bab ii awal mula terbentuknya sistem pembinaan … · hanya ada di batavia yang terkenal dengan...

23
15 BAB II AWAL MULA TERBENTUKNYA SISTEM PEMBINAAN NARAPIDANA DI INDONESIA A. Keadaan Lembaga Permasyarakatan di Surakarta tahun 1978 1986 Lembaga Permasyarakatan ( penjara ) adalah tempat yang diperuntukkan bagi para tahanan dan narapidana yang bertujuan untuk membentuk warga binaan permasyarakatan agar menjadi manusia yang seutuhnya yang menyadari kesalahannya, memperbaiki diri dan menyadari kesalahannya serta tidak mengulangi perbuatannya lagi. Hal ini dilakukan agar para tahanan dan narapidana ini dapat diterima kembali ke dalam masyarakat dan berperan aktif dalam pembangunan negara. Selain itu, tujuan dari Lembaga Permasyarakatan adalah membina para tahanan dan narapidana agar menjadi warga yang baik dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri. 11 Lembaga Permasyarakatan ini merupakan tujuan yaitu untuk membina dan membimbing narapidana sebagai upaya pemulihan kesatuan hubungan hidup, kehidupan yang seimbang supaya terjadi keselarasan hubungan antara individu pelanggar, masyarakat dan lingkungan di sekitarnya. Lembaga Permasyarakatan ini sebagai ujung tombak pelaksanaan asas pengayoman yang merupakan tempat pencapaian tujuan sistem permasyarakatan yang dibuat melalui pendidikan, rehabilitasi, dan reintegrasi. Permasyarakatan adalah kegoiatan untuk melakukan pembinaan kepada 11 UU No. 12 tahun 1995.

Upload: others

Post on 05-Nov-2019

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II AWAL MULA TERBENTUKNYA SISTEM PEMBINAAN … · hanya ada di Batavia yang terkenal dengan Spinhuis dan Rasphuis.13 Rumah tahanan yang ada pada zaman VOC trdiri dari 3 macam

15

BAB II

AWAL MULA TERBENTUKNYA SISTEM PEMBINAAN

NARAPIDANA DI INDONESIA

A. Keadaan Lembaga Permasyarakatan di Surakarta

tahun 1978 – 1986

Lembaga Permasyarakatan ( penjara ) adalah tempat yang diperuntukkan bagi para

tahanan dan narapidana yang bertujuan untuk membentuk warga binaan

permasyarakatan agar menjadi manusia yang seutuhnya yang menyadari kesalahannya,

memperbaiki diri dan menyadari kesalahannya serta tidak mengulangi perbuatannya

lagi. Hal ini dilakukan agar para tahanan dan narapidana ini dapat diterima kembali ke

dalam masyarakat dan berperan aktif dalam pembangunan negara. Selain itu, tujuan dari

Lembaga Permasyarakatan adalah membina para tahanan dan narapidana agar menjadi

warga yang baik dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri. 11

Lembaga Permasyarakatan ini merupakan tujuan yaitu untuk membina dan

membimbing narapidana sebagai upaya pemulihan kesatuan hubungan hidup,

kehidupan yang seimbang supaya terjadi keselarasan hubungan antara individu

pelanggar, masyarakat dan lingkungan di sekitarnya. Lembaga Permasyarakatan ini

sebagai ujung tombak pelaksanaan asas pengayoman yang merupakan tempat

pencapaian tujuan sistem permasyarakatan yang dibuat melalui pendidikan, rehabilitasi,

dan reintegrasi. Permasyarakatan adalah kegoiatan untuk melakukan pembinaan kepada

11

UU No. 12 tahun 1995.

Page 2: BAB II AWAL MULA TERBENTUKNYA SISTEM PEMBINAAN … · hanya ada di Batavia yang terkenal dengan Spinhuis dan Rasphuis.13 Rumah tahanan yang ada pada zaman VOC trdiri dari 3 macam

16

narapidana atau warga binaan permasyarakatan melalui sistem, kelembagaan, dan cara

pembinaan yang merupakan bagian akhir dari sebuah sistem penindakan kepada para

narapidana atau warga binaan.

Lembaga Permasyarakatan Surakarta pada tahun 1980 mengalami kekacauan

dalam membina narapidana , kekacauan yang ada ini tidak hanya terjadi di dalam

lembaga permasyarakatan Surakarta saja melainkan kekacauan ini juga terjadi di luar

lembaga permasyarakatan. Kekacauan ini disebabkan pemerintah daerah Surakarta yang

saat itu sedang lemah sehingga banyak jumlah kejahatan yang terjadi dan melonjaknya

jumlah orang yang masuk ke dalam lembaga permasyarakatan yang ada di Surakarta.

Melonjaknya jumlah orang yang membuat pihak lembaga permasyarakatan di Surakarta

kewalahan dalam menangani orang – orang yang masuk ke dalam lembaga

permasyarakatan ini. Orang – orang yang masuk ke dalam lembaga permasyarakatan ini

adalah orang – orang sudah melakukan tindak kejahatan.

Kejahatan yang dilakukan orang – orang yang menyebabkan masuk ke dalam

lembaga permasyarakatan ini adalah mencuri, menjarah, melakukan tindak kejahatan

yang merugikan masyarakat yang ada di Surakarta. Kerusuhan di Surakarta pada tahun

1980 ini juga menyebabkan lembaga permasyarakatan Surakarta harus turun tangan

bergerak untuk menjaga narapidana yang ada di dalamnya agar tidak keluar dari

lembaga permasyarakatan. Kerusuhan di Surakarta ini juga membuat situasi menjadi

semakin kacau.12

Keadaan yang kacau dalam membina narapidana ini tidak hanya disebabkan

karena kerusuhan yang terjadi melainkan kekacauan ini disebabkan juga dengan

12 Wawancara dengan Bapak Sardiman pada tanggal 3 Desember 2015.

Page 3: BAB II AWAL MULA TERBENTUKNYA SISTEM PEMBINAAN … · hanya ada di Batavia yang terkenal dengan Spinhuis dan Rasphuis.13 Rumah tahanan yang ada pada zaman VOC trdiri dari 3 macam

17

pembinaan yang ada di lembaga permasyarakatan Surakarta yang juga mengalami

kekacauan yaitu banyak program pembinaan yang tidak berjalan dengan lancar.

Program pembinaan yang dilakukan lembaga permasyarakatan yang ada di luar terpaksa

dihentikan sementara karena keadaan kota Surakarta yang kacau.

Keadaan Lembaga Permasyarakatan yang ada di Surakarta pada tahun 1978 -

1986 ini sangat memprihatinkan dikarenakan banyaknya narapidana yang masuk ke

lembaga permasyarakatan di Surakarta. Kondisi dan situasi lembaga permasyarakatan

ini juga berpengaruh terhadap keadaan narapidana yang ada di dalamnya. Narapidana

yang masuk ke lembaga permasyarakatan ini dikarenakan kondisi kota Surakarta yang

memiliki tingkat kriminalitas yang tinggi pada tahun 1974 – 1980. Banyak kasus –

kasus kriminalitas yang masuk ke dalam lembaga permasyarakatan di Surakarta dan hal

ini menyebabkan banyaknya narapidana yang masuk ke dalam lembaga

permasyarakatan di Surakarta.

Tabel 1

Tabel kriminalitas di Surakarta Tahun 1974 - 1980

No Tahun Kasus Kejahatan Kasus Pelanggaran

Kasus Kriminalitas

yang masuk

Diselesaikan Kasus

pelanggaran

yang masuk

Diselesaikan

Jumlah Proses Jumlah Proses 1 2 3 4 5 6 7 8 1 1974 1.712 1.483 54,58 978 970 99,18 2 1975 3.131 1.796 57,36 1.535 1.535 100,00 3 1976 2.417 1.246 51,55 2,351 2,351 100,00 4 1977 2.884 1528 52,58 435 435 100,00 5 1978 3.287 1.761 53,57 4.555 4.554 99,98 6 1979 4.253 2.564 60,29 3.237 3.237 100,00 7 1980 3.626 1.916 52,84 727 727 100,00

Sumber : KOMRES 951 Kota Surakarta ( BPS Kota Surakarta )

Page 4: BAB II AWAL MULA TERBENTUKNYA SISTEM PEMBINAAN … · hanya ada di Batavia yang terkenal dengan Spinhuis dan Rasphuis.13 Rumah tahanan yang ada pada zaman VOC trdiri dari 3 macam

18

Dalam tabel di atas dapat dijelaskan bahwa tingkat kejahatan dan tingkat

pelanggaran yang ada di Surakarta pada tahun 1974 – 1980 mengalami naik dan turun.

Pada tahun 1979, tingkat kejahatan yang ada di Surakarta ini jumlahnya meningkat

dibandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya. Tingkat kejahatan yang ada di

Surakarta ini berupa kasus kriminalitas dan kasus pelanggaran. Kasus kejahatan berupa

kasus kriminalitas yang ada di Surakarta pada tahun 1980 ini menurun jumlahnya dan

proses kasus kriminalitas yang diselesaikan dengan cepat yaitu pada kasus pelanggaran

pada tahun 1974 – 1080 hampir semua kasus pelanggaran ini diproses. Untuk kasus

kriminalitas, jumlah yang masuk dan yang diselesaikan ini hanya sekitar 52 sampai 60

% yang bisa diselesaikan. Hl ini kasus kriminalitas yang terjadi di kota Surakarta pada

tahun 1974 – 1980 adalah kasus – kasus yang berat seperti pencurian dan tindak

kriminalitas lain yang proses penyelesainnya harus masuk ke dalam lembaga

permasyarakatan Surakarta.

B. Awal Mula Terbentuknya Sistem Pembinaan Lembaga

Permasyarakatan di Indonesia

Pada zaman dahulu belum dikenal adanya sistem pidana penjara di Indonesia .

Sistem pidana penjara baru dikenal pada zaman penjajahan Pada zaman VOC pun belum

dikenal penjara seperti sekarang ini. Pada saat itu yang ada ialah rumah tahanan yang

diperuntukkan bagi wanita tuna susila, penganggur atau gelandangan pemabok dan

Page 5: BAB II AWAL MULA TERBENTUKNYA SISTEM PEMBINAAN … · hanya ada di Batavia yang terkenal dengan Spinhuis dan Rasphuis.13 Rumah tahanan yang ada pada zaman VOC trdiri dari 3 macam

19

sebagainya dan mereka diberikan pekerjaan dan pendidikan agama namun semua ini

hanya ada di Batavia yang terkenal dengan Spinhuis dan Rasphuis.13

Rumah tahanan yang ada pada zaman VOC trdiri dari 3 macam tmpat tahanan

yaitu :

(1) Bui adalah tempat tahanan yang tempatnya berada di pinggir kota

(2) Tempat perantaian bagi para tahanan ( Kettingkwartier )

(3) Tempat untuk menampung wanita bangsa Belanda yang melakukan mukah atau

tindak kejahatan (overspel).

Tempat tahanan akhirnya mendapatkan perbaikan yang dilakukan pada zaman

Inggris ( Raffles ). Bui – bui yang kecil dan sempit diperbaiki dan didirikan bui dimana

ada pengadilan. Perbaikan ini diteruskan oleh Belanda setelah berkuasa kembali. Oleh

karena itu diadakan klasifikasi yaitu berupa kerja paksa bagi para tahanan bangsa

Indonesia yang dilakukan dengan sistem rantai dan kerja paksa bagi para tahanan

bangsa Belanda dengan upah.

Perkembangan sistem kepenjaraan selanjutnya pada permulaan zaman Hindia

Belanda dimulai dengan sistem diskriminasi, yaitu dengan dikeluarkannya peraturan

umum untuk golongan bangsa Indonesia (Bumiputera) yang dipidana kerja paksa

(Strbld 1826 No. 16), sedangkan untuk golongan bangsa Eropa (Belanda) berlaku

penjara. Ada dua macam pidana kerja paksa yaitu kerja paksa dimana narapidana

13 Andi Hamzah, Sistem Pidana dan Pemidanaan di Indonesia ( Jakarta : PT

Pradnya Paramita, 1986 ), hlm 91 – 92.

Page 6: BAB II AWAL MULA TERBENTUKNYA SISTEM PEMBINAAN … · hanya ada di Batavia yang terkenal dengan Spinhuis dan Rasphuis.13 Rumah tahanan yang ada pada zaman VOC trdiri dari 3 macam

20

bangsa Indonesia dirantai dan kerja paksa biasa dan mendapat makanan tanpa upah bagi

golongan bangsa Eropa ( Belanda ) .

Pada masa kolonial Belanda, penjara disebut bui, sesuai dengan keadaannya

sebagai tempat penyekapan, tempat penahanan bagi orang – orang yang disangka

melakukan delik, orang – orang yang disandera, penjudi, pemabok gelandangan dan

penjahat – penjahat lain. Karena keadaan bui yang waktu itu sangat buruk dan

menyedihkan, maka dibentuklah panitia untuk meneliti dan membuat rencana

perbaikan. Pada tahun 1846, setelah bekerja selama 5 tahun panitia ini berani

mengajukan rencana perbaikan yang tidak pernah dilaksanakan. Diskriminasi perlakuan

antara orang pribumi dan orang Eropa (Belanda) sangat mencolok, hal ini dilihat dari

perawatan yang jauh lebih baik dan pekerjaan yang lebih ringan bagi orang Eropa,

begitu pula soal makanan, kondisi kamar penjara dan fasilitasnya jauh lebih baik dari

orang pribumi.14

Pada tahun 1865, Stoet van Beele berusaha memperbaiki keadaan penjara dengan

mengutus residen Riau untuk meninjau sistem penjara yang ada di Singapura.

Dikeluarkannya peraturan baru yaitu Stbld 1871 No. 28 dengan sistem klasifikasi.

Sistem pengelolaan diperbaiki pula dengan administrasi yang kebih rapi dengan displin

yang lebih ketat. Tahun 1871 dirancang suatu ordonansi yang berisi perbaikan

menyeluruh terhadap sistem penjara, namun rancangan ini tidak pernah terwujud.

Pada tahun 1907 – 1916 dibentuk kantor pusat Kepenjaraan yang dipimpin oleh

seorang kepala yang bernaung dibawah Departemen Justisi dalam waktu 9 tahun itu

14 Ibid, hlm. 93.

Page 7: BAB II AWAL MULA TERBENTUKNYA SISTEM PEMBINAAN … · hanya ada di Batavia yang terkenal dengan Spinhuis dan Rasphuis.13 Rumah tahanan yang ada pada zaman VOC trdiri dari 3 macam

21

administrasi kepenjaraan bertambah baik. Tahun 1917 lahirlah Reglemen Kepenjaraan

(Geistichten Reglement) yang tercantum dalam Stbld 1917 Nomor 708 yang mulai

diberlakukan pada tanggal 1 Januari 1918. Reglemen inilah yang menjadi dasar

peraturan perlakuan terhadap narapidana dan cara pengelolaan penjara. Reglemen ini

didasarkan pada Pasal 29 KUHP ( WvS) yang terdiri kurang lebih 114 pasal.

Pada periode antara Perang Dunia II ( 1918 – 1942 ), di Jawa dan Madura ada

empat jenis penjara :

(1) Penjara pusat yang disebut Centrale Gevangenis. Penjara pusat ini menampung

terpidana yang agak berat ( lebih dari satu tahun ). Dalam penjara pusat ini

terdapat perusahaan yang tergolong besar dan sedang serta perbengkelan.

(2) Penjara negeri yang disebut Landgevangenis. Penjara ini berfungsi untuk

menampung narapidana yang tergolong ringan ( dibawah satu tahun ). Dalam

penjara ini, pekerjaan yang dilakukan adalah kerajinan dan pekerjaan ringan

yang lain serta bengkel – bengkel kecil.

(3) Rumah Tahanan yang disebut Huis van bewaring. Tempat ini menampung para

tahanan terpidana kurungan dan terpidana penjara ringan. Dalam Rumah

Tahanan ini tidak ada pekerjaan yang pasti.

(4) Bagi terpidana kanak – kanak. pada tahun 1921 telah didirikan ruangan khusus

untuk yang berumur dibaewah 19 tahun. Kemudian di Tangerang didirikan

Page 8: BAB II AWAL MULA TERBENTUKNYA SISTEM PEMBINAAN … · hanya ada di Batavia yang terkenal dengan Spinhuis dan Rasphuis.13 Rumah tahanan yang ada pada zaman VOC trdiri dari 3 macam

22

penjara kanak – kanak untuk yang berumur dibawah 20 tahun. Disusul di

Pamekasan dan Ambarawa pada tahun 1927.15

Perbaikan yang dilakukan ini berlanjut dengan diadakan klasifikasi sebagai

berikut :

(a) Narapidana yang dipandang dapat dan tidak dapat diperbaiki.

(b) Narapidana yang dapat diperbaiki ditempatkan di Madiun, Malang, dan Sukamiskin.

(c) Diadakan sistem sel ( Cellulaire ) yang juga disebut dengan sistem diam (silent

system) pada tidur bekerja sam, sedangkan pada malam hari tidur di sel sendiri –

sendiri. Ini terdapat di daerah Pamekasan, Sukamiskin, dan Tanah Tinggi.

(4) Penjara khusus untuk golongan Eropa, semula berada di daerah Semarang kemudian

dipindah ke Sukamiskin. Penjara Sukamiskin termasuk penjara yang baik dan

sejajar dengan penjara Eropa.

(5) Diangkat pejabat reklasering di Batavia, Semarang, dan Surabaya.

Penjara - penjara yang mempunyai kedudukan khusus bagi narapidana yang ada

di Indonesia dianataranya adalah :

(1) Penjara Sukamiskin khusus untuk bangsa Eropa dan intelektual.

(2) Penjara Cipinang untuk terpidana Klas 1.

(3) Penjara Glodok khusus untuk orang hukuman psycopaten.

15 Ibid , hlm. 93 – 94.

Page 9: BAB II AWAL MULA TERBENTUKNYA SISTEM PEMBINAAN … · hanya ada di Batavia yang terkenal dengan Spinhuis dan Rasphuis.13 Rumah tahanan yang ada pada zaman VOC trdiri dari 3 macam

23

(5) Penjara Sragen khusus untuk orang hukuman Klas 1, terutama yang

menjalani pidana seumur hidup.

(6) Penjara kanak – kanak di Tangerang.

(7) Penjara kanak – kanak di Banyubiru dekat Ambarawa.

(8) Penjara khusus wanita di Bulu Semarang. 16

Pada zaiman kependudukan Jepang hampir tidak ada perubahan sistem

kepenjaraan, hanya saja pekerjaan narapidana banyak dimanfaatkan untuk kepentingan

militer Jepang. Pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan sendiri di penjara dan antara

kebutuhan tentara Jepang ditingkatkan, seperti bertani, menangkap ikan di laut,

termasuk juga narapidana wanita dan kanak – kanak. Keadaan narapidana sangat

menyedihkan, kurang makan, tetapi bekerja keras. Pekerjaan kerajinan juga

ditingkatkan terutama untuk kepentingan tentara Jepang.

Setelah Indonesia merdeka, sistem pemenjaraan ada dua macam. Yang satu di

daerah Republik dan yang lain di daerah yang diduduki Belanda. Keadaan ini tidak

banyak berbeda dari keadaan sebelum perang. Untuk daerah Republik, Kepala Jawatan

Kepenjaraan yang pertama ialah Mr. Notosusanto. Penjara ini dikelola sepenuhnya

sesuai dengan Reglemen Kepenjaraan tahun 1917 Nomor 798, usaha ke arah sistem

prevensi umum maupun khusus adalah menjadi tujuan. Terpidana dipenjara agar tidak

16 Ibid, hlm. 95.

Page 10: BAB II AWAL MULA TERBENTUKNYA SISTEM PEMBINAAN … · hanya ada di Batavia yang terkenal dengan Spinhuis dan Rasphuis.13 Rumah tahanan yang ada pada zaman VOC trdiri dari 3 macam

24

lagi melakukan kejahatan ( deterrent ) dan untuk prevensi umum, agar masyarakat takut

berbuat semacam yang diperbuat terpidana.17

Narapidana ditempatkan di samping sel – sel yang terbatas jumlahnya, juga di

bangsal – bangsal yang pengap, penuh sesak berbagai tipe penjahat sehingga ekses –

ekses banyak terjadi. Perkelahian dan pemerasan antar narapidana banyak terjadi. Ada

golongan “ jagoan “ yang menjadi “ raja “ di dalam penjara yang sering memeras

sesamanya baik fisik maupun pasaran memesan uang, barang, atau makanan kepada

keluarga narapidana. Selain itu juga ada penjara – penjara yang terorganisasi dengan

baik, misalnya penjara di Malang yang ditinjau oleh Andi Hamzah pada tahun 1957,

cukup baik dan bersih, narapidana diberi tanda pangkat seperti militer dan disiplin

tinggi.18

Sebelum muncul sistem permasyarakatan, Indonesia pada awalnya

memberlakukan sistem kepenjaraan yang merupakan konsep bagi para pelaku tindak

kriminalitas yang berasal dari Eropa dan diterapkan oleh pemerintah Kolonial Belanda

ke Indonesia. Penerapan sistem kepenjaraan ini diatur dalam Gestichten Reglement (

Reglemen Penjara ) Stlb 1917 No 1708. Hal ini sudah jelas bahwa sistem kepenjaraan

ini berasal dari pandangan liberal. Maka dari itu perlakuan terhadap narapidana juga

berbau lliberal sehingga mempengaruhi semua komponen yang ada dalam sistem ini.

Di dalam sistem kepenjaraan, tujuan pemidanaan adalah penjeraan. Tujuan

diberlakukannya penjara sebagai tempat menampung para pelaku tindak yang

dimaksudkan untuk membuat jera dan tidak lagi melakukan tidak pidana. Untuk

17 Ibid, hlm. 95.

18 Ibid, hlm. 95 – 96.

Page 11: BAB II AWAL MULA TERBENTUKNYA SISTEM PEMBINAAN … · hanya ada di Batavia yang terkenal dengan Spinhuis dan Rasphuis.13 Rumah tahanan yang ada pada zaman VOC trdiri dari 3 macam

25

mencapai tujuan ini maka peraturan – peraturan dibuat keras dan bahkan sering tidak

manusiawi.

Konsep permasyarakatan yang ada di Indonesia menggantikan sistem penjara

sehingga narapidana yang bebas nantinya akan mendapatkan ketermpilan dan keahlian

yang di pelajari selama berada di Lembaga Perrmasyarakatan. Hasil dari konsep

permasyarakatan ini narapidana dapat bekerja bahkan ada yang membuat lapangan

pekerjaan sendiri namun tidak dipungkiri ada narapidana yang bebas namun ian masih

melakukan tindak kriminalitas di masyarakat. Konsep permasyarakatan ini banyak

menimbulkan dampak yang positif terhadap masyarakat.

Dalam perkembanganya di Indonesia, Konsepsi Pemasyarakatan dinyatakan

pertamakali pada tahun 1963 oleh Sahardjo, pada saat beliau menerima gelar Doctor

Honoris Causa (Pidato Pohon Beringin Pengayoman) :

(1) Pemasyarakatan berarti kebijaksanaan dalam perlakuan terhadap yang bersifat

mengayomi masyarakat dari gangguan kejahatan sekaligus mengayomi para

narapidana yang “tersesat jalan” dan memberi bekal hidup bagi narapidana setelah

kembali ke dalam masyarakat.

(2) Pemasyarakatan adalah suatu proses pembinaan terpidana yang dengan putusan

hakim untuk menjalani pidananya yang ditempatkan dalam Lembaga

kemasyarakatan maka istilah penjara dirubah menjadi Lembaga Pemasyarakatan.

Page 12: BAB II AWAL MULA TERBENTUKNYA SISTEM PEMBINAAN … · hanya ada di Batavia yang terkenal dengan Spinhuis dan Rasphuis.13 Rumah tahanan yang ada pada zaman VOC trdiri dari 3 macam

26

(3) Sistem Pemasyarakatan adalah suatu proses pembinaan terpidana yang di dasarkan

atas asas pancasila dan memandang terpidana sebagai makluk Tuhan, individu dan

anggota masyarakat sekaligus. 19

Munculnya sistem permasyarakatan pada tahun 1964 tiada lain adalah juga

disebabkan oleh keadaan di Indonesia yang ingin menciptakan suatu sistem baru di

segala bidang terutama di bidang kepenjaraan. Ajakan kembali kepada hukum versi

tradisi lama Indonesia juga diikuti oleh perubahan yang sangat cepat dari hukum –

hukum kolonial Belanda kepada hukum – hukum nasional. Sebagai contoh, Mantan

Menteri Kehakiman RI. Alm. Dr. Sahardjo, S.H. telah mengganti istilah “ Penjara “

dengan “ Lembaga Permasyarakatan “ yang mencerminkan perubahan ideologi

tersebut. 20

Konsep Pemasyarakatan yang dicanangkan oleh Dr. Sahardjo ini kemudian di

sempurnakan oleh Keputusan Konferensi dinas para pimpinan kepenjaraan, Konferensi

Kepenjaraan di Lembang, Bandung pada tanggal 27 April 1964 ini mengatakan bahwa

sistem pidana penjara dilakukan dengan sistem pemasyarakatan. Dengan demikian

Sistem Pemasyarakatan,telah memperkenalkan “treatment” ke dalam sistem

kepenjaraan Indonesia. Konferensi Kepenjaraan ini telah menerima 10 prinsip dasar

dari Pemasyarakatan yaitu :

(1) Orang yang tersesat di ayomi juga, dengan memberikan kepadanya bekal hidup

sebagai warga yang baik dan berguna dalam masyarakat yang adil dan makmur

berdasarkan Pancasila. Bekal hidup tidak hanya berupa finansial dan material,

19

Soedjono Dirdjosisworo, Sejarah Dan Azaz Penologi, (Bandung : Armico,

1984 ) hlm 11. 20 Romli Atmasasmita, Strategi Pembinaan Pelanggar Hukum Dalam Konteks

Penegakan Hukum di Indonesia, ( Bandung : Alumni, 1982 ) hlm. 11 -12.

Page 13: BAB II AWAL MULA TERBENTUKNYA SISTEM PEMBINAAN … · hanya ada di Batavia yang terkenal dengan Spinhuis dan Rasphuis.13 Rumah tahanan yang ada pada zaman VOC trdiri dari 3 macam

27

tetapi lebih penting adalah mental, fisik, keahlian, keterampilan hingga orang

mempunyai kemauan dan kemampuan yang potensial dan efektif untuk menjadi

warga yang baik, tidak melanggar hukum dan berguna dalam pembangunan

negara.

(2) Menjatuhi pidana bukan tindakan balas dendam dari negara, terhadap narapidana

tidak boleh ada penyiksaan baik berupa tindakan, ucapan, cara perawatan ataupun

penempatan. Satu-satunya derita hanya dihilangkan kemerdekaannya.

(3)Tobat tidak dapat dicapai dengan penyiksaan, melainkan dengan bimbingan dan

kepada narapidana harus ditanamkan pengertian mengenai norma-norma

kehidupan, serta diberi kesempatan untuk merenungkan perbuatannya yang

lampau. Narapidana juga dapat diikutsertakan dalam kegiatana-kegiatan sosial

untuk menumbuhkan rasa hidup kemasyarakatan.

(4) Negara tidak berhak membuat seseorang lebih buruk atau lebih jahat daripada

sebelum ia masuk lembaga, karena itu harus diadakan pemisahan antara:

a) Yang residivis dengan yang bukan.

b) Yang telah melakukan tindak pidana berat dan ringan.

c) Macam tindak pidana yang diperbuat.

d) Dewasa, dewasa-muda dan anak-anak.

e) Orang terpidana yaitu narapidana yang sudah mendapatkan vonis

hukuman dan orang tahanan yaitu narapidana yang sedang menynggu

vonis hukuman.

(5) Selama kehilangan kemerdekaan bergerak, narapidana harus dikenalkan dengan

masyarakat dan tidak boleh diasingkan darinya kini menurut Sistem

Page 14: BAB II AWAL MULA TERBENTUKNYA SISTEM PEMBINAAN … · hanya ada di Batavia yang terkenal dengan Spinhuis dan Rasphuis.13 Rumah tahanan yang ada pada zaman VOC trdiri dari 3 macam

28

Pemasyarakatan mereka tidak boleh diasingkan dari masyarakat dalam arti

kultural. Secara bertahap mereka akan di bimbing di tengah - tengah masyarakat

yang merupakan kebutuhan dalam proses Pemasyarakatan. Sistem

Pemasyarakatan didasarkan kepada pembinaan yang community centered dan

berdasarkan interaktivitas dan interdisipliner aproach antara unsur-unsur

pegawai, masyarakat dan narapidana.

(6) Pekerjaan yang diberikan kepada narapidana tidak boleh bersifat mengisi waktu

atau hanya di peruntukkan kepentingan jawatan atau kepentingan negara saja.

(7) Bimbingan dan didikan ini harus sesuai dengan nilai – nilai Pancasila.

(8) Tiap orang adalah manusia yang harus diperlakukan sebagai manusia, meskipun

telah tersesat.

(9) Narapidana hanya dijatuhi pidana hilang kemerdekaan.

(10) Perlu didirikan lembaga-lembaga pemasyarakatan yang baru dan sesuaidengan

kebutuhan pelaksanaan program-program pembinaan dan memindahkan

lembaga-lembaga yang berada di tengah-tengah kota ke tempat yang sesuai

dengan kebutuhan proses Pemasyarakatan.21

Sistem permasyarakatan dilahirkan pada tahun 1964 bukanlah suatu kebetulan

karena situasi politik Indonesia sedang menuju ke arah sosialisme Indonesia bahkan

situasi ini telah ikut berperan dalam memperkuat eksistensi sistem kemasyarakatan.

Posisi Dr. Sahardjo sebagai Menteri Kehakiman sekaligus sebagai pencetus gagasan

permasyarakatan nampak menunjang pandangan dimana beliau mengatakan bahwa

tujuan penjatuhan hukuman bukanlah menghukum semata – matau atau membuat si

21

Ibid, hlm 12.

Page 15: BAB II AWAL MULA TERBENTUKNYA SISTEM PEMBINAAN … · hanya ada di Batavia yang terkenal dengan Spinhuis dan Rasphuis.13 Rumah tahanan yang ada pada zaman VOC trdiri dari 3 macam

29

pelanggar hukum menderita akan tetapi membimbing merekan menjadi warga sosialis

Indonesia yang berguna 22

Dasar Hukum atau Undang – Undang yang digunakan dalam sistem kepenjaraan

adalah Reglemen Penjara. Dasar hukum itu telah digunakan sejak tahun 1917, suatu

undang – undang yang sudah tidak layak diberlakukan lagi karena bersumber pada

hukum kolonial. Dalam pembinaan di penjara keberhasilan pembinaan tidak dapat

dipungkiri juga tergantung kepada pegawai yang ada dalam penjara tersebut, dalam

reglement di atas dalam penjelasannya bahwa “pegawai penjara diwajibkan untuk

memperlakukan narapida secara berpri kamanusiaan dan berpri keadilan” dengan

tujuan yang dicita-citakan agar narapidana dapat berubah kepada yang lebih baik. Akan

tetapi dengan adanya kesungguhan yang patut serta hanya dengan tujuan tidak

dibolehkan adanya suatu ikatan persahabatan antara terpidana dengan pegawai

penjara.23

Dalam sistem permasyarakatan, tujuan pemidanaan adalah pembinaan dan

bimbingan dengan tahap – tahap admisi / orientasi, pembinaan dan asimilasi. Tahap

admisi/orintasi ini dimaksudkan agar para narapidana mengenal cara hidup, peratutan

dan tujuan dari pembinaan atas dirinya. Di dalam tahap pembinaan, pata narapidana ini

dibimbing supaya tidak melakukan lagi tindak pidana serta para narapidana ini

diberikan pendidikan agama, keterampilan dan kegiatan pembinaan lainnya. Tahap

yang terakhir adalah asimilasi yang tujuannya adalah sebagai upaya penyesuaian diri

22

Achmad S. Soema & Romli Atmasasmita, Sistem Permasyarakatan di

Indonesia, ( Jakarta : Bina Cipta, 1979 ), hlm. 13.

23 Bachtiar Agus Salim, Tujuan Pidana Penjara Sejak Reglemen 1917 Hingga

Lahirnya Sistem Pemasyarakatan di Indonesia Dewasa ini,( Medan: Pustaka Bangsa,

2003 ),hlm. 129

Page 16: BAB II AWAL MULA TERBENTUKNYA SISTEM PEMBINAAN … · hanya ada di Batavia yang terkenal dengan Spinhuis dan Rasphuis.13 Rumah tahanan yang ada pada zaman VOC trdiri dari 3 macam

30

bagi narapidana ke dalam masyarakat dan juga sebaga salah satu latihan bagi narapidana

agar dapat menyesuaikan diri dengan msyarakat tanpa rasa canggung bila narapidana ini

keluar dari Lembaga Permasyarakatan.24

Pembinaan terhadap narapidana dewasa ini dilakukan dengan empat tahap yang

merupakan suatu kesatuan proses yang bersifat terpadu yaitu :

(a) Tahap Pertama

Setiap narapidana yang masuk ke lembaga permasyarakatan dilakukan penelitian

untuk mengetahui segala hal perihal dirinya termasuk bagaimana narapidana ini

melakukan pelanggaran dan keterangan mengenai narapidana ini diperoleh dari

keluarga serta orang – orang yang tahu tentang perkara kejahatan yang ia lakukan.

(b) Tahap kedua

Dalam tahap ini dilakukan proses pembinaan terhadap narapidana tersebut dan

jika dirasa sudah cukup kemajuan maka narapidana ini diberikan kebebasan yang lebih

banyak dan ditempatkan ke dalam Lembaga Permasyarakatan melalui pengawasan.

(c) Tahap ketiga

Jika narapidana yang masuk ke dalam Lembaga Permasyarakatan ini

mengalami kemajuan yang cukup pesat baik dari segi fisik maupun keterampilan yang

diperoleh narapidana melalui program pembinaan yang ada maka proses pembinaan ini

dapat diperluas dan narapidana ini dapat bebas dengan pembebasan bersyarat atau cuti

menjelang kebebasannya.

24 Achmad S. Soema & Romli Atmasasmita,op cit, hlm. 10.

Page 17: BAB II AWAL MULA TERBENTUKNYA SISTEM PEMBINAAN … · hanya ada di Batavia yang terkenal dengan Spinhuis dan Rasphuis.13 Rumah tahanan yang ada pada zaman VOC trdiri dari 3 macam

31

(d) Tahap Keempat

Jika proses pembinaannya melalui tahap akhir maka narapidana yang berada di

Lembaga Permasyarakatan akan mendapatkan kebebasan yang sesungguhnya.

Dalam sistem kepenjaraan, tujuan pemidanaan adalah penjeraan, maka tidaklah

keliru jika pendekatan terhadap sistem yang digunakan adallah pendekatan keamanan.

Dalam sistem kemasyarakatan pendekatan yang digunakan masih menggunakan

pendekatan keamanan namun tujuan berbeda yaitu pembinaan dan bimbingan.

Pembinaan adalah faktor utama dalam permasyarakatan bukan keamanan. Pembinaan

adalah tujuan utama dari permasyarakatan dan bukan keamanan, keamanan adalah

hanya sebagai sub bagian dari pembinaan dan keamanan sebagai salah satu dari sekian

banyak penopang keberhasilan pembinaan narapidana. 25

Konsep permasyarakatan yang ada di Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta

ini telah menggantikan sistem penjara. Sistem permasyarakatan ini dilakukan dalam

rangka membentuk warga binaan permasyarakatan (narapidana dan tahanan ) agar

menjadi manusia yang seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri dan tidak

mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh masyarakat. Di dalam

Lembaga Permasyarakatan atau Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta, para

narapidana maupun tahanan ini menerima pembinaan baik pembinaan kepribadian,

pembinaan kemandirian, pembinaan kerohaniam maupun pembinaan jasmani.

Pelaksanaan pembinaan kepada narapidana dalam upaya mengembalikan narapidana

menjadi masyarakat yang baik sangat penting untuk dilakukan. Pelaksanaan pembinaan

25 Achmad S. Soema & Romli Atmasasmita, op cit, hlm. 13.

Page 18: BAB II AWAL MULA TERBENTUKNYA SISTEM PEMBINAAN … · hanya ada di Batavia yang terkenal dengan Spinhuis dan Rasphuis.13 Rumah tahanan yang ada pada zaman VOC trdiri dari 3 macam

32

narapidana ini didasarkan pada pola pembianaan narapidana yang dikeluarkan oleh

Departemen Kehakiman yang berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman RI.

Lembaga Permasyarakatan Surakarta yang berstatus Rutan, namun dalam

pelaksanaannya kegiatan pembinaan menggunakan pedoman Proses Permasyarakatan.

Sebenarnya Proses Permasyarakatan merupakan tahapan pembinaan yang dilakukan di

Lembaga Permasyarakatan (Lapas). Adapun tahapan pembinaan dibagi menjadi tiga

tahapan yaitu tahap awal, tahap lanjutan, tahap akhir. Dalam setiap tahapan terdapat

perlakuan dan bentuk kegiatan yang harus diikuti setiap narapidana. Tahap pertama

yaitu tahap maximum security selama satu bulan yang disebut dengan masa admisi

orientasi. Warga binaan yang baru masuk dalam Rutan selama satu bulan menjalani

tahap administrasi yaitu pendataan ulang guna mengetahui identitas dan latar belakang

kehidupan narapidana dan setelah itu perlu adanya orientasi yaitu berupa pengarahan

atau pemberitahuan mengenai tata tertib Rutan, mengenai hak dan kewajiban

narapidana serta pengenalan lingkungan.

Tahap atau masa ini bertujuan supaya narapidana yang baru masuk dapat

diketahui identitasnya secara lengkap serta supaya narapidana yang baru masuk tidak

kaget atau shock dengan keadaan di dalam Rutan ataupun stress karena putusan hakim

yang baru dia terima. Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta memiliki data yang

lengkap mengenai narapidana baik itu data narapidana yang bersifat lokal (yang berasal

dari daerah eks Karesidenan Surakarta) maupun yang berasal dari luar wilayah

Surakarta itu sendiri. Kebanyakan narapidana yang berasal dari daerah eks Karesidenan

Surakarta ini masa pidananya di bawah satu tahun.

Page 19: BAB II AWAL MULA TERBENTUKNYA SISTEM PEMBINAAN … · hanya ada di Batavia yang terkenal dengan Spinhuis dan Rasphuis.13 Rumah tahanan yang ada pada zaman VOC trdiri dari 3 macam

33

Pada masa administrasi dan orientasi selama satu bulan narapidana yang

bersangkutan dapat diberikan pembinaan kepribadian. Dengan program – program

pembinaan kesadaran keagamaan, pembinaan kesadaran berbangsa dan bernegara,

pembinaan kemampuan intelektual dan pembinaan kesadaran hukum. Program

pembinaan kesadaran keagamaan ini disesuaikan dengan keyakinan yang dianut oleh

narapidana. Untuk pembinaan kesadaran beragama ini pihak Rutan memberikan fasilitas

yang berbentuk fisik dan non fisik. Tujuan dari dilaksanakannya pembinaan kesadaran

keagamaan ini adalah agar para narapidana menjadi orang yang patuh terhadap

peraturan – peraturan agama dan bertobat untuk kembali ke jalan yang benar. 26

Pembinaan kesadaran berbangsa dan bernegara ini bertujuan untuk membentuk

jiwa kebangsaan, cinta tanah air, dan berani berkorban demi kehormatan dan martabat

bangsa. Kegiatan ini umumnya berupa latihan baris berbaris yang melatih adalah

petugas Rutan. Pembinaan kemampuan intelektual bertujuan untuk meningkatkan

wawasan narapidana. Rutan Surakarta menyediakan perpustakaan sebagai sarana untuk

membaca. Dengan kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran warga binaan

akan pentingnya membaca untuk menambah pengetahuan. Rutan mempunyai program

bagi warga binaan yang buta huruf yang kejar paket A dan B. Terbentur peraturan

tentang kejar paket A dan B yang masa penempuhannya sama dengan yang ada di luar

yaitu sekolah – sekolah umum, yaitu setingkat SD 6 tahun, SMP 3 tahun, dan SMA 3

tahun, maka hal ini tidak dapat dilakukan oleh Rutan. Hal ini disebabkan Rutan dihuni

oleh tahanan dan narapidana yang masa hukumannya kurang dari satu tahun dan 12

26 UU No. 12 tahun 1995.

Page 20: BAB II AWAL MULA TERBENTUKNYA SISTEM PEMBINAAN … · hanya ada di Batavia yang terkenal dengan Spinhuis dan Rasphuis.13 Rumah tahanan yang ada pada zaman VOC trdiri dari 3 macam

34

bulan. Maka dalam pelaksanaannya hanya berorientasi pada pemberantasan buta huruf

saja

Pembinaan kesadaran hukum ini dilakukan dengan mengedepankan pemberian

pemahaman hukum pada warga binaan. Seseorang yang telah diputus oleh hakim

disadarkan dengan adanya pendekatan hukum yaitu memberikan penjelasan tentang

akibat melakukan tindakan yang melanggar hukum. Penyuluhan mengenai kesadaran

hukum ini dilakukan oleh petugas rutan. Tahap maximum security ini berlangsung dari 0

sampai dengan 1/3 masa pidana yang ditempuh oleh narapidana.

Sistem Pembinaan kepada narapidana ini merupakan sebuah terobosan baru

bagi Lembaga Permasyarakatan yang ada di daerah Surakarta sebab pada awalnya

Lembaga Permasyarakatan di Surakarta mempunyai sistem penjara namun pada saat

sistem permasyarakatan dicanangkan maka Lembaga Permasyarakatan di Surakarta ini

berganti nama yaitu Bina Tuna Warga yaitu sebuah wadah untuk membina narapidana

agar narapidana ini dapat dilatih keterampilannya namun setelah beberapa lama Bina

Tuna Warga ini akhirnya berubah menjadi sistem pembinaan bagi narapidana yang

berlaku sampai sekarang. Sistem pembinaan kepada narapidana ini sangat membantu

dalam menata narapidana yang ada di Lembaga Permasyarakatan di Surakarta.

Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta adalah salah satu tempat pembinaan

narapidana yang ada di Jawa Tengah yang dalam program pembinaannya ini memiliki

program – program kemandirian yang dilaksanakan dalam berbagai bidang seperti

bidang olahraga, kesenian, pendidikan, keterampilan, dan bidang sosial. Semua kegiatan

ini dilaksanakan dengan tujuan agar narapidana dapat kembali berperan ke dalam

masyarakat sebagai warga mandiri, bebas dan bertanggung jawab. Setiap kegiatan

Page 21: BAB II AWAL MULA TERBENTUKNYA SISTEM PEMBINAAN … · hanya ada di Batavia yang terkenal dengan Spinhuis dan Rasphuis.13 Rumah tahanan yang ada pada zaman VOC trdiri dari 3 macam

35

pembinaan ini memegang peran penting dalam upaya perbaikan tingkah laku bagi

narapidana itu sendiri.

Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta ini merupakan tempat penggabungan

para narapidana yang berada di Lembaga Permasyarakatan yang ada di daerah se eks –

Karesidenan Surakarta seperti Sragen, Boyolali, Wonogiri, Klaten dan Surakarta. Pada

tahun 1978, Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta ini adalah pusat dari lembaga –

lembaga permasyarakatan yang ada di daerah eks Karesidenan Surakarta sehingga jika

ada narapidana yang masuk ke dalam lembaga – lembaga permasyarakatan seperti

Sragen, Boyolali, Wonogiri, Klaten harus melalui persetujuan Rumah Tahanan Negara

Klas 1 Surakarta. Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta itu sendiri mempunyai

wewenang untuk melakukan pembinaan bagi narapidana yang ada lembaga

permasyarakatan yang ada di daerah eks Karesidenan Surakarta dengan memberikan

Surat Keputusan untuk lembaga – lembaga yang ada daerah eks Karesidenan Surakarta

untu melakukan pembinaan kepada para narapidana.

Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta ini merupakan pusat dari lembaga –

lembaga Permasyarakatan yang ada di daerah eks Karesidenan Surakarta. Tugas dan

wewenang dari Rumah Tahanan Negara Klas 1 di Surakarta ini diberikan oleh

Departemen Kehakiman dan Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta setiap bulannya

harus melaporkan mengenai kondisi dan situasi Lembaga Permasyarajatan yang ada di

daerah eks Karesidenan Surakarta. Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta membuat

program pembinaan kepada narapidana yang nantinya akan diikuti oleh Lembaga –

lembaga permasyarakatan yang berada di daerah eks Karesidenan Surakarta.

Page 22: BAB II AWAL MULA TERBENTUKNYA SISTEM PEMBINAAN … · hanya ada di Batavia yang terkenal dengan Spinhuis dan Rasphuis.13 Rumah tahanan yang ada pada zaman VOC trdiri dari 3 macam

36

Banyaknya tindakan kriminalitas pada tahun 1978 hingga tahun 1986 membuat

Lembaga Permasyarakatan yang ada di Surakarta ini mengambil tindakan tegas untuk

menghukum para narapidana namun hukuman yang diberikan bukan hukuman yang

dilakukan secara fisik tapi hukuman yang diberikan kepada narapidana ini berupa para

narapidana ini mendapatkan bimbingan dan keterampilan yang ada di Lembaga

Permasyarakatan Surakarta. Bimbingan dan keterampilan ini merupakan sebuah

program pembinaan narapidana dan narapidana yang ada di Lembaga Permasyarakatan

ini memiliki tiujuan agar narapidana tidak berbuat kesalahan lagi. Lembaga

Permasyarakatan di Surakarta ini menjadi pelopor pembinaan narapidana untuk

Lembaga – lembaga permasyarakatan lain yang ada di daerah eks Karesidenan

Surakarta.

Pekerjaan keterampilan dan kerajinan relatif berjalan dengan baik Hiburan

seperti sandiwara, nyanyi, dan tari sering dipentaskan di ruangan khusus dan saat itu

juga ada uang khusus yang hanya berlaku di dalam penjara dimana narapidana dapat

membelanjakannya di toko dalam penjara untuk keperluan sehari – hari seperti sabun,

pasta gigi, dan lain – lain. Ide mengenai Sistem Permasyarakatan ini pertama kali

dicetuskan oleh Dr. Sahardjo. S.H.

Menurut Sahardjo, tujuan pidana penjara adalah di samping menimbulkan rasa

derita kepada terpidana karena hilangnya kemerdekaan bergerak, membimbing

narapidana agar bertobat serta mendidiknya supaya ia menjadi seorang anggota

masyarakat sosialis Indonesia yang berguna. Tujuan dari Sistem Permasyarakatan yang

dicetuskan Sahardjo ini bertujuan yaitu mengayomi masyarakat dari perbuatan jahat,

dan membimbing terpidana sehingga kembali menjadi anggota masyarakat yang

Page 23: BAB II AWAL MULA TERBENTUKNYA SISTEM PEMBINAAN … · hanya ada di Batavia yang terkenal dengan Spinhuis dan Rasphuis.13 Rumah tahanan yang ada pada zaman VOC trdiri dari 3 macam

37

berguna. Titik tolak pemikiran Sahardjo bahwa masyarakat yang diayomi dengan

adanya tidak pidana, tidak hanya pelaku tindak pidana yang diayomi dan diberikan

bimbingan sebagai bekal hidup kelak setelah keluar dari Lembaga Permasyarakatan

agar berguna bagi dan di dalam masyarakat. 27

Gagasan dari Sahardjo menganut sistem campuran penjeraan ( deterrent ) dan

reformasi terpidana.28

Di dalam Lembaga Permasyarakatan (Rumah Tahanan) ,para

tahanan dan narapidana akan menerima pembinaan baik pembinaan kepribadian,

pembinaan kemandirian, pembinaan kerohanian maupun pembinaan kerohanian.

Dengan adanya pembinaaan ini, para narapidana ini bisa mendapatkan pengetahuan

yang lebih banyak. Tujuan dari pembinaan ini adalah menumbuhkan dan

mengembarkan kesadaran untuk melksanajkan ajaran – ajaran terutama ajaran agama

dalam kehidupan sehari – hari supaya menimbulkan sikap dan suasana kejiwaaan yang

diliputi oleh nilai – nilai agama seperti sikap sabar, pasrah dan tidak mudah putus asa. 29

27 C.I Harsono, Sistem Baru Pembinaan Narapidana, ( Jakarta : Djambatan,

1995 ) hlm. 2.

28

Andi Hamzah,op cit, hlm. 96.

29 Mubarok, Metodologi Dahwah Kepada Narapidana, ( Jakarta : Proyek

Penerangan Bimbingan dan Dakwah, Kutbah Agama Islam Pusat, DEPAG, 1978 ),

hlm .34.