bab iii - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... ·...

44
33 BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN TB PARU DI C3 L1 RSUP Dr. KARIADI SEMARANG Pada dasarnya penulis akan membicarakan tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr. Kariadi Semarang yang dilaksanakan pada tanggal 14 April sampai dengan 16 April 2009. Deskripsi ini menggambarkan tentang pelaksanaan asuhan keperawatan yang menggunakan proses pendekatan keperawatan mulai tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi keperawatan. Adapun proses keperawatan yang dimaksud adalah : A. Pengkajian Pada tahap pengkajian penulis berusaha mengumpulkan data sebanyak mungkin dari berbagai sumber yang ada, kemudian dianalisa guna mendukung terciptanya asuhan keperawatan yang komprehensip dalam merawat klien. Adapun langkah yang ditempuh oleh penulis pada tahap ini adalah sebagai berikut: B. Pengumpulan data dan pengorganisasi data Pada tahap pengumpulan data, dilakukan mulai dari tanggal 14 April sampai dengan 16 April 2009 teknik yang penulis gunakan dalam pengkajian adalah teknik observasi partisipatif Ny.S selama perawatan, teknik wawancara langsung dengan keluarga Ny.S maupun dengan Ny.S sendiri, dokter, perawat

Upload: vudat

Post on 01-Sep-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

33

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN

TB PARU DI C3 L1 RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

Pada dasarnya penulis akan membicarakan tentang pelaksanaan asuhan

keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr.

Kariadi Semarang yang dilaksanakan pada tanggal 14 April sampai dengan 16

April 2009.

Deskripsi ini menggambarkan tentang pelaksanaan asuhan keperawatan

yang menggunakan proses pendekatan keperawatan mulai tahap pengkajian,

diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi

keperawatan. Adapun proses keperawatan yang dimaksud adalah :

A. Pengkajian

Pada tahap pengkajian penulis berusaha mengumpulkan data sebanyak

mungkin dari berbagai sumber yang ada, kemudian dianalisa guna

mendukung terciptanya asuhan keperawatan yang komprehensip dalam

merawat klien. Adapun langkah yang ditempuh oleh penulis pada tahap ini

adalah sebagai berikut:

B. Pengumpulan data dan pengorganisasi data

Pada tahap pengumpulan data, dilakukan mulai dari tanggal 14 April sampai

dengan 16 April 2009 teknik yang penulis gunakan dalam pengkajian adalah

teknik observasi partisipatif Ny.S selama perawatan, teknik wawancara

langsung dengan keluarga Ny.S maupun dengan Ny.S sendiri, dokter, perawat

Page 2: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

34

serta tim kesehatanlainnya yang mengenai Ny.S dan studi documenter melalui

catatan medik, catatan keperawatan, hasil pemeriksaan laboratorium dan

pemeriksaan diagnostic lainnya yang terkait dengan Ny.S data yang penulis

kumpulkan kemudian diorganisir sebagai berikut:

1. Biodata

a. Identitas klien

Nama : Ny.S

Umur : 48 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Suku bangsa : Jawa-Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Karyawan Pabrik

Alamat : Tegalsari Semarang

Tgl masuk : 8 April 2009

No Register : 599 8918

Dx medis : TB Paru

b. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn.B

Jenis kelamin : Laki-laki

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Hubungan dengan klien : Suami klien

Page 3: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

35

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan utama

Klien mengeluh sesak nafas untuk tidur maupun melakukan aktivitas

dan batuk terus menerus

b. Riwayat penyakit sekarang

Klien sudah ± 1 (satu) tahun yang lalu mengeluh sesak nafas, nyeri

dada, dan batuk terus menerus, memiliki riwayat TB Paru lama.

Akhirnya pasien dibawa oleh keluarga ke RSDK Semarang untuk

dilakukan perawatan, tanggal 8 april 2009 di ruang C3L1, mendapat

therapy infus RL 20 tetes/menit,O2 3 liter/menit dengan kanul dan

keluhan sesak nafas dan batuk terus menerus.

c. Riwayat penyakit dahulu

Klien mempunyai riwayat TB paru lama.

d. Riwayat penyakit keluarga

Anggota keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular dan

keturunan seperti TBC, DM, hipertensi dan lain-lain.

3. Pengkajian pola fungsional

Pengkajian pola fungsional menurut Gordon yang telah disesuaikan

dengan fokus pengkajian pada klien penyakit tuberkulosis paru.

a. Pola persepsi dan manajemen kesehatan

Klien mengatakan bahwa kesehatan itu penting hal itu terbukti

apabila sakit klien langsung memeriksakan diri ke puskesmas /

pelayanan kesehatan terdekat.

Page 4: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

36

b. Pola nutrisi

Klien mengatakan sebelum dirawat di rumah sakit, klien makan 3 kali

sehari berupa nasi, sayur, lauk, kadang buah. Minum rata-rata 7-8

gelas air putih per hari. Namun selama sakit dan saat dikaji klien

menyatakan bahwa nafsu makan menurun, terkadang mual dan

muntah, dari hasil pengamatan selama pengkajian, klien hanya

menghabiskan ½ porsi dari tiap makanan yang diberikan. Sebelum

sakit berat badan 46kg dan saat pengkajian 43 kg dengan tinggi badan

156 cm. Penampilan fisik lemas, saat ini diet yang diberikan berupa

1900 kalori dan 80 gr protein saat dikaji klien mengatakan minumnya

kira-kira 3-4 gelas sehari kalau sedang merasa haus.

c. Pola eliminasi

Klien mengatakan sebelum sakit rata – rata BAB dilakukan 1-2 kali

sehari sesuai dengan kebutuhan. Saat dikaji klien mengatakan BAB

seperti biasa hanya volumenya lebih sedikit. BAK sebelum sakit 3-4

kali sehari dan saat dikaji mengatakan BAK 2-3 kali sehari.

d. Pola aktivitas dan latihan

Klien mengatakan sebelum sakit klien dapat beraktivitas dengan baik

tanpa bantuan orang lain. Saat di rumah sakit klien hanya tiduran saja

di tempat tidur. Aktivitas dan lain-lain menunjukan ketergantungan

sedang (perlu bantuan dalam mobilitas jalan).

Page 5: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

37

e. Pola istirahat tidur

Klien mengatakan bahwa sebelum sakit klien terbiasa tidur 7-8 jam

per hari dari jam 21.00 dan bangun jam 05.00 pagi. Klien tidak

terbiasa tidur siang, saat pengkajian klien mengatakan bahwa

kebutuhan tidurnya terganggu, klien sering terbangun saat tidur karena

sesak nafas dan batuk, klien tidur 5-6 jam. Wajah klien kusut karena

kurang tidur.

f. Pola persepsi kognitif

Klien tidak menggunakan alat bantu penglihatan dan pendengaran,

klien mengetahui dan menyadari bahwa dirinya sakit.

g. Pola persepsi- konsep diri

Klien merasa bahwa hidupnya sangat berarti, karena itu ia sangat

mensyukuri rahmat yang diberikan Tuhan padanya dan klien selalu

mencoba untuk tegar dalam menghadapi cobaan. Klien tidak puas atau

minder dengan sakit yang dialaminya.

h. Pola hubungan peran

Klien mengatakan sering berinteraksi dengan keluarga dan masyarakat

sekitarnya, misalnya ikut dalam pengajian di masjid.Dari hasil

pengamatan, klien tidak mengalami hambatan dalam berhubungan

dengan lingkungan rumah sakit, hal ini dibuktikan klien sering

tersenyum dan sesekali ngobrol dengan teman sekamar dan petugas

kesehatan di ruangan.

Page 6: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

38

i. Pola reproduksi seksualitas

Klien adalah seorang istri dan mempunyai tiga orang anak,

sebelumnya klien tidak ada gangguan dalam berhubungan seksual.

j. Pola koping toleransi stress

Klien sudah berusaha tegar, tapi jika sesaknya sedang berat,raut muka

klien tampak cemas dan klien selalu memanggil suaminya untuk

menunggu di sampingnya.

k. Pola nilai dan kepercayaan

Klien adalah seoramg yang beragama islam dan rajin beribadah. Baik

sebelum dan selama sakit, klien selalu berdoa agar diberi kesehatan.

4. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik yang penulis lakukan dengan cara inspeksi, palpasi,

auskultasi, dan perkusi. Adapun hasil pemeriksaan fisik yang berhasil

penulis peroleh adalah sebagai berikut ;

1). Keadaan umum : baik

2). Tingkat kesadaran : compos mentis

3). TTV :

- TD : 110 / 80 mmHg

- N : 104 x/menit

- S : 36,7 0 C

- RR : 32x/menit

Page 7: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

39

4). Pemeriksaan Head to toe :

a. Kepala : dari hasil inspeksi secara umum, dipeoleh bentuk

kepala mesochepal, wajah terlihat pucat, kulit

kepala cukup bersih.

b. Rambut : cukup bersih.

c. Telinga : diperoleh bentuk simetris, keadaan bersih, tidak

ada sekret yang keluar dari lubang telinga.

d. Mata : diperoleh bentuk simetris, konjungtiva anemis,

sklera tidak ikterik.

e. Hidung : diperoleh bentuk simetris, ada cuping

Hidung dalam bernafas tidak ada sekret yang

keluar dari hidung.

f. Mulut : bibir terlihat kering, mukosa mulut lembab,

kebersihan kurang

g. Leher : dari hasil palpasi tidak ada pembesaran kelenjar

tiroid, integritas kulit baik.

h. Dada

- Paru-paru :

I : dari hasil inspeksi secara umum bentuk simetris,

timbul frekuensi 20 x/menit, ekspirasi memanjang.

Per : Suara paru sonor

Pal : ada peregangan interiostas saat inspirasi

Page 8: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

40

Aus : dari hasil auskultasi ada bunyi nafas tambahan

wheezing.

- Jantung :

I : simetris, tidak tampak ictus kordis

Pal : Ictus kordis teraba di IC VI linea mid clavicula

Aus :Terdengar BJ 1 dan BJ 2 tidak terdapat bunyi

tambahan

Per : redup

i. Abdomen :

I : untuk permukaan perut besar, integritas kulit baik

Aus : Bising usus (+), frekuensi 4x/menit

Per : timpani

Pal : tidak ada masa nyeri tekan.

j. Extremitas : pada pemeriksaan ekstremitas bagian atas tidak

ditemukan kelainan bentuk. Tangan kanan vena

terpasang infus RL 32 tetes/menit, keadaan luka baik

dan tertutup plester, tidak ada tanda- tanda

peradangan atau kemerahan. Kedua tangan dapat

digerakan. Pada pemeriksaan ekstremitas bawah

tidak ditemukan adanya kelainan bentuk. Integritas

kulit baik dan tidak ada luka, warna kulit sawo

matang

Page 9: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

41

5. Pemeriksaan penunjang

a. Dari hasil pemeriksaan laboratorium diperoleh data sebagai berikut :

Pemeriksaan Hasil Normal Satuan Keterangan Hemoglobin Leukosit Trombosit Hematokrit Eritrosit MCH MCV MCHC Kimia klinik Glukosa sewaktu Ureum Creatinin Elektrolit Natrium Kalium Chlorida

13,2 20.20 346.0 35.1 3.92 29.70 89.60 33.20

99 26

0,90

130 3,8 107

13.00-16.00 4.00-11.00 150.0-400.0 35.0-47.0 3.90-5.60

27.00-32.00 76.00-96.00 29.00-36.00

80-110 15-39

0.60-1.30

136-145 3.5-5.1 98-107

gr % ribu/mmK ribu/mmK

% Juta/mmK

Pg Fl

g/dl

mg/dl mg/dl mg/dl

mmol/L mmol/L mmol/L

L H

L

Hasil pemeriksaan kardiologi tanggal 14 April 2009

Foto thorax : TB paru

b. Hasil pemeriksaan EKG tanggal 15 April 2009

Dalam batas normal tidak ada kelainan

c. Diit yang diperoleh

Tinggi kalori tinggi protein (1900 kl)

d. Therapy tanggal 14 April 2009

1) Infus program : RL 32 tetes/menit

2) Obat-onatan :

Injeksi : cefotaxim 3x1 mg

Bisolvon 3x1 amp (IV)

Oral : OBH sirup 3x1cth

Page 10: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

42

Glyseryl gualicolate 3x1 tab

Nebuliser extra Bisolvon: NaCL 0,9%

3) Oksigenasi : tanggal 14 April 2009

O2 : 3 liter/ menit

a. Pengelompokan Data

Data fokus

1. Data Subyektif

a. Klien mengatakan sesak nafas dan batuk mengeluarkan dahak

b. Klien mengatakan nafsu makan menurun, makan tidak habis, sering

mual dan kadang muntah

c. Klien mengatakan tubuhnya lemas

d. Klien mengatakan untuk aktivitas berat kadang sesak nafas

e. Klien mengatakan tidak bisa tidur karena suasana ruangan ramai

2. Data Obyektif

a. Klien sesak nafas

b. Terpasang oksigen 3 liter/ menit

c. Menggunakan tarikan otot bantu pernafasan

d. Klien batuk dan mengeluarkan sputum kental berwarna putih

e. Nadi 12x/menit,RR 32x/menit

f. Ekspirasi memanjang, suara nafas tambahan wheezing

g. Klien hanya habis ½ porsi dari tiap makanan yang diberikan

h. Bibir kering, klien tampak lemas

Page 11: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

43

i. Berat badan ideal 46kg, berat badan saat pengkajian 43 kg.

j. Terpasang infus RL 32 tetes/menit di tangan kanan

k. Konjungtiva anemis

l. Wajah tampak kusut

m. Klien tidak bisa istirahat

b. Analisa Data

No Data (DS dan DO ) Masalah Etiologi

1. DS : Klien mengatakan sesak nafas dan batuk mengelurkan dahak

DO : a. RR 32x/menit b. Batuk produktif c. Sputum warna putih kental d. Ekspirasi memanjang suara nafas

tambahan wheezing e. Menggunakan tarikan otot bantu

pernafasan f. Terpasang oksigen 3 liter/menit

Bersihan jalan nafas tidak efektif

Penumpukan sekret pada jalan nafas

2. DS : Klien mengatakan sesak nafas DO :

a. RR : 32x/menit b. Ada retraksi dinding c. Suara nafas tambahan wheezing

Pola nafas tidak efektif

Ketidakadekuatan ventilasi (pertukaran O2 dan CO2)

3. DS : klien mengatakan nafsu makan menurun, sering mual dan kadang muntah

DO : a. BB 46 kg, BB saat pengkajian 43

kg TB 153 cm

b. HB 13,2 gr % c. Konjungtiva anenis dan mukosa

bibir kering d. Diit TKTP (1900 kl)

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Intake nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh karena anoreksia

4. DS : Klien mengatakan sering terbangun karena batuk dan sesak nafas dan klien mengatakan tidak bisa tidur

DO : Klien tidak bisa tidur, wajah kusut, tidur 5 jam / hari

Gangguan istirahat tidur

Sesak nafas dan batuk

Page 12: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

44

c. Diagnosa Keperawatan

Hasil analisa yang dilakukan dapat penulis simpulkan bahwa diagnosa

keperawatan yang muncul pada Ny.S adalah sebagai berikut:

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan

sekret pada jalan nafas ditandai dengan klien sesak nafas, batuk

mengeluarkan sputum warna putih kental, ekspirasi memanjang, suara

nafas tambahan wheezing, menggunakan tarikan otot bantu

pernafasan, RR 32x/menit.

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan

ventilasi (pertukaran O2 dan CO2) ditandai dengan RR 32x/menit,

menggunakan tarikan otot bantu pernafasan, Ada retraksi dinding

dada suara tambahan wheezing

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

intake makan menurun, sering mual dan kadang muntah, klien habis ½

porsi setiap kali makan yang diberikan, mukosa bibir kering,

konjungtiva anemis, berat badan 46 kg, berat badan saat pengkajian

43 kg, tinggi badan 153 cm.

4. Gangguan pola istirahat dan tidur berhubungan dengan sesak nafas

dan batuk ditandai dengan klien mengatakan sering terbangun karena

batuk dan sesak nafas, klien mengatakan tidak bisa tidur karena

suasana ruangan ramai.

Page 13: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

45

d. Rencana Keperawatan

No Diagnosa

Keperawatan Tujuan

Kreteria Hasil

Intervensi Rasional

1 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret pada jalan nafas

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan bersihan jalan nafas efektif

pasien dapat mempertahankan jalan nafas dan mengeluarkan sekret tanpa bantuan

a. Kaji fungsi pernafasan contoh bunyi nafas, kecepatan, irama, dan kelemahan dan penggunaan otot bantu

b. Catat kemampuan

untuk mengeluarkan mukosa batuk efektif, catat karakter, jumlah sputum, adanya hemoptisis

c. Berikan klien posisi semi atau fowler tinggi

d. Bersihkan sekret

dari mulut dan trakea, penghisapan sesuai keperluan

e. Pertahankan

masukan cairan sedikitnya 2500 m / hari kecuali kontra indikasi

a. Peningkatan bunyi nafas dapat menunjukkan atelektasis, ronchi, mengi menunjukkan akumulasi sekret / ketidakmampuan untuk membersihkan jalan nafas yang dapat menimbulkan penggunaan otot akseseri pernafasan dan peningkatan kerja pernafasan.

b. Pengeluaran sulit bila sekret sangat tebal sputum berdarah kental / darah cerah (misal efek infeksi, atau tidak kuatnya hidrasi).

c. Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernafasan

d. Mencegah obstruksi respirasi, penghisapan dapat diperlukan bila pasien tidak mampu mengeluarkan sekret

e. Pemasukan tinggi cairan membantu untuk mengencerkan sekret, membantu untuk mudah dikeluarkan

2 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidak adekuatan ventilasi (pertukaran O2 dan CO2

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkanpola nafas kembali aktif

Pertukaran O2 dan CO2 baik, tidak sesak nafas, tidak menggunakan otot bantu pernafasan

a. Kaji kualitas dan kedalaman pernafasan penggunaan otot aksesoris, catat setiap perubahan

b. Kaji kualitas

sputum, warna, bau dan konsistensi

a. Kecepatan biasanya meningkat, dispnea terjadi peningkatan kerja nafas, kedalaman pernafasan dan bervariasi tergantung derajat gagal nafas.

b. Adanya sputum yang tebal, kental, berdarah dan purulen diduga terjadi sebagai masalah sekunder

Page 14: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

46

c. Baringkan klien untuk mengoptimalkan pernafasan (semi fowler)

d. Ajarkan menahan

dada dengan bantal selama nafas dalam atau batuk

e. Kolaborasi pemberian obat analgesik sebelum pengobatan pernafasan

c. Posisi duduk memungkinkan ekspansi paru maksimal upaya batuk untuk memobilisasi dan membuang sekret

d. Meningkatkan ekspansi paru maksimal dan meningkat upaya batuk efektif

e. Memudahkan gerakkan dada

3 Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intek nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh karena anoreksinya

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkankebutuhan nutrisi terpenuhi

Klien menunjukan peningkakatan berat badan dan melakukan perilaku/ perubahan pola hidup

a. Catat status nutrisi pasien dari penerimaan, catat turgor kulit, berat badan dan derajat kekurangannya berat badan, riwayat mual atau muntah, diare

b. Pastikan pada diet biasa pasien yang disukai atau tidak disukai.

c. Selidiki

anoreksia, mual dan muntah dan catat kemungkinan hubungan dengan obat, awasi frekuensi, volume konsistensi feces.

d. Dorong dan berikan periode istirahat sering

e. Berikan

perawatan mulut sebelum dan sesudah tindakan

a. TB paru menyebabkan efek luas pada paru dari bagian kecil bronkopneumonia sampai inflamasi difus luas nekrosis effure pleural untuk fibrosis luas.

b. Akumulasi sekret/pengaruh jalan nafas dapat mengganggu O2 organ vital dan jaringan.

c. Membuat tahanan melawan udara luar untuk mencegah kolaps atau penyempitan jalan nafas, sehingga membantu menyebarkan udara melalui paru dan menghilangkan atau menurunkan nafas pendek.

d. Menurunkan konsumsi oksigen/kebutuhan selama periode penurunan pernafasan dapat menurunkan beratnya gejala

e. Mencegah pengeringan membran mukosa, membantu

Page 15: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

47

pernafasan f. Dorong makan

sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein

g. Kolaborasi, rujuk

ke ahli diet untuk menentukan komposisi diet.

pengenceran sekret f. Masukan nutrisi

tanpa kelemahan yang tidak perlu/kebutuhan energi dari makan-makanan banyak dari menurunkan iritasi gaster

g. Bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi adekuat untuk kebutuhan metabolik dan diet

4 Gangguan pola istirahat tidur berhubungan sesak nafas dan batuk

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan agar pola tidur terpenuhi

Pasien dapat istirahat tidur tanpa terbangun

a. Diskusikan perbedaan individual dalam kebutuhan tidur berdasarkan hal usia, tingkat aktivitas, gaya hidup tingkat stress

b. Jelaskan aktivitas

dan faktor yang meningkatkan kebutuhan oksigen seperti merokok. suhu sangat ekstrim.

a. Rekomendasi yang umum untuk tidur 8 jam tiap malam nyatanya tidak mempunyai fungsi dasar ilmiah individu yang dapat rileks dan istirahat dengan mudah memerlukan sedikit tidur untuk merasa segar kembali dengan bertambahnya usia, waktu tidur. Total secara umum menurun, khususnya tidur tahap IV dan waktu tahap meningkat

b. Tidur akan sulit dicapai sampai tercapai relaksasi, lingkungan rumah sakit dapat mengganggu relaksasi

Page 16: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

48

e. Implementasi

No Dx

Waktu Tindakan Respon Klien TTD

1. 14-04-09 jam 10.00 Jam 10.15 Jam 10.25 Jam 10.35 Jam 11.00

1. Mengkaji pernafasan, frekuensi, irama, kedalaman, bunyi nafas, alat bantu nafas

2. Memberi posisi

semi fowler 3. Melatih klien

batuk efektif dan nafas dalam

4. Menganjurkan

klien untuk minum air hangat

5. melaksanakan

advis memberi therapi

S : Klien mengatakan sesak nafas

O : Pernafasan cepat dangkal,RR 32x/menit terpasang oksigen, terdengar wheezing

S : Klien mengatakan nyama/ enak

O : Posisi klien semi fowler

S : Klien mengatakan bersedia

O : Klien kesulitan untuk melakukannya

S : Klien mengatakan akan banyak minum air hangat

O : klien minum air putih 200cc

S : Klien mengatakan akan minum obat

O : Klien dapat minum obat, klien memakai oksigen

2. 14-05-07 Jam 09.00 Jam 09.15 Jam 09.20 Jam 09.45

1. Mengkaji frekuensi pernafasan

2. memberikan

posisi semi fowler

3. Mengajarkan

klien untuk latihan nafas dalam

4. mengajarkan klien untuk menahan dada dengan bantal

S : klien mengatakan masih sesak nafas

O : secret dapat keluar S : klien mengatakan

bersedia O : posisi klien semi

fowler S : klien mengatakan

bersedia O : Klien tarik nafas

dalam S : klien mengatakan

bersedia O : klien menahan dada

dengan bantal selama

Page 17: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

49

Jam 10.00

selama nafas dalam atau batuk

5. Memberikan terapi O2 2 liter/menit

nafas dalam atau batuk

S : O : terpasang O2 2

liter/menit dengan kanul

3 Jam 11.00 Jam 11.10 Jam 11.15 Jam 11.20

1. Mengkaji status nutrisi

2. Memberi

pengertian tentang pentingnya makanan terhadap penyembuhan

3. Memotivasi klien untuk makan sedikit tapi sering, menyediakan diet TKTP

4. membantu klien kumur sebelum dan sesudah makan

S : Klien mengatakan tidak ada nafsu makan, perut mual

O : Klien memakai oksigen

S : Klien mengerti O : Klien mengganggu S : Klien mengerti O : makan habis ½

porsi S : Klien mengatakan

akan melaksakan O : Klien kumur-kumur

4. Jam 08.30 Jam 11.30 Jam 11.40

1. Mengkaji ulang kebiasaan tidur klien

2. Kaji ulang

kebiasaan tidur klien

3. Menganjurkan

klien untuk istirahat

S : Klien mengatak sulit tidur 5 jam / hari

O : batuk dan sesak nafas masih ada, posisi tidur semi fowler

S : Klien mengatakan sulit tidur

O : Klien sulit tidur karena sesak nafas dan batuk, tidur 5 jam/ hari

S : Klien mengatakan sulit tidur

O : Klien sulit istirahat tidur, suasana ramai

Page 18: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

50

1. 15-04-09 Jam 08.30 Jam 08.30 Jam 08.35 Jam 08.45 Jam 08.45

1. Mengkaji pernafasan

2. memberikan

posisi fowler 3. Menanjurkan

klien untuk minum air hangat

4. melatih klien

batuk efektif dan nafas dalam

5. mengkaji

sputum , warna, bau dan darah

S : Klien mengatakan masih sesak nafas

O : Sekret dapat keluar, RR 30x/menit, memakai alat bantu nafas terpasang oksigen terdengar wheezing

S : klien mengatakan bersedia

O : Posisi klien fowler S : Klien mengatakan

akan melaksanakan saran perawat

O : Klien minum air putih 300cc

S : Klien mengatakan bersedia

O : Klien dapat batuk efektif dan nafas dalam

S : Klien mengatakan agak longgar

O : warna putih kental, tidak bau, darah (-)

2. Jam 09.00 Jam 09.15 Jam 09.20 Jam 09.45 Jam 10.00

1. Mengkaji frekuensi pernafasan

2. memberikan

posisi semi fowler

3. Mengajarkan

klien untuk latihan nafas dalam

4. mengajarkan klien untuk menahan dada dengan bantal selama nafas dalam atau batuk

5. Memberikan terapi O2 2

S : klien mengatakan masih sesak nafas

O : secret dapat keluar S : klien mengatakan

bersedia O : posisi klien semi

fowler S : klien mengatakan

bersedia O : Klien tarik nafas

dalam S : klien mengatakan

bersedia O : klien menahan dada

dengan bantal selama nafas dalam atau batuk

S : O : terpasang O2 2

Page 19: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

51

liter/menit liter/menit dengan kanul

3. Jam 11.00

Jam 11.00

1. Mengkaji status nutrisi

2. Menganjurkan

makan sedikit tapi sering, menyediakan diet TKTP

3. Membantu klien kumur sebelum makan

S : Klien mengatakan nafsu makan mulai bertambah, perut mual

O : Konjungtiva anemis, makan habis ½ porsi

S : Klien mengatakan mengerti

O : Klien mengangguk mengerti

S : Klien mengatakan

bersedia kumur O : Klien sudah kumur

4. Menganjurkan keluarga untuk memberi motivasi pada Ny. S untuk menghabiskan makanannya.

S : Klien mengatakan makan 3x sehari

O : Klien makan habis 1 porsi

4. Jam 08.30 Jam 11.30 Jam 11.40

1. Mengkaji ulang kebiasaan tidur klien

2. Kaji ulang

kebiasaan tidur klien

3. Menganjurkan

klien untuk istirahat

S : Klien mengatak sulit tidur 5 jam / hari

O : batuk dan sesak nafas masih ada, posisi tidur semi fowler

S : Klien mengatakan sulit tidur

O : Klien sulit tidur karena sesak nafas dan batuk, tidur 5 jam/ hari

S : Klien mengatakan sulit tidur

O : Klien sulit istirahat tidur, suasana ramai

1. 16-04-09 Jam 08.30

1. Mengkaji pernafasan

S : Klien mengatakan sesak nafas berkurang

Page 20: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

52

Jam 08.35

2. Memberi posisi

semi fowler 3. Menganjurkan

klien minum air hangat

4. Melatih klien

batuk dan nafas dalam

5. Kolaborasi

pemberian obat OBH 1 sendok makan, oksigen 2 liter/menit, injeksi bisolvon 1 amp

O : Sekret dapat keluar, RR 24x/menit, tidak memakai alat bantu nafas, tidak terpasang oksigen, wheezing masih terdengar.

S : Klien mengatakan bersedia

O : Posisi klien semi fowler

S : Klien mengatakan mengerti

O : Klien minum air putih 300cc

S : Klien mengatakan akan mencoba

O : Klien dapat batuk efektif dan nafas dalam sekret dapat keluar

S : Klien mengatakan bersedia minum obat

O : Obat dapat masuk

2. Jam 09.00 1. Mengobservasi keadaan umum klien

2. Memberikan posisi semi fowler

3. Memberikan terapi O2 2 liter/ menit

S : Klien mengatakan sesak nafas berkurang

O : Sekret dapat keluar, RR 24x/menit

S : Klien mengatakan bersedia

O : Posisi klien semi fowler

S : Klien bersedia O : Klien terpasang kanul O2 2 liter/ menit

3. 16-08-09 Jam 11.00

1. Mengkaji status nutrisi

2. Memotifasi klien untuk

S : Klien mengatakan nafsu makan mulai bertambah, perut agak mual

Page 21: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

53

Jam 11.20 Jam 11.30

makan sedikit tapi sering, menyediakan diet TKTP

3. Membantu klien

kumur sebelum makan

O : Konjungtiva anemis, makan habis ½ porsi

S : Klien mengatakan mengerti

O : Klien makan yang telah disediakan habis ¾ porsi

S : Klien mengatakan akan kumur

O : Klien kumur sebelum makan

4. 16-05-07

Jam 08.30 Jam 12.00 Jam 13.00

1. Mengkaji ulang kebiasaan tidur klien

2. Menganjurkan klien untuk istirahat

3. Memberi suasana tenang, membatasi pengunjung

S : Klien mengatakan sesak dan batuk berkurang, dapat tidur

O : Wajah klien cerah dan tidak lesu

S : Klien mengatakan akan istirahat

O : Klien istirahat S : Klien mengatakan

suasana tenang O : Lingkungan tenang,

pengunjung dibatasi

Page 22: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

54

f. Evaluasi

No Dx

Waktu Evaluasi Ttd

1. 2. 3. 4.

14-04-09 Jam 14.00 14-04-09 Jam 14.00 14-04-09 Jam 14.00 14-04-09 Jam 15.00

S : Klien mengatakan masih sesak nafas O : Klien tampak menggunakan alat bantu

pernafasan A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi Kaji bersihan jalan nafas klien S : Klien masih mengeluh sesak nafas O : Klien gelisah A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi Beri posisi yang nyaman Kolaborasi pemberian O2 2 liter/menit S : Klien mengatakan malas makan Nafsu makan menurun O : Mukosa bibir kering A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi Motivasi klien untuk selalu memenuhi

nutrisi agar tidak terjadi penurunan BB S : Klien mengatakan susah tidur karena

sering batuk O : Mata klien tampak cekung, TD 90/60

mmHg A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi Menganjurkan klien untuk mengoptimalkan istirahat dan tidurnya

1. 2.

15-04-09 Jam 14.00 15-04-09 Jam 14.00

S : Klien mengatakan sesak nafas sedikit berkurang

O : Klien tampak menggunakan alat bantu pernafasan

A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi Kaji bersihan jalan nafas klien S : Klien mengatakan sesak nafas sedikit

berkurang O : Klien agak tenang A : Masalah teratasi sebagian

Page 23: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

55

3. 4.

15-04-09 Jam 14.00 15-04-09 Jam 15.00

P : Lanjutkan intervensi Beri posisi yang nyaman S : Klien mengatakan nafsu makan ada O : Klien makan habis 1 porsi, mukosa bibir

lembab A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi Motivasi klien untuk selalu memenuhi

nutrisi agar tidak terjadi penurunan BB S : Klien mengatakan sudah bisa tidur,

meskipun terkadang terbangun O : TD 110/70 mmHg A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi Menganjurkan klien untuk mengoptimalkan istirahat dan tidurnya

1. 2. 3. 4.

16-04-09 Jam 14.00 16-04-09 Jam 14.00 16-04-09 Jam 14.00 16-04-09 Jam 15.00

S : Klien mengatakan tidak sesak nafas, sputum berkurang, bila batuk dapat keluar

O : RR 20x/menit, O2 dilepas, tidak pakai alat bantu pernafasan, wheezing hilang

A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi S : Klien mengatakan sesak nafas sedikit

berkurang O : Klien agak tenang A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi Beri posisi yang nyaman S : Klien mengatakan nafsu makan

bertambah, mual hilang O : Klien makan habis 1 porsi, mukosa bibir

lembab, konjungtiva tidak anemis. A : Masalah teratasi sebagian P : Pertahankan dan lanjutkan intervensi S : Sesak nafas hilang,bisa tidur kurang lebih

8 jam/hari O : Klien dapat istirahat tidur dengan tenang

walau kadang – kadang masih batuk di sela tidurnya

A : Masalah teratasi P : Pertahankan dan lanjutkan intervensi

Page 24: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

56

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan pelaksanaan asuhan keperawatan

pada Ny.S dengan TB Paru yang dilakukan pada tanggal 14 April 2009 mulai dari

pengkajian sampai evaluasi. Dari aspek yang dikaji muncul beberapa masalah

keperawatan yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif, pola nafas tidak efektif,

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, gangguan pola istirahat tidur.

A. Diagnosa keperawatan yang pertama : bersihan jalan nafas tidak efektif

berhubungan dengan penumpukan sekret pada jalan nafas

Bersihan jalan nafas tidak efektif adalah suatu keadaan dimana

seseorang individu mengalami satu ancaman yang nyata atau potensial pada

status pernafasan sehubungan dengan ketidakmampuan untuk batuk secara

efektif (Lynda Juall Carpenito,324.1999).

Bersihan jalan nafas tidak efektif pada Ny.S disebabkan karena

adanya peningkatan seskresi kelenjar mukosa dan peningkatan produksi

sputum pada daerah trakeobronkial sehingga menyebabkan akumulasi sputum

meningkat dan menyebabkan obstruksi pada jalan nafas. Hal tersebut

didukung adanya tanda-tanda yang muncul pada klien seperti: klien mengeluh

sesak nafas, batuk dan sputum warna putih kental, ada wheezing, RR

32x/menit, penggunaan otot bantu pernafasan.

Pada tahap perencanaannya penulis memprioritaskan diagnosa

keperawatan pertama karena penulis melihat bahwa akibat dari adanya 3

reaksi utama dari tuberkulosis paru menyebabkan terjadinya sesak nafas,

Page 25: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

57

disebabkan karena adanya peningkatan sekresi kelenjar mukosa dan

peningkatan produksi sputum pada daerah trakeobroncial sehingga

menyebabkan akumulasi sputum meningkat dan apabila tidak segera ditangani

akan menyebabkan obstruksi pada jalan nafas. Adapun kreteria tujuan penulis

tetapkan adalah jalan nafas kembali efektif, setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2x24 jam untuk pencapaian lebih jelas penulis

menetapkan beberapa kreteria hasil yang harus dicapai yaitu : pola nafas

teratur dengan frekwensi 16-20x/menit, suara nafas bersih, ronchi berkurang,

wheezing hilang, tidak ada retraksi otot-otot dada, batuk hilang, sesak nafas

hilang, oksigen dilepas. Apabila hal-hal tersebut tercapai menandakan bahwa

saluran pernafasan baik atas maupun bawah tidak ada kelainan atau bersih,

tidak ada sumbatan. Untuk mencapai kreteria hasil yang maksimal penulis

memilih intervensi rencana tindakan antara lain: penurunan bunyi nafas dapat

menunjukan atelektasi,mengi menunjukan akumulasi sekret atau

ketidakmampuan untuk membersihkan jalan nafas yang dapat menimbulkan

penggunaan otot aksesori pernafasan dan peningkatan kerja pernafasan. Posisi

semi fowler dengan rasionalisasi : posisi membantu memaksimalkan ekspansi

paru dan menurunkan upaya pernafasan. Ventilasi maksimal membuka area

atelektasis dan meningkatkan gerakan sekret ke dalam jalan nafas besar untuk

dikeluarkan. Batuk efektif dengan rasionalisasi : batuk yang terkontrol

melelahkan dan tidak efektif sehingga menimbulkan peningkatan frustasi

batuk efektif membantu mengeluarkan sekresi mukus yang sulit dikeluarkan

yang dapat menyebabkan sumbatan oleh mukus yang berakibat atelektasis.

Page 26: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

58

Minum hangat, dengan rasionalisasi : mengencerkan mukus dan memberi rasa

nyaman di leher dan dada. Kolaborasi untuk melembabkan udara atau oksigen

inspirasi dengan rasionalisasi: mencegah pengeringan membran mukosa,

membantu pengenceran sekret.

Pada tahap pelaksanaan semua tindakan dapat dilaksanakan secara

maksimal dengan adanya partisipasi aktif dari pasien dan keluarga, dan tidak

menemui hambatan apapun.

Untuk evaluasi akhir secara menyeluruh setelah dua hari

pelaksanaan intervensi didapatkan respon klien secara: Subyektif : klien

mengatakan tidak sesak nafas, sputum berkurang bila batuk bisa keluar.

Obyektif: RR 20x/menit, oksigen dilepas masih menggunakan otot bantu

pernafasan, wheezing hilang. Analisa: untuk pencapaian tujuan masalah

teratasi sebagian karena sampai akhir pelaksanaan intervensi masih ada

beberapa kriteria hasil yang belum tercapai. Tidak ada retraksi interkostal,

pada evaluasi akir masih menggunakan otot bantu pernafasan. Utuk kreteria

hasil yang lain sudah tercapai dengan baik.

B. Diagnosa keperawatan kedua : Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan

ketidakadekuatan ventilasi (pertukaran O2 dan CO2)

Pola nafas tidak efektif adalah suatu kondisi dimana individu

mengalami aktual atau potensial tidak adekuatnya ventilasi berhubungan

dengan perubahan pola nafas. Karakteristik mayor : perubahan frekuensi

pernafasan atau pola pernafasan, perubahan nadi (frekuensi, irama, dan

kualitas). Karakteristik minor : Takipnea, hiperpnea, hiperventilasi, irama

Page 27: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

59

pernafasan tidak teratur dan pernafasan yang berat. (Lynda JualCarpenito,

1999).

Pola nafas tidak efektif pada Ny.S disebabkan karena

ketidakadekuatan ventilasi ( pertukaran O2 dan CO2). Hal tersebut dikung

adanya tanda-tanda: klien mengeluh sesak nafas, RR 32x/menit, ada ada

retraksi dinding dada, suara nafas tambahan wheezing.

Rencana tindakan yang dilakukan untuk diagnosa ini adalah kaji

kualitas dan kedalaman pernafasan, penggunaan otot bantu, dan catat setiap

perubahan, baringkan klien untuk mengoptimalkan pernafasan ( semi fowler),

Ajarkan menahan dada dengan bantal selama nafas dalam atau batuk, dan

kolaborasi pemberian obat analgesik sebelum pengobatan pernafasan.

Implementasi yang dilakukan sesuai intervensi yaitu mengkaji

frekuensi pernafasan, memberikan posisi semi fowler, mengajrkan klien untuk

latihan nafas dalam, mengajarkan klien untuk menahan dada dengan bantal

selama nafas dalam atau batuk, dan memberikan terapi O2 2 liter/menit.

Evaluasi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

diperoleh data, klien masih mengeluh sesak tapi sudah agak berkurang, dari

data tersebut menunjukan bahwa gangguan pola nafas teratasi sebagian karena

sesak nafas masih ada.

C. Diagnosa keperawatan ketiga : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang kurang karena anoreksia.

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaan individu yang

mengalami puasa atau yang beresiko mengalami berat badan yang

Page 28: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

60

berhubungan dengan masukan yang tidak adekuat atau metabolisme nutrien

yang tidak adekuat untuk kebutuhan metabolisme (Lynda JualCarpenito,

1999).

Adapun penulis mengambil diagnosa ini pada Ny. A disebabkan

karena penyebaran bakteri secura limfa hematogen pada paru-paru yang

mengakibatkan mual, nafsu makan menurun dan kadang muntah. Adapun data

yang mendukung data di atas adalah: porsi makan habis '/2 porsi. Konjungtiva

anemis. inukosa mulut kering. berat badan 43 kg. tinggi badan 153 cm. Hb

13.2 gr %, pasien menyatakan tidak ada nafsu makan. perut mual.

Pada tahap perencanaan. penulis memprioritaskan diagnosa tersebut

menjadi diagnosa kedua, karena penulis melihat intake yang kurang dapat

memperberat atau memperburuk kondisi dan menghambat penyembuhan pada

Ny. A. karena perubahannya begitu menonjol dan berakibat lanjut ke keadaan

yang kurang nutrisi. Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis adalah

kebutuhan nutrisi terpenuhi setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x

24 jam, dengan kriteria hasil meliputi: nafsu makan nueningkat, diet yang

disajikan habis. mual hilang. mukosa bibir lembab. konjungtiva tidak anemis

sebagai standar bahwa nutrisi pada Ny. A terjadi nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh. intcrvcnsi yang penulis lakukan adalah : kaji status nutrisi.

Dengan rasionalisasi: berguna dalam mendefmisikan derajat / luasnya

masalah dan pilihan intervensi yang tepat. Pastikan diet yang biasa pasien

sukai atau yang tidak disukai dengan rasionalisasi: membantu dalam

mengidentifikasi kebutuhan individu, dapat memperbaiki masukan diet,

Page 29: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

61

selidiki anoreksia, mual, muntah dengan rasionalisasi: dapat mempengaruhi

pilihan diet dari pemecahan masalah untuk peningkatan pemasukan nutrisi.

Perawatan hygiene mulut, dengan rasionalisasi: karena ban mulut yang tidak

enak menyebabkan rasa mual, rasa pahit, dan anoreksia, sehingga berakibat

menurunnya nafsu makan. Dorong makan sedikit dan sering dengan

rasionalisasi memaksimalkan masukan nutrisi tanpa kebutuhan yang tidak

perlu, menurunkan iritasi gaster, kolaborasi ke ahli gizi dengan rasionalisasi :

memberi bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi adekuat untuk

kebutuhan metabolik dan diet.

Pada tahap pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah dilakukan

tercapai sebagian dikarenakan untuk pencapaian kriteria hasil : berat badan

pasien belum ideal, tidak dapat tercapai secara maksimal dikarenakan

pencapaiannya memerlukan waktu yang lama. Untuk mengatasi hal tersebut

perawat bekerjasama dengan keluarga dan pasien sendiri, dengan memberi

motivasi untuk selalu menghabiskan porsi makannya sepeni biasa, kolaborasi

dengan tim gizi untuk pemberian diet nasi 2.100 kalori TKTP. dan kolaborasi

dengan pemberian multivitamin.

Evaluasi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari

didapatkan respon pasien sebagai berikut : Subyektif : Pasien n ngatakan

nafsu makan bertambah, mual hilang. Obyektif : Porsi makan habis 1 porsi,

mukosa bibir lembab, konjungtiva tidak anemis, berat badan 43 kg. Analisa :

untuk mencapai tujuan masalah belum dapat teratasi seluruhnya, adapun

kriteria tersebut adalah berat badan pasien belum sesuai dengan tinggi badan

Page 30: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

62

pasien, pada evaluasi akhir menghabiskan 1 porsi yang disediakan, mual

hilang, berat badan 43 kg belum ada kenaikan berat badan.

D. Diagnosa masalah keperawatan keempat adalah gangguan pola istirahat tidur

berhubungan dengan batuk terus menerus

Gangguan pola istirahat tidur adalah keadaan di mana individu

mengalami atau beresiko mengalami suatu perubahan dalam kwantitas atau

kwalitas pola istirahatnya yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau

mengganggu gaya hidup yang diingininya (Lynda Juall Carpenito, 381, 1999).

Penulis mengambil diagnosa ini karena penulis melihat bahwa

gangguan pola istirahat tidur pada Ny. A karena adanya produksi sputum yang

meningkat merangsang adanya batuk terus menerus. Adapun data yang

mendukung diagnosa ini adalah ; sering terbangun karena sesak nafas dan

batuk. Pasien menyatakan sulit tidur, wajah tampak kusut.

Pada tahap perencanaan diagnosa ini diambil pada urutan ketiga,

karena sekret keluar pada saat batuk yang menyebabkan rangsangan batuk

terus menerus sehingga berpengaruh pada rasa nyaman terutama pola istirahat

tidur. Tujuan yang akan dicapai : pola istirahat tidur terpenuhi setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jan-i Kriteria hasil yang akan

dicapai adalah : batuk hilarig atau berkurang, tidak sesak nafas, pasien dapat

istirahat tidur tanpa terbangun ± 8 jam per hari. Kriteria hasil yang penulis

tetapkan ini mengingat bahwa penyebab utama dari gangguan pola istirahat

tidur Ny.A adalah batuk dan sesak nafas, sedangkan kriteria lain merupakan

Page 31: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

63

kalau istirahat tidur terpenuhi akan terjadi hal-hal tersebut di atas. Intervensi

yang penulis lakukan adalah kaji ulang kebiasaan tidur pasien di rumah

sebagai pedoman intcrvcnsi dan mcngctahui pokok masalah yang

menyebabkan tak bisa istirahat tidur. Menganjurkan istirahat tidur, beri

suasana tenang, keluarga berkunjung pada jam kunjung, batasi pengunjung,

mengatur tindakan perawatan bila pasien tidur, dengan rasionalisasi dari

semuanya adalah : memberikan kenyamanan dan kesempatan pasien untuk

istirahat dapat menghemat energi dan simpanan tenaga untuk mendukung

penyembuhan pasien.

Pada pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai

sebagian. Hambatan yang dialami tidak begitu berarti, hanya pihak keluarga

atau teman pasien berkunjung tidak pada jam kunjung sehingga secara

perencanaan dapat mengganggu istirahat pasien begitu juga keadaan ruangan

yang ramai pada saat jam besuk. Untuk pemecahan masalah tersebut, perawat

bekerjasama dengan pihak sekuriti semakin mendisiplinkan waktu kunjung

sekaligus perawat tetap di samping itu energi juga banyak dipakai untuk

memenuhl kebutuhan pemafasan. Adapun yang menunjang diagnosa tersebut

adalah : pasien mengatakan sesak nafas bertambah bila aktifitas, RR 32

x/menit, nadi, 112 x/menit, pasien dibantu keluarga dan perawat dalam

pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Dalam merencanakannya, penulis memprioritaskan menjadi diagnosa

keempat karena masalah hams segera diatasi mengingat sebab dari

ketidakmampuan suplai 02 kurang kejaringan akibat dari penyempitan lumen

Page 32: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

64

di trakobronkial akibat pcnumpukan sckret di jalan nafas, sehingga

penyelesaiannya untuk mengatasi sesak nafas, secara otomatis bila distribusi

02 paru baik, maka kcscimbangan O2 dan kebutuhan tcratasi. Kritcria tujuan :

pasien dapat toleran terhadap aktifitas. Setclah dilakukan tindakan

keperawatan sclama 3 x 24 jam kriteria hasil .yang ingin dicapai adalah pasien

mampu melakukan kebutuhannya secara mandiri (makan, eliminasi, personal

hygiene), pasien tidak kelelahan setelah rhelakukan aktifitas. Pencapaian

kriteria hasil menunjukkan bahwa distribusi O2 bagus kembali normal. Adapun

intervensi yang penulis lakukan adalah: mengkaji respon pasien terhadap

aktifitas, dengan rasionalisasi: mengetahui sejauhmana aktifitas yang

dilakukan, mencatat perubahan tanda-tanda vital selama dan setelah aktifitas,

dengan rasionalisasi : untuk mengidentifikasi kemajuan atau penyimpangan

dari adanya sesak nafas. Membantu aktifitas pasien dan mengetahui

sejauhmana tingkat ketergantungan pasien. Monitor tingkat aktifitas minimal,

dengan rasionalisasi: untuk mengetahui seberapa besar derajat kekurangan O2

di jaringan sehingga pasien mengalami kelemahan fisik. Melibatkan keluarga,

dengan rasionalisasi untuk pencapaian memotivasi keluarga atau pengunjung

lain untuk tetap menjaga ketenangan ruangan.

Evaluasi setelah tiga hari dilakukan tindakan keperawatan didapat

respon perkembangan pasien sebagai berikut: Subyek: pasien mengatakan

tidur cukup, batuk berangsur kurang, sesak nafas hilang, tidur bisa lebih

tenang. Obyektif : batuk berkurang, pasien tidur ± 8 jam terkadang bangun

karena batuk, wajah tampak segar. Analisa : untuk mencapai tujuan, masalah

Page 33: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

65

dapat teratasi seluruhnya, adapun kriteria tersebut adalah : batuk hilang atau

berkurang, pada evaluasi akhir pasien menyatakan batuk berkurang baik

frekwensi maupun intensitasnya. Sesak nafas hilang atau berkurang, pada

evaluasi akhir pasien menyatakan sesak hilang. Pasien dapat istirahat tidur

tanpa tcrbangun ± 8 jam per hari, pada evaluasi akhir, pasien dapat tidur dan

kadang masih batuk di sela tidumya. Pasien tidak terlihat lelah, pada evaluasi

akhir pasien tampak segar.

Page 34: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

66

BAB V

PENUTUP

Bab ini memuat tentang kesimpulan dan saran. di sini penulis akan

menyimpulkan hal-hal yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan

memberi saran sesuai kemampuan penulis.

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengalaman hasil pembahasan dan dari tujuan penulis,

maka penulis dapat membuat kesimpulan sesuai dengan tujuan penulis

tersebut.

Permasalahan yang muncul pada Ny. S dengan penyakit tuberkulosis

paru adalah bersihan jalan nafas tidak efektif, pola nafas tidak efektif, nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh, gangguan pola istirahat tidur.

Penyusunan rencana tindakan ditujukan pada tindakan mandiri atau

kolaborasi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada Ny. S dengan

tuberculosis paru antara lain: mempertahankan jalan nafas dengan beri posisi

yang nyaman (semi fowler), ajarkan batuk efektif.Mempertahankan pola

nafas dengan memberikan oksigen 2 liter/menit. Meningkatkan status nutrisi

dengan berikan perawatan oral, berikan porsi makan sedikit tapi sering. Dan

rencanakan untuk istirahat yang optimal. Mempertahankan pola tidur klien

dengan anjurkan klien untuk istirahat. ciptakan suasana yang nyaman dan atur

posisi tidur yang nyaman. Tindakan keperawatan yang penulis laksanakan

sesuai perencanaan, dan ada yang dimodifikasi antara lain untuk Fisiotherapy

dada karena unsur ekonomi tidak dapat dilaksanakan, sehingga penulis

Page 35: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

67

menganjurkan untuk minum hangat kurang lebih 3.000 cc dan batuk efektif.

Dalam mengelola Ny. S penulis bekerjasama dengan klien, keluarga,perawat

dan tim kesehatan lain.

Sesuai dengan respon perkembangan pada Ny. S dengan penyakit

tuberculosis paru, penulis menilai masalah keperawatan yang teratasi

seluruhnya adalah bersihan jalan nafas tidak efektif, gangguan pola istirahat

tidur dan hal ini didukung oleh respon perkembangan klien di mana respon

tersebut memenuhi seluruh kriteria hasil, sedangkan masalah yang dapat

teratasi sebagian adalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan, hal ini

didukung oleh respon perkembangan klien yang mana hanya memenuhi

sebagian kriteria hasil.

B. Saran

1. Bagi perawat

Perawat yang memberikan asuhan keperawatan pada pasien tuberkulosis

paru harus memperhatikan terhadap pencegahan infeksi yang bersumber

dari lingkungan eksternal dengan menjaga kebersihan dan kesehatan. Dari

lingkungan internal dengan memberikan nutrisi yang adekuat.

2. Bagi Rumah Sakit

Rumah sakit sebaiknya menyediakan atau memberikan fasilitas alat-alat

pelaksanaan tindakan keperawatan. Selain itu juga menyediakan tempat

untuk berbagai segi kehidupan seperti tempat ibadah agar tercipta suasana

kekeluargaan di Rumah Sakit, sehingga penderita atau keluarga dapat lebih

tenang dalam menghadapi penyakit.

Page 36: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

68

3. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa yang sedang praktek, gunakan kesempatan ini baik mungkin

untuk serius untuk mengetahui sisi baik dan buruk dari segi sosial, segi

pendidikan keperawatan hingga lebih berpengalaman dalam bidang

keperawatan.

4. Bagi keluarga

Keluarga sebainya memperhatikan bagi anggota keluarganya yang

mempunyai penyakit Tb paru.Selain itu keluarga agar lebih hati-hati

terhadap klien yang terkena TBC karena proses penularannya sangat cepat

dan mudah.

Page 37: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

69

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L. J.2000,Diagnosa Keperawatan (Handbook of Nursing Diagnosis).

Edisi 8., Alih Bahasa Monica Ester, Jakarta : EGC.

Doengoes, M. E., Moorehouse, M. f and Geisser, A. C,2000 Rencana asuhan

keperawatan (Nursing care plans guidelines for planning and

documentating patient care). Edisi 3, Alih Bahasa : I Made Kariasa, Ni

Made Sumarwati. 2001, Jakarta : EGC.

Effendy, N.1998, Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi◦◦◦◦◦◦◦

2. Jakarta : EGC.

Friedman, M,1986 Family Nursing: Theory and Assessment . Second Edition.

Connecticut: Appleton Century Crofts.

Friedman, M.1998 Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga (Family Nursing:

Theory and Practice). Edisi 3, Alih Bahasa Deborah R. L, Ina, Asy

Yoakim. Jakarta : EGC.

Long, B. C,1996 Perawatan Medical Bedah (Essential of Medical Surgical

Nursing a Nursing Process Approach). Edisi ke 3. Bandung : Yayasan

Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran.

Mansjoer, A.,1999, Kapita selekta kedoktera,. Jilid I. Jakarta : Media Aesculapius

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Noer, S,1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi Ketiga. Jakarta :

Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Page 38: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

70

Price, S & Wilson, L,2004. Pathofisiologi : Konsep Klinis Proses Penyakit

(Clinical Concept of Disease Processes). Jakarta : Balai Penerbit Buku

Kedokteran : EGC.

Stanhope, M,1997, Buku Saku Keperawatan Komunitas dan Kesehatan Rumah :

Perangkat Pengkajian, Intervensi, dan Penyuluhan. Alih Bahasa G.

Prasada. Jakarta : EGC.

Sylvia A.Price dan Lorraine M. Wilson,2004,Patofisiologi Konsep Klinis Proses-

proses Penyakit,Edisi4,Jakarta:EGC.

From http://www.infeksi.com/aticles.php#ing=in&pg=57

Page 39: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

71

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

NY. S DENGAN TUBERKULOSIS PARU

DI IRNA C3 L1 RSUP DR. KARIADI SEMARANG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan

Disusun Oleh :

NOVIANA KARTIKA RINI

GOA.006.053

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2009

Page 40: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

72

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Klien Ny. S Dengan

Tuberkulosis Paru Di IRNA C3 L1 RSUP Dr. Kariadi Semarang”, telah

diperiksa, disetujui dan siap dipertahankan di hadapan tim penguji Ujian KTI

Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Semarang.

Semarang, Juli 2009

Pembimbing

Ns. Chanif, S.Kep.

ii

Page 41: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

73

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Klien Tn.M Dengan

Gagal Ginjal Kronik Di IRNA C3 L1 RSUP Dr. Kariadi Semarang”, telah

diperiksa, disetujui dan siap dipertahankan di hadapan tim penguji Ujian KTI

Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Semarang.

Semarang, Juli 2009

Penguji I

Ns. Sri Widodo, S.Kep.

Penguji II

Ns. Chanif, S.Kep.

iii

Page 42: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

74

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan

rahmat, taufiq dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan penyusunan

Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan

dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang.

Pada kesempatan yang baik ini, perkenankan penulis mengucapkan terima

kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu terselesainya Karya Tulis

Ilmiah ini, antara lain :

1. H. Edy Soesanto, SKp selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan dan

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang.

2. Ns. Heriyanto Adi Nugroho,S.Kp,M.Kep, Sp.Kom, selaku ketua Program

Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan.

3. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu

Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang.

Demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis berharap saran dan

kritik yang konstruktif dari berbagai pihak. Harapan kami semoga bermanfaat

bagi pembaca pada umumnya.

Semarang, Juli 2009

Penulis

iv

Page 43: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

75

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv

DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. v

BAB I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang............................................................................. 1

b. Tujuan Penulisan ......................................................................... 3

c. Metode Penulisan Dan Teknik Pengumpulan Data ..................... 4

d. Sistematika Penulisan .................................................................. 6

BAB II. KONSEP DASAR

a. Pengertian .................................................................................... 7

b. Anatomi dan Fisiologi ................................................................. 8

c. Etiologi dan Predisposisi ............................................................. 14

d. Patofisiologi ................................................................................. 15

e. Manifestasi Klinik ....................................................................... 16

f. Penatalaksanaan ........................................................................... 18

g. Komplikasi .................................................................................. 21

h. Pengkajian Fokus......................................................................... 21

i. Pathway Keperawatan ................................................................. 25

j. Diagnosa Keperawatan................................................................ 26

k. Fokus Intervensi dan Rasional..................................................... 27

BAB III. TINJAUAN KASUS

a. Pengkajian ................................................................................... 33

b. Diagnosa Keperawatan................................................................ 44

c. Rencana Keperawatan................................................................. 45

d. Implementasi Keperawatan......................................................... 48

e. Evaluasi Keperawatan................................................................ 53

v

Page 44: BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-novianakar... · keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr

76

BAB IV. PEMBAHASAN ................................................................................. 55

BAB V. PENUTUP

a. Kesimpulan .................................................................................. 66

b. Saran ............................................................................................ 67

DAFTAR PUSTAKA

vi