bab iii laporan pemeliharaan ac mobil

32
17 BAB III KAJIAN TEORI A. Tune Up Tune up adalah melakukan penyetelan ulang terhadap kinerja mesin mobil untuk mendapatkan performa asal. Adapun dalam pengertian lain, seperti yang dikutip dalam buku karangan (Boentarto:2003), tune up adalah servis ringan berupa pemeriksaan, penyetelan, ganti komponen, dan perawatan mesin. Namun, menurut Boentarto tune up sebenarnya hanya mencakup mesinnya saja, tidak termasuk chasis, pemindah tenaga (pemindah tenaga) dan kelistrikan bodi. Dalam pengertian lain juga disebutkan tune-up adalah proses teratur pemeriksaan, diagnosis, pengujian, dan penyesuaian yang diperlukan secara berkala untuk menjaga performa mesin atau mengembalikan mesin untuk efisiensi operasi standar. Standart tune up yang dilakukan oleh Setiap pabrikan kendaraan bermotor biasanya sudah menentukan perawatan rutin atau berkala untuk engine, chasis, pemindah tenaga dan komponen lainnya untuk tetap menjaga agar semua komponen sistem dalam mesin maupun kelengkapan kendaraan tetap terjaga dengan baik sehingga menampilkan performa maksimal dari setiap bagian tersebut. Tune-up yang dimaksud adalah servis berkala sesuai rekomendasi produsen. Sebagai contoh mulai dari perawatan berkala untuk 1000 km sampai 120.000 km. Bagian-bagian yang perlu dilakukan pemeriksaan maupun perawatan bermacam-macam. Mulai dari perawatan dan pemeriksaan mesin, sistem pengapian, sistem bahan bakar, sistem kontrol emisi, sistem rem, chasis dan body, dan sistem kelistrikan. Salah satu sistem yang perlu dilakukan pemeriksaan dan perawatan adalah sistem pendingin dan sistem pemanas, yang terangkum dalam satu unit kesatuan yaitu sistem HVAC (Heater Ventilation And Air Conditioner).

Upload: bekti-fahrenheit

Post on 30-Sep-2015

133 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

AC Mobil

TRANSCRIPT

  • 17

    BAB III

    KAJIAN TEORI

    A. Tune Up

    Tune up adalah melakukan penyetelan ulang terhadap kinerja mesin mobil

    untuk mendapatkan performa asal. Adapun dalam pengertian lain, seperti yang

    dikutip dalam buku karangan (Boentarto:2003), tune up adalah servis ringan

    berupa pemeriksaan, penyetelan, ganti komponen, dan perawatan mesin. Namun,

    menurut Boentarto tune up sebenarnya hanya mencakup mesinnya saja, tidak

    termasuk chasis, pemindah tenaga (pemindah tenaga) dan kelistrikan bodi. Dalam

    pengertian lain juga disebutkan tune-up adalah proses teratur pemeriksaan,

    diagnosis, pengujian, dan penyesuaian yang diperlukan secara berkala untuk

    menjaga performa mesin atau mengembalikan mesin untuk efisiensi operasi

    standar.

    Standart tune up yang dilakukan oleh Setiap pabrikan kendaraan bermotor

    biasanya sudah menentukan perawatan rutin atau berkala untuk engine, chasis,

    pemindah tenaga dan komponen lainnya untuk tetap menjaga agar semua

    komponen sistem dalam mesin maupun kelengkapan kendaraan tetap terjaga

    dengan baik sehingga menampilkan performa maksimal dari setiap bagian

    tersebut. Tune-up yang dimaksud adalah servis berkala sesuai rekomendasi

    produsen. Sebagai contoh mulai dari perawatan berkala untuk 1000 km sampai

    120.000 km.

    Bagian-bagian yang perlu dilakukan pemeriksaan maupun perawatan

    bermacam-macam. Mulai dari perawatan dan pemeriksaan mesin, sistem

    pengapian, sistem bahan bakar, sistem kontrol emisi, sistem rem, chasis dan body,

    dan sistem kelistrikan. Salah satu sistem yang perlu dilakukan pemeriksaan dan

    perawatan adalah sistem pendingin dan sistem pemanas, yang terangkum dalam

    satu unit kesatuan yaitu sistem HVAC (Heater Ventilation And Air Conditioner).

  • 18

    B. Air Conditioner

    Agar temperatur dalam kabin terasa nyaman, diperlukan suatu sistem yang

    mengatur suhu/temperatur, kelembaban udara didalamnya. Pengaturan udara

    tersebut didapat dari sistem pengatur udara baik itu untuk memanaskan atau

    mendinginkan udara dalam ruang kabin. Proses pendinginan dilakukan ketika

    temperatur udara di sekitarnya terasa panas. Sebaliknya, proses pemanasan

    dilakukan ketika temperatur udara disekitar sangat dingin.

    Wahyu Triono, 2009:8 menyatakan bahwa, Air conditioner atau AC

    adalah suatu rangkaian peralatan (komponen) yang berfungsi untuk mendinginkan

    udara didalam kabin agar penumpang dapat merasa segar dan nyaman. proses

    pendinginan menggunakan cooler yang berfungsi menghembuskan udara dingin

    untuk mengkondisikan ruangan kabin mobil.

    New step 1 menyatakan bahwa, air conditioner ialah istilah umum untuk

    perlengkapan yang memelihara udara didalam ruangan agar temperatur dan

    kelembabannya menyenangkan. Apabila didalam ruangan temperaturnya tinggi,

    maka panas yang diambil agar temperaturnya turun, dan sebaliknya apabila

    temperatur ruangan rendah, panas yang diberikan agar temperatur naik. Selain itu,

    kelembaban dalam ruangan bisa ditambah atau dikurangi agar terasa nyaman.

    Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat diartikan bahwa air conditioner

    atau AC adalah istilah umum untuk suatu peralatan yang digunakan untuk

    memeliharan/ mengkondisikan udara didalam ruangan agar temperatur dan

    kelembabannya menyenangkan.

    Di indonesia, yang memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan musim

    penghujan, produsen mobil pada umumnya melengkapi produksi mobil dengan

    sistem pengkondisian udara (AC). Mobil-mobil keluaran tahun lama, biasanya

    menggunakan sistem AC yang hanya mendinginkan saja, tetapi untuk mobil-

    mobil baru sekarang, khususnya di indonesia sudah dilengkapi dengan dua sistem

    pengaturan udara, yaitu sistem pendingin (cooler) dan sistem pamasan (heater)

    ruangan. Sehingga membuat pengendara lebih menyenangkan dan terasa semakin

    nyaman.

  • 19

    C. Sistem HVAC

    Menurut Lee Wang Tui (2009) yang dikutip pada Forum

    www.yahoo.answer.com menyatakan bahwa HVAC merupakan singkatan dari

    heating, ventilation and air conditioning dan mengacu pada peralatan, jaringan

    distribusi dan terminal yang digunakan secara kolektif atau individual untuk

    menyediakan udara segar, pemanasan, pendinginan, dan pengaturan kelembaban

    pada suatu bangunan.

    Dalam situs www.hvachome.com menyatakan bahwa HVAC (H-V-A-C

    or H-VAK) stands for Heating, Ventilation, and Air-Conditioningthree

    closely related fundamental functions found in homes, offices, and other building

    structures. Sistem HVAC juga dikenal sebagai kontrol iklim. Hal ini disebabkan

    tiga fungsi penting dalam menjaga kenyamanan. Penggunaan utama dari HVAC

    adalah untuk mengatur suhu ruangan, kelembaban, dan aliran udara, memastikan

    bahwa unsur-unsur seperti berada dalam jangkauan dapat diterima mereka.

    Dari pengertian diatas, sistem HVAC digunakan untuk pengkondisian

    udara suatu bangunan, tetapi pada hakekatnya sistem HVAC ini tidak hanya

    terbatas untuk bangunan saja, tetapi semua peralatan yang fungsinya memelihara

    udara pada suatu ruangan, mengatur suhu, kelembaban dan aliran udara disebut

    sistem HVAC.

    Sehingga dapat diartikan bahwa HVAC (Heater Ventilation And Air

    Conditioner) ialah suatu sistem yang berfungsi untuk menyediakan udara segar,

    pemanasan, pendinginan, pengaturan kelembaban dan aliran udara. Selain itu juga

    berfungsi sebagai perlengkapan yang memelihara udara di dalam ruangan agar

    temperatur dan kelembabannya menyenangkan. Apabila didalam ruangan

    temperaturnya tinggi, maka panas yang diambil agar temperaturnya turun disebut

    pendinginan. Sebaliknya, ketika temperatur ruangannya rendah, panas yang

    diberikan agar temperaturnya naik disebut pemanasan. Sebagai tambahan,

    kelembabannya ditambah atau dikurangi agar terasa nyaman.

    Kendaraan sebagai salah satu sarana transportasi saat ini pun harus

    memakai sistem pemeliharaan udara agar pengemudi menjadi nyaman dalam

  • 20

    berkendara, sehingga sistem HVAC ini digunakan untuk mengkondisikan udara

    didalam ruangan kabin.

    New step 1 menyatakan bahwa, komponen sistem air conditioner atau

    perlengkapan yang digunakan untuk sistem pemanas dan sistem pendingin

    (HVAC) tersebut terdiri dari coller, heater, moisture controller dan ventilator.

    1. Heater

    Suatu alat yang memanaskan udara di dalam mobil atau udara segar dari

    luar yang dihisap kedalam ruang dan digunakan untuk pemanasan disebut heater

    Ada beberapa tipe pemanas, termasuk pemanas air panas (hot water), pemanas

    pembakaran (combustion heater) dan pemanas gas buang (exhaust heater), tetapi

    biasanya yang digunakan adalah heater air panas.

    a. Prinsip Dasar Pemanasan

    Pada heater sistem air panas, air pendingin mesin disirkulasikan melalui

    heater core agar heater core menjadi panas. Kemudian blower meniupkan udara

    dingin melalui heater core panas untuk memanaskan udara.

    Heater Core

    engine coolant

    hot water

    Gambar 04. Sketsa Prinsip Dasar Pemanasan.

    (New Step 1 Training Manual TOYOTA, 1996)

    secara alamiah, air pendingin berfungsi sebagai sumber panas, dan Heater

    core tidak akan panas selama temperatur air pendingin pada radiator rendah, dan

    udara yang melewati heater core tetap dingin.

    Hot water radiates

    heat to air

    Cold

    Air

    Warm

    Air

  • 21

    Gambar 05. Konstruksi Heater And Ventilation Suzuki SX4.

    (Manual Book Suzuki SX 4, 2007)

    Tabel 02. Keterangan System Heater And Ventilation.

    A. Alur udara 11. center ventilation air

    B. Alur air 12. air intake door

    1. Unit HVAC 13. motor blower

    2. Ventilator duct 14. resistance board/evaporator

    3. Defroster duct and demister duct 15. rear duct (jika dilengkapi)

    4. Heater core 16. foot duct

    5. Side ventilation air 17. engine

    6. Foot air 18. radiator

    7. Defroster air 19. reservoir

    8. Demister air 20. temperatur control door

    9. Fresh air 21. air flow control door

    10. Recirculation air

    b. Tipe Heater

    Ada dua tipe heater air panas. Dibedakan dalam sistem yang digunakan

    untuk mengatur temperatur. Salah satunya ialah tipe campuran udara (air mix

  • 22

    type) dan yang lainnya tipe pengaturan aliran air (water flow control type).

    Penjelasan dari pengertian kedua tipe heater sebagai berikut.

    1) Type Air Mix

    Tipe ini menggunakan air mix control damper yang mengubah temperatur

    udara dengan cara mengatur perbandingan udara dingin yang melewati heater

    core dan yang tidak melewati heater core. Dewasa ini heater tipe air mix ini

    banyak digunakan.

    Gambar 06. Heater tipe Air Mix.

    ( Nanang Nurdiyanto. 2009:22 )

    2) Tipe Water Flow Control

    Tipe ini mengontrol temperatur dengan cara mengatur sejumlah air yang

    melewati heater core dengan sebuah water valve. Hal ini menyebabkan perubahan

    temperatur heater core itu sendiri dan penyetelan temperatur udara yang melalui

    heater core. Sistem heater tipe ini digunakan untuk heater belakang pada vans

    dan lain-lain.

    Gambar 07. Heater tipe Water Flow Control

    ( Nanang Nurdiyanto. 2009:23 )

  • 23

    2. Cooler

    Cooler system atau sistem pendingin ialah alat yang digunakan untuk

    mendinginkan dan menghilangkan kelembaban udara didalam kendaraan atau

    udara segar dari luar yang dihisap kedalam kendaraan untuk membuat udara terasa

    nyaman. Selain itu juga berfungsi untuk mencegah kondensasi pada kaca mobl

    ketika udara lembab.

    Gambar 08. Konstruksi cooler Suzuki SX4.

    (Manual Book Suzuki SX 4, 2007)

    Tabel 03. Keterangan system cooler.

    A. Aliran udara 10. Ventilation udara tengah

    B. Aliran Refrigent 11. Foot air

  • 24

    1. Unit HVAC 12. Defroster udara depan

    2. compresor 13. Defroster udara samping

    3. condenser assy 14. Fresh air

    4. Receiver/Dryer 15. Recirculation air

    5. Discharge hose 16. Evaporator

    6. Suction hose 17. Air intake door

    7. Liquid pipe 18. Temperatur control door

    8. Expansion valve 19. Air flow control door

    9. Ventilation udara samping 20. Heater core

    a. Teori Dasar Pendinginan

    Prinsip pendinginan pada sistem Air Conditioner (AC) untuk sistem

    pendinginan adalah terjadinya perubahan bentuk zat pendingin (Refrigerant) dari

    bentuk cair, uap air dan gas. Perubahan ini terjadi karena sistem AC menggunakan

    beberapa komponen yang memungkinkan terjadinya perubahan tekanan dan

    temperatur.

    Gambar 09. Prinsip Dasar Pendinginan.

    (http://m-edukasi.net/online/2008/sistemac/prinsip.html)

    Contohnya adalah terjadi perubahan bentuk dari cair menjadi gas oleh

    alkohol yang ditempelkan pada kulit. Keadaan ini kulit akan terasa dingin

  • 25

    dikarenakan alkohol menyerap panas dari udara sekitar sehingga terjadi perubahan

    bentuk alkohol dari cair menjadi gas.

    1) Proses Pendinginan (Refrigerasi)

    Proses ini akan membuat keadaan di mana temperatur bahan pendingin

    (refrigerant) akan lebih rendah dari suhu sekitarnya sehingga dapat melepaskan

    tenaga panas dari udara di sekitarnya. Umumnya, alat pendingin (refrigerator)

    mengoperasikan refrigerant untuk menghisap panas uadara disekelilingnya.

    Proses pendinginan dapat kita lihat pada tampilan di bawah ini :

    Gambar 10. Gambaran proses pendinginan.

    (http://m-edukasi.net/online/2008/sistemac/prinsip.htmll)

    Bahan pendingin (Refrigerant) akan menyalurkan panas dari sisi

    temperatur rendah ke sisi temperatur tinggi. Bahan pendingin akan berubah dari

    cair ke gas pada tempat bertemperatur rendah dan dari gas ke cair di tempat

    bertemperatur tinggi. Bahan pendingin ini harus dipadatkan secara mudah di

    bawah tekanan yang rendah.

    2) Bahan pendingin refrigerant

    Refirigerant adalah zat yang mengalir dalam mesin refrigerasi dan

    merupakan fluida kerja yang memindahkan panas ke lingkungan disekitarnya.

    (Handoko Juni. 2008: 33). Ada berbagai macam cairan bahan pendingin. Di

    bawah ini akan ditampilkan 2 macam bahan pendingin, yaitu yang jenis R-134a

    dan R-12 dengan sifat dan karakternya masing-masing. Sehingga kita dapat

  • 26

    menentukan pilihan mana yang akan kita gunakan sebagai zat pendingin yang

    bersirkulasi di sistem pendingin mobil kita. Perbandingan dua macam sistem

    pendingin tersebut yaitu:

    Tabel 04. Perbandingan Bahan Pendingin R134-a Dengan R12.

    D. Komponen Pada Sistem HVAC

    Sistem HVAC terdiri dari beberapa komponen utama dan komponen

    pelengkap, dimana setiap komponen memiliki fungsi dan perannya masing-

    masing untuk menunjang sistem pendinginan maupun sistem pemanasan.

    Komponen-komponen tersebut yaitu :

    1. Komponen Utama Sistem HVAC

    a. Kompresor

    Kompresor merupakan unit tenaga dalam sistem pendingin. Kompresor

    akan memompa gas refrigerant dibawah tekanan dan panas yang tinggi pada sisi

    tekanan tinggi (sisi tekanan tinggi di kondensor)dari sistem dan menghisap gas

    bertekanan rendah pada sisi intake (sisi tekanan rendah di evaporator). Ada

    beberapa tipe dari kompresor yaitu 1. Kompresor tipe engkol 2. Kompresor tipe

  • 27

    swash plate dan 3. Kompresor tipe through vane. Untuk mobil SX4 menggunakan

    kompresor tipe through vane.

    Gambar 11. Kompresor.

    (Handoko juni. 2008:14)

    Ada 3 kerja yang dilakukan oleh kompresor yaitu :

    1) Fungsi penghisap : proses ini membuat cairan refrigerant dari

    evaporator dikondensasi dalam temperatur yang rendah ketika tekanan

    refrigerant dinaikkan.

    2) Fungsi penekanan : proses ini membuat gas refrigerant dapat ditekan

    sehingga membuat temperatur dan tekanannya tinggi lalu disalurkan

    ke kondensor, dan dikabutkan pada temperatur yang tinggi.

    3) Fungsi pemompaan: proses ini dapat dioperasikan secara kontinyu

    dengan mensirkulasikan refrigerant berdasarkan hisapan dan

    kompresi.

    b. Kopling magnet (Magnetic Clutch).

    Kopling magnet adalah perlengkapan kompresor, melepas dan

    menghubungkan poros kompresor dengan pulinya yang secara terus menerus

    diputar oleh engine. Upaya hubungan kompresor dengan motor penggeraknya

  • 28

    dapat diputuskan dan dihubungkan (pada saat AC dihidupkan dan dimatikan),

    maka kita perlukan sebuah kopling magnet yang dipasang pada poros kompresor,

    bersama roda puli. Cara kerja dari magnetic switch ini adalah sebagai berikut :

    Gambar 12. Magnetic Clutch.

    ( Nanang Nurdiyanto. 2009:53)

    1) Posisi AC Cooler Off

    Puli kompresor akan terus berhubungan dengan putaran mesin melalui tali

    kipas yang terhubung dengan poros engkol pada saat mesin dihidupkan. Dalam

    posisi off, maka kompresor tidak akan berputar. Hal ini dikarenakan tidak adanya

    arus yang mengalir ke kopling magnet untuk menghubungkan atau menyatukan

    kompresor dengan tenaga mesin (melalui puli). Sehingga kopling magnet tidak

    bekerja.

    Gambar 13. Magnetic Switch Pada Posisi Off.

    (http://m-edukasi.net/online/2008/sistemac/komponen.html)

  • 29

    2) Posisi AC Cooler On

    Ketika AC dinyalakan (saklar dalam posisi on) untuk mendinginkan

    ruangan kabin, maka arus listrik akan mengalir ke stator coil (kumparan stator)

    akan mengubah stator coil menjadi magnet listrik yang akan menarik pressure

    plate sehingga akan terjadi pergesekan dan saling melekat/mengikat dalam satu

    unit untuk memutar kompresor.

    Gambar 14. Magnetic Switch Pada Posisi On.

    (http://m-edukasi.net/online/2008/sistemac/komponen.html)

    c. Kondensor

    Kondensor di dalam sistem pendingin merupakan alat yang digunakan

    untuk merubah gas refrigerant bertekanan tinggi menjadi cairan. Alat tersebut

    melakukan cara ini dengan menghilangkan panas dari refrigerant ke temperatur

    atmosfir. Kondensor terdiri dari coil dan fin yang berfungsi mendinginkan

    refrigerant ketika udara tertiup diantaranya. Kondensor ditempatkan didepan

    radiator yang pendinginanya dijamin oleh kipas. Untuk refrigrant jenis R-134a

    menggunakan kondensor jenis parallel flow untuk memperbaiki efek pendinginan

    udara. Dengan cara itu maka efek pendinginan udara dapat diperbaiki sekitar 15%

    sampai 20%.

  • 30

    Gambar 15. Kondensor.

    ( Nanang Nurdiyanto. 2009:59)

    Gambar 16. Kondensor Suzuki SX4.

    (Manual Book SUZUKI SX 4, 2007)

    d. Receiver/Drier

    Receiver dryer merupakan tabung penyimpan refrigerant cair yang

    berfungsi untuk menyaring cairan refrigerant. Receiver dryer ini berisikan fiber

    dan desiccant (bahan pengering) untuk menyaring benda-benda asing dan uap air

    dari sirkulasi refrigerant. Receiver-drier menerima cairan refrigerant bertekanan

    tinggi dari kondensor dan disalurkan ke katup ekspansi. Receiver drier terdiri dari

  • 31

    main body filter, desiccant, pipe, dan side glass. Untuk kendaraan SUZUKI SX4

    menggunakan receiver dryer yang menyatu dengan kondensor, dan side glass

    terletar antara kondensor dan katup ekspansi. Hal ini bertujuan untuk menghemat

    tempat dan membuat konstruksi dari setiap komponen lebih efisien dan tidak

    memakan tempat. Cairan refrigerant dialirkan ke dalam pipa untuk disalurkan ke

    katup ekspansi melalui outlet pipe yang ditempatkan pada bagian bawah main

    body setelah tersaringnya uap air dan benda asing oleh filter dan desiccant.

    Gambar 17. Receiver dryer pada kondensor tipe Sub Cool.

    ( Nanang Nurdiyanto. 2009:60)

    Gambar 18. Sign Glass.

    ( Nanang Nurdiyanto. 2009:57)

  • 32

    Reciever dryer mempunyau 3 fungsi , yaitu :

    1) Menyimpan refrigerant.

    2) Menyaring benda-benda asing dan uap air dengan desiccant dan filter

    agar tidak bersirkulasi pada sistem AC.

    3) Memisahkan gelembung gas dengan cairan refrigerant sebelum

    dimasukkan ke katup ekspansi.

    e. Katup ekspansi.

    Expansion valve berfungsi untuk menurunkan tekanan dan temperatur

    refrigerant dan mengalirkannya kedalam evaporator. Expansion valve ini berupa

    lubang kecil (orifice) konstan atau dapat juga berupa lubang yang diatur melalui

    katup (valve). Dengan demikian, expansion valve ini menyekat tekanan tinggi

    kondensor dan tekanan rendah yang terjadi di evaporator. Selain itu juga

    menyekat suhu tinggi di kondensor dan suhu rendah di evaporator. Pengaturan

    lubang yang dapat diatur dilakukan perubahan temperatur yang dideteksi oleh

    sebuah sensor panas yang ditempel pada pipa keluar evaporator.

    Gambar 19. Katup ekspansi box type.

    ( Nanang Nurdiyanto. 2009:72)

  • 33

    f. Evaporator.

    Zat pendingin cair dari receiver drier dan kondensor harus dirubah

    kembali menjadi gas dalam evaporator, dengan demikian evaporator harus

    menyerap panas, agar penyerapan panas ini dapat berlangsung dengan sempurna,

    pipapipa evaporator juga diperluas permukaannya dengan memberi kisikisi

    (elemen) dan kipas listrik (blower), supaya udara dingin juga dapat dihembus ke

    dalam ruangan.

    Rumah evaporator bagian bawah dibuat saluran/pipa untuk keluarnya air

    yang mengumpul disekitar evaporator akibat udara yang lembab. Air ini juga akan

    membersihkan kotorankotoran yang menempel pada kisikisi evaporator, karena

    kotoran itu akan turun bersama air.

    Gambar 20. Evaporator.

    ( Nanang Nurdiyanto. 2009:74)

    g. Heater core

    Heater core merupakan komponen sistem pemanas yang berfungsi sebagai

    penghasil panas yang nantinya akan di hembuskan oleh angin yang berasal dari

    blower sehingga ruangan kabin akan terasa hangat atau panas. Panas heater core

    ini berasal dari panas mesin, yaitu bekerja sama dengan sistem pendingin radiator.

    Heater core bekerja sama dengan sistem pendingin radiator dimana air panas yang

    keluar dari water jacket disalurkan ke heater core kemudian bersirkulasi kembali

    ke sistem pendingin radiator tersebut. Ketika termostat sistem pendingin radiator

    belum bekerja, maka sirkulasi air dalam mesin tetap masuk ke dalam heater core,

  • 34

    hal ini dikarenakan penempatan heater core yang dipasang tepat di saluran air

    panas dari water jacket sebelum kembali disalurkan kembali ke atas.

    Gambar 21. Heater Core.

    ( Nanang Nurdiyanto. 2009:21)

    h. Motor Blower.

    Kegunaannya adalah meniupkan udara ke ruangan dalam penumpang dan

    mengirimkannya melalui evaporator. Biasanya putaran motor blower terdiri lebih

    dari satu tingkat kecepatan sampai 3 tingkat kecepatan, yaitu :

    1) Pada saat motor blower posisi Off

    Ketika sistem HVAC masih dalam keadaan off, maka motor blower tidak

    akan bekerja, sehingga tidak terjadi sirkulasi udara pada ruangan kabin. Hal ini

    dibaca oleh semacam amplyfier pada sistem kelistrikan motor blower sehingga

    tidak mengalirkan arus dan motor blower tidak bekerja.

    Gambar 22. Blower Pada Posisi Off.

    (http://m-edukasi.net/online/2008/sistemac/komponen.html)

  • 35

    2) Pada saat motor blower posisi putaran rendah

    Ketika sistem HVAC dalam keadaan on dan posisi kecepatan blower pada

    tingkat low speed (putaran rendah), maka arus akan mengalir dan menghubungkan

    sirkuit pada posisi low speed pada sistem kelistrikan motor blower sehingga

    mengakibatkan motor blower berputar pada putaran rendah dan sistem HVAC

    bekerja.

    Gambar 23. Blower pada posisi low speed.

    (http://m-edukasi.net/online/2008/sistemac/komponen.html)

    3) Pada saat putaran medium

    Ketika posisi sistem HVAC dipindahkan dari posisi low speed ke posisi

    midle speed, maka arus yang mengalir dari sumber arus ke motor blower akan

    setingkat lebih cepat, hal ini dikarenakan arus yang mengalir ke motor blower

    hanya melewati satu hambatan, sehingga arus yang mengalir ke motor blower

    lebih cepat dari pada ketika posisi low speed yang melewati dua hambatan.

  • 36

    Gambar 24. Blower pada posisi medium speed.

    (http://m-edukasi.net/online/2008/sistemac/komponen.html)

    4) Pada saat putaran tinggi

    Ketika udara dalam ruangan masih terasa belum cukup dingin, maka kita

    pasti akan merubah speed sistem HVAC pada posisi high speed sehingga proses

    pendinginan atau proses pemanasan ruangan akan lebih maksimal, hal ini

    disebabkan karena arus yang mengalir ke motor blower lebih besar. Dan arus yang

    mengalir ini tanpa melewati hambatan atau dengan kata lain arus mengalir

    langsung dari sumber listrik ke motor blower sehingga putaran motor blower pada

    posisi maksimal.

    Gambar 25. Blower pada posisi high speed.

    (http://m-edukasi.net/online/2008/sistemac/komponen.html)

  • 37

    2. Peralatan Tambahan

    a. Pressure switch

    Pressure switch (sakelar tekanan) berfungsi untuk mengontrol tekanan

    yang terjadi pada sisi tekanan tinggi apabila tekanan didalam siklus refrigerant

    terlalu berlebihan, baik terlalu tinggi (27 kgf/cm2) ataupun terlalau rendah (2,1

    kgf/cm2). Jika kondisi-kondisi ini terjadi, secara otomatis sakelar akan memutus

    arus yang menglir ke magnetic clutch sehingga menjadi OFF yang membuat

    putusnya hubungan antara tenaga dari mesin ke kompresor. Kondisi tekanan yang

    tidak normal ini akan menyebabkan terjadinya kerusakan pada berbagai

    komponen. Sehingga pressure switch ini memiliki manfaat yang sangat penting

    dalam sistem HVAC ini. Cara kerja dari pressure switch ini yaitu :

    1) Low pressure

    Jika tidak ada refrigerant dalam sistem A/C, switch ini akan terbuka,

    sehingga memutus pengiriman listrik ke compressor clutch . Ia dapat melindungi

    kerusakan kompressor.

    Gambar 26. kondisi low pressure.

    (http://m-edukasi.net/online/2008/sistemac/komponen.html)

    2) High pressure

    High pressure mendeteksi tekanan refrigerant pada sisi tekanan tinggi,jika

    tekanan yang ada lebih tinggi dari normal, maka switch akan terbuka dan

    memutus aliran listrik, untuk menjaga agar tekanan sistem A/C tidak melampaui

    batasnya.

  • 38

    Gambar 27. Kondisi high pressure.

    (http://m-edukasi.net/online/2008/sistemac/komponen.html)

    b. Alat pencegah pembekuan

    Jika suhu pengabutan refrigrant menurun dibawah 0oC maka akan

    terbentuk pembekuan (frost) pada fin evaporator dan hal ini menyebabkan

    menurunya aliran udara serta kapasitas pendinginan menurun. Untuk mencegah

    seperti pembekuan / frosting ini, dan agar temperatur ruang dalam kendaraan

    dapat disetel sesuai dengan suhu yang diinginkan, maka thermostat dipasangkan.

    Alat berupa saklar ini terpasang pada evaporator case dengan pipa kapilernya

    terpasang dan terbungkus rapat pada pipa saluran masuk evaporator.

    Thermostat dihubungkan ke magnetic clutch pada kompresor secara seri.

    Thermostat akan melepaskan magnetic clutch ketika temperatur permukaan

    evaporator fin ada dibawah sekitar 1 C dan akan menghubungkan magnetic clutch

    dengan kompresor ketika suhunya telah mencapai > 4 C.

    1) Posisi sebelum bekerja

    Ketika suhu pada ruangan kabin sudah mencapai temperatur yang

    diinginkan atau suhu di evaporator sudah mencapai batas bawah, maka termosthat

    akan memutuskan arus yang mengalir ke magnetic clutch sehingga akan

    memutuskan hubungan dengan kompresor yang mengakibatkan terhentinya

    sirkulasi pada sistem pendingin dan kompresor tidak bekerja, hal ini dilakukan

    untuk menghindari pembekuan pada evaporator.

  • 39

    Gambar 28. Thermostat Sebelum Bekerja.

    (http://m-edukasi.net/online/2008/sistemac/komponen.html)

    2) Posisi bekerja

    Ketika temperatur pada evaporator sudah mencapai batas atas (lebih dari

    40 C), maka termosthat akan mengalirkan arus sehingga magnetic clutch akan

    terhubung dengan kompresor yang mengakibatkan bersirkulasinya refrigerant

    pada sistem pendingin sehingga terjadi proses pendinginan.

    Gambar 29. Thermostat posisi bekerja.

    (http://m-edukasi.net/online/2008/sistemac/komponen.html)

  • 40

    c. Stabilisator putaran mesin

    Alat ini berfungsi untuk menstabilkan putaran mesin melalui sensor

    pendeteksi Rpm mesin yang dipasang pada arus primer ignition coil sehingga

    putaran idle mesin menjadi lebih baik dan tidak mudah mati. Prinsip kerja alat ini

    yaitu ketika rpm mesin turun hingga mencapai batas minimum, alat ini akan

    menghentikan magnetic clutch sehingga kompresor berhenti bekerja dan rpm

    mesin akan normal kembali.

    Gambar 30. Rangkaian Stabilisator Mesin.

    ( Triyono wahyu. 2009:31 )

    d. Peralatan idle up

    Alat ini digunakan untuk meningkatkan rpm mesin ketika mesin dalam

    kondisi idle sewaktu sistem pendingin dalam keadaan hidup. Tanpa alat ini, mesin

    akan kekurangan tenaga akibat adanya beban kompresor yang harus diatasi mesin,

    sehingga mesin yang berada dalam keadaan idle akan sering mati dan

    kenyamanan dalam berkendara akan terganggu. Penggunaan alat ini bergantung

    pada jenis kendaraan dan jenis bahan bakar yang digunakan.

    1) Untuk mobil jenis konvensional (karburator)

    Untuk mobil jenis ini, digunakan vacuum switching valve (VSV) serta

    sebuah aktuator untuk membuka (menarik) throttle sehingga putaran mesin akan

    meningkat pada putaran idle sewaktu sistem pendingin dalam keadaan hidup.

  • 41

    Gambar 31. Vacuum Switching Valve Kendaraan Konvensional.

    ( Triyono wahyu. 2009:32 )

    2) Untuk mobil EPI (Elektronik Petrol Injection)

    Digunakan VSV yang dilengkapi dengan membran yang menyebabkan

    udara akan melalui surge tank. ECU akan menginjeksi sejumlah bahan bakar

    tambahan sesuai dengan udara bypass sehingga putaran idle mesin akan

    meningkat.

    Gambar 32. Vacuum Switching Valve Kendaraan EPI.

    ( Triyono wahyu. 2009:32 )

  • 42

    e. Saringan udara (Air Filter)

    Saringan udara berfungsi untuk menyaring udara dari kotoran, debu dan

    bau yang terkandung dalam udara tersebut, sehingga ruangan didalam kabin tetap

    segar, bersih dan tidak berbau.

    Gambar 33. Air Filter.

    E. Kontrol Aliran Udara

    Pengaturan sirkulasi udara pada sistem HVAC berfungsi untuk mengatur

    sirkulasi udara yang ada pada kendaraan. Pada umumnya, ada tiga jenis kontrol

    aliran udara yaitu :

    1. Fresh Air Mode

    Yaitu udara yang masuk ke ruangan berasal dari udara luar. Blower

    menghisap udara segar dari lingkungan kendaraan berada.

    Gambar 34. Fresh Air Mode.

    ( Nanang Nurdiyanto. 2009:26)

  • 43

    2. Recilculated Air Mode

    Yaitu udara yang bersirkulasi di ruangan hanya dari dalam kendaraan itu

    sendiri. Blower menghisap udara yang berada didalam ruangan kabin, kemudian

    menghembuskannya kembali.

    Gambar 35. Recilculated Air Mode.

    ( Nanang Nurdiyanto. 2009:26)

    3. Combination air mode

    Mode sirkulasi udara yang digunakan ialah kombinasi dari kedua jenis

    diatas, yaitu ada udara luar yang segar masuk ke ruangan, tetapi juga saluran

    untuk sirkulasi tertutup tetap terbuka.

    Gambar 36. Combination Air Mode.

    ( Nanang Nurdiyanto. 2009:27)

  • 44

    F. Cara kerja sistem pendingin

    Cara kerja dari sistem pendingin yaitu ada empat prinsip kerja untuk

    menghasilkan proses pendinginan. Dan refrigerant disirkulasikan berulang kali

    dengan perubahan-perubahan yang mendukung dapat mengahasilkan proses

    pendinginan. Empat perubahan pada refrigerant itu yaitu kompresi, kondensasi,

    ekspansi dan evaporasi( cair, uap, gas dan kembali cair).

    1. Kompresi

    Pada proses kompresi, refrigerant ditekan dalam kompresor sampai

    kondisinya menjadi cair dengan temperatur yang tinggi. Gas refrigerant dalam

    evaporator dihisap oleh kompresor akan membuat tekanannya tetap rendah

    didalam evaporator, dan untuk membuat cairan refrigerant menjadi gas secara

    dinamis pada temperatur yang rendah (0oC). Maka tekanan gas refrigerant ditekan

    dalam silinder, dan berubah menjadi tinggi, sehingga temperatur dan tekanan

    refrigerant akan mudah menjadi cair walaupun proses pendinginan dalam

    temperatur yang lebih tinggi. Dan gas refrigerant yang dikompresikan disalurkan

    ke komponen selanjutnya yaitu di dinginkan di kondensor.

    2. Kondensasi

    Pada proses kondensasi, refrigerant dirubah dari gas menjadi cair dan

    didinginkan dari temperatur yang tinggi di dalam kondensor menjadi temperatur

    lebih rendah. Refrigerant yang bertemperatur dan bertekanan tinggi itu

    dipancarkan dalam kondensor menjadi cairan dan disalurkan ke receiver dryer

    untuk disaring. Hal itu juga dinamakan proses kondensasi panas. Panas yang

    tinggi dari refrigerant itu dapat dikeluarkan oleh kondensor sehingga refrigerant

    menjadi dingin.

    3. Ekspansi

    Pada proses ekspansi, tekanan cairan refrigerant diturunkan oleh katup

    ekspansi. Hal itu disebut proses ekspansi, dimana gas bertekanan itu dikabutkan

    dengan mudah dalam evaporator sehingga refrigerant menjadi gas, dan expansion

    valve ini mengatur aliran cairan refrigerant sambil menurunkan tekanannya.

    Cairan refrigerant yang dikabutkan ini dalam evaporator diatur oleh tingkat

    pendinginan yang harus dilakukan dibawah temperatur pengabutan. Untuk itu,

  • 45

    penting untuk mengontrol jumlah refrigerant yang dibutuhkan dengan melakukan

    pengecekan yang benar.

    Gambar 37. Cara kerja Sistem Pendingin AC.

    ( Nanang Nurdiyanto. 2009:18 )

    4. evaporasi

    Pada proses evaporasi, refrigerant dirubah dari cairan ke gas dalam

    evaporator. Cairan refrigerant dikabutkan oleh hisapannya sendiri dimana saat

    proses evaporasi panas latent dibutuhkan dari udara disekitar evaporator. Udara

    melepaskan panas untuk didinginkan, dan dialirkan ke dalam ruang dalam

    kendaraan oleh kipas pendingin sambil menurunkan temperatur ruangan itu.

    Cairan refrigerant itu disalurkan dari expansion valve di dalam evaporator

    kemudian sekaligus menjadi uap refrigerant, dan perubahan itu terjadi berulang

    kali dari kondisi cair ke gas. Tekanan dan temperatur dalam perubahan itu selalu

    berkaitan, jika tekanan di-set maka temperatur juga akan diatur. Untuk

    pengabutan yang dilakukan saat temperatur lebih rendah dari perubahan itu (Cair -

  • 46

    > Gas) dalam kondisi seperti diatas, tekanan dalam evaporator juga harus dibuat

    tetap rendah. Karena itu, gas dari refrigerant yang dikabutkan haruslah dikurangi

    secara terus menerus keluar evaporator oleh hisapan kompresor.

    Proses ini terus-menerus sehingga pendinginan udara didalam kabin akan

    terjadi selama AC dihidupkan. Diagram siklus pendinginan tersebut dapat dilihat

    pada gambar dibawah.

    G. Spesifikasi Suzuki SX4

    Berkembangnya gaya hidup masa kini yang erat dengan aktualisasi jati diri

    bisa merambah ke berbagai aspek. Kendaraan andalan pun bisa menjadi media

    mewujudkan citra diri baik dalam kehidupan maupun pergaulan sehari-hari.

    Salah satu ciri aktualisasi diri pada kendaraan yang jauh lebih matang.

    Suzuki SX4 adalah varian type mobil pertama dari Suzuki yang merupakan

    perpaduan antara MPV(Multi Purpose Vehicle) dan SUV (Sport Utility Vehicle).

    Kenyamanan sebuah MPV melebur dengan ketangguhan SUV membuat SX4

    memiliki flexibilitas tinggi, ruang lega dan desain yang modern sekaligus

    memiliki safety maksimal seperti ground clearance tinggi dengan daya jelajah

    prima namun tetap irit bahan bakar. Berikut adalah penghargaan yang pernah

    diperoleh Suzuki SX4 :

    Gambar 38. Suzuki SX 4

  • 47

    Tabel 05. Penghargaan Suzuki SX4.

    Penghargaan SX4

    2008

    Auto bild award 2008 SX4 car of the year 2008

    Auto bild award 2008 SX4 the best compact suv

    OTOMOTIF award 2008 SX4 the best low SUV

    Top gear choice award 2008 SX4 the best cross over

    2009

    Auto Car Readers Choice Award 2009 SX4 Favourite Hatchback 2009

    Auto Bild Award 2008 SX4 The Best Compact SUV

    OTOMOTIF Award 2008 SX4 The Best Low SUV

    2010

    Auto Bild Award 2008 SX4 The Best Compact SUV

    OTOMOTIF Award 2008 SX4 The Best Low SUV

    JD Power Asia Pasific 2009 Indonesia Initial Quality Study (IQS):SX4 as the 1st

    rank Premium Compact Car Segment

    2011

    JD Power Asia Pasific 2009 Indonesia Initial Quality Study (IQS):SX4 as the 1st

    rank Premium Compact Car Segment

    Tabel 06. Spesifikasi Suzuki SX4.

    DIMENSION

    ITEM DESCRIPTION

    Overall Lenght mm 4.135

    Overall Width mm 1.755

    Overall Height mm 1.605

    Wheel Base mm 2.500

    Front Tread mm 1.500

    Rear Tread mm 1.495

    Ground Clearence mm 175

    Curb Weight M/T

    A/T

    kg 1.195

    1.210

    Minimum Turning Radius m 5,3

  • 48

    Gross Vehicle Weight M/T

    A/T

    kg 1.650

    1.650

    CHASSIS

    TRANSMISSION TYPE 5 Manual Transmission and 4 Speed

    Automatic Transmission

    Suspension Front Type Independen Mac Pherson

    Strut

    Suspension Rear Type Torsion Beam

    Brake System Front Ventilated Disc Brake

    Brake System Rear Solid Disc Brake

    ABS + EBD + BA Available

    Airbags Available (Dual)

    Tire Size 205/60/R16

    Whell Disc Alloy Whell

    ENGINE

    Type M15A DOHC 16 Valve VVT

    Piston Displacement cc 1.490

    Bore X Stroke mm 78.0 x 78.0

    Max. Power ps/rpm 100/6000

    Max. Torque Nm/rpm 133/4000

    Fuel System Multi Point Injection

    Fuel Tank Capacity liter 50