bab iii akuntabilitas kinerja · inovasi dan diseminasi teknologi ... jumlah benih sumber padi,...
TRANSCRIPT
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
29
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Pada Bab ini diuraikan kriteria keberhasilan (realisasi terhadap target),
sasaran kegiatan yang dilaksanakan serta permasalahan dan upaya yang
telah dilakukan. Untuk mengukur keberhasilan kinerja telah ditetapkan 4
(empat) kategori keberhasilan, yaitu (1) sangat berhasil: > 100%, (2)
berhasil: 80 – 100%, (3) cukup berhasil: 60 – 79%, dan tidak berhasil:
0 – 59%. Realisasi sampai akhir tahun 2014 menunjukkan bahwa sasaran
telah dapat dicapai dengan rata-rata capaian sebesar 123,84% (sangat
berhasil ).
Keberhasilan pencapaian sasaran tidak terlepas dari diterapkannya Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di UK/UPT lingkup Balitbangtan.
Pengawalan kegiatan dilakukan melalui monitoring dan evaluasi kegiatan
penelitian dengan cukup ketat, mulai dari tahap awal hingga tahap akhir
kegiatan. Keberhasilan pencapaian sasaran tersebut juga didorong oleh
dukungan manajemen penelitian, baik aspek pelayanan keuangan,
pengolahan data, perpustakaan, publikasi, dan sarana penelitian.
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan untuk memastikan
tercapainya target setiap kegiatan. Metode yang dilakukan adalah dengan
memantau capaian kinerja setiap bulan ataupun triwulanan beserta kendala
yang dihadapi. Sehingga dengan demikian diharapkan bila tidak tercapainya
target suatu indikator dapat diantisipasi sejak awal.
3.1 Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2014
Pengukuran kinerja merupakan bagian dari sistem AKIP berupa proses
sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan
yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strategi. Pengukuran
kinerja dilakukan melalui kegiatan monitoring dan evaluasi secara periodik,
khususnya dengan memantau rencana aksi AKIP triwulanan dari setiap
indikator yang tertuang pada PK (dapat dilihat pada lampiran).
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
30
Pengukuran tingkat capaian kinerja Balitbangtan tahun 2014 dilakukan
dengan membandingkan antara target dengan capaiannya. Berdasarkan
RPJM 2010-2014, Balitbangtan mempunyai 1 (satu) sasaran dan 4 (empat)
indikator kinerja utama (IKU) dengan target dan capaian untuk tahun 2014
adalah sebagai berikut:
Tabel 6. Capaian Kinerja Indikator Sasaran RPJMN Balitbangtan Tahun
2014
Sasaran
Indikator Kinerja Utama (IKU)
Uraian Target Capaian %
Meningkatnya
inovasi dan
diseminasi teknologi
pertanian
Jumlah varietas unggul
baru tanaman dan galur
unggul ternak
76
teknologi
96
teknologi
126,32
Jumlah inovasi teknologi 330
teknologi
452
teknologi
136,97
Jumlah rekomendasi
kebijakan pertanian
34
rekomendasi
45
rekomendasi
132,35
Jumlah teknologi
pertanian yang
terdiseminasikan
330
paket
teknologi
329
paket
teknologi
99,70
Indikator kinerja berdasarkan RPJMN tersusun dari indikator kinerja yang
tersebar pada kegiatan yang dilaksanakan oleh unit kerja lingkup
Balitbangtan. Untuk indikator pertama, yaitu mengenai capaian varietas
unggul baru tanaman dan galur unggul ternak merupakan output dari
kegiatan litbang tanaman pangan, litbang perkebunan, litbang hortikultura
dan litbang peternakan. Capaian indikator kedua, merupakan output dari 8
kegiatan litbang, diantaranya litbang pengolahan pasca panen, litbang
sumberdaya lahan pertanian, litbang tanaman komoditas dan peternakan dan
sebagainya. Untuk indikator kinerja ketiga, target pada RPJMN sebesar 34
rekomendasi. Target tersebut merupakan akumulasi dari target kegiatan
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
31
litbang sosial ekonomi pertanian, litbang peternakan, litbang sumberdaya
lahan pertanian dan litbang mekanisasi pertanian. Capaian indikator keempat
diperloleh melalui kegiatan pengkajian teknologi spesifik lokasi. Target yang
tertuang pada indikator keempat adalah sebesar 330 teknologi yang
didesiminasikan. Target tersebut adalah target RPJMN 2010 – 2014,
sedangkan pada target PK revisi tahun 2014 sebesar 329 teknologi, sehingga
capaiannya 100%. Dengan demikian, pada tahun 2014, indikator kinerja
RPJMN 2010 – 2014 Balitbangtan telah tercapai seluruhnya, bahkan
umumnya tercapai melebihi dari target yang ditetapkan.
3.2 Analisis Capaian Kinerja
3.2.1 Capaian Kinerja 2014 dan 2010 - 2014
Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2014 Balitbangtan dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Sasaran 1 :
Terciptanya varietas unggul, galur/klon dalam rangka peningkatan produksi dan
produktivitas mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan
Untuk mencapai sasaran pertama, diukur dengan 6 (enam) indikator
kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat
digambarkan sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Jumlah varietas unggul baru padi, jagung,
kedelai dan tanaman pangan lainnya
20 VUB
21 VUB
105,0
2. Jumlah varietas unggul baru tanaman
hortikultura (tanaman sayuran, buah
tropika dan sub tropika, jeruk serta sub
tropika, dan hias)
35 VUB
36 VUB
102,9
3. Jumlah varietas/klon unggul tanaman
perkebunan dengan produktivitas tinggi
dan bermutu
10 VUB
14 VUB
140,0
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
32
Indikator Kinerja Target Realisasi %
4. Jumlah galur unggul/harapan ternak dan
tanaman pakan ternak (TPT) spesifik
lokasi
25 galur
unggul/
harapan
25 galur
unggul/
harapan
100,0
5. Jumlah benih sumber padi, jagung dan
kedelai dengan SMM ISO 9001-2008
203 ton 256,14 ton 126,2
6. Jumlah benih tebu hasil kultur jaringan 2.500.000
budset tebu
2.780.000
budset tebu
111,2
Berdasarkan indikator kinerja sasaran pertama yang telah ditargetkan pada
tahun 2014, hampir semua melebihi target yang telah ditetapkan, dengan
kategori keberhasilan di atas 100 % (sangat berhasil).
Pencapaian indikator pertama yaitu telah dilepas 21 varietas unggul baru
(VUB) berasal dari tanaman pangan, yaitu 5 VUB padi, 9 VUB aneka kacang
dan ubi, dan 7 VUB serealia.
Padi. Sebanyak 5 VUB padi yang dihasilkan berdasarkan SK Menteri
Pertanian sebagai berikut :
Inpari 34 Salin Agritan berdasarkan SK Menteri Pertanian
No.1252/Kpts/SR.120/12/2014,
Inpari 35 Salin Agritan berdasarkan SK
No.1250/Kpts/SR.120/12/2014,
Inpari Unsoed 79 Agritan berdasarkan SK
No.1251/Kpts/SR.120/12/2014,
Inpara 8 Agritan berdasarkan SK No.1244/Kpts/SR.120/12/2014,
Inpara 9 Agritan berdasarkan SK No.1245/Kpts/SR.120/12/2014.
Inpari 34 Salin Agritan dan Inpari 35 Salin Agritan merupakan varietas padi
toleran salin berpotensi hasil tinggi. Seperti diketahui, salah satu fenomena
perubahan iklim adalah berkurangnya lahan sawah di pesisir Pulau Jawa, Bali,
dan Nusa Tenggara akibat pengaruh salinitas. Dalam rangka menyediakan
varietas toleran salinitas yang beradaptasi pada daerah pesisir pantai Pulau
Jawa dan Nusa Tenggara, kedua varietas ini teruji memiliki toleransi terhadap
salinitas pada fase bibit dan pada cekaman 12 dSm-1. Potensi hasil Inpari 34
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
33
Salin Agritan dan Inpari 35 Salin Agritan masing-masing 8,1 t/ha dan 8,3 t/ha
yang setara dengan varietas Siak Raya, lebih tinggi daripada varietas
Dendang (keduanya telah dilepas beberapa tahun lalu). Keunggulan lain
adalah lebih tahan terhadap hama wereng batang coklat biotipe 1 dan 3, dan
mutu giling setara dengan Siak Raya dan lebih baik daripada Dendang. Kedua
varietas tersebut sesuai untuk dikembangkan dan memanfaatkan lahan yang
dipengaruhi salinitas di beberapa wilayah di Indonesia. Sedangkan Inpari
Unsoed 79 Agritan mempunyai keunggulan umur 109 hari setelah sebar,
potensi produksi 8,2 ton/ha, rata-rata hasil 4,9 ton/ha, tahan blas dan agak
tahan HDB III, rasa nasi cukup pulen, serta toleransi terhadap salinitas pada
fase bibit dan pada cekaman 12 dSm-1.
Gambar 1. Keragaan varietas Inpari 34 Salin Agritan (kiri) dan varietas Inpari 35 Salin Agritan (kanan )
Inpara 8 Agritan dan Inpara 9 Agritan sesuai untuk dikembangkan di lahan
rawa yang tersedia cukup luas di Indonesia. Inpara 8 Agritan memiliki potensi
hasil 6,0 t/ha dengan rata-rata hasil 4,77 t/ha, berumur genjah, toleran
keracunan Fe, agak tahan penyakit blas ras 133, tahan HDB strain IV dan
VIII, dan bermutu beras baik dengan kadar amilosa 25,8% dan tekstur nasi
pera. Inpara 9 Agritan memiliki potensi hasil 5,6 t/ha dengan rata-rata hasil
4,2 t/ha, berumur 114 HSS, toleran keracunan Fe, bermutu beras baik
dengan kadar amilosa 25,7% dan tekstur nasi pera sesuai dengan selera
masyarakat di daerah Kalimantan dan Sumatera.
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
34
Gambar 2. Pertanaman di lapang Inpara 8 Agritan (kiri) dan Inpara 9 Agritan
(kanan) serta kualitas gabah dan berasnya
Aneka Kacang dan Ubi. Kedelai berpeluang untuk ditingkatkan luas areal
tanamnya terutama di lahan suboptimal lahan kering masam yang luasnya
mencapai 102,82 juta hektar yang tersedia di luar Pulau Jawa. Namun,
pengembangannya terkendala keracunan hara mikro seperti Al dan Mn, serta
defisiensi unsur hara makro. Akibatnya, produktivitas kedelai yang ditanam di
lahan kering sangat rendah. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan produktivitas lahan kering adalah dengan menggunakan
varietas unggul toleran lahan masam. Oleh karena itu, diperlukan suatu
varietas yang adaptif di lahan kering masam.
Telah dilepas 3 VUB kedelai antara lain varietas Demas 1, Dena 1, dan Dena
2. Kedelai varietas Demas 1, memiliki keunggulan adaptif ditanam di lahan
masam. Varietas ini memiliki potensi hasil 2,5 t/ha, ukuran biji 12,88g/100
biji, rata-rata produksi 1,5 t/ha, memiliki ketahanan terhadap penggerek
polong dan karat daun. Varietas Dena 1 dan Dena 2 merupakan kedelai
berumur genjah masing-masing 78 dan 81 hari, toleran naungan sampai 50%
dengan potensi produksi 2,9 ton/ha dan 2,8 ton/ha.
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
35
Gambar 3. Penampilan VUB kedelai Demas 1
Telah dilepas 2 VUB kacang tanah yang diberi nama varietas Talam 2 dan
Talam 3. Varietas Talam 2 memiliki keunggulan potensi hasil 4,0 t/ha polong
kering dengan rata-rata hasil 2,5 t/ha polong kering. Kandungan protein
25,42% (Bk), lemak 46,53% (Bk), serta agak tahan terhadap penyakit layu
bakteri, karat daun dan bercak daun. Adaptif di lahan masam (pH 4,2-4,7)
dengan kejenuhan Al 10-30%.
Sedangkan varietas Talam 3, mempunyai potensi hasil 3,7 t/ha polong kering
dengan rata-rata hasil 2,6 t/ha polong kering. Kandungan protein 27,58%
(Bk), lemak 49,62% (Bk), agak tahan terhadap penyakit layu bakteri, karat
daun, dan bercak daun. Adaptif pada lahan masam (pH 4,5-5,6) dengan
kejenuhan Al 10-30%.
Gambar 4. Bentuk biji kacang tanah varietas Talam 2 (kiri) dan
Talam 3 (kanan)
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
36
Kacang hijau yang dilepas dengan nama varietas Vima 2 mempunyai potensi
hasil 2,4 t/ha dengan rata-rata hasil 1,8 t/ha. Warna biji hijau mengkilap,
polong mudah pecah, tahan terhadap thrips dan penyakit tular tanah.
Beradaptasi di lingkungan suboptimal atau lingkungan sawah tanpa irigasi.
Sedangkan varietas Vima 3 mempunyai potensi hasil 2,1 t/ha dengan rata-
rata hasil 1,78 t/ha. Warna biji hijau kusam, polong mudah pecah, tahan
terhadap penyakit tular tanah.
Gambar 5. Keragaan VUB kacang hijau varietas Vima 2 (kiri) dan Vima 3 (kanan)
Telah dilepas ubijalar 2 (dua) unggul dengan nama varietas Antin 2 dan Antin
3. Varietas Antin 2 memiliki potensi hasil 37,1 ton/ha dengan umur panen 4-
4,5 bulan. Keunggulan lain, kandungan antosianin tinggi, toleran kekeringan,
agak tahan penyakit kudis dan boleng. Sesuai ditanam di lahan tegalan dan
lahan sawah sesudah tanam padi. Sedangkan varietas Antin 3 memiliki
potensi hasil 30,6 ton/ha dengan umur panen 4-4,5 bulan. Keunggulan lain,
kandungan antosianin tinggi, toleran kekeringan, agak tahan penyakit kudis
dan boleng. Sesuai ditanam di lahan tegalan dan lahan sawah sesudah
tanam padi.
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
37
Gambar 6. Ubi Jalar Antin 2 dan Antin 3
Serealia. Jagung pulut yang dilepas dengan nama varietas URI 3 H
mempunyai keunggulan utama yaitu mengandung nutrisi amilosa sebesar
7,65% yang mencirikan sebagai jagung hibrida pulut dengan rasa tongkol
muda yang sangat enak/gurih, kisaran perbedaan 62,8%-64,2% terhadap
Bima Putih 1. Varietas ini berumur genjah (88 hst) dengan potensi produksi
10,68 t/ha dan rata-rata hasil 8,57 t/ha pada kadar air 15%. Keunggulan
lainnya yaitu, memiliki ketahanan terhadap penyakit bulai dan hawar daun,
serta tahan rebah.
Gambar 7. Keragaan jagung pulut varietas URI 3 H
Jagung varietas HJ 21 Agritan memiliki keunggulan umur 82 HST, potensi
hasil 12,2 t/ha pipilan kering kadar air 15% dan rata-rata hasil 11,4 t/ha
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
38
pipilan kering kadar air 15%. Tahan penyakit bulai, hawar daun, dan karat
daun, serta stay green, umur genjah, dan tahan rebah.
Sedangkan jagung varietas HJ 22 Agritan memiliki keunggulan umur genjah
80 HST, potensi hasil 12,1 t/ha pipilan kering kadar air 15% dan rata-rata
hasil 10,9 t/ha pipilan kering kadar air 15%. Memiliki ketahanan terhadap
penyakit bulai, hawar daun, dan karat daun, stay green, dan tahan rebah.
Gambar 8. Penampilan VUB jagung hibrida HJ 21 Agritan (kiri) dan jagung hibrida HJ 22 Agritan (kanan)
Telah dilepas 2 (dua) VUB gandum dengan nama GURI 3 Agritan dan GURI 4
Agritan. Calon varietas ini memiliki potensi hasil 7,5 t/ha dengan rata-rata
hasil 3,5 t/ha. Dibandingkan dengan varietas Gandum yang sudah dirilis
sebelumnya, calon varietas ini lebih adaptif pada dataran menengah 400 –
700 m dpl, tahan penyakit karat dan hawar daun serta hama aphis.
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
39
Gambar 9. Keragaan gandum varietas GURI 3 Agritan pada ketinggian
1000 m dpl di Malino, Sulsel
Telah dilepas 2 (dua) VUB Sorgum dengan nama SURI 3 Agritan dan SURI 4
Agritan. Umur panen 95 hari, potensi hasil 6,0 t/ha dan rata-rata hasil 4,5
t/ha pada kadar air 10% dengan rata-rata bobot biomas batang 21,1 t/ha.
Varietas ini beradaptasi pada lingkungan suboptimal, terutama pada daerah
dengan curah hujan rendah. Dengan kadar tanin rendah, varietas ini sangat
sesuai untuk pangan, terutama bagi daerah rawan pangan karena sering
mengalami kekeringan. Dapat juga menjadi bahan pembuatan energi
terbarukan dengan kadar gula (brix) 16,0%.
Pencapaian indikator kedua yaitu telah dilepas 36 varietas unggul baru
tanaman hortikultura dari 35 VUB tanaman hortikultura yang ditargetkan.
Capaian VUB tanaman hortikultura tersebut telah melebihi target, yaitu
102,86% (sangat berhasil).
Ketiga puluh enam VUB hortikultura yang dilepas tersebut berasal dari: 6
VUB tanaman sayuran, 2 VUB tanaman buah tropika, 25 VUB tanaman hias,
dan 3 VUB tanaman jeruk dan buah subtropika. Dengan rincian sebagai
berikut: Cabai rawit daya hasil tinggi, Kentang toleran suhu tinggi, Bawang
Merah daya hasil tinggi, Caisim LV45, Bayam Amara 1 Agrihorti, dan Bayam
Amara 2 Agrihorti, Pepaya Agri Solinda, Jambu Biji Piraweh Ampalu, 5
Anggrek Dendrobium (varietas: Almira Agrihorti, Dian Agrihorti, Prima
Agrihorti, Solvia Agrihorti, Ardina Agrihorti), 2 Anggrek Phalaenopsis (varietas
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
40
Ayu Pujiastuty Agrihorti, Permata Agrihorti), 5 Krisan Mutan (varietas Syiera
Violeta Agrihort, Jayanti Agrihort, Maruta Agrihort, Haryanti Agrihort,
Maharani Agrihort), 9 Krisan tipe Spray (varietas Dahayu Agrihorti, Vania
Agrihorti, Socakawani Agrihorti, Asmarini Agrihorti, Trissa Agrihorti, Yastayukti
Agrihorti, Cayapati Agrihorti, Nismara Agrihorti, Naweswari Agrihorti), 2
Gladiol (varietas Anjani Agrihorti, Azka Agrihorti), 2 Gerbera (varietas Athalia
Agrihorti, Zsopia Agrihorti), Jeruk varietas JRM 2012, Anggur Jestro Ag5, dan
Anggur Jestro Ag45.
Gambar 10. Bawang Merah
Hasil 29,30 ton/ha, produksi stabil pada musim
kemarau dan hujan. Bentuk umbi bulat dan
berwarna merah, umur panen 50 hari.
Gambar 11. Cabai Rawit Merah (CRM)
Hasil 10,50 ton/ha (produksi tinggi),
buah besar dan bergolombang, daya
simpan 8 – 9 hari
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
41
Pencapaian Indikator ketiga adalah pelepasan varietas unggul baru
tanaman perkebunan sebanyak 14 VUB dari target 10 VUB (140,0%, sangat
berhasil), 14 VUB tersebut adalah sebagai berikut:
Kapas Agri Kanesia 16 : Varietas unggul dengan potensi produksi 3836.30 kg
kapas berbiji per hektar, Produktivitas pada kondisi unspray adalah 1309 –
3836.20 kg kapas berbiji/ha, dan pada kondisi spray mencapai 1007.6-3006.8
kg kapas berbiji/ha. Kandungan serat varietas ini mencapai 39.76%. Varietas
ini memiliki mutu serat sedang, yaitu panjang serat 29.17 mm, kekuatan serat
32.13 g/text, kehalusan serat 4.94 mic, daya mulur 4.95%, dan keseragaman
serat 88.05%.dalam produksi 19.800 butir/ha/tahun dan kopra 240 g/butir.
Kapas Agri Kanesia 17 : Varietas unggul dengan potensi produksi 3891.70 kg
kapas berbiji per hektar. Produktivitas pada kondisi unspray adalah 1342–
3891.70 kg kapas berbiji/ha, dan pada kondisi spray mencapai 1060.4-3036.6
kg kapas berbiji/ha. Kandungan serat varietas ini mencapai 39.90%. Varietas
ini memiliki mutu serat sedang, yaitu panjang serat 28.66 mm, kekuatan serat
33.17 g/text, kehalusan serat 4.92 mic, daya mulur 4.82%, dan keseragaman
serat 88.10%.
Kapas Agri Kanesia 18 : Varietas unggul dengan potensi produksi 3990.80 kg
kapas berbiji per hektar. Produktivitas pada kondisi unspray adalah 1369.10 –
3990.80 kg kapas berbiji/ha, dan pada kondisi spray mencapai 1165.80 –
3056.5 kg kapas berbiji/ha. Kandungan serat galur 01008/4 mencapai
Gambar 12. Jeruk JRM 2012
Tanaman mulai berbuah
pada umur 3,5 tahu. Hasil
buah berkisasr antara 20-30
kg/pohon. Tekstur buah
halus, rasa manis, kulit buah
mulus dengan warna kuning
tua (oranye)
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
42
38.10%. Varietas ini memiliki mutu serat sedang, yaitu panjang serat 28.87
mm, kekuatan serat 33.00 g/text, kehalusan serat 5.07 mic, daya mulur
5.12%, dan keseragaman serat 87.90%.
Kapas Agri Kanesia 19 : Varietas unggul dengan potensi produksi 4395.70 kg
kapas berbiji per hektar. Produktivitas pada kondisi unspray adalah 1277.90 –
4395.70 kg kapas berbiji/ha, dan pada kondisi spray mencapai 746.60 –
2614.10 kg kapas berbiji/ha. Varietas ini memilliki tingkat ketahanan lapang
tertinggi yaitu rata-rata 121.17%, menunjukkan bahwa varietas ini sesuai
untuk pengembangan kapas tanpa pengendalian pestisida. Kandungan serat
galur varietas ini mencapai 38.61%. varietas ini memiliki mutu serat sedang,
yaitu panjang serat 29.59 mm, kekuatan serat 32.97 g/text, kehalusan serat
4.38 mic, daya mulur 5.87%, dan keseragaman serat 88.57%.
Kapas Agri Kanesia 20 : Varietas unggul dengan potensi produksi 4051.30 kg
kapas berbiji per hektar. Produktivitas pada kondisi unspray adalah 1300.1 –
4051.3 kg kapas berbiji/ha, dan pada kondisi spray mencapai 961.3 – 2872.3
kg kapas berbiji/ha. Kandungan serat galur 01010/2 mencapai 37.99%.
Varietas ini memiliki mutu serat sedang, yaitu panjang serat 29.29 mm,
kekuatan serat 31.37 g/text, kehalusan serat 4.62 mic, daya mulur 5.25%,
dan keseragaman serat 88.33%.
Kemiri Sunan Kermindo 1 : Produksi lebih tinggi daripada Kemiri Sunan 1 dan
Kemiri Sunan 2; Potensi biodiesel lebih tinggi daripada KS1 dan KS2; Toleran
terhadap hama penyakit dan penyakit;
Kemiri Sunan Kermindo 2 : Produksi lebih tinggi daripada Kemiri Sunan 1 dan
Kemiri Sunan 2; Potensi biodiesel lebih tinggi daripada KS1 dan KS2; Toleran
terhadap hama penyakit dan penyakit; Minyak lebih jernih dibandingkan KS1
dan KS2 dan Kermindo 2; Proses pengolahan sampai biodiesel jauh lebih
efisien
Aren Akel Toumuung: Produksi nira tinggi rata-rata >30 liter per mayang per
hari; Masa sadap panjang > 3 bulan; Jumlah mayang jantan yang dapat
disadap banyak; Potensi produksi benih tinggi, produksi benih per pohon
dapat digunakan untuk pengembangan aren Dalam seluas 136 hektar.
Sagu Baruq : Persentase kandungan karbohidrat dan pati hampir sama
dengan sagu metroxylon yaitu kadar karbohidrat 86,9 % dan kadar pati 80,6
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
43
%; Memiliki batang kecil, sehingga dapat diusahakan sebagai tanaman
pekarangan/ornamen; Pengolahan sagu baruk lebih mudah dibandingkan
dengan sagu metroxylon; Memiliki perakaran yang kuat dan menyerap air
serta dapat tumbuh pada lahan-lahan yang curam sehingga dapat digunakan
sebagai tanaman konservasi serta pemulihan lahan kritis (lahan bekas
tambang batubara).
Kumis Kucing Orsina 1 Agribun : Varietas unggul dengan produksi tinggi
(39,94 ton herba segar/ha/2x panen) untuk spesifik lokasi dataran rendah
sampai menengah, beriklim basah,.
Kumis Kucing Orsina 2 Agribun : Varietas unggul dengan produksi tinggi
(38,43 ton herba segar/ha/2x panen) untuk dataran rendah sampai
menengah beriklim basah sampai agak kering,
Kumis Kucing Orsina 3 Agribun : Varietas unggul dengan produksi terna stabil
(24,69 ton herba segar/ha/2x panen), rata-rata kadar sinensetin tinggi
(0,094%), dan tumbuh di lahan kering (tanah mineral) sehingga peluang
pengembangannya lebih luas.
Lempuyang Ziarina 1 Agribun: mempunyai produksi tinggi (16,74 ton/ha),
mempunyai karakteristik diameter daging rimpang agak besar, aroma wangi
lembut manis enak dengan kadar linalool 7,47-10,0% kadar zerumbone
dalam ekstrak rimpang 47,51-52,69%, kadar zerumbone dalam minyak atsiri
simplisia rimpang 42,58 – 50,28%. Genotipa ini sesuai ditanam pada kondisi
agroklimat di Cibinong, Bogor, Jawa Barat yang mempunyai tingkat
kesuburan tanah lebih baik dibandingkan dua lokasi lainnya.
Lempuyang Ziarina 2 Agribun: varietas unggul dengan produktivitas rimpang
tinggi (19,19 ton/ha), aroma rimpang wangi lembut, dengan kadar linalool
dalam ekstrak rimpang 7,26-10,29% dan dalam minyak atsiri rimpang 16,74 –
17,05%, serta kadar zerumbone dalam ekstrak rimpang 47,47 – 57,1%, dan
kadar zerumbone dalam minyak atsiri simplisia rimpang 36,26 – 51,46%
Kadar minyak atsiri rimpang 1,15% rimpang. Genotipa ini sesuai ditanam
pada kondisi agroklimat di Karanganyar, Jawa Tengah
Pencapaian indikator keempat yang dihasilkan melalui kegiatan litbang
peternakan yaitu telah dihasilkan 25 galur harapan ternak dan tanaman
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
44
pakan ternak, meliputi 18 galur harapan ternak, yaitu ayam jantan Gaok,
ayam jantan SENSI, ayam KUB betina calon GPS, itik PMp, itik Alabio sebagai
bibit GPS, itik Mojosari sebagai bibit GPS, galur itik pedaging, domba
Komposit Garut, domba Komposit Sumatera (Compass Agrinak), kambing
Boerka, kambing Boerawa, kambing Boer Indonesia, kambing F1 (50% Anglo
Nubian dan 50% PE), kelinci Rex, kelinci Satin, kelinci Reza, rumpun kelinci
pedaging adaptif iklim tropis, pejantan kerbau potong unggul dan sapi FH
unggul protein susu serta 7 galur tanaman pakan ternak (TPT) yaitu
Calopogonium mucunoides untuk lahan asam, kultivar Sorghum untuk pakan
ternak, kultivar Clitoria ternatea untuk lahan asam, leguminosa herba toleran
lahan asam, kultivar Panicum maximum toleran lahan kering asam dan
kultivar Indigofera zollingeriana pada lahan asam.
Untuk perlindungan hukum terhadap hasil riset, Balitbangtan telah
mengajukan permohonan pelepasan rumpun atau galur ternak Ayam KUB
kepada Kementerian Pertanian dan telah terbit Surat Keputusan Menteri
Pertanian Nomor 274/Kpts/SR.120/2/2014 tentang pelepasan ayam KUB,
tertanggal 12 Juni 2014 bertepatan dengan pelaksanaan Penas XIV di Malang.
Selain itu telah terbit pula Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor
1050/Kpts/SR.120/10/2014 tentang pelepasan Rumpun Domba Compass
Agrinak, tertanggal 13 Oktober 2014. Rumpun domba tersebut merupakan
hasil persilangan antara domba lokal Sumatera (50%), St. Croix (25%), dan
Barbados Blackbelly (25%). Ciri spesifik kualitatif meliputi: tanduk, warna
tanduk, orientasi tanduk, profil muka, warna tubuh dominan, pola warna, dan
persentase belang. Sedangkan ciri spesifik kuantitatif: produktivitas individu,
produktivitas induk, ukuran tubuh, reproduksi, kualitas semen, kualitas
karkas, dan potongan karkas. Keunggulan domba Compass Agrinak adalah:
1) mampu beradaptasi pada lingkungan tropis dan lembab; 2) siklus
reproduksi sepanjang tahun; 3) mempunyai laju pertumbuhan yang baik; dan
4) mempunyai anak sekelahiran sama dengan domba lokal.
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
45
Gambar 13. Domba Compass Agrinak
Pencapaian indikator kelima yaitu telah dihasilkan 256,14 ton benih sumber
tanaman pangan yang terdiri dari : 136,4 ton benih padi, 84,5 ton benih
aneka kacang dan ubi, dan 35,24 ton benih jagung dan serealia.
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) mendapat kunjungan Presiden
Joko Widodo bersama Ibu Negara untuk melihat kesiapan penyediaan benih
unggul padi pada hari Jumat (26/12/2014) dalam upaya mengejar target
swasembada beras pada tahun 2017. Presiden yang didampingi Menteri
Pertanian, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Menteri
Sekretaris Negara tersebut untuk melihat berbagai fasilitas penelitian dan
kesiapan benih unggul padi yang dihasilkan dari para peneliti Balitbangtan.
Presiden mendapat penjelasan langsung oleh Dr. Ali Jamil, Kepala BB Padi
tentang berbagai macam varietas unggul baru padi seperti Inpari, Inpago dan
melihat secara langsung Benih Sumber yang berada di BB Padi. Di samping
itu, alat mesin pertanian juga mendapat perhatian yang serius dari Presiden.
Kunjungan tersebut dilakukan sebelum penyerahan penghargaan Adhikarya
Pangan Nusantara (APN) 2014 kepada 95 orang yang terdiri dari Gubernur,
Bupati/Walikota, Kelompok Tani dan semua pihak yang terkait dalam upaya
membangun ketahanan pangan.
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
46
Gambar 14. Kunjungan Presiden RI dalam rangka meninjau kesiapan
penyediaan benih
Pencapaian indikator keenam yaitu telah dihasilkan bibit tebu kultur
jaringan sebanyak 2.700.000 budset G2 bibit tebu. Bibit tebu dihasilkan dari
hasil kultur jaringan tebu di Laboratorium Kultur Jaringan di Bogor, yang
kemudian diaklimatisasi di Kebun Percobaan Cibinong dan KP Sukamulya
(Jawa Barat) dan Muktiharjo (Pati, Jawa Tengah).
Pencapaian target Renstra dan Penetapan Kinerja untuk sararan pertama
Balitbangtan selama 2010-2014 dapat dilihat pada tabel berikut :
Indikator Kinerja
Target
Renstra
(2010-2014)
Penetapan Kinerja (2010-2014)
Target Realisasi %
1. Jumlah varietas unggul baru
padi, jagung, kedelai dan
tanaman pangan lainnya
64 VUB 65 VUB 108 VUB 166,15
2. Jumlah varietas unggul baru
tanaman hortikultura (tanaman
sayuran, buah tropika dan sub
tropika, jeruk serta sub tropika,
dan hias)
112 VUB
113 VUB
153 VUB 135,40
3. Jumlah varietas/klon unggul
tanaman perkebunan dengan
produktivitas tinggi dan
bermutu
42 VUB 42 VUB 50 VUB 119,05
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
47
Indikator Kinerja
Target
Renstra
(2010-2014)
Penetapan Kinerja (2010-2014)
Target Realisasi %
4. Jumlah galur unggul/harapan
ternak dan tanaman pakan
ternak (TPT) spesifik lokasi
37 galur
unggul/
harapan
68 galur
unggul/
harapan
96 VUB
unggul/
harapan
141,18
5. Jumlah benih sumber padi,
jagung dan kedelai dengan
SMM ISO 9001-2008
265 ton 353 ton 443,63 ton 125,67
6. Jumlah benih tebu hasil kultur
jaringan
7.500.000
budset tebu
5.000.000
budset
tebu
12.780.000
budset
tebu
256,0
Dari tabel tersebut dapat terlihat bahwa keenam indikator dari sasaran kinerja
pertama Balitbangtan tahun 2010-2014 telah tercapai, bahkan semua
indikator jauh melebihi target (sangat berhasil).
Outcome yang dihasilkan dari sasaran pertama ini antara lain :
1. Inpari 30 Ciherang Sub 1 padi tahan rendaman mulai dikembangkan di
NTB. Balitbangtan telah merespon perubahan iklim dengan merakit
varietas padi yang dapat dikembangkan dalam cekaman lingkungan
ekstrim. Telah dilepas tahun 2012 varietas unggul baru (VUB) dengan
nama Inpari 30 Ciherang Sub 1 yang salah satu kelebihannya tahan
terhadap rendaman, guna mengantisipasi resiko akibat banjir dan
genangan. Inpari 30 Ciherang Sub 1 sesuai ditanam di sawah dataran
rendah hingga ketinggian 400 m dpl, di daerah luapan sungai, cekungan
dan rawan banjir lainnya dengan dengan rendaman keseluruhan fase
vegetatif selama 15 hari. Umur tanaman Inpari 30 Ciherang Sub 1 hanya
111 hari setelah semai dengan potensi hasil 9,6 ton/ha. Tekstur nasi
pulen yang disukai umumnya masyarakat. Varietas ini tergolong agak
rentan wereng batang coklat biotipe 1 dan 2, agak rentan terhadap
hawar daun bakteri patotipe III. Varietas Inpari 30 Ciherang Sub 1 mulai
dikembangkan di Nusa Tenggara Barat. Panen perdana telah dilakukan di
areal persawahan Gadjah Mada, Kelurahan Rabadompu, Kecamatan
Raba, Kota Bima 24/07/2014 dengan produksi 9 ton/ha gabah kering.
Selanjutnya akan dikembangkan di wilayah pesisir sungai di Bima. Panen
padi varietas ini juga dilakukan di Kelurahan Pagutan, Kecamatan
Mataram, Kota Mataram (09/08/2014), yang dibudidayakan melalui
teknologi PTT.
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
48
2. Kedelai varietas Dering 2, Detam 1, Burangrang, dan Argomulyo telah
dikembangkan di Madagaskar. Pertemuan ini diinisiasi oleh Dubes RI di
Madagaskar (Artanto Salmoen Wargadinata) dengan Direktur Jenderal
Teknik dari Ministere Del L’Agriculture et du Development Rural
(Voahangy Arijona). Kementan RI melalui penelitian dan pengembangan
oleh peneliti Balitbangtan mendapatkan apresiasi Menteri Pertanian
Minagri bahkan oleh jajaran kepresidenan yang ditunjukkan dengan
pencanangan penanaman kedelai oleh Presiden Madagaskar. Diharapkan
ke depan, pengembangan dapat diperluas kepada komoditas lain yang
berpeluang meningkatkan pendapatan petani dan masyarakat di
Madagaskar. Saat ini dilakukan pengembangan kedelai di wilayah
Antsirabe seluas 6 ha yang terdiri dari uji adaptasi varietas kedelai,
demplot teknologi budi daya kedelai, dan dem-farm teknologi budi daya
kedelai. Penanaman dimulai sejak akhir November hingga 10 Desember
2014. Lokasi pengembangan menggunakan lahan kering dengan elevasi
sekitar 1.400 m diatas permukaan laut.
3. Lisesnsi VUB Hortikultura. Beberapa VUB hortikultura telah mendapat
lisensi oleh pihak swasta, seperti : Kangkung Sutera (PT. Sang Hyang
Seri), Buncis Tegak Balitsa 1, Buncis Tegak Balitsa 2, Cabai Kencana,
mentimun Mars oleh Fajar Seed, Cabai Kencana dan Kangkung Sutera
(PT. Agrindo H.M), Kentang Medians (PT. P&CF), Cabai Kencana (PT.
PUSRI), Mentimun Litsa, Cabai Lingga, Cabai Kencana, Cabai Ciko oleh
Koperasi Agro.M, Kentang GM-05 dan Cabai Kencana (PT. Pupuk
Kujang), serta Cabai Ciko (CV. Agrofarmaka). Sertifikat hak perlindungan
varietas tanaman untuk tanaman sayuran, yaitu buncis varietas Balitsa 1
dengan nomor 00256/PPVT/S/2014, Buncis varietas Balitsa 2 dengan
nomor 00257/PPVT/S/2014 dan Cabai Keriting Varietas Kencana dengan
nomor 00257/PPVT/S/2014.
Kemudian varietas bawang merah Bima Brebes Balitbangtan diadopsi
cukup luas di Kabupaten Brebes dan diperkirakan luas sebaran adopsinya
sekitar 25.593 ha. Pada tahun 2013, adopsi varietas Bima Brebes di
Kabupaten Brebes dapat meningkatkan pendapatan bersih adopter
sebesar total Rp.825,7 milyar. Tingkat pengembalian investasi (ROI)
biaya penelitian dan diseminasi varietas bawang merah Bima Brebes
untuk tahun 2013 di Kabupaten Brebes adalah ROI = 170.207,3 % atau
1.702 x lipat. Sedangkan varietas bawang putih Lumbu Hijau
Balitbangtan diadopsi cukup luas di Kabupaten Tegal dan diperkirakan
luas sebaran adopsinya sekitar 185 ha. Pada tahun 2013, adopsi bawang
putih varietas Lumbu Hijau di Kabupaten Tegal memberikan profit
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
49
sebesar Rp.2,6 juta/ha atau total Rp.483.775.000,00 untuk semua
adopter. Tahun 2012, varietas cabai merah Tanjung 2 dari Balitsa telah
diadopsi petani di 10 kecamatan di kabupaten Ciamis. Luas tanam
Tanjung 2, angka sementara, adalah 35 ha. Diperkirakan total luas
tanam Tanjung 2 adalah 140 ha. Dampak langsung dari adopsi varietas
cabai Tanjung 2 di Ciamis saja, pada tahun 2012, adalah terjadi
peningkatan profit petani adopter sebesar 7,4 milyar rupiah dan terjadi
peningkatan ROI = 131%. Dampak tak langsung dari adopsi Tanjung-2
adalah berkurangnya hari kerja bagi tenaga kerja petani senilai 1,5
Milyar, diperolehnya profit bagi produsen benih sebesar Rp.205 juta dan
tersedianya 1.272 ton cabai merah berkualitas untuk bahan baku sambal
tradisional bagi konsumen rumah tangga/warung. Tingkat pengembalian
biaya penelitian dan diseminasi varietas Tanjung-2 adalah ROI sebesar
2.558%. Artinya setiap 100 rupiah yang dialokasikan untuk biaya
penelitian dan biaya diseminasi varietas Tanjung-2 akan memberikan
peningkatan profit sebesar Rp.2.558 rupiah bagi petani adopternya.
4. Penyebaran Ayam KUB. Selama periode 2011-2014 telah dilakukan
penyebaran Parent Stock (PS) dan Final Stock (FS) Ayam KUB ke 25
provinsi sebanyak 76.844 ekor, yaitu Provinsi Jawa Barat, Banten, Jawa
Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Aceh, Sumatera Barat, Sumatera
Utara, Jambi, Riau, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan
Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah,
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Bali, Nusa Tenggara
Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Papua. Kegiatan penyebaran
bertujuan untuk membentuk pembibitan/breeding centre ayam KUB 1
sebagai penyedia sumber DOC bagi kebutuhan ayam potong lokal.
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
50
Gambar 15. Peta penyebaran ayam KUB tahun 2011-2014
5. Penyebaran Kambing Boerka. Salah satu upaya pengembangan kambing
Boerka telah terbentuk Kampung Boerka di desa Suka Dame, kecamatan
Pulo Bandring, kabupaten Asahan Sumatera Utara. Selama periode 2009-
2014 telah tersebar 65 ekor kambing Boerka di 7 propinsi meliputi
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Aceh, Riau, Kalimantan Timur,
Kalimantan Barat dan Jawa Timur.
Untuk mencapai sasaran kedua, diukur dengan 8 (delapan) indikator
kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja
dapat digambarkan sebagai berikut :
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Jumlah teknologi pengelolaan sumber daya
lahan dan lingkungan pertanian secara
berkelanjutan, serta formula pupuk
36 tekn. 40 tekn. 111,11
Sasaran 2 :
Terciptanya inovasi teknologi produksi dan pengelolaan sumberdaya pertanian
mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
51
Indikator Kinerja Target Realisasi %
2. Jumlah prototipe alat dan mesin untuk
peningkatan efisiensi sistem produksi
pertanian, kualitas, nilai tambah dan daya
saing produk dan limbah pertanian
11
teknologi
11 teknologi 100,0
3. Jumlah teknologi vaksin ternak isolat lokal,
diagnostik dan formula obat biofarmaka untuk
hewan.
8 tekn. 8 tekn. 100,0
4. Jumlah teknologi budidaya, dan panen 127 tekn. 141 tekn. 111,02
5. Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi,
adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim
5 tekn. 5 tekn. 100,0
6. Jumlah teknologi spesifik lokasi 250 tekn. 250 tekn. 100,0
7. Jumlah inovasi telnologi berbasis bioteknologi 4 tekn. 4 tekn. 100,0
8. Jumlah peta tematik sumberdaya lahan tingkat
tinjau dan semi detail.
20 peta 28 peta 140,0
Berdasarkan indikator kinerja sasaran kedua yang telah ditargetkan pada
tahun 2014, tiga indikator telah melebihi target, dengan kategori keberhasilan
di atas 100% (sangat berhasil), untuk lima indikator tercapai dengan
realisasi 100% (berhasil).
Pencapaian indikator pertama sebanyak 40 teknologi (111,11%) dari target
36 teknologi baru pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan pertanian
secara berkelanjutan, serta formula pupuk dan pembenah tanah. Secara rinci
40 teknologi tersebut terdiri dari 8 Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Lahan
(Teknologi Pengelolaan Pemulihan Produktivitas tanah terdegradasi,
Teknologi Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang Batu Bara, Teknologi Lahan
Kering Iklim Basah untuk Karbon Budget, Teknologi pemulihan Kualitas Lahan
Sawah Terdegradasi Akibat Intrusi Air Laut, Teknologi enkapsulasi pupuk
hayati Teknologi enkapsulasi pupuk hayati Teknologi enkapsulasi pupuk
hayati, Teknologi perbanyakan Cyanobacter, Teknologi Percepatan
Pengomposan Limbah Ternak Sapi, Teknologi adaptasi Rhizobium terhadap
varietas kedelai dan jenis tanah), 7 Formula Pupuk dan Pembenah Tanah, 7
Teknologi Pengelolaan Lahan Sawah dan Kering, 3 Prototipe Test Kit, 3
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
52
perangkat lunak sistem informasi pengelolaan tanah, 10 Teknologi
Pengelolaan Pertanian Lahan Rawa, dan 2 Teknologi Remediasi Lahan
Tercemar.
Pencapaian indikator kedua menghasilkan 11 teknologi unggulan baik
berupa prototipe alat dan mesin pertanian maupun model mekanisasi untuk
meningkatkan efisiensi sistem produksi pertanian, kualitas, nilai tambah dan
daya saing produk atau limbah pertanian. Kelima teknologi tersebut adalah :
teknologi mektan mendukung swasembada pangan berkelanjutan; teknologi
mektan mendukung program strategis Kementan; dan teknologi mektan
spesifik lokasi. Adapun 11 teknologi mesin pertanian tersebut adalah : 1)
Rekayasa Alat Ukur Hara Tanah Lahan Sawah Secara Kuantitatif, 2) Mesin
Tanam Pindah Bibit Padi (Indo Jarwo Transplanter Prototipe, 3) Mesin Panen
Padi Tipe Mini Combine Kapasitas 14 Jam/Ha (Indo Combine Havester
Prototipe, 4) Pengembangan Paket Alsin Panen Tebu Siap Giling Mendukung
Swasembada Gula, 5) Pengembangan Energi dari Limbah Biomasa
Perkebunan, 6) Penerapan Teknologi Pengolahan Buah untuk Mendukung
Konsorsium Pengembangan Pertanian Berbasis Tanaman Buah di DAS, 7)
Kajian Pemanfaatan Mesin Rawat Ratoon Tebu Mendukung Swasembada
Gula, 8) Kajian Penerapan Alat Pencetak Beras Buatan Tipe Twin Roll
Mendukung Program Diversifikasi Pangan, 9) Kajian Pemanfaatan Mesin
Tanam Pindah Bibit Padi Sawah Sistem Jajar Legowo (Jarwo Transplanter) di
Prov. Jateng, 10) Kajian Pemanfaatan Mesin Tanam Pindah Bibit Padi Sawah
Sistem Jajar Legowo (Jarwo Transplanter) di Prop. Bengkulu, dan 11) Kajian
Pengembangan Mekanisasi integrasi Tanaman Jagung-Sapi di Kalsel.
Gambar 16. Mesin Tanam Pindah Bibit Padi
(Indo Jarwo Transplanter Prototipe 2)
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
53
Gambar 17. Mesin tanam pindah Indo Jarwo Transplanter
Pencapaian indikator ketiga yaitu telah dihasilkan 8 teknologi veteriner
dengan rincian sebagai berikut: 5 teknologi diagnosa penyakit hewan yaitu:
1) teknik ELISA untuk deteksi antibodi penyakit IBD, 2) teknik PCR untuk
deteksi Brucella pada semen sapi, 3) metode Lateral Flow Test (LFT) untuk
deteksi bakteri M. paratubercullosis dalam feses yang tervalidasi, 4) protein
rekombinan LipL32 yang digunakan untuk diagnosa Leptospirosis, dan 5)
teknik Felisavet untuk deteksi penyakit IBR yang tervalidasi; 1 teknologi
vaksin ND generasi baru (GVII); dan 2 teknologi obat biofarmaka untuk
hewan yaitu : 1) obat herbal tanaman Artemesia annua sebagai antikoksidia
(Eimeria tenella) pada ayam broiler, dan 2) formula obat herbal sebagai anti
E. coli pada ayam broiler.
Vaksin ND generasi baru yang telah dihasilkan adalah merupakan prototipe
vaksin yang mengandung seed vaksin ND GVII yang dapat memberikan
perlindungan 100% terhadap ayam yang ditantang dengan virus ND.
Pencapaian indikator keempat, yaitu 140 teknologi budidaya dan panen
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan, dengan rincian
22 teknologi budidaya dan panen tanaman pangan, 24 teknologi budidaya
dan panen tanaman hortikultura, 53 teknologi budidaya dan panen tanaman
perkebunan dan 41 teknologi budidaya dan panen peternakan.
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
54
Telah dirakit 22 teknologi budidaya dan panen tanaman pangan, yang terdiri
dari budi daya padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya. Rincian
dari teknologi budidaya dan panen yang dihasilkan yaitu padi 7 sebanyak
teknologi (Susut Hasil, Pemberian Amelioran, Penanganan HDB, dll), jagung 6
teknologi (penanganan OPT, pemupukan, dll), kedelai sebanyak 5 teknologi
(perkaitan di berbagai ekosistem lahan), serta aneka kacang dan umbi
sebanyak 4 teknologi (pengendalian hama).
Telah dirakit 24 teknologi budidaya dan panen tanaman hortikultura yang
diperoleh melalui kegiatan litbang sayuran, buah, dan tanaman hias, yaitu :
1) Teknologi Budidaya Kentang Toleran Suhu Tinggi di Dataran Medium; 2)
Teknologi Penggunaan Pupuk Hayati pada Budidaya Bawang Merah; 3)
Teknologi Aplikasi Pupuk Majemuk Hayati Biotrico terhadap Pengendalian
Penyakit dan Peningkatan Produksi Cabai Merah; 4) Teknologi Produksi
Bulblet Bawang Merah Melalui Teknik Embrio Somatik; 5) Perbaikan Teknologi
Budidaya Pisang Ketan; 6); Teknologi Peningkatan Produktivitas dan Kualitas
Manggis; 7) Teknologi Pemberian Pupuk Organik pada Tanaman Buah Naga;
8) Teknologi Pengendalian Pathogen Utama Buah Naga Skala In-Vitro; 9)
Teknologi Perbanyakan Benih Manggis Melalui Kultur Jaringan; 10) Teknologi
Optimasi Kultur Meristem untuk Perbanyakan Masal pada Anggrek
Phalaenopsis; 11) Teknologi Perbanyakan Anggrek Vanda Secara In Vitro; 12)
Teknologi Budidaya Krisan Hemat Sumber Daya; 13) Teknologi Budidaya
Leather Leaf; 14) Teknologi Respon Varietas Krisan terhadap Pemberian
Pupuk P; 15) Teknologi Perbanyakan Masal; 16) Gerbera Teknologi
Pengendalian Bakteri Busuk Lunak pada Anggrek Phalaenopsis; 17) Teknologi
Pengendalian Cymv pada Anggrek Dendrobium; 18) Teknologi Pengendalian
Penyakit Karat Putih dengan Cendawan Antagonis pada Tanaman Krisan; 19)
Teknologi Pengendalian Hama Pengorok Daun dengan Insektisida Nabati
pada Tanaman Krisan; 20) Teknologi Pengendalian Penyakit Karat Putih
dengan Inducer untuk Ketahanan Tanaman Krisan; 21) Teknik Deteksi Cepat
Penyakit Huang Long Bing (HLB) Tanaman Jeruk; 22) Paket Teknologi
Perbaikan Mutu Buah Jeruk Keprok; 23) Teknologi Perbanyakan Anggur
Melalui Kultur Meristem; dan 24) Teknologi Perbanyakan Apel Melalui Kultur
Meristem.
Telah dihasilkan 53 teknologi budidaya dan panen tanaman perkebunan yang
mencakup tanaman tebu, kapas, tembakau, nilam, tanaman obat, jambu
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
55
mete, karet, kakao, kelapa sawit, kopi dan coklat. Teknologi tersebut antara
lain Teknologi epicotyl grafting tanaman pala jantan dan betina, teknologi
Kompatibilitas Insektisida Nabati dan Agensia Hayati untuk mengendalikan
Helopeltis antonii SIGN pada jambu mete, Teknologi pengendalian beberapa
jenis OPT utama jahe (bakteri, jamur dan nematoda parasit jahe) melalui
integrasi sistim tumpang sari jahe, perlakuan benih dan perlakuan tanah ,
Teknologi biodiesel sistem kontinyu dengan kapasitas produksi 800 liter/hari,
dengan konsumsi daya listrik minimal (350 watt), Teknologi Gasifikasi tandan
kosong kelapa sawit untuk pemanasan atau pengeringan dan pengolahan
agroindustri dan bahan bakar motor mesin pertanian, Teknik perbanyakan
bibit tebu secara kuljar, Teknologi penanganan pasca panen kopi Arabika
rakyat yang tepat untuk beberapa ketinggian penanaman, Teknologi
kemandirian energi pengolahan white tea berbasis bioenergi, melalui konversi
biomassa limbah pada hanca petik teh menjadi energi termal dan listrik.
Kapasitas sumber listrik mampu memenuhi kebutuhan energi untuk mengolah
white tea sebesar 2.000 kg/tahun, Disain prototipe pengering sederhana
untuk proses pengeringan biji kakao pasca fermentasi skala petani individu.
Telah dihasilkan 41 teknologi budidaya dan panen peternakan yang meliputi
24 teknologi veteriner (Prototipe ELISA Kit, Teknik PCR, Teknik Felisavet, dll),
5 teknologi pakan (Teknologi formulasi pakan berbasis limbah pertanian dan
perkebunan ramah lingkungan mendukung PBBH > 0.70 Kg; Teknologi
Karakteristik fermentasi pakan berbasis sisa hasil pertanian / perkebunan
rendah emisi metan; Teknologi fermentasi daun dan pelepah kelapa sawit
dengan Trichoderma viridae dan ragi tempe; Pakan imbuhan menggunakan
Saccharomyces sarevisiae dan Asetoanaerobium, 3 teknologi reproduksi
(Teknologi perbaikan performans reproduksi pejantan sapi potong melalui
exercise dan pengaturan penampungan semen; Teknologi Rasio sapi pejantan
dan betina pada kandang kelompok "model Litbangtan" terhadap fertilitas
induk sapi potong dan Teknologi Peningkatan masa pubertas calon pejantan
sapi PO dengan menggunakan kandang komunal) dan 9 teknologi budidaya
ternak (Penentuan gen, Pakan Aditif, dll).
Pencapaian indikator kelima sebanyak 5 teknologi dan manajemen
antisipasi, adaptasi dan mitigasi perubahan iklim (100%). Teknologi beserta
manfaat/kegunaannya adalah sebagai berikut.
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
56
1) Sistem informasi kalender tanam terpadu tanaman padi dan palawija
(jagung dan kedelai): Untuk mengidentifikasi secara spasial dan tabular awal
tanam, pola tanam, luas tanam potensial, wilayah rawan banjir dan
kekeringan, potensi serangan OPT, rekomendasi dosis dan kebutuhan pupuk,
rekomendasi varietas padi, jagung, dan kedelai pada level kecamatan seluruh
Indonesia. 2) Teknologi monitoring katam terpadu dan CCTV : Untuk validasi
dan pemantauan pelaksanaan tanam di lapang secara on line.
Gambar 18. Tampilan Web Katam Terpadu
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
57
Gambar 19. Desain Sistem CCTV
3) Teknologi pengelolaan air di lahan kering iklim kering melalui model Food
Smart Village (FSV): Untuk mendesain (menyusun rancang bangun) teknik
pemanfaatan potensi sumberdaya air (jaringan irigasi dengan pipa tertutup)
dari sumber ke lahan berdasarkan jenis dan potensi sumberdaya air, bentang
lahan, panjang jalur distribusi saluran, dan pilihan komoditas. 4) Teknologi
pemanfaatan sumber energi alamiah untuk pengelolaan sumber daya air
(pompa air tenaga surya) : Pompa air ini tidak memerlukan biaya energi
penggerak, tidak direpotkan oleh ketersediaan bahan bakar atau listrik
sehingga sangat cocok untuk daerah yang belum terjangkau listrik PLN atau
daerah yang sulit diakses. 5) Teknologi nano hydrogel untuk efisiensi irigasi :
Hydrogel berbasis teknologi nano menghasilkan smart hydrogel yang
mudah, murah dan ramah lingkungan yang meringankan petani dalam
aplikasi irigasi karena hydrogel mampu menyerap air sehingga meningkatkan
water holding capacity sehingga irigasi yang diberikan lebih hemat.
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
58
Gambar 20. Nano Hydrogel untuk efisiensi irigasi
Pencapaian indikator keenam, jumlah teknologi spesifik lokasi telah
tercapai sebesar 100%, dari target 250 teknologi. Adapun output yang
dihasilkan berupa: 55 paket teknologi budidaya tanaman pangan, 15 paket
teknologi budidaya perkebunan, 15 paket teknologi budidaya hortikultura, 8
paket teknologi pascapanen, 30 paket teknologi Peternakan, 5 paket
kelembagaan, 7 paket teknologi sumberdaya lahan dan AEZ, 33 paket
teknologi AEZ, 33 paket plasma nutfah dan sumberdaya genetik, 4 paket
teknologi mekanisasi, 33 paket model akselerasi pembangunan pertanian
ramah lingkungan lestari, dan 12 paket laboratorium lapang.
Pencapaian indikator ketujuh, telah tercapai 100% dari target yang berupa
4 inovasi teknologi berbasis bioteknologi, dengan rincian sebagai berikut: 1) 1
teknologi peta genetik marka SNP kedelai (Tanggamus, Anjasmoro, Tambora,
Grobogan, Malabar dan Wilis) untuk karakter agronomis dan komponen hasil,
2) 1 teknologi kloning gen menghasilkan 6 klon gen yang teridiri dari satu
klon gen terkait produktivitas (gen OsEUI), dua klon gen terkait umur
pembungaan (Osld1 dan AtELF3) dan tiga klon gen terkait toleransi terhadap
cekaman kekeringan (AtCOR15A, AtCBF3 dan AtNFYA5), 3) 1 teknologi
analisis sidik jari DNA plasma nutfah pertanian terhadap 288 aksesi plasma
nutfah padi menggunakan analisis GGT-384 SNP), dan 4) 1 teknologi
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
59
bioprospeksi SDG serangga berupa formulasi feromon untuk pengendalian
ulat grayak Helicoverpa armigera (Fero-Armi).
Analisis genotyping dan whole genome untuk membuat peta genetik telah
dilakukan terhadap padi lokal, kelapa sawit, sapi, jarak pagar, kakao, pisang,
kentang dan cabe. Data hasil analisis berikut peta genetiknya sudah tersedia
dalam web IAARD Genome Center yang dapat digunakan pemulia dalam
perakitan galur dan varietas unggul menggunakan marka spesifik untuk
seleksinya. Capaian ini merupakan keberhasilan Balitbangtan dalam
melakukan jump strat program pemuliaan komoditas pertanian melalui
analisis genome dengan invesntasi alat high throughput genotyping platforms
dan next generation sequencing (NGS). Investasi kedua alat ini ditujukan
untuk mengantisipasi paradigma program pemuliaan dan pemanfaatan
sumber daya genetik sudah berubah dari upaya mencari fenotipe menjadi
mencari gen.
Pembuatan peta genetik Tanggamus, Anjasmoro, Tambora, Grobogan,
Malabar dan Wilis dilakukan dengan merujuk pada data genome refference
kedelai varietas Williams 82. Hasil analisis sekuen tersebut diketehui bahwa
rata-rata pada setiap 308 pasang basa ditemukan I variasi basa di genom
varuetas kedelai Indonesia yang dapat dikembangkan menjadi marka
polimorfik untuk sidik jari maupun karakter unggul tertentu. Hasil pemetaan
menunjukkan bahwa dari keseluruhan variasi genom dalam 20 kromosom
kedelai dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu (1) sebanyak 2.692.193 SNP
(single nucleotide polymorphism/1 basa berubah menjadi basa lain), 49.926
missense mutation (mutasi DNA yang mengubah asam amino) dan 1.535
nonsense mutation (mutasi DNA yang menghasilkan stop codon); (2)
sebanyak 257.625 insertion (tambahan basa dibanding dengan rujukan); dan
(3) sebanyak 201.051 deletion (jumlah basa berkurang dibanding dengan
rujukan).
Pada pemetaan ini juga ditemukan adanya SNP umum terdapat pada semua
genotipe dan SNP unik yang hanya ada di satu genotipe saja. Dari
pengambilan sampel 337 SNP yang ada di exon, Grobogan, Malabar, dan
Tambora memiliki genotipe yang sama di 59 lokus SNP, yang berbeda dengan
Williams82. SNP unik yang berpotensi dijadikan sidik jari pada masing-masing
genotipe kedelai sebanyak 18 SNP spesifik untuk Grobogan, 12 SNP spesifik
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
60
untuk Malabar, 10 SNP spesifik untuk Tambora, 17 SNP spesifik untuk Wilis,
11 SNP untuk Tanggamus dan 15 SNP spesifik untuk Anjasmoro.
Gambar 21. Database genome untuk peta genetik komoditas penting
pertanian
Pencapaian indikator kedelapan sebanyak 28 peta tematik sumberdaya
lahan tingkat tinjau dan semi detil dari target 20 peta (140%). Sebagai
contoh peta yang dihasilkan adalah Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman
Kelapa Sawit dan Tanaman Tebu skala 1:50.000 kabupaten Tapin -
Kalimantan Selatan.
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
61
Gambar 22. Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kelapa Sawit dan
Tanaman Tebu skala 1:50.000 kabupaten Tapin- Kalimantan Selatan
Peta-peta yang dihasilkan selanjutnya akan diserahkan kepada daerah sesuai
lokasi pemetaan untuk digunakan sebagaimana peruntukannya. Salah satu
contoh yakni Peta Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kelapa Sawit dan Tebu
di 7 Kabupaten P. Kalimantan, merupakan permintaan dari Dirjen Perkebunan
dan akan dijadikan sebagai data dasar untuk pengembangan areal
perkebunan Kelapa sawit dan Tebu.
Pencapaian target Renstra dan Penetapan Kinerja sararan kedua Balitbangtan
(2010-2014) dapat dilihat pada tabel berikut :
Indikator Kinerja
Target
Renstra
(2010-
2014)
Penetapan Kinerja
(2010-2014)
Target Realisasi (%)
1. Jumlah teknologi pengelolaan
sumber daya lahan dan
lingkungan pertanian secara
berkelanjutan, serta formula
pupuk
46 tekn 77 tekn 100 tekn 130,87
2. Jumlah teknologi/prototipe alat
dan mesin untuk peningkatan
efisiensi sistem produksi
pertanian, kualitas, nilai tambah
dan daya saing produk dan
25 tekn 30 tekn 60 tekn 200,0
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
62
Indikator Kinerja
Target
Renstra
(2010-
2014)
Penetapan Kinerja
(2010-2014)
Target Realisasi (%)
limbah pertanian
3. Jumlah teknologi vaksin ternak
isolat lokal, diagnostik dan
formula obat biofarmaka untuk
hewan.
25 tekn 23 tekn 26 tekn 113,04
4. Jumlah teknologi budidaya,
dan panen
322 tekn 347
tekn
571 tekn 164,55
5. Jumlah teknologi dan
manajemen antisipasi,
adaptasi, dan mitigasi
perubahan iklim
29 tekn 29 tekn 39 tekn 134,48
6. Jumlah teknologi spesifik lokasi 566 tekn 654
tekn
889 tekn 135,93
7. Jumlah inovasi teknologi
berbasis bioteknologi
8 tekn 8 tekn 8 tekn 100,0
8. Jumlah peta tematik
sumberdaya lahan tingkat
tinjau dan semi detil
28 peta 48 peta 72 peta 150,0
Dari pencapaian delapan indikator kinerja dalam mendukung sasaran kedua
Badan Litbang Litbang Pertanian 1010-2014, terlihat semua indikator telah
mencapai target yang telah ditetapkan.
Beberapa outcome dari sasaran kedua adalah sebagai berikut :
Dalam rangka pemanfaatan teknologi dan peningkatan kualitas profesi
peneliti nasional dalam menghasilkan inovasi pertanian dalam penggunaan
varietas unggul baru tanaman pangan Balitbangtan melaksanakan
penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan (Ditjen TP) dan PT. Sang Hyang Seri (PT. SHS). MoU telah
ditandatangani pada hari Selasa 9 Desember 2014 di Jakarta. Inovasi dan
teknologi unggul yang telah tersedia dimana dalam tahap awal dimulai
dengan komoditas padi akan segera dipercepat penyebarannya ke seluruh
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
63
Indonesia agar dapat tercapai target swasembada pangan berkelanjutan.
Pengembangan kerja sama ini merupakan instrumen meningkatkan kontribusi
Balitbangtan dalam percepatan pembangunan pertanian Indonesia dan
pengembangan Iptek bidang pertanian. Tahap berikutnya akan dilakukan
untuk jagung dan kedelai. Balitbangtan akan menyediakan rekomendasi
varietas unggul baru tanaman pangan sesuai dengan kondisi spesifik daerah
pengembangan dan preferensi masyarakat, PT. SHS akan memproduksi
varietas unggul baru tanaman pangan sesuai dengan hasil rekomendasi
Balitbangtan, dan Ditjen TP akan mengadopsi inovasi teknologi yang
diproduksi oleh PT. SHS dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Diharapkan
kerja sama ini dapat mengembangkan teknologi varietas unggul baru (VUB)
padi untuk peningkatan produksi dan pendapatan petani di Indonesia.
Salah satu peta yang dihasilkan oleh BBSDLP yakni Peta AEZ telah diadopsi
oleh BBP2TP untuk dijadikan sebagai acuan arahan pengembangan pertanian
sesuai dengan zona agroekologi di tiap-tiap provinsi. Pada pertengahan tahun
2013 BBP2TP membagikan Peta AEZ Skala 1:250.000 kepada seluruh BPTP di
33 Provinsi melalui kepala daerahnya masing-masing. Penyerahan dilakukan
oleh Kepala Balitbangtan dan disaksikan oleh Wakil Menteri Pertanian pada
acara Pekan Pertanian Spesifik Lokasi yang dilaksanakan di Kendari, Sulawesi
Tenggara.
Peta kesesuaian lahan untuk berbagai komoditas pertanian skala 1:50.000
yang dihasilkan pada tahun 2013, digunakan oleh Pemda Kab. Fak-fak
sebagai dasar dalam mengembangkan areal pertanian di kabupaten tersebut.
Sasaran 3 :
Terciptanya inovasi teknologi pascapanen hasil pertanian berbasis sumberdaya lokal
mendukung diversifikasi pangan dan peningkatan nilai tambah, daya saing dan
ekspor
Untuk mengetahui keberhasilan pencapaian sasaran ketiga, diukur dengan
1 (satu) indikator kinerja, yaitu jumlah teknologi penanganan segar produk
pertanian, teknologi dan produk untuk diversifikasi pangan dan substitusi
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
64
pangan impor serta teknologi pengembangan produk bernilai tambah dan
berdaya saing.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat
digambarkan sebagai berikut :
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah teknologi penanganan segar produk
pertanian, teknologi dan produk diversifikasi
pangan, subtitusi pangan impor, dan teknologi
pengembangan produk bernilai tambah dan
berdaya saing
18 tekn. 18 tekn. 100,00
Berdasarkan data hasil akhir kegiatan (Tabel diatas), maka target teknologi
yang telah ditetapkan dapat dicapai seluruhnya (realisasi 100%) atau
termasuk kedalam kategori berhasil.
Secara rinci 18 teknologi penanganan dan pengolahan hasil pertanian terdiri
dari 3 klasifikasi yaitu :
1. Teknologi penanganan segar produk pertanian (4 Teknologi), meliputi:
a) Teknologi penyosohan enzimatis untuk meningkatkan mutu dan
rendemen beras giling; b) Teknologi produksi pengawet tingkat RPA dan
pedagang; c) Teknologi penanganan segar varietas unggul cabai skala
usaha tani; dan d) Teknologi penanganan segar varietas unggul
kentangskala usaha tani.
2. Teknologi dan produk untuk diversifikasi pangan dan substitusi pangan
impor (3 Teknologi), meliputi: a) Teknologi produksi beras artifisial
fungsional skala pengembangan (35-40 kg); b) Teknologi produksi
tempe koropedang pada tingkat pengrajin; dan c) Teknologi pembuatan
tepung premix berbasis tepung ubijalar termodifikasi.
3. Teknologi danproduk untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing (11
Teknologi),meliputi : a) Prototipe produk nutrasetikal berbasis
nanoteknologi (minuman instan, tablet effervescent, dan pengawet roti);
b) Teknologi aplikasi enkapsulat nano-vitamin A dan zat besi untuk
fortifikasi flake ubikayu; c) Teknologi nano-biokomposit (biofoam)
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
65
antimikroba sebagai bahan kemasan pangan; d) Teknologi penanganan
segar buah salak untuk ekspor, e) Teknologi powder aktif 1-MCP untuk
memperlambat kematangan pisang, f) Teknologi produksi biopreservatif
dari buah mangga rucah skala 10 L dan aplikasinya pada buah ekspor; g)
Teknologi enzimatis untuk meningkatkan rendemen dan mutu gula tebu
skala 400 kg; h) Teknologi gula dari sorgum manis berbasis pemanfaatan
enzim untuk substitusi gula tebu skala 400 kg; i) Teknologi percepatan
fermentasi biji kakao melalui modifikasi kultur dan pemerasan pulpa; j)
Teknologi produksi bioetanol dari tongkol jagung skala 50 liter; dan k)
Teknologi produksi bioetanol dari bagase sorgum skala 50 liter.
Pencapaian target Renstra dan Penetapan Kinerja sararan kedua Balitbangtan
(2010-2014) dapat dilihat pada tabel berikut :
Indikator Kinerja Target Renstra
(2010-2014)
Penetapan Kinerja
(2010-2014)
Target Realisasi (%)
Jumlah teknologi pengelolaan
sumber daya lahan dan lingkungan
pertanian secara berkelanjutan,
serta formula pupuk
73 tekn 76 tekn 79 tekn 103,94
Dari tabel tersebut dapat terlihat indikator dari sasaran kinerja ketiga
Balitbangtan tahun 2010-2014 telah tercapai 103,94% (sangat berhasil).
Outcome pada sasaran ketiga yang dihasilkan dari output pada TA. 2014,
diperoleh dari kegiatan sebagai berikut :
1. Kegiatan penelitian teknologi produksi pengawet alami (vinegar) skala
30-40 liter. Keunggulan teknologi ini, yaitu : a) Memperpanjang masa
simpan karkas ayam menjadi 6 - 12 jam pada suhu ruang dan 6-9 hari
pada suhu dingin, b) Sifat fisiko-kimia dan organoleptik karkas ayam
yang diawetkan dengan vinegar dapat diterima oleh konsumen, c)
Teknologi produksi vinegar feasible, mudah diadopsi, dan diterapkan di
industri pangan, d) Vinegar merupakan pengawet alami yang berbahan
baku lokal, sehat, dan ramah lingkungan, e) Dapat digunakan untuk
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
66
mengganti pengawet formalin, dan f) Harga vinegar air kelapa sekitar
Rp 5.000/liter. Produk vinegar yang dihasilkan telah diintroduksikan pada
Rumah Potong Ayam (RPA) Jambu Raya di wilayah Bogor dan di tiga
pedagang pasar Shangrila Kebayoran Lama, Jakarta.
2. Kegiatan penelitian teknologi penanganan segar varietas unggul cabai
skala usaha tani. Keunggulan teknologi penanganan segar cabai, yaitu :
1) Mampu memperpanjang daya simpan cabai merah segar (cabai rawit,
keriting, dan besar) dari 2-4 hari menjadi 8 hari pada suhu ruang, b)
Cabai masih segar, tangkai buah hijau, warna buah merah, tegar, dan
mudah patah, c) Kandungan kimia relatif tidak berubah, d) Mudah
diterapkan di tingkat petani dan pen-supply cabai. Teknologi ini telah
diintroduksikan di PT. Bimandiri, Lembang pada skala usahatani. Cabai
hasil penanganan dikirim ke supermarket wilayah Jakarta Selatan untuk
dipasarkan.
Gambar 23. Produk vinegar air kelapa (kiri) dan introduksinya
di RPA Jambu Raya, Bogor (kanan)
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
67
Gambar 24. Display cabai di supermarket dengan cara dihamparkan (kiri)
dan dengan pengemasan (kanan)
3. Kegiatan penelitian teknologi penanganan segar varietas unggul kentang
skala usaha tani. Keunggulan teknologi penanganan segar cabai dengan
teknologi isolasi pencahayaan, yaitu : 1) Mampu mempertahankan mutu
kentang hingga lebih dari 3 bulan pada skala gudang ± 35 ton, dan b)
Kentang tetap segar, tidak bertunas, tidak berwarna hijau, dan tidak ada
kerusakan. Teknologi penyimpanan kentang segar dengan isolasi
pencahayaan telah dintroduksi di CV. Sinar Dua Putra, Garut.
Gambar 25. Introduksi teknologi penanganan segar kentang di
CV. Sinar Dua Putra, Garut
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
68
Sasaran 4:
Tersedianya kebijakan pengembangan kelembagaan agribisnis dan agroindustri
untuk peningkatan kesejahteraan petani.
Untuk mencapai sasaran keempat, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja
tersedianya kebijakan pengembangan kelembagaan agribisnis dan
agroindustri untuk peningkatan kesejahteraan petani. Adapun pencapaian
target dari indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah kebijakan untuk penguatan daya
saing, perlindungan usaha pertanian,
penguatan kelembagaan dan kebijakan untuk
mendorong pertumbuhan sektor pertanian
dan pedesaan
22
rekomendasi
23
rekomendasi
104,6
Berdasarkan indikator kinerja sasaran keempat yang telah ditargetkan pada
tahun 2014 telah melebihi target (sangat berhasil) dengan kategori
keberhasilan di atas 100%.
Rekomendasi kebijakan pertanian yang telah dihasilkan adalah 1 rekomendasi
kebijakan terkait dengan penguatan daya saing dan perlindungan usaha
pertanian, 2 rekomendasi kebijakan terkait pengelolaan sumberdaya
pertanian dan pembangunan infrastruktur pertanian, 3 rekomendasi kebijakan
terkait pengembangan kelembagaan dan peraturan mendorong iklim usaha
yang kondusif, 2 rekomendasi kebijakan terkait makro ekonomi yang
mendorong pertumbuhan sektor pertanian, 2 rekomendasi kebijakan terkait
dinamika ekonomi pertanian dan perdesaan, dan 13 rekomendasi kebijakan
terkait dengan isu-isu kebijakan aktual.
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
69
Pencapaian target Renstra dan Penetapan Kinerja sararan kedua Balitbangtan
(2010-2014) dapat dilihat pada tabel berikut :
Indikator Kinerja
Target
Renstra
(2010-2014)
Penetapan Kinerja
(2010-2014)
Target Realisasi (%)
Jumlah rekomendasi kebijakan yang
terkait dengan penguatan daya saing,
perlindungan usaha pertanian,
penguatan kelembagaan dan kebijakan
untuk mendorong pertumbuhan sektor
pertanian dan pedesaan
78 rek. 76 rek.
79 rek. 104,6
Sasaran kinerja keempat yaitu tersedianya kebijakan pengembangan
kelembagaan agribisnis dan agroindustri untuk peningkatan kesejahteraan
petani tahun 2010-2014 telah tercapai 79 rekomendasi dari target 76
rekomendasi (104,6 %).
Sasaran 5 :
Meningkatnya sistem diseminasi dan promosi inovasi teknologi pertanian, serta
jejaring kerjasama nasional dan internasional
Untuk mencapai sasaran kelima, diukur dengan 2 (dua) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat
digambarkan sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Jumlah teknologi yang terdiseminasi ke
pengguna/stakeholder
329 teknologi 329 teknologi 100,0
2. Jumlah kerjasama penelitian nasional dan
internasional
225
kerjasama
601
kerjasama
267,0
Berdasarkan indikator kinerja sasaran kelima yang telah ditargetkan pada
tahun 2014 telah mencapai target (berhasil).
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
70
Pencapaian indikator pertama, yaitu teknologi yang didiseminasikan ke
pengguna telah tercapai berupa 329 teknologi yang didiseminasikan kepada
pengguna. Teknologi yang didiseminasikan terdiri atas: 48 teknologi dalam
pendampingan PTT Padi, 13 teknologi dalam pendampingan PTT Jagung, 16
teknologi dalam pendampingan PTT kedelai, 48 teknologi dalam
pendampingan kawasan agribisnis hortikultura, 37 teknologi dalam
pendampingan swasembada daging sapi/kerbau, 11 teknologi dalam
pendampingan program P2T3, 7 teknologi dalam pendampingan kakako, 33
teknologi dalam pengembangan m-KRPL, 33 teknologi dalam pengembangan
m-P3MI, 12 pengembangan model inovasi LL, 32 teknologi kalender tanam,
29 teknologi pasca panen, 3 teknologi perkebunan, dan 7 teknologi Ayam
KUB. Teknologi ini telah disebarluaskan melalui berbagai media diseminasi di
BBP2TP dan 33 BPTP, serta kegiatan pendampingan di 33 provinsi.
Pencapaian indikator kedua berupa kerjasama penelitian lingkup nasional
maupun internasional telah tercapai sebesar 601 kerjasama dari target 225
kerjasama (267,0%), yang terdiri dari:
a. Kerja sama kemitraan dengan Swasta/LSM/Pemda/Instansi Pemerintah,
termasuk juga dengan Perguruan Tinggi, yang dibiayai melalui DIPA
Sekretariat Balitbangtan berjumlah 83 kegiatan.
b. Kerja sama dengan lembaga penelitian asing atau internasional terdapat
47 kegiatan, yang dibiayai oleh mitra kerja sama luar negeri (hibah).
c. Kerja sama operasional dengan lembaga asing atau internasional
terdapat 139 kegiatan.
d. Kegiatan kerja sama operasional dengan Pemerintah Daerah (Pemda)
berjumlah 131 kegiatan.
e. Kerja sama operasional dengan Swasta Nasional berjumlah 65 kegiatan.
f. Kerja sama operasinal dengan Perguruan Tinggi Nasional berjumlah 46
kegiatan.
g. Kerja sama dengan lintas Lembaga Kementerian yang dikenal dengan
Program KKP3N berjumlah 90 kegiatan. Program KKP3N ini dibiayai
melalui DIPA Balitbangtan.
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
71
Jumlah realisasi kegiatan kerja sama jauh melampaui target dikarenakan
adanya kegiatan kerja sama dalam negeri maupun luar negeri yang diusulkan
oleh pihak mitra termasuk dana penelitiannya yang dibiayai oleh mitra kerja
sama. Semula target kerja sama mencantumkan kegiatan-kegiatan yang akan
dibiayai Balitbangtan, yaitu Program KKP3T dan Program Kemitraan, serta
kerja sama luar negeri (hibah). Sehingga kedepan pencantuman target perlu
memprediksi kemungkinan adanya minat kerja sama dari pihak mitra baik
dalam negeri maupun mitra luar negeri.
Pencapaian target Renstra dan Penetapan Kinerja sararan kelima Balitbangtan
(2010-2014) dapat dilihat pada tabel berikut :
Sasaran kinerja kelima Balitbangtan selama 5 tahun (2010-2014) pada
indikator kedua yaitu Jumlah kerjasama penelitian nasional dan internasional
telah melebihi target dengan mencapsi 178,24%, sedangkan pada indikator
pertama yaitu jumlah teknologi yang terdiseminasi ke pengguna/stakeholder
hanya tercapai 99,2%, hal ini dikarenakan pada tahun pertama (2010)
realisasi jumlah teknologi yang didiseminasikan ke pengguna masih rendah
karena tidak semua BPTP mendapatkan alokasi dana untuk melakukan
kegiatan utama koordinasi dan sinkronisasi operasional pengkajian dan
pengembangan inovasi pertanian.
Sasaran 6 :
Meningkatnya jumlah publikasi di jurnal ilmiah nasional dan internasional, hak
kekayaan intelektual (HAKI), serta komersialisasi hasil penelitian
Indikator Kinerja
Target
Renstra
(2010-2014)
Penetapan Kinerja
(2010-2014)
Target Realisasi (%)
1. Jumlah teknologi yang
terdiseminasi ke
pengguna/stakeholder
1.620 tekn 1.650
tekn
1.636 tekn 99,2
2. Jumlah kerjasama penelitian
nasional dan internasional
1.100
kerjasama
1.025
kerjasama
1.827
kerjasama
178,2
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
72
Untuk mencapai sasaran keenam diukur dengan 4 (empat) indikator
kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja
adalah sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Jumlah artikel yang diterbitkan hasil litbang
pertanian
188 artikel 227 artikel 120,74
2. Prosentase perpustakaan digital yang dibina 95 Persen 95,83 Persen 100,88
3. Jumlah invensi yang memperoleh HKI 45 Invensi 49 Invensi 108,00
4. Jumlah lisensi hasil litbang 15 lisensi 17 lisensi 113,00
Pencapaian indikator pertama, yaitu telah diterbitkan 227 artikel dari target
188 artikel (120,74%). Kinerja dari indikator ini yaitu melalui penerbitan
artikel dalam jurnal ilmiah di dalam dan luar negeri. Capaian kinerja ini juga
dilakukan melalui penerbitan bagian buku dalam Laporan Tahunan
Balitbangtan Tahun 2013.
Gambar 26. Contoh Publikasi Balitbangtan yang diterbitkan PUSTAKA
Pencapaian indikator kedua yaitu berupa persentase perpustakaan digital
yang dibangun dan dibina telah mencapai 138 perpustakaan lingkup
Kementerian Pertanian (95,83 persen) dari 144 perpustakaan yang akan
dibangun dan dibina sejak tahun 2006, sehingga capaian indikator ini sebesar
100,88% (sangat berhasil).
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
73
Pada tahun 2014, dilakukan melalui pelaksanaan temu teknis/Bimbingan
Teknis dan pemdampingan terhadap perpustakaan binaan dengan uraian
pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:
a. Temu/Bimbingan Teknis Pengelolaan Perpustakaan Digital dilaksanakan
3 kali, yaitu: 1) Temu Teknis Pengelolaan Perpustakaan Digital lingkup
Kementan dilaksanakan pada tanggal tanggal 7-10 Mei 2014 di
Semarang dengan peserta sebanyak 83 peserta dari UK/UPT lingkup
Kementerian Pertanian, 2) Bimbingan Teknis Pengelolaan Perpustakaan
dan Literasi Informasi lingkup BPPSDMP tanggal 7-9 Oktober 2014 dan
14-16 Oktober 2014 diikuti 49 peserta. Materi bimbingan teknis meliputi:
1) Kebijakan Pengembangan Perpustakaan Digital 2015-2019; 2) Tren
dan Arah Layanan Perpustakaan Masa Depan; 3) Membangun Motivasi
Pengelola Perpustakaan dengan Mindset “Agent of Change”; 4) Aplikasi
perpustakaan digital Kementerian Pertanian (Sistem Informasi
Pengelolaan Perpustakaan Pertanian (SIMPERTAN) release 2.0); dan (5)
Manajemen Pengelolaan Informasi.
b. Pendampingan Teknis Perpustakaan Digital di 20 UK/UPT lingkup
Balitbangtan yaitu BPTP Papua Barat, BPTP NTB, Balitsa, BPTP Kaltim,
BPTP Kalsel, Balittra, Balai Veteriner Banjarbaru, BPTU Pelaihari, BPTP
Sulbar, BPTP Bengkulu, BPTP Lampung, BPTP Kepri, BPTP Yogjakarta,
BPTP Sumut, BPTP Jambi, Lolit Sapi Potong, BPTP Banten, BPTP Bangka
Belitung, BPTP Bali, BPTP Gorontalo dan Badan Ketahanan Pangan.
Disamping itu, pendampingan Pengelolaan Perpustakaan dan Literasi
Informasi 20 UK/UPT lingkup BPPSDMP yaitu: STPP Manokwari, STPP
Malang, STPP Yogyakarta, STPP Magelang, STPP Cinagara, STPP Gowa,
STPP Medan, BPP Lampung, BPP Jambi, BBPP Binuang, BBPP Lembang,
BBPP Batang Kaluku, BBPP Batu, BBPP Ketindan, BBPP Lampung, BPKH
Cinagara, BP2KP Seranga, BKP3K Kepulauan Bangka, BP4K Simpang
Katis, Bangka Tengah, dan SMKPP
Outcome dari kegiatan ini adalah terwujudnya pelayanan prima dalam bidang
IPTEK pertanian melalui ketersediaan perpustakaan digital di seluruh UK/UPT
lingkup Kementerian Pertanian, tersedianya sumberdaya manusia yang
memiliki keahlian dan ketrampilan dalam sistem informasi manajemen hasil
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
74
penelitian dan aplikasi sistem teknologi informasi, dan tersedianya
sumberdaya informasi yang memadai dan tersedianya anggaran yang
diperlukan.
Pencapaian indikator ketiga yaitu telah diperolehnya 49 invensi HaKI (yang
terdiri dari perlindungan paten sebanyak 18 buah, pendaftaran karya cipta
sebanyak 15 buah, pendaftaran merk 4 buah, permohonan hak PVT sebanyak
12 buah) dari target 45 invensi (108,89 %).
Capaian ini diperoleh melalui upaya untuk mempercepat proses perlindungan
HKI dalam rangka meningkatkan adopsi teknologi oleh industri yang
dilaksanakan melalui sosialisasi, pemanduan penyusunan draft dokumen HKI,
mediasi percepatan proses pemeriksaan substantif paten, dan pelatihan
drafting paten. Kegiatan sosialisasi, mediasi dan pemanduan terhadap
peneliti sebagai inventor. Dengan adanya sosialisasi tersebut berdampak pada
pemahaman peneliti tentang pentingnya perlindungan HKI terhadap hasil
penelitiannya meningkat. Sehingga dalam menyusun draft naskah lebih
mengarah ke petunjuk penulisan dari masing-masing rezim. Di samping itu
Balitbangtan juga memfasilitasi kegiatan pemanduan draft penulisan paten,
cipta, merek dan permohonan perlindungan varietas tanaman dan mediasi.
Dengan demikian finalisasi draft penulisan paten, cipta, merek dan
permohonan perlindungan varietas tanaman lebih cepat sehingga perolehan
HKI-nya diharapkan cepat tercapai.
Pencapaian indikator keempat yaitu telah diperolehnya 17 lisensi hasil
litbang yang telah dilisensi oleh industri. Indikator kinerja sasaran yang telah
ditargetkan pada tahun 2014 sampai dengan 31 Desember 2014 telah
melebihi target dari 15 lisensi (113,33%).
Pencapaian target Renstra dan Penetapan Kinerja sararan keenam
Balitbangtan (2010-2014) dapat dilihat pada tabel berikut :
Indikator Kinerja
Target
Renstra
(2010-2014)
Penetapan Kinerja (2010-2014)
Target Realisasi (%)
1. Jumlah publikasi hasil
litbang pertanian
397 artikel 398 artikel 452 artikel 113,56
2. Prosentase
perpustakaan digital
95 % 95 % 95,83 % 100,87
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
75
Indikator Kinerja
Target
Renstra
(2010-2014)
Penetapan Kinerja (2010-2014)
Target Realisasi (%)
yang dibina
3. Jumlah invensi yang
memperoleh HKI
151 invensi 163 invensi 315 invensi 193,25
4. Jumlah lisensi hasil
litbang
58 lisensi 53 lisensi 73 lisensi 137,0
Dari tabel tersebut dapat terlihat bahwa keempat indikator dari sasaran
kinerja keenam Balitbangtan tahun 2010-2014 telah tercapai, bahkan semua
indikator melebihi target yang telah ditentukan (sangat berhasil).
3.2.2 Capaian Kinerja Lainnya
Selama tahun 2014, Balitbangtan telah berpartisipasi aktif dan berkontribusi
terhadap pembangunan pertanian. Melalui UK/UPT lingkup Balitbangtan,
peran penting dan prestasi Balitbangtan baik secara institusi maupun
personilnya semakin diakui oleh banyak pihak, baik internal maupun di luar
lingkup Kementan. Beberapa capaian prestasi yang cukup membanggakan
yang telah diterima Balitbangtan antara lain :
1. Tiga belas UPT lingkup Balitbangtan raih penghargaan Abdi Bakti Tani,
dalam rangka HUT KORPRI ke-34 tahun 2014. Sejak tahun 1996,
Kementerian Pertanian telah melaksanakan pembinaan dalam pelayanan
publik melalui penilaian penghargaan Abdibaktitani kepada UPT lingkup
Kementerian Pertanian dan UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) bidang
pertanian di provinsi/kabupaten/kota. Selain itu, Kementerian Pertanian
dalam rangka HUT KORPRI tahun 2014 juga menyelenggarakan berbagai
kegiatan antara lain lomba Kebersihan dan Kerapihan serta lomba Tata
Arsip. Balitbangtan pada tahun2014 menjadi Juara Pertama dalam
lomba Kebersihan dan Kerapihan sedangkan untuk lomba Tata Arsip
Balitbangtan meraih Juara Kedua.
2. Dua UK Balitbangtan menerima penghargaan dari Kementerian Riset dan
Teknologi (KRT) terkait dengan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
hasil inovasi teknologi yang telah dicapai dalam rangkaian kegiatan Hari
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
76
Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTENAS) ke-19. Penghargaan
diberikan pada bula Agustus 2014 di Gedung BPPT.
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (BB
Pascapanen) menerima Anugerah Prayogasala, yang diserahkan oleh
Wakil Presiden RI Boediono dan diterima oleh Kepala BB Pascapanen Ir.
Rudy Tjahjohutomo. Penghargaan ini merupakan anugerah ilmu
pengetahuan teknologi untuk kategori Pranata Litbang yang merupakan
suatu upaya memotivasi Pranata Litbang untuk meningkatkan kinerjanya
dalam mendukung Sistem Inovasi Nasional (SINas).
Penghargaan kedua diberikan kepada Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hortikultura (Puslitbanghorti) atas terpilihnya hasil
inovasi teknologi berupa 18 varietas unggul baru bunga krisan, 13
varietas unggul baru bunga lili dan 1 varietas baru anyelir kedalam 19
karya unggulan teknologi anak bangsa. Penghargaan diserahkan oleh
Menristek dan diterima Kepala Puslitbang Hortikultura Dr. M. Prama
Yufdy.
3. Dua peneliti Balitbangtan mendapatkan penghargaan Adhikarya Pangan
Nusantara (APN), yaitu Ir. Suprio Guntoro (BPTP Bali) dan Drh. Rini
Damayanti, M.Sc, APVet. (Balai Besar Penelitian Veteriner) yang dinilai
berjasa berkat inovasi dan kreasinya sehingga memperkuat ketahanan
pangan di tingkat rumah tangga, regional maupun nasional.
Adhikarya Pangan Nusantara (APN) merupakan penghargaan yang
diberikan kepada Gubernur, Bupati/Walikota, Petani, Kelompok Tani
maupun pelaku usaha dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan
mendapat apresiasi dari Presiden Joko Widodo. Penghargaan yang
biasanya diserahkan oleh Presiden di Istana Negara ini, untuk tahun
2014 diserahkan di tengah-tengah pematang sawah di area Balai Besar
Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), Subang, Jawa Barat, pada bulan
Desember 2014.
4. Kekayaan Intelektual yang dihasilkan dari para peneliti Balitbangtan
mendapat penghargaan Anugrah Kekayaan Intelektual Luar Biasa (AKIL)
dari pemerintah. Empat penghargaan diserahkan oleh Menteri Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir, di Jakarta pada bulan
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
77
Desember 2014 kepada Prof. Dr. Sri Widowati (Kategori Paten 1) dan 3
orang Pemulia yaitu Dr. Muhamad Azrai, Dr. Sudarmadi Purnomo dan
Prof. Dr. Astanto Kasno (Kategori Perlindungan Varietas Tanaman).
5. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi),
Balitbangtan berhasil meraih Anugerah Pusat Unggulan IPTEK (PUI) dari
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2014. Penghargaan
disampaikan Menteri Ristek dan Dikti, Muhamad Nasir di Auditorium
BPPT Jakarta pada bulan Desember 2014.
Balitkabi, mampu meraih penghargaan PUI dengan menyisihkan 27
nominator lembaga litbang lainnya. Aktifitas riset Balitkabi mencakup
pengelolaan sumber daya genetika, perakitan varietas, pengembangan
sistem bioindustri, biosains dan bio-energi. Tugas Balitkabi adalah
menghasilkan teknologi terutama varietas unggul baru (VUB), antara lain
kedelai, berikut teknologi pendukungnya dari hulu hingga hilir, demikian
juga pengembangan umbi-umbian sebagai makanan fungsional dan
kedepan pemanfaatan umbi kayu untuk etanol.
6. Stan pameran Balitbangtan dinobatkan sebagai juara II stand terbaik
dari 78 peserta yang berasal dari komunitas iptek, lembaga penelitian
pemerintah, swasta, umum dan perguruan tinggi pada acara Ritech
Expo. Pada pameran yang diselenggarakan sebagai salah satu rangkaian
peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-19 yang
berlangsung pada 9-12 Agustus 2014 di Gedung BPPT ini, Balitbangtan
menampilkan nanoteknologi yang diyakini merupakan salah satu solusi
dalam menghadapi berbagai permasalahan pangan dan pertanian di
masa depan.
Beberapa teknologi yang dipamerkan antara lain cassava flake, yaitu
makanan cepat saji berbahan dasar ubi kayu yang diperkaya dengan
nano vitamin A dan nano zat besi. Ditampilkan juga roti nano bio-
preservative yang menggunakan nano biji pala sebagai bahan pengawet
alami roti. Hasil inovasi nanoteknologi lainnya seperti nano cocoa butter
spread, nano green tea instant drink dan nano curcumin instant drink
turut disajikan dalam gelaran tersebut. Wakil Presiden Boediono seusai
pembukaan berkesempatan mengunjungi stand Balitbangtan dan
memberikan apresiasi atas hasil inovasi nanoteknologi yang ditampilkan.
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
78
3.2.3 Kendala dan Langkah Antisipasi
Capaian Balitbangtan tahun 2014 menunjukkan bahwa secara umum indikator
sasaran seluruhnya dapat tercapai dengan berhasil (lebih dari 100%).
Tercapainya kinerja sasaran Balitbangtan dipengaruhi oleh beberapa faktor
internal maupun ekternal. Faktor internal yang mempengaruhi antara lain:
1. Diterapkannya monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian secara periodik,
mulai tahap perencanaan hingga tahap akhir sehingga fungsi pengawasan
pada setiap tahapan kegiatan dapat berjalan dengan baik.
2. Sarana dan prasarana penelitian cukup memadai untuk mendukung
kegiatan penelitian, seperti laboratorium, perpustakaan, pengolah data,
jaringan internet, dan lain-lain.
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan penelitian
antara lain adalah telah terjalinnya komunikasi dan koordinasi dengan instansi
terkait, baik di lingkup Kementerian Pertanian, seperti Direktorat
Jenderal/Badan, maupun instansi di luar Kementerian Pertanian, seperti Badan
Pusat Statistik (BPS), Kementerian Perdagangan, asosiasi berbagai komoditas,
Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, pihak swasta bahkan dengan instansi luar
negeri. Hal ini memudahkan dalam pengumpulan data dan informasi yang
dibutuhkan dalam penelitian.
Walau secara umum target yang ditetapkan telah terpenuhi namun dalam
pelaksanaan kegiatan tidaklah selalu berjalan mulus. Kendala teknis maupun
non teknis yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan di antaranya adalah :
1. Pelaksanaan penelitian yang tergantung musim terkendala perubahan
iklim dan serangan hama penyakit.
2. Pengadaan bahan yang harus indent dan sulit didapat sehingga perlu
waktu yang agak lama.
3. Adanya renovasi laboratorium sehingga menganggu kelancaran
pelaksanaan kegiatan penelitian
4. Kegiatan penelitian yang bekerjasama dengan pihak lain sering
terhambat oleh kesiapan mitra kerjasama.
5. Jadwal pemakaian beberapa peralatan analisis sangat padat sehingga
terjadi antrian pemakaian alat.
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
79
6. Waktu pencairan anggaran yang terkadang tidak sinkron dengan
kebutuhan dana penelitian.
7. Perubahan kebijakan pemerintah yang menyebabkan ada beberapa
rencana kegiatan tidak dapat terealisir.
8. Layanan jasa penyebaran informasi terbaru mengalami hambatan pada
ketersediaan alat pengolah data yang kurang memadai dan gangguan
koneksi internet.
Beberapa kendala tersebut telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh
jajaran Balitbangtan dengan :
1. Mengoptimalkan kegiatan koordinasi dan sinkronisasi serta sosialisasi
peningkatan kapabilitas dan pembinaan program/kegiatan.
2. Mempertimbangkan musim panen dan ketersediaan peralatan, SDM, dan
dana.
3. Memprioritaskan pendanaan pada kegiatan penelitian yang memiliki
musim panen kritis.
4. Menginventarisasi peralatan bangsal dan laboratorium yang dibutuhkan
dalam penelitian untuk diusulkan pengadaannya pada tahun anggaran
mendatang, sebaiknya kebutuhan alat sudah direncanakan sejak
menyusun proposal penelitian.
5. Meningkatkan kompetensi SDM peneliti dari sisi metodologi penelitian
dan teknisi untuk lebih meningkatkan keterampilan dalam rangka
pencapaian sasaran mutu/output yang diharapkan.
6. Meningkatkan manajemen di tingkat perencanaan, seperti
mempersiapkan kegiatan secara lebih cermat, realistis, dan matang,
menentukan target output dan sasaran secara realistis, menyusun
penanganan risiko secara cermat, serta merevisi dokumen
perencanaannya jika menemui perubahan pelaksanaan kegiatan dari
yang sudah direncanakan.
7. Merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan kegiatan secara cermat.
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
80
8. Mempertimbangkan musim panen dan memprioritaskan pendanaan pada
kegiatan penelitian yang memiliki musim panen kritis (panen awal dan
akhir tahun anggaran).
9. Menyusun analisis dan penanganan risiko secara cermat untuk
mengantisipasi kendala-kendala yang mungkin terjadi selama
pelaksanaan penelitian.
10. Melakukan pola kerjasama Balit Komoditas dengan BPTP sehingga
transfer pengetahuan dari tenaga peneliti Balit Komoditas ke peneliti di
BPTP telah dilakukan secara bertahap.
11. Melakukan koordinasi lebih aktif ke UK/UPT untuk memperoleh
rekapitulasi RPTP dan RDHP teraktual.
12. Meningkatkan kerjasama aktif pertukaran publikasi dan informasi dengan
instansi terkait.
13. Menambah kemampuan koneksi jaringan internet.
14. Mengoptimalkan pengadaan alat pengolah data.
15. Sosialisasi pemanfaatan informasi terbaru dan terseleksi akan lebih
diintensifkan melalui kegiatan pendampingan perpustakaan.
3.3 Akuntabilitas Keuangan
3.3.1 Alokasi Anggaran
Untuk membiayai kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian pada
tahun 2014, Balitbangtan semula mendapat alokasi anggaran pagu indikatif
sebesar Rp.1.111.076.500.000,-, sesuai Surat Edaran Bersama (SEB) Menteri
Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional Nomor 1949/M.PPN/04/2013 dan Menteri Keuangan
S-279/MK.02/2013 tanggal 5 April 2013 mengenai Pagu Indikatif dan
Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2014. Dalam
pembahasan anggaran lebih lanjut, pagu anggaran Balitbangtan TA 2014
ditetapkan sebesar Rp.1.612.213.000.000,- sebagaimana tertuang dalam
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 258/KMK.02/2013 tentang Penetapan
Pagu Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan Langkah-Langkah
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
81
Penyelesaian Rencana Kerja Anggaran Kementerian Negara/Lembaga TA.
2014 tanggal 17 Juli 2013. Berdasarkan hasil kesepakatan dengan Komisi IV
DPR, pagu alokasi anggaran Balitbangtan TA. 2014 disetujui sebesar
Rp.1.601.445.440.000,-.
Selama tahun anggaran 2014 terjadi revisi pagu anggaran yang disebabkan
adanya APBN–P (Penghematan dan Penambahan Pagu PNBP) tahun 2014 dan
pencatatan hibah langsung. Revisi APBN–P berupa pengurangan pagu
anggaran untuk memenuhi kekurangan subsidi BBM (penghematan) sebesar
Rp.73.235.955.000,- yang disahkan pada tanggal 15 Juli 2014. Penambahan
Pagu PNBP TA. 2014 sebesar Rp 2.311.111.000,- yang disetujui pada tanggal
7 Nopember 2014 untuk 15 satker. Sedangkan revisi penambahan anggaran
dari Hibah Luar Negeri sebesar Rp.21.184.070.000,- pada 19 Satker. Pada
akhir tahun anggaran 2014 total anggaran Balitbangtan sebesar
Rp.1.581.593.808.000,- yang dialokasikan untuk 66 Satker pada 14 unit kerja,
dengan persentase masing-masing dapat dilihat pada gambar 27.
Gambar 27. Persentase Pagu Anggaran Balitbangtan TA 2014 per Unit Kerja
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
82
Dari gambar 27 terlihat bahwa BB Pengkajian mendapat alokasi anggaran
tertinggi, yaitu sebesar Rp.480.844.134.000,- (30,40%). Hal tersebut
dikarenakan anggaran BB Pengkajian mencakup anggaran untuk 33 satker
(BPTP/LPTP) yang tersebar di semua provinsi. Sedangkan beberapa Unit
Kerja yang tidak memiliki UPT alokasi anggarannya berkisar
Rp.21.509.415.000,- (1,36%) di BBP Mektan sampai dengan
Rp.38.077.621.000,- (2,41%) di BB Biogen. Sedangkan pagu Balitbangtan
yang dialokasikan berdasarkan belanja pegawai, barang dan modal dapat
dilihat pada gambar berikut.
Gambar 28. Persentase Pagu Anggaran Balitbangtan TA 2014 per Belanja
Memperhatikan komposisi penyediaan anggaran memperlihatkan belanja
barang menempati penyediaan pagu yang paling tinggi. Hal tersebut dapat
digunakan sebagai indikator bahwa operasional pelaksanaan kegiatan di
Balitbangtan, lebih membutuhkan belanja barang, termasuk untuk pendanaan
kegiatan penelitian. Sedangkan belanja modal dibutuhkan untuk melengkapi
kegiatan penelitian maupun operasional berupa peralatan dan atau
bangunan.
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
83
3.3.2 Realisasi Anggaran (Anaudited)
Realisai belanja Balitbangtan sampai 31 Desember 2014 adalah senilai
Rp.1.351.176.269.469.000,00 atau sebesar 85,43% dari anggaran setelah
dikurangi pengembalian belanja senilai Rp.2.455.032.621,00. Selengkapnya
persentase realisasi per belanja dapat dilihat pada grafik berikut.
Gambar 29. Perbandingan (Persentase) Realisasi Terhadap Pagu
Anggaran Balitbangtan TA 2014 Per Belanja
Sedangkan anggaran dan realisai belanja per kegiatan sampai dengan 31
Desember 2014 sebagai berikut :
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
84
Gambar 30. Perbandingan (Persentase) Realisasi Terhadap Pagu
Anggaran Balitbangtan TA 2013 Per Eselon 2
Dari gambar realiasasi anggaran per kegiatan di atas, dapat dilihat bahwa
Dukungan Manajemen Fasilitas dan Instrumen Teknis dalam Pelaksanaan
Kegiatan mempunyai realisasi dibawah 60%. Dari total belanja sebesar
Rp.404.348.180.000,00, terdapat Pinjaman Luar Negeri (SMARTD) sebesar
Rp.259.209.142.000,00 dengan realiasai belanja Rp.112.681.047.746,00
(43.47%). Tidak terserapnya kegiatan SMARTD dikarenakan, khususnya
Komponen I (pengembangan SDM) karena adanya ketentuan Bank Dunia
Bank Dunia (Bulan Juni 2014) agar dilakukan evaluasi teknis oleh konsultan
untuk petugas belajar yang akan dikirim ke LN. Sementara pengadaan
konsultan bulan Agustus 2014, sehingga target pengiriman petugas belajar
tahun 2014 tidak terpenuhi. Sedangkan Komponen II (pembangunan
infrastruktur) penyerapannya rendah dikarenakan : 1) adanya perubahan
schedule pelaksanaan untuk infrastruktur dan fasilitas dari rencana semula
sehingga memerlukan perhitungan ulang terutama untuk bangunan, dan 2)
terdapat tiga paket pekerjaan yang harus dilelang ulang (3 kali lelang) yaitu
pekerjaan konstruksi di Laboratorium Terpadu Balitpalma, Gedung Kantor dan
Infrastruktur BPTP Sulut, Infrastruktur KP Kayuwatu dan KP Kima Atas
Balitpalma.
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
85
Belanja Pegawai. Realisasi belanja pegawai 31 Desember 2014 adalah
senilai Rp.477.536.276.974,00 atau sebesar 94.34% dari Pagu Anggaran
setelah dikurangi pengembalian senilai Rp.721.281.047,00. Pagu dan realisasi
anggaran belanja pegawai berdasarkan sub kelompok belanja sampai dengan
31 Desember 2014 adalah sebagai berikut.
Tabel 7. Rincian Pagu dan Realisasi Anggaran Belanja Pegawai
Uraian Pagu (Rp) Realisasi (Rp) %
Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 494.834.919.000 471.941.328.946 95,37
Belanja Lembur 6.888.569.000 6.316.229.075 91,69
Belanja Tunj. Khusus dan Belanja Pegawai Transito
4.448.481.000 0 -
Jumlah Bruto 506.171.969.000 478.257.558.021 94,49
Pengembalian 0 721.281.047 -
Jumlah Netto 506.171.969.000 477.536.276.974 94,34
Belanja Barang. Realisasi belanja barang sampai dengan 31 Desember
2014 adalah senilai Rp.659.200.810.203,00 atau sebesar 87.20% dari pagu
anggaran setelah dikurangi pengembalian senilai Rp.642.916.578,00. Pagu
dan realisasi anggaran belanja barang berdasarkan sub kelompok belanja
sampai dengan 31 Desember 2014 sebagai berikut :
Tabel 8. Rincian Pagu dan Realisasi Anggaran Belanja Barang
Uraian Pagu (Rp) Realisasi (Rp) %
Belanja Barang Operasional 51.829.630.000 50.081.563.870 96,63
Belanja Barang Non Operasional 315.075.436.000 259.430.604.680 82,34
Belanja Jasa 122.993.626.000 104.749.918.698 85,17
Belanja Pemeliharaan 51.296.887.000 49.964.533.613 97,40
Belanja Perjalanan DN 200.213.643.000 184.305.977.283 92,05
Belanja Perjalanan LN 14.478.825.000 11.232.118.637 77,58
Belanja Barang untuk diserahkan ke Masy
85.350.000 79.010.000 92,57
Jumlah Bruto 755.973.397.000 659.843.726.781 87,28
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
86
Uraian Pagu (Rp) Realisasi (Rp) %
Pengembalian 0 642.916.578 -
Jumlah Netto 755.973.397.000 659.200.810.203 87,20
Belanja Modal. Realisasi belanja modal sampai dengan 31 Desember 2014
adalah senilai Rp.214.439.182.292,00 atau sebesar 67,13% dari pagu
anggaran setelah dikurangi pengembalian senilai Rp.1.090.834.996,00. Pagu
dan realisasi anggaran belanja modal berdasarkan sub kelompok belanja
sampai dengan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut :
Tabel 9. Rincian Pagu dan Realisasi Anggaran Belanja Modal
Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %
Belanja Modal Peralatan dan Mesin 102.257.883.000 83.355.662.533 81,52
Belanja Modal Gedung dan Bangunan
202.594.130.000 118.549.201.816 58,52
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan
12.839.034.000 11.887.604.979 92,59
Belanja Modal Lainnya 1.757.395.000 1.737.547.960 98,87
Jumlah Bruto 319.448.442.000 215.530.017.288 67,47
Pengembalian 0 1.090.834.996 -
Jumlah Netto 319.448.442.000 214.439.182.292 67,13
3.3.3 Pengelolaan PNBP dan Hibah
PNBP. Target PNBP lingkup Balitbangtan TA 2014 sesuai dengan hasil
pembahasan sebesar Rp.11.959.365.665,00, sedangkan target setelah revisi
menjadi Rp.14.417.479.472,00. Dari target tersebut sampai dengan tanggal
31 Desember 2014 realisasi PNBP sementara sebesar Rp.33.830.686.614,00
atau 234,65%.
Sebagian besar satker realisasinya sudah melebihi 100% dari target yang
bersumber dari:
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
87
1. Setoran pendapatan dari hasil pertanian.
2. Pendapatan jasa analisa laboratorium.
3. Pendapatan sewa tanah, gedung dan bangunan.
4. Terdapat setoran penyelesaian Kerugian Negara (TP/TGR).
5. Setoran pengembalian belanja tahun anggaran yang lalu.
Satker-satker pada tabel berikut melakukan Revisi Target dan Pagu PNBP dan
disetujui oleh Kementerian Keuangan karena realisasi penerimaan
fungsionalnya melebihi 100% dari target.
Tabel 10. Satker yang Merevisi Target dan Pagu PNBP
No Satker Target APBN Target APBNP
1 Balitsa 213.000.000 338.948.100
2 Balitnak 220.000.000 413.886.300
3 Puslitbangbun 64.170.000 336.347.100
4 Balit Sereal 273.985.200 525.910.200
5 Balitkabi 312.000.000 572.917.375
6 Balitbu Tropika 194.695.000 336.343.000
7 BPTP Banten 20.500.000 102.184.500
8 LPTP Sulawesi Barat 6.000.000 16.200.000
9 BPTP Kalimantan Tengah 35.912.000 84.200.000
10 BPTP NTT 106.454.050 137.870.000
11 BPTP DIY 16.638.004 110.461.500
12 BPTP Kalimantan Selatan 49.025.575 193.133.500
13 Balit Tanah 1.675.070.000 2.064.836.961
14 Balitjestro 103.895.000 373.351.500
15 Lolit Sapi Potong 151.645.500 294.514.100
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
88
Namun demikian hingga akhir TA 2014 terdapat satker yang realisasinya
masih dibawah target atau belum mencapai 100%, sebagaimana tercantum
dalam tabel berikut.
Tabel 11. Satker dengan Realisasi PNBP di Bawah Target
No Satker Target Realisasi %
1 Balittri 334.000.000 191.237.253 57,25
2 BPTP Riau 22.190.000 13.567.416 61,14
3 BB Pascapanen 1.000.000.000 868.396.598 86,83
Pengelolaan Hibah. Berdasarkan hasil rekonsiliasi hibah antara
Balitbangtan dengan Satker lingkup Balitbangtan per Triwulan IV TA 2014
terdapat 47 proyek hibah yang aktif TA 2014 pada 24 satker. Sesuai hasil
rekon saldo hibah dari tahun yang lalu senilai Rp.4.276.903.163,00,
pendapatan tahun yang berjalan senilai Rp.19.685.474.996,00, sehingga total
pendapatan senilai Rp.23.962.378.159,00. Total dana yang sudah
dibelanjakan senilai Rp.21.693.167.448,00, dan yang disetor ke kas negara
senilai Rp.25.430,418.00, sehingga saldo hibah senilai Rp.2.243.780.293,00.
3.3.4 Analisis Capaian Kinerja Keuangan
Capaian kinerja keuangan Balitbangtan berdasarkan sasaran strategis dan
indikator kinerja telah tercapai dengan baik. Pagu anggaran untuk
memfasilitasi kegiatan mendukung ketercapaian 22 indikator kinerja
Balitbangtan tahun 2014 sebesar Rp.192,2 milyar, dengan realisasi sebesar
Rp.176,6 milyar atau sebesar 91,86%. Secara umum capaian keuangan
masing-masing indikator kinerja melebihi 90%, dengan kisaran capaian
antara 82.46% sampai 100.13%.
Kinerja capaian fisik masing-masing indikator Balitbangtan telah melampui
dari target yang ditetapkan, dengan rata-rata capaian sebesar 108,7%.
Kisaran capaian fisik tersebut antara 100% - 140%. Pencapaian kinerja
tersebut dapat digolongkan dalam kategori sangat berhasil.
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
89
Bila dibandingkan antara sumber dana yang dialokasikan dengan hasil
(output) kinerja yang dicapai, maka Balitbangtan dapat dikategorikan berhasil
dalam menjalankan efisiensi dalam mencapai kinerjanya. Hal ini didasari dari
pengertian mengenai efisiensi, yaitu efisiensi merupakan suatu ukuran
keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya sumber/biaya untuk mencapai
hasil dari kegiatan yang dijalankan. Atau dengan kata lain, efisiensi dapat
diterjemahkan sebagai perbandingan output terhadap input. Capaian kinerja
anggaran Balitbangtan mencapai 91,86%, sedangkan rata-rata capaian
kinerja fisik sebesar 108,7%, dengan demikian rasio efisiensi Balitbangtan
sebesar 1.2 dengan pengertian setiap 1 unit biaya dapat menghasilkan 1,2
unit output. Informasi kinerja anggaran dan fisik berdasarkan indikator
sasaran tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikiut.
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
90
Tabel 12. Akuntabilitas Keuangan Balitbangtan Tahun 2014
No Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Satuan Anggaran Output
Pagu Realisasi % Target Realisasi %
1 Terciptanya varietas
- Jumlah varietas unggul baru padi, jagung, kedelai dan tanaman
VUB 8.848.285.000 8.832.331.977 99,82% 20 21 105,0%
unggul, galur/klon dalam rangka
pangan lainnya
peningkatan - Jumlah varietas unggul baru dan VUB 2.159.606.000 2.113.201.305 97,85% 35 36 102,9%
produksi dan sayuran, buah tropika, jeruk serta sub
produktivitas tanaman hortikultura (tanaman
mendukung tropika, dan hias)
pencapaian - Jumlah varietas/klon unggul tanaman VUB 960.238.000 947.372.750 98,66% 10 14 140,0%
swasembada dan perkebunan dengan
swasembada produktivitas tinggi dan bermutu
berkelanjutan - Jumlah galur unggul/harapan ternak Galur 9.502.195.000 9.425.234.924 99,19% 25 25 100,0%
dan tanaman pakan ternak spesifik lokasi
- Jumlah benih sumber padi, jagung dan kedelai dengan SMM ISO
Ton 5.387.993.000 5.287.506.074 98,13% 203 256,14 126,2%
9001-2008
- Jumlah benih tebu hasil kultur jaringan Budset 387.500.000 387.241.250 99,93% 2.5 jt 2.78 jt 111,2%
2 Terciptanya inovasi
- Jumlah teknologi baru pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan
Teknologi 2.951.450.000 2.942.330.653 99,69% 36 40 111,1%
teknologi produksi dan pengelolaan
pertanian secara berkelanjutan, serta formula pupuk dan pembenah tanah
sumberdaya - Jumlah teknologi/prototipe alat dan mesin untuk peningkatan
Teknologi 2.117.244.000 2.049.968.350 96,82% 11 11 100,0%
pertanian mendukung
efisiensi sistem produksi pertanian, kualitas, nilai tambah dan daya
pencapaian saing produk dan limbah pertanian
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
91
No Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Satuan Anggaran Output
Pagu Realisasi % Target Realisasi %
swasembada
dan swasembada - Jumlah teknologi vaksin ternak isolat Teknologi 1.370.841.000 1.362.214.850 99,37% 8 8 100,0%
berkelanjutan lokal, diagnostik dan formula obat
biofarmaka untuk hewan
- Jumlah teknologi budidaya dan panen Teknologi 23.605.940.000 22.990.271.703 97,39% 127 140 110,2%
- Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi
Teknologi 1.418.450.000 1.420.294.000 100,13% 5 5 100,0%
perubahan iklim
- Jumlah teknologi spesifik lokasi Teknologi 33.650.646.000 31.881.395.916 94,74% 250 250 100,0%
- Jumlah inovasi teknologi berbasis bioteknologi
Teknologi 2.636.020.000 2.541.886.721 96,43% 4 4 100,0%
- Jumlah peta tematik sumberdaya lahan tingkat tinjau dan semi
Peta 3.981.609.000 3.932.291.825 98,76% 20 28 140,0%
detail
3 Terciptanya inovasi
- Jumlah teknologi penanganan segar produk pertanian, teknologi
Teknologi 2.507.652.000 2.475.167.167 98,70% 18 18 100,0%
teknologi pascapanen hasil
dan produk diversifikasi pangan, subsitusi pangan impor, dan
pertanian berbasis teknologi pengembangan produk
sumberdaya lokal bernilai tambah dan berdaya saing
mendukung diversifikasi
pangan dan peningkatan
nilai tambah, daya saing,
dan ekspor
4 Tersedianya - Jumlah kebijakan untuk penguatan 3.683.763.000 3.291.062.958 89,34% 22 22 100,0%
kebijakan daya saing, perlindungan
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
92
No Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Satuan Anggaran Output
Pagu Realisasi % Target Realisasi %
pengembangan usaha pertanian, penguatan
kelembagaan kelembagaan dan kebijakan untuk
agribisnis dan mendorong pertumbuhan sektor
agroindustri untuk pertanian dan perdesaan
peningkatan
kesejahteraan
petani
5 Meningkatnya diseminasi dan promosi inovasi teknologi pertanian, serta jejaring kerjasama nasional dan internasional
- -
Jumlah teknologi yang terdiseminasi kepada pengguna/stake holder Jumlah kerjasama penelitian nasional dan internasional
Teknologi Kerjasama
17.836.039.000 65.898.396.000
17.185.167.311 54.341.127.989
96,35% 82,45%
329 225
329 225
100,0% 100,0%
6 Meningkatnya jumlah publikasi di jurnal ilmiah nasional dan internasional, hak kekayaan intelektual (HAKI), serta komersialisasi hasil penelitian
- Jumlah artikel yang diterbitkan hasil litbang pertanian
Artikel 1.846.419.000
1.836.627.056
99,31%
188 227 120,7%
- Prosentase perpustakaan digital
Persen 536.250.000
528.320.070
98,52%
95 95,83 100,9%
- Jumlah invensi yang memperoleh HKI Invensi 920.000.000 787.713.125 85,62%
45 49 108,9%
- Jumlah lisensi hasil litbang Lisensi 15 17 113,3%
Total 192.209.536.000 176.558.727.974 91.86% 108,7%
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
93
BAB IV
PENUTUP
Capaian sasaran Balitbangtan tahun 2014 diukur dengan 6 (enam) indikator
kinerja. Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam tahun 2014
sebagian besar telah tercapai dan melebihi target yang ditetapkan, dengan
kriteria capaian berhasil (100%) dan sangat berhasil (di atas 100%). Begitupula
target Renstra Balitbangtan 2010 – 2014 telah tercapai seluruhnya di akhir tahun
2014. Keberhasilan pencapaian sasaran secara umum didukung oleh sarana
prasarana yang cukup memadai, alokasi penganggaran yang tepat sasaran, dan
sumberdaya yang ada, terutama SDM peneliti, litkayasa dan tenaga administrasi
yang kompeten. Implementasi Sistem Pengendalian Intern di seluruh UK/UPT
Balitbangtan termasuk kegiatan monitoring dan evaluasi pada setiap level
kegiatan turut menunjang keberhasilan pencapaian sasaran kegiatan.
Sejumlah varietas unggul tanaman pangan, hortikultura, peternakan, dan
perkebunan yang dihasilkan Balitbangtan diharapkan mampu mempercepat target
empat sukses Kementerian Pertanian. Berbagai inovasi teknologi mulai teknologi
budidaya dan panen serta alsintan diharapkan mampu memberi solusi terhadap
masalah-masalah yang dihadapi petani. Inovasi pengolahan produk pangan
diharapkan mampu mendorong percepatan diversifikasi pangan dan
pengembangan agribisnis produk pangan, baik di perdesaan maupun perkotaan.
Namun demikian, masih terdapat kendala-kendala yang dihadapi dalam
pencapaian sasaran. Kendala teknis maupun non teknis seperti kendala musim,
pencairan dana dan proses pengadaan yang terlambat masih dialami pada
pelaksanaan kegiatan di beberapa UK/UPT lingkup Balitbangtan.
Upaya perbaikan tetap dilakukan oleh seluruh jajaran Balitbangtan dalam rangka
tercapainya sasaran kegiatan, dengan meningkatkan koordinasi dengan pihak-
pihak terkait, mengoptimalkan sumberdaya yang ada dan memperbaiki fungsi
manajemen, terutama pada tahap perencanaan.