bab iii handout

Upload: ikha-cantila

Post on 30-Oct-2015

148 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

BAB III

BAB III

KEKASARAN PERMUKAAN3.1.DEFINISI KEKASARAN PERMUKAAN

Konfigurasi permukaan yang mencakup antara lain kekasaran permukaan dan bekas pengerjaan (tekstur), yaitu yang berhubungan dengan gesekan, keausan, pelumasan, tahanan kelelahan, kerekatan suaian, dan sebagainya. Konfigurasi permukaan yang diminta perencana harus dinyatakan dalam gambar menurut cara-cara yang sesuai dengan standar.

Salah satu definisi kekasaran permukaan yang paling banyak digunakan dalam praktek adalah penyimpangan rata-rata aritmetik dari garis rata-rata profil. Dalam ISO 1302-1978 definisi ini digunakan untuk menetapkan harga-harga kekasaran permukaan.

1.Penyimpangan Rata-rata Aritmetik dari Garis Rata-rata Profil (R9)

Ukuran kekasaran ditentukan dari titik terendah ke titik tertinggi Rt, atau oleh harga kekasaran Ra, atau juga oleh keduanya. Rt adalah jarak antara batas dasar dengan batas atas dalam m. Harga kekasaran Ra didapat dari perhitungan tinggi rata-rata dari semua tinggi (hi) pada panjang tertentu (panjang pengukuran).

Gambar 3.1 Penyimpangan rata-rata aritmatik (Ra) dari garis rata-rata profil

Kekasaran permukaan dapat diketahui melalui peralatan optik, atau mesin yang dilengkapi dengan peralatan pengukuran secara optik dan mekanik. Sedangkan "Rugotest" dapat digunakan sebagai bahan pembanding berdasarkan perabaan dan penglihatan.

2. Nilai Kekasaran dan Tingkat Kekasaran menurut ISO

Nilai-nilai kekasaran rata-rata aritmetik (Ra) telah diklasifikasikan oleh ISO menjadi 12 tingkat kekasaran, dari N1 sampai dengan N12, seperti ditunjukkan tabel 3.1. Untuk penunjukan pada gambar mengenai spesifikasi kekasaran ini dapat dituliskan langsung nilai Ra nya atau tingkat kekasarannya.Tabel 3.1. Nilai kekasaran dan tingkat kekasaran

Kekasaran Ra (m)Tingkat kekasaranPanjang sampel (mm)

50N128

25N11

12,5N102,5

6,3N 9

3,2N 8

1,6N 7

0,8N 60,8

0,4N 5

0,2N 4

0,1N 30,25

0,05N 2

0,025N 10,08

3. Memilih Nilai Kekasaran Permukaan

Nilai kekasaran permukaan suatu elemen ditentukan menurut fungsinya, sedangkan untuk mencapainya bergantung pada kemampuan proses pengerjaan manual atau pemesinan di tempat produksi. Pilihlah nilai kekasaran sekasar mungkin, sehalus yang diperlukan, karena semakin halus permukaan yang diminta semakin mahal biaya pengerjaannya. Gambar 3.2 memperlihatkan diagram hubungan antara tingkat kekasaran dengan biaya pengerjaan relatif.

Beberapa contoh nilai kekasaran yang dapat dicapai oleh beberapa cara pengerjaan diperlihatkan pada tabel 3.2.

Gambar 3. 2. Diagram hubungan antara tingkat kekasaran dengan biaya pengerjaan relatifTabel 3. 2. Nilai kekasaran yang dicapai oleh beberapa cara pengerjaan

Keterangan:

Kasar = nilai kekasaran permukaan yang dicapai dengan pengerjaan kasar.

Normal= nilai kekasaran yang dicapai dengan pengerjaan normal (sedang).

Halus= nilai kekasaran permukaan yang dicapai dengan pengerjaan khusus (halus)3.2. PENUNJUKAN NILAI KEKASARAN DAN ARAH BEKAS PENGERJAAN

1. Simbol Dasar Penunjukkan

Simbol dasar terdiri atas dua garis yang membentuk sudut 60 dengan garis yang tidak sama panjang, garis sisi kiri minimal 4 mm dan garis sisi kanan 2 x garis sisi kiri (gambar 3.3a). Ketebalan garis disesuaikan dengan besarnya gambar, biasanya diambil tebal garis 0,35 mm.

Gambar 3.3. Simbol kekasaran permukaanApabila pengerjaan pada permukaan menggunakan mesin, simbol dasarnya ditambah garis sehingga membentuk segitiga sama sisi (gambar 3.3b). Sedangkan simbol menurut gambar 3.3c digunakan untuk menunjukkan bahwa kekasaran permukaan dicapai tanpa membuang bahan.2. Simbol dengan Tambahan Nilai Kekasaran dan Perintah Pengerjaan

Pengertian simbol yang disertai nilai kekasaran ditunjukkan pada tabel 3.3, sedangkan tabel 3.4 menjelaskan pengertian simbol yang disertai perintah pengerjaan.

Ringkasan pengertian yang tercantum pada tabel 3.3 dan 3.4 ditunjukkan pada gambar 3.4.Tabel 3.3. Simbol dengan tambahan kekasaran

Tabel 3.4. Simbol dengan tambahan perintah pengerjaan

a : nilai kekasaran (Ra) atau tingkat kekasaran (N1 sampai dengan N12)

b : cara pengerjaan, produksi atau pelapisan

c : panjang sampel (contoh)

d : arah bekas pengerjaan

Gambar 3.4. e : kelebihan ukuran yang dikehendaki

Pengertian keterangan f : nilai kekasaran lain, jika diperlukan

pada simbol

3. Simbol Arah Bekas Pengerjaan (Tanda Pengerjaan)

Maksud dari penunjukan arah bekas pengerjaan adalah untuk memastikan segi fungsional permukaan bersangkutan, misalnya mengurangi gesekan, rupa tekstur yang menarik, dan sebagainya.

Tabel 3.5. Simbol arah bekas pengerjaan

3.3.PENGGUNAAN PADA GAMBAR

1. Penunjukan Simbol dan Nilai Kekasaran

Seperti halnya ukuran, simbol, dan nilai kekasaran harus dapat dibaca dari bawah atau dari kanan kertas gambar (gambar 3.5). Apabila ada kesulitan dalam peletakan simbol ini, maka dapat dicantumkan sembarang dengan menggunakan garis penunjuk (gambar 3.6).

Gambar 3. 5. Penunjukan simbol dan Gambar 3. 6. Penunjukan

huruf pada gambar

simbol dan huruf dengan

beberapa variasi

Gambar 3.7 memperlihatkan penunjukan simbol yang berhubungan dengan penunjukan ukuran. Simbol hanya dicantumkan sekali saja untuk sebuah permukaan, dan sedapat mungkin pada penampang yang menunjukkan posisi atau ukuran permukaan tersebut.

Gambar 3. 7. Penunjukan simbol yang berhubungan dengan ukuran yang bersangkutan

2. Simbol Kekasaran Umum

Apabila seluruh permukaan mempunyai simbol pengerjaan dan harga kekasaran yang sama, maka simbol cukup ditulis satu kali dan diletakkan di luar gambar. Perhatikan gambar 3.8 dan 3.9!

Gambar 3. 8. Penunjukan simbol Gambar 3. 9. Penunjukan simbol

kekasaran umum

kekasaran umum

3. Simbol Kekasaran Khusus

Untuk benda yang mempunyai permukaan dengan nilai kekasaran yang berbeda-beda, maka simbol kekasaran yang terbanyak dijadikan simbol kekasaran umum, tidak dicantumkan dalam gambar tetapi di luar gambar. Simbol kekasaran khususnya dicantumkan pula dalam kurung setelah simbol kekasaran umum (gambar 3.10 a). Apabila simbol kekasaran khusus banyak (lebih dari dua), maka yang dicantumkan dalam kurung diwakili oleh simbol dasar (gambar 3.10 b).

Penunjukan simbol kekasaran umum dan khusus yang paling sederhana ditunjukkan gambar 3.10 c.

(a)(b)(c)

Gambar 3.10 (a). Penunjukan simbol kekasaran umum dan khusus

(b). Penunjukan simbol kekasaran umum dan khusus kekasaran khususnya lebih dari dua

(c). Penunjukan simbol kekasaran umum dan khusus yang paling sederhana

Untuk menghindari pengulangan penulisan simbol, atau bila ruangan terbatas, maka penunjukan dapat disederhanakan dengan sebuah huruf dan penjelasannya dituliskan di luar gambar (Gambar 3.11).

Gambar 3.11. Penunjukan yang disederhanakan4. Penunjukan Simbol untuk Permukaan yang Dikerjakan LanjutSimbol kekasaran untuk permukaan yang mengalami proses pengerjaan lanjut dengan nilai kekasaran yang berbeda, dicantumkan dua-duanya, sebelum dan sesudah pengerjaan lanjut. Simbol untuk pengerjaan lanjut dicantumkan pada garis penunjukan pengerjaan lanjut (garis setrip titik tebal). Lihat gambar 3.12.

Gambar 3.12. Penunjukan simbol untuk permukaan yang dikerjakan lanjut

SOAL LATIHAN

Gambarkan benda kerja ini dengan skala 2 : 1 lengkap dengan ukuran2 yang perlu, toleransi dan tanda pengerjaan sebagaimana jika benda kerja ini dikerjakan.

1. Max. kekasaran Ra 3.2 m.

2. Gerinda, dengan kekasaran medium dari gerinda yang dapat dicapai.

3. Ra 25 m.

4. Ra 25 m,

5. Kekasaran medium dengan dibubut.

6. Ra 25 m.

7. Ra 0,8 m.

8. N9

9. Gerinda, Ra 0,8, dengan ukuran ditambah 0,3 mm.

10. Ra 6,3 m.

11. Kekasaran medium dengan dibubut.

12. Ra 3,2 m.

13. Gerinda, Ra 0,8 m, dengan ukuran ditambah 0,2 mn.

14. Ra 25 m.

15. Ra 25 m.

16. Ra 25 m.

17. Ra 25 m.

18. Ra 25 m.

19. Honed, Ra 0,2 m.

20. Ra 25 m.

21. Ra 25 mPAGE 25