bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan …satudata.semarangkota.go.id/adm/file/... · bab iii...

35
BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013 Hal - 27 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2013 Kota Semarang disusun berdasarkan pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2013 dan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2013. Penyusunan Anggaran Pendapatan Daerah (APBD) merupakan proses penganggaran daerah dimana secara konseptual terdiri dari formulasi kebijakan anggaran (budget policy formulation) dan perencanaan operasional anggaran (budget operational planning). Kebijakan Umum APBD (KUA) sebagai formulasi kebijakan anggaran yang menjadi dasar dalam perencanaan operasional anggaran. Formulasi Kebijakan Anggaran berkaitan dengan analisis fiskal sedangkan perencanaan rasional anggaran lebih ditekankan pada alokasi sumber daya keuangan. Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA) adalah dokumen yang memuat kebijakan tentang Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk periode 1 (satu) tahun. Latar belakang penyusunan KUA adalah dalam rangka menindaklanjuti Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang Tahun 2010 2015 dengan mengacu pada RKPD Provinsi Jawa Tengah dan RKP Tahun 2013. Data Realisasi APBD Tahun 2013 yang dituangkan dalam LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2013 merupakan data unaudited atau belum diaudit oleh BPK. Data keuangan yang sudah diaudit akan disampaikan dalam Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (LPKD) Tahun Anggaran 2013. 3.1 PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH Dalam merencanakan Pengelolaan Pendapatan Daerah yang perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Pendapatan daerah yang meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana lancar

Upload: doanhanh

Post on 25-May-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN …satudata.semarangkota.go.id/adm/file/... · BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah L K P J W A L I K O T A S E

B A B I I I – K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3 H a l - 2 7

BAB III

KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2013 Kota

Semarang disusun berdasarkan pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah

(RKPD) Tahun 2013 dan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah Tahun 2013. Penyusunan Anggaran Pendapatan

Daerah (APBD) merupakan proses penganggaran daerah dimana secara

konseptual terdiri dari formulasi kebijakan anggaran (budget policy

formulation) dan perencanaan operasional anggaran (budget operational

planning). Kebijakan Umum APBD (KUA) sebagai formulasi kebijakan

anggaran yang menjadi dasar dalam perencanaan operasional anggaran.

Formulasi Kebijakan Anggaran berkaitan dengan analisis fiskal sedangkan

perencanaan rasional anggaran lebih ditekankan pada alokasi sumber daya

keuangan.

Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA)

adalah dokumen yang memuat kebijakan tentang Pendapatan Daerah,

Belanja Daerah dan Pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk

periode 1 (satu) tahun. Latar belakang penyusunan KUA adalah dalam

rangka menindaklanjuti Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun

ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota

Semarang Tahun 2010 – 2015 dengan mengacu pada RKPD Provinsi Jawa

Tengah dan RKP Tahun 2013. Data Realisasi APBD Tahun 2013 yang

dituangkan dalam LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2013

merupakan data unaudited atau belum diaudit oleh BPK. Data keuangan

yang sudah diaudit akan disampaikan dalam Laporan Pertanggungjawaban

Keuangan Daerah (LPKD) Tahun Anggaran 2013.

3.1 PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

Dalam merencanakan Pengelolaan Pendapatan Daerah yang perlu

diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Pendapatan daerah yang meliputi semua penerimaan uang melalui

rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana lancar

Page 2: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN …satudata.semarangkota.go.id/adm/file/... · BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah L K P J W A L I K O T A S E

B A B I I I – K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3 H a l - 2 8

sebagai hak pemerintah daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak

perlu dibayar kembali oleh daerah.

2. Seluruh Pendapatan daerah dianggarkan dalam APBD secara bruto,

dalam hal ini mempunyai makna bahwa jumlah pendapatan yang

dianggarkan tidak boleh dikurangi dengan belanja yang digunakan

dalam rangka menghasilkan pendapatan tersebut dan/atau dikurangi

dengan bagian pemerintah pusat/daerah lain dalam rangka bagi hasil.

3. Pendapatan daerah merupakan perkiraan yang terukur secara rasional

yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan.

Anggaran Pendapatan Daerah Kota Semarang tahun 2013, terdiri

dari:

1. PAD Rp. 778.866.930.000,-

2. Dana Perimbangan Rp. 1.219.637.347.000,-

3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah Rp. 596.058.411.000,-

Total Pendapatan Daerah Rp. 2.594.562.688.000,-

3.1.1 Kebijakan Pendapatan

Kebijakan perencanaan Pendapatan Daerah Kota Semarang pada

tahun 2013 diarahkan pada :

Optimalisasi penerimaan Pendapatan Daerah (PAD) melalui upaya

intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah dengan menitikberatkan

pada prinsip-prinsip :

a. Potensi daripada jumlah atau jenis pungutan yang banyak

b. Tidak memberatkan masyarakat

c. Tidak merusak lingkungan

d. Mudah diterapkan dan dilaksanakan

e. Penyesuaian pendapatan baik mengenai tarif maupun materinya serta

optimalisasi aset dan kekayaan Pemerintah Kota.

Kebijakan dan langkah-langkah pengelolaan keuangan ini diharapkan

dapat memberikan akuntabilitas yang obyektif dan proporsional pada

kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan serta meningkatkan

akselerasi aktivitas perekonomian

Page 3: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN …satudata.semarangkota.go.id/adm/file/... · BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah L K P J W A L I K O T A S E

B A B I I I – K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3 H a l - 2 9

3.1.2 Target dan Realisasi Pendapatan

Target dan Realisasi Pendapatan Pemerintah Kota Semarang Tahun

2013 secara umum telah mencapai target, bahkan beberapa pendapatan

melampaui target realisasinya. Di sisi lain terdapat beberapa jenis

pendapatan yang realisasinya belum mencapai target. Pemerintah Kota

Semarang melalui SKPD penghasil, dimana SKPD Penghasil melakukan

berbagai program dan kegiatan dalan mencapai target dan realisasi yang

ditetapkan. Adapun Target dan Realisasi Pendapatan Tahun 2013 sebagai

berikut :

Target Pendapatan Rp. 2.594.562.688.000,-

Realisasi Pendapatan Rp. 2.801.228.549.867,- -

Selisih Lebih Rp. 206.665.861.867,-

Realisasi Pendapatan mencapai 107,97% dari target Pendapatan

Tahun 2013.

Rincian Target dan Realisasi pendapatan adalah sebagai berikut :

NO JENIS PENDAPATAN ANGGARAN 2013 REALISASI 2013 SELISIH PROSEN

TASE REALISASI 2012

1. Pendapatan Asli Daerah. 778.866.930.000 930.577.133.513 151.710.203.513 119,48% 786.578.41.659

2. Dana Perimbangan 1.219.637.347.000 1.191.097.523.757 (28.539.823.243) 97,66% 1.165.886.786.903

3. Lain-lain Pendapatan yang Sah.

596.058.411.000 679.553.892.597 83.495.481.597 114,01%

586.820.088.088

Jumlah Pendapatan Daerah. 2.594.562.688.000 2.801.228.549.867 206.665.861.867 107,97% 2.539.285.286.650

Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2013.

a) Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah merupakan penerimaan yang diperoleh dari

sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan

daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang

dipisahkan.

Target Rp. 778.866.930.000,-

Realisasi Rp. 930.577.133.513,- -

Selisih lebih Rp .151.710.203.513,-

Realisasi PAD mencapai 119,48% dari target PAD Tahun 2013.

Page 4: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN …satudata.semarangkota.go.id/adm/file/... · BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah L K P J W A L I K O T A S E

B A B I I I – K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3 H a l - 3 0

NO URAIAN ANGGARAN 2013 REALISASI 2013 SELISIH PROSEN

TASE REALISASI

2012

1. Pendapatan Pajak Daerah

587.050.000.000 683.708.489.950 96.658.489.950 116,47% 598.872.260.463

2. Pendapatan Retribusi Daerah

104.730.906.000 102.695.048.493 (2.035.857.507) 98,06% 84.877.260.948

3. Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

6.872.760.000 7.650.778.888 778.018.888 111,32% 6.777.319.253

4. Lain-lain PAD yang Sah

80.213.264.000 136.522.816.182 56.309.552.182 170,20% 96.051.570.995

Jenis PAD 778.866.930.000 930.577.133.513 151.710.203.513 119,48% 786.578.411.659

Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2013

Secara rinci Penjelasan Pendapatan Asli Daerah sebagai berikut :

1) Pajak Daerah :

Pajak Daerah merupakan PAD yang tarifnya ditetapkan melalui

Peraturan Daerah (Perda) Kota Semarang. Pemungutan

penerimaan dan pengelolaan pendapatan Pajak Daerah

dilaksanakan oleh Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah (DPKAD) Kota Semarang. Target dan Realisasi Pajak

Daerah tahun 2013 adalah :

Target Rp. 587.050.000.000,-

Realisasi Rp. 683.708.489.950,- -

Selisih lebih Pajak Rp. 96.658.489.950,-

Realisasi Pajak Daerah mencapai 116,47 % dari target Pajak

Daerah Tahun 2013.

Pajak Daerah secara rinci sebagai berikut :

NO URAIAN ANGGARAN 2013 REALISASI 2013 SELISIH PROSEN

TASE REALISASI

2012

1. Pajak Hotel 38.000.000.000 44.674.905.002 6.674.905.002 117,57% 37.927.674.833

2. Pajak Restoran 40.000.000.000 48.387.960.623 8.387.960.623 120,97% 39.406.951.705

3. Pajak Hiburan 12.000.000.000 12.405.484.804 405.484.804 103,38% 10.416.687.455

4. Pajak Reklame 18.500.000.000 23.040.464.075 4.540.464.075 124,54% 17.195.403.162

5. Pajak Penerangan Jalan 118.000.000.000 137.411.660.918 19.411.660.918 116,45% 114.180.202.647

6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

0 0 0 0,00% 1.122.774.154

7 Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C

1.000.000.000 1.367.379.075 367.379.075 136,74% 0

8 Pajak Parkir 5.000.000.000 5.658.633.242 658.633.242 113,17% 4.912.611.413

9 Pajak Air Tanah 4.500.000.000 4.679.097.924 179.097.924 103,98% 4.371.739.057

10 Pajak Sarang Burung Walet 50.000.000 0 (50.000.000) 0,00% 0

11 Pajak BPHTB 180.000.000.000 220.909.156.797 40.909.156.797 122,73% 208.003.747.971

12 Pajak PBB 170.000.000.000 185.173.747.490 15.173.747.490 108,93% 161.334.468.066

PAJAK DAERAH 587.050.000.000 683.708.489.950 96.658.489.950 116,47% 598.872.260.463

Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2013

Page 5: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN …satudata.semarangkota.go.id/adm/file/... · BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah L K P J W A L I K O T A S E

B A B I I I – K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3 H a l - 3 1

2) Retribusi Daerah

Retribusi Daerah merupakan PAD yang tarifnya ditetapkan

melalui Perda dan terkait langsung dengan pelayanan yang

diberikan oleh Pemerintah Kota Semarang. Pemungutan dan

pengelolaan Pendapatan Retribusi Daerah dilakukan oleh

masing-masing SKPD sebagai unit penghasil.

Target dan Realisasi Retribusi adalah :

Target Rp. 104.730.906.000,-

Realisasi Rp. 102.695.048.493,- -

Selisih kurang Retribusi Rp. ( 2.035.857.507,-)

Realisasi Retribusi Daerah mencapai 98,06% dari target

Retribusi Daerah Tahun 2013.

Penerimaan Retribusi Daerah dirinci sebagai berikut :

NO URAIAN ANGGARAN 2013 REALISASI 2013 SELISIH PROSEN

TASE REALISASI

2012

1. DINAS KESEHATAN 6.599.105.000 8.250.886.050 1.651.781.050 125,03% 7.487.333.180

Retribusi Pelayanan Kesehatan

6.599.105.000 8.250.886.050 1.651.781.050 125,03% 7.487.333.180

2. DINAS BINA MARGA 39.487.000 41.500.000 2.013.000 105,10% 35.520.000

Retr. Ijin Persewaan Alat Berat

39.487.000 41.500.000 2.013.000 105,10% 35.520.000

3. DINAS PSDA & ESDM 121.096.000 121.645.000 549.000 100,45% 115.552.000

Retr. Ijin Persewaan Alat Berat

121.096.000 121.645.000 549.000 100,45% 115.552.000

4. DINAS KEBAKARAN 59.062.000 72.762.500 13.700.500 123,20% 52.930.000

Retr.Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran

45.062.000 58.512.500 13.450.500 129,85% 35.805.000

Retr.Pemakaian Kekayaan Daerah

14.000.000 14.250.000 250.000 101,79% 17.125.000

5. DINAS TATA KOTA & PERUMAHAN

23.119.691.000 30.268.255.900 7.148.564.900 130,92% 23.829.470.135

Retr.Pelayanan Pemakaman & Pengabuan Myt

302.382.000 771.062.000 468.680.000 255,00% 374.645.000

Retr.Penggantian Biaya Cetak Peta

1.300.000.000 1.482.985.800 182.985.800 114,08% 2.420.975.435

Retr. Ijin Pemakaian Kekayaan Daerah

697.360.000 917.667.500 220.307.500 131,59% 750.902.500

Retr. Ijin Mendirikan Bangunan

16.294.575.000 21.070.239.500 4.775.664.500 129,31% 16.168.970.200

Retr. Ijin Gangguan / Keramaian

4.525.374.000 6.026.301.100 1.500.927.100 133,17% 4.113.977.000

6. PENERANGAN JALAN & P. REKLAME

18.465.748.000 6.675.978.460 (11.789.769.540) 36,15% 9.104.059.955

Retr. Reklame / Titik Reklame

18.465.748.000 6.675.978.460 (11.789.769.540) 36,15% 9.104.059.955

7. DISHUB KOMINFO 14.489.429.000 12.482.703.730 (2.006.725.270) 86,15% 9.075.781.645

Retr. Pelayanan Parkir Tepi Jalan Umum

5.853.120.000 2.601.911.700 (3.251.208.300) 44,45% 1.351.127.200

Retr. Pengujian Kendaraan Bermotor

5.432.094.000 6.142.773.030 710.679.030 113,08% 5.143.519.020

Retr.Pemakaian Kekayaan Daerah

1.440.249.000 1.900.248.500 459.999.500 131,94% 1.284.648.075

Page 6: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN …satudata.semarangkota.go.id/adm/file/... · BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah L K P J W A L I K O T A S E

B A B I I I – K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3 H a l - 3 2

NO URAIAN ANGGARAN 2013 REALISASI 2013 SELISIH PROSEN

TASE REALISASI

2012

Retr. Terminal 800.604.000 873.625.500 73.021.500 109,12% 548.514.850

Retr.Tempat Khusus Parkir

809.512.000 872.445.000 62.933.000 107,77% 718.355.000

Retr. Ijin Trayek 153.850.000 91.700.000 (62.150.000) 59,60% 29.617.500

8. BADAN LINGKUNGAN HIDUP

239.850.000 275.950.000 36.100.000 115,05% 265.800.001

Retr. Pemakaian Kekayan Daerah

239.850.000 275.950.000 36.100.000 115,05% 265.800.001

9. DINAS KEBERSIHAN & TAMAN

9.799.956.000 13.631.303.800 3.831.347.800 139,10% 7.969.300.000

Retr.Pelayanan Persampahan

8.901.456.000 12.648.398.000 3.746.942.000 142,09% 7.831.150.000

Retr. Penyedotan Kakus 144.000.000 228.405.800 84.405.800 158,62% 138.150.000

Retr. Sewa Lapangan Simpang Lima

754.500.000 754.500.000 0 100,00% 0

10. DISPENDUK & CAPIL 3.028.050.000 2.854.896.000 (173.154.000) 94,28% 3.702.397.000

Penggantian Biaya KTP & Akte Capil

3.028.050.000 2.854.896.000 (173.154.000) 94,28% 3.702.397.000

11. D. SOSIAL PEMUDA & OLAHRAGA

1.983.790.000 2.060.349.950 76.559.950 103,86% 2.046.620.600

Retr.Pemakaian Kekayaan Daerah

932.865.000 975.912.450 43.047.450 104,61% 822.643.600

Retr.Tempat Rekreasi & Olah Raga

1.050.925.000 1.084.437.500 33.512.500 103,19% 1.223.977.000

12. DINAS PARIWISATA & KEBUDAYAAN

5.721.697.000 5.568.807.000 (152.890.000) 97,33% 3.698.028.405

Retr.Pemakaian Kekayaan Daerah

2.370.612.000 2.380.678.000 10.066.000 100,42% 864.000.655

Retr.Tempat Penginapan/ Pesanggrahan/Villa

325.000.000 355.200.000 30.200.000 109,29% 314.320.000

Retr.Tempat Rekreasi & Olahraga

3.026.085.000 2.832.929.000 (193.156.000) 93,62% 2.519.707.750

13. SEKRETARIAT 788.674.000 846.734.000 58.060.000 107,36% 674.880.000

Retr. Pemakaian Kekayaan Daerah

99.541.405 125.200.000 25.658.595 125,78% 100.550.000

Retr.Tempat Penginapan / Villa

689.132.595 721.534.000 32.401.405 104,70% 574.330.000

14. D P K A D

Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah

2.046.437.000 2.636.154.903 589.717.903 128,82% 1.375.044.790

Retr.Sewa Aset Tanah 380.000.000 1.453.460.228 1.073.460.228 382,49% 708.582.620

Retr. SPBU Pandanaran 660.000.000 110.000.000 (550.000.000) 16,67% 605.000.000

Retr.Sewa Lahan Jembatan Ciputa-Anggrek

15.691.159 17.260.275

1.569.116 110,00% 0

Sewa Lahan Jembatan Ciputa-Achmad Dahlan

142.382.810 142.383.000 190 100,00% 61.462.170

Retr.Kerjasama Lantai dasar Pertokoan Simp.5

191.239.000 223.112.000 31.873.000 116,67% 0

Retr.Kerjasana Bengkok Pujasera Ngaliyan

15.628.216 34.625.000 18.996.784 221,55% 0

Retr.Kerjasana PT. NARPATI

580.000.000 580.000.000

0 100,00% 0

Retr.Sewa Lahan Sam Po Kong

34.875.815 24.494.400 (10.381.415) 70,23% 0

Retr.Sewa Lahan Tk. Roti Purimas

26.620.000 50.820.000 24.200.000 190,91% 0

15. DINAS KELAUTAN & PERIKANAN

49.500.000 58.802.580 9.302.580 118,79% 51.555.650

Pemakaian Kekayaan Daerah

22.500.000 26.240.500 3.740.500 116,62% 23.288.000

Retr. Tempat pelelangan Ikan

27.000.000 32.562.080 5.562.080 120,60% 28.267.650

16. DINAS PASAR 18.179.334.000 16.848.318.620 (1.331.015.380) 92,68% 15.392.987.587

Retr. Pelayanan Pasar 12.229.219.550 12.414.897.320 185.677.770 101,52% 10.957.933.638

Page 7: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN …satudata.semarangkota.go.id/adm/file/... · BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah L K P J W A L I K O T A S E

B A B I I I – K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3 H a l - 3 3

NO URAIAN ANGGARAN 2013 REALISASI 2013 SELISIH PROSEN

TASE REALISASI

2012

Retr.Pemakaian Kekayaan Daerah

5.950.114.450 4.433.421.300 (1.516.693.150) 74,51% 4.435.053.949

RETRIBUSI DAERAH 104.730.906.000 102.695.048.493 (2.035.857.507) 98,06% 84.877.260.948

Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2013

3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah (HPKD) yang

dipisahkan :

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

merupakan PAD dari pembagian laba atas Penyertaan Modal

Pemerintah Daerah Kota Semarang pada Perusahaan Daerah

atau Badan Usaha Milik Daerah. Pendapatan ini diterima dan

dikelola melalui Sekretariat Daerah Kota Semarang. Target dan

Realisasi HPKD yang dipisahkan adalah :

Target Rp. 6.872.760.000,-

Realisasi Rp. 7.650.778.888,- -

Selisih lebih Rp. 778.018.888,-

Realisasi HPKD mencapai 111,32% dari target HPKD yang

dipisahkan Tahun 2013.

Hasil Pengelolaan Kekayaan Yang Dipisahkan dapat dirinci

sebagai berikut :

NO URAIAN ANGGARAN 2013 REALISASI 2013 SELISIH PROSEN

TASE REALISASI

2012

1 Perusahaan Daerah RPH & BHP

37.237.146 40.024.700 2.787.554 107,49% 39.017.100

2 Perusahaan Daerah Percetakan

179.481.482 181.801.835 2.320.353 101,29% 101.166.915

3 Perusahaan Daerah Bank Pasar

361.116.372 330.515.110 (30.601.262) 91,53% 302.940.370

4 Perusahaan Daerah Bpr / BKK

1.044.925.000 1.048.800.379 3.875.379 100,37% 309.669.986

5 Bank Jateng Cabang Semarang

5.250.000.000 6.049.636.864 799.636.864 115,23% 6.024.524.882

JUMLAH 6.872.760.000 7.650.778.888 778.018.888 111,32% 6.777.319.253

Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2013

4) Lain-lain PAD yang Sah :

Penerimaan Lain-Lain PAD yang Sah merupakan penerimaan

dari 6 Satuan Perangkat Kerja (SKPD) Kota Semarang yaitu

RSUD, Dinas Perhubungan dan Kominfo, Dinas Sosial,

Pemuda dan Olah raga, Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah, Dinas Pertanian dan Dinas Kelautan dan Perikanan.

Page 8: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN …satudata.semarangkota.go.id/adm/file/... · BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah L K P J W A L I K O T A S E

B A B I I I – K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3 H a l - 3 4

Target dan Realisasi Lain-lain PAD yang Sah adalah :

Target Rp. 80.213.264.000,-

Realisasi Rp. 136.522.816.182,-

Selisih lebih Rp 56.309.552.182,-

Realisasi Lain-lain PAD yang Sah mencapai 170,20 % dari

target Lain – lain PAD yang sah Tahun 2013.

Rincian Lain – lain PAD yang Sah sebagai berikut :

NO URAIAN ANGGARAN 2013 REALISASI 2013 SELISIH PROSEN

TASE REALISASI

2012

1. RUMAH SAKIT UMUM 53.000.000.000 58.532.455.719 5.532.455.719 110,44% 50.629.006.813

Jasa Pelayanan Kesehatan BLU

53.000.000.000 58.532.455.719 5.532.455.719 110,44% 50.629.006.813

2. DISHUB KOMINFO 10.757.330.000 12.676.647.564 1.919.317.564 117,84% 6.722.926.239

Fasilitas Umum 246.975.000 245.617.850 (1.357.150) 99,45% 320.239.750

Penr.lain2 BLU 10.510.355.000 12.431.029.714 1.920.674.714 118,27% 6.402.686.489

3. D. SOSIAL PEMUDA & OLAHRAGA

1.182.449.000 1.182.449.664 664 100,00% 985.374.720

Penr Lain-lain / GGS 1.182.449.000 1.182.449.664 664 100,00% 985.374.720

4. D P K A D 14.960.688.000 63.809.088.072 48.848.400.072 426,51% 37.603.238.609

Pelepasan Hak Atas Tanah

100.000.000 96.698.000 (3.302.000) 96,70% 17.404.464

Penj.Peralatan/ Perlengk.Kant. Yg tdk terpakai

50.000.000 1.435.318.450 1.385.318.450 2870,64% 2.087.000.000

Jasa Giro Kas Daerah 3.700.000.000 12.987.145.879 9.287.145.879 351,00% 8.482.433.255

Rekening Deposito pada Bank

11.054.439.000 44.781.020.977 33.726.581.977 405,10% 22.670.985.105

Plat Ijin Reklame 56.249.000 36.471.500 (19.777.500) 64,84% 39.873.000

Lain-lain DPKAD 0 4.472.433.266 4.472.433.266 0,00% 3.940.794.946

Bunga Dana Bergulir 0 0 0 0,00% 83.062.394

5. DINAS KELAUTAN & PERIKANAN

13.547.000 13.787.000 240.000 101,77% 13.710.000

Penjualan Hasil Perikanan

13.547.000 13.787.000 240.000 101,77% 13.710.000

6. DINAS PERTANIAN 299.250.000 308.388.163 9.138.163 103,05% 379.000.059

Penjualan Hasil Pertanian

13.500.000 30.000.600 16.500.600 222,23% 22.519.000

Penjualan Hasil Peternakan

285.750.000 278.387.563 (7.362.437) 97,42% 356.481.059

PENERIMAAN LAIN-LAIN PAD YG SAH

80.213.264.000 136.522.816.182 56.309.552.182 170,20% 96.051.570.995

Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2013

b) Dana Perimbangan

Dana Perimbangan merupakan dana yang bersumber dari

Pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai

kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi.

Target dan Realisasi Dana Perimbangan adalah :

Target Rp. 1.219.637.347.000,-

Page 9: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN …satudata.semarangkota.go.id/adm/file/... · BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah L K P J W A L I K O T A S E

B A B I I I – K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3 H a l - 3 5

Realisasi Rp. 1.191.097.523.757,- -

Selisih kurang Rp. (28.539.823.243),-

Realisasi Dana Perimbangan mencapai 97,66% dari target Dana

Perimbangan Tahun 2013, adapun rinciannya sebagai berikut :

NO URAIAN ANGGARAN 2013 REALISASI 2013 SELISIH PROSEN

TASE REALISASI 2012

1. Bagi Hasil Pajak 114.600.538.000 120.223.608.244 5.623.070.244 104,91% 155.212.228.917

2. Bagi Hasil Bukan Pajak/ Sumber Daya Alam

1.057.500.000 1.878.324.513 820.824.513 177,62% 1.537.731.986

3. Dana Alokasi Umum. 1.054.002.569.000 1.054.002.569.000 0 100,00% 936.865.926.000

4. Dana Alokasi Khusus 49.976.740.000 14.993.022.000 (34.983.718.000) 30,00% 72.270.900.000

Dana Perimbangan 1.219.637.347.000 1.191.097.523.757 (28.539.823.243) 97,66% 1.165.886.786.903

Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2013

1) Bagi Hasil Pajak :

Dana Bagi Hasil Pajak merupakan bagian daerah yang berasal

dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak Penghasilan

Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri

dan Pajak Penghasilan Pasal 21.

Target dan Realisasi Bagi Hasil Pajak adalah :

Target Rp.114.600.538.000,-

Realisasi Rp.120.223.608.244,- -

Selisih lebih Rp. 5.623.070.244,-

Atau realisasi Bagi Hasil Pajak mencapai 104,91 % dari target

Bagi Hasil Pajak Tahun 2013.

Bagi Hasil Pajak dapat dirinci sebagai berikut :

NO URAIAN ANGGARAN 2013 REALISASI 2013 SELISIH PROSEN

TASE REALISASI 2012

1. Bagi Hasil Pajak Bumi & Bangunan

16.000.000.000 18.596.870.546 2.596.870.546 116,23% 20.906.063.280

2. Bagi Hasil dari PPH OPDN & Pasal.21

84.000.000.000 85.000.241.717 1.000.241.717 101,19% 116.807.508.621

3. Bagi Hasil Pajak Cukai Tembakau

6.600.538.000 7.265.045.216 664.507.216 110,07% 6.668.686.768

4. PPH Pasal 25/29 8.000.000.000 9.361.450.765 1.361.450.765 117,02% 10.829.970.248

Bagi Hasil Pajak 114.600.538.000 120.223.608.244 5.623.070.244 104,91% 155.212.228.917

Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2013

Page 10: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN …satudata.semarangkota.go.id/adm/file/... · BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah L K P J W A L I K O T A S E

B A B I I I – K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3 H a l - 3 6

2) Bagi Hasil Bukan Pajak / Sumber Daya Alam (BHBP / SDA) :

Bagi Hasil Bukan Pajak / Sumber Daya Alam merupakan bagian

daerah yang berasal dari Penerimaan SDA Kehutanan,

pertambangan umum,perikanan, pertambangan minyak

bumi,pertambangan gas bumi dan pertambangan panas bumi.

Target dan Realisasi BHBP / SDA adalah :

Target Rp. 1.057.500.000,-

Realisasi Rp. 1.878.324.513,- -

Selisih lebih Rp. 820.824.513,-

Atau realisasi BHBP/SDA mencapai 177,62 % dari target

BHBP / SDA Tahun 2013.

Penerimaan Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam dirinci

sebagai berikut :

NO URAIAN ANGGARAN 2013 REALISASI 2013 SELISIH PROSEN

TASE REALISASI 2012

1. Bagi Hasil dari Iuran Pengusahan Hutan

57.500.000 0 (57.500.000) 0,00% 96.689.806

2. Bagi Hasil dari Eksplorasi & Eksploitasi

1.000.000.000 1.878.324.513 878.324.513 187,83% 1.441.042.180

Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam

1.057.500.000 1.878.324.513 820.824.513 177,62% 1.537.731.986

Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2013

3) Dana Alokasi Umum

Dana Alokasi Umum merupakan Dana yang bersumber dari

pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan

pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk

mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan

desentralisasi.

Target Rp. 1.054.002.569.000,-

Realisasi Rp. 1.054.002.569.000,- -

Selisih Rp. 0,-

Selisih 0 % dari target DAU Tahun 2013.

4) Dana Alokasi Khusus

Dana Alokasi Khusus merupakan dana yang bersumber dari

pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu

dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus

Page 11: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN …satudata.semarangkota.go.id/adm/file/... · BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah L K P J W A L I K O T A S E

B A B I I I – K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3 H a l - 3 7

yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas

nasional.

Target dan Realisasi Dana Alokasi Khusus adalah :

Target Rp. 49.976.740.000,-

Realisasi Rp. 14.993.022.000,- -

Selisih Kurang Rp. (34.983.718.000),-

Realisasi Dana Alokasi Khusus mencapai 30,00 % dari target

Dana Alokasi Khusus Tahun 2013.

c) Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah merupakan pendapatan

daerah dari sumber lain yang dilaksanakan sesuai dengan peraturan

perundang – undangan yang berlaku.

Target dan Relisasi Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah adalah :

Target Rp. 596.058.411.000,-

Realisasi Rp. 679.553.892.597,-

Selisih lebih Rp. 83.496.481.597 ,-

Realisasi Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah mencapai 114,01

% dari target Lain – lain Pendapatan Daerah yang sah Tahun 2013.

Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah dirinci sebagai berikut :

NO URAIAN ANGGARAN 2013 REALISASI 2013 SELISIH PROSEN

TASE REALISASI 2012

1. Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemda Lainnya

244.901.850.000 329.977.231.976 85.075.381.976 134,74% 309.030.650.088

2. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

266.894.650.000 266.894.650.000 0 100,00% 191.552.502.000

3. Bantuan Keuangan dari Propinsi

84.261.911.000 82.682.010.621 (1.579.900.379) 98,13% 86.236.936.000

Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah

596.058.411.000 679.553.892.597 83.495.481.597 114,01% 586.820.088.088

Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2013

1) Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah

Lainnya (DBHP & PD)

Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi merupakan dana yang

bersumber dari pendapatan APBD Provinsi yang dialokasikan

kepada kabupaten/kota se Provinsi yang bersangkutan

berdasarkan angka prosentase untuk mendanai kebutuhan

daerah.

Page 12: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN …satudata.semarangkota.go.id/adm/file/... · BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah L K P J W A L I K O T A S E

B A B I I I – K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3 H a l - 3 8

Target dan Realisasi DBHP dan PD adalah :

Target Rp. 244.901.850.000,-

Realisasi Rp. 329.977.231.976,-

Selisih lebih Rp. 85.075.381.976,- Realisasi DBHP & PD mencapai 134,74 % dari target Dana

Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya

Tahun 2013.

Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah

Lainnya dirinci sebagai berikut :

NO URAIAN ANGGARAN 2013 REALISASI 2013 SELISIH PROSEN

TASE REALISASI 2012

1. Pajak Kendaraan Bermotor

80.000.000.000 105.092.447.396 25.092.447.396 131,37% 98.900.655.578

2. BBNKB 76.500.000.000 138.691.775.956 62.191.775.956 181,30% 125.463.133.189

3. Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

87.314.942.000 86.033.439.525 (1.281.502.475) 98,53% 84.267.373.662

4. P2 & PAP 946.846.000 159.569.099 (787.276.901) 16,85% 218.846.166

Retr. Tera dan Tera Ulang

140.062.000 0 (140.062.000) 0,00% 180.641.493

Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemda Lainnya

244.901.850.000 329.977.231.976 85.075.381.976 134,74% 309.030.650.088

Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2013

2) Dana Penyesuaian

Dana penyesuaian merupakan dana yang dialokasikan untuk

membantu daerah dalam rangka melaksanakan kebijakan

tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

terdiri dari Tunjangan Profesi Guru Pegawai Negeri Sipil

Daerah, Dana Tambahan Penghasilan Guru Pegawai Negeri

Sipil Daerah, Bantuan Operasional Sekolah dan Dana Insentif

Daerah.

Target dan Realisasi Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

adalah :

Target Rp. 266.894.650.000,-

Realisasi Rp. 266.894.650.000 ,-

Selisih Rp. 0,-

Dana Penyesuaian mencapai 100 % dari target Dana

Penyesuaian Tahun 2013.

Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus dirinci sebagai berikut:

Page 13: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN …satudata.semarangkota.go.id/adm/file/... · BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah L K P J W A L I K O T A S E

B A B I I I – K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3 H a l - 3 9

NO URAIAN ANGGARAN 2013 REALISASI 2013 SELISIH PROSEN

TASE REALISASI 2012

1 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

0 0 0 0,00%

0

2 Dana Bantuan Operasional Sekolah

0 0 0 0,00% 0

3 Tambahan Penghasilan Guru PNSD & Tunj.Prof

266.894.650.000 266.894.650.000 0 100,00% 191.552.502.000

Dana Penyesuaian & Otonomi Khusus

266.894.650.000 266.894.650.000 0 100,00% 191.552.502.000

Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2013

Dana BOS target dan realisasi sebesar Rp 0,- dikarenakan

dana BOS tidak masuk pada laporan realisasi anggaran (LRA)

APBD namun dimasukkan pada laporan operasional dan

neraca.

3) Bantuan Keuangan Provinsi

Bantuan keuangan provinsi merupakan bantuan yang

digunakan untuk menganggarkan bantuan keuangan yang

bersifat umum atau khusus dari provinsi kepada kabupaten/kota

dalam rangka pemerataan dan/atau peningkatan kemampuan

keuangan.

Target dan Realisasi Bantuan Keuangan Provinsi adalah :

Target Rp. 84.261.911.000,-

Realisasi Rp. 82.682.010.621 ,-

Selisih kurang Rp. (1.579.900.379,-)

Bantuan Keuangan Provinsi mencapai 98,13 % dari target

Bantuan Keuangan Provinsi Tahun 2013.

Bantuan Keuangan dirinci sebagai berikut:

NO URAIAN ANGGARAN 2013 REALISASI 2013 SELISIH PROSEN

TASE REALISASI 2012

1 Bantuan Keuangan dari Propinsi Tk.I

84.261.911.000 82.682.010.621 (1.579.900.379) 98,13% 86.236.936.000

Bantuan Keuangan dari Propinsi Tk.I

84.261.911.000 82.682.010.621 (1.579.900.379) 98,13% 86.236.936.000

Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2013

3.1.3 Permasalahan dan Solusi Pencapaian Pendapatan Daerah

Pemerintah Kota Semarang dalam upaya mengelola pendapatan

daerah sering mengalami berbagai permasalahan. Adapun permasalahan

yang timbul pada setiap optimalisasi pendapatan dan solusinya sebagai

berikut :

Page 14: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN …satudata.semarangkota.go.id/adm/file/... · BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah L K P J W A L I K O T A S E

B A B I I I – K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3 H a l - 4 0

1. Permasalahan Pendapatan dan Solusi pada PAD

a) Permasalahan Pajak Daerah

1) Kesadaran Wajib Pajak Daerah yang belum maksimal dalam

melaporkan Obyek Pajak Baru.

2) Kesadaran Wajib Pajak yang belum maksimal dalam hal

memenuhi kewajiban pembayaran pajaknya.

3) Adanya Peraturan Menteri PU yang melarang pemasangan

Baliho yang ada di median jalan

4) Kesadaran Wajib Pajak PBB belum optimal dalam hal

memenuhi kewajiban pembayaran pajaknya (ketepatan waktu

pembayaran).

5) Terbatasnya tempat sarana pelayanan masyarakat/WP PBB di

wilayah untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat.

6) Adanya Surat Edaran Kepala BPN No.5 Tahun 2013 bahwa

masyarakat tidak perlu verifikasi SSPD BPHTB yang dilakukan

Pemkot atau menverifikasi dengan menghitung harga pasar

b) Solusi yang diupayakan sebagai berikut :

1) Melaksanakan sosialisasi, pembinaan, monitoring dan

updating obyek dan subyek pajak secara terus menerus.

2) Melaksanakan pemeriksaan secara periodik setiap Triwulan

dan penungguan terhadap obyek pajak tertentu yang

ditengarai dalam membayar pajaknya tidak sesuai dengan

yang seharusnya.

3) Mengintensifkan pendataan/penagihan jenis Reklame lainnya

4) Memberikan penghargaan kepada WP berprestasi sebagai

motivasi agar WP membayar pajak sesuai dengan potensinya

serta menyelenggarakan pembukuan secara tertib.

5) Menambah pengadaan mobil keliling untuk melayani

pembayaran PBB sehingga WP dapat memenuhi kewajiban

membayar pajak.

6) Melaksanakan koordinasi ke Pemerintah Pusat.

2. Permasalahan Retribusi Daerah

Upaya pengelolaan Retribusi Daerah secara optimal sering terjadi

permasalahan dan kendala yang dihadapi SKPD pengelola Retribusi

Page 15: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN …satudata.semarangkota.go.id/adm/file/... · BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah L K P J W A L I K O T A S E

B A B I I I – K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3 H a l - 4 1

Daerah bersangkutan. Adapun permasalahan Retribusi Daerah setiap

SKPD sebagai berikut :

Dinas Penerangan Jalan dan Pengelolaan Reklame

Permasalahan :

Retribusi Reklame mengalami penurunan dari target karena

adanya UU No.28/2009 dan Permen.PU No.20/2010 yang

menyatakan bahwa titik-titik reklame yang berada di lahan pribadi

dan wilayah dinas kerja Bina Marga tidak dikenakan retribusi dan

tidak diperbolehkan lagi memasang reklame melintang di jalan

(bando), di median jalan termasuk delta, baik di jalan nasional,

provinsi maupun kota.

Solusi :

1. Penyesuaian target sesuai potensi

2. Mengembangkan potensi titik reklame baru di lahan kota

3. Mengoptimalkan pengawasan dan pengendalian reklame-reklame

yang tidak berijin dan habis masa ijinnya

Dinas Perhubungan, Komunikasi & Informatika

Permasalahan :

1) Belum optimalnya penarikan retribusi pelayanan parkir di tepi jalan

umum karena penetapan target titik parkir tidak sesuai titik parkir

yang terdata

2) Kendaraan Taksi yang tidak layak jalan mengakibatkan banyak

taksi yang tidak beroperasi.Hal ini berpengaruh pada pendapatan

Retribusi Ijin Operasional Taksi

Solusi yang diupayakan sebagai berikut :

1) a. Upaya yang dilakukan adalah dengan mencari titik-titik parkir

baru,serta mengefektifkan titik-titik parkir yang sudah ada.

b. Melakukan Koordinasi dengan Instansi terkait untuk pembinaan

dan pengawasan terhadap Juru Parkir.

2) Diberikan Surat Peringatan kepada Pengusaha Taksi bahwa ijin

operasional Taksinya sudah habis masa berlakunya dan untuk

segera dilakukan perpanjangan serta diberikan sanksi apabila

tidak melakukan perpanjangan akan dicabut ijin trayeknya.

Page 16: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN …satudata.semarangkota.go.id/adm/file/... · BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah L K P J W A L I K O T A S E

B A B I I I – K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3 H a l - 4 2

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Permasalahan :

1) Berkurangnya pengunjung karena akses jalan terganggu

dikarenakan adanya pembangunan jalan nasional yang berada di

depan pintu masuk Taman Margasatwa.

2) Masih kurangnya penambahan daya tarik wisata seperti hewan

dan wahana baru

Solusi yang diupayakan sebagai berikut :

1) Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam rangka

mengoptimalkan pemakaian lahan di lingkungan Taman

Margasatwa.

2) Melengkapi dan meningkatkan fasilitas daya tarik wisata

Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah :

Permasalahan :

1) Kerjasama pengelolaan SPBU Pandanaran ini diputus oleh

Pemerintah Kota Semarang sejak tahun 2013, sehingga

pendapatan hanya diterima 2 bulan yaitu bulan Januari dan

Februari sebesar Rp.110.000.000,00

2) Pihak pengelola Sam Po Kong keberatan dan telah mengajukan

keringanan dan keberatan atas penetapan retribusi dan

Pemerintah Kota Semarang belum bisa mengabulkan karena tidak

ada alasan sebagai dasar pemberian keringanan tersebut, akan

tetapi pihak pengelola Sam Po Kong belum menyetorkan

kewajibannya.

Solusi sebagai berikut :

1) Dilakukan penyesuaian target pendapatan.

2) Pemerintah Kota Semarang akan menarik kembali hak

pengelolaan aset tersebut (memutus perjanjian kerjasama).

Dinas Pasar :

Permasalahan :

Retribusi Sewa Lahan PKL belum dapat memenuhi target

dikarenakan:

1) Adanya Renovasi Pasar – Pasar

Page 17: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN …satudata.semarangkota.go.id/adm/file/... · BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah L K P J W A L I K O T A S E

B A B I I I – K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3 H a l - 4 3

2) Pengawasan terhadap mekanisme setoran pemungutan

retribusi PKL di kecamatan/kelurahan belum terkoordinasi

secara optimal dengan Dinas Pasar Kota Semarang.

Solusi yang diupayakan sebagai berikut :

1) Mensegerakan pembangunan pasar-pasar tersebut sehingga

dapat cepat menata pedagang

2) Mengevaluasi dan memonitoring retribusi setiap hari ke pasar-

pasar

3) Pembentukan Pokja – Pokja untuk pemantauan pemungutan

retribusi PKL yang masih dilaksanakan oleh kelurahan –

kelurahan (Pokja Wilayah Semarang Barat, Pokja Wilayah

Semarang Timur dan Pokja Wilayah Semarang Selatan)

4) Melaksanakan penagihan tunggakan dan monitoring Retribusi

PKL setiap bulan ke masing – masing Kelurahan

5) Melaksanakan pembinaan terhadap petugas juru pungut dan

pedagang PKL tentang hak dan kewajiban dan mengadakan

pendataan ulang PKL

3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

Permasalahan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang

Dipisahkan :

PD BPR Bank Pasar tidak mencapai target di tahun 2013 karena :

1) Suku bunga LPS BPR yang terus mengalami kenaikan sehingga

sangat berpengaruh pada biaya bunga pihak ketiga yang

mengalami kenaikan dari 8% menjadi 9,75%.

2) Kebijakan Bank Indonesia dalam pembentukan biaya

Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif (PPAP) sehingga

berpengaruh terhadap biaya penyusutan Pembentukan Penyisihan

Aktiva Produktif (PPAP) yang besar.

Solusi yang diupayakan sebagai berikutnya :

PD. BPR Bank Pasar untuk memaksimalkan penyaluran kredit kepada

pihak ketiga.

Page 18: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN …satudata.semarangkota.go.id/adm/file/... · BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah L K P J W A L I K O T A S E

B A B I I I – K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3 H a l - 4 4

4. Lain-lain PAD Yang Sah

Lain-lain PAD yang Sah pada Pendapatan Hasil Peternakan tidak

mencapai target sebagai berikut :

Dinas Pertanian

Permasalahan yang dihadapi

Lain-lain PAD yang Sah pada Pendapatan Hasil Peternakan tidak

mencapai target karena ada peternak belum maksimal dalam

mengelola ternaknya, sehingga mengakibatkan hasil ternak tidak

sesuai target.

Solusi lain-lain PAD Yang Sah

Penyuluhan dan pembinaan yang intensif kepada penggaduh

tentang budi daya ternak yang benar.

Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Permasalahan yang dihadapi :

1) Pelepasan Hak Atas Tanah tidak mencapai target karena ganti rugi

pelepasan aset yang terkena proyek rel ganda belum dilaksanakan

karena pemberkasan belum selesai.

2) Bidang Pajak Daerah

Pendapatan Ijin Plat Reklame tidak mencapai target karena animo

Wajib Pajak untuk memasang plat ijin reklame sangat terbatas bila

dibandingkan pemasangan umbul-umbul yang bersifat insidentil

Solusi lain-lain PAD Yang Sah sebagai berikut :

1) Pelepasan atas aset tersebut pembayaran ganti rugi akan

dilaksanakan di tahun 2014.

2) Pendapatan ijin plat reklame di tahun 2014 sudah tidak

dilaksanakan namun tetap memberikan fasilitas kepada WP untuk

pemakaian reklame tanpa ijin plat reklame karena setelah

dievaluasi hasilnya tidak signifikan dengan perolehan hasil pajak

reklame.

5. Pendapatan Dana Perimbangan

Permasalahan yang dihadapi dalam upaya optimalisasi pendapatan

Dana Perimbangan :

a) Dana Alokasi Umum (DAU)

Permasalahan yang dihadapi dalam upaya optimalisasi

pendapatan DAU :

Page 19: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN …satudata.semarangkota.go.id/adm/file/... · BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah L K P J W A L I K O T A S E

B A B I I I – K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3 H a l - 4 5

1) Data penunjang perolehan alokasi DAU didasarkan pada

beberapa komponen diantaranya Data Statistik

Kependudukan, Data Belanja Pegawai dan Indeks Fiskal yang

disajikan secara periodik dengan data sumber sebagai acuan

DJPK Kementrian Keuangan adalah data Tahun -1 (Tahun

Sebelumnya).

2) Alokasi DAU mutlak ditentukan oleh pusat setelah

mempertimbangkan Pendapatan Nasional pada APBN

Solusi yang ditempuh :

1) Meningkatkan koordinasi dengan Badan Statistik maupun

DJPK Kementrian Keuangan Republik Indonesia.

2) Melaksanakan laporan rutin tiap bulan kepada Pemerintah

Pusat terkait pendapatan DAU yang ditransferkan melalui Kas

Daerah.

3) Melaporkan realisasi penyerapan DAU secara periodik tengah

semester dan akhir tahun berikut SILPA yang ada di Kas

Daerah.

b) Dana Alokasi Khusus (DAK)

Permasalahan yang dihadapi dalam upaya optimalisasi

pendapatan DAK :

1) Perolehan DAK mengalami penurunan jumlah bidang dari

tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan kurangnya koordinasi

terkait penyampaian data pendukung guna menyajikan data

teknis sesuai yang diharapkan oleh masing-masing

Kementrian Teknis.

2) Data Teknis yang disampaikan SKPD kepada masing-masing

Kementrian Teknis masih ada kesalahan/keterlambatan

penyampaian, sehingga mengakibatkan tidak mendapat

Alokasi DAK pada tahun berikutnya.

3) Dinas Pendidikan yang mendapatkan alokasi terbesar dari

total alokasi DAK yang telah dialokasikan Pemerintah Pusat

tidak melaksanakan kegiatan dengan menggunakan dana DAK

tersebut sehingga hal ini menjadikan optimalisasi pendapatan

kurang maksimal.

Page 20: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN …satudata.semarangkota.go.id/adm/file/... · BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah L K P J W A L I K O T A S E

B A B I I I – K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3 H a l - 4 6

4) Pada awal Tahun 2013 belum mampu menyajikan administrasi

pencatatan SILPA DAK hal ini dikarenakan kurangnya

pemahaman dan koordinasi semua pihak terkait.

5) Petunjuk Teknis dan masing-masing Kementrian Teknis

khususnya dari KementrianPendidikan dan Kebudayaan

seringkali terlambat turun dibanding penetapan APBD tahun

berjalan.

Solusi yang ditempuh :

1) Meningkatkan fungsi dan peran DAK sebagaimana amanat

Undang-undang

2) Meningkatkan Koordinasi dengan seluruh SKPD terkait untuk

selalu berkomunikasi dan berkonsultasi serta meningkatkan

pemahaman dalam hal pengelolaan DAK yang baik dan benar.

3) Secara periodik selalu berkoordinasi dan konsultasi dengan

Kementrian Keuangan Republik Indonesia.

4) Membukukan secara tertib sehingga mampu menghasilkan

data time series DAK Pemerintah Kota Semarang selama 5

tahun terakhir berikut data SILPA sampai dengan akhir tahun

2013.

6. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah

Permasalahan yang dihadapi dalam upaya optimalisasi lain-lain

pendapatan daerah yang sah :

Bagi Hasil Pajak dari Provinsi

1) Pajak Air Permukaan (PAP) realisasinya tidak mencapai target

karena penerimaan pajak air tanah merupakan bagi hasil dari

Provinsi sehingga penerimaan pajaknya sesuai dengan

pendapatan yang diperoleh Pemerintah Provinsi

2) Retribusi Tera Ulang dan Tera tidak ada realisasi karena sesuai

dengan ketentuan bahwa Bagi Hasil Retribusi yang ada hanya

Bagi Hasil Pajak sehingga Retribusi Tera Ulang dan Tera

dimasukkan sebagai pendapatan dari Bantuan Keuangan Provinsi

Solusi yang ditempuh :

1) Dilakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi tentang

Penyesuaian target pendapatan

2) Disesuaikan dengan target sesuai dengan ketentuan

Page 21: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN …satudata.semarangkota.go.id/adm/file/... · BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah L K P J W A L I K O T A S E

B A B I I I – K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3 H a l - 4 7

Dana Penyesuaian

1) Alokasi Dana Tunjangan Penghasilan Guru (TPG) dan Tambahan

Penghasilan Guru (TAMSIL) data sumber dari Dinas Pendidikan

langsung disampaikan kepada Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan sehingga masih perlu dilakukan koordinasi.

2) PMK yang mengatur tentang TPG dan TAMSIL mengamanatkan

penyampaian laporan secara semester dan tahunan, sedangkan

alokasi transfer dilaksanakan secara triwulan sehingga kurang

sinkron dalam penyampaian laporan.

Solusi yang ditempuh :

1) Meningkatkan koordinasi dengan SKPD (Dinas Pendidikan)

menyangkut penyampaian usulan data kepada Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan dan upaya percepatan penyajian

laporan agar dilaksanakan secara triwulan sebagaimana

penerimaan transfer yang dilaksanakan secara triwulan.

2) Meningkatkan koordinasi dengan DJPK Kementrian Keuangan

Republik Indonesia.

Bantuan Keuangan dari Propinsi

Realisasi Bantuan Keuangan dari Propinsi tidak memenuhi target

karena :

SKPD DPKAD

1) DPA Alokasi Bantuan Keuangan dari Provinsi sepenuhnya

ditentukan oleh Provinsi Jawa Tengah yaitu kegiatan dan

besarannya.

2) Kesalahan peruntukan kegiatan maupun nomenklatur masih terjadi

pada DPA Provinsi Jawa Tengah.

3) Bantuan keuangan di APBD Provinsi Jawa Tengah TA.2013

perubahan untuk kegiatan fisik, waktunya terlalu pendek.

Solusi yang ditempuh :

1) Secara rutin SKPD terkait melalui Bappeda Kota Semarang

mengusulkan kegiatan-kegiatannya hasil Musrenbang ke Provinsi

Jawa Tengah dengan prioritas utama pada proyek infrastruktur.

2) Mengajukan revisi atas kesalahan peruntukan kegiatan dan

nomenklatur tersebut kepada Provinsi Jawa Tengah

Page 22: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN …satudata.semarangkota.go.id/adm/file/... · BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah L K P J W A L I K O T A S E

B A B I I I – K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3 H a l - 4 8

3) Berkonsultasi kepada Tim TAPD agar kegiatan bisa dilaksanakan

di APBD Perubahan Tahun 2014

3.2 PENGELOLAAN BELANJA DAERAH

Belanja Daerah pada tahun 2013 yang terdiri dari belanja langsung

dan belanja tidak langsung, belanja tersebut disusun berdasarkan perkiraan

beban pengeluaran daerah yang dialokasikan dalam rangka pemberian

pelayanan umum, serta didasarkan pula pada permasalahan yang dihadapi

mengacu pada Strategi Prioritas Pembangunan Daerah yang disusun secara

terintegrasi dengan Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional.

3.2.1 Kebijakan Belanja Daerah

Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan

urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota

Semarang yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan

yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat

dilaksanakan bersama antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah

atau antar Pemerintah Daerah yang ditetapkan dengan ketentuan

perundang-undangan.

Kebijakan Belanja Daerah di tahun 2013 terdiri dari belanja langsung

dan belanja tidak langsung.

1. Belanja Tidak langsung meliputi :

a. Belanja Pegawai yang dianggarkan dengan berpedoman pada

ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah

tentang Peraturan Pemerintah tentang Peraturan Gaji Pegawai

Negeri Sipil. Pada Tahun 2013 Gaji PNSD diproyeksikan

mengalami peningkatan rata-rata 10 persen dan kenaikan

pada tambahan tunjangan profesi guru yang disesuaikan

dengan kebijakan pemerintah pusat serta kenaikan insentif

pajak daerah.

b. Belanja Hibah dilaksanakan dengan mengacu pada ketentuan

yang berlaku yang bertujuan antara lain :

1. Hibah kepada Pemerintah bertujuan untuk menunjang

peningkatan penyelenggaraan fungsi Pemerintahan di

daerah diberikan pada satuan kerja dari kementerian /

Page 23: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN …satudata.semarangkota.go.id/adm/file/... · BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah L K P J W A L I K O T A S E

B A B I I I – K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3 H a l - 4 9

lembaga pemerintah non kementerian yang wilayah

kerjanya berada dalam daerah Kota Semarang;

2. Hibah kepada masyarakat dan organisasi kemasyarakatan

diberikan untuk kegiatan-kegiatan tertentu dalam bidang

perekonomian, pendidikan, kesehatan, keagamaan,

kesenian, adat istiadat, dan keolahragaan non-profesional

yang bertujuan untuk meningkatkan partisipasi

penyelenggaraan pembangunan daerah.

c. Belanja Bantuan Sosial

Belanja Bantuan Sosial digunakan untuk menganggarkan

pemberian bantuan yang bersifat sosial kemasyarakatan

dalam bentuk uang dan/atau barang kepada

kelompok/anggota masyarakat dan partai politik yang

bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pemberian bantuan sosial diberikan secara selektif, tidak terus

menerus/tidak mengikat (pemberian bersifat tidak wajib dan

tidak harus diberikan tiap tahun), kecuali dalam keadaan

tertentu serta memiliki kejelasan peruntukan penggunaannya

dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah.

Penetapan Belanja Hibah dan Bantuan Sosial mengacu pada

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011

tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang

bersumber dari APBD serta Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 39Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang

Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang

bersumber dari APBD,dimana terdapat mekanisme yang

mengatur tentang penerimaann hibah dan bantuan sosial.

d. Belanja Tidak Terduga

Belanja tidak terduga merupakan belanja yang dianggarkan

tidak terkait langsung dengan pelaksanaan Program dan

Kegiatan Anggaran. Penetapan belanja tidak terduga pada

tahun anggaran 2013 dengan mempertimbangkan posisi

geografis Kota Semarang dan penetapan pagu anggaran

belanja tidak terduga diproyeksikan dengan mengacu pada

Page 24: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN …satudata.semarangkota.go.id/adm/file/... · BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah L K P J W A L I K O T A S E

B A B I I I – K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3 H a l - 5 0

ketentuan dan peraturan yang berlaku. Anggaran penyediaan

belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa/tanggap

darurat yang tidak dapat diprediksi sebelumnya, di luar kendali

dan pengaruh pemerintah, diberikan dalam rangka

pencegahan gangguan terhadap stabilitas penyelenggaraan

Pemerintahan demi terciptanya keamanan, ketentraman dan

ketertiban masyarakat serta tidak diharapka secara berulang

seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial untuk

dapat diperkirakan sebelumnya.

2. Belanja Langsung meliputi :

a. Kebijakan Belanja berdasarkan Urusan Pemerintah Daerah

Kebijakan belanja daerah berdasarkan urusan Pemerintah

daerah terdiri dari Urusan Wajib dan Urusan Pilihan yang

terdiri dari 26 Urusan wajib dan 8 urusan pilihan sesuai dengan

RPJMD 2010-2015 diarahkan untuk untuk mendukung prioritas

percepatan pencapaian Sapta Program. Urusan wajib

diselenggarakan dengan prioritas untuk melindungi dan

meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya

memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk

peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas

sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan

sistem jaminan sosial.

b. Kebijakan Belanja berdasarkan Satuan Kerja Perangkat

Daerah

Kebijakan belanja berdasarkan SKPD diarahkan untuk

menunjang efektifitas pelaksanaan tugas dan fungsi Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam rangka melaksanakan

pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas pokok

dan fungsi SKPD. Pengalokasian pagu anggaran belanja yang

direncanakan oleh SKPD harus memenuhi prinsip-prinsip

Specific, Measurable, Acceptable, Reliable, Time (SMART).

Page 25: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN …satudata.semarangkota.go.id/adm/file/... · BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah L K P J W A L I K O T A S E

B A B I I I – K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3 H a l - 5 1

Kebijakan Pembangunan Daerah

Prioritas program pembangunan Tahun 2013 merupakan upaya

dalam dalam rangka pencapaian visi Kota Semarang yaitu

“Terwujudnya Semarang Kota Perdagangan dan Jasa, yang

Berbudaya Menuju Masyarakat Sejahtera”. Adapun langkah konkrit

yang akan dilakukan untuk mencapai visi tersebut dituangkan dalam 7

agenda pokok prioritas pembangunan Kota Semarang “SAPTA

PROGRAM” adalah sebagai berikut :

1. Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran

a. Peningkatan pemerataan dan jangkautan akses pelayanan

pendidikan

b. Jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat 100%;

c. Menurunkan angka pengangguran malalui peningkatan

produktivitas angkatan kerja dan padat karya produktif;

d. Peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan

peningkatan produktivitas UKM / IKM, pengembangangan

agrobisnis peternakan/perikanan, pemberdayaan usaha bagi

PMKS;

e. Peningkatan kualitas perumahan dan permukiman melalui

kegiatan pemugaran rumah tidak layak huni, perbaikan kualitas

lingkungan dan penyediaan rumah layak huni serta penyediaan

air bersih masyarakat;

2. Penanganan rob dan banjir

a. Pembebasan lahan kali Beringin dan Tenggang;

b. Pembangunan sistem polder Banger;

c. Normalisasi kali Tenggang;

d. Operasi dan pemeliharaan pompa banjir.

3. Peningkatan Pelayanan Publik

a. Peningkatan keterbukaan informasi publik melalui kegiatan

pembembangunan e-Gov, penyempurnaan P5D;

b. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam perencanaan,

pelaksanaan dan pengawasan penyelenggaraan pembangunan;

c. Penyelenggaraan event-event dalam mendukung Visit Jateng

Year 2013;

Page 26: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN …satudata.semarangkota.go.id/adm/file/... · BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah L K P J W A L I K O T A S E

B A B I I I – K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3 H a l - 5 2

d. Dukungan pelaksanaan Pemilihan Gubernur melalui kegiatan

PAM TAKSUNG, Fasilitasi Sukses Pemilihan Gubernur Jateng,

dan pencanangan Kampanye Damai;

e. Peningkatan pendapatan asli daerah melalui penggalian

sumber-sumber pendapatan daerah;

4. Peningkatan Infrastruktur

a. Pembebasan lahan Jangli-Undip dan outer ringroad Barat-

Selatan;

b. Peningkatan jalan akses bandara Ahmad Yani;

c. Pembangunan jalan tembus Jembatan Kartini ke Jalan Gajah;

d. Pembangunan sarana perekonomian melalui pembangunan

pasar-pasar tradisional (Pasar Klitikan, Pasar Rasamala, Pasar

Jrakah, Rehabilitasi Pasar surtikanti), Lanjutan pembangunan

Pasar Bulu dan pembangunan Pasar Ikan Tradisional Terpadu

Rejomulyo;

e. Pembangunan ruang terbuka hijau di eks lahan Pasar

Rejomulyo;

f. Pembangunan Gedung Pendidikan dan Pelatihan Kota

Semarang;

g. Rehabilitasi GOR Tri Lomba Juang.

5. Kesetaraan gender.

a. Peningkatan kapasitas dan jaringan kelembagaan

pemberdayaan perempuan dan anak.

b. Penyediaan data pilah gender.

6. Pendidikan;

a. Rehabilitasi sedang/berat bangunan SD dan pengadaan sarana

prasarana;

b. Pendampingan bantuan operasional sekolah SD dan SMP;

c. Pembangunan sarana dan prasarana Pendidinan Anak Usia

Dini (PAUD);

d. Pembangunan SMP Negeri baru;

e. Pengadaan sarana dan prasarana sekolah SMP dan SMA/SMK

Page 27: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN …satudata.semarangkota.go.id/adm/file/... · BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah L K P J W A L I K O T A S E

B A B I I I – K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3 H a l - 5 3

7. Kesehatan.

a. Peningkatan derajat kesahatan melalui upaya peningkatan

pelayanan dasar kesehatan dan rujukan.

b. Pencegahan penyakit menular.

3.2.1 Target dan Realisasi Belanja Daerah

Target dan Realisasi Belanja Daerah adalah

Anggaran Rp. 3.184.087.019.000

Realisasi Rp. 2.481.924.180.150 _

Selisih kurang Rp. 702.162.838.850,-

Kurang 22,05% dari Anggaran Belanja Tahun 2013

NO URAIAN ANGGARAN 2013 REALISASI 2013 SELISIH PROSEN

TASE REALISASI 2012

1 Belanja Tidak Langsung

1.329.550.219.000 1.189.315.029.305 140.235.189.695 89,45% 1.125.173.880.550

2 Belanja Langsung 1.854.536.800.000 1.292.609.150.845 561.927.649.155 69,70% 933.788.561.728

Belanja 3.184.087.019.000 2.481.924.180.150 702.162.838.850 77,95% 2.058.962.442.278

Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2013

Target dan Realisasi Belanja dapat dirinci sebagai berikut :

1. Belanja Tidak Langsung

Target dan Realisasi Belanja Tidak Langsung adalah :

Anggaran Rp. 1.329.550.219.000,-

Realisasi Rp. 1.189.315.219.000,- _

Selisih lebih Rp. 140.235.189.695,-

Atau lebih 10,55% dari Anggaran BelanjaTidak Langsung Tahun

2013.

NO URAIAN ANGGARAN 2013 REALISASI 2013 SELISIH PROSEN

TASE REALISASI 2012

1 Belanja Pegawai 1.261.572.130.000 1.142.988.541.942 (118.583.588.058) 90,60% 1.085.378.492.010

2 Belanja Bunga 1.000.000.000 378.295.400 (621.704.600) 37,83% 723.905.100

3 Belanja Subsidi 0 0 0 0,00% 0

4 Belanja Hibah 43.719.559.000 41.621.315.866 (2.098.243.134) 95,20% 30.708.338.580

5 Belanja Bantuan Sosial

4.006.400.000 2.731.600.000 (1.274.800.000) 68,18% 7.485.436.900

6 Belanja Bagi Hasil 0 0 0 0,00% 0

7 Belanja Bantuan Keuangan

788.567.000 788.567.000 0 100,00% 788.567.000

8 Belanja Tidak terduga

18.463.563.000 806.709.097 (17.656.853.903) 4,37% 89.140.960

Belanja Tidak Langsung

1.329.550.219.000 1.189.315.029.305 (140.235.189.695) 89,45% 1.125.173.880.550

Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2013

Page 28: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN …satudata.semarangkota.go.id/adm/file/... · BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah L K P J W A L I K O T A S E

B A B I I I – K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3 H a l - 5 4

Pemerintah Kota Semarang dalam Realisasi Belanja Daerah

diupayakan menghindari adanya pelampauan. Realisasi kurang dari

target belanja apabila target sasaran output terpenuhi berarti terjadi

efisiensi. Adapun selisih kurang Belanja pada Belanja Tidak langsung

dapat diuraikan sebagai berikut :

a) Belanja Pegawai :

Selisih kurang diakibatkan adanya pegawai pensiun, mutasi

pegawai dan meninggal. Kurang Belanja Pegawai terdapat pada

setiap SKPD dengan selisih terkecil di SKPD RSUD dan terbesar

di SKPD Dinas Pendidikan

b) Belanja Bunga :

Selisih kurang karena pada saat perubahan anggaran dialihkan

atau dipindahkan untuk pembayaran pokok hutang yang

diakomodir pada pos pembiayaan pada angsuran hutang pokok.

c) Belanja Subsidi

Belanja subsidi tidak dianggarkan.

d) Belanja Hibah

Selisih kurang karena pemberian hibah selektif dan lebih berhati-

hati.

e) Belanja Bantuan Sosial :

Selisih kurang karena pemberian Bantuan Sosial lebih selektif dan

hati-hati.

f) Belanja Bantuan Keuangan :

Bantuan Keuangan dari Propinsi digunakan sesuai ketentuannya.

g) Belanja Tidak Terduga :

Belanja Tidak Terduga digunakan sesuai dengan kebutuhan yaitu

untuk restitusi sedangkan sisanya dicadangkan apabila terjadi

bencana alam.

2. Belanja Langsung

Target dan Realisasi Belanja Langsung adalah :

Anggaran Rp. 1.854.536.800.000,-

Realisasi Rp. 1.292.609.150.845,- -

Selisih kurang Rp. 561.927.649.155,-

Page 29: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN …satudata.semarangkota.go.id/adm/file/... · BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah L K P J W A L I K O T A S E

B A B I I I – K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3 H a l - 5 5

Atau kurang sebesar 30,3% dari target Belanja Langsung Tahun

2013:

NO URAIAN ANGGARAN 2013 REALISASI 2013 SELISIH PROSEN

TASE REALISASI 2012

1 Belanja Pegawai 172.175.946.224 149.882.292.083 (22.293.654.141) 87,05% 131.405.912.194

2 Belanja Barang dan Jasa

632.619.454.779 551.044.086.081 (81.575.368.698) 87,11% 450.528.367.285

3 Belanja Modal 1.049.741.398.997 591.682.772.681 (458.058.626.316) 56,36% 351.854.282.249

Belanja Langsung 1.854.536.800.000 1.292.609.150.845 (561.927.649.155) 69,70% 933.788.561.728

Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2013

Keterangan kurang belanja pada Belanja Langsung sebagai

berikut :

a) Belanja Pegawai :

Selisih kurang belanja pegawai disebabkan karena :

Selektif pada jumlah personil pada kegiatan yang melibatkan

kepanitiaan. Kurang Belanja Langsung Pegawai terdapat pada

beberapa SKPD yaitu SKPD Dinas Kesehatan, Dinas

Perhubungan dan Kominfo, Sekretariat Daerah dan Dinas

Pasar.

b) Belanja Barang dan Jasa :

Pada belanja barang dan jasa selisih kurang disebabkan karena

:

1) Belanja barang jasa sesuai dengan kebutuhan kegiatan

yang dilaksanakan.

2) Pembelian makan dan minum rapat sesuai dengan

kebutuhan riil.

3) Pemakaian telepon, listrik, dan lain-lain dilakukan sesuai

dengan kebutuhan kedinasan.

4) Pengadaan dan penyediaan ATK, komponen instalasi

listrik/penerangan bangunan kantor, dan penyediaan

peralatan kantor disesuaikan dengan harga pasar dan

negosiasi barang.

5) Adanya beberapa kegiatan yang dilaksanakan target

sasaran dan penyerapan belanjanya tidak mencapai 100%

dan beberapa kegiatan yang tidak dilaksanakan atau 0%.

Page 30: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN …satudata.semarangkota.go.id/adm/file/... · BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah L K P J W A L I K O T A S E

B A B I I I – K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3 H a l - 5 6

Kurang Belanja Barang dan Jasa terdapat pada SKPD Dinas

Kesehatan, Dinas Bina Marga, Dinas Tata Kota dan

Perumahan, Dinas Kebersihan dan Pertamanan dan

Sekretariat Daerah.

c) Belanja Modal :

Pada belanja modal selisih kurang Belanja disebabkan karena :

1) Pembelian barang modal memiliki kualitas dan kuantitas

dan pelaksanaannya di bawah standar indeks harga yang

sudah ditentukan.

2) Belanja modal pengadaannya dilakukan secara selektif

yaitu dengan melakukan perbandingan harga yang

menguntungkan bagi pemerintah daerah yaitu melalui

mekanisme lelang.

3) Belanja modal pengeluarannya sesuai kebutuhan.

4) Kegiatan tidak mencapai 100% dan kegiatan tidak

dilaksanakan terdapat pada SKPD

Kurang Belanja Modal antara lain berasal dari SKPD Dinas

Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Bina Marga, Dinas

PSDA Dan ESDM, Dinas Kebersihan dan Pertamanan,

Dinas Pasar

3.2.2 Permasalahan dan Solusi

Permasalahan belanja Daerah yang timbul dalam pelaksanaan.

Tahun Anggaran 2013 adalah sebagai berikut :

a) Keterbatasan sumber pendapatan daerah yang diperoleh sehingga

alokasi belanja mengutamakan pada program dan kegiatan yang

sangat prioritas, dengan demikian tidak semua program dan

kegiatan yang direncanakan terdanai.

b) Permasalahan pembebasan pada pertanahan masih banyak tanah

sengketa di masyarakat harga negosiasi yang dikehendaki

masyarakat dan kemampuan keuangan pemerintah belum

mencapai sepakat sehingga memerlukan waktu lama

penyelesaiannya, maka pembebasan belum dapat diselesaikan

semua

Page 31: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN …satudata.semarangkota.go.id/adm/file/... · BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah L K P J W A L I K O T A S E

B A B I I I – K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3 H a l - 5 7

c) Beberapa program dan kegiatan dari pusat yang ditetapkan belum

diikuti dengan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dengan tepat waktu

sehingga bila direalisasikan pelaksanaannya sering terbentur

dengan waktu dan kondisi di lapangan.

Solusi dalam Pengelolaan Belanja Daerah adalah sebagai berikut :

a) Dalam upaya pemenuhan pendanaan Pemerintah Kota melakukan

komunikasi dan konsultasi secara intensif dengan Pemerintah

Provinsi, Pusat maupun dari pihak ketiga dalam memenuhi

alternatif pendanaan yang saling menguntungkan dengan tetap

mempertimbangkan skala prioritas pendanaan pada program dan

kegiatan yang ada.

b) Permasalahan pembebasan tanah diselesaikan dengan

komunikasi dan pendekatan persuasif kepada masyarakat serta

tokoh-tokoh masyarakat selain dengan musyawarah mufakat.

c) Melakukan koordinasi dan komunikasi dalam rangka sinkronisasi

program dan kegiatan dengan Petunjuk Pelaksanaan (juklak) dari

pusat.

3.3 PEMBIAYAAN DAERAH

Pada APBD bahwa pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan

pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Pembiayaan dan Pengeluaran

Pembiayaan tersebut harus diterima dan dibayar kembali. Pembiayaan Netto

merupakan selisih antara penerimaan pembiayaan dan pengeluaran

pembiayaan

Apabila APBD terjadi defisit maka untuk menutup terjadinya defisit

tersebut maka Pemerintah Daerah merencanakan pembiayaannya

bersumber dari penerimaan pembiayaan. Penerimaan pembiayaan berasal

dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA).

3.3.1. Penerimaan Pembiayaan

1. Kebijakan Penerimaan Pembiayaan

Pada tahun 2013 Kebijakan penerimaan pembiayaan diarahkan pada

penerimaan dari sisa lebih perhitungan tahun anggaran sebelumnya

(Silpa) tahun 2013, penerimaan pinjaman daerah, dana cadangan

daerah dan hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan

Page 32: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN …satudata.semarangkota.go.id/adm/file/... · BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah L K P J W A L I K O T A S E

B A B I I I – K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3 H a l - 5 8

2. Target dan Realisasi Penerimaan Pembiayaan

Anggaran Rp. 635.424.331.000,-

Realisasi Rp 635.457.569.772,- -

Selisih lebih Rp 33.238.772,-

Atau lebih sebesar 0,1 % dari Target Penerimaan Pembiayaan

Tahun 2013.

Penerimaan Pembiayaan adalah berasal dari Sisa Lebih

Perhitungan Anggaran (SILPA) Tahun 2013, yaitu sebesar

Rp.635.457.569.772,-.

NO URAIAN ANGGARAN 2013 REALISASI 2013 SELISIH PROSEN

TASE REALISASI 2012

1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SILPA)

635.424.331.000 635.457.569.772 33.238.772 100,01% 207.718.808.732

Penerimaan Pembiayaan 635.424.331.000 635.457.569.772 33.238.772 100,01% 207.718.808.732

Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2013

3.3.2. Pengeluaran Pembiayaan

1. Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan

Pada tahun 2013 Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan diarahkan pada

pembentukan Dana Cadangan serta penyertaan modal kepada

perusahaan daerah.

2. Target dan Realisasi Pengeluaran Pembiayaan

Anggaran Rp. 45.900.000.000,-

Realisasi Rp. 45.816.665.353,- -

Selisih kurang Rp. (83.334.647),-

Atau kurang sebesar 0,18 % dari Target Pengeluaran Pembiayaan

Tahun 2013.

NO URAIAN ANGGARAN 2013 REALISASI 2013 SELISIH PROSEN TASE

REALISASI 2012

1 Pembentukan Dana Cadangan 15.000.000.000 15.000.000.000 0 100,00% 30.000.000.000

2 Penyertaan Modal (Bank Jateng)

15.000.000.000 15.000.000.000

0 100,00% 0

3 Penyertaan Modal (Dana Bergulir UKM, LKM,dan Koperasi

0 0 0 0,00% 0

4 Penyertaan Modal (PDAM) 10.000.000.000 10.000.000.000 0 100,00% 20.000.000.000

5 Penyertaan Modal BPR/BKK 1.000.000.000 1.000.000.000 0 100,00% 0

6 Penyertaan Modal Bank Pasar 1.000.000.000 1.000.000.000 0 100,00% 0

7 Penyertaan Modal (Perusda Percetakan)

1.000.000.000 1.000.000.000 0 100,00% 0

8 Penyertaan Modal Perusda RPH dan BHP

1.000.000.000 1.000.000.000 0 100,00% 0

9 Pembayaran Pokok Utang 1.900.000.000 1.816.665.353 (83.334.647) 95,61% 1.816.665.500

Page 33: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN …satudata.semarangkota.go.id/adm/file/... · BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah L K P J W A L I K O T A S E

B A B I I I – K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3 H a l - 5 9

NO URAIAN ANGGARAN 2013 REALISASI 2013 SELISIH PROSEN TASE

REALISASI 2012

10 Pengembalian Sisa Dana DPPID

0 0 0 0,00% 785.925.034

Pengeluaran Pembiayaan 45.900.000.000 45.816.665.353 (83.334.647) 99,82% 52.602.590.534

Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2013

Keterangan :

Sisa anggaran pada pembayaran pokok utang dimaksudkan untuk berjaga –

jaga jika terdapat pembayaran utang yang tidak tepat waktu baik berupa

pokok maupun bunga, yang mengakibatkan terjadinya denda.

3.4 SISA LEBIH PERHITUNGAN TAHUN 2013

3.4.1 Kebijakan SILPA Tahun Berjalan.

Kebijakan SILPA pada tahun berjalan bahwa SILPA tahun berjalan

dijadikan pedoman dasar untuk pengambilan kebijakan pada perhitungan

penyusunan RAPBD. Apabila menghasilkan SILPA tahun berjalan positif,

pemerintah daerah memanfaatkan untuk menambah program dan kegiatan

sesuai skala prioritas yang dibutuhkan dan/atau pengeluaran pembiayan.

Dan apabila SILPA tahun berjalan terjadi negatif maka pemerintah daerah

mengurangi bahkan menghapus pengeluaran pembiayaan yang bukan

merupakan kewajiban daerah, pengurangan program dan kegiatan yang

kurang prioritas dan/atau pengurangan volume program dan kegiatannya.

3.4.2 Realisasi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun 2013.

Mendasarkan hal tersebut di atas maka perhitungan anggaran Tahun

2013 pada sisa kas (Sisa perhitungan) sebagai berikut :

1. Realisasi Pendapatan Rp. 2.801.228.549.867,-

Realisasi Belanja Rp. 2.481.924.180.150,-

Surplus Anggaran Rp. 319.304.369.717,-

2. Realisasi Penerimaan Pembiayaan Rp. 635.457.569.772,-

Realisasi Pengeluaran Pembiayaan Rp. 45.816.665.353,-

Surplus Pembiayaan Rp. 589.640.904.419,-

3. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun 2013 Rp. 908.945.274.136,-

Page 34: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN …satudata.semarangkota.go.id/adm/file/... · BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah L K P J W A L I K O T A S E

B A B I I I – K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3 H a l - 6 0

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun 2013 sebesar Rp.

908.945.274.136,- terdiri dari :

Sisa efisiensi atau target sasaran sudah mencapai 100% dan kegiatan

yang tidak dilaksanakan tetapi tidak wajib dianggarkan kembali sebesar

Rp. 616.324.071.491,- Untuk uraian lebih detail rincian kegiatan yang

mencapai 100%, kurang dari 100 % dan 0% dapat dilihat di Buku III LKPJ

Tahun 2013.

Sisa kegiatan yang wajib dianggarkan kembali atau sisa yang berasal dari

dana – dana yang sifatnya khusus dan sesuai dengan ketentuan tidak

dapat digunakan untuk membiayai program dan kegiatan yang lain

sebesar Rp. 292.621.202.645 -

Silpa yang sudah ditentukan penggunaan dan dianggarkan kembali di

tahun 2014 dengan rincian sebagai berikut :

1. Dinas PSDA dan ESDM

Luncuran kegiatan 2013 yang belum terlaksana dan dianggarkan

kembali di Tahun 2014 karena gagal lelang dan pembebasan tanah

terkait dengan proses penetapan lokasi yang membutuhkan waktu

relatif lama sebesar Rp.229.013.421.000,- terdiri dari

Rp.90.513.421.000,- (APBD Murni 2014) dan Rp.138.500.000.000,-

(APBD Perubahan 2014)

2. Alokasi DBCHT diakumulasi dengan Silpa tahun sebelumnya

kemudian dianggarkan kembali di tahun 2014 sebesar

Rp.7.150.000.000,- terdiri dari :

a. RSUD Rp.6.850.000,-

b. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Rp.300.000.000,-

3. Dana Tambahan Penghasilan Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah

diakumulasi dengan Silpa tahun sebelumnya dan dianggarkan kembali

di tahun 2014 sebesar Rp.4.465.500,-

Page 35: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN …satudata.semarangkota.go.id/adm/file/... · BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah L K P J W A L I K O T A S E

B A B I I I – K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3 H a l - 6 1

4. Dana Tunjangan Profesi Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah

diakumulasi dengan Silpa tahun sebelumnya dan dianggarkan kembali

di tahun 2014 sebesar Rp.46.036.754.900,-

5. Dana Alokasi Khusus dan Pendampingan yang dianggarkan kembali

di tahun 2014 sebesar Rp.9.229.061.245,- terdiri dari :

a. Dinas Pendidikan Rp.8.882.555.000,-

b. DKK Rp.148.981.145,-

c. Dinas PSDA dan ESDM Rp.36.883.000,-

d. Dinas Tata Kota dan Perumahan Rp.1.892.600

e. Badan Lingkungan Hidup Rp.43.368.400,-

f. BapermasRp.109.265.100,-

g. Dinas Perhubungan dan Kominfo Rp.6.116.000,

6. Dana Bantuan Keuangan yang dianggarkan kembali di tahun 2014

sebesar Rp.1.187.500.000,- pada Dinas Pendidikan yang disebabkan

karena keterlambatan juknis dan keterbatasan waktu pelaksanaan

kegiatan serta tidak cukup waktu pelaksanaan lelang.