bab ii [tugas manajemen]
TRANSCRIPT
BAB II
PEMBAHASAN
PENGORGANISAIAN (ORGANIZING)
A. DEFINISI ORGANISASI DAN PENGORGANISASIAN
Secara konsep, ada dua batasan yang perlu dikemukakan,yakni istilah ”organizing”
sebagai kata benda dan ‘organizing’ (pengorganisasian) sebagai kata kerja, menunjukan pada
rangkaian aktivitas yang harus dilakukan secara sistematis.
Istilah organisasi memiliki dua arti umum, pertama, mengacu pada suatu lembaga
(institution) atau kelompok fungsional, sebagai contoh kita mengacu pada perusahaan, badan
pemerintah, rumah sakit, atau suatu perkumpulan olahraga. Dan arti kedua mangacu pada
proses pengorganisasian, sebagai salah satu dari fungsi manajemen.
B. PENGERTIAN ORGANISASI
Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian: Organisasi adalah suatu bentuk persekutuan
antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka
pencapain tujuan yang telah ditentukan dan dalam ikatan itu terdapat seorang atau
sekelompok orang yang disebut bawahan.
Sedangkan dalam arti umum organisasi merupakan sekumpulan/sekelompok orang
(dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan untuk bekejasama dengan pembagian atau
alokasi tugas dan tanggung jawab tertentu dalam system koordinasi, kooperatif, dorongan-
dorongan, dan pengaturan guna memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang telah
ditetapkan.
C. PENGERTIAN PENGORGANISASIAN
Drs.H. melayu S.P. Hasibuan: adalah suatu proses penentuan, pengelompokan, dan
pengaturan bermacam-macam aktifitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan,menempatkan
orang-orang pada setiap aktiffitas ini,menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan
wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan
aktifitas-aktifitas tersebut.[2]
Sedangkan dalam arti umum pengorganisasian adalah langkah untuk merancang
struktur formal, menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan,
menetapkan tugas-tugas pokok, wewenang dan pendelegasian wewenang oleh oleh pemimpin
kepada staf dalam rangka mencapai tuuan organisasi dalam efisiesi.
D. UNSUR-UNSUR PENGORGAINISASIAN
Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur, yaitu orang,kerjasama, dan tujuan
bersama. Tiga unsur organisasi itu tidak berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi saling kait atau
saling berhubungan sehingga merupakan sesuatu kesatuan yang utuh. Adapun unsur-unsur
organisasian secara terperinci adalah:
1. Man (orang-orang) dalam kehidupan organisasi atau ketata lambangan sering disebut
dengan istilah pegawai atau personel,pegawai atau personel terdiri dari semua anggota atau
warga organisasi.yang menurut fungsi dan tingktannya terdiri dari unsur-
unsur (administator) sebagai unsur pemipin tertinggi dalam organisasi, psrs menejer ysng
memimpin sustu umit satuan kerja sesuai dengan fungsinya masing-masing danpara pekerja
(non management/workers). Semua itu secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi
(man power) organisasi.
2. Kerjasama, merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu perbuatan yang
dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama .Oleh karna itu, semua
anggota atau semua warga yang menurut tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi
administator, manajer,dan pekerja (workers) secara bersama-sama merupakan kekuatan
manusiawi (man power) organisasi.
3. Tujuan, merupakan arah atau sasaran yang dicapain. Tujuan menggambarkan tentang apa
yang dicapai atauyang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang harus
dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tetang apa yang harus dicapai melalui
prosedur, program, pola (network), kebijaksanaan (policy). Strategi, anggaran
(hudgeting), dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah ditetapkan.
4. Peralatan (equipment) merupakan unsur yang keempat yaitu peralatan atau equipment yang
terdiri dari semua sarana, berupa materai, mesin-mesin, uang, dan g modal lainnya
(tanah,gedung/bangunan’/kantor).
5. Lingkunagan (environment) faktor lingkungan misalnya keadaan sosial, budaya, ekonomi,
dan tknologi. Yang termasuk dalam unsur lingkunagn:
a. Kondisi atau situasi, yang secara langsung maupun secara tidak langsung berpengaruh
terhadap daya gerak kehidupan organisasian, karna kondisi atau situasi akan selalu
mengalami perubahan.
b. Tempat atau lokasi, sangat erat hubungannya dengan masalah komunikasi dan transportasi
yang harus dilakukan oleh organisasi.
c. Wilayah oprasi yang dijadikan sasaran kegiatan organisasi. Wilayah opeasi dibedakan
menjadi:
1. Wilayah kegiatan yang menyangkut jenis kegiatan atau macam kegiatan
apa saja yang boleh dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi.
2. Wilayah jangkauan, atau wilayah geografis atau wilayah teritorial,
menyangkut wilayah atau daerah operasi organisasi.
3. Wilayah personil, menyangkut semua phak (orang-orang,badan-badan)
yang mempunyai hubungan dankepentingan dengan organisasi.
4. Wilayah kewewenangangan atau kekuasaan, menyangkut semua urusan,
persoalan, kewajiban tugas, tanggung jawab dan kebijaksanaan yang harus dilakukan dalam
batas-batas ditetapapkan dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
beralku.
5. Kekayaan alam, yang termasuk dalam kekayan alam ini misalya keadaan
iklim,udara, air, cuaca (geografis,hidrografi,geologi,klimatologi), flora dan fauna.
E. TEORI-TEORI ORGANISASI
Teori organisasi adalah suatu konsep. Pandangan,tinjauan, ajaran, pendapat atau
pendekatan tentang pemecahan masalah organisasi sehnga dapat lebih berhasil bahkan pada
gilirannya organisasi dapat mencapain sasan yang ditetapkan, adapun yang dimaksud
masalah itu sendiri adalah segala sesuatu yang memerlukan pemecahan dan pengambilan
keputusan.
Secara garis besar ada empat kelompok teori dalam organisasi, yakni teori
klasik,teori prilaku, teori sistem, dan teori kontingensi.
1. Teori organisasi klasik.teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional” atau disebut juga
“teori mesin”. Berkembng mulai tahunn 1800-an (abad 19). Dalam teori ini organisasi
digambarkan sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi serta
memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak mengandung kreatifitas.
Terdapat 3 (tiga)katagori pokok pendekatan klasik yakni, scientific managenet,
administrative management, the bureaucratic model of organization ‘(beach, 1980:133).
2. Teori human relations, Teori ini disebut juga teori neoklasik, teori hubungan kemanusiaan,
teori hubungan antara manusia, teori hubungan kerja manusia atau the human relations
theory. Teori ini muncul akibat ketidak puasan dengan teori klasik dan teori ini merupakan
penyempurnaan teori klasik. Teori ini menekankan pada “ pentingnya aspek psikologis dan
sosial karyawan sebagai individu ataupun kelompok kerja”. Suatu hubungan dikatakan
hubungan kemanusiaan apabila hubungan tersebut sudah dapat memberikan kesadaran dan
pengertian sehingga pihak lain merasa puas.
3. Teori organisasi prilaku. Teori ini merupakan suatu teori yang memandang organisasi dari
segi prilaku. Teori ini merupakan suatu teori yang memandang organisasi dari segi prilaku
anggota organisasi. Teori ini berpendapat bahwa baik atau tidaknya, berhasil tidaknya
organisasi mencapai sasaan yang telah ditetapkan berasal dari para anggotanya.
4. Teori birokrasi. Pada dasarnya teori organisasi birokrasi menyatakan bahwa untuk
mencapai tujuan, organisasi harus menjalankan strategi sebagai berikut:
a) Pembagian dan penguasaan pekerjaan secara khusus.
b) Prinsip hirarki atau bawahan hanya bertanggung jawab kepada atasanya langsung.
c) Promosi didasarkan pada masa kerja dan prestasi kerja, dan dilindungi dai pemberhentian
sewenang-wenang dan prestasi kerja, dan dilindugi dari pemberhentian sewenang-wenang
dan yang demikian disebut prinsip loyalitas.
d) Setiap pekerjaan dilaksanakan secara tidak pilih kasih . strategi ini dinamakan prinsip
impersonal.
e) Tiap-tiap tugas dan pekerjaan dalam organisasi dilaksanakan menurutsistem tertentu
berdasarkan kepada data peraturan yang abstrak. Strategi ini dinamakan prinsip uniformitas.
5. Teori organisasi proses. Teori ini merupakan suatu teori yang memandang organisasi
sebagai proses kerjasama formal. Teori ini memandang organisasi dalam arti dinamis, selalu
bergerak dan didalamnya terdapat pembagian tugas dan prinsip-prinsip yang bersifat umum
(universal).
6. Teori organisasi kepemimpinan. Teori ini beranggapan bahwa berhasil tidaknya organisasi
mencapai tujuan tergantung sampai berapa jauh seorang pemimpin mampu mempengaruhi
bawahan sehingga meraka mampu bekerja dengan semangat yang tinggi dan tujuan
organisasi dapat dicapai secara efisien dan efektif.
7. Teori organisasi fungsi. Fungsi adalah kelompok tugas atau kegiatan yang harus dijalankan
oleh seseorang yang mempunyai kedudukan sebagai pemimpin atau manager guna mencapai
tujuan organisasi. Sekelompok kegiatan yang menjadi fungsi seorang pemimipinatau
manager terdiri dari kegiatan menyusun perencanaan (planning) pengorganisasian
(organizing), pemberian motifasi atau bimbingan (motivating), pengawasan (controling), dan
pengambilan keputusan (deciion making).
8. Teori pengambilan keputusan. Teori ini berlandaskan adanya berbagai keputusan yang
dibuat oleh para pejabat disetiap tingkatan, baik keputusan ditingkat puncak yang memuat
ketentuan pokok atau kebijsanaan umum, keputusan ditingkat menengah yang memuat
program-program untuk melaksanakan keputusan administratif, maupun keputusan ditingkat
bawah.
9. Teori kontingensi (teori kepentingan). Teor ini berlandaskan pada pemikiran bahwa
pengelolaan organisasi dapat berjalan dengan baik dan lancar apabila pemimpin organisasi
mampu memperhatikan dan memecahkan situasi tertentu yang sedang dihadapi dan setiap
situasi harus dianalisis sendiri.
Dari semua teori ini, tidak satu pun teori ini dianggap paling lengkap atau paling
dianggap baik dan tepat apabila mampu memperhatikan dan menyesuaikan dengan
lingkungan dengan memperhitungkan situasi-situasi tertentu.
F. STRUKTUR ORGANISASI
1. Definisi struktur organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit kerja) dan hubungan
antara tiap bagian secara posisi yang ada pada perusahan dalam menjalin kegiatan oprasional
untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi menunjukan bagaimana fungsi-fungsi atau
kegiatan. Pekerjaan dibagi, dikelompokan dan dikordinasikan (integrasi) secara formal
2. Elemen struktur organisasi
Ada enam elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para menejer ketika hendak
mendisain struktur, antara lain:
a. Spesialis pekerjaan. Sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi kedalam
beberapa pekerjaan tersendiri.
b. Depaartementalisasi. Dasar yang dipakai untuk mengelompokan pekerjan secara bersama-
sama. Departementalisasi dapat berupa proses, produk, geografi dan pelanggan.
c. Rantai komando. Garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak
organisasi ke eselon paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung jawab kepada siapa.
d. Rentang kendali. Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh menejer secara efisien dan
efektif.
e. Sentralisasi dan desentralisasi. Sentralisasi mengacu pada sejauh mana tingakt
pengambilan keputusan terkonsentrasi pada suatu titik didalam organisasi. Desentralisasi
adalah lawan dari sentralisasi.
f. Formalisasi. Sejauh mana peerjaa-pekerjaan di dalam organisasi dibakukan.
3. Model disain struktur organisasi
a. Model mekanistik, yaitu sebuah struktur yang dicirikan oleh departementralisasi yang luas,
formalisasi yang tinggi, jaringan informasi yang terbatas, dan sentralisasi.
b. Model organik, yaitu sebuah struktur yang rata, menggunakan tim lintas hirarki dan lintas
fungsi, memiliki formalisasi yang rendah, memiliki jaringan informasi yang komprehensif,
dan mengandalakan pengambilan keputusan secara parisifarif.
c. Model piramid, model ini dibuat prsis sebuah piramida.
d. Model horizontal. Model ini dibuat dengan menarik garis lurus secara horizontal dengan
pembagian fungsional masing-masing bersama tugasnya masing-masing.
G. PROSES ATAU LANGKAH-LANGKAH PENGORGANISASIAN
Menurut stoner (1996) langkah-langkah dalam proses pengorganisasian terdiri dari
lima langkah:
a. Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi
b. Membagi beban kerja kedalam kegiatan-kegiatan yang secara logis danmemadaidapat
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang.
c. Mengkombinasi pekerjaan anggota prusahaan dengan secara logis dan efisien.
d. Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi dalam satu
kesatuan yang harmonis.
e. Memantau efektivitas organisasi dalam mengambil lamgkah-langkah penyesuaian untuk
mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.
H. PERILAKU ORGANISASI
Perilaku organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang perilaku
tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatu organisasi serta dampaknya terhadap
kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi). Perilaku organisasi juga
dikenal sebagai studi tentang organisasi. Dengan memanfaatkan metode-metode dari
ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi. Disiplin-disiplin lain yang terkait
dengan studi ini adalah studi tentang sumber daya manusia dan pesikolog industri.
Prilaku organisasi saat ini merupakan bidang studi yang berkembang jurusan studi
organisasi pada umumnya ditempatkan disekolah-sekolah bisnis, meskipun banayak
universitas yang juga mempunyai program psikologi industri dan ekonomi industri pula.
Bidang ini sangat berpengaruh dalamdunia bisnis dengan para praktisi seperti peter
ducker dan peter senge yang mengubah penelitian akademik menjadi praktik bisnis. Perilaku
organisasi menjadi semakin penting dalam ekonomi global ketika orang dengar berbagai latar
belakang dan nilai budaya harus bekerja bersama-sama secara efektif dan efisien. Namun
bidang ini juga semakin dikeriktik sebagai suatu bidang studi karena asumi-asumsinya yang
etnosentris dan pro-kapitalis (lihat studi manajemen kritis).
I. FUNGSI PENGORGANISASIAN
Fungsi pengorganisaian adalah proses yang menyangkut bagaimana strategidan taktik
yang telah dirumusakan dalam perencanaan desain dalam sebuah struktur organisasi yang
tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan
bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna
pencapaian tujuan organisasi.
J. KEGIATAN DALAM FUNGSI PENGORGANISASIAN
a. Mengalokasikan sumber daya. Merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan
prosedur yang diperlukan.
b. Menetapkan struktur organisasi yang menunjukan adanya garis kewenangan dan tanggung
jawab.
c. Kegiatan perekrutan, penyelesaian, pelatihan dan pengembangan sumber daya
manusia/tenaga kerja.
d. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat.
K. TUJUAN PENGORGANISASIAN
Tujuan pengorganisan adalah agar dalam pembagian tugas dapat dilaksanakan dengan
penuh tanggung jawab. Dengan pembagaian tugas diharapkan setiap organisasi dapat
meningkatkan keterampilannya secara khusus (spesialisasi) dalam menangani tugas-tugas
yang dibebankan. Apabila pengorganisasian itu dilakukan secara serampangan, tidak sesuai
dengan bidang keahlian seseorang, maka tidak mustahil dapat menimbulkan kegagalan dalam
penyelesaian pekerjaan itu.
Tujuan organisasi dapat dirumuskan dan ditetapkan dengan jelas. Hal ini penting
karena:
1. Tanpa tujuan yang jelas organisasi tidak akan mempunyai arah.
2. Tanpa tujuan jelas, organisasi tida ada artinya dan hanya akan menimbulkan pemborosan
belaka.
3. Tujuan yang jelas akan mempermudah dalam membentuk dan struktur organisasi.
4. Tujuan yang jelas akan mempermudah dalam menentukan jumlah dan penempatan
pegawai.
5. Tujuan yang jelas akan memberikan perangsang kerja pada para anggota organisasi.
6. Tujuan yang jelas akan mempermudah pelaksanaan koordinasi, karena mereka menyadari
bahwa semua anggota organisasi bekerja ketujaun yang sama, yaitu tujuan organisasi.
7. Tujuan yang jelas merupakan awal dari penetapan strategi. Siasat, metode, dan prosedur
yang akan dipergunakan.
8. Tujuan yang jelas merupakan dasar dari pada organisasi untuk bergerak.
Tujuan organisasi harus dapat diterima oeh para anggota. Apabila tujuan organisasi
itu dapat diterima oleh para anggota, hal ini berarti para anggota organisasi mempunyai
keyakinan bahwa tujuan pribadi mereka pun akan dapat tercapai sehingga tujuan mereka
dapat dengan mudah digerakan.