bab iii landasan teori dan hipotesis sis melena

Upload: hana-fachir

Post on 20-Jul-2015

189 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB III LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori Hematemesis adalah muntah darah. Darah bisa dalam bentuk segar (bekuan/ gumpalan atau cairan berwarna merah cerah) atau berubah warna karena enzim dan asam lambung, menjadi kecoklatan dan berbentuk seperti butiran kopi. Memuntahkan sedikit darah dengan warna yang telah berubah adalah gambaran nonspesifik dari muntah berulang dan tidak selalu menandakan perdarahan saluran pencernaan atas yang signifikan. Melena adalah keluarnya tinja yang lengket dan hitam seperti aspal, dengan bau yang khas, yang lengket dan menunjukkan perdarahan saluran pencernaan atas serta dicernanya darah pada usus halus (8). Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Rajesh K et al, didapatkan hasil dari 107 penderita perdarahan SCBA, sebesar 78,4% (87 orang) adalah pria, sedangkan sisanya adalah wanita (32). Penelitian lain yang dilakukan di Rumah sakit Detroit didapatkan dari 469 pasien penderita pendarahan SCBA, sebanyak 71,4% penderita adalah pria dan 28,6% adalah wanita. Rata-rata usia penderita adalah 48,6 tahun (jaraknya 15 sampai 88 tahun) dan 29% berusia lebih dari 60 tahun (33). Selain itu, penelitian retrospektif yang dilakukan Yavorski et al menunjukkan 73,2% kematian terjadi pada pasien lebih dari 60 tahun pada pria dan wanita (16). Penyebab perdarahan SCBA yang terbanyak dijumpai di Indonesia adalah pecahnya varises esofagus dengan rata-rata 40-55%, kemudian menyusul gastritis

19

20

hemoragika dengan 20-25%. ulkus peptikum dengan 15-20%, sisanya oleh keganasan, uremia dan sebagainya (7). Penyebab hematemesis melena di esofagus paling sering adalah varises esofagus, refluks esofagitis, karsinoma, dan MalloryWeiss syndrome. Satu yang tidak boleh dilupakan adalah benda asing atau iritan seperti larutan alkali, terutama pada anak-anak (10). Gastritis dan ulkus gaster, adalah penyebab hematemesis melena yang paling utama di gaster. NSAID dan alkohol juga sering menyebabkan hematemesis melena. Karsinoma jarang menyebabkan pendarahan. Ulkus duodenum sering menjadi penyebab pendarahan dari duodenum, tapi ada kalanya neoplasma dan regional terlibat. Ulserasi dari batu empedu sepanjang kantung empedu dan dinding duodenum adalah penyebab lain perdarahan namun jarang (10). Trauma juga penyebab penting pendarahan, terutama trauma karena intubasi atau pembedahan. Gangguan pembekuan darah harus diperiksa segera ketika penyebab lokal hematemesis tidak dapat ditemukan, terutama bila pendarahannya masif (10). Adanya riwayat dispepsia memperberat dugaan ulkus peptikum. Begitu juga riwayat muntah-muntah berulang yang awalnya tidak berdarah, konsumsi alkohol yang berlebihan mengarahkan ke dugaan gastritis serta penyakit ulkus peptikum. Adanya riwayat muntah-muntah berulang yang awalnya tidak berdarah lebih kearah Mallory-Weiss syndrome. Penurunan berat badan mengarahkan dugaan ke keganasan. Perdarahan yang berat disertai adanya bekuan dan pengobatan syok refrakter meningkatkan kemungkinan varises (8).

21

Perdarahan saluran cerna bagian atas

Hematemesis

melena

Gambaran penderita Hematemesis Melena

Usia

Jenis kelamin: yang diteliti

Etiologi

Prognosis

Faktor resiko

Keterangan:

: tidak diteliti

Gambar 3.1 Skema kerangka konsep hematemesis melena.