bab iii diskripsi daerah penelitian - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/57663/13/bab iii.pdf ·...

13
25 BAB III DISKRIPSI DAERAH PENELITIAN 3.1 Letak, Luas dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Propinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Kabupaten Ngawi adalah 1.298,58 km 2 , di mana sekitar 40% atau sekitar 506,6 km 2 berupa lahan sawah. Administrasi wilayah ini dibagi dalam 17 kecamatan dan 217 desa, dimana 4 dari 217 desa tersebut adalah kelurahan. Geografis Kabupaten Ngawi terletak pada posisi 7°21’-7°31’ Lintang Selatan dan 110°10’-111°40’ Bujur Timur. Struktur dan kontur bumi kawasan Kabupaten Ngawi Sseluas 1.298,58 km 2 cukup bergelombang, seluas 40% atau 506,6 km 2 luas Kabupten tersebut berupa kawasan persawahan. Topografi kawasan bagian Selatan terbanyak terletak pada “lereng basah’’ Topografi wilayah ini adalah berupa dataran tinggi dan tanah datar. Tercatat 4 kecamatan terletak pada dataran tinggi yaitu Sine, Ngrambe, Jogorogo dan Kendal yang terletak di kaki Gunung Lawu. Batas wilayah Kabupaten Ngawi adalah sebagai berikut: Posisi Geografis Kabupaten Ngawi terletak pada 7°21’- 7°31’ (LS) dan 110°10’ - 111°40’ Bujur Timur (BT). Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagi berikut: 1. Sebelah Utara: Kabupaten Blora dan Kabupaten Grobongan Propinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Bojonegoro 2. Sebelah Barat: Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sragen Propinsi Jawa Tengah 3. Sebelah Timur: Kabupaten Madiun 4. Sebelah Selatan: Kabupaten Madiun dan Kabupaten Magetan. Gambar 2.2 berikut merupakan Peta Administrasi Kabupaten Ngawi. (terlampir)

Upload: nguyenthuan

Post on 06-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III DISKRIPSI DAERAH PENELITIAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/57663/13/BAB III.pdf · Sumber: Schmidt dan Furguson, (1951) di dalam buku Yuli Priyana, (2008) Rumus yang

25

BAB III

DISKRIPSI DAERAH PENELITIAN

3.1 Letak, Luas dan Batas Wilayah

Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Propinsi Jawa Timur yang

berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Kabupaten

Ngawi adalah 1.298,58 km2, di mana sekitar 40% atau sekitar 506,6 km2 berupa

lahan sawah. Administrasi wilayah ini dibagi dalam 17 kecamatan dan 217 desa,

dimana 4 dari 217 desa tersebut adalah kelurahan. Geografis Kabupaten Ngawi

terletak pada posisi 7°21’-7°31’ Lintang Selatan dan 110°10’-111°40’ Bujur Timur.

Struktur dan kontur bumi kawasan Kabupaten Ngawi Sseluas 1.298,58 km2 cukup

bergelombang, seluas 40% atau 506,6 km2 luas Kabupten tersebut berupa kawasan

persawahan. Topografi kawasan bagian Selatan terbanyak terletak pada “lereng

basah’’ Topografi wilayah ini adalah berupa dataran tinggi dan tanah datar. Tercatat

4 kecamatan terletak pada dataran tinggi yaitu Sine, Ngrambe, Jogorogo dan Kendal

yang terletak di kaki Gunung Lawu. Batas wilayah Kabupaten Ngawi adalah

sebagai berikut:

Posisi Geografis Kabupaten Ngawi terletak pada 7°21’- 7°31’ (LS) dan

110°10’ - 111°40’ Bujur Timur (BT). Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagi

berikut:

1. Sebelah Utara: Kabupaten Blora dan Kabupaten Grobongan Propinsi Jawa

Tengah dan Kabupaten Bojonegoro

2. Sebelah Barat: Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sragen Propinsi

Jawa Tengah

3. Sebelah Timur: Kabupaten Madiun

4. Sebelah Selatan: Kabupaten Madiun dan Kabupaten Magetan.

Gambar 2.2 berikut merupakan Peta Administrasi Kabupaten Ngawi. (terlampir)

Page 2: BAB III DISKRIPSI DAERAH PENELITIAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/57663/13/BAB III.pdf · Sumber: Schmidt dan Furguson, (1951) di dalam buku Yuli Priyana, (2008) Rumus yang

26

Gambar 2.2 Peta Administrasi Kabupaten Ngawi Jawa Timur Tahun 2017

Page 3: BAB III DISKRIPSI DAERAH PENELITIAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/57663/13/BAB III.pdf · Sumber: Schmidt dan Furguson, (1951) di dalam buku Yuli Priyana, (2008) Rumus yang

27

1.2 Geologi dan Geomorfologi

1.2.1 Geologi

Penelitian di Kabupaten Ngawi menurut Peta Geologi lembar Jawa

Timur dengan skala 1:100.000. Mempunyai dua macam batuan yaitu Breksi

dan Batuan Tuff. Batuan breksi berukuran butir besar dengan ukuran 2 mm,

dengan frakmen yang menyudut, umumnya terdiri dari frakmen batuan (hasil

rombakan), dalam masa dasar yang lebih halus atau tersemenkan. Bahan

penyususn juga dapat berupa bahan dan proses Vulkanisme (Breksi Vulkanik).

Batuan Tuff berasal dari bahan abu akibat letusan Gunung Berapi yang

tersemenkan (sedimen). Batuan ini tersebar diseluruh daerah penilitian.

1.2.2 Geomorfologi

Panekeok (1949) Fisiografis Pulau Jawa terletak pada jalur geosinklinal

dengan orogenetik muda dengan vulkanisme kuat sehingga Pulau Jawa

berbentuk panjang dan sempit. Adapun ketiga zone tersebut antara lain:

a. Zone selatan : Zone ini merupakan Pegunungan Plato, miring ke arah

selatan.

b. Zone tengah : Zone ini untuk Jawa Timur dan Jawa Barat merupakan

suatu depresi yang terdapat gunung-gunung berapi yang tinggi, di Jawa

Tengah ditempati rangkaian gunung api dan pegunungan.

c. Zone timur : Zone ini merupakan rangkaian perbukitan selatan dan

pegunungan lipatan yang diselingi oleh beberapa gunung berapi.

Berdasarkan pembagian Zone-Zone Fisiografis di Jawa oleh (Panekeok

1949), maka Kabupaten Ngawi terletak pada Zone Tengah Pulau Jawa,

merupakan suatu yang tertutup oleh seri gunung-gunung berapi yang tinggi.

Salah satu gunung berapi tersebut adalah Gunung Merapi. Pada Zone ini

terdapat gerakan Orogenetik pertengahan Miosen muda yang tersebar

selama beberapa waktu pada pertengahan Plestosen, aktivitas tektonik-

Page 4: BAB III DISKRIPSI DAERAH PENELITIAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/57663/13/BAB III.pdf · Sumber: Schmidt dan Furguson, (1951) di dalam buku Yuli Priyana, (2008) Rumus yang

28

tektonik terjadi dengan turunnya Zone Selatan dan di ikuti terbaurnya Zone

Tengah sepanjang patahan besar yang menggambarkan Eskarpmen besar

yang masih dapat kita lihat sampai sekarang. Bentuk lahan daerah penelitian

merupakan dataran Alluvial dan Perbukitan Denudasional dengan proses

geomorfologi berupa pengendapan, pelapukan, dan erosi meliputi erosi

lembar, alur, dan parit.

3.3 Iklim

Iklim merupakan gabungan dari berbagai kondisi cuaca sehari-hari atau rata-

rata cuaca di suatu tempat dalam periode tertentu. Keadaan iklim dalam pariwisata

merupakan salah satu faktor yang berpengaruh, karena iklim dapat menjadi daya tarik

wisata seperti pada wisata seperti pada wisata berpegunungan, dan sekaligus menjadi

kendala atau penggambat kegiatan pariwisata bagi pengunjung, misalnya di

pegunungan curah hujannya lebih tinggi dari pada daratan rendah sehingga lebih

memungkinkan terjadinya hujan, terutama saat musim hujan.

Menurut Schmidt dan Furguson (1951) Klasifikasi iklim adalah perbandingan

antara bulan basah dengan bulan kering. Tabel 3.1berikut merupakan Nama Iklim

Schmidt dan Furguson.

Tabel 3.1 Iklim Schmidt dan Furguson

Golongan A 0,000 < Q < 0,143 Sangat basah

Golongan B 0,143 < Q < 0,333 Basah

Golongan C 0,333 < Q < 0,600 Agak Basah

Golongan D 0,600 < Q < 1,000 Sedang

Golongan E 1,000 < Q < 1,670 Agak Kering

Golongan F 1,670< Q < 3,000 Kering

Golongan G 3,000 < Q < 7,000 Sangat Kering

Golongan H 7,000 < Luar Biasa Kering

Sumber: Schmidt dan Furguson, (1951) di dalam buku Yuli Priyana, (2008)

Rumus yang digunakan dalam menentukan klasifikasi iklim tersebut adalah

sebagai berikut Q =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ

Page 5: BAB III DISKRIPSI DAERAH PENELITIAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/57663/13/BAB III.pdf · Sumber: Schmidt dan Furguson, (1951) di dalam buku Yuli Priyana, (2008) Rumus yang

29

Menurut kriteria Mohr (dalam Agus Irawan, 2001) penentuan bulan basah dan

bulan kering dapat didasarkan pada:

a. Bulan kering adalah bulan yang curah hujannya <60 mm

b. Bulan lembab adalah bulan yang curah hujannya antara 60- 100 mm

c. Bulan basah adalah bulan yang curah hujannya >100 mm

Tabel 3.2 Jumlah bulan basah dan bulan kering di Ngawi Tahun 2005-2015 (mm)

Bulan

Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2013 2014 2015 Jumlah Rata-

rata

Januari 76 170 265 259 204 234 219 204 233 179 2043 204.3

Februari 105 15 162 60 214 274 162 813 131 549 2485 248.5

Maret 122 55 275 270 257 273 254 583 106 58 2253 225.3

April 102 45 287 220 276 220 231 598 109 684 2772 277.2

Mei 169 195 236 232 238 210 22 196 46 211 1755 175.5

Juni 54 115 18 11 19 14 18 10 56 45 360 36

Juli 42 15 25 0 19 6 5 8 12 23 155 15.5

Agustus 136 11 0 29 10 8 2 19 34 48 297 29.7

September 273 18 14 29 16 10 9 45 38 57 509 50.9

Oktober 60 22 58 235 209 58 238 228 278 170 1556 155.6

November 90 45 21 271 303 195 116 56 48 60 1205 120.5

Desember 169 139 315 135 232 238 112 108 129 528 2105 210.5

Jumlah 17495 1749.5

BB 7 4 6 7 8 7 7 7 6 6 65 6.5

BK 3 8 5 6 4 5 5 5 6 6 53 5.3

BL 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 3 0.3

Sumber: Dinas PU Pengairan, Pertambangan dan Energi Kabupaten Ngawi

Tabel di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata bulan basah di Kota Ngawi adalah

6.7 dan bulan kering 4.1 sehingga diketahui bahwa:

Q =5,3

6.5 x 100 = 0.815mm= 81.5mm

Sesuai dengan perhitungan tersebut dapat diketahui nilai Q di Kota Ngawi adalah

61.1 mm, sehingga iklim di daerah ini termasuk tipe iklim D (sedang). Artinya iklim

Page 6: BAB III DISKRIPSI DAERAH PENELITIAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/57663/13/BAB III.pdf · Sumber: Schmidt dan Furguson, (1951) di dalam buku Yuli Priyana, (2008) Rumus yang

30

di Kabupaten Ngawi memiliki iklim yang sedang, adapun tingkat curah hujan dimusim

kemarau dan penghujan memiliki temperature rata-rata sedang.

Gambar 3.2 berikut merupakan keadaan iklim di Ngawi Menurut Schmidt dan

Furguson (1951) tahun 2005-2015.

Gambar 3.2 Curah Hujan Kabupaten Ngawi dari Tahun 2005- 2015.

Rata-rata jumlah bulan basah 6,5 mm dan bulan keringnya 5,3 mm. Hujan

tertinggi pada tahun 2015 Bulan April yaitu 684 mm dan yang terendah pada Bulan

November yaitu 60 mm. Rata-rata iklim Kabupaten Ngawi pada kurun waktu 10 tahun

dengan data pendukung dari dinas PU pengairan memiliki rata- rata 81.5 %, dapat

diketahui iklim daerah tersebut termasuk golongan tipe D (Sedang) artinya tingkat

curah hujan baik dimusim kemarau dan penghujan memiliki temperature rata-rata

sedang yang tersebar di seluruh wilayah.

700%

G 300%

F 167%

E 100%

D

0%

1

6

5

4

3

12

11

10

9

8

7

2

1

0

H

60%

6,5

33,3%

B 14,3%

A

2

Q :81,5%

3 4 7 6 8 9 10 11 12 5

= Tipe Iklim Daerah Penelitian

Jumlah Bulan Basah

5,3

c

Jum

lah B

ula

n K

erin

g

Page 7: BAB III DISKRIPSI DAERAH PENELITIAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/57663/13/BAB III.pdf · Sumber: Schmidt dan Furguson, (1951) di dalam buku Yuli Priyana, (2008) Rumus yang

31

1.5 Kependuduk

Kependudukan di Kabupaten Ngawi mengalami peninggkatan sebesar 1,2%.

Tahun 2010 tertinggi pada Kecamatan Paron sebesar 86.148 km2/ jiwa, tahun 2015

tertinggi pada Kecamatan Paron sebesar 87.404 km2/ jiwa, dan pada tahun 2016

tertinggi pada Kecamatan Paron sebesar 87.583 km2/ jiwa.

1.5.1 Jumlah, Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk

Jumlah penduduk di Kabupaten Ngawi pada Tahun 2010, sebanyak 818.989

jiwa sedangkan pada Tahun 2016 sebanyak 827.829 jiwa. Tren laju pertumbuhan

penduduk di masing-masing daerah dapat menyebabkan jumlah penduduk

meningkat dengan cepat dalam kurun waktu 5–10 tahun (Mantra, 2003). Berikut

adalah distribusi jumlah pertumbuhan penduduk dapat dilihat pada tabel 3.3

sebagai berikut :

Tabel 3.3 Jumlah Penduduk dan laju pertumbuhan di Ngawi tahun 2016

Kecamatan Jumlah Penduduk (Km2/Jiwa)

Laju Pertumbuhan

Pddk Per Tahun(%)

2010 2015 2016 2010-2016

Sine 41.132 41.301 41.273 0.29

Ngrambe 38.806 39.099 39.111 0.79

Jogorogo 38.848 39.672 39.818 2.50

Kendal 44.302 44.454 44.422 0.27

Geneng 49.015 47.928 47.585 -2.92

Gerih 32.186 33.600 33.909 5.35

Kwadungan 25.430 25.742 25.780 1.38

Pangkur 26.493 26.725 26.742 0.94

Karangjati 47.001 47.691 47.789 1.68

Bringin 30.603 31.100 31.176 1.87

Padas 32.282 32.763 32.834 01.71

Kasreman 23.448 24.041 24.153 3.01

Ngawi 80.100 82.455 82.925 3.53

Paron 86.148 87.404 87.583 1.67

Kedunggalar 86.147 66.827 66.821 0.59

Pitu 66.428 27.786 27.911 2.92

Widodaren 27.120 66.206 66.106 -0.12

Mantingan 99.189 38.322 38.359 1.09

Karanganyar 25.491 24.713 24.484 -3.93

Jumlah 818.989 827.829 828.783 1.20

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatn Sipil

Page 8: BAB III DISKRIPSI DAERAH PENELITIAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/57663/13/BAB III.pdf · Sumber: Schmidt dan Furguson, (1951) di dalam buku Yuli Priyana, (2008) Rumus yang

32

Penduduk Kabupaten Ngawi berdasarkan proyeksi tahun 2016 mencapai

828.783 jiwa, berbeda pada tahun 2010 dengan jumlah penduduk 818.989 jiwa.

Pada tahun 2016 tertinggi pada Kecamatan Paron sebesar 87.583 jiwa meningkat

1.67%, dibandingkan dengan kecamatan yang ada di Kabupaten Ngawi, karena

Kecamatan Paron merupakan kecamatan yang jauh dari kota sehingga masyarakat

kurang mengerti tentang Progam Keluarga Berencana.

3.5.2 Distribusi dan kepadatan penduduk menurut Kecamatan Di Kabupaten

Ngawi Tahun 2016

Persebaran penduduk di Kabupaten Ngawi mengalami kenaikan dan

penurunan sehingga dapat mempengaruhi kepadatan penduduk, seperti yang terjadi

di Kecamatan Paron dengan presentase jumlah penduduk yang mencapai 10,51%

dari jumlah penduduk total tahun 2016, maka tingkat kepadatan penduduk

mencapai 928 km2. Sehingga dapat mempengaruhi pola persebaran penduduk dan

luas wilayah di setiap Kecamatan. Dapat dilihat pada tabel 3.4 merupakan tabel

distribusi dan kepadatan penduduk menurut Kecamatan Di Kabupaten Ngawi

Tahun 2016

Tabel 3.4 Distribusi dan kepadatan penduduk menurut Kecamatan

di Kabupaten Ngawi Tahun 2016

Kecamatan Presentase Penduduk Kepadatan Penduduk (KM2)

Sine 5.23 582

Ngrambe 4.93 765

Jogorogo 4.77 645

Kendal 5.59 590

Geneng 6.02 1023

Gerih 4.11 1061

Kwadungan 3.12 918

Pangkur 3.2 970

Karangjati 5.33 714

Bringin 3.46 493

Padas 3.9 693

Kasreman 2.76 782

Ngawi 9.49 1200

Paron 10.51 928

Kedunggalar 8.31 572

Page 9: BAB III DISKRIPSI DAERAH PENELITIAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/57663/13/BAB III.pdf · Sumber: Schmidt dan Furguson, (1951) di dalam buku Yuli Priyana, (2008) Rumus yang

33

Lanjutan tabel 3.4

Pitu 3.37 537

Widodaren 8.37 809

Mantingan 4.3 616

Karanganyar 3.24 209

Jumlah 100 14108

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatn Sipil

Kepadatan penduduk di Kabupaten Ngawi tahun 2016 mencapai 14.108

jiwa/km2. Kepadatan penduduk di 19 Kecamatan cukup beragam dengan kepadatan

penduduk tertinggi terletak di Kecamatan Ngawi dengan kepadatan sebesar 1.200

jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Karanganyar sebesar 209 jiwa/km2. Ngawi

merupakan pusat kota, sehingga punduduknya lebih banyak dari Kecamatan

lainnya.

3.5.3 Komposisi menurut jumlah Pendidikan

Data Dinas Pendidikan Kabupaten Ngawi 2016 menunjukkan bahwa jumlah

SD sederajat ada 552 lembaga, mempunyai murid 58,288 siswa. Jumlah murid

SMP dan derajat sebanyak 26,977 siswa, yang tersebar di 76 sekolah. Jumlah murid

SMA sederajat adalah 7.127 siswa yang tersebar di 19 sekolah. Di Kabupaten

Ngawi, dari angka persebaran Pendidikan Kabupaten Ngawi memiliki jumlah

persebaran fasilitas pendidikan yang mewadahi untuk perkembangan kemapuan

dan keahlian masyarakat yang berada di Kabupaten Ngawi.

1.5.4 Komposisi penduduk menurut angkatan kerja Pekerja

Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima gaji, upah, atau

imbalan dalam bentuk lain. Dapat dilihat tabel 3.5 berikut merupakan

Perkembangan Ketenagakerjaan Kabupaten Ngawi 2012-2016.

Page 10: BAB III DISKRIPSI DAERAH PENELITIAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/57663/13/BAB III.pdf · Sumber: Schmidt dan Furguson, (1951) di dalam buku Yuli Priyana, (2008) Rumus yang

34

Tabel 3.5 Perkembangan Ketenagakerjaan Kabupaten Ngawi 2012-2016

Ketenaga kerjaan Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

Angkatan Kerja 456.678 626.295 474.018 477.534 480.268

Angkatan Kerja Tertampung 428.761 423.496 427.382 430.846 43.332

Pencari Kerja 27.917 0 0 0 0

Penduduk Usia Kerja 622.483 631.791 638.804 642.393 646.002

Penduduk bukan Usia kerja 203.761 185.970 188.190 189.256 190.326

Lowongan Kerja 921 2.350 3.168 3.735 3.341

Pencari Kerja Terdaftar 5.647 3.648 4.306 5.285 4.745

Penenmpatan Tenaga Kerja 1.120 1.177 1.957 2.117 1.720

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatn Sipil

Angka pengangguran dapat disebabkan beberapa faktor antara lain terbatasnya

jumlah lapangan kerja yang tersedia, pertumbuhan penduduk yang relatif cepat,

terjadinya pemulangan tenaga kerja dari luar negeri (TKI), kualitas Sumber Daya

Manusia yang tidak sejalan dengan tingkat pendidikan yang dicapai. Jumlah

angkatan kerja di Kabupaten Ngawi mengalami peningkatan pada tahun 2013

sebanyak 626.295 tetapi mengalami hingga tahun 2016 menjadi 480.268 orang

disebabkan oleh penduduk usia kerja setelah itu mengalami peningkatan setiap

tahunnya hingga 2016 sebanyak 646.002 dan penduduk bukan usia kerja yang

mengalami penurunan.

1.5.5 Komposisi Jumlah Kelahiran Dan Kematian di Kabupaten Ngawi.

a. Jumlah Kelahiran dan Kematian di Kabupaten Ngawi Tahun 2016

Angka kelahiran di Kabupaten Ngawi mengalami peningkatan dan

penurunan di berbagai Kecamatan. Angka kelahiran terendah terjadi pada

Kecamatan Kasreman dengan total 265 jiwa, dan tertinggi pada Kecamatan

Paron sebesar 1.136 jiwa. Angka Kematian tertinggi pada Kecamatan Geneng

sebesar 139 jiwa dan terendah pada Kecamatan Bringin sebesar 18 jiwa.

Dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut merupakan Jumlah Kelahiran dan

Kematian di Kabupaten Ngawi 2016

Page 11: BAB III DISKRIPSI DAERAH PENELITIAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/57663/13/BAB III.pdf · Sumber: Schmidt dan Furguson, (1951) di dalam buku Yuli Priyana, (2008) Rumus yang

35

Tabel 3.6 Jumlah Kelahiran dan kematian di Kabupaten Ngawi 2016

Kelahuiran Kematian

Kecamatan Laki-laki Perempuan Total Laki-Laki Perempuan Total

Sine 297 243 540 49 22 71

Ngrambe 235 261 496 32 19 51

Jogorogo 289 273 562 19 16 35

Kendal 319 299 618 16 20 36

Geneng 336 289 625 86 53 139

Gerih 234 222 456 41 33 74

Kwadungan 165 157 322 21 18 39

Pangkur 137 155 292 22 11 33

Karangjati 265 274 539 53 30 83

Bringin 169 147 316 14 4 18

Padas 219 187 406 51 24 75

Kasreman 133 132 265 40 24 64

Ngawi 511 491 1.002 17 14 31

Paron 588 548 1.136 31 56 87

Krdunggalar 470 373 843 64 25 89

Pitu 193 169 362 17 8 26

Widodaren 453 417 870 32 20 52

Mantingan 217 221 438 16 11 27

Karanganyar 199 167 366 30 5 35

Jumlah 5.429 5025 10.454 651 414 1.065

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatn Sipil, 2016

Data di atas menujukkan angka kematian dan angka kelahiran di Kabupaten

Ngawi tahun 2016. Angka kelahiran mencapai 10.454 jiwa dengan jumlah

kelahiran bayi laki-laki 5.429 jiwa dan bayi perempuan 5.024 jiwa. Angka

kematian total mencapai 1.065 jiwa, dengan jumlah kematian bayi laki-laki 651

jiwa dan perempuan mencapai 414 jiwa. Sehingga angka kelahiran mengalami

peningkatan sebesar 0,57%, karena kurang tersosialisasinya program keluarga

berencana yang sudah di programkan oleh Pemerintah setempat..

1.5.6 Listrik

Listrik merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi kelangsungan

hidup manusia seperti untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk penunjang

Page 12: BAB III DISKRIPSI DAERAH PENELITIAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/57663/13/BAB III.pdf · Sumber: Schmidt dan Furguson, (1951) di dalam buku Yuli Priyana, (2008) Rumus yang

36

kegiatan lain, termasuk didalamnya sebagai penunjang keberlangsungan kegiatan

pariwisata. Lokasi wisata Ngawi sudah dapat dijangkau listrik semua. Jumlah

pelanggan listrik PLN pada tahun 2016 mencapai 217.105 pelanggan, turun sekitar

1,72% dari tahun 2015 yang mencapai 213.432 pelanggan (PT. PLN Ngawi, 2016).

1.5.7 Air Bersih

Air merupakan komponen lingkup yang penting bagi kehidupan. Air adalah

kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada kehidupan

seandainya di bumi ini tidak ada air. Air bersih sangat berperan penting dalam

kegiatan pariwisata untuk memenuhi kebutuhan paiwisata seperti untuk MCK,

minum dan sebagainya. Jumlah pelangangan PDAM di Kota Ngawi mengalami

peningkatan dari 29.711 pada tahun 2015 menjadi 32.248 pelanggan pada tahun

2016. Total produksi air minum yang disalurkan pada tahun 2016 mencapai 7,062

juta m3, meningkat sekitar 8,28% dari tahun sebelumnya yang mencapai 6,522 juta

m3 (PDAM Ngawi, 2016).

1.5.8 Fasilitas Pariwisata

Kegiatan pariwisata akan berjalan lancar apabila didukung dan dilengkapi

dengan adanya fasilitas pariwisata. Adanya fasilitas tersebut wisatawan yang

mengunjungi Daerah Tujuan Wisata (DTW) akan mudah terpenuhi kebutuhan

pariwisata seperti, toko souvenir, Penjual makanan/minuman, penginapan, rumah

makan, tempat ibadah dan lain sebagainya. Gambar 3.3 berikut merupakan Peta

persebaran Pariwisata di Kabupaten Ngawi.

Page 13: BAB III DISKRIPSI DAERAH PENELITIAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/57663/13/BAB III.pdf · Sumber: Schmidt dan Furguson, (1951) di dalam buku Yuli Priyana, (2008) Rumus yang

37

Lampiran 3.3 Peta Persebaran Pariwisata Di Kabupaten Ngawi.