bab iii geologi daerah penelitian -...

15
23 107°24’15” 107°27’30” 107°24’15 BT” 107°27’30” 6°46’00” LS 6°48’30” 6°46’00” 6°48’30” Desa Sumur Bandung D Desa Mandalasari Desa Kanangasari Desa Nyalindung PETA ELEVASI DAERAH SASAKSAAT DAN SEKITARNYA KABUPATEN BANDUNG BARAT, JAWA BARAT KETERANGAN: = Jalan Raya = Jalan Kereta Api = Jalan Perkebunan = Sungai = Titik Ketinggian = Jalan Tol BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi 3.1.1 Morfologi Umum Daerah Penelitian Geomorfologi di daerah penelitian diamati dengan melakukan interpretasi peta topografi, citra SRTM, citra DEM, dan pengamatan langsung di lapangan. Secara umum, daerah penelitian terdiri dari perbukitan dan lembah memanjang dengan arah timurlaut- baratdaya yang merupakan lembah dari sungai utama di daerah penelitian yaitu Sungai Cikubang dan Sungai Cimeta. Elevasi permukaan di daerah penelitian berada pada 375-750 meter di atas permukaan laut (Gambar 3.1). Elevasi terendah berada pada lembah Sungai Cimeta bagian hilir dan elevasi tertinggi berada pada Bukit Tangkil. Kemiringan lereng di daerah penelitian landai hingga sangat terjal (2%-140%), yang diklasifikasikan berdasarkan kemiringan lereng oleh van Zuidam (1985). Berdasarkan kemiringan lereng dan citra DEM, terdapat pola kontur rapat relatif berarah timurlaut-baratdaya yang menunjukkan lembah dan punggungan yang terjal (Gambar 3.2). Gambar 3.1. Peta elevasi daerah penelitian

Upload: ngohuong

Post on 20-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/453/jbptitbpp-gdl-andhikaeky-22646-4... · daerah penelitian terdiri dari perbukitan dan lembah

23

107°24’15” 107°27’30”

107°24’15 BT” 107°27’30”

6°46’00” LS

6°48’30”

6°46’00”

6°48’30”

Desa Sumur BandungD

Desa Mandalasari

Desa Kanangasari

Desa Nyalindung

PETA ELEVASI DAERAH SASAKSAAT DAN SEKITARNYA

KABUPATEN BANDUNG BARAT, JAWA BARAT

KETERANGAN:

= Jalan Raya

= Jalan Kereta Api

= Jalan Perkebunan

= Sungai

= Titik Ketinggian

= Jalan Tol

BAB III

GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

3.1 Geomorfologi

3.1.1 Morfologi Umum Daerah Penelitian

Geomorfologi di daerah penelitian diamati dengan melakukan interpretasi peta

topografi, citra SRTM, citra DEM, dan pengamatan langsung di lapangan. Secara umum,

daerah penelitian terdiri dari perbukitan dan lembah memanjang dengan arah timurlaut-

baratdaya yang merupakan lembah dari sungai utama di daerah penelitian yaitu Sungai

Cikubang dan Sungai Cimeta. Elevasi permukaan di daerah penelitian berada pada 375-750

meter di atas permukaan laut (Gambar 3.1). Elevasi terendah berada pada lembah Sungai

Cimeta bagian hilir dan elevasi tertinggi berada pada Bukit Tangkil. Kemiringan lereng di

daerah penelitian landai hingga sangat terjal (2%-140%), yang diklasifikasikan berdasarkan

kemiringan lereng oleh van Zuidam (1985). Berdasarkan kemiringan lereng dan citra DEM,

terdapat pola kontur rapat relatif berarah timurlaut-baratdaya yang menunjukkan lembah dan

punggungan yang terjal (Gambar 3.2).

Gambar 3.1. Peta elevasi daerah penelitian

Page 2: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/453/jbptitbpp-gdl-andhikaeky-22646-4... · daerah penelitian terdiri dari perbukitan dan lembah

24

3.1.2 Pola Aliran Sungai

Sungai utama di daerah penelitian adalah Sungai Cimeta dan Sungai Cikubang yang berarah

relatif barat-timur dan timurlaut-baratdaya. Sungai-sungai kecil seperti Sungai Cipadakati,

Sungai Cirangrang, dan Sungai Ciawitali bermuara ke Sungai Cikubang, sedangkan Sungai

Cipada, Sungai Cipanawar, Sungai Cidepong, dan Sungai Cisasaksaat bermuara ke Sungai

Cimeta, sehingga dapat disimpulkan bahwa sungai-sungai kecil tersebut merupakan bagian

dari DAS Cikubang dan Cimeta yang memiliki pola subdendritik (Gamabr 3.3). Sungai-

sungai kecil di bagian barat hingga baratlaut daerah penelitian seperti Sungai Ciburial, Sungai

Cipaku, Sungai Citengah dan Sungai Cihanjuang dipengaruhi oleh struktur geologi berupa

lipatan dan bermuara ke Sungai Cilangkap yang berada di luar daerah penelitian. Pada

umumnya sungai-sungai kecil di daerah penelitian memiliki lereng yang terjal dan lembah

sungai yang berbentuk “V”, sedangkan sungai utama memiliki lereng yang cukup terjal dan

lembah sungai berbentuk “U” (Gambar 3.4).

Gambar 3.2. Peta kemiringan lereng daerah penelitian yang diklasifikasikan berdasarkan kemiringan lereng oleh van Zuidam (1985).

107°24’15” 107°27’30”

107°24’15 BT” 107°27’30”6°46’00” LS

6°48’30”

6°46’00”

6°48’30”

Desa Sumur BandungD

Desa Mandalasari

Desa Kanangasari

Desa Nyalindung

PETA KEMIRINGAN LERENG DAERAH SASAKSAAT DAN SEKITARNYA

KABUPATEN BANDUNG BARAT, JAWA BARAT

KETERANGAN:

= Jalan Raya

= Jalan Kereta Api

= Jalan Perkebunan

= Sungai

= Titik Ketinggian

= Jalan Tol

0 - 2

2 - 7

7 - 15

15 - 30

30 - 70

70 - 140

> 140

Page 3: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/453/jbptitbpp-gdl-andhikaeky-22646-4... · daerah penelitian terdiri dari perbukitan dan lembah

25

Secara genetik, sungai di daerah penelitian terbagi menjadi dua yaitu sungai konsekuen

dan sungai subsekuen. Sungai konsekuen adalah sungai yang arah alirannya searah dengan

struktur utama atau kemiringan lapisan batuan dan dapat dijumpai di Sungai Citengah,

Sungai Ciburial, dan Sungai Cigehger. Sungai subsekuen adalah sungai yang arah alirannya

searah dengan jurus lapisan batuan dan dapat dijumpai pada Sungai Cipaku.

Cibitung

Cimeta

Cipada

Cipanawar

Cikub

ang C

ipad

akat

i

Cira

ngra

ng

Cipaku

Ciburial

Citengah

Cigehger

Cihanjuang

Cipicu

ng

Cipalasari

Cimeta

= Daerah Penelitian

Gambar 3.3. Pola aliran sungai daerah penelitian dengan pola utama yaitu subdendritik.

Gambar 3.4. Lembah sungai yang curam dan sempit (kiri) dan lembah sungai yang lebar (kanan) menunjukkan perbedaan tahap erosional.

Page 4: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/453/jbptitbpp-gdl-andhikaeky-22646-4... · daerah penelitian terdiri dari perbukitan dan lembah

26

3.1.3 Pola Kelurusan

Berdasarkan data kelurusan punggungan, lembah, dan sungai dari citra DEM daerah

penelitian, terdapat dua pola umum yang berarah timurlaut-baratdaya dan baratlaut-tenggara.

Pola umum tersebut diinterpretasikan sebagai sumber material vulkanik, arah sumbu lipatan

dan sesar (Gambar 3.5). Pola yang berarah timurlaut-baratdaya diinterpretasikan sebagai arah

dari sumber material vulkanik Gunung Pra-Sunda (Kartadinata, 2009) di bagian timurlaut,

arah penyebaran batuan, dan arah sumbu lipatan di bagian barat. Sedangkan pola yang

berarah baratlaut-tenggara diinterpretasikan sebagai arah sesar di daerah penelitian.

3.1.4 Satuan Geomorfologi

Berdasarkan pengamatan dari peta topografi, citra SRTM, DEM, dan pengamatan

lapangan, satuan geomorfologi di daerah penelitian dibagi menjadi enam satuan dengan

mengacu pada klasifikasi bentuk muka bumi (Brahmantyo dan Bandono, 2006) yaitu dengan

penamaan morfologi dan genesa. Satuan geomorfologi di daerah penelitian yaitu:

- Satuan punggungan homoklin

- Satuan lembah antiklin

- Satuan lembah sinklin

- Satuan punggungan aliran lava

- Satuan punggungan jatuhan piroklastik

- Satuan lembah aliran piroklastik

Gambar 3.5. Pola kelurusan di daerah penelitian, terdapat dua pola utama yaitu pola yang berarah timurlaut-baratdaya dan pola yang berarah baratlaut-tenggara.

Page 5: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/453/jbptitbpp-gdl-andhikaeky-22646-4... · daerah penelitian terdiri dari perbukitan dan lembah

27

3.1.4.1 Satuan Punggungan Homoklin

Satuan ini menempati 17% daerah penelitian. Satuan ini berada di bagian barat dan

baratlaut daerah penelitian seperti yang terlihat pada peta geomorfologi (lihat Lampiran D.8),

dan dicirikan oleh punggungan yang memanjang dengan arah barat-timur dengan relief yang

agak kasar (Gambar 3.6). Satuan ini memiliki kemiringan lereng 8°-45°(15%-100%) yang

termasuk kelas lereng yang cukup terjal-terjal (berdasarkan klasifikasi van Zuidam, 1985),

dengan ketinggian topografi 400-750 m di atas permukaan laut. Litologi yang menyusun

satuan ini adalah breksi yang mendominasi elevasi tertinggi pada satuan ini, batupasir, dan

breksi piroklastik yang menempati elevasi terendah pada satuan ini. Satuan ini dikontrol oleh

struktur geologi berupa lipatan.

Pola aliran sungai yang berkembang adalah subdendritik. Sungai yang melewati satuan

ini adalah Sungai Ciburial, Sungai Cigehger, Sungai Citengah, dan Sungai Cihanjuang. Pada

umumnya, sungai-sungai pada satuan ini masih berbentuk “V” dan sempit, erosi masih

bersifat vertikal, berarus deras, terdapat dan aliran sungai searah dengan kemiringan batuan

(Gambar 3.7). Proses-proses eksogenik yang mempengaruhi satuan ini adalah pelapukan,

erosi yang bersifat vertikal, erosi ke hulu, dan erosi lateral pada bagian hilir, pengikisan

lereng dan longsoran (Gambar 3.8). Tahapan geomorfik pada satuan ini berada pada tahap

muda hingga dewasa yang dicirikan dengan proses erosi yang mulai intensif sehingga

membentuk morfologi dengan relief yang kasar. Selain itu, kerentanan longsoran sangat

tinggi terjadi pada daerah ini.

Bukit Pasir Benteng Bukit Pasir Kopi

Gambar 3.6. Satuan punggungan homoklin yang memanjang dengan arah barat-timur dan arah kemiringan ke utara. Foto menghadap ke selatan,

diambil dari Perkebunan Karet Maswati.

Page 6: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/453/jbptitbpp-gdl-andhikaeky-22646-4... · daerah penelitian terdiri dari perbukitan dan lembah

28

Gambar 3.8. Pelapukan yang terjadi pada batupasir (gambar kiri) dan adanya longsoran-longsoran kecil serta adanya erosi yang bersifat lateral pada daerah hilir (gambar kanan).

3.1.4.2 Satuan Lembah Antiklin

Satuan ini menempati 5% daerah penelitian. Satuan ini berada pada bagian barat daerah

penelitian seperti yang terlihat pada peta geomorfologi (lihat Lampiran D.8), dan dicirikan

dengan morfologi amphitheater dengan lembah yang landai (Gambar 3.9). Satuan ini

memiliki kemiringan lereng 4°-8° (7%-15%) yang termasuk kelas lereng agak landai hingga

cukup terjal (berdasarkan klasifikasi van Zuidam, 1985), dengan ketinggian 450-550 m di

atas permukaan laut. Litologi yang menyusun satuan ini adalah batulempung I. Sumbu

antiklin terdapat pada satuan ini yang ditandai dengan adanya perbedaan kemiringan lapisan

batuan di antara daerah hulu dan hilir Sungai Cipaku (Gambar 3.10).

Gambar 3.7. Arus sungai yang arah alirannya searah dengan kemiringan batuan (gambar kiri) dan erosi yang masih bersifat vertikal pada daerah hulu (gambar kanan). Foto

diambil menghadap ke utara atau ke hulu.

Page 7: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/453/jbptitbpp-gdl-andhikaeky-22646-4... · daerah penelitian terdiri dari perbukitan dan lembah

29

Pola aliran sungai yang berkembang adalah subdendritik. Sungai yang melewati satuan

ini adalah Sungai Cipaku yang memiliki lembah sungai berbentuk “V” dan sempit serta arus

yang cukup deras. Proses-proses eksogenik yang mempengaruhi satuan ini adalah erosi yang

bersifat vertikal, pelapukan, dan longsoran (Gambar 3.11). Tahapan geomorfik pada satuan

ini berada pada tahap dewasa yang dicirikan adanya pembalikan topografi dan proses erosi

yang cukup intensif.

Gambar 3.9. Satuan lembah antiklin. Foto menghadap ke arah barat, diambil dari atas Bukit Pasir Paseban.

Arah kemiringan lapisan batuan

Bukit Pasir Gombong

Gambar 3.10. Perbedaan kemiringan batuan yang memperlihatkan satuan ini dipengaruhi oleh struktur geologi berupa lipatan antiklin. Daerah hulu memiliki kemiringan

lapisan batuan yang berarah ke utara (gambar kiri) dan daerah hilir memiliki kemiringan lapisan batuan yang berarah ke selatan (gambar kanan). Kedua foto diambil menghadap ke

arah timur atau hulu di Sungai Cipaku.

Page 8: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/453/jbptitbpp-gdl-andhikaeky-22646-4... · daerah penelitian terdiri dari perbukitan dan lembah

30

3.1.4.3 Satuan Lembah Sinklin

Satuan ini menempati 8% daerah penlitian. Satuan ini berada pada bagian baratdaya

daerah penelitian seperti yang terlihat pada peta geomorfologi (lihat Lampiran D.8), dan

dicirikan dengan morfologi yang lembah landai dan sedikit bergelombang (Gambar 3.12).

Satuan ini memiliki kemiringan lereng 4°-8° (7%-15%) yang termasuk kelas lereng landai

hingga cukup terjal (berdasarkan klasifikasi van Zuidam, 1985) dengan ketinggian 450-550 m

di atas permukaan laut. Litologi yang menyusun satuan ini adalah batulempung II. Sumbu

sinklin terdapat pada satuan ini yang ditandai dengan adanya perbedaan kemiringan lapisan

batuan di antara daerah hulu dan hilir Sungai Cipicung (Gambar 3.13).

Gambar 3.12. Satuan lembah sinklin, terlihat morfologi yang agak bergelombang. Foto menghadap ke barat, diambil dari Bukit Pasir

Lembang.

Arah kemiringan lapisan batuan

Bukit Pasir Singacandra

Gambar 3.11. Sungai Cipaku yang memiliki lembah sungai yang sempit (gambar kiri) dan erosi yang bersifat vertikal masih terjadi pada lembah Sungai Cipaku (gambar kanan).

Page 9: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/453/jbptitbpp-gdl-andhikaeky-22646-4... · daerah penelitian terdiri dari perbukitan dan lembah

31

Pola aliran sungai yang berkembang adalah subdendritik. Sungai yang melewati satuan

ini adalah Sungai Cipicung yang merupakan daerah hulu, memilki lembah sungai sempit,

aliran air yang mengalir sangat kecil, dan secara keseluruhan daerah ini relatif kering.

Proses-proses eksogenik yang mempengaruhi satuan ini adalah erosi vertikal, pelapukan dan

longsoran batuan (Gambar 3.14). Tahapan geomorfik pada satuan ini berada pada tahap muda

yang dicirikan oleh belum adanya perubahan morfologi lembah dan erosi yang ada belum

intensif.

3.1.4.4 Satuan Punggungan Aliran Lava

Gambar 3.13. Perbedaan kemiringan batuan yang memperlihatkan satuan ini dipengaruhi oleh struktur geologi berupa lipatan sinklin. Daerah hilir Sungai Cipicung

memliki kemiringan lapisan batuan yang berarah ke utara (gambar kiri) dan daerah hilir memiliki kemiringan lapisan batuan yang berarah ke selatan (gambar kanan).

Gambar 3.14. Proses eksogenik berupa longsoran banyak sering pada litologi batulempung II di satuan ini (gambar kiri) serta aliran air pada Sungai Cipicung memiliki aliran yang kecil

dan cendrung kering (gambar kanan).

Page 10: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/453/jbptitbpp-gdl-andhikaeky-22646-4... · daerah penelitian terdiri dari perbukitan dan lembah

32

Satuan ini menempati 8% daerah penelitian. Satuan ini berada pada daerah timur daerah

penelitian seperti yang terlihat pada peta geomorfologi (lihat Lampiran D.8), dan dicirikan

oleh punggungan yang memanjang timurlaut-baratdaya (Gambar 3.15.). Satuan ini memiliki

kemiringan lereng 4°-35° (7%-70%) yang termasuk kelas lereng landai hingga terjal

(berdasarkan klasifikasi van Zuidam, 1985) dengan ketinggian 550-750 m di atas permukaan

laut. Litologi yang menyusun satuan ini adalah lava andesit.

Pola aliran sungai yang berkembang adalah subdendritik yang memilki kenampakan

menjari seperti ranting pohon. Pola ini umumnya melewati batuan yang masif atau hampir

datar. Sungai yang melewati satuan ini adalah Sungai Cipada, Sungai Cipadakati dan Sungai

Batukarut. Secara umum sungai yang melewati satuan ini memiliki lembah yang bervariasi.

Sungai Cipada memiliki lembah sungai yang lebar sedangkan sungai Batukarut dan

Cipadakati memiliki lembah sungai yang sempit. Proses eksogenik yang mempengaruhi

satuan ini adalah pelapukan, erosi vertikal dan longsoran (Gambar 3.16). Adanya kekar-kekar

di beberapa tempat menyebabkan adanya longsoran batuan. Satuan ini dikontrol oleh

mekanisme aliran lava dari Gunung Pra-Sunda yang terendapakan dan mengalami erosi yang

intensif sehingga membentuk punggungan. Tahapan geomorfik pada satuan ini berada pada

tahap dewasa. Hal ini dikarenakan mekanisme aliran lava mengalir pada lembah atau celah

bukit kemudian terendapkan, karena proses erosi yang intensif mengakibatkan terbentuk

punggungan.

Gambar 3.15. Satuan punggungan aliran lava. Foto menghadap ke timurlaut dan diambil dari Jembatan Cikubang (dari jalan raya Bandung-Purwakarta).

Bukit Tangkil

Page 11: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/453/jbptitbpp-gdl-andhikaeky-22646-4... · daerah penelitian terdiri dari perbukitan dan lembah

33

3.1.4.5 Satuan Punggungan Jatuhan Piroklastik

Satuan ini menempati 15% daerah penelitian. Satuan ini berada pada bagian selatan

daerah penelitian seperti yang terlihat pada peta geomorfologi (lihat Lampiran D.8), dan

dicirikan oleh punggungan dengan morfologi yang bergelombang (Gambar 3.17). Satuan ini

memiliki kemiringan lereng 16°-35° (30%-70%) dan termasuk kelas lereng terjal

(berdasarkan klasifikasi van Zuidam, 1985) dengan ketinggian 500-650 m di atas permukaan

laut. Litologi yang menyusun satuan ini adalah breksi piroklastik dan tuf. Satuan ini

didominasi banyaknya kegiatan pertambangan yang dilakukan masyarakat.

Pola aliran sungai yang berkembang adalah subdendritik dan sungai yang melewati

satuan ini adalah Sungai Cipalasari. Secara umum lembah sungai berbentuk “V” dan sempit,

aliran sungai cukup deras, terdapat air terjun, dan erosi masih bersifat vertikal. Proses

eksogenik yang mempengaruhi satuan ini adalah pelapukan, erosi vertikal, pengikisan lereng

dan longsoran (Gambar 3.18.). Morfologi di satuan ini telah banyak berubah akibat kegiatan

pertambangan tuf yang dilakukan masyarakat. Tahapan geomorfik pada satuan ini berada

pada tahap geomorfik muda, hal ini dicirikan dengan bentuk morfologi yang kasar dan

bergelombang karena mekanisme pembentukan merupakan jatuhan piroklatik yang

terendapkan dan tersebar merata di sepanjang punggungan dan lembah, dan erosi belum

intensif. Kerentanan longsoran pada satuan ini memiliki kerentanan yang tinggi.

Gambar 3.16. Kekar-kekar yang terlihat pada singkapan di Bukit Tangkil (gambar kiri) dan Lembah Sungai Cipadakati (gambar kanan). Adanya kekar tersebut mengakibatkan terjadinya

beberapa longsoran atau jatuhan batuan (gambar kanan).

Page 12: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/453/jbptitbpp-gdl-andhikaeky-22646-4... · daerah penelitian terdiri dari perbukitan dan lembah

34

Bukit Pasir Tonjong

Gambar 3.17. Satuan punggungan jatuhan piroklastik. Foto menghadap ke selatan, diambil dari Pasir Tonjong dan memperlihatkan perbukitan

yang bergelombang dengan lembah yang terjal.

Gambar 3.18. Pelapukan dan pengikisan lereng yang terjadi pada tuf (gambar kiri) dan Sungai Cipalasari yang memiliki lembah yang sempit serta erosi masih bersifat vertikal

(gambar kanan).

Page 13: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/453/jbptitbpp-gdl-andhikaeky-22646-4... · daerah penelitian terdiri dari perbukitan dan lembah

35

3.1.4.6 Satuan Lembah Aliran Piroklastik

Satuan ini menenpati 47% daerah penelitian. Satuan ini dicirikan dengan lembah

memanjang yang berarah timurlaut-baratdaya seperti yang terlihat pada peta geomorfologi

(lihat Lampiran D.8). Satuan ini memiliki kemiringan lereng 4°-35° (7-70%) yang termasuk

kelas landai hingga terjal (berdasarkan klasifikasi van Zuidam, 1985) dengan ketinggian 375-

550 m di atas permukaan laut. Litologi yang meyusun satuan ini adalah breksi piroklastik

yang tersebar merata di sepanjang lembah sungai.

Pola aliran sungai yang berkembang adalah subdendritik dan sungai yang mengalir

pada satuan ini adalah Sungai Cimeta dan Cikubang yang merupakan sungai utama di daerah

penelitian. Secara umum, lembah sungai berbentuk “U” dan lebar yang merupakan sungai

utama pada daerah penelitian, berarus cukup deras, dan adanya meandering. Proses

eksogenik yang mempengaruhi satuan ini adalah pelapukan, longsoran, erosi vertikal, dan

erosi lateral yang intensif (Gambar 3.19). Tahapan geomorfik satuan ini berada pada tahap

dewasa yang dicirkan dengan intensifnya erosi yang bersifat lateral maupun vertikal. Hal ini

dapat terlihat pada Sungai Cikubang dan Sungai Cimeta yang memiliki lembah sungai lebar

dan landai serta bermeander.

Gambar 3.19. Satuan lembah aliran piroklastik. Foto menghadap ke timurlaut (kiri) merupakan lembah Sungai Cimeta, terlihat lembah sungai relatif landai (kanan) yang menunjukkan erosi

bersifat lateral yang intensif.

Page 14: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/453/jbptitbpp-gdl-andhikaeky-22646-4... · daerah penelitian terdiri dari perbukitan dan lembah

36

UMUR

Holosen

Plis

tose

nM

iose

nP

liose

n

Aw

alA

khir

Aw

alA

wal

FORMASI SATUANBATUAN

TEBAL (m)

SIMBOLLITOLOGI

DESKRIPSI FOSIL LINGKUNGANPENGENDAPAN

Kua

rter

Ters

ier

Can

taya

n

Tuf

LavaAndesit

Breksi Piroklastik

Batupasir

Breksi

Betulempung berwarna abu-abu gelap,getas, dan dicirikan dengan sisipan batupasir

Batupasir berwarna abu-abu terang,ukuran butir pasirhalus-sedang, bentuk butir membulat tanggung, terpilah sedang, kemas terbuka, terdapat struktur sedimen paralel laminasi, mineral terdiri dari plagioklas dan kuarsa

Breksi berwarna abu-abu, polimik, ukuran butir kerikil-bongkah, bentuk buitirmenyudut tanggung, matriks berupa pasir, terpilah buruk, kemas terbuka, fragmen andesit dominan, dan sedikit batugamping

Batulempung berwarna abu-abu, karbonatan, dan getas

Breksi piroklastik, berwarna abu-abu, monomik, berukuran butir kerikil-bongkah, bentuk buitr menyudut tanggung, matriks berupa debu vulkanik berukuran pasir, terpilah buruk, kemas terbuka, terdiri dari fragmen andesit

Andesit, berwarna, abu-abu terang, struktur vesikuler,tekstur afanitik, holokristalin, bentuk butir subhedral-anhedral, terdiri dari mineral kuarsa, plagioklas, dan piroksen

Tuf lapili, berwarna abu-abu keputihan, struktur vesikuler, ukuran butir berupa debu lapili, matriks berupa debu vulkanik berukuran pasir, terpilah buruk, kemas terbuka, terdapat fragmen skoria dan fragmen andesit, mineral terdiri dari plagioklas, piroksen, dan kuarsa

> 4

50 m

± 2

50 m

± 15

0 m

> 40

0 m

± 6

0 m

Sub

mar

ine

Fan

Dar

at(V

ulka

nik)

Glo

bige

rina

pseu

dom

ioce

nica

Uvi

gerin

a

Glo

bige

rina

ples

iotu

mid

aU

vige

rina

Pul

leni

a sp

± 20

0 mA

khir

3.2 Stratigrafi

Secara regional, pada Peta Geologi Lembar Cianjur (Sudjatmiko, 1972) daerah

penelitian terdiri dari tiga satuan yaitu, satuan batulempung Formasi Cantayan (Mttc), satuan

batupasir Formasi Cantayan (Mtts), dan satuan Endapan Vulkanik Kuarter Tua (Qob).

Berdasarkan jenis batuan, keseragaman, dan ciri-ciri fisik batuan yang dapat diamati di

lapangan. Satuan batuan di daerah penelitian dibagi menjadi tujuh satuan batuan tidak resmi.

Stratigrafi daerah penelitian diurutkan dari tua ke muda adalah sebagai berikut (Tabel 3.1)

Tabel 3.1. Kolom stratigrafi daerah penelitian.

Page 15: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/453/jbptitbpp-gdl-andhikaeky-22646-4... · daerah penelitian terdiri dari perbukitan dan lembah

37

3.2.1 Satuan Batulempung I

Satuan batulempung I merupakan satuan tertua yang tersingkap di daerah penelitian dan

merupakan batulempung dengan sisipan batupasir (Gambar 3.20). Satuan batulempung I

menempati 5% daerah penelitian, dan terletak di bagian barat seperti yang terlihat pada peta

geologi (Lampiran D.9) dan tersingkap baik di Sungai Cipaku pada bagian barat daerah

penelitian. Pada satuan ini terdapat sumbu antiklin yang relatif berarah barat-timur. Secara

umum, satuan ini tersingkap pada morfologi lembah dengan ketinggian 400-500 m di atas

permukaan laut. Kondisi singkapan pada umumnya cukup segar-agak lapuk karena terdapat

di sekitar sungai dan telah tererosi, akan tetapi di beberapa tempat terdapat singkapan dengan

perlapisan yang cukup baik, kedudukan singkapan N85°E/35° SE pada bagian hilir dan

N245°E/33° NW pada bagian hulu. Perbedaan kemiringan dari kedudukan batuan tersebut

menunjukkan adanya lipatan antiklin. Berdasarkan rekonstruksi penampang geologi,

ketebalan satuan ini mencapai lebih dari 400 m.

Secara megaskopis, batulempung I ini berwarna abu-abu gelap, getas dan dicirikan

dengan sisipan batupasir. Sisipan tersebut merupakan batupasir berwarna abu-abu terang,

ukuran butir pasir halus-sedang, bentuk butir membulat tanggung, terpilah sedang, kemas

terbuka, terdapat struktur sedimen laminasi sejajar, mineral terdiri dari plagioklas dan kuarsa.

Secara mikroskopis batupasir ini bertekstur klastik, terpilah sedang, kemas terbuka, butiran

60% terdiri dari butiran felspar 20%, kuarsa 10%, klorit 10%, plagioklas 7%, opak 4%, gelas

3%, dan fragmen batuan 6%, ukuran butir 0,1-0,7 mm, bentuk buitr menyudut tanggung,

matriks berupa lempung 35%, semen kalsit 5% (lihat Lampiran A.1)Berdasarkan hasil

analisis keterdapatan fosil foraminifera plankton, fosil petunjuk yang ditemukan pada satuan

ini adalah Globorotalia pseudomiocenica (klasifikasi Blow, 1969) yang menunjukkan satuan

ini berumur Miosen Atas (N16-N17) . Lingkungan pengendapan pada satuan ini didasarkan

pada fosil foraminifera bentos yang ditemukan yaitu Uvigerina yang menunjukkan

lingkungan pengendapan pada zona middle bathyal dengan kedalaman 200-1000 m (lihat

Lampiran B.1). Satuan ini merupakan bagian outer fan dari submarine fan (Martodjojo,

1984). Mekanisme pengendapan pada satuan ini berupa arus turbidit (Martodjojo, 1984), hal

ini dibuktikan dengan adanya slump dan struktur sedimen berupa laminasi sejajar (Gambar

3.21). Hubungan satuan batulempung I dengan satuan di bawahnya tidak tersingkap di daerah

penelitian. Dengan demikian, satuan ini merupakan satuan tertua di daerah penelitian. Satuan

ini disetarakan dengan batulempung Formasi Cantayan (Martodjojo, 1984).