bab iii hasil penelitian dan pembahasan a. hasil...

27
38 BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam mencari tahu sejauh mana efektivitas pasal 15 Peraturan Daerah Kota Malang No.4 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Tempat Parkir, Penulis melakukan wawancara kepada 50 Juru Parkir di 23 titik parkir wilayah Kota Malang. 23 titik parkir tersebut ada pada 5 wilayah kecamatan di Kota Malang antara lain 5 titik parkir di Kecamatan Klojen, 4 titik parkir di Kecamatan Blimbing, 7 titik parkir di Kecamatan Kedungkandang, 3 titik parkir di Kecamatan Lowokwaru, dan 4 titik parkir Kecamatan Sukun dengan 10 orang Juru Parkir yang diwawancarai pada masing-masing wilayah kecamatan. Sesuai dengan pengumpulan data yang telah dilakukan oleh Penulis maka Penulis mengajukan pertanyaan kepada responden (Juru Parkir yaitu : 1. Apakah anda sudah membawa Surat Penunjukan dan Kartu Tanda Anggota Juru Parkir ? 2. Apakah anda pernah megalihkan atau meminjamkan Surat Penunjukan Pengelolaan Parkir kepada orang lain untuk bertugas ? 3. Apakah anda memiliki Karcis Resmi yang di sediakan oleh Donas Perhubungan Kota Malang? 4. Apa alasan anda taat terhadap aturan parkir ? 5. Apakah saudara pernah diberi sanksi oleh Dinas Perhubungan Kota Malang karena telah melanggar ketentuan? Maka dari pertanyaan-pertanyaan di atas didapatkan hasil sebagai berikut :

Upload: dodieu

Post on 28-Jul-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …eprints.umm.ac.id/37848/4/jiptummpp-gdl-bimoaldhys-48543-4-babiii.pdf · parkir tersebut ada pada 5 wilayah kecamatan di Kota Malang

38

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dalam mencari tahu sejauh mana efektivitas pasal 15 Peraturan Daerah Kota

Malang No.4 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Tempat Parkir, Penulis melakukan

wawancara kepada 50 Juru Parkir di 23 titik parkir wilayah Kota Malang. 23 titik

parkir tersebut ada pada 5 wilayah kecamatan di Kota Malang antara lain 5 titik

parkir di Kecamatan Klojen, 4 titik parkir di Kecamatan Blimbing, 7 titik parkir di

Kecamatan Kedungkandang, 3 titik parkir di Kecamatan Lowokwaru, dan 4 titik

parkir Kecamatan Sukun dengan 10 orang Juru Parkir yang diwawancarai pada

masing-masing wilayah kecamatan.

Sesuai dengan pengumpulan data yang telah dilakukan oleh Penulis maka

Penulis mengajukan pertanyaan kepada responden (Juru Parkir yaitu :

1. Apakah anda sudah membawa Surat Penunjukan dan Kartu Tanda Anggota

Juru Parkir ?

2. Apakah anda pernah megalihkan atau meminjamkan Surat Penunjukan

Pengelolaan Parkir kepada orang lain untuk bertugas ?

3. Apakah anda memiliki Karcis Resmi yang di sediakan oleh Donas

Perhubungan Kota Malang?

4. Apa alasan anda taat terhadap aturan parkir ?

5. Apakah saudara pernah diberi sanksi oleh Dinas Perhubungan Kota Malang

karena telah melanggar ketentuan?

Maka dari pertanyaan-pertanyaan di atas didapatkan hasil sebagai berikut :

Page 2: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …eprints.umm.ac.id/37848/4/jiptummpp-gdl-bimoaldhys-48543-4-babiii.pdf · parkir tersebut ada pada 5 wilayah kecamatan di Kota Malang

39

Page 3: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …eprints.umm.ac.id/37848/4/jiptummpp-gdl-bimoaldhys-48543-4-babiii.pdf · parkir tersebut ada pada 5 wilayah kecamatan di Kota Malang

40

Page 4: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …eprints.umm.ac.id/37848/4/jiptummpp-gdl-bimoaldhys-48543-4-babiii.pdf · parkir tersebut ada pada 5 wilayah kecamatan di Kota Malang

41

Page 5: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …eprints.umm.ac.id/37848/4/jiptummpp-gdl-bimoaldhys-48543-4-babiii.pdf · parkir tersebut ada pada 5 wilayah kecamatan di Kota Malang

42

Dari data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara di atas, maka

didapatkan bahwa tidak satupun di temukan Juru Parkir yang membawa Surat

Penunjukan Juru Parkir saat bertugas di lapangan serta 5 orang membawa KTA dan

28 orang tidak pernah membawa KTA saat bertugas. Selain itu dari 33 Juru Parkir

yang memiliki Surat Penunjukan didapatkan jawaban yaitu 4 orang pernah

meminjamkan Surat Penunjukan kepada orang lain dan 29 orang tidak pernah

meminjamkan Surat Penunjukan kepada orang lain.

Semua Juru Parkir yang resmi telah memiliki Karcis Resmi serta

menggunakan Rompi resmi yang di sediakan oleh Dinas Pehubungan.

Lalu mengenai penerapan sanksi oleh Dinas Perhubungan ditemukan

bahwadari 50 Juru Parkir, 12 orang menjawab pernah diberi sanksi, dan 38 orang

tidak pernah diberi sanksi.

B. Efektivitas Pasal 15 Peraturan Daerah No.4 Tahun 2009 tentang

Pengelolaan Tempat Parkir

Pada bagian ini permasalahan dalam suatu kebijakan, sebuah ukuran-ukuran

dasar dan tujuan dari kebijakan merupakan suatu hal yang harus diperhatikan.

Karena dari ukuran-ukuran dasar dan tujuan inilah kita dapat memproyeksikan

bagaimana kebijakan dapat berjalan efektif sesuai dengan tujuannya. Jika kebijakan

tersebut ingin terlaksana dengan maksimal, maka kebijakan tersebut haruslah

menyesuaikan dengan keadaan masyarakat selaku pelaksana dari kebijakan tersebut

terutama di daerah yang menjadi fokus sampel dalam penelitian ini.

Efektifitas hukum adalah kesesuaian antara apa yang diatur dalam hukum

dengan pelaksanaanya. Bisa juga karena kepatuhan masyarakat kepada hukum

Page 6: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …eprints.umm.ac.id/37848/4/jiptummpp-gdl-bimoaldhys-48543-4-babiii.pdf · parkir tersebut ada pada 5 wilayah kecamatan di Kota Malang

43

karena adanya unsur memaksa dari hukum. Efektivitas diartikan sebagai sesuatu

atau kondisi di mana telah sesuai dengan target atau tujuan yang akan ditempuh

atau diharapkan. Hukum itu dikatakan efektif apabila warga masyarakat berperilaku

sesuai yang diharapkan atau dikehendaki oleh hukum. Jika peraturan tersebut telah

mencapai tujuannya, maka peraturan tersebut dapat dikatakan efektif, begitu pula

sebaliknya.7

Berdasarkan penjelasan mengenai efektivitas hukum pada bab sebelumnya,

dalam upaya mengetahui sejauh mana efektivitas Pasal 15 Peraturan Daerah No.4

Tahun 2009 tentang Pengelolaan Tempat Parkir, Penulis menggunakan teori

efektivitas hukum yang di kemukakan oleh Soerjono Soekanto yang menyatakan

bahwa efektif atau tidaknya suatu hukum ditentukan oleh 5 faktor yaitu faktor

hukumnya sendiri (undang-undang), faktor penegak hukum (pihak-pihak yang

membentuk maupun menerapkan hukum), faktor sarana atau fasilitas yang

mendukung penegakan hukum, faktor masyarakat (lingkungan dimana hukum

tersebut berlaku atau diterapkan), faktor kebudayaan (sebagai hasil karya, cipta dan

rasa yang didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup).

1. Faktor hukumnya sendiri (Peraturan Daerah No.4 Tahun 2009

tentang Pengelolaan Tempat Parkir)

Menurut Soerjono Soekanto ukuran efektivitas pada faktor mengenai hukum

atau undang-undangnya adalah : 8

1. Peraturan yang ada mengenai bidang-bidang kehidupan tertentu sudah

cukup sistematis.

7 Eko Purnomo,2014,Efektivitas PenerapanSanksi Peraturan Daerah No. 21 Tahun 2001

tentang Minuman Keras di Kabupaten Barru, Jurnal,Bagian Pidana Universitas Hasanuddin, Hlm.

10 8 Soerjono Soekanto, Op.cit. Hlm. 80

Page 7: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …eprints.umm.ac.id/37848/4/jiptummpp-gdl-bimoaldhys-48543-4-babiii.pdf · parkir tersebut ada pada 5 wilayah kecamatan di Kota Malang

44

2. Peraturan yang ada mengenai bidang-bidang kehidupan tertentu sudah

cukup sinkron, secara hierarki dan horizontal tidak ada pertentangan.

3. Secara kualitatif dan kuantitatif peraturan-peraturan yang mengatur

bidang-bidang kehidupan tertentu sudah mencukupi.

4. Penerbitan peraturan-peraturan tertentu sudah sesuai dengan persyaratan

yuridis yang ada

Pada unsur-unsur di atas yang di maksud dengan bidang-bidang kehidupan

tertentu adalah bidang perparkiran di wilayah Kota Malang. Melihat Peraturan

Daerah No.4 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Tempat Parkir secara keseluruhan,

Penulis berpendapat bahwa Peraturan Daerah tersebut sudah cukup sistematis

karena sudah mencangkup sistematika penyusunan perundang-undangan mulai dari

judul, pembukaan (frase Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, jabatan

pembentuk Peraturan Perundang-undangan, konsiderans, dasar hukum dan diktum)

, batang tubuh (ketentuan umum, materi pokok yang diatur, ketentuan pidana

ketentuan penyidikan) dan penutup. Penulis berpendapat bahwa Peraturan Daerah

Kota Malang No.4 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Tempat Parkir akan lebih

sistematis jika di lengkapi dengan penjelasan khususnya pada pasal 15.

Peraturan Daerah Kota Malang No.4 Tahun 2009 tentang Pengelolaan

Tempat Parkir juga sudah sesuai secara hirarki maupun horizontal. Maksudnya

adalah peraturan daerah tersebut tidak bertentangan dengan peraturan-peraturan

lainnya sehingga dapat di terbitkan sesuai dengan ketentuan yang ada. 9

Peraturan Daerah Kota Malang No.4 Tahun 2009 tentang Pengelolaan

Tempat Parkir akan sangat efektif apabila di perkuat dengan adanya Peraturan

9 Hasil wawancara dengan Bapak Hary Dwi Yunianto, S.Psi Staf Bidang Perparkiran Seksi

Pendataan Dinas Perhubungan Kota Malang pada 21 Juni 2017

Page 8: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …eprints.umm.ac.id/37848/4/jiptummpp-gdl-bimoaldhys-48543-4-babiii.pdf · parkir tersebut ada pada 5 wilayah kecamatan di Kota Malang

45

Walikota guna mengisi kekosongan-kekosongan yang ada pada Peraturan Daerah

Kota Malang No.4 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Tempat Parkir. 10

Misalnya pada pasal 15 ayat (6) Peraturan Daerah Kota Malang No.4 Tahun

2009 tentang Pengelolaan Tempat Parkir yang menyatakan bahwa tata cara

penerbitan surat penunjukan dan Kartu Tanda Anggota Juru Parkir sebagaimana

dimaksud pada ayat (3), akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota. Tetapi

hingga saat ini Peraturan Walikota yang mengatur mengenai tata cara penerbitan

Surat Penunjukan dan Kartu Tanda Anggota Juru Parkir ataupun perizinan tempat

parkir masih belum dapat di jalankan, sehingga hal tersebut menjadi kendala bagi

Dinas Perhubungan Kota Malang dalam menjalankan wewenangnya pada

perparkiran sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah Daerah Kota Malang No.4

Tahun 2009 tentang Pengelolaan Tempat Parkir. Pihak Dinas Perhubungan Kota

Malang Bidang Perparkiran mengatakan bahwa hingga saat ini peraturan tertulis

mengenai tata cara perizinan dan penerbitan Kartu Tanda Anggota Juru Parkir

masih dalam proses analisa oleh Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Wilayah Jawa Timur. 11

Untuk mengatasi kendala tersebut, Dinas Perhubungan Kota Malang

khususnya Bidang Perparkiran berinisiatif membuat suatu pengaturan mengenai

tata cara perizinan dan penerbitan Kartu Tanda Anggota Juru Parkir. Pengaturan

tersebut tentunya hanya berlaku sementara sampai ada Peraturan Walikota yang

10 Ibid. 11 Ibid.

Page 9: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …eprints.umm.ac.id/37848/4/jiptummpp-gdl-bimoaldhys-48543-4-babiii.pdf · parkir tersebut ada pada 5 wilayah kecamatan di Kota Malang

46

mengatur mengenai tata cara perizinan dan penerbitan Kartu Tanda Anggota Juru

Parkir.12

Adapun Pengaturan mengenai tata cara perizinan dan penerbitan Kartu Tanda

Anggota Juru Parkir adalah sebagai berikut : 13

Pengaturan Perijinan Pengelolaan Perparkiran :

1. Tidak bertentangan dengan peraturan lalu lintas

2. Tidak menggangu kepentingan umum

3. Telah mendapat ijin tidak keberatan dari pemilik yang di dukung oleh RT

dan RW

Apabila 3 poin di atas sudah terpenuhi maka terdapat syarat-syarat

selanjutnya bagi Calon Juru Parkir antara lain :

1. Mengajukan permohonan pengelolaan perparkiran kepada Dinas

perhubungan

2. Membuat pernyataan mentaati ketentuan/peraturan yang di keluarkan oleh

pemerintah

3. Memberikan fotocopy KK (Kartu Keluarga) dan KTP (Kartu Tanda

Penduduk) calon pengelola parkir

4. Materai 2 lembar

5. Foto 4x6 background merah sebanyak 4 lembar

6. Memberikan Surat Ijin atau Pernyataan Pemilik Lokasi

7. Setelah melengkapi 6 persyaratan di atas, di masukan pada map berwarna

biru apabila perpanjangan surat penunjukan atau map hijau apabila untuk

titik perkir baru.

8. Surat Penunjukan akan di buatkan oleh Dinas Perhubungan setelah

dilakukan survey lokasi selama kurang lebih 7 hari.

9. Apabila Surat Penunjukan sudah keluar maka selanjutnya akan di buatkan

Surat Perjanjian Jumlah Nomial untuk setoran kepada Dinas Perhubungan.

10. Setelah Surat Penunjukan dan Surat Perjanjian Jumlah Nomial terpenuhi

maka Kartu Tanda Anggota Juru Parkir akan diberikan beserta Rompi dan

Karcis Parkir oleh Petugas Dinas Perhubungan

Dengan adanya pengaturan mengenai tata cara perizinan dan penerbitan

Kartu Tanda Anggota Juru Parkir yang bersifat sementara tersebut sangatlah

membantu Dinas Perhubungan Kota Malang dalam rangka melaksanakan

kewenangannya khususnya dalam bidang perparkiran sehingga Peraturan Daerah

12 Ibid. 13 Laporan Jawaban Atas Kuisioner Managemen Pengelolaan Perparkiran Kota Malang oleh

Dinas Perhubungan Kota Malang

Page 10: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …eprints.umm.ac.id/37848/4/jiptummpp-gdl-bimoaldhys-48543-4-babiii.pdf · parkir tersebut ada pada 5 wilayah kecamatan di Kota Malang

47

Kota Malang No.4 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Tempat Parkir masih dapat

berjalan efektif jika di lihat dari faktor peraturannya.14

2. Faktor Penegak Hukum (Dinas Perhubungan Kota Malang Bidang

Perparkiran)

Mengacu pada penjelasan pada bab sebelumnya, mengenai pihak-pihak mana

saja yang terlibat dalam pelaksanaan suatu perundang-undangan khususnya pada

Peraturan Daerah Kota Malang No.4 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Tempat

Parkir yang mana pihak-pihak yang terlibat antara lain Dinas Perhubungan Kota

Malang dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Malang

Dalam hal ini Penulis mengukur efektivitas hukum dari segi penegak

hukumnya lebih fokus kepada Dinas Perhubungan Kota Malang, karena

berdasarkan pasal 24 Peraturan Walikota Malang Nomor 55 Tahun 2008 tentang

Uraian Tugas Pokok, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Perhubungan Kota Malang telah

di jelaskan bahwa Dinas Perhubungan Kota Malang memiliki peran yang sangat

besar dalam hal perparkiran di Kota Malang.

Dalam upaya menjalankan peraturan perundang-undangan juga harus

dikehendaki adanya aparatur yang handal sehingga aparat tersebut dapat melakukan

tugasnya dengan baik. Kehandalan dalam kaitannya disini adalah meliputi

keterampilan profesional dan mempunyai mental yang baik.

Menurut Soerjono Soekanto bahwa masalah yang berpengaruh terhadap

efektivitas hukum tertulis ditinjau dari segi aparat akan tergantung pada hal berikut

: 15

1. Sampai sejauh mana petugas terikat oleh peraturan-peraturan yang ada.

2. Sampai mana petugas diperkenankan memberikan kebijaksanaan.

14 Hasil wawancara dengan Bapak Hary Dwi Yunianto, S.Psi Staf Bidang Perparkiran Seksi

Pendataan Dinas Perhubungan Kota Malang pada 21 Juni 2017 15 Soerjono Soekanto, Op.cit. Hlm. 8

Page 11: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …eprints.umm.ac.id/37848/4/jiptummpp-gdl-bimoaldhys-48543-4-babiii.pdf · parkir tersebut ada pada 5 wilayah kecamatan di Kota Malang

48

3. Teladan macam apa yang sebaiknya diberikan oleh petugas kepada

masyarakat.

4. Sampai sejauh mana derajat sinkronisasi penugasan-penugasan yang

diberikan kepada petugas sehingga memberikan batas-batas yang tegas

pada wewenangnya.

Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya dalam bidang perparkiran,

Dinas Perhubungan Kota Malang terikat oleh Peraturan Walikota Malang Nomor

55 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Pokok, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas

Perhubungan Kota Malang yang pada intinya menjelaskan bahwa Dinas

Perhubungan Kota Malang mempunyai tugas pokok dalam hal perparkiran yaitu

pengelolaan dan penyelenggaraan perparkiran di tepi jalan umum dan tempat

khusus parkir kecuali areal parkir di lingkungan pasar daerah serta memiliki fungsi,

diantaranya : 16

a) pengumpulan dan pengolahan data dalam rangka perencanaan

pengelolaan dan penyelenggaraan perparkiran di tepi jalan umum dan

tempat khusus parkir kecuali areal parkir di lingkungan pasar daerah;

b) penyusunan perencanaan dan pelaksanaan program di bidang

pengelolaan dan penyelenggaraan perparkiran di tepi jalan umum dan

tempat khusus parkir kecuali areal parkir di lingkungan pasar daerah;

c) pelaksanaan pengkajian pengembangan, penataan dan pengelolaan

perparkiran di tepi jalan umum dan tempat khusus parkir kecuali areal

parkir di lingkungan pasar daerah;

d) pelaksanaan pemetaan lokasi parkir di tepi jalan umum dan tempat

khusus parkir kecuali areal parkir di lingkungan pasar daerah;

e) penyiapan penentuan lokasi fasilitas parkir di tepi jalan umum dan

tempat khusus parkir kecuali areal parkir di lingkungan pasar daerah;

f) pengelolaan fasilitas parkir di tepi jalan umum dan tempat khusus parkir

kecuali areal parkir di lingkungan pasar daerah;

g) pelaksanaan pemungutan retribusi parkir di tepi jalan umum dan tempat

khusus parkir kecuali areal parkir di lingkungan pasar daerah;

h) pelaksanaan pemrosesan pertimbangan teknis perizinan pengelolaan

parkir;

i) pelaksanaan pemrosesan pertimbangan teknis perizinan pengandangan

kendaraan bermotor

16 Peraturan Walikota Malang Nomor 55 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Pokok, Fungsi, dan

Tata Kerja Dinas Perhubungan Kota Malang pasal 24

Page 12: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …eprints.umm.ac.id/37848/4/jiptummpp-gdl-bimoaldhys-48543-4-babiii.pdf · parkir tersebut ada pada 5 wilayah kecamatan di Kota Malang

49

j) pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan perparkiran di tepi jalan

umum dan tempat khusus parkir kecuali areal parkir di lingkungan pasar

daerah;

k) pelaksanaan pembinaan terhadap pengelola parkir swasta;

l) pelaksanaan penertiban pemungutan retribusi parkir di tepi jalan umum

dan tempat khusus parkir kecuali areal parkir di lingkungan pasar

daerah;

m) penyiapan pengaturan rancang bangun fasilitas parkir;

n) pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM);

o) pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi; dan

p) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

tugas pokoknya

Berdasarkan tugas pokok dan fungsi di atas, khususnya huruf h, j dan k

berhubungan langsung dengan peran yang di butuhkan untuk melaksanakan pasal

15 Peraturan Daerah Kota Malang No.4 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Tempat

Parkir.

Hubungan tersebut adalah mengenai pelaksanaan perizinan pengelolaan

parkir dan pembinaan maupun pengawasan pengelola parkir. Pada pasal 15 ayat

(1), ayat (3) dan ayat (6) Peraturan Daerah Kota Malang No.4 Tahun 2009 tentang

Pengelolaan Tempat Parkir membutuhkan peran dari Dinas Perhubungan Kota

Malang mengenai pelaksanaan perizinan pengelolaan parkir. Sedangkan Pada pasal

15 ayat (2), ayat (4) dan ayat (5) Peraturan Daerah Kota Malang No.4 Tahun 2009

tentang Pengelolaan Tempat Parkir juga membutuhkan peran dari Dinas

Perhubungan Kota Malang mengenai pembinaan dan pengawasan.

Dalam mengelola pelaksanaan perizinan pengelolaan parkir, Dinas

Perhubungan Kota Malang tidak memiliki kendala yang cukup besar. Hal ini

dikarenakan Dinas Perhubungan Kota Malang telah memiliki pengaturan mengenai

perizinan pengelolaan parkir meskipun masih bersifat sementara. Hanya saja dalam

proses perizinan pengelolaan parkir tersebut tidak bisa berlangusng dengan cepat.

Page 13: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …eprints.umm.ac.id/37848/4/jiptummpp-gdl-bimoaldhys-48543-4-babiii.pdf · parkir tersebut ada pada 5 wilayah kecamatan di Kota Malang

50

Hal ini di karenakan sebelum mengeluarkan Surat Penunjukan, Petugas Dinas

Perhubungan Kota Malang harus melakukan survey lokasi terlebih dahulu yang

membutuhkan waktu kurang lebih 7 hari. Hal yang disurvey di lokasi adalah rata-

rata seberapa banyak kendaraan bermotor yang parkir dilokasi tersebut sehingga

Dinas Perhubungan Kota Malang memiliki patokan untuk kesepakatan jumlah setor

pada Surat Pernyataan yang dibuat oleh calon Juru Parkir. 17

Sedangkan dalam hal pembinaan dan pengawasan pengelolaan parkir, Dinas

Perhubungan melakukan pengawasan langsung secara rutin dan khusus.

Pengawasan rutin adalah pengawasan yang dilakukan dengan cara melakukan

pengecekan langsung terhadap beberapa area parkir dalam suatu wilayah.

Pengecekan dilakukan antara lain untuk melihat apakah pengelola parkir sudah

menggunakan atribut resmi, menggunakan karcis resmi dan menggunakan identitas

resmi yang sesuai dengan apa yang telah diberikan oleh Dinas Perhubungan dan

apakah pengelola parkir sudah melakukan pengelolaan sesuai dengan ketentuan

yang ada dalam Peratudan Daerah seperti penataan kendaraan yang diparkir dan

penggunaan lahan parkir tidak melanggar batas wilayah tempat parkir. Pengawasan

terhadap pengelolaan parkir tidak hanya dilakukan oleh anggota Dinas

Perhubungan saja, namun juga dibantu oleh 2 personil dari TNI dan 2 personil dari

Kepolisian dan terkadang juga di bantu oleh Polisi Pamong Praja.18

Dinas Perhubungan Kota Malang memiliki kendala yang cukup serius. Perlu

diketahui sebelumnya bahwa di wilayah Kota Malang terdapat ± 645 titik parkir

17 Hasil wawancara dengan Bapak Hary Dwi Yunianto, S.Psi Staf Bidang Perparkiran Seksi

Pendataan Dinas Perhubungan Kota Malang pada 21 Juni 2017 18 Ibid.

Page 14: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …eprints.umm.ac.id/37848/4/jiptummpp-gdl-bimoaldhys-48543-4-babiii.pdf · parkir tersebut ada pada 5 wilayah kecamatan di Kota Malang

51

dan ± 3000 orang Juru Parkir. Dengan banyaknya Juru Parkir di wilayah Kota

Malang tersebut ternyata tidak diimbangi dengan jumlah Sumber Daya Manusia

dari Dinas Perhubunga Kota Malang. Jumlah personil dari Dinas Perhubungan pada

bidang perparkiran terdapat 9 orang saja. Karena terbatasnya jumlah personil maka

tidak dapat dilakukan pengawawasan terhadap seluruh area sekaligus. Karena

jumlah anggota Dinas Perhubungan yang melakukan pengawasan sendiri hanya

sekitar 3-4 orang maka bantuan dari pihak TNI, Kepolisian, dan juga Satuan Polisi

Pamong Praja setiap harinya sangat membantu dalam melakukan pengawasan.

Sedangkan untuk memperbanyak petugas dari Dinas Perhubungan itu sendiri tentu

saja membutuhkan anggaran yang lebih besar lagi. Karena jika terjadi pertambahan

jumlah petugas tentu harus dibarengi dengan jumlah sarana atau alat-alat

pendukung sehingga membuat Dinas Perhubungan membutuhkan anggaran yang

semakin banyak. 19

Karena tidak dapat dilakukan pengawasan terhadap seluruh area sekaligus,

biasanya pengawasan lebih diutamakan terhadap pengelola parkir yang dilaporkan

kepada Dinas Perhubungan karena melakukan suatu pelanggaran seperti tidak

menggunakan atribut resmi, tidak memberikan karcis parkir, atau juga seperti

menaikan tarif retribusi parkir yang tidak sesuai dengan ketentuan. Laporan tersebut

bisa berasal dari pengaduan masyarakat pengguna kendaraan bermotor yang

menggunakan tempat parkir atau laporan dari petugas Dinas Perhubungan Kota

Malang sendiri. 20

19 Ibid. 20 Ibid.

Page 15: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …eprints.umm.ac.id/37848/4/jiptummpp-gdl-bimoaldhys-48543-4-babiii.pdf · parkir tersebut ada pada 5 wilayah kecamatan di Kota Malang

52

Dalam hal melakukan pembinaan, Dinas Perhubungan memberikan beberapa

petunjuk teknis dan operasional kepada Juru Parkir atau pengelola parkir yang

resmi terdaftar pada Dinas Perhubungan. Petunjuk teknis yang dimaksud antara

lain, menggunakan atribut resmi, menggunakan karcis resmi dan menggunakan

identitas resmi. Pengarahan di bidang operasional yang dimaksud antara lain,

penataan parkir, penggunaan lahan parkir sesuai ketentuan dan tidak melanggar

batas wilayah tempat parkir. Kemudian Dinas Perhubungan juga bekerja sama

dengan kepolisian untuk melakukan pangarahan secara langsung kepada petugas-

petugas parkir untuk menghadapi suatu acara yang sifatnya mendadak, untuk

berkoordinasi melakukan pengamanan bersama. Untuk meningkatkan kesadaran

petugas parkir dalam binaannya, Dinas Perhubungan juga melakukan sosialisasi

perda kepada petugas-petugas parkir yang umumnya tidak mengetahui dan belum

mengetahui apa-apa saja yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan dalam

pengelolaan parkir.21

3. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum

Dalam hal ini sarana dan prasarana yang dimaksud adalah prasarana atau

fasilitas yang digunakan sebagai alat untuk mencapai efektivitas hukum. Prasarana

tersebut secara jelas memang menjadi bagian yang memberikan kontribusi untuk

kelancaran tugas-tugas aparat di tempat atau lokasi kerjanya. Adapun elemen-

elemen tersebut adalah ada atau tidaknya prasarana, cukup atau kurangnya

prasarana, baik atau buruknya prasarana yang telah ada.

21 Ibid.

Page 16: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …eprints.umm.ac.id/37848/4/jiptummpp-gdl-bimoaldhys-48543-4-babiii.pdf · parkir tersebut ada pada 5 wilayah kecamatan di Kota Malang

53

Secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu

proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal

ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai

hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana yang keduanya berfungsi untuk

mewujudkan tujuan yang hendak dicapai. Sarana dan prasarana mempunyai

peranan yang sangat penting di dalam penegakan hukum. Tanpa adanya sarana atau

fasilitas tersebut, penegak hukum akan sangat kesulitan untuk menjalankan peranan

yang seharusnya dilakukan. 22

Adapun beberapa fasilitas atau sarana yang digunakan oleh petugas Dinas

Perhubungan Kota Malang dalam melaksanakan kewenangannya dalam bidang

perparkiran khususnya dalam hal pembinaan dan pengawasan pengelolaan

perparkiran di Kota Malang antara lain 1 unit mobil, 3 unit motor, 3 alat komunikasi

berupa Handy Talky.

Dengan banyaknya jumlah titik parkir serta Juru Parkir di wilayah Kota

Malang, tentunya sarana dan fasilitas tersebut sudah belum mencukupi kebutuhan

petugas. Terlebih lagi kondisi dari beberapa fasilitas tersebut sudah tidak bisa

berfungsi secara maksimal sehingga terkadang juga menghambat petugas Dinas

Perhubungan Kota Malang pada saat melakukan pengawasan di lapangan. 23

4. Faktor masyarakat (Juru Parkir wilayah Kota Malang)

Faktor-faktor yang tidak kalah penting dalam menentukan efektifitas hukum

adalah pelaksanaan dari peraturan itu sendiri. Dalam hal ini yang di lihat adalah

22 Soerjono Soekanto, 2007, Pokok-pokok Sosiologi Hukum, Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada, Hlm.82 23 Hasil wawancara dengan Bapak Hary Dwi Yunianto, S.Psi Staf Bidang Perparkiran Seksi

Pendataan Dinas Perhubungan Kota Malang pada 21 Juni 2017

Page 17: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …eprints.umm.ac.id/37848/4/jiptummpp-gdl-bimoaldhys-48543-4-babiii.pdf · parkir tersebut ada pada 5 wilayah kecamatan di Kota Malang

54

sejauh mana pemahaman serta ketaatan masyarakat kepada suatu perundang-

undangan. Salah satu upaya agar masyarakat mematuhi hukum adalah dengan

mencantumkan sanksi atau hukuman jika peraturan dilanggar. Ketentuan adanya

sanksi ini bertujuan agar masyarakat patuh atau taat peraturan yang ada sehingga

peraturan yang ada tersebut dapat berlaku secara efektif. Adapun beberapa elemen

pengukur efektivitas yang tergantung dari kondisi masyarakat, yaitu seberapa

banyak yang mematuhi dan yang melanggar aturan yang ada serta penyebab

masyarakat mematuhi dan melanggar aturan yang ada.

Untuk mengetahui sejauh mana efektivitas hukum atau aturan maka yang

harus diketahui adalah sejauh mana hukum atau aturan itu ditaati atau tidak ditaati

oleh masyarakat yaitu jika aturan tersebut ditaati oleh sebagian besar target yang

menjadi sasaran ketaatan, dalam hal ini adalah Juru Parkir sedangkan indikator

yang kedua yaitu jika ketaatan sebagian besar Juru Parkir hanya ketaatan yang

bersifat compliance, indentification atau Internalization.

Dengan kata lain, walupun sebagian besar Juru Parkir terlihat menaati aturan

hukum atau perundang-undangan, namun ukuran atau kualitas efektivitas aturan

atau perundang-undangan itu masih dapat dipertanyakan.

Dalam pasal 15 Peraturan Daerah Kota Malang No. 4 Tahun 2009 Tentang

Pengelolan Tempat Parkir, mengatur mengenai kewajiban Juru Parkir yaitu wajib

memiliki Kartu Tanda Anggota dan Surat Penunjukan, wajib mengenakan seragam

dan membawa Surat Penunjukan dalam melaksanakan tugasnya serta dilarang

mengalihkan surat penunjukan kepada orang lain.

Page 18: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …eprints.umm.ac.id/37848/4/jiptummpp-gdl-bimoaldhys-48543-4-babiii.pdf · parkir tersebut ada pada 5 wilayah kecamatan di Kota Malang

55

Sesuai dengan data diatas dapat dikatakan bahwa masih cukup banyak Juru

Parkir yang masih belum memiliki Surat Penunjukan dan Kartu Tanda Anggota

Juru Parkir. Penulis menemukan 17 Juru Parkir Liar yang tidak memiliki Surat

Penunjukan dan Kartu Tanda Anggota Juru Parkir tersebut beralasan bahwa karena

selama ini tidak pernah mendapatkan teguran dari Aparat yang bersangkutan dan

ada juga yang kurang mempercayai Dinas Perhubungan Kota Malang.24

Padahal jika melihat kewajiban dari Juru Parkir sesuai dengan pasal 15 ayat

(1) Peraturan Daerah Kota Malang No. 4 Tahun 2009 Tentang Pengelolan Tempat

Parkir menyatakan bahwa terhadap lokasi parkir umum dan parkir khusus yang

dimiliki atau dikelola oleh Pemerintah Daerah kepada setiap petugas parkir

diberikan surat penunjukan sebagai petugas parkir pada petak atau lokasi parkir

yang bersangkutan dan Kartu Tanda Anggota Juru Parkir.

Selanjutnya sesuai dengan data dari Tabel 1 diatas dapat dikatakan bahwa

sebagian besar Juru Parkir hampir tidak pernah membawa Surat Penunjukan dan

KTA saat bertugas. Padahal jika melihat kewajiban dari Juru Parkir sesuai dengan

pasal 15 ayat (4) Peraturan Daerah Kota Malang No. 4 Tahun 2009 Tentang

Pengelolan Tempat Parkir menyatakan bahwa setiap petugas parkir yang telah

diberikan surat penunjukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib

menggunakan rompi dan membawa surat penunjukan di dalam melaksanakan

tugasnya.

Sebagian besar dari Juru Parkir yang tidak membawa Surat Penunjukan dan

KTA saat bertugas beralasan karena tidak pernah mendapatkan teguran dari aparat.

24 Hasil wawancara dengan Juru Parkir pada tanggal 3-8 Juli 2017

Page 19: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …eprints.umm.ac.id/37848/4/jiptummpp-gdl-bimoaldhys-48543-4-babiii.pdf · parkir tersebut ada pada 5 wilayah kecamatan di Kota Malang

56

Selain itu ada juga yang mengatakan bahwa Surat Penunjukan miliknya di bawa

oleh Koordinator Pengelolaan Parkir mereka.

Selanjutnya pada Tabel 1 mengenai ketentuan yang menyatakan bahwa Surat

Penunjukan Juru Parkir tidak boleh dialihkan kepada orang lain didapatkan hasil

bahwa dari 33 Juru Parkir yang memiliki Surat Penunjukan didapatkan jawaban

yaitu 4 orang pernah meminjamkan Surat Penunjukan kepada orang lain dan 29

orang tidak pernah meminjamkan Surat Penunjukan kepada orang lain. Sesuai

dengan data diatas dapat dikatakan bahwa ternyata masih ditemukan adanya Juru

Parkir yang meminjamkan Surat Penunjukan kepada orang lain. Dari 4 orang Juru

Parkir tersebut semuanya mengaku bahwa orang yang di pinjami Surat Penunjukan

adalah keluarganya sendiri dan mereka mengakui bahwa tidak mengerti aturan

mengenai larangan pengalihan Surat Penunjukan Juru Parkir. Padahal jika melihat

ketentuan sesuai dengan pasal 15 ayat (2) dan (5) Peraturan Daerah Kota Malang

No. 4 Tahun 2009 Tentang Pengelolan Tempat Parkir menyatakan Setiap petugas

parkir dilarang mengalihkan surat penunjukan tanpa seijin Walikota atau Pejabat

yang ditunjuk dan Apabila terjadi pengalihan surat penunjukan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2), maka surat penunjukan dapat dicabut dan petugas parkir

yang menerima pengalihan surat penunjukan dinyatakan sebagai petugas parkir

yang tidak sah atau tidak berhak.

Selanjutnya Penulis mencari tahu mengenai pemahaman Juru Parkir tentang

tata cara dan persyaratan pembuatan Surat penunjukan dan Kartu Tanda Anggota

Juru Parkir. Didapatkan 8 dari 33 orang Juru Parkir tidak mengerti mengenai tata

cara dan persyaratan pembuatan Surat penunjukan dan Kartu Tanda Anggota Juru

Page 20: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …eprints.umm.ac.id/37848/4/jiptummpp-gdl-bimoaldhys-48543-4-babiii.pdf · parkir tersebut ada pada 5 wilayah kecamatan di Kota Malang

57

Parkir. Dari 8 orang Juru Parkir tersebut semuanya tidak mengerti mengerti tata

cara dan persyaratan pembuatan surat penunjukan Juru Parkir dan Kartu Tanda

Anggota Juru Parkir dikarenakan pendaftaran mereka kepada Dinas Perhubungan

Kota Malang diwakilkan oleh Koordinator Pengelolaan Parkir. Padahal saat

melakukan pendaftaran pengelolaan parkir, Dinas Perhubungan Kota Malang juga

memberikan pengarahan dan petunjuk operasional seperti petunjuk mengenai

tatacara pengelolaan di tempat parkir, misal batas area parkir, dan tatacara penatan

lahan parkir.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai derajat efektivitas hukum itu, maka

harus diketahui seberapa banyak Juru Parkir yang hanya ketaatan yang bersifat

compliance, indentification atau Internalization,. Dengan kata lain, walaupun

sebagian Juru Parkir terlihat menaati aturan parkir sesuai dengan Peraturan Daerah

Kota Malang No.4 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Tempat Parkir atau perundang-

undangan, namun ukuran atau kualitas efektivitas aturan tersebut atau perundang-

undangan itu masih dapat dipertanyakan.

Sesuai dengan Tabel 1 diatas didapatkan hasil yaitu 28 orang menjawab takut

kena sanksi, 1 orang malu terhadap orang lain, 4 orang sesuai dengan nilai intrinsic

sehingga dapat dikatakan bahwa sebagian besar Juru Parkir hanya memiliki

ketaatan yang bersifat compliance. Artinya sebagian besar Juru Parkir hanya taat

terhadap aturan tersebut karena takut akan sanksi saja sehingga kualitas efektivitas

aturan tersebut masih rendah.

Page 21: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …eprints.umm.ac.id/37848/4/jiptummpp-gdl-bimoaldhys-48543-4-babiii.pdf · parkir tersebut ada pada 5 wilayah kecamatan di Kota Malang

58

5. Faktor kebudayaan

Dalam hal ini, yang di maksud dengan faktor kebudayaan adalah ada atau

tidaknya suatu perlakuan terhadap aturan yang di jadikan kebiasaan oleh

masyarakat baik kebiasaan baik atau yang bertentangan dengan aturan. Dalam

kehidupan sehari-hari, orang begitu sering membicarakan soal kebudayaan.

Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat,

yaitu mengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak,

berbuat, dan menentukan sikapnya. Dengan demikian, kebudayaan adalah suatu

pegangan tentang perikelaku yang menetapkan peraturan mengenai apa yang harus

dilakukan, dan apa yang dilarang.

Untuk melihat efektivitas pasal 15 Peraturan Daerah Kota Malang No.4

Tahun 2009 tentang Pengelolaan Tempat Parkir berdasarkan faktor kebudayaan,

Penulis mendapatkan informasi bahwasanya di beberapa wilayah terdapat suatu

aturan yang menyangkut mengenai wilayah pengelolaan parkir. Aturan tersebut

mengatakan bahwa yang memiliki hak untuk mengelola suatu wilayah hanyalah

masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah itu sendiri. Aturan tersebut dibuat

sendiri oleh paguyuban Juru Parkir dikarenakan untuk menghindari bentrokan antar

Juru Parkir satu dengan lainnya dalam hal wilayah pengelolaan. Selain untuk

menghindari bentrok antara Juru Parkir, aturan tersebut juga dibuat untuk

mengutamakan masyarakat Kota Malang dalam hal mengelola wilayah perparkiran

karena ada beberapa wilayah yang didominasi oleh warga yang berasal dari luar

Kota Malang sehingga warga Kota Malang sendiri banyak yang tidak mendapatkan

wilayah pengelolaan parkir. Adapun beberapa wilayah yang menggunakan aturan

Page 22: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …eprints.umm.ac.id/37848/4/jiptummpp-gdl-bimoaldhys-48543-4-babiii.pdf · parkir tersebut ada pada 5 wilayah kecamatan di Kota Malang

59

tersebut antara lain sepanjang Jalan Soekarno-Hatta (Kec. Lowokwaru) dan

sepanjang Jalan S.Supriadi (Kec.Sukun). 25

C. Dampak Pelanggaran Pasal 15 Peraturan Daerah Kota Malang No.4

Tahun 2009 tentang Pengelolaan Tempat Parkir oleh Juru Parkir

Dengan adanya pelanggaran terhadap suatu perundang-undangan, tentunya

akan menimbulkan beberapa dampak baik dampak kepada masyarakat maupun

kepada beberapa instansi tertentu.

Dengan ditemukanya berbagai macam bentuk pelanggaran yang ada,

otomatis pelaksanaan Pasal 15 Peraturan Daerah Kota Malang No.4 Tahun 2009

tentang Pengelolaan Tempat Parkir kurang efektif. Hal ini tentunya menyebabkan

beberapa dampak yakni dengan adanya Juru Parkir Liar yang tidak terdaftar di

Dinas Perhubungan Kota Malang otomatis Juru Parkir tersebut tidak mempunyai

kewajiban menyetor pemasukan kepada Dinas Perhubungan Kota Malang sehingga

Pendapatan Asli Daerah Kota Malang khususnya dari bidang perparkiran di Kota

Malang berkurang dari yang semestinya. Selain itu, dengan tidak terdaftarnya

seorang Juru Parkir, otomatis juga tidak mendapatkan pembinaan dan pengawasan

sehingga Juru Parkir tersebut berpotensi melakukan hal sewenang-wenang di luar

ketentuan yang berlaku. Misalnya menetapkan tarif retribusi parkir melebihi

ketentuan yang ada dan tidak menjaga dan tidak bertanggung jawab atas kendaraan

pengendara sepeda motor yang sedang di parkir . 26

25 Hasil wawancara dengan Bapak Hary Dwi Yunianto, S.Psi Staf Bidang Perparkiran Seksi

Pendataan Dinas Perhubungan Kota Malang pada 21 Juni 2017 26 Ibid.

Page 23: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …eprints.umm.ac.id/37848/4/jiptummpp-gdl-bimoaldhys-48543-4-babiii.pdf · parkir tersebut ada pada 5 wilayah kecamatan di Kota Malang

60

Hal tersebut berarti merupakan dampak daripada pertanggung jawaban Juru

Parkir apabila di lokasi parkir terjadi hal-hal yang tidak diingin kan. Misalnya

kehilangan motor, kehilangan helm, terjadi kerusakan pada kendaraan yang

diparkir, dan lain-lain. Jika seorang Juru Parkir tidak mau bertanggung jawab atas

kehilangan motor, kehilangan helm, atau kerusakan pada kendaraan yang diparkir,

maka hal ini akan menimbulkan konflik baru antara Pengendara sepeda motor

dengan Juru Parkir Liar tersebut. Hal ini seringkali terjadi pada tahun 2016 yang

mana seorang Juru Parkir Liar tidak mau bertanggung jawab atas hilangnya helm

milik pengendara motor yang parkir dilokasi tersebut. 27

Selain itu dengan tidak membawa Surat Penunjukan atau Kartu Tanda

Anggota Juru Parkir serta tidak memakai atribut resmi dari Dinas Perhubungan

Kota Malang seperti rompi dan karcis dapat membuat kepercayaan masyarakat

kepada Juru Pakir tersebut berkurang sehingga dapat menimbulkan keresahan

kepada masyarakat. Padahal satu-satunya yang dapat membuktikan bahwa resmi

atau tidaknya seorang Juru Pakir hanya bisa di lihat melalui Surat Penunjukan dan

Kartu Tanda Anggota Juru Parkir.

Dengan adanya Juru Parkir yang melanggar tetapi tidak diberikan sanksi yang

tegas oleh Dinas Perhubungan Kota Malang tentunya akan membuat Juru Parkir

lainya berpotensi untuk melakukan pelanggaran juga. Dengan kata lain Juru Parkir

Liar di Kota Malang akan semakin banyak ditemui. Selain itu semakin banyak Juru

Parkir Liar tentunya akan semakin cepat meluasnya budaya akan korupsi di

kalangan Juru Parkir.

27 Ibid.

Page 24: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …eprints.umm.ac.id/37848/4/jiptummpp-gdl-bimoaldhys-48543-4-babiii.pdf · parkir tersebut ada pada 5 wilayah kecamatan di Kota Malang

61

D. Penerapan Sanksi bagi pelanggar Pasal 15 Peraturan Daerah Kota

Malang No.4 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Tempat Parkir

Untuk meminimalisir dampak yang di akibatkan oleh pelanggaran Juru

Parkir, Dinas Perhubungan membutuhkan beberapa sanksi yang dapat diberikan

kepada Juru Parkir yang melanggar ketentuan agar mendapatkan efek jera sehingga

diharapkan tidak melakukan pelanggaran kembali.

Apabila pada saat pengawasan di temukan adanya pelanggaran oleh

Pengelola atau Juru Parkir, maka secara tegas Dinas Perhubungan dapat

memberikan sanksi kepada Pengelola atau Juru Parkir resmi yang telah terdaftar

sebagai petugas parkir resmi.

Dalam hal ini terdapat beberapa pelanggaran oleh Juru Parkir terhadap Pasal

15 Peraturan Daerah No.4 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Tempat Parkir yang

ditemukan oleh Penulis pada saat observasi dan wawancara antara lain :

1. Ada beberapa Juru Parkir dan titik parkir yang masih belum terdaftar secara

resmi di Dinas Perhubungan Kota Malang. Oleh kebanyakan masyarakat,

Juru Parkir tersebut biasa disebut Juru Parkir Liar yang mana tidak memiliki

Surat Penunjukan Juru Parkir dan Kartu Tanda Anggota Juru Parkir. Hal itu

sudah jelas merupakan pelanggaran Pasal 15 ayat (1) Peraturan Daerah Kota

Malang No.4 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Tempat Parkir.

2. Juru Parkir sudah terdaftar secara resmi di Dinas Perhubungan Kota Malang

sangat jarang sekali membawa Surat Penunjukan dan Kartu Tanda Anggota

Juru Parkir. Hal itu sudah jelas merupakan pelanggaran Pasal 15 ayat (4)

Page 25: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …eprints.umm.ac.id/37848/4/jiptummpp-gdl-bimoaldhys-48543-4-babiii.pdf · parkir tersebut ada pada 5 wilayah kecamatan di Kota Malang

62

Peraturan Daerah Kota Malang No.4 Tahun 2009 tentang Pengelolaan

Tempat Parkir.

3. Ada beberapa Juru Parkir yang masih meminjamkan Surat Penunjukan

ataupun Kartu Tanda Anggota Juru Parkir kepada orang lain. Padahal hal

tersebut secara jelas dilarang pada Pasal 15 ayat (5) Peraturan Daerah Kota

Malang No.4 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Tempat Parkir.

Berdasarkan pelanggaran –pelanggaran diatas, maka sanksi yang dapat

diberikan oleh Dinas Perhubungan Kota Malang antara lain:

1. Memberi peringatan

Peringatan diberikan oleh Dinas Perhubungan terhadap petugas parkir

yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan yang telah diberikan.

Peringatan tersebut berupa saran untuk tidak melakukan pelanggaran

ketentuan.

2. Teguran

Hal ini diberikan apabila peringatan tidak diindahkan, maka akan

dilakukan teguran secara langsung secara tertulis dan tidak tertulis.

3. Pencabutan surat izin

Apabila telah diberikan peringatan dan teguran namun masih terjadi

pelanggaran maka Dinas Perhubungan akan mencabut surat izin resmi

petugas parkir yang dimiliki petugas yang bersangkutan. Sehingga

apabila petugas tersebut masih melakukan kegiatan parkir, kegiatan

tersebut dianggap illegal. Dan terjadinya kerugian atas perbuatannya

Page 26: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …eprints.umm.ac.id/37848/4/jiptummpp-gdl-bimoaldhys-48543-4-babiii.pdf · parkir tersebut ada pada 5 wilayah kecamatan di Kota Malang

63

sudah merupakan tindak pidana yang menjadi wewenang pihak

kepolisian. 28

Tindak pidana yang dimaksud di atas telah tercantum pada pasal 20 dan pasal

21 Peraturan Daerah Kota Malang No.4 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Juru

Parkir yang mengatakan bahwa : 29

Pasal 20

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Pasal 12, diancam pidana

kurungan selama lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya

Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan

pelanggaraan.

(3) Apabila dilakukan pelanggaran yang kedua kali sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), maka ijin usaha dapat dicabut.

(4) Terhadap petugas penarik pajak parkir yang tidak melaksanakan

kewajibannya dikenakan sanksi dan hukuman sesuai dengan ketentuan

peraturan perundangan.

Pasal 21

Terhadap kehilangan kendaraan yang diparkir, petugas parkir yang

bersangkutan dapat dituntut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan

Mengenai sejauh mana penerapan sanksi yang telah dilakaukan Dinas

Perhubungan Kota Malang, maka dapat didasarkan data pada Tabel 1 yang mana

didapatkan hasil 12 orang Juru Parkir menjawab pernah diberi sanksi, dan 38 orang

tidak pernah diberi sanksi. Padahal dari 50 Juru Parkir yang diwawancarai tersebut

hampir seluruhnya pernah melakukan pelanggaran mulai dari tidak menggunakan

atribut resmi sampai tidak menggunakan identias seperti Kartu Tanda Anggota Juru

Parkir. Dari 12 orang yang pernah diberikan sanksi di atas tersebut 2 di antaranya

28 Hasil wawancara dengan Bapak Hary Dwi Yunianto, S.Psi Staf Bidang Perparkiran Seksi

Pendataan Dinas Perhubungan Kota Malang pada 21 Juni 2017 29 Pasal 20 dan Pasal 21 Peraturan Daerah Kota Malang No.4 Tahun 2009 tentang Pengelolaan

Juru Parkir

Page 27: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …eprints.umm.ac.id/37848/4/jiptummpp-gdl-bimoaldhys-48543-4-babiii.pdf · parkir tersebut ada pada 5 wilayah kecamatan di Kota Malang

64

diberikan sanksi yaitu pencabutan Surat Penunjukan Juru Parkir karena pernah

terlibat bentrok antar Juru Parkir karena perebutan wilayah parkir. Sedangkan 10

Juru Parkir lainya yang pernah diberikan sanksi hanya berupa teguran saja. Dalam

hal ini dapat disimpulkan bahwa penerapan saksi oleh Dinas Perhubungan Kota

Malang kepada Juru Parkir yang melakukan pelanggaran tidak efektif dikarnakan

Dinas Perhubungan Kota Malang kurang tegas dalam memberikan sanksi terhadap

Juru Parkir yang melanggar.