bab ii tinpus h10yyu-4

10
 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia atau human recources mengandung dua pengertian. Pertama, sumber daya manusia (SDM) mengandung pengertian usaha kerja atau  jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal ini SDM menceriminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. Pengertian kedua dari SDM menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja. Kelompok penduduk dalam usia kerja tersebut dinamakan tenaga kerja atau manpower (Sumarsono, 2003). Keberadaan manusia sebagai SDM sangat penting dalam perusahaan, karena SDM menunjang perusahaan melalui karya, bakat, kreativitas, motivasi dan peran nyata yang diberikannya. Tanpa adanya unsur manusia, tidak mungkin perusahaan dapat bergerak dan berjalan menuju yang diinginkan. Dengan demikian SDM adalah seseorang yang siap, mau dan mampu memberi sumbangan terhadap usaha  pencapaian tujuan organisasi (Rivai, 2006). Suatu cara dalam mengelola daya atau kekuatan manusia yang nantinya  bermanfaat bagi perusahaan dikenal sebagai manajemen sumber daya manusia (MSDM). Manajemen sumber daya manusia adalah proses memperoleh, melatih, menilai dan memberikan kompensasi kepada karyawan, memperhatikan hubungan kerja mereka, kesehatan dan keamanan, serta masalah keadilan (Dessler, 2004). Hasibuan (2005) berpendapat bahwa MSDM adalah ilmu dan seni yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien dalam membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Sejalan dengan  pendapat tersebut, Arep dan Tanjung (2003) mendefinisikan MSDM sebagai ilmu dan seni yang mengatur unsur manusia (cipta, rasa dan karsa) sebagai aset suatu organisasi demi terwujudnya tujuan organisasi dengan cara memperoleh, mengambangkan dan memelihara tenaga kerja secara efektif dan efisien. Fungsi manajemen sumber daya manusia meliputi perencanaan,  pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan dan pemberhentian

Upload: mujiya-ulkhaq

Post on 08-Oct-2015

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

akata

TRANSCRIPT

  • II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia

    Sumber daya manusia atau human recources mengandung dua pengertian.

    Pertama, sumber daya manusia (SDM) mengandung pengertian usaha kerja atau

    jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal ini SDM

    menceriminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu

    tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. Pengertian kedua dari SDM

    menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha

    kerja. Kelompok penduduk dalam usia kerja tersebut dinamakan tenaga kerja atau

    manpower (Sumarsono, 2003).

    Keberadaan manusia sebagai SDM sangat penting dalam perusahaan, karena

    SDM menunjang perusahaan melalui karya, bakat, kreativitas, motivasi dan peran

    nyata yang diberikannya. Tanpa adanya unsur manusia, tidak mungkin perusahaan

    dapat bergerak dan berjalan menuju yang diinginkan. Dengan demikian SDM

    adalah seseorang yang siap, mau dan mampu memberi sumbangan terhadap usaha

    pencapaian tujuan organisasi (Rivai, 2006).

    Suatu cara dalam mengelola daya atau kekuatan manusia yang nantinya

    bermanfaat bagi perusahaan dikenal sebagai manajemen sumber daya manusia

    (MSDM). Manajemen sumber daya manusia adalah proses memperoleh, melatih,

    menilai dan memberikan kompensasi kepada karyawan, memperhatikan hubungan

    kerja mereka, kesehatan dan keamanan, serta masalah keadilan (Dessler, 2004).

    Hasibuan (2005) berpendapat bahwa MSDM adalah ilmu dan seni yang mengatur

    hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien dalam membantu

    terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Sejalan dengan

    pendapat tersebut, Arep dan Tanjung (2003) mendefinisikan MSDM sebagai ilmu

    dan seni yang mengatur unsur manusia (cipta, rasa dan karsa) sebagai aset suatu

    organisasi demi terwujudnya tujuan organisasi dengan cara memperoleh,

    mengambangkan dan memelihara tenaga kerja secara efektif dan efisien.

    Fungsi manajemen sumber daya manusia meliputi perencanaan,

    pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan,

    kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan dan pemberhentian

  • 8

    (Hasibuan, 2005). Sejalan dengan hal tersebut, fungsi MSDM menurut Flippo

    (1984) terdiri dari fungsi manajemen dan fungsi operasional yang meliputi hal-hal

    berikut:

    1. Fungsi-fungsi manajemen

    a. Perencanaan (planning)

    b. Pengorganisasian (organizing)

    c. Pengarahan (directing)

    d. Pengendalian (controlling)

    2. Fungsi-fungsi operasional

    a. Pengadaan tenaga kerja (procurement)

    b. Pengembangan (development)

    c. Kompensasi (compensation)

    d. Integrasi (integration)

    e. Pemeliharaan (maintenance)

    f. Pemutusan hubungan kerja (separation)

    2.2. Perencanaan Sumber Daya Manusia

    Perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan

    selanjutnya mengenai apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa

    (Handoko, 1994). Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat

    tahapan yang dapat dilihat pada gambar berikut.

    Gambar 1. Empat tahap dasar perencanaan (Handoko, 1994)

    Perencanaan sumber daya manusia atau Human Recources Planning

    disingkat PSDM merupakan fungsi pertama dan utama dari manajemen sumber

    daya manusia. Perencanaan sumber daya manusia adalah merencanakan tenaga

    kerja agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan serta efektif dalam membantu

    Metetapkan Tujuan

    Merumuskan Keadaan Sekarang

    Identifikasi Kemudahan

    dan Hambatan

    Mengembangkan Serangkaian

    Kegiatan

    T U J U A N

  • 9

    terwujudnya tujuan (Hasibuan, 2005). Mangkunegara (2002) mengartikan

    perencanaan SDM atau perencanaan tenaga kerja sebagai suatu proses

    menentukan kebutuhan akan tenaga kerja berdasarkan peramalan, pengembangan,

    pengimplementasian dan pengontrolan kebutuhan tersebut yang berintegrasi

    dengan rencana organisasi agar tercipta jumlah pegawai, penempatan pegawai

    secara tepat dan bermanfaat secara ekonomis.

    Mangkuprawira (2004) berpendapat bahwa perencanaan SDM adalah

    jumlah dari seluruh rencana yang diformulasi untuk rekrutmen, screening,

    kompensasi, pelatihan, struktur pekerjaan, promosi dan aturan main dari SDM

    perusahaan. Perencanaan SDM merupakan sebuah proses yang dirancang untuk

    menerjemahkan rencana perusahaan dan tujuan ke dalam syarat-syarat pekerjaan,

    baik kuantitatif maupun kualitataif. Sementara itu, menurut Arep dan Tanjung

    (2003), perencanaan SDM merupakan serangkaian kegiatan yang memprediksi

    kebutuhan kerja pada masa yang akan datang. Melalui perencanaan SDM,

    organisasi dapat mengatur utilitas sumber daya manusia seoptimal mungkin,

    sehingga perusahaan diharapkan dapat mencapai tujuan-tujuannya dengan biaya

    seefisien mungkin. Tujuan perencanaan menurut Hasibuan (2005) adalah:

    1. Menentukan kualitas dan kuantitas karyawan yang akan mengisi semua

    jabatan dalam perusahaan.

    2. Menjamin tersedianya tenaga kerja masa kini maupun masa depan, sehingga

    setiap pekerjaan ada yang mengerjakannya.

    3. Menghindari terjadinya mismanajemen dan tumpang tindih dalam

    pelaksanaan tugas.

    4. Mempermudah koordinasi, integrasi dan sinkronisasi (KIS) sehingga

    produktivitas kerja meningkat.

    5. Menghindari kekurangan dan kelebihan karyawan.

    6. Menjadi pedoman dalam menetapkan program penarikan, seleksi,

    pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan dan

    pemberhentian karyawan.

    7. Menjadi pedoman dalam pelaksanaan mutasi (vertikal dan horizontal) dan

    pensiun karyawan.

    8. Menjadi dasar dalam melakukan penilaian karyawan.

  • 10

    2.3. Analisis Pekerjaan

    Analisis pekerjaan (job analysis) adalah informasi tertulis mengenai

    pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan dalam suatu perusahaan agar tujuan

    perusahaan tercapai. Hal ini perlu dilakukan agar dapat mendesain organisasi serta

    menetapkan uraian pekerjaan, spesifikasi pekerjaan dan evaluasi pekerjaan.

    Analisis pekerjaan akan memberikan informasi mengenai uraian pekerjaan,

    spesifikasi pekerjaan dan evaluasi pekerjaan bahkan dapat memperkirakan

    pengayaan atau perluasan pekerjaan dan penyederhanaan pekerjaan pada masa

    yang akan datang (Hasibuan, 2005).

    Menurut Mangkuprawira (2004), analisis pekerjaan merupakan kegiatan

    pengumpulan data tentang pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaan dan

    kemudian dianalisis untuk berbagai keperluan. Syarat-syarat teknis analisis

    pekerjaan yang diperlukan meliputi: (1) harus dinamis sejalan dengan perubahan-

    perubahan lingkungan internal dan eksternal, (2) prosedurnya harus dapat

    diaplikasikan dan dikelola secara akurat, absah dan efisien-efektif, (3) pelaksana

    analisis jabatan memiliki pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang memadai,

    serta (4) melibatkan semua komponen karyawan dan pimpinan secara aktif.

    Analisis pekerjaan/analisis jabatan, disamping menghasilkan uraian dan

    spesifikasi pekerjaan, memiliki kegunaan lain, yaitu (Rachmawati, 2008):

    1. Pengadaan tenaga kerja

    Spesifikasi pekerjaan merupakan standar personalia yang digunakan sebagai

    pembanding para calon teaga kerja. Isi spesifikasi pekerjaan akan

    memberikan dasar pembentukan prosedur seleksi nantinya.

    2. Pelatihan

    Isi uraian tugas dan pekerjaan dapat digunakan sebagai dasar untuk

    mengambil keputusan, khususnya dalam hal program pelatihan dan

    pengembangan sumber daya manusia.

    3. Evaluasi kinerja

    Persyaratan-persyaratan dan uraian jabatan dapat dinilai sebagai dasar untuk

    menentukan nilai pegawai dalam pemberian kompensasi yang layak.

  • 11

    4. Penilaian prestasi

    Deskripsi pekerjaan berguna untuk menentukan sasaran pekerjaan yang dapat

    digunakan untuk menilai apakah pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik

    oleh karyawan.

    5. Promosi dan transfer pegawai

    Informasi dan data pegawai akan membantu proses pengambilan keputusan

    sebagai dasar program promosi dan transfer pegawai.

    6. Organisasi

    Informasi data yang dimiliki dapat pula membantu manajemen untuk

    mengetahui sejauh mana tujuan dan sasaran organisasi tercapai. Hal ini untuk

    mengindikasikan ada tidaknya yang perlu diubah dalam suatu organisasi.

    7. Induksi

    Uraian pekerjaan akan sangat berguna, terutama pada pegawai baru, untuk

    tujuan orientasi karena akan memberikan gambaran pada pegawai baru

    tentang pekerjaan yang harus dilakukan.

    8. Konsultasi

    Informasi pekerjaan akan bermanfaat bagi pemberian konsultasi baik yang

    belum bekerja maupun yang sudah bekerja tetapi merasa tidak sesuai dengan

    pekerjaan yang ada sekarang.

    Analisis pekerjaan memberikan informasi yang digunakan untuk membuat

    deskripsi pekerjaan (daftar tentang pekerjaan itu) dan spesifikasi pekerjaan

    (orang-orang yang seperti apa yang bekerja untuk pekerjaan itu) (Dessler, 2004).

    2.3.1 Deskripsi Pekerjaan

    Sebuah deskripsi pekerjaan adalah pernyataan tertulis tentang apa

    yang harus dilakukan oleh pekerja, bagaimana orang itu melakukannya dan

    bagaimana kondisi kerjanya (Dessler, 2004). Deskripsi/uraian pekerjaan

    merupakan informasi tertulis yang menguraikan tugas dan tanggung jawab,

    kondisi pekerjaan, hubungan pekerjaan dan aspek-aspek pekerjaan pada

    suatu jabatan tertentu dalam organisasi. Deskripsi/uraian pekerjaan

    menjelaskan hal-hal sebagai berikut (Arep dan Tanjung, 2003):

    1. Identifikasi pekerjaan, menjawab pekerjaan apa yang harus dilakukan.

  • 12

    2. Hubungan tugas dan tanggung jawab. Jika melakukan tugas ini, kepada

    siapa harus bertanggung jawab.

    3. Standar wewenang dan pekerjaan. Apa wewenang suatu jabatan tertentu

    dan apakah wewenang tersebut dapat didelegasikan.

    4. Hal-hal seperti alat, mesin dan bahan baku yang akan dipergunakan.

    Apakah menggunakan alat-alat yang sederhana atau alat-alat yang

    canggih.

    5. Ringkasan pekerjaan, merupakan resume dari pekerjaan tersebut.

    6. Penjelasan tentang jabatan di bawah dan di atasnya.

    2.3.2 Spesifikasi Pekerjaan

    Spesifikasi pekerjaan menggambarkan kualifikasi karyawan, seperti

    pengalaman, pengetahuan, keahlian, atau kemampuan yang disyaratkan

    untuk melaksanakan pekerjaan (Mangkuprawira, 2004). Spesifikasi

    pekerjaan memberikan uraian informasi mengenai hal-hal berikut

    (Hasibuan, 2005):

    1. Tingkat pendidikan pekerja.

    2. Jenis kelamin pekerja.

    3. Keadaan fisik pekerja.

    4. Pengetahuan dan kecakapan pekerja.

    5. Batas umur pekerja.

    6. Nikah atau belum.

    7. Minat pekerja.

    8. Emosi dan tempramen pekerja.

    9. Pengalaman pekerja.

    Spesifikasi pekerjaan mengacu kepada ciri dan pengalaman yang

    dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Hal ini

    memperlihatkan seperti apa orang yang akan direkrut dan untuk kualitas

    seperti apa orang itu harus diuji (Dessler, 2004).

    2.4. Analisis Beban Kerja

    Beban Kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu

    jabatan/unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan norma

    waktu. Norma waktu adalah waktu yang wajar dan nyata-nyata dipergunakan

  • 13

    secara efektif dengan kondisi normal oleh seorang pemangku jabatan untuk

    menyelesaikan pekerjaan. Jam kerja efektif adalah jam kerja yang harus

    dipergunakan untuk berproduksi/menjalankan tugas (Depdagri, 2008).

    Analisis beban kerja termasuk ke dalam salah satu metode ilmiah dalam

    penetapan jumlah karyawan. Analisis beban kerja (workload analysis) adalah

    penentuan jumlah pekerja yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan

    dalam jangka waktu tertentu. Analisis beban kerja hanya dapat diterapkan pada

    volume pekerjaan atau unit pekerjaan yang mempunyai standar fisik, seperti per

    potong, per waktu, per meter, per kilo dan per liter (Hasibuan, 2005).

    Analisis Beban Kerja adalah suatu teknik manajemen yang dilakukan secara

    sistematis untuk memperoleh informasi mengenai tingkat efektivitas dan efisiensi

    kerja organisasi berdasarkan volume kerja. Volume Kerja adalah sekumpulan

    tugas/pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu 1 tahun. Efektivitas kerja

    adalah perbandingan antara bobot/beban kerja dengan jam kerja efektif dalam

    rangka penyelesaian tugas dan fungsi organisasi (Depdagri, 2008).

    2.5. Perusahaan Keluarga

    Perusahaan keluarga adalah sebuah perusahaan yang dimiliki, dikontrol dan

    dijalankan oleh anggota sebuah atau beberapa keluarga. Partisipasi keluarga

    dalam perusahaan dapat memperkuat perusahaan tersebut karena biasanya

    anggota keluarga sangat loyal dan berdedikasi tinggi terhadap perusahaan milik

    keluarganya (www.id.wikipedia.org, 2010).

    Perusahaan keluarga terdiri atas dua jenis, yaitu family owned enterprise

    (FOE) dan family business enterprise (FBE). FOE yaitu perusahaan yang dimiliki

    oleh keluarga tetapi dikelola oleh profesional yang berasal dari luar lingkaran

    keluarga. Keluarga hanya berperan sebagai pemilik dan tidak melibatkan diri

    dalam operasi di lapangan. Perusahaan seperti ini merupakan bentuk lanjutan dari

    usaha yang semula dikelola oleh keluarga yang mendirikannya. FBE yaitu

    perusahaan yang dimiliki dan dikelola oleh keluarga pendirinya. Perusahaan tipe

    ini dicirikan oleh dipegangnya posisi-posisi kunci dalam perusahaan oleh anggota

    keluarga (Susanto, 2005).

    Perusahaan keluarga memiliki kelebihan, diantaranya adalah memiliki sudut

    pandang jangka panjang terhadap bisnisnya. Perusahaan keluarga cenderung

  • 14

    memikirkan kontinuitas bisnisnya agar dapat diwariskan kepada generasi

    selanjutnya. Setiap perusahaan keluarga pada umumnya senantiasa menjaga

    reputasi melalui kualitas dan kuantitas produk serta melalui citra yang baik di

    mata masyarakat. Kelebihan lainnya yang dimiliki perusahaan keluarga adalah

    dalam hal kepercayaan dan loyalitas. Kekuatan perusahaan keluarga terletak pada

    dedikasi, loyalitas dan kepercayaan yang terjalin diantara pengelola, yang

    merupakan anggota keluarga. Selain itu, karyawan yang bekerja di perusahaan

    keluarga biasanya akan memiliki perasaan sebagai bagian dari keluarga, yang

    pada gilirannya akan menciptakan loyalitas terhadap perusahaan. Akses kepada

    atasan juga lebih mudah dilakukan karena perusahaan keluarga relatif tidak

    birokratif, sehingga pengambilan keputusan menjadi lebih cepat dan efektif.

    Menurut Susanto (2005), kelemahan yang dimiliki perusahaan keluarga

    yaitu munculnya ketidaksesuaian antara kepentingan keluarga dengan

    kepentingan perusahaan. Sebagai contoh, dalam perusahaan keluarga dapat

    ditemukan adanya pengambilan keputusan yang tidak berdasarkan logika bisnis,

    melainkan berdasarkan kepentingan anggota keluarga. Selain itu, kemungkinan

    munculnya konflik keluarga merupakan salah satu kelemahan perusahaan

    keluarga yang dapat menghancurkan perusahaan. Kelemahan lain perusahaan

    keluarga menurut Hanani (2009) yaitu sulitnya membangun kepercayaan kepada

    para manajer yang bukan anggota keluarga. Namun demikian, konsep perluasan

    keluarga (extended family) sangat membantu dalam memasukkan para karyawan

    non-keluarga ke dalam lingkaran keluarga setelah masa jabatan, kesetiaan dan

    pengabdian mereka teruji waktu.

    2.6. Rekrutmen

    Rekrutmen merupakan proses mencari, menemukan dan menarik para calon

    karyawan untuk dipekerjakan dalam dan oleh organisasi. Adapun tujuan

    rekrutmen adalah untuk memenuhi penawaran sebanyak mungkin dari calon-calon

    karyawan sehingga organisasi memiliki peluang yang lebih besar untuk

    menentukan pilihan terhadap calon pelamar yang dianggap memenuhi standar

    kualifikasi organisasi. Sebab-sebab dilakukannya rekrutmen adalah perluasan

    kegiatan organisasi, berdirinya organisasi baru, terciptanya kegiatan dan perincian

    pekerjaan baru, adanya promosi, mutasi, karyawan yang meninggal, pensiun, atau

  • 15

    sebab lain. Dengan demikian, dalam kegiatan rekrutmen ini organisasi harus

    memiliki standar kualifikasi calon karyawan yang sudah disepakati bersama

    (Rachmawati, 2008).

    Sumber rekrutmen menurut Hasibuan (1992) terdiri dari sumber internal

    dan eksternal. Sumber internal adalah karyawan yang akan mengisi lowongan

    kerja didapatkan dari dalam perusahaan, yaitu dengan cara mutasi atau

    pemindahan karyawan yang memenuhi spesifikasi pekerjaan pada jabatan yang

    dimaksud. Pemindahan tersebut dapat bersifat vertikal (promosi atau demosi)

    maupun horizontal. Pengisian jabatan dengan sumber rekrutmen internal sangat

    baik untuk dilakukan, terlebih untuk promosi sebagai sarana dalam memberikan

    penghargaan atas kesetiaan karyawan kepada perusahaan. Sumber eksternal dalam

    rekrutmen dapat diperoleh dari agen tenaga kerja, lembaga pendidikan, referensi,

    serikat buruh, leasing, media dan sumber lain.

    2.7. Hasil Penelitian Terdahulu

    Lituhayu (2008) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Beban Kerja dan

    Kinerja (Studi Kasus pada Head Office) PT Lerindo Internasional, Jakarta

    mengemukakan beberapa permasalahan beban kerja di Head Office PT Lerindo

    Internasional. Permasalahan-permasalahan tersebut yaitu jumlah karyawan di

    Head Office PT Lerindo Internasional masih dinilai belum cukup untuk

    menangani pekerjaan yang ada, gaji dan insentif yang masih kurang sesuai dengan

    beban kerja, kurangnya pelatihan bagi karyawan, pendistribusian pekerjaan yang

    kurang baik, serta beban kerja karyawan yang dinilai belum merata. Sementara

    itu, kinerja karyawan secara rata-rata dinilai sudah baik berdasarkan hasil analisis

    persepsi karyawan sebagai responden. Kinerja yang baik tersebut dievaluasi

    melalui cara penyelesaian kerja, kesesuaian kualitas dan kuantitas dengan standar

    dan kompetensi, kemampuan adaptasi, bekerja sama, kesadaran keselamatan

    kerja, pelayanan yang diberikan, serta produktivitas dan absensi.

    Setyawan (2008) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Beban Kerja dan

    Kebutuhan Sumber Daya Manusia (Studi Kasus Seksi Main Distribution Frame

    Bogor Centrum) mengemukakan bahwa persepsi karyawan tentang analisis

    pekerjaan dan kondisi pekerjaan yang sudah baik. Permasalahan yang terjadi di

    Seksi Main Distribution Frame (MDF) adalah waktu penyelesaian pekerjaan yang

  • 16

    terkadang melebihi jam kerja, peralatan yang sering dipinjam oleh unit lain, tugas

    dari manajemen yang datang bersamaan dengan target kerja yang tinggi dan

    beberapa permasalahan teknis. Beban kerja di Seksi MDF dinilai terlalu besar

    sehingga terjadi over capacity. Hal ini sejalan dengan hasil perhitungan jumlah

    karyawan yang efektif untuk bekerja di Seksi MDF, dimana perlu adanya

    penambahan jumlah karyawan. Dalam penelitian ini disebutkan pula adanya

    peningkatan target perusahaan. Sejalan dengan hal tersebut perlu dilakukan

    penambahan jumlah karyawan lebih banyak dibandingkan dengan tidak ada

    penambahan target untuk menyeimbangkan beban kerja.

    Karliati (2008) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Perencanaan

    Jumlah Pegawai Tata Usaha Fakultas (Dekanat) dan Departemen Manajemen

    Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor, mengungkapkan

    bahwa terdapat kekurangan jumlah pegawai untuk menangani pekerjaan, gaji dan

    insentif yang tidak sesuai dengan beban kerja, serta beban kerja pegawai yang

    dinilai terlalu besar.

    Penelitian ini bertujuan untuk menghitung beban kerja dan jumlah karyawan

    efektif di Divisi Keuangan, Divisi Personalia dan Umum, serta Divisi Pemasaran

    PT Ekanindya Karsa. Penelitian dilakukan dengan metode penggunaan waktu

    penyelesaian rata-rata dan waktu produktif untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

    Kelebihan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian sebelumnya adalah

    dilakukannya analisis pekerjaan yang menghasilkan deskripsi pekerjaan dan

    spesifikasi pekerjaan karyawan yang selanjutnya digunakan untuk melakukan

    analisis beban kerja.