bab iii gambaran umum lokasi penelitianeprints.umm.ac.id/54698/4/bab iii.pdf · hujan, jumlah...
TRANSCRIPT
62
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Peneliatian mengenai Gaya Kepemimpinan Transformatif Pemerintah
Kabupaten Bojonegoro Dalam Penanggulangan Bencana Banjir dilaksanakan di
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bojonegoro. Maka pada bab ini
akan dijelaskan mengenai deskripsi secara singkat mengenai profil Kabupaten
Bojonegoro, Visi dan Misi Kabupaten Bojonegoro sebagai bentuk komitmen
pemerintah kabupaten dalam menjalankan kepemimpinan transformatif dalam
penanguulangan bencana melalui BPBD di Kabupaten Bojonegoro.
A. Deskripsi Umum Kabupaten Bojonegoro
1. letak, Batas dan Luas Wilayah
Kabupaten Bojonegoro adalah sebuah kabupaten yang terletak di Pulau
Jawa di Jawa Timur, terletak secara astronomis di 111025 bujur timur – 112
009
bujur timur dan 6059 lintang selatan – 7
037 lintang selatan dan terletak di barat
laut Jawa Timur. Secara administratif, Kabupaten Bojonegoro memiliki batas
administrasi sebagai berikut :
i. Berdekatan dengan Kabupaten Tuban di ujung selatan
ii. Berdekatan dengan Kabupaten Lamongan di ujung Barat
iii. Bersebelahan dengan Kabupaten Ngawi, Nganjuk dan Madiun di sebalah
ujung Utara
iv. Berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah disebelah ujung Timur
63
Luas wilayah Kabupaten Bojonegoro adalah mencapai 230.706 ha.
Secara administratif Kabupaten Bojonegoro terbagi dalam 28 kecamatan yang
terdapat 430 desa dan 11 kel;urahan didalamnya. Berikut penjelasan luas
wilayah Kabupaten Bojonegoro secara administratif terlihat pada tabel 3.1 dan
gambar peta 3.1 :
Tabel 3.1
Luas Wilayah dan Persentase Secara Administratif Menurut Kecamatan
di Kabupaten Bojonegoro
No. Kecamatan Luas (Ha) Persentase %
1. Margomulyo 139,68 6,05
2. Ngraho 71,48 3,10
3. Tambakrejo 209,52 9,08
4. Ngambon 48,65 2,11
5. Sekar 130,24 5,65
6. Bubulan 84,73 3,67
7. Gondang 107,01 4,64
8. Temayang 124,67 5,40
9. Sugihwaras 87,15 3,78
10. Kedungadem 145,15 6,29
11. Kepohbaru 79,64 3,45
12. Baureno 66,37 2,88
13. Kanor 59,78 2,59
14. Sumberejo 76,58 3,32
15. Balen 60,52 2,62
16. Sukosewu 47,48 2,06
17. Kapas 46,38 2,01
18. Bojonegoro 25,71 1,11
19. Trucuk 36,71 1,59
20. Dander 118,36 5,13
21. Ngasem 147,21 6,38
22. Gayam 50,05 2,17
23. Kalitidu 65,95 2,86
24. Malo 65,41 2,84
25. Purwosari 62,32 2,70
26. Padangan 42,00 1,82
27. Kasiman 51,80 2,25
28. Kedewan 56,51 2,45
Bojonegoro 230,706 100,00
Sumber: BPS-Kabupaten Bojonegoro Tahun 2018
64
Dari data pada tabel 3.1 menunjukkan wilayah kecamatan terluas di
Kabupaten Bojonegoro ialah Kecamatan Tambakrejo dengan luas wilayah
209,52 Ha dengan presentase 9,08% dari luas keseluruhan Kabupaten
Bojonegoro. Sedangkan Kecamatan dengan luas wilayah yang paling sempit
merupakan Kecamatan Bojonegoro dengan luas berjumlah 25,71 Ha dengan
presentasi 1,11% dari presentase keseluruhan Kabupaten Bojonegoro, namun
begitu Kecamatan Bojonegoro merupakan tempat yang sering diminati dan
merupakan pusat kantor pemerintahan Kabupaten Bojonegoro.
Gambar 3.1.
Peta Administrasi Kabupaten Bojonegoro
Provinsi Jawa Timur
Sumber: BPS-Kabupaten Bojonegoro Tahun 2018
65
Pada Gambar 3.1 dijelaskan bahwa secara admisnistratif Kabupaten
Bojonegoro terbagi menjadi 28 Kecamatan yang terdapat 430 desa dan 11
Kelurahan. Seacara menyeluruh, 22,42 % adalah lahan perkebunan dan
sebagainya. Sebesar 32,58 % ialah merupakan sebuah persawahan yang
sebagian besar berada disepanjang daerah aliran sungai Bengawan Solo. Dan
ada 40,15 % yang menggambarkan sebuah lingkungan hutan milik Negara dari
sebagian hutan terletak di Bojonegoro.
Berdasarkan kondisi topografi menunjukkan bahwa daerah yang
terletak didataran rendah adalah daerah sepanjang aliran sungai Bengawan
Solo, sedangkan pada bagian yang terletak pada dataran tinggi adalah daerah
disepanjang area Gunung Gajah, Kramatt, Pandan. Sungai Bengawan Solo
adalah batas alami antara Kabupaten Bojonegoro dan Jawa Tengah, mengalir
dari selatan ke utara dan kemudian ke timur. Di sisi lain, di bagian utara
Kabupaten Bojonegoro, cekungan Bengawan Solo adalah pertanian yang
subur. Namun, jika curah hujan turun terus-menurus daerah bagian utara
Kabupaten Bojonegoro akan terkena banjir dari luapan air sungai Bengawan
Solo.
Pada gambar peta administratif wilyah Kabupaten Bojonegoro diatas
Kecamatan Margomulyo, Ngraho, Padangan, Kasiman, Purwosari, Malo,
Kalitidu, Trucuk, Dander, Bojonegoro, Kapas, Balen, Kanor, dan Baureno.
Merupakan beberapa dari 28 kecamatan yang serinng terkena banjir akibat
luapan air Bengawan Solo. Sedangkan, Kecamatan Sumberejo merupakan
satu-satunya wilayah yang tidak dilalui sungai Bengawan Solo, namun apabila
66
terjadi banjir akibat luapan sungai kecamatan tersebut juga terkena
dampakmnya. Total daerah rawan banjir di Kabupaten Bojonegoro adalah 15
Kecamatan dengan jumlah penduduk mencapai 61,78% yakni sekitar 755.140
jiwa dari 1.222.282 jiwa.
2. Kondisi Hidrologi dan Iklim
Kondisi hidrologis Kabupaten Bojonegoro ditandai oleh kenyataan
bahwa ada 42 sumber air di Kabupaten Bojonegoro. Sumber Daya Air
Kabupaten Bojonegoro bervariasi dari musim ke musim, dan pada musim
hujan, jumlah airnya sangat tinggi dan dapat menyebabkan banjir. Sementara
musim kemarau di Kabupaten Bojonegoro mengalami penurunan yang
signifikan. Kabupaten Bojonegoro didasarkan pada curah hujan rata-rata per
hari, diikuti oleh data hari hujan yang relatif pada tahun 2018 dan hingga 97
hari data curah hujan yang relatif dan tergolong ditingkat curah hujan yang
tinggi. Adapun tabel yang menunjukkan jumlah curah hujan dan hari hujan
menurut bulan di Kabupaten Bojonegoro sebagai berikut:
Tabel 3.2
Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan Menurut Bulan
di Kabupaten Bojoengoro
Bulan Curah Hujan (mm3) Hari Hujan
Januari 319,72 18
Februari 228,09 13
Maret 235,13 14
April 207,81 11
Mei 76,36 4
Juni 67,09 4
Juli 42,09 2
Agustus - -
September 73,13 3
Oktober 110,95 3
November 283,36 12
67
Desember 256,36 13
Sumber : BPS-Kabupaten Bojonegoro
Situasi banjir di Kabupaten Bojonegoro ditandai oleh Sungai
Bengawan solo, yang mengalir dari selatan, membentuk perbatasan alami
dengan Jawa Tengah dan mengalir ke arah timur di daerah urata Kabupaten
Bojonegoro. Bagian utara Kabupaten Bojonegoro adalah DAS Bengawan Solo,
yang sangat subur sebagai monopoli komunitas pertanian. Sungai Bengawan
Solo juga memainkan peran yang sangat penting dalam siklus hidup
masyarakat sekitarnya dan Bengawan Solo juga dapat digunakan untuk
mengatasi kekurangan air yang membutuhkan lahan pertanian irigasi untuk
menarik air dari Sungai Bengawan Solo di musim kemarau.
Sumberan di Kabupaten Bojonegoro selain Bengawan Solo, ada juga
sungai-sungai kecil yang mengalir melalui Kabupaten Bojonegoro termasuk
Sungai Kaduk, Pandan, Tinggang, Gemongan, Gandong, Tidu, Grogolan,
Kedungbajul, Pacal, Loro, Besiki, dan Pohwates. Beberapa sungai kecil
lainnya terletak di selatan Kabupaten Bojonegoro dari sungai Bengawan Solo.
Adapun tabel yang menunjukkan anak sungai menurut Badan Pusat Statistik
Kabupaten Bojonegoro sebagai berikut:
68
Tabel 3.3
Nama dan Panjang Sungai
Di Kabupaten Bojonegoro
No. Nama Sungai Panjang (Km)
1. Kaduk 12,00
2. Pandan 11,00
3. Tinggang 28,00
4. Gamongan 21,00
5. Gandong 45,00
6. Tidu 39,00
7. Tengah 10,00
8. Grogolan 22,00
9. Kedungbajul 20,00
10. Pundung Kembar -
11. Pacal 66,00
12. Loro 20,00
13. Kali Sumber -
14. Besuki 32,00
15. Serning 8,70
16. Mekuris 43,00
17. Ngemplak 1,63
18. Deru 12,00
19. Ingas 19,00
20. Semar Mendem 45,00
21. Pohwates 19,00
Sumber : BPS – Kabupaten Bojonegoro
Pada tabel 3.3 diatas menunjukkan bahwa anak sungai terpanjang di
wilayah Kabupaten Bojonegoro adalah sungai Pacal dengan panjang 66,00 Km
dari seluruh anak sungai di wilayah Kabupaten Bojonegoro. Sedangkan anak
sungai dengan panjang paling pendek adalah sungai Ngemplak dengan panjang
1,63 Km.
3. Topografi
Topografi Kabupaten Bojonegoro berada di tengah dataran rendah, di
tengah DAS Benggala Solo. Wilayah selatan adalah Pegunungan Pandan,
69
Kramat, dan Lembah Tinggi Desepara di wilayah Gajah. Ketinggian
Kabupaten Bojonegoro adalah 11 hingga 520 meter (dpl / msl).
Dataran rendah berada di cekungan Bengawan Solo, dan dataran tinggi
adalah Pegunungan Kapur di utara dan pegunungan Kendeng di selatan. Tabel
di bawah ini menunjukkan ketinggian wilayah menurut luas Kabupaten
Bojonegoro sebagai berikut:
Tabel 3.4
Tinggi Wilayah di Atas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di
Kabupaten Bojonegoro
No. Kecamatan Nama Pos Tinggi dari
Permukaan
Stasiun
Penangkar
Hujan
1. Ngraho Karang
Nongko
38 1
2. Gondang Gondang - 1
Sukun - 1
3. Temayang Tretes 115 1
Sugihan - 1
4. Kedungadem Kedungadem 42 1
5. Kepohbaru Tlogorejo 23 1
Simorejo 9 1
Kerjo 9 1
Cawak - 1
6. Baureno Baureno 28 1
7. Kanor Kanor 9 1
8. Semberejo Sumberejo 14 1
Mekuris - 1
9. Balen Balen - 1
10. Sukosewu Klepek - 1
11. Kapas Kapas 18 1
12. Bojonegoro Bojonegoro 16 1
13. Dander Dander - 1
Jatiblimbing 37 1
14. Ngasem Setren 115 1
15. Kalitidu Leran - 1
Sumber: Dinas PU Sumber Daya Air Kabupaten Bojonegoro
70
Pada table 3.4 menunjukkan bahwa kecamatan Temayang tepatnya
desa Tretes dan Kecamatan Ngasem desa Setren adalah wilayah pada dataran
yang paling tinggi dengan jarak yaitu 115 MDPL, lalu diikuti oleh Kecamatan
Kedungadem dengan jarak 42 MDPL. Sedangkan kecamatan dengan dataran
yang paling rendah adalah Kecamatan Kanor dengan jarak yaitu 9 MDPL.
4. Visi, Misi dan Strategi Pembangunan Kabupaten Bojonegoro
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menjalankan pemerintahan dengan
visi, misi dan strategi pembangunan Kabupaten Bojonegoro sebagai berikut:
Visi : TERWUJUDNYA BOJONEGORO DAN LUMBUNG ENERGI
SEBAGAI MAKANAN YANG PRODUKTIF, KOMPETITIF, ADIL,
MAKMUR, BAHAGIA DAN BERKELANJUTAN.
Adapun variable-variabel dari visi yang dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. BOJONEGORO LUMBUNG PANGAN ENERGI; Singkatnya,
daerah Bojonegoro adalah daerah penghasil makanan yang
mencakup manajemen pertanian, pertanian, peternakan dan
perikanan, dan merupakan pakar manajemen terkemuka dan
terkemuka. Bojonegoro adalah area produksi gudang makanan
Indonesia, pengolahan produk pertanian, dan memperluas pasokan,
penyimpanan, distribusi, pengolahan dan bisnis produktif stok
makanan secara berkelanjutan
71
2. BOJONEGORO LUMBUNG ENERGI NEGERI; bermakana
bahwa Bojonegoro sebagai Kabupaten yang memiliki kekayaan
tambang migas mampu untuk mengelola sumber daya energy
minyak dan gas bumi serta sumber daya energy lainnya secara
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dalam rangka untuk
menopang kebutuhan energi nasional dan sebagai modal dasar
dalam pembangunan. Eksploitasi migas sebagai sumber daya alam
yang tidak terbarukan di Bojonegoro didukung oleh ketersediaan
teknologi, manusia, dan modal, dengan memperhatikan prinsip
keadilan antar generasi
3. BOJONEGORO YANG PRODUKTIF; bermakna bahwa
produktifitas sector pertanian, industry pengolahan; listrik, gas, dan
air bersih, konstruksi, perdangangan, hotel, dan retoran; angkutan
dan komunikasi, keungan, persewaan, dan perusahaan; serta jasa-
jasa di Kabupaten Bojonegoro mendapatkan perhatian secara serius
dan dikelola secara optimal dalam rangka meningkatkan pondasi
perekonomian masyarakat Bojonegoro.
4. BOJONEGORO YANG BERDAYA SAING; bermakna
bahwaSemua kegiatan yang dilakukan, baik pada tingkat
pemerintahan atau swasta, dilakukan atas dasar efisiensi dan
efektivitas sehingga menciptakan kegiatan dengan produktivitas
yang tinggi dengan demikian setiap produk yang dihasilkan di
wilayah Kabupaten Bojonegoro dapat bersaing, dengan menjadi
72
kompetitif, Bojonegoro diharapkan mempunyai kelebihan
kompetitif dalam produksi makanan, tenaga, jasa, jual beli, dan
ekspor-impor.
5. BOJONEGORO YANG BERKEADILAN; revolsi yang dilakukan
dengan cara yang setara dan berarti bahwa seluruh penduduk dapat
memperoleh manfaat dari penerapan norma dan hukum. Semua
kegiatan masyarakat dan pemerintah dilaksanakan dengan status
hukum yang sama dan semua kegiatan dijamin positif secara
terlihat maupun tidak terlihat, yang keadilan dan keamanannya akan
terjamin.
6. BOJONEGORO YANG SEJAHTERA DAN BAHAGIA;
Pembangunan berarti kemakmuran, kebahagiaan, dan pemenuhan
hak-hak dasar / layanan, dan realisasi komunitas iman dan
pengabdian kepada Allah SWT. Semua produk kegiatan dan
layanan yang diproduksi dalam pelaksanaan revolusi di Kabupaten
Bojonegoro adalah tujuan utama pengembangan Kabupaten
Bojonegoro dan harus mampu menciptakan komunitas yang kaya
dan berkembang di Kabupaten Bojonegoro.
7. BOJONEGORO YANG BERKELANJUTAN; Dengan kata lain,
pembangunan dilakukan untuk kemakmuran terbesar komunitas,
tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi baru.
Pengembangan dilakukan dengan mengelola sumber daya yang ada
73
secara cerdas dan memastikan kelangsungan inventaris mereka.
Dan kehidupan yang demokratis.
Adapun Misi pemerintahan Kabupaten Bojonegoro yaitu sebagai
berikut:
Misi :
1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan berlandaskan
keimanan dan ketaqwaan.
2. Terwujudnya sumber daya manusia (SDM) yang berdaya saing.
3. Peningkatan perekonomian yang mendasar dengan industri migas
dan bisnis terpadu.
4. Terwujudnya Kabupaten Bojonegoro sebagai induk diwilayah
sekitar terkait kesehatan dan ilmi pendidikan.
5. Pengambangan infrastruktur dalam pemenuhan kebutuhan dasar
dan mendorong pengembangan ekonomi wilayah.
6. Mewujudkan dan melestarikan lingkungan hidup yang menjamin
ketersediaan sumberdaya untuk pembangunan berkelanjutan.
7. Mengatur tata kelola pemerintahan yang profetik, akuntabel dan
demokratis.
Visi dan misi yang dirumuskan merupakan salah satu pedoman dalam
mengimplementasikan strategi pembangunan daerah serta tujuan dan sasaran
pembangunan yang ditetapkan melalui kebijakan-kebijakan Kepala Daerah..
74
B. Deskripsi Umum BPBD Kabupaten Bojonegoro
1. Sejarah Singkat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Bojonegoro
Sebelum BPBD dibentuk, SATKORLAK PB adalah lembaga yang
menjadi pelaksana pencegahan bencana (sementara dan koordinasi). Fungsi
teknis dari implementasi PB tidak terkonsentrasi, karena mereka dibagi
menjadi departemen atau lembaga terkait yang pada dasarnya sektoral. Potensi
masyarakat untuk kelompok strategis (PB) tidak dapat direkomendasikan
secara penuh. Maka dari itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
di bentuk melalui beberapa regulasi diantaranya:
1. UU no.24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
2. Peraturan BNPB no.3 tahun 2008 tentang Pedoman Pembentukan BPBD
3. PP no. 8 tahun 2008 tentang BNPB
4. PERMENDAGRI no. 46 tahun 2008 tentang PO dan Tata Kerja BPBD
5. PERDA Bojonegoro No. 11 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi
6. Perbup No. 20 Tahun 2011 tentang Tupoksi Lembaga Lain BPBD
Kabupaten Bojonegoro
7. Perbup No. 43 Tahun 2011 tentang APAR Bagi Bangunan Gedung di
Kabupaten Bojonegoro
8. Perbup No 37 Tahun 2012 tentang Pemberian Bantuan Korban Bencana
Kabupaten Bojonegoro
9. Perda Bojonegoro No. 7 Tahun 2014 tentang Pelayanan Bencana
75
10. Dokumen RPB dan RAD-PRB Kabupaten Bojonegoro
11. SRC berdasarkan SK Bupati Bojonegoro No. 188/268/KEP/412.11.2010
12. TRC berdasarkan SK Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro No.
188/2633/217.412/2014
13. SAR berdasarkan SK Bupati Bojonegoro No. 188/31/KEP/412.11.2014.
terdiri dari 50 member
Gambar 3.2.Peta Rawan Banjir dan Monitor Tinggi Muka Air
Bengawan Solo
Kabupaten Bojonegoro
Sumber:PPID-BPBB Kabupaten Bojonegoro
76
2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan BPBD Kabupaten
Bojonegoro
Rencana strategis BPBD Kabupaten Bojonegoro dimaksudkan untuk
memberikan visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi kebijakab dan progam yang
akan dicapai oleh BPBD Kabupaten Bojonegoro selama kurun waktu Tahun
2013-2018 demi terciptanya integrasi, sinkronasi, sinergi pembangunan serta
mewujudkan keterkaitan antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha,
organisasi non pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk bersinergi
dalam penanggulangan bencana sehingga korban dan kerugian akibat bencana
bisa dihindari atau diminimaslisir.
1. Visi dan Misi
Visi adalah pembentukan situasi yang diinginkan secara terbuka
selama periode perencanaan dan tercermin dalam situasi berdasarkan
pelanggan potensial, celaan, tantangan, dan peluang.
Adapun Visi BPBD Kabupaten Bojonegoro telah ditetapkan yakni;
“Terwujudnya Penanggulangan Bencana di Kabupaten Bojonegoro
Secara Cepat dan Tepat” ,maka visi dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Penanggulangan Bencana
Bermakna upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan
yang beresiko bencana, kegiatan pencegahan bencana, darurat dan
rehabilitasi.
2. Cepat
77
Bermakna bahwa BPBD Kabupaten Bojonegoro melaksanakan quick
respon atau reaksi cepat terhadap kejadian yang didukung oleh SDM
dan sarana prasarana yang memadai
3. Tepat
Bermakna bahwa BPBD Kabupaten Bojonegoro harus tepat dalam
mengambil langkah-langkah dalam upaya penanggulangan bencana,
sehingga bisa meminimalisir kerugian akibat bencana.
Misi adalah formula umum dalam upaya mewujudkan visi. Misi
BPBD Kabupaten Bojonegoro ditentukan berdasarkan definisi yang dirujuk
dan arti dari visi BPBD Kabupaten Bojonegoro :
1. Meningkatnya kapsitas kelembagaan BPBD, sarana parsarana dan
Sumber Daya Manusia.
2. Peningkatan pelayanan Penanggulangan Bencana secara menyeluruh,
terencana, efektif, dan efisien.
3. Melakukan pemberdayaan dan meningkatkan fungsi aktif masyarakat
terhadap penanggulangan bencana.
2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah BPBD
Berdasarkan pernyataan visi dan pernyataan misi BPBD Kabupaten
Bojonegoro, maka tujuan yang ingin dicapai adalah:
1. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumberdaya BPBD dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya
2. Meningkatnya kesiapsiagaan, tanggap darurat dan rehabilitas
rekontruksi dalam meminimalisir korban bencana.
78
3. Menigkatnya kemitraan dengan masyarakat dan dunia usaha dalam
penanganan bencana
Sesuai dengan tujuan diatas, maka sasaran masing-masing tujuan
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Terwujudnya pelayanan administrasi, sarana dan prasana, disiplin dan
kapasitas pegawai.
2. Terwujudnya kesiapsiagaan dan kemampuan pemerintah dan
masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana
3. Terwujudnya sistem penanganan kedaruratan bencana dan peningkatan
sarana prasarana pendukung, serta peningkatan sistem peralatan
penanggulangan bencana yang efektif dan efisien
4. Peningkatan kapasitas aparatur pemerintah, dunia usaha dan
masyarakat dalam upaya penaganan korban bencana
3. Strategi Dan Arah Kebijakan
1. Strategi
Strategi pencapaian tujuan dan sasaran merupakan prose
perencanaan pada waktu yang akan datang dalam mencapai tujuan.
Strategi BPBD di Kabupaten Bojonegoro untuk mempromosikan
kegiatan perencanaan masa depan dengan menetapkan strategi dan
program operasional. Diharapkan bahwa strategi ini akan menjadi
pedoman yang luas yang akan memberikan panduan dan dorongan
untuk semua kegiatan BPBD secara keseluruhan, memberikan gerakan
dan langkah-langkah terpadu untuk semua pelaksana untuk mencapai
79
tujuan dan mencapai VIsi BPBD di Kabupaten Bojonegoro dapat
terbentuk.
Strategi untuk mempertahankan RPJMD Kabupaten
Bojonegoro tahun 2013-2018 telah ditetapkan dalam Visi dan Misi
diantaranya:
1. Menindak lanjuti susunan organisasi BPBD dengan memahami
tupoksi pada Sekretariat dan masing-masing dalam Bidang (Job
Description), dan penyebarluasan informasi terhadap aparat.
2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya penanganan
bencana, dan memberikan pelayanan yang optimal dalam
penanggulangan bencana mulai dari tahapan pra-bencana, tanggap
darurat dan pasca bencana.
3. Peningkatan kerjsama dalam rencana lintas SKPD dukungan teknis
dengan lembaga vertical, horizontal dan non lembaga dalam
implementasi tugas pokok pemerintahan dan pencegahan bencana.
4. Membuat, berekspansi, dan mengimplementasikan agenda
penanggulangan bencana menurut strategi spesifik yang
terkoordinri, disinkronkan, dan sejalan dengan tujuan.
5. Penyediaan sarana pendukung dalam menanggulangi bencana
banjir seperti penyediaan peralatan yang berat dan berbagai
kendaraan operasional dan juga yang lainnya.
80
6. Menciptakan tenaga SDM untuk peyelenggara administrasi, Satgas,
tim DaLA, dan relawan penanganan bencana untuk penghitung
kerusakan bencana.
7. Pengembangan pedoman untuk pengaturan program perlindungan
sipil. Penyebaran, simulasi, pelatihan dan pendidikan informasi
bencana dimulai pada fase sebelum dan sesudah bencana.
8. Menyusun dan diimplementasikan Perda, Perbup, keputusan kepala
BPBD yang berkaitan dengan rencana penanganan bencana, serta
penyebarluasan berita secara menyeluruh kepada penduduk
mengenai skema kebencanaan tersebut supaya masyarakat dapat
memaknai sebuah tanggungjawabnya terhadap rencana yang akan
dilakukan masyarakatat dalam penanganan bencana dan
sebagaimana upaya dalam preventif, mitigasi, dan minimalisir
kerugian bencana.
2. Arah kebijakan
Terdapat beberapa kebijakan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro dalam menyelenggarakan
tugas dan fungsinya terkait dalam penanggulangan bencana di
Kabupaten Bojonegoro sebagai berikut :
1. Keterpaduan program dan anggaran, peningkatan kelembagaan,
sarana dan prasarana
2. Meningkatkan kemampuan SDM Aparatur Penanggulangan
Bencana dan masyarakat dalam penanggulangan banjir
81
3. Membantu masyarakat dalam pemenuhan air bersih pada konsidi
bencana kekeringan
4. Meningkatkan kesiapan sarana, prasarana evakuasi saat terjadi
bencana
5. Meningkatkan penanganan korban dan penyaluran bentuan saat
terjadi bencana
6. Penilaian keruasakan dan kerugian bencana
7. Koordinasi lintas sektoral dan keterlibatan mesyarakat dalam
penanggulangan bencana.
3. Tugas Pokok, Fungsi dan Susunan Organisasi BPBD
Berdasarkan Perda Kabupaten Bojonegoro No. 11 Tahun 2010 tentang
keorganisasian dan Tata Kerja Lembaga Lain Kabupaten Bojonegoro, tugas
pokok dan fungsi BPBD dapat dilihat pada gambar 3.1 sebagai berikut:
1. Tugas Pokok BPBP Kabupaten Bojonegoro
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 11
Tahun 2010 telah ditetapkan tugas pokok BPBD Kabupaten Bojonegoro
yaitu :
1. Ratifikasi pedoman dan arahan tentang kegiatan pencegahan bencana
termasuk pencegahan bencana, respon terhadap keadaan darurat,
rekonstruksi dan rekonstruksi umum;
2. Kebutuhan standardisasi pencegahan bencana berdasarkan hukum yang
berlaku;
82
3. Penginformasian peta rawan bencana yang telah disusun dan
ditetapkan;
4. Prosedur tetap penanganan bencana, yang telah ditetapkan dan disusun;
5. Membuat laporan mengenai pelaksanaan penanganan bencana terhadap
kepala daerah setiap bulannya dalam setiap saat keadaan darurat
bencana dan kondisi yang normal;
6. Pengendalian penyaluran bantuan berupa barang dan uang;
7. Pertanggungjawaban penggunaan dana bantuan yang diperoleh melalui
APBD; dan
8. Pelaksanaan aturan lainnya sesuai dengan ketentuan hukum perundang-
undangan.
2. Fungsi BPBD Kabupaten Bojonegoro
Adapun fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Bojonegoro sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro
Nomor 11 Tahun 2010 adalah:
1. Perumusan dan definisi kebijakan penanggulangan bencana dan cara
menangani pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat.
2. Penkoordinasian pelaksanaan kegiatan perlindungan sipil yang
terencana, seragam dan komprehensif.
3. Pengelolaan urusan ketatausahaan.
3. Struktur Organisasi BPBD Kabupaten Bojonegoro
Struktur organisasi BPBD Kebupaten bojonegoro, sesuai dengan
peebup Bojonegoro No. 20 tahun 2011 tentang tupoksi instansi lain di
83
Kabupaten Bojonegoro, Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Bojonegoro terdiri dari unsure pelaksana yaitu:
a. Ketua Pelaksana BPBD
b. Sekretariat
c. Ketua Bagian Pencegahan dan Kesiapsiagaan
d. Ketua Bagian Kedaruratan dan Logistik
e. Ketua Bagian Rehabilitas dan Rekontruksi
f. Kelompok jabatan ahli fungsi
84
Bagan 3.1 Susunan Organisasi Badan penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Bojonegoro
Sumber :Profil BPBD Bojonegoro 2018
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA
DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO
KEPALA / SEKRETARIAT DAERAH
- INSTANSI
- PROFESIONAL / AHLI
UNSURPENGARAH
SEKRETARIAT
SEKSI PENCEGAHAN
DAN KESIAPSIAGAAN
SEKSI REHABBILITAS
DAN REKONTRUKSI
SEKSI KEDARUATAN
DAN LOGISTIK
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONALI
STAF STAF STAF
KEPALA PELAKSANA BPBD
UNSUR PELAKSANA