bab iii ( landasan teori )
DESCRIPTION
landasan teori eksplorasi pemboranTRANSCRIPT
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Eksplorasi
Eksplorasi adalah segala kegiatan sebelum aktivitas penambangan yang
dikhususkan untuk mengetahui, memperkirakan, dan mendapatkan ukuran,
bentuk, posisi, kadar rata – rata serta jumlah cadangan suatu endapan mineral agar
dapat menentukan kualitas dan kwantitas dari suatu endapan tersebut
diperuntukkan mengetahui nilai ekonomisnya. Kegiatan eksplorasi ini perlu
dilakukan sebelum kegiatan penambangan karena menghindari resiko kerugian
yang akan ditanggung perusahaan, (Hardjatmo, 1997).
3.1.1 Pengertian Eksplorasi
Pengertian eksplorasi adalah ;
Rangkaian penyelidikan geologi
Bagian dari kegiatan usaha pertambangan
Mengidentifikasi pemineralan
Hasil berupa data dan informasi
Belum menghasilkan produk tambang
Penentu lanjut / tidaknya usaha pertambangan
Merupakan proses eliminasi
Kegiatan eksplorasi diawali dengan melakukan :
1) Studi pendahuluan, berupa studi literatur tentang genesa timah,
2) Keterdapatan
3) Studi fisiografis
4) lithologi dan
5) Stratigrafi daerah eksplorasi.
Studi ini juga dilakukan tinjauan kembali terhadap data pemboran yang
telah dilakukan. Kemudian dilakukan penetapan wilayah studi dan dibuat suatu
program pemboran.
11
Eksplorasi merupakan salah satu kegiatan untuk mengetahui :
1. Kadar ( %, gram/ton, kg/mᶟ, kalori )
2. Bentuk endapan
3. Kedalaman endapan
4. Penyebaran ( lateral, vertikal )
5. Posisi endapan ( miring, datar, vertikal )
6. Sifat-sifat fisik endapan ( lunak, keras )
7. Sifat-sifat batuan samping
8. Jumlah cadangan
3.1.2 Pembagian Eksplorasi timah
Ada 2 jenis eksplorasi timah menurut PT. Timah (Persero) Tbk, yaitu :
1). Eksplorasi darat
- Bor Banka (manual)
- Bor Mekanik (mekanik)
2). Eksplorasi Laut
- Ponton (manual)
- Drill bange
3.2 Tahapan - Tahapan Eksplorasi
Tahapan – tahapan eksplorasi memiliki empat tahapan, yaitu:
a) Survei Tinjau (Reconnaissance)
Merupakan tahapan paling awal untuk mengindentifikasikan daerah secara
geologis mengandung bahan galian berpotensi untuk penyelidikan lanjutan, serta
mengumpulkan informasi kondisi geografis; tatguna lahan dan kesampaian
daerah. Kegiatan studi geologi regional; penafsiran penginderaan jauh; metode
tidak langsung lainnya
b) Prospeksi (Prospecting)
Tahap ini untuk membatasi daerah sebaran endapan bahan galian yang akan
diselidiki lebih lanjut. Kegiatan yang dilakukan yaitu;
Pemetaan geologi
Pembuatan paritan
12
Pembuatan sumuran
Pemboran uji (scout drilling)
Percontohan, dan
Analisis eksplorasi tidak langsung, seperti penyelidikan geofisika.
c) Eksplorasi Pendahuluan (Preliminary Exploration)
Tahap ini untuk mengetahui gambaran awal tiga dimensi endapan bahan
galian yang meliputi :Ketebalan lapisan, bentuk, korelasi, sebaran, struktur,
kuantitas dan kualitas .
Kegiatan yang dilakukan antara lain :
Pemetaan geologi
Pemetaan topografi
Pemboran dengan jarak yang sesuai dengan kondisi geologinya
Penampang geofisika
Pembuatan sumur uji, dan
Percontohan yang andal (Geoteknik dan Geohidrologi sudah dapat untuk
dilakukan)
d) Eksplorasi Rinci (Detailed Exploration)
Tahap ini untuk mengetahui kuantitas dan kualitas serta model tiga dimensi
endapan bahan galian secara rinci. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
Pemetaan geologi dan topografi
Pemboran dan percontohan yang dilakukan dengan jarak yang sesuai
dengan kondisi geologinya
Penampangan geofisika
Serta pengkajian geohidrologi dan geoteknik
3.3 Metode Teknik Eksplorasi
13
Metode teknik eksplorasi dapat dilakukan oleh beberapa metode, yaitu
sebagai berikut :
Metode pemetaan geologi
Metode geokimia
Metode geofisika
Metode pit, trench, strip
Metode pemetaan tambang
Metode pemboran
Dalam sejarah eksplorasi ada beberapa metode yang digunakan dalam
teknik eksplorasi. Metode Eksplorasi yang digunakan salah satunya adalah
Metode Pemboran.
3.4 Metode Pemboran
Teknik eksplorasi yang akan dibahas dalam hal ini adalah dengan metode
pemboran. Metode pemboran eksplorasi merupakan salah satu metode sampling
dengan cara penembusan materi dengan cara membuat lobang dengan diameter
tertentu.
3.4.1 Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan
pemboran :
1) Kondisi geologi dan topografi
2) Jenis alat bor yang digunakan
3) Pola pemboran :
Teratur,
Random,
Pola bujur sangkar,
Persegi panjang, dan
Pola segitiga
4) Spasi
5) Waktu yang digunakan
6) Biaya
3.4.2 Faktor - faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan alat bor:
14
Pemboran inti didalam eksplorasi pada umumnya dilakukan dengan
Diamond Drilling. Contoh/sampel yang diperoleh berbentuk silinder. Ukuran dari
contoh/sampel bergantung dari ukuran mata bor yang digunakan.
Dari inti contoh/sampel yang diperoleh dari pemboran dapat menentukan
struktur geologi, sifat fisik dari batuan samping, sifat fisik dari endapan bijih,
komposisi mineral dan lain – lain .
Kondisi topografi/geografi lokasi. Faktor – faktor penting yang perlu
diperhatikan dalam memilih alat bor adalah sebagai berikut ;
1) Kemampuan alat bor
2) Keadaan medan yang akan dihadapi. Untuk keadaan topografi yang datar
transportasi alat lebih mudah dilakukan
3) Kedalaman lobang bor yang diinginkan dan ukuran minimum dari contoh /
sampel yang dibutuhkan. Untuk kedalaman dangkal dan ukuran inti (core)
yang kecil, ongkos pemboran lebih murah .
4) Jenis endapan (primer dan sekunder), sifat fisik dari batuan yang akan
dibor. Batuan yang keras membutuhkan butiran intan yang halus
5) Sumber air
Persediaan air harus cukup. Fungsi air untuk mengangkat Sludge
kepermukaan merupakan suatu hal yang penting untuk memperoleh
contoh / sampel yang representatif.
6) Macam keterangan yang ingin diperoleh
7) Kecepatan pemboran yang diinginkan, kecepatan pemboran tergantung
pada beberapa faktor, yaitu :
Diameter lobang bor
Sifat – sifat fisik dari material yang akan di bor
Kondisi dari alat bor termasuk macam mata bor yang dipergunakan
Pengalaman operator bor
Titik bor dalam proses pemboran ditentukan oleh Geologis yang sesuai
dengan aliran vein atau pola urat yang dikontrol oleh rekahan – rekahan
(fractures). Target kedalaman lobang bor tergantung pada jenis tanah yang dibor,
15
apabila sudah mencapai kong (batuan sumber) berapa pun kedalaman lobang bor
sesuai kapasitas alat bor maka pemboran dihentikan.
Jika dalam pemboran dengan sampel / contoh material yang keras misalkan
batuan granit bisa menggunakan bit (mata bor) yang terbuat dari diamond
(intan) karena kekerasan pada intan lebih besar dibandingkan dengan granit yang
disusun oleh mineral kuarsa. Lihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1 Skala kekerasan berdasarkan skala Mohs
NAMA MINERAL RUMUS KIMIA KEKERASAN
TALC
Mg₃Si₄O₁₀(OH)₂
1
GYPSUM CaSO₄.2H₂O 2
CALCITE CaCO₃ 3
FLUORITE CaF₂ 4
APATITE Ca₅(PO₄)₃(F.CI.OH) 5
ORTHOCLASE K.AI.Si₃O₈ 6
QUARTZ SiO₂ 7
TOPAZ AI₂SiO₄(F.OH)₂ 8
CORONDUM Al₂O₃ 9
DIAMOND C 10
Sumber : Danisworo, 1980.