bab iii deskripsi wilayah penelitianeprints.umm.ac.id/41806/4/bab iii.pdf72 sumber : ponorogo dalam...

27
70 BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN Kabupaten Ponorogo merupakan daerah yang berada di wilayah provinsi Jawa Timur. Terletak di sebelah barat daya dan berbatasan langsung dengan Jawa Tengah. Saat ini Kabupaten Ponorogo dipimpin oleh Drs. H. Ipong Muchlisoni selaku Bupati dan Drs. H. Soedjarno, MM selaku Wakil Bupati periode dari tahun 2016-2021. Di dalam menguraikan Bab III tentang deskripsi wilayah penelitian, penulis menggunakan data dari Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENSTRA SKPD) Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2021, juga data statistik dari Ponorogo Dalam Angka, Kecamatan Mlarak Dalam Angka dan Kecamatan Siman Dalam Angka, Kecamatan Jetis Dalam Angka serta data yang bersifat sekunder dari website. Visi Misi dari Kabupaten Ponorogo dalam lima tahun ke depan mulai dari 2016-2021 yaitu Ponorogo Berbenah Menuju Ponorogo yang Lebih Maju, Berbudaya dan Religius”. Kemudian misi Kabupaten Ponorogo terangkum ke dalam poin di antaranya ialah terbentuk pemimpin teladan untuk mengembangkan pada tata kelola pemeritahan daerah, mampu mengelola seluruh sumber daya jadi lebih berguna dan berkelanjutan secara social ekonomi, pengelolaan infrastruktur dan suprastruktur, membangun manajemen pertanian modern, pemberdayaan ke masyarakat miskin dan menganggur sehingga menjadi mandiri, menyediakan ruang publik bagi masyarakat, serta memajukan kualitas pendidikan, kesehatan dan pelayanan umum untuk menciptakan kualitas Sumber Daya Manusia. 101 101 Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENSTRA SKPD) Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2021

Upload: others

Post on 16-Feb-2020

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIANeprints.umm.ac.id/41806/4/BAB III.pdf72 Sumber : Ponorogo Dalam Angka, 2017 Gambar 3.1.1 Peta Kabupaten Ponorogo Dilihat secara administrasi Kabupaten

70

BAB III

DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

Kabupaten Ponorogo merupakan daerah yang berada di wilayah provinsi

Jawa Timur. Terletak di sebelah barat daya dan berbatasan langsung dengan Jawa

Tengah. Saat ini Kabupaten Ponorogo dipimpin oleh Drs. H. Ipong Muchlisoni

selaku Bupati dan Drs. H. Soedjarno, MM selaku Wakil Bupati periode dari tahun

2016-2021. Di dalam menguraikan Bab III tentang deskripsi wilayah penelitian,

penulis menggunakan data dari Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah

(RENSTRA SKPD) Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2021, juga

data statistik dari Ponorogo Dalam Angka, Kecamatan Mlarak Dalam Angka dan

Kecamatan Siman Dalam Angka, Kecamatan Jetis Dalam Angka serta data yang

bersifat sekunder dari website.

Visi Misi dari Kabupaten Ponorogo dalam lima tahun ke depan mulai dari

2016-2021 yaitu Ponorogo Berbenah Menuju Ponorogo yang Lebih Maju,

Berbudaya dan Religius”. Kemudian misi Kabupaten Ponorogo terangkum ke

dalam poin di antaranya ialah terbentuk pemimpin teladan untuk mengembangkan

pada tata kelola pemeritahan daerah, mampu mengelola seluruh sumber daya jadi

lebih berguna dan berkelanjutan secara social ekonomi, pengelolaan infrastruktur

dan suprastruktur, membangun manajemen pertanian modern, pemberdayaan ke

masyarakat miskin dan menganggur sehingga menjadi mandiri, menyediakan ruang

publik bagi masyarakat, serta memajukan kualitas pendidikan, kesehatan dan

pelayanan umum untuk menciptakan kualitas Sumber Daya Manusia.101

101 Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENSTRA SKPD) Dinas Pertanian

Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2021

Page 2: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIANeprints.umm.ac.id/41806/4/BAB III.pdf72 Sumber : Ponorogo Dalam Angka, 2017 Gambar 3.1.1 Peta Kabupaten Ponorogo Dilihat secara administrasi Kabupaten

71

3.1 Gambaran Umum Kabupaten Ponorogo

3.1.1 Kondisi Geografis

Ditinjau dari segi geografis, Kabupaten Ponorogo berada di antara

perbatasan Provinsi Jawa Timur dan Jawa Timur. Kabupaten Ponorogo ada di

kelilingi oleh Gunung Bayangkaki dan Gunung Wilis sebelah timur dan

Gunung Beruk sebelah selatan dan Gunung Cumbri sebelah barat. Sehingga

sebagian besar wilayah Kabupaten Ponorogo itu terletak di dataran rendah, dan

juga Kabupaten Ponorogo tidak memiliki pantai. Akibatnya iklim di Kabupaten

Ponorogo cukup panas, berada di sekitaran 30-32 derajat celcius.

Wilayah keseluruhan Kabupaten Ponorogo mencapai 1.372.78 Km2 dan

terletak pada 111°07′E- 111°52′E dan 07°49′S - 08° 20′S. Kondisi wilayah

sangat bervariasi mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Sekitar 79,0%

berada di ketinggian kurang dari 500 mdpl dan 14,5% berada di antara 500-700

mdpl. Sedangkan sisanya 5,98% di ketinggian lebih 700 mdpl. Sebagian besar

dataran rendah mengakibatkan memiliki iklim tropis yang mengalami dua

musim saja, yaitu kemarau dan penghujan. Di dataran rendah suhu udara

berkisar 28-32 derajat celcius dan untuk dataran tinggi suhu 18-27 derajat102.

Batas wilayah Kabupaten Ponorogo sebelah utara adalah Kabupaten

Magetan, Madiun dan Nganjuk, selatan Pacitan, timur Tulungagung dan

Trenggalek serta bagian barat adalah Pacitan dan Wonogiri. Peta Kabupaten

Ponorogo dapat dilihat pada gambar 3.1.1 berikut :

102 Kabupaten Ponorogo Dalam Angka Ponorogo Regency in Figures 2017, Badan Pusat Statistik

Kabupaten Ponorogo

Page 3: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIANeprints.umm.ac.id/41806/4/BAB III.pdf72 Sumber : Ponorogo Dalam Angka, 2017 Gambar 3.1.1 Peta Kabupaten Ponorogo Dilihat secara administrasi Kabupaten

72

Sumber : Ponorogo Dalam Angka, 2017

Gambar 3.1.1 Peta Kabupaten Ponorogo

Dilihat secara administrasi Kabupaten Ponorogo dibagi menjadi 21

kecamatan, 307 desa dan kelurahan, ada 1.002 dusun, 2.274 RW dan 6.869 RT.

Di antara kecamatan yang ada, Kecamatan Ngrayun menjadi wilayah terluas

dengan area di atas 100 Km2 (184,77 Km2), disusul setelahnya Kecamatan

Pulung (127,56 km2) dan Kecamatan Sawoo (124,72 Km2). Kabupaten

Ponorogo terdiri dari dua sub area saja, yaitu dataran tinggi dan dataran rendah.

Dataran tinggi mencakup empat wilayah kecamatan, Kecamatan Ngrayun,

Pulung, Kecamatan Sooko dan juga Kecamatan Ngebel. Sedangkan daerah

lainnya termasuk ke dalam dataran rendah103.

103 Kabupaten Ponorogo Dalam Angka Ponorogo Regency in Figures 2017, Badan Pusat Statistik

Kabupaten Ponorogo

Page 4: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIANeprints.umm.ac.id/41806/4/BAB III.pdf72 Sumber : Ponorogo Dalam Angka, 2017 Gambar 3.1.1 Peta Kabupaten Ponorogo Dilihat secara administrasi Kabupaten

73

Wilayah Kabupaten Ponorogo yang digunakan untuk lahan pertanian

mencapai 34.801 Ha dan non persawahan atau perkebunan seluas 52.457 Ha.

Lahan ini kemudian terbagi lagi ke dalam lahan sawah irigasi sebesar 32.775

Ha dan sisanya adalah sawah non irigasi seluas 2.026 Ha. Lahan sawah

merupakan lahan yang khusus digunakan untuk bertani yang dipetak-petakkan

dan dibatasi oleh pematang. Lahan persawahan di Kabupaten Ponorogo sering

ditanami padi, kedelai, atau kacang tanah dan kacang hijau, bawang merah,

bawang putih dan ada juga yang menanam semangka dan melon dalam waktu

tertentu. Selain sawah ada juga lahan pertanian lain yaitu kebun atau tegal104.

Aktifitas pertanian membutuhkan pengairan. Di Kabupaten Ponorogo

juga terdapat sungai yang dimanfaatkan untuk itu. Seperti Sungai Asin dengan

panjang sungai hingga mencapai 37 Km dan dapat mengairi seluas 5.656 Ha

luas persawahan. Selanjutnya ada Sungai Cemer bersumber di Desa Nglegok

dengan panjang 36 Km dan dapat mengairi lahan pertanian seluas 5.295 Ha.

Ketiga ada Sunga Gendol dengan panjang 33 Km, bersumber di Kedungpring

dan dapat mengairi lahan dengan luas 376 Ha. Begitu pula dengan sungai-

sungai lain yang dimanfaatkan petani untuk irigasi seperti Sungai Keyang,

Sungkur, Gonggang dan Sungai Slahung105.

Penelitian mengenai evaluasi kebijakan PUAP juga mengambil tempat

di Desa Nglumpang, Kecamatan Mlarak, Desa Kepuhrubuh Kecamatan Siman

104 Kabupaten Ponorogo Dalam Angka Ponorogo Regency in Figures 2017, Badan Pusat Statistik

Kabupaten Ponorogo

105 Anonymous, 2015, Nama-nama Sungai, Panjang dan Manfaatnya Untuk Irigasi,

https://ponorogokab.bps.go.id/statictable/2015/03/20/189/nama---nama--sungai---panjang--sungai-

-dan--manfaatnya--untuk--irigasi--2013.html. Diakses tanggal 8 Oktober 2018

Page 5: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIANeprints.umm.ac.id/41806/4/BAB III.pdf72 Sumber : Ponorogo Dalam Angka, 2017 Gambar 3.1.1 Peta Kabupaten Ponorogo Dilihat secara administrasi Kabupaten

74

dan Desa Tegalsari, Kecamatan Jetis. Maka pada Bab III ini juga dijelaskan

deskripsi singkat wilayah penelitian yang mencakup ketiga desa tersebut. Di

sini akan dijelaskan keadaan geografis dan demografis desa juga potensi desa.

Berikut penjelasan keadaan geografis wilayah desa penelitian;

Gambar 3.1.1 (1) Peta Lokasi Desa Nglumpang Kecamatan Mlarak

Luas wilayah Desa Nglumpang Kecamatan Mlarak adalah 152 hektar

atau dengan persentase 4,06% dari total keseluruhan luas Kecamatan Mlarak

sebesar 3.720 Ha. Desa Nglumpang termasuk dataran rendah, sehingga tinggi

desa hanya mencapai 109 mdpl. Seperti halnya wilayah dataran rendah dan

tropis lainnya yang hanya memiliki dua musim dengan rata-rata curah hujan

berada di area 197,9 mm106.

106 Kecamatan Mlarak Dalam Angka Mlarak Subdistrict in Figures, 2018

Page 6: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIANeprints.umm.ac.id/41806/4/BAB III.pdf72 Sumber : Ponorogo Dalam Angka, 2017 Gambar 3.1.1 Peta Kabupaten Ponorogo Dilihat secara administrasi Kabupaten

75

Batas utara Desa Nglumpang adalah Desa Kaponan, sebalah selatan

Desa Mojorejo Kecamatan Jetis, sebelah barat adalah Desa Gontor dan batas

sebelah timur adalah Desa Mlarak, Kecamatan Mlarak. Penulis mengamati

bahwasanya karakteristik desa ini masih ada jalan yang belum diaspal, tetapi

tidak sampai menghambat mobilisasi para masyarakatnya.

Selanjutnya adalah Desa Kepuhrubuh Kecamatan Siman dengan luas

seluruhnya 124,33 hektar dengan persentase 3,29% dari jumlah total luas se-

kecamatan Siman yaitu 3.795 Ha. Karena dataran rendah Desa Kepuhrubuh

terletak pada ketinggian 129 mdpl dan memiliki suhu sekitar 27-32 derajat.

Dataran rendah ini membuat pertanian di desa Kepuhrubuh didominasi oleh

jagung, padi dan kedelai107. Peta Desa Kepuhrubuh dapat dilihat pada gambar

berikut:

Gambar 3.1.1 (2) Peta Desa Kepuhrubuh Kecamatan Siman

107 Kecamatan Siman Dalam Angka Siman Subdistrict in Figures, 2018

Page 7: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIANeprints.umm.ac.id/41806/4/BAB III.pdf72 Sumber : Ponorogo Dalam Angka, 2017 Gambar 3.1.1 Peta Kabupaten Ponorogo Dilihat secara administrasi Kabupaten

76

Desa Kepuhrubuh tidak memiliki daerah yang luas, sehingga lahan

untuk pertaniannya pun juga begitu. Maka untuk jumlah Kelompok Tani di

Gapoktan Manteb Abadi hanya ada dua Kelompok Tani saja, yaitu Kelompok

Tani Manteb Satu dan Manteb Dua. Begitu juga untuk jumlah dusun, hanya ada

dua yaitu Dusun Grageh dan Dusun Krajan.

Tanda batas Desa Kepuhrubuh yaitu sebelah utara dibatasi oleh Desa

Brahu Kecamatan Siman, sebelah selatan Desa Bajang Kecamatan Mlarak dan

sebelah timur ada Desa Kaponan Kecamatan Mlarak dan batas sebelah barat

yaitu Desa Demangan Kecamatan Siman Kabupaten Ponorogo.

Kondisi geografis yang terakhir adalah Desa Tegalsari di Kecamatan

Jetis. Peta wilayah Desa Tegalsari dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1.1 (3) Peta Desa Tegalsari Kecamatan Jetis

Page 8: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIANeprints.umm.ac.id/41806/4/BAB III.pdf72 Sumber : Ponorogo Dalam Angka, 2017 Gambar 3.1.1 Peta Kabupaten Ponorogo Dilihat secara administrasi Kabupaten

77

Desa Tegalsari Kecamatan Jetis memiliki luas lebih besar dari desa

lainnya yaitu 203 hektar dengan prosentase 9,08%. Desa Tegalsari berada di

ketinggian 161 mdpl, yang artinya masih tergolong ke dalam dataran rendah

dan memiliki suhu rata-rata sama dengan daerah lainnya, yaitu sekitar 27-32

derajat celcius108. Luasnya wilayah desa menyebabkan Desa Tegalsari terbagi

menjadi tiga dusun, yaitu Dusun Jinontro, Dusun Gendol dan Dusun Setono.

Batas wilayah Desa Tegalsari sebelah utara Desa Gandu dan Jabung

dan sebelah selatan adalah Desa Jetis dan Desa Karanggebang. Bagian barat

adalah Desa Wonoketro dan timur adalah Desa Mojorejo dan Karanggebang

Kecamatan Jetis. Desa Tegalsari mempunyai musim seperti desa lainnya, musim

kemarau dan penghujan. Berdasarkan klasifikasi iklim Desa Tegalsari termasuk

dalam tipe iklim D yaitu 3 hingga 4 bulan basah secara berturut-turut serta dalam

sub divisi empat, yaitu lebih dari 6 bulan kering berturut-turut109.

3.1.2 Kondisi Demografis

Kabupaten Ponorogo memiliki jumlah kepadatan penduduk mencapai

635 jiwa/Km2, dengan jumlah penduduk secara keseluruhan sebesar 868.815

jiwa di tahun 2016. Penduduk terbagi ke dalam 434.303 laki-laki dan 434.513

perempuan. Berdasarkan kelompok umur penduduknya, Kabupaten Ponorogo

terbagi ke dalam penduduk dengan usia 0-4 tahun, dengan jumlah 59.171 jiwa.

Usia 5-14 tahun jumlah 123.516 jiwa, usia 15-64 tahun dengan 590.790 jiwa

dan di atas 65 tahun sebanyak 93.339 jiwa.110

108 Kecamatan Jetis Dalam Angka Jetis Subdistrict in Figures, 2018

109 Profil Gabungan Kelompok Tani Ronggo Warsito Desa Tegalsari Kecamatan Jetis.

110 Kabupaten Ponorogo Dalam Angka Ponorogo Regency in Figures, 2017

Page 9: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIANeprints.umm.ac.id/41806/4/BAB III.pdf72 Sumber : Ponorogo Dalam Angka, 2017 Gambar 3.1.1 Peta Kabupaten Ponorogo Dilihat secara administrasi Kabupaten

78

Kabupaten Ponorogo memiliki jumlah penduduk dengan usia produktif

lebih banyak apabila dibandingkan dengan usia lainnya. Potensi Sumber Daya

Manusia ini menjadi modal berharga untuk pembangunan di berbagai sektor ke

depannya. Momentum bonus demografi harus dimanfaatkan dengan baik untuk

memajukan kualitas hidup masyarakat, bangsa dan negara.

Apabila dilihat kepadatan penduduknya per kecamatan, Kecamatan

Ponorogo merupakan wilayah yang memiliki jumlah kepadatan penduduk

terbesar, yaitu 77.184 jiwa, nomor dua Kecamatan Babadan dengan jumlah

65.949 jiwa dan kemudian Kecamatan Ngrayun sebesar 56.497 jiwa. Sebaran

penduduk masih terpusat di daerah perkotaan, yang menandakan jika kegiatan

perekonomian masyarakat berada di titik tertentu, belum menyebar merata. Ini

bisa dilihat dari pusat perbelanjaan, pasar besar dan pusat kegiatan lainnya

berada di kecamatan kota. Sedangkan pada pinggiran kabupaten, masyarakat

sebagian besar bekerja di sektor pertanian111.

Kondisi demografi juga melihat sisi ketenagakerjaan. Ditinjau dari segi

ketenagakerjaan, penduduk Ponorogo juga bekerja menjadi Tenaga Kerja

Indonesia. Jumlah para pencari kerja tahun 2016 tercatat sebanyak 8.751 orang,

terdiri 2.758 laki-laki dan 5.993 perempuan. Sedangkan jumlah TKI dan TKW

yang berada di luar negeri mencapai 4.902 orang, ada 1.240 tenaga kerja laki-

laki dan 3.662 tenaga kerja perempuan. Negara tujuan terbesar dari para tenaga

kerja ini ialah Taiwan (3.016 jiwa) dan Hongkong (1.389 jiwa)112.

111 Kabupaten Ponorogo Dalam Angka Ponorogo Regency in Figures 2017, Badan Pusat Statistik

Kabupaten Ponorogo

112 Ibid

Page 10: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIANeprints.umm.ac.id/41806/4/BAB III.pdf72 Sumber : Ponorogo Dalam Angka, 2017 Gambar 3.1.1 Peta Kabupaten Ponorogo Dilihat secara administrasi Kabupaten

79

Menjadi Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri dilakukan karena ada

desakan ekonomi. Alasan lain adalah karena adanya motivasi bayaran yang

tinggi di luar negeri. Selain itu di dalam negeri sendiri susah untuk mencari

lapangan pekerjaan, ditambah keterampilan yang dimiliki juga terbatas. Ada

pekerjaan sebenarnya yang dapat dilakukan, yaitu pertanian. Akan tetapi hal itu

tidak sebanding dengan upah yang didapatkan dan beratnya pekerjaan yang

harus dilakukan. Hemat penulis memang pertanian belum mampu menaikkan

penghasilan petani.

Selain itu jumlah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di tahun 2015

di Kabupaten Ponorogo menunjukkan angka 3,69%, mengalami kenaikan dari

tahun 2014 yang mencapai angka 3,15%. Begitu pula dengan UMK di tahun

2016 menjadi Rp. 1.283.000,-, daripada tahun 2015 yang berjumlah Rp.

1.150.000,-113. Minimnya upah pekerja ini juga dipengaruhi oleh pertumbuhan

ekonomi yang rendah. Tidak seperti beberapa kabupaten lain yang banyak

sumber perekonomian, seperti Gresik, Malang, Surabaya ataupun Pasuruan.

Kondisi demografi pada suatu derah juga menerangkan keadaan dari

segi pendidikan. Pada periode tahun 2016/2017 di Kabupaten Ponorogo ada

63.879 orang yang mengenyam pendidikan di 602 SD, 20.662 orang siswa dari

89 SMP, 9.509 orang siswa dari 27 SMA, dan 15.967 orang siswa dari 43 SMK.

Sedangkan dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) terdapat 12.276 orang siswa dari 91

sekolah, 15.318 orang siswa dari 82 Madrasah Tsanawiyah (MTs), serta 9.902

orang dari 64 Madrasah Aliyah (MA).

113 Kabupaten Ponorogo Dalam Angka Ponorogo Regency in Figures 2017, Badan Pusat Statistik

Kabupaten Ponorogo

Page 11: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIANeprints.umm.ac.id/41806/4/BAB III.pdf72 Sumber : Ponorogo Dalam Angka, 2017 Gambar 3.1.1 Peta Kabupaten Ponorogo Dilihat secara administrasi Kabupaten

80

Pendidikan yang ditempuh merupakan salah satu indikator di dalam

menilai Indeks Pembangunan Manusia. IPM menentukan kualitas dari Sumber

Daya Manusia itu sendiri. Siswa-siswa tersebut adalah aset yang berharga bagi

bangsa dan negara, karena di tangan mereka ada harapan untuk memajukan

sektor ekonomi, politik, teknologi dan sebagainya.

Kondisi demografi lainnya adalah data kependudukan agama. Dari sisi

keagamaan rata-rata masyarakat di Kabupaten Ponorogo memeluk agama Islam

dengan prosentase sebesar 99,32% atau 937.607 jiwa, Kristen Protestan dengan

besaran 0,35% atau 3.169 jiwa, Katholik 0,33% atau 3.057 jiwa, dan Budha

0,05% atau 340 jiwa dan agama Hindu (0,02%) atau 72 jiwa114.

3.1.3 Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya

Kabupaten Ponorogo memiliki kepadatan penduduk sebesar 634 jiwa

per Km2. Jumlah penduduk mencapai 868.815 jiwa dengan pembagian laki-laki

434.303 jiwa dan perempuan 434.513 jiwa. Banyak dari masyarakat miskin ini

tinggal di pedesaan dan bermatapencaharian sebagai petani. Rata-rata

pendapatan mereka di kisaran Rp. 266.312,- per bulan. Kemiskinan ini

menyebabkan masyarakat terbatas untuk mengakses barang publik, seperti

kesehatan atau pendidikan. Sedangkan jumlah masyarakt miskin di Kabupaten

Ponorogo mencapai 102.062 ribu jiwa atau dengan persentase 11,76%115.

Walaupun begitu laju ekonomi cukup bagus jika dibandingkan dengan

kabupaten lain wilayah karasidenan Madiun. Ponorogo menempati posisi tiga

114 Kabupaten Ponorogo Dalam Angka Ponorogo Regency in Figures 2017, Badan Pusat Statistik

Kabupaten Ponorogo

115 Ibid

Page 12: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIANeprints.umm.ac.id/41806/4/BAB III.pdf72 Sumber : Ponorogo Dalam Angka, 2017 Gambar 3.1.1 Peta Kabupaten Ponorogo Dilihat secara administrasi Kabupaten

81

dengan laju 5,30%, di bawah Kota Madiun 5,92% dan Kabupaten Magetan

5,32%. Selanjutnya yaitu Kabupaten Ponorogo ada Kabupaten Madiun sebesar

5,28%, dan Kabupaten Ngawi dan Pacitan masing-masing sebesar 5,23%116.

Masalah sosial di Ponorogo tidak terlepas jauh dari soal kemiskinan.

Kemiskinan memang menjadi permasalahan dimana pun itu, begitu pula yang

ada di Kabupaten Ponorogo. Kemiskinan diakibatkan oleh banyak faktor, dan

menjadi sebab akan ketidakmampuannya untuk melakukan kegiatan usaha

perekonomian. Termasuk para petani yang mengalami kemiskinan. Tentunya

ini berdampak terhadap proses kegiatan usaha lainnya. Jumlah dari penduduk

miskin di Kabupaten Ponorogo tahun 2015 yaitu sebesar 103,22 ribu jiwa

dengan prosentase 11,92%. Garis miskin atau pendapatan para petani berada

pada rata-rata 251.525 rupiah. Nominal yang terbilang sangat sedikit. Pada

tahun 2016 rata-rata jumlah penduduk miskin yaitu 102,07 ribu jiwa dengan

prosentase 11,76% dan garis kemiskinannya adalah 266.312 rupiah117.

Kondisi sosial di ketiga desa tempat penelitian, Desa Nglumpang dan

Kepuhrubuh dan Tegalsari bekerja sebagai petani dan miskin. Petani yang ada

di Desa Nglumpang ada sebanyak 444 orang, di Desa Kepuhrubuh terdapat 474

orang dan yang ada di desa Tegalsari terdapat 455 orang. Penduduk yang

bermata pencaharian sebagai petani begitu banyak, dan mereka itu tidak

seluruhnya bergabung menjadi anggota Gabungan Kelompok Tani. Sehingga

program PUAP tidak dapat dirasakan oleh petani secara keseluruhan.

116 Kabupaten Ponorogo Dalam Angka Ponorogo Regency in Figures 2017, Badan Pusat Statistik

Kabupaten Ponorogo

117 Ibid

Page 13: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIANeprints.umm.ac.id/41806/4/BAB III.pdf72 Sumber : Ponorogo Dalam Angka, 2017 Gambar 3.1.1 Peta Kabupaten Ponorogo Dilihat secara administrasi Kabupaten

82

Kemiskinan dengan perekonomian memiliki hubungan erat. Karena

faktor terjadinya kemiskinan adalah kondisi perekonomian yang tidak merata.

Oleh sebab itu pemerataan ekonomian merupakan sesuatu yang perlu dipenuhi

untuk membangun masyarakat. Ekonomi yang tumbuh adalah keharusan bagi

pembangunan ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ponorogo di

tahun 2015 sebesar 5,25%118. Perkembangan perekonomian di Kabupaten

Ponorogo bertumpu pada sektor pertanian, dan penghasil hortikultura kecuali

Kecamatan Ponorogo yang bertumpu pada sektor perdagangan dan jasa.

Kondisi geografis Kabupaten Ponorogo dan iklim yang sesuai menjadi

andalan untuk menguatkan ekonomi pada sektor pertanian. Sumber ekonomi

dari sektor lama-kelamaan cenderung mengalami penurunan dan mulai beralih

kepada sektor informasi dan komunikasi. Hal ini disebabkan perubahan iklim

yang tidak menentu dan tidak dapat diprediksi menyebabkan kontribusi sektor

pertanian menurun. Selain itu pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ponorogo juga

melebar ke sektor perdangan dan kegiatan transportasi. Ditambah lagi sarana

penyediaan akomodasi, makan dan minum, jasa keuangan menambah ekonomi

semakin mengalami pertumbuhan.

Dari segi budaya setiap desa tersebut memiliki kesenian tersendiri. Desa

Nglumpang memiliki kesenian ‘gajah-gajahan’ dan Desa Kepuhrubuh berupa

‘unta-untaan’, yaitu suatu pertunjukan masyarakat Ponorogo selain kesenian

Reog. Kesenian ini diiringi oleh musik hadroh atau samroh. Kesenian ini

tercipta bukan untuk ritual akan tetapi hanya untuk hiburan masyarakat semata.

118 Anonymous, 2018, RPJMD Kabupaten Ponorogo 2016-2021,

http://bappeda.ponorogo.go.id/index.php/data-info/dokumen-perencanaan/item/238-rpjmd-

kabupaten-ponorogo-tahun-2016-2021

Page 14: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIANeprints.umm.ac.id/41806/4/BAB III.pdf72 Sumber : Ponorogo Dalam Angka, 2017 Gambar 3.1.1 Peta Kabupaten Ponorogo Dilihat secara administrasi Kabupaten

83

Apabila Desa Nglumpang dan Desa Kepuhrubuh memiliki kesenian

budaya, Desa Tegalsari mempunyai wisata religi yaitu ziarah makam Kyai

Ageng Muhammad Besari. Beliau adalah pendiri pondok Tegalsari, pondok

tertua di Indonesia. Banyak tokoh nasional yang pernah lahir dari sini, sebut

saja Raden Ngabehi Ronggo Warsito, seorang pujangga terakhir Jawa, H.O.S

Cokroaminoto maupun Pakubuwono II. Pondok Tegalsari juga menjadi cikal

bakal berdirinya Pondok Modern Darussalam Gontor.

3.2 Hasil Produksi Pertanian dan Peternakan Kabupaten Ponorogo

Luas lahan persawahan di Kabupaten Ponorogo mencapai 34.801 Ha dan

non persawahan seluas 52.457 Ha, dengan luas di antaranya adalah lahan untuk

perkebunan. Lahan ini kemudian terbagi lagi ke dalam lahan sawah irigasi sebesar

32.775 Ha dan sisanya adalah sawah non irigasi seluas 2.026 Ha119. Berdasar

pengamatan penulis, lahan sawah lebih sering dimanfaatkan untuk padi, jagung,

kedelai, kacang tanah dan kacang hijau. Sehingga produksi terbesar adalah padi.

Lahan sawah merupakan lahan yang khusus digunakan untuk bertani yang

dipetak-petakkan dan dibatasi oleh pematang (galengan). Selain sawah ada juga

lahan pertanian yaitu kebun atau tegal. Karakteristik lahan ini ditanami tanaman

semusim atau tahunan seperti sayur-sayuran, jagung, cabai, tembakau, ubi-ubian

maupun cabai. Tanaman pertanian di Kabupaten Ponorogo dapat dibedakan dalam

tanaman musim kemarau dan penghujan. Tanaman musim penghujan mempunyai

ciri tanaman yang banyak membutuhkan air, seperti padi. Sedangkan pada musim

kemarau adalah jagung, kedelai, tembakau, kacang hijau,

119 Kabupaten Ponorogo Dalam Angka Ponorogo Regency in Figures 2017, Badan Pusat Statistik

Kabupaten Ponorogo

Page 15: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIANeprints.umm.ac.id/41806/4/BAB III.pdf72 Sumber : Ponorogo Dalam Angka, 2017 Gambar 3.1.1 Peta Kabupaten Ponorogo Dilihat secara administrasi Kabupaten

84

3.2.1 Produksi Tanaman Persawahan

Tanaman persawahan meliputi produksi dari padi, jagung dan kedelai

yang paling banyak ditanamn oleh petani di Kabupaten Ponorogo dan ketiga

desa penelitian. Hasil produksi selama lima tahun terakhir -sebelum Renstra

tahun 20016-2021 dibuat- dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.2.1 Produksi Tanaman Persawahan Kabupaten Ponorogo

No Komoditi Produksi (Ton)

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 Padi 394.278 422.281 326.668 427.652 426.800 441.919 468.594

2 Jagung 138.994 199.983 176.059 241.330 256.540 197.062 245.663

3 Kedelai 28.622 29.598 30.953 22.254 16.023 23.221 28.148

4 Kacang Tanah 2.401 3.117 3.499 4.879 4.808 2.440 3.098

5 Ubi Kayu 445.695 364.032 564.594 681.779 681.779 582.873 416.652

Sumber : Kabupaten Ponorogo Dalam Angka Ponorogo Regency in Figures 2017,

Badan Pusat Statistik Kabupaten Ponorogo

Padi menjadi tanaman pertanian yang paling banyak diproduksi oleh

para petani. Dalam setahun padi biasanya mengalami dua kali masa panen yang

dilakukan setiap tiga bulan sekali. Di tahun 2016 hasil produksi padi mencapai

4.798.387 Kw, mengalami kenaikan sebesar 3% daripada tahun 2015

(4.658.538 Kw).

Jenis tanaman lain yang juga dihasilkan dari lahan persawahan adalah

jenis hortikultura atau sayur-sayuran. Jumlah produksi bawang merah 14.690

Kw, bawang daun 37.836 Kw, kubis 45.192 Kw, wortel 76.937 Kw, sawi

24.678 Kw, cabe rawit 22.676 Kw, buncis 72.661 Kw, petai 51.805 Kw dan

tanaman lain yang rata-rata produksi dua ribu kuintal seperti kacang panjang,

cabe besar, terong, ketimun, melinjo dan tomat.

Page 16: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIANeprints.umm.ac.id/41806/4/BAB III.pdf72 Sumber : Ponorogo Dalam Angka, 2017 Gambar 3.1.1 Peta Kabupaten Ponorogo Dilihat secara administrasi Kabupaten

85

3.2.2 Produksi Tanaman Perkebunan

Perkembangan tanaman perkebunan yang ada di Ponorogo mengalami

trend naik turun (fluktuatif). Tanaman perkebunan didominasi oleh tebu dan

juga tembakau. Sekedar informasi, tembakau di Kabupaten Ponorogo masuk ke

dalam tembakau jenis Virginia atau Kedu atau petani menyebutnya dengan

tembakau lokal. Karakteristik dari tembakau ini adalah kadar nikotinnya yang

tinggi dan juga harga di pasaran lumayan menguntungkan. Secara garis besar

produksi perkebunan dari bisa dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 3.2.2 Produksi Tanaman Perkebunan Kabupaten Ponorogo

No Komoditi Produksi (Ton)

2011 2012 2013 2014 2015

1 Tebu 9.133,22 13.939,40 9.610,40 10.288,25 5.017,38

2 Tembakau Virginia 73,41 85,4 68,3 5,92 796,87

3 Kopi 35,74 35,49 59,62 56,21 192,86

4 Cengkeh 236,04 317,24 206,79 200,99 186,34

5 Kelapa 2.999,33 6.484,94 4.463,43 6.170,09 5.373,11

6 Kakao 390,45 496,22 520,31 593,7 661,22

Sumber : Kabupaten Ponorogo Dalam Angka Ponorogo Regency in Figures 2017,

Badan Pusat Statistik Kabupaten Ponorogo

Palawija dapat dikategorikan ke dalam tanaman perkebunan atau tegal.

Di tahun 2016 produksi tanaman palawija yang paling banyak adalah ubi kayu

(cassava) dengan jumlah 5.185.662 Kw kemudian diikuti produksi jagung

(maize) sebanyak 2.632.664 Kw. Selain itu produksi kedelai (soybean)

menyumbang hasil sebesar 219.479 Kw, kacang tanah (peanut) 19.578 Kw,

kacang hijau (mungbean) 16.518 Kw dan ubi jalar (sweet potato) 11.922 Kw.

Produksi tanaman perkebunan lainnya yang juga dominan adalah jahe,

dengan total produksi 14.481 ton, kemudian kunyit 7.718 ton, tebu 6.596 ton

Page 17: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIANeprints.umm.ac.id/41806/4/BAB III.pdf72 Sumber : Ponorogo Dalam Angka, 2017 Gambar 3.1.1 Peta Kabupaten Ponorogo Dilihat secara administrasi Kabupaten

86

dan kelapa 5.666 ton. Jenis tanaman tersebut termasuk ke dalam tanaman

perkebunan rakyat. Tanaman perkebunan yang juga terkenal dari Kabupaten

Ponorogo adalah tebu dan tembakau. Produksi tebu menyumbang 6.595, 51 ton.

Adapun tembakau terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya tembakau Jawa

(Java Tobacco) 180,64 ton, tembakau Virginia (Virginia Tobacco) 134,83 ton,

wijen (Sasame) 3,41 ton.

Di sisi lain produksi buah-buahan juga terbilang cukup banyak, di

antaranya adalah produksi pisang dengan jumlah 399.820 Kw, selanjutnya ada

jeruk keprok 87.265 Kw dan nangka sebesar 79.873 Kw, melon 48.257 Kw,

pepaya 42.770 Kw, mangga 31.405 Kw serta durian 19.692 Kw.120

3.3 Profil Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo

Sesuai dengan Perda Kabupaten Ponorogo Nomor 6 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, Dinas Pertanian dan Perikanan

mempunya fungsi menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertanian,

kelautan dan perikanan. Sedangkan pada Peraturan Bupati Ponorogo No 61 Tahun

2008 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo, Dinas

Pertanian memiliki tugas dan fungsi merumuskan kebijakan bidang pertanian,

menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum, membina dan

melaksanakan tugas di bidang pertanian, menyelenggarakan dan mengelola

administrasi dan urusan dinas, koordinasi dengan lembaga pemerintah atau swasta

yang berkaitan dengan lingkup tugas bidang pertanian serta melaksanakan tugas-

tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan bidang tugasnya.

120 Kabupaten Ponorogo Dalam Angka Ponorogo Regency in Figures 2017, Badan Pusat Statistik

Kabupaten Ponorogo

Page 18: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIANeprints.umm.ac.id/41806/4/BAB III.pdf72 Sumber : Ponorogo Dalam Angka, 2017 Gambar 3.1.1 Peta Kabupaten Ponorogo Dilihat secara administrasi Kabupaten

87

3.3.1 Visi dan Misi Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo

Visi dari Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo adalah

Terwujudnya Sistem Pertanian Modern Sebagai Basis Peningkatan Ekonomi

Masyarakat121. Misi adalah meningkatkan produksi pertanian perkebunan guna

menaikkan pendapatan petani melalui kegiatan usaha agribisnis serta

meningkatkan produksi ternak melalui pengembangan produk unggulan.

Selanjutnya adalah mewujudkan sumberdaya perikanan berkelanjutan

dan meningkatkan pelestarian hutan rakyat dan pelestarian (DAS) Daerah

Aliran Sungai serta meningkatkan kinerja aparatur pemerintah dinas dalam

membangun pertanian.

3.3.2 Tujuan dan Sasaran Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo

Di dalam mendukung pembangunan nasional, dinas pertanian dan

peternakan telah menetapkan empat tujuan Dinas Pertanian dan Perikanan

Kabupaten Ponorogo, di antaranya : (a) terwujudnya usaha pertanian mandiri

dan berkelanjutan melalui peningkatan kemampuan lembaga tani serta

mewujudkan usaha di bidang peternakan yang sustainable dengan cara yaitu

peningkatan populasi ternak dan hasil produksi petertanakan; (b) mewujudkan

usaha perikanan mandiri yang berkelanjutan dan meningkatkan kesadaran

masyarakat dalam mengkonsumsi ikan; (c) terwujudnya pelestarian hutan serta

fungsi dan daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS); (d) terwujudnya tata

kelola organisasi aparatur pertanian yang baik, kredibel dan akuntabel122.

121 Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENSTRA SKPD) Dinas Pertanian

Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2021

122 Ibid

Page 19: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIANeprints.umm.ac.id/41806/4/BAB III.pdf72 Sumber : Ponorogo Dalam Angka, 2017 Gambar 3.1.1 Peta Kabupaten Ponorogo Dilihat secara administrasi Kabupaten

88

Sedangkan sasaran pembangunan dari Dinas Pertanian dan Perikanan

Kabupaten Ponorogo yaitu meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman

pangan dan tanaman perkebunan, meningkatkan kapasitas tenaga penyuluh dan

lembaga usaha tani, meningkatkan produksi dan populasi peternakan,

meningkatkan produksi dan konsumsi ikan, meningkatkan pelestarian hutan

rakyat serta fungsi dan daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS), dan serta

terselenggaranya perencanaan yang berkesinambungan, pengawasan yang

berorientasi pada output, penatausahaan keuangan dan asset yang bertanggung

jawab dan pengelolaan SDM aparatur pertanian berbasis pembangunan

karakter.

3.3.3 Struktur Organisasi Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten

Ponorogo

Peraturan Bupati Ponorogo Nomor 61 Tahun 2008 telah menjelaskan

tentang Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo. Tugas

dari Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo tidak jauh dari pengembangan pada

sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan. Tugas tersebut adalah membantu

Bupati di dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas

ekonomi dan tugas pembantuan bidang pertanian.

Bagian-bagian dari struktur organisasi di antaranya adalah Sekretariat,

Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Bidang Kehutanan dan Bidang

Perkebunan, Bidang Peternakan dan Perikanan dan serta Kelompok Jabatan

Fungsional. Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) ada

di bawah naungan Kelompok Jabatan Fungsional. Mereka tidak bekerja untuk

Kepala Bidang tetapi kepada Kepala Dinas Langsung. Stukturnya berikut ini:

Page 20: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIANeprints.umm.ac.id/41806/4/BAB III.pdf72 Sumber : Ponorogo Dalam Angka, 2017 Gambar 3.1.1 Peta Kabupaten Ponorogo Dilihat secara administrasi Kabupaten

89

Gambar 3.3.3 Struktur Organisasi Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo

UPTD

Subag Umum dan

Kepegawaian

Subag Program

dan Pelaporan Subag Keuangan

Kepala Dinas

Sekretaris

Seksi Bina Usaha Tani

Tanaman Pangan dan

Hortikultura

Seksi Bina Produksi

Tanaman Pangan dan

Hortikultura

Seksi Bina Perlindungan

dan Tata Guna Air

Tanaman Pangan dan

Hortikultura

Bidang Tanaman Pangan

dan Hortikultura

Seksi

Pengembangan

Hutan Rakyat

Seksi Konservasi

Tanah dan

Rehabilitasi Hutan

Seksi Bina

Produksi dan Usaha

Kehutanan

Bidang Kehutanan

Seksi Bina Usaha

Tani Peternakan

dan Perikanan

Seksi Bina Produksi

Peternakan dan

Perikanan

Seksi Bina

Perlindungan

Peternakan dan

Perikanan

Bidang Peternakan

dan Perikanan

Seksi

Bina Usaha Tani

Seksi Bina

Produksi

Perkebunan

Seksi Bina

Perlindungan

Tanaman

Perkebunan

Bidang

Perkebunan

Kelompok

Jabatan

Fungsional

Page 21: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIANeprints.umm.ac.id/41806/4/BAB III.pdf72 Sumber : Ponorogo Dalam Angka, 2017 Gambar 3.1.1 Peta Kabupaten Ponorogo Dilihat secara administrasi Kabupaten

90

Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura

Bidang ini merupakan bagian yang mengurusi segala macam kegiatan

dalam pertanian, yang memiliki tugas untuk mengumpulkan bahan, melakukan

koordinasi, melaksanakan dan mengembangkan budidaya tanaman, melaksanakan

agro input dan penanganan setelah panen. Sedangkan fungsi dari Bidang Tanaman

Pangan dan Hortikultura itu sendiri adalah mengembangkan tanaman pangan dan

hortikultura, melaksanakan pemetaan potensi dan pengelolaan tanaman pangan dan

hortikultura dan juga melaksanakan evaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas di

bidang tanaman dan hortikultura.123

Adapun Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura memiliki 3 seksi, yaitu

Seksi Bina Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura bertugas menyiapkan

bahan-bahan dan kegiatan pembinaan dan serta mengembangkan produksi tanaman

pangan dan hortikultura. Selanjutnya dalah Seksi Bina Usaha Tani Hasil Tanaman

Pangan dan Hortikultura, yang bertugas mempersiapkan bahan dan melakukan

kegiatan pembinaan dan pengembangan usaha tani tanaman pangan dan hortikulta.

Kemudian yang terakhir adalah Seksi Bina Perlindungan, Tata Guna Lahan

dan Air Tanaman Pangan yang mempersiapkan segala macam bahan pertanian dan

juga ikut melaksanakan kegiatan pembinaan perlindungan, tata. guna lahan dan air

tanaman pangan dan hortikultura124. Untuk kegiatan lainnya adalah memberikan

bimbingan terhadap penggunaan pestisida, dan melakukan evaluasi dan laporan

kegiatan penggunaan pestisida dan alsintan.

123 RENCANA STRATEGIS Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENSTRA SKPD) Dinas Pertanian

Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2021

124 Ibid

Page 22: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIANeprints.umm.ac.id/41806/4/BAB III.pdf72 Sumber : Ponorogo Dalam Angka, 2017 Gambar 3.1.1 Peta Kabupaten Ponorogo Dilihat secara administrasi Kabupaten

91

3.4 Profil Gabungan Kelompok Tani Mitra Tani Desa Nglumpang

Desa Nglumpang memiliki luas 151 Ha atau sekitar 4,06 % dari jumlah total

luas keseluruhan dari Kecamatan Mlarak yang mencapai 3.720 Ha. Dengan luas

lahan persawahan 110,60 Ha dan lahan tegal atau perkebunan 8,00 Ha.125 Potensi

wilayah Desa Nglumpang mempunyai karakteristik yang hampir sama seperti desa

lainnya yang masih berada di wilayah Kecamatan Mlarak. Seperti tanaman

perkebunan, sayuran, buah, maupun tanaman pangan lain, contohnya padi, jagung

maupun kedelai. Aktivitas menanam atau bertani di Desa Nglumpang didasarkan

atas musim kemarau dan penghujan.

Di dalam mensukseskan tujuan berdirinya Gapoktan Mitra Tani maka

dibentuklah suatu visi dan misi sebagai arah dan kerangka acuan di dalam

melaksanakan berbagai kegiatan kelompok. Adapun visi dari Gapoktan Mitra Tani

adalah :

“Gapoktan Mitra Tani yang Mandiri, Handal dan Optimis Serta Berdaya

Saing, Menuju Mujtamaatiz Ziroiyah Almubarokah dan Sejahtera"

Visi yang dibuat kemudian dijabarkan lagi ke dalam suatu misi untuk

memudahkan langkah pelaksanaan program ke depan. Misi ini berupa rincian

uraian yang menerangkan tugas lebih detail. Sedangkan misi dari Gapoktan Mitra

Tani yaitu menyelenggarakan Gapoktan yang efisien, efektif, bersih, demokratis

dengan mengutamakan pelayanan kepada petani, memberdayakan petani agar dapat

meningkatkan kesejahteraannya, menjembatani kepentingan masyarakat petani

Desa Nglumpang yang berkualitas dengan kepentingan pemerintah.

Adapun struktur organisasi Gapoktan Mitra Tani adalah sebagai berikut :

125 Kecamatan Mlarak Dalam Angka Mlarak Subdistrict in Figures 2017

Page 23: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIANeprints.umm.ac.id/41806/4/BAB III.pdf72 Sumber : Ponorogo Dalam Angka, 2017 Gambar 3.1.1 Peta Kabupaten Ponorogo Dilihat secara administrasi Kabupaten

92

Gambar 3.4 Struktur Organisasi Gapoktan Mitra Tani Desa Nglumpang

Struktur organisasi pada Gapoktan Mitra Tani sebenarnya dimulai pada

tahun 2011 hingga 2016. Akan tetapi di tahun 2018 belum dibentuk kepengurusan

yang baru. Ini dikarenakan tidak adanya kemauan para anggota Gapoktan lainnya

untuk masuk sebagai pengurus Gapoktan. Pengurus Gapoktan yang ada dianggap

sudah baik, sehingga tidak perlu dilakukan perubahan.

KELOMPOK TANI BINAAN

KT.Tani Murni

Sunadji

KT.Sri Pangestu

Katemun

KT.Mekar Tani

Misraji

KT.Mugo Lestari

Sanusi

Ketua

Abdul Jali

Komite Pengarah

Kades Ka. BPP

Sucipto Supriyanto

Supriyanto PPL Ka. UPTD

Endah Nur F

Wakil Ketua

Slamet Riyadi

Tohari

Sekretaris II Sekretaris I

Suryono

Bendahara I Bendahara II

M. Yakub Suyitno

Unit Usaha

Tani

Zaenuddin

Subadri

Unit Usaha

Pangan

A.Khoiri W

Katemun

Unit Usaha

Saprodi

Jemiyo

M.Anwar

Unit Usaha

Pemasaran

M.Muchtar

Bonawan

Unit Usaha

Keuangan

Sukemi

Sukadi

HUMAS

Ismono

Jemingat

Misraji

Sanusi

Page 24: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIANeprints.umm.ac.id/41806/4/BAB III.pdf72 Sumber : Ponorogo Dalam Angka, 2017 Gambar 3.1.1 Peta Kabupaten Ponorogo Dilihat secara administrasi Kabupaten

93

3.5 Profil Gabungan Kelompok Tani Manteb Abadi Desa Kepuhrubuh

Desa Kepuhrubuh adalah salah satu desa di antara 17 desa lain yang masuk

ke dalam wilayah Kecamatan Siman. Desa Kepuhrubuh memiliki luas wilayah

124,32 Ha dari jumlah total luas Kecamatan Siman yang mencapai 3.795,00 Ha,

dengan persentase sebesar 3,28 %. Lahan yang digunakan untuk area pertanian

(persawahan) di Desa Kepuhrubuh adalah sebesar 49,08 Ha, yang masih termasuk

dalam pengairan irigasi. Sedangkan untuk luas lahan tegal atau kebun atau ladang

di Desa Kepuhrubuh mencapai 8,08 Ha.126

Gabungan Kelompok Tani Manteb Abadi didirikan pada tahun 2010 dan

berdudukan di Desa Kepuhrubuh Kecamatan Siman Kabupaten Ponorogo. Jumlah

anggota pada Gapoktan Manteb Abadi ada 196 orang anggota, dan untuk rincian

anggota dapat dilihat pada lampiran.

Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam upayanya meningkatkan kualitas

Sumber Daya Manusia pengurus Gapoktan dan anggota maka diadakanlah suatu

pertemuan rutin setiap tiga bulan sekali ketika akan menyalurkan dana pinjaman,

waktu angsuran maupun pelunasan. Selain itu juga Gapoktan Manteb Abadi telah

menerapkan tarikan uang untuk pemupukan modal yaitu Simpanan Wajib juga

Simpanan Sukarela setiap akhir tahun yang dihitung berdasarkan pembagian Sisa

Hasil Usaha (SHU) anggota.

Gapoktan Manteb Abadi juga mengadakan kegiatan rutin lainnya baik di

dalam bentuk sosial maupun keagamaan, seperti kerja bakti, rukun kematian dan

yasinan atau pengajian. Tidak lupa pula Gabungan Kelompok Tani Manteb Abadi

126 Kecamatan Siman dalam Angka Siman Subdistrict in Figures, 2017

Page 25: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIANeprints.umm.ac.id/41806/4/BAB III.pdf72 Sumber : Ponorogo Dalam Angka, 2017 Gambar 3.1.1 Peta Kabupaten Ponorogo Dilihat secara administrasi Kabupaten

94

mengadakan rapat pengurus setiap tiga bulan sekali dan menyelenggarakan Rapat

Anggota Tahunan setiap tutup buku.

Gabungan Kelompok Tani Manteb Abadi hanya memiliki dua Kelompok

Tani saja, yaitu Manteb Satu dan Manteb Dua. Sedikitnya jumlah Kelompok Tani

ini disebabkan oleh luas lahan yang kecil dan juga penduduknya yang tidak terlalu

banyak. Adapun struktur organisasi Gapoktan Manteb Abadi Desa Kepuhrubuh

Kecamatan Siman secara garis besar dapat dilihat pada bagan berikut :

Gambar 3.5 Struktur Organisasi Gapoktan Manteb Abadi Desa Kepuhrubuh

Bentuk kepengurusan yang ada pada Gabungan Kelompok Tani Manteb

Abadi selalu tidak jauh berbeda dengan struktur sebelumnya. Sebabnya karena

anggota sudah mempercayakan kepengurusan kepada orang-orang yang menjabat

sebelumnya. Akibatnya pergantian pengurus tidak mengalami banyak perubahan.

ANGGOTA

Unit

Keuangan

Unit

Pemasaran

Unit Sarana

Prasarana

Unit

Pengolahan

Unit Usaha

Karyawan Bendahara Sekretaris

Pelindung

Kepala Desa

Penyuluh

Pendamping

Ketua

Page 26: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIANeprints.umm.ac.id/41806/4/BAB III.pdf72 Sumber : Ponorogo Dalam Angka, 2017 Gambar 3.1.1 Peta Kabupaten Ponorogo Dilihat secara administrasi Kabupaten

95

3.6 Profil Gabungan Kelompok Tani Ronggo Warsito Desa Tegalsari

Gapoktan Ronggo Warsito didirikan bertujuan untuk menumbuhkan usaha

bidang agribisnis, untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran di Desa

Tegalsari Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo, meningkatkan kinerja program-

program Kementerian Pertanian, utamanya dalam memberikan akses permodalan

dalam mendukung usaha agribisnis perdesaan, memberdayakan lembaga pertanian

dan ekonomi desa untuk mengembangkan kegiatan usaha agribisnis dan

meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra

lembaga keuangan dalam rangka akses modal.

Tujuan pendirian Gapoktan akan lebih mudah dicapai dengan adanya suatu

visi dan misi. Adapun visi Gapoktan Ronggo Warsito yaitu “Berkarya, Mandiri,

Berdaya Guna Tinggi Menuju Baldatun Thoyyibatun Wa Rabbun Ghofuur.”

Sedangkan misi Gapoktan Ronggo Warsito adalah “Mewujudkan keberdayaan dan

kemandirian petani dalam pemantapan produksi pertanian serta mendukung

peningkatan produksi pertanian nasional yang berkelanjutan yang berbasis pada

sumberdaya lokal.”

Misi tersebut kemudian terperinci ke dalam beberapa indikator program

seperti meningkatkan peran masyarakat dalam mengembangkan produksi pertanian

pada tingkat rumah tangga sesuai dengan sumberdaya dan dukungan lokal,

meningkatkan mutu pelayanan, pengkajian pengembangan dan pemantapan

kebijakan yang menyangkut aspek teknis budidaya dan pengendalian Hama

Pengganggu Tanaman (HPT) atau Organisme Pengganggu Tanaman (OPT),

koordinasi pelayanan pembiayaan bagi petani, distribusi saprodi dan pemasaran,

mengembangkan koordinasi dan hubungan yang harmonis antara lintas sektor,

Page 27: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIANeprints.umm.ac.id/41806/4/BAB III.pdf72 Sumber : Ponorogo Dalam Angka, 2017 Gambar 3.1.1 Peta Kabupaten Ponorogo Dilihat secara administrasi Kabupaten

96

lintas pelaku dan lintas wilayah dalam kegiatan perencanaan, implementasi,

pemantauan dan evaluasi kebijakan Gapoktan, menyelenggarakan program kerja

Gapoktan secara efisien, efektif, bersih dan demokratis dengan mengutamakan

pelayanan kepada petani, dan menyediakan akses informasi, teknologi pertanian

dan permodalan kepada petani dan masyarakat .

Gapoktan Ronggo Warsito mendapatkan bantuan dana PUAP pada tahun

2012. Syarat-syarat untuk mendapatkan program tersebut salah satunya adalah

adanya kepengurusan Gapoktan yang aktif. Sedangkan struktur dari pengurus

Gapoktan Ronggo Warsito adalah sebagai berikut :

Gambar 3.6 Struktur Organisasi Gapoktan Ronggo Warsito Desa Tegalsari

KETUA

Choirul Anam, S.Ag

KOMITE PENGARAH

Moh. Nurhadi

H. Hamdan Rifa’i, MA

Kurnia Yudha R, SP

BENDAHARA

Ali Shodiq

SEKRETARIS

Khoirul Huda

Unit Usaha

Produksi

Choirul Mashudi

Unit Usaha

Saprodi

Abdul Falak

Unit Usaha

Keuangan

MikroNgabdul Kafit

Unit Usaha

Pengolahan

HasilM. Rosyid Ridlo

Unit Usaha

Pemasaran

Komari

NGUDI SARI

Pribadi Santoso

RETNO SARI

Edi Yuniarso

MUGI RAHAYU

Sokimun

SARI MUKTI

H. Imam Tohari

Kelompok Tani