web viewternyata sesampainya di lokasi airnya sedang surut dengan ketinggian air kurang lebih 3 m di...

5
Hasil Telusur Sumber Mata Air di Kabupaten Tabalong Tanjung, 23-25 September 2013 Kami berlima dari tim telusur sumber mata air melakukan inventarisasi sumber mata air di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Perjalanan kami untuk kali ini dipimpin oleh M. YUSUF, SKM selaku Kepala Sub. Bidang Konservasi dan Tata Lingkungan dan anggotanya terdiri dari saya Iid Moh. Abdul Wahid, S.Si, Sri Hilma Hidayah, S.Si, Eva Tiur Marpaung, S.Si dan Ilham Ansyarul Hakim, A.Md Hari pertama jam 10 pagi kami menuju Desa Binjai Kecamatan Muara Uya yang letaknya cukup terpencil kurang lebih 1 jam perjalanan dari kantor Kecamatan Muara Uya jadi kalau dari Tanjung (Ibukota Kabupaten Tabalong) kurang lebih 2 jam. Jalan yang dilalui menuju Desa Binjai termasuk jalan rusak belum ada perbaikan disamping tofografi yang menantang. Setelah melewati jalan-jalan rusak kami sampai di Rumah Kepala RT 02 Desa Binjai jam 12.oo WITA untuk memberitahukan maksud dan tujuan kami dan sempat berbincang bincang tentang adanya sumber mata air yang selalu digunakan masyarakat untuk keperluan hidup sehari-hari. Setelah dari rumah pak RT kami langsung menuju sumber mata air yang letaknya di dataran tinggi dan perbukitan. Mobil kami tidak bisa sampai lokasi sehingga kami berjalan menuju lokasi. Kurang lebih seperempat jam kami berjalan melewati hutan belantara yang masih alami sampailah kami ke tempat tujuan. Adapun sumber mata air ini sudah mendapat bantuan dari PNPM Mandiri untuk memperbaiki dinding dan bendungannya sehingga air dapat tertampung dan terkumpul lebih dulu sebelum di salurkan ke penduduk sekitar melalui pipanisasi dengan prinsip menuruni gradient gravitasi. Sumber Mata Air Desa Binjai sendiri memiliki ukuran kurang lebih 2 x 10 m dengan kedalaman sekitar 1,5 m. Keasaman air juga diukur dan ber pH 6,5 sedangkan DO (Dissolved Oxygen) 6,2 mg/L. Selanjutnya air diambil sampelnya untuk uji laboratorium parameter air bersih.

Upload: lethien

Post on 30-Jan-2018

218 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Web viewTernyata sesampainya di lokasi airnya sedang surut dengan ketinggian air kurang lebih 3 m di bendungan sumber mata air

Hasil Telusur Sumber Mata Air di Kabupaten Tabalong

Tanjung, 23-25 September 2013Kami berlima dari tim telusur sumber mata air melakukan inventarisasi sumber mata air di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Perjalanan kami untuk kali ini dipimpin oleh M. YUSUF, SKM selaku Kepala Sub. Bidang Konservasi dan Tata Lingkungan dan anggotanya terdiri dari saya Iid Moh. Abdul Wahid, S.Si, Sri Hilma Hidayah, S.Si, Eva Tiur Marpaung, S.Si dan Ilham Ansyarul Hakim, A.Md Hari pertama jam 10 pagi kami menuju Desa Binjai Kecamatan Muara Uya yang letaknya cukup terpencil kurang lebih 1 jam perjalanan dari kantor Kecamatan Muara Uya jadi kalau dari Tanjung (Ibukota Kabupaten Tabalong) kurang lebih 2 jam. Jalan yang dilalui menuju Desa Binjai termasuk jalan rusak belum ada perbaikan disamping tofografi yang menantang. Setelah melewati jalan-jalan rusak kami sampai di Rumah Kepala RT 02 Desa Binjai jam 12.oo WITA untuk memberitahukan maksud dan tujuan kami dan sempat berbincang bincang tentang adanya sumber mata air yang selalu digunakan masyarakat untuk keperluan hidup sehari-hari. Setelah dari rumah pak RT kami langsung menuju sumber mata air yang letaknya di dataran tinggi dan perbukitan. Mobil kami tidak bisa sampai lokasi sehingga kami berjalan menuju lokasi. Kurang lebih seperempat jam kami berjalan melewati hutan belantara yang masih alami sampailah kami ke tempat tujuan. Adapun sumber mata air ini sudah mendapat bantuan dari PNPM Mandiri untuk memperbaiki dinding dan bendungannya sehingga air dapat tertampung dan terkumpul lebih dulu sebelum di salurkan ke penduduk sekitar melalui pipanisasi dengan prinsip menuruni gradient gravitasi. Sumber Mata Air Desa Binjai sendiri memiliki ukuran kurang lebih 2 x 10 m dengan kedalaman sekitar 1,5 m. Keasaman air juga diukur dan ber pH 6,5 sedangkan DO (Dissolved Oxygen) 6,2 mg/L. Selanjutnya air diambil sampelnya untuk uji laboratorium parameter air bersih.

Page 2: Web viewTernyata sesampainya di lokasi airnya sedang surut dengan ketinggian air kurang lebih 3 m di bendungan sumber mata air

Setelah di foto lokasinya sebagai dokumentasi kami kembali menuju mobil. Dalam perjalanan pulang inilah ada satu moment yang mendebarkan karena mobil yang kami tumpangi sempat terperosok kedalam sungai/parit pinggir jalan dan hampir terbalik. Penumpang sempat panik tapi berkat pengalaman rekan kami Ilham Ansyarul Hakim, A.Md. mobil yang kami tumpangi bisa naik kembali dan tidak ada yang cedera dengan peristiwa tersebut. Setelah itu kami melakukan perjalanan pulang ke kantor di Tanjung Tabalong setelah sebelumnya istirahat Sholat dan Makan di Kecamatan Muara Uya. Jam 15.30 WITA kami sudah kembali ke kantor.

Hari Kedua. Tujuan perjalanan kami berlima kali ini adalah Desa Teratau Kecamatan Jaro. Kali ini kami berangkat lebih awal yaitu jam 9.30, lokasi kali ini tidak terlalu jauh karena hanya terletak kurang lebih 15 km dari Kecamatan Jaro hanya saja jalan yang dilalui hampir sama dengan hari pertama penuh tantangan terlebih jalan tersebut juga sering digunakan oleh truk angkutan batu gunung. Jam 11.00 WITA kami sampai di Desa Teratau. Dari kantor desa ke lokasi sumber mata air desa Teratau jaraknya kurang lebih 1,5 km dari kantor Kepala Desa. Kali ini mobil kami bisa masuk karena ada akses jalan yang dibuat oleh para penambang batu gunung walau jalannya rusak dan berdebu karena tidak turun hujan.

Ternyata sesampainya di lokasi airnya sedang surut dengan ketinggian air kurang lebih 3 m di bendungan sumber mata air. Lokasi mata air sendiri berbentuk cekungan yang dikelilingi bebatuan dan pohon-pohon yang besar, dengan ukuran 10 x 15 m, kedalaman air dalam bendungan 3 m, airnya jernih, pH 7, DO 9,74 mg/L, debit air dari semburan air yang memancar kurang lebih 2,5 – 3 L/detik. Sumber mata air ini ternyata digunakan oleh 2 desa yaitu Desa

Page 3: Web viewTernyata sesampainya di lokasi airnya sedang surut dengan ketinggian air kurang lebih 3 m di bendungan sumber mata air

Teratau dan Desa Muang, dan limpasan air yang mengalir tersebut masuk ke Sungai Muang.

Untuk mengetahui kualitas airnya kami mengambil sampel air dalam botol sampel yang nantinya akan di uji di Laboratorium Kesehatan Banjarmasin atau BTKL Banjarbaru. Setelah mengambil data dan dokumentasi kami menuju Kantor Kepala Desa dan mengumpulkan informasi lanjutan. Informasi yang diperoleh dari Kepala Desa, Bpk. Andung, sumber mata air di Desa Teratau ternyata masih ada 3 lagi lokasinya yang belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini jadi bahan acuan kami untuk telusur sumber mata air berikutnya mengingat kondisi kami sudah kecapean. Setelah berbincang-bincang dengan Kepala Desa Teratau kami melanjutkan perjalanan pulang dan sampai di kantor jam 14.15 WITA.

Hari Ke-Tiga, Tujuan kami kali ini adalah Desa Panaan Kecamatan Bintang Ara. Berdasarkan informasi disana ada mata air yang sangat baik dan jernih yang sering digunakan untuk keperluan minum sehari-hari oleh masyarakat Desa Panaan. Dari kantor kami berangkat jam 9.00 WITA, jalan yang dilalui untuk ke lokasi terpaksa memutar ke Kabupaten Barito Timur Kalimantan Tengah karena akses jalan yang memadai hanya lewat sana. Jalan yang dilalui bergelombang dan banyak lubang dan berdebu karena sering dilalui oleh mobil angkutan batubara.Setelah 2,5 jam kami sampai lokasi dan langsung menuju mata air yang ada di pinggir jalan, sayangnya yang kami jumpai hanya satu lokasi padahal berdasarkan informasi dari Sekretaris Desa ada sumber mata air yang sangat besar dan melimpah bahkan sampai membentuk air terjun setinggi kurang lebih 40 m. lokasi tersebut adalah Tangkum. Karena keterbatasan waktu dan lokasi lumayan jauh merambah hutan kami memutuskan untuk lain waktu menuju ke

Page 4: Web viewTernyata sesampainya di lokasi airnya sedang surut dengan ketinggian air kurang lebih 3 m di bendungan sumber mata air

lokasi air terjun tersebut. Kami hanya mengambil sampel dari mata air yang ada di pinggir jalan.

Lokasi mata air ini persis berada pinggir jalan yang diapit oleh gunug batu dan pepohonan, airnya sangat jernih memiliki pH 6,5 dan DO 12,56 mg/L, debit air yang mengalir sekitar 0,3 – 0,5 L/detik. Untuk mengetahui kualitas air lebih lanjut kami mengambil sampel air ke dalam botol sampel untuk di uji di laboratorium.Setelah mengambil sampel kami istirahat, karena berada di desa terpencil maka sangat susah mencari warung makan yang ada hanya warung kecil yang menyediakan masakan mie instan, itu juga hanya direndam dengan air panas dalam wadahnya (bahasa banjar = mie kuhup). Setelah makan mie kami pulang kembali ke kantor dan tiba di kantor sekitar jam 16.00 WITA.