bab iii hasil penelitian dan pembahasan a...

48
42 BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang 1. Sejarah Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang Pada bulan Januari 2017 ini Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang berubah menjadi Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang , pergantian ini tidak semata mata mengganti semua tugas dalam bidangnya, akan tetapi hanya diberlakukan perubahan nama dan Struktur Organisasinya . untuk tugas , wewenang , visi dan misi tetap sama seperti Dinas Pendapatan Pajak Daerah. Perubahan ini diberlakukan karena adanya perubahan pada Organisasi Perangkat Daerah atau (OPD) yang diberlakukan di seluruh ndonesia Yang didasarkan oleh Peraturan Mentri Dalam Negri Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyususnan , Pengendalian Dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017. 1 Dinas Pendapatan Daerah atau sekarang menjadi Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang berdasarkan Peraturan Walikota Malang Nomor 54 Tahun 2012 merupakan pelaksana otonom daerah dibidang pemungutan Pajak Daerah. Pajak daerah yang dipungut oleh Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang merupakan Pajak Kota antara lain : (1) Pajak Hotel(2) Pajak Restoran, (3) Pajak Hiburan,(4) Pajak Reklame,(5) Pajak Penerangan Jalan,(6) Pajak Mineral bukan logam dan Batuan,(7) Pajak Parkir (8) Pajak Air Tanah, (9) Pajak Sarang Burung Wallet , (10) Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan ,(11) Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan. 1 Data dari Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang Tanggal 26 Januari 2017

Upload: phungtuong

Post on 29-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

42

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang

1. Sejarah Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang

Pada bulan Januari 2017 ini Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang

berubah menjadi Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang , pergantian ini

tidak semata mata mengganti semua tugas dalam bidangnya, akan tetapi hanya

diberlakukan perubahan nama dan Struktur Organisasinya . untuk tugas ,

wewenang , visi dan misi tetap sama seperti Dinas Pendapatan Pajak Daerah.

Perubahan ini diberlakukan karena adanya perubahan pada Organisasi

Perangkat Daerah atau (OPD) yang diberlakukan di seluruh ndonesia Yang

didasarkan oleh Peraturan Mentri Dalam Negri Nomor 18 Tahun 2016

Tentang Pedoman Penyususnan , Pengendalian Dan Evaluasi Rencana Kerja

Pemerintah Daerah Tahun 2017.1

Dinas Pendapatan Daerah atau sekarang menjadi Badan Pelayanan

Pajak Daerah Kota Malang berdasarkan Peraturan Walikota Malang

Nomor 54 Tahun 2012 merupakan pelaksana otonom daerah dibidang

pemungutan Pajak Daerah. Pajak daerah yang dipungut oleh Badan

Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang merupakan Pajak Kota antara lain

: (1) Pajak Hotel(2) Pajak Restoran, (3) Pajak Hiburan,(4) Pajak

Reklame,(5) Pajak Penerangan Jalan,(6) Pajak Mineral bukan logam dan

Batuan,(7) Pajak Parkir (8) Pajak Air Tanah, (9) Pajak Sarang Burung

Wallet , (10) Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan ,(11)

Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.

1 Data dari Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang Tanggal 26 Januari 2017

43

Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang menjalankan tugas

dan wewenangnya menurut Peraturan yang berkaitan dengan pajak

terutama Pajak Daerah Kota Malang . Untuk acuan dasar tentang pajak

Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang mengacu pada Undang-

Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan . untuk acuan Undang-Undang

Republik Indonesia No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan

Tata Cara Perpajakan pada pajak daerah mengacu pada Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah.

Sedangkan Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang menjalankan

Penarikan Pajak Daerah di Kota Malang ini mengacu pada Peraturan

Daerah No.16 Tahun 2010.

2. Tugas dan Fungsi Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang

Dinas Pendapatan Daerah melaksanakan tugas pokok

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang penerimaan dan

Pendapatan Daerah. Sedangkan Fungsi Didirikannya Dinas Pendapatan

Daerah yaitu2 :

a. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pemungutan

pajak daerah;

b. Penyusunan perencanaan dan pelaksanaan program di bidang

pemungutan PBB Perkotaan, BPHTB dan Pajak Daerah Lainnya;

2 ibid

44

c. Pelaksanaan dan pengawasan pendataan, pendaftaran, penetapan

PBB Perkotaan, BPHTB dan Pajak Daerah Lainnya;

d. Penyusunan dan pelaksanaan pengembangan potensi PBB Perkotaan,

BPHTB dan Pajak Daerah Lainnya;

e. Penyusunan rencana intensifikasi dan ekstensifikasi PBB Perkotaan,

BPHTB dan Pajak Daerah Lainnya;

f. Pelaksanaan pemungutan PBB Perkotaan, BPHTB dan Pajak Daerah

Lainnya;

g. Pelaksanaan penyelesaian keberatan PBB Perkotaan, BPHTB dan

Pajak Daerah Lainnya;

h. Pelaksanaan penyelesaian permohonan pembetulan, pembatalan,

pengurangan ketetapan, penghapusan, pengurangan sanksi, dan

kelebihan pembayaran atas PBB Perkotaan, BPHTB dan Pajak

Daerah Lainnya.

i. Pembinaan dan pembukuan serta pelaporan atas pemungutan dan

penyetoran PBB Perkotaan, BPHTB dan Pajak Daerah Lainnya.

j. Pengendalian benda-benda berharga PBB Perkotaan, BPHTB dan

Pajak Daerah Lainnya.

k. Pembinaan dan pengendalian terhadap sistem pemungutan PBB

Perkotaan dan Pajak Daerah Lainnya.

l. Pelaksanaan penerbitan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah

(NPWPD);

m. Pelaksanaan pemungutan penerimaan bukan pajak;

45

n. Pelaksanaan penyidikan tindak pidana pelanggaran di bidang

pemungutan PBB Perkotaan dan Pajak Daerah Lainnya sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

o. Pelaksanaan pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap

berwujud yang akan digunakan dalam rangka penyelenggaraan tugas

pokok dan fungsi;

p. Pelaksanaan pemeliharaan barang milik daerah yang digunakan

dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi;

q. Pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang milik daerah yang berada

dalam penguasaannya;

r. Pengelolaan administrasi umum meliputi penyusunan program,

ketatalaksanaan, ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, rumah

tangga, perlengkapan, kehumasan dan kearsipan;

s. Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM);

t. Penyusunan dan pelaksanaan Standar Pelayanan Publik (SPP) dan

Standar Operasional dan Prosedur (SOP);

u. Pelaksanaan pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

dan/atau pelaksanaan pengumpulan pendapat pelanggan secara

periodik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas layanan;

v. Pengelolaan pengaduan masyarakat di bidang pemungutan pajak

daerah;

w. Penyampaian data hasil pembangunan dan informasi lainnya terkait

layanan publik secara berkala melalui website Pemerintah Daerah;

46

x. Pemberdayaan dan pembinaan jabatan fungsional;

y. Penyelenggaraan UPT dan jabatan fungsional;

z. Pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi;

3. Visi dan Misi Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang

Dalam semua Badan pemerintahan pasti memiliki visi dan misi

yang dianut suatu badan pemerintahan agar berjalan sesuai dengan

keinginan dan tujuan , Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang juga

memiliki visi dan misi dalam menjalankan tugas yang dikerjakannya

yaitu3 :

a. Visi Menciptakan kinerja yang optimal pada dinas pendapatan

daerah kota malang agar memberikan pelayanan yang baik kepada

para wajib pajak sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam

meningkatkan pendapatan daerah.

b. Misi Meningkatkan Pendapatan Daerah melalui Intensifikasi dan

Ekstensifikasi Pajak Daerah.

4. Struktur Organisasi Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang

Struktur organisasi Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang

diatur dalam Peraturan Walikota Kota Malang Nomor 54 Tahun 2012.

Berikut ini merupakan struktur organisasi Badan Pelayan Pajak Daerah

Kota Malang Per Januari 2017 :

3 Ibid

47

Gambar 3.14

Struktur Organisasi Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang

Per Januari 2017

Uraian dari tugas dan wewenang dari masing-masing struktur

organisasi yangada adalah sebagai berikut :

a. Kepala Dinas

Kepala dinas memiliki tugas menkoordinasi dan melakukan

pengawasan melekat terhadap unit-unit kerja di bawahnya serta

melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala daerah

sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

b. Sekretaris

Sekretaris memiliki tugas Melaksanakan administrasi

umum meliputi penyususnan program, ketatalaksanaan,

ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, urusan rumah tangga,

perlengkapan, kehumasan, dan keperpustakaan serta kearsipan.

4 Data Struktur Organisasi dari Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang Tanggal 26 Januari 2017

48

c. Bidang pajak bumi dan bangunan

Bidang ini bertugas dalam pelayanan, pendataan, penilaian

dan penetapan sertra pengawasan PBB.

d. Bidang pajak daerah lainnya

Bidang pajak daerah lainnya mempunyai tugas pokok

pelayanan, pendataan, pendaftaran, penilaian dan penetapan serta

pengawasan BPHTB dan pajak daerah lainnya.

e. Bidang pembukuan dan pengembangan potensi

Bidang pembukuan dan pengembangan potensi bertugas

melakukan pembukuan dan pelaporan pengelolaan benda berharga

dan pengembangan potensi PBB Perkotaan, BPHTB dan pajak

daerah lainnya.

f. Bidang penagihan

Bidang penagihan memiliki tugas pokok yaitu melakukan

penagihan PBB Perkotaan dan pajak daerah lainnya di kota malang.

Fungsi yang dimiliki bidang penagihan diantaranya :

1) Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis bidang penagihan.

2) Pelaksanaan penagihan PBB Perkotaan dan pajak daerah lainnya.

3) Pelaksanaan penyelesaian keberatan pajak daerah lainnya.

4) Penyusunan laporan realisasi tunggakan PBB Perkotaan,

BPHTB dan pajak daerah lainny

49

B. Pelaksanaan Pemungutan Pajak Hotel Kategori Rumah Penginapan atau

Guest House Oleh Badan Pelayanan Pajak Daerah Menurut Pasal 4 Ayat

(3) Huruf c Peraturan Daerah Kota Malang No.16 Tahun 2010 Tentang

Pajak Daerah

Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berlangsung

secara terus-menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan rakyat baik secara materiil maupun spiritual.

Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut, maka negara harus menggali

sumber dana dari dalam negeri berupa pajak.Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-

Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum

dan Tata Cara Perpajakan memberikan definisi pajak yang menyatakan

bahwa : “ pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh

orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-

undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan

untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”5

Pembayaran Pajak merupakan perwujudan kewajiban dan peran

serta wajib pajak untuk ikut secara langsung dan bersama-sama

melaksanakan pembiayaan negara dan pembangunan nasional.Sesuai

falsafah undang-undang perpajakan, membayar pajak bukan hanya

merupakan kewajiban, tetapi merupakan hak dari setiap warga negara untuk

ikut berpartisipasi dan berperan serta terhadap pembiayaan negara dan

pembangunan nasional.

5Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

50

Pada masa sekarang ini dimana telah diterapkannya system otonomi

daerah yang memberikan kebebasan kepada setiap daerah untuk mengatur

rumah tangganya sendiri, telah membuat suatu perubahan yang mendasar

bagi system pemerintahan yang dulunya menganut system sentralisasi

menjadi system desentralisasi.dimana pemerintahan daerah mengatur sendiri

administarasi keuangannya.Dengan demikian Pendapatan Asli Daerah

(PAD) sangat berperan dalam mendukung kemajuan suatu daerah.

Dalam Pasal 2 (2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang

Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Menyatakan:,

” Jenis Pajak Kabupaten/ Kota Terdiri atas : a. Pajak Hotel; b.Pajak Restoran ;c.Pajak Hiburan ; d. Pajak Reklame ; e. Pajak Peneranan jalan ; f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; g. Pajak Parkir; h. Pajak Air Tanah; i. Pajak Sarang Burung Walet; j.Pajak Bumi dan Bangunanan Perdesaan dan perkotaan dan;k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.”6

Bila dilihat dari Uraian Pasal 2 (2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun

2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah diatas Pajak

HotelTermasuk Dalam Pajak Daerah. Bila kita melihat lebih dalam lagi ,

Pajak suatu Daerah diatur lagi dalam suatu Peraturan Daerah.

Kota Malang merupakan Salah satu Daerah yang berda di Jawa

Timur dimana kota malang ini merupakan salah satu Kota terbesar yang

berada di Jawa Timur. Pada saat ini semik banyak bermunculan Rumah

Penginapan atau Guest House. Dalam Hali ini Rumah Penginapan Atau

Guest House juga Berperan sebgaia penambah pendapatan daerah

dikarenakan pada Pasal 4 Ayat (3) Huruf c Peraturan Derah Kota Malang

Nomor 16 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah menyatakan bahwa :

6Pasal 2 (2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah

51

“Termasuk dalam objek Pajak Hotelsebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah : a.motel;b.losmen;c. rumah penginapan;d.rumah kos dengan jumlah lebih dari 10 kamar;e.kegiatan usaha lainnya yang sejenis”7

Pada Kota Malang saat ini semakin banyak bermunculan Rumah

Pendeginapan atau Guest House, kita mengetahui bahwa Rumah Penginapan

termasuk dalam Pajak Hotelyang mana Pajak Rumah Penginapan Ini

Termasuk Dalam Pajak Daerah.Pajak daerah berperan serta dalam

membiayai pembangun daerah, tampa adanya pajak daerah, maka kebutuhan

akan dana untuk pembangunan akan sulit untuk di penuhi karena kita tahu

bahwa sebagian besar pendapatan Negara kita adalah berasal dari pajak.

Pajak HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest Housedalam

pemungutannya dilakukan oleh Pemerintah Tingkat IJawa Timur. Agar lebih

efektif dan menyebar pelaksanaanya Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Timur

membentuk Pemerintah Daerah untuk menjadi perwakilan dalam melakukan

pemungutan Pajak dan memberikan tangung jawab untuk melakukan pemungutan

Pajak dengan selalu dalam pengwasan Pemerintah Tingkat IJawa Timur.

Pajak HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest Houseini

memiliki potensi yang besar dalam menambah Pendapatan Asli Daerah Kota

Malang itu sendirI , karena banyak sekali Rumah Penginapan atau Guest

Housesetiap tahunnya.Berikut Penulis Memaparkan Tentang Bagaimana

Prosedur Pendaftaran dan Pembayaran Pajak HotelKategori Rumah

Penginapan atau Guest House:

7Pasal 4 Ayat (3) Huruf c Peraturan Derah Kota Malang Nomor 16 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah

52

1. Prosedur Pemungutan Pajak Hotel Kategori Rumah Penginapan

atau Guest House8

a. Prosedur Pendataan dan Pendaftaran Pajak HotelKategori Rumah

Penginapan atau Guest House :

1) Pemilik kos yang memenuhi kriteria wajib Pajak Hotelkategori

rumah penginapan datang ke Badan Pelayanan Pajak Daerah

untuk mendaftar sebagai wajib pajak dengan mengisi formilir

pendaftaran serta membawa foto copy KTP sebagai

kelengkapan Pendaftaran

2) Sie pendaftaran menerima kembali formulir yang telah diisi

wajib pajak beserta kelengkapan yang diperlukan dari wajib

pajak kemudian di proses. Setelah itu maka akan ditetapkan

Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD) dan dibuatkan

kartu NPWPD-nya

3) Kemudian sie pendaftaran memberikan SPTPD kepada wajib

pajak untuk diisi dan dibawa saat melapor besar pajak

Rumaapanh Penginapan atau Guest House saat jatuh tempo

yaitu pada tanggal akhir massa pajak berikutnya.

b. Prosedur Penyetoran Pajak HotelKategori Rumah Penginapan atau

Guest House

1) Sie penetapan pajak akan menerima SPTPD yang telah diisi oleh

wajib pajak

8 Data Yang Didapat dari Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang pada tanggal 26 Januari 2017

53

2) Kemudian sie penetapan pajak menerima SPTPD dan akan

dibuatkan SKPD, SKPD yang dibuat berisi tentang jumlah Pajak

HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest House terutang

yang harus dibayar oleh wajib pajak dan sebagai acuan untuk

membuat SSPD

3) Setelah membuat SKPD bagian penetapan akan membuat SSPD

rangkap 2 yang akan diberikan kepada (1) wajib pajak (2) bank

jatim, sedangkan SKPD akan diarsipkan di bagian penetapan

4) Wajib pajak menerima SSPD yang kemuadian melakukan

pembayaran Pajak HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest

Housete di Bank Jatim

5) SSPD akan diberikan kepafa Bank Jatim beserta jumlah pajak

terutang yang tertera di SSPD ,kemudian Bank Jatim akan

membuat Bukti Tanda Setor (BTS) rangkap 2 yang akan

diberikan kepada (1) Wajib Pajak (2) Bank Jatim

6) Dengan Bukti Tanda Setor wajib pajak kembali ke bagian

penetapana dan menunjukan BTS

7) Bagian penetapan akan menginput BTS yang ditunjukan oleh

Wajib Pajak. Hasil inputan BTS akan diterima oleh bagian

pembukuan dan pelaporan melalui aplikasi simpada

8) Bagian pembukuan dan pelaporan yang menerima inputan BTS

akan membuat bukti setor pajak yang kemudian diberikan kepada

Wajib Pajak.

54

2. Jumlah Wajib Pajak Hotel Kategori Rumah Penginapan atau Guest House

Rumah Penginapan atau Guest House di Kota Malang Ini semakin

mudah ditemukan , di setiap jalan yag berada di Kota Malang pasti ada

Rumah Penginapan atau Guest House Yang berdiri maka dari itu

Pemerintah Kota Malang menarik Pajak untuk Rumah Penginapan atau

Guest House , berikut merupakan data Jumlah Wajib Pajak Guest

House yang didapat oleh penulis dari penelitian di Badan Pelayanan

Pajak Daerah Kota Malang :

Tabel 3.1

Data Jumlah Wajib Pajak Hotel Kategori Rumah Penginapan Di

Kota Malang9

No. Nama Kecamatan Jumlah Wajib Pajak Guest House 2014 2015 2016

1. Klojen 13 17 19 2. Blimbing 1 1 2 3. Kedung Kandang 2 3 3 4. Sukun 1 1 1 5. Lowokwaru 2 4 6 Jumlah 19 26 31 Dari Tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa setiap tahunnya mulai

tahun 2014 sampai 2016 Wajib Pajak Rumah Penginapan atau Guest

House semakin meningkat dari Kecamatan Klojen dan Lowokwaru

yang mana setap tahunnya brtamabah 2 sampai 4 Rumah Penginapan

atau Guest Houseyang bertambah karena memang pada wilayah

Kecamatan Klojen dan Lowokwaru merupakan wilayah yang cukup

strategis untuk dibangun Rumah Penginapan atau Guest House

9 Data Jumlah Wajib Pajak Yang Didapat dari Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang pada tanggal 26 Januari 2017

55

dikarenakan memang pada wilayah Klojen dan lowowkwaru

merupakan wilayah yang berdekatan dengan banyak Perguruan Tinggi

Negri maupun Swasta juga berdekatan dengan tempat Perbelanjaan dan

Wisata Kuliner di Kota Malang , ini merupakan lahan yang cukup

menguntungkan bagi pengusaha Rumah Penginapan atau Guest House,

selanjutnya pada Kecamatan Blimbing dan Kecamatan Kedung

Kandang , walau tidak banyak mengalami kenaikan pertambahan

jumlah wajib pajak tetapi ada pertambahan untuk jumlah wajib Rumah

Penginapan atau Guest House karena pada wilayah ini merupakan

wilayah yang tidak berdekatan dengan Tempat Yang menjadi Daya

Tarrik Para Wisatwan Untuk Mengunjugi Kota Malang untuk dibangun

usaha Rumah Penginapan atau Guest House . pada Kecamatan Sukun

juga tak ada peningkatan Wajib Pajak Rumah Penginapan atau Guest

House. Akan tetapi bila disimpulkan dari Tabel diatas memang setiap

tahunnya mengalamii peningkatan dalam jumlah Wajib Pajak Rumah

Penginapan atau Guest House.

3. Realisasi Pajak Hotel Kategori Rumah Penginapan atau Guest House

Menurut Peraturan Daerah Kota Malang No.16 Tahun 2010

Tentang Pajak Daerah pada Pasal 7 Ayat (1) dalam Peraturan Daerah

No.16 Tahun 2010 tentng Pajak Daerah menyatakan tentang besaran

pajak yang harus dipungut pada setiap Wajib pajak (Pemilik Rumah

56

Penginapan ) pada setiap Pembayaran Pajak , Pasal 7 Ayat (1) dalam

Peraturan Daerah No.16 Tahun 2010 tentng Pajak Daerahmenyatakan :

Tarif Pajak Hotelsebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf e, ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen).”10

Dalam Wawancara bersama Ibu Wiwik Selaku KASUBID

Penetapan Pajak HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest House

“Wajib Pajak Rumah Penginapan atau Guest House akan dikenakan

pajak 10% dari Omset tiap bulannya yang mana besaran pajak

dihitung sendiri oleh Wajib Pajak Karena untuk Pemungutan pajak

sesuai Sistem Self Assesment System yang mana Wajib Pajak

menghitung sendiri Pajaknya “.11Dari data yang didapat oleh penulis di

BP2D pendapatan atau realisasi yang didapatkan dari pemungutan pajak

Guest House ini setiap tahunya mengalami peningkatan yang cukup

signifitkan. Berikut Data Target dan Realisasi yang diperoleh penulis

dari Badan Pelayanan Pajak Daerah :

Tabel 3.2

Data Target dan Realisasi Pajak HotelKategori Rumah Penginapan

Di Kota Malang12

No. Tahun Anggaran Target (dalam Rp) Realisasi (dalam Rp)

1. 2014 17,169,937,868,68 25,069,025,889,87

10Pasal 7 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah 11 Hasil Wawancara dengan Ibu Wiwik Selaku KASUBID Penetapan Pajak HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest House pada tanggal 26 Januari 2017 12 Data Target dan Realisasi Pajak Yang Didapat dari Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang pada tanggal 27 Februari 2017

57

2. 2015 22,131,094,351,27 31,828,275,728,43

3. 2016 27,680,570,200,23 39,857,637,844,26

Dari tabel 2 diatas menunjukan target dan realisasi penerimaan

pajak Rumah Penginapan Kategori Guest House dari tahun 2014 hingga

tahun 2016, dari tabel diatas memperlihatkan bahwa setiap tahunnya

target yang diberikan oleh Badan Pealayanan Pajak Daerah Kota

Malang selalu ditingkatkan , Dalam Wawancara Penulis dengan Ibu

Wiwik selaku KAUBID Penetapan Pajak Rumah Penginapan atau

Guest House menyatakan “target ditingkatkan tiap tahunnya dikarena

Badan Pelayanan Pajak Daerah melihat semakin banyaknya Guest

House yang tumbuh di Kota Malang ini,”.13

Dari apa yang dinyatakan oelh Ibu Wiwik diatas menunjukan

bahwa meningkatnya realisasi dan target ini dipengaruhi oleh

meningkatnya jumlah Rumah Penginapan atau Guest House setiap

tahunnya di Kota Malang. Dari tabel yang disajikan oleh penulis

sebelumnya , pada tabel 3.1 tentang Jumlah Wajib Pajak Dari tahun

2014 hingga 2016 mengalami peningkatan , peningkatan inilah yang

memepengaruhi adanya peningkatan target dan realisasi dalam Pajak

HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest House.Bila kita lihat lagi

realisasi yang didapatkan dari pajak Rumah penginapan atau Guest

House ini selalu melapui target di tiap tahunnya dan realisasi ini

membantu pemasukan pendapatan daerah Kota Malang itu sendiri.

13 Hasil Wawancara dengan Ibu Wiwik Selaku KASUBID Penetapan Pajak HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest House pada tanggal 26 Januari 2017

58

Peningkatan tingkat realisasi dari Pajak Hotel Kategori Rumah

Penginapan atau Guest House ini tidak terlepas dari peran Badan

Pelayanan Pajak Daerah itu sendiri. Dalam Wawancara Penulis dengan

Ibu Wiwik selaku KASUBID Penetapan Pajak HotelKategori Rumah

Penginapan atau Guest House menyatakan

“Kami selaku pihak pemerintah selalu berusaha menjalankan aturan dari Peraturan Daerah Kota Malang No.16 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah Terutama pada Pajak Hotel Kategori Rumah Penginapan atau Guest House karena memang setiap tahunnya berkembang , dan dalam pelaksanaanya kami selalu berusaha semaksimal mungkin dengan Rajin-Rajin mendata Guest House yang baru berdiri dan mengadakan sosialisasi kepada wajib pajak tentang Pajak Hotelini”14.

Dalam kutipan wawancara diatas menyatakan bahwa dalam

pelaksananya Pihak Badan Pelayanan Pajak Daerah selalu berusaha

meningkatkan kulitas , dan mendata Guest House yang baru berdiri

untuk diadakan sosialisasi dalam rangka pemahaman Penarikan Pajak

HotelKategori Rumah Penginapan Atau Guest House.

Bila kita membicarakan tentang pelaksanaan suatu Undang-

Undangan otomatis kita merajuk pada efektifitas dari suatu Undang-

Undang tersebut kita mengetahui banyak sekali teori efektifitas yang

dipaparkan oleh para ahli. Salah satu teori efektifitas yang akan Penulis

pilih adalah teori efektifitas dari Soerjono Soekantoyang yang

menggunakan tolak ukur efektivitas dalam penegakan hukum ada lima

14 Hasil wawancara penulis dengan Ibu Wiwik selaku KAUBID Penetapan Pajak HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest House pada tanggal 26 Januari 2017

59

hal yakni : Faktor Hukumnya Sendiri, Faktor Penegak Hukum, Faktor

Sarana atau Fasilitas, Faktor Masyarakat dan Faktor Kebudayaan

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Hukum itu berfungsi dalam

masyarakat.

Kita telah mengetaui bahwa Pelaksanaan Pemungutan Pajak

HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest House sudah berlangsung

kurang lebih selama 7 tahun .Pelaksanaan Pajak HotelKategori Rumah

Penginapan atau Guest House ini dimulai sejak tahun 2010 yang mana

pada saat diberlakukannya Peraturan Daerah Kota Malang Nomor .16

Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah.

Penulis akan menganalisa satu persatu Factor-Faktor yang berada

pada teori efektifitas yang dianut Soerjono Sukanto dengan

mengabungkan data dan hasil wawancara yang penulis dapat dari

penelitian beberapa waktu yang lalu .dalam teori efektifitas Soerjono

soekamto ada beberapa factor yang dipaparkan yaitu ,faktor hukumnya

sendiri, faktor penegak hukum, faktor sarana atau fasilitas, faktor

masyarakat dan faktor kebudayaan Faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi hukum itu berfungsi dalam masyarakat. Berikut ini

penulis menganalisanya dengan hasil wawancara dan data yang

diproleh penulis dari Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang :

a. Faktor Hukumnya Sendiri

Dalam praktik penyelenggaraan hukum di lapangan ada

kalanya terjadi pertentangan antara kepastian hukum dan keadilan,

60

hal ini disebabkan oleh konsepsi keadilan merupakan suatu

rumusan yang bersifat abstrak, sedangkan kepastian hukum

merupakan suatu prosedur yang telah ditentukan secara normatif.

Justru itu, suatu kebijakan atau tindakan yang tidak

sepenuhnya berdasar hukum merupakan sesuatu yang dapat

dibenarkan sepanjang kebijakan atau tindakan itu tidak

bertentangan dengan hukum. Maka pada hakikatnya

penyelenggaraan hukum bukan hanya mencakup low enforcement

saja, namun juga peace maintenance, karena penyelenggaraan

hukum sesungguhnya merupakanoses penyerasian antara nilai

kaedah dan pola perilaku nyata yang bertujuan untuk mencapai

kedamaian.

Dalam Faktor ini yaitu Faktor Hukumnya Sendiri atau

factor Subtansinya dalam kesulurahannya bila dikaitkan dengan

Pemungutan Pajak HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest

Houseberarti mengacu pada Peraturan yang mendasari

dilakasanakannya pemungutan Pajak HotelKategori Rumah

Penginapan atau Guest House di Kota Malang. Hal yang

difokuskan dalam penelitian ini adalah Peraturan Daerah Kota

Malang Nomor 16 Tahun 2010 Tetang Pajak Daerah .

Secara keseluruhannya Peraturan Daerah Kota Malang Nomor

16 Tahun 2010 Tetang Pajak Daerah sudah sangat baik dalam

pengaturannya dan penjelasannya tentang Pajak Daerah Kota Malang

61

akan tetapi masih ada sedikit kekurangan dalam penjelasan atau

pengaturan di salah satu pasal yang meyangkut tentang pengaturan

Pajak Hotel Kategori Rumah Penginapan atau Guest House .

Pada pasal 4 ayat (3) Huruf c yaitu menjelaskan tentang

pemungutan pajak daerah yang diberlakukan pada rumah

penginapan atau yang biasa disebut yaitu Guest House dalam pasal

tersebut menurut penulis sangat jelas dalam penjelasannya bahwa

objek pajak mana saja yang dikenakan pajak dan mana yang tidak

dikenakan pajak daerah. Dalam perda tersebut menyatakan bahwa

objek yang dikenakan pajak memang sarana sarana yang banyak

sekali bermunculan dimalang dan memang berkesempatan untuk

menambah pendapatan asli daerah malang melalui pajak ini .

Pada pasal diatas yaitu pasal 7 ayait (1) cukup jelas

menjelaskan tentang besaran tarif pajak yang ditetapkan untuk

Pajak Rumah Penginapan atau Pajak Guest House yaitu 10%

.dilihat dari pasal pasal yang penulis fokuskan yaitu pasal 4 ayat

(3) Huruf c dan Pasal 7 ayat (1) Memang cukup jelas dalam

pemaparannya . Pada Pasal 68 Ayat (1) menyatakan bahwa :

“ (1) Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnya pajak, Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk dapat menerbitkan :SKPDKB dalam hal :1. jika berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain, pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar; 2. jika SPTPD tidak disampaikan kepada Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk dalam jangka waktu tertentu dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam surat teguran; 3. jika

62

kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi, pajak yang terutang dihitung secara jabatan.15 Pada pasal 68 Ayat (5) menyatakan “Jumlah pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 3, dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari pokok pajak ditambah sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak”16

Pada kedua pasal diatas yaitu pasal 68 Ayat (1) dan 68

Ayat (5) secara keseluruhan memaparkan tentang denda

administratife apabila melakukan keterlambatan pelaporan pajak

dan pembayarn pajak , memang dalam pemaparannya sudah jelas

besaran dendanya yang akan dikenakan apabila terlambatan

melakukan pelaporan pajak dan pembayaran pajak. Akan tetapi

dalam pasal tersebut tidak dipaparkan tentang tengang waktu

dalam pelaporan pajak dan pembayaran pajak, ini la hang menjadi

kekurangan dari Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 16 Tahun

2010 Tetang Pajak Daerah.

Maka dari itu ,Pemerintah Daerah Kota Malang

memperbaharui Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 16 Tahun

2010 Tetang Pajak Daerah menjadi Peraturan Daerah Kota Malang

Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Perubahan Pemerintah Daerah Kota

Malang memperbaharui Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 16

15 Pasal 68 Ayat (1) Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 16 Tahun 2010 Tetang Pajak Daerah 16 Pasal 68 Ayat (5) Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 16 Tahun 2010 Tetang Pajak Daerah

63

Tahun 2010 Tetang Pajak Daerah. Dalam Peraturan Daerah yang

beru ini menambahkan Pasal 67 B.

Pada Pasal 67B Ayat (2) menayatakan “(2) pelaporan data

transaksi sebagaimana dimaksud pada pasal (1) dilakukan paling

lama 10 hari setiap bulannya”dengan adanya tambahan pasal

dalam Peraturan Daerah yang baru ini melengkapi aturan

sebelumnya di Peraturan Daerah yang lama Yaitu tentang

pengenaan denda administrtatif yang tak mencantumkan tanggal

masa tengangnya dalam pelaporan pajaknya.17

b. Faktor Penegak Hukum

Penegak hukum atau orang yang bertugas menerapkan

hukum mencakup ruang lingkup yang sangat luas, sebab

menyangkut petugas pada strata atas, menengah, dan

bawah.Artinya, di dalam melaksanakan tugas-tugas penerapan

hukum, petugas seyogianya harus memiliiki suatu pedoman,

diantaranya peraturan tertulis tertentu yang mencakup ruang

lingkup tugas-tugasnya.

Dalam berfungsinya hukum, mentalitas atau kepribadian

petugas penegak hukum memainkan peranan penting, kalau

peraturan sudah baik, tetapi kualitas petugas kurang baik, ada

masalah.Oleh karena itu, salah satu kunci keberhasilan dalam

17 Pasal 67 B Ayat (2) Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Perubahan Pemerintah Daerah Kota Malang memperbaharui Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 16 Tahun 2010 Tetang Pajak Daerah

64

penegakan hukum adalah mentalitas atau kepribadian penegak

hukum.

Dalam foktor ini memperlihatkan bahwa berlakunya atau

efektifnya suatu peraturan juga tergantung fakor penegak

hukumnya , disini bila dikaitkan dengan pelaksanakan pemungutan

pajak Rumah Penginapan atau Guest House ini yaitu Badan

Pelayan Pajak Daerah dalam wawancara penulis di Badan

Pelayanan Pajak Daerah sudah memaksimalkan kerjanya sejak

peraturan daerah tersebut diberlakukan.

Pihak Badan pelayanan pajak daerah rajin mengadakan

sosialisasi terkait pajak daerah terakiat Pajak Hotelbaik itu

Kategori Rumah Penginapan atau Kategori lain, berikut ini adalah

data data yang didapat oleh penulis dalam penelitian di Badan

Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang :

Gambar 3.2

Pemberitaan Media Massa Tentang Sosialisasi Badan

Pelayanan Pajak Daerah Tahun 2015

Pada Gambar 1 diatas , Tahun 2015 lalu Badan Pelayanan

Pajak Daerah sedang gencar-gencarnya untuk mensosialisasikan

Peraturan Daerah Kota Malang pada masyarakat Malang.Dalam

65

gambar diatas menunjukan salah satu usaha yang dilakukan Badan

Pelayanan Pajak Daerah agar Peraturan Daerah Tentang Pajak

Daerah dapat tersosialisasikan keseluruh warga dan agar mereka

paham akan Pajak , dalam potongan liputan media massa tersebut

menampakkan bahwa dispenda mencari berbagai cara agar pajak

daerah tersosialisasikan dengan baik salah satunya adalah dengan

mensosialisasikan pajak daerah di kampus kampus. Gamabr diatas

merupak potongan liputan media massa pada tahun 2015 lalu yang

terbaru yaitu ada pada liputan media massa juga yaitu :

Gambar 3.3

Pemberitaan Tentang Prestasi Pajak Daerah Oleh Badan

Pelayanan Pajak Daerah Tahun 2017 18

Dalam Gambar 2 Yaitu liputan media massa diatas

menunjukan bahwa pada tahun 2017 kini Pajak Daerah yang

disosialisasikan oleh Badan Pelayanan Pajak dari beberapa tahun

yang lalu mulai mebuahkan hasil yang manis yang mana realisasi

dari Kota Malang makin Meningkat Tiap Tahunnya , akan tetapi

18Malang Post, Rabu , 4 Januari 2017 Hal 1 dan 9

66

pada saat penulis mewawancarai pihak Badan Pelayan Pajak

Daerah yaitu ibu wiwik menyatakan pihak Badan Pelayanan Pajak

Daerah akan terus mengadakan sosialisasi tentang Pajak Daerah

yang bersangkutan karena semakin tahun semakin banyak Guest

House yang bermunculan dan baru di Kota Malang

Gambar 3.4

Pemberitaan Media Massa Tentang Sosialisasi Badan

Pelayanan Pajak Daerah Tahun 2017 19

Pada Gambar 3 Yaitu Artikel yang dimuat di Koran Malang

Post Pada tanggal 8 Februari 2017 yang lalu memperlihatkan

bahwa Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang semakin

gencar untuk melakukan upaya-upaya agar para Wajib Pajak tak

melupakan kewajibannya untuk membayar pajak , upaya upaya

yang dilakukan oleh Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang

adalah dengan menjalankan Mobil Pajak keliling yang memang

dikususkan untuk pembayaran pajak dengan berkeliling kota

19Malang Post, Rabu , 8 Februari 2017 Hal 1 dan 7

67

dengan disediakan beberapa hiburan yaitu seperti tertera diatas

yaitu disediakan 25 ribu lagu untuk didengarkan oleh wajib pajak

saat membayar pajak daerah , dengan adanya mobil pajak keliling

ini wajib pajak tak perlu repot untuk membayar pajak dan tak perlu

jenuh dalam mengantri pembayaran pajak karena pihak dari badan

pelayanan pajak daerah menyediakan hiburan lagu yang dapat

dinikmati para wajib pajak ketika mengantri pembayaran pajak

daerah.

c. FaktorSarana/Fasilitas

Fasilitas atau sarana amat penting untuk mengefektifkan suatu

aturan tertentu.Ruang lingkup sarana dimaksud yaitu sarana fisik yang

berfungsi sebagai faktor pendukung.Misalnya, bila tidak ada kertas dan

karbon yang cukup serta mesin tik yang cukup baik, bagaimana petugas

dapat membuat berita acara mengenai suatu kejahatan.Bagaimana polisi

dapat bekerja dengan baik apabila tidak dilengkapi dengan kendaraan

dan alat-alat komunikasi .Kalauperalatan dimaksud sudah ada, faktor-

faktor pemeliharaannya juga memegang peran yang sangat penting.

Dari Faktor Sarana dan fasilitas di dalam Badan Pelayanan

Pajak Daerah Kota Malang, Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah

Kategori Rumah Penginapan Telah dilengkapi sarana yang lengkap

yang mendukung Pelaksanaan Tersebut. Seperti halnya dalam

pembayaran Pajaknya itu sendiri .seperti yang dijelaskan oleh

narasumber Ibu Wiwik Selaku KASUBID Penetapan Pajak

68

HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest House Mengatakan

bahwa :

“Pembayaran pajaknya tidak perlu repot repot kekantor Badan Pelayanan Pajak Daerah kota Malang , untuk pembayarannya bisa melalui bank Jatim yang mana Bank Jatim ini sudah banyak tersedia di Kota malang ini Bisa juga secara Online yang mana memang lebih mudah diakses dalam pembayarannya.”20

Berikut merupakan fasilitas fasilitas yang disediakan oleh

Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang untuk melakukan

Pembayaran Pajaknya :

Gambar 3.5 21

Bukti Blanko Pembayaran Pajak Daerah Oleh Bank JATIM

Bank jatim yang dibuka di Badan Pelayanan Pajak Daerah

20 Hasil wawancara penulis dengan Ibu Wiwik selaku KAUBID Penetapan Pajak HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest House pada tanggal 26 Januari 2017 21 Foto yang didapat ketika mengunjungi Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang

69

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa pemabayaran pajak

daerah dapat dilakukan secara online yaitu di bank jatim , yang

mana bank jatim telah bekerjasama dengan Badan Pelayanan Pajak

Daerah Kota Malang dalam penerimaan pembayaran pajak daerah ,

ini dilakukan agar wajib apajak tak perlu jauh jauh ke kantor badan

pelayanan pajak daerah Koata Malang untuk membayar pajak . bank

jatim juga membuka kantornya di Badan Pelayanan pajak Daerah

Kota Malang sebagai salah satu cabang dari bank jatim.

Gambar 3.6 22

Mobil Pajak Keliling Dari Badan Pelayanan Pajak Daerah

Pada Gambar 5 Diatas Merupakan salah satu fasilitas

Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota mLang yaitu dengan

membuat mobil Pajak Keliling seperti gambar diatas , mobil pajak

keliling ini dioprasikan oleh petugas lapang untuk mempermudah

wajib pajak membayarkan pajaknya , dengan mobil ini wajib pajak

tak perlu jauh jauh ke kantor Badan Pelayanan Pajak Daerah Untuk

membayar dan dalam mobil tersebut juga disediakan hiburan

22 Foto yang didapat ketika mengunjungi Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang

70

berupa lagu yang akan dinyalakan setiap kali mobil ini dioprasikan.

Mobil tersebut dioprasikan keliling Kota Dan Kabupaten Kota

Malang.

d. Faktor Masyarakat

Salah satu faktor yang mengefektifkan suatu peraturan

adalah warga masyarakat.Yang dimaksud disini adalah

kesadarannya untuk mematuhi suatu peraturan perundang-

undangan, yang kerap disebut derajat kepatuhan.Secara sederhana

dapat dikatakan bahwa derajat kepatuhan masyarakat terhadap

hukum merupakan salah satu indikator berfungsinya hukum yang

bersangkutan.

Dalam Faktor ini narasumber menyatakan bahwa rata rata

Wajib Pajak memang sudah banyak yang taat akan Peraturan

Daerah ini Untuk membayar Pajak Daerah Kategori tersebut yang

mana memang sudah rajin untuk membayarkan pajaknya , akan

tetapi memang masih ada beberapa yang sedikit tidak rajin dalam

pembayarannya , seperti halnya ketika wajib pajak telat dalam

pelaporan pajaknya yang berarti telah melampui batas pelaporan

yaitu tiap tanggal 10 dalam setiap bulannya , akan dikenakan denda

25% dari pajak yang dibayarkan. Karena ada denda tersebut

banyak wajib pajak yang mengelak bahwa wajib pajak tersebut

terlambat melakukan pelaporan pajak , alhasil mereka memberikan

banyak alasan agar tak membayar denda .ketika penulis

71

mewawancarai Ibu Wiwik Selaku KASUBID Penetapan Pajak

Hotel Kategori Rumah Penginapan atau Guest House menyatakan :

“keterlambatan pelaporan pajak ini kebanyakan disebabkan karena Wajib Pajak yang Malas Dalam pelaporan pajaknya tiap bulan , mereka berasumsi bahwa keterlambatan mereka dikarenakan pergantian menejemen pada Rumah Penginapan Mereka yang mana menyebabkan keterlamabatan Pelaporan”23

Pihak Badan Pelayanan Pajak Daerah hanya bisa berupaya

menjelaskan sebagaimana semestinya peraturan daerah tersebut

dan pada akhirnya wajib pajak tersebut telah terbayarkan beserta

denda yang memang harusnya dibayarkan. Dari data yang didapat

oleh penulis bahwa keterlamabatan pelaporan pajak selama tahun

2015-2016 hanya sedikit , hanya sebanyak 3 wajib pajak atau 3

Guest House yang telat melakukan pelaporan pajak pada Badan

Pelayanan Pajak Daerah , selainnya memang sudah taat melakukan

pelaporan pajak dan pembayaran pajak.

Dalam wawancara penulis dengan salah satu wajib pajak

atau pemilik Guest House di Kota Malang ini , bapak wiratmono

selaku Menger dan Pemilik Guest House Bandoeng menyatakan

” kami tidak pernah telat dalam pembayaran pajak Guest Tersebut karna memang sudah sewajibnya untuk melakukan pembayaran pajak Guest House Tersebut”24

Sedangkan ketika penulis menanyakan tentang , apakah

pihak Dari Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang Pernah

23 Hasil wawancara penulis dengan Ibu Wiwik selaku KAUBID Penetapan Pajak HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest House pada tanggal 26 Januari 2017 24 Hasil wawancara penulis dengan bapak wiratmono selaku Menger dan Pemilik Guest House Bandoeng Tanggal 2 Februari 2017

72

menagih pajak lansung di Guest House Bandoeng , beliau

menjawab bahwa

“selama kami melakukan pemabyaran tersebut beliau tidak pernah didatangi oleh pihak Badan Pelayanan Pajak Daerah untuk menagih pajak karna memang kami rajin dalam pemabayaran dan pelaporan pajaknya”.25

Untuk Mengetahui Faktor Masyarakat berjalan dengan baik

atau tidak penulis juga mewawancarai 5 dari sekian banyaknya pemilik

Guest House yang berada di Kota Malang ini , 5 dari Guest House ini

dipilih penulis dari Kecamatan Klojen yang notabennya memiliki

jumlah Guest House paling banyak diantara kecamatan lainnya.

Dalam wawancaranya bersama dengan Narasumber penulis

menayakan hal yang sama terhadap setiap narasumber yaitu

tentang pemungutan pajak Guest House yang dilakukan oleh

Badan Pelayanan Pajak Daerah , yang pertama penulis menayakan

perihal apakah para pemilik guest house mengetahui tentang Perda

no.16 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah Kota Malang.

“Iya mbak, saya mengetahui ,kami juga membayarkannya setiap bulanya 10% dari omset setiap bulannya” ujar Bpk.Firman selaku meneger Hasanah Guest House.26

Lalu selanjutnya saya mewawancarai dari pihak Merbabu

Guest House yaitu Mbk.Amel meyatakan bahwa :

25 Hasil wawancara penulis dengan bapak wiratmono selaku Menger dan Pemilik Guest House Bandoeng Tanggal 2 Februari 2017 26 Hasil wawancara penulis dengan bapak Firman selaku Menger Hasanah Guest House Tanggal 27 April 2017

73

“Kita Tau kok mbak , setiap bulannya juga kita mebayarkan lewat e-filling baik pelaporannya maupun pembayarannya, kami sadar akan pajak karena kan kalo kita melanggar terkena sanksi dan yang rugi Guest House kami sendiri”27

Dari dilihat dari 3 pernyataan diatas penulis memperkuat

lagi dengan hasil wawancara bersama 2 narasumber lain yaitu ,

Manager D’Fresh Guest Hose Bpk. Petrus memberikan pernytaan

juga bahwa

“kami selalu membayar pajak tiap bulannya , kami masih membayarkannya setiap bulannya secara manual ke BP2D Kami juga memasangkan keterangan bahwa kami mebayar pajak di Resepsionis,” ujar Bapak Petrus.28

Pada narasumber terakhir bersama Manger Guest House

Amalia Bpk Yoyok menyatakan bahwa “ kami taat dalam pembayaran

pajaknya tiap bulannya dan kami tau akan aturannya mbak”29

Dari pertanyaan pertama saya tadi semua pihak dari Guest

House menyatakan bahwa mereka mengetahui tentang penarikan

pajak Guest House oleh BP2D Berdasarkan Perda No. 16 Tahun

2010 tentang Pajak Daerah dan merak rajin dalam pembayarannya.

Untuk pertanyaan kedua ini saya gabungkan dan saya lebih

perluas yaitu , apakah, pihak Guest House pernah melakukan

keterlambatan pembayaran dan pelaporan pajak dan apalah pihak

27 Hasil wawancara penulis dengan Mbak Amel selaku CS Merbabu Guest House Tanggal 27 April 2017 28 Hasil wawancara penulis dengan Bapak Petrus selaku Manager D’Fresh Guest House Tanggal 28 April 2017 29 Hasil wawancara penulis dengan Bapak Yoyok selaku CS Amleia Guest House Tanggal 27 April 2017

74

BP2D Pernah mengunjungi Guest House untuk menyakan tentang

pajak ?

Dari pertanyaan tersebut pihak dari Guest House hasanah

Bpk.Firman menyatakan bahwa “ pihak BP2D tidak pernah

kemari untuk menyakan pajak karna kami yang aktif ke BP2D

untuk hal Pajak Guest House ini , kami juga tidak pernah

melakukan keterlamabtan mbak , karna kami tau akan sanksinya

“30 dari penytanyaan diatas pihak Merbabu Guest House mbak

Amel menyatakan bahwa “ kami tidak pernah melukan

keterlamabatan baik pembayaran maupun pelaporan mbak , kami

juga selalu memakai e-filling dalam pembayarn dan pelaporan ,

dari pihak BP2D sendiri kemari apabila ada masalah dalam

pembayaran dan pelaporan melalui e-fillingnya “ 31dan 3 guest

selanjutnya juga menyatakan bahwa tak pernah melakukan

pembayaran dan pelaporan pajak serta mereka masih secara

manual pembayarannya ke BP2D sehingga pihak BP2D ini tak

pernah mengunjungi pihak Guest House terkait pajak “ ujar

pengurus Guest House Amelia , Bandoeng dan D’Fresh.

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis bersama

5 Pengurus Guest House di Kecamatan Klojen dari beberapa Guest

House yang berada di Malang , dapat disimpulkan bahwa

30 Hasil wawancara penulis dengan bapak Firman selaku Menger Hasanah Guest House Tanggal 27 April 2017 31 Hasil wawancara penulis dengan Mbak Amel selaku CS Merbabu Guest House Tanggal 27 April 2017

75

Masyarakat sudah taat dalam pelaporan pajak dan pemabyaran

pajaknyanya bahkan mereka tau akan sanksinya dan aturannya

yang ada dalam Perda. No.16 tahun 2010 tentang pajak daerah ,

pihak BP2D Sendiri jarang ada yang menghampiri Guest House

tersebut mungkin ini dikarenakan mereka tak pernah melakukan

keterlambatan dalam pelaporan pajak dan pembayarn pajak , tetapi

disini penulis juga menemukan sesuatu bahwa untuk pembayaran

dan pelaporan pajak sebenarnya sudah adanya e-filling yang

diberlakuakn tapi tak semua guest house memakai ini , masih saja

ada bebrapa guest house yang melakukannya secara manual ke

BP2D ini berarti penggunaan E-Filing belum merata dalam semua

pemilik Guest House Untuk melakukan pembayaran dan pelaporan

pajaknya.

5. Factor kebudayaan

Dalam kebudayaan sehari-hari, orang begitu sering

membicarakan soal kebudayaan. Kebudayaan menurut Soerjono

Soekanto, mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan

masyarakat, yaitu mengatur agar manusia dapat mengerti

bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, dan menentukan

sikapnya kalau mereka berhubungan dengan orang lain. Dengan

demikian, kebudayaan adalah suatu garis pokok tentang

perikelakuan yang menetapkan peraturan mengenai apa yang harus

dilakukan, dan apa yang dilarang.

76

Dalam factor kebudayaan ini bila dikaitakan dengan realita

pelaksanaan pembayaran pajaknya memang budaya untuk

membayar pajak sudah mulai membaik yang mana wajib pajak

sudah rajin membayar pajak yang sudah ditentukan oleh peraturan

daearah yang tertetara dalam Pajak Daerah Kategori Guest House

,akan tetapi masih saja ada masyarakat yang masih malas dalam

pelaporan pajaknya yang mana , pelaporan pajak merupakan hal

terpenting dalam pemabayaran pajak.

Karena masih adanya masyarakat yang malas dan tidak

rajin melakukan pelaporan pajaknya , menurut penulis factor

kebudayaan ini belum terpenuhi karena masih saja ada masyarakat

yang menerapkan budaya malas melaporkan pajaknya ke Badan

Pelayanan Pajak Daerah.

Dari kelima factor diatas penulis sudah menganalisa satu

persatu factor yang mana mengukur keefektifitasan suatu peraturan

daerah yaitu dalam Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 16

Tahun 2010 Tetang Pajak Daerah .hasil yang dapat diberikan

penulis adalah bahwa dalam kelima factor tersebut sudah terpenuhi

akan tetapi dalam factor masyarakat dan Faktor Kebudayaan

memang ada sedikit kendala yang membuat factor tersebut bisa

dikatakan terpenuhi secara keseluruhan atau sebagian yang mana

kendala tersebut akan diperjelas penulis di penjelasan secara

terperinci selanjutnya .

77

C. Kendala- Kendala Dalam Pelaksanaan Pemungutan Pajak HotelKategori

Rumah Penginapan atau Guest House Oleh Badan Pelayanan Pajak

Daerah Menurut Pasal 4 Ayat (3) Huruf c Peraturan Daerah Kota

Malang No.16 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah

Dalam suatu kegiatan tentulah tidak semuanya berjalan dengan baik

atau berjalan sesuai apa yang diinginkan dalam pelaksanaanya , dalam

seuatu kendala pasti terdapat kendala- kendala dalam pelaksanaan

kegiatanya yang mana kadang kala kendala tersebut tidak hanya disebabkan

satu factor saja akan tetapi bisa disebabkan dari beberapa factor yang tak

terpenuhi.

Demikian Juga dalam pemungutan Pajak Daerah Kategori Rumah

penginapan atau Guest House ini terdapat sedikit kendala kendala yang

muncul dalam pemungutannya , Penulis akan memaparkan Kendala-Kendala

Apa saja yang terjadi ketika Pelaksanaan Pemungutan Pajak Hotel Kategori

Rumah Penginapan atau Guest House Oleh Badan Pelayanan Pajak Daerah

Menurut Pasal 4 Ayat (3) Huruf c Peraturan Daerah Kota Malang No.16

Tahun 2010 Tentang Pajak Daerahdari factor per factor menurut Teori

Efektivitas menurut Soerjono Soekamto.Berikut Pemaparan Kendala-

Kendala Oleh Penulis Pelaksanaan Pemungutan Pajak Hotel Kategori

Rumah Penginapan atau Guest House Oleh Badan Pelayanan Pajak Daerah

Menurut Pasal 4 Ayat (3) Huruf c Peraturan Daerah Kota Malang No.16

Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah :

78

1. Faktor Hukumnya/Subtansinya

Dalam Faktor Hukum nya ini secara keseluruhan atau secara

subtansiya sudah Terlaksana dengan baik akan tetapi ada sedikit kendala

pada subtansinya akan tetapi oleh Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota

Malang dengan sigap Merubah Peraturan Daerah yang lama dengan

Peraturan Daerah yang baru ,Sebenarnya Dalam Perubahan Peraturan

Daerah ini bukan berarti keseluruhan Peraturan Daerah yang lama

diganti dengan yang baru , akan tetapi dalam Peraturan Daerah yang

baru ditambahkan beberapa pasal yang sebelumnya pada Peraturan

Daerah yang lama tidak dicantumkan dan menambah kelengkapan dalam

Peraturan Daerah yang lama sehingga , Subtansinya sendiri semakin

jelas dan tidak ada kesalahann penafsiran.

2. Faktor Penegak Hukum

Dalam Faktor Penegak Hukumnya sendiri atau dari pihak Badan

Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang Itu sendiri sudah sangat baik

dalam pelaksanaanya dan tidak ada Kendala-Kendala dalam

Pelaksanaanya , seperti apa yang sudah dipaparkan penulis di dalam

pembahasan tentang Pelaksanaan Pemungutan Pajak Hotel Kategori

Rumah Penginapan atau Guest House Oleh Badan Pelayanan Pajak

Daerah Menurut Pasal 4 Ayat (3) Huruf c Peraturan Daerah Kota

Malang No.16 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerahdiatas telah dipaparkan

dengan sangat jelas.

79

Bahwa dalam pelaksanaanya Pihak Badan Pelayanan Pajak Daerah

Selalu Meningkatkan Kulaitas Kerjanya di tiap tahunnya , dimana ini

dilakukan agar Masyarakat atau Wajib Pajak Sendiri puas dengan apa yang

diberikan oleh Pihak Badan Pelayanan Daerah Kota Malang.

3. Faktor Sarana/Fasilitas

Dalam Faktor Sarana atau Fasilitas di dalam Pelaksanaan Pemungutan

Pajak Hotel Kategori Rumah Penginapan atau Guest House Oleh Badan

Pelayanan Pajak Daerah Menurut Pasal 4 Ayat (3) Huruf c Peraturan Daerah

Kota Malang No.16 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerahsudah sangat baik dan

tidak ada kendala dalam pelaksanaanya. Ini dikarenakan sarana dan fasilitas yang

disediakan oleh Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang selalu

dimaksimalkan dan diperbaharui sesuai dengan Perkembangan Teknologi yang

ada . ini dilakukan agar mempermudah amsyarakat atau Wajib Pajaknya itu

sendiri dalam pembayaran Pajak Daerah.

4. Faktor Masyarakat

Dalam Faktor Masyrakatnya sendiri dalam Pelaksanaan

Pemungutan Pajak Hotel Kategori Rumah Penginapan atau Guest House

Oleh Badan Pelayanan Pajak Daerah Menurut Pasal 4 Ayat (3) Huruf c

Peraturan Daerah Kota Malang No.16 Tahun 2010 Tentang Pajak

Daerah masih terdapat kendala-kendala yang menyertai pelaksaannya .

Dalam wawancara yang dilakukan oleh penulis bersama narasumber

yaitu Ibu Wiwik Selaku KASUBID Penetapan Pajak HotelKategori

Rumah Penginapan atau Guest House menyatakan bahwa :

80

”Ada sedikit kendala dalam pelaksanaan dalam Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 16 Tahun 2010 Tetang Pajak Daerah yaitu, masih ada saja para wajib pajak yang melakukan keterlamabatan pelaporan pajak, yang harus dilaporkan per tanggal 10 dalam bulannya dengan adanya keterlambatan ini , pihak badan pelayayanan pajak daerah memberikan sanksi dendan administrative yaitu sebesar 25 % dari pajak yang akan dibayarkan “.32 Dalam pernyataan yang dinyatakan narasumber diatas , terlihat

jelas bahwa masyarakat masih belum taat dan rajin secara

keseluruhannya dalam Pelaporan Pajak Daerah yang mana harus secara

rutin dilaporkan setiap bulannya padahal dalam sanksinya sendiri sudah

diberikan sanksi administrative yang cukup besar akan tetapi masih ada

saja masyarakat atau waib pajak yang melakukan keterlamabtan

pelaporan pajaknya itu sendiri.

Dari yang data yang didapatkan penulis ada 3 wajib pajak yang

telat dalam pelaporan pajaknya dalam kurun waktu 2015-2016 , memang

tidak banyak akan tetapi masih ada saja wajib pajak atau masyarakat

yang telat dalam pelaporannya dan mereka juga mengelak bahwa telah

melakukan keterlambatan tersebut. Dikarenakan badan pelayanan pajak

daerah menjaga informasi tentang wajib pajaknya , penulis hanya

mendapat berapa banyak wajib pajak yang melakukan keterlamabatan

pelaporan pajak

Dilihat dari jumlah Masyarakat atau Wajib Pajak yang melakukan

Keterlambatan Pelaporan Pajak tidak terlalu banyak , akan tetapi masih

ada yang melanggar Peraturan Daerah yang diterapkan oleh Badan

32 Hasil wawancara penulis dengan Ibu Wiwik selaku KAUBID Penetapan Pajak HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest House pada tanggal 26 Januari 2017

81

Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang dan ini menjadi kendala pada

pelaksanaan Pemungutan Pajak Hotel Kategori Rumah Penginapan atau

Guest House yang mana harus diselesaikan dan harus ditanggulangi agar

tidak ada masyarakat yang melakukan keterlamabatan Pelaporan Pajak

dan pelaksanaan pemungutan Pajak Hitel Kategori Rumah Penginapan

atau Guest House berjalan dengan baik dan efektif.

5. Faktor Kebudayaan

Faktor kebudayaan merupakan salah satu factor yang menunjang

apakah pelaksanaan suatu aturan dapat dikatan berjalan dengan baik dan

efektif menurut Teori efektifitas Soerjono Soekanto. Dari data data dan

hasil wawancara bersama narasumber penulis menemukan adanya

kendala kendala selain factor masyarakat yang mana factor masyarakat

ini tak terlepeas dengan factor kebudayaan.dalam pelaksanaannya factor

kebudayaan menjadi kendala dalam Pelaksanaan Pemungutan Pajak

Hotel Kategori Rumah Penginapan atau Guest House Oleh Badan

Pelayanan Pajak Daerah Menurut Pasal 4 Ayat (3) Huruf c Peraturan

Daerah Kota Malang No.16 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah .

Faktor Kebudayaan merupakan factor budaya yang tumbuh

dalam masyarakat selama ini , budaya bisa juga disangkutpautkan

dengan kebiasaan masyarakat . bila dikaitkan dengan kendala yang

ditimbulkan dari factor Masyarakat ini tak terlepas dari budaya

masyarakat yang sering kali malas dalam pembayaran atau pelaporan

pajak. Walaupun hanya beberapa masyarakat atau wajib pajak yang

82

melakukan keterlamabtan pelaporan ini tetap saja menunjukan bahwa

masih ada saja masyarakat atau wajib pajak yang tak rajin melaporkan

pajaknya.

Dari hasil wawancara bersama Ibu Wiwik Selaku KASUBID

Penetapan Pajak HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest

Housemenyatakan :

“Salah satu wajib pajak yang telat melakukan pelaporan dalam pembayaran pajak tersebut banyak yang mengelak bahwa mereka terlambat melakukan pelaporan pajak mereka berasumsi bahwa mereka tidak terlambat membayar pajak akan tetapi menegement dari Guest House mereka lah yang sedikit berubah sehingga pelaporan pajak sedikit terulur karena adanya perubahan menegement tersebut’’33.

Dari hasil wawancara diatas memperlihatkan bahwa masih ada

masyarakat yang melakuakn keterlambatan pelaporan pajak dan tidak

mengakui bahwa mereka terlambat melakukan pelaporan pajak ini

memperlihatkan bahwa masih kental budaya masyarakat yang tidak taat

dalam pembayaran dan pelaporan pajak , budaya masyaraka ini masih

kental dan masih susah untuk dihilangkan dari kebiasaan , bahkan

masyarakat juga masih memiliki kebiasaan atau budaya mengelak dari

sebuah kesalahan. Ini laha yang paling sering terjadi dalam penerapan

suatu aturan yang mana Budaya dan Masyarakat masih menjadi kendala

dalam pelaksanaannya.

33 Hasil wawancara penulis dengan Ibu Wiwik selaku KAUBID Penetapan Pajak HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest House pada tanggal 26 Januari 2017

83

D. Upaya Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang Dalam

Menangulangi Kendala-Kendala Dalam Pelaksanaan Pemungutan Pajak

HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest House Oleh Badan

Pelayanan Pajak Daerah Menurut Pasal 4 Ayat (3) Huruf c Peraturan

Daerah Kota Malang No.16 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah

Dalam upaya untuk mengatasi kendala kendala yang timbul dalam

Pelaksanaan Pemungutan Pajak Hotel Kategori Rumah Penginapan atau Guest

House Oleh Badan Pelayanan Pajak Daerah Menurut Pasal 4 Ayat (3) Huruf c

Peraturan Daerah Kota Malang No.16 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah ,

Pihak Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang memberikan upaya dalam

kendala yang timbul dalam pelaksaan pemungutan pajak .

Berikut merupakan upaya yang diberikan oleh Badan Pelayanan Pajak

Daerah Kota Malang yang akan dipaparkan oleh penulis menurut factor-faktor

yang mempengaruhi dalam Teori Efektifitas Hukum Menurut Soerjono Soekanto :

1. Faktor Hukumnya/Subtansinya

Dalam penjelasan tentang kendala-kendala sudah dijelaskan bahwa

Dalam Faktor Hukum nya ini secara keseluruhan atau secara subtansiya

sudah Terlaksana dengan baik akan tetapi ada sedikit kendala pada

subtansinya. Akan tetapi oleh Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota

Malang dengan sigap Merubah Peraturan Daerah yang lama dengan

Peraturan Daerah yang baru.

Karena dalam Faktor Hukum/Subtansinya sudah berlajan dengan baik

dengan ini tidak ada upaya yang harus dilakukan oleh pihak Badan Pelayanan

84

Pajak Daerah Kota Malang , dikarenakan Peraturan Daerah yang lama yang

memang perlu dirubah sudah dirubah dan ditambah pengaturanya tentan Pajak

Hotel Kategori Rumah Penginapan atau Guest House.

2. Faktor Penegak Hukum

Didalam Faktor Penegak Hukumnya sendiri atau dari pihak Badan

Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang Itu sendiri sudah sangat baik dalam

pelaksanaanya dan tidak ada Kendala-Kendala dalam Pelaksanaanya ,

karena tidak ada kendala dalam pelaksanaanya otomatis tidak perlu ada

upaya yang harus dilakuakn oleh Badan Pelayanan Pajak Daerah , hanya

saja dari pihak Badan Pelayanan Pajak Daerah harus selalu meningkatkan

Kualitas kerjanya dari tahun ketahun karena dilihat dari data jumlah wajib

pajak didalam kolom 1 dalam penjelasaan sebelumnya menjatakan setiap

tahunnya Wajib Pajak Rumah Penginapan atau Guest House selalu

bertambah dna Pihak Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang Harus

selalu meningkatkan kualitas kerjanya agar selalu berjalan dengan baik.

3. Faktor Sarana/Fasilitas

Faktor Sarana atau Fasilitas di dalam Pelaksanaan Pemungutan

Pajak Hotel Kategori Rumah Penginapan atau Guest House Oleh Badan

Pelayanan Pajak Daerah Menurut Pasal 4 Ayat (3) Huruf c Peraturan

Daerah Kota Malang No.16 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerahsudah

sangat baik dan tidak ada kendala dalam pelaksanaanya.

Walau tidak ada kendala atau sudah terlaksana dengan baik dalam

pelaksannanya , pihak Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang Harus

85

senantiasa meningkatkan sarana dan fasilitas yang ada dengan selalu

mengikuti perkembangan teknologi dan perkembangan zaman yang ada

karena sekarang ini kita hidup di zaman maju yang sangat mengandalkan

teknologi.

4. Faktor Masyarakat

Dalam Pemaparan penulis terhadap kendala- kendala Pelaksanaan

Pemungutan Pajak Hotel Kategori Rumah Penginapan atau Guest House

Oleh Badan Pelayanan Pajak Daerah Menurut Pasal 4 Ayat (3) Huruf c

Peraturan Daerah Kota Malang No.16 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah

bahwa Faktor Masyrakat Menjadi salah satu kendala dalam pelaksanaan

pemungutan Pajak Hotel Kategori Rumah Penginapan atau Guest House.

Adanya Kendala dalam pelaksanaan suatu kegiatan harus memiliki

upaya agar menagulangi atau mengatasi kendala yang timbul dalam suatu

pelaksanaan suatu kegiatan, dari kendala yang telah dipaparkan penulis

yang disebabkan oleh factor masyarakat, upaya yang harus dilakuakan

oleh pihak Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang adalah dengan

selalu meningkatkan kesadaran masyarakat dengan menambah berbagai

sosialisasi yang diadakan dalam rangka penertiban pelaporan pajak.

Dalam hasil wawancara yang diperoleh oleh penulis bersama Ibu

Wiwik Selaku KASUBID Penetapan Pajak HotelKategori Rumah

Penginapan atau Guest House menyatakan bahwa :“Pihak Badan

Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang akan menjelaskan secara detail

Mengapa wajib pajak tersebut dikenakan denda administrative sebesar 25

86

% tersebut dengan menjelaskan secara rinci dengan berdasarkanperaturan

daerah yang ada agar wajib pajak tersebut tak dapat mengelak lagi dalam

pembayarannya” .34

Gambar 3.735

Artikel Tentang Antisipasi Denda Pajak Daerah Yang diberikan Oleh

Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang

Dalam artikel yang dimuat di Media Cetak Memorandum pada hari

rabu tanggal 1 Februari 2017 diatas , Badan Pelayanan Pajak Daerah

memberikan artikel tentang antisipasi adanya denda dalam Pajak Daerah

yaitu dengan rajin lapor setiap bulannya , dengan rajin lapor ini para wajib

pajak tidak akan terkena denda . tidak hanya itu dalam artikel diatas

Kepala Badan Pelayanan Pajak Daerah Ir. Ade Herwanto MT menyatakan

bahwa :

“Sejak Badan Pelayanan Pajak Daerah Masih bernama Dinas pendapatan daerah sebenarnya telah memberikan kemudahan dan fasilitas pembayaran melalui online jadi tak perlu Wajib Pajak menyampaikan pelaporan pajak ke kantor by paper tetapi Wajib Pajak dapat

34Hasil wawancara penulis dengan Ibu Wiwik selaku KAUBID Penetapan Pajak HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest House pada tanggal 26 Januari 2017 35Memorandum, Rabu , 1 Februari 2017

87

memanfaatkan Teknologi IT dengan e-SPTPD dan pembayaran melalui auto debt” 36

Berikut merupakan upaya yang diberikan oleh Badan Pelayanan

Pajak Daerah Kota Malang dalam kendala yang ditimbulkan oleh Faktor

Masyarakatnya.Yang mana dengan adanya upaya yang diusahakan oleh

Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang seperti tercantum dalam

artikel diatas, dapat mengatasi dan mengurangi adanya keterlamabatan

pelaporan yang dilakukan oleh Wajib Pajak.

5. Faktor Kebudayaan

Dalam kendala yang dipaparkan oleh penulis sebelumnya, tidak

hanya factor masyarakat yang menjadi kendala dalam Pelaksanaan

Pemungutan Pajak Hotel Kategori Rumah Penginapan atau Guest House

Oleh Badan Pelayanan Pajak Daerah Menurut Pasal 4 Ayat (3) Huruf c

Peraturan Daerah Kota Malang No.16 Tahun 2010 Tentang Pajak

Daerahakan tetapi factor kebudayaan juga menjadi kendala dalam

pelaksanaanya.

Masyarakat dan Budaya atau kebiasaan tak dapat dipisahkan satu

sama lain , karena selama ini apa yang dilakukan oleh masyarakat

merupakan suatu kebiasaan atau budaya yang sering dilakukan

masyarakat. Dalam factor masyarakat sebelumnya kendala yang

ditimbulkan adalah bahwa masyarakat masih saja melakukan

keterlambatan pelaporan pajak yang mana didasari karena adanya tidak

36 Kutipan dari Koran Memorandum, Rabu , 1 Februari 2017

88

ketaat masyarakat sendiri dalam pelaporan pajaknya .ketidaktaatan ini

timbul karena masih saja ada kebiasaan masyarakat dalam hal ketaatan .

Ini berarti bahwa budaya “tidak Rajin” dalam masyarakat masih

diterapkan dalam masyarakat untuk itu perlu adannya upaya agar tidak

terjadi lagi atau tidak berlangsung terus menerus budaya yang tak patut

dicontoh ini. Sebenarnya sama dengan yang dipaparkan oleh penulis

dalam upaya dalam factor masyarakat bahwa pihak Badan Pelayanan

Pajak Daerah terus melakukan upaya dalam hal sosialisasi dan juga

penjelasan pada wajib pajak atau masyarakat yang melakukan

keterlambatan pelaporan pajak .

Dalam hasil wawancara yang diperoleh oleh penulis bersama Ibu

Wiwik Selaku KASUBID Penetapan Pajak HotelKategori Rumah

Penginapan atau Guest House menyatakan bahwa :“Pihak Badan Pelayanan

Pajak Daerah Kota Malang akan menjelaskan secara detail Mengapa wajib

pajak tersebut dikenakan denda administrative sebesar 25 % tersebut dengan

menjelaskan secara rinci dengan berdasarkan peraturan daerah yang ada agar

wajib pajak tersebut tak dapat mengelak lagi dalam pembayarannya” .37

Dengan adanya upaya dari pihak Badan Pelayanan Pajak Daerah

Kota Malang diatas semoga saja bisa menghapus kebudayaan masyarakat

yaitu budaya “tidak rajin” dalam melakukan pelaporan pajak ataupun

pembayaran pajak sehingga Pelaksanaan Pemungutan Pajak Hotel

Kategori Rumah Penginapan atau Guest House Oleh Badan Pelayanan

37Hasil wawancara penulis dengan Ibu Wiwik selaku KAUBID Penetapan Pajak HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest House pada tanggal 26 Januari 2017

89

Pajak Daerah Menurut Pasal 4 Ayat (3) Huruf c Peraturan Daerah Kota

Malang No.16 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah berjalan dengan

maksimal dan baik sesuai dengan aturan yang ada.