bab iii batavia akhir jaman voc dan pemerintahan baru abad xix

Upload: k91oktavia

Post on 20-Jul-2015

93 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

BAB III BATAVIA AKHIR JAMAN VOC DAN PEMERINTAHAN BARU ABAD XIX A. Pemerintahan Perancis (Awal Abad XIX, Jaman Herman Willem Deandles 1808-1811) Kota Batavia merupakan kreasi Jan Pieter Coen (1619-1623) gubernur Jenderal ke-4, maka Kota Atas (Uptown), adalah inspirasi dari Marshall Herman Willwm Deandles (17621818). Ia meskipun memerintah dalam waktu singkat (1808-1811), telah luar biasa memberikan dampak pada pengembangan pada jaman Pasca VOC, masih sangat terlihat hingga saat ini. Deandles memutuskan bahwa benteng sudah tidak dapat dipertahankan lagi sebagai pertahanan dari serangan Inggris dan memindahkan pusat pemerintahan ke Weltevreden. Deandles memiliki rencana mengubah Weltevreden menjadi tempat pemerintahan baru yang segar dan sehat. Rencana ini berhasil karena pada masa-masa berikutnya (1819-1844) angka kematian orang-orang Eropa cenderung menurun. Pada 1810 Deandles memerintahkan pembongkaran tembok kota dan menghancurkan benteng. Ia merencanakan untuk membangun sebuah istana baru tempat kediaman resmi gubernur Jenderal yang kemudian bernama Waterlooplein (Lapangan Banteng). Pada 1810 Deandles juga merencanakan pembangunan gedung Societeit der Harmoni. Gedung ini dipergunakan sebagai Perkumpulan Batavia. Selain itu ada juga lapangan latihan (Koningsplein), tanah di Lapangan Gambir (Medan Merdeka). Deandles berpengarug besar pada perkembangan tata kota. Pusat pertahanan yang baru (untuk mengganti Benteng Batavia) dibangun di Meester Cornelis (Jatinegara). Selain sebagai pusat pemerintahan, Weltervreden (kota atas / uptown) juga menjadi tempat tinggal, sedangkan kantor-kantor perusahaan dan perdagangan masih tetap mempertahankan tempatnya di kota lama (kota bawah / downtown) Deandles memerintahkan perombakan dan penggusuran bangunan-bangunan kosong di kota Batavia secara berangsur-angsur, dan para penghuninya dipindahkan ke tempat lain yang telah disediakan, yakni di daerah selatan Weltevreden, Rijswijk dan Noorwijk. Deandles ingin merubah image Batavia seperti dulu kala yaitu Ratu Dari Timur, oleh karena itu parit-parit ditimbun agar sumber penyakit dapat ditiadakan.

-

-

-

-

-

-

B. Pemerintahan Inggris (Thomas Stamfford Raffles 1811-1816) Selama masa pemerintahannya tidak banyak mengubah wajah Weltevreden yang pada zaman Deandles sudah mulai dikembangkan Para pedagang masih melakukan transaksi bisnis di Kota Lama Daerah Rijswijk merupakan bagian kota yang dihuni oleh orang-orang terhormat, namun Raffles menginginkan agar daerah itu menjadi tempat tinggal orang-orang Eropa, maka pada tahun 1814 bangsa pribumi dan tako-tako Cina yang tinggal di daerah itu harus pindah ke tempat lain

C. Jaman Pemerintahan Belanda Abad XIX Pembangunan kota Batavia dilanjutkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada 1816 Pada tahun 1820, istana Waterlooplein yang dibangun jaman Deandles berhasil diselesaikan. Bahkan di belakang istana dibangun sebuah taman yaitu Taman Du Bus. Pada 1853 tempat tersebut dibangun gedung mess para perwira Johanes van den Bosch (1830-1833) membuat rencana pertahanan yaitu parit bertanggul rendah yang mengelilingi Weltevreden (menjulur dari satu titik dimana saat ini berdiri Stasiun Senen, menuju ke Bungur Besar, membelok ke barat melalui Krekot, Swah Besar, Gang Ketapang, Petojo sampai di sebelah barat Medan Merdeka, Tanah Abang, melalui Kebon Sirih, Jembatan Prapatan terus ke Jembatan Kramat. Diperkirakan mencapai 11km mengitari wilayah Weltevreden. Pada 1848 dibangun gedung Hoogerechtschot (bekas Gedung Mahkamah Agung) disamping istana Waterlooplein. Gubernur Jendral banyak beraktivitas di Rijswijk, maka dirasa perlu untuk membangun sebuah istana lain yang menghadap ke Koningplein (1879). Sejak itu terdapat dua bangunan istana, yang sekarang di kenal sebagai Istana Merdeka (menghadap ke Medan Merdeka) dan Istana Negara (menghadap ke Jl. Veteran). Sejak abad XVIII peranan kota Batavia (Jakarta) telah berubah dari pelabuhan pengumpul rempah-rempah menjadi pelabuhan international. Dibangun pelabuhan modern di Tanjung Priok (8km dari pelabuhan lama). Sejalan dengan pembukaan pelabuhan modern, berkembang pula lalu-lintas darat Pemasangan jaringan kerata api bahkan telah dimulai sebelum pembangunan Tanjung Priok. Antara Pelabuhan Tanjung Priok dan Kota Batavia atau downtown sudah dihubungkan dengan jalur kereta api, yang ujungnya terbagi menjadi tiga, satu ke utara-barat atau ke pelabuhan, dua lainnya sejajar ke Kota Bawah. Dari kota, ada dua jalur rel kereta api, menuju ke Bogor dan bagian kota di selatan yang lain termasuk kota atas

-

-

-

D. Kota Atas dan Kota Bawah Batavia Perpindahan cukup berarti dari Batavia Lama yaitu kawasan yang sebelumnya dikelilingi benteng, terjadi karena masalah banjir, genangan air yang menimbulkan masalah kesehatan. Pada akhir abad XIX, Kota Atas yaitu Kawasan Weltevreden gagasan Deandles sudah terbentuk, menjadi Kota Atas yang luas, terbuka dengan Waterloo Plein. Belanda juga membangun lapangan yang lebih luas lagi yaitu Konings Plein yang letaknya hampir menyatu dengan Waterloo Plein Kota Bawah dan Kota Atas masing-masing di utara dan selatan terpisah menjadi dua kutub dari kota Batavia, dihubungkan oleh Kali Besar dengan jalan di kiri kanannya, yang di barat Molenvliet West (Jl. Gajah Mada) dan yang di selatan Molenvliet Oost (Jl. Hayam Wuruk) Berdasarkan peta Batavia akhir abad XIXm kedua kutub tersebut dihubungkan dengan kereta listrik (trem/tramway) Di kota bawah terminalnya di Gerbang Amsterdam. Dari terminal, rel kereta menuju ke selatan melalui Prinsenstraat (Jl. Cengkeh), hingga Stadthuisplein (Taman Fatahillah), belok barat ke Binnen Nieuw straat (Jl. Pintu Besar Utara), terus Buiten Nieuw Straat (Jl. Pintu Besar Selatan), Molenvliet West (Jl. Gajah Mada), Tanah Abang (Jl. Abdul Muis) dan terminal selatannya ada di Pasar Tanah Abang (ujung Jl. Fachrudin, atau sekitar Rukan / Ruko Tanah Abang).

-

E. Kota Lama Akhir Abad XIX Kota Lama adalah Batavia yang mulai dibangun mulai abad XVIIpada masa VOC dengan benteng yang di bangun oleh J. P. Coen, hingga terbentuk menjadi kota terbagi menjadi empat, yaitu Benteng (Kasteel) Batavia, Batavia Timur, Batavia Barat, Kampung Cina dan kawasan selatan. Kampung Cina dan Kawasan selatan berada di luar tembok Setelah ditinggalkan, kawasan Kota Lama menjadi Downtown, sebagai pusat perdagangan, jasa, pemerintahan dan masih berfungsi sebagai pelabuhan kapal-kapal kecil, setelah selesai pembangunan Tanjung Priok Kanal-kanal yang tadinya mengelilingi lahan rumah, membentuk pola kotak-kotak segi empat semua dihilangkan, diganti dengan jalan-jalan darat

-

-

- Kota Lama pada masa akhir abad XIX dibagi menjadi 2 sesuai dengan fungsinya : 1. Bagian Utara o Didominasi oleh pelabuhan lama dengan berbagai fasilitas dan bangunan-bangunan terkait dengan kegiatannya o Pelabuhan sering disebut Pelabuhan Kanal (sekarang bernama Sunda Kelapa), karena sistemnya yang berupa kanal lebar menjorok ke laut dengan daratan dan rawa-rawa, sedimentasi dari Kali Besar di sekitarnya.

o

o o o o

Di ujung utara dari pelabuhan, terdapat menara suar (lighthouse), dibangun sebelum 1682, masuh berdiri hingga sekarang (2007), meskipun unit-unit bangunan di sekitarnya sudah tidak ada. Pelabuhan Kanal membuat kawasannya terbelah menjadi dua : sebelah barat (Batterij het Loo) dan sebelah timur (Welkomst Batterij) Di sisi timur dari ujung selatan kanal terdapat bangunan-bangunan penting, antara lain Stads Herbeg (City Inn) dibangun pada 1849 Di sisi utaranya terdapat rumah pabean (toll house / costoms house) dibangun sekitar 1840an Di sisi rumah pabean ada gedung Kleine Boom (pos kecil pabean) yang dipindahkan ke tempat ini pada 1846.

2. Bagian Selatan o Berfungsi sebagai bagian pemerintahan, administrasi, perdagangan dan jasa o Pada masa itu kawasan ini tidak terlalu tepat disebut Dalam Tembok (Inside The Walls) sejak tembok-tembok dihancurkan papda 1808-1809 o Dari 1619-1799 semua aktivitas administrasi, komersial, judicial atau pengadilan terkonsentrasi di Inside The Walls o Penghancuran tembok pada 1808-1809 merupakan masa perubahan penting dari kota Batavia, bersamaan dengan dimulainya peralihan kekuatan politik dan administratif ke Kota Baru di selatan hingga saat ini (2007) o Pada abad XVIII, dibangun Gerbang Amsterdam, melintang timur-barat sejajar Parit Amsterdam, unit di kiri dan kanan untuk barak tentara. o Sejalan dengan perombakan dan pembongkaran oleh Deandles, Gerbang Amsterdam dengan kedua sayapnya dibongkar, diganti dengan gerbang dengan model pelengkung Romawi

o

o

o

o

o

Dalam ujung sumbu utara dari Prince Strate (Jl. Cengkeh) dan ujung sumbu lainnya di selatan Stadhuis, yang telah mengalami beberapa kali perombakan. Diperbesar pada 1707-1710, Stadhuis merupakan pusat administrasi, lembaga eksekutif, yudikatif, pengurusan perkawinan, jual beli kapal dan lain-lain. Selama bertahun-tahun juga digunakan oleh Dewan Pengadilan dan Mahkamah Kehakiman untuk Batavia. Administrasi Batavia di Stadhuis berlanjut hingga 1913, ketika Dewan Penasehat Kota Batavia pindah ke Tanah Abang Barat dan kemudian ke Koningsplein Zuid (Jl. Merdeka Selatan) pada 1919. Beberapa tahun kemudian gedung digunakan untuk Gubernur Jawa Barat. Berdasarkan peta tahun 1909 di belakang atau sebelah selatan Stadhuis, ada kantor pos dan telegram, dan di ujung selatan terdapat Jl. Gerbang Baru (Binnen Niewpoort Straat) yang menjadi gerbang utama masuk kota dari arah selatan dari Kota Lama Jakarta. Pada abad XVIII lokasi ini juga terdapat rumah sakit (kemudian Javasche Bank kemudian Bank Indonesia).

3. Kota Lama sekitar Kali Besar o Kali Besar yang diluruskan pada 1631-1632, membelah Kota Batavia menjadi bagian timur (didominasi oleh Belanda) dan barat (dihuni sebagian besar orang CIna, Portugis dan lain-lain). Kawasan barat melebar dari Kali Besar hingga Kali Krukut membujur hingga Jl. Tiang Bendera di selatan Jl. Malaka. o Pelebaran dan pelurusan ini bermaksud untuk memberikan fasilitas pada aktivitas kapal bisa berlayar masuk dari sungai Ciliwung o Pada Jaman VOC abad XVll dan XVlll, ada berbagai bangunan penting sepanjang sisi timur dan barat Kali Besar, termasuk Galangan Kapal Belanda, Galangan Kapal Cina dan Pasar lkan di utara. Pasar Sayur dan Unggas dan Gereja Belanda di selatannya o Mulanya baik etnis Eropa maupun Cina dapat tinggal di kawasan ini, namun setelah pembantaian Cina pada 1740, orang-orang Cina dilarang tinggal disana dan pindah ke kawasan Glodok. o Setelah pusat pemerintahan pindah ke Weltevreden, Kota Tua menjadi Downtown, kedua sisi Kali Besar menjadi pusat pelayanan, jasa dan usaha. o Di sepanjang tepian sungai di kiri-kanan berdiri berderet unit-unit menyambung satu dengan lain, beratap konstruksi limasan dengan kolom-kolom namun tidak berdinding.

KOTA LAMA BATAVIA Kawasan Kota Lama masih memiliki pola kotak-kotak yang sama, namun sudah tidak lagi dibentuk oleh kanal, melainkan oleh jalur-jalur jalan yang tadinya kanal. Di ujung selatan pelabuhan yang sekarang bernama Pelabuhan Sunda Kelapa, elemenelemennya masih sama, yaitu antara lain : Kampong Baroe dengan Mesigid Loear Batang (Mesjid Luar Batang), Pasar Ikan, Menara Pengawas, Kleine Boom, kantor pelabuhan di sisi timur, namun stasiun kereta api sudah tidak ada lagi. Kanal yang membatasi Kota Lama di Barat masih menyandang nama yang sama pada jaman ketika benteng masih ada, yaitu Kanal Luar Kota karena pada saat itu letaknya di luar tembok benteng pertahanan. Di seberang timur Kali Besar, bagian dari Kota Lama yang pada jaman masih di dalam tembok berfungsi sebagai penghunian, pusat pemerintahan, terutama pada akhir abad XIX, didominasi oleh kegiatan pemerintahan, perdagangan, terminal kereta api dan tram Terdapat tiga stasiun kereta api, o Di Heemraden Plein di utara, di luar kawasan kota lama o Di seberang timur Stad Buiten grach (sekarang sebelah utara dari ujung timur Jl. Kunir) o Stasion Batavia, di sebelah selatan Stadhuis, merupakan terminal jalur barat dari kereta api uang menuju Buitenzorg (Bogor)

-

-

-

KOTA ATAS Di Koningsplein noord (Jl. Medan Merdeka Utara) terdapat kediaman gubernur jenderal (Hotels van de Gouverneur Generaal) Di Koningsplein zuid (Jl. Medan Merdeka Selatan) terdapat bangunan penting antara lain kediaman residen (residentie huis) sekarang Balai Kota DKI. Di sudut barat selatan Konings plein terdapat Gereja Armenia Di Koningsplein west (Jl. Medan Merdeka Barat), terdapat Museum yang didirikan oleh Perkumpulan Masyarakat Seni dan Ilmu Pengetahuan (sekarang Museum Nasional) Di Koningsplein oost (Jl. Medan Merdeka Timur), terdapat Stasion Koningsplein (Stasiun Gambir), Wilems Kerk (Gereja Immanuel) dan rumah-rumah pribadi berhalaman luas. Di kawasan Weltevreden terdapat Waterloo Plein (Lapangan Banteng), Istana, Gereja Katolik (Katedral), Kantor pos, dan bangunan penting lainnya.