bagian ujung kepala
sampai ke dada, untuk menegaskan profil seseorang.
5. MS (Medium Shot)
Pengambilan gambrar dari mulai kepala sampai ke pinggang, untuk
memperlihhatkan sosok objek secara jelas, seperti expresi dan emosi
objek.
6. KS (Knee Shot)
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga sebatas lutut, di
peruntukan pengambilan gambar objek yang berinteraksi dengan jelas.
7. FS (Full Shot)
Pengambilan gambar secar penuh dari kepala hingga kaki dengan
ruang gerak objek yang sempit, di peruntukan untuk memperlihatkan
objek dengan lingkungan nya.
8. VLS (Very Long Shot)
Pengambilan gambar lebih jauh dari long shot. Digunakan untuk
menunjukan objek dengan background yang cukup jauh.
215
215
9. 1 S (One Shot)
Pengambilan gambar satu objek,menunjukan seseorang sedang dalam
satu frame atau monolog.
10. 2 S (Two Shot)
Mengabil gambar dengan dua objek,di gunakan untuk memperlihatkan
dua orang yang sedang bercakap- cakap.
3.4.6. Kendala Produksi
Dalam setiap produksi pasti memiliki kendala dan kesulitan,
cameraman dalam produksi tugas akhir film “KATARSIS” memilki
beberapa kendala pada saat suting. ketika pengambilan alat cameraman
menunggu 4 jam karena alat yang di pesan belum kembali ke tempat
penyewaan. Lalu ketika pengambilan gambar hari pertama talent datang
terlambat.
216
3.4.7. Lembar Kerja Penata Kamera
Spesifikasi Kamera
Tabel III.11
Sensor Super
35mm Single-Chip 11.6MP Exmz
3840 x 2160
3.5″ / 8.8 cm
Approx : 1.56M dots
0.39″ / 0.99 cm OLED
Approx : 1.44M d
Variable : 1/4 to 1/128
Presets : Clear, 1/4, 1/26, 1/64
217
ISO Rating : 3200 (S-Log3 Gamma)
Lux : 2000 lx, 89.9% reflectance
Video Gamma: T14(3840 x 2160 @ 23.98p mode, 3200K)`
60i : 0.16 lx (iris f/1.4, gain auto, shutter speed 1/24)
50i : 0.18 lx (iris f/1.4, gain auto, shutter speed 1/25)
57 db (Y) (typical)
XAVC Long
100Mb/s : 3840 x 2160p 29.97 / 25 / 23.98
60Mb/s : 3840 x 2160p 29.97 / 25 / 23.98
50Mb/s : 1920 x 1080p 59.94 / 50 / 29.97 / 25 / 23.98
50Mb/s : 1920 x 1080i 59.94 / 50
50Mb/s : 1280 x 720p 59.94 / 50
35Mb/s : 1920 x 1280p 59.94 / 50 / 29.97 / 25 / 23.98
25Mb/s : 1920 x 1080i 59.94 / 50XAVC Proxy
H.264 / AVC
4:2:0 8-bit
MP4 wrapper
1280 x 720 : 3 to 6Mb/s
640 x 360 : 1 to 3Mb/sAVCHD
218
28Mb/s (PS) : 1920 x 1080p 59.94 / 50
24Mb/s (FX) : 1920 x 1080p 29.97 / 25 / 23.98
24Mb/s (FX) : 1920 x 1080i 59.94 / 50
24Mb/s (FX) : 1280 x 720p: 59.94 / 50
17Mb/s (FH) : 1920 x 1080p 29.97 / 25 / 23.98
17Mb/s (FH) : 1920 x 1080i 59.94 / 50
17Mb/s (FH) : 1280 x 720p: 59.94 / 50
9Mb/s (HQ) : 1280 x 720p: 59.94 / 50
XAVC Long
Linear PCM 2 ch, 24-bit, 48kHzAVCHD
Linear PCM 2 ch, 16-bit, 48kHz
Dolby digital 2ch, 16-bit, 48kHz
60i : 1/8 to 1/10,000
50i/24p :1/6 to 1/10,000
0, 3, 6, 9, 12, 15, 18, 24,27, 30dB, AGC
Selectable
Preset
Memory A
Memory B (1500K-50000K)/ATW
3840 x 2160 30p : Frame rate selectable 1, 2, 4, 8, 15, 30
3840 x 2160 25p : Frame rate selectable 1, 2, 3, 6, 12, 25
219
1920 x 1080 60i : Frame rate selectable 1, 2, 4, 8, 15, 30, 60
1920 x 1080 50i : Frame rate selectable 1, 2, 3, 6, 12, 25, 50
60i: Frame rate selectable ( 120, 240, 480, 960)
50i: Frame rate selectable ( 100, 240, 400, 800)
Format : IEEE 802.11 b/g/n
Frequency Band : 2.4 GHz
Security : WEP / WPA-PSK / WPA2-PSK
NFC : NFC Forum Type 3 Tag Compliant
1 x MS/SD (dual Memory Stick/SD)
1 x SD
Audio Input
2 x 3-pin XLR
Line/mic/mic +48
SDI Output
1 x BNC HD/3G-SDI
SMTPE292M/424M/425MHDMI 2.0
1 x Type AUSB
1 x Multi/Micro (composite video integrated into Multi/Micro
USB jack)Headphone
1 x Stereo mini jackRemote
Stereo mini jack (Φ2.5 mm)Wired LAN
220
1 x RJ-45 (100Base-TX/10Base-T
Battery Pack : 14.4 VDC
AC Adapter : 12 VDC
NTSC : Approx 11.8W
PAL : Approx 11.5W
Note : While recording with LCD on, EVF off,
when external device connector is not used.
Operating : 32 to 104°F / 0 to 40°C
Storage : -4 to 140°F / -20 to 60°C)
Body : 4.50 x 5.13 x 6.88″ / 11.43 x 13.02 x
17.46 cm (approx)
Body, Lens & Accessories : 7.38 x 8.63 x 6.88″ /
18.73 x 21.91 x 17.46 cm (with 18 to 105mm lens, lens hood,
large eyecup, LCD viewfinder, top handle, grip)
Body Only : 29.2 oz / 827.8 g
Body, Lens & Accessories : 4.9 lb / 2.23 kg (with 18 to 105mm
lens, lens hood, large eyecup, LCD viewfinder, top handle, grip)
221
Gambar III.2
LENSA TAMBAHAN:
Canon 16-35 L f2.8
Canon 100L f.28
222
Canon 70-200L F2.8 is ii
TRIPOD TAMBAHAN:
Spider steady
Tripodslide
223
Camera Report
Produksi : BSI Produser : Vanessa Claudia
Judul karya : KATARSIS Sutradara : Dika Novan.T
Durasi : 20 menit Penata Kamera : Bobby Dwi Rizky
Tabel III.12
No Scene
Visual
Video Tanggal
Shot size Angle Move
1 7 Ls High level still Jerry telat untuk memulai latihan
kemudian memasuki barisan.
24 mei 2017
2 7 Ms Eye level Handhel Detail Sofyan latihan. 24 mei 2017
224
d
3 7 Ms Eye level Handhel
d
Detail Jerry latihan. 24 mei 2017
4 7 Ls Eye level Follow Jerry dan Sofyan melakukan uji tanding 24 mei 2017
5 7 Mcu Low level Still Detail figuran 24 mei 2017
6 7 LS Eye level Follow Jerry dan Sofyan melakukan uji
tanding.
24 mei 2017
7 8 LS Eye level Handhel
d
Fatimah memanggil Dahlia untuk
membawakan makanan dan minuman
untuk Jerry, Sofyan dan Ahmad.
24 mei 2017
8 8 MS Eye level Still Dahlia menyuguhkan makanan. 24 mei 2017
9 8 CU Eye level Follow Jerry mengambil minuman lalu 24 mei 2017
225
bercengkarama dengan Ahmad.
10 8 CU Eye level Follow Ahmad memberikan nasihat dan
wejangan kepada Jerry.
24 mei 2017
11 8 LS Eye level still Jerry, Sofyan, Ahmad, Fatimah dan
Dahlia bercengkrama
24 mei 2017
12 10 CU Low level Still Jerry membaca buku 25 mei 2017
13 10 MS Low level Still Tony mengetuk pintu kamar Jerry
kemudian memintanya untuk makan.
25 mei 2017
14 10 CU Low level Still Jerry menurukan buku dari wajahnya
kemudian merespon permintaan Tony
lalu beranjak
25 mei 2017
15 11 LS Eye level Slide Jerry sedang menikmati makan
malamnya sembari melihat Ayahnya
25 mei 2017
226
yang sedang sibuk berkerja.
16 11 CU Eye level Still Detail Jerry yang sedang makan. 25 mei 2017
17 11 MCU Eye level Still Detail Tony dengan kesibukannya. 25 mei 2017
18 12 ELS Eye level Still Establish taman. 24 mei 2017
19 13 MS High level Still Jerry sedang mengetik. 24 mei 2017
20 13 CU Eye level Still Detail mengetik. 24 mei 2017
21 13 MCU High level Still Jerry mendengarkan suara teriakan dari
seorang wanita.
24 mei 2017
22 14 CU Low level Follow Detail kaki Jerry. 24 mei 2017
23 14 LS Eye level Still Jerry mengintip dari balik tembok.
Untuk melihat adegan eksekusi yang
dilakukan oleh Hitman 5-6.
24 mei 2017
227
24 14 MS Eye level Still Hitman 6 berjalan menghampiri Jerry. 24 mei 2017
25 14 MCU Eye level Follow Jerry pergi kebalik tembok. 24 mei 2017
26 14 MS Low level Follow Detail kaki Hitman 6. 24 mei 2017
27 14 CU Eye level Handhel
d
Hitman 6 jalan menghampiri. 24 mei 2017
28 14 MCU Eye level Still Detail Jerry sedang mengumpat. 24 mei 2017
29 14 MS Eye level Still Hitman 6 menelpon unit lainnya lalu
pergi.
24 mei 2017
30 16 MCU Eye level Follow Tony sedang menerima telfon disofa
kemudian pergi beranjak.
25 mei 2017
31 16 MS Eye level Handhel
d
Jerry berpapasan dengan Tony. 25 mei 2017
228
32 16 MCU Eye level Handhel
d
Jerry meminta waktuTony untuk
berbicara.
25 mei 2017
33 16 MS Eye level Follow Jerry merasa frutasi. Lalu mengambil
sebuah kertas yang terjatuh dilantai,
25 mei 2017
34 16 LS Eye level Still Tony pergi terburu-buru lalu memasuki
mobil.
25 mei 2017
35 16 MCU Eye level Still Tony memasuki mobil. 25 mei 2017
36 16 Ms Low angle Still Tony pergi dengan mobilnya. 25 mei 2017
37 16 MCU Eye level Handhel
d
Jerry memegangi kepalanya karena
merasa cemas. Kemudian menyalakan
televisi dan mengambil berkas yang
sebelumnya ia ambil.
25 mei 2017
38 16 MS High Level Handhel Jerry menyalakan televise 25 mei 2017
229
d
39 16 MCU Eye level Handheld Ekspresi Jerry melihat tayangan berita
di televisi.
25 mei 2017
40 17 ELS High level Still Establish padang rumput. 25 mei 2017
41 18 LS Eye level still Jerry dan Sofyan bermain motor 25 mei 2017
42 18 MS eye level handheld Jerry dan Sofyan bermain motor 25 mei 2017
43 18 LS Eye level still Jerry dan Sofyan bermain motor 25 mei 2017
44 18 ELS High level still Jerry dan Sofyan bermain motor 25 mei 2017
45 19 LS Eye level Slide Jerry dan Sofyan memarkirkan
motornya dibawah sebuah pohon.
25 mei 2017
46 19 MS Eye level Handhel
d
Jerry dan Sofyan mengobrol dibawah
pohon. Kemudian ada telfon masuk di
25 mei 2017
230
handphone Jerry.
47 19 MCU Eye level Handhel
d
Sofyan mengobrol dengan Jerry sambil
meminum air dibotol yang ia bawa
25 mei 2017
48 19 MS Low level Still Jerry dan Sofyan pergi beranjak untuk
pulang.
25 mei 2017
49 20 MS Eye level Slide Hitman 6 mengintip dari balik
pepohonan.
25 mei 2017
50 21 ELS Eye level still Establish rumah Jerry malam 25 mei 2017
51 22 MS Eye level Handhel
d
Memandang foto ibunya 25 mei 2017
52 22 Cu Eye level Handhel
d
Detail wajah Jerry. 25 mei 2017
231
53 22 Ms Eye level Handhel
d
Jerry menaruh foto Ibunya lalu
mengambil handphone. Untuk
mengirimkan sms ke Ayahnya.
25 mei 2017
54 22 MCU Eye level Handhel
d
Jerry menelfon Sofyan. 25 mei 2017
55 22 CU Eye level Handhel
d
Jerry menelfon Sofyan. 25 mei 2017
56 22 MCU Eye level Handhel
d
Setelah berbicara dengan Sofyan
ditelfon tiba-tiba handphonenya
bergetar.
25 mei 2017
57 22 Ms Eye level Handhel
d
Jerry berbicara dengan penelfon
misterius.
25 mei 2017
58 22 LS High level Still Jerry berbicara dengan penelfon 25 mei 2017
232
misterius hingga akhir.
59 23 MCU Low level Still Wanita seksi menuangkan minuman
kedalam gelas.
24 mei 2017
60 23 CU Eye level still Khan dan Wanita seksi toss minuman 24 mei 2017
61 23 MCU Eye level still Detail wanita seksi minum 24 mei 2017
62 23 Ms Low level still Hitman 6 mengambil handphone yang
berada di saku celananya.
24 mei 2017
63 23 MCU-CU Eye level still Hitman 6 memberikan handphone
kepada Khan.
24 mei 2017
64 23 CU Low level still Khan memberikan kembali
handphonenya.
24 mei 2017
65 27 ELS High level Follow Jerry datang ke salah satu gedung bekas
sesuai dengan alamat yang diberikan
23 mei 2017
233
penelfon misterius.
66 27 LS Eye level Still Jerry memarkirkan motornya 23 mei 2017
67 27 CU Still Low
level
Detail kaki Jerry setelah memarkirkan
motor
23 mei 2017
68 27 LS Eye level Handhel
d
Jerry menghampiri Hitman 3-4. 23 mei 2017
69 27 MS Eye level Still Hitman 3-4 berbicara kepada Jerry. 23 mei 2017
70 27 MCU OTS Still Detail Jerry. 23 mei 2017
71 27 MCU Eye level Still Detail Jerry. 23 mei 2017
72 27 LS Eye level Follow Jerry dan Hitman 3-4 berkelahi 23 mei 2017
73 27 MCU Low level Handhel
d
Detail Jerry menghabisi Hitman 4. 23 mei 2017
234
74 27 LS Eye level Follow Jerry dn Hitman 4 berkelahi 23 mei 2017
75 27 CU Eye level Still Detail Jerry menghabisi Hitman 4. 23 mei 2017
76 27 LS Low level Still Jerry berjalan setelah menghabisi
Hitman 3-4.
23 mei 2017
77 28 MS Eye level Slide Jerry membuka pintu gudang. 23 mei 2017
78 28 MCU OTS Still Hitman 5-6 sudah menunggu Jerry
didalam.
23 mei 2017
79 28 LS Eye level Follow Hitman 5 menyerang Jerry kemudian
disusul Hitman 6.
23 mei 2017
80 28 MCU-LS Eye level Follow Jerry menyerang Hitman 5 kemudian
Hitman 5 memukulnya dengan kayu.
23 mei 2017
81 28 MS Eye level Follow Jerry menghabisi Hitman 5. 23 mei 2017
235
82 28 LS Eye level Follow Detail Jerry menghabisi Hitman 5. 23 mei 2017
83 28 MS Eye level Follow Detail Jerry setelah menghabisi Hitman
5.
23 mei 2017
84 28 LS Eye level Follow Jerry dan Hitman 6 bersiap-siap untuk
bertarung dengan memasang kuda-kuda
23 mei 2017
85 28 MS Eye level Follow Hitman 6 menyerang Jerry. 23 mei 2017
86 28 LS Eye level Handheld Jerry menyerang Hitman 6 dengan
tendangan.
23 mei 2017
87 28 MS Eye level Follow Hitman 6 menangkis serangan Jerry dan
kemudian dibalas Jerry dengan
memelintir lehernya.
23 mei 2017
88 28 MCU Eye level Still Khan dan berjalan menghampiri Jerry
dari kegelapan sembari menodongkan
23 mei 2017
236
pistol dikepala Tony.
89 28 CU OTS Still Khan meminta Tony untuk
menceritakan kepada Jerry.
23 mei 2017
90 28 MCU-CU Eye level Handheld Ekspresi Jerry melihat Ayahnya
disandera oleh Khan.
23 mei 2017
91 28 MCU Eye level Still Tony menceritakan kronologis kepada
Jerry.
23 mei 2017
92 28 Ms OTS Still Khan meminta Tony untuk menentukan
pilihan.
23 mei 2017
93 28 MCU Low level Still Tony menendang pisau yang berada di
dekat kakinya.
23 mei 2017
94 28 CU Low level Still Detail Pisau yang ditendang 23 mei 2017
237
95 28 LS Low level Still Jerry berguling lalu menangkap pisau
tersebut dan melemparnya tepat kearah
Khan.
23 mei 2017
96 28 MS-MCU Eye level Follow Khan terjatuh karena pisau yang
dilempar Jerry tepat menancap ke
dadanya.
23 mei 2017
97 28 CU Eye level Follow Ekspresi Jerry yang terkejut karena
Ayahnya tewas ditangan Khan
23 mei 2017
98 28 MCU Eye level Follow Khan mengangkat tangannya yang
masih menggenggam pistol dan
mengarahkannya kearah Jerry. Lalu
Jerry bergulinig.
23 mei 2017
99 28 CU Eye level Still Ekpresi Jerry yang terkena tembakan 23 mei 2017
238
100 28 LS Eye level Follow Polisi memasuki area gudang 23 mei 2017
101 28 ELS High level Follow Polisi menghampiri tubuh yang berada
dilantai gudang.
23 mei 2017
102 28 LS High level Follow Polisi memeriksa keadaan beberapa
tubuh tersebut.
23 mei 2017
103 29 MCU Eye level Still Ibu Jerry memeluk Jerry kecil kemudian
mencium Jerry.
23 mei 2017
104 29 MS Eye level Still Tony, Ibu Jerry dan Jerry kecil
menemani Jerry mewarnai sembari
tertawa.
23 mei 2017
105 30 LS High angle-Eye
level
Till Down-Left
Pan
Adegan Jerry dan Hitman 1-2 keluar
dari Lapas menuju mobil.
23 mei 2017
106 30 MS Eye level Left Pan Hitman 1-2 membawa Jerry ke mobil. 23 mei 2017
239
107 30 MCU Eye level Slide Jerry dimasukan paksa oleh Hitman 1-2
kedalam mobil.
23 mei 2017
108 30 MS Eye level Still Hitman 2 memasuki mobil. 23 mei 2017
109 31 ELS High level Follow Establish Jerry dan Hitman1-2 yang
berada didalam mobil.
23 mei 2017
110 32 MCU Eye level Handheld Jerry beserta Hitman 1-2 berada di
dalam mobil kemudia berkelahi
23 mei 2017
111 32 MCU Eye level Follow Jerry beserta Hitman 1-2 berada di
dalam mobil kemudia berkelahi
23 mei 2017
112 32 MCU Eye level Follow Jerry beserta Hitman 1-2 berada di
dalam mobil kemudia berkelahi.
23 mei 2017
113 32 MCU Eye level Follow Jerry beserta Hitman 1-2 berada di
dalam mobil kemudia berkelahi
23 mei 2017
240
114 32 MCU Eye level Follow Jerry beserta Hitman 1-2 berada di
dalam mobil kemudia berkelahi
23 mei 2017
115 33 LS-MS Eye level Right Pan Mobil yang di tumpangi Jerry berhenti. 23 mei 2017
116 34 MCU eye level Still Jerry tertunduk lemas. Kemudian
mengambil secarik kertas yang
diberikan Sofyan.
23 mei 2017
117 34 CU eye level Still Detail wajah Sofyan memberikan
secarik kertas.
23 mei 2017
118 34 ECU POV Still Detail Jerry mengambil kertas lalu
membacanya.
23 mei 2017
241
119 35 ECU Eye level Still Pengambilan gambar di layar laptop. 25 mei 2017
120
35 MS-ELS Eye level Track out Penulis sedang duduk didepan laptop 25 mei 2017
242
3.5.Proses Kerja Penata Cahaya
Pencahayaan dalam sebuah program acara di tentukan oleh seorang penata
cahaya, sebuah tata cahaya yang baik akan menghasilkan suasana yang berbeda,
objek menjadi terlihat sempurna, dan dari efek cahaya juga bisa menjelaskan
kepada audien kapan drama televisi ini dibuat. Tanpa cahaya, sebuah benda tidak
akan terlihat wujudnya, semua gambar di televisi bisa di katakan sebagai hasil
manipulasi cahaya. “Penata cahaya adalah orang yang mendesain cahaya dalam
sebuah produksi seperti yang telah di katakan Suprapto (2006:73)”. Seorang
penata cahaya mendesain dan menentukan pencahayaan untuk produksi, baik
produksi didalam studio atau diluar studio. Ia harus dapat menyeimbangkan
keterbatasan secara teknis medium televisi dengan melakukan kreasi untuk
memperoleh efek pencahayaan yang bisa menghasilkan gambar yang terang dan
jernih.
Penataan cahaya dalam produksi televisi dan film punya tujuan yang sama
yaitu untuk memberikan cahaya agar penata kamera mampu melihat objek dengan
jelas. Untuk menghasilkan gambar yang jernih dan terang diperlukan teknik-
teknik penggunaan tata cahaya, di samping itu, penata cahaya harus menjamin
bahwa kualitas dan kebutuhan warna untuk wajah, property, backdrop, dan lain-
lain menyatu untuk memperoleh efek pencahayaan yang di kehendaki.
243
Cahaya juga dapat memberikan suasana yang berbeda di dalam sebuah film,
menurut Pratista (2008:75) “Tata cahaya dalam film secara umum dapat di
kelompokan menjadi empat unsur yakni, kualitas, arah, sumber, serta warna
cahaya. Keempat unsur ini sangat mempengaruhi tata cahaya dalam membentuk
suasana serta mood dalam film”.
Dalam drama televisi “KATARSIS” penulis berusaha membuat cahaya
yang sesuai dengan konsep drama ini, yaitu natural. Dan dalam sebuah produksi
film, seorang penata cahaya juga harus mempersiapkan beberapa tahap seperti
tahap pra-produksi, produksi, dan pasca produksi. Dalam halaman berikutnya
akan di jelaskan.
3.5.1. Praproduksi
Proses praproduksi adalah tahapan awal dalam membuat sebuah produksi
televisi atau film, karena di tahap inilah semuanya di persiapkan dan di rancang
secara matang untuk kelancaran produksi dan lain-lain, menurut Morissan
(2008:309) “Tahapan praproduksi atau perencanaan adalah semua kegiatan mulai
dari pembentukan crew, pembahasan ide (gagasan) awal sampai dengan
pelaksanaan pengambilan gambar (shooting)”.
Menurut Rahmawati dkk (2007:62) mengatakan bahwa:
Praproduksi adalah salah satu tahap dalam pembuatan film, diantaranya
meliputi penulisan naskah skenario, menentukan jadwal pengambilan
gambar, mencari lokasi, menyusun anggaran biaya, mencari/mengaudisi
calon pemeran, mengurus perizinan, menentukan staf dan crew produksi,
dan juga persiapan produksi.
244
Seorang penata cahaya pun memiliki tugas dalam tahap praproduksi
ini,seperti yang di tulis Umbara dan Pintoko (2009:159) “Dalam proses pre
production ini, chef lighting harus sudah memiliki konsep pencahayaan yang akan
di buat. Set desain yang telah di buat oleh art director bisa menjadi acuan yang
bisa di gunakan chef lighting dalam membuat konsep pencahayaan.”
Dalam proses praproduksi ini penulis melakukan riset atau hunting lokasi
untuk menentukan dimana peletakan lighting nantinya atau sering di sebut dengan
Blocking Lighting. Penulis juga mencari pelengkapan alat-alat Lighting tersebut
dan lampu apa saja yang harus penulis perlukan. Untuk selanjutnya, penulis
mencatat keperluan yang di butuhkan saat produksi dan melakukan rapat
koordinasi dengan crew teknis lainnya.
Pada drama produksi televisi “KATARSIS” ini penulis juga menyiapkan
lighting dan jenis-jenis filter yang nantinya akan di gunakan saat produksi. Selain
itu, penulis bersama sutradara, penata kamera, dan penata artistik bekerja sama
membuat blocking lighting dan lighting sheet sesuai apa yang telah di gambarkan
oleh naskah agar pada saat produksi berjalan lancar dan tidak ada kendala.
Tahap praproduksi yang kurang matang bisa mengakibatkan tahap-tahap
selanjutnya kurang memuaskan. Ide pembuatan produksi drama televisi
“KATARSIS” adalah hasil dari pemikiran penulis naskah yang kemudian di
bahas dan di beri masukkan oleh masing-masing crew dan di sepakati untuk di
245
jadikan sebuah karya film drama televisi. Apabila tahap praproduksi sudah
matang,maka tidak akan ada kendala saat proses shooting di mulai.
3.5.2. Produksi
Menurut Nugroho (2014:108) “Yang di maksud dengan produksi adalah
pelaksanaan pengubahan bentuk naskah menjadi bentuk auditif dan visual sesuai
dengan kaidah-kaidah yang berlaku bagi pertelevisian.”
Dalam produksi film “KATARSIS” ini penulis menyiapkan alat yang akan
di gunakan serta bekerja sama dengan sutradara agar produksi berjalan sesuai
naskah. Menurut Dodoy dkk (2007: 27) “Penata cahaya atau Lighting Man,
penting dalam sebuah produksi karena dia orang yang memegang jabatan dan
tanggung jawab penuh atas pencahayaan yang pas dalam proses produksi agar
menjadikan film atau program acara tersebut nyaman untuk di lihat”.
Jadi, sebagai seorang penata cahaya sangat penting untuk mengetahui
tugasnya dalam sebuah produksi dan mengetahui apa apa saja yang di perlukan
sesuai tuntuan dari naskah dan sutradara.
Adapun beberapa hal yang harus di persiapkan penulis sebelum memulai
produksi yang menurut Suprapto (2006:75) beberapa tugas seorang penata cahaya
saat produksi berlangsung yaitu:
246
1. Mendesain dan menentukan pencahayaan untuk produksi
2. Mengawasi tata cahaya bila terjadi perubahan cahaya selama kegiatan produksi
berlangsung
3. Mengamati perubahan peralatan pencahayaan untuk penyempurnaan
program/film.
4. Memelihara inventaris penataan cahaya dan aksesorisnya.
5. Mengerjakan pemeliharaan secara rutin perlengkapan tata cahaya,
perlengkapan listrik, dan aksesorisnya”.
Dalam tahap produksi penulis harus menentukan apa saja yang harus di
beri pencahayaan pada saat shooting di dalam maupun di luar ruangan,
mengawasi lampu yang di pakai agar jika terjadi masalah penulis harus dengan
sigap mengatasinya untuk memperlancar proses produksi dan mempermudah saat
masuk ruang editing pada saat tahap pasca produksi untuk memudahkan
penyunting gambar.
3.5.3. Pascaproduksi
Menurut Morissan (2008:310) “Tahapan pasca produksi adalah semua
kegiatan setelah pengambilan gambar sampai materi itu di nyatakan selesai dan
kemudian siap disiarkan atau di putar hasil produksi (evaluasi gambar)”.
Hal yang di lakukan seorang penata cahaya dalam tahap ini menurut Adrian
(2013:65) “Merawat semua equipment yang telah di pakai agar dapat beroperasi
dan di gunakan untuk pembuatan produksi selanjutnya. Me re-view hasil tata
247
cahaya yang telah di record saat produksi lalu melakukan presentasi dan
evaluasi”.
Pada tahap pascaproduksi penulis melihat ulang dan mengevaluasi hasil
produksi untuk memeriksa apabila masih ada gambar yang kurang
pencahayaannya, seperti yang di katakan Mabruri (2013:67) memberi penjelasan
bahwa “Tahap terakhir adalah tahap editing. Hal yang dilakukan bukan sekedar
memilih gambar dan menggabungkannya saja, tetapi lebih dari itu. Pemberian
sentuhan seni juga perlu di lakukan, seperti member visual effect atau sound yang
mendukung jalannya cerita”.
Pada pascaproduksi, penulis sebagai seorang penata cahaya bertugas
mendampingi Penyunting gambar agar dapat memberi masukan untuk pewarnaan
gambar jika ada gambar yang pencahayaannya kurang maksimal. Mereview hasil
gambar untuk melihat penataan cahaya yang telah di produksi dan mengevaluasi
hasil gambar akhir. Apabila evaluasi sudah selesai dan semua gambar sudah
maksimal dalam pencahayaannya, gambar-gambar sudah siap untuk memasuki
proses editing yang di lakukan oleh seorang penyunting gambar.
3.5.4. Peran dan Tanggung Jawab Penata Cahaya
Seperti jobdesk lainnya, penata cahaya sebagai bagian dari produksi film
dan televisi punya tugas dan tanggung jawab. Menurut Morissan (2008:318)
“Orang yang bertugas sebagai penata cahaya di sebut dengan Lighting Director
yang bertanggung jawab mengatur dan menyesuaikan intensitas cahaya yang ada
di studio atau lokasi sesuai dengan keinginan sutradara atau pengarah program”.
248
Seorang penata cahaya sebagai bagian dari crew produksi drama televisi
mempunyai peran dan tanggung jawab yang penting. Penata cahaya merupakan
seorang yang memberikan penerangan pada waktu penata kamera sedang
mengambil gambar/suatu objek. Secara umum peran dan tanggung jawab seorang
penata cahaya menurut Aritama dkk (2008:93) meliputi:
1. Menerjemahkan tata cahaya sesuai desain pencahayaan dari arahan
sinematografer.
2. Mengatur cahaya dan merawat peralatan lampu.
3. Membantu pengukuran yang tepat baik lighting, ratio, exposure, dan warna
cahaya yang di arahkan oleh sinematografer.
4. Mengkoordinasikan semua hal yang berhubungan dengan listrik termasuk
pengoperasian generator.
Pentingnya mengetahui hal hal di atas adalah untuk penulis bekerja pada
saat produksi dan mengtahui apa-apa saja yang harus di lakukan dan
memperlancar proses produksi sebuah film sesuai dengan arahan sutradara dan
tuntuan dari naskah tentunya
3.5.5. Proses Penciptaan Karya
Penulis memegang jabatan sebagai penata cahaya pada produksi drama
televisi yang berjudul “KATARSIS” segala hal yang berkaitan dengan
pencahayaan dalam drama televisi tersebut. Perencanaan konsep teknis sangat
dibutuhkan, didukung pula dengan pembuatan floor plan dan lighting sheet yang
249
akan memudahkan pemillihan bahan-bahan yang akan di gunakan dan persiapan
alat-alat saat produksi.
a. Konsep Kreatif
Penulis mencoba memahami isi pesan dari cerita yang di rangkai oleh
penulis naskah hingga menjadi skenario. Selain dari skenario, penulis mencoba
memahami situasi dan kondisi di lokasi. Apa saja yang bisa di manfaatkan dan
yang bisa menganggu berjalannya proses shooting dan memanfaatkan lampu yang
ada semaksimal mungkin dengan berbagai filter untuk memberi kesan mendalam
dan membuat suasan dalam film lebih dramatis jika itu di butuhkan oleh sutradara
dan memenuhi tuntutan dari naskah yang ada.
Dalam program drama televisi “KATARSIS” ini, penulis mempunyai
konsep yang sederhana pada setiap scene nya. Sebagai contoh, jika pengambilan
gambar dengan latarbelakang lebih terang dari pemeran yang sedang melakukan
adegan, penulis akan menggunakan reflector untuk menambah cahaya agar
seimbang dengan latarbelakangnya untuk scene di siang hari pada lokasi outdoor.
Penataan cahaya dalam produksi drama televisi tidak dapat di kesampingkan
begitu saja, sekedar memberi kesan terang tanpa mengindahkan adegan siapa saja
yang sedang di ambil. Dalam program drama televisi “KATARSIS” ini, penulis
menggunakan cahaya sebaik mungkin dengan menggunakan cahaya matahari
untuk scene di siang hari dan di luar ruangan, dan memakai cahaya buatan seperti
kinoflo, red head untuk memberikan kesan dramatis pada film sesuai yang di
inginkan sutradara dan naskah yang telah di buat.
250
b. Konsep Produksi
Konsep produksi pada pembuatan drama televisi “KATARSIS” yang di
buat tentang kekompakan di dalam tim. Penulis sebagai penata cahaya punya
konsep yang sudah di lihat dari beberapa film yang menjadi referensi penulis,
konsep yang sederhana tapi bagus untuk di lihat, warna pada cahayanya juga
terlihat lebih halus dan sesuai dengan yang di konsepkan oleh tim. Dan juga
warna-warna itu komposisinya di atur oleh penulis agar warnanya tidak belang
dan menyatu. Ada juga di beberapa scene penulis akan menggunakan lampu
redhead pada siang hari agar mendapat kesan dramatis pada filmnya. Penulis juga
menyewa diesel atau alat bantu listrik untuk berjaga-jaga apabila lokasi indoor
yang di gunakan tidak mempunyai watt yang cukup untuk menyalakan beberapa
lampu. Di film ini penulis mempunyai konsep lighting seperti di film “The
Equalizer‟‟, karena di film itu kebanyakan shooting di siang hari dan pada malam
harinya cahaya yang di gunakan tampak jelas dan halus tidak terlalu keras.
c. Konsep Teknis
Konsep teknis dalam drama televisi “KATARSIS” ini penulis
menggunakan satu lampu Red head yang berfungsi sebagai pengganti cahaya
matahari untuk memberikan efek warna seperti sore hari dan bisa menjadikan
malam terlihat seperti siang hari, untuk jaga jaga jika ada pengambilan scene
siang di malam hari di dalam ruangan. Penulis juga memakai satu lampu Kinoflo
yang berfungsi sebagai cahaya utama untuk menjangkau area penerangan yang
lebih luas dan beberapa filter berfungsi sebagai pengubah suhu warna cahaya agar
251
warnanya tidak terlalu keras dan sesuai dengan keinginan tim produksi. Pada
siang hari penulis mengandalkan cahaya matahari.
3.5.6. Kendala Produksi dan Solusinya
Dalam pembuatan drama televisi “KATARSIS” ini penulis sebagai
penata cahaya mendapatkan kendala pada saat pra-produksi sedang berlangsung
seperti:
1. Sulit mencari bahan referensi untuk menyusun disain produksi pada jobdesk
tata cahaya. Maka solusinya penulis mencari di internet daftar buku tentang tata
cahaya dan mencarinya di perpustakaan terlengkap.
2. Pada saat mengetik pada laptop, tiba-tiba mati lampu dan belum di save
dikarenakan laptop yang digunakan tidak menggunakan baterai. Maka solusinya
penulis mengetik ulang.
3. Mencari tempat penyewaan alat untuk produksi yang harganya sesuai dengan
budget kelompok. Maka solusinya penulis mencoba meminjam pada teman yang
memiliki lampu yang di perlukan dan menyewa sisanya di tempat lain.
4. Saat hunting lokasi, penulis agak sulit untuk menentukan dimana akan
menyimpan lampu yang akan di gunakan karena tempat yang sempit. Solusinya
penulis mengajak penata artistic untuk ngeset ulang tempat yang akan di gunakan.
Dalam proses produksi berlangsung penulis memiliki beberapa kendala
seperti:
252
1. Kesulitan meletakan posisi lampu karena sempitnya lokasi shooting yang di
lakukan di sebuah rumah. Maka solusinya penulis berdiskusi bersama penata
kamera tentang peletakannya agar nyaman dan lancar.
2. Turunya listrik di rumah tersebut karena watt yang di gunakan terlalu kecil dan
menyebabkan mati lampu. Maka solusinya penulis berdiskusi dengan semua crew
dan produser untuk menggunakan diesel dengan jarak yang cukup jauh dari lokasi
shooting.
212
3.5.7 Lembar Kerja Penata Cahaya
LIGHTING SHEET
Production Company : Mustafire Produser : Vanessa Claudia
Project Title : KATARSIS Sutradara : Dicka Novantria
Durasi : 20 Menit
Tabel III.13
No Scene Key Light Back
Light
Fill Light Item D/N Int/Ext
1 1 LED 15” Bi Color Red
Head
- - Night Ext
2 2 LED 15” Bi Color - - - Night Ext
3 3 LED 15” Bi Color - - - Night Int
4 4 LED 15” Bi Color - - - Night Int
5 5 Natural - - - Day Ext
213
6 6 Natural - - - Day Ext
7 7 LED 15” Bi Color - - - Day Ext
8 8 LED 15” Bi Color - - - Day Int
9 9 LED 15” Bi Color - - - Day Ext
10 10 LED 15” Bi Color - - - Day Int
11 11 Natural - - - Day Ext
12 12 Natural - - - Day Ext
13 13 Natural - - - Day Ext
14 14 Natural - - - Day Ext
15 15 LED 15” Bi Color - - - Night Ext
16 16 LED 15” Bi Color - - - Night Int
17 17 LED 15” Bi Color - - - Night Int
18 18 Natural - - - Day Ext
214
19 19 Natural - - - Day Ext
20 20 LED 15” Bi Color - Red Head &
Kinoflo
- Day &
Night
Int
21 21 LED 15” Bi Color - - - Day Int
22 22 Natural - - - Day Ext
23 23 Natural - - - Day Int
24 24 Natural - - - Day Int
25 25 Natural - - - Day Ext
26 26 Natural - - - Day Int
27 27 Natural - - - Night Int
215
FLOOR PLAN PENATA CAHAYA
Production Company : Must A Fire Produser : Vanessa Claudia
Project Title : KATARSIS Sutradara : Dicka Novantria
Durasi : 20 Menit
Gambar III.3 Gambar III.4
Keterangan: Keterangan :
Digunakan pada scene 1 EXT. Lapangan Digunakan pada scene 2 INT. Ruang Tamu
KEY : LED 15” Bi Color KEY : LED 15” Bi Color
216
Production Company : Must A Fire Produser : Vanessa Claudia
Project Title : KATARSIS Sutradara : Dicka Novantria
Durasi : 20 Menit
Gambar III.5 Gambar III.6
Keterangan : Keterangan :
Digunakan pada scene 3 & 16 INT. Kamar Digunakan pada scene 4, 8, 10, & 21 INT. Ruang Tengah
217
KEY : LED 15” Bi Color KEY : LED 15” Bi Color
Production Company : Must A Fire Produser : Vanessa Claudia
Project Title : KATARSIS Sutradara : Dicka Novantria
Durasi : 20 Menit
Gambar III.7 Gambar III.8
Keterangan : Keterangan :
Digunakan pada scene 7 EXT. Taman Kosong Digunakan pada scene 9 EXT. Depan Rumah
218
KEY : LED 15” Bi Color KEY : LED 15” Bi Color “
219
SPESIFIKASI LIGHTING
a. Lighting Kinoflo Daylight 4 Banks 4 Feet
Gambar III.9 Gambar III.10
Kinoflo Daylight 4 Banks 4 Feet Kinoflo Daylight 4 Banks 4 Feet
Jenis Lampu : Kinoflo Daylight 4 Banks 4 Feet
Daya : 160 watt
Tegangan : 240 volt
Warna : Putih
Reflektor : -
220
Colour Temp : 5400k
Fluorescent light, tidak mudah panas
221
b. Lighting Red Head
Red Head
Gambar III.11 Gambar III.12
Jenis Lampu : Red Head
Daya : 800 watt
Sifat : Warm
Warna : Kuning (4000 kelvin)
Output : Continuous Light
Power Output : Switch On & Off
222
Filter : Diffus
c. LED 15” Bi Color (Hualin HL-30DL)
Gambar III.13 Gambar III.14
Jenis Lampu : LED
Daya : Battery V-Mount
Sifat : Daylight / Tungsten
Warna : Kuning (5600 kelvin) Putih (3200 kelvin)
Power Output : Switch On & Off
Filter : -
223
3.6 Proses kerja Penata Suara
Tata Suara erat kaitannya dengan pengaturan penguatan suara agar bisa terdengar
kencang tanpa mengabaikan kualitas dari suara-suara yang dikuatkan. Pengaturan tersebut
meliputi pengaturan mikropon-mikropon, kabel-kabel, prosesor dan efek suara, pengaturan
konsul mixer, kabel-kabel, dan juga Audio Power amplifier dan Speaker-speakernya.
Penata Suara adalah seorang yang bertanggung jawab atas segala yang berhubungan
dengan audio, konsep serta kualitas audio yang dihasilkan menurut Diki Umbara dan Wahyu
Wary Pintoko (2010:152).
Heru effendy (2009:67) mengatakan :
Desain penata suara / audio apakah itu dialog, monolog, musik atau efek suara
membantu memperkuat suasana atau yang ingin dicapai oleh sebuah film atau drama.
Desain tata suara yang baik sebaiknya dialog dan efek suara dirancang sedemikian
rupa sehingga memenuhi film yang dibuat. Perencanaan tata suara juga membantu
para kru yang bertanggung jawab menangani suara tahu pasti apa yang harus mereka
kerjakan.
Audio sebagai bagian penting dari pertunjukan juga bisa menjadi tool sebagai bahan
gimmick. Sound effect tertentu misalnya, dapat dibuat untuk gimmick yang akan menjadikan
adegan menjadi lucu, menegangkan, atau meriah. Musik dan sound effect untuk keperluan
gimmick bisa dibuat sebelum shooting, saat hooting, atau saat editing. Namun yang jelas,
musik atau sound effect tersebut harus dibuat konsep terlebih dulu. Artinya ketika nantinya
dibuat spontan sekalipun saat shooting misalnya, konsep itu sudah ada jauh sebelumnya.
Konsep ini penting agar musik atau sound effect yang dibuat nantinya tidak asal-asalan atau
sekadar filler yang bisa jadi justru akan menganggu sebuah adegan atau dialog dalam
pertunjukan.
Untuk menciptakan dan merekam suara, penata suara harus memahami karakteristik dasar
yaitu :
224
frekuensi dan amplitudo. Frekuensi adalah banyaknya getaran perdetik dalam arus listrik
yang terus berubah dan amplitudo merupakan tinggi maksimum dari sebuah gelombang.
Selain itu seorang penata suara harus peka terhadap penyimpangan audio yaitu :
distorsi dan noise. Distorsi adalah adanya perubahan yang tidak diinginkan dalam sinyal
audio, pada umumnya disebabkan oleh usaha untuk mendapatkan perekaman tingkat
sinyal audio yang terlalu tinggi untuk peralatan. Sedangkan noise adalah suara yang tidak
dikehendaki yang masuk kedalam audio.
3.6.1 Pra Produksi Penata Suara
Dalam proses pra produksi ini penulis sebagai penata suara berdiskusi bersama tim
untuk melakukan penentuan tema dan judul yang akan dijadikan sebagai karya non drama
televisi tugas akhir. Pada akhirnya setelah melakukan diskusi dan menyatukan ide – ide
tertuang, penulis beserta rekan lainnya sepakat untuk membuat sebuah format acara drama
action yang berjudul “KATARSIS”. Format acara ini, ditujukan untuk kalangan menengah
sampai menengah bawah, maka penulis sebagai penata suara membuat konsep semenarik
mungkin, agar program “KATARSIS” ini, sehingga dapat diterima dan disukai masyarakat.
Penulis bertugas sebagai penata suara, dan pada tahap pra produksi penulis melakukan
beberapa persiapan – persiapan yang akan dilakukan, agar pada saat produksi tidak terjadi
kesalahan – kesalahan.
A. Penelaahan Naskah
Setelah penulis membuat naskah dan disetujui oleh produser dan kemudian dibaca,
dipelajari, dan dipahami oleh penulis, kemudian tim berkumpul untuk mendiskusikan konsep
– konsep apa saja yang di inginkan oleh sutradara, baik dari segi pengambilan gambar, tata
artistik, editing, pencahayaan, sampai pengambilan suara. Sampai pada akhirnya penulis
225
merancang konsep pengambilan suara sesuai dengan naskah dan permintaan sutradara.
Setelah konsep selesai dibuat, penulis memikirkan apa-apa saja yang diperlukan pada saat
produksi, seperti: boom mic, clip-on wireless dan perlengkapan lainnya yang dibutuhkan:
B. Riset dan Survey Lokasi
Pada tahap riset dan survey lokasi, penulis sangat membutuhkan untuk mengetahui
tempat atau lokasi yang nantinya akan digunakan untuk proses produksi yang bertujuan untuk
mempermudahkan pada saat produksi berlangsung.
C. Membuat Daftar Peralatan
Setelah penulis tahu apa saja peralatan yang dibutuhkan dalam produksi nanti, maka
selanjutnya penulis membuat daftar peralatan – peralatan, hal ini penulis lakukan guna
mendata secara keseluruhan apa saja yang dibutuhkan dan meminimalisir kesalahan pada saat
produksi.
D. Hunting Peralatan
Setelah budget diterima, maka penulis mulai mencari dan menyewa peralatan –
peralatan yang dibutuhkan dalam produksi nanti, setelah didapat semua, penulis memeriksa
peralatan tersebut apakah kondisinya dalam keadaan baik atau tidak.
3.6.2 Produksi
Setelah proses pra produksi dipersiapkan secara matang, proses produksi pun dimulai.
Produksi akan berjalan baik ketika semua proses di pra produksi sudah dilakukan dengan
baik. Pada saat tahap produksi audio. Memeriksa peralatan yang akan digunakan sebelum
shooting dilakukan, menjaga peralatan yang berhubungan dengan pengambilan suara dan
juga merapihkan dan memeriksa kembali peralatan setelah shooting dilakukan.
226
3.6.3 Pasca Produksi
Pada tahap pasca produksi penulis sebagai penata suara bersama rekan lainnya
melihat hasil video yang sudah di capture dan akan masuk ke tahap edit, dan penulis
memberikan musik, dan ilustrasi musik kepada editor sesuai dengan yang diperlukan untuk
dimasukkan didalam video, dan mendampingi editor dan sutradara dalam proses edit. Selain
itu penulis juga membuat laporan kerja.
3.6.4 Peran Dan Tanggung Jawab Penata Suara
Dari pengertian diatas dapat diuraikan peran dan tanggung jawab penata suara secara
garis besar :
Membuat konsep penata suara
Berkonsultasi dengan sutradara dan editor tentang penataan suara yang baik untuk
diambil.
Survey lokasi bersama tim.
Menyiapkan alat – alat apa saja yang dibutuhkan untuk proses produksi.
Memeriksa peralatan apakah dalam kondisi baik atau tidak sebelum dan sesudah
shooting.
Melakukan pengambilan suara sesuai konsep.
Memperoleh suara dengan jelas dan baik dari suara pemeran, yang sesuai dengan naskah.
Menjaga audio agar suara yang dihasilkan layak dan tidak terjadi noise.
Menjaga keselamatan peralatan dan yang berhubungan dengan pengambilan suara.
227
Mendampingi editor bersama sutradara untuk membuat ilustrasi musik, back sound dan
sound effect pada tahapan edit.
3.6.5. Proses Penciptaan Karya
1. Konsep Kreatif
Setelah penulis naskah membuat naskah dan disetujui oleh produser dan sutradara
yang kemudian dibaca, dipelajari, dan dipahami oleh penulis, pada saat itu pula penulis
membayangkan sebuah konsep penataan suara yang easy listening, karena „KATARSIS‟, di
tujukkan untuk remaja maka penulis membuat konsep kreatif.
Penulis juga membayangkan sebuah konsep audio holophonic sesuai dengan tema
yang diusung yang dapat memanjakkan telinga penonton, dan juga membuat penonton tidak
jenuh pada saat menonton. Penulis juga menambahkan beberapa atmosphere di bagian -
bagian tertentu untuk menambah suasana sesuai pada lokasi dan tempatnya, selain itu penulis
juga menambahkan beberapa elemen lain seperi scoring, sound effect dan foley untuk
membuat suara-suara yang ada dalam suatu film jadi lebih detail.
2. Konsep Teknis
Dalam program “KATARSIS” ini, penulis mencoba memberikan 3D sound atau bisa
juga disebut dengan holophonic yaitu sistem pencatatan binaural yang diciptakan oleh Hugo
Zuccarelli, yang didasarkan pada klaim bahwa sistem pendengaran manusia bertindak
sebagai interferometer. Hal ini bergantung pada fase varians, seperti suara stereoponis.
Karakteristik suara dari holophonic paling jelas didengar melalui headphone, meskipun
mereka dapat secara efektif ditunjukkan dengan speaker stereo dua channel, asalkan mereka
fase-koheren atau gelombang-gelombang yang mempunyai beda fase tertentu yang tidak
berubah terhadap waktu. Kata "holophonics" berhubungan dengan "hologram akustik".
228
Penulis untuk teknisnya dalam perekaman suara sendiri penulis menggunakan boom
mic, zoom H4, zoom H1 dan clip-on wireless. Penggunaan clip-on ini bertujuan untuk
merekam suara aktor atau aktris dan reporter pada saat melakukan dialog, sedangkan zoom
H4n dan boom mic untuk merekam suara pemeran keseluruhan,zoom H1 untuk atmosfer
yang ada disekitar lokasi shooting. Alasan pemilihan mic dan clip- on, penulis melihat dari
sisi teknisnya yaitu audio yang dihasilkan cukup baik.
3. Konsep Produksi
Pada tahap produksi di program “KATARSIS” ini, penulis sebagai penata suara,
bekerja sama dengan sutradara dan penulis naskah serta penata kamera untuk membicarakan
konsep yang akan digunakan, agar pada saat produksi tidak terjadi kesalahan. Untuk konsep
itu sendiri penata suara menambahakan back sound maupun sound effect.
Scoring
Musik dimaksudkan untuk mempertegas sebuah video agar lebih menarik didengar.
Apabila Scoring dimaksudkan sekedar latar belakang, maka musik masuk kategori element
effect suara.
Back Sound
Back sound effect dimaksudkan untuk mengiringi sebuah potongan video agar
penonton tidak jenuh menontonnya.
229
Foley
Foley adalah suatu proses pembuatan audio untuk membuat suara-suara yang ada
dalam suatu film jadi lebih detail.
Sound Effect
Suara yang ditimbulkan oleh aksi dan reaksi dalam program dalam elemen efek suara.
Efek suara perlu untuk memanjakkan telinga penonton, maka penata suara yang baik akan
memasukkan semua bunyi yang masuk akal dengan cerita dan menghilangkan semua yang
tidak perlu. Dalam pembuatan sound effect beberapa segment menggunakan sound effect dari
meja editing.
3.6.6. Kendala Produksi dan Solusinya
Dalam setiap proses produksi, mulai dari konsep hingga paska produksi tentu selalu
tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Kendala produksi sudah tidak lagi menjadi sebuah
hal yang mustahil, bahkan itu adalah sebuah bentuk kemajuan dalam proses berfikir dan tentu
menjadi pembelajaran bagi semua pihak.
Kendala pada saat produksi berlangsung, talent yang memiliki tingkat emosional
lebih, menjadikan proses produksi pun sedikit terhambat, dan solusi yang kami gunakan
adalah, berusaha lebih sabar dan mengerti sifat talent, agar pemeran merasa nyaman dan mau
melanjutkan produksi.
Dalam proses produksi Tugas akhir Semester Film yang berjudul “KATARSIS” ini
ada beberapa kendala seperti :
1. Suara pesawat pada saat shooting di taman menimbulkan suara noise pada saat take
berlangsung.
230
2. Alat audio boom mic yang tiba – tiba tidak berfungsi pada saat shooting di Gudang
Sarinah.
3. Boompole yang rusak sehingga menghambat proses pengerjaan yang sedang
berlangsung
4. Suara noise kipas angin yang menyebabkan hasil suara yang tidak begitu jelas
5. Suara pengajian terekam pada saat adegan di taman
Adapun solusi dari kendala pada saat produksi adalah :
1. Menjadikan suara pesawat dan suara pengajian di taman sebagai atmosphere
2. Memperbaiki Boom Mic yang rusak dengan mengganti kabel XLR
3. Mengurangi suara noise kipas angin dengan menggunakan noise reduction dan sedikit
proses mastering audio di Adobe Audition.
231
3.6.7 Lembar Kerja Penata Suara
TABEL LAPORAN PENATA SUARA
AKADEMI KOMUNIKASI
TREATMENT AUDIO
Production company : Must A Fire Produser : Vanessa Claudia
Project Title : “KATARSIS” Director : Dicka Novan T
Time Broadcast : 20 Menit Penata Suara : Deni Anjar A
Tabel III.14
No Scene Script Equipment Atmosphere Volley SFX
1 1 Jerry dan Sofyan mengikuti latihan
silat yang dipimpin oleh Ayahnya
Sofyan bersama anak-anak didik
lainnya.
-Boom mic
-ZoomH4n
-ClipOn
wireless
-Zoom H1
Suasana di
halaman
depan rumah
Sofyan
Slaps,Punch,Kick
Punc
Music
Instrumental
2 2 Selesai berlatih Jerry biasa
menghambiskan waktu hingga
malam dirumah Sofyan, untuk
sekadar bercengkrama dengan
keluarganya. Seperti biasa Fatimah
selalu menyambut mereka dengan
senyum hangat sembari
menyuguhkan minuman dan
beberapa makanan ringan untuk
mereka santap bersama
-Boom mic
-ZoomH4n
-ClipOn
wireless
-Zoom H1
Suasana di
ruang istirahat
depan rumah
Sofyan
- Backsound
Music
Motifation
232
3 3 Sesampainya dirumah, Jerry
sejenak beristirahat sambal
membaca buku di kamarnya
-Boom mic
-ZoomH4n
-ClipOn
wireless
-Zoom H1
Suasana di
kamar Jerry
- Piano
Instrumental
4 4 Jerry menyantap makanan yang
telah disediakan oleh ayahnya,
tidak jauh dari tempat ia makan
terlihat ayahnya yang sedang sibuk
mengerjakan tugasnya.
-Boom mic
-ZoomH4n
-ClipOn
wireless
-Zoom H1
Suasana di
ruang makan
rumah Jerry
- Piano
Instrumental
5 5 Jerry menyantap makanan yang
telah disediakan oleh ayahnya,
tidak jauh dari tempat ia makan
terlihat ayahnya yang sedang sibuk
mengerjakan tugasnya.
-Boom mic
-ZoomH4n
-ClipOn
wireless
-Zoom H1
Suasana di
ruang TV
rumah Jerry
- Piano
Instrumental
6 6 Jerry pergi ke-taman untuk
mengerjakan tugas karya tulisnya,
karena Jerry tidak menyukai
keramaian ia pergi ke tempat
terbuka yang jarang dilalui banyak
orang.
-Boom mic
-ZoomH4n
-ClipOn
wireless
-Zoom H1
Suasana di
taman
Suara mengetik
di Laptop, Suara
Burung
Music
Instrument
7 7 Disela-sela keseriusannya
mengerjakan tugas, Jerry
mendengar sayup-sayup suara
tangisan dari seorang wanita.
Didesak oleh perasaan
penasarannya, ia pun mencari
-Boom mic
-ZoomH4n
-ClipOn
wireless
-Zoom H1
Suasana
taman
Suara detak
jantung, Suara
barang jatoh
Music
Suspanse
Drama
Action
233
sumber suara tersebut.
8 8 Sadar jika keadaan ini sudah tidak
biasa, Jerry segera pergi ke sebuah
tembok, dengan alasan pria
berbadan tegap tersebut tidak dapat
melihatnya.
-Boom mic
-ZoomH4n
-ClipOn
wireless
-Zoom H1
Toilet Taman Suara detak
jantung,
Music
Suspanse
Drama
Action
9 9 Rasa takut menyelimutinya,
langkah derap semakin jelas
terdengar menghampirinya. Jerry
hanya terhalangi oleh sebuah
tembok dengan pria tersebut. Pria
tersebut mengirimkan sebuah pesan
melalui telfon genggamnya yang
berisi “Kirim unit D”.
-Boom mic
-ZoomH4n
-ClipOn
wireless
-Zoom H1
Toilet Taman Suara detak
jantung semakin
kencang, Suara
panggilan telfon
Music
Suspanse
Drama
Action
10 10 Dengan rasa takut yang masih
berkecamuk, Jerry sampai di rumah
dengan wajah yang pucat.
Berhubung hari ini adalah hari
libur, Tony masih berada di rumah
dan sedang mempersiapkan diri
untuk pergi bertugas.
-Boom mic
-ZoomH4n
-ClipOn
wireless
-Zoom H1
Efek musik
tegang,
backsound
Suspense
11 11 Seperti biasa di hari Minggu pagi,
Jerry dan Sofyan melakukan
aktivitas yang mereka sama-sama
gemari yaitu, memacu kuda
besinya di atas tanah. Mereka
berdua asyik beradu kemampuan
untuk memacu motor trailnya. Di
sela perbincangan mereka, Jerry
mendapatkan sebuah panggilan
dari nomor yang tak ia kenali. Jerry
-Boom mic
-ZoomH4n
-ClipOn
wireless
-Zoom H1
Suasana
taman di tanah
lapang
Suara motor
cross, Suara
panggilan telfon
masuk,
Music
Backsound
Dramatic
234
pun mengangkatnya. Ternyata pria
tersebut mengikuti Jeryy selama
ini.
12 12 Jerry sedang duduk termenung di
kamar tidurnya, tak lama kemudian
Jerry menelfon Sofyan untuk
menanyakan tugasnya, namun tak
ada jawaban. Akhirnya untuk
ketiga kalinya panggilan tersebut
dijawab oleh Sofyan. Ternyata
Sofyan dan Ahmad mengalami
kecelakaan akibat di tabrak lari
oleh orang yang tak dikenal
sewaktu Sofyan mengantarkan
Ahmad pergi mengaji. kemudian
handphonenya pun bergetar
kembali. Kali ini ada panggilan
masuk dari nomor tak dikenali dan
Jerry dengan sigap meresponnya.
Dan pria di telepon itu pun
memberikan alamat kepada Jerry.
-Boom mic
-ZoomH4n
-ClipOn
wireless
-Zoom H1
Suasana
kamar rumah
Jerry
Suara panggilan
telfon
Backsound
Suspense
13 13 Di sebuah ruangan, Khan sedang
bersantai sambil meminum
minuman keras bersama dengan
seorang gadis penggodanya, tak
lama anak buah Khan yang
bernama Domon datang sambil
menggenggam handphone
bermaksud untuk memberikan
-Boom mic
-ZoomH4n
-ClipOn
wireless
-Zoom H1
Natural - Backsound
music happy
235
informasi kepada Khan akan
pertemuannya dengan Jerry
14 14 Gudang kosong yang tak terpakai
,sesampainya di tempat tesebut
Jerry memarkirkan motornya di
depan gedung. Ia memasuki
gedung tersebut. Tak lama
kemudian, ia dihadang oleh dua
orang pria. Seketika Jerry teringat
pesan Ahmad, jika ilmu bela diri
yang ia miliki harus digunakan
dengan sebaik-baiknya bukan
untuk ajang memamerkan diri.
Perkelahian pun tak dapat
terhindari, beruntunglah Jerry
karena ia memiliki fisik yang bugar
serta ilmu bela diri silat yang ia
miliki sehingga ia dapat
mengalahkan dua pria tersebut.
-Boom mic
-ZoomH4n
-ClipOn
wireless
-Zoom H1
Natural,
Suasana
depan gedung
kosong
Sarinah.
Punch, Slaps
Punch, Kick
Punch
Suspanse
Dramatic
Rock Musik
Backsound
15 15 Jerry melanjutkan perjalanannya
menyusuri lorong demi lorong di
gedung tersebut hingga ia sampai
ditempat yang ia tuju, yaitu sebuah
ruangan gelap.
Jerry memasuki ruangan gelap
tersebut dan setelah ia masuk ke-
dalamnya seketika ruangan tersebut
menjadi terang-benderang. Di
dalam ruangan tersebut terdapat
dua orang pria berbadan tegap
dengan bersenjatakan sebilah pisau
dan kayu.
Perkelahian pun tak dapat lagi
-Boom mic
-ZoomH4n
-ClipOn
wireless
-Zoom H1
Sound
Natural,
suasana di
gudang
kosong tak
terpakai
Punch, Slaps
Punch, Kick
Punch
Suspanse
Dramatic
Rock Musik
Backsound,
Backsound
motifation,
Effect slow
motion
236
dihindarkan. Salah satu pria
tersebut memukul punggung Jerry
dengan menggunakan sebatang
kayu, namun Jerry dapat
menahannya kemudian membalas
serangan tersebut dengan serangan
yang pasti. Dua pria tersebut pun
kalah dan Jerry memenangi
perkelahian sengit tidak seimbang
itu di karenakan Jerry sudah dapat
menganalisa dan menentukan apa
yang harus ia perbuat.
Seketika ruangan menjadi gelap
kembali dan sedetik kemudian
menjadi terang. Disusul dengan
suara langkah kaki yang terseok-
seok.
16 16 Pertanyaan demi pertanyaan
menari-nari di kepala Jerry. Jerry
menangkap ada ekspresi yang
berbeda pada wajah ayahnya.
Seperti ada beban dan tekanan
yang menghujam ayahnya. Benar
saja, di balik sosok ayahnya
berdiri, ada sosok lainnya yang
membawa senjata api. Senjata api
tersebut berada dalam posisi
ditodongkan ke kepala ayah Jerry.
Sekilas, secara fisik, sosok di
belakang ayah Jerry tersebut
memiliki kemiripan fisik dengan
ayahnya. Sosok pria tersebut
meminta ayah Jerry untuk
menjelaskan kronologi peristiwa
-Boom mic
-ZoomH4n
-ClipOn
wireless
-Zoom H1
Sound
Natural,
suasana di
dalam gudang
kosong tak
terpakai
- Music
Suspanse,
Backsound
motifation
237
yang terkait dengan kasus
pembunuhan tersebut.
17 17 Jerry yang berada tidak jauh dari
Khan tidak menyadari bahwa Khan
belum mati. Tiba-tiba, Khan
mengangkat tangannya yang masih
menggenggam senjata api dan
menembakkannya ke arah Jerry.
Dengan sisa tenaga yang ada, Jerry
berusaha untuk menghindari
tembakan tersebut dengan cara
berguling. Namun, nasib baik tidak
berpihak pada Jerry. Ia tetap
terkena tembakan itu.
-Boom mic
-ZoomH4n
-ClipOn
wireless
-Zoom H1
Sound Natural Efek suara pisau
di tendang dan
efek suara pisau
dilemparkan
Backsound
Drama
Suspanse
18 18 Beberapa saat kemudian, para
polisi berdatangan ke tempat
kejadian tersebut dengan membawa
guards yang mereka temukan
pingsan di depan pintu masuk. Para
polisi terlihat sangat terkejut
dengan apa yang mereka lihat. Satu
per satu jasad yang ada diperiksa
dan dimasukkan ke dalam kantong
jenazah. Begitu pula dengan tubuh
Jerry.
- - - Backsound
music winner
drmatic
instrument
19 19 Di pagi hari yang cerah di sebuah
Lembaga Pemasyarakatan, terlihat
3 orang berjalan menuju sebuah
mobil sedan yang terparkir di luar
gedung. Kemudian, masuklah
- Zoom H1 Atmosphere
dalam mobil
Slaps, Slaps
Punch, Punch,
Kick Punch,
Suara dalam
mubil, Suara
Backsound
Ending
music Rock
238
ketiga pria tersebut ke dalam
mobil. Setelah beberapa saat, di
perjalanan, tiba-tiba terjadi
perkelahian antara 3 orang di kursi
penumpang. Dua orang yang
berada dikiri dan kanan dapat
disingkirkan oleh pria yang berada
ditengah. Ternyata pria tersebut
adalah Jerry dan pengemudi mobil
sedan tersebut adalah Sofyan.
Tidak lama kemudiam Sofyan
memberikan sebuah kertas yang
bertuliskan “Perjalanan belum
berakhir – The End (?)”.
mobil berhenti
20 20 Di pagi hari yang cerah di sebuah
Lembaga Pemasyarakatan, terlihat
3 orang berjalan menuju sebuah
mobil sedan yang terparkir di luar
gedung. Kemudian, masuklah
ketiga pria tersebut ke dalam
mobil. Setelah beberapa saat, di
perjalanan, tiba-tiba terjadi
perkelahian antara 3 orang di kursi
penumpang. Dua orang yang
berada dikiri dan kanan dapat
disingkirkan oleh pria yang berada
ditengah. Ternyata pria tersebut
adalah Jerry dan pengemudi mobil
sedan tersebut adalah Sofyan.
Tidak lama kemudiam Sofyan
memberikan sebuah kertas yang
bertuliskan “Perjalanan belum
berakhir – The End (?)”.
- - - Music
Motifation
Rock, Music
Ending
Credit Title
239
SPESIFIKASI AUDIO
1. Hardwere
Spesifikasi laptop yang digunakan sebagai berikut :
a. Processor : Intel Core i3
b. Memory : 2GB DDR3
c. Graphic : Intel HD
2. Softwere
Penata audio menggunakan softwere yaitu :
a.
b.
240
3. Accesoris
a. Boom mic set Sennheiser MKH-416
Spesifikasi :
- Peningkatan directivity karena prinsip tabung gangguan
- Sangat rendah melekat diri kebisingan
- Sensitivitas tinggi
- Transformerless dan sepenuhnya mengambang keluaran yang seimbang.
Kasar, cocok untuk kondisi iklim yang merugikan
- + 48V phantom power
-
Condensor ECM 673 Shotgun
Type of mic : Boom Mic set Sennheiser MKH-416
Sound monitor : Headset Audio Technica ATH-M30X
Headset : BOYA BY-WM6
Clips-On Wireless : BOYA BY-WM6
Microphone : Zoom H4n, Zoom H1
241
Gambar III.15
Boom Mic set Sennheiser MKH-416
Spesifikasi :
- Peningkatan directivity karena prinsip tabung gangguan
- Sangat rendah melekat diri kebisingan
- Sensitivitas tinggi
Transformerless dan sepenuhnya mengambang keluaran yang seimbang
Kasar, cocok untuk kondisi iklim yang merugikan
- Matte tubuh hitam semua logam
- Termasuk MZ 415 kaca depan
- Membutuhkan + 48V phantom power
242
Gambar III.16
Headset Audio Technica ATH - M30X
spesifikasi:
- Tipe dinamis
- Driver Diameter: 40 mm
- Magnet Neodymium
- Voice Coil: CCAW (tembaga-berpakaian kawat aluminium)
- Frequency Response: 15 - 22.000 Hz
- Max Power Input: 1.300 mW @ 1kHz
- Sensitivitas: 96 dB
- Impedansi: 47 ohm
- Folding / dilipat: Ya
- Berat: (Tanpa kabel) 7,8 oz (220 g)
- Kabel: 3 m (9,84‟ ) kabel Lurus, kiri-sisi keluar
- Konektor: Gold-berlapis stereo 1/8” (3,5 mm) konektor dengan bantuan strain
Gambar III.17
243
BOYA BY – WM6
Spesifikasi :
Oscillator type : PLL Synthesized Control Oscillator
Carrier Frequency Range : 584 MHz-608 MHz
Channels : 48
Frequency Response : 60Hz-15 KHz+/-3dB
Operation Range : 100m (300')(Without Obstable)
Audio Input Level : 600mW-2000mV
Reference Deviation : ±7KHz (-60dBV, 1KHz input)
Input Frequency Range : 20Hz-20KHz
Weight : 95g (3.4 oz) without batteries
Signal-to-noise Ratio : 80dB
Distortion : 0.8% (-60 dBV, 1 KHz input)
Earphone output level : 60 mW, 32 Ohms/1KHz
Audio Output Level : 120mV
Transducer : Back electret Condenser
Frequency Range : 35Hz~18KHz
244
Signal/Noise : 74dB SPL
Sensitivity : -30dB +/-3dB / -dB=1V/Pa, 1 kHz
Gambar III.18
Zoom H4n
Spesifikasi :
- Input level (Using balanced input) −10 dBm to -42 dBm (Using unbalanced input)
+2 dBm to -32 dBm
- Built-in stereo mic Unidirectional condenser microphone Gain: +7 dB to +47 dB
- Mini stereo phone jack Input impedance: 2 kΩ Input level: -7 dBm to -47 dBm
Gambar III.19
Zoom H1
245
Spesifikasi :
- Simultaneous recording tracks: 2
- Simultaneous playback tracks : 2
- Functions: Lo-cut Filter, Auto REC Level, Marker
- Recording/playback format: WAV: 44.1 / 48 / 96kHz, 16- / 24-bit MP3:
44.1kHz 48/56/64/80/96/112/128/160/192/224/256/320kbps
- A/D conversion: 24-bit, 128x oversampling
246
Scene Script Voley Atmosphere Instrument Vo Sound Effect
1
Rumah Jerry,
Makan roti,
Kamar Jerry
Ditemani kucing
Music
Instrument
al
Makan
sandwich,
Suara kucing
2 Rumah Jerry,
Halaman Rumah
Suara Motor
Cross
Klik Sound
Effect,
Message
Sound Effect
3 Berlatih silat
dirumah Sofyan
Punches,
kick
punch,
slaps
Natur Sound
Music
Instrument
al
4 Kebun bambu
Punches,
kick
punch,
slaps
Nature Sound
Music
Instrument
al
Suara
memakai baju
5 Pelataran rumah
Sofyan Nature Sound
Music
Inspiration
,
Motifation
6 Rumah Jerry Nature Sound
7 Kamar Jerry
Suara ketuk
pintu, suara
buku diletakan
8 Taman,
Establish Taman Nature Sound
9 Taman
,suara
langkang
kaki berjalan
santai
Relaxing
Sound,
Suspense
Sound
Effect
Domon
sedang
melaku
kan
eksekus
i
Suara Ketikan
Laptop,
247
10 Taman
Dramatic /
Suspense
sound
effect
Suara
tangisa
n
wanita
11 Dibalik tembok
Dramatic /
Suspense
sound
effect
Suara kaki
menginjak
ranting kayu,
Suara letusan
pistol
12
Taman,
Bangunan sudah
tidak terpakai
Suara mobil
menjauh
Dramatic /
Suspense
sound
effect
Vo
Hitman
Suara detak
jantung, Suara
langkah kaki,
Suara telfon
13 Bangunan sudah
tidak terpakai
Suara mobil
menjauh
Suara kaki
yang sedang
berlari, suara
detak jantung
14 Ruang tamu
SIANG
Suara jantung
melambat,suar
a berkemas
barang –
barang, suara
mengikat tali
sepatu
15 Kamar Jerry
SORE
Vo
Pembac
a berita
Suara
mengetik
laptop, suara
mose scroll /
mose pad,
Suara getar
telfon
16 Kamar Jerry
MALAM
Suara detak
jam dinding
Suspense
sound
Suara kursi
digeser, suara
248
effect telfon
bergetar, suara
detak jantung
17 Tanah lapang
ilalang
Motor
Cross
Sound
effect
Vo
Hitman
Suara dering
telfon, suara
motor trail
18 Kamar Jerry
SENJA
Suspanse
sound
effect
Vo
Sofyan
Suara telfon
bergetar, Sara
pesan masuk
19 Kamar Jerry
PAGI
Suara
menyalakan
mesin motor
20
Pelataran
gedung tak
terpakai
Punches,
kick
punch,
slaps
Suara motor,
Nature sound
21
Rumah Jerry,
Kamar Jerry
Pagi
Slaps,
Punch,
Punch
Kick
Suara Motor
Suspense
Sound
Effect
Suara
Telfon,Suara
Mortor Cross
22
Gedung kosong,
Pelataran
Gedung
Slaps,
Punch,
Punch
Kick
Suara Motor
Suspense
Action
Music
Cinematic
Sound Effect
23
Gedung kosong,
Lorong Gedung
dan Ruangan
249
Kesimpulan Penata Suara
Penata Suara adalah seorang yang bertanggung jawab atas segala yang berhubungan
dengan audio, konsep serta kualitas audio yang dihasilkan. Pada proses pelaksanaan film
drama action Tugas Akhir ini, saya mendapatkan kepercayaan oleh tim sebagai penata suara.
Di produksi program ini saya banyak memperoleh ilmu dan pengalaman, terutama dibidang
Audio yang sesuai dengan jobdesk saya diprogram acara „KATARSIS’’ ini. Saya jadi lebih
mengetahui hal – hal apa saja yang saya lakukan dari pra produksi, produksi dan paska
produksi, didalam proses tersebut banyak kendala dari teknis dan non teknis, kendala tersebut
bisa teratasi atas dasar kerja sama tim yang solid dan juga hasil yang maksimal.
Sampai pada akhirnya film drama action ini selesai sampai pada tahap paska produksi
merupakan kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri bagi penulis dan rekan tim produksi yang
terlibat. terlebih ketika penulis menemukan berbagai kendala dalam penyelesaian semua
kendala sebagai bahan pembelajaran untuk berkarya yang lebih baik di masa yang akan
datang. (Deni Anjar Anwar. 06/04/2017).
250
3.7 Proses Kerja Penata Artistik
Penata Artistik atau pengarah artistik menurut Latief dan Utud (2015:138) Disebut juga
art designer atau art director adalah seseorang yang bertugas menata, mendesain lokasi
pengambilan gambar baik di studio maupun di luar studio sesuai dengan karakteristik
program yang diproduksi. Seorang penata artistik adalah orang yang memiliki sense of
artistic, kreatif, inovatif dan cerdas. Untuk menjadi penata artistik dibutuhkan
seseorang yang berpendidikan di bidang seni artistik, rekayasa seni, commercial art,
atau berpengalaman yang cukup pada bagian penataan artistik sebelum bertanggung
jawab penuh sebagai penata artistik program televisi.
Bagian art adalah tim yang mengisi dalam proses produksi siaran televisi yang di
dalamnya terdapat beberapa divisi diantaranya set design, wardrobe, make up dan property.
Setiap divisi memiliki tanggung jawab yang berbeda-beda, namun mereka bersatu untuk
mendukung kelancaran proses produksi program siaran.
Menurut Kusumawati Dkk, (2015:17) “Art director adalah seorang Creator, Art
Director harus kreatif dan imajinatif setelah menerima acara mungkin berupa atau scenario.
Harus dapat mencipta dan mereka-reka kebutuhan artistic, nuansa serta filosofisnya.”
Berdasarkan kutipan di atas penata artistik merupakan bagian penting di dalam
pembuatan dramatelevisi, tanpa penata artistik sebuah drama televisi tidak akan berjalan
dengan baik,penata artistik mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sangat penting dalam
pembuatan drama televisi.Dalam membuatartistik lebih berseni, penata artistik harus
merancang atau menata setlokasi sesuai dengan yang di harapkan oleh naskah.
3.7.1 Praproduksi
Menurut Morissan (2008:309) “Tahapan praproduksi atau perencanaan adalah semua
kegiatan mulai dari pembentukan crew, pembahasan ide (gagasan) awal sampai dengan
pelaksanaan pengambilan gamar (shooting).
Tahap praproduksi yang disimpulkan oleh Anwar (2008:116) adalah sebagai berikut :
251
1. Menjadi koordinator teknis eksekusi (eksekutor) tata artistik sejak persiapan hingga
menjelang dilaksanakannya perekaman gambar dan suara di lokasi yang ditentukan.
2. Membuat breakdown dan jadwal kerja khusus di bidang tata artistik.
3. Menyiapkan elemen-elemen material tata artistik lebih awal sesuai dengan rancangan
gambar kerja dari production designer sebagai kesiapan menjelang shooting.
4. Bersama-sama manajer produksi dan asisten sutradara membuat jadwal shooting.
Dalam praproduksi drama televisi “KATARSIS” penulis sebagai kordinator teknis
bekerja mempersiapkan elemen-elemen material artistik dengan merancang production
designer sebagai persiapan menjelang produksi diantaranya :
a. Rapat produksi
Dalam rapat produksi drama televisi “KATARSIS” penulis dan crew berkumpul untuk
membahas dan menentukan mana saja yang akan di perlukan untuk produksi, semua
bertujuan untuk menentukan budget yang diperlukan dalam produksi ini. rapat ini juga
membicarakan mengenai shooting, casting pemain, schedule shooting yang di perlukan
untuk produksi ini.
Menurut Irwanto dkk (2014:206) Production meeting pengarah acara mengundang
masing-masing divisi yang terlibat dalam pelaksanaan produksi satuan kerja tata artistik
yang di pimpin oleh art director, magistor property, penata grafis, penata rias/busana
dan animator. Pertemuan ini masing-masing satuan kerja memberikan laporan
mengenai perencanaan tugas masing-masing.
b. Bedah Naskah
Dalam tahap bedah naskah drama televisi “KATARSIS” penulis harus mengetahui apa
saja yang di perlukan mengenai setlokasi, property, wardrobe dan make up yang di
perlukan sesuai dengan scenario yang ada.
Menurut Irwanto dkk (2014:204) Melakukan bedah scenario ini untuk mengetahui
semua set yang diperlukan untuk semua adegan yang termasuk dalamsebuah film, jadi
setiap adegan, setiap percakapan yang mengaitkan kepada sebuah keadaan, maka art
director harus mulai membuat list set/breakdown tata artistik apa saja yang diperlukan.
252
c. Hunting lokasi
Dalam tahap hunting lokasi drama televisi “KATARSIS” penulis dan crew
melaukan hunting lokasi kebeberpa tempat yang sesuai dengan naskah, dalam cerita ini
menggunakan beberapa lokasi seperti rumah dan lapangan.
Menurut Irwanto dkk (2014:204) Melakukan riset atau hunting lokasi untuk
menentuan kesesuaian lokasi dengan naskah yang di inginkan produser. Perencanaan
lokasi berdasarkan naskah yang telah di dapat. Kemudian dalam proses selanjutnya
adalah menemukan lokasi dan meneliti tempat tersebut, lokasi yang digunakan harus
praktisdan sekiranya dapat di realisasikan kedalam perencanaan teknis dan non teknis.
b. Membuat floor plan
Setelah mendapatkan lokasi yang sesuai dengan skenario penulis sebagai penata artistik
bertugas untuk membuat floor plan dan floor plan juga berguna departemen lain agar
mempermudah untuk penataan blocking camera dan blocking lighting.
Menurut Latief dkk (2013:90) Floor plan adalah pola lantai yang
memberikangambaran gerak artis dan penempatan posisi dan gerak kamera, gambar
rencana kerja yang dibuat oleh art designer atas ide program yang di diskusikan dengan
pihak produser tentang posisi dan bentuk panggung, tata lampu, posisi kamera dan
lainya.
c. Menyusun Breakdown Artistik
Dalam tahap ini penulis sebagai penata artistik membuat daftar wardrobe, make up dan
property yang akan di butuhkan agar mempermudah menyiapan segala sesuatu untuk
setiap scene-nya agar tidak terjadi kesalahan dan jumping dalam pengambilan gambarnya.
Menurut Latief dan Utud (2013:26) “Breakdown atau tata rincian, laporan biasanya
merujuk pada jumlah spesifiasi rincian pengeluaran dalam sebuah produksi film. Dapat
juga berarti pengaturan atau perencanaan berbagai adegan beserta urutan
pengambilannya”.
d. Mencari dan Mengumpulkan Property dan Wardrobe
253
Didalam pengumpulan property penulis sebagai penata artistik di bantu oleh crew
untuk mempermudah, dan untuk mengumpulan wardrobe di bawa oleh talent yang
tentunya sesuai dengan naskah.
Menurut Latief dan Utud (2013:90) Property adalah alat-alat untuk adegan siaran
televisi atau pembuatan film sesuai tuntutan cerita yang bisa juga menjadi bagian dari
set atau juga bagian dari tokoh pemeran dan Wardrobe departemen yaitu yang
bertanggung jawab atas pemilihan kostum yang akan digunakan untuk produksi
program siaran televisi atau film.
Sebelum masuk ke tahap produksi seorang penata artistik juga ikut dalam pelaksanaan
casting pemain yang dilakukan oleh produser, sutradara, penulis naskah, dan kameramen
untuk menentukan make up yang cocok di wajah pemain dan menentukan ukuran baju yang
akan disiapkan oleh crew wardrobe sebelum pelaksanaan shooting dimulai. Dalam
praproduksi seorang penata artistik juga harus membuat floor plan juga berfungsi sebagai
panduan letak set pada saat produksi. Penulis sebagai penata artistik dan seluruh crew ikut
membantu dalam mempersiapkan keperluan property, wadrobe, make up, setting dan lain
lain.
3.7.2 Produksi
Menurut Nugroho (2014:108) “Yang dimaksud dengan produksi ialah pelaksanaan
pengubahan untuk naskah menjadi bentuk auditif dan visual sesuai dengan kaidah-kaidah
yang berlaku bagi pertelevisian.” Ada pula tahap produksi drama televisi “KATARSIS”
yang dijelaskan oleh:
Irwanto dkk (2014:207) Pada saatproduksi, maka setiap scene pun art director perlu
ada dan berada di dekat sutradara untuk memastikan gambar yang di ambil sesuai
dengan yang diharapkan, sesuai dengan skenario dan dalam tampakan gambarnya pun
terlihat nyata, bisa saja ia ikut terlibat langsung, misalnya saja membetulkan letak set
atau property yang di rasa tak pas di adegan yang di maksud.
Pada saat produksi, maka setiap scene pun art director perlu ada dan berada di dekat
sutradara untuk memastikan gambar yang diambil sesuai dengan yang diharapkan, sesuai
254
dengan skenario dan dalam tampakkan gambarannya pun terlihat nyata. Bisa saja ia ikut
terlibat langsung, misalnya saja membetulkan letak set atau property yang dirasa tak pas di
adegan yang dimaksud. Kegiatan ini terus diikuti oleh art director, mulai dari bongkar
pasang set, sampai ke penataan set sepanjang pengambilan gambar masih berlangsung.
Dalam tahap produksi penulis sebagai penata artistik beserta crew membuat set lokasi
yang sesuai breakdownartistik, dalam tahap produksi penata artistik bertanggung jawab atas
setting lokasi, property, make up dan wardrobe. Tahap ini penulis harus sebisa mungkin
menyediakan property yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh naskah, dan penulis
bertanya kepada sutradara untuk melakukan set lokasi yang akan di pakai. Penulis sebagai
penata artistik sebisa mungkin harus bisa mengembangkan ide agar gambar yang di lihat akan
lebih terasa nyata.
3.7.3 Pascaproduksi
Menurut Morissan (2008:310) “Tahapan pascaproduksi adalah semua kegiatan setelah
pengambilan gambar sampai materi itu dinyatakan selesai dan kemudian siap disiarkan atau
diputar hasil produksi (evaluasi gambar).
Dalam tahap pascaproduksi drama televisi “KATARSIS” penulis melakukan evaluasi
dari semua divisi yang tertadapat di dalam art departemen, dilihat kekurangan-kekurangan
pada saat pengambilan gambar kemudian juga mengembalikan dan merapikan semua
property dan peralatan yang lain. Dan tahap ini dilihat juga blacing pembiayaannya.
Seperti yang disimpulkan oleh Irwanto dkk (2014:207) pada tahap ini dilakukan
evaluasi dari semua divisi yang terdapat di dalam Art Departemen, dilihat kekurangan-
kekurangan pada saat pengambilan gambar. Kemudian juga mengembalikan dan
merapikan semua property dan peralatan art yang lain. Pada tahap ini dilihat juga
blacing pembiayaannya. dalam tahap ini penulis sebagai penata artistik melihat
kembali gambar agar sesuaidengan breakdown set property, wardrobe dan floorplan
agar tidak jumping.
3.7.4 Peran dan Tanggung Jawab Penata Artistik
255
Penulis sebagai artistik juga mempunyai peran dalam menjadi seorang penanggung
jawab. Sebagai art director, penulis dapat mewakili penonton atau audience apakah setelah
menonton drama televisi “KATARSIS” memiliki dampak yang positif untuk masyarakat.
Berikut ini peran dan tanggung jawab seorang penata artistik. Menurut Irwanto dkk
(2014:194) “Secara teknis penata artistik atau art director bertanggung jawab atas seluruh
penyediaan kebutuhan artistik mulai dari pra produksi sampai dengan pasca produksi”.
Tanggung jawab sebagai penata artistik tidaklah mudah penata artistik harus sebisa
mungkin mendapatkan property, makeup dan wardrobe sesuai yang dibutuhkan oleh naskah,
dan penulis juga harus bisa menjaga dan bertanggung jawab atas semua barang-barang yang
telah di dapat atau di pinjam dari crew lain, agar dapat mempermudah bila mencari property,
wardrobe atau make up apabila dibutuhkan oleh sutradara untuk pengambilan gambar karena
tanggung jawab sebagai penata artistik sangat penting dalam pembuatan sebuah drama
televisi ini.
Menurut Irwanto dkk (2014:194) Fungsi atau peranpenata artistik adalah sebagai
penunjang dalam mendukung suasana yang di inginkan dalam suatu produksi acara,
dan tata artistik merupakan salah satu unsur pokok dalam sebuah produksi acara tv
maupun produksi sebuah film yang berkaitan dengan keindahan.
Penulis sebagai penata artistik juga berperan penting pada saat produksi agar karena
tugas penata artistik untuk mengenai set lokasi, pemilihan wardrobe, proprerty dan make up
sangat dibutuhkan dalam setiap pembuatan drama televisi, agar gambar yang di hasilkan lebih
nyata dan agar tidak jumping saat melakukan scene selanjutnya agar lebih mempermudah
untuk menentukan scene-scene selanjutnya.
3.7.5. Proses Penciptaan Karya
Pada saat penciptaan karya drama televisi “KATARSIS” semua crew berusaha untuk
menciptakan dan mengumpulkan semua ide-ide kreatif sehingga menghasilkan sebuah cerita
yang menarik dengan gambar yang baik, natural dan halus dan semua berkonsep dengan baik.
256
dan team juga sangat detail mengenai property yang akan di gunakan agar lebih mudah dalam
pembuatan sebuah karya
a. Konsep Kreatif
Setelah membaca naskah dari scriptwriter yang berjudul “KATARSIS”, penulis
sebagai penata artistik sangat tertarik dengan jalan cerita dalam naskah tersebut. penulis
sebagai penata artistik membuat konsep yang akan di realisasikan dalam membuat drama
televisi yang sesuai dengan konsep cerita.
1) Property
Dalam property penulis sebagai penata artistik menggunakan hand property
contohnya jam, dan lain-lain. Penulis sebagai penata artistik tidak terlalu menggukanan
main property (property yang sulit untuk di pindahkan).
Karakter property yang digunakan dalam drama televisi “KATARSIS” adalah,
Penataan ruangan yang penuh artistik yaitu seperti kamar. Penulis mendesign kamar
jerry bergaya kamar biasa pada umumnya dan sedikit berantakan dengan menambahkan
poster, tumpukan buku, lampu belajar klasik serta gitar. Penggunaan kostum dalam
drama ini, penulis sesuaikan dengan tema cerita dari drama itu sendiri, dimana drama
ini mengetengahkan kesederhanaan, maka segala sesuatu yang ditampilkan dalam
drama ini semua tidak lari dari konsep naskah. Selain itu penulis juga menyesuaikan
dengan sastra ekonomi yang mereka bisa tergolong menengeh atas dalam arti tidak
terlalu kaya, kemudian saya sesuaikan kostum pemain dengan karakter si pemain itu
sendiri.
257
2) Wardrobe
Wardrobe yang di gunakan talent tidak hanya satu stel saja, dan wardrobe yang di
gunakan di sesuaian dengan yang di perlukan. Agar semua terlihat berkesinambungan.
Karakter wadrobe yang digunakan dalam drama televisi “KATARSIS” adalah pakaian
yang simple serta enak dipandang.
3) Make Up
Make up yang di gunakan talent jerry, sofyan, dan tony hanya bedak saja agar wajah
mereka tidak terlalu berminyak di kamera, Dan untuk ibu jerry menggunakan make up
bedak, lipstick, eye lener dan mascara. Karakter make up yang dipakai oleh Semut dan
Sanu adalah natural.
4) Set Design
Di sini penulis sebagai penata artistik,dalam beberapa lokasi menggunakan set
design contohnya gudang. penulis sebagai penata artistik membuat karakter dengan
mengubah gudang kosong menjadi gudang yang di gunakan untuk adegan berantem,
dan menambahkan kardus-kardu, tong, dan kayu.
5) Property master
Property master adalah sineas profesional yang membantu production designer
dalam bidang properti.
258
6) Property bayer
Property bayer adalah sineas profesional yang membatu production designer dalam
bidang pengadaan seluruh material artistik, dengan cara membuat, menyewa atau
membeli.
7) Costum designer
Costum designer adalah sineas profesional yang membantu production designer
dalam bidang perancangan busana sesuai dengan tuntutan skenario film dengan
mempertimbangkan hal-hal seperti kurun waktu (periode), tingkat usia, style (mode),
ukuran atau skala, warna dan kualitas bahan kain.
8) Production ilustrator
Production ilustrator adalah sineas profesional yang membantu production designer
merancang desain untuk materi grafis film seperti jenis dan karakter huruf untuk credit
tittle, rolling tittle, dan desain media publikasi serta pemasarannya (merchandiser)
9) Location manager
Location manager adalah sineas profesional yang membantu production designer
dalam bidang lokasi produksi.
b. KonsepProduksi
Penulis sebagai penata artistik dalam proses produksi menyiapkan property,
wardrobe, make up dan set design. Semua property yang di gunakan harus sangat teliti dalam
mempersiapkan hal sekecil apapun, penulis juga sebagai penata artistik harus memperhatikan
wardrobe yang di gunakan per scene agar sesuai dengar cerita agar tidak jumping. konsep
yang di inginkan oleh sutrada dalam mengembangkan cerita, meminta penulis untuk
259
mendapatkan set lokasi yang seperti kamar, meminta penulis mendapatkan sebagian property
yang berkaitan, Untuk set design sutradara hanya memberi arahan dan memminta penulis
untuk lebih mengembangan lagi set designnya.
c. Konsep Teknis
Ketika produksi berlangsung, penulis sebagai piñata artistic standby di dekat penata
kamera dan sutradara untuk memperhatikan tatanan setiap artistik di set maupun costume dan
makeup yang dikenakan oleh para talent. Agar penulis segera memperbaiki jika ada set atau
property yang sekiranya tidak sesuai dengan konsep. Penulis selalu siap memfoto atau
mencatat setiap adegan baik dari peletakan property yang terdapat di set dan penulis harus
mencatat setiap continuity wardrobe, makeup dan property agar tidak jumping pada saat
pengambilan gambar berikutnya.
3.7.6 Kendala Produksi dan Solusinya
1. Kendala : Kesulitan dalam mencari buku tentang penata artistik.
2. Solusinya : cari ke perpustakaan atau toko buku yang lengkap.
3. Kendala : Sulitnya mendapatkan wadrobe untuk para pemain.
4. Solusinya : bekerja sama dengan pemain untuk membawa kostumnya masing-masing.
260
3.7.7 Lembar Kerja Penata Artistik
AKADEMI KOMUNIKASI
BINA SARANA INFORMATIKA
“ ARTISTIK EQUITMENT “
Production company : Must A Fire Produser :Vanessa Claudia
Project title : KATARSIS Sutradara : DickaNovan Trya
Durasi : 20 Menit Penata Artistik : DhioOkta F
Tabel III.15
No Item Unit irirRate Amount Notes
1 Solatif Hitam 1 pcs Rp 37.500,- Beli
2 Make Up 1 pcs Rp 100.000,- Beli
3 Susu Kental Manis 4 pcs Rp 8.000,- Beli
4 Motor Trail 2 Rp 800.000,- Sewa
5 Mobil (Uca) 1 Rp 165.000,- Sewa
6 Cukur Kumis 1 pcs Rp 4.000,- Beli
7 Wadrobe Rp 30.000,- -
8 Sewa Jas 1 pcs Rp 20.000,- Sewa
261
9 Laundry Jas 25 kg Rp 175.000,- Beli
10 Rompi 2 pcs Rp 50.000,- Beli
11 Lakban Hitam 24 pcs Rp 24.000,- Beli
12 Lakban Bening 1 pcs Rp 13.000,- Beli
13 Double Tipe 1 pcs Rp 8.000,- Beli
14 Kator 1 pcs Rp 7.000,- Beli
15 Sterofoam 2 pcs Rp 12.000,- Beli
16 Pilok Samurai 1 pcs Rp 28.000,- Beli
17 Tali Tis 10 pcs Rp 4.000,- Beli
18 Lem Korea 1 pcs Rp 7.500,- Beli
19 Poster 4 pcs Rp 8.000,- Beli
20 Bingkai SR 1 pcs Rp 14.000,- Beli
21 Gunting Jaiko 1 pcs Rp 6.000,- Beli
22 Buku Gambar A4 1 pcs Rp 5.000,- Beli
23 Krayon fc Isi 12 pcs Rp 22.000,- Beli
24 Kayu Reng 5 Batang Rp 70.000,- Beli
25 Sterofoam 3 pcs Rp 7.500,- Beli
26 Lakban Bening 1 pcs Rp 13.000,- Beli
262
27 Poster A3 1 pcs Rp 50.000,- Beli
28 Sticker 1 pcs Rp 15.000,- Beli
29 Cuting Polisi 1 pcs Rp 20.000,- Beli
30 Bensin Motor Trail 1 Liter Rp 20.000,- Beli
31 Pistol 5 pcs Rp 260.000,- Beli
32 Kantong Jenazah 1 pcs Rp 110.000,- Beli
33 Ongkir Pisto - Rp 30.000,-
34 Cukur Jenggot 2 pcs Rp 10.000,- Beli
35 Roti 1 pcs Rp 9.500,- Beli
36 Print Photo 2 pcs Rp 4.000,- Beli
37 Cetak Photo 1 pcs Rp 6.000,- Beli
38 Tissu 1 pcs Rp 15.000,- Beli
39 Handsaplast 2 pcs Rp 7.600,- Beli
40 Beradin 1 pcs Rp 26.000,- Beli
41 Tisu Basah 2 pcs Rp 21.000,- Beli
42 Lencana Polisi 4 pcs Rp 80.000,- Sewa
43 Kaos tbc 1 pcs Rp 50.000,- Beli
44 Kapas 4 pcs Rp 54.000,- Beli
263
45 Doubletip Hijau 1 pcs Rp 13.000,- Beli
46 Doubletip trim 1 pcs Rp 25.000,- Beli
47 Paku 4cm 1 pcs Rp 4.000,- Beli
48 Paku Triplek 1 pcs Rp 5.000,- Beli
49 Salib 1 pcs Rp 25.000,- Beli
50 Pewarna makanan 2 pcs Rp 10.000,- Beli
51 Sagu 1 kg Rp 10.000,- Beli
52 Pisau Lipet 1 pcs Rp 85.000,- Beli
53 Busi 4 pcs Rp 68.000,- Beli
54 Oli Janset 1 liter Rp 30.000,- Beli
55 Bensin Janset 6 liter Rp 50.000,- Beli
56 Bensin Cary 7 liter Rp 50.000,- Beli
57 OngkirKantong Jenazah - Rp 30.000,- Beli
58 Bensin Talent 1 liter Rp 34.500,- Beli
59 Kabel Perleng 30 meter Rp 180.000,- Beli
60 Kepala colokan Steker 1 pcs Rp 20.000,- Beli
61 Stop kontak 1 pcs Rp 15.000,- Beli
62 Sewa Jas 3 pcs Rp 82.900,- Sewa
264
AKADEMI KOMUNIKASI
BINA SARANA INFORMATIKA
“ BREAKDOWN PENATA ARTISTIK”
Production Company : Must A Fire Produser : Vanessa Claudia
Project Title : KATARSIS Sutradara : Dicka Novan.T
Durasi : 20 Menit Artistik : Dhio Okta Fauzi
Tabel III.16
No Scene Cast Wardrobe Make up Setting
1 1 Jerry, Sofyan Kaos polos putih, celana pangsi, ikat pinggang silat Natural Tempat latihan silat
2 1 Ahmad Kaos putih, celana pangsi, ikat pinggang silat, peci,
sarung
Natural Tempat latihan silat
3 1 4 Figuran Baju pangsi, celana pangsi, peci Natural Tempat latihan silat
4 2 Jerry, Sofyan Kaos polos putih, celana pangsi, ikat pinggang silat Natural Depan rumah Sofyan
5 2 Ahmad Kaos putih, celana pangsi, ikat pinggang silat, peci, Natural Depan rumah Sofyan
265
sarung
6 2 Fatimah Baju panjang, celana panjang, jilbab Natural Depan rumah Sofyan
7 2 Dahlia Baju panjang, celana panjang, jilbab Natural Depan rumah Sofyan
8 3 Jerry Kaos kuning, celana pendek Natural Kamar
9 3 Tony Polo shirt putih, celana pendek Natural Kamar
10 4 Jerry Kaos kuning, celana pendek Natural Meja makan
11 4 Tony Polo shirt putih, celana pendek Natural Ruang tamu
12 5 - - - Establish taman
13 6 Jerry Kaos putih, sweater navy, celana jeans, sandal Natural Taman
14 7 Jerry Kaos putih, sweater navy, celana jeans, sandal Natural Sisi tembok
15 7 Hitman 5-6 Kemeja putih, celana panjang hitam, sepatu Natural Tempat eksekusi
16 7 Gandhi Kemeja biru, celana panjang hitam, kacamata pucat Tempat eksekusi
17 7 Istri Gandhi Baju panjang ungu, celana. Pucat Tempat eksekusi
18 7 Anak Gandhi Baju panjang, celana Natural Tempat eksekusi
19 8 Jerry Kaos putih, sweater navy, celana jeans, sandal Natural Sisi tembok
20 8 Hitman 6 Kemeja putih, celana panjang hitam, sepatu Natural Tempat eksekusi
266
21 9 Jerry Kaos putih, sweater navy, celana panjang Pucat Ruang tamu
22 9 Tony Kemeja putih, jas hitam, dasi bermotif, celana hitam,
sepatu pantopel.
Natural Ruang tamu-depan
rumah
23 10 Tony Kemeja putih, jas hitam, dasi bermotif, celana hitam,
sepatu pantopel.
Natural Ruang tamu-depan
rumah
24 11 Jerry Kaos putih, sweater navy, celana panjang Pucat Ruang tamu
25 12 - - - Establish tanah lapang
26 13 Jerry Flanel bermotif kotak, celana jeans, Sepatu Vans, helm,
ikat kepala
Natural Tanah lapang
27 13 Sofyan Kaos polos maroon, sweater fest, celana jeans, sepatu,
tas, helm
Natural Tanah lapang
28 14 Jerry Flanel bermotif kotak, celana jeans, Sepatu Vans, helm,
ikat kepala
Natural Bawah pohon
29 14 Sofyan Kaos polos maroon, sweater fest, celana jeans, sepatu,
tas, helm
Natural Bawah pohon
30 14 Hitman 6 Kemaja putih, celana panjang hitam, sepatu pantoepel Natural Sisi pepohonan
267
31 15 - - - Establish rumah Jerry
malam
32 16 Jerry Kaos navy, celana pendek Natural Kamar
33 17 Khan Kemaja putih, jas hitam,dasi bermotif, celana panjang
hitam, jam tangan, sepatu pantoepel
Natural Ruang kerja Khan
34 17 Hitman 6 Kemaja putih, jas hitam, dasi hitam, celana panjang
hitam, sepatu pantoepel
Natural Ruang kerja Khan
35 17 Wanita sexy Baju sebahu, celana rok, choker Glamour Ruang kerja Khan
36 18 Jerry Kaos abu-abu, sweater hitam, celana jeans, sepatu
Converse, helm
Natural Area gedungkosong
37 19 Jerry Kaos abu-abu, sweater hitam, celana jeans, sepatu
Converse, helm
Natural Area gedung kosong
38 19 Hitman 3-4 Kemeja putih, dasi hitam, jas hitam,celana panjang,
sepatu pantoepel.
Natural Area gedung kosong
39 20 Jerry Kaos abu-abu, sweater hitam, celana jeans, sepatu
Converse, helm
Natural- efek
lebam
Gudang kosong
268
40 20 Hitman 5-6 Kemeja putih, dasi hitam, jas hitam, celana panjang
hitam, sepatu pantoepel
Natural-efek
darah
Gudang kosong
41 20 Tony-Khan Kemeja putih, dasi bermotif,jas hitam, celana panjang
hitam, sepatu pantoepel
Natural-pucat-
efek darah
Gudang kosong
42 20 4 Polisi Intel style, rompi. Natural Gudang kosong
43 21 Jerry kecil Kaos, jacket, celana pendek, topi Natural Ruang tamu
44 21 Tony Kaos polos, celana pendek Natural dan
tampak muda
Ruang tamu
45 21 Ibu Jerry Baju panjang biru, celana panjang Natural Ruang tamu
46 22 Jerry Kaos merah polos, celana jeans, sepatu. Natural Depan Lapas
269
47 22 Sofyan,
Hitman 1-2
Kemeja putih, jas hitam, dasi hitam, celana panjang
hitam, sepatu pantoepel
Natural Depan Lapas
48 23 - - - Establish adegan
didalam mobil
49 24 Jerry Kaos merah polos, celana jeans, sepatu. Natural Di dalam Mobil
50 24 Sofyan,
Hitman 1-2
Kemeja putih, jas hitam, dasi hitam, celana panjang
hitam, sepatu pantoepel
Natural Di dalam Mobil
51 25 - - - Disisi jalan
52 26 Jerry Kaos merah polos, celana jeans, sepatu. Natural Di dalam Mobil
53 26 Sofyan,
Hitman 1-2
Kemeja putih, jas hitam, dasi hitam, celana panjang
hitam, sepatu pantoepel
Natural Di dalam Mobil
54 27 Penulis Kaos abu-abu, jeans biru Natural Kamar
271
271
1. Konsep Tata Artistik ( Set, Property, Make Up, Wardrobe)
a) Setting Artistik
AKADEMI KOMUNIKASI
BINA SARANA INFORMATIKA
“ SETTING ARTISTIK
Production Company : Must A Fire Produser : Vanessa Claudia
Project title : KATARSIS Sutradara : DickaNovan Trya
Durasi : 20 Menit Penata Artistik : DhioOkta F
Gambar III.20
.
Keterangan : Set Kamar jerry
272
272
Production Company : Must A Fire Produser : VanesaClaudia
Project title : KATARSIS Sutradara : DickaNovan Trya
Durasi : 20 Menit Penata Artistik : DhioOkta F
Gambar III.21 .
Keterangan : setting depan rumah sofyan
273
273
Production Company : Must A Fire Produser : Vanesa Claudia
Project title : KATARSIS Sutradara : DickaNovan Trya
Durasi : 20 Menit Penata Artistik : DhioOkta F
Gambar III.22
Keterangan : setting ruang tamu rumah jery.
274
274
Production Company : Must A Fire Produser : Vanesa Claudia
Project title : KATARSIS Sutradara : DickaNovan Trya
Durasi : 20 Menit Penata Artistik : DhioOkta F
Gambar III.23
Keterangan : setting gudang .
275
275
b) Property
PROPERTY
AKADEMI KOMUNIKASI
BINA SARANA INFORMATIKA
“ PROPERTY “
Production Company : Must A Fire Produser : Vanessa Claudia
Project title : KATARSIS Sutradara : Dicka Novan Trya
Durasi : 20 Menit Penata Artistik : Dhio Okta F
Gambar III.24
1. Laptop
276
276
AKADEMI KOMUNIKASI
BINA SARANA INFORMATIKA
“ PROPETTY “
Production Company : Must A Fire Produser :Vanesa Claudia
Project title : KATARSIS Sutradara : DickaNovan Trya
Durasi : 20 Menit Penata Artistik : DhioOkta F
Gambar III.25
2. Handphone
277
277
AKADEMI KOMUNIKASI
BINA SARANA INFORMATIKA
“ PROPETTY“
Production Company : Must A Fire Produser :Vanesa Claudia
Project title : KATARSIS Sutradara : DickaNovan Trya
Durasi : 20 Menit Penata Artistik : DhioOkta F
Gambar III.26
3. Motor Trail
278
278
AKADEMI KOMUNIKASI
BINA SARANA INFORMATIKA
“ PROPETTY “
Production Company : Must A Fire Produser :Vanesa Claudia
Project title : KATARSIS Sutradara : DickaNovan Trya
Durasi : 20 Menit Penata Artistik : DhioOkta F
Gambar III.27
4. Mobil
279
279
AKADEMI KOMUNIKASI
BINA SARANA INFORMATIKA
“ PROPETTY“
Production Company : Must A Fire Produser : Vanesa Claudia
Project title : KATARSIS Sutradara : DickaNovan Trya
Durasi : 20 Menit Penata Artistik : DhioOktaf F
Gambar III.28
5. Make Up
280
280
AKADEMI KOMUNIKASI
BINA SARANA INFORMATIKA
“ FLOORPLAN ARTISTIK “
Production company : Must A Fire Produser : Vanes Claudia
Project title : KATARSIS Sutradara :DickaNovan Trya
Durasi : 20 Menit Penata Artistik : DhioOkta F
Gambar III.29
Keterangan : Setting ruang tamu dan ruang makan
1. sofa
2. mejatv
3. sofa panjang
4. kulkas
5. mejamakan
6. bangkumakan
7. kitchen set
281
281
Gambar III.30
Keterangan : Setting Kamar jerry
1. pintu
2.lemari
3. kasur
4. bupet
5. mejabelajar
282
282
Gambar III.31
Keterangan : Setting latar rumah sofyan
1. gerbang
2.meja
3. bale
4. kursi
5. pintu
283
283
3.8. Proses kerja Penyunting Gambar
Leo Nardi (1977:47) “berpendapat editing film adalah merencanakan dan
memilih serta menyusun kembali potongan gambar yang diambil oleh juru kamera
untuk disiarkan kepada masyarakat”.
Seorang editor dituntut memiliki kesadaran / rasa / indra penceritaan yang
kuat, sehingga sudah pasti dituntut sikap kreatif dalam menyusun shot-shotnya.
Maksud tersebut adalah editor harus sangat mengerti akan konstruksi dari struktur
cerita yang menarik, serta kadar dramatik yang ada di dalam shot-shot yang
disusun dan mampu mengesinambungkan aspek emosionalnya dan membentuk
irama adegan/cerita tersebut secara tepat dari awal hingga akhir film.
3.8.1. Pra produksi
- Menganalisa skenario dengan melihat adegan yang tertulis dalam skenario
dan mengungkapkan penilaiannya pada sutradara.
- Berdiskusi dengan crew dalam pembedahan naskah untuk menganalisa
skenario, baik secara teknis, artistik dan dramatik.
Empat hal dasar yang harus disepakati tim pada tahap pra-prodduksi
Menurut Rabiger (2007:362) ialah:
a. Apakah shooting format yang akan digunakan? Apakah itu film, video
HD, video kasar, atau bentuk video yang lainnya?
b. Bagaimana pengeditannya nanti? Format edting, codecs, frame rate,
resolusi gambarnya?
c. Bagaimana tim produksi menyelesaikan dan me-master filmnya? Apakah
akan berbentuk Film, video HD, file media yang tidak terkompres (2K,
4K)?
284
284
d. Bagaimana format film saat didistribusikan? Apakah berformat Broadcast
HD, Blu-ray, DVD, web, atau kombinasi dari proyeksi seperti film 35mm
atau kamera digital?
3.8.2. Produksi
Dalam tahap ini seorang editor tidak memiliki tugas dan kewajiban
khusus. Namun dalam proses produksi ini seorang editor dapat membantu
mengawasi jalannya proses syuting agar berjalan sesuai konsep awal.
3.8.3. Pasca produksi
- Membuat struktur awal shot-shot sesuai dengan struktur naskah/skenario.
- Mempresentasikan hasil susunan shot-shot kepada sutradara dan produser.
- Setelah dilakukan revisi berdasarkan hasil diskusi dengan sutradara dan
produser, editor membentuk struktur baru yang lebih baik. Dalam struktur
baru ini editor harus bisa membangun emosi, irama dan alur yang menarik.
- Mempresentasikan dan mendiskusikan struktur baru yang dihasilkannya
bersama sutradara dan produser hingga struktur yang paling diharapkan
(final edit).
- Menghaluskan hasil final edit serta memberi efek-efek tertentu.
- Editor bersama sutradara membagi hasil editing tersebut menjadi beberapa
bagian untuk kebutuhan pengolahan suara dan musik.
- Editor dapat menjadi rekanan diskusi untuk pengolahan suara dan musik.
Diskusi ini berupa penentuan suara efek dan musik sebagai pembentuk
kesatuan gambar dan suara yang saling mendukung.
285
285
Dalam kegiatan produksi karya film maupun program, editor memegang
peranan penting sebagai penyusun gambar demi gambar,
mengurutkannya, dan menempatkan gambar-gambar ini dengan sesuai
untuk menyampaikan pesan dan cerita yang terkandung dalam karya
garapannya seefektif mungkin. Dalam pengerjaan karya dokumenter
pula editor memiliki fungsi krusial dan kreatif (Dancyger: 2011, 304).
3.8.4. Peran dan Tanggung Jawab Editor
Editor adalah orang yang paling akhir dari seluruh kerja produksi dimana
pekerjaannya mengkolaborasi unsur kreatif sehingga dapat memberi sentuhan seni
pada hasil akhir film.
a. Tahap persiapan produksi (Praproduksi & produksi)
Menganalisa naskah dan berkonsultasi dengan sutradara untuk
mencapai penyusuran penafsiran atas naskah dan prinsip-prinsip dasar
mengenai editing.
b. Tahap post produksi
- Menyortir shot yang dipilih sesuai catatan shooting report.
- Menyiapkan bahan gambar yang siap digunakan untuk pengisian
suara.
- Menyusun gambar yang memerlukan effect suara
- Mengajukan usul kepada sutradara untuk mengubah urutan penuturan
sinematik guna mendapatkan konstruksi dramatik yang lebih baik.
- Mengajukan usul kepada sutradara untuk menambah, mengurangi atau
mengganti materi gambar dan suara yang kurang atau tidak sempurna
secara teknis maupun efek dramatisnya.
- Mendapatkan ruang editing serta sarana yang layak.
-
286
286
3.8.5. Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Editing
Film yang berjudul “KATARSIS” ini di kemas untuk umum, berdurasi
sekitar 18 Menit. Proses editing akan dilakukan dengan cara cut to cut dan
akan di beri sedikit sentuhan efek transisi yang akan membuat sebuah film
menjadi lebih menarik dan enak dilihat.
1. Konsep warna : untuk warna kita memberi warna biru dan oranye (teal
and orange), dan apabila ada gambar yang warnanya kurang berkesan,
akan diberi efek tertentu yang sesuai dengan kekurangan
berkesanannya gambar tersebut.
2. Proses pemindahan data video dari kamera Canon C300 ke dalam
laptop. Proses yang akan kami lakukan adalah dengan memasukkan
SD Card ke laptop lalu menyalin data tersebut ke laptop.
3. Offline editing : yaitu proses menyunting video atau memisahkan,
memotong, dan menyatukan adegan sesuai kebutuhan. Sehingga video
dapat dinamis dengan acara yang ditentukan.
4. Online editing : proses penambahan efek dan transisi pada video yang
telah di edit secara offline seperti pemberian video efek hitam putih,
efek blur, efek warna (color grading) dan lain-lain. Selain itu untuk
penambahan teks judul acara.
5. Rendering : setelah proses editing selesai, maka kami akan melakukan
proses rendering, yakni mengubah format video ke dalam format HD.
6. Export : proses Export adalah proses pemindahan video ke dalam
bentuk file HD 1080p, 50 fps.
287
287
7. Perangkat editing : perangkat editing yang digunakan untuk proses
editing paska produksi menggunakan software program computer
perangkat lunak (Adobe premiere CC 2017)
a. Konsep Produksi
Dalam pengerjaan proses editing tim melakukan pedoman kepada
konsep kerja tim yaitu terlibat dalam mengumpulkan data – data disaat
produksi
b. Konsep Teknis
Proses teknis editor adalah berupa rangkaian kerja dari editing yang
dimulai dari proses capturing, cutting, grading, rendering hingga export
menjadi sebuah file .mp4
3.8.6 Kendala Produksi dan Solusinya
Kendala yang editor alamai saat proses pengeditan adalah kurangnya
fasilitas editing, seperti laptop yang digunakan kurang mendukung dalam
proses editing. Sehingga membuat proses review, rendering, dan proses export
file menjadi sangat lama.
Solusi yang penulis lakukan adalah dengan menggunakan 2-3 laptop
untuk proses export sehingga membuat prosesnya menjadi cepat.
288
288
Gambar III.32
Keterangan : Setting Ruang Tamu
1. Pintu gerbang gudang
2. tong
3. kardus
4. kayureng
289
289
Gambar III.33
Keterangan : Setting Kamar jerry
290
290
AKADEMI KOMUNIKASI
BINA SARANA INFORMATIKA
“ SET DESIGN“
Production Company : Must A Fire Produser : Vanesa Claudia
Project Title : KATARSIS Sutradara : DickaNovan Trya
Durasi : 20 Menit Penata Artistik : DhioOkta F
Gambar III.34
Keterangan : Setting depan rumah sofyan dan setting gudang
291
291
FOTO LOKASI
Gambar III.35 Gambar III.36
Scene dalamgudang scene latiansilatdanrumahsofyan
Gambar III.37
Scene depangudang Scene lapas
292
292
Gambar III.38
Scene padang ilalang motor trail dan Scene rumah jerry
293
293
3.8.7. Lembar Kerja Editor
a. Laporan Editing
Production Company : Must a Fire Produser : Vanessa Claudia
Project Title : Katarsis Director : Dicka Novan Trya
Durasi : 20 menit Editor : Muhammad Ihtifazhuddin
Tabel III.17
NO TIME
EXT
/
INT
KETERANGAN
VISUAL AUDIO SFX TRANSISI VIDEO
EFFECT DURASI
1 00:00:00 -
00:00:05 - Bars And Tune
Cut to
5 detik
2 00;00;05 -
00:00:10 - Logo BSI
- Disolve
5 detik
294
294
3 00:00:10 -
00:00:15 - Id Program
Disolve
5 detik
4 00:00:15 -
00:00:20 - Universal counting leader
Cut to
5 detik
5 00:00:20 -
00:00:30 - Bumper Backsound
Disolve
10 detik
SCENE 1
6 00:00:30 -
00:00:55 EXT
Jerry telat untuk memulai
latihan kemudian
memasuki barisan.
Jerry : Assalamu‟alaikum.
Ahmad : Darimana lu?
Jerry : Dari rumah.
Ahmad : Mari dah.
Jerry : Latihan dulu ya Be.
Music
Instrumental
Cross
Disolve
25 detik
7 00:00:55 -
00:01:01 EXT
Detail Sofyan latihan. Voley, Atmosphere. Music
Instrumental
Cut to
6 detik
295
295
8 00:01:01 -
00:01:08 EXT
Detail Jerry latihan. Voley, Atmosphere Music
Instrumental
Cut to
7 detik
9 00:01:08 -
00:01:25 EXT
Jerry dan Sofyan
melakukan uji tanding.
Voley, Atmosphere Music
Instrumental
Cut to
17 detik
10 00:01:25 -
00:01:28 EXT
Detail figuran. Voley, Atmosphere Music
Instrumental
Cut to 3 detik
11 00:01:28 -
00:01:33 EXT
Jerry dan Sofyan
melakukan uji tanding.
Voley, Atmosphere Music
Instrumental
Cut to 5 detik
12 00:01:33 -
00:01:43
Bumper Katarsis Music Rock
Action
Cross
Disolve
10 detik
SCENE 2
13 00:01:43 -
00:01:52 EXT
Fatimah memanggil
Dahlia untuk
membawakan makanan
Fatimah : Dahlia kuenya mana
nih, Dahlia.
Dahlia : Iya Nyak. Adanya
Music
Motivation
Cut to 9 detik
296
296
dan minuman untuk
Jerry, Sofyan dan
Ahmad.
gorengan Nyak, ngga ada kue.
14 00:01:52 -
00:01:57 EXT
Dahlia menyuguhkan
makanan.
Mereka mulai bencengkrama. Music
Motivation
Cut to 5 detik
15 00:01:57 -
00:02:10 EXT
Jerry mengambil
minuman lalu
bercengkarama dengan
Ahmad.
Jerry : Iya Be, Jerry bakalan
latihan terus kok. Iya Be, Jerry
paham. Terimakasih juga buat
Nyak, Babe udah ngajarin Jerry
silat bahkan juga diterima di
keluarga ini. Terimakasih.
Music
Motivation
Cut to 13 detik
16 00:02:10 -
00:02:56 EXT
Ahmad memberikan
nasihat dan wejangan
kepada Jerry.
Ahmad : Jerry, Babeh punya
mau elu latihannya yang giat
lagi. Biar nanti Insha Allah
tambah mantep ilmuya. Iye, biar
nanti kalo udah jago lu bias
gunain ilmu bela diri, buat diri
lu sama oranglain. Tapi inget
Music
Motivation
Cut to 46 detik
297
297
ilmu bela diri bukan buat pamer
tapi buat keperluan yang
mendesak. Dan jangan lupa,
kekuatan yang besar punya
tanggung jawab yang besar
pula. Sama-sama gua juga.
17 00:02:56 -
00:03:05 EXT
Jerry, Sofyan, Ahmad,
Fatimah dan Dahlia
bercengkrama.
Atmosphere, Voley, Dialog. Music
Motivation
Cut to 10 detik
SCENE 3
18 00:03:05 -
00:03:11 INT
Jerry membaca buku Atmosphere, Voley. Piano
Instrumental
Cut 6 detik
19 00:03:11 -
00:03:15 INT
Tony mengetuk pintu
kamar Jerry kemudian
memintanya untuk
makan.
Tony : Jer, makan dulu. Piano
Instrumental
Cut to 4 detik
298
298
20 00:03:15 -
00:03:22 INT
Jerry menurukan buku
dari wajahnya kemudian
merespon permintaan
Tony lalu beranjak.
Jerry : Iya, Yah. Piano
Instrumental
Cut to 7 detik
SCENE 4
21 00:03:22 -
00:03:30 INT
Jerry sedang menikmati
makan malamnya sembari
melihat Ayahnya yang
sedang sibuk berkerja.
Atmosphere, Voley. Piano
Instrumental
Cut to 8 detik
22 00:03:30 -
00:03:35 INT
Detail Jerry yang sedang
makan.
Atmosphere, Voley. Piano
Instrumental
Cut to 5 detik
23 00:03:35 -
00:03:41 INT
Detail Tony dengan
kesibukannya.
Atmosphere, Voley. Piano
Instrumental
Cut to 6 detik
SCENE 5
299
299
24 00:03:41 -
00:03:45 EXT
Establish taman. Atmosphere Music
Instrument
Cut to 4 detik
SCENE 6
25 00:03:45-
00:03:48 EXT
Jerry sedang mengetik. Atmosphere, Voley. Music
Instrument
Cut to 3 detik
26 00:03:48 -
00:03:50 EXT
Detail mengetik. Atmosphere, Voley. Music
Instrument
Cut to 2 detik
27 00:03:50-
00:04:16 EXT
Jerry mendengarkan suara
teriakan dari seorang
wanita.
Jerry : Wah, ada yang ngga
beres nih.
Music
Suspanse
Drama Action
Cut to 26 detik
28 00:04:16-
00:04:26 EXT
Jerry beranjak kemudian
mencari sumber suara.
Atmosphere, Voley. Music
Suspanse
Drama Action
Cut to 10 detik
SCENE 7
300
300
29 00:04:26 -
00:04:28 EXT
Detail kaki Jerry. Atmosphere, Voley. Music
Suspanse
Drama
Action
Cut to 2 detik
30 00:04:28 -
00:04:45 EXT
Jerry mengintip dari balik
tembok. Untuk melihat
adegan eksekusi yang
dilakukan oleh Hitman 5-6.
Atmosphere, Voley. Music
Suspanse
Drama
Action
Cut to Efek Darah
dan
tembakan
17 detik
31 00:04:45 -
00:04:52 EXT
Hitman 6 berjalan
menghampiri Jerry.
Hitman 6 : Suara apa tuh?
Hitman 5 : Coba check.
Music
Suspanse
Drama
Action
Cut to 7 detik
32 00:04:52
00:05:00 EXT
Jerry pergi kebalik tembok. Atmosphere, Voley. Music
Suspanse
Drama
Action
Cut to 8 detik
33 00:05:00
00:05:02 EXT
Detail kaki Hitman 6. Atmosphere, Voley. Music
Suspanse
Drama
Cut to 2 detik
301
301
Action
34 00:05:02 -
00:05:06 EXT
Hitman 6 jalan
menghampiri.
Atmosphere, Voley. Music
Suspanse
Drama
Action
Cut to 4 detik
35 00:05:06 -
00:05:09 EXT
Detail Jerry sedang
mengumpat.
Atmosphere, Voley. Music
Suspanse
Drama
Action
Cut to 3 detik
36 00:05:09 -
00:05:25 EXT
Hitman 6 menelpon unit
lainnya lalu pergi.
Hitman 6: Kirim unit D. Music
Suspanse
Drama
Action
Cut to 16 detik
302
302
SCENE 8
37 00:05:25 -
00:05:31 INT
Tony sedang menerima
telfon disofa kemudian
pergi beranjak.
Atmosphere, Voley. Efek musik
tegang,
backsound
Suspense
Cut to 6 detik
38 00:05:31 -
00:05:33 INT
Jerry berpapasan dengan
Tony.
Jerry : Yah, mau kemana? Efek musik
tegang,
backsound
Suspense
Cut to 2 detik
39 00:05:33 -
00:05:38 INT
Jerry meminta waktuTony
untuk berbicara.
Tony : Ayah mau pergi. Ada
urusan penting.
Jerry : Tapi ini juga penting,
Yah.
Efek musik
tegang,
backsound
Suspense
Cross
Disolve
6 detik
303
303
40 00:05:38 -
00:05:56 INT
Jerry merasa frutasi. Lalu
mengambil sebuah kertas
yang terjatuh dilantai,
Atmosphere, Voley. Efek musik
tegang,
backsound
Suspense
Cut to Cutting with
Cross
Disolve
Transition
18 detik
SCENE 9
41 00:05:56-
00:05:59 EXT
Tony pergi terburu-buru
lalu memasuki mobil.
Atmosphere, Voley. Efek musik
tegang,
backsound
Suspense
Cut to 3 detik
42 00:05:59 -
00:06:10 EXT
Tony memasuki mobil. Atmosphere, Voley. Efek musik
tegang,
backsound
Suspense
Cut to 11 detik
43 00:06:10-
00:06:15 EXT
Tony pergi dengan
mobilnya.
Atmosphere, Voley. Efek musik
tegang,
backsound
Cut to 5 detik
304
304
Suspense
SCENE 10
44 00:06:15-
00:06:24 INT
Jerry memegangi kepalanya
karena merasa cemas.
Kemudian menyalakan
televisi dan mengambil
berkas yang sebelumnya ia
ambil.
Atmosphere, Voley. Efek musik
tegang,
backsound
Suspense
Cut to 9 detik
45 00:06:24-
00:06:30 INT
Jerry menyalakan televisi. Atmosphere, Voley. Efek musik
tegang,
backsound
Suspense
Cut to Tracking
tayangan
berita
6 detik
46 00:06:30 -
00:06:35 INT
Ekspresi Jerry melihat
tayangan berita di televisi.
Atmosphere, Voley, anchor
membaca berita
Efek musik
tegang,
backsound
Suspense
Cut to 5 detik
305
305
47 00:06:35
00:06:45 INT
Jerry memegangi kepalanya
karena merasa cemas.
Kemudian menyalakan
televisi dan mengambil
berkas yang sebelumnya ia
ambil.
Atmosphere, Voley, anchor
membaca berita
Efek musik
tegang,
backsound
Suspense
Cut to 10 detik
SCENE 11
48 00:06:45 -
00:06:50 EXT
Establish padang rumput. Atmosphere Cut to 15 detik
SCENE 12
49 00:06:50-
00:06:52 EXT
Jerry dan Sofyan bermain
motor.
Atmosphere, Voley. Music
Backsound
Dramatic
Cross
Disolve
2 detik
306
306
50 00:06:52-
00:06:53 EXT
Jerry dan Sofyan bermain
motor.
Atmosphere, Voley. Music
Backsound
Dramatic
Cross
Disolve
1 detik
51 00:06:53 -
00:06:56 EXT
Jerry dan Sofyan bermain
motor.
Atmosphere, Voley. Music
Backsound
Dramatic
Cross
Disolve
3 detik
52 00:06:56-
00:07:04 EXT
Jerry dan Sofyan bermain
motor.
Atmosphere, Voley. Music
Backsound
Dramatic
Cross
Disolve
8 detik
SCENE 13
53 00:07:04-
00:07:08 EXT
Jerry dan Sofyan
memarkirkan motornya
dibawah sebuah pohon.
Atmosphere, Voley. Music
Backsound
Dramatic
Cross
Disolve
4 detik
54 00:07:08-
00:07:12 EXT
Jerry dan Sofyan mengobrol
dibawah pohon.
Jerry : Gua mau cerita sama
lu nih, Yan.
Music
Backsound
Cut to 4 detik
307
307
Dramatic
55 00:07:12-
00:07:47 EXT
Kemudian ada telfon masuk
di handphone Jerry.
Sofyan : Cerita apaan? Gua
dengerin, Jer.
VO : Diam atau orang
terdekatmu akan mati.
Sofyan : Telfon dari siapa
tuh?
Sofyan : Woy, elu kenapa?
Jerry : Engga, bukan siapa-
siapa kok.
Sofyan : Serius lu?
Music
Backsound
Dramatic
Cut to 35 detik
308
308
56 00:07:47-
00:08:03 EXT
Jerry dan Sofyan pergi
beranjak untuk pulang.
Jerry : Cabut yuk! Gua ada
tugas yang belom gua
selesain.
Sofyan : Cabut?
Jerry : Serius cabut.
Sofyan : Yah kok cabut sih.
Music
Backsound
Dramatic
Cross
Disolve
16 detik
SCENE 14
57 00:08:03 -
00:08:11 EXT
Hitman 6 mengintip dari
balik pepohonan.
Atmosphere Music
Backsound
Dramatic
Cut to 8 detik
SCENE 15
58 00:08:11-
00:08:16 EXT
Establish rumah Jerry
malam.
Atmosphere Backsound
Suspense
Cut to 5 detik
SCENE 16
309
309
59 00:08:16 -
00:08:24 INT
Jerry beranjak untuk
mengambil foto Ibunya lalu
duduk di tempat tidur.
Atmosphere, Voley. Backsound
Suspense
Cut to 8 detik
60 00:08:24 -
00:08:26 INT
Detail foto Ibu Jerry. Jerry : Apa kabar ibu
disana?
Backsound
Suspense
Cut to 2 detik
61 00:08:26-
00:08:29 INT
Detail wajah Jerry. Jerry : Aku kangen, Bu. Backsound
Suspense
Cut to 3 detik
62 00:08:29-
00:08:51 INT
Jerry menaruh foto Ibunya
lalu mengambil handphone.
Atmosphere, Voley. Backsound
Suspense
Cut to 30 detik
63 00:08:51-
00:09:12 INT
Jerry menelfon Sofyan. VO Sofyan : Sorry Jer baru
keangkat, abis ngurusin
Bokap tadi.
Jerry : Elu gimana? Tugas
udah selesai belom?
VO Sofyan : Belom Jer,
kayaknya tugas gua bakalan
berantakan deh. Abis
kecelakaan gua.
Backsound
Suspense
Cut to 21 detik
310
310
64 00:09:12-
00:09:34 INT
Setelah berbicara dengan
Sofyan ditelfon tiba-tiba
handphonenya bergetar.
Jerry : Ha? Lu kecelakaan?
Kecelakaan dimana?
VO Sofyan : Tadi sore Jer
pas gua nganter Bokap
ngaji, ada aja emang
musibah.
Jerry : Terus sekarang posisi
dimana? Dirumah atau
dirumah sakit?
VO Sofyan : Gua dirumah,
Bokap Cuma keseleo doang
sih. Dilanjut nanti ya, Bokap
manggil nih.
Jerry : Oh gitu.
Backsound
Suspense
Cut to 22 detik
65 00:09:34-
00:09:47 INT
Jerry berbicara dengan
penelfon misterius.
Atmosphere, Voley. Backsound
Suspense
Cut to 13 detik
66 00:09:47-
00:10:04 INT
Jerry berbicara dengan
penelfon misterius hingga
akhir.
Jerry : Mau lu apa? Lu
jangan bawa-bawa orang
terdekat gua.
VO : Itu konskuensi yang
harus anda tanggung, jika
anda buka mulut.
Backsound
Suspense
Cut to 17 detik
311
311
SCENE 17
67 00:10:04-
00:10:11 INT
Wanita seksi menuangkan
minuman kedalam gelas.
Atmosphere, Voley. Backsound
music happy
Cut to 5 detik
68 00:10:11-
00:10:15 INT
Khan dan Wanita seksi toss
minuman.
Wanita seksi : Cheers dulu
dong bos.
Backsound
music happy
Cut to 4 detik
69 00:10:15-
00:10:20 INT
Detail wanita seksi minum. Atmosphere, Voley. Backsound
music happy
Cut to 5 detik
70 00:10:20-
00:10:23 INT
Hitman 6 mengambil
handphone yang berada di
saku celananya.
Atmosphere, Voley. Backsound
music happy
Cut to 3 detik
71 00:10:23-
00:10:28 INT
Hitman 6 memberikan
handphone kepada Khan.
Hitman 6 : Permisi Pak, ada
yang harus kita selesaikan.
Siap Pak.
Backsound
music happy
Cut to 5 detik
72 00:10:28-
00:10:33 INT
Khan memberikan kembali
handphonenya.
Khan : Kirimkan 2 unit
untuk besok.
Backsound
music happy
Cut to 5 detik
312
312
73 00:10:33-
00:10:42 INT
Detail wanita sexy sedang
minum
Atmosphere. Backsound
music happy
Cut to 9 detik
SCENE 18
74 00:10:42-
00:10:49 EXT
Establish Jerry memasuki
area gedung
Atmosphere, Voley. Suspanse
Dramatic
Rock Musik
Backsound
Cut to 7 detik
SCENE 19
75 00:10:49-
00:10:55 EXT
Jerry datang ke salah satu
gedung bekas sesuai dengan
alamat yang diberikan
penelfon misterius.
Atmosphere, Voley. Suspanse
Dramatic
Rock Musik
Backsound
Cut to 6 detik
76 00:10:55-
00:10:56 EXT
Detail kaki Jerry setelah
memarkirkan motor
Atmosphere, Voley. Suspanse
Dramatic
Rock Musik
Cut to 1 detik
313
313
Backsound
77 00:10:56-
00:11:00 EXT
Jerry menghampiri Hitman
3-4.
Atmosphere, Voley. Suspanse
Dramatic
Rock Musik
Backsound
Cut to 4 detik
78 00:11:00-
00:11:02 EXT
Hitman 3-4 berbicara
kepada Jerry.
Hitman 3 : Mau ngapain lu?
Ha?
Suspanse
Dramatic
Rock Musik
Backsound
Cut to 2 detik
79 00:11:02-
00:11:04 EXT
Detail Jerry. Atmosphere, Voley. Suspanse
Dramatic
Rock Musik
Backsound
Cut to 2 detik
314
314
80 00:11:04-
00:11:06 EXT
Detail Jerry. Jerry : Saya mau masuk. Suspanse
Dramatic
Rock Musik
Backsound
Cut to 2 detik
81 00:11:06-
00:11:27 EXT
Jerry dan Hitman 3-4
berkelahi.
Hitman 4 : Elu ngga bakal
bisa masuk hidup-hidup.
Suspanse
Dramatic
Rock Musik
Backsound
Cut to Speed, Time
Remapping
21 detik
82 00:11:27-
00:11:30 EXT
Detail Jerry menghabisi
Hitman 4.
Atmosphere, Voley. Suspanse
Dramatic
Rock Musik
Backsound
Cut to Speed, Time
Remapping
3 detik
83 00:11:30-
00:11:47 EXT
Jerry dn Hitman 3
berkelahi.
Atmosphere, Voley. Suspanse
Dramatic
Rock Musik
Backsound
Cut to Speed, Time
Remapping,
Slow Motion
17 detik
315
315
84 00:11:47-
00:12:03 EXT
Detail Jerry menghabisi
Hitman 3.
Atmosphere, Voley. Suspanse
Dramatic
Rock Musik
Backsound
Cut to Speed, Time
Remapping
16 detik
SCENE 20
85 00:12:03-
00:12:12 INT
Jerry membuka pintu
gudang.
Atmosphere, Voley. Suspanse
Dramatic
Rock Musik
Backsound,
Backsound
motivation,
Cut to 9 detik
86 00:12:12-
00:12:18 INT
Hitman 5-6 sudah
menunggu Jerry didalam.
Hitman : Hebat juga bisa
sampe sini?!
Hitman 6 : Masih nekat mau
masuk?!
Suspanse
Dramatic
Rock Musik
Backsound,
Backsound
motivation,
Cut to 6 detik
316
316
87 00:12:18-
0012:46 INT
Hitman 5 menyerang Jerry
kemudian disusul Hitman 6.
Atmosphere, Voley. Suspanse
Dramatic
Rock Musik
Backsound,
Backsound
motivation,
Cut to Speed, Time
Remapping
28 detik
88 00:12:46-
00:12:53 INT
Jerry menyerang Hitman 6
kemudian Hitman 5
memukulnya dengan kayu.
Atmosphere, Voley. Suspanse
Dramatic
Rock Musik
Backsound,
Backsound
motivation,
Cut to Speed, Time
Remapping,
Slow Motion
7 detik
89 00:12:53-
00:12:58 INT
Jerry menghabisi Hitman 5. Atmosphere, Voley. Suspanse
Dramatic
Rock Musik
Backsound,
Backsound
motivation,
Cut to Speed, Time
Remapping
5 detik
317
317
90 00:12:58-
00:13:01 INT
Detail Jerry menghabisi
Hitman 5.
Atmosphere, Voley. Suspanse
Dramatic
Rock Musik
Backsound,
Backsound
motivation,
Cut to Speed, Time
Remapping,
Slow Motion
3 detik
91 00:13:01-
00:13:42 INT
Jerry dan Hitman 6 bersiap-
siap untuk bertarung dengan
memasang kuda-kuda.
Atmosphere, Voley. Suspanse
Dramatic
Rock Musik
Backsound,
Backsound
motivation,
Cut to 41 detik
92 00:13:42-
00:13:46 INT
Hitman 6 menyerang Jerry. Atmosphere, Voley. Suspanse
Dramatic
Rock Musik
Backsound,
Backsound
motivation,
Cut to Speed, Time
Remapping
21 detik
93 00:13:46-
00:13:56 INT
Jerry menyerang Hitman 6
dengan tendangan.
Atmosphere, Voley. Suspanse
Dramatic
Rock Musik
Cut to Slow Motion 10 detik
318
318
Backsound,
Backsound
motivation,
94 00:13:56-
00:14:34 INT
Hitman 6 menangkis
serangan Jerry dan
kemudian dibalas Jerry
dengan memelintir
lehernya.
Atmosphere, Voley. Suspanse
Dramatic
Rock Musik
Backsound,
Backsound
motivation,
Cut to Speed, Time
Remapping,
Slow Motion
38 detik
95 00:14:34-
00:14:39 INT
Khan dan berjalan
menghampiri Jerry dari
kegelapan sembari
menodongkan pistol
dikepala Tony.
Atmosphere, Voley.
Music
Suspanse,
Backsound
motivation
Cut to Cutting with
Cross
Disolve
Transition
5 detik
96 00:14:39-
00:14:55 INT
Khan meminta Tony untuk
menceritakan kepada Jerry. Khan : Ceritakan kepada
anakmu!
Tony : Maafkan Ayah,
Ayah tidak menyangka hal
ini akan terjadi.
Music
Suspanse,
Backsound
motivation
Cut to 16 detik
97 00:14:55-
00:15:08 INT
Ekspresi Jerry melihat
Ayahnya disandera oleh
Khan.
Jerry : Sebenarnya apa yang
terjadi, Yah? Tolong
ceritakan.
Jerry : Tolong ceritakan
intinya, Yah. Kenapa aku
Music
Suspanse,
Backsound
motivation
Cut to 13 detik
319
319
dan Ayah terlibat masalah
ini. Lalu siapa pria
dibelakang Ayah itu?
98 00:15:08-
00:15:47 INT
Tony menceritakan
kronologis kepada Jerry.
Tony : Kejadian eksekusi
pria yang kamu lihat, dia
adalah seorang aktivis anti
korupsi dan dia bisa
merusak kerja Ayah dan
instansi lainnya yang
tertarik. Karena dia punya
punya bukti yang kuat. Dan
dia dapat menyeret Ayah
dan rekan-rekan Ayah ke
meja hijau. Itu semua salah
Ayah, Ayah mohon maaf
dan ini bukan salah kamu.
Music
Suspanse,
Backsound
motivation
Cut to 39 detik
99 00:15:47-
00:16:23 INT
Khan meminta Tony untuk
menentukan pilihan.
Khan : Hey, Ton! Aku kasih
2 pilihan. Yang pertama kau
harus bunuh anakmu atau
kau yang kubunuh!
Tony : Jalan yang kamu
tempuh itu sudah benar,
Music
Suspanse,
Backsound
motivation
Cut to 37 detik
320
320
kamu lanjutkan meskipun
pedih dan air mata ada
didepan kamu. Ayah
percaya bahwa keadilan itu
akan menang.
100 00:16:23-
00:16:24 INT
Tony menendang pisau
yang berada di dekat
kakinya.
Atmosphere, Voley Music
Suspanse,
Backsound
motivation
Cut to 1 detik
101 00:16:24-
00:16:25 INT
Detail Pisau yang
ditendang.
Atmosphere, Voley Music
Suspanse,
Backsound
motivation
Cut to 1 detik
102 00:16:25-
00:16:27 INT
Jerry berguling lalu
menangkap pisau tersebut
dan melemparnya tepat
kearah Khan.
Atmosphere, Voley Music
Suspanse,
Backsound
motivation
Cut to Speed 2 detik
321
321
103 00:16:27-
00:16:29 INT
Khan terjatuh karena pisau
yang dilempar Jerry tepat
menancap ke dadanya.
Atmosphere, Voley Music
Suspanse,
Backsound
motivation
Cut to Efek
tembakan
2 detik
104 00:16:29-
00:16:32 INT
Ekspresi Jerry yang terkejut
karena Ayahnya tewas
ditangan Khan.
Atmosphere, Voley Music
Suspanse,
Backsound
motivation
Cut to 3 detik
105 00:16:32-
00:16:47 INT
Khan mengangkat
tangannya yang masih
menggenggam pistol dan
mengarahkannya kearah
Jerry. Lalu Jerry bergulinig.
Atmosphere, Voley Backsound
Drama
Suspanse
Cut to Efek
Tembakan
15 detik
106 00:16:47-
00:16:48 INT
Ekpresi Jerry yang terkena
tembakan.
Atmosphere, Voley Backsound
Drama
Suspanse
Light out
White
1 detik
322
322
107 00:17:06-
00:17:12 INT
Detail Tony yang terkena
tembakan
Atmosphere, Voley Backsound
music winner
drmatic
instrument
Cut to 6 detik
108 00:17:12-
00:17:19 INT
Polisi memasuki area
gudang.
Atmosphere, Voley Backsound
music winner
drmatic
instrument
Cut to 7 detik
109 00:17:19-
00:17:25 INT
Polisi menghampiri tubuh
yang berada dilantai
gudang.
Atmosphere, Voley Backsound
music winner
drmatic
instrument
Cross
Disolve
6 detik
323
323
110 00:17:25-
00:17:34 INT
Polisi memeriksa keadaan
beberapa tubuh tersebut.
Atmosphere, Voley Backsound
music winner
drmatic
instrument
Dip to
Black
5 detik
SCENE 21
111 00:16:48-
00:16:59 INT
Ibu Jerry memeluk Jerry
kecil kemudian mencium
Jerry.
Atmosphere Music
Dramatic
Cross
Dissolve
Glowing
White
11 detik
112 00:16:59-
00:17:06 INT
Tony, Ibu Jerry dan Jerry
kecil menemani Jerry
mewarnai sembari tertawa.
Atmosphere Music
Dramatic
Light Out
White
Glowing
White
7 detik
SCENE 22
113 00:17:34-
00:17:40 EXT
Adegan Jerry dan Hitman 1-
2 keluar dari Lapas menuju
mobil.
Atmosphere, Voley Music
Motivation
Rock
Cut to 6 detik
324
324
114 00:017:40-
00:17:45 EXT
Hitman 1-2 membawa Jerry
ke mobil.
Atmosphere, Voley Music
Motivation
Rock
Cut to 5 detik
115 00:17:45-
00:17:52 EXT
Jerry dimasukan paksa oleh
Hitman 1-2 kedalam mobil.
Atmosphere, Voley Music
Motivation
Rock
Cut to
7 detik
116 00:17:52-
00:17:56 EXT
Hitman 2 memasuki mobil. Atmosphere, Voley Music
Motivation
Rock
Cut to
4 detik
SCENE 23
117 00:17:56-
00:18:00 EXT
Establish Jerry dan
Hitman1-2 yang berada
didalam mobil.
Atmosphere, Voley Music
Motivation
Rock
Cut to
4 detik
SCENE 24
325
325
118 00:18:00-
00:18:04 INT
Jerry beserta Hitman 1-2
berada di dalam mobil
kemudia berkelahi.
Atmosphere, Voley Music
Motivation
Rock
Cut to
4 detik
119 00:018:04-
00:18:07
INT Jerry beserta Hitman 1-2
berada di dalam mobil
kemudia berkelahi.
Atmosphere, Voley Music
Motivation
Rock
Cut to Speed, Time
Remapping
3 detik
120 00:18:07-
00:18:18
INT Jerry beserta Hitman 1-2
berada di dalam mobil
kemudia berkelahi.
Atmosphere, Voley Music
Motivation
Rock
Cut to Speed, Time
Remapping
9 detik
121 00:18:18-
00:18:19
INT Detail adegan perkelahian
dari kaca depan.
Atmosphere, Voley Music
Motivation
Rock
Cut to Speed, Time
Remapping
1 detik
122 00:18:19-
00:18:25
INT Jerry beserta Hitman 1-2
berada di dalam mobil
kemudia berkelahi.
Atmosphere, Voley Music
Motivation
Rock
Cut to Speed, Time
Remapping
6 detik
123
00:18:25
00:18:32
INT Jerry beserta Hitman 1-2
berada di dalam mobil
kemudia berkelahi.
Atmosphere, Voley Music
Ending
Cut to
7 detik
326
326
Credit Title
SCENE 25
124
00:18:32
00:18:41
EXT Detail mobil berhenti. Atmosphere, Voley Music
Ending
Credit Title
Cut to
9 detik
SCENE 26
125
00:18:41
00:18:43
INT Jerry tertunduk lemas. Atmosphere, Voley Music
Ending
Credit Title
Cut to
2 detik
126
00:18:43
00:18:48
INT Detail wajah Sofyan
memberikan secarik kertas.
Atmosphere, Voley Music
Ending
Credit Title
Cut to
5 detik
327
327
127
00:18:48
00:18:49
INT Jerry mengambil kertas
yang diberikan Sofyan.
Atmosphere, Voley Music Ending
Credit Title
Cut to
1 detik
128
00:18:49
00:18:53
INT Detail Jerry mengambil
kertas lalu membacanya.
Atmosphere, Voley Music Ending
Credit Title
Cross
Disolve
4 detik
SCENE 27
129
00:18:53
00:19:01
INT Pengambilan gambar di
layar laptop.
Atmosphere Music Ending
Credit Title
Cut to
8 detik
130
00:19:01
00:19:08
INT Penulis sedang duduk
didepan laptop.
Atmosphere Music Ending
Credit Title
Blank Out
Black
7 detik
131
00:19:08
00:20:00
Credit Title Music Ending
Credit Title
Cut to
52 detik
132
00:20:00
00:20:04
Logo Must a Fire Music Ending
Credit Title
Disolve
4 detik
328
328
133
00:20:04
00:20:09
Copyright BSI Music Ending
Credit Title
Disolve
5 detik
134
00:20:09
00:20:55
CV Crew Music Ending
Credit Title
Disolve
46 detik
135
00:20:55
00:22:08
Behind The Scene
Disolve
1 menit 3
detik
329
329
b. Proses Pembuatan Program ID
Gambar III.36
1. Bars and Tone
2. Logo BSI
330
330
3. Program ID
4. Universal Counting Leaders
331
331
5. Bumper Program
c. Spesifikasi Alat Editing
1. Hardware
Spesifikasi Laptop yang digunakan sebagai berikut :
a. Processor : 2.27GHz Intel Core i5
b. Memory : 4GB DDR3
c. Graphic : Intel HD
Gambar III.37
332
332
2. Software
Editor menggunakan software editing yaitu :
a. Adobe Premiere CC
b. Adobe After Effect CC
333
333
3. Accesories
a. Headphone ultrasone
b. Mouse Wireless