bab iii hasil penelitian dan pembahasan a...
TRANSCRIPT
42
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang
1. Sejarah Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang
Pada bulan Januari 2017 ini Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang
berubah menjadi Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang , pergantian ini
tidak semata mata mengganti semua tugas dalam bidangnya, akan tetapi hanya
diberlakukan perubahan nama dan Struktur Organisasinya . untuk tugas ,
wewenang , visi dan misi tetap sama seperti Dinas Pendapatan Pajak Daerah.
Perubahan ini diberlakukan karena adanya perubahan pada Organisasi
Perangkat Daerah atau (OPD) yang diberlakukan di seluruh ndonesia Yang
didasarkan oleh Peraturan Mentri Dalam Negri Nomor 18 Tahun 2016
Tentang Pedoman Penyususnan , Pengendalian Dan Evaluasi Rencana Kerja
Pemerintah Daerah Tahun 2017.1
Dinas Pendapatan Daerah atau sekarang menjadi Badan Pelayanan
Pajak Daerah Kota Malang berdasarkan Peraturan Walikota Malang
Nomor 54 Tahun 2012 merupakan pelaksana otonom daerah dibidang
pemungutan Pajak Daerah. Pajak daerah yang dipungut oleh Badan
Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang merupakan Pajak Kota antara lain
: (1) Pajak Hotel(2) Pajak Restoran, (3) Pajak Hiburan,(4) Pajak
Reklame,(5) Pajak Penerangan Jalan,(6) Pajak Mineral bukan logam dan
Batuan,(7) Pajak Parkir (8) Pajak Air Tanah, (9) Pajak Sarang Burung
Wallet , (10) Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan ,(11)
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.
1 Data dari Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang Tanggal 26 Januari 2017
43
Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang menjalankan tugas
dan wewenangnya menurut Peraturan yang berkaitan dengan pajak
terutama Pajak Daerah Kota Malang . Untuk acuan dasar tentang pajak
Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang mengacu pada Undang-
Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan . untuk acuan Undang-Undang
Republik Indonesia No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan pada pajak daerah mengacu pada Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah.
Sedangkan Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang menjalankan
Penarikan Pajak Daerah di Kota Malang ini mengacu pada Peraturan
Daerah No.16 Tahun 2010.
2. Tugas dan Fungsi Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang
Dinas Pendapatan Daerah melaksanakan tugas pokok
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang penerimaan dan
Pendapatan Daerah. Sedangkan Fungsi Didirikannya Dinas Pendapatan
Daerah yaitu2 :
a. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pemungutan
pajak daerah;
b. Penyusunan perencanaan dan pelaksanaan program di bidang
pemungutan PBB Perkotaan, BPHTB dan Pajak Daerah Lainnya;
2 ibid
44
c. Pelaksanaan dan pengawasan pendataan, pendaftaran, penetapan
PBB Perkotaan, BPHTB dan Pajak Daerah Lainnya;
d. Penyusunan dan pelaksanaan pengembangan potensi PBB Perkotaan,
BPHTB dan Pajak Daerah Lainnya;
e. Penyusunan rencana intensifikasi dan ekstensifikasi PBB Perkotaan,
BPHTB dan Pajak Daerah Lainnya;
f. Pelaksanaan pemungutan PBB Perkotaan, BPHTB dan Pajak Daerah
Lainnya;
g. Pelaksanaan penyelesaian keberatan PBB Perkotaan, BPHTB dan
Pajak Daerah Lainnya;
h. Pelaksanaan penyelesaian permohonan pembetulan, pembatalan,
pengurangan ketetapan, penghapusan, pengurangan sanksi, dan
kelebihan pembayaran atas PBB Perkotaan, BPHTB dan Pajak
Daerah Lainnya.
i. Pembinaan dan pembukuan serta pelaporan atas pemungutan dan
penyetoran PBB Perkotaan, BPHTB dan Pajak Daerah Lainnya.
j. Pengendalian benda-benda berharga PBB Perkotaan, BPHTB dan
Pajak Daerah Lainnya.
k. Pembinaan dan pengendalian terhadap sistem pemungutan PBB
Perkotaan dan Pajak Daerah Lainnya.
l. Pelaksanaan penerbitan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah
(NPWPD);
m. Pelaksanaan pemungutan penerimaan bukan pajak;
45
n. Pelaksanaan penyidikan tindak pidana pelanggaran di bidang
pemungutan PBB Perkotaan dan Pajak Daerah Lainnya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
o. Pelaksanaan pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap
berwujud yang akan digunakan dalam rangka penyelenggaraan tugas
pokok dan fungsi;
p. Pelaksanaan pemeliharaan barang milik daerah yang digunakan
dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi;
q. Pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang milik daerah yang berada
dalam penguasaannya;
r. Pengelolaan administrasi umum meliputi penyusunan program,
ketatalaksanaan, ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, rumah
tangga, perlengkapan, kehumasan dan kearsipan;
s. Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM);
t. Penyusunan dan pelaksanaan Standar Pelayanan Publik (SPP) dan
Standar Operasional dan Prosedur (SOP);
u. Pelaksanaan pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
dan/atau pelaksanaan pengumpulan pendapat pelanggan secara
periodik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas layanan;
v. Pengelolaan pengaduan masyarakat di bidang pemungutan pajak
daerah;
w. Penyampaian data hasil pembangunan dan informasi lainnya terkait
layanan publik secara berkala melalui website Pemerintah Daerah;
46
x. Pemberdayaan dan pembinaan jabatan fungsional;
y. Penyelenggaraan UPT dan jabatan fungsional;
z. Pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi;
3. Visi dan Misi Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang
Dalam semua Badan pemerintahan pasti memiliki visi dan misi
yang dianut suatu badan pemerintahan agar berjalan sesuai dengan
keinginan dan tujuan , Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang juga
memiliki visi dan misi dalam menjalankan tugas yang dikerjakannya
yaitu3 :
a. Visi Menciptakan kinerja yang optimal pada dinas pendapatan
daerah kota malang agar memberikan pelayanan yang baik kepada
para wajib pajak sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam
meningkatkan pendapatan daerah.
b. Misi Meningkatkan Pendapatan Daerah melalui Intensifikasi dan
Ekstensifikasi Pajak Daerah.
4. Struktur Organisasi Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang
Struktur organisasi Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang
diatur dalam Peraturan Walikota Kota Malang Nomor 54 Tahun 2012.
Berikut ini merupakan struktur organisasi Badan Pelayan Pajak Daerah
Kota Malang Per Januari 2017 :
3 Ibid
47
Gambar 3.14
Struktur Organisasi Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang
Per Januari 2017
Uraian dari tugas dan wewenang dari masing-masing struktur
organisasi yangada adalah sebagai berikut :
a. Kepala Dinas
Kepala dinas memiliki tugas menkoordinasi dan melakukan
pengawasan melekat terhadap unit-unit kerja di bawahnya serta
melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala daerah
sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
b. Sekretaris
Sekretaris memiliki tugas Melaksanakan administrasi
umum meliputi penyususnan program, ketatalaksanaan,
ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, urusan rumah tangga,
perlengkapan, kehumasan, dan keperpustakaan serta kearsipan.
4 Data Struktur Organisasi dari Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang Tanggal 26 Januari 2017
48
c. Bidang pajak bumi dan bangunan
Bidang ini bertugas dalam pelayanan, pendataan, penilaian
dan penetapan sertra pengawasan PBB.
d. Bidang pajak daerah lainnya
Bidang pajak daerah lainnya mempunyai tugas pokok
pelayanan, pendataan, pendaftaran, penilaian dan penetapan serta
pengawasan BPHTB dan pajak daerah lainnya.
e. Bidang pembukuan dan pengembangan potensi
Bidang pembukuan dan pengembangan potensi bertugas
melakukan pembukuan dan pelaporan pengelolaan benda berharga
dan pengembangan potensi PBB Perkotaan, BPHTB dan pajak
daerah lainnya.
f. Bidang penagihan
Bidang penagihan memiliki tugas pokok yaitu melakukan
penagihan PBB Perkotaan dan pajak daerah lainnya di kota malang.
Fungsi yang dimiliki bidang penagihan diantaranya :
1) Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis bidang penagihan.
2) Pelaksanaan penagihan PBB Perkotaan dan pajak daerah lainnya.
3) Pelaksanaan penyelesaian keberatan pajak daerah lainnya.
4) Penyusunan laporan realisasi tunggakan PBB Perkotaan,
BPHTB dan pajak daerah lainny
49
B. Pelaksanaan Pemungutan Pajak Hotel Kategori Rumah Penginapan atau
Guest House Oleh Badan Pelayanan Pajak Daerah Menurut Pasal 4 Ayat
(3) Huruf c Peraturan Daerah Kota Malang No.16 Tahun 2010 Tentang
Pajak Daerah
Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berlangsung
secara terus-menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat baik secara materiil maupun spiritual.
Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut, maka negara harus menggali
sumber dana dari dalam negeri berupa pajak.Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-
Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan memberikan definisi pajak yang menyatakan
bahwa : “ pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-
undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”5
Pembayaran Pajak merupakan perwujudan kewajiban dan peran
serta wajib pajak untuk ikut secara langsung dan bersama-sama
melaksanakan pembiayaan negara dan pembangunan nasional.Sesuai
falsafah undang-undang perpajakan, membayar pajak bukan hanya
merupakan kewajiban, tetapi merupakan hak dari setiap warga negara untuk
ikut berpartisipasi dan berperan serta terhadap pembiayaan negara dan
pembangunan nasional.
5Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
50
Pada masa sekarang ini dimana telah diterapkannya system otonomi
daerah yang memberikan kebebasan kepada setiap daerah untuk mengatur
rumah tangganya sendiri, telah membuat suatu perubahan yang mendasar
bagi system pemerintahan yang dulunya menganut system sentralisasi
menjadi system desentralisasi.dimana pemerintahan daerah mengatur sendiri
administarasi keuangannya.Dengan demikian Pendapatan Asli Daerah
(PAD) sangat berperan dalam mendukung kemajuan suatu daerah.
Dalam Pasal 2 (2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang
Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Menyatakan:,
” Jenis Pajak Kabupaten/ Kota Terdiri atas : a. Pajak Hotel; b.Pajak Restoran ;c.Pajak Hiburan ; d. Pajak Reklame ; e. Pajak Peneranan jalan ; f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; g. Pajak Parkir; h. Pajak Air Tanah; i. Pajak Sarang Burung Walet; j.Pajak Bumi dan Bangunanan Perdesaan dan perkotaan dan;k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.”6
Bila dilihat dari Uraian Pasal 2 (2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah diatas Pajak
HotelTermasuk Dalam Pajak Daerah. Bila kita melihat lebih dalam lagi ,
Pajak suatu Daerah diatur lagi dalam suatu Peraturan Daerah.
Kota Malang merupakan Salah satu Daerah yang berda di Jawa
Timur dimana kota malang ini merupakan salah satu Kota terbesar yang
berada di Jawa Timur. Pada saat ini semik banyak bermunculan Rumah
Penginapan atau Guest House. Dalam Hali ini Rumah Penginapan Atau
Guest House juga Berperan sebgaia penambah pendapatan daerah
dikarenakan pada Pasal 4 Ayat (3) Huruf c Peraturan Derah Kota Malang
Nomor 16 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah menyatakan bahwa :
6Pasal 2 (2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah
51
“Termasuk dalam objek Pajak Hotelsebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah : a.motel;b.losmen;c. rumah penginapan;d.rumah kos dengan jumlah lebih dari 10 kamar;e.kegiatan usaha lainnya yang sejenis”7
Pada Kota Malang saat ini semakin banyak bermunculan Rumah
Pendeginapan atau Guest House, kita mengetahui bahwa Rumah Penginapan
termasuk dalam Pajak Hotelyang mana Pajak Rumah Penginapan Ini
Termasuk Dalam Pajak Daerah.Pajak daerah berperan serta dalam
membiayai pembangun daerah, tampa adanya pajak daerah, maka kebutuhan
akan dana untuk pembangunan akan sulit untuk di penuhi karena kita tahu
bahwa sebagian besar pendapatan Negara kita adalah berasal dari pajak.
Pajak HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest Housedalam
pemungutannya dilakukan oleh Pemerintah Tingkat IJawa Timur. Agar lebih
efektif dan menyebar pelaksanaanya Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Timur
membentuk Pemerintah Daerah untuk menjadi perwakilan dalam melakukan
pemungutan Pajak dan memberikan tangung jawab untuk melakukan pemungutan
Pajak dengan selalu dalam pengwasan Pemerintah Tingkat IJawa Timur.
Pajak HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest Houseini
memiliki potensi yang besar dalam menambah Pendapatan Asli Daerah Kota
Malang itu sendirI , karena banyak sekali Rumah Penginapan atau Guest
Housesetiap tahunnya.Berikut Penulis Memaparkan Tentang Bagaimana
Prosedur Pendaftaran dan Pembayaran Pajak HotelKategori Rumah
Penginapan atau Guest House:
7Pasal 4 Ayat (3) Huruf c Peraturan Derah Kota Malang Nomor 16 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah
52
1. Prosedur Pemungutan Pajak Hotel Kategori Rumah Penginapan
atau Guest House8
a. Prosedur Pendataan dan Pendaftaran Pajak HotelKategori Rumah
Penginapan atau Guest House :
1) Pemilik kos yang memenuhi kriteria wajib Pajak Hotelkategori
rumah penginapan datang ke Badan Pelayanan Pajak Daerah
untuk mendaftar sebagai wajib pajak dengan mengisi formilir
pendaftaran serta membawa foto copy KTP sebagai
kelengkapan Pendaftaran
2) Sie pendaftaran menerima kembali formulir yang telah diisi
wajib pajak beserta kelengkapan yang diperlukan dari wajib
pajak kemudian di proses. Setelah itu maka akan ditetapkan
Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD) dan dibuatkan
kartu NPWPD-nya
3) Kemudian sie pendaftaran memberikan SPTPD kepada wajib
pajak untuk diisi dan dibawa saat melapor besar pajak
Rumaapanh Penginapan atau Guest House saat jatuh tempo
yaitu pada tanggal akhir massa pajak berikutnya.
b. Prosedur Penyetoran Pajak HotelKategori Rumah Penginapan atau
Guest House
1) Sie penetapan pajak akan menerima SPTPD yang telah diisi oleh
wajib pajak
8 Data Yang Didapat dari Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang pada tanggal 26 Januari 2017
53
2) Kemudian sie penetapan pajak menerima SPTPD dan akan
dibuatkan SKPD, SKPD yang dibuat berisi tentang jumlah Pajak
HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest House terutang
yang harus dibayar oleh wajib pajak dan sebagai acuan untuk
membuat SSPD
3) Setelah membuat SKPD bagian penetapan akan membuat SSPD
rangkap 2 yang akan diberikan kepada (1) wajib pajak (2) bank
jatim, sedangkan SKPD akan diarsipkan di bagian penetapan
4) Wajib pajak menerima SSPD yang kemuadian melakukan
pembayaran Pajak HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest
Housete di Bank Jatim
5) SSPD akan diberikan kepafa Bank Jatim beserta jumlah pajak
terutang yang tertera di SSPD ,kemudian Bank Jatim akan
membuat Bukti Tanda Setor (BTS) rangkap 2 yang akan
diberikan kepada (1) Wajib Pajak (2) Bank Jatim
6) Dengan Bukti Tanda Setor wajib pajak kembali ke bagian
penetapana dan menunjukan BTS
7) Bagian penetapan akan menginput BTS yang ditunjukan oleh
Wajib Pajak. Hasil inputan BTS akan diterima oleh bagian
pembukuan dan pelaporan melalui aplikasi simpada
8) Bagian pembukuan dan pelaporan yang menerima inputan BTS
akan membuat bukti setor pajak yang kemudian diberikan kepada
Wajib Pajak.
54
2. Jumlah Wajib Pajak Hotel Kategori Rumah Penginapan atau Guest House
Rumah Penginapan atau Guest House di Kota Malang Ini semakin
mudah ditemukan , di setiap jalan yag berada di Kota Malang pasti ada
Rumah Penginapan atau Guest House Yang berdiri maka dari itu
Pemerintah Kota Malang menarik Pajak untuk Rumah Penginapan atau
Guest House , berikut merupakan data Jumlah Wajib Pajak Guest
House yang didapat oleh penulis dari penelitian di Badan Pelayanan
Pajak Daerah Kota Malang :
Tabel 3.1
Data Jumlah Wajib Pajak Hotel Kategori Rumah Penginapan Di
Kota Malang9
No. Nama Kecamatan Jumlah Wajib Pajak Guest House 2014 2015 2016
1. Klojen 13 17 19 2. Blimbing 1 1 2 3. Kedung Kandang 2 3 3 4. Sukun 1 1 1 5. Lowokwaru 2 4 6 Jumlah 19 26 31 Dari Tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa setiap tahunnya mulai
tahun 2014 sampai 2016 Wajib Pajak Rumah Penginapan atau Guest
House semakin meningkat dari Kecamatan Klojen dan Lowokwaru
yang mana setap tahunnya brtamabah 2 sampai 4 Rumah Penginapan
atau Guest Houseyang bertambah karena memang pada wilayah
Kecamatan Klojen dan Lowokwaru merupakan wilayah yang cukup
strategis untuk dibangun Rumah Penginapan atau Guest House
9 Data Jumlah Wajib Pajak Yang Didapat dari Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang pada tanggal 26 Januari 2017
55
dikarenakan memang pada wilayah Klojen dan lowowkwaru
merupakan wilayah yang berdekatan dengan banyak Perguruan Tinggi
Negri maupun Swasta juga berdekatan dengan tempat Perbelanjaan dan
Wisata Kuliner di Kota Malang , ini merupakan lahan yang cukup
menguntungkan bagi pengusaha Rumah Penginapan atau Guest House,
selanjutnya pada Kecamatan Blimbing dan Kecamatan Kedung
Kandang , walau tidak banyak mengalami kenaikan pertambahan
jumlah wajib pajak tetapi ada pertambahan untuk jumlah wajib Rumah
Penginapan atau Guest House karena pada wilayah ini merupakan
wilayah yang tidak berdekatan dengan Tempat Yang menjadi Daya
Tarrik Para Wisatwan Untuk Mengunjugi Kota Malang untuk dibangun
usaha Rumah Penginapan atau Guest House . pada Kecamatan Sukun
juga tak ada peningkatan Wajib Pajak Rumah Penginapan atau Guest
House. Akan tetapi bila disimpulkan dari Tabel diatas memang setiap
tahunnya mengalamii peningkatan dalam jumlah Wajib Pajak Rumah
Penginapan atau Guest House.
3. Realisasi Pajak Hotel Kategori Rumah Penginapan atau Guest House
Menurut Peraturan Daerah Kota Malang No.16 Tahun 2010
Tentang Pajak Daerah pada Pasal 7 Ayat (1) dalam Peraturan Daerah
No.16 Tahun 2010 tentng Pajak Daerah menyatakan tentang besaran
pajak yang harus dipungut pada setiap Wajib pajak (Pemilik Rumah
56
Penginapan ) pada setiap Pembayaran Pajak , Pasal 7 Ayat (1) dalam
Peraturan Daerah No.16 Tahun 2010 tentng Pajak Daerahmenyatakan :
Tarif Pajak Hotelsebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf e, ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen).”10
Dalam Wawancara bersama Ibu Wiwik Selaku KASUBID
Penetapan Pajak HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest House
“Wajib Pajak Rumah Penginapan atau Guest House akan dikenakan
pajak 10% dari Omset tiap bulannya yang mana besaran pajak
dihitung sendiri oleh Wajib Pajak Karena untuk Pemungutan pajak
sesuai Sistem Self Assesment System yang mana Wajib Pajak
menghitung sendiri Pajaknya “.11Dari data yang didapat oleh penulis di
BP2D pendapatan atau realisasi yang didapatkan dari pemungutan pajak
Guest House ini setiap tahunya mengalami peningkatan yang cukup
signifitkan. Berikut Data Target dan Realisasi yang diperoleh penulis
dari Badan Pelayanan Pajak Daerah :
Tabel 3.2
Data Target dan Realisasi Pajak HotelKategori Rumah Penginapan
Di Kota Malang12
No. Tahun Anggaran Target (dalam Rp) Realisasi (dalam Rp)
1. 2014 17,169,937,868,68 25,069,025,889,87
10Pasal 7 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah 11 Hasil Wawancara dengan Ibu Wiwik Selaku KASUBID Penetapan Pajak HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest House pada tanggal 26 Januari 2017 12 Data Target dan Realisasi Pajak Yang Didapat dari Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang pada tanggal 27 Februari 2017
57
2. 2015 22,131,094,351,27 31,828,275,728,43
3. 2016 27,680,570,200,23 39,857,637,844,26
Dari tabel 2 diatas menunjukan target dan realisasi penerimaan
pajak Rumah Penginapan Kategori Guest House dari tahun 2014 hingga
tahun 2016, dari tabel diatas memperlihatkan bahwa setiap tahunnya
target yang diberikan oleh Badan Pealayanan Pajak Daerah Kota
Malang selalu ditingkatkan , Dalam Wawancara Penulis dengan Ibu
Wiwik selaku KAUBID Penetapan Pajak Rumah Penginapan atau
Guest House menyatakan “target ditingkatkan tiap tahunnya dikarena
Badan Pelayanan Pajak Daerah melihat semakin banyaknya Guest
House yang tumbuh di Kota Malang ini,”.13
Dari apa yang dinyatakan oelh Ibu Wiwik diatas menunjukan
bahwa meningkatnya realisasi dan target ini dipengaruhi oleh
meningkatnya jumlah Rumah Penginapan atau Guest House setiap
tahunnya di Kota Malang. Dari tabel yang disajikan oleh penulis
sebelumnya , pada tabel 3.1 tentang Jumlah Wajib Pajak Dari tahun
2014 hingga 2016 mengalami peningkatan , peningkatan inilah yang
memepengaruhi adanya peningkatan target dan realisasi dalam Pajak
HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest House.Bila kita lihat lagi
realisasi yang didapatkan dari pajak Rumah penginapan atau Guest
House ini selalu melapui target di tiap tahunnya dan realisasi ini
membantu pemasukan pendapatan daerah Kota Malang itu sendiri.
13 Hasil Wawancara dengan Ibu Wiwik Selaku KASUBID Penetapan Pajak HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest House pada tanggal 26 Januari 2017
58
Peningkatan tingkat realisasi dari Pajak Hotel Kategori Rumah
Penginapan atau Guest House ini tidak terlepas dari peran Badan
Pelayanan Pajak Daerah itu sendiri. Dalam Wawancara Penulis dengan
Ibu Wiwik selaku KASUBID Penetapan Pajak HotelKategori Rumah
Penginapan atau Guest House menyatakan
“Kami selaku pihak pemerintah selalu berusaha menjalankan aturan dari Peraturan Daerah Kota Malang No.16 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah Terutama pada Pajak Hotel Kategori Rumah Penginapan atau Guest House karena memang setiap tahunnya berkembang , dan dalam pelaksanaanya kami selalu berusaha semaksimal mungkin dengan Rajin-Rajin mendata Guest House yang baru berdiri dan mengadakan sosialisasi kepada wajib pajak tentang Pajak Hotelini”14.
Dalam kutipan wawancara diatas menyatakan bahwa dalam
pelaksananya Pihak Badan Pelayanan Pajak Daerah selalu berusaha
meningkatkan kulitas , dan mendata Guest House yang baru berdiri
untuk diadakan sosialisasi dalam rangka pemahaman Penarikan Pajak
HotelKategori Rumah Penginapan Atau Guest House.
Bila kita membicarakan tentang pelaksanaan suatu Undang-
Undangan otomatis kita merajuk pada efektifitas dari suatu Undang-
Undang tersebut kita mengetahui banyak sekali teori efektifitas yang
dipaparkan oleh para ahli. Salah satu teori efektifitas yang akan Penulis
pilih adalah teori efektifitas dari Soerjono Soekantoyang yang
menggunakan tolak ukur efektivitas dalam penegakan hukum ada lima
14 Hasil wawancara penulis dengan Ibu Wiwik selaku KAUBID Penetapan Pajak HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest House pada tanggal 26 Januari 2017
59
hal yakni : Faktor Hukumnya Sendiri, Faktor Penegak Hukum, Faktor
Sarana atau Fasilitas, Faktor Masyarakat dan Faktor Kebudayaan
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Hukum itu berfungsi dalam
masyarakat.
Kita telah mengetaui bahwa Pelaksanaan Pemungutan Pajak
HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest House sudah berlangsung
kurang lebih selama 7 tahun .Pelaksanaan Pajak HotelKategori Rumah
Penginapan atau Guest House ini dimulai sejak tahun 2010 yang mana
pada saat diberlakukannya Peraturan Daerah Kota Malang Nomor .16
Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah.
Penulis akan menganalisa satu persatu Factor-Faktor yang berada
pada teori efektifitas yang dianut Soerjono Sukanto dengan
mengabungkan data dan hasil wawancara yang penulis dapat dari
penelitian beberapa waktu yang lalu .dalam teori efektifitas Soerjono
soekamto ada beberapa factor yang dipaparkan yaitu ,faktor hukumnya
sendiri, faktor penegak hukum, faktor sarana atau fasilitas, faktor
masyarakat dan faktor kebudayaan Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi hukum itu berfungsi dalam masyarakat. Berikut ini
penulis menganalisanya dengan hasil wawancara dan data yang
diproleh penulis dari Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang :
a. Faktor Hukumnya Sendiri
Dalam praktik penyelenggaraan hukum di lapangan ada
kalanya terjadi pertentangan antara kepastian hukum dan keadilan,
60
hal ini disebabkan oleh konsepsi keadilan merupakan suatu
rumusan yang bersifat abstrak, sedangkan kepastian hukum
merupakan suatu prosedur yang telah ditentukan secara normatif.
Justru itu, suatu kebijakan atau tindakan yang tidak
sepenuhnya berdasar hukum merupakan sesuatu yang dapat
dibenarkan sepanjang kebijakan atau tindakan itu tidak
bertentangan dengan hukum. Maka pada hakikatnya
penyelenggaraan hukum bukan hanya mencakup low enforcement
saja, namun juga peace maintenance, karena penyelenggaraan
hukum sesungguhnya merupakanoses penyerasian antara nilai
kaedah dan pola perilaku nyata yang bertujuan untuk mencapai
kedamaian.
Dalam Faktor ini yaitu Faktor Hukumnya Sendiri atau
factor Subtansinya dalam kesulurahannya bila dikaitkan dengan
Pemungutan Pajak HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest
Houseberarti mengacu pada Peraturan yang mendasari
dilakasanakannya pemungutan Pajak HotelKategori Rumah
Penginapan atau Guest House di Kota Malang. Hal yang
difokuskan dalam penelitian ini adalah Peraturan Daerah Kota
Malang Nomor 16 Tahun 2010 Tetang Pajak Daerah .
Secara keseluruhannya Peraturan Daerah Kota Malang Nomor
16 Tahun 2010 Tetang Pajak Daerah sudah sangat baik dalam
pengaturannya dan penjelasannya tentang Pajak Daerah Kota Malang
61
akan tetapi masih ada sedikit kekurangan dalam penjelasan atau
pengaturan di salah satu pasal yang meyangkut tentang pengaturan
Pajak Hotel Kategori Rumah Penginapan atau Guest House .
Pada pasal 4 ayat (3) Huruf c yaitu menjelaskan tentang
pemungutan pajak daerah yang diberlakukan pada rumah
penginapan atau yang biasa disebut yaitu Guest House dalam pasal
tersebut menurut penulis sangat jelas dalam penjelasannya bahwa
objek pajak mana saja yang dikenakan pajak dan mana yang tidak
dikenakan pajak daerah. Dalam perda tersebut menyatakan bahwa
objek yang dikenakan pajak memang sarana sarana yang banyak
sekali bermunculan dimalang dan memang berkesempatan untuk
menambah pendapatan asli daerah malang melalui pajak ini .
Pada pasal diatas yaitu pasal 7 ayait (1) cukup jelas
menjelaskan tentang besaran tarif pajak yang ditetapkan untuk
Pajak Rumah Penginapan atau Pajak Guest House yaitu 10%
.dilihat dari pasal pasal yang penulis fokuskan yaitu pasal 4 ayat
(3) Huruf c dan Pasal 7 ayat (1) Memang cukup jelas dalam
pemaparannya . Pada Pasal 68 Ayat (1) menyatakan bahwa :
“ (1) Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnya pajak, Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk dapat menerbitkan :SKPDKB dalam hal :1. jika berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain, pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar; 2. jika SPTPD tidak disampaikan kepada Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk dalam jangka waktu tertentu dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam surat teguran; 3. jika
62
kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi, pajak yang terutang dihitung secara jabatan.15 Pada pasal 68 Ayat (5) menyatakan “Jumlah pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 3, dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari pokok pajak ditambah sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak”16
Pada kedua pasal diatas yaitu pasal 68 Ayat (1) dan 68
Ayat (5) secara keseluruhan memaparkan tentang denda
administratife apabila melakukan keterlambatan pelaporan pajak
dan pembayarn pajak , memang dalam pemaparannya sudah jelas
besaran dendanya yang akan dikenakan apabila terlambatan
melakukan pelaporan pajak dan pembayaran pajak. Akan tetapi
dalam pasal tersebut tidak dipaparkan tentang tengang waktu
dalam pelaporan pajak dan pembayaran pajak, ini la hang menjadi
kekurangan dari Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 16 Tahun
2010 Tetang Pajak Daerah.
Maka dari itu ,Pemerintah Daerah Kota Malang
memperbaharui Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 16 Tahun
2010 Tetang Pajak Daerah menjadi Peraturan Daerah Kota Malang
Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Perubahan Pemerintah Daerah Kota
Malang memperbaharui Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 16
15 Pasal 68 Ayat (1) Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 16 Tahun 2010 Tetang Pajak Daerah 16 Pasal 68 Ayat (5) Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 16 Tahun 2010 Tetang Pajak Daerah
63
Tahun 2010 Tetang Pajak Daerah. Dalam Peraturan Daerah yang
beru ini menambahkan Pasal 67 B.
Pada Pasal 67B Ayat (2) menayatakan “(2) pelaporan data
transaksi sebagaimana dimaksud pada pasal (1) dilakukan paling
lama 10 hari setiap bulannya”dengan adanya tambahan pasal
dalam Peraturan Daerah yang baru ini melengkapi aturan
sebelumnya di Peraturan Daerah yang lama Yaitu tentang
pengenaan denda administrtatif yang tak mencantumkan tanggal
masa tengangnya dalam pelaporan pajaknya.17
b. Faktor Penegak Hukum
Penegak hukum atau orang yang bertugas menerapkan
hukum mencakup ruang lingkup yang sangat luas, sebab
menyangkut petugas pada strata atas, menengah, dan
bawah.Artinya, di dalam melaksanakan tugas-tugas penerapan
hukum, petugas seyogianya harus memiliiki suatu pedoman,
diantaranya peraturan tertulis tertentu yang mencakup ruang
lingkup tugas-tugasnya.
Dalam berfungsinya hukum, mentalitas atau kepribadian
petugas penegak hukum memainkan peranan penting, kalau
peraturan sudah baik, tetapi kualitas petugas kurang baik, ada
masalah.Oleh karena itu, salah satu kunci keberhasilan dalam
17 Pasal 67 B Ayat (2) Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Perubahan Pemerintah Daerah Kota Malang memperbaharui Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 16 Tahun 2010 Tetang Pajak Daerah
64
penegakan hukum adalah mentalitas atau kepribadian penegak
hukum.
Dalam foktor ini memperlihatkan bahwa berlakunya atau
efektifnya suatu peraturan juga tergantung fakor penegak
hukumnya , disini bila dikaitkan dengan pelaksanakan pemungutan
pajak Rumah Penginapan atau Guest House ini yaitu Badan
Pelayan Pajak Daerah dalam wawancara penulis di Badan
Pelayanan Pajak Daerah sudah memaksimalkan kerjanya sejak
peraturan daerah tersebut diberlakukan.
Pihak Badan pelayanan pajak daerah rajin mengadakan
sosialisasi terkait pajak daerah terakiat Pajak Hotelbaik itu
Kategori Rumah Penginapan atau Kategori lain, berikut ini adalah
data data yang didapat oleh penulis dalam penelitian di Badan
Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang :
Gambar 3.2
Pemberitaan Media Massa Tentang Sosialisasi Badan
Pelayanan Pajak Daerah Tahun 2015
Pada Gambar 1 diatas , Tahun 2015 lalu Badan Pelayanan
Pajak Daerah sedang gencar-gencarnya untuk mensosialisasikan
Peraturan Daerah Kota Malang pada masyarakat Malang.Dalam
65
gambar diatas menunjukan salah satu usaha yang dilakukan Badan
Pelayanan Pajak Daerah agar Peraturan Daerah Tentang Pajak
Daerah dapat tersosialisasikan keseluruh warga dan agar mereka
paham akan Pajak , dalam potongan liputan media massa tersebut
menampakkan bahwa dispenda mencari berbagai cara agar pajak
daerah tersosialisasikan dengan baik salah satunya adalah dengan
mensosialisasikan pajak daerah di kampus kampus. Gamabr diatas
merupak potongan liputan media massa pada tahun 2015 lalu yang
terbaru yaitu ada pada liputan media massa juga yaitu :
Gambar 3.3
Pemberitaan Tentang Prestasi Pajak Daerah Oleh Badan
Pelayanan Pajak Daerah Tahun 2017 18
Dalam Gambar 2 Yaitu liputan media massa diatas
menunjukan bahwa pada tahun 2017 kini Pajak Daerah yang
disosialisasikan oleh Badan Pelayanan Pajak dari beberapa tahun
yang lalu mulai mebuahkan hasil yang manis yang mana realisasi
dari Kota Malang makin Meningkat Tiap Tahunnya , akan tetapi
18Malang Post, Rabu , 4 Januari 2017 Hal 1 dan 9
66
pada saat penulis mewawancarai pihak Badan Pelayan Pajak
Daerah yaitu ibu wiwik menyatakan pihak Badan Pelayanan Pajak
Daerah akan terus mengadakan sosialisasi tentang Pajak Daerah
yang bersangkutan karena semakin tahun semakin banyak Guest
House yang bermunculan dan baru di Kota Malang
Gambar 3.4
Pemberitaan Media Massa Tentang Sosialisasi Badan
Pelayanan Pajak Daerah Tahun 2017 19
Pada Gambar 3 Yaitu Artikel yang dimuat di Koran Malang
Post Pada tanggal 8 Februari 2017 yang lalu memperlihatkan
bahwa Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang semakin
gencar untuk melakukan upaya-upaya agar para Wajib Pajak tak
melupakan kewajibannya untuk membayar pajak , upaya upaya
yang dilakukan oleh Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang
adalah dengan menjalankan Mobil Pajak keliling yang memang
dikususkan untuk pembayaran pajak dengan berkeliling kota
19Malang Post, Rabu , 8 Februari 2017 Hal 1 dan 7
67
dengan disediakan beberapa hiburan yaitu seperti tertera diatas
yaitu disediakan 25 ribu lagu untuk didengarkan oleh wajib pajak
saat membayar pajak daerah , dengan adanya mobil pajak keliling
ini wajib pajak tak perlu repot untuk membayar pajak dan tak perlu
jenuh dalam mengantri pembayaran pajak karena pihak dari badan
pelayanan pajak daerah menyediakan hiburan lagu yang dapat
dinikmati para wajib pajak ketika mengantri pembayaran pajak
daerah.
c. FaktorSarana/Fasilitas
Fasilitas atau sarana amat penting untuk mengefektifkan suatu
aturan tertentu.Ruang lingkup sarana dimaksud yaitu sarana fisik yang
berfungsi sebagai faktor pendukung.Misalnya, bila tidak ada kertas dan
karbon yang cukup serta mesin tik yang cukup baik, bagaimana petugas
dapat membuat berita acara mengenai suatu kejahatan.Bagaimana polisi
dapat bekerja dengan baik apabila tidak dilengkapi dengan kendaraan
dan alat-alat komunikasi .Kalauperalatan dimaksud sudah ada, faktor-
faktor pemeliharaannya juga memegang peran yang sangat penting.
Dari Faktor Sarana dan fasilitas di dalam Badan Pelayanan
Pajak Daerah Kota Malang, Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah
Kategori Rumah Penginapan Telah dilengkapi sarana yang lengkap
yang mendukung Pelaksanaan Tersebut. Seperti halnya dalam
pembayaran Pajaknya itu sendiri .seperti yang dijelaskan oleh
narasumber Ibu Wiwik Selaku KASUBID Penetapan Pajak
68
HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest House Mengatakan
bahwa :
“Pembayaran pajaknya tidak perlu repot repot kekantor Badan Pelayanan Pajak Daerah kota Malang , untuk pembayarannya bisa melalui bank Jatim yang mana Bank Jatim ini sudah banyak tersedia di Kota malang ini Bisa juga secara Online yang mana memang lebih mudah diakses dalam pembayarannya.”20
Berikut merupakan fasilitas fasilitas yang disediakan oleh
Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang untuk melakukan
Pembayaran Pajaknya :
Gambar 3.5 21
Bukti Blanko Pembayaran Pajak Daerah Oleh Bank JATIM
Bank jatim yang dibuka di Badan Pelayanan Pajak Daerah
20 Hasil wawancara penulis dengan Ibu Wiwik selaku KAUBID Penetapan Pajak HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest House pada tanggal 26 Januari 2017 21 Foto yang didapat ketika mengunjungi Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang
69
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa pemabayaran pajak
daerah dapat dilakukan secara online yaitu di bank jatim , yang
mana bank jatim telah bekerjasama dengan Badan Pelayanan Pajak
Daerah Kota Malang dalam penerimaan pembayaran pajak daerah ,
ini dilakukan agar wajib apajak tak perlu jauh jauh ke kantor badan
pelayanan pajak daerah Koata Malang untuk membayar pajak . bank
jatim juga membuka kantornya di Badan Pelayanan pajak Daerah
Kota Malang sebagai salah satu cabang dari bank jatim.
Gambar 3.6 22
Mobil Pajak Keliling Dari Badan Pelayanan Pajak Daerah
Pada Gambar 5 Diatas Merupakan salah satu fasilitas
Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota mLang yaitu dengan
membuat mobil Pajak Keliling seperti gambar diatas , mobil pajak
keliling ini dioprasikan oleh petugas lapang untuk mempermudah
wajib pajak membayarkan pajaknya , dengan mobil ini wajib pajak
tak perlu jauh jauh ke kantor Badan Pelayanan Pajak Daerah Untuk
membayar dan dalam mobil tersebut juga disediakan hiburan
22 Foto yang didapat ketika mengunjungi Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang
70
berupa lagu yang akan dinyalakan setiap kali mobil ini dioprasikan.
Mobil tersebut dioprasikan keliling Kota Dan Kabupaten Kota
Malang.
d. Faktor Masyarakat
Salah satu faktor yang mengefektifkan suatu peraturan
adalah warga masyarakat.Yang dimaksud disini adalah
kesadarannya untuk mematuhi suatu peraturan perundang-
undangan, yang kerap disebut derajat kepatuhan.Secara sederhana
dapat dikatakan bahwa derajat kepatuhan masyarakat terhadap
hukum merupakan salah satu indikator berfungsinya hukum yang
bersangkutan.
Dalam Faktor ini narasumber menyatakan bahwa rata rata
Wajib Pajak memang sudah banyak yang taat akan Peraturan
Daerah ini Untuk membayar Pajak Daerah Kategori tersebut yang
mana memang sudah rajin untuk membayarkan pajaknya , akan
tetapi memang masih ada beberapa yang sedikit tidak rajin dalam
pembayarannya , seperti halnya ketika wajib pajak telat dalam
pelaporan pajaknya yang berarti telah melampui batas pelaporan
yaitu tiap tanggal 10 dalam setiap bulannya , akan dikenakan denda
25% dari pajak yang dibayarkan. Karena ada denda tersebut
banyak wajib pajak yang mengelak bahwa wajib pajak tersebut
terlambat melakukan pelaporan pajak , alhasil mereka memberikan
banyak alasan agar tak membayar denda .ketika penulis
71
mewawancarai Ibu Wiwik Selaku KASUBID Penetapan Pajak
Hotel Kategori Rumah Penginapan atau Guest House menyatakan :
“keterlambatan pelaporan pajak ini kebanyakan disebabkan karena Wajib Pajak yang Malas Dalam pelaporan pajaknya tiap bulan , mereka berasumsi bahwa keterlambatan mereka dikarenakan pergantian menejemen pada Rumah Penginapan Mereka yang mana menyebabkan keterlamabatan Pelaporan”23
Pihak Badan Pelayanan Pajak Daerah hanya bisa berupaya
menjelaskan sebagaimana semestinya peraturan daerah tersebut
dan pada akhirnya wajib pajak tersebut telah terbayarkan beserta
denda yang memang harusnya dibayarkan. Dari data yang didapat
oleh penulis bahwa keterlamabatan pelaporan pajak selama tahun
2015-2016 hanya sedikit , hanya sebanyak 3 wajib pajak atau 3
Guest House yang telat melakukan pelaporan pajak pada Badan
Pelayanan Pajak Daerah , selainnya memang sudah taat melakukan
pelaporan pajak dan pembayaran pajak.
Dalam wawancara penulis dengan salah satu wajib pajak
atau pemilik Guest House di Kota Malang ini , bapak wiratmono
selaku Menger dan Pemilik Guest House Bandoeng menyatakan
” kami tidak pernah telat dalam pembayaran pajak Guest Tersebut karna memang sudah sewajibnya untuk melakukan pembayaran pajak Guest House Tersebut”24
Sedangkan ketika penulis menanyakan tentang , apakah
pihak Dari Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang Pernah
23 Hasil wawancara penulis dengan Ibu Wiwik selaku KAUBID Penetapan Pajak HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest House pada tanggal 26 Januari 2017 24 Hasil wawancara penulis dengan bapak wiratmono selaku Menger dan Pemilik Guest House Bandoeng Tanggal 2 Februari 2017
72
menagih pajak lansung di Guest House Bandoeng , beliau
menjawab bahwa
“selama kami melakukan pemabyaran tersebut beliau tidak pernah didatangi oleh pihak Badan Pelayanan Pajak Daerah untuk menagih pajak karna memang kami rajin dalam pemabayaran dan pelaporan pajaknya”.25
Untuk Mengetahui Faktor Masyarakat berjalan dengan baik
atau tidak penulis juga mewawancarai 5 dari sekian banyaknya pemilik
Guest House yang berada di Kota Malang ini , 5 dari Guest House ini
dipilih penulis dari Kecamatan Klojen yang notabennya memiliki
jumlah Guest House paling banyak diantara kecamatan lainnya.
Dalam wawancaranya bersama dengan Narasumber penulis
menayakan hal yang sama terhadap setiap narasumber yaitu
tentang pemungutan pajak Guest House yang dilakukan oleh
Badan Pelayanan Pajak Daerah , yang pertama penulis menayakan
perihal apakah para pemilik guest house mengetahui tentang Perda
no.16 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah Kota Malang.
“Iya mbak, saya mengetahui ,kami juga membayarkannya setiap bulanya 10% dari omset setiap bulannya” ujar Bpk.Firman selaku meneger Hasanah Guest House.26
Lalu selanjutnya saya mewawancarai dari pihak Merbabu
Guest House yaitu Mbk.Amel meyatakan bahwa :
25 Hasil wawancara penulis dengan bapak wiratmono selaku Menger dan Pemilik Guest House Bandoeng Tanggal 2 Februari 2017 26 Hasil wawancara penulis dengan bapak Firman selaku Menger Hasanah Guest House Tanggal 27 April 2017
73
“Kita Tau kok mbak , setiap bulannya juga kita mebayarkan lewat e-filling baik pelaporannya maupun pembayarannya, kami sadar akan pajak karena kan kalo kita melanggar terkena sanksi dan yang rugi Guest House kami sendiri”27
Dari dilihat dari 3 pernyataan diatas penulis memperkuat
lagi dengan hasil wawancara bersama 2 narasumber lain yaitu ,
Manager D’Fresh Guest Hose Bpk. Petrus memberikan pernytaan
juga bahwa
“kami selalu membayar pajak tiap bulannya , kami masih membayarkannya setiap bulannya secara manual ke BP2D Kami juga memasangkan keterangan bahwa kami mebayar pajak di Resepsionis,” ujar Bapak Petrus.28
Pada narasumber terakhir bersama Manger Guest House
Amalia Bpk Yoyok menyatakan bahwa “ kami taat dalam pembayaran
pajaknya tiap bulannya dan kami tau akan aturannya mbak”29
Dari pertanyaan pertama saya tadi semua pihak dari Guest
House menyatakan bahwa mereka mengetahui tentang penarikan
pajak Guest House oleh BP2D Berdasarkan Perda No. 16 Tahun
2010 tentang Pajak Daerah dan merak rajin dalam pembayarannya.
Untuk pertanyaan kedua ini saya gabungkan dan saya lebih
perluas yaitu , apakah, pihak Guest House pernah melakukan
keterlambatan pembayaran dan pelaporan pajak dan apalah pihak
27 Hasil wawancara penulis dengan Mbak Amel selaku CS Merbabu Guest House Tanggal 27 April 2017 28 Hasil wawancara penulis dengan Bapak Petrus selaku Manager D’Fresh Guest House Tanggal 28 April 2017 29 Hasil wawancara penulis dengan Bapak Yoyok selaku CS Amleia Guest House Tanggal 27 April 2017
74
BP2D Pernah mengunjungi Guest House untuk menyakan tentang
pajak ?
Dari pertanyaan tersebut pihak dari Guest House hasanah
Bpk.Firman menyatakan bahwa “ pihak BP2D tidak pernah
kemari untuk menyakan pajak karna kami yang aktif ke BP2D
untuk hal Pajak Guest House ini , kami juga tidak pernah
melakukan keterlamabtan mbak , karna kami tau akan sanksinya
“30 dari penytanyaan diatas pihak Merbabu Guest House mbak
Amel menyatakan bahwa “ kami tidak pernah melukan
keterlamabatan baik pembayaran maupun pelaporan mbak , kami
juga selalu memakai e-filling dalam pembayarn dan pelaporan ,
dari pihak BP2D sendiri kemari apabila ada masalah dalam
pembayaran dan pelaporan melalui e-fillingnya “ 31dan 3 guest
selanjutnya juga menyatakan bahwa tak pernah melakukan
pembayaran dan pelaporan pajak serta mereka masih secara
manual pembayarannya ke BP2D sehingga pihak BP2D ini tak
pernah mengunjungi pihak Guest House terkait pajak “ ujar
pengurus Guest House Amelia , Bandoeng dan D’Fresh.
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis bersama
5 Pengurus Guest House di Kecamatan Klojen dari beberapa Guest
House yang berada di Malang , dapat disimpulkan bahwa
30 Hasil wawancara penulis dengan bapak Firman selaku Menger Hasanah Guest House Tanggal 27 April 2017 31 Hasil wawancara penulis dengan Mbak Amel selaku CS Merbabu Guest House Tanggal 27 April 2017
75
Masyarakat sudah taat dalam pelaporan pajak dan pemabyaran
pajaknyanya bahkan mereka tau akan sanksinya dan aturannya
yang ada dalam Perda. No.16 tahun 2010 tentang pajak daerah ,
pihak BP2D Sendiri jarang ada yang menghampiri Guest House
tersebut mungkin ini dikarenakan mereka tak pernah melakukan
keterlambatan dalam pelaporan pajak dan pembayarn pajak , tetapi
disini penulis juga menemukan sesuatu bahwa untuk pembayaran
dan pelaporan pajak sebenarnya sudah adanya e-filling yang
diberlakuakn tapi tak semua guest house memakai ini , masih saja
ada bebrapa guest house yang melakukannya secara manual ke
BP2D ini berarti penggunaan E-Filing belum merata dalam semua
pemilik Guest House Untuk melakukan pembayaran dan pelaporan
pajaknya.
5. Factor kebudayaan
Dalam kebudayaan sehari-hari, orang begitu sering
membicarakan soal kebudayaan. Kebudayaan menurut Soerjono
Soekanto, mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan
masyarakat, yaitu mengatur agar manusia dapat mengerti
bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, dan menentukan
sikapnya kalau mereka berhubungan dengan orang lain. Dengan
demikian, kebudayaan adalah suatu garis pokok tentang
perikelakuan yang menetapkan peraturan mengenai apa yang harus
dilakukan, dan apa yang dilarang.
76
Dalam factor kebudayaan ini bila dikaitakan dengan realita
pelaksanaan pembayaran pajaknya memang budaya untuk
membayar pajak sudah mulai membaik yang mana wajib pajak
sudah rajin membayar pajak yang sudah ditentukan oleh peraturan
daearah yang tertetara dalam Pajak Daerah Kategori Guest House
,akan tetapi masih saja ada masyarakat yang masih malas dalam
pelaporan pajaknya yang mana , pelaporan pajak merupakan hal
terpenting dalam pemabayaran pajak.
Karena masih adanya masyarakat yang malas dan tidak
rajin melakukan pelaporan pajaknya , menurut penulis factor
kebudayaan ini belum terpenuhi karena masih saja ada masyarakat
yang menerapkan budaya malas melaporkan pajaknya ke Badan
Pelayanan Pajak Daerah.
Dari kelima factor diatas penulis sudah menganalisa satu
persatu factor yang mana mengukur keefektifitasan suatu peraturan
daerah yaitu dalam Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 16
Tahun 2010 Tetang Pajak Daerah .hasil yang dapat diberikan
penulis adalah bahwa dalam kelima factor tersebut sudah terpenuhi
akan tetapi dalam factor masyarakat dan Faktor Kebudayaan
memang ada sedikit kendala yang membuat factor tersebut bisa
dikatakan terpenuhi secara keseluruhan atau sebagian yang mana
kendala tersebut akan diperjelas penulis di penjelasan secara
terperinci selanjutnya .
77
C. Kendala- Kendala Dalam Pelaksanaan Pemungutan Pajak HotelKategori
Rumah Penginapan atau Guest House Oleh Badan Pelayanan Pajak
Daerah Menurut Pasal 4 Ayat (3) Huruf c Peraturan Daerah Kota
Malang No.16 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah
Dalam suatu kegiatan tentulah tidak semuanya berjalan dengan baik
atau berjalan sesuai apa yang diinginkan dalam pelaksanaanya , dalam
seuatu kendala pasti terdapat kendala- kendala dalam pelaksanaan
kegiatanya yang mana kadang kala kendala tersebut tidak hanya disebabkan
satu factor saja akan tetapi bisa disebabkan dari beberapa factor yang tak
terpenuhi.
Demikian Juga dalam pemungutan Pajak Daerah Kategori Rumah
penginapan atau Guest House ini terdapat sedikit kendala kendala yang
muncul dalam pemungutannya , Penulis akan memaparkan Kendala-Kendala
Apa saja yang terjadi ketika Pelaksanaan Pemungutan Pajak Hotel Kategori
Rumah Penginapan atau Guest House Oleh Badan Pelayanan Pajak Daerah
Menurut Pasal 4 Ayat (3) Huruf c Peraturan Daerah Kota Malang No.16
Tahun 2010 Tentang Pajak Daerahdari factor per factor menurut Teori
Efektivitas menurut Soerjono Soekamto.Berikut Pemaparan Kendala-
Kendala Oleh Penulis Pelaksanaan Pemungutan Pajak Hotel Kategori
Rumah Penginapan atau Guest House Oleh Badan Pelayanan Pajak Daerah
Menurut Pasal 4 Ayat (3) Huruf c Peraturan Daerah Kota Malang No.16
Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah :
78
1. Faktor Hukumnya/Subtansinya
Dalam Faktor Hukum nya ini secara keseluruhan atau secara
subtansiya sudah Terlaksana dengan baik akan tetapi ada sedikit kendala
pada subtansinya akan tetapi oleh Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota
Malang dengan sigap Merubah Peraturan Daerah yang lama dengan
Peraturan Daerah yang baru ,Sebenarnya Dalam Perubahan Peraturan
Daerah ini bukan berarti keseluruhan Peraturan Daerah yang lama
diganti dengan yang baru , akan tetapi dalam Peraturan Daerah yang
baru ditambahkan beberapa pasal yang sebelumnya pada Peraturan
Daerah yang lama tidak dicantumkan dan menambah kelengkapan dalam
Peraturan Daerah yang lama sehingga , Subtansinya sendiri semakin
jelas dan tidak ada kesalahann penafsiran.
2. Faktor Penegak Hukum
Dalam Faktor Penegak Hukumnya sendiri atau dari pihak Badan
Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang Itu sendiri sudah sangat baik
dalam pelaksanaanya dan tidak ada Kendala-Kendala dalam
Pelaksanaanya , seperti apa yang sudah dipaparkan penulis di dalam
pembahasan tentang Pelaksanaan Pemungutan Pajak Hotel Kategori
Rumah Penginapan atau Guest House Oleh Badan Pelayanan Pajak
Daerah Menurut Pasal 4 Ayat (3) Huruf c Peraturan Daerah Kota
Malang No.16 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerahdiatas telah dipaparkan
dengan sangat jelas.
79
Bahwa dalam pelaksanaanya Pihak Badan Pelayanan Pajak Daerah
Selalu Meningkatkan Kulaitas Kerjanya di tiap tahunnya , dimana ini
dilakukan agar Masyarakat atau Wajib Pajak Sendiri puas dengan apa yang
diberikan oleh Pihak Badan Pelayanan Daerah Kota Malang.
3. Faktor Sarana/Fasilitas
Dalam Faktor Sarana atau Fasilitas di dalam Pelaksanaan Pemungutan
Pajak Hotel Kategori Rumah Penginapan atau Guest House Oleh Badan
Pelayanan Pajak Daerah Menurut Pasal 4 Ayat (3) Huruf c Peraturan Daerah
Kota Malang No.16 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerahsudah sangat baik dan
tidak ada kendala dalam pelaksanaanya. Ini dikarenakan sarana dan fasilitas yang
disediakan oleh Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang selalu
dimaksimalkan dan diperbaharui sesuai dengan Perkembangan Teknologi yang
ada . ini dilakukan agar mempermudah amsyarakat atau Wajib Pajaknya itu
sendiri dalam pembayaran Pajak Daerah.
4. Faktor Masyarakat
Dalam Faktor Masyrakatnya sendiri dalam Pelaksanaan
Pemungutan Pajak Hotel Kategori Rumah Penginapan atau Guest House
Oleh Badan Pelayanan Pajak Daerah Menurut Pasal 4 Ayat (3) Huruf c
Peraturan Daerah Kota Malang No.16 Tahun 2010 Tentang Pajak
Daerah masih terdapat kendala-kendala yang menyertai pelaksaannya .
Dalam wawancara yang dilakukan oleh penulis bersama narasumber
yaitu Ibu Wiwik Selaku KASUBID Penetapan Pajak HotelKategori
Rumah Penginapan atau Guest House menyatakan bahwa :
80
”Ada sedikit kendala dalam pelaksanaan dalam Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 16 Tahun 2010 Tetang Pajak Daerah yaitu, masih ada saja para wajib pajak yang melakukan keterlamabatan pelaporan pajak, yang harus dilaporkan per tanggal 10 dalam bulannya dengan adanya keterlambatan ini , pihak badan pelayayanan pajak daerah memberikan sanksi dendan administrative yaitu sebesar 25 % dari pajak yang akan dibayarkan “.32 Dalam pernyataan yang dinyatakan narasumber diatas , terlihat
jelas bahwa masyarakat masih belum taat dan rajin secara
keseluruhannya dalam Pelaporan Pajak Daerah yang mana harus secara
rutin dilaporkan setiap bulannya padahal dalam sanksinya sendiri sudah
diberikan sanksi administrative yang cukup besar akan tetapi masih ada
saja masyarakat atau waib pajak yang melakukan keterlamabtan
pelaporan pajaknya itu sendiri.
Dari yang data yang didapatkan penulis ada 3 wajib pajak yang
telat dalam pelaporan pajaknya dalam kurun waktu 2015-2016 , memang
tidak banyak akan tetapi masih ada saja wajib pajak atau masyarakat
yang telat dalam pelaporannya dan mereka juga mengelak bahwa telah
melakukan keterlambatan tersebut. Dikarenakan badan pelayanan pajak
daerah menjaga informasi tentang wajib pajaknya , penulis hanya
mendapat berapa banyak wajib pajak yang melakukan keterlamabatan
pelaporan pajak
Dilihat dari jumlah Masyarakat atau Wajib Pajak yang melakukan
Keterlambatan Pelaporan Pajak tidak terlalu banyak , akan tetapi masih
ada yang melanggar Peraturan Daerah yang diterapkan oleh Badan
32 Hasil wawancara penulis dengan Ibu Wiwik selaku KAUBID Penetapan Pajak HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest House pada tanggal 26 Januari 2017
81
Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang dan ini menjadi kendala pada
pelaksanaan Pemungutan Pajak Hotel Kategori Rumah Penginapan atau
Guest House yang mana harus diselesaikan dan harus ditanggulangi agar
tidak ada masyarakat yang melakukan keterlamabatan Pelaporan Pajak
dan pelaksanaan pemungutan Pajak Hitel Kategori Rumah Penginapan
atau Guest House berjalan dengan baik dan efektif.
5. Faktor Kebudayaan
Faktor kebudayaan merupakan salah satu factor yang menunjang
apakah pelaksanaan suatu aturan dapat dikatan berjalan dengan baik dan
efektif menurut Teori efektifitas Soerjono Soekanto. Dari data data dan
hasil wawancara bersama narasumber penulis menemukan adanya
kendala kendala selain factor masyarakat yang mana factor masyarakat
ini tak terlepeas dengan factor kebudayaan.dalam pelaksanaannya factor
kebudayaan menjadi kendala dalam Pelaksanaan Pemungutan Pajak
Hotel Kategori Rumah Penginapan atau Guest House Oleh Badan
Pelayanan Pajak Daerah Menurut Pasal 4 Ayat (3) Huruf c Peraturan
Daerah Kota Malang No.16 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah .
Faktor Kebudayaan merupakan factor budaya yang tumbuh
dalam masyarakat selama ini , budaya bisa juga disangkutpautkan
dengan kebiasaan masyarakat . bila dikaitkan dengan kendala yang
ditimbulkan dari factor Masyarakat ini tak terlepas dari budaya
masyarakat yang sering kali malas dalam pembayaran atau pelaporan
pajak. Walaupun hanya beberapa masyarakat atau wajib pajak yang
82
melakukan keterlamabtan pelaporan ini tetap saja menunjukan bahwa
masih ada saja masyarakat atau wajib pajak yang tak rajin melaporkan
pajaknya.
Dari hasil wawancara bersama Ibu Wiwik Selaku KASUBID
Penetapan Pajak HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest
Housemenyatakan :
“Salah satu wajib pajak yang telat melakukan pelaporan dalam pembayaran pajak tersebut banyak yang mengelak bahwa mereka terlambat melakukan pelaporan pajak mereka berasumsi bahwa mereka tidak terlambat membayar pajak akan tetapi menegement dari Guest House mereka lah yang sedikit berubah sehingga pelaporan pajak sedikit terulur karena adanya perubahan menegement tersebut’’33.
Dari hasil wawancara diatas memperlihatkan bahwa masih ada
masyarakat yang melakuakn keterlambatan pelaporan pajak dan tidak
mengakui bahwa mereka terlambat melakukan pelaporan pajak ini
memperlihatkan bahwa masih kental budaya masyarakat yang tidak taat
dalam pembayaran dan pelaporan pajak , budaya masyaraka ini masih
kental dan masih susah untuk dihilangkan dari kebiasaan , bahkan
masyarakat juga masih memiliki kebiasaan atau budaya mengelak dari
sebuah kesalahan. Ini laha yang paling sering terjadi dalam penerapan
suatu aturan yang mana Budaya dan Masyarakat masih menjadi kendala
dalam pelaksanaannya.
33 Hasil wawancara penulis dengan Ibu Wiwik selaku KAUBID Penetapan Pajak HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest House pada tanggal 26 Januari 2017
83
D. Upaya Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang Dalam
Menangulangi Kendala-Kendala Dalam Pelaksanaan Pemungutan Pajak
HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest House Oleh Badan
Pelayanan Pajak Daerah Menurut Pasal 4 Ayat (3) Huruf c Peraturan
Daerah Kota Malang No.16 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah
Dalam upaya untuk mengatasi kendala kendala yang timbul dalam
Pelaksanaan Pemungutan Pajak Hotel Kategori Rumah Penginapan atau Guest
House Oleh Badan Pelayanan Pajak Daerah Menurut Pasal 4 Ayat (3) Huruf c
Peraturan Daerah Kota Malang No.16 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah ,
Pihak Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang memberikan upaya dalam
kendala yang timbul dalam pelaksaan pemungutan pajak .
Berikut merupakan upaya yang diberikan oleh Badan Pelayanan Pajak
Daerah Kota Malang yang akan dipaparkan oleh penulis menurut factor-faktor
yang mempengaruhi dalam Teori Efektifitas Hukum Menurut Soerjono Soekanto :
1. Faktor Hukumnya/Subtansinya
Dalam penjelasan tentang kendala-kendala sudah dijelaskan bahwa
Dalam Faktor Hukum nya ini secara keseluruhan atau secara subtansiya
sudah Terlaksana dengan baik akan tetapi ada sedikit kendala pada
subtansinya. Akan tetapi oleh Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota
Malang dengan sigap Merubah Peraturan Daerah yang lama dengan
Peraturan Daerah yang baru.
Karena dalam Faktor Hukum/Subtansinya sudah berlajan dengan baik
dengan ini tidak ada upaya yang harus dilakukan oleh pihak Badan Pelayanan
84
Pajak Daerah Kota Malang , dikarenakan Peraturan Daerah yang lama yang
memang perlu dirubah sudah dirubah dan ditambah pengaturanya tentan Pajak
Hotel Kategori Rumah Penginapan atau Guest House.
2. Faktor Penegak Hukum
Didalam Faktor Penegak Hukumnya sendiri atau dari pihak Badan
Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang Itu sendiri sudah sangat baik dalam
pelaksanaanya dan tidak ada Kendala-Kendala dalam Pelaksanaanya ,
karena tidak ada kendala dalam pelaksanaanya otomatis tidak perlu ada
upaya yang harus dilakuakn oleh Badan Pelayanan Pajak Daerah , hanya
saja dari pihak Badan Pelayanan Pajak Daerah harus selalu meningkatkan
Kualitas kerjanya dari tahun ketahun karena dilihat dari data jumlah wajib
pajak didalam kolom 1 dalam penjelasaan sebelumnya menjatakan setiap
tahunnya Wajib Pajak Rumah Penginapan atau Guest House selalu
bertambah dna Pihak Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang Harus
selalu meningkatkan kualitas kerjanya agar selalu berjalan dengan baik.
3. Faktor Sarana/Fasilitas
Faktor Sarana atau Fasilitas di dalam Pelaksanaan Pemungutan
Pajak Hotel Kategori Rumah Penginapan atau Guest House Oleh Badan
Pelayanan Pajak Daerah Menurut Pasal 4 Ayat (3) Huruf c Peraturan
Daerah Kota Malang No.16 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerahsudah
sangat baik dan tidak ada kendala dalam pelaksanaanya.
Walau tidak ada kendala atau sudah terlaksana dengan baik dalam
pelaksannanya , pihak Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang Harus
85
senantiasa meningkatkan sarana dan fasilitas yang ada dengan selalu
mengikuti perkembangan teknologi dan perkembangan zaman yang ada
karena sekarang ini kita hidup di zaman maju yang sangat mengandalkan
teknologi.
4. Faktor Masyarakat
Dalam Pemaparan penulis terhadap kendala- kendala Pelaksanaan
Pemungutan Pajak Hotel Kategori Rumah Penginapan atau Guest House
Oleh Badan Pelayanan Pajak Daerah Menurut Pasal 4 Ayat (3) Huruf c
Peraturan Daerah Kota Malang No.16 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah
bahwa Faktor Masyrakat Menjadi salah satu kendala dalam pelaksanaan
pemungutan Pajak Hotel Kategori Rumah Penginapan atau Guest House.
Adanya Kendala dalam pelaksanaan suatu kegiatan harus memiliki
upaya agar menagulangi atau mengatasi kendala yang timbul dalam suatu
pelaksanaan suatu kegiatan, dari kendala yang telah dipaparkan penulis
yang disebabkan oleh factor masyarakat, upaya yang harus dilakuakan
oleh pihak Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang adalah dengan
selalu meningkatkan kesadaran masyarakat dengan menambah berbagai
sosialisasi yang diadakan dalam rangka penertiban pelaporan pajak.
Dalam hasil wawancara yang diperoleh oleh penulis bersama Ibu
Wiwik Selaku KASUBID Penetapan Pajak HotelKategori Rumah
Penginapan atau Guest House menyatakan bahwa :“Pihak Badan
Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang akan menjelaskan secara detail
Mengapa wajib pajak tersebut dikenakan denda administrative sebesar 25
86
% tersebut dengan menjelaskan secara rinci dengan berdasarkanperaturan
daerah yang ada agar wajib pajak tersebut tak dapat mengelak lagi dalam
pembayarannya” .34
Gambar 3.735
Artikel Tentang Antisipasi Denda Pajak Daerah Yang diberikan Oleh
Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang
Dalam artikel yang dimuat di Media Cetak Memorandum pada hari
rabu tanggal 1 Februari 2017 diatas , Badan Pelayanan Pajak Daerah
memberikan artikel tentang antisipasi adanya denda dalam Pajak Daerah
yaitu dengan rajin lapor setiap bulannya , dengan rajin lapor ini para wajib
pajak tidak akan terkena denda . tidak hanya itu dalam artikel diatas
Kepala Badan Pelayanan Pajak Daerah Ir. Ade Herwanto MT menyatakan
bahwa :
“Sejak Badan Pelayanan Pajak Daerah Masih bernama Dinas pendapatan daerah sebenarnya telah memberikan kemudahan dan fasilitas pembayaran melalui online jadi tak perlu Wajib Pajak menyampaikan pelaporan pajak ke kantor by paper tetapi Wajib Pajak dapat
34Hasil wawancara penulis dengan Ibu Wiwik selaku KAUBID Penetapan Pajak HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest House pada tanggal 26 Januari 2017 35Memorandum, Rabu , 1 Februari 2017
87
memanfaatkan Teknologi IT dengan e-SPTPD dan pembayaran melalui auto debt” 36
Berikut merupakan upaya yang diberikan oleh Badan Pelayanan
Pajak Daerah Kota Malang dalam kendala yang ditimbulkan oleh Faktor
Masyarakatnya.Yang mana dengan adanya upaya yang diusahakan oleh
Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang seperti tercantum dalam
artikel diatas, dapat mengatasi dan mengurangi adanya keterlamabatan
pelaporan yang dilakukan oleh Wajib Pajak.
5. Faktor Kebudayaan
Dalam kendala yang dipaparkan oleh penulis sebelumnya, tidak
hanya factor masyarakat yang menjadi kendala dalam Pelaksanaan
Pemungutan Pajak Hotel Kategori Rumah Penginapan atau Guest House
Oleh Badan Pelayanan Pajak Daerah Menurut Pasal 4 Ayat (3) Huruf c
Peraturan Daerah Kota Malang No.16 Tahun 2010 Tentang Pajak
Daerahakan tetapi factor kebudayaan juga menjadi kendala dalam
pelaksanaanya.
Masyarakat dan Budaya atau kebiasaan tak dapat dipisahkan satu
sama lain , karena selama ini apa yang dilakukan oleh masyarakat
merupakan suatu kebiasaan atau budaya yang sering dilakukan
masyarakat. Dalam factor masyarakat sebelumnya kendala yang
ditimbulkan adalah bahwa masyarakat masih saja melakukan
keterlambatan pelaporan pajak yang mana didasari karena adanya tidak
36 Kutipan dari Koran Memorandum, Rabu , 1 Februari 2017
88
ketaat masyarakat sendiri dalam pelaporan pajaknya .ketidaktaatan ini
timbul karena masih saja ada kebiasaan masyarakat dalam hal ketaatan .
Ini berarti bahwa budaya “tidak Rajin” dalam masyarakat masih
diterapkan dalam masyarakat untuk itu perlu adannya upaya agar tidak
terjadi lagi atau tidak berlangsung terus menerus budaya yang tak patut
dicontoh ini. Sebenarnya sama dengan yang dipaparkan oleh penulis
dalam upaya dalam factor masyarakat bahwa pihak Badan Pelayanan
Pajak Daerah terus melakukan upaya dalam hal sosialisasi dan juga
penjelasan pada wajib pajak atau masyarakat yang melakukan
keterlambatan pelaporan pajak .
Dalam hasil wawancara yang diperoleh oleh penulis bersama Ibu
Wiwik Selaku KASUBID Penetapan Pajak HotelKategori Rumah
Penginapan atau Guest House menyatakan bahwa :“Pihak Badan Pelayanan
Pajak Daerah Kota Malang akan menjelaskan secara detail Mengapa wajib
pajak tersebut dikenakan denda administrative sebesar 25 % tersebut dengan
menjelaskan secara rinci dengan berdasarkan peraturan daerah yang ada agar
wajib pajak tersebut tak dapat mengelak lagi dalam pembayarannya” .37
Dengan adanya upaya dari pihak Badan Pelayanan Pajak Daerah
Kota Malang diatas semoga saja bisa menghapus kebudayaan masyarakat
yaitu budaya “tidak rajin” dalam melakukan pelaporan pajak ataupun
pembayaran pajak sehingga Pelaksanaan Pemungutan Pajak Hotel
Kategori Rumah Penginapan atau Guest House Oleh Badan Pelayanan
37Hasil wawancara penulis dengan Ibu Wiwik selaku KAUBID Penetapan Pajak HotelKategori Rumah Penginapan atau Guest House pada tanggal 26 Januari 2017