bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah · undang-undang nomor 15 tahun 2004 tentang...
TRANSCRIPT
LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 BAB III, hal 1 dari 42
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
BAB III
KEBIJAKAN UMUM
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Ketentuan dan perundangan yang berlaku sebagai dasar Kebijakan Umum
Pengelolaan Keuangan Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-
2017 adalah sebagai berikut ::
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
6. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
7. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah
9. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah Kepada Masyarakat
10. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan
11. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/ Jasa
Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 4
Tahun 2015
BAB III, hal 2 dari 42 LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
12. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 yang selanjutnya diubah
kembali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2013
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2013 tentang Pedoman
Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2014
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran
2015
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman
Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran
2016
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2015 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 52 Tahun
2015 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Daerah Tahun Anggaran 2016
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2016 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah Dan Bantuan Sosial Yang
Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2016 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang
Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2016
LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 BAB III, hal 3 dari 42
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 31 Tahun 2016 Tahun 2016 Tentang
Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2017
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 109 Tahun 2016 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 31 Tahun 2016
tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun Anggaran 2017
24. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah
25. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2013;
26. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Tahun 2013-2017
27. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2013 tentang Perubahan APBD Provinsi
DKI Jakarta Tahun 2013
28. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2014
29. Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2014 tentang Perubahan APBD Provinsi
DKI Jakarta Tahun 2014
30. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016
31. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2016 tentang Perubahan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016
32. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017
33. Peraturan Gubernur Nomor 54 Tahun 2012 tentang Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2013
34. Peraturan Gubernur Nomor 10 Tahun 2013 tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran
2013.
35. Peraturan Gubernur Nomor 45 Tahun 2013 tentang Perubahan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2013
BAB III, hal 4 dari 42 LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
36. Peraturan Gubernur Nomor 47 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2014
37. Peraturan Gubernur Nomor 61 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Gubernur Nomor 10 Tahun 2013 Tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013
38. Peraturan Gubernur Nomor 119 Tahun 2013 Tentang Penjabaran Perubahan
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013
39. Peraturan Gubernur Nomor 177 Tahun 2013 Tentang Pengeluaran Daerah
Mendahului Penetapan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2014
40. Peraturan Gubernur Nomor 31 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran
2014.
41. Peraturan Gubernur Nomor 79 Tahun 2014 tentang Perubahan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2014
42. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 84 Tahun 2014 tentang
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2015
43. Peraturan Gubernur Nomor 130 Tahun 2014 Tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Gubernur Nomor 31 Tahun 2014 Tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014
44. Peraturan Gubernur Nomor 173 Tahun 2014 tentang Penjabaran Perubahan
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi DKI Jakarta Tahun
2014
45. Peraturan Gubernur Nomor 211 Tahun 2014 Tentang Pengeluaran Daerah
Mendahului Penetapan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2015
46. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 160 Tahun 2015 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015
47. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 181 Tahun 2015 tentang
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2016
48. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 206 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Gubernur Nomor 84 Tahun 2014 tentang
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2015
LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 BAB III, hal 5 dari 42
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
49. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 229 Tahun 2015 tentang
Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2015
50. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 256 Tahun 2015 tentang
Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
2015
51. Peraturan Gubernur Nomor 257 Tahun 2015 Tentang Pengeluaran Daerah
Mendahului Penetapan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2016
52. Peraturan Gubernur Nomor 11 Tahun 2016 tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016
53. Peraturan Gubernur Nomor 121 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja
Pemerintah Daerah Tahun 2017
54. Peraturan Gubernur Nomor 138 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas
Peraturan Gubernur Nomor 11 Tahun 2016 tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016
55. Peraturan Gubernur Nomor 151 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Gubernur Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016
56. Peraturan Gubernur Nomor 153 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas
Peraturan Gubernur Nomor 181 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja
Pemerintah Daerah Tahun 2016
57. Peraturan Gubernur Nomor 233 Tahun 2016 tentang Penjabaran Perubahan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016
58. Peraturan Gubernur Nomor 235 Tahun 2016 tentang Pedoman Pemberian
Belanja Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Daerah Lain yang
Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
59. Peraturan Gubernur Nomor 242 Tahun 2016 tentang Pengeluaran Daerah
Mendahului Penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2017
60. Peraturan Gubernur Nomor 407 Tahun 2016 Tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017
BAB III, hal 6 dari 42 LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
61. Peraturan Gubernur Nomor 99 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas
Peraturan Gubernur Nomor 121 Tahun 2016 Tentang Rencana Kerja
Pemerintah Daerah Tahun 2017
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 yang selanjutnya diubah kembali
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, disebutkan
bahwa keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-
undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan azas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat.
Selanjutnya disebutkan pula bahwa pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan
dalam suatu sistem yang terintegrasi.
Pasal 15 pada peraturan yang sama menyebutkan bahwa APBD disusun
sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan
pendapatan daerah. Penyusunan APBD dimaksud berpedoman kepada RKPD
dalam rangka mewujudkan pelayanan kepada masyarakat untuk tercapainya
tujuan bernegara. APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan,
alokasi, distribusi, dan stabilisasi.
Selain mempunyai fungsi sebagai alokasi, distribusi dan stabilisasi dalam
pengelolaan perekonomian daerah, APBD juga merupakan salah satu instrumen
yang menjamin terciptanya disiplin dalam proses pengambilan keputusan terkait
dengan kebijakan pendapatan maupun belanja daerah. Landasan administratif
dalam pengelolaan anggaran daerah yang mengatur antara lain prosedur dan
teknis penganggaran harus diikuti secara tertib dan taat asas supaya APBD dapat
disusun dan dilaksanakan dengan baik dan benar.
Dalam penyusunan anggaran daerah, terdapat beberapa prinsip disiplin
anggaran, antara lain:
1. Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara
rasional, yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan
belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja
2. Penganggaran pengeluaran harus didukung oleh kepastian penerimaan
daerah dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan
LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 BAB III, hal 7 dari 42
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
kegiatan yang belum tersedia atau tidak mencukupi anggarannya dalam
APBD/ Perubahan APBD
3. Semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran yang
bersangkutan harus dimasukkan dalam APBD dan dibukukan dalam rekening
Kas Umum Daerah.
Penyusunan APBD pada dasarnya bertujuan untuk menyelaraskan kebijakan
ekonomi makro dan sumber daya yang tersedia, mengalokasikan sumber daya
secara tepat sesuai kebijakan pemerintah dan mempersiapkan kondisi bagi
pelaksanaan pengelolaan anggaran secara baik. Aspek penting dalam
penyusunan anggaran adalah penyelarasan antara kebijakan (policy),
perencanaan (planning) dengan penganggaran (budgeting) antara pemerintah
pusat dengan pemerintah daerah agar tidak tumpang tindih.
Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan
transparan, pemerintah daerah wajib menyampaikan pertanggungjawaban yang
disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dan diaudit oleh Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK). Dalam penyusunan LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun
2013-2017 ini, data APBD yang digunakan terkait dengan APBD Tahun 2013-
2016 adalah data APBD yang sudah diaudit oleh BPK, dan APBD Tahun 2017
adalah data APBD Semester I Tahun 2017 yang belum diaudit oleh BPK. Karena
sesuai ketentuan, hasil audit BPK baru akan diterima awal bulan Juni atau 2 (dua)
bulan setelah Laporan Keuangan Pemerintah Daerah diserahkan ke BPK dan
hasilnya akan dilaporkan dalam Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan
APBD (LP2APBD).
A. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH
Pada pasal 23 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah disebutkan bahwa
Pendapatan Daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas
umum daerah, yang menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam
satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Adapun
pengelolaan pendapatan daerah Provinsi DKI Jakarta dapat dijelaskan
sebagai berikut :
BAB III, hal 8 dari 42 LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
1. KEBIJAKAN PENDAPATAN DAERAH
Selama periode tahun anggaran 2013-2017, Kebijakan pokok
pendapatan daerah dilakukan dengan memperhatikan kebijakan yang
dapat meningkatkan pendapatan daerah sebagaimana telah
dirumuskan pada RPJMD 2013-2017 yakni :
a. Penyesuaian dasar pengenaan pajak daerah;
b. Penyesuaian tarif Pajak Daerah tertentu
c. Perluasan basis pajak yang masih dapat dilakukan dengan Online
System Pajak Daerah yang telah dilakukan sejak 2010 dengan 800
Wajib Pajak dan terus dikembangkan hingga ditargetkan 14.000
Wajib Pajak pada tahun 2017;
d. Pemberlakuan Pajak Rokok Tahun 2014, dimana dalam Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah diamanatkan bahwa Pajak Rokok merupakan Pajak Daerah
yang dipungut oleh Provinsi;
e. Penyesuaian sewa parkir secara periodik;
f. Penambahan jenis retribusi baru (Retribusi Pengendalian Lalu
Lintas dan Retribusi Ijin Mempekerjakan Tenaga Asing);
g. Peningkatan kerjasama intensifikasi pemungutan PPh orang
pribadi; dan
h. Optimalisasi laba BUMD.
Dan telah didetailkan lebih lanjut pada RKPD selama tahun 2013-
2017. Kebijakan pendapatan daerah terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi,
Hasil Pengelolaan Kekayan Daerah yang dipisahkan, Lain-lain PAD
yang Sah dan Dana Perimbangan serta Lain-Lain Pendapatan yang
Sah (Tabel 3. Tabel Kebijakan Pendapatan Daerah Tahun 2013 s.d
2017).
LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 BAB III, hal 9 dari 42
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
BAB III, hal 10 dari 42 LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 BAB III, hal 11 dari 42
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
BAB III, hal 12 dari 42 LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
2. TARGET DAN REALISASI PENDAPATAN DAERAH
Dalam periode tahun anggaran 2013-2017, dari akumulasi rencana
Pendapatan Daerah sebesar 162.151,20 milyar rupiah yang terdiri dari
Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan
Yang Sah. Sampai dengan akhir semester I tahun 2017 realisasinya
sebesar 127.551,08 milyar rupiah atau 78,66 persen.
Untuk lebih jelasnya, realisasi Pendapatan Daerah tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 BAB III, hal 13 dari 42
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
AP
BD
-PA
PB
D-P
AP
BD
-PA
PB
D-P
AP
BD
-PA
PB
D-P
Rp
%R
p%
Rp
%R
p%
Rp
%R
p%
(2)
(3)
(4)
(5 =
4:3
)(3
)(4
)(5
= 4
:3)
(3
) (
4)
(5 =
4:3
)(3
)(4
)(5
= 4
:3)
(3)
(4)
(5 =
4:3
)(3
)(4
)(5
= 4
:3)
20
.52
3,4
3
22
.04
0,8
0
10
7,3
9 2
6.3
04
,10
2
6.8
52
,19
1
02
,08
39
.75
7,3
1
31
.27
4,2
2
78
,66
37
.96
5,6
2
33
.68
6,1
8
88
,73
38
.50
1,7
8
36
.88
8,0
2
95
,81
41
.48
8,1
9
16
.31
4,8
2
39
,32
I 1
6.5
25
,00
1
7.7
21
,49
1
07
,24
22
.61
8,0
0
23
.37
0,2
1
10
3,3
3 3
2.5
00
,00
2
7.0
50
,95
8
3,2
3 3
2.5
81
,65
2
9.0
76
,93
8
9,2
4 3
3.1
00
,00
3
1.6
13
,20
9
5,5
1 3
5.2
30
,00
1
3.5
77
,08
3
8,5
4
II 9
01
,22
1
.82
0,4
4
20
2,0
0 5
00
,58
3
33
,79
6
6,6
8 1
.74
6,4
2
5
15
,16
2
9,5
0 6
10
,00
4
59
,46
7
5,3
2 6
49
,18
6
75
,48
1
04
,05
6
77
,89
2
68
,26
3
9,5
7
III
3
60
,00
3
51
,82
9
7,7
3 3
96
,23
3
97
,23
1
00
,25
4
48
,86
4
65
,98
1
03
,81
6
40
,00
5
27
,28
8
2,3
9 3
24
,74
3
03
,20
9
3,3
7 4
53
,34
3
06
,70
6
7,6
5
IV 2
.73
7,2
1
2
.14
7,0
5
78
,44
2
.78
9,2
9
2
.75
0,9
6
98
,63
5
.06
2,0
3
3
.24
2,1
2
64
,05
4
.13
3,9
7
3
.62
2,5
1
87
,63
4
.42
7,8
7
4
.29
6,1
4
97
,02
5
.12
6,9
7
2
.16
2,7
7
42
,18
DA
NA
PE
RIM
BA
NG
AN
9
.77
6,8
8
11
.55
4,9
6
11
8,1
9 1
0.5
47
,54
9
.38
7,5
4
89
,00
17
.77
0,0
0
9
.67
7,5
3
54
,46
12
.99
5,4
7
5
.88
7,2
7
45
,30
15
.99
0,3
7
15
.27
1,6
6
95
,51
18
.77
0,2
1
10
.83
2,5
7
57
,71
I 9
.35
0,0
0
10
.98
4,7
9
11
7,4
8 1
0.0
13
,09
8
.86
3,2
1
88
,52
17
.37
2,0
7
9
.27
9,0
7
53
,41
12
.89
4,9
6
5
.75
1,7
4
44
,60
12
.30
2,7
7
12
.30
4,6
1
10
0,0
1 1
5.6
21
,24
9
.35
3,5
4
59
,88
II 1
51
,55
2
94
,85
1
94
,56
2
35
,27
2
25
,15
9
5,7
0 3
11
,97
3
12
,48
1
00
,16
1
00
,50
1
35
,53
1
34
,85
4
3,1
4
8
3,9
7
19
4,6
3 -
-
0
,00
III
2
75
,33
2
75
,33
1
00
,00
2
99
,18
2
99
,18
1
00
,00
8
5,9
6
8
5,9
9
1
00
,03
-
-
-
-
-
-
-
-
-
IV -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
.64
4,4
6
2
.88
3,0
8
7
9,1
1
3
.14
8,9
7
1
.47
9,0
3
4
6,9
7
LA
IN-L
AIN
PE
ND
AP
AT
AN
YA
NG
SA
H 3
.34
9,7
0
1
.78
3,4
1
53
,24
3
.94
8,2
3
3
.27
7,8
1
83
,02
7
.51
4,7
9
2
.87
2,5
5
38
,23
5
.34
8,1
6
4
.63
5,7
9
86
,68
2
.66
9,1
0
1
.62
5,0
3
60
,88
2
.20
7,7
3
7
11
,28
3
2,2
2
I 1
.81
6,5
6
1
.77
9,6
8
9
7,9
7
2
.18
7,7
0
2
.12
9,4
8
97
,34
2
.51
4,7
9
2
.48
2,9
4
98
,73
2
.75
9,5
1
2
.75
5,1
1
99
,84
-
-
0
,00
2
.20
7,7
3
7
11
,28
3
2,2
2
II 1
.53
3,1
4
3
,73
0
,24
1
.76
0,5
3
1
.14
8,3
3
65
,23
5
.00
0,0
0
3
89
,61
7
,79
2
.58
8,6
4
1
.88
0,6
8
72
,65
2
.66
9,1
0
1
.62
5,0
3
60
,88
-
-
0
,00
33
.65
0,0
1
35
.37
9,1
8 1
05
,14
4
0.7
99
,86
3
9.5
17
,54
9
6,8
6
65
.04
2,1
0
43
.82
4,3
0
6
7,3
8
56
.30
9,2
4
44
.20
9,2
4
7
8,5
1
57
.16
1,2
5
53
.78
4,7
1
9
4,0
9
62
.46
6,1
3
27
.85
8,6
7
4
4,6
0
Sum
ber
: LP
2A
PB
D 2
013-2
016 d
an B
PK
AD
Pro
vinsi D
KI
Jak
art
a p
er
28 A
gustu
s 2
017 (
Unre
view
ed)
Tab
el
III.1
Reali
sasi
Pen
dap
ata
n D
aera
h (
dala
m M
ilyar
Ru
pia
h)
NO
UR
AIA
N
20
13
20
14
20
15
20
16
20
17
RE
AL
ISA
SI
20
12 RE
AL
ISA
SI
Ba
gi H
as
il B
uka
n P
aja
k
RE
AL
ISA
SI
RE
AL
ISA
SI
RE
AL
ISA
SI
RE
AL
ISA
SI
(1)
PE
ND
AP
AT
AN
AS
LI D
AE
RA
H
Pa
jak D
ae
rah
Re
trib
us
i D
ae
rah
Ha
sil P
en
ge
lola
an
Ke
ka
yaa
n
Da
era
h Y
an
g D
ipis
ah
ka
n
La
in-l
ain
PA
D
Ba
gi H
as
il P
aja
k
DA
U
DA
K
Da
na
Pe
nye
su
aia
n d
an
Oto
no
mi K
hu
su
s
Pe
nd
ap
ata
n H
iba
h
JU
ML
AH
BAB III, hal 14 dari 42 LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Realisasi Pendapatan Daerah tersebut secara rinci dapat diuraikan
sebagai berikut:
a. Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi
Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
dan Pengelolaan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah. Dalam
periode Tahun Anggaran 2013-2017, dari akumulasi rencana
pendapatan asli daerah sebesar 184.017,00 milyar rupiah, sampai
dengan akhir semester I Tahun 2017 telah terealisasi sebesar
145.015,42 milyar rupiah atau 78,81 persen, seperti dijelaskan
pada tabel berikut :
Secara lebih rinci, realisasi Pendapatan Asli Daerah dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1) Pajak Daerah
Pajak Daerah terdiri dari Pajak Kendaraan Bermotor,
BBN Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor, Pajak Pemanfaatan Air Tanah, Pajak Hotel, Pajak
Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan
Jalan, Pajak Parkir, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB), Pajak Rokok serta Pajak Bumi dan
Bangunan Pedesaan dan Perkotaan. Secara keseluruhan
Pajak Daerah ditargetkan sebesar 156.029,65 milyar rupiah
dan terealisasi sebesar 124.688,37 milyar rupiah atau 79,91
persen. Hal tersebut dapat dilihat pada grafik berikut :
LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 BAB III, hal 15 dari 42
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
2) Retribusi Daerah
Retribusi daerah dimaksudkan untuk menampung jenis
penerimaan yang dikelola oleh SKPD, dan diperoleh karena
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, antara lain berupa
retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha dan retribusi
perijinan tertentu. Secara keseluruhan pendapatan dari
retribusi daerah direncanakan sebesar 4.184,06 milyar rupiah
terealisasi sebesar 2.252,15 milyar rupiah atau sebesar 53,83
persen. Hal tersebut dapat dilihat pada grafik berikut :
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017*)
Rencana 16.525,00 22.618,00 32.500,00 32.581,65 33.100,00 35.230,00
Realisasi 17.721,49 23.370,21 27.050,95 29.076,93 31.613,20 13.577,08
Sumber : LP2APBD 2013-2016 dan BPKAD Provinsi DKI Jakarta per 28 Agustus 2017 (Unreviewed)
Grafik III.1
Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Tahun 2013-2017
-
5.000,00
10.000,00
15.000,00
20.000,00
25.000,00
30.000,00
35.000,00
40.000,00
2012 2013 2014 2015 2016 2017*)
Rencana Realisasi
BAB III, hal 16 dari 42 LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Pendapatan dari Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan terdiri atas :
Bagian Laba Perusahaan Milik Daerah
Penyertaan Modal Daerah kepada Pihak Ketiga
Badan Pengelola
Secara keseluruhan Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah Yang Dipisahkan direncanakan sebesar 2.263,16
miliar rupiah dan telah terealisasi sebesar 2.000,40 miliar
rupiah atau 88,39 persen. Hal tersebut dapat dilihat pada
grafik berikut :
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017*)
Rencana 901,22 500,58 1.746,42 610,00 649,18 677,89
Realisasi 1.820,44 333,79 515,16 459,46 675,48 268,26
Sumber : LP2APBD 2013-2016 dan BPKAD Provinsi DKI Jakarta per 28 Agustus 2017 (Unreviewed)
Grafik III.2
Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah Tahun 2013-2017
-
200,00
400,00
600,00
800,00
1.000,00
1.200,00
1.400,00
1.600,00
1.800,00
2.000,00
2012 2013 2014 2015 2016 2017*)
Rencana Realisasi
LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 BAB III, hal 17 dari 42
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
4) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah merupakan komponen
penerimaan di luar Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan. Penerimaan
lain-lain PAD utamanya bersumber dari:
− Hasil Penjualan Aset Daerah Yang Tidak Dipisahkan
− Hasil Penerimaan Pihak Ketiga
− Sewa
− Hasil Lelang Titik Reklame
− Klaim Asuransi Aset
− Penerimaan Jasa Giro
− Pendapatan Bunga
− Tuntutan Ganti Rugi (TGR)
− Pendapatan Hasil Eksekusi atas Jaminan
− Fasilitas Sosial dan Fasilias Umum
− Pendapatan dari Angsuran/Cicilan Penjualan
− Pendapatan dari Badan Layanan Usaha Daerah
− Perjanjian Kerjasama Taman Marga Satwa Ragunan
− Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan
− Pendapatan Denda Pajak
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017*)
Rencana 360,00 396,23 448,86 640,00 324,74 453,34
Realisasi 351,82 397,23 465,98 527,28 303,20 306,70
Sumber : LP2APBD 2013-2016 dan BPKAD Provinsi DKI Jakarta per 28 Agustus 2017 (Unreviewed)
Grafik III.3
Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Tahun 2013-2017
-
100,00
200,00
300,00
400,00
500,00
600,00
700,00
2012 2013 2014 2015 2016 2017*)
Rencana Realisasi
BAB III, hal 18 dari 42 LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
− Pendapatan Denda Retribusi
− Pendapatan Denda Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
− Penerimaan Lain-lain, dll.
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah direncanakan sebesar
21.540,13 miliar rupiah dan telah terealisasi sebesar 16.074,50
miliar rupiah atau 74,63 persen. Hal tersebut dapat dilihat pada
grafik berikut :
b. Dana Perimbangan
Dana Perimbangan adalah penerimaan yang berasal dari
Pemerintah Pusat yang terdiri atas Bagi Hasil Pajak, Bagi Hasil
Bukan Pajak/ Sumber Daya Alam, dan Dana Alokasi Umum. Dana
Perimbangan direncanakan sebesar 76.073,58 miliar rupiah dan
telah terealisasi sebesar 51.056,58 miliar rupiah atau 67,11 persen.
Hal tersebut dapat dilihat pada grafik berikut :
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017*)
Rencana 2.737,21 2.789,29 5.062,03 4.133,97 4.427,87 5.126,97
Realisasi 2.147,05 2.750,96 3.242,12 3.622,51 4.296,14 2.162,77
Sumber : LP2APBD 2013-2016 dan BPKAD Provinsi DKI Jakarta per 28 Agustus 2017 (Unreviewed)
Grafik III.4
Realisasi Lain-lain PAD Tahun 2013-2017
-
1.000,00
2.000,00
3.000,00
4.000,00
5.000,00
6.000,00
2012 2013 2014 2015 2016 2017*)
Rencana Realisasi
LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 BAB III, hal 19 dari 42
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017*)
Rencana 151,55 235,27 311,97 100,50 43,14 135,61
Realisasi 294,85 225,15 312,48 135,53 83,97 73,48
Sumber : LP2APBD 2013-2016 dan BPKAD Provinsi DKI Jakarta per 28 Agustus 2017 (Unreviewed)
Grafik III.6
Realisasi Dana Perimbangan - Bagi Hasil Bukan Pajak Tahun 2013-2017
-
50,00
100,00
150,00
200,00
250,00
300,00
350,00
2012 2013 2014 2015 2016 2017*)
Rencana Realisasi
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017*)
Rencana 9.350,00 10.013,09 17.372,07 12.894,96 12.302,77 15.485,63
Realisasi 10.984,79 8.863,21 9.279,07 5.751,74 12.304,61 9.280,07
Sumber : LP2APBD 2013-2016 dan BPKAD Provinsi DKI Jakarta per 28 Agustus 2017 (Unreviewed)
Grafik III.5
Realisasi Dana Perimbangan - Bagi Hasil Pajak Tahun 2013-2017
-
2.000,00
4.000,00
6.000,00
8.000,00
10.000,00
12.000,00
14.000,00
16.000,00
18.000,00
2012 2013 2014 2015 2016 2017*)
Rencana Realisasi
BAB III, hal 20 dari 42 LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah terdiri dari Dana
Penyesuaian dan Otonomi Khusus dan Pendapatan Hibah
sebagaimana terlihat pada grafik berikut :
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017*)
Rencana 275,33 299,18 85,96 - - -
Realisasi 275,33 299,18 85,99 - - -
Sumber : LP2APBD 2013-2016 dan BPKAD Provinsi DKI Jakarta per 28 Agustus 2017 (Unreviewed)
Grafik III.7
Realisasi Dana Perimbangan - DAU Tahun 2013-2017
-
50,00
100,00
150,00
200,00
250,00
300,00
2012 2013 2014 2015 2016 2017*)
Rencana Realisasi
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017*)
Rencana 1.816,56 2.187,70 2.514,79 2.759,51 - 3.148,97
Realisasi 1.779,68 2.129,48 2.482,94 2.755,11 - 1.479,03
Sumber : LP2APBD 2013-2016 dan BPKAD Provinsi DKI Jakarta per 28 Agustus 2017 (Unreviewed)
Grafik III.8
Realisasi Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Tahun 2013-2017
-
500,00
1.000,00
1.500,00
2.000,00
2.500,00
3.000,00
3.500,00
2012 2013 2014 2015 2016 2017*)
Rencana Realisasi
LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 BAB III, hal 21 dari 42
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
3. PERMASALAHAN DAN SOLUSI
Pada periode Tahun anggaran 2013-2017, terdapat beberapa
permasalahan yang menyebabkan realisasi pendapatan daerah belum
maksimal. Secara umum, permasalahan-permasalahan tersebut adalah
sebagai berikut :
1) Pendapatan Pajak Daerah
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
a) Kenaikan harga bahan bakar yang diprediksi di awal tahun
2013, namun baru ditetapkan pemerintah pada tanggal 22 Juni
2013. Dari kenaikan harga BBM tersebut, peningkatan setoran
PBB-KB mulai meningkat sejak bulan Agustus s.d Desember
2013 (5 bulan).
b) Terjadi penurunan konsumsi BBM di masyarakat.
Pajak Air Tanah
Pengelolaan air tanah dilaksanakan dalam rangka pengendalian
pemanfaatan air tanah yang hanya dipergunakan untuk cadangan
apabila kebutuhan air dari jaringan perpipaan (PAM) belum
tercukupi/ tidak berfungsi. Oleh karena itu, Badan Pengelola
Lingkungan Hidup Daerah bekerjasama dengan PAM Jaya (PT.
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017*)
Rencana 1.533,14 1.760,53 5.000,00 2.588,64 2.669,10 2.207,73
Realisasi 3,73 1.148,33 389,61 1.880,68 1.625,03 711,28
Sumber : LP2APBD 2013-2016 dan BPKAD Provinsi DKI Jakarta per 28 Agustus 2017 (Unreviewed)
Grafik III.9
Realisasi Pendapatan Hibah Tahun 2013-2017
-
500,00
1.000,00
1.500,00
2.000,00
2.500,00
3.000,00
3.500,00
4.000,00
4.500,00
5.000,00
2012 2013 2014 2015 2016 2017*)
Rencana Realisasi
BAB III, hal 22 dari 42 LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Palyja dan PT. Aetra) melakukan program Zero Deepwell
Consumption yaitu pemberian izin pemanfaatan air tanah sesuai
dengan pertimbangan kemampuan kondisi air tanah dan jaringan
perpipaan.
Pajak Hiburan
a) Adanya Wajib Pajak Hiburan Jenis Fitness Center yang
mengajukan Uji Materi pasal 42 ayat (2) UU No. 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) dan
terhitung sejak masa pajak Oktober 2012 sampai dengan akhir
tahun 2013 Wajib Pajak tidak memenuhi kewajiban
perpajakannya. Hal ini dikarenakan Wajib Pajak menunggu
sampai dengan adanya keputusan yang dikeluarkan oleh
Mahkamah Konstitusi.
b) Adanya beberapa Objek Pajak Hiburan jenis Bioskop baik yang
tutup semetara karena renovasi maupun tutup permanen,
sehingga berdampak terhadap pencapaian target Pajak
Hiburan.
c) Adanya razia pemakaian/ konsumsi obat terlarang yang
dilakukan oleh BNNP DKI Jakarta di tempat hiburan malam,
sehingga berpengaruh terhadap jumlah pengunjung dan
penerimaan pajak dari objek pajak hiburan malam.
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)
a) Masih banyaknya data objek pajak yang belum dilakukan
pemutakhiran data.
b) Masih banyak Wajib Pajak yang mengajukan keberatan dan
pengurangan pokok pajak serta penghapusan sanksi
administrasi.
c) Masih adanya beberapa masyarakat yang belum mematuhi
kewajiban untuk melakukan pembayaran PBB-P2 Tahun 2014
dan Tahun 2015.
LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 BAB III, hal 23 dari 42
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
d) Adanya kebijakan terkait dengan penghapusan PBB-P2 dengan
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) sampai dengan Rp
1.000.000.000,- (Peraturan Gubernur Nomor 259 Tahun 2015
tentang Pembebasan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
dan Perkotaan atas Rumah, Rumah Susun Sederhana Sewa
dan Rumah Susun Sederhana Milik dengan Nilai Objek Pajak
sampai dengan Rp. 1.000.000.000.000,-).
Pajak Kendaraan Bermotor
a) Kebijakan Pemerintah Pusat melalui Program Mobil Murah -
LCGC (Low Cost Green Car) agar masyarakat mampu membeli
kendaraan roda empat telah mendorong meningkatnya
penjualan kendaraan bermotor LCGC, namun hal ini tidak
meningkatkan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor;
b) Lebih besarnya jumlah kendaraan “Mutasi Keluar Daerah”
dibandingkan dengan jumlah kendaraan “Mutasi Masuk
Daerah”.
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
a) Jumlah Kendaraan Baru setiap tahun terus mengalami
peningkatan seiring dengan peningkatan kemampuan daya beli
masyarakat. Kebijakan Pemerintah Pusat melalui Program
Mobil Murah - LCGC (Low Cost Green Car) Agar Masyarakat
Mampu Membeli Mobil telah meningkatkan Jumlah Kendaraan
Baru, namun tidak meningkatan penerimaan BBN-KB dari
Kendaraan.
b) Pertumbuhan kendaraan didominasi oleh kendaraan Roda Dua
yang jumlahnya lebih besar jika dibandingkan dengan
pertumbuhan jumlah kendaraan roda empat.
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
a) Transaksi permohonan validasi BPHTB pada Tahun 2014
mengalami penurunan dari Tahun 2013. Dan berdasarkan data
BAB III, hal 24 dari 42 LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
industri properti di DKI Jakarta bahwa transaksi penjualan
tanah dan bangunan mengalami kelesuan.
b) Masih diterapkannya Kebijakan Ratio Loan to Value (LTV) atau
Ratio Financing to Value (FTV) oleh Bank Indonesia sampai
dengan semester I tahun 2015 dalam bentuk kenaikan uang
muka kredit properti, berakibat makin lesunya pembelian
properti di masyarakat. Oleh karena itu pertumbuhan transaksi
pembelian properti di DKI Jakarta pada tahun 2015 mengalami
penurunan sebesar ± 8%.
c) Pemberlakuan Peraturan Gubernur atas pembebasan BPHTB
terhadap transaksi dengan NJOP sampai dengan Rp.
2.000.000.000,-
Pajak Hotel
a) Mekanisme pemungutan pajak belum sepenuhnya
menggunakan “on-line system”
b) Kebijakan Pemerintah Pusat (Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi) yang membatasi
rapat-rapat pemerintah di hotel, berkontribusi terhadap
penurunan penerimaan Pajak Hotel dalam hal persewaan
ruangan hotel (banquet).
Pajak Restoran
a) Pertumbuhan jumlah wajib pajak Tahun 2014 sebanyak 137
wajib pajak, namun pertumbuhan tersebut belum dapat
mengoptimalkan pencapaian target Pajak Restoran di Tahun
2014.
b) Turunnya daya beli masyarakat.
Pajak Parkir
a) Program ERP dan Pemindahan Parkir On-Street menjadi Off-
Street yang rencananya akan dilaksanakan pada Tahun 2014
belum dapat dilaksanakan.
LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 BAB III, hal 25 dari 42
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
b) Adanya perubahan dasar pengenaan pajak, dimana tarif parkir
sudah termasuk pajak dan asuransi (sebelumnya excluded tax
menjadi included tax).
Pajak Reklame
a) Adanya perubahan Nilai Sewa Reklame sebagai Dasar
Pengenaan Pajak Reklame yang menurunkan minat wajib
pajak.
b) Menurunnya daya beli masyarakat akibat perlambatan ekonomi
dan menurunnya kurs tukar rupiah terhadap dolar Amerika,
sehingga dunia usaha tidak merealisasikan rencana belanja
iklan secara optimal.
Pajak Rokok
a) Adanya penimbunan dengan melakukan pembayaran pita cukai
rokok di bulan Desember Tahun 2013 secara besar-besaran
guna menghindari pengenaan Pajak Rokok sebesar 10% di
Tahun 2014.
b) Penutupan Pabrik Sigaret Kretek Tangan (SKT) milik PT. HM
Sampoerna dan pemutusan hubungan kerja oleh PT. HM
Sampoerna, PT. Gudang Garam dan PT. Bentoel.
Pajak Penerangan Jalan (PPJ)
a) Terdapat kenaikan TDL pada tahun 2016 sebesar ±15 persen
seiring dengan diberlakukannya tariff adjustment yang
menyesuaikan TDL dengan perubahan nilai tukar rupiah, harga
bahan bakar dan inflasi bulanan.
Untuk itu, beberapa upaya telah dan terus menerus dilakukan
untuk mengatasi dan meminimalisir kendala serta hambatan yang
dihadapi, antara lain melalui:
BAB III, hal 26 dari 42 LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
a) Menyampaikan surat pemberitahuan untuk melakukan
penyetoran PBB-KB dan pelaporan SPTPD tepat waktu setiap
bulannya, sekaligus memberikan pembinaan dan arahan bagi
penyalur bahan bakar tentang tata cara pelaksanaan
pemungutan PBB-KB.
b) Recording penjualan Bahan Bakar-Kendaraan Bermotor
menggunakan “on-line system” yang real time.
Pajak Air Tanah
a) Melakukan inventarisir dan penutupan sumur pada pelanggan
tidak aktif dan pelanggan yang kebutuhan air bersihnya sudah
dapat tercukupi dari air perpipaan PAM Jaya.
b) Melakukan penagihan terhadap wajib pajak PAT yang belum
melakukan pembayaran PAT untuk tahun berjalan dan tahun
sebelumnya.
Pajak Hiburan
a) Melakukan upaya penagihan terhadap setoran Pajak Hiburan
jenis fitness center yang belum dibayarkan terhitung sejak
masa pajak Oktober 2012 sebelum adanya Putusan Mahkamah
Konstitusi.
b) Melakukan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak yang kurang
patuh dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
c) Berkoordinasi dengan instansi terkait dalam melakukan
mekanisme pengawasan terhadap tempat-tempat hiburan
malam.
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)
a) Melakukan pendataan dan pemutakhiran data objek dan subjek
pajak.
b) Melakukan penagihan piutang pajak untuk tahun 2013 dan
tahun-tahun sebelumnya.
LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 BAB III, hal 27 dari 42
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
c) Memotivasi masyarakat untuk membayar dengan memberikan
keringanan kepada masyarakat wajib pajak dengan menghapus
sanksi administrasi atas keterlambatan pembayaran PBB-P2.
d) Melakukan pemancangan plang pemberitahuan kepada wajib
pajak tertentu yang belum membayar PBB-P2 dan memiliki
tunggakan pajak yang cukup besar.
e) melaksanakan upaya intensifikasi penerimaan pajak daerah
melalui peningkatan pengawasan, percepatan penerbitan Surat
Ketetapan Pajak Daerah (SKPD), pembukaan gerai pajak di
pusat perbelanjaan, menghimbau para Wajib Pajak PBB-KB
untuk menyampaikan data delivery order (DO) sebagai upaya
peningkatan fungsi pengawasan terhadap penerimaan PBB-
KB, menghilangkan pungutan liar, mempercepat proses
pelayanan perizinan reklame, pelayanan one day service
terhadap validasi BPHTB, penghapusan sanksi administrasi
dan bunga keterlambatan PBB-P2, melaksanaan jemput bola
pembayaran PBB-P2 di Kelurahan, serta pelaksanaan
pelayanan PBB-P2 pada malam hari dan Sabtu/ Minggu;
f) Penghapusan sanksi administrasi sebesar 50 persen untuk
tunggakan s.d tahun 2009 dan 25 persen untuk tunggakan
tahun 2010-2012.
Pajak Kendaraan Bermotor
a) Intensifikasi dalam penagihan atas kendaraan bermotor yang
Belum Daftar Ulang melalui pemblokiran terhadap kendaraan
yang Belum Daftar Ulang.
b) Penempatan Kendaraan Samsat Keliling (5 kendaraan) ke
wilayah pinggiran kota DKI Jakarta dan Gerai Samsat (6
Lokasi) sebagai upaya jemput bola kepada wajib pajak untuk
melakukan pembayaran PKB.
c) Intensifikasi dalam pemberlakuan Pajak Progresif dengan
Pembangunan Pusat Data Informasi bagi kendaraan bermotor
yang terkena pemberlakuan Pajak Progresif.
BAB III, hal 28 dari 42 LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
a) Penerapan Pajak Progresif dengan Penyediaan Fasilitas
Layanan Pajak Progresif Yang Bekerjasama Dengan Bank DKI.
b) Pendataan kendaraan bermotor belum daftar ulang yang
diindikasikan belum melakukan ganti nama kepemilikan
kendaraan bermotor.
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
a) Peningkatan koordinasi dengan BPN untuk mengetahui jumlah
pendaftaran/ mutasi sertifikat tanah.
b) Penelitian dan perhitungan serta verifikasi atas bukti
pembayaran BPHTB.
Pajak Hotel
a) Optimalisasi pemasangan Online System.
b) Melaksanakan upaya ekstensifikasi penerimaan pajak daerah
melalui pendataan objek Pajak Hotel, serta pendataan dan
pengawasan objek PBB-P2, dengan melibatkan kecamatan dan
kelurahan.
c) Memberikan stimulus kepada WP dengan menghapuskan
sanksi administrasi dan bunga keterlambatan bayar.
Pajak Restoran
a) Melakukan pemantauan setoran masa atas wajib pajak untuk
menguji tingkat kepatuhannya.
b) Memberikan stimulus kepada WP dengan menghapuskan
sanksi administrasi dan bunga keterlambatan bayar
Pajak Reklame
a) Pemberian keringanan berupa pengurangan dasar pengenaan
Pajak Reklame sebesar 50%.
b) Menerbitkan SKPD sebelum izin diterbitkan dengan meminta
pernyataan tertulis dari wajib pajak bahwa reklame sedang
dalam proses perizinan dan bersedia dibongkar jika izin ditolak.
LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 BAB III, hal 29 dari 42
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
2) Retribusi Daerah
Pada periode Tahun anggaran 2013-2017, terdapat beberapa
permasalahan yang menyebabkan realisasi retribusi daerah belum
maksimal. Secara umum, permasalahan-permasalahan tersebut
adalah sebagai berikut :
a) Dengan diberlakukannya Undang Undang Nomor 28 Tahun
2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, jenis
Retribusi Perizinan Tertentu dibatasi hanya ada 5 (lima) objek
retribusi yang sebelumnya ada 43 (empat puluh tiga) objek
retribusi.
b) Tidak tercapainya target penerimaan retribusi ini, utamanya
disebabkan oleh penurunan volume pengujian terhadap
kendaraan mobil barang, bus dan kendaraan khusus dan mobil
berpenumpang umum. Penurunan tersebut terjadi karena
banyak kendaraan yang dimutasi ke daerah sehingga
kendaraan-kendaraan tersebut tidak melakukan pengujian.
c) Hambatan tidak tercapainya target pendapatan dari Retribusi
Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran antara lain, retribusi
yang menjadi kewajiban permohonan rekomendasi pengujian
akhir proteksi kebakaran tidak terlalu signifikan jumlahnya.
d) Hambatan pencapaian retribusi Rumah Potong Hewan (RPH)
diantaranya:
- Faktor lokasi RPH yang rendah dan rawan banjir setiap
awal tahun sehingga mengganggu kegiatan rumah potong
hewan.
- Menurunnya penerimaan jumlah unggas dan ternak dari
daerah.
Untuk mengatasi masalah tersebut diatas, telah dilakukan
berbagai upaya antara lain :
a) Upaya yang dilakukan untuk pencapaian target realisasi
penerimaan Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor :
BAB III, hal 30 dari 42 LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
- Peningkatan pelayanan kepada masyarakat melalui sistem
Drive Thru dalam pengujian kendaraan bermotor dengan
cepat dan mudah.
- Peningkatan koordinasi dengan Kepolisian.
- Peningkatan pengawasan dengan dilakukannya penertiban
terhadap kendaraan umum.
- Melakukan penyuluhan kepada awak angkutan umum dan
mengadakan penertiban di lapangan.
b) Upaya yang dilakukan untuk pencapaian target realisasi
penerimaan Retribusi Pelayanan Pemakaman :
- Peningkatan pelayanan kepada masyarakat dengan
menerapkan sistem pembayaran retribusi melalui bank.
- Penyuluhan yang intensif kepada masyarakat bekerjasama
dengan yayasan yang bergerak di bidang pemakaman,
dengan tujuan untuk menumbuhkembangkan tingkat
kesadaran masyarakat terhadap kewajibannya seperti
perpanjangan sewa tanah makam agar dapat dilakukan
tepat pada waktunya.
c) Adapun strategi yang dapat dilakukan agar target retribusi
rumah potong hewan tercapai adalah memperlancar distribusi
pemasukan unggas dan ternak dari daerah ke Provinsi DKI
Jakarta.
B. PENGELOLAAN BELANJA DAERAH
Pada pasal 23 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah disebutkan bahwa Belanja
Daerah meliputi semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang
mengurangi ekuitas dana, merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun
anggaran dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah.
Adapun pengelolaan belanja daerah Provinsi DKI Jakarta dapat dijelaskan
sebagai berikut:
LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 BAB III, hal 31 dari 42
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
1. KEBIJAKAN PENGELOLAAN BELANJA DAERAH
Selama periode tahun anggaran 2013-2017, Kebijakan pokok
pendapatan daerah dilakukan dengan memperhatikan kebijakan yang
dapat meningkatkan pendapatan daerah sebagaimana telah
dirumuskan pada RPJMD 2013-2017 yakni :
a. Memenuhi pelaksanaan Program Unggulan yang merupakan
Program Prioritas dalam pembangunan daerah selama 5 (lima)
tahun;
b. Memenuhi pelaksanaan program prioritas daerah lainnya sesuai
dengan urusan pemerintahan yang harus dilaksanakan;
c. Memenuhi pelaksanaan program yang bersifat pemenuhan standar
pelayanan minimal dan operasional;
d. Mengakomodir semaksimal mungkin program pembangunan yang
dijaring melalui Aspirasi Masyarakat dalam Musrenbang;
e. Mengedapankan program-program yang menunjang pertumbuhan
ekonomi, peningkatan penyediaan lapangan kerja dan upaya
pengentasan kemiskinan;
f. Melaksanakan program-program yang bersifat mengikat seperti
halnya dukungan pencapaian target pembangunan nasional (Pro
Poor, Pro Job, Pro Growth, Pro Environment, MDG’s dan MP3EI),
pemenuhan ketentuan perundang-undangan (anggaran pendidikan
lebih dari 20 persen), pendampingan program-program pemerintah
pusat,serta pendampingan program-program yang didanai oleh
Lembaga Keuangan Internasional;
g. Meningkatkan pelayanan masyarakat dari tingkat Kelurahan,
Kecamatan, Kota/Kabupaten hingga Provinsi;
h. Menyesuaikan gaji pegawai sesuai dengan kebijakan Pemerintah.
Dan telah didetailkan lebih lanjut pada RKPD selama tahun 2013-
2017 (Tabel 3. Tabel Kebijakan Belanja Daerah Tahun 2013 s.d 2017).
BAB III, hal 32 dari 42 LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 BAB III, hal 33 dari 42
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
BAB III, hal 34 dari 42 LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
2. TARGET DAN REALISASI BELANJA
Dalam periode Tahun Anggaran 2013-2016, dari akumulasi rencana
Belanja Daerah sebesar 227,27 triliun rupiah dapat direalisasikan
sebesar 166,26 triliun rupiah atau 73,97 persen.
Sedangkan untuk Tahun 2017, dari rencana Belanja Daerah sebesar
63,61 triliun rupiah sampai akhir Juni 2017 telah dapat direalisasikan
sebesar 16,33 triliun rupiah atau 25,68 persen.
Secara lebih rinci, realisasi Belanja Daerah pada tahun 2013-2017
tersebut dapat dilihat pada Tabel III.9 berikut.
LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 BAB III, hal 35 dari 42
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
AP
BD
-PA
PB
D-P
AP
BD
-PA
PB
D-P
AP
BD
-PA
PB
D
Rp
%R
p%
Rp
%R
p%
Rp
%R
p%
(2)
(3)
(4)
(5 =
4:3
)(3
)(4
)(5
= 4
:3)
(3)
(4)
(5 =
4:3
)(3
)(4
)(5
= 4
:3)
(3)
(4)
(5 =
4:3
)(3
)(4
)(5
= 4
:3)
1
2.5
52
,59
11
.67
3,1
1
92
,99
14
.96
8,9
6
1
3.1
48
,60
8
7,8
4
1
7.1
25
,17
12
.63
1,8
8
73
,76
2
2.9
80
,20
20
.70
7,2
1
90
,11
2
6.3
60
,70
23
.76
8,6
3
90
,17
2
8.0
55
,75
9
.25
4,0
4
32
,98
I
10
.28
6,1
4
9.6
88
,18
9
4,1
9
1
1.1
40
,29
10
.04
6,1
8
90
,18
13
.07
8,4
8
1
0.4
72
,32
8
0,0
7
17
.64
7,0
4
1
5.8
66
,06
8
9,9
1
19
.91
9,1
5
1
8.0
27
,77
9
0,5
0
20
.14
0,7
3
7.2
01
,67
3
5,7
6
II
4,3
5
3
,17
7
2,8
8
4,3
5
2,1
9
50
,34
4
,35
1
,22
2
7,9
9
4
6,0
7
5,4
8
11
,89
30
,00
1
1,7
4
39
,13
49
,23
1
3,7
8
27
,99
III#
DIV
/0!
#D
IV/0
!#
DIV
/0!
9
40
,00
65
9,0
8
70
,12
1.3
35
,43
90
3,9
0
67
,69
3.2
34
,12
2
8,8
0
0,8
9
IV
2
.08
9,2
8
1.9
33
,10
9
2,5
2
2.2
31
,65
1
.99
9,9
7
89
,62
2
.71
4,8
2
1.4
62
,04
5
3,8
5
1
.78
5,2
5
1.7
17
,43
9
6,2
0
2
.24
8,4
6
2.1
61
,22
9
6,1
2
1
.45
8,0
4
4
00
,15
2
7,4
4
V
2
9,4
7
15
,99
5
4,2
7
1.2
77
,39
1
.04
4,6
0
81
,78
1
.22
0,9
8
6
80
,16
5
5,7
1
2
.08
8,0
1
2.0
87
,12
9
9,9
6
2
.50
3,4
9
2.4
52
,95
9
7,9
8
2
.49
9,3
5
1.5
94
,00
6
3,7
8
VI
46
,35
3
0,1
9
65
,13
6
1,4
9
44
,29
7
2,0
2
37
,31
1
4,0
1
37
,54
4
01
,18
37
1,1
5
92
,52
2
15
,76
21
0,3
1
97
,48
3
48
,80
0
,65
0
,19
VII
96
,99
2,4
9
2
,56
25
3,7
7
11
,38
4
,48
6
9,2
3
2,1
4
3,0
9
7
2,6
6
0,8
8
1,2
1
10
8,4
1
0,7
4
0,6
9
32
5,4
8
15
,00
4
,61
BE
LA
NJ
A L
AN
GS
UN
G
25
.81
4,0
9
1
9.8
85
,59
7
7,0
3
3
1.6
09
,91
25
.15
2,9
0
79
,57
46
.52
4,9
4
2
5.1
67
,78
5
4,1
0
36
.70
5,3
5
2
2.3
24
,12
6
0,8
2
31
.00
4,3
4
2
3.3
60
,18
7
5,3
4
35
.55
6,5
6
7.0
79
,61
1
9,9
1
I
1
.61
0,7
0
1.3
97
,77
8
6,7
8
2.1
19
,48
1
.81
5,4
9
85
,66
2
.89
7,8
5
2.1
32
,26
7
3,5
8
1
.85
8,2
4
1.4
46
,28
7
7,8
3
1
.56
5,3
4
1.3
32
,04
8
5,1
0
3
.06
6,7
8
1.0
28
,54
3
3,5
4
II
11
.38
3,6
6
9.7
03
,45
8
5,2
4
1
4.6
10
,82
12
.64
1,4
0
86
,52
18
.09
6,4
6
1
2.6
24
,40
6
9,7
6
16
.42
1,4
0
1
0.6
33
,82
6
4,7
6
16
.81
2,8
5
1
3.0
62
,67
7
7,6
9
16
.60
8,6
7
4.5
67
,49
2
7,5
0
III
12
.81
9,7
3
8.7
84
,37
6
8,5
2
1
4.8
79
,60
10
.69
6,0
1
71
,88
25
.53
0,6
3
1
0.4
11
,12
4
0,7
8
1
8.4
25
,71
10
.24
4,0
2
55
,60
12
.62
6,1
5
8.9
65
,47
7
1,0
1
1
5.8
81
,11
1
.48
3,5
8
9,3
4
3
8.3
66
,68
31
.55
8,7
1
8
2,2
6
4
6.5
78
,87
38
.30
1,5
0
8
2,2
3
6
3.6
50
,11
37
.79
9,6
6
5
9,3
9
5
9.6
85
,55
43
.03
1,3
2
7
2,1
0
5
7.3
65
,04
47
.12
8,8
1
8
2,1
6
6
3.6
12
,30
16
.33
3,6
6
2
5,6
8
Sum
ber
: B
PK
AD
Pro
vinsi D
KI
Jak
art
a p
er
31 J
uni 2017 (
Unre
view
ed)
Tab
el
III.2
Reali
sasi
Bela
nja
Daera
h (
dala
m M
ilyar
Ru
pia
h)
NO
UR
AIA
N
20
13
20
14
20
15
20
16
20
17
RE
AL
ISA
SI
20
12
RE
AL
ISA
SI
BE
LA
NJA
BA
NT
UA
N K
EU
AN
GA
N K
EP
AD
A
PR
OV
INS
I / K
AB
UP
AT
EN
/ K
OT
A D
AN
PE
ME
RIN
TA
HA
N D
ES
A
RE
AL
ISA
SI
RE
AL
ISA
SI
RE
AL
ISA
SI
RE
AL
ISA
SI
(1)
BE
LA
NJ
A T
IDA
K L
AN
GS
UN
G
BE
LA
NJA
PE
GA
WA
I
BE
LA
NJA
BU
NG
A
BE
LA
NJA
SU
BS
IDI
BE
LA
NJA
HIB
AH
BE
LA
NJA
BA
NT
UA
N S
OS
IAL
BE
LA
NJA
TID
AK
TE
RD
UG
A
BE
LA
NJA
PE
GA
WA
I
BE
LA
NJA
BA
RA
NG
DA
N J
AS
A
BE
LA
NJA
MO
DA
L
JU
ML
AH
BAB III, hal 36 dari 42 LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017*)
Anggaran 12.552,59 14.968,96 17.125,17 22.980,20 26.360,70 28.055,75
Realisasi 11.673,11 13.148,60 12.631,88 20.707,21 23.768,63 9.254,04
Sumber : BPKAD Provinsi DKI Jakarta per 31 Juni 2017 (Unreviewed)
Grafik III.10
Realisasi Belanja Tidak Langsung Tahun 2013-2017
-
5.000,00
10.000,00
15.000,00
20.000,00
25.000,00
30.000,00
2012 2013 2014 2015 2016 2017*)
Anggaran Realisasi
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017*)
Anggaran 1.610,70 2.119,48 2.897,85 1.858,24 1.565,34 3.066,78
Realisasi 1.397,77 1.815,49 2.132,26 1.446,28 1.332,04 1.028,54
Sumber : BPKAD Provinsi DKI Jakarta per 31 Juni 2017 (Unreviewed)
Grafik III.11
Realisasi Belanja Langsung - Pegawai Tahun 2013-2017
-
500,00
1.000,00
1.500,00
2.000,00
2.500,00
3.000,00
3.500,00
2012 2013 2014 2015 2016 2017*)
Anggaran Realisasi
LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 BAB III, hal 37 dari 42
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
3. PERMASALAHAN DAN SOLUSI
Pada periode Tahun anggaran 2013-2016, terdapat beberapa
permasalahan yang menyebabkan penyerapan belanja belum
maksimal. Secara umum, permasalahan-permasalahan tersebut adalah
sebagai berikut :
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017*)
Anggaran 11.383,66 14.610,82 18.096,46 16.421,40 16.812,85 16.608,67
Realisasi 9.703,45 12.641,40 12.624,40 10.633,82 13.062,67 4.567,49
Sumber : BPKAD Provinsi DKI Jakarta per 31 Juni 2017 (Unreviewed)
Grafik III.12
Realisasi Belanja Langsung - Barang Jasa Tahun 2013-2017
-
2.000,00
4.000,00
6.000,00
8.000,00
10.000,00
12.000,00
14.000,00
16.000,00
18.000,00
20.000,00
2012 2013 2014 2015 2016 2017*)
Anggaran Realisasi
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017*)
Anggaran 12.819,73 14.879,60 25.530,63 18.425,71 12.626,15 15.881,11
Realisasi 8.784,37 10.696,01 10.411,12 10.244,02 8.965,47 1.483,58
Sumber : BPKAD Provinsi DKI Jakarta per 31 Juni 2017 (Unreviewed)
Grafik III.13
Realisasi Belanja Langsung - Belanja Modal Tahun 2013-2017
-
5.000,00
10.000,00
15.000,00
20.000,00
25.000,00
30.000,00
2012 2013 2014 2015 2016 2017*)
Anggaran Realisasi
BAB III, hal 38 dari 42 LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
a. Adanya kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan pada tahun 2013
terkait persyaratan administrasi pendukung lainnya termasuk
terjadinya kegagalan dalam proses pelelangan.
b. Tidak tercapainya kesepakatan harga dengan pemilik tanah dan
administrasi teknis tanah tidak memenuhi syarat antara lain seperti
status kepemilikan sertifikat yang belum jelas.
c. Proses lelang kegiatan belum berjalan sesuai jadwal yang ditetapkan
dan terlambatnya penetapan APBD-Perubahan 2014
d. Belanja Hibah BOP dan Belanja Bantuan Sosial Kepada Individu/
Keluarga/ Masyarakat (Penataan Kampung) tidak sepenuhnya dapat
terlaksana karena terkendala dengan ketersediaan lokasi yang
memenuhi persyaratan.
e. Kegiatan pembebasan lahan hanya terealisasi sebanyak 442 bidang
lahan dengan anggaran sebesar Rp 3.402.118.175.393,00 dari
target pembebasan sebanyak 1.625 bidang lahan terkait dengan
permasalahan administrasi, PBB yang belum lunas, beberapa lahan
dalam keadaan sengketa dan tidak tercapainya kesepakatan dalam
proses pembebasan.
f. Singkatnya sisa waktu pelaksanaan kegiatan, terkait dengan proses
penetapan APBD dan APBD Perubahan tahun anggaran 2015,
sehingga mengakibatkan anggaran tidak terserap.
g. Dalam hal pengadaan tanah untuk jalan, khususnya dalam
mendukung pembangunan MRT, terdapat lokasi/ bidang tanah yang
tidak sepakat dengan harga yang dinilai oleh konsultan appraisal.
Untuk itu, beberapa upaya telah dan terus menerus dilakukan untuk
mengatasi dan meminimalisir kendala serta hambatan yang dihadapi,
antara lain melalui:
a. Meningkatkan kemampuan SKPD dalam perencanaan dan
pengelolaan administrasi kegiatan melalui bimbingan teknis
perencanaan dan penganggaran serta perbaikan sistem informasi
perencanaan, pengelolaan keuangan daerah dan pengawasan
pelaksanaan yang terintegrasi.
LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 BAB III, hal 39 dari 42
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
b. Mempercepat proses administrasi, perijinan dan pelelangan dalam
pelaksanaan konstruksi, serta pengadaan barang dan jasa melalui
optimalisasi Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).
c. Penguatan kapasitas lembaga Unit Layanan Pengadaan menjadi
Badan Layanan Pengadaan Barang dan Jasa agar secara kualitas
dan kuantitas proses lelang dapat lebih maksimal.
d. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan kajian hukum yang
komprehensif sehingga untuk tahun yang akan datang proses
realisasi anggaran untuk hibah memiliki dasar hukum yang jelas dan
tegas.
e. Meningkatkan monitoring pelaksanaan program dan kegiatan melalui
koordinasi dengan SKPD/UKPD serta melakukan langkah-langkah
antisipatif untuk percepatan proses pembebasan lahan di masa yang
akan datang.
f. Mengingat pembangunan MRT tetap harus berjalan, maka langkah
yang diambil terhadap lahan yang belum mencapai kesepakatan
dilakukan melalui konsinyasi di pengadilan.
C. PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAERAH
1. KEBIJAKAN PEMBIAYAAN
Dalam struktur APBD, selain komponen Pendapatan dan Belanja
Daerah, terdapat juga Pembiayaan Daerah, yaitu setiap penerimaan/
pengeluaran yang perlu dibayar kembali/ diterima kembali, baik pada
tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran
berikutnya. Kebijakan umum Pembiayaan Daerah terdiri dari Kebijakan
dan Rencana Penerimaan Pembiayaan Daerah serta Kebijakan dan
Rencana Pengeluaran Pembiayaan Daerah.
2. TARGET DAN REALISASI PEMBIAYAAN
BAB III, hal 40 dari 42 LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
AN
GG
AR
AN
R
EA
LIS
AS
I%
AN
GG
AR
AN
R
EA
LIS
AS
I%
AN
GG
AR
AN
R
EA
LIS
AS
I%
AN
GG
AR
AN
R
EA
LIS
AS
I%
AN
GG
AR
AN
R
EA
LIS
AS
I%
AN
GG
AR
AN
R
EA
LIS
AS
I%
AN
GG
AR
AN
R
EA
LIS
AS
I%
(1)
(3)
(4)
(5 =
4:3
)(3
)(4
)(5
= 4
:3)
(3)
(4)
(5 =
4:3
)(3
)(4
)(5
= 4
:3)
(3)
(4)
(5 =
4:3
)(3
)(4
)(5
= 4
:3)
(3)
(4)
(5 =
4:3
)
PE
NE
RIM
AA
N P
EM
BIA
YA
AN
DA
ER
AH
7
.70
3,2
2
6
.47
5,5
5
8
4,0
6
9
.46
3,7
2
9
.46
3,7
2
1
00
,00
9
.46
3,7
2
9
.46
3,7
2
1
00
,00
7
.86
3,3
9
7
.59
3,9
9
9
6,5
7
9
.45
9,4
7
9
.20
9,7
8
9
7,3
6
5
.74
8,7
9
5
.60
7,7
5
9
7,5
5
7
.72
5,8
3
7
.70
6,2
8
9
9,7
5
I 6
.47
0,6
2
6
.47
0,6
2
1
00
,00
9
.46
3,7
2
9
.46
3,7
2
1
00
,00
9
.46
3,7
2
9
.46
3,7
2
1
00
,00
7
.59
3,9
9
7
.59
3,9
9
1
00
,00
9
.16
0,9
0
9
.16
0,9
0
1
00
,00
4
.93
3,5
2
4
.93
3,5
2
1
00
,00
5
.70
0,0
0
7
.70
6,2
8
1
35
,20
II -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
III
-
4
,93
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
IV 1
.23
2,6
0
-
-
-
-
-
-
-
-
2
69
,40
-
-
2
98
,57
4
8,8
8
1
6,3
7
3
79
,90
3
35
,76
8
8,3
8
2
.02
5,8
3
-
V -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
35
,37
3
38
,48
7
7,7
4
-
-
-
VI
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
PE
NG
EL
UA
RA
N P
EM
BIA
YA
AN
DA
ER
AH
2
.98
6,5
5
8
32
,30
2
7,8
7
3
.68
4,7
2
3
.08
5,7
7
8
3,7
4
3
.68
4,7
2
3
.08
5,7
7
8
3,7
4
9
.25
5,3
9
4
.45
6,7
2
4
8,1
5
6
.08
3,1
5
5
.45
4,1
8
8
9,6
6
5
.54
5,0
0
4
.55
7,3
6
8
2,1
9
6
.57
9,6
5
3
.89
4,6
2
5
9,1
9
I -
4
9,0
6
-
-
5
4,0
4
-
-
5
4,0
4
-
-
7
3,1
0
-
-
7
9,0
0
-
-
8
1,5
8
-
-
4
0,8
9
-
II 2
.78
1,6
8
6
18
,48
2
2,2
3
3
.62
6,5
3
2
.98
1,4
0
8
2,2
1
3
.62
6,5
3
2
.98
1,4
0
8
2,2
1
9
.24
6,0
0
4
.37
0,6
3
4
7,2
7
6
.07
9,0
5
5
.37
1,0
9
8
8,3
5
5
.54
5,0
0
4
.47
5,7
8
8
0,7
2
6
.56
2,4
6
1
.90
6,4
2
2
9,0
5
III
1
51
,47
1
09
,32
7
2,1
8
5
8,1
9
4
7,9
3
8
2,3
6
5
8,1
9
4
7,9
3
8
2,3
6
9
,39
8
,17
8
7,0
2
4
,10
4
,08
9
9,6
3
-
-
-
1
7,2
0
1
.94
7,3
1
1
1.3
22
,31
IV 5
3,4
0
5
5,4
4
1
03
,82
-
2
,40
-
-
2
,40
-
-
4
,82
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
.71
6,6
7
5
.64
3,2
5
1
19
,64
5
.77
9,0
0
6
.37
7,9
5
1
10
,36
5
.77
9,0
0
6
.37
7,9
5
1
10
,36
(
1.3
91
,99
) 3
.13
7,2
8
(2
25
,38
) 3
.37
6,3
1
3
.75
5,6
0
1
11
,23
2
03
,79
1
.05
0,3
9
5
15
,42
1
.14
6,1
7
3
.81
1,6
6
3
32
,56
Sum
ber
: LP
2A
PB
D 2
013-2
016 d
an B
PK
AD
Pro
vinsi D
KI
Jak
art
a p
er
28 A
gustu
s 2
017 (
Unre
view
ed)
Tab
el
III.3
Reali
sasi
Pem
bia
yaan
Daera
h (
dala
m M
ilyar
Ru
pia
h)
NO
DE
SK
RIP
SI
20
13
20
14
20
15
20
16
20
17
20
13
20
12
PE
MB
IAY
AA
N D
AE
RA
H
(2)
Sis
a L
eb
ih P
erh
itu
ng
an
An
gg
ara
n
Ta
hu
n A
ng
ga
ran
Se
be
lum
nya
Pe
nca
ira
n D
an
a C
ad
an
ga
n
Ha
sil P
en
jua
lan
Ke
ka
yaa
n D
ae
rah
Ya
ng
Dip
isa
hka
n
Pe
ne
rim
aa
n P
inja
ma
n D
ae
rah
Pe
ne
rim
aa
n K
em
ba
li P
em
be
ria
n
Pin
jam
an
Pe
ne
rim
aa
n P
iuta
ng
Da
era
h
Pe
mb
en
tuka
n D
an
a C
ad
an
ga
n
Pe
nye
rta
an
Mo
da
l (I
nve
sta
si)
Pe
me
rin
tah
Da
era
h
Pe
mb
aya
ran
Po
ko
k U
tan
g
Pe
mb
eri
an
Pin
jam
an
Da
era
h
LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 BAB III, hal 41 dari 42
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
a. Penerimaan Pembiayaan Daerah
Kebijakan penerimaan pembiayaan daerah berasal dari Sisa
Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) dan Penerimaan Pinjaman
Daerah.
b. Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Kebijakan pengeluaran pembiayaan daerah dilakukan untuk
Pembentukan Dana Cadangan, Investasi Pemerintah Daerah pada
Perusahaan Daerah dalam bentuk Penyertaan Modal, Pembayaran
Pokok utang dan Pemberian Pinjaman Hibah.
D. DANA CADANGAN DAERAH
Dana Cadangan Daerah (DCD) dimaksudkan untuk menanggulangi
keadaan memaksa yang tidak dapat diduga sebelumnya, dan tidak dapat
ditanggulangi dengan APBD tahun berjalan. Disamping itu, juga untuk
membiayai kegiatan-kegiatan pembangunan yang bersifat strategis dan
berskala besar, yang tidak dapat dibebankan dalam satu tahun anggaran.
Posisi Dana Cadangan Daerah (DCD) yang ditempatkan pada deposito
Bank DKI sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar Rp
1.127.791.738.847,- di tambah dengan penerimaan bunga deposito sampai
dengan 30 Juni 2017 sebesar Rp 40.889.333.027,- sehingga posisi DCD
sampai dengan 30 Juni 2017 menjadi sebesar Rp 1.168.681.071.874,-.
E. IKHTISAR APBD PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2013-2017
Sesuai dengan Pasal 20 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah bahwa APBD merupakan satu
kesatuan yang terdiri dari pendapatan daerah, belanja daerah dan
pembiayaan daerah. Adapun ikhtisarnya disajikan sebagai berikut :
BAB III, hal 42 dari 42 LKPJ AMJ Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
AP
BD
-PR
ea
lis
as
iR
PJ
MD
AP
BD
-PR
ea
lis
as
iR
PJ
MD
AP
BD
-PR
ea
lis
as
iR
PJ
MD
AP
BD
-PR
ea
lis
as
iR
PJ
MD
AP
BD
-PR
ea
lis
as
iR
PJ
MD
AP
BD
Re
alis
as
i
Pe
nd
ap
ata
n A
sli D
ae
rah
2
0.5
23
,43
2
2.0
40
,80
2
6.6
70
,45
2
6.3
04
,10
2
6.8
52
,19
3
4.2
58
,57
3
9.7
57
,31
3
1.2
74
,22
4
0.1
00
,46
3
7.9
65
,62
3
3.6
86
,18
4
7.9
02
,03
3
8.5
01
,78
3
6.8
88
,02
5
7.3
76
,73
4
1.4
88
,19
1
6.3
14
,82
A. P
aja
k D
ae
rah
1
6.5
25
,00
1
7.7
21
,49
2
1.9
18
,00
2
2.6
18
,00
2
3.3
70
,21
2
8.4
57
,00
3
2.5
00
,00
2
7.0
50
,95
3
3.8
83
,82
3
2.5
81
,65
2
9.0
76
,93
4
1.2
28
,78
3
3.1
00
,00
3
1.6
13
,20
5
0.2
00
,37
3
5.2
30
,00
1
3.5
77
,08
B. R
etr
ibu
si D
ae
rah
9
01
,22
1
.82
0,4
4
1
.50
0,0
0
5
00
,58
3
33
,79
2
.20
7,5
0
1
.74
6,4
2
5
15
,16
2
.36
9,6
2
6
10
,00
4
59
,46
2
.54
7,8
3
6
49
,18
6
75
,48
2
.74
3,7
2
6
77
,89
2
68
,26
C. H
as
il P
en
ge
lola
an
Ke
ka
yaa
n
Da
era
h Y
an
g D
ipis
ah
ka
n 3
60
,00
3
51
,82
4
15
,24
3
96
,23
3
97
,23
6
15
,00
4
48
,86
4
65
,98
7
19
,00
6
40
,00
5
27
,28
8
41
,00
3
24
,74
3
03
,20
9
84
,00
4
53
,34
3
06
,70
D. L
ain
-La
in P
AD
2
.73
7,2
1
2
.14
7,0
5
2
.83
7,2
1
2
.78
9,2
9
2
.75
0,9
6
2
.97
9,0
7
5
.06
2,0
3
3
.24
2,1
2
3
.12
8,0
2
4
.13
3,9
7
3
.62
2,5
1
3
.28
4,4
2
4
.42
7,8
7
4
.29
6,1
4
3
.44
8,6
4
5
.12
6,9
7
2
.16
2,7
7
Da
na
Pe
rim
ba
ng
an
9
.77
6,8
8
1
1.5
54
,96
9
.24
8,9
5
1
0.5
47
,54
9
.38
7,5
4
1
5.1
30
,98
1
7.7
70
,00
9
.67
7,5
3
2
1.7
83
,63
1
2.9
95
,47
5
.88
7,2
7
3
3.5
90
,78
1
5.9
90
,37
1
5.2
71
,66
4
4.2
44
,45
1
8.7
70
,21
1
0.8
32
,57
A. B
ag
i H
as
il P
aja
k 9
.35
0,0
0
1
0.9
84
,79
8
.69
2,2
1
1
0.0
13
,09
8
.86
3,2
1
1
4.4
92
,00
1
7.3
72
,07
9
.27
9,0
7
2
1.0
94
,81
1
2.8
94
,96
5
.75
1,7
4
3
2.7
93
,71
1
2.3
02
,77
1
2.3
04
,61
4
3.3
36
,68
1
5.6
21
,24
9
.35
3,5
4
B. B
ag
i H
as
il B
uka
n P
aja
k 1
51
,55
2
94
,85
2
55
,56
2
35
,27
2
25
,15
2
81
,12
3
11
,97
3
12
,48
2
95
,17
1
00
,50
1
35
,53
3
24
,69
4
3,1
4
8
3,9
7
3
40
,92
-
-
C. D
AU
2
75
,33
2
75
,33
3
01
,18
2
99
,18
2
99
,18
3
57
,86
8
5,9
6
8
5,9
9
3
93
,65
4
72
,38
-
-
5
66
,85
-
-
D. D
AK
3
.64
4,4
6
2
.88
3,0
8
3
.14
8,9
7
1
.47
9,0
3
La
in-L
ain
Pe
nd
ap
ata
n Y
an
g S
ah
3
.34
9,7
0
1
.78
3,4
1
5
.60
5,9
3
3
.94
8,2
3
3
.27
7,8
1
3
.80
7,4
8
7
.51
4,7
9
2
.87
2,5
5
2
.07
1,5
0
5
.34
8,1
6
4
.63
5,7
9
2
.21
5,0
8
2
.66
9,1
0
1
.62
5,0
3
2
.36
0,8
3
2
.20
7,7
3
7
11
,28
PE
ND
AP
AT
AN
3
3.6
50
,01
3
5.3
79
,18
4
1.5
25
,33
4
0.7
99
,86
3
9.5
17
,54
5
3.1
97
,03
6
5.0
42
,10
4
3.8
24
,30
6
3.9
55
,59
5
6.3
09
,24
4
4.2
09
,24
8
3.7
07
,89
5
7.1
61
,25
5
3.7
84
,71
1
03
.98
2,0
1
6
2.4
66
,13
2
7.8
58
,67
BE
LA
NJ
A 3
8.3
66
,68
3
1.5
58
,71
4
5.5
76
,33
4
6.5
78
,87
3
8.3
01
,50
5
7.8
29
,39
6
3.6
50
,11
3
7.7
99
,66
7
2.4
90
,31
5
9.6
85
,55
4
3.0
31
,32
9
4.4
31
,54
5
7.3
65
,04
4
7.1
28
,81
1
19
.46
2,8
9
6
3.6
12
,30
1
6.3
33
,66
A. B
ela
nja
Tid
ak L
an
gs
un
g 1
2.5
52
,59
1
1.6
73
,11
1
4.5
82
,87
1
4.9
68
,96
1
3.1
48
,60
1
7.1
37
,58
1
7.1
25
,17
1
2.6
31
,88
2
0.1
43
,06
2
2.9
80
,20
2
0.7
07
,21
2
3.6
79
,33
2
6.3
60
,70
2
3.7
68
,63
2
7.8
40
,72
2
8.0
55
,75
9
.25
4,0
4
B. B
ela
nja
La
ng
su
ng
2
5.8
14
,09
1
9.8
85
,59
3
0.9
93
,46
3
1.6
09
,91
2
5.1
52
,90
4
0.6
91
,81
4
6.5
24
,94
2
5.1
67
,78
5
2.3
47
,25
3
6.7
05
,35
2
2.3
24
,12
7
0.7
52
,21
3
1.0
04
,34
2
3.3
60
,18
9
1.6
22
,17
3
5.5
56
,56
7
.07
9,6
1
Su
rplu
s/(
De
fis
it)
(4
.71
6,6
7)
3
.82
0,4
7
(4
.05
1,0
0)
(
5.7
79
,00
) 1
.21
6,0
4
(4
.63
2,3
6)
1
.39
1,9
9
6
.02
4,6
4
(8
.53
4,7
2)
(
3.3
76
,31
) 1
.17
7,9
2
(1
0.7
23
,65
) (2
03
,79
) 6
.65
5,9
0
(1
5.4
80
,88
) (
1.1
46
,17
) 1
1.5
25
,01
PE
MB
IAY
AA
N 4
.71
6,6
7
5
.64
3,2
5
4
.05
0,9
9
5
.77
9,0
0
6
.37
7,9
5
4
.63
2,3
6
(1
.39
1,9
9)
3
.13
7,2
8
8
.53
4,7
1
3
.37
6,3
1
3
.75
5,6
0
1
0.7
23
,65
2
03
,79
1
.05
0,3
9
1
5.4
80
,89
1
.14
6,1
7
3
.81
1,6
6
Pe
ne
rim
aa
n P
em
bia
yaa
n 7
.70
3,2
2
6
.47
5,5
5
8
.45
4,5
5
9
.46
3,7
2
9
.46
3,7
2
9
.73
8,3
4
7
.86
3,3
9
7
.59
3,9
9
1
2.4
35
,50
9
.45
9,4
7
9
.20
9,7
8
1
4.0
25
,15
5
.74
8,7
9
5
.60
7,7
5
1
6.4
03
,58
7
.72
5,8
3
7
.70
6,2
8
Pe
ng
elu
ara
n P
em
bia
yaa
n 2
.98
6,5
5
8
32
,30
4
.40
3,5
6
3
.68
4,7
2
3
.08
5,7
7
5
.10
5,9
8
9
.25
5,3
9
4
.45
6,7
2
3
.90
0,7
9
6
.08
3,1
5
5
.45
4,1
8
3
.30
1,5
0
5
.54
5,0
0
4
.55
7,3
6
9
22
,69
6
.57
9,6
5
3
.89
4,6
2
To
tal A
PB
D 4
1.3
53
,23
4
1.8
54
,73
4
9.9
79
,88
5
0.2
63
,59
4
8.9
81
,27
6
2.9
35
,37
7
2.9
05
,49
5
1.4
18
,30
7
6.3
91
,09
6
5.7
68
,71
5
3.4
19
,02
9
7.7
33
,04
6
2.9
10
,04
5
9.3
92
,46
1
20
.38
5,5
9
7
0.1
91
,96
3
5.5
64
,95
Sum
ber
: LP
2A
PB
D 2
013-2
016 d
an B
PK
AD
Pro
vinsi D
KI
Jak
art
a p
er
28 A
gustu
s 2
017 (
Unre
view
ed)
Tab
el
III.4
Rin
gk
asa
n A
PB
D P
rovin
si D
KI Jak
art
a T
ah
un
An
gg
ara
n 2
013-2
017 (
dala
m M
ilyar
Ru
pia
h)
UR
AIA
N2
01
32
01
42
01
52
01
62
01
72
01
2