bab iii akuntabilitas kinerja - boyolali.go.id filedimaksud, yang ditetapkan dalam visi dan misi...

44
LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-25 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja Pemerintah merupakan perwujudan dari pertanggungjawaban keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Tingkat akuntabilitas kinerja menunjukkan derajat keterukuran kinerja pemerintah sekaligus dapat pula menunjukkan tingkat kinerja pemerintah. Bagian awal dari akuntabilitas kinerja adalah pengkuran kinerja yang merupakan dasar untuk penelitian keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang dimaksud, yang ditetapkan dalam Visi dan Misi organisasi. 3.1. Capaian Kinerja Organisasi Mengukur kinerja adalah menghitung kuantitas/kualitas hasil ( outcome) yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya.Indikator hasil (outcome) yang diukur berdasar indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Pemerintaha Kabupaten Boyolali Tahun 2015. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran (output) kegiatan. Hasil (outcome) merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk/jasa dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat. Pengukuran pencapaian kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi kinerja dengan target kinerja pada dokumen Penetapan Kinerja. Pada tahun anggaran (APBD Kabupaten) 2014, Pemerintah Kabupaten Boyolali telah melaksanakan berbagai kegiatan strategis untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebanyak 71 (tujuh puluh satu) sasaran strategis.Penilaian capaian kinerja menggunakan rumus : 1. Apabila semakin tinggi realisasi akan menunjukkan semakin tinginya kinerja atau semakin rendah realisasi akan menunjukkan semakin rendahnya kinerja menggunakan rumus : Capaian Indikator Kinerja = Realisasi X 100% Rencana 2. Apabila semakin tinggi realisasi akan menunjukkan semakin rendahnya kinerja atau semakin rendah realisasi akan menunjukkan semakin tingginya kinerja menggunakan rumus : Capaian Indikator Kinerja = Rencana (Realisasi-Rencana) X 100% Rencana Simpulan hasil pengukuran dibagi menjadi 4 (empat) skala pengukuran dengan kategori sebagai berikut : a. Lebih dari 100 % = Sangat Baik (A) b. 76% sampai 100% = Baik (B) c. 56% sampai 75 % = Cukup (C) d. Kurang dari 55 % = Kurang (D)

Upload: phunganh

Post on 24-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-25

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja Pemerintah merupakan perwujudan dari pertanggungjawaban

keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan dalam mencapai sasaran yang

telah ditetapkan. Tingkat akuntabilitas kinerja menunjukkan derajat keterukuran kinerja

pemerintah sekaligus dapat pula menunjukkan tingkat kinerja pemerintah. Bagian awal dari

akuntabilitas kinerja adalah pengkuran kinerja yang merupakan dasar untuk penelitian

keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang

dimaksud, yang ditetapkan dalam Visi dan Misi organisasi.

3.1. Capaian Kinerja Organisasi

Mengukur kinerja adalah menghitung kuantitas/kualitas hasil (outcome) yang telah

dilaksanakan pada tahun sebelumnya.Indikator hasil (outcome) yang diukur berdasar indikator

kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Pemerintaha Kabupaten

Boyolali Tahun 2015. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya

keluaran (output) kegiatan. Hasil (outcome) merupakan ukuran seberapa jauh setiap

produk/jasa dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.

Pengukuran pencapaian kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi

kinerja dengan target kinerja pada dokumen Penetapan Kinerja. Pada tahun anggaran (APBD

Kabupaten) 2014, Pemerintah Kabupaten Boyolali telah melaksanakan berbagai kegiatan

strategis untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebanyak 71 (tujuh puluh

satu) sasaran strategis.Penilaian capaian kinerja menggunakan rumus :

1. Apabila semakin tinggi realisasi akan menunjukkan semakin tinginya kinerja atau semakin

rendah realisasi akan menunjukkan semakin rendahnya kinerja menggunakan rumus :

Capaian Indikator Kinerja = Realisasi

X 100% Rencana

2. Apabila semakin tinggi realisasi akan menunjukkan semakin rendahnya kinerja atau

semakin rendah realisasi akan menunjukkan semakin tingginya kinerja menggunakan

rumus :

Capaian Indikator Kinerja = Rencana – (Realisasi-Rencana)

X 100% Rencana

Simpulan hasil pengukuran dibagi menjadi 4 (empat) skala pengukuran dengan

kategori sebagai berikut :

a. Lebih dari 100 % = Sangat Baik (A)

b. 76% sampai 100% = Baik (B)

c. 56% sampai 75 % = Cukup (C)

d. Kurang dari 55 % = Kurang (D)

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-26

Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali sesuai dengan pengukuran

kinerja Tahun 2015 disajikan dengan membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun

ini, antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa

tahun terakhir, dan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah

(kalau ada dengan standar nasional). Sedangkan evaluasi capaian dan akuntabilitas kinerja

meliputi analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan, analisis efisiensi penggunaan sumber

daya, dan analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan diuraikan guna

memberikan gambaran efektifitas dan efesiensi pencapaian target kinerja.

Berdasar Dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2015, terdapat 404 (empat ratus empat)

indikator kinerja untuk mendukung 71 sasaran strategik. Berikut evaluasi dan analisis capaian

kinerja (performance results) selama tahun 2015 tiap indikator kinerja sebagai berikut :

1. Sasaran 1 : Meningkatnya penyaluran permodalan kepada UMKM dan Koperasi

Tabel 3.1 Pencapaian Kinerja Sasaran 1

Indikator kinerja Satuan

Target RPJM

Tahun 2015

Tar

get

Nas

io n

al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kat

ego

ri

Koordinator

SKPD Pengampu

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Tar

get

Rea

lisa

si

Cap

aian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Meningkatny a jumlah

Koperasi y ang dapat mengakses kredit / melakukan kerja sama pembiay aan dengan

bank.

UMKM &

Koperasi

324 - 299 105.28 309 105 349 114.80 384 118.52 314 324 103.18 A Dinkop dan

UMKM

2 Kerja sama pembiayaan y ang melibatkan bank

dan lembaga keuangan / pembiay aan lainny a (MoU)

kemitraan 1 - - -

- - 1 100 1 100 1 2 200 A Dinkop dan UMKM

3 Terbentukny a kerja sama dengan pola kemitraan antara pengusaha besar baik PMDN dan non

fasilitas dengan UKM dan koperasi.

Kemitraan 1 - - -

- - 1 100 10 1000 1 5 500 A Dinkop dan UMKM

4 Peny aluran kredit UMKM oleh BUMD

mily ar Rp 22.6 - 21.05 167.09 21.59 142.98 22.1 125.57 125.33 623.53 22.6 5,01 22,17 D Bag. Perekono

mian

Rata-rata 136.19 123.99 110.09 460.51 206,34 A

Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015

Capaian kinerja sasaran ini meliputi 4 (empat) indikator kinerja dengan capaian kinerja

secara keseluruhan (rata-rata) 206,34% (kategori sangat baik) terdiri dari 3 (tiga)

indikator kategori sangat baik (75%), dan 1 (satu) indikator kategori kurang (25%).

Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 1 (satu) per indikator :

1) Meningkatnya jumlah Koperasi yang dapat mengakses kredit / melakukan kerja

sama pembiayaan dengan bank.

a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena adaknya kerjasama

koordinasi dengan LPDB, BUMN dan BUMD.

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-27

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah

LPDB tidak memberikan tembusan kepada Dinas terkait realisasi

pinjaman,sedangkan bila ada permasalahan baru memberitahu ke Dinas

koperasi dan UMKM

Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian

target kinerja adalah meminta kepada LPDB untuk mengirimkan daftar nama

Koperasi yang mengakses kredit baik secara tertulis maupun secara lisan.

b. Analisis penggunaan sumber daya :

Efisiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan mengundang

UMKM dan Koperasi diadakan sosialisasi tentang UMKM serta mengundang

beberapa untuk memberikan iformasi skim kreditndan fasilitas pembiayaan ,

kegiatan ini didukung oleh semua bidang yang ada di Dinas Koperasi;

2) Kerja sama pembiayaan yang melibatkan bank dan lembaga keuangan /

pembiayaan lainnya (MoU)

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan adanya kerjasama kemitraan

dengan peruri dan Bank Boyolali

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah

Masih rendahnya SDM Dinas Koperasi dan UMKM

Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target

kinerja adalah Melakukan pendekatan dengan bank atau lembaga keuangan lainnya

untuk menunjang program Dinas Koperasi dan UMKM

Analisis untuk 2 (dua) indikator di atas :

a. Efisiensi penggunaan sumber daya untuk dua indictor di atas dilakukan dengan

mengunakan anggaran untuk aktivitas kegiatan yang benar-benar berpengaruh

terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran

dengan efesiensi sebesar 9,79% dari anggaran sebesar Rp. 108.085.250,00

digunakan sebesar Rp. 97.499.050,00.

b. Analisis program/ kegiatan :

Keberhasilan capaian kinerja ini dilaksanakan dengan program Penciptaan Iklim

Usaha Kecil Menengah yang kondosif dengan 2 (dua) kegiatan yaitu Sosialisasi

Kebijakan tentang UKM dan Perencanaan Koordinasi dan pengembangan UKM.

Bentuk kegiatannya dengan kegiatan koordinasi penggunaan dana Pemerintah

bagi Usaha MikroKecil Menengah dan Melakukan pendekatan dengan Bank,

mengajak kerjasama pembiayaan Koperasi dan UMKM menyusun kerjasama

(MoU). Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja walapun

belum berhasil memenuhi target kinerja.

3) Terbentuknya kerja sama dengan pola kemitraan antara pengusaha besar baik

PMDN dan non fasilitas dengan UKM dan koperasi.

a. Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan adanya kerjasama

pembiayaan yang melibatkan bank dan lembaga keuangan/pembiayaan lainnya.

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-28

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah

Masih rendahnya SDM Dinas Koperasi dan UMKM.

Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian

target kinerja adalah Melakukan pendekatan dengan UKM untuk meningkatkan

kualitas produk,kemasan maupun ijin IRT.

b. Analisis penggunaan sumber daya :

Efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan mengunakan anggaran

untuk aktivitas kegiatan yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target

sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar

24,39% dari anggaran sebesar Rp. 280.129.000,00 digunakan sebesar Rp.

211.795.400,00.

c. Analisis program/kegiatan :

Keberhasilan capaian kinerja ini dilaksanakan dengan program Pengembangan

Sistem Pendukung Usaha bagi UMKM dengan 6 (enam) kegiatan yaitu

Sosialisasi dukungan informasi penyediaan permodalan, Koordinasi

pemanfaatan fasilitas pemerintah untuk UKM dan Koperasi, Koordinasi

penggunaan dana pemerintah bagi UMKM, Peningkatan Jaringan kerjasama

antar lembaga, Penyelenggaraan pembinaan industri rumah tangga industri kecil

dan industri menengah, dan Pengembangan kebijakan dan program

Peningkatan ekonomi local.

Kerjasama kemitraan dilakukan dengan :

- UKM alang-alang (produk olahan lele) bekerjasama dengan

Hypermart,luwes,Palma;

- UKM al-Fadh (produk nolahan lele) bekerjasama dengan alfamart;

- UKM Hilda Vicky Roti (makanan) bekerjasama dengan Hypertmarat,Laris dan

Cempaka;

- UKM Papang Egg Roll (produk roti egg roll) bekerjasama dengan luwes,

Hypermart, Galaxy, Niki baru, Ada baru, Roma;

- UKM Rojo Koyo (Pengolahan Abon Sapi) bekerjasama dengan Hypermart,

Assalam, dan luwes.

4) Penyaluran kredit UMKM oleh BUMD

Kegagalan capaian target indicator kinerja ini dikarenakan kurangnya promosi kredit

untuk UMKM dengan bunga ringan dan kurangnya kerjasama dengan Satuan Kerja

Perangkat Daerah yang membina UMKM di Kabupaten Boyolali.

Bagian perekonomian tidak mempunyai program/ kegiatan yang terkait dengan

indikator ini. Data realisasi capaian kinerja berasal dari laporan BUMD, sehingga

tidak ada alternatif solusi yang telah dilakukan untuk penyebab kegagalan atau

penurunan kinerja. Serta tidak ada analisis penggunaan sumber daya dan analisis

program/kegiatan.

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-29

2. Meningkatnya produktivitas dan skala usaha UMKM dan Koperasi

Tabel 3.2 Pencapaian Kinerja Sasaran 2

Indikator kinerja Satuan

Target RPJM Tahun

2015 T

arg

et N

asio

nal

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kat

ego

ri

Koordinator SKPD

Pengampu

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Tar

get

Rea

lisa

si

Cap

aian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Jumlah UMKM dan

Koperasi y ang meningkat produktiv itasnya

UMKM &

Koperasi

260 - 224 101.82 230 100 240 100 250 100 250 265 106 A Dinkop

dan UMKM

2 Persentase usaha mikro

y ang berkembang menjadi usaha kecil formal

Usaha

mikro

200 - 100 100 125 100 150 100 175 100 200 210 105 A Dinkop

dan UMKM

3 Peningkatan jumlah peny erapan tenaga kerja oleh Koperasi dan UKM

naker 96371 - 93.959 101.46 93,971 100.4 254.601 269.50 171152 179.37 96,371 96,385 100.01 A Dinkop dan

UMKM

4 Persentase koperasi y ang aktif

% 79,67 - 73.9 96.53 75,45 97.6 75.14 96.21 78.88 100 79.67 79.65 99.97 B Dinkop dan

UMKM

5 Penigkatan jumlah produksi UMKM

juta Rp 754.63 - 739 101.91 740,04 101 1424.89 192.62 1407.93 186.57 754.63 19,567 2592.93 A Dinkop dan

UMKM

Rata-rata 99.8 99.8 151.66 133.19 600,78 A

Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015

Capaian kinerja sasaran ini meliputi 5 (lima) indikator kinerja dengan capaian kinerja

secara keseluruhan (rata-rata) 600,78% (kategori sangat baik) terdiri dari 4 (empat)

indikator kategori sangat baik (80%), dan 1 (satu) indikator kategori baik (20%). Berikut

analisis capaian kinerja dari sasaran 2 (dua) per indikator :

1) Jumlah UMKM dan Koperasi yang meningkat produktivitasnya

a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena pembinaan kepada

Koperasi dan UMKM secara kontinyu, adanya diklat dan pelatihan untuk

peningkatan untuk peningkatan SDM Koperasi dan UMKM serta adanya fasilitas

penyelenggaraan Promosi hasil produksi UMKM.

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah

dengan pergantian pengelolaan sering terjadi perubahan manajemen sehingga

kemajuan Koperasi/perkembangan Koperasi sering terhambat,sebagian Koperasi

masih menggunnakan SOM,SOP ,AD,RT yang lama sehingga belum maksimal

untuk mendukung perkembangan Koperasi

Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian

target kinerja adalah Memberikan masukan kepada Koperasi untuk melakukan

pengkaderan bagi pengurus maupun pengelola, Menginformasikan atau

melakukan sosialisasi tentang peraturan yang berlaku terkini/terbaru

b. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan

mengikutsertakan Koperasi dan UMKM untuk disosialisasi dan di bintek serta

pelatihan dan promosi/pameran di eveent-event pameran.

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-30

2) Persentase usaha mikro yang berkembang menjadi usaha kecil formal

Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena pembinaan, bintek,

sosialisasi, pelatihan dari Dinas Koperasi dan UMKM.

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah

banyak kelompok masyarakat yang ingin mendirikan koperasi secara instan/cepat

tanpa memperhatikan prosedur/peraturan yang berlaku.

Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target

kinerja adalah Melakukan pendekatan dan pendampingan serta pembinaan kepada

pengurus bahwa Koperasi harus siap untuk menjalankan administrasi sebagai

organisasi berbadan Hukum Koperasi.

3) Peningkatan jumlah penyerapan tenaga kerja oleh Koperasi dan UKM

Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan adanya peningkatan produktivitas

Koperasidan UMKM sehingga UMKM dan Koperasi perlu penambahan tenaga

kerja.

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah

pendataan tenaga kerja.

Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target

kinerja adalah Menjalin komunikasi dan koordinasi lintas sektoral.

4) Persentase koperasi yang aktif

a. Kegagalan capaian indikator kinerja ini dikarenakan banyaknya koperasi yang

tidak aktif sehingga prosentase koperasi aktif menurun.

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah

Kesulitan Dinas membina Koperasi yang sudah tidak aktif di karenakan banyak

sekali permasalahan internal di Koperasi

Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian

target kinerja adalah selalu mengadakan pembinaan dan pendekatan kepada

Koperasi

b. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan

melaksanakan pembinaan, pelatihan, bintek serta studi banding kepada

pengelola/pengurus Koperasi.

5) Peningkatan jumlah produksi UMKM

a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena banyaknya permintaan

pasar;

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah

kesulitan bahan baku yang merangkak naik harganya

Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian

target kinerja adalah berusaha mencoba untuk mencari bahan pengganti yang

lebih murah tapi kualitasnya bagus

b. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah mengikutkan UMKM

untuk pelatihan, studi banding, dan bintek.

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-31

Analisis untuk 5 (lima) indikator di atas :

a. Analisis penggunaan sumber daya :

Efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan mengunakan anggaran

untuk aktivitas kegiatan yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target

sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar

24,39% dari anggaran sebesar Rp. 280.129.000,00 digunakan sebesar Rp.

211.795.400,00.

b. Analisis program/kegiatan :

Kelima indikator di atas dilaksanakan dengan program Pengembangan

Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif UKM dengan 3 (tiga) kegiatan yaitu

Fasilitasi Pengembangan Sarana Promosi Hasil Produksi, Penyelenggaraan

Pelatihan Kewirausahaan, dan Monitoring Evaluasi dan Pelaporan.

Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja walapun ada yang

belum berhasil memenuhi target kinerja.

3. Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan kualitas layanan lembaga keuangan

mikro (LKM), termasuk LKM yang berbadan hukum koperasi.

Tabel 3.3 Pencapaian Kinerja Sasaran 3

Indikator kinerja Satuan

Target

RPJM Tahun 2015

Tar

get

Nas

io n

al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kat

ego

ri

Koordinator

SKPD Pengampu

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Tar

get

Rea

lisa

si

Cap

aian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Meningkatny a jumlah KSP/KJKS dan LKM y ang laporan keuanganny a dinilai

sehat/cukup sehat.

koperasi 100 - 22 110 60 150 123 205 125 156.25 100 110 110 A Dinkop dan

UMKM

2 Persentase Usaha Ekonomi Desa Simpan

Pinjam (UED-SP) y ang sehat

% 82.95 - 80 322.45 52 142.74 96.09 185.00 73.00 108.24 82.95 60 72.33 C Bapermasdes

Rata-rata 146.37 146.37 195.00 132.25 91.17 B

Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015

Capaian kinerja sasaran ini meliputi 2 (dua) indikator kinerja dengan capaian kinerja

secara keseluruhan (rata-rata) 91,17% (kategori baik) terdiri dari 1 (satu) indikator

kategori baik (50%), dan 1 (satu) indikator kategori cukup (50%). Berikut analisis

capaian kinerja dari sasaran 3 (tiga) per indikator :

1) Meningkatnya jumlah KSP/KJKS dan LKM yang laporan keuangannya dinilai

sehat/cukup sehat.

a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena kesadaran koperasi akan

pentingnya penilaian kesehatan, karena untuk mengetahui perkembangan

Koperasi serta penilaian kesehatan koperasi dapat di pergunakan sebagai

persyaratan untuk meraih dana dari pusat.

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah

kekrangan tenaga ahli penilai kesehatan koperasi yang memiliki sertifikat.

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-32

Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian

target kinerja adalah mengikutsertakan pegawai Dinas Koperasi dan UMKM

untuk pelatihan/diklat di Balatkop Prov. Jawa Tengah mengenai pelatihan Penilai

Kesehatan Koperasi.

b. Efesiensi penggunaan sumberdaya yang diakukan adalah dengan menggunakan

anggaran untuk aktivitas kegiatan yang benar-benar berpengaruh terhadap

capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan

efesiensi sebesar 7,71% dari anggaran sebesar Rp. 418.682.000,00 digunakan

sebesar Rp. 386.420.756,00.

c. Analisis program/kegiatan :

Program Kegiatan yang menunjang keberhasilan dari indikator ini yaitu Program

Peningkatan kualitas Kelembagaan Koperasi dengan 7 (tujuh) kegiatan yaitu

Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan dan Program Pembangunan Koperasi,

Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan perkoperasian,

Pembangunan Sistem Informasi Perencanaan Pengembangan Perkoperasian,

Sosialisasi prinsip-prinsip pemahaman perkoperasian, Pembinaan Pengawasan

dan penghargaan Koperasi berprestasi, Peningkatan dan pengembangan

jaringan kerjasama usaha Koperasi, dan Rintisan Penerapan teknologi

sederhana/manajemen modern pada jenis usaha Koperasi. Program/kegiatan

yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan berhasil memenuhi target kinerja.

2) Persentase Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UED-SP) yang sehat

a. Kegagalan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan adalah adanya

pemikiran bahwa bantuan dana dianggap hibah, tidak harus mengembalikan.

Solusi yang dilakukan adalah melakukan koordinasi dengan pihak terkait.

b. Untuk mendorong terlaksananya usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UED-SP)

yang sehat telah dilakukan sumber daya antara lain dilakukan dengan:

- Pembuatan kebijakan surat edaran yang berisi Pedoman Pengelolaan

Pemanfatan Dana Perguliran oleh pemanfaat;

- Penambahan modal UED-SP kepada kelompok;

- Penggunaan anggaran untuk aktivitas kegiatan yang benar-benar

berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi

penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 3,81% dari anggaran

sebesar Rp. 45.836.000,00 digunakan sebesar Rp. 44.089.350,00.

c. Analisis program/kegiatan :

Indikator ini dilaksanakan dengan Program Pengembangan Lembaga Ekonomi

Perdesaan dengan kegiatan Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan (Monitoring,

Evaluasi Pembinaan UED-SP). Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat

mengukur kinerja walapun belum berhasil memenuhi target kinerja. Yaitu dengan

melakukan :

- Pembinaan Pengurus Kelompok Pengelolaan Dana UED – SP;

- Peningkatan kapasitas Pengurus Pengelola Dana UED-SP;

- Melakukan pembinaan kepada Pengurus Kelompok UED-SP melalui

monitoring.

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-33

4. Tersedianya sarana prasarana dan terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi

sektor industri dan perdagangan

Tabel 3.4 Pencapaian Kinerja Sasaran 4

Indikator kinerja Satuan

Target RPJM Tahun 2015

Tar

get

Nas

io n

al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kat

ego

ri

Koordinator SKPD

Pengampu R

eali

sasi

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Tar

get

Rea

lisa

si

Cap

aian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Meningkatny a mutu pelay anan yang diukur dari indeks kepuasan

masy arakat terhadap pelay anan perijinan usaha

skor 90 - 91.4 111.46 72.43 86.22 80.55 93.66 81.51 100.01 82 82.06 100.07 A BPMP2T

2 Meningkatny a jumlah toko, kios, los, petak los, los petak, SIDT y ang dikelola Pemkab Boyolali

unit 60 - 5 12.5 131 291 25 49.02 165 300 60 60 100 B Disperindag

Rata-rata 188.61 188.61 71.34 200.01 100.04 A

Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015

Capaian kinerja sasaran ini meliputi 2 (dua) indikator kinerja dengan capaian kinerja

secara keseluruhan (rata-rata) 100.04% (kategori sangat baik) terdiri dari 1 (satu)

indikator kategori sangat baik (50%), dan 1 (satu) indikator kategori baik (50%). Berikut

analisis capaian kinerja dari sasaran 4 (empat) per indikator :

1) Meningkatnya mutu pelayanan yang diukur dari indeks kepuasan masyarakat

terhadap pelayanan perijinan usaha

a. Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan adanya tambahan

penerapan aplikasi perizinan online, Aplikasi SMS Gateway, Aplikasi Sistem

Informasi Potensi Investasi, Aplikasi E Dokumen dan aplikasi Touch Screen/ TV

Informasi Layanan Perizinan;

b. Analisis efesiensi penggunaan sumber daya :

Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan :

- Adanya tambahan penerapan aplikasi perizinan online, Aplikasi SMS

Gateway, Aplikasi Sistem Informasi Potensi Investasi, Aplikasi E Dokumen

dan aplikasi Touch Screen/ TV Informasi Layanan Perizinan;

- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh

terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran

dengan efisiensi sebesar 8,53% dari anggaran sebesar Rp 326.147.350,00

digunakan sebesar Rp. 298.348.950,00.

c. Analisis program/kegiatan :

Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program

Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi dan kegiatan Pengembangan

System Informasi Penanaman Modal. Dengan adanya tambahan perizinan

online, Aplikasi SMS Gateway, Aplikasi Sistem Informasi Potensi Investasi,

Aplikasi E Dokumen dan aplikasi Touch Screen/ TV Informasi Layanan Perizinan

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-34

semakin meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat. Dampak dengan

adanya aplikasi tersebut yaitu

- Dengan adanya Aplikasi perizinan online akan semakin memudahkan

masyarakat dalam melakukan pendaftaran perizinan usaha, karena berkas

pendaftaran dapat di download di website sekaligus bisa langsung melakukan

pendaftaran secara online;

- Dengan adanya Aplikasi SMS Gateway maka para pemohon perizinan akan

memperoleh informasi perizinan yg mereka daftarkan, jika SK ijin telah terbit

maka akan ada informasi lewat SMS;

- Dengan adanya aplikasi Sistem Informasi Potensi Investasi akan dapat

diperoleh potensi investasi yang ada di Kabupaten Boyolali;

- Dengan adanya Aplikasi E Dokumen maka semua dokumen perizinan

BPMP2T akan terdokumentasi dengan baik;

- Dengan adanya aplikasi touch screen / TV Informasi Layanan Perizinan yang

ada di BPMP2T maka akan memudahkan para pemohon perizinan yang ada

di BPMP2T untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang perizinan.

Program / kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat

akuntabilitas kinerja yang baik.

2) Meningkatnya jumlah toko, kios, los, petak los, los petak, SIDT yang dikelola

Pemkab Boyolali

a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan adanya tambahan anggaran

melalui APBN dan APBD Kabupaten untuk kegiatan pengembangan pasar dan

distribusi barang/ produk;

b. Analisis penggunaan sumber daya :

Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan :

- Pembangunan pasar Klego dengan sumber dana dari APBN (DAK) dan APBD

kabupaten;

- Pembuatan los daging ayam dan ikan segar pasar Simo;

- Pendirian kios secara swadana (oleh pedagang sendiri) di pasar umum

Cepogo dan Karanggede;

- Membuat daftar skala prioritas kebutuhan

- Menggunakan anggaran kegiatan pengembangan pasar dan distribusi barang/

produk sebesar Rp. 2.703.793.000 terealisasi Rp. 2.673.865.750 atau capaian

98.89 %. Terjadi efisiensi penggunaan dana Rp. 29.927.250 atau 1.11% yaitu

efisiensi dalam tender (sisa tender) dan biaya operasional (disesuaikan

dengan kebutuhan).

c. Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan

Keberhasilan capaian indikator ini dilaksanakan dengan program Peningkatan

efisiensi perdagangan dalam negeri dan kegiatan pengembangan pasar dan

distribusi barang/ produk. Pengembangan pasar dimaksud sebanyak 60 unit

dengan perincian sebagai berikut :

- Pembangunan pasar Klego dengan membangun 2 (dua) los, sehingga

menambah jumlah petak los sebanyak 20 unit;

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-35

- Pendirian 2 (dua) kios secara swadana (oleh pedagang sendiri) di pasar

umum Cepogo dan Karanggede masing masing sebanyak 1 kios.Sehingga

menambah jumlah kios sebanyak 2 unit.;

- Terpeliharanya bangunan pasar dengan target 11 pasar (Pasar Ampel, Pasar

Sunggingan, Pasar Cepogo, Pasar Boyolali, Pasar Simo, Pasar Trantang,

Pasar Sambi, Pasar Pengging, Pasar Mojosongo, Pasar Tambak dan Pasar

Hewan Purworejo) dapat terealisasi 11 pasar;

- Pembuatan los daging ayam dan ikan segar pasar Simo sehingga menambah

jumlah petak los sebanyak 38 buah.

5. Meningkatnya pertumbuhan sektor industri manufaktur dan perdagangan yang

disertai dengan terciptanya lapangan kerja produktif

Tabel 3.5 Pencapaian Kinerja Sasaran 5

Indikator kinerja Satuan

Target RPJM Tahun

2015

Tar

get

Nas

io n

al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kat

ego

ri

Koordinator SKPD

Pengampu

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Tar

get

Rea

lisa

si

Cap

aian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Laju pertumbuhan PDRB sektor

industri manufaktur

% 4.9 - 5.35 118.89 4.48 97.39 5.9 125.53 7.62 158.75 4.9 7.58 154.69 A Bappeda

2 Kontribusi sektor industri manufaktur

terhadap PDRB

% 16.25 - 13.17 86.36 14.61 94.26 14.62 92.83 14.9 93.13 16.25 15.91 97.91 B Bappeda

3 Laju pertumbuhan

PDRB sektor perdagangan

% 5 - 12.57 314.15 7.54 177.41 8.01 178 7.02 147.79 5 7.78 155.60 A Bappeda

4 Kontribusi sektor

perdagangan terhadap PDRB

% 26 - 23.76 95.04 24.64 97.58 24.87 97.53 25.26 98.10 26 26 100 B Bappeda

5 Ekspor Bersih

Perdagangan (dalam US $)

$ (000) 110.089 - 129,433.37 142.91 133,308,950 140 129,411 129.60 54,099 51.60 110.089 -2969.902 -2697.73 D Disperindag

6 Meningkatny a

v olume ekspor produk manufaktur terhadap total ekspor daerah

% 96.5 - 95.5 100 - - 97.97 102.05 98.18 102.27 96.5 98.95 102.539 A Disperindag

7 Tercapainya laju pertumbuhan ekspor

% 5 - 2.82 70.50 3 75 56 1244.44 3.5 77.78 3.5 -24.07 -687.714 D Disperindag

Rata-rata 113.61 113.61 281.43 104.20 -396.39 D

Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015

Capaian kinerja sasaran ini meliputi 7 (tujuh) indikator kinerja dengan capaian kinerja

secara keseluruhan (rata-rata) -396,39% (kategori kurang) terdiri dari 3 (tiga) indikator

kategori sangat baik (42,86%), 2 (dua) indikator kategori baik (28,57%), dan 2 (dua)

indikator kategori kurang (28,57%). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 5 (lima)

per indikator :

1) Laju pertumbuhan PDRB sektor industri manufaktur

a. Keberhasilan capaian target kinerja indikator ini salah satunya didorong oleh

peningkatan industri pengolahan utamanya industri tekstil;

b. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan adanya

kebijakan perijinan untuk memudahkan investor yang akan mendirikan pabrik,

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-36

karena berdirinya suatu pabrik yang menyerap banyak tenaga kerja akan

mendorong terciptanya lapangan usaha lainnya di sekitar pabrik diantaranya

perdagangan, rumah makan, persewaan kamar dan angkutan;

c. Untuk mencapai indikator ini didukung melalui pelaksanaan:

- Program peningkatan Investasi dengan mempermudah perijinan;

- Melakukan evaluasi/review terhadap Perda Tata Ruang;

- Fasilitasi infrastruktur yang memadai.

2) Kontribusi sektor industri manufaktur terhadap PDRB

a. Kegagalan capaian target kinerja indikator ini dikarenakan sektor manufaktur

mengalami hambatan untuk pengembangannya yang disebabkan oleh

persaingan global yang sulit dibendung;

b. Untuk mendorong kontribusi sektor ini terus dilakukan upaya peningkatan

sumber daya antara lain :

- Terus membuka seluas - luasnya kesempatan berinvestasi dengan

mempermudah perijinan.

- Melakukan evaluasi terhadap perda tata ruang.

- Fasilitasi infrastruktur yang memadai.

3) Laju pertumbuhan PDRB sektor perdagangan

Keberhasilan capaian target kinerja indikator ini disebabkan sektor perdagangan

adalah salah satu sektor yang sedang berkembang di Kabupaten Boyolali, ditandai

dengan pertumbuhan ekonomi yang selalu tinggi dalam 3 tahun terakhir. Ekspansi

sektor ini begitu nyata dengan munculnya usaha-usaha perdagangan dengan

pembukaan lahan pertanian, lahan pemukiman bahkan tidak sedikit yang

menggunakan bahu jalan untuk tempat usaha perdagangan non formal. Hal ini

ditandai dengan semakin tumbuhnya sentra-sentra kegiatan usaha perdagangan

baru sebagai dampak pengembangan kota-kota di kecamatan, pengembangan

pasar serta berdirinya perusahaan-perusahaan baru.

4) Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB

a. Keberhasilan capaian target kinerja indikator ini disebabkan sektor perdagangan

adalah salah satu sektor yang terus berkembang di Kabupaten Boyolali, hal ini

terlihat dari pembangunan kelompok pertokoan di beberapa tempat strategis.

Selain itu masuknya investor besar di bidang perdagangan yang membuka

swalayan dan rumah makan. Perubahan gaya hidup masyarakat ke arah

konsumtif juga mempunyai andil dalam peningkatan transaksi perdagangan.

b. Untuk mencapai indikator ini didukung dengan :

- Membuka sentra-sentara perdagangan baru termasuk pengembangan pasar-

pasar tradisional.

- Memberikan kemudahan ijin usaha perdagangan, khususnya untuk pertokoan

dan swalayan.

- Mengembangkan dan memfasilitasi UMKM melalui pembentukan klaster-

klaster.

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-37

- Meningkatkan daya beli masyarakat dengan membuka seluas-luasnya

lapangan usaha dan lapangan kerja.

Analisis untuk 4 (empat) indikator di atas :

a. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan

menggunakan anggaran sebesar Rp. 44.000.000,00 dengan realisasi sebesar

Rp. 42.435.118,00 sehingga terdapat efesiensi sebesar 3,56%.

b. Untuk mencapai target keempat indikator tersebut dilaksanakan dengan program

Pengembangan data/informasi/statistik daerah dan kegiatan Penyusunan dan

Pengumpulan data PDRB. Program/Kegiatan secara umum telah sesuai

walaupun ada yang belum berhasil memenuhi target kinerja, sehingga perlu

upaya beberapa aktivitas yang lebih fokus pada aspek-aspek yang dievaluasi

seperti terus menjaga laju pertumbuhan sektor ini dengan terus meningkatkan

investasi.

5) Ekspor Bersih Perdagangan (dalam US $)

Kegagalan capaian indikator ini dikarenakan menurunnya total ekspor tahun 2015

jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2014) sedangkan impor meningkat

dengan drastis. Penurunan nilai ekpor terjadi pada sektor/ komoditi benang tenun,

barang cetakan, tembakau asepan, furniture dan kerajinan kayu.

Hambatan/ permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah

menurunnya ekspor pada beberapa komoditas yang disebabkan diantaranya karena

berkurangnya lahan pertanian tembakau, tutupnya usaha furniture, kapasitas pabrik

percetakan yang berkurang karena pabrik terbakar, dan berkurangnya tenaga kerja

usaha kerajinan kayu yang beralih menjadi buruh pabrik.

Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target

kinerja adalah dengan mencari peluang pangsa ekspor ke negara lain, mengikuti

promosi/ pameran produk untuk memperluas jaringan pemasaran, meningkatkan

kualitas produk, menyelenggarakan workshop bagi pelaku usaha, dan memberikan

sosialisasi terkait prosedur ekspor dan impor.

6) Meningkatnya volume ekspor produk manufaktur terhadap total ekspor daerah

Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karenatingginya nilai ekspor produk

manufaktur jika dibandingkan dengan nilai ekspor produk non manufaktur.

7) Tercapainya laju pertumbuhan ekspor

Kegagalan capaian indikator ini disebabkan karena menurunnya nilai ekspor tahun

2015 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2014) sehingga target laju

pertumbuhan ekspor tidak dapat tercapai. Penurunan nilai ekpor terjadi pada

sektor/ komoditi benang tenun, barang cetakan, tembakau asepan, furniture dan

kerajinan kayu.

Hambatan/ permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah

menurunnya ekspor pada beberapa komoditas yang disebabkan diantaranya karena

berkurangnya lahan pertanian tembakau, tutupnya usaha furniture, kapasitas pabrik

percetakan yang berkurang karena pabrik terbakar, dan berkurangnya tenaga kerja

usaha kerajinan kayu yang beralih menjadi buruh pabrik.

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-38

Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target

kinerja adalah dengan mencari peluang pangsa ekspor ke negara lain, mengikuti

promosi/ pameran produk untuk memperluas jaringan pemasaran, meningkatkan

kualitas produk, menyelenggarakan workshop bagi pelaku usaha, dan memberikan

sosialisasi terkait prosedur ekspor dan impor.

Analisis untuk 3 (tiga) indikator di atas :

a. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan

menggunakan :

- Anggaran kegiatan kerjasama standarisasi mutu produk baik nasional,

bilateral, regional, dan internasional sebesar Rp. 59.105.000 terealisasi Rp.

56.417.000 sehingga terjadi efisiensi penggunaan dana Rp. 2.688.000 atau

4,55% yaitu efisiensi dalam belanja pegawai dan barang dan jasa, sewa

tempat serta kendaraan;

- Anggaran kegiatan pembangunan promosi perdagangan Internasional

sebesar Rp. 129.765.000 terealisasi Rp. 100.027.000 sehingga terjadi

efisiensi penggunaan dana Rp. 29.738.000 atau 22,92 % yaitu adanya

efisiensi dalam sewa stand dan operasional kegiatan (perjalanan dinas). .

b. Analisis program kegiatan :

Ketiga indikator di atas dilaksanakan dengan program Peningkatandan

pengembangan ekspor dengan kegiatan Kerjasama standarisasi mutu produk

baik nasional, bilateral, regional, dan Internasional dan kegiatan Pembangunan

promosi perdagangan Internasional. Dilaksanakan dengan :

- Kegiatan kerjasama standarisasi mutu produk baik nasional, bilateral,

regional, dan internasionaldengan melaksanakan workshop bagi petani dan

UMKM tembakau dan kunjungan lapangan ke Koperasi Tembakau Besuki

Jember. Dengan kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas petani dan UMKM

tembakau sehingga diharapkan baik secara langsung maupun tidak langsung

dapat mendukung/ mendorong kenaikan nilai ekspor produk tembakau

mereka;

- Kegiatan pembangunan promosi perdagangan dengan mengikuti 2 (dua)

pameran, yaitu Yogya Trade Expo (JTE) bertempat di Jogya Expo Center

(JEC) Yogyakarta (dengan mengikutsertakan 7 UMKM, yaitu: Dewi Batik, CV.

Indo Sumitech, Icha Snack, Al Fadh, Srikandi Barokah, KWT Berdaya dan

Abon Sapi Cap Elang) dan Trade Expo Indonesia (TEI) bertempat di Arena

Pekan Raya Jakarta Kemayoran di Jakarta (dengan peserta UMKM yaitu:

Nuansa Poecelain Indonesia, Pande Tembaga dan Zalfa Leather);

Keikutsertaan dalam promosi perdagangan/ pameran memberikan peluang

bagi UMKM dan produknya untuk lebih dikenal oleh (calon) buyer sehingga

memperluas jaringan marketingnya. Secara langsung dan tidak langsung

dapat meningkatkan dan mengembangkan ekspor hasil produk UMKM. Hal ini

terbukti dengan adanya peningkatan order pada produk makanan ringan yaitu

kripik pare dan loncis yang mendapatkan order tiap bulannya dari toko oleh-

oleh di Bali, Kalimantan, dan Yogyakarta. Selain itu, untuk kerajinan tembaga

mendapatkan order dari buyer Irlandia berupa kap lampu. Sedangkan, produk

porselain Nuansa Porcelain Indonesia mendapatkan order dari kontraktor

dalam negeri maupun luar negeri.

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-39

6. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan membaiknya pendapatan perkapita

Tabel 3.6 Pencapaian Kinerja Sasaran 6

Indikator kinerja Satuan

Target RPJM Tahun

2015 T

arg

et N

asio

nal

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kat

ego

ri

Koordinator SKPD

Pengampu

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Tar

get

Rea

lisa

si

Cap

aian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Laju pertumbuhan

ekonomi

% 5 - 5.25 105.00 5.33 106.6 5.66 113.20 5.43 98.73 5 5.26 105.20 A Bappeda

2 PDRB Rp trily un

4.9 - 5.24 127.80 5.33 123.95 9.97 221.56 11.17 237.66 4.9 12.36 252.24 A Bappeda

3 Meningkatny a

pendapatan perkapita

Rp juta 5.5 - 9.5 211.11 10.5 223.4 10.4 221.28 11.6 227.45 5.5 12.90 234.55 A Bappeda

4 Indeks Williamson 0.3 - - - 0.34 106.25 0.3 96.77 0.3 100 0.3 0.3 100 B Bappeda

Rata-rata 147.97 124.80 163.20 165.96 173 A

Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015

Capaian kinerja sasaran ini meliputi 4 (empat) indikator kinerja dengan capaian kinerja

secara keseluruhan (rata-rata) 173% (kategori sangat baik) terdiri dari 3 (tiga) indikator

kategori sangat baik (75%), dan 1 (satu) indikator kategori baik (25%). Berikut analisis

capaian kinerja dari sasaran 6 (enam) per indikator :

1) Laju pertumbuhan ekonomi

Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan telah dilakukan

peningkatan produktivitas dan kualitas hasil pertanian, mengurangi alih fungsi lahan

dan memacu pertumbuhan sektor industri olahan dan perdagangan.

2) PDRB

a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan kontribusi masing –

masing sektor penyumbang PDRB rata-rata mengalami kenaikan, dengan

didominasi oleh 3 sektor antara lain : sektor pertanian, perdagangan, industri;

b. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan adanya

kebijakan perijinan untuk memudahkan investor yang akan mendirikan pabrik,

karena berdirinya suatu pabrik yang menyerap banyak tenaga kerja akan

mendorong terciptanya lapangan usaha lainnya di sekitar pabrik diantaranya

perdagangan, rumah makan, persewaan kamar dan angkutan;

c. Untuk mencapai indikator kinerja ini didukung melalui pelaksanaan kegiatan :

- Peningkatan investasi dengan memberi kemudahan perijinan.

- Peningkatan pertumbuhan sembilan sektor pendukung.

3) Meningkatnya pendapatan perkapita

a. Keberhasilan capaian target kinerja ini disebabkan adanya perubahan nilai

tambah yang dihasilkan oleh sumber daya manusia di Boyolali.

b. Keberhasilan pencapian target kinerja ini didukung dengan :

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-40

- Semakin meningkatnya kesempatan kerja yang diakibatkan oleh tumbuhnya

sektor industri;

- Meningkatnya pertumbuhan sektor industri, perdagangan dan pertanian yang

banyak menyerp tenaga kerja;

- Semakin meningkatnya kegiatan usaha barang dan jasa.

4) Indeks Williamson

Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan kesenjangan

pembangunan ekonomi antar wilayah di Kabupaten termasuk sedang karena telah

dilaksanakan upaya-upaya mengurangi kesenjangan antar wilayah melalui upaya

pemerataan pembangunan infrastruktur, dan sarana prasarana ekonomi di wilayah,

khususnya pada wilayah yang termasuk kategori tertinggal.

Analisis untuk 4 (empat) indikator di atas :

a. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan

menggunakan anggaran sebesar Rp. 82.000.000,00 dengan realisasi sebesar

Rp. 80.307.355,00 sehingga terdapat efesiensi sebesar 2,06%;

b. Untuk mencapai target keempat indikator diatas dilaksanakan dengan program

Pengembangan data/informasi/statistik daerah dengan kegiatan Penyusunan dan

pengumpulan data PDRB dan kegiatan Pengolahan updating dan analisis data

PDRB. Program/Kegiatan secara umum telah sesuai dan berhasil memenuhi

target kinerja, namun perlu upaya beberapa aktivitas yang lebih fokus pada

aspek-aspek yang dievaluasi dengan terus meningkatkan akselerasi

pertumbuhan sembilan sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi.

7. Terpenuhinya kecukupan pangan yang bermutu dan terjangkau

Tabel 3.7 Pencapaian Kinerja Sasaran 7

Indikator kinerja Satuan

Target

RPJM Tahun 2015

Tar

get

Nas

ion

al

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kat

ego

ri

Koordinator

SKPD Pengampu

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Tar

get

Rea

lisa

si

Cap

aian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Meningkatny a ketersediaan pangan utama (beras) per

tahun (dalam Kg) dibandingkan kebutuhan konsumsi penduduk

kg/kg 2.17 - 1.8 100.56 1.91 101.59 1.54 78.17 1.595 99.69 1.7 3.05 179.41 A BKP3

2 Meningkatny a pola pangan harapan (PPH)

nilai 85.8 - 77.1 101.45 86.3 110 88.3 109.15 89.40 100.45 90 87.10 96.78 B BKP3

3 Cakupan Desa P2KP

(Percepatan penganeka-ragaman konsumsi pangan)

desa 38 - 20 133.33 21 100 34 130.77 40 100 40 50 125 A BKP3

4 Meningkatny a jumlah cadangan lumbung pangan masy arakat desa

ton gabah

812.4

- 139 51.03 183.25 43.36 242.732 42.41 651.97 262.89 812.4 735.05 90.48 B BKP3

5 Persentase tertanganiny a daerah-daerah (kecamatan) yang terkena raw an pangan (%)

% 100 - 100 100 80 80 100 125 100 100 100 100 100 B BKP3

Rata-rata 86.99 86.99 97.10 132.61 118.33 A

Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-41

Capaian kinerja sasaran ini meliputi 5 (lima) indikator kinerja dengan capaian kinerja

secara keseluruhan (rata-rata) 118,33% (kategori sangat baik) terdiri dari 2 (dua)

indikator kategori sangat baik (40%), dan 3 (tiga) indikator kategori baik (60%). Berikut

analisis capaian kinerja dari sasaran 7 (tujuh) per indikator :

1) Meningkatnya ketersediaan pangan utama (beras) per tahun (dalam Kg)

dibandingkan kebutuhan konsumsi penduduk

a. Keberhasilan pencapaian target indikator kinerja ini disebabkan karena adanya

surplus ketersediaan komoditas pangan utama (beras, jagung, dan ubi kayu)

dibandingkan kebutuhan konsumsi penduduk pada tahun 2015. Walaupun

demikian masih ada kendala atau hambatan dalam pencapaian target indikator

ini, antara lain:

- Masih tingginya tingkat konsumsi beras di masyarakat;

- Terjadinya kegagalan panen di beberapa daerah.

Alternatif solusi yang dapat dilakukan untuk menghadapi kendala tersebut antara

lain:

- Meningkatkan kampanye dan sosialisasi diversifikasi pangan;

- Merekomendasikan kepada instansi terkait untuk meningkatkan produksi

pangan melalui Dewan Ketahanan Pangan Kab. Boyolali.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Pencapaian target kinerja melibatkan SKPD terkait, yaitu Dipertanbunhut

kabupaten Boyolali yang terkait dengan produksi padi, jagung, dan ubi kayu dan

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan yang mempunyai tupoksi

dalam hal ketersediaan pangan. Efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan

dengan cara:

- Membentuk tim pengumpul data, analisis dan penyusun Neraca Bahan

Makanan, untuk efisiensi waktu dan sumber daya.

- Menggunakan anggaran untuk aktifitas dan kegiatan yang benar-benar

mendukung pencapaian target kinerja, dari anngaran Rp. 16.250.000,00 dapat

terealisasi sebesar Rp. 15.350.000,00 sehingga diperoleh efisiensi anggaran

sebesar Rp. 900.000,00 (5,54%).

c. Analisis program/kegiatan :

Capaian indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Peningkatan

ketahanan pangan (pertanian/ perkebunan) dan kegiatan Analisis rasio jumlah

penduduk terhadap jumlah kebutuhan pangan. Program dan kegiatan yang

dilaksanakan secara umum telah sesuai dan menunjukkan akuntabilitas kinerja

yang baik, akan tetapi perlu ditingkatkan koordinasi antar SKPD melalui fungsi

Dewan Ketahanan Pangan untuk merumuskan kebijakan, program dan kegiatan

yang terpadu dalam meningkatkan ketersediaan pangan di Kabupaten Boyolali.

2) Meningkatnya pola pangan harapan (PPH)

a. Kegagalan capaian Indikator kinerja ini dikarenakan adanya perubahan

penghitungan standar kecukupan kalori dari 2.000 kkal/kapita/hari menjadi 2.150

kkal/kapita/hari, sehingga hasil penghitungan skor PPHnya turun. Kendala dan

hambatannya antara lain:

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-42

- Perubahan standar kecukupan kalori dalam penghitungan PPH.

- Keterbasan SDM untuk survey dan olah data.

Alternatif solusi yang dapat dilakukan untuk menghadapi kendala tersebut antara

lain:

- Meningkatkan kampanye dan sosialisasi konsumsi pangan yang bergizi,

beragam, seimbang, dan aman (B2SA) serta peningkatan optimalisasi

pemanfaatan lahan pekarangan

- Fasilitasi diklat dan pelatihan bagi petugas survey dan olah data.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Pencapaian target kinerja melibatkan semua bidang di Badan Ketahanan Pangan

dan Pelaksana Penyuluhan, terutama Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan

Keamanan Pangan. Efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan cara:

- Membentuk tim survey dan analisis Pola Pangan Harapan, serta pelatihan

yang memadai.

- Menggunakan anggaran untuk aktifitas dan kegiatan yang benar-benar

mendukung pencapaian target kinerja, dengan anggaran Rp. 64.000.000,00

dengan realisasi Rp. 62.795.620,00 sehingga diperoleh efisiensi anggaran

sebesar Rp.1.204.380,00 (1,88%).

c. Analisis program/kegiatan :

Capaian indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Peningkatan

ketahanan pangan (pertanian/ perkebunan) dan dengan 2 (dua) kegiatan yaitu

Analisis dan penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan dan Penanganan

pasca panen dan pengolahan hasil pertanian dengan melaksanakan sosialisasi

dan promosi tentang konsumsi pangan lokal melalui beberapa media (surat

edaran, baliho, pameran, dll). Program dan kegiatan yang dilaksanakan secara

umum telah sesuai dan menunjukkan akuntabilitas kinerja yang baik. Untuk

peningkatan capaian kinerja, kedepan perlu dilakukan kegiatan-kegiatan yang

bisa mengarah kepada peningkatan konsumsi pangan yang bergizi, beragam,

seimbang dan aman serta melalui optimalisasi lahan pekarangan.

3) Cakupan Desa P2KP (Percepatan penganeka-ragaman konsumsi pangan)

a. Keberhasilan pencapaian target indikator kinerja ini disebabkan telah

dilaksanakannya kegiatan pengembangan P2KP sejak tahun 2010 sampai

dengan tahun 2015, secara akumulasi sudah terealisasi sejumlah 50 desa. Di

samping itu dengan adanya dukungan dana APBN maupun APBD Provinsi

sangat mendukung dalam pencapaian target. Secara umum tidak ada kendala

dalam pencapaian target, akan tetapi diperlukan monitoring, evaluasi dan

pembinaan yang berkelanjutan terhadap desa-desa P2KP tahun-tahun

sebelumnya.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Pencapaian target kinerja melibatkan sumber daya di Bidang

Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, penyuluh pendamping,

aparat desa, dan kelompok masyarakat. Efisiensi penggunaan sumber daya

dilakukan dengan cara:

- Mengoptimalkan peran pendamping kegiatan P2KP dalam membimbing dan

mengawal pelaksanaan kegiatan di kelompok masyarakat;

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-43

- Menggunakan anggaran untuk aktifitas dan kegiatan yang benar-benar

mendukung pencapaian target kinerja, dari anggaran Rp. 287.405.000,00

dapat direalisasikan Rp. 275.832.300,00 sehingga diperoleh efisiensi

anggaran sebesar Rp.11.572.700,00 (4,03%).

c. Analisis program/kegiatan :

Capaian indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Peningkatan

diversifikasi dan ketahanan pangan masyarakat (APBN) dan dengan kegiatan

Pengembangan penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan segar.

Program dan kegiatan yang dilaksanakan secara umum telah sesuai dan

menunjukkan akuntabilitas kinerja yang baik. Keberhasilan pencapaian target

kinerja juga didukung dengan kegiatan yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi

(Badan Ketahanan Pangan Prov. Jawa Tengah). Untuk keberlanjutan kegiatan

P2KP yang telah dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya, diperlukan

kegiatan monitoring, pembinaan dan pendampingan agar bisa terus berkembang

di masyarakat.

4) Meningkatnya jumlah cadangan lumbung pangan masyarakat desa

a. Kegagalan capaian kinerja indikator ini sampai dengan tahun 2015, disebabkan

karena di beberapa wilayah terjadi gagal panen, sehingga mempengaruhi iron

stock lumbung pangan masyarakat serta belum maksimalnya pengisian gudang

cadangan pangan pemerintah. Kendala dan hambatan dalam pencapaian target

ini antara lain:

- Belum meratanya kelembagaan Lumbung Pangan Masyarakat di setiap desa;

- Adanya moratorium pembangunan LPMD melalui DAK Tahun 2015.

Alternatif solusi yang dapat dilakukan untuk menghadapi kendala tersebut antara

lain:

- Memberikan fasilitasi, pembinaan, dan pengembangan lumbung pangan

(LPMD, LDPM, LUEP, dll) di setiap desa;

- Mengusulkan dan mengupayakan fasilitasi pembangunan LPMD di tahun-

tahun selanjutnya.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Pencapaian target kinerja melibatkan SKPD terkait, yaitu Bappermasdes

kabupaten Boyolali dan juga ditentukan oleh kelembagaan cadangan pangan

yang ada di masyarakat. Efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan

cara:

- Menggunakan anggaran untuk aktifitas dan kegiatan yang benar-benar

mendukung pencapaian target kinerja, dengan anggaran Rp. 304.115.000,00

dapat direalisasikan sebesar Rp. 283.984.000,00 sehingga diperoleh efisiensi

anggaran sebesar Rp.20.131.000,00 (6,62%).

c. Analisis program/kegiatan :

Indikator ini dilaksanakan dengan program Peningkatan ketahanan pangan

(pertanian/ perkebunan) dan kegiatan Pengembangan cadangan pangan daerah.

Dengan cara berkoordinasi dan bekerjasama dengan Bappermasdes dalam

melakukan pembinaan dan pengawalan kegiatan lumbung pangan masyarakat.

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-44

Program dan kegiatan yang dilaksanakan secara umum telah sesuai dan

menunjukkan akuntabilitas kinerja yang baik, akan tetapi untuk pengisian gudang

cadangan pangan pemerintah, diperlukan kegiatan dan anggaran yang memadai

agar sesuai dengan standar pelayanan minimal. Selain itu diperlukan upaya

secara intensif untuk pengembangan lumbung pangan masyarakat ke desa-desa

yang lain.

5) Persentase tertanganinya daerah-daerah (kecamatan) yang terkena rawan pangan

(%)

a. Keberhasilan capaian kinerja Indikator ini pada tahun 2015, dikarenakan pada

tahun ini daerah/desa yang rentan terhadap rawan pangan bisa diintervensi

bantuan penanganan daerah rawan pangan. Kendala dan hambatan dalam

pencapaian target indikator ini antara lain:

- Adanya keterbatasan anggaran untuk intervensi daerah rawan pangan;

- Data untuk penyusunan peta rawan pangan terkadang kurang valid.

Alternatif solusi yang dapat dilakukan untuk menghadapi kendala tersebut antara

lain:

- Bekerjasama dan koordinasi dengan instansi atau satker terkait dalam hal

penanganan daerah rawan pangan;

- Meningkatkan dan memperbaiki penyusunan peta kerawanan pangan,

sehingga diperoleh database yang akurat.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya :

Pencapaian target kinerja melibatkan sumber daya di Bidang Ketersediaan

dan Distribusi Pangan dan aparat desa setempat, serta beberapa SKPD

terkait. Efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan cara:

- Membentuk tim SKPG (Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi)

- Menggunakan anggaran untuk aktifitas dan kegiatan yang benar-benar

mendukung pencapaian target kinerja, dengan anggaran sebesar Rp.

41.250.000,00 dapat direalisasikan sebesar Rp. 40.333.500,00 sehingga

diperoleh efisiensi anggaran sebesar Rp.916.500,00 (2,22%).

c. Analisis program/kegiatan :

Capaian indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Peningkatan

ketahanan pangan (pertanian/ perkebunan) dan kegiatan Penanganan daerah

rawan pangan dengan cara melakukan pemetaan wilayah/ daerah yang terjadi

atau berpotensi terjadi rawan pangan. Program dan kegiatan yang dilaksanakan

secara umum telah sesuai dan menunjukkan akuntabilitas kinerja yang baik.

Keberhasilan pencapaian target kinerja juga didukung dengan kegiatan yang

bersumber dari Dana Dekonsentrasi (Badan Ketahanan Pangan Prov. Jawa

Tengah). Untuk meningkatkan capaian kinerja secara kualitatif, diperlukan

keterpaduan dengan SKPD terkait dalam hal upaya intervensi daerah rentan/

rawan pangan. Selain itu diperlukan upaya untuk meningkatkan keakuratan data

mengenai peta wilayah rentan/ rawan pangan.

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-45

8. Meningkatnya Efisiensi dan efektifitas distribusi pangan

Tabel 3.8 Pencapaian Kinerja Sasaran 8

Indikator kinerja Satuan

Target RPJM Tahun

2015

Tar

get

Nas

io n

al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kat

ego

ri

Koordinator SKPD

Pengampu

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Tar

get

Rea

lisa

si

Cap

aian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Terpantauny a pola dan jalur distribusi pangan

kab Boy olali

kec 19 - 19 100 19 100 19 100 19 100 19 19 100 B BKP3

2 Terjagany a kestabilan harga pangan strategis

sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) terutama di w il LUEP

Unit LUEP

46 - 16 34,78 16 34,78 46 100 -

-

46 46 100 B BKP3

Rata-rata 100 100 100 100 100 B

Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015

Capaian kinerja sasaran ini meliputi 2 (dua) indikator kinerja dengan capaian kinerja

secara keseluruhan (rata-rata) 100% (kategori baik) terdiri dari 2 (dua) indikator kategori

baik (100%). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 7 (tujuh) per indikator :

1) Terpantaunya pola dan jalur distribusi pangan kab Boyolali

a. Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan pola dan jalur distribusi

pangan, yang meliputi kondisi pasokan, harga dan akses pangan masyarakat di

19 kecamatan dapat terpantau dan terdata secara kontinyu. Kendala dan

hambatan dalam pencapaian target antara lain; keterlambatan dan

kekuranglengkapan data yang dapat dikumpulkan. Sedangkan alternatif solusi

yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan koordinasi dan pemantauan

secara rutin untuk memperoleh informasi dan data dukung yang lebih lengkap;

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Pencapaian target kinerja melibatkan sumber daya di Sekretariat, Bidang

Ketersediaan dan Distribusi Pangan dan petugas di 19 kecamatan (koordinator

penyuluh). Efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan cara:

- Membentuk Tim pengumpul data dan penyusun laporan berkala kondisi

ketahanan pangan daerah;

- Mengoptimalkan SDM dan anggaran yang ada untuk mencapai target kinerja

melalui rapat koordinasi persiapan dan evaluasi kegiatan, dari anggaran Rp.

38.500.000,00 dapat terealisasi Rp. 37.925.000,00 sehingga diperoleh

efisiensi anggaran sebesar Rp. 575.000,00 (1,49%).

c. Analisis program/kegiatan :

Capaian indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Peningkatan

ketahanan pangan (pertanian/ perkebunan) dengan 2 (dua) kegiatan yaitu

Laporan berkala kondisi ketahanan pangan daerah dan Pemantauan dan analisis

harga pangan pokok. Program dan kegiatan yang dilaksanakan secara umum

telah sesuai dan menunjukkan akuntabilitas kinerja yang baik, akan tetapi secara

kualitatif data yang terkumpul belum lengkap, salah satunya yaitu data jumlah

bahan pangan yang keluar dan masuk Kabupaten Boyolali. Kedepan diperlukan

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-46

perbaikan dalam beberapa sub kegiatan dan koordinasi yang lebih intensif

dengan pihak-pihak terkait.

2) Terjaganya kestabilan harga pangan strategis sesuai harga pembelian pemerintah

(HPP) terutama di wil LUEP

a. Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan selama tahun 2015 harga

pangan strategis (gabah/ beras) sesuai atau di atas HPP. Akan tetapi dalam

pencapaian target kinerja ini terdapat kendala atau permasalahan antara lain:

Tidak adanya dana talangan LUEP, sehingga modal/ dana untuk membeli gabah

petani hanya berasal dari pemilik ricemill sendiri. Alternatif solusi untuk

mengatasi kendala tersebut adalah melalui koordinasi dan pembinaan LUEP-

LUEP yang telah ada untuk tetap membeli gabah petani sesuai atau lebih dari

HPP, untuk menjaga kestabilan harga.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Pencapaian target kinerja melibatkan sumber daya di Bidang Ketersediaan dan

Distribusi Pangan dan petugas di 19 kecamatan (koordinator penyuluh). Efisiensi

penggunaan sumber daya dilakukan dengan cara mengoptimalkan SDM dan

anggaran yang ada untuk mencapai target kinerja melalui rapat koordinasi,

monitoring dan evaluasi kegiatan.

c. Analisis program/kegiatan :

Capaian indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Peningkatan

ketahanan pangan (pertanian/ perkebunan) dan kegiatan Monitoring, evaluasi,

dan pelaporan kebijakan perberasan dengan cara melaksanakan monitoring,

koordinasi dan pembinaan secara berkelanjutan terhadap kelembagaan LUEP

agar tetap menjalankan fungsinya. Program dan kegiatan yang dilaksanakan

secara umum telah sesuai dan menunjukkan akuntabilitas kinerja yang baik,

akan tetapi untuk memfungsikan LUEP secara optimal diperlukan dana talangan

atau modal yang memadai untuk menyerap gabah petani.

9. Meningkatnya akses masyarakat terhadap kebutuhan teknologi pangan dan

pemanfaatannya

Tabel 3.9 Pencapaian Kinerja Sasaran 9

Indikator kinerja Satuan

Target RPJM Tahun 2015

Tar

get

Nas

io n

al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kat

ego

ri

Koordinator SKPD

Pengampu

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Tar

get

Rea

lisa

si

Cap

aian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Meningkatny a jumlah desa y ang menjadi pilot project penerapan

teknologi pertanian/ perkebunan tepat guna (PRIMATANI)

desa 4 - 2 100 2 100 3 100 4 100 7 7 100 B BKP3

2 Meningkatny a jumlah kelompok tani y ang menerapkan sistem jaminan mutu usaha

pasca panen dan pengolahan.

KWT 38 - 23 100 27 100 30 100 34 100 38 38 100 B BKP3

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-47

Indikator kinerja Satuan

Target

RPJM Tahun 2015

Tar

get

Nas

io n

al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kat

ego

ri

Koordinator SKPD

Pengampu

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Tar

get

Rea

lisa

si

Cap

aian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

3 Meningkatny a jumlah kelompok tani y ang mengembangkan kegiatan agri bisnis di

kaw asan agropolitan

KT 125 - 97 114.12 95 100 97 92.38 101 100 125 125 100 B BKP3

4 Persentase kelompok

tani dan kelompok usaha tradisional penerima bantuan alat teknologi tepat guna (TTG) y ang meningkat

pendapatanny a

% 50 - - 100 18 72 23 76.67 21 52.50 50 27 54 D Baperma

sdes

Rata-rata 103.53 93 92.26 88.13 88.50 B

Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015

Capaian kinerja sasaran ini meliputi 4 (empat) indikator kinerja dengan capaian kinerja

secara keseluruhan (rata-rata) 88,50% (kategori baik) terdiri dari 3 (tiga) indikator

kategori baik (75%), dan 1 (satu) indikator kategroi kurang (25%). Berikut analisis

capaian kinerja dari sasaran 9 (sembilan) per indikator :

1) Meningkatnya jumlah desa yang menjadi pilot project penerapan teknologi

pertanian/ perkebunan tepat guna (PRIMATANI)

a. Keberhasilan capaian kinerja Indikator ini disebabkan pada tahun ini telah

dilaksanakan pilot project Primatani di dua desa (Desa Tawangsari, Teras dan

Desa Samiran, Selo) sehingga secara akumulasi telah tercapai 7 desa. Secara

umum tidak ada kendala atau permasalahan dalam pencapaian target, tetapi

kegiatan tersebut untuk selanjutnya tidak sebatas pada percontohan saja, tetapi

harus dikembangkan secara masal di masyarakat.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Pencapaian target kinerja melibatkan Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan

dan aparat desa tempat dilaksanakannya kegiatan Primatani. Efisiensi

penggunaan sumber daya dilakukan dengan cara menggunakan anggaran untuk

aktifitas dan kegiatan yang benar-benar mendukung pencapaian target kinerja,

dari anggaran Rp. 138.000.000,00 dapat terealisasi Rp. 134.643.000,00

sehingga diperoleh efisiensi anggaran sebesar Rp.3.357.000,00 (2,43%).

c. Analisis program/kegiatan :

Capaian indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Peningkatan

penerapan teknologi pertanian/ perkebunan tepat guna dan kegiatan Penyuluhan

penerapan teknologi pertanian/ perkebunan tepat guna dengan cara

Melaksanakan sosialisasi kegiatan dan koordinasi dengan aparat desa dan

kelompok masyarakat, agar terjadi kesepahaman dan sinkronisasi pelaksanaan

kegiatan. Program dan kegiatan yang dilaksanakan secara umum telah sesuai

dan menunjukkan akuntabilitas kinerja yang baik, Untuk mempercepat replikasi

kegiatan primatani, diperlukan alokasi anggaran dan kegiatan dari APBD II serta

mendorong pengembangan kegiatan secara swadaya masyarakat, sehingga

kegiatan Primatani bisa dikenal luas dan memasyarakat.

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-48

2) Meningkatnya jumlah kelompok tani yang menerapkan sistem jaminan mutu usaha

pasca panen dan pengolahan.

a. Keberhasilan capaian kinerja Indikator ini pada tahun 2015, dikarenakan semakin

bertambahnya kelompok yang menerapkan jaminan mutu usaha pengolahan

pangan, yaitu memiliki ijin SP.IRT bagi kelompok yang memiliki usaha

pengolahan dan kelompok yang memiliki sertifikat keamanan pangan berupa

Prima-3 dan sertifikasi PSAT (produk Segar Asal Tumbuhan). Kendala atau

permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian target kinerja antara lain:

- Masyarakat atau produsen pangan masih banyak yang berorientasi produk

yang murah, sedangkan untuk kualitas dan keamanan pangan kurang

diperhatikan;

- Ada kelompok-kelompok yang sebenenarnya sudah layak, tetapi belum

memiliki SP.IRT.

Alternatif solusi yang dapat dilakukan untuk menghadapi kendala tersebut antara

lain:

- Memberikan sosialiasi kepada masyarakat dan pelatihan ketrampilan bagi

kelompok-kelompok pengolah pangan;

- Memfasilitasi kemudahan dan pendampingan dalam pengurusan ijin SP.IRT

serta sertifikasi Prima-3 dan PSAT (Produk Segar Asal Tumbuhan).

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya :

Pencapaian target kinerja melibatkan sumber daya di Bidang

Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, penyuluh pendamping,

aparat desa, dan kelompok masyarakat. Efisiensi penggunaan sumber daya

dilakukan dengan cara :

- Mengoptimalkan peran pendamping kegiatan dan fasilitasi pelatihan bagi

kelompok (KWT) untuk meningkatkan ketrampilannya.

- Menggunakan anggaran untuk aktifitas dan kegiatan yang benar-benar

mendukung pencapaian target kinerja, dari anggaran Rp. 273.000.000,00

dapat direalisasikan Rp. 254.185.500,00 sehingga diperoleh efisiensi

anggaran sebesar Rp.18.814.500,00 (6,89%).

c. Analisis program/kegiatan :

Capaian indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Peningkatan

ketahanan pangan (pertanian/ perkebunan) dan 2 (dua) kegiatan yaitu

Peningkatan mutu dan keamanan pangan dan kegiatan Penelitian dan

pengembangan teknologi pasca panen. Dengan cara melakukan sosialisasi

kegiatan berdasarkan petunjuk dan pedoman pelaksanaan kegiatan. Program

dan kegiatan yang dilaksanakan secara umum telah sesuai dan menunjukkan

akuntabilitas kinerja yang baik. Untuk lebih meningkatkan capaian kinerja,

diperlukan upaya fasilitasi dan kemudahan bagi kelompok-kelompok pengolah

pangan dalam mengurus ijin SP.IRT dan juga sertifikasi produk pangan segar,

ketersediaan bahan baku dan akses pasar.

3) Meningkatnya jumlah kelompok tani yang mengembangkan kegiatan agri bisnis di

kawasan agropolitan

a. Keberhasilan capaian kinerja indikator ini disebabkan semakin bertambahnya

jumlah kelompok tani yang mengembangkan kegiatan agribisnis atau

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-49

memperluas usahanya menjadi on farm dan off farm. Secara umum tidak ada

kendala dalam pencapaian target kinerja, tetapi diperlukan pembinaan dan

pendampingan yang berkelanjutan terhadap kelompok-kelompok tani dalam

menjalankan usahanya, terutama melalui peran penyuluh di lapangan;

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Pencapaian target kinerja melibatkan sumber daya di Bidang Penyuluhan dan

Pengembangan SDM dan kelompok masyarakat sasaran. Efisiensi penggunaan

sumber daya dilakukan dengan cara:

- Mengoptimalkan peran penyuluh sesuai dengan wilayah kerjanya.

- Menggunakan anggaran untuk aktifitas dan kegiatan yang benar-benar

mendukung pencapaian target kinerja, dengan anggaran Rp. 25.000.000,00

dapat terealisasi Rp. 24.915.000,00 sehingga diperoleh efisiensi anggaran

sebesar Rp.85.000,00 (0,34%).

c. Analisis program/kegiatan :

Capaian indikator kinerja ini dilaksanakan dengan Peningkatan Kesejahteraan

Petani dan kegiatan Pelatihan petani dan pelaku agribisnis dengan cara

Melakukan sosialisasi kegiatan berdasarkan petunjuk dan pedoman pelaksanaan

kegiatan. Program dan kegiatan yang dilaksanakan secara umum telah sesuai

dan menunjukkan akuntabilitas kinerja yang baik, tetapi diperlukan perbaikan

beberapa aspek antara lain; identifikasi yang lebih akurat terhadap kelompok

sasaran dan juga jenis fasilitasi bantuan yang tepat sasaran. Sehingga kelompok

sasaran bisa berkembang sesuai yang diharapkan, selain itu peran penyuluh

dalam mengawal dan mendampingi kegiatan kelompok tani.

4) Persentase kelompok tani dan kelompok usaha tradisional penerima bantuan alat

teknologi tepat guna (TTG) yang meningkat pendapatannya

a. Kegagalan capaian target indikator ini disebabkan kelompok yang mengajukan

bantuan terbatas begitu juga dengan dananya. Hambatan/permasalahan yang

dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah kelompok penerima bantuan

tidak melaporkan hasil kegiatan. Sedangkan upaya yang sudah dilakukan adalah

melakukan fasilitasi pembinaan;

b. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan untuk mendorong

terlaksananya kelompok tani dan kelompok usaha tradisional penerima bantuan

alat teknologi tepat guna (TTG) yang meningkat pendapatannya antara lain:

d. Pembuatan Kebijakan/Surat Edaran yang berisi pedoman penggunaan alat

teknologi tepat guna;

e. Pemberian alat TTG kepada kelompok pemanfaat;

f. Penggunaan anggaran untuk aktivitas kegiatan yang benar-benar

berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi anggaran

efesiensi sebesar 13,16% dari anggaran sebesar Rp. 124.030.000,00

digunakan sebesar Rp. 107.710.250,00.

c. Analisis program/kegiatan :

Indikator ini dilaksanakan dengan program Peningkatan Keberdayaan

Masyarakat Perdesaan dengan kegiatan Penyelenggaran Desiminasi Informasi

bagi Masyarakat Desa (Pemberian Bantuan Peralatan TTG dan Tercapainya

Pelayanan Posyantekdes). Program/Kegiatan secara umum telah sesuai

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-50

walaupun belum berhasil memenuhi target kinerja, sehingga perlu upaya

beberapa aktivitas yang lebih fokus pada aspek-aspek ang dievaluasi atau dinilai

antara lain:

- Melakukan pembinaan kepada kelompok penerima bantuan alat TTG;

- Peningkatan kapasitas kepada penerima bantuan alat.

10. Meningkatnya jumlah produksi dan produktivitas peternakan dan perikanan serta

diversifikasi bahan pangan

Tabel 3.10 Pencapaian Kinerja Sasaran 10

Indikator kinerja Satuan

Target RPJM Tahun 2015

Tar

get

Nas

ion

al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kat

ego

ri

Koordinator SKPD

Pengampu

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Tar

get

Rea

lisa

si

Cap

aian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Mempertahankan rata-rata produksi susu sapi perah

(liter/tahun)

juta liter 36.421 - 46 132.17 46.776 132.32 39.63 111.00 64.30 178.31 36.42 45.50 124.93 A Disnakkan

2 Jumlah produksi daging

ton 8.926 - 11,772 135 10.568 120.17 21.585 244.24 11,070 124.64 8,926 9,630 107.88 A Disnakkan

3 Jumlah produksi telur

ton 10.242 - 22,684 227 14.331 142.46 20.017 197.79 12,300 120.81 10,242 23,480 229.25 A Disnakkan

4 Persentase kaw asan perikanan budiday a yang

sehat

% 70 - - - 60 109.09 53 88.33 56 86.15 70 75 107.14 A Disnakkan

Menurunny a angka kesakitan ternak

(morbiditas)

- Disnakkan

5 - Ternak besar % < 3 - < 3 100 < 3 100 < 3.87 71 < 4,20 94 < 3 < 1,9 100 B Disnakkan

6 - Ternak kecil % < 5 - < 0,2 100 < 0,6 833.33 < 5.65 87 < 7,15 93 < 5 < 0,16 100 B Disnakkan

7 - Ternak unggas % < 15 - < 10 100 < 10 150 < 16.81 88 < 19,00 90 < 15 < 0,036 100 B Disnakkan

Menurunny a angka kematian ternak

(mortalitas)

- Disnakkan

8 - Ternak besar % <0,8 - < 0,1 100 < 0,2 400 < 0.95 81 < 1,8 84 <0,8 < 0,002 100 B Disnakkan

9 - Ternak kecil % <1,2 - <0,2 100 < 0,2 600 < 1.38 85 < 1,9 93 <1,2 < 0,007 100 B Disnakkan

10 - Ternak unggas % <10 - <5 100 < 5 200 < 12.60 74 < 13,10 90 <10 < 0,001 100 B Disnakkan

Meningkatny a populasi ternak (dirinci)

- Disnakkan

11 - Sapi Potong ribu ekor 90.69 - 97,110 109.24 98.248 109.96 90.100 100.34 76.38 84.64 90.69 86.99 95.92 B Disnakkan

12 - Sapi Perah ribu ekor 64.83 - 86,073 138 88.498 140.65 80.800 127.14 72.12 112.36 64.83 86.36 133.21 A Disnakkan

13 - Kambing dan Domba

ribu ekor 171.7 - 172,727 105 161.972 97.19 117.400 69.75 153.82 90.48 171.70 136.69 79.61 B Disnakkan

14 - Ay am Buras ribu ekor 124.87 - 1,269,822 106 1.852.775

152.87 417.600 341.14 839.58 67.91 1248.73 887.71 71.09 C Disnakkan

15 - Ay am Pedaging ribu ekor 312.18 - 783,000 261 2.772.85

7

915.13 951.600 310.95 1,294.58 418.84 312.18 3488.94 1117,60 A Disnakkan

16 - Ay am Petelur ribu ekor 728.42 - 387,588 55 1.814.302

256.62 1108.000 155.17 1,025.58 142.20 728.42 1872.92 257.12 A Disnakkan

17 - Itik ribu ekor 133.93 - 129,464 101 196.8 151.4 118.300 90.11 172.04 129.74 133.93 172.06 128.47 A Disnakkan

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-51

Indikator kinerja Satuan

Target

RPJM Tahun 2015

Tar

get

Nas

ion

al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kat

ego

ri

Koordinator SKPD

Pengampu

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Tar

get

Rea

lisa

si

Cap

aian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Meningkatny a produksi ikan

- Disnakkan

18 - Produksi budi

day a

ton 7050 - 17.023 293.50 42,000 690 18,091

283

23,935 356.49 7050 32014 454.10 A Disnakkan

19 - Produksi tangkap ton 1094 - 910 101.11 1,845 195 1,586 160

1,560 149.71 1094 1641 150 A Disnakkan

20 Terpenuhiny a kebutuhan benih ikan (%)

% 50 - 35 116.67 62 177.14 27 67.5 44 97.78 50 81.7 163.40 A Disnakkan

21 Produksi benih ikan juta ekor 32.26 - 56 180.65 120.75 385.66 89.40 282.70 148.24 459.53 32.26 122.66 380.24 A Disnakkan

22 Meningkatny a kelompok

pembudiday a ikan

Kelompok 13 - 8 100 82 820 15 136.36 15 125.00 13 16 123.08 A Disnakkan

23 Meningkatny a konsumsi ikan

kg/kapita/th 14 - 12 150 12 133.33 11.2 112 13 108.33 14 15.42 110.14 A Disnakkan

24 Cakupan poktan y ang mendapatkan lay anan

peny uluhan dan menerapkan rekomendasi

% 90 - - - 75 100 80 100 85.3 100.35 90 90 100 B BKP3

25 Mempertahankan persentase kontribusi sektor pertanian terhadap

PDRB

% 34 - - - 35.76 105.18 35.41 104.147 34.49 101.44 34 32.03 94.21 B Bappeda

26 Laju pertumbuhan produksi sektor

pertanian

% 2 - - - 2.06 103 1.51 75.5 2.15 107.5 2 1 50 D Bappeda

27 Meningkatny a nilai tukar petani

% 106.2 - - - - - 106.8 102.201 104.73 98.80 106.2 105.43 99.27 B Bappeda

Rata-rata 126.54 271.13 138.71 140.93 176.91 A

Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015

Capaian kinerja sasaran ini meliputi 27 (dua puluh tujuh) indikator kinerja dengan

capaian kinerja secara keseluruhan (rata-rata) 176,91% (kategori sangat baik) terdiri

dari 14 (empat belas) indikator kategori sangat baik (51,85%), 11 (sebelas) indikator

kategori baik (40,75%), 1 (satu) indikator kategori cukup (3,70%), dan 1 (satu) indikator

kategori kurang (3,70%). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 10 (sepuluh) per

indikator :

1) Mempertahankan rata-rata produksi susu sapi perah (liter/tahun)

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan oleh dua faktor yaitu :

a. Faktor utama yaitu jaminan kehidupan keseharian masyarakat peternak sapi

perah karena harga jual susu yang cukup menguntungkan dan dapat disisihkan

untuk kebutuhan lain (tabungan), dominansi kebijakan pemerintah Kab. Boyolali

akan fokus memulihkan icon Kab. Boyolali sebagai Kota Susu, Iklim usaha susu

yang cukup kompetitif;

b. Faktor pendukung yaitu ternak sapi perah lebih menjanjikan keuntungan harian

dari pada beternak sapi potong, akses permodalan (KUPS) dan kesadaran

masyarakat peternak akan kualitas pakan yang mempengaruhi produktivitas

susu sapi perah, dan jika hal ini dilakukan maka keuntungan akan lebih

meningkat.

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-52

2) Jumlah produksi daging

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini diperoleh dari produksi daging sapi potong,

domba, kambing, kelinci, ayam pedaging, ayam petelur dan lain-lain sampai dengan

itik selama 1 tahun (2015);

3) Jumlah produksi telur

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan meningkatnya populasi ternak

ayam buras sebanyak 48 ribu ekor dari tahun 2014 sebanyak 839 ribu ekor dan

tahun 2015 sebanyak 887 ribu ekor, jumlah ayam petelur tahun 2015 sebanyak

1.872 ribu ekor atau meningkat 847 ribu ekor dari tahun 2014 yang sebanyak 1.025

ribu ekor. Maka dari itu produksi telur tahun 2015 meningkat 11,18 juta kg dari tahun

2014. Faktor lain pemicu produktivitas telur adalah harga jual telur cenderung

meningkat dan stabil selama tahun 2015 yang berkisar antara Rp. 17.500-18.500

per kg di lokasi produksi telur.

Analisis penggunaan sumber daya dan analisis program,/kegiatan untuk 3 (tiga)

indikator di atas :

a. Analisis penggunaan sumber daya :

- Penguatan modal pemerintah berupa bantuan pakan;

- Adanya 2 UPTD Puskeswan yang terletak di 6 Kec. Strategis peternakan

sapi perah;

- Menggunakan anggaran dari APBD maupun DAK dari anggaran Rp.

5.913.990.000,00 dan dapat terealisasi Rp. 5.461.913.459,00 sehingga

terdapat efesiensi anggaran sebesar 7,64%.

b. Analisis program/kegiatan :

Indikator ini dicapai dengan 3 (tiga) program yaitu Pencegahan dan

penanggulangan penyakit ternak dengan kegiatan Pendataan masalah

peternakan, Pemeliharaan kesehatan dan pecegahan penyakit menular ternak,

dan Pengawasan perdagangan ternak antar daerah, program Peningkatan

produksi hasil peternakan dengan kegiatan Pembangunan sarpras pembibitan

ternak, Pembibitan dan perawatan ternak, Pendistribusian bibit ternak kepada

masyarakat, Penyuluhan kualitas gizi dan pakan ternak, Pengembangan

agribisnis peternakan, Monitoring, evaluasi dan pelaporan, Pembangunan

puskeswan, dan Pengembangan integrasi tanaman dan ternak, program

Peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan dengan kegiatan Penelitian

dan pengembangan hasil produksi peternakan, dan Pemeliharaan rutin/ berkala

sarpras pasar produksi peternakan serta dengan satu program dari APBN

Kementan RI (TP) yaitu program Pemenuhan pangan asal ternak dan

agribisnis peternakan rakyat dengan kegiatan Peningkatan produksi ternak.

Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan berhasil

memenuhi target kinerja.

Dilaksanakan dengan :

- Mengadakan pembinaan masyarakat peternak sapi perah

- Melaksanakan pembinaan masyarakat sumber produsen daging hewani dari

5 UPTD Puskeswan

- Malakukan pembinaan masyarakat produsen telur (ayam petelur, buras, itik

dan burung puyuh) oleh 5 UPTD Puskeswan.

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-53

4) Persentase kawasan perikanan budidaya yang sehat.

a. Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan adanya peningatan

kelembagaan dan kemampuan produktivitas kelompok pembudidaya;

b. Analisis penggunaan sumber daya, efesiensi penggunaan sumber daya

dilakukan dengan :

- Adanya SDM Penyuluh Kecamatan dan SDM di Bidang Perikanan Dinas

Peternakan dan Perikanan;

- Menggunakan anggaran dari APBD dan DAK sebesar Rp. 875.430.000,00

dengan realisasi sebesar Rp. 840.606.890,00 sehingga ada efisiensi sebesar

3,98%.

c. Analisis program/kegiatan :

Untuk mencapai indikator ini dilaksanakan dengan program dari APBD yaitu

Pengembangan kawasan budidaya laut, payau dan tawar dengan kegiatan Kajian kawasan budidaya laut, payau dan tawar dan dari DAK program Pengelolaan sumber daya perikanan budidaya dengan kegiatan Pengelolaan

kesling pembudidayaan ikan. Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan berhasil memenuhi target kinerja.

Menurunnya angka kesakitan ternak (morbiditas)

5) Ternak besar

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan mulai meningkatnya

kesadaran peternak terhadap pemahaman penyakit ternak besar dan diagnosa awal penyakit ternak besar

6) Ternak kecil

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan kelompok peternak telah

menyadari pentingnya biosekuriti maupun manajemen pemeliharaan sehingga menyebabkan kambing/ ternak kecil berkurang kerentanannya terhadap penyakit

7) Ternak unggas

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan higienis kandang unggas telah

terjaga dan peternak lebih peduli akan kebersihan kandang.

Menurunnya angka kematian ternak (mortalitas)

8) Ternak besar

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan peternak telah memahami

treatment pengobatan, maka mortalitas biasanya dapat ditekan

9) Ternak kecil

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan peternak telah memahami

penanganan kambing/ domba disaat musim panca roba atau penghujan,

manajemen kualitas pakan waktu penghujan.

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-54

10) Ternak unggas

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan telah musnahnya virus Flu

burung dan meningkatnya cara beternak unggas yang baik dikalangan masyarakat.

Analisis untuk 6 (enam) indikator di atas :

a. Analisis penggunaan sumber daya, efesiensi penggunaan sumber daya

dilakukan dengan menggunakan anggaran sebesar Rp. 213.600.000,00 dengan

realisasi sebesar Rp. 196.955.250,00 terdapat efisiensi sebesar 7,79%;

b. Analisis program/kegiatan :

Capaian indikator ini dilaksanakan dengan program Pencegahan dan

penanggulangan penyakit ternak dan kegiatan Pemeliharaan kesehatan dan

pecegahan penyakit menular ternak. Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat

mengukur kinerja dan berhasil memenuhi target kinerja.

Meningkatnya populasi ternak (dirinci)

11) Sapi Potong

Kegagalan capaian kinerja indikator ini dikarenakan ternak keluar dan pemotongan

di Kab. Boyolali lebih besar dari pada mutasi ternak masuk, belum lagi adanya

beberapa investor yang kecenderungan melirik usaha pembesaran sapi potong di

Kab. Boyolali yang kemungkinan tidak mempertimbangkan bufferstock sapi potong

di Kab. Boyolali dari pada keuntungan usahanya

12) Sapi Perah

Keberhasilan capaian kinerja indikator ini disebabkan harga susu di Wil. Kab.

Boyolali meningkat dibandingkan tahun lalu, adanya fakta pada kalangan

masyarakat dengan adanya harga susu yang potensial akan menjamin kehidupan

sehari-hari peternak tersebut.

13) Kambing dan Domba

Kegagalan capaian kinerja indikator ini dikarenakan mutasi ternak keluar wilayah

Kab. Boyolali lebih besar dari pada ternak masuk ke dalam Wil. Kab. Boyolali dan

ditambah lagi pemotongan kambing/ domba pada waktu hari raya kurban karena

harga jual yang tinggi dan belum diimbangi dengan mutasi ternak masuk ke Kab.

Boyolali.

14) Ayam Buras

Kegagalan capaian kinerja indikator ini dikarenakan dilema traumatis masyarakat

akan dampak kasus flu burung pada tahun 2011/ 2012, yang menyebabkan

masyarakat lebih memiih jenis unggas lain yang lebih aman.

15) Ayam Pedaging

Keberhasilan capaian kinerja indikator ini disebabkan sebagian besar peternak ayam

buras beralih ke ayam pedaging walaupun telah ada data yang aktual menunjukan

peminatan lagi pada pemeliharaan ayam buras. Ayam pedaging masih tetap jadi

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-55

primadona unggas, dikarenakan kelebihan ayam pedaging yaitu tidak memerlukan

tempat usaha yang luas (kandang komunal), waktu yang relatif singkat (40-45 hari)

dan harga jual yang stabil serta menguntungkan dibandingkan dengan biaya

produksinya.

16) Ayam Petelur

Keberhasilan capaian kinerja indikator ini disebabkan harga jual per kilogram telur

yang selalu meningkat terbukti tahun 2011 Rp. 13.450, tahun 2012 Rp. 14.500,

tahun 2013 Rp. 16.500, tahun 2014 Rp. 16.750 – 17.400 dan tahun 2015 pada bulan

Januari Rp. 21.000, serta akhir tahun 2015 berkisar Rp. 17.000-18.500 per

kilogramnya. Kelayakan usaha telur tersebut prospektif dan untuk ayam afkir yang

tidak produktif masih memiliki nilai ekonomis karena masih laku dijual dengan harga

yang tinggi (hamper setara dengan ayam buras). Sehingga masyarakat antusias

untuk usaha ayam petelur ini.

17) Itik

Keberhasilan capaian kinerja indikator ini disebabkan itik sebagai ternak subtitusi

ternak dari ayam buras dengan kelebihan tahan penyakit dan permintaan pasar

yang mulai meningkat pada tahun 2013, tahun 2014 dan sampai pertengahan tahun

2015.

Analisis untuk 7 (tujuh) indikator di atas :

a. Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah

penyebaran melonjaknya harga pakan ternak (konsentrat) dan lemahnya

pengetahuan dan keterampilan personil kelompok peternak.

Upaya yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target

kinerja adalah pembinaan dan sosialisasi mengenai peningkatan manajemen

pemeliharaan ternak baik pada menejemen pakan maupun menejemen sanitasi

lingkungan ternak;

b. Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah :

- Adanya penguatan modal dari pemerintah melalui Disnakkan berupa bantuan

ternak sapi perah dara dan pakan sapi perah;

- Menggunakan Rp. 2.392.315.000,00 dengan realisasi Rp. 2.271.881.030,00

maka terdapat efisiensi 5,03%.

c. Analisis program/kegiatan :

Indikator ini dilaksanakan dengan program Peningkatan produksi hasil

peternakan dengan kegiatan Pembangunan sarpras pembibitan ternak,

Pembibitan dan perawatan ternak, Pendistribusian bibit ternak kepada

masyarakat, Penyuluhan kualitas gizi dan pakan ternak, Pengembangan

agribisnis peternakan, Monitoring, evaluasi dan pelaporan, Pembangunan

puskeswan, dan Pengembangan integrasi tanaman dan ternak.

Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja walaupun ada

yang belum memenuhi target kinerja. Namun perlu diadakan pembinaan dan

sosialisasi mengenai peningkatan manajemen pemeliharaan ternak baik pada

menejemen pakan maupun menejemen sanitasi lingkungan ternak.

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-56

Meningkatnya produksi ikan

18) Produksi budi daya

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan telah diproduksi ikan lele

konsumsi, nila dan carper sebanyak 32.014 ton di Wilayah Kab. Boyolali.

19) Produksi tangkap

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan telah dilakukan pemulihan

daya dukung fisik waduk/ sungai, dengan rehabilitasi luasan dan kedalaman waduk/

sungai serta pelestarian kapasitas air waduk/ sungai. Hal ini dimaksudkan untuk

mengembalikan plasma nutfah yang ada di Waduk ataupun di Sungai tersebut dan

turunnya produksi pada tahun depan dapat diantisipasi.

Analisis untuk 2 (dua) indikator di atas :

a. Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah menggunakan

anggaran sebesar Rp. 3.877.901.292,00 dengan realisasi sebesar Rp.

3.807.673.858,00 sehingga efisiensi anggaran 1,81%;

b. Analisis program/kegiatan :

Untuk mencapai indikator ini dilaksanakan dengan program Pengembangan

budidaya perikanan dengan kegiatan Pendampingan kelompok pembudidaya

ikan dan kegiatan Pembinaan dan pengembangan perikanan, serta program

Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan dengan kegiatan

Kajian optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan. Namun

perlu ada upaya untuk seperti menaati seluruh skema dan prosedur

perkembangan masterplan tahunan, pembinaan/pelatihan kelompok, perlunya

aturan tertentu yang mengikat pada masyarakat sekitar perairan umum untuk

mempertahankan plasma nutfah ikan dan lingkungannya. Program/kegiatan yang

dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan berhasil memenuhi target kinerja,

namun perlu ada upaya untuk menaati seluruh skema dan prosedur

perkembangan masterplan tahunan, pembinaan/pelatihan kelompok, perlunya

aturan tertentu yang mengikat pada masyarakat sekitar perairan umum untuk

mempertahankan plasma nutfah ikan dan lingkungannya.

20) Terpenuhinya kebutuhan benih ikan (%)

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini (200%) dikarenakan UPTD BBI Tlatar-

Bangak dan seluruh UPR Wil. Kab. Boyolali mampu memenuhi kebutuhan benih

(ikan Lele, Nila, Carper, dll) untuk masyarakat/ kelompok pembesaran;

21) Produksi benih ikan

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan permintaan benih di dalam

Kab. Boyolali kecenderungan meningkat dan UPTD BBI Tlatar-Bangak dan seluruh

UPR Wil. Kab. Boyolali mampu memenuhi target/ melebihi target produksi benih

yang telah ditargetkan;

Analisis untuk 2 (dua) indikator di atas :

a. Analisis penggunaan sumber daya, efesiensi penggunaan sumber daya

dilakukan dengan :

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-57

- UPR dan BBI memiliki teknis budidaya yang memadai untuk membesarkan

benih pada tingkat pemijahan, pembenihan wala sampai ukuran 1-3 cm/ ekor

menjadi ukuran 7-9 cm/ ekor;

- Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah menggunakan

anggaran sebesar Rp. 3.857.901.292,00 dengan realisasi sebesar Rp.

3.787.675.329,00 sehingga efisiensi anggaran 1,82%;

b. Analisis program/kegaiatan :

Untuk mencapai indikator ini dilaksanakan dengan progam Pengembangan

budidaya perikanan dengan kegiatan Pengembangan bibit ikan unggul,

Pendampingan kelompok pembudidaya ikan dan kegiatan Pembinaan dan

pengembangan perikanan. Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat

mengukur kinerja dan berhasil memenuhi target kinerja. Akan tetapi perlu

dibentuk kelompok pembenih dengan tersentral pada satu atau beberapa lokasi

strategis kegiatan pembesaran, sehingga kegiatan pembenihan akan lebih

maksimal karena kualitas benihnya dan mendapatkan kepastian pasar benih

seiring dengan persaingan benih yang berasal dari jawa timur (relatif murah dan

kontinyu).

22) Meningkatnya kelompok pembudidaya ikan

a. Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan Dinas Peternakan dan

Perikanan melalui petugas teknis lapangan berhasil menyakinkan masyarakat

untuk menekuni budidaya perikanan (kelompok pembenih, pembesaran dan

pengolahan);

b. Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah menggunakan

anggaran sebesar Rp. 178.250.000,00 dengan realisasi sebesar Rp.

176.832.500,00 sehingga efisiensi anggaran 0,79%;

c. Analisis program/kegiatan :

Untuk mencapai indikator ini dilaksanakan dengan program Pengembangan

sistem penyuluhan perikanan dan kegiatan Kajian sistem penyuluhan perikanan.

Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan berhasil

memenuhi target kinerja, namun diperlukan upaya untuk penguatan sarpras

usaha pembenihan berupa kolam gelondongan benih ikan dan pembinaan teknis

budidaya pembenihan (gelondongan) ikan.

23) Meningkatnya konsumsi ikan

a. Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan keberhasilan gemar makan

ikan atau memasyarakatkan konsumsi ikan dari kaca mata Tapkin/ Renstra

Dinas peternakan dan perikanan;

b. Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah menggunakan

anggaran sebesar Rp. 20.000.000,00 dengan realisasi sebesar Rp.

19.998.529,00 sehingga efisiensi anggaran 0,01%;

c. Analisis program/kegiatan :

Untuk mencapai indikator ini dilaksanakan dengan program Optimalisasi

pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan dengan Kegiatan Kajian

optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan. Program/kegiatan

yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan berhasil memenuhi target

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-58

kinerja, akan tetapi perlu dilaksanakan pendampingan kelompok untuk

memahami prinsip kemandirian usaha walaupun mendapatkan perhatian

(bantuan)

24) Cakupan poktan yang mendapatkan layanan penyuluhan dan menerapkan

rekomendasi

a. Keberhasilan capaian kinerja indikator ini pada tahun 2015, dikarenakan semakin

bertambahnya jumlah kelompok tani maupun gapoktan yang aktif dan

mendapatkan layanan penyuluhan, serta penyuluh menjalankan tupoksinya

sesuai dengan programa penyuluhan yang telah ditetapkan. Kendala atau

permasalahan dalam pencapaian target kinerja antara lain:

- Munculnya kelompok-kelompok tani baru, sementara jumlah penyuluh

semakin berkurang.

- Kurangnya anggaran untuk pelatihan bagi penyuluh dan petani dalam

meningkatkan ketrampilannya.

Alternatif solusi yang dapat dilakukan untuk menghadapi kendala tersebut antara

lain:

- Mengendalikan munculnya kelompok-kelompok tani baru, dan lebih

mengoptimalkan gapoktan dan poktan yang sudah ada sesuai SK Bupati.

- Mengupayakan anggaran untuk penyelenggaraan diklat atau pelatihan untuk

meningkatkan kapasitas dan kemampuan penyuluh serta petani dan

kelembagaan petani.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Pencapaian target kinerja melibatkan sumber daya di Bidang Penyuluhan dan

Pengembangan SDM dan tenaga penyuluh se-Kabupaten Boyolali. Efisiensi

penggunaan sumber daya dilakukan dengan cara:

- Mengoptimalkan peran THL-TB Penyuluh Pertanian dalam membantu

pelaksanaan kegiatan penyuluhan;

- Penggunaan anggaran untuk aktivitas kegiatan yang benar-benar

berpengaruh terhadap capaian target, sehingga penggunaan anggaran

dengan efesiensi sebesar 5,14% dari anggaran Rp. 561.000.000,00

direalisasikan sebesar Rp. 532.176.444,00;

c. Analisis program/ kegiatan :

Untuk menunjang capaian target indikator kinerja ini dilaksanakan dengan

program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan dengan

kegiatan Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh pertanian/ perkebunan, dengan

melakukan monev dan pembinaan sistem kerja penyuluh, yaitu LAKU (Latihan

dan Kunjungan). Program dan kegiatan yang dilaksanakan secara umum telah

sesuai dan menunjukkan akuntabilitas kinerja yang baik, dan berhasil memenuhi

target kinerja, tetapi diperlukan perbaikan beberapa aspek antara lain; perlunya

penilaian kelas kelompok tani secara berkala, pelatihan terhadap tenaga

penyuluh, dan fasilitasi sarana penyuluhan dan percontohan, sehingga kegiatan

penyuluhan bisa lebih efektif dan tepat sasaran.

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-59

25) Mempertahankan persentase kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB

Kegagalan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan terjadinya penurunan

produksi pada sektor tanaman pangan dan terjadinya peningkatan biaya produksi

yang disebabkan kenaikan harga BBM serta faktor iklim. Hambatan/permasalahan

yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah keterlambatan dalam

pengumpulan data. Sedangkan upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam

pencapaian target kinerja adalah dengan meningkatkan koordinasi dan efektifitas

pengumpulan data

26) Laju pertumbuhan produksi sektor pertanian

Kegagalan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan kurangnya dukungan

pemanfaatan sumber daya yang tersedia secara optimal yaitu meliputi sumber daya

lahan, pendanaan, penyuluhan kelembagaan petani. Alternative solusi yang

dilakukan adalah mengusulkan anggaran pada APBD dan melakukan penyuluhan

kelembagaan petani.

27) Meningkatnya nilai tukar petani

Kegagalan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan peningkatan harga BBM

yang mengakibatkan meningkatkan biaya produksi usaha pertanian, di lain pihak

barang-barang konsumsi rumah tangga petani mengalami peningkatan sehingga

secara agregat menyebabkan penurunan nilai NTP.

Analisis untuk 3 (tiga) indikator di atas :

a. Penggunaan anggaran untuk aktivitas kegiatan yang benar-benar berpengaruh

terhadap capaian target, sehingga penggunaan anggaran dengan efesiensi

sebesar 2,77% dari anggaran Rp. 52.000.000,00 direalisasikan sebesar Rp.

50.558.994,00;

b. Ketiga indikator di atas dilaksanakan dengan program Pengembangan

data/informasi dan kegiatan Penyusunan dan analisis data/ informasi

perencanaan pembangunan ekonomi. Program/kegiatan yang dilaksanakan

dapat mengukur kinerja walaupun belum berhasil memenuhi target kinerja.

11. Meningkatnya sistem pembangunan perkebunan melalui diversifikasi teknologi, sumber daya dan produksi serta berkembangnya sistem agribisnis dengan mengintegrasikan kegiatan usaha tani

Tabel 3.11 Pencapaian Kinerja Sasaran 11

Indikator kinerja Satuan

Target RPJM Tahun

2015

Tar

get

Nas

io n

al

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kat

ego

ri

Koordinator SKPD

Pengampu

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Tar

get

Rea

lisa

si

Cap

aian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Meningkatkannya jumlah

usaha pengolahan hasil peternakan dan perikanan

Klp/ org 56 - 120 226.42 82 151.85 35 63.64 64.00 116.36 56 65.00 116.07 A Disnakkan

Rata-rata 226.42 151.85 63.64 116.36 116.07 A

Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-60

Capaian kinerja sasaran ini meliputi 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian kinerja

secara keseluruhan (rata-rata) 116,07% (kategori sangat baik) terdiri dari 1 (satu)

indikator kategori baik (100%). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 11 (sebelas)

per indikator :

1) Meningkatkannya jumlah usaha pengolahan hasil peternakan dan perikanan a. Keberhasilan capaian target indikator ini dicapai dengan bekerjasama dengan

Dispertanbunhut, BLH dan DPU ESDM dalam pemberian data yang dimaksud

dalam indikator kinerja tersebut;

b. Efisiensi penggunaan sumber daya dengan berkoordinasi dengan dinas tersebut

dan mengoptimalkan penggunaan anggaran pada kegiatan peternakan dan

perikanan yang berhubungan dengan pengolahan hasil/ produk olahan;

c. Dilaksanakan dengan program/kegiatan Peningkatan penerapan teknologi

pertanian. Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja, akan

tetapi program dan kegiatan indikator ini sudah tidak dianggarkan karena

termasuk dalam tupoksi Dispertanbunhut, BLH dan DPU ESDM sehingga perlu

dilakukan upaya yaitu memaksimalkan koordinasi dengan Dispertanbunhut, BLH

dan DPU ESDM.

12. Semakin mudahnya akses petani dalam mengakses permodalan untuk

pengembangan agribisnis pertanian

Tabel 3.12 Pencapaian Kinerja Sasaran 12

Indikator kinerja Satuan

Target

RPJM Tahun 2015

Tar

get

Nas

ion

al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kat

ego

ri

Koordinator

SKPD Pengampu

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Tar

get

Rea

lisa

si

Cap

aian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Terbentukny a kelembagaan usaha tani dalam rangka peningkatan nilai

tambah day a saing & ekspor

lembaga 8 - 5 166.67 3 75 5 250 6 200 3 9 300 A Dipertanbunhut

Rata-rata 166.67 75 250 200 300 A

Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015

Capaian kinerja sasaran ini meliputi 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian kinerja

secara keseluruhan (rata-rata) 300% (kategori baik) terdiri dari 1 (satu) indikator kategori

sangat baik (100%). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 12 (dua belas) per

indikator :

1) Terbentuknya kelembagaan usaha tani dalam rangka peningkatan nilai tambah

daya saing & ekspor

a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena adanya kesadaran

masyarakat petani untuk menghasilkan pangan sehat yang ramah lingkungan

secara berkelanjutan, yaitu produk pangan yang berkualitas dalam rangka

peningkatan nilai tambah dan daya saing dengan menghasilkan produk padi

organik. Secara resmi padi organik yang diproduksi oleh kesembilan kelompok ini

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-61

berhak menggunakan label organik pada produk yang dihasilkan dan pada

bahan-bahan publikasinya karena sudah memperoleh sertifikat organik.

b. Analisis penggunaan sumber daya :

Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan :

- Adanya organisasi petani dan lembaga yang mewadahi, adanya sistem

pengendalian secara internal untuk menghasilkan pangan organic, serta

adanya kerjasama dalam pemasaran produk maka dapat

mendorong/mendukung dan menfasilitasi pengembangan pertanian organik;

- Efesiensi penggunaan sumberdaya yang dilakukan adalah dengan

menggunakan anggaran untuk aktivitas kegiatan yang benar-benar

berpengaruh terhadap capaian target, sehingga penggunaan anggaran

dengan efesiensi sebesar 3,14% dari anggaran Rp. 32.350.000,00

direalisasikan sebesar Rp. 31.335.150,00.

a. Analisis program/kegiatan :

Program kegiatan yang mendukung capaian indikator kinerja ini dilaksanakan

dengan program Peningkatan Pemasaran hasil Produksi Pertanian/Perkebunan

dan kegiatan Penelitian dan pengembangan pemasaran hasil produksi

pertanian/perkebunan. Bahwa proses budidaya pertanian organik atau proses

pengolahan produk organik dilakukan berdasarkan standar dan regulasi yang

ada. Sertifikat yang diperoleh adalah sertifikat internasional yang memenuhi

ketentuan sertifikat padi organik Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor (SNI)

01-6729 Tahun 2010.

Sembilan kelompok tani tergabung dalam 2 (dua) asosiasi, yaitu :

a) Paguyuban Petani Peduli Lahan Lestari (P3LL) meliputi :

- KT Setyo Mulyo Desa Pranggong Kec. Andong.

- KT Ngrawan Makmur Desa Pranggong Kec. Andong.

- KT Sumber Rejeki Desa Pranggong Kec. Andong.

- KT Rukun Maharjo Desa Kedungdowo Kec. Andong.

- KT Trisno Maju Desa Pelemrejo Kec. Andong.

b) Asosiasi Petani Organik Boyolali (APOB) meliputi :

- KT Tani Makmur Desa Cepokosawit Kec. Sawit.

- KT Sedyo Makmur Desa Bendosari Kec. Sawit.

- KT Subur Raharjo Desa Jembungan Kec. Banyudono.

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-62

13. Terpeliharanya pasokan air untuk pertanian dan semakin memadainya

infrastruktur (fisik dan non fisik) di sektor pertanian

Tabel 3.13 Pencapaian Kinerja Sasaran 13

Indikator kinerja Satuan

Target RPJM Tahun 2015

Tar

get

Nas

ion

al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kat

ego

ri

Koordinator SKPD

Pengampu

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Rea

lisa

si

Cap

aian

Tar

get

Rea

lisa

si

Cap

aian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Penambahan/ penumbuhan kelompok P3A

(Perkumpulan Petani Pemakai Air)

kelompok 35 - 7 56 25 125 16 94.12 18 100 3 3 100 B Dipertanbunhut

2 Penambahan/

perbaikan jaringan irigasi tingkat usahatani (JITUT) 15 unit pertahun.

unit 15 - - 53 176,67 - - - - 5 7 140 A Dipertanbunhut

3 Penambahan/ perbaikan jaringan irigasi desa (JIDES)

15 unit pertahun.

unit 15 - - 0 0 - - - - 34 138 405.88 A Dipertanbunhut

4 Penambahan/

pembangunan embung 2 unit pertahun.

unit 2 - 7 350 6 100 3 150 4 100 2 5 250 A Dipertanbunhut

5 Penambahan/ pembuatan sumur pantek 15 unit pertahun.

unit 15 - - 12 100 - - - - 20 45 225 A Dipertanbunhut

6 Penambahan/ perbaikan embung 2 unit pertahun.

unit 2 - - 6 100 0 0 - - 9 9 100 B Dipertanbunhut

Rata-rata 135.33 70.83 122.059 67 203.48 A

Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015

Capaian kinerja sasaran ini meliputi 6 (enam) indikator kinerja dengan capaian kinerja

secara keseluruhan (rata-rata) 203,48% (kategori sangat baik) terdiri dari 4 (empat)

indikator kategori sangat baik (100%), dan 2 (dua) indikator kategori baik (%). Berikut

analisis capaian kinerja dari sasaran 13 (tiga belas) per indikator :

1) Penambahan/ penumbuhan kelompok P3A (Perkumpulan Petani Pemakai Air)

a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena adanya kegiatan

pemberdayaan, pembinaan, dan pelatihan dalam rangka penguatan

kelembagaan petani yang tergabung dalam Perkumpulan Petani Pemakai Air

(P3A/GP3A) atau Lembaga Ekonomi Petani di Lahan Beririgasi agar lebih

mandiri dalam berusahatani dan berpartisipasi aktif dalam pengelolaan irigasi

yang menjadi tanggungjawabnya. Selain itu keberhasilan capaian target kinerja

indikator ini juga karena didukung adanya Program Pengelolaan Sektor Irigasi

dan Sumber Daya Air (Water Resources and Irrigation Sector Management

Project / WISMP).

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah :

- Partisipasi Perkumpulan Petani Pemakai Air yang masih rendah dalam

meningkatkan peran P3A pada pembangunan pertanian;

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-63

- Kemampuan P3A pada aspek kelembagaan, teknis dan ekonomi masih

rendah;

- Masih minimnya pemahaman/pengetahuan petugas kecamatan dan

kabupaten dalam memberdayakan P3A.

Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian

target kinerja adalah

- Perlunya pelatihan/training of trainer (TOT) bagi petugas Dinas Pertanian

Perkebunan dan Kehutanan kabupaten dan kecamatan mengenai

pemberdayaan kelembagaan petani pemakai air, baik dari kabupaten, provinsi

maupun pusat dan meningkatkan peran pemerintah/aparat daerah berfungsi

sebagai fasilitator, katalisator, motivator dan dinamisator dalam meningkatkan

kinerja pemberdayaan P3A;

- Pentingnya penguatan kelembagaan dan peningkatan kemampuan P3A serta

pembinaan secara rutin kepada pengurus dan anggota P3A pada aspek

kelembagaan, teknis dan keuangan dengan melakukan pembinaan, pelatihan

dan pendampingan secara intensif, sehingga P3A dalam menjadi kuat,

memiliki posisi tawar tinggi, mandiri, berkelanjutan dan mengakar di

masyarakat, mampu merencanakan kegiatannya dan mengembangkan

potensi sumber daya lokal dalam rangka pengelolaan irigasi partisipatif;

- Perlunya dilakukan pertemuan koordinasi secara rutin antar instansi

pelaksana kegiatan WISMP-2, sehingga permasalahan dan hambatan yang

ada di lapangan dapat diminimalisir dan dicari penyelesaian dan solusi yang

terbaik.

b. Efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan menggunakan anggaran

untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga

dapat mengurangi penggunaan anggaran. Pencapaian target kinerja ini didukung

oleh 2 (dua) sumber dana, yaitu dana LOAN/Hibah dengan efisiensi 14,41% dari

anggaran Rp. 50.000.000,00 digunakan Rp. 42.795.200,00 dan dari dana APBD

kabupaten (pendampingan) dengan efisiensi 5,85% dari anggaran Rp.

108.550.000,00 digunakan Rp. 102.194.430,00;

c. Analisis program/kegiatan :

Program kegiatan yang mendukung capaian indikator kinerja ini dilaksanakan

dengan program Pembangunan Daerah Terpadu dengan kegiatan

Pemberdayaan Kelembagaan P3A/GP3A dan dengan program Pengembangan

dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan jaringan Pengairan Lainnya dengan

kegiatan Pemberdayaan Petani Pemakai Air. Program/kegiatan yang

dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan berhasil memenuhi target kinerja.

2) Penambahan/ perbaikan jaringan irigasi tingkat usahatani (JITUT) 15 unit pertahun.

a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena adanya dukungan dana

yang memadai dari APBD melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian

khususnya melalui kegiatan pengembangan/ rehabilitasi jaringan irigasi tersier

dalam mendukung Upaya Khusus (Upsus) Peningkatan Produktifitas Padi,

Jagung, dan Kedele, dana dari Kementerian Pertanian RI melalui dana TP

Program Penyediaan Prasarana dan Sarana Pertanian, serta kerjasama yang

baik antara satker yang terkait (Dispertanbunhut, Bappeda, DPU ESDM,

DPPKAD, Bagian Dalbang, dan ULP)..

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah :

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-64

- Kurangnya personil untuk Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan dan

Pengawas Lapangan. Dalam hal pemeriksaan hasil pekerjaan dan pengawas

lapangan diharapkan personilnya berasal dari DPU-ESDM Kabupaten

Boyolali yang lebih paham dalam menilai kualitas bangunan dan kesesuaian

dengan spesifikasi. Namun pengawas dari DPU-ESDM Kabupaten Boyolali

mempunyai kesibukan di internal satker, personil sangat terbatas bahkan juga

menjadi pengawas pada kegiatan konstruksi di satker-satker lain;

- Daerah irigasi di Kabupaten Boyolali yang sangat banyak dan perlu

penanganan pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan dan

berkesinambungan. Dana pengembangan jaringan irigasi berdasarkan luas

oncoran masing-masing Daerah Irigasi sehingga daerah irigasi yang luas

oncoran kecil namun memiliki potensi peningkatan produksi belum dapat

difasilitasi.

Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian

target kinerja adalah :

- Kedepannya diharapkan dapat melibatkan konsultan pengawasan dalam

melaksanakan pengawasan pekerjaan di lapangan;

- Perlunya dilakukan update data kerusakan jaringan irigasi tersier di masing-

masing Daerah Irigasi yang menjadi dasar perencanaan

pengembangan/rehabilitasi jaringan irigasi tersier;

- Melakukan koordinasi dengan DPU ESDM terkait lokasi pengembangan/

rehabilitasi jaringan irigasi yang mempunyai jaringan primer/sekunder yang

kondisinya baik dan ketersediaan air cukup.

b. Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan

menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap

capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran. Pencapaian

target kinerja ini didukung oleh 2 (dua) sumber dana, yaitu dana APBD

khususnya DAK Bidang Pertanian dengan efisiensi 2,73% dari anggaran Rp.

22.555.103.000,00 digunakan Rp. 21.940.144,040,00 dan dari dana APBN

Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian

khususnya kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier sebesar Rp.

2.500.000.000,00 teralisasi 100 %.

c. Analisis Program/ kegiatan :

Program kegiatan yang menunjang keberhasilan capaian indikator ini

dilaksanakan dengan program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan

dengan kegiatan Penyediaan Sarana Produksi Pertanian/ Perkebunan serta

dengan program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana

Pertanian dengan kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier.

Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan berhasil

memenuhi target kinerja.

3) Penambahan/ perbaikan jaringan irigasi desa (JIDES) 15 unit pertahun.

a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena adanya dukungan dana

yang memadai dari APBD melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian

khususnya melalui kegiatan pengembangan/ rehabilitasi jaringan irigasi tersier

dalam mendukung Upaya Khusus (Upsus) Peningkatan Produktifitas Padi,

Jagung, dan Kedele, dana dari Kementerian Pertanian RI melalui dana TP

Program Penyediaan Prasarana dan Sarana Pertanian, serta kerjasama yang

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-65

baik antara satker yang terkait (Dispertanbunhut, Bappeda, DPU ESDM,

DPPKAD, Bagian Dalbang, dan ULP).

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah :

- Kurangnya personil untuk Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan dan

Pengawas Lapangan. Dalam hal pemeriksaan hasil pekerjaan dan pengawas

lapangan diharapkan personilnya berasal dari DPU-ESDM Kabupaten

Boyolali yang lebih paham dalam menilai kualitas bangunan dan kesesuaian

dengan spesifikasi. Namun pengawas dari DPU-ESDM Kabupaten Boyolali

mempunyai kesibukan di internal satker, personil sangat terbatas bahkan juga

menjadi pengawas pada kegiatan konstruksi di satker-satker lain;

- Daerah irigasi di Kabupaten Boyolali yang sangat banyak dan perlu

penanganan pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan dan

berkesinambungan. Dana pengembangan jaringan irigasi berdasarkan luas

oncoran masing-masing Daerah Irigasi sehingga daerah irigasi yang luas

oncoran kecil namun memiliki potensi peningkatan produksi belum dapat

difasilitasi.

Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian

target kinerja adalah

- Kedepannya diharapkan dapat melibatkan konsultan pengawasan dalam

melaksanakan pengawasan pekerjaan di lapangan;

- Perlunya dilakukan update data kerusakan jaringan irigasi tersier di masing-

masing Daerah Irigasi yang menjadi dasar perencanaan

pengembangan/rehabilitasi jaringan irigasi tersier;

- Melakukan koordinasi dengan DPU ESDM terkait lokasi pengembangan/

rehabilitasi jaringan irigasi yang mempunyai jaringan primer/sekunder yang

kondisinya baik dan ketersediaan air cukup.

b. Efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan menggunakan anggaran

untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga

dapat mengurangi penggunaan anggaran. Pencapaian target kinerja ini didukung

oleh 2 (dua) sumber dana, yaitu dana APBD khususnya DAK Bidang Pertanian

dengan efisiensi 2,73% dari anggaran Rp. 22.555.103.000,00 digunakan Rp.

21.940.144,040,00 dan dari dana APBN Program Penyediaan dan

Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian khususnya kegiatan

Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier sebesar Rp. 2.500.000.000,00 teralisasi

100%.

c. Analisis Program/ kegiatan :

Program kegiatan yang menunjang keberhasilan capaian indikator ini

dilaksanakan dengan program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan

dengan kegiatan Penyediaan Sarana Produksi Pertanian/ Perkebunan, serta

dengan program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana

Pertanian dengan kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier.

Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan berhasil

memenuhi target kinerja.

4) Penambahan/ pembangunan embung 2 unit pertahun.

a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena adanya dukungan dana

yang memadai dari APBD melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-66

serta kerjasama yang baik antara satker yang terkait (Dispertanbunhut, Bappeda,

DPU ESDM, DPPKAD, Bagian Dalbang, dan ULP).

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah :

- Kurangnya personil untuk Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan dan

Pengawas Lapangan. Dalam hal pemeriksaan hasil pekerjaan dan pengawas

lapangan diharapkan personilnya berasal dari DPU-ESDM Kabupaten

Boyolali yang lebih paham dalam menilai kualitas bangunan dan kesesuaian

dengan spesifikasi. Namun pengawas dari DPU-ESDM Kabupaten Boyolali

mempunyai kesibukan di internal satker, personil sangat terbatas bahkan juga

menjadi pengawas pada kegiatan konstruksi di satker-satker lain;

- Sumber air yang mengisi embung kebanyakan hanya mengandalkan air

hujan, sehingga kapasitas embung menjadi tidak optimal. Sumber air yang

mengisi embung diharapkan selain dari air hujan, dapat berasal dari air

limpasan maupun mata air.

Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian

target kinerja adalah

- Kedepannya diharapkan dapat melibatkan konsultan pengawasan dalam

melaksanakan pengawasan pekerjaan di lapangan.

- Melakukan identifikasi dan inventarisasi embung yang memenuhi spesifikasi

teknis yang ditetapkan

b. Efisiensi penggunaan sumber daya menggunakan anggaran untuk aktivitas yang

benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi

penggunaan anggaran. Pencapaian target kinerja ini didukung oleh 1 (satu)

sumber dana, yaitu dana APBD khususnya DAK Bidang Pertanian dengan

efisiensi 2,73% dari anggaran Rp. 22.555.103.000,00 digunakan Rp.

21.940.144,040,00.

c. Analisis program/ kegiatan :

Program kegiatan yang menunjang keberhasilan capaian indikator ini

dilaksanakan dengan program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan

dengan kegiatan Penyediaan Sarana Produksi Pertanian/ Perkebunan.

Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan berhasil

memenuhi target kinerja.

5) Penambahan/ pembuatan sumur pantek 15 unit pertahun.

a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena adanya dukungan dana

yang memadai dari APBD melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian

serta kerjasama yang baik antara satker yang terkait (Dispertanbunhut, Bappeda,

DPU ESDM, DPPKAD, Bagian Dalbang, dan ULP).

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah :

- Kurangnya personil untuk Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan dan

Pengawas Lapangan. Dalam hal pemeriksaan hasil pekerjaan dan pengawas

lapangan diharapkan personilnya berasal dari DPU-ESDM Kabupaten

Boyolali yang lebih paham dalam menilai kualitas bangunan dan kesesuaian

dengan spesifikasi. Namun pengawas dari DPU-ESDM Kabupaten Boyolali

mempunyai kesibukan di internal satker, personil sangat terbatas bahkan juga

menjadi pengawas pada kegiatan konstruksi di satker-satker lain;

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-67

- Belum adanya teknis pengujian potensi air tanah dangkal. Karena pengujian

ini menentukan berhasil tidaknya pembangunan sumur pantek..

Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian

target kinerja adalah

- Kedepannya diharapkan dapat melibatkan konsultan pengawasan dalam

melaksanakan pengawasan pekerjaan di lapangan;

- Perlu menganggarkan pengujian potensi air tanah dangkal dengan geolistrik

b. Efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan menggunakan anggaran

untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga

dapat mengurangi penggunaan anggaran. Pencapaian target kinerja ini didukung

oleh 1 (satu) sumber dana, yaitu dana APBD khususnya DAK Bidang Pertanian

dengan efisiensi 2,73% dari anggaran Rp. 22.555.103.000,00 digunakan Rp.

21.940.144,040,00.

c. Analisis Program/ kegiatan :

Program kegiatan yang menunjang keberhasilan capaian indikator ini

dilaksanakan dengan program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan

dengan kegiatan Penyediaan Sarana Produksi Pertanian/ Perkebunan.

Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan berhasil

memenuhi target kinerja.

6) Penambahan/ perbaikan embung 2 unit pertahun.

a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena adanya dukungan dana

yang memadai dari APBD melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian

serta kerjasama yang baik antara satker yang terkait (Dispertanbunhut, Bappeda,

DPU ESDM, DPPKAD, Bagian Dalbang, dan ULP).

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah :

- Kurangnya personil untuk Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan dan

Pengawas Lapangan. Dalam hal pemeriksaan hasil pekerjaan dan pengawas

lapangan diharapkan personilnya berasal dari DPU-ESDM Kabupaten

Boyolali yang lebih paham dalam menilai kualitas bangunan dan kesesuaian

dengan spesifikasi. Namun pengawas dari DPU-ESDM Kabupaten Boyolali

mempunyai kesibukan di internal satker, personil sangat terbatas bahkan juga

menjadi pengawas pada kegiatan konstruksi di satker-satker lain;

- Minimnya partisipasi petani dalam merawat dan memelihara embung

pertanian.

Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian

target kinerja adalah

- Kedepannya diharapkan dapat melibatkan konsultan pengawasan dalam

melaksanakan pengawasan pekerjaan di lapangan;

- Menumbuhkan rasa memiliki petani terhadap embung dengan memberikan

pembinaan kepada petani.

b. Efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan menggunakan anggaran

untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga

dapat mengurangi penggunaan anggaran. Pencapaian target kinerja ini didukung

oleh 1 (satu) sumber dana, yaitu dana APBD khususnya DAK Bidang Pertanian

LKjIP Kabupaten Boyolali 2015 III-68

dengan efisiensi 2,73% dari anggaran Rp. 22.555.103.000,00 digunakan Rp.

21.940.144,040,00.

c. Analisis Program/ kegiatan :

Program kegiatan yang menunjang keberhasilan capaian indikator ini

dilaksanakan dengan program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan

dengan kegiatan Penyediaan Sarana Produksi Pertanian/ Perkebunan.

Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan berhasil

memenuhi target kinerja.