bab iii eggi sudjana dan demonstrasi 3.1. biografi eggi...

25
BAB III EGGI SUDJANA DAN DEMONSTRASI 3.1. Biografi Eggi Sudjana Eggi Sudjana lahir pada tanggal 3 Desember 1959 di Jakarta. Orang tua Eggi bernama H. Sukarna dan Djudju Arsanah. Bapaknya sebagai pegawai negeri di Departemen Kesehatan, sedangkan ibunya Djudju Arsanah bekerja di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Saudara Eggi berjumlah tujuh orang, hanya ia sendiri yang lelaki, selebihnya perempuan. Jadi anak H. Sukarna dan Djudju Arsanah berjumlah delapan orang, Eggi Sudjana anak yang terakhir. Rumah keluarga H. Sukarna (orang tua Eggi) berlokasi di Jalan. Johar Baru I/ 23, Jakarta Pusat. 1 Karena orang tua Eggi bekerja sebagai pegawai negeri dan pegawai rumah sakit maka penghasilannya bisa dikatakan lebih dari cukup meski tidak berlebihan. Maka sebagai anak kesayangan orang tuanya tidak mengherankan dalam banyak hal termasuk fasilitas, Eggi mendapat lebih baik daripada tujuh saudaranya yang lain. Sebagai anak manja, masa kecil Eggi penuh dengan histori dan romantika hidup. Pada waktu kecil Eggi suka bermain gundu, bila sudah berkumpul bersama teman- temannya, Eggi sering lupa pulang. Akibatnya saudara- saudara ( kakaknya) repot mencari kesana kemari. Terkadang, ia datang dengan tangis, kalau tidak berantem, ya 1 . Ahmad Fachruddin, 2000, Jihad Sang Demonstran, Jakarta: Raja Grafindo Persada, hlm. 4

Upload: lamanh

Post on 02-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III EGGI SUDJANA DAN DEMONSTRASI 3.1. Biografi Eggi ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · belum menjadi mahasiswa ( masih SMP). Pada tahun 1975

BAB III

EGGI SUDJANA DAN DEMONSTRASI

3.1. Biografi Eggi Sudjana

Eggi Sudjana lahir pada tanggal 3 Desember 1959 di Jakarta. Orang

tua Eggi bernama H. Sukarna dan Djudju Arsanah. Bapaknya sebagai

pegawai negeri di Departemen Kesehatan, sedangkan ibunya Djudju

Arsanah bekerja di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Saudara

Eggi berjumlah tujuh orang, hanya ia sendiri yang lelaki, selebihnya

perempuan. Jadi anak H. Sukarna dan Djudju Arsanah berjumlah delapan

orang, Eggi Sudjana anak yang terakhir. Rumah keluarga H. Sukarna (orang

tua Eggi) berlokasi di Jalan. Johar Baru I/ 23, Jakarta Pusat.1

Karena orang tua Eggi bekerja sebagai pegawai negeri dan pegawai

rumah sakit maka penghasilannya bisa dikatakan lebih dari cukup meski

tidak berlebihan. Maka sebagai anak kesayangan orang tuanya tidak

mengherankan dalam banyak hal termasuk fasilitas, Eggi mendapat lebih

baik daripada tujuh saudaranya yang lain. Sebagai anak manja, masa kecil

Eggi penuh dengan histori dan romantika hidup. Pada waktu kecil Eggi suka

bermain gundu, bila sudah berkumpul bersama teman- temannya, Eggi

sering lupa pulang. Akibatnya saudara- saudara ( kakaknya) repot mencari

kesana kemari. Terkadang, ia datang dengan tangis, kalau tidak berantem, ya

1. Ahmad Fachruddin, 2000, Jihad Sang Demonstran, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

hlm. 4

Page 2: BAB III EGGI SUDJANA DAN DEMONSTRASI 3.1. Biografi Eggi ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · belum menjadi mahasiswa ( masih SMP). Pada tahun 1975

kalah main gundu karena itulah oleh teman- temannya Eggi dikenal sebagai

anak yang bandel.

Cerita Eggi berkelahi hampir setiap hari didengar keluarga Sukarna

dan yang jadi sasaran marah orang tua ( H. Sukarna) adalah kakaknya, yang

menjadi tugas menjaga adiknya. Karena sering berkelahi, Eggi dilarang

bermain dan dikurung dirumah oleh kakaknya. Sebagai pengamanan

preventif yang dilakukan kakaknya muncul ide memakaikan baju

perempuan kepada Eggi. Tanpa disadari oleh saudaranya, perlakuan yang

diterapkan kepada Eggi secara psikologis membuatnya tertekan. Ia mulai

melawan dan suka memberontak, terutama ketika diperlakukan tidak adil.

Pada tahun 1966 Eggi memasuki sekolah dasar, bocah pendiam

berkulit cokelat masih tetap masuk dalam kategori anak bandel. SDN Johar

Baru Jakarta Pusat adalah tempat menuntut ilmu waktu kecilnya.2 Ketika

bersekolah ia lebih suka memakai sandal Jepang ( sandal jepit) daripada

memakai sepatu karena lebih praktis, bebas dan sederhana. Selain sekolah

umum (SD) Eggi diwajibkan menuntut ilmu agama dengan mengaji kepada

ustadz H. Murtadho. Tidak cukup sampai di situ, agar lebih yakin orang tua

Eggi sengaja mendatangkan guru ngaji kerumah, itu dilakukan karena

keluarga H. Sukarna paham betul bahwa pendidikan agama menjadi faktor

utama untuk mencetak pribadi muslim.

Di sekolah Eggi termasuk murid yang biasa- biasa saja. Tapi dalam

soal sejarah jangan ditanya. Kehandalan Eggi terhadap mata pelajaran ini

2. Wawancara melalui faks, 23 Februari 2006

Page 3: BAB III EGGI SUDJANA DAN DEMONSTRASI 3.1. Biografi Eggi ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · belum menjadi mahasiswa ( masih SMP). Pada tahun 1975

sejak guru ngajinya ustadz H. Murtadlo semasa sekolah dasar (SD) banyak

bercerita tentang kisah heroik Nabi besar Muhammad SAW, menimbulkan

gairahnya untuk mengetahui lebih banyak latar belakang seorang tokoh-

tokoh pejuang. Untuk itu ia menjadi senang kepada pelajaran sejarah. Dari

sejarah pula, ia bisa memahami sebab musabab dari suatu peristiwa. Lewat

pelajaran sejarah Eggi banyak mengenal karakter dan sepak terjang tokoh-

tokoh masyarakat ketika mengambil suatu kebajikan. Dari sekian banyak

pejuang dan tokoh dunia baik politikus, ekonomi, maupun pahlawan dalam

bidangnya masing- masing. Yang sangat membekas dalam diri Eggi adalah

ketokohan Nabi Muhammad SAW. Cerita tentang sosok Nabi Muhammad

SAW semakin ia ketahui lebih dalam dari guru sekaligus tokoh agama dan

pemimpin Persis K.H. Eman Sar`an yang secara intens menceritakan

keluhuran budi pekerti Nabi Muhammad SAW. Secara berangsur-angsur

pemahaman Eggi tentang agama semakin kental. Setiap malam, terutama

dalam bulan puasa, seusai sholat Tarawih ia dengan aktif mengikuti

pengajian dan ceramah agama dirumah K.H. Eman Sar`an mengenai

berbagai hal termasuk tentang sejarah dari para Nabi dan sahabatnya.

Pada tahun 1972 Eggi lulus SDN Johar Baru, bersamaan dengan itu

Eggi masuk kejenjang pendidikan menengah pertama (SMP) di SMPN 76

Jakarta.3 Pada tahun 1974, Eggi sering kali melihat aksi demo di Universitas

Indonesia. Ia mulai mengikuti (melihat serta mengamati) aksi- aksi

mahasiswa tanpa pernah tahu proses-proses awal demonstrasi, padahal

3. Ibid

Page 4: BAB III EGGI SUDJANA DAN DEMONSTRASI 3.1. Biografi Eggi ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · belum menjadi mahasiswa ( masih SMP). Pada tahun 1975

belum menjadi mahasiswa ( masih SMP). Pada tahun 1975 Eggi lulus dari

SMPN 76 Jakarta.

Tahun 1975, Eggi memasuki sekolah menengah atas ( SMA), ia

sekolah di SMAN 30 Jakarta.4 Waktu SMA ini, Eggi aktif dalam pelajaran

ekstra kurikuler, bahkan pernah menjadi ketua OSIS, posisi itu menjadi

modal utama bagi Eggi untuk mempelajari tentang cara pengumpulan dan

mengorganisir massa. Ia mengasah kemampuan dalam melakukan orasi dan

berpidato meski hanya dengan rekan sekolahnya.

Setamat SMA, pada tahun 1979 Eggi masuk keperguruan tinggi,

tepatnya di Universitas Jayabaya Jakarta. Eggi kuliah di Fakultas Hukum

serta lulus pada tahun 1985. Semangat berorganisasi semasa di SMA

ternyata masih melekat pada dirinya, sehingga awal- awal kuliah muncul

keinginannya aktif berorganisasi. Maka pada tahun awal kuliah ia masuk

HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) dengan mengikuti training latihan kader

dasar di Sukabumi. Selain HMI, Eggi juga aktif berdiskusi bersama rekan-

rekannya mengenai esensi ajaran Islam. Forum diskusi itu dinamai Mustika,

kata Mustika diambil dari nama jalan kost mereka di Rawamangun Jakarta

Timur.

Di bangku kuliah ini pengalaman organisasinya semakin terasah,

dengan bukti ia menjadi Senat Fakultas Hukum Universitas Jayabaya

periode 1980-1981. Masih di tahun yang sama Eggi juga menjabat sebagai

Sekretaris Jenderal HMI Komisariat Fakultas Hukum Jayabaya. Memasuki

4. Ibid

Page 5: BAB III EGGI SUDJANA DAN DEMONSTRASI 3.1. Biografi Eggi ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · belum menjadi mahasiswa ( masih SMP). Pada tahun 1975

tahun 1982 Eggi dipercaya menjadi Komandan Resimen Mahasiswa

(Menwa) Bataliyon 13 Universitas Jayabaya dan Koordinator HMI

Universitas. Pengalaman berorganisasi Eggi ternyata tidak terbatas pada

organisasi keIslaman, tapi juga kegiatan kemahasiswaan yang lain, dengan

bukti ia ditunjuk menjadi Komandan Menwa. Dengan ketekunan dan

semangatnya dalam berorganisasiannya, Eggi dipercaya untuk menjadi

ketua Umum HMI Cabang Jakarta pada tahun 1983-1984. Kepercayaan

yang diserahkan padanya menjadi ketua HMI bukan karena keberuntungan,

akan tetapi lebih disebabkan keloyalan pada oragnisasi.

Kariernya di HMI tidak hanya pada tingkatan cabang, ia mulai

merambah kejenjang yang lebih tinggi yaitu menjadi Ketua Umum PB HMI

periode 1986-1988. HMI ia ibaratkan sebagai alat berkreasi serta berjuang

demi cita-cita Islam, baik berkreasi pada keintelektualan maupun gerakan

waktu kuliah. Eggi seakan menemukan kecocokan ketika di HMI, salah satu

alasannya adalah Islam. Islam sebagai azas dan garis besar perjuangan HMI,

sehingga menarik perhatiannya untuk berjuang bersama kawan-kawannya.

Keberhasilan Revolusi Iran tahun 1979 yang dipimpin oleh Imam

Khomeini memunculkan Ghirah terhadap umat Islam termasuk Indonesia.

Dari sinilah ghirah Islam Eggi Sudjana lebih sedikit banyak dipengaruhi

oleh Revolusi Islam Iran. Keberhasilan Revolusi Iran berdampak pada

bangkitnya kesadaran intelektual di dunia internasional. Bahkan pada tahun

(1979) itu juga, tepatnya setelah Revolusi Islam Iran berjaya, disebut- sebut

sebagai tahun kebangkitan Islam. Imam Khomeini yang menjadi tokoh

Page 6: BAB III EGGI SUDJANA DAN DEMONSTRASI 3.1. Biografi Eggi ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · belum menjadi mahasiswa ( masih SMP). Pada tahun 1975

sentral dalam Revolusi itu menjadi idola pemuda Islam termasuk Eggi

Sudjana. Sikap revolusioner Khomeini dan keteguhannya sangat ingin

diteladani Eggi, bagaimana keberanian Khomeini dalam memerangi

ketidakadilan.

Waktu kuliah maupun semasa aktif di HMI Eggi berteman akrab

dengan Erlangga dan MS. Ka`ban yang sekarang menjadi kabinet Indonesia

Bersatu (Menteri Kehutanan) masa kepimpinan SBY-JK. Kedua sahabatnya

ini akrab tidak hanya waktu di HMI, tapi juga sebagai teman diskusi.

Lingkungan keintelektualan waktu kuliah menjadikan Eggi semakin kokoh

memegang Islam sebagai dasar pemikiran serta berperilaku beliau. Ghirah

Islam Eggi Sudjana banyak mempengaruhi beliau sampai pada tingkatan

menyikapi suatu masalah sosial, ekonomi, politik. Penyikapan yang Eggi

lakukan terkadang dengan menggunakan demonstrasi. Seperti penolakan

kenaikan biaya pendidikan waktu kuliah di Universitas Jayabaya, demo

penolakan SDSB pada tanggal 10 November 1993, demo di Jerman

mengenai nasib Masjidil Aqsa yang dibombardir Israel dan masih banyak

lagi.5

Sukses berorganisasi waktu Eggi kuliah ternyata ia juga berhasil

dalam masalah akademik. Setelah lulus dari Fakultas Hukum universitas

Jayabaya Jakarta tahun 1985, ia melanjutkan kuliah lagi di Jerman pada

tahun 1990. Ia mengambil S2 program Sosiologi TU Berlin, tidak cukup

dengan itu Eggi juga kuliah S2 Manajemen Lingkungan Hidup Institut

5. Ahmad Fachruddin, Op.cit, hlm. 61

Page 7: BAB III EGGI SUDJANA DAN DEMONSTRASI 3.1. Biografi Eggi ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · belum menjadi mahasiswa ( masih SMP). Pada tahun 1975

Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 1990. Masih di era tahun 90-an tepatnya

1995 Eggi diberi amanat menjadi Ketua Umum MAIHLI ( Masyarakat

Islam untuk Hak Asasi Manusia dan Lingkungan Hidup), serta Presiden

Persaudaraan Muslim Indonesia (PPMI) tahun 1998.

Eggi ialah seorang intelektual muslim yang konsen pada masalah

buruh. Tidak hanya itu ia juga berkecimpung dalam masalah Demokrasi,

HAM serta lingkungan. Perhatiannya pada masalah buruh, demokrasi, HAM

dipandang dari kacamata Islam, dari sinilah yang membedakan Eggi dengan

para intelektual-intelektual lainnya. Pemikiran Eggi pada masalah sosial

selalu bermuarakan Islam sebagai pijakannya. Dengan kata lain Islam

dijadikan patokan berfikirnya untuk menjawab permasalahan sosial

masyarakat.

Beliau sekarang ini sebagai dosen tetap FH UIKA Bogor, dan kini

menjadi pimpinan Law Firm HSJ dan Parners serta berprofesi pengacara

(Eggi Sudjana dan Partner). Meraih gelar Doktor program studi PSL Pasca

Sarjana IPB Bogor (2004).

Karya-karya beliau dibidang intelektual (buku) yang ditulis: Buruh

Menggugat Perspektif Islam (2002), Bayarlah Upah Sebelum Keringatnya

Mengering (2000), HAM dalam Perspektif Alqur`an (2002), Pembelaan

Islam Terhadap Kaum Buruh (editor; 1999), Indonesia Baru Penjajahan

Baru (editor; 1999). Islam Fungsional (2002), politik Kekerasan dan

Terorisme Negara (2002) dan sebagainya.

Page 8: BAB III EGGI SUDJANA DAN DEMONSTRASI 3.1. Biografi Eggi ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · belum menjadi mahasiswa ( masih SMP). Pada tahun 1975

3.2. Demonstrasi menurut Eggi Sudjana

Demonstrasi itu kalau diterjemahkan secara sederhana dalam

kategori bahasa Indonesia sama dengan unjuk rasa.6

Demonstrasi menurut Eggi Sudjana adalah suatu wadah atau cara

untuk menumpahkan aspirasi yang terhambat oleh suatu sistem yang telah

mengekang tujuan dari demokrasi serta hak dan nilai yang telah diperjual

belikan atas nama kepentingan segelintir penguasa. Demonstrasi juga

merupakan suatu kontrol atas jalannya demokrasi, di mana demonstrasi juga

menjadi suatu tolak ukur kepuasaan publik atas jalannya roda

pemerintahan.7

3.2.1. Landasan Demonstrasi

Eggi memandang bahwa demonstrasi bisa menjadi cara atau strategi

dalam menyiarkan Islam. Demonstrasi dalam konteks dakwah harus dilihat

sebagai sarana amar ma`ruf nahi mungkar menuju perubahan suatu nilai dan

sistem yang lebih baik. Sedangkan landasan atau dasar demonstrasi yang

dipakai Eggi ialah;

كنتم خير أمة أخرجت للناس تأمرون بالمعروف وتنهون عن المنكر وتؤمنون سقون بالله ولو ءامن أهل الكتاب لكان خيرا لهم منهم المؤمنون وأكثرهم الفا

Kamu adalah yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; diantara mereka ada yang beriman, dan

6. Wawancara dengan Eggi Sudjana, 27 November 2005, Bogor: Villa Indah Pajajaran 7. Wawancara dengan Eggi Sudjana melalui Faks, 28 Oktober 2005

Page 9: BAB III EGGI SUDJANA DAN DEMONSTRASI 3.1. Biografi Eggi ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · belum menjadi mahasiswa ( masih SMP). Pada tahun 1975

mereka kebanyakan mereka adalah orang- orang yang fasik. ( Q.S.

Ali Imron: 110).8

Serta firman Allah SWT berikut:

نيأع ملها وون بهفقهلا ي قلوب مس لهالإنو الجن ا منكثري منها لجأنذر لقدو

بها ولهم آذان لا يسمعون بها أولئك كالأنعام بل هم أضل أولئك هم لا يبصرون الغافلون

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.(Q.S. Al `Araaf: 179).9

Dari ayat diatas dapat dilihat bahwasannya perbuatan maksiat atau

nahi munkar itu harus dicegah bagaimanapun caranya dan itu merupakan

kewajiban setiap muslim untuk melawannya. Melawan serta memerangi

nahi munkar merupakan kegiatan dakwah manusia dalam kehidupan di

dunia, padahal ketika bicara dakwah ialah kewajiban setiap muslim,

sehingga ini tugas menusia untuk mengerjakannya sesuai kontek

kemampuan masing-masing. Melawan kemungkaran bisa menggunakan

tangan (fisik), ucapan tergantung kemampuan dan kapasitas setiap muslim

tersebut. Demonstrasi bagian dari memerangi kemaksiatan kategori fisik

dengan cara turun kejalan (unjuk rasa). Dan ketika demonstrasi menjadi

8. Wawancara dengan Eggi, Op.cit, 9. Ibid.

Page 10: BAB III EGGI SUDJANA DAN DEMONSTRASI 3.1. Biografi Eggi ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · belum menjadi mahasiswa ( masih SMP). Pada tahun 1975

salah satu alat yang harus digunakan demi memerangi kemungkaran

tersebut, maka demonstrasi dijadikan jalan sarana untuk mencapai tujuan

amar ma`ruf nahi munkar.

3.2.2. Konsep Demonstrasi Menurut Eggi Sudjana

Demonstrasi menurut Eggi, itu digunakan pada upaya akhir serta

menjadi kekuatan tekan. Demonstrasi yang digunakan untuk sebuah

kepentingan segelintir orang maupun kelompok akan menghilangkan

pemaknaan tujuan dari demonstrasi tersebut. Demonstrasi yang sejatinya

digunakan untuk memperjuangkan cita-cita perjuangan telah kehilangan

maknanya, karena demonstrasi disalah gunakan oleh kepentingan orang atau

kelompok.

Eggi Sudjana melihat bahwa demonstrasi yang benar- benar itu harus

mempunyai konsep jelas, hal yang melatar belakangi, tahapan- tahapan serta

output tujuan dari demonstrasi itu sendiri. Output ialah tujuan yang akan

diperjuangkan dari demonstrasi yang dilakukan. Tujuan yang diperjuangkan

dari demonstrasi menurut Eggi Sudjana adalah perubahan kebijakan.

Perubahan kebijakannya itu adalah output, outputnya itu harus dirasakan

untuk kepentingan orang banyak, bahasa populernya untuk rakyat, bahasa

Islamnya untuk umat, bahasa idelisnya untuk Ideologi yang kita yakini,

Ideologi disini maksudnya ialah Islam.10

10. Wawancara dengan Eggi, Op.cit

Page 11: BAB III EGGI SUDJANA DAN DEMONSTRASI 3.1. Biografi Eggi ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · belum menjadi mahasiswa ( masih SMP). Pada tahun 1975

Sebagai contohnya waktu pemerintah melegalkan perjudian SDSB

(sumbangan dana sosial berhadiah). Dalam pandangan Islam judi itu haram

hukumya, kenapa pemerintah mengizinkan perdaran SDSB. Fenomena judi

ini disikapi oleh Eggi, dengan menolak adanya judi tersebut.penolakan

adanya SDSB ini Eggi memakai demonstrasi untuk mempreasure (

menekan) pemerintah agar menghapus atau melarang peredaran SDSB.

Dengan hilangnya atau dilarangnya SDSB, siapa kemudian yang merasakan,

adalah semua elemen masyarakat ( tidak hanya Islam).

Konsep demonstrasi menurut Eggi Sudjana adalah dakwah bil haq,

dimana setiap demonstrasi harus berlandaskan pada tujuan dakwah,

sehingga demonstrasi yang kita lakukan dapat bernilai ibadah serta

dilakukan sesuai dengan hati nurani untuk menentang ketidakadilan atau

kezholiman yang dilakukan suatu pihak atau kelompok terhadap pihak atau

kelompok lain.11

Demonstrasi ialah dakwah bil haq, demonstrasi digunakan untuk

menunjukkan atau kampanye, memberitahukan sebuah perkara yang benar

dan tidak (haq dan batil) kepada umat. Demonstrasi untuk melawan

ketidakadilan atau kezholiman, yang dilakukan secara santun tanpa anarkis,

dengan maksud beribadah demi menolak kemungkaran sesuai keimanan

seseorang. Demonstrasi menjadi salah satu alat untuk menyeru,

memperingatkan akan kemunkaran. Konsep demonstrasi harus sejalan

dengan tujuan dakwah untuk menyeru kembali kepada jalan Allah. Konsep

11 . Memakai Faks, Op.cit

Page 12: BAB III EGGI SUDJANA DAN DEMONSTRASI 3.1. Biografi Eggi ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · belum menjadi mahasiswa ( masih SMP). Pada tahun 1975

demonstrasi didalamnya terdiri dari sebuah unsur muatan atau yang melatar

belakangi, untuk mewujudkan dakwah bil haq, dengan berjuang dijalan

Allah dengan penuh keikhlasan dan sesuai tuntunan syari`at untuk menegur

tindakan penguasa yang zholim. Konsep demonstrasi Eggi memasukkan

atau mempunyai muatan Ideologis, faktual keadaan yang menindas serta

cita-cita bersifat idealisme.

Dari uraian konsep demonstrasi ini bisa dijelaskan bahwa

demonstrasi tidak hanya sekedar demonstrasi, tidak sebatas penyampaian

aspirasi. Tetapi demonstrasi harus menunjukkan kebenaran (haq dan yang

batil), yang bersifat kritis serta akomodatif, dari mulai isu-isu demonstrasi

yang dilempar Demonstrasi dipakai untuk menentang, penyampaian aspirasi

umat (rakyat, umat, ideologi). Menolak atau menentang kebijakan

pemerintah yang tidak sesuai dengan hati nurani ( iman), atau agama yang

berdampak pada rakyat maupun Ideologi religius. Eggi menggaris bawahi

bahwa kebijakan pemerintah yang ditolak atau ditentang adalah kebijakan

dari negara, dimana kebijakan tersebut merugikan orang banyak. Serta tidak

menutup kemungkinan kebijakan yang dikeluarkan pihak lain. Tanpa

melihat dampak yang ditimbulkan pada masyarakat, kontek masyarakat

ialah umat, ajaran agama ( ideologi) serta rakyat.

Ketika suatu kebijakan dari pemerintah merugikan rakyat, berarti ini

sudah tidak adanya keadilan yang dilakukan negara terhadap rakyat itu

sendiri. Dengan tidak adanya ketidakadilan, berarti ini semua harus

ditentang karena rakyat adalah bagian dari negara dan negara ialah

Page 13: BAB III EGGI SUDJANA DAN DEMONSTRASI 3.1. Biografi Eggi ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · belum menjadi mahasiswa ( masih SMP). Pada tahun 1975

perwakilan atas partisipasi politik rakyat itu sendiri. Negara tidak hanya

membawahi rakyat tapi juga agama, karena ini merupakan hubungan sosial

dalam kehidupan masyarakat. Hubungan ketergantungan ini tidak bisa

terputus sampai kapanpun, suatu negara berdiri ditopang dengan adanya

rakyat dan agama. Perlu diingat bahwa dalam negara Indonesia baik rakyat

dan agama punya pertalian sangat erat, ini tercantum dalam pancasila, sila

pertama berbunyi keTuhanan Yang Maha Esa.

Ketika masih adanya ketidakadilan serta kezholiman, berjalan terus

menerus tanpa bisa dihentikan, sejauh itu pula dimana akan muncul orang

atau individu, kelompok yang ingin memperjuangkan kebebasan itu.

Sehingga bisa dikatakan dalam kontek demonstrasi, demonstrasi akan tetap

terus terjadi. Semua ini menciptakan gerakan dalam mencapai keadilan serta

melawan kezholiman. Sehingga secara terus menerus mampu tercapainya

sebuah konsolidasi gerakan dengan satu kata lawan penindasan. Penindasan

baik oleh negara maupun kelompok lain. Itu semua untuk tercapainya

perjuangan nasional dan agama. Alat perjuangan nasional dan agama dalam

hal ini salah satunya memakai demonstrasi sebagai alat menekan kepada

pihak pencipta ketidakadilan dan kezholiman serta sebagai alat perubahan.

Dalam konsep demonstrasi harus ada muatannya yang melatar

belakanginya. Unjuk rasa muatannya atau yang melatar belakanginya

banyak faktor :

a. Ideologis

b. Faktual keadaan yang dirasa menindas.

Page 14: BAB III EGGI SUDJANA DAN DEMONSTRASI 3.1. Biografi Eggi ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · belum menjadi mahasiswa ( masih SMP). Pada tahun 1975

c. Sebuah cita- cita atau angan- angan yang bersifat idealisme.

Konsep demonstrasi ialah dakwah bil haq, konsep ini didalamnya

terdiri dari ketiga faktor tersebut diatas. Atau lebih jelasnya Ideologis,

Faktual keadaan yang menindas serta cita-cita atau angan-angan yang

bersifat idealis bagian dari konsep demonstrasi. Dari ketiga kategori ini bisa

menjadi sebuah unjuk rasa atau secara singkat disebut demonstrasi.12 Dan

inilah yang dinamakan demonstrasi yang sejati atau yang benar- benar

demonstrasi bukan demonstrasi bayaran. Jadi kalau sebuah demonstrasi

tidak mempunyai ketiga kategori diatas berarti demonstrasi yang

meragukan. Sehingga dalam demonstrasi kategori ini harus ada sebagai

pegangan latar belakang orang berdemonstrasi.

Ideologis disini artinya: dasar berfikir yang kemudian menjadi

pijakan dalam berperilaku atau bersikap sehari- hari. Kontek ideologisnya

menurut Eggi tentu saja Islam.

ketika penulis menanyakan pada Eggi Sudjana kenapa Islam

dijadikan ideologi, beliau menjawab,ya Islam dijadikan ideologi gerakan

karena Islam mempunyai konsep kehidupan baik dunia maupun akherat

yang sangat komplet. Dan seharusnya Islam digunakan sebagai dasar faham

dalam menjalani kehidupan ini, serta Eggi punya alasan bahwa:

1.

ان صالتى ونسكىوحمياي ومماتى هللا رب العاملني

12. Wawancara dengan Eggi, Op.cit

Page 15: BAB III EGGI SUDJANA DAN DEMONSTRASI 3.1. Biografi Eggi ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · belum menjadi mahasiswa ( masih SMP). Pada tahun 1975

Sesungguhnya sholatku, ibadah dan hidupku sampai matiku hanya untuk Allah. ( Do`a Iftitah)

2.

وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون

Tidaklah Allah diciptakan Jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada Allah. (Q.S. adz Dzaariyat: 56)

3.

لامالله الإس دعن ينإن الد

Sesungguhnya sistem hidup yang menyelamatkan kamu hanya Islam.(Q.S. Ali Imron: 19)

Faktual keadaan yang dirasa menindas; adalah ketika ada sebuah

kebijakan dan tindakan yang menindas serta tidak adanya keadilan.

Kemudian dampaknya dirasa oleh orang banyak.

Sebuah cita-cita atau angan-angan yang bersifat idealis yaitu

sebuah gerakan demonstrasi yang dilakukan harus ada cita- cita untuk

menciptakan angan atas ide gagasannya. Semua tindakan didasari atas cita-

cita yang akan dibangun, tanpa cita- cita idealisme semua akan sia- sia

sehingga ini benar- benar perjuangan bukan gerakan kepentingan sesaat.

Dengan idealisme orang akan memperjuangkan cita- citanya.

Untuk mewujudkan atau cara memahami konsep demonstrasi yang

didalamnya mencakup latar belakang atau muatan demonstrasi untuk

mengarah pada usaha dakwah bil haq harus dengan empat hal tahapan yang

akan dilalui. Keempat tahapan ini dipakai untuk memahami tiga kategori

yang melatar belakangi demonstrasi tersebut di atas.

Page 16: BAB III EGGI SUDJANA DAN DEMONSTRASI 3.1. Biografi Eggi ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · belum menjadi mahasiswa ( masih SMP). Pada tahun 1975

a. Melalui pendekatan sangka baik dan saling percaya

b. Empaty, ikut merasakan penderitaan orang lain

c. Hubungan fungsional yang dinamis

d. Solidaritas atau kekompakan

a. Melalui pendekatan sangka baik dan saling percaya.

Pendekatan ini dipakai untuk bisa mengetahui bahwa

demonstrasi ini benar-benar demonstrasi (idealis) atau kepentingan.

Untuk menghilangkan prasngka buruk atas apa yang dilakukan ini benar-

benar murni sesuai cita- cita, maka sebaiknya mempunyai kepercayaan

dan fikiran yang baik. Semuanya bisa dilakukan dengan cara Tabayun

(crosscek), sehingga akan menghilangkan kecurigaan antar sesama.

b. Empaty: ikut merasakan penderitaan orang lain atau dirinya,

kelompoknya atau kalangannya kemudian membantu menyelesaikannya,

membantu merubahnya agar sesuai dengan yang diunjuk rasain.

c. Hubungan fungsional yang dinamis.

Ciptakanlah hubungan fungsional siapa yang polisi, akademisi,

elit politik maupun eksekutif tidak boleh menghalang- halangi

demonstrasi, karena ini sifatnya ibadah yang jelas- jelas muatannya

dakwah untuk merubah keadaan lebih baik maka dia telah berbuat

aniaya dan orang ini wajib diperangi. Pemaknaan disini bagaimana

terciptanya hubungan fungsionalyang dinamis sehigga demonstrasi

mampu meraih cita-citanya. Eggi menyebut ini dan apa yang dilakukan

sebagai Islam fungsional.

Page 17: BAB III EGGI SUDJANA DAN DEMONSTRASI 3.1. Biografi Eggi ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · belum menjadi mahasiswa ( masih SMP). Pada tahun 1975

Islam fungsional artinya mewujudkan dari iman yang ada

didadanya, difikirannya itu difungsikan (diaplikasikan). Islam fungsional

tergantung kepada umat Islam yang memegang fungsi- fungsi didalam

kehidupannya baik fungsi RT, RW sampai Presiden . Jadi tidak terpilah-

pilah karena jabatan tapi dilihat dari fungsinya. Ketika ia mengaku Islam

ia harus fungsikan keimanan itu. Hubungan fungsional yang dinamis ini

sesuai dengan kapasitas dan otoritas masing- masing orang.

d. Solidaritas atau kekompakan.

Dengan dasar sangka baik saling percaya dan empaty serta

hubungan fungsional yang dinamis maka dapat dirajut sebuah solidaritas

atau kekompakan. Ketika solidaritas ini dapat dimunculkan itu disebut

dengan demonstrasi itulah yang dinamakan unjuk rasa. Dengan adanya

empat variabel tersebut tadi diatas tidak mungkin ada demonstrasi yang

tidak benar, demonstrasi yang benar itu harus didasari empat variabel

itu.13

3.3. Demonstrasi sebagai Strategi Dakwah.

Demonstrasi atau unjuk rasa massal terjadi karena digerakkan oleh

rasa tidak puas terhadap keadaan ekonomi, sosial, politik yang dialami.

Kalau unjuk rasa disatu tempat berjalan tertib dan teratur, ditempat lain

terjadi bentrokkan fisik antara pengunjuk rasa dengan kekuatan-kekuatan

keamanan.

13. Ibid

Page 18: BAB III EGGI SUDJANA DAN DEMONSTRASI 3.1. Biografi Eggi ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · belum menjadi mahasiswa ( masih SMP). Pada tahun 1975

Perjuangan berupa advokasi kebijakan dan advokasi jalanan

merupakan suatu pilihan yang bukan saling meniadakan, ketika advokasi

kebijakan buntu, ditempuh advokasi jalanan lewat demonstrasi.14 Sekarang

melihat begitu maraknya aksi- aksi demonstrasi para buruh, karyawan dan

pekerja yang menuntut perhatian yang layak dan adil dari majikan atau

pengusaha.15

Demonstrasi dijadikan sebuah alat untuk memperoleh solusi dari

persoalan yang dihadapi, baik antara hubungan produksi maupun relasi

sosial bernegara. Akan tetapi ketika demonstrasi menjadi alat propaganda,

memperoleh solusi, apakah umat Islam juga melakukannya. Ini adalah

sebuah pertanyaan mendasar yang harus dijawab oleh setiap demonstran

muslim. Saat ini seolah- olah demonstrasi menjadi trade mark gerakan

orang- orang non muslim atau aktifis pro demokrasi dan HAM.

Dakwah artinya mengajak, memanggil, menyeru manusia untuk

mengikuti petunjuk serta larangan- larangan Allah SWT. Eggi Sudjana

mempunyai pemikiran bahwa dakwah yang berartikan memanggil,

mengajak, tepatnya ditujukan untuk orang non muslim atau belum beriman

sehingga mau mengimani ajaran Islam. Dakwah itu sendiri artinya

memanggil, mengajak jadi kepada orang Islam bukan memanggil atau

mengajak tapi Tausiyah (menasehati) kalau dakwahnya sama orang muslim.

14. Eggi Sudjana, 2000, Bayarlah upah sebelum keringatnya mengering, Jakarta: PPMI,

hlm. 82 15. Eggi Sudjana ( Pengantar), 1999, Pembelaan Islam terhadap kaum buruh, Semarang:

PT. Pustaka Rizki Putra, hlm. viii

Page 19: BAB III EGGI SUDJANA DAN DEMONSTRASI 3.1. Biografi Eggi ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · belum menjadi mahasiswa ( masih SMP). Pada tahun 1975

Dakwah yang sebenarnya yaitu kepada non muslim yang belum mau

beriman kepada Allah, ajak atau panggil dia ( non muslim), ال اله اال اهللا.

Eggi mencontohkan pada zaman Rasulullah bagaimana beliau

menyurati salah satu raja di Jazirah Arab mengajak untuk beriman kepada

Allah, tapi kepada sesama muslim Tausiyah ( menasehati).

محمد رسول الله والذين معه أشداء على الكفار رحماء بينهم تراهم ركعا سيماهم في وجوههم من أثر السجود سجدا يبتغون فضلا من الله ورضوانا

ذلك مثلهم في التوراة ومثلهم في الإنجيل كزرع أخرج شطأه فآزره فاستغلظ الله دعو الكفار غيظ بهملي اعرالز جبعوقه يلى سى عوتوا فاسنءام الذين

وعملوا الصالحات منهم مغفرة وأجرا عظيما

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka ruku` dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mu'min). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. (Q.S. Al Fath: 29).16

16.Wawancara dengan Eggi, Op.cit

Page 20: BAB III EGGI SUDJANA DAN DEMONSTRASI 3.1. Biografi Eggi ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · belum menjadi mahasiswa ( masih SMP). Pada tahun 1975

Hubungan antara dakwah Islam dengan demonstrasi mengenai

pemikiran Eggi sudjana yang menempatkan demonstrasi sebagai strategi

dakwah terdapat pada usaha untuk menyeru serta menegakkan ajaran-Nya

dengan menggunakan demonstrasi.

Demonstrasi menjadi salah satu cara atau strategi dakwah, karena

demonstrasi merupakan media yang efektif untuk berinteraksi langsung

dengan masyarakat baik yang telah dizholimi maupun tidak. Dengan media

demonstrasi perilaku zholim penguasa dapat direspon langsung untuk

memberikan sedikit teguran dan tuntutan agar penguasa segera menyadari

dan memperbaiki kezholiman dan ke Jahiliyahannya.17

Demonstrasi sebagai strateginya, dakwah ditempatkan pada upaya

akhir bukan sebagai strategi tingkat awal. Sehingga demonstrasi diupaya

akhir mesti ada strategi dakwah yang mendahuluinya, seperti: ceramah-

ceramah, diskusi, pengajian dan segala bentuk yang bersifat umum ( sudah

biasa). Sehingga unjuk rasa atau demonstrasi itu dilakukan setelah upaya-

upaya awal (ceramah, diskusi) gagal atau dirasa kurang efektif.18 Upaya-

upaya awal yang Eggi lakukan seperti ceramah, khotbah, pengajian, diskusi

dan itu secara umum juga dilakukan oleh para da`i-da`i Islam.

Demonstrasi ialah sebagai alat preasurre (tekan) terhadap kebijakan

negara yang tidak sesuai dengan Islam. Demonstrasi sebagai strategi dakwah

kategorinya untuk amar ma`ruf nahi mungkar (untuk memerangi perbuatan-

17. Wawancara melalui faks, Op.cit. 18. Wawancara dengan Eggi, Op.cit

Page 21: BAB III EGGI SUDJANA DAN DEMONSTRASI 3.1. Biografi Eggi ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · belum menjadi mahasiswa ( masih SMP). Pada tahun 1975

perbuatan mungkar). Ketika negara melegalkan adanya kemungkaran, itulah

yang harus dilawan. Substansi strategi dakwah demonstrasi adalah merubah

kebijakan, yang tidak sejalan dengan ideologis, faktual yang menindas serta

sebuah cita- cita bersifat idealisme. Perubahan kebijakan itu adalah

outputnya. Batasan demonstrasi sebagai strategi dakwah itu adalah selama

atau sepanjang menutup peluang orang untuk bisa ibadah, menutup peluang

orang menjalankan agamanya dengan baik, menutup peluang kepada

kebaikan- kebaikan maka itu harus diperangi (didemonstrasi).19

Demonstrasi dalam perspektif Islam itu obyeknya apa saja yang demi

terbukanya seluas-luasnya melaksanakan ibadah dalam spektrum seluruh

kehidupan.20 Demonstrasi Islam adalah berjuang dijalan Allah dengan penuh

keikhlasan dan sesuai dengan tuntunan syariat, dengan niat untuk menegur

tindakan kelompok atau pihak yang zholim.21

Demonstrasi dikatakan dakwah, bila demonstrasi yang dilakukan

tersebut memiliki konsep dan tujuan yang jelas serta tidak bertentangan

dengan Islam atau dengan kata demonstrasi digunakan untuk amar ma`ruf

nahi munkar. Akan tetapi bila demonstrasi dilakukan untuk hal yang

bertentangan dengan Islam seperti membela kezholiman, kemaksiatan dan

19. Ibid 20. Ibid. 21. Wawancara melalui Faks, Op.cit

Page 22: BAB III EGGI SUDJANA DAN DEMONSTRASI 3.1. Biografi Eggi ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · belum menjadi mahasiswa ( masih SMP). Pada tahun 1975

merupakan sarana fitnah bagi golongan yang saling bertikai, maka

demonstrasi semacam ini tidak dapat dikatakan sebagai dakwah.22

Eggi Sudjana mengatakan pada waktu demonstrasi SDSB adalah

momentum di mana kesabaran dari masyarakat Indonesia umumya dan

Islam khususnya telah habis setelah lama menanti upaya pemerintah untuk

melarang keberadaan SDSB, oleh karenanya pada waktu itu menurut

pendangan Eggi demonstrasi dapat menjadi jembatan penyampaian aspirasi

yang efektif untuk menegur dan menuntut pemerintah untuk melarang dan

menutup SDSB yang merupakan praktek perjudian yang tersistematis.

Disini sangat jelas bahwa demonstrasi dijadikan “ alat perang” untuk

mengembalikan sebuah amar ma`ruf serta memerangi perbuatan mungkar.

Ketika orang yang membela serta mencoba menegakkan panji- panji Islam

berarti itu ialah jihad. Dakwah merupakan jihad, sedangkan demonstrasi bila

dijadikan strategi atau dakwah, berarti berdemonstrasi bisa dikatakan jihad.

Karena pemaknaan jihad tidak hanya perang, tapi segala sesuatu dimana

seorang menegakkan Islam itu adalah jihad.

Demonstrasi bisa dikatakan jihad dalam Islam, selama membela

suatu kebenaran dan berupaya untuk menumpas kezholiman yang dilakukan

kelompok atau golongan terhadap kelompok atau golongan lain. Serta

didasarkan pada keikhlasan dan sesuai dengan tuntunan syari`at Allah

SWT.23

22. Ibid 23. Ibid

Page 23: BAB III EGGI SUDJANA DAN DEMONSTRASI 3.1. Biografi Eggi ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · belum menjadi mahasiswa ( masih SMP). Pada tahun 1975

Sesuatu yang diperjuangkan dalam demonstrasi ini adalah tujuh pilar

nilai kehidupan Islam ( pilar Islam). Ketujuh pilar Islam ini bisa untuk siapa

saja tidak terkecuali untuk untuk non muslim.

Ketujuh pilar Islam itu ialah:

1. Keadilan

2. Kedamaian.

3. Kesejahteraan.

4. Ketertiban.

5. Kesetaraan.

6. Kebebasan.

7. Keselamatan.24

Islam menaungi tujuh pilar ini, sehingga yang diperjuangkan dalam

demonstrasi harus sesuai dengan tujuh pilar Islam itu. Keadilan, kalau

orang-orang diperlakukan atau berlaku adil orang akan damai, dengan damai

ia akan sejahtera, dengan sejahtera dia akan tertib, dengan tertib ia akan

setara, dengan setara ia akan bebas, dengan bebas orang akan selamat.

24. Wawancara dengan eggi, op.cit

Page 24: BAB III EGGI SUDJANA DAN DEMONSTRASI 3.1. Biografi Eggi ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · belum menjadi mahasiswa ( masih SMP). Pada tahun 1975

Esensi Metodologi Islam.

Materi Wahyu Pikiran

Aqidah

Syariah

Ahlaq

Tauhid

Fiqih

Tasawuf

Iman

Islam

Ihsan

25

Dari gambar diatas ini Eggi menjabarkan ketujuh pilar Islam yang

diperjuangkan dalam demonstrasi, menghasilkan ahlaq serta ketaatan atas

syariat (hukum) Islam yang kemudian memunculkan keimanan (aqidah)

seseorang terhadap Allah serta ajaran-ajarannya. Materi ajaran Islam terdiri

dari Aqidah, Syariah, Ahlaq sedangkan wahyu mengajarkan atau

menghasilkan keTauhidan, Fiqih dan Tasawuf. Akan tetapi penulis mencoba

akan menjelaskan proses ketujuh pilar Islam yang menghasilkan Aqidah

(keimanan) seseorang. Bahwasannya Syariah (hukum) terbagi atau mengatur

pada masalah ibadah (hubungan Allah dengan manusia) dan muamalah

(masalah sosial). Keduanya merupakan aturan hukum manusia di dunia yang

saling berinteraksi. Ketika syari`at ini dilanggar atau negara serta pihak

maupun kelompok membuat kebijakan yang tidak dengan hukum agama

tersebut inilah yang di demo. Karena demonstrasi dilakukan ketika suatu

25Ibid,

Syari’ah

Ahlaq

Aqidah

Ibadah

Muamalah

Sistem Kehidupan 7 Pilar Islam Keadilan Kedamaian Kesejahteraan Ketertiban Kesetaraan Kebebasan Keselamatan

Page 25: BAB III EGGI SUDJANA DAN DEMONSTRASI 3.1. Biografi Eggi ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1... · belum menjadi mahasiswa ( masih SMP). Pada tahun 1975

persoalan itu menyinggung atau menyalahi dari aturan Islam ini. Kemudian

demonstrasi memperjuangkan tegaknya syariah serta ketujuh pilar Islam,

yang pada dasarnya ketika syariah dijalankan akan menghasilkan ketujuh

pilar tadi. Maka dari itu gambar rangkaian diatas disebut Eggi Sudjana

sebagai Essensi Metodologi Islam.

Islam bukan golongan Islam adalah tata nilai sistem dalam menjalani

kehidupan. Islam bukan agama, Islam adalah sistem tata nilai didalam

menjalani kehidupan yang membawa tujuh pilar tadi diatas. Dengan ketujuh

pilar Islam ini diharapkan adanya feed back akan Ahlak (perilaku) seseorang

atau umat sesuai dengan ajaran Islam. Sehingga keimanan seseorang akan

semakin kuat serta bertaqwa kepada Allah SWT, dan ini adalah feed back

dari tujuh pilar yang diperjuangkan dalam demonstrasi.

Jadi ketika pemerintah membuat kebijakan menyinggung atau

menyalahi tujuh pilar Islam menurut Eggi harus didemo, itu kalau didakwahi

secara konvensional tidak bisa. Sehingga bagaimana fungsi negara

menerapkan atau mewujudkan tujuh pilar Islam tersebut. Ketika sudah

diterapkan ketujuh pilar itu, secara otomatis negara Indonesia menjadi

negara Islam, buat apa negara Islam kalau ternyata tidak mampu

menerapkan tujuh pilar Islam.Yang penting negara itu bisa menerapkan pilar

Islam. Inilah dasar- dasar yang menempatkan demonstrasi sebagai strategi

dakwah.