bab iii gambaran tentang bentuk perubahan identitas sosial ......sebanyak 8 gedung (gmit galed, gmit...

19
27 | Page BAB III Gambaran Tentang Bentuk Perubahan Identitas Sosial Berkaitan dengan Pembangunan Industri Pariwisata di Jemaat GMIT Galed 3.1 Gambaran Umum Konteks Sosial Masyarakat Kelapa Lima Gambar : Peta Kawasan Kelapa Lima Kota Kupang (Sumber: https://www.google.co.id/search?q=kawasan+Kelapa+Lima, 2016) 3.1.1 Keadaan Penduduk 1 GMIT Galed terletak di Kelurahan Kelapa Lima dengan dipimpin oleh lurah Dra. Marselina Nahak (2015-sekarang). Kelurahan Kelapa Lima 1 Laporan Bulanan Pemerintah Kota Kupang, Kecamatan Kelapa Lima, Kelurahan Kelapa Lima, bulan September 2016.

Upload: others

Post on 25-Nov-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III Gambaran Tentang Bentuk Perubahan Identitas Sosial ......sebanyak 8 gedung (GMIT Galed, GMIT Kota Baru, GBI Mawar Sharon, 29 | P a g e Advent Hari Ke-7, HKBP, Kapela St. Anthonius,

27 | P a g e

BAB III

Gambaran Tentang Bentuk Perubahan Identitas Sosial Berkaitan dengan

Pembangunan Industri Pariwisata di Jemaat GMIT Galed

3.1 Gambaran Umum Konteks Sosial Masyarakat Kelapa Lima

Gambar : Peta Kawasan Kelapa Lima Kota Kupang

(Sumber: https://www.google.co.id/search?q=kawasan+Kelapa+Lima,

2016)

3.1.1 Keadaan Penduduk1

GMIT Galed terletak di Kelurahan Kelapa Lima dengan dipimpin oleh

lurah Dra. Marselina Nahak (2015-sekarang). Kelurahan Kelapa Lima

1 Laporan Bulanan Pemerintah Kota Kupang, Kecamatan Kelapa Lima, Kelurahan

Kelapa Lima, bulan September 2016.

Page 2: BAB III Gambaran Tentang Bentuk Perubahan Identitas Sosial ......sebanyak 8 gedung (GMIT Galed, GMIT Kota Baru, GBI Mawar Sharon, 29 | P a g e Advent Hari Ke-7, HKBP, Kapela St. Anthonius,

28 | P a g e

adalah satu kelurahan dalam kecamatan Kelapa Lima. Letaknya strategis

karena berdekatan dengan Ibu Kota Kupang. Daerah Kelapa Lima berada

pada ketinggian 500 M dari permukaan laut dan tekanan udara rata-rata

32o celcius dengan keadaan geografis sebagai berikut:

- Luas Wilayah Kelurahan Kelapa Lima secara keseluruhan adalah 257

Ha (Hektar).

- Batas wilayah Kelurahan Kelapa Lima:

Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kupang.

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Kayu Putih.

Sebelah Timur berbatasan dengan kelurahan Oesapa Barat.

Sebelah Barat berbatasan dengan kelurahan Fatululi dan Kelurahan

Pasir Panjang.

- Jumlah Penduduk Kelurahan Kelapa Lima adalah 15.063 jiwa yang

terdiri dari laki-laki : 7.379 jiwa, perempuan 7.684 jiwa. Dengan

jumlah Kepala Keluarga sebanyak 2.978 KK.

Sebagai kelurahan yang berada dalam wilayah Kecamatan Kelapa

Lima dan berada langsung dengan Ibu Kota Kupang, dengan keragaman

struktur budaya dan Sumber Daya Manusia, hal ini dapat dilihat menurut

pekerjaan/mata pencarian. Bahwa sebagian besar penduduk Kelurahan

Kelapa Lima mempunyai mata pencarian sebagai nelayan, pedagang, sopir,

kemudian diikuti oleh warga yang mempunyai pekerjaan sebagai PNS dan

lainnya. Sarana peribadatan yang terdapat di kelurahan Kelapa Lima

sebanyak 8 gedung (GMIT Galed, GMIT Kota Baru, GBI Mawar Sharon,

Page 3: BAB III Gambaran Tentang Bentuk Perubahan Identitas Sosial ......sebanyak 8 gedung (GMIT Galed, GMIT Kota Baru, GBI Mawar Sharon, 29 | P a g e Advent Hari Ke-7, HKBP, Kapela St. Anthonius,

29 | P a g e

Advent Hari Ke-7, HKBP, Kapela St. Anthonius, Mesjid Nurul Hidayah,

Mesjid Al Mutaqiem).

Sebagai kawasan pantai dan pesisir memiliki arti yang strategis karena

merupakan wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang

mempunyai ciri yang unik. Kekayaan sumber daya yang dimiliki di kawasan

pantai dan pesisir menimbulkan daya tarik bagi berbagai pihak untuk

memanfaatkan secara langsung atau untuk meregulasi pemanfaatannya

karena secara sektoral memberikan sumbangan yang besar dalam kegiatan

ekonomi, sebut saja seperti yang terjadi di kawasan Kelapa Lima ini yaitu

industri pariwisata. Keberdayaan masyarakat Kelapa Lima merupakan

modal utama masyarakat untuk mengembangkan dirinya serta

mempertahankan di tengah masyarakat lainnya. Masyarakat Kelapa Lima

yang sebagian besar merupakan masyarakat nelayan memiliki ciri yang

berbeda dengan masyarakat lainnya. Hal ini dikarenakan keterkaitannya

yang erat dengan karekterstik ekonomi wilayah pesisir, ketersediaan sarana

dan prasarana penunjang.

3.1.2. Keadaan Ekonomi Masyarakat Kelapa Lima

Daerah Kelapa Lima hampir 35% di isi oleh para pendatang terutama

dari jawa dan sebagainya.2 Komposisi ini berdampak pada perputaran dan

aktivitas ekonomi di Kelapa Lima karena para pendatang mendapat sumber

penghasilan dari upaya berdagang salah satunya adalah kuliner dan berbagai

sektor lainya (bidang wiraswasta).3

2 Wawancara, E. N,.......Kelapa Lima.

3 Laporan Bulanan, Kelurahan Kelapa Lima.

Page 4: BAB III Gambaran Tentang Bentuk Perubahan Identitas Sosial ......sebanyak 8 gedung (GMIT Galed, GMIT Kota Baru, GBI Mawar Sharon, 29 | P a g e Advent Hari Ke-7, HKBP, Kapela St. Anthonius,

30 | P a g e

Sebagai masyarakat pesisir dengan mayoritas masyarakatnya adalah

nelayan, hal ini membuat masyarakat Kelapa Lima masih berada dalam

taraf sosial ekonomi yang sederhana seperti nelayan yang turun ke laut

masih mengandalkan alat penangkapan yang masih tradisional.4 Nelayan

tradisional masih mengandalkan perahu dayung. Walaupun sudah sebagian

nelayan yang memiliki perahu yang digerakkan dengan mesin, tetapi alat

tangkap yang digunakan masih berupa pancing, jaring, jala dan pukat,

karena itu diperoleh terbatas. Selain itu keterbatasan pendidikan,

kemampuan dan ketrampilan serta teknologi yang dimiliki, membuat

mereka kurang mampu menghadapi tantangan alam. Karena hasil tangkap

tidak menentu yang bergantung pada musim cuaca. Kondisi kehidupan

sosial ekonomi nelayan dengan penghasilan yang tidak menentu dan tidak

mampu menghadapi tantangan buruk dengan peralatan yang sederhana

meskipun sudah ada peralatan yang digerak oleh mesin namun semua itu

belum mampu membuat masyarakat nelayan masih berada tetap posisi garis

kemiskinan secara ekonomi terutama pada buruh nelayan.5

3.1.3. Keadaan Sosial Budaya

Kendati masyarakat Kelapa Lima terdiri dari suku-suku yang ada di

NTT dan para pendatang dari luar NTT, mereka hidup dalam kerukunan

dan keselarasan jalinan sosial kemasyarakatan. Masyarakat asli kawasan

Kelapa Lima adalah suku Timor dan Rote.6 Meskipun hidup dalam adat dan

kebiasaan berlainan, masyarakat Kelapa lima memiliki rasa persaudaraan

dan solidaritas yang turun-temurun dan terpelihara. Keseimbangan

4 Wawancara, K.M,Pemerintahan Ke lapa lima, Oktober 2016.

5 Wawancara, M.N, Masyarakat, Kelapa Lima, Oktober 2016.

6 Wawancara,M. P, Jemaat, Kelapa Lima,Oktober 2016.

Page 5: BAB III Gambaran Tentang Bentuk Perubahan Identitas Sosial ......sebanyak 8 gedung (GMIT Galed, GMIT Kota Baru, GBI Mawar Sharon, 29 | P a g e Advent Hari Ke-7, HKBP, Kapela St. Anthonius,

31 | P a g e

pergaulan sosial masyarakat amat terasa dalam pergaulan sehari-hari di

semua pemukiman penduduk dan di setiap jengkal tanah yang masyarakat

huni. Meski warga Kelapa Lima dihuni penganut agama berbeda-beda,

namun warga hidup berdampingan penuh kerukunan dan toleransi.7

Bangunan rumah ibadah yang berdiri dengan megah gereja dan mesjid dan

beberapa sarana ibadah umat lainnya dibangun dengan jarak sepenggalah.

Suasana ini menciptakan kedamaian dan kesetiawanan. Hal ini dapat terlihat

pada hari-hari besar keagamaan dimana terdapat toleransi dan kerja sama

antara pihak gereja dan pihak mesjid dalam hal menjaga jalannya ritual

keagamaan.

Pada umumnya masyarakat pesisir mempunyai nilai budaya yang

berorintasi selaras dengan alam, kehidupan sosial masyarakat pesisir

Kelapa Lima tidak berbeda jauh dengan kehidupan sosial masyarakat

pesisir lainnya, sepertinya rendahnya pendidikan, produktivitas yang

sangat bergantung pada musim, terbatasnya modal usaha dan kurangnya

sarana penunjang yang ada.

3.1.4 Identitas Yang Ada di Kelapa Lima

Sebagai kawasan yang memiliki keberagaman suku dan agama yang

ada di kelurahan Kelapa Lima berikut beberapa hal yang menjadi identitas

yang dapat dijadikan sebagai keunikan yang ada di Kelapa Lima sehingga

terlihat berbeda dengan kawasan yang lain yang ada di Kota Kupang.

7 Wawancara, A.G,Jemaat, Kelapa Lima,Oktober 2016.

Page 6: BAB III Gambaran Tentang Bentuk Perubahan Identitas Sosial ......sebanyak 8 gedung (GMIT Galed, GMIT Kota Baru, GBI Mawar Sharon, 29 | P a g e Advent Hari Ke-7, HKBP, Kapela St. Anthonius,

32 | P a g e

Kawasan Kelapa Lima menjadi tempat yang dapat mengundang warga

kota Kupang dan juga wisatawan dari luar karena di kawasan ini terdapat

beberapa industri pariwisata seperti perhotelan, restaurant, area jogging

track dan pasar tradisional nelayan yang berada tepat di sekitar area pesisir

pantai Kelapa Lima, sehingga dapat di katakan bahwa keramaian yang

terjadi menjadi identitas dari kelurahan Kelapa Lima saat ini.

Meriam Peninggalan Perang

Dunia II Tempat Penguburan

Umum

Restaurant Timor Raya Restaurant Nelayan

Hotel Aston Restaurant taman Laut

Page 7: BAB III Gambaran Tentang Bentuk Perubahan Identitas Sosial ......sebanyak 8 gedung (GMIT Galed, GMIT Kota Baru, GBI Mawar Sharon, 29 | P a g e Advent Hari Ke-7, HKBP, Kapela St. Anthonius,

33 | P a g e

Millenium Ballroom

Area Jogging Track

Pasar Ikan

Hotel Barata Hotel On The Rock

Area Pesisir Kelapa Lima

Page 8: BAB III Gambaran Tentang Bentuk Perubahan Identitas Sosial ......sebanyak 8 gedung (GMIT Galed, GMIT Kota Baru, GBI Mawar Sharon, 29 | P a g e Advent Hari Ke-7, HKBP, Kapela St. Anthonius,

34 | P a g e

Bangunan-bangunan yang indah dan kokoh yang berada disepanjang

pesisir Kelapa Lima ini telah menjadi ikon dari kawasan Kelapa Lima

karena letaknya yang tepat berada di pesisir pantai.8 Dengan kehadiran

industri pariwisata yang indah dipandang mata ini membuat daya tarik dari

masyarakat setempat dan luar kota sehingga kawasan pesisir Kelapa Lima

dijadikan sebagai tempat wisata.

3.2 Gambaran Umum Konteks Sosial Jemaat GMIT Galed Kelapa Lima

Gambar : Gereja Galed Kelapa Lima

3.2.1 Sejarah Singkat GMIT Galed Kelapa Lima

GMIT Galed Kelapa Lima Klasis Kota Kupang merupakan hasil

pemekaran pelayanan dari anggota jemaat GMIT Talitakumi Pasir Panjang.

Pada tanggal 29 Oktober 1969 dibangunlah sebuah gedung gereja darurat

yang beratapkan ijuk dan berdinding bebak. Gedung ini dibangun atas

swadaya Jemaat yang pada saaat itu berjumlah 40 rumah tangga/ kepala

Keluarga. Pada tahun1976 di tempatkan seorang pendeta pertama yang

ditempatkan oleh sinode GMIT yaitu Pendeta Saul Kase S.Th. Barulah saat

8 Wawancara, P.R, Majelis Jemaat, Kelapa Lima,November 2016.

Page 9: BAB III Gambaran Tentang Bentuk Perubahan Identitas Sosial ......sebanyak 8 gedung (GMIT Galed, GMIT Kota Baru, GBI Mawar Sharon, 29 | P a g e Advent Hari Ke-7, HKBP, Kapela St. Anthonius,

35 | P a g e

itu jemaat GMIT Galed memasuki era mandiri dan bertangung jawab

langsung kepada Klasis dan Sinode GMIT, pada tahun 1978 dilakukan

pembangunan gedung gereja permanen yang digunakan untuk pelayanan

kebaktian jemaat Galed Kelapa Lima.

Seiring berjalannya waktu jemaat yang mengikuti ibadah semakin

banyak dan kehadiran jemaatpun mengalami pertambahan. Sampai saat ini

total jemaat kira-kira mencapai ±500 Kepala Keluarga. Peningkatan

kehadiran jemaat ini tidak sebanding dengan gedung gereja yang lama, yang

tentunya tidak dapat lagi menampung seluruh anggota jemaat. Gedung

gereja yang lama telah dimakan usia sehingga keadaan fisik gedung tidak

layak untuk dipergunakan, misalnya tembok dinding bangunan, rangka

pintu, jendela dan rangka atap yang mulai lapuk dan rapuh.

Menyadari kondisi gedung gereja yang tidak memungkinkan untuk

ditempati, maka pada bulan April 1999 melalui sidang Majelis Jemaat

disepakati bahwa perlu segera direncanakan pembangunan gedung gereja

yang baru, dengan kapasitas yang memadai serta kekuatan fisik gedung

yang kokoh. Berdasarkan keputusan tersebut dilakukan pembangunan

gedung gereja yang baru secara bertahap, sebab pembangunan gedung

gereja yang baru ini memerlukan biaya yang tidak sedikit.

Sejak tahun 2005 dengan pertolongan Tuhan, melalui banyak pihak

yang tergerak untuk menyumbang maupun berpartisipasi langsung dalam

pembangunan ini. Adapun melalui sidang jemaat pada tanggal 30 Januari

2006, maka ditetapkan keputusan bahwa tiap jemaat menyumbang

Rp.1000/hari untuk mencukupi biaya pembangunan gedung Gereja yang

Page 10: BAB III Gambaran Tentang Bentuk Perubahan Identitas Sosial ......sebanyak 8 gedung (GMIT Galed, GMIT Kota Baru, GBI Mawar Sharon, 29 | P a g e Advent Hari Ke-7, HKBP, Kapela St. Anthonius,

36 | P a g e

baru. Setelah mengalami proses yang begitu panjang, maka pada bulan

Oktober tahun 2014 diresmikan gedung gereja GMIT Galed yang baru.

Semua anggota jemaat ikut merayakan peresmian gedung gereja yang baru.

3.2.2 GMIT Galed Masa Kini

3.2.1 Letak Geografis GMIT Galed

Daerah Kelapa Lima dikenal sebagai daerah pinggiran oleh karena

letaknya berada di sekitar pesisir pantai (yaitu Pantai Pasir Panjang,

Pantai Kelapa Lima dan Pantai Lasiana) yang saat ini menjadi tempat

wisata yang dikunjungi oleh masyarakat Kota Kupang dan juga para

wisatawan. Dalam hal akses transportasi GMIT Galed pun sangat

terjangkau oleh karena GMIT Galed berada tepat di Jalan Timor Raya.

Jalan Timor Raya merupakan jalur utama transportasi antar kota, luar

kota Kupang bahkan juga sebagai Jalan Negara yang menghubungkan

Negara Indonesia dengan Negara Timor Leste.

3.2.2 Konteks Jemaat GMIT Galed Kelapa Lima

Mayoritas jemaat GMIT Galed berasal dari suku-suku asli NTT

yang disebut sebagai FLOBAMORA yaitu : Flores, Sumba, Timor dan

Alor. Adapun suku-suku asli lainnya seperti Sabu, Rote, Manggarai,

Ende, dsb. Selain itu juga ada anggota jemaat perantau seperti Batak,

Jawa dan Toraja yang berdomisili di kota Kupang dan menjadi anggota

jemaat tetap dan menetap di GMIT Galed. Hal ini menggambarkan

bahwa jemaat GMIT Galed merupakan Jemaat yang pluralis dan akan

akan keberagamaan budaya di dalamnya.

Page 11: BAB III Gambaran Tentang Bentuk Perubahan Identitas Sosial ......sebanyak 8 gedung (GMIT Galed, GMIT Kota Baru, GBI Mawar Sharon, 29 | P a g e Advent Hari Ke-7, HKBP, Kapela St. Anthonius,

37 | P a g e

Mayoritas jemaat GMIT Galed merupakan jemaat lama yang sudah

bertahun-tahun tinggal di kecamatan Kelapa Lima. Adapun di antara

keluarga Anggota Jemaat GMIT Galed, masih ditemukan adanya

hubungan kekeluargaan yang baik antara satu dan lainnya. Hal ini

menunjukkan bahwa keberadaan GMIT Galed dipahami sebagai sebuah

keluarga Allah (familia Dei).9

Saat ini GMIT Galed dilayani oleh dua pendeta jemaat yaitu Pdt.

Sumarlise Ruku-Maakh, S.Th sebagai Ketua Majelis (terhitung Oktober

2016), dan Pdt. Welly De Haan-Touselak. Batas wilayah pelayanan

Majelis GMIT Galed hanya dalam lingkup kecamatan Kelapa Lima dan

dilaksanakan terbagi dalam 9 rayon atau wilayah. Masing-masing rayon

didampingi oleh Anggota Majelis rayon yaitu Penatua dan Diaken.

3.2.3 Konteks Jemaat GMIT Galed secara Perekonomian dan

Pendidikan

Telah dikatakan di atas secara geografis GMIT Galed tepat berada

di sekitaran pesisir pantai, maka tidak heran pantai menjadi salah satu

tempat bagi jemaat GMIT Galed. Sebagian besar pekerjaan jemaat Galed

adalah pekerja “nelayan” yaitu mencari nafkah di pantai.10

Jemaat yang hidup di pesisir pantai terkenal dengan perwatakan

yang sangat keras dan memiliki perekonomian yang sulit. Hal ini bukan

tanpa sebab, dikarenakan kehidupan jemaat yang harus bergantung pada

alam. Pendapatan jemaat sebagai pekerja nelayan yang diperoleh masih

bersifat harian dan ditentukan oleh musim (tidak menentu). Ditambah

9 Berdasarkan Perubahan Pertama Tata Dasar GMIT 2010,1.

10 Berdasakan Data yang di dapat dari Tata Usaha Gereja GMIT Galed, 13 Oktober 2016

Page 12: BAB III Gambaran Tentang Bentuk Perubahan Identitas Sosial ......sebanyak 8 gedung (GMIT Galed, GMIT Kota Baru, GBI Mawar Sharon, 29 | P a g e Advent Hari Ke-7, HKBP, Kapela St. Anthonius,

38 | P a g e

pula dengan tuntutan kehidupan yang saat ini semakin tinggi, seperti

biaya sekolah, harga bahan makanan dan barang dan lain sebagainya.

Pada akhirnya adapun anggota jemaat memilih cara lain untuk

mempertahankan kehidupannya dengan cara menjual barang-barang

berharga yang mereka miliki dan bahkan melakukan hutang-piutang.

Adapun gaya hidup anggota jemaat yang masih kurang baik dan

melekat sampai sekarang, seperti berjudi, perkalian dan mabuk-

mabukkan. Kecendrungan gaya hidup seperti ini ditemukan pada

keluarga-keluarga yang bekerja sebagai pekerja serabutan yang memiliki

penghasilan tidak stabil/menentu.11

Hal ini disebabkan oleh karena

pengaruh lingkungan sosial, pola pikir, minimnya pendidikan dan hal ini

juga dipahami oleh mereka sebagai salah satu cara untuk menghilangkan

stress akan kesulitan yang sedang mereka alami. Padahal kenyataannya

untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari saja, mereka masih sangat sulit.

Namun gaya hidup seperti itulah yang masih dipertahankan, sehingga

tidak heran bahwa gaya hidup para pekerjaa serabutan sangat keras dan

memiliki stigma negatif terhadap mereka.

Telah dipaparkan di atas bahwa pendidikan juga menjadi salah satu

faktor yang berpengaruh di dalam keluarga jemaat yang berpenghasilan

tidak tetap. Pendidikan dapat dicapai sebatas SD, bahkan tak jarang ada

pula anggota jemaat yang harus berhenti sekolah untuk membantu

11

Wawancara, R.B, Majelis, Paradiso,November 2016.

Page 13: BAB III Gambaran Tentang Bentuk Perubahan Identitas Sosial ......sebanyak 8 gedung (GMIT Galed, GMIT Kota Baru, GBI Mawar Sharon, 29 | P a g e Advent Hari Ke-7, HKBP, Kapela St. Anthonius,

39 | P a g e

keluarganya demi mencukupi kebutuhan sehari-hari seperti menjual ikan

keliling.12

Faktor minimnya perekonomian dan pendidikan tentunya menjadi

salah satu pergumulan di dalam kehidupan anggota jemaat GMIT Galed.

Minimnya perekonomian dan pendidikan pun berimbas dalam hal

sulitnya jemaat dalam hal mencari pekerjaan, kurangnya partisipasi

jemaat dalam pelayanan ataupun kegiatan gerejawi, kurangnya

kecakapan jemaat dalam hal perkunjungan maupun dalam hal

menyampaikan aspirasi, tidak adanya kepercayaan diri serta terbentuknya

pola pikir jemaat yang masih sempit. Tentunya hal-hal seperti ini menjadi

keprihatinan tersendiri juga bagi gereja, dalam hal ini gereja pun tetap

selalu membantu serta mendorong jemaat untuk lebih aktif dan beralih

kepada suatu perubahan dalam menyikapi sulitnya kehidupan. 13

3.2.4 Bentuk Perubahan Identitas Sosial Berkaitan dengan Pembangunan

Industri Pariwisata di Jemaat GMIT Galed

Dalam kehidupan masyarakat tentu mengalami perubahan karena

ada dinamika sosial di dalamnya yang menandakan adanya kehidupan.

Perubahan dalam suatu masyarakat dapat berlangsung dengan cepat atau

lambat sehinga menghadirkan perubahan dan pengaruh. Jemaat Galed

merupakan masyarakat pesisir yang hidup di kawasan pesisir pantai

Kelapa Lima.

Bentuk Persembahan Jemaat

12

Wawancara, N.M......Kelapa Lima. 13

Wawancara, W.T, Pendeta,Galed, November 2016..

Page 14: BAB III Gambaran Tentang Bentuk Perubahan Identitas Sosial ......sebanyak 8 gedung (GMIT Galed, GMIT Kota Baru, GBI Mawar Sharon, 29 | P a g e Advent Hari Ke-7, HKBP, Kapela St. Anthonius,

40 | P a g e

Sebagai jemaat yang terletak di pesisir pantai tentulah membuat jemaat

semakin dekat dengan alam. Dulunya jemaat mengenal persembahan

natura yang sering terjadi dalam ibadah-ibadah khusus. Di mana ada

jemaat yang membawa hasil pertanian dan hasil laut dari nelayan.14

Seiring dengan adanya industri pariwisata yang telah ada hampir satu

dekade ini jemaat Galed Kelapa Lima sudah tidak lagi memberikan

hasil natura sebagai bentuk persembahan. Hal ini juga terjadi lantaran

telah tersedianya pasar ikan yang telah hadir di kawasan tersebut. Dan

banyak jemaat yang dulunya berprofesi sebagai nelayan kini telah

beralih profesi.

Ibadah Kategorial

Tak jarang wisata rohani berupa ibadah kategorial dalam jemaat Galed

Kelapa Lima dilakukan di kawasan pesisir pantai.15

Ibadah kategorial

seperti ibadah pemuda dan ibadah Persekutuan Anak dan Remaja

(PAR) sering dilakukan di kawasan pantai. Kini wisata rohani sudah

tidak dilakukan bisa dilakukan lagi dikawasan pantai Kelapa Lima, jika

hendak melakukan wisata rohani maka harus dilakukan di kawasan luar

Kelapa Lima.

Jemaat yang individualis

Sikap individualis jemaat kadang beribadah menjadikan berkat bagi diri

sendiri. Keadaan ini tidak mendukung relasi simpati dan empati antara

jemaat yang satu dengan yang lain akibat dari tindakan ini ialah tidak

adanya saling membanggun iman dan kesatuan untuk terus bersandar

14

Wawancara, ML, Majelis Rayon, Kelapa Lima, Oktober 2016. 15

Wawancara, R.J, Pengajar PAR, Kelapa Lima, Oktober 2016.

Page 15: BAB III Gambaran Tentang Bentuk Perubahan Identitas Sosial ......sebanyak 8 gedung (GMIT Galed, GMIT Kota Baru, GBI Mawar Sharon, 29 | P a g e Advent Hari Ke-7, HKBP, Kapela St. Anthonius,

41 | P a g e

kepada Kristus.16

Dengan adanya modernisasi membuat jemaat bisa

melakukan segala sesuatu dengan cepat, praktis, sehingga terlihat

kadang menjauhkan setiap pribadi untuk saling menolong, menjauhkan

setiap pribadi, menyibukkan diri dengan hal-hal lain sehingga waktu

mereka tersita untuk pekerjaan yang mereka lakukan, baik di darat

maurut di laut. Waktu yang diperlukan untuk bekerja dan bersekutu

dengan sesama terkadang lebih digunakan untuk bekerja.

Kehadiran Jemaat dan Pola berbusana

Karena dikeliling oleh industri pariwisata maka tak heran jika

kehadiran jemaat pada saat kebaktian minggu juga dihadiri oleh tamu-

tamu dari luar kawasan Kelapa Lima baik dalam kota maupun dari luar

kota yang adalah para wisatawan yang sedang menginap di hotel-hotel

yang ada di kawasan lima sehingga tak jarang mereka hadir dalam

ibadah yang ada. Tak dapat dipungkiri juga pola berbusana yang

semakin modern yang dibawah oleh para wisatawan membuat

jemaatpun mengikuti pola busana dari luar (terbuka dan sexy), dari

yang dulunya pola busana yang sederhana.

3.3.1 Bentuk Perubahan Warga Jemaat Galed dalam konteks Sosial :

Berikut beberapa bentuk perubahan warga jemaat dalam konteks

sosial berkaitan dengan industri pariwisata:

Pekerjaan

16

Wawancara, S,R M,......... Kelapa Lima.

Page 16: BAB III Gambaran Tentang Bentuk Perubahan Identitas Sosial ......sebanyak 8 gedung (GMIT Galed, GMIT Kota Baru, GBI Mawar Sharon, 29 | P a g e Advent Hari Ke-7, HKBP, Kapela St. Anthonius,

42 | P a g e

Mata pencaharian masyarakat pesisir pada umumnya sebagai

nelayan, mereka mencari rezeki dari laut walaupun sekuat apapun ombak

mereka mencari rezeki dari laut walaupun sekuat apapun apapun ombak

mereka tetap melaut, panas terik dan bahaya tidak mereka hiraukan demi

untuk anak mereka.17

Kadang-kadang mereka melaut tidak membawa

hasil saat mereka pulang dari melaut. Masyarakat pesisir memanfaatkan

laut sebaik-baiknya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dan

sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat yang jauh dari pesisir atau

laut.

Pekerjaan sebagai nelayan dipercayai memiliki nilai-nilai luhur

yang tinggi. Kehidupan nelayan bergantung pada kondisi alam dan

sumber daya ikan yang ada, artinya nelayan mempercayai kehidupan

pada berkah yang diberikan sang pencipta.18

Masyarakat Kelapa Lima yang juga adalah jemaat Galed yang

berprofesi sebagai nelayan juga mengalami kendala ketika lahan kerja

mereka, di daerah pesisir dan laut yang dari awalnya menjadi milik

mereka secara cuma-cuma kini mereka harus berputar mencari

lahan/kawasan baru untuk dapat melaut dan menyandarkan kapal-kapal

kecil milik mereka.19

Sejak adanya pembangunan industri di kawasan

pesisir pantai Kelapa Lima, para nelayan berlomba-lomba melaut untuk

mendapatkan hasil, namun tidak semua nelayan mempertahankan

pekerjaannya sebagai nelayan. Hal ini disebabkan harus adanya modal

dan lahan kerja yang tersedia. masyarakat belum mampu menyesuaikan

17

Wawancara, J.P, Paradiso, November 2016, 18

Wawancara, J.P,.... Paradiso. 19

Wawancara, M. S, Masyarakat, kelapa Lima, November 2016,

Page 17: BAB III Gambaran Tentang Bentuk Perubahan Identitas Sosial ......sebanyak 8 gedung (GMIT Galed, GMIT Kota Baru, GBI Mawar Sharon, 29 | P a g e Advent Hari Ke-7, HKBP, Kapela St. Anthonius,

43 | P a g e

diri dengan situasi perubahan yang terjadi, dalam hal ini melakukan

persaingan dengan orang-orang yang menciptakan perubahan untuk

keuntungan dirinya dan kelompoknya.20

Sekarang nelayan melaut dan hasilnya tidak dapat ia jajakan sendiri

karena sudah ada para penjual ikan, hal ini dikarenakan kerja sama yang

terjadi. Siapa yang mempunyai modal pastinya akan menopang

pekerjaannya untuk lebih maju.21

Hal ini juga berdampak pada

masyarakat khususnya yang berprofesi sebagai nelayan dikarenakan

lahan kerja mereka yang dibatasi dan juga berdampak pada hasil tangkap

nelayan.22

Bagi masyarakat kecil yang hidup secara pas-pas’an mereka

tidak bisa menikmati pantai yang dulunya menjadi milik mereka secara

cuma-cuma.

Ruang Terbuka Hijau

Selain sebagai daerah pesisir pantai kawasan Kelapa Lima juga

terdapat Ruang Terbuka Hijau. Di mana terdapat area memanjang/jalur

yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman,

baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ada di kawasan pesisir pantai

khususnya di Kelapa Lima seperti :

Taman rekreasi yang merupakan tempat rekreasi yang berada di alam

terbuka tanpa dibatasi oleh suatu bangunan, yang berhubungan dengan

20

Wawancara,Y.A, Kelapa Lima, November 2016. 21

Wawancara, T. P, Kelapa Lima,November 2016. 22

Wawancara, L.N, Kelapa Lima,November 2016.

Page 18: BAB III Gambaran Tentang Bentuk Perubahan Identitas Sosial ......sebanyak 8 gedung (GMIT Galed, GMIT Kota Baru, GBI Mawar Sharon, 29 | P a g e Advent Hari Ke-7, HKBP, Kapela St. Anthonius,

44 | P a g e

lingkungan dan berorientasi pada penggunaan sumber daya alam seperti

pemandangan alam, kehidupan di alam bebas.

Namun seiring berjalannya waktu kawasan pesisir ini mengalami

perubahan. Tidak ada lagi pohon-pohon yang berdiri karena telah

digantikan dengan bangunan-bangunan yang kokoh seperti perhotelan

dan restaurant.23

Pemakaman umum yang merupakan salah satu fasilitas

sosial yang berfungsi sebagai tempat pemakaman bagi masyarakat

Kelapa Lima yang meninggal dunia juga terdapat dikawasan pesisir

pantai Kelapa Lima.

Tempat pemakaman umum yang kini di apit oleh 2 buah hotel besar, jadi

jika ada masyarakat yang mau menguburkan keluarganya maka pihak-

pihak yang bersangkutan (misalnya pihak gereja yang akan memimpin

ibadah pemakaman) harus meminta ijin dulu ke pihak hotel untuk masuk

ke kawasan tersebut barulah pintu dibukakan dan melakukan

pemakaman.24

Hal ini dikarenakan tempat tersebut juga sudah menjadi

bagian dari kawasan hotel.

Akan tetapi perubahan, baik disadari maupun tidak pasti dialami

oleh setiap dan masyarakat Kelapa Lima. Kepastian perubahan ini,

sebagaimana ditegaskan Triguna25

bahwa secara universal tidak ada

satupun masyarakat dan kebudayaan di dunia yang mengalami proses

perubahan.

23

Wawancara, J.S, Kelapa Lima,November 2016, 24

Wawancara, W.T, Kelapa Lima,November 2016. 25

Triguna, Budaya Kerja,( Jakarta : Gunung Agung,1999), 12.

Page 19: BAB III Gambaran Tentang Bentuk Perubahan Identitas Sosial ......sebanyak 8 gedung (GMIT Galed, GMIT Kota Baru, GBI Mawar Sharon, 29 | P a g e Advent Hari Ke-7, HKBP, Kapela St. Anthonius,

45 | P a g e

Dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan industri pariwisata disuatu

di kawasan Kelapa Lima terhadap Sosial Budaya sangat terasa apalagi

daerah tersebut menerima pengaruh dengan cepat tanpa ada penyaringan

yang ketat terhadap kedatangan wisatawan. Salah satu hal adalah dimana

kawasan Kelapa Lima yang ditiju merupakan daerah yang lemah dalam

bidang ekonomi, dengan sendirinya akan mengikuti perkembangan dan

merubah tatanan perekonomian sendiri salah satu contoh mengubah mata

pencaharian semula yang mereka lakukan secara tradisional menjadi

modern. Industri pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung

menyentuh dan melibatkan masyarakat yang dituju, sehingga membawa

berbagai dampak terdapat masyarakat setempat.

Pada sisi yang lain pariwisata juga dipengaruhi oleh sektor publik,

khususnya infrastuktur dasar (jalan, persedian air, dan sebagainya). Di

sisi lain, sektor pariwisata terdiri dari kepemilikan pribadi dan

kepentingan bisnis yang dioperasikan sedemikian rupa, sehingga sulit

untuk dilakukan koordinasi dan mengatur hal-hal tersebut.26

Pariwisata tidak hanya sebagai bentuk menguatnya identitas lokal,

tetapi juga merupakan bentuk lain dari dominasi kekuatan global yang

menjelajahi setiap sudut dunia ini.27

26

Robinson & Picard, Tourism, Culture......,9. 27

Ana Maria Munar, "Challenging the Brand," in Tourism Branding: Communities in Action, ed. Liping A. Cai, William C. Gartner and Ana Maria Munar, (United Kingdom: Emerald Group Publishing Limited, 2009), 33.