bab iii laporan pemeliharaan ac mobil
DESCRIPTION
AC MobilTRANSCRIPT
-
17
BAB III
KAJIAN TEORI
A. Tune Up
Tune up adalah melakukan penyetelan ulang terhadap kinerja mesin mobil
untuk mendapatkan performa asal. Adapun dalam pengertian lain, seperti yang
dikutip dalam buku karangan (Boentarto:2003), tune up adalah servis ringan
berupa pemeriksaan, penyetelan, ganti komponen, dan perawatan mesin. Namun,
menurut Boentarto tune up sebenarnya hanya mencakup mesinnya saja, tidak
termasuk chasis, pemindah tenaga (pemindah tenaga) dan kelistrikan bodi. Dalam
pengertian lain juga disebutkan tune-up adalah proses teratur pemeriksaan,
diagnosis, pengujian, dan penyesuaian yang diperlukan secara berkala untuk
menjaga performa mesin atau mengembalikan mesin untuk efisiensi operasi
standar.
Standart tune up yang dilakukan oleh Setiap pabrikan kendaraan bermotor
biasanya sudah menentukan perawatan rutin atau berkala untuk engine, chasis,
pemindah tenaga dan komponen lainnya untuk tetap menjaga agar semua
komponen sistem dalam mesin maupun kelengkapan kendaraan tetap terjaga
dengan baik sehingga menampilkan performa maksimal dari setiap bagian
tersebut. Tune-up yang dimaksud adalah servis berkala sesuai rekomendasi
produsen. Sebagai contoh mulai dari perawatan berkala untuk 1000 km sampai
120.000 km.
Bagian-bagian yang perlu dilakukan pemeriksaan maupun perawatan
bermacam-macam. Mulai dari perawatan dan pemeriksaan mesin, sistem
pengapian, sistem bahan bakar, sistem kontrol emisi, sistem rem, chasis dan body,
dan sistem kelistrikan. Salah satu sistem yang perlu dilakukan pemeriksaan dan
perawatan adalah sistem pendingin dan sistem pemanas, yang terangkum dalam
satu unit kesatuan yaitu sistem HVAC (Heater Ventilation And Air Conditioner).
-
18
B. Air Conditioner
Agar temperatur dalam kabin terasa nyaman, diperlukan suatu sistem yang
mengatur suhu/temperatur, kelembaban udara didalamnya. Pengaturan udara
tersebut didapat dari sistem pengatur udara baik itu untuk memanaskan atau
mendinginkan udara dalam ruang kabin. Proses pendinginan dilakukan ketika
temperatur udara di sekitarnya terasa panas. Sebaliknya, proses pemanasan
dilakukan ketika temperatur udara disekitar sangat dingin.
Wahyu Triono, 2009:8 menyatakan bahwa, Air conditioner atau AC
adalah suatu rangkaian peralatan (komponen) yang berfungsi untuk mendinginkan
udara didalam kabin agar penumpang dapat merasa segar dan nyaman. proses
pendinginan menggunakan cooler yang berfungsi menghembuskan udara dingin
untuk mengkondisikan ruangan kabin mobil.
New step 1 menyatakan bahwa, air conditioner ialah istilah umum untuk
perlengkapan yang memelihara udara didalam ruangan agar temperatur dan
kelembabannya menyenangkan. Apabila didalam ruangan temperaturnya tinggi,
maka panas yang diambil agar temperaturnya turun, dan sebaliknya apabila
temperatur ruangan rendah, panas yang diberikan agar temperatur naik. Selain itu,
kelembaban dalam ruangan bisa ditambah atau dikurangi agar terasa nyaman.
Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat diartikan bahwa air conditioner
atau AC adalah istilah umum untuk suatu peralatan yang digunakan untuk
memeliharan/ mengkondisikan udara didalam ruangan agar temperatur dan
kelembabannya menyenangkan.
Di indonesia, yang memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan musim
penghujan, produsen mobil pada umumnya melengkapi produksi mobil dengan
sistem pengkondisian udara (AC). Mobil-mobil keluaran tahun lama, biasanya
menggunakan sistem AC yang hanya mendinginkan saja, tetapi untuk mobil-
mobil baru sekarang, khususnya di indonesia sudah dilengkapi dengan dua sistem
pengaturan udara, yaitu sistem pendingin (cooler) dan sistem pamasan (heater)
ruangan. Sehingga membuat pengendara lebih menyenangkan dan terasa semakin
nyaman.
-
19
C. Sistem HVAC
Menurut Lee Wang Tui (2009) yang dikutip pada Forum
www.yahoo.answer.com menyatakan bahwa HVAC merupakan singkatan dari
heating, ventilation and air conditioning dan mengacu pada peralatan, jaringan
distribusi dan terminal yang digunakan secara kolektif atau individual untuk
menyediakan udara segar, pemanasan, pendinginan, dan pengaturan kelembaban
pada suatu bangunan.
Dalam situs www.hvachome.com menyatakan bahwa HVAC (H-V-A-C
or H-VAK) stands for Heating, Ventilation, and Air-Conditioningthree
closely related fundamental functions found in homes, offices, and other building
structures. Sistem HVAC juga dikenal sebagai kontrol iklim. Hal ini disebabkan
tiga fungsi penting dalam menjaga kenyamanan. Penggunaan utama dari HVAC
adalah untuk mengatur suhu ruangan, kelembaban, dan aliran udara, memastikan
bahwa unsur-unsur seperti berada dalam jangkauan dapat diterima mereka.
Dari pengertian diatas, sistem HVAC digunakan untuk pengkondisian
udara suatu bangunan, tetapi pada hakekatnya sistem HVAC ini tidak hanya
terbatas untuk bangunan saja, tetapi semua peralatan yang fungsinya memelihara
udara pada suatu ruangan, mengatur suhu, kelembaban dan aliran udara disebut
sistem HVAC.
Sehingga dapat diartikan bahwa HVAC (Heater Ventilation And Air
Conditioner) ialah suatu sistem yang berfungsi untuk menyediakan udara segar,
pemanasan, pendinginan, pengaturan kelembaban dan aliran udara. Selain itu juga
berfungsi sebagai perlengkapan yang memelihara udara di dalam ruangan agar
temperatur dan kelembabannya menyenangkan. Apabila didalam ruangan
temperaturnya tinggi, maka panas yang diambil agar temperaturnya turun disebut
pendinginan. Sebaliknya, ketika temperatur ruangannya rendah, panas yang
diberikan agar temperaturnya naik disebut pemanasan. Sebagai tambahan,
kelembabannya ditambah atau dikurangi agar terasa nyaman.
Kendaraan sebagai salah satu sarana transportasi saat ini pun harus
memakai sistem pemeliharaan udara agar pengemudi menjadi nyaman dalam
-
20
berkendara, sehingga sistem HVAC ini digunakan untuk mengkondisikan udara
didalam ruangan kabin.
New step 1 menyatakan bahwa, komponen sistem air conditioner atau
perlengkapan yang digunakan untuk sistem pemanas dan sistem pendingin
(HVAC) tersebut terdiri dari coller, heater, moisture controller dan ventilator.
1. Heater
Suatu alat yang memanaskan udara di dalam mobil atau udara segar dari
luar yang dihisap kedalam ruang dan digunakan untuk pemanasan disebut heater
Ada beberapa tipe pemanas, termasuk pemanas air panas (hot water), pemanas
pembakaran (combustion heater) dan pemanas gas buang (exhaust heater), tetapi
biasanya yang digunakan adalah heater air panas.
a. Prinsip Dasar Pemanasan
Pada heater sistem air panas, air pendingin mesin disirkulasikan melalui
heater core agar heater core menjadi panas. Kemudian blower meniupkan udara
dingin melalui heater core panas untuk memanaskan udara.
Heater Core
engine coolant
hot water
Gambar 04. Sketsa Prinsip Dasar Pemanasan.
(New Step 1 Training Manual TOYOTA, 1996)
secara alamiah, air pendingin berfungsi sebagai sumber panas, dan Heater
core tidak akan panas selama temperatur air pendingin pada radiator rendah, dan
udara yang melewati heater core tetap dingin.
Hot water radiates
heat to air
Cold
Air
Warm
Air
-
21
Gambar 05. Konstruksi Heater And Ventilation Suzuki SX4.
(Manual Book Suzuki SX 4, 2007)
Tabel 02. Keterangan System Heater And Ventilation.
A. Alur udara 11. center ventilation air
B. Alur air 12. air intake door
1. Unit HVAC 13. motor blower
2. Ventilator duct 14. resistance board/evaporator
3. Defroster duct and demister duct 15. rear duct (jika dilengkapi)
4. Heater core 16. foot duct
5. Side ventilation air 17. engine
6. Foot air 18. radiator
7. Defroster air 19. reservoir
8. Demister air 20. temperatur control door
9. Fresh air 21. air flow control door
10. Recirculation air
b. Tipe Heater
Ada dua tipe heater air panas. Dibedakan dalam sistem yang digunakan
untuk mengatur temperatur. Salah satunya ialah tipe campuran udara (air mix
-
22
type) dan yang lainnya tipe pengaturan aliran air (water flow control type).
Penjelasan dari pengertian kedua tipe heater sebagai berikut.
1) Type Air Mix
Tipe ini menggunakan air mix control damper yang mengubah temperatur
udara dengan cara mengatur perbandingan udara dingin yang melewati heater
core dan yang tidak melewati heater core. Dewasa ini heater tipe air mix ini
banyak digunakan.
Gambar 06. Heater tipe Air Mix.
( Nanang Nurdiyanto. 2009:22 )
2) Tipe Water Flow Control
Tipe ini mengontrol temperatur dengan cara mengatur sejumlah air yang
melewati heater core dengan sebuah water valve. Hal ini menyebabkan perubahan
temperatur heater core itu sendiri dan penyetelan temperatur udara yang melalui
heater core. Sistem heater tipe ini digunakan untuk heater belakang pada vans
dan lain-lain.
Gambar 07. Heater tipe Water Flow Control
( Nanang Nurdiyanto. 2009:23 )
-
23
2. Cooler
Cooler system atau sistem pendingin ialah alat yang digunakan untuk
mendinginkan dan menghilangkan kelembaban udara didalam kendaraan atau
udara segar dari luar yang dihisap kedalam kendaraan untuk membuat udara terasa
nyaman. Selain itu juga berfungsi untuk mencegah kondensasi pada kaca mobl
ketika udara lembab.
Gambar 08. Konstruksi cooler Suzuki SX4.
(Manual Book Suzuki SX 4, 2007)
Tabel 03. Keterangan system cooler.
A. Aliran udara 10. Ventilation udara tengah
B. Aliran Refrigent 11. Foot air
-
24
1. Unit HVAC 12. Defroster udara depan
2. compresor 13. Defroster udara samping
3. condenser assy 14. Fresh air
4. Receiver/Dryer 15. Recirculation air
5. Discharge hose 16. Evaporator
6. Suction hose 17. Air intake door
7. Liquid pipe 18. Temperatur control door
8. Expansion valve 19. Air flow control door
9. Ventilation udara samping 20. Heater core
a. Teori Dasar Pendinginan
Prinsip pendinginan pada sistem Air Conditioner (AC) untuk sistem
pendinginan adalah terjadinya perubahan bentuk zat pendingin (Refrigerant) dari
bentuk cair, uap air dan gas. Perubahan ini terjadi karena sistem AC menggunakan
beberapa komponen yang memungkinkan terjadinya perubahan tekanan dan
temperatur.
Gambar 09. Prinsip Dasar Pendinginan.
(http://m-edukasi.net/online/2008/sistemac/prinsip.html)
Contohnya adalah terjadi perubahan bentuk dari cair menjadi gas oleh
alkohol yang ditempelkan pada kulit. Keadaan ini kulit akan terasa dingin
-
25
dikarenakan alkohol menyerap panas dari udara sekitar sehingga terjadi perubahan
bentuk alkohol dari cair menjadi gas.
1) Proses Pendinginan (Refrigerasi)
Proses ini akan membuat keadaan di mana temperatur bahan pendingin
(refrigerant) akan lebih rendah dari suhu sekitarnya sehingga dapat melepaskan
tenaga panas dari udara di sekitarnya. Umumnya, alat pendingin (refrigerator)
mengoperasikan refrigerant untuk menghisap panas uadara disekelilingnya.
Proses pendinginan dapat kita lihat pada tampilan di bawah ini :
Gambar 10. Gambaran proses pendinginan.
(http://m-edukasi.net/online/2008/sistemac/prinsip.htmll)
Bahan pendingin (Refrigerant) akan menyalurkan panas dari sisi
temperatur rendah ke sisi temperatur tinggi. Bahan pendingin akan berubah dari
cair ke gas pada tempat bertemperatur rendah dan dari gas ke cair di tempat
bertemperatur tinggi. Bahan pendingin ini harus dipadatkan secara mudah di
bawah tekanan yang rendah.
2) Bahan pendingin refrigerant
Refirigerant adalah zat yang mengalir dalam mesin refrigerasi dan
merupakan fluida kerja yang memindahkan panas ke lingkungan disekitarnya.
(Handoko Juni. 2008: 33). Ada berbagai macam cairan bahan pendingin. Di
bawah ini akan ditampilkan 2 macam bahan pendingin, yaitu yang jenis R-134a
dan R-12 dengan sifat dan karakternya masing-masing. Sehingga kita dapat
-
26
menentukan pilihan mana yang akan kita gunakan sebagai zat pendingin yang
bersirkulasi di sistem pendingin mobil kita. Perbandingan dua macam sistem
pendingin tersebut yaitu:
Tabel 04. Perbandingan Bahan Pendingin R134-a Dengan R12.
D. Komponen Pada Sistem HVAC
Sistem HVAC terdiri dari beberapa komponen utama dan komponen
pelengkap, dimana setiap komponen memiliki fungsi dan perannya masing-
masing untuk menunjang sistem pendinginan maupun sistem pemanasan.
Komponen-komponen tersebut yaitu :
1. Komponen Utama Sistem HVAC
a. Kompresor
Kompresor merupakan unit tenaga dalam sistem pendingin. Kompresor
akan memompa gas refrigerant dibawah tekanan dan panas yang tinggi pada sisi
tekanan tinggi (sisi tekanan tinggi di kondensor)dari sistem dan menghisap gas
bertekanan rendah pada sisi intake (sisi tekanan rendah di evaporator). Ada
beberapa tipe dari kompresor yaitu 1. Kompresor tipe engkol 2. Kompresor tipe
-
27
swash plate dan 3. Kompresor tipe through vane. Untuk mobil SX4 menggunakan
kompresor tipe through vane.
Gambar 11. Kompresor.
(Handoko juni. 2008:14)
Ada 3 kerja yang dilakukan oleh kompresor yaitu :
1) Fungsi penghisap : proses ini membuat cairan refrigerant dari
evaporator dikondensasi dalam temperatur yang rendah ketika tekanan
refrigerant dinaikkan.
2) Fungsi penekanan : proses ini membuat gas refrigerant dapat ditekan
sehingga membuat temperatur dan tekanannya tinggi lalu disalurkan
ke kondensor, dan dikabutkan pada temperatur yang tinggi.
3) Fungsi pemompaan: proses ini dapat dioperasikan secara kontinyu
dengan mensirkulasikan refrigerant berdasarkan hisapan dan
kompresi.
b. Kopling magnet (Magnetic Clutch).
Kopling magnet adalah perlengkapan kompresor, melepas dan
menghubungkan poros kompresor dengan pulinya yang secara terus menerus
diputar oleh engine. Upaya hubungan kompresor dengan motor penggeraknya
-
28
dapat diputuskan dan dihubungkan (pada saat AC dihidupkan dan dimatikan),
maka kita perlukan sebuah kopling magnet yang dipasang pada poros kompresor,
bersama roda puli. Cara kerja dari magnetic switch ini adalah sebagai berikut :
Gambar 12. Magnetic Clutch.
( Nanang Nurdiyanto. 2009:53)
1) Posisi AC Cooler Off
Puli kompresor akan terus berhubungan dengan putaran mesin melalui tali
kipas yang terhubung dengan poros engkol pada saat mesin dihidupkan. Dalam
posisi off, maka kompresor tidak akan berputar. Hal ini dikarenakan tidak adanya
arus yang mengalir ke kopling magnet untuk menghubungkan atau menyatukan
kompresor dengan tenaga mesin (melalui puli). Sehingga kopling magnet tidak
bekerja.
Gambar 13. Magnetic Switch Pada Posisi Off.
(http://m-edukasi.net/online/2008/sistemac/komponen.html)
-
29
2) Posisi AC Cooler On
Ketika AC dinyalakan (saklar dalam posisi on) untuk mendinginkan
ruangan kabin, maka arus listrik akan mengalir ke stator coil (kumparan stator)
akan mengubah stator coil menjadi magnet listrik yang akan menarik pressure
plate sehingga akan terjadi pergesekan dan saling melekat/mengikat dalam satu
unit untuk memutar kompresor.
Gambar 14. Magnetic Switch Pada Posisi On.
(http://m-edukasi.net/online/2008/sistemac/komponen.html)
c. Kondensor
Kondensor di dalam sistem pendingin merupakan alat yang digunakan
untuk merubah gas refrigerant bertekanan tinggi menjadi cairan. Alat tersebut
melakukan cara ini dengan menghilangkan panas dari refrigerant ke temperatur
atmosfir. Kondensor terdiri dari coil dan fin yang berfungsi mendinginkan
refrigerant ketika udara tertiup diantaranya. Kondensor ditempatkan didepan
radiator yang pendinginanya dijamin oleh kipas. Untuk refrigrant jenis R-134a
menggunakan kondensor jenis parallel flow untuk memperbaiki efek pendinginan
udara. Dengan cara itu maka efek pendinginan udara dapat diperbaiki sekitar 15%
sampai 20%.
-
30
Gambar 15. Kondensor.
( Nanang Nurdiyanto. 2009:59)
Gambar 16. Kondensor Suzuki SX4.
(Manual Book SUZUKI SX 4, 2007)
d. Receiver/Drier
Receiver dryer merupakan tabung penyimpan refrigerant cair yang
berfungsi untuk menyaring cairan refrigerant. Receiver dryer ini berisikan fiber
dan desiccant (bahan pengering) untuk menyaring benda-benda asing dan uap air
dari sirkulasi refrigerant. Receiver-drier menerima cairan refrigerant bertekanan
tinggi dari kondensor dan disalurkan ke katup ekspansi. Receiver drier terdiri dari
-
31
main body filter, desiccant, pipe, dan side glass. Untuk kendaraan SUZUKI SX4
menggunakan receiver dryer yang menyatu dengan kondensor, dan side glass
terletar antara kondensor dan katup ekspansi. Hal ini bertujuan untuk menghemat
tempat dan membuat konstruksi dari setiap komponen lebih efisien dan tidak
memakan tempat. Cairan refrigerant dialirkan ke dalam pipa untuk disalurkan ke
katup ekspansi melalui outlet pipe yang ditempatkan pada bagian bawah main
body setelah tersaringnya uap air dan benda asing oleh filter dan desiccant.
Gambar 17. Receiver dryer pada kondensor tipe Sub Cool.
( Nanang Nurdiyanto. 2009:60)
Gambar 18. Sign Glass.
( Nanang Nurdiyanto. 2009:57)
-
32
Reciever dryer mempunyau 3 fungsi , yaitu :
1) Menyimpan refrigerant.
2) Menyaring benda-benda asing dan uap air dengan desiccant dan filter
agar tidak bersirkulasi pada sistem AC.
3) Memisahkan gelembung gas dengan cairan refrigerant sebelum
dimasukkan ke katup ekspansi.
e. Katup ekspansi.
Expansion valve berfungsi untuk menurunkan tekanan dan temperatur
refrigerant dan mengalirkannya kedalam evaporator. Expansion valve ini berupa
lubang kecil (orifice) konstan atau dapat juga berupa lubang yang diatur melalui
katup (valve). Dengan demikian, expansion valve ini menyekat tekanan tinggi
kondensor dan tekanan rendah yang terjadi di evaporator. Selain itu juga
menyekat suhu tinggi di kondensor dan suhu rendah di evaporator. Pengaturan
lubang yang dapat diatur dilakukan perubahan temperatur yang dideteksi oleh
sebuah sensor panas yang ditempel pada pipa keluar evaporator.
Gambar 19. Katup ekspansi box type.
( Nanang Nurdiyanto. 2009:72)
-
33
f. Evaporator.
Zat pendingin cair dari receiver drier dan kondensor harus dirubah
kembali menjadi gas dalam evaporator, dengan demikian evaporator harus
menyerap panas, agar penyerapan panas ini dapat berlangsung dengan sempurna,
pipapipa evaporator juga diperluas permukaannya dengan memberi kisikisi
(elemen) dan kipas listrik (blower), supaya udara dingin juga dapat dihembus ke
dalam ruangan.
Rumah evaporator bagian bawah dibuat saluran/pipa untuk keluarnya air
yang mengumpul disekitar evaporator akibat udara yang lembab. Air ini juga akan
membersihkan kotorankotoran yang menempel pada kisikisi evaporator, karena
kotoran itu akan turun bersama air.
Gambar 20. Evaporator.
( Nanang Nurdiyanto. 2009:74)
g. Heater core
Heater core merupakan komponen sistem pemanas yang berfungsi sebagai
penghasil panas yang nantinya akan di hembuskan oleh angin yang berasal dari
blower sehingga ruangan kabin akan terasa hangat atau panas. Panas heater core
ini berasal dari panas mesin, yaitu bekerja sama dengan sistem pendingin radiator.
Heater core bekerja sama dengan sistem pendingin radiator dimana air panas yang
keluar dari water jacket disalurkan ke heater core kemudian bersirkulasi kembali
ke sistem pendingin radiator tersebut. Ketika termostat sistem pendingin radiator
belum bekerja, maka sirkulasi air dalam mesin tetap masuk ke dalam heater core,
-
34
hal ini dikarenakan penempatan heater core yang dipasang tepat di saluran air
panas dari water jacket sebelum kembali disalurkan kembali ke atas.
Gambar 21. Heater Core.
( Nanang Nurdiyanto. 2009:21)
h. Motor Blower.
Kegunaannya adalah meniupkan udara ke ruangan dalam penumpang dan
mengirimkannya melalui evaporator. Biasanya putaran motor blower terdiri lebih
dari satu tingkat kecepatan sampai 3 tingkat kecepatan, yaitu :
1) Pada saat motor blower posisi Off
Ketika sistem HVAC masih dalam keadaan off, maka motor blower tidak
akan bekerja, sehingga tidak terjadi sirkulasi udara pada ruangan kabin. Hal ini
dibaca oleh semacam amplyfier pada sistem kelistrikan motor blower sehingga
tidak mengalirkan arus dan motor blower tidak bekerja.
Gambar 22. Blower Pada Posisi Off.
(http://m-edukasi.net/online/2008/sistemac/komponen.html)
-
35
2) Pada saat motor blower posisi putaran rendah
Ketika sistem HVAC dalam keadaan on dan posisi kecepatan blower pada
tingkat low speed (putaran rendah), maka arus akan mengalir dan menghubungkan
sirkuit pada posisi low speed pada sistem kelistrikan motor blower sehingga
mengakibatkan motor blower berputar pada putaran rendah dan sistem HVAC
bekerja.
Gambar 23. Blower pada posisi low speed.
(http://m-edukasi.net/online/2008/sistemac/komponen.html)
3) Pada saat putaran medium
Ketika posisi sistem HVAC dipindahkan dari posisi low speed ke posisi
midle speed, maka arus yang mengalir dari sumber arus ke motor blower akan
setingkat lebih cepat, hal ini dikarenakan arus yang mengalir ke motor blower
hanya melewati satu hambatan, sehingga arus yang mengalir ke motor blower
lebih cepat dari pada ketika posisi low speed yang melewati dua hambatan.
-
36
Gambar 24. Blower pada posisi medium speed.
(http://m-edukasi.net/online/2008/sistemac/komponen.html)
4) Pada saat putaran tinggi
Ketika udara dalam ruangan masih terasa belum cukup dingin, maka kita
pasti akan merubah speed sistem HVAC pada posisi high speed sehingga proses
pendinginan atau proses pemanasan ruangan akan lebih maksimal, hal ini
disebabkan karena arus yang mengalir ke motor blower lebih besar. Dan arus yang
mengalir ini tanpa melewati hambatan atau dengan kata lain arus mengalir
langsung dari sumber listrik ke motor blower sehingga putaran motor blower pada
posisi maksimal.
Gambar 25. Blower pada posisi high speed.
(http://m-edukasi.net/online/2008/sistemac/komponen.html)
-
37
2. Peralatan Tambahan
a. Pressure switch
Pressure switch (sakelar tekanan) berfungsi untuk mengontrol tekanan
yang terjadi pada sisi tekanan tinggi apabila tekanan didalam siklus refrigerant
terlalu berlebihan, baik terlalu tinggi (27 kgf/cm2) ataupun terlalau rendah (2,1
kgf/cm2). Jika kondisi-kondisi ini terjadi, secara otomatis sakelar akan memutus
arus yang menglir ke magnetic clutch sehingga menjadi OFF yang membuat
putusnya hubungan antara tenaga dari mesin ke kompresor. Kondisi tekanan yang
tidak normal ini akan menyebabkan terjadinya kerusakan pada berbagai
komponen. Sehingga pressure switch ini memiliki manfaat yang sangat penting
dalam sistem HVAC ini. Cara kerja dari pressure switch ini yaitu :
1) Low pressure
Jika tidak ada refrigerant dalam sistem A/C, switch ini akan terbuka,
sehingga memutus pengiriman listrik ke compressor clutch . Ia dapat melindungi
kerusakan kompressor.
Gambar 26. kondisi low pressure.
(http://m-edukasi.net/online/2008/sistemac/komponen.html)
2) High pressure
High pressure mendeteksi tekanan refrigerant pada sisi tekanan tinggi,jika
tekanan yang ada lebih tinggi dari normal, maka switch akan terbuka dan
memutus aliran listrik, untuk menjaga agar tekanan sistem A/C tidak melampaui
batasnya.
-
38
Gambar 27. Kondisi high pressure.
(http://m-edukasi.net/online/2008/sistemac/komponen.html)
b. Alat pencegah pembekuan
Jika suhu pengabutan refrigrant menurun dibawah 0oC maka akan
terbentuk pembekuan (frost) pada fin evaporator dan hal ini menyebabkan
menurunya aliran udara serta kapasitas pendinginan menurun. Untuk mencegah
seperti pembekuan / frosting ini, dan agar temperatur ruang dalam kendaraan
dapat disetel sesuai dengan suhu yang diinginkan, maka thermostat dipasangkan.
Alat berupa saklar ini terpasang pada evaporator case dengan pipa kapilernya
terpasang dan terbungkus rapat pada pipa saluran masuk evaporator.
Thermostat dihubungkan ke magnetic clutch pada kompresor secara seri.
Thermostat akan melepaskan magnetic clutch ketika temperatur permukaan
evaporator fin ada dibawah sekitar 1 C dan akan menghubungkan magnetic clutch
dengan kompresor ketika suhunya telah mencapai > 4 C.
1) Posisi sebelum bekerja
Ketika suhu pada ruangan kabin sudah mencapai temperatur yang
diinginkan atau suhu di evaporator sudah mencapai batas bawah, maka termosthat
akan memutuskan arus yang mengalir ke magnetic clutch sehingga akan
memutuskan hubungan dengan kompresor yang mengakibatkan terhentinya
sirkulasi pada sistem pendingin dan kompresor tidak bekerja, hal ini dilakukan
untuk menghindari pembekuan pada evaporator.
-
39
Gambar 28. Thermostat Sebelum Bekerja.
(http://m-edukasi.net/online/2008/sistemac/komponen.html)
2) Posisi bekerja
Ketika temperatur pada evaporator sudah mencapai batas atas (lebih dari
40 C), maka termosthat akan mengalirkan arus sehingga magnetic clutch akan
terhubung dengan kompresor yang mengakibatkan bersirkulasinya refrigerant
pada sistem pendingin sehingga terjadi proses pendinginan.
Gambar 29. Thermostat posisi bekerja.
(http://m-edukasi.net/online/2008/sistemac/komponen.html)
-
40
c. Stabilisator putaran mesin
Alat ini berfungsi untuk menstabilkan putaran mesin melalui sensor
pendeteksi Rpm mesin yang dipasang pada arus primer ignition coil sehingga
putaran idle mesin menjadi lebih baik dan tidak mudah mati. Prinsip kerja alat ini
yaitu ketika rpm mesin turun hingga mencapai batas minimum, alat ini akan
menghentikan magnetic clutch sehingga kompresor berhenti bekerja dan rpm
mesin akan normal kembali.
Gambar 30. Rangkaian Stabilisator Mesin.
( Triyono wahyu. 2009:31 )
d. Peralatan idle up
Alat ini digunakan untuk meningkatkan rpm mesin ketika mesin dalam
kondisi idle sewaktu sistem pendingin dalam keadaan hidup. Tanpa alat ini, mesin
akan kekurangan tenaga akibat adanya beban kompresor yang harus diatasi mesin,
sehingga mesin yang berada dalam keadaan idle akan sering mati dan
kenyamanan dalam berkendara akan terganggu. Penggunaan alat ini bergantung
pada jenis kendaraan dan jenis bahan bakar yang digunakan.
1) Untuk mobil jenis konvensional (karburator)
Untuk mobil jenis ini, digunakan vacuum switching valve (VSV) serta
sebuah aktuator untuk membuka (menarik) throttle sehingga putaran mesin akan
meningkat pada putaran idle sewaktu sistem pendingin dalam keadaan hidup.
-
41
Gambar 31. Vacuum Switching Valve Kendaraan Konvensional.
( Triyono wahyu. 2009:32 )
2) Untuk mobil EPI (Elektronik Petrol Injection)
Digunakan VSV yang dilengkapi dengan membran yang menyebabkan
udara akan melalui surge tank. ECU akan menginjeksi sejumlah bahan bakar
tambahan sesuai dengan udara bypass sehingga putaran idle mesin akan
meningkat.
Gambar 32. Vacuum Switching Valve Kendaraan EPI.
( Triyono wahyu. 2009:32 )
-
42
e. Saringan udara (Air Filter)
Saringan udara berfungsi untuk menyaring udara dari kotoran, debu dan
bau yang terkandung dalam udara tersebut, sehingga ruangan didalam kabin tetap
segar, bersih dan tidak berbau.
Gambar 33. Air Filter.
E. Kontrol Aliran Udara
Pengaturan sirkulasi udara pada sistem HVAC berfungsi untuk mengatur
sirkulasi udara yang ada pada kendaraan. Pada umumnya, ada tiga jenis kontrol
aliran udara yaitu :
1. Fresh Air Mode
Yaitu udara yang masuk ke ruangan berasal dari udara luar. Blower
menghisap udara segar dari lingkungan kendaraan berada.
Gambar 34. Fresh Air Mode.
( Nanang Nurdiyanto. 2009:26)
-
43
2. Recilculated Air Mode
Yaitu udara yang bersirkulasi di ruangan hanya dari dalam kendaraan itu
sendiri. Blower menghisap udara yang berada didalam ruangan kabin, kemudian
menghembuskannya kembali.
Gambar 35. Recilculated Air Mode.
( Nanang Nurdiyanto. 2009:26)
3. Combination air mode
Mode sirkulasi udara yang digunakan ialah kombinasi dari kedua jenis
diatas, yaitu ada udara luar yang segar masuk ke ruangan, tetapi juga saluran
untuk sirkulasi tertutup tetap terbuka.
Gambar 36. Combination Air Mode.
( Nanang Nurdiyanto. 2009:27)
-
44
F. Cara kerja sistem pendingin
Cara kerja dari sistem pendingin yaitu ada empat prinsip kerja untuk
menghasilkan proses pendinginan. Dan refrigerant disirkulasikan berulang kali
dengan perubahan-perubahan yang mendukung dapat mengahasilkan proses
pendinginan. Empat perubahan pada refrigerant itu yaitu kompresi, kondensasi,
ekspansi dan evaporasi( cair, uap, gas dan kembali cair).
1. Kompresi
Pada proses kompresi, refrigerant ditekan dalam kompresor sampai
kondisinya menjadi cair dengan temperatur yang tinggi. Gas refrigerant dalam
evaporator dihisap oleh kompresor akan membuat tekanannya tetap rendah
didalam evaporator, dan untuk membuat cairan refrigerant menjadi gas secara
dinamis pada temperatur yang rendah (0oC). Maka tekanan gas refrigerant ditekan
dalam silinder, dan berubah menjadi tinggi, sehingga temperatur dan tekanan
refrigerant akan mudah menjadi cair walaupun proses pendinginan dalam
temperatur yang lebih tinggi. Dan gas refrigerant yang dikompresikan disalurkan
ke komponen selanjutnya yaitu di dinginkan di kondensor.
2. Kondensasi
Pada proses kondensasi, refrigerant dirubah dari gas menjadi cair dan
didinginkan dari temperatur yang tinggi di dalam kondensor menjadi temperatur
lebih rendah. Refrigerant yang bertemperatur dan bertekanan tinggi itu
dipancarkan dalam kondensor menjadi cairan dan disalurkan ke receiver dryer
untuk disaring. Hal itu juga dinamakan proses kondensasi panas. Panas yang
tinggi dari refrigerant itu dapat dikeluarkan oleh kondensor sehingga refrigerant
menjadi dingin.
3. Ekspansi
Pada proses ekspansi, tekanan cairan refrigerant diturunkan oleh katup
ekspansi. Hal itu disebut proses ekspansi, dimana gas bertekanan itu dikabutkan
dengan mudah dalam evaporator sehingga refrigerant menjadi gas, dan expansion
valve ini mengatur aliran cairan refrigerant sambil menurunkan tekanannya.
Cairan refrigerant yang dikabutkan ini dalam evaporator diatur oleh tingkat
pendinginan yang harus dilakukan dibawah temperatur pengabutan. Untuk itu,
-
45
penting untuk mengontrol jumlah refrigerant yang dibutuhkan dengan melakukan
pengecekan yang benar.
Gambar 37. Cara kerja Sistem Pendingin AC.
( Nanang Nurdiyanto. 2009:18 )
4. evaporasi
Pada proses evaporasi, refrigerant dirubah dari cairan ke gas dalam
evaporator. Cairan refrigerant dikabutkan oleh hisapannya sendiri dimana saat
proses evaporasi panas latent dibutuhkan dari udara disekitar evaporator. Udara
melepaskan panas untuk didinginkan, dan dialirkan ke dalam ruang dalam
kendaraan oleh kipas pendingin sambil menurunkan temperatur ruangan itu.
Cairan refrigerant itu disalurkan dari expansion valve di dalam evaporator
kemudian sekaligus menjadi uap refrigerant, dan perubahan itu terjadi berulang
kali dari kondisi cair ke gas. Tekanan dan temperatur dalam perubahan itu selalu
berkaitan, jika tekanan di-set maka temperatur juga akan diatur. Untuk
pengabutan yang dilakukan saat temperatur lebih rendah dari perubahan itu (Cair -
-
46
> Gas) dalam kondisi seperti diatas, tekanan dalam evaporator juga harus dibuat
tetap rendah. Karena itu, gas dari refrigerant yang dikabutkan haruslah dikurangi
secara terus menerus keluar evaporator oleh hisapan kompresor.
Proses ini terus-menerus sehingga pendinginan udara didalam kabin akan
terjadi selama AC dihidupkan. Diagram siklus pendinginan tersebut dapat dilihat
pada gambar dibawah.
G. Spesifikasi Suzuki SX4
Berkembangnya gaya hidup masa kini yang erat dengan aktualisasi jati diri
bisa merambah ke berbagai aspek. Kendaraan andalan pun bisa menjadi media
mewujudkan citra diri baik dalam kehidupan maupun pergaulan sehari-hari.
Salah satu ciri aktualisasi diri pada kendaraan yang jauh lebih matang.
Suzuki SX4 adalah varian type mobil pertama dari Suzuki yang merupakan
perpaduan antara MPV(Multi Purpose Vehicle) dan SUV (Sport Utility Vehicle).
Kenyamanan sebuah MPV melebur dengan ketangguhan SUV membuat SX4
memiliki flexibilitas tinggi, ruang lega dan desain yang modern sekaligus
memiliki safety maksimal seperti ground clearance tinggi dengan daya jelajah
prima namun tetap irit bahan bakar. Berikut adalah penghargaan yang pernah
diperoleh Suzuki SX4 :
Gambar 38. Suzuki SX 4
-
47
Tabel 05. Penghargaan Suzuki SX4.
Penghargaan SX4
2008
Auto bild award 2008 SX4 car of the year 2008
Auto bild award 2008 SX4 the best compact suv
OTOMOTIF award 2008 SX4 the best low SUV
Top gear choice award 2008 SX4 the best cross over
2009
Auto Car Readers Choice Award 2009 SX4 Favourite Hatchback 2009
Auto Bild Award 2008 SX4 The Best Compact SUV
OTOMOTIF Award 2008 SX4 The Best Low SUV
2010
Auto Bild Award 2008 SX4 The Best Compact SUV
OTOMOTIF Award 2008 SX4 The Best Low SUV
JD Power Asia Pasific 2009 Indonesia Initial Quality Study (IQS):SX4 as the 1st
rank Premium Compact Car Segment
2011
JD Power Asia Pasific 2009 Indonesia Initial Quality Study (IQS):SX4 as the 1st
rank Premium Compact Car Segment
Tabel 06. Spesifikasi Suzuki SX4.
DIMENSION
ITEM DESCRIPTION
Overall Lenght mm 4.135
Overall Width mm 1.755
Overall Height mm 1.605
Wheel Base mm 2.500
Front Tread mm 1.500
Rear Tread mm 1.495
Ground Clearence mm 175
Curb Weight M/T
A/T
kg 1.195
1.210
Minimum Turning Radius m 5,3
-
48
Gross Vehicle Weight M/T
A/T
kg 1.650
1.650
CHASSIS
TRANSMISSION TYPE 5 Manual Transmission and 4 Speed
Automatic Transmission
Suspension Front Type Independen Mac Pherson
Strut
Suspension Rear Type Torsion Beam
Brake System Front Ventilated Disc Brake
Brake System Rear Solid Disc Brake
ABS + EBD + BA Available
Airbags Available (Dual)
Tire Size 205/60/R16
Whell Disc Alloy Whell
ENGINE
Type M15A DOHC 16 Valve VVT
Piston Displacement cc 1.490
Bore X Stroke mm 78.0 x 78.0
Max. Power ps/rpm 100/6000
Max. Torque Nm/rpm 133/4000
Fuel System Multi Point Injection
Fuel Tank Capacity liter 50