bab iii analisa sistem berjalan · bidang mekanikal & elektrikal kontraktor, perdagangan dan...
TRANSCRIPT
25
BAB III
ANALISA SISTEM BERJALAN
3.1 Umum
Dalam pembangunan proyek kontruksi, pembelian material merupakan
bagian terpenting dalam kelangsungan berjalannya suatu proyek. Jenis material
konstruksi yang digunakan akan mempengaruhi kualitas dan dana anggaran yang
telah ditetapkan untuk suatu proyek. Untuk itu dalam melakukan pembelian
material proyek, PT. Jaya Teknik Indonesia harus melalui beberapa proses,
dimana pengawasan pembelian tetap diawasi oleh Direksi dengan melakukan
pemeriksaan terhadap arsip-arsip yang berhubungan dengan pembelian.
Dalam pelaksanaan kegiatan rutin di PT. Jaya Teknik Indonesia terdapat
aturan yang telah ditetapkan, dalam hal ini struktur organisasi yang
menggambarkan garis perintah dan penerimaan perintah serta fungsi-fungsi
pelaksanaan sehingga semua dapat berjalan dengan lancar.
3.2. Tinjauan Perusahaan
Dalam tinjauan perusahan ini berisi tentang sejarah perusahan, struktur
organisasi dan fungsi dari masing-masing bagian yang ada dalam perusahan
tersebut.
3.2.1 Sejarah Perusahaan
PT. Jaya Teknik Indonesia didirikan pada tanggal 27 Agustus 1970,
bergerak dalam bidang perdagangan, kontraktor/pemborongan dan jasa. Berlokasi
di Jln. Johar No.10 Kebon Sirih Menteng Jakarta Pusat. Dalam melaksanakan
26
kegiatan usaha perdagangan, PT. Jaya Teknik Indonesia juga bertindak sebagai
distributor untuk memasarkan produk-produk dari York International, Avaya
Communication, Emerson Network Power dan Nohmi Bosai di wilayah
Indonesia. PT. Jaya Teknik Indonesia memiliki Motto ”Quality & Reliability”.
VISI:
Menjadi perusahaan nomor satu yang mengintregrasikan pelayanan di
bidang Mekanikal & Elektrikal Kontraktor, Perdagangan dan pemeliharaan
Mekanikal & Elektrikal.
MISI:
1. Menyediakan layanan pemeliharaan terbaik yang terintegrasi dari produk-
produk unggulan yang berkualitas untuk mencapai kepuasan pelanggan.
2. Meningkatkan kerjasama strategis dengan produk kelas dunia agar dapat
mencapai pertumbuhan perusahaan.
3. Pengembangan peluang bisnis baru secara berkesinambungan diikuti melalui
inovasi dan teknologi.
4. Membangun lingkungan kerja yang sehat untuk para pekerja sehingga dapat
tumbuh berkembang bersama atas dasar nilai dan budaya dari Jaya.
3.2.2. Struktur Organisasi dan Fungsi
Struktur organisasi merupakan pembagian kerja yang menunjukan hirarki
dan menunjukan struktur wewenang organisasi serta memperlihatkan
pelaporannya. Dengan struktur organisasi yang baik, tugas-tugas digolongkan
sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan secara efektif, terarah dan terawasi
27
serta hasil-hasilnya tersaji akurat. Berikut merupakan struktur organisasi yang ada
pada PT. Jaya Teknik Indonesia:
Sumber : PT. Jaya Teknik Indonesia
Gambar.III. 1.
Struktur Organisasi PT. Jaya Teknik Indonesia
Uraian Tugas dan Tanggung Jawab :
Dewan Direksi, dibantu oleh:
1. Management Representative & System Procedure
a. Management Representative
Adalah perwakilan Manajemen yang bertugas mengawasi,
mengembangkan dan menjamin dilaksanakannya ISO sesuai dengan
standard yang telah ditetapkan.
28
b. Sistem dan Prosedur
Bagian ini membantu perusahaan dalam penetapan prosedur sesuai dengan
sasaran mutu perusahaan untuk dapat mendukung Visi & Misi dan nilai-
nilai perusahaan.
2. Manajemen Kesehatan Keselamatan dan Lingkungan Kerja
Adalah perwakilan manajemen yang bertanggung jawab terhadap
pengembangan sistem dan sosialisasi atas Kesehatan, Keselamatan dan
Lingkungan Kerja.
3. Business Development
Bagian ini bertanggung jawab atas kegiatan pengembangan bisnis
perusahaan, mulai dari perencanaan, implementasi, pemasaran dan evaluasi
hingga pengembangan ide atau pemikiran bisnis yang akan dijalankan oleh
perusahaan. Business Development mengeskplorasi, melakukan riset pasar,
menganalisa, dan membuat studi kelayakan kemudian memberikan
rekomendasi atas peluang bisnis baru untuk memperkuat struktur bisnis
perusahaan.
4. 6 (enam) Divisi, terdiri dari :
a. Air Conditioning & Refrigeration Division ( Produk ACR)
Merk YORK. Air Conditioning dan Refrigration System, USA
b. Data Center & Network Power Division (Produk UPS dan AC Precission)
Merk LIEBERT. Computer Support System – Precission AC, Power
Conditioner UPS dan Site Scan, USA
29
c. Fire Safety & Control, Pump & Mechanical Division (Produk Fire Alarm
System dan Pompa)
1. Merk NOHMI. Fire Protection Equipment & Fire Alarm System,
Japan
2. Merk FLYGT. Water and Wastewater Solutions
d. Information & Communication Technology Division (Produk
Telekomunikasi )
1. Merk Voice Cyber. Voice Recording and Quality Monitoring
2. Merk VAN DERLANDE. Baggage Handling System
3. Merk TELTRONIC. Radio Trunking Komunikasi
e. Lift and Electrical Division ( Produk Lift dan Elektrikal )
Merk SANEI. Lift and Elevator
f. Finance, Human Resourcesand General Affairs Division terdiri dari :
1. Bagian Treasury, mengelola keuangan perusahaan dan dokumen yang
berkaitan dengan perbankan dan mengelola stok gudang.
2. Bagian Cost Control, melakukan pengendalian dan monitoring
pelaksanaan kegiatan usaha agar tetap berjalan sesuai ketentuan yang
berlaku.
3. Bagian Accounting, melakukan pembukuan dan menyiapkan laporan
keuangan untuk keperluan Manajemen, Pemegang Saham dan pihak
luar.
4. Bagian Sumber Daya Manusia yang menangani proses rekrutmen,
pelatihan, mutasi dan fungsi kepersonaliaan lainnya serta
perpustakaan.
30
5. Bagian Rumah Tangga menangani pengadaan inventaris kantor dan
kelengkapan kerja kantor maupun proyek.
6. Bagian Legal, mengurus/mengamankan kontrak kerja perusahaan dan
dokumen-dokumen perusahaan.
7. Bagian Logistik, membantu Divisi maupun Bagian lain untuk
melakukan pengadaan barang/material baik untuk proyek maupun unit
kerja lainnya termasuk pengurusan gudang.
8. Bagian Penentuan dan Pengendalian Pembelian, membantu Divisi
untuk menentukan Supplier dan Subkontraktor untuk proyek. Selain
itu, bagian ini juga melakukan klarifikasi pekerjaan Subkontraktor
apabila dibutuhkan.
5. Direksi
a. Memimpin perusahaan dengan membuat kebijakan-kebijakan perusahaan,
termasuk melakukan penjadwalan seluruh kegiatan perusahaan.
b. Memilih, menentukan, mengawasi pekerjaan karyawan.
c. Menyetujui anggaran tahunan perusahaan dan melaporkan laporan pada
pemegang saham.
6. Kepala Divisi
a. Menyetujui segala bentuk dokumen yang berkaitan dengan divisi.
b. Menyiapkan laporan kegiatan Divisi secara benar dan tepat waktu.
c. Menyelenggarakan kegiatan rapat kerja mengenai pekerjaan yang
bersangkutan dengan proyek yang dijalankan.
d. Melakukan pengecekan serta pengawasan dalam pekerjaan di proyek
maupun di pusat.
31
7. Project Coordinator
a. Melakukan koordinasi dan mengawasi semua kegiatan dan memastikan
bahwa tujuan dapat tercapai.
b. Memiliki pemahaman yang baik mengenai tujuan proyek secara
keseluruhan, output yang akan dicapai dan kegiatan yang akan
dilaksanakan proyek.
c. Bekerja sama dengan semua pihak dan personil yang terlibat dalam
proyek tersebut, dan bertanggung jawab atas dana yang diterapkan pada
suatu proyek.
8. Engineering
a. Memberikan petunjuk kepada tim, dalam melaksanakan pekerjaan
pengawasan teknis segera setelah kontrak fisik ditandatangani.
b. Bertanggung jawab atas pengujian dan penyelidikan material/bahan di
lapangan.
c. Membantu dan memberikan petunjuk kepada tim di lapangan dalam
mencari pemecahan-pemecahan atas permasalahan yang timbul baik
sehubungan dengan teknis maupun permasalahan kontrak.
9. Project Manager
a. Melaksanakan dan mengontrol operasional proyek sehingga pekerjaan
proyek dapat berjalan sesuai rencana.
b. Mengidentifikasi dan menyelesaikan potensi masalah yang akan timbul
agar dapat diantisipasi secara dini.
c. Mengontrol proyek yang ditanganinya agar dapat selesai sesuai dengan
budget sesuai dengan spesifikasi dan waktu.
32
10. Admin divisi/purchasing
a. Membuat Surat Permintaan Pembelian Barang (SPPB).
b. Mencari supplier yang menjual barang yang sesuai dengan kebutuhan
lapangan.
c. Mengkordinasi kepada supplier mengenai pengiriman barang ke
lapangan.
d. Melakukan negosiasi harga kepada supplier.
11. Estimator
a. Membuat daftar rincian pekerjaan secara lengkap.
b. Melakukan perhitungan volume dari setiap item pekerjaan.
c. Melakukan kontrol terhadap pemakaian bahan yang dilakukan
dilapangan atau proyek.
d. Membuat Bill of Quantity (BQ) untuk penawaran harga kepada customer.
12. Site Manager
a. Membuat perencanaan kegiatan operasional pelaksanaan proyek.
b. Mengatur dan melaksanakan kegiatan operasional pelaksanaan proyek.
c. Menganalisa kebutuhan dan pemakaian material maupun peralatan di
proyek.
d. Menyiapkan detail materi laporan bulanan bersama Project Manager.
13. Admin Proyek
a. Surat menyurat.
b. Mengarsip surat jalan.
c. Mengarsip data lembur karyawan dan data absen karyawan proyek.
d. Membuat berita acara pekerjaan proyek.
33
14. Gudang
a. Mencatat material masuk dan material keluar yang ada di proyek.
b. Mengontrol ketersediaan barang yang ada di proyek agar tidak terjadinya
kekurangan material.
c. Mengkoordinasikan kepada bagian Site Manager mengenai stok material
yang ada di dalam gudang.
d. Membuat Material Requirement Planning (MRP).
e. Membuat Rencana Anggaran Proyek (RAP).
15. Pelaksana
a. Memahami gambar desain dan spesifikasi teknis sebagai pedoman dalam
melaksanakan pekerjaan diproyek.
b. Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan
dilapangan.
c. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja mingguan, metode
kerja, gambar kerja dan spesifikasi teknik.
3.3 Prosedur Sistem Berjalan
Prosedur sistem permintaan pembelian material proyek di PT. Jaya Teknik
Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Proses Permintaan Pembelian Material
Bagian gudang proyek memberikan memo permintaan material atau Material
Requirements Planning (MRP) sesuai dengan kebutuhan dilapangan kepada
admin divisi. Kemudian admin divisi mencari supplier yang menjual barang
sesuai dengan type atau merk yang dibutuhkan lapangan, dengan melakukan
34
perbandingan harga dengan beberapa supplier lain untuk menentukan harga
yang termurah serta tetap memperhatikan kualitas dari material yang akan
digunakan. Jika nilai barang lebih dari 250 juta, maka dilakukan proses tender
oleh bagian Penentuan dan Pengendalian Pembelian (P3). Kemudian bagian
admin divisi membuat Surat Permintaan Pembelian Barang (SPPB)
berdasarkan permintaan material dari proyek dan penawaran harga yang
diberikan supplier, setelah itu Surat Permintaan Pembelian Barang (SPPB)
ditandatangani oleh manager.
2. Prosedur Mendistribusikan SPPB
Setelah membuat Surat Permintaan Pembelian Barang (SPPB), admin divisi
menyerahkan kepada bagian cost control untuk di periksa berdasarkan
lampiran. Kemudian bagian cost control mencatat SPPB dalam Analisa Biaya
Proyek dan dibandingkan dengan Rencana Anggaran Proyek (RAP). Jika
nilai SPPB overbuget atau kontribusi menurun, bagian cost control
memberikan catatan atau komentar pada kepala divisi terkait, kemudian
ditandatangani. Setelah dari cost control, SPPB ditandatangani oleh kepala
divisi untuk disetujui dan menyerahkan kepada bagian logistik untuk
dibuatkan SPB.
3. Prosedur membuat Surat Pemesanan Barang (SPB)
Surat Pemesanan Barang (SPB) digunakan sebagai lampiran supplier untuk
menagih pembayaran barang yang telah dikirim ke proyek. Setelah SPB
dibuat, bagian logistik menyerahkan kepada kepala logistik untuk di
tandatangani, setelah itu bagian logistik menyerahkan kepada kepala divisi,
35
dan wajib di tandatangani oleh Direksi jika nilai SPB diatas seratus juta
rupiah.
4. Prosedur pembuatan Bukti Penerimaan Barang (BPB)
Setelah SPB ditandatangani oleh kepala divisi ataupun dengan direksi. Admin
divisi mengirimkan SPB tersebut kepada supplier melalui email maupun fax
agar supplier dapat memproses dan mengirim barang ke lapangan. Setelah
barang dikirim, supplier mengambil SPB asli, dan memberikan surat jalan,
invoice dan faktur pajak untuk menagih. Kemudian bagian logistik membuat
Bukti Penerimaan Barang (BPB) sesuai dengan nomor Surat Pemesanan
Barang (SPB) dan surat jalan yang terlampir dari supplier.
5. Prosedur pembayaran dan membuat laporan
Kemudian bagian logistik menyerahkan Bukti Penerimaan Barang beserta
lampiran invoice, faktur pajak dan SPB asli kepada bagian keuangan untuk
dibuatkan Tanda Terima Kuitansi (TTK). Kemudian bagian keuangan
memproses pembayaran dan menyerahkan bukti setor bank kepada bagian
accounting untuk dibuatkan bukti pembayaran dan dibuatkan laporan.
3.4 Unified Modelling Language (UML)
Penulis menggunakan Unified Modelling Language (UML) sebagai
gambaran dalam sistem permintaan pembelian material proyek yang ada pada PT.
Jaya Teknik Indonesia.
3.4.1 Diagram Activity Berjalan
Berikut ini merupakan diagram activity pada sistem berjalan permintaan
pembelian material proyek yang ada pada PT. Jaya Teknik Indonesia.
36
Gambar.III. 2.
Diagram Activity Berjalan pada PT. Jaya Teknik Indonesia
act Diagram Activ ity Berj lan
DireksiAccountingKeuanganKepala
Logistik
SupplierBagian P3 dan
logistik
Gudang
Proyek Kadiv
ACR
Cost ControlManagerAdmin Div isi
Mulai
Membuat
SPPB
Acc
SPPBcek
SPPBACC
SPPB
MRP
Memproses
memo
Membuat
SPB
Acc
SPB
ACC
SPB
SPB yang
sudah di
ttd
email/fax
SPB
memproses
dan
mengirim
material
menerima
barang &
sj copy
membuat BPL
mencari
supplier
penawaran
harga
SJ Asli
PO asli, SJ
asli, Faktur
Pajak
TTK
laporan
pembyAcc
Lap.pembyAcc
lap.pemy
Arsip
end
bukti
pemby
>250jttender
acc
SPPB
37
Keterangan :
MRP : Material Requirement Planning
SPPB : Surat Permintaan Pembelian Barang
SPB : Surat Pemesanan Barang
BPL : Bukti Penerimaan Barang (Local)
Acc : ACC
Kadiv ACR : Kepala Divisi ACR
TTK : Tanda Terima Kuitansi
Bukti Pemby : Bukti Pembayaran
Acc Lap.pemby : ACC Laporan Pembayaran
3.5 Spesifikasi Sistem Berjalan
Dalam spesifikasi sistem berjalan ini akan dijelaskan mengenai dokumen-
dokumen yang terdapat dalam proses pencatatan datanya, dokumen-dokumen
tersebut terdiri atas dokumen masukan dan dokumen keluaran.
3.5.1 Spesifikasi Bentuk Dokumen Masukan
1. Nama Dokumen : Material Requirements Planning
Fungsi : Untuk permintaan pemesanan material
Sumber : Gudang Proyek
Tujuan : Admin divisi
Media : Kertas
Frekuensi : Setiap lapangan membutuhkan material
Format : Lampiran A-1
38
2. Nama Dokumen : Surat Penawaran Harga
Fungsi : Surat yang berisi spesifikasi harga dan jenis produk yang
ditawarkan dari supplier
Sumber : Supplier
Tujuan : Admin divisi
Media : Kertas
Frekuensi : Setiap marketing melakukan penawaran harga material
dan menawarkan produk
Format : Lampiran A-2
3. Nama Dokumen : Data Supplier
Fungsi : Mengetahui informasi mengenai data supplier
Sumber : Supplier
Tujuan : Admin divisi dan Logistik
Media : Kertas
Frekuensi : Setiap adanya nama supplier
Format : Lampiran A-3
4. Nama Dokumen : Material Masuk
Fungsi : Daftar nama barang yang diterima diproyek
Sumber : Gudang Proyek
Tujuan : Admin Proyek dan Site Manager
Media : Kertas
Frekuensi : Setiap adanya material yang masuk ke gudang proyek
Format : Lampiran A-4
39
5. Nama Dokumen : Bon Pengambilan Material
Fungsi : Daftar nama barang yang dikeluarkan proyek
Sumber : Gudang Proyek
Tujuan : Admin Proyek dan Site Manager
Media : Kertas
Frekuensi : Setiap adanya material yang keluar dari gudang proyek
Format : Lampiran A-5
6. Nama Dokumen : Surat Jalan
Fungsi : Sebagai bukti pengiriman barang
Sumber : Supplier
Tujuan : Gudang Proyek dan Logistik
Media : Kertas
Frekuensi : Setiap adanya pengiriman barang
Format : Lampiran A-6
7. Nama Dokumen : Faktur Pajak
Fungsi : Sebagai bukti penagihan
Sumber : Supplier
Tujuan : Bagian keuangan
Media : Kertas
Frekuensi : Setiap supplier melakukan penagihan
Format : Lampiran A-7
8. Nama Dokumen : Invoice
Fungsi : Sebagai bukti penagihan
Sumber : Supplier
40
Tujuan : Bagian keuangan
Media : Kertas
Frekuensi : Setiap supplier melakukan penagihan
Format : Lampiran A-8
3.5.2 Spesfikasi Bentuk Dokumen Keluaran
1. Nama Dokumen : Surat Permintaan Pembelian Barang
Fungsi :Untuk permintaan pembuatan SPB (Surat Pemesanan
Barang) kepada bagian Logistik
Sumber : Admin Divisi
Tujuan : Logistik
Media : Kertas
Frekuensi : Setiap adanya permintaan pembelian material
Format : Lampiran B-1
2. Nama Dokumen : Surat Pemesanan Barang
Fungsi : Untuk surat pemesanan kepada supplier
Sumber : Logistik
Tujuan : Supplier
Media : Kertas
Frekuensi : Setiap adanya surat pemesanan material baru
Format : Lampiran B-2
3. Nama Dokumen : Bukti Penerimaan Barang
Fungsi : Untuk penerimaan material yang sudah dikirim ke proyek
Sumber : Logistik
41
Tujuan : Admin Proyek dan Supplier
Media : Kertas
Frekuensi : Setiap adanya penerimaan material yang dikirim
Format : Lampiran B-3
4. Nama Dokumen : Tanda Terima Kuitansi
Fungsi : Sebagai bukti penerimaan kuitansi
Sumber : Bagian Keuangan
Tujuan : Supplier
Media : Kertas
Frekuensi : Setiap adanya penerimaan kuitansi
Format : Lampiran B-4
5. Nama Dokumen : Bukti Pembayaran
Fungsi : Sebagai bukti pembayaran hutang
Sumber : Bagian Keuangan
Tujuan : Accounting
Media : Kertas
Frekuensi : Setiap adanya pembayaran
Format : Lampiran B-5
6. Nama Dokumen : Bukti Setor Bank
Fungsi : Sebagai bukti pembayaran
Sumber : Bagian Keuangan
Tujuan : Bagian Accounting
Media : Kertas
Frekuensi : Setiap ada pembayaran
42
Format : Lampiran B-6
7. Nama Dokumen : Laporan Pembayaran Hutang
Fungsi : Sebagai laporan pembayaran hutang
Sumber : Accounting
Tujuan : Kepala Divisi dan Direksi
Media : Kertas
Frekuensi : Akhir bulan
Format : Lampiran B-7
3.6. Permasalahan Pokok
Berdasarkan pengamatan, penulis mengambil kesimpulan bahwa PT. Jaya
Teknik Indonesia dalam mengelola proses permintaan pembelian material proyek
masih belum sepenuhnya efektif. Dikarenakan dalam melakukan pencatatan
material masuk dan material keluar pada lapangan masih melakukan pencatatan
melalui buku dan kertas. Maka beberapa hal yang mungkin dapat terjadi
diantaranya adalah :
1. Sistem kerja masih kurang efektif.
2. Membutuhkan waktu lama dalam pengecekan berkas/data.
3. Pemakaian kertas yang banyak.
4. Terjadinya Double permintaan pembelian material, dikarenakan tidak
adanya sistem yang terkompuetrisasi pada pencatatan material masuk dan
material keluar pada proyek.
5. Terjadinya kesalahan-kesalahan pada pencatatan material masuk maupun
material yang keluar dan dapat terjadinya kehilangan atau kerusakan pada
43
data-data pembelian dikarenakan dalam proses penyimpanan data yang tidak
tersusun dengan baik.
3.7. Pemecahan Masalah
Dengan melihat berbagai permasalahan yang ada pada sistem berjalan, maka
untuk mengatasi permasalahan tersebut penulis mengajukan alternatif pemecahan
masalah yaitu dengan menggunakan sistem secara komputerisasi untuk
pengecekan material dan dalam pencatatan material masuk maupun material
keluar. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya double permintaan
pada material yang dipesan dan agar penggunaan material dalam proyek dapat
terkontrol dengan baik.
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan aplikasi
program pada komputer yaitu:
1. Penyelesaian pekerjaan dapat dilakukan dengan cepat dan akurat, sehingga
tidak memerlukan waktu lama untuk melakukan pengecekan material.
2. Menghindari terjadinya double permintaan pada material yang dipesan ke
supplier, yang akan menyebabkan overbuget pada dana proyek yang ada.
3. Berkurangnya resiko terjadinya kehilangan atau kerusakan data terutama
pada data pembelian yang sudah lama.
4. Berkurangnya resiko terjadinya kesalahan-kesalahan dalam melakukan
pencatatan material masuk dan material keluar.
5. Mengurangi penggunaan kertas yang ada diproyek.