bab ii tinpus h10yyu-4
DESCRIPTION
akataTRANSCRIPT
-
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia atau human recources mengandung dua pengertian.
Pertama, sumber daya manusia (SDM) mengandung pengertian usaha kerja atau
jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal ini SDM
menceriminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu
tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. Pengertian kedua dari SDM
menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha
kerja. Kelompok penduduk dalam usia kerja tersebut dinamakan tenaga kerja atau
manpower (Sumarsono, 2003).
Keberadaan manusia sebagai SDM sangat penting dalam perusahaan, karena
SDM menunjang perusahaan melalui karya, bakat, kreativitas, motivasi dan peran
nyata yang diberikannya. Tanpa adanya unsur manusia, tidak mungkin perusahaan
dapat bergerak dan berjalan menuju yang diinginkan. Dengan demikian SDM
adalah seseorang yang siap, mau dan mampu memberi sumbangan terhadap usaha
pencapaian tujuan organisasi (Rivai, 2006).
Suatu cara dalam mengelola daya atau kekuatan manusia yang nantinya
bermanfaat bagi perusahaan dikenal sebagai manajemen sumber daya manusia
(MSDM). Manajemen sumber daya manusia adalah proses memperoleh, melatih,
menilai dan memberikan kompensasi kepada karyawan, memperhatikan hubungan
kerja mereka, kesehatan dan keamanan, serta masalah keadilan (Dessler, 2004).
Hasibuan (2005) berpendapat bahwa MSDM adalah ilmu dan seni yang mengatur
hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien dalam membantu
terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Sejalan dengan
pendapat tersebut, Arep dan Tanjung (2003) mendefinisikan MSDM sebagai ilmu
dan seni yang mengatur unsur manusia (cipta, rasa dan karsa) sebagai aset suatu
organisasi demi terwujudnya tujuan organisasi dengan cara memperoleh,
mengambangkan dan memelihara tenaga kerja secara efektif dan efisien.
Fungsi manajemen sumber daya manusia meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan,
kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan dan pemberhentian
-
8
(Hasibuan, 2005). Sejalan dengan hal tersebut, fungsi MSDM menurut Flippo
(1984) terdiri dari fungsi manajemen dan fungsi operasional yang meliputi hal-hal
berikut:
1. Fungsi-fungsi manajemen
a. Perencanaan (planning)
b. Pengorganisasian (organizing)
c. Pengarahan (directing)
d. Pengendalian (controlling)
2. Fungsi-fungsi operasional
a. Pengadaan tenaga kerja (procurement)
b. Pengembangan (development)
c. Kompensasi (compensation)
d. Integrasi (integration)
e. Pemeliharaan (maintenance)
f. Pemutusan hubungan kerja (separation)
2.2. Perencanaan Sumber Daya Manusia
Perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan
selanjutnya mengenai apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa
(Handoko, 1994). Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat
tahapan yang dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 1. Empat tahap dasar perencanaan (Handoko, 1994)
Perencanaan sumber daya manusia atau Human Recources Planning
disingkat PSDM merupakan fungsi pertama dan utama dari manajemen sumber
daya manusia. Perencanaan sumber daya manusia adalah merencanakan tenaga
kerja agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan serta efektif dalam membantu
Metetapkan Tujuan
Merumuskan Keadaan Sekarang
Identifikasi Kemudahan
dan Hambatan
Mengembangkan Serangkaian
Kegiatan
T U J U A N
-
9
terwujudnya tujuan (Hasibuan, 2005). Mangkunegara (2002) mengartikan
perencanaan SDM atau perencanaan tenaga kerja sebagai suatu proses
menentukan kebutuhan akan tenaga kerja berdasarkan peramalan, pengembangan,
pengimplementasian dan pengontrolan kebutuhan tersebut yang berintegrasi
dengan rencana organisasi agar tercipta jumlah pegawai, penempatan pegawai
secara tepat dan bermanfaat secara ekonomis.
Mangkuprawira (2004) berpendapat bahwa perencanaan SDM adalah
jumlah dari seluruh rencana yang diformulasi untuk rekrutmen, screening,
kompensasi, pelatihan, struktur pekerjaan, promosi dan aturan main dari SDM
perusahaan. Perencanaan SDM merupakan sebuah proses yang dirancang untuk
menerjemahkan rencana perusahaan dan tujuan ke dalam syarat-syarat pekerjaan,
baik kuantitatif maupun kualitataif. Sementara itu, menurut Arep dan Tanjung
(2003), perencanaan SDM merupakan serangkaian kegiatan yang memprediksi
kebutuhan kerja pada masa yang akan datang. Melalui perencanaan SDM,
organisasi dapat mengatur utilitas sumber daya manusia seoptimal mungkin,
sehingga perusahaan diharapkan dapat mencapai tujuan-tujuannya dengan biaya
seefisien mungkin. Tujuan perencanaan menurut Hasibuan (2005) adalah:
1. Menentukan kualitas dan kuantitas karyawan yang akan mengisi semua
jabatan dalam perusahaan.
2. Menjamin tersedianya tenaga kerja masa kini maupun masa depan, sehingga
setiap pekerjaan ada yang mengerjakannya.
3. Menghindari terjadinya mismanajemen dan tumpang tindih dalam
pelaksanaan tugas.
4. Mempermudah koordinasi, integrasi dan sinkronisasi (KIS) sehingga
produktivitas kerja meningkat.
5. Menghindari kekurangan dan kelebihan karyawan.
6. Menjadi pedoman dalam menetapkan program penarikan, seleksi,
pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan dan
pemberhentian karyawan.
7. Menjadi pedoman dalam pelaksanaan mutasi (vertikal dan horizontal) dan
pensiun karyawan.
8. Menjadi dasar dalam melakukan penilaian karyawan.
-
10
2.3. Analisis Pekerjaan
Analisis pekerjaan (job analysis) adalah informasi tertulis mengenai
pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan dalam suatu perusahaan agar tujuan
perusahaan tercapai. Hal ini perlu dilakukan agar dapat mendesain organisasi serta
menetapkan uraian pekerjaan, spesifikasi pekerjaan dan evaluasi pekerjaan.
Analisis pekerjaan akan memberikan informasi mengenai uraian pekerjaan,
spesifikasi pekerjaan dan evaluasi pekerjaan bahkan dapat memperkirakan
pengayaan atau perluasan pekerjaan dan penyederhanaan pekerjaan pada masa
yang akan datang (Hasibuan, 2005).
Menurut Mangkuprawira (2004), analisis pekerjaan merupakan kegiatan
pengumpulan data tentang pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaan dan
kemudian dianalisis untuk berbagai keperluan. Syarat-syarat teknis analisis
pekerjaan yang diperlukan meliputi: (1) harus dinamis sejalan dengan perubahan-
perubahan lingkungan internal dan eksternal, (2) prosedurnya harus dapat
diaplikasikan dan dikelola secara akurat, absah dan efisien-efektif, (3) pelaksana
analisis jabatan memiliki pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang memadai,
serta (4) melibatkan semua komponen karyawan dan pimpinan secara aktif.
Analisis pekerjaan/analisis jabatan, disamping menghasilkan uraian dan
spesifikasi pekerjaan, memiliki kegunaan lain, yaitu (Rachmawati, 2008):
1. Pengadaan tenaga kerja
Spesifikasi pekerjaan merupakan standar personalia yang digunakan sebagai
pembanding para calon teaga kerja. Isi spesifikasi pekerjaan akan
memberikan dasar pembentukan prosedur seleksi nantinya.
2. Pelatihan
Isi uraian tugas dan pekerjaan dapat digunakan sebagai dasar untuk
mengambil keputusan, khususnya dalam hal program pelatihan dan
pengembangan sumber daya manusia.
3. Evaluasi kinerja
Persyaratan-persyaratan dan uraian jabatan dapat dinilai sebagai dasar untuk
menentukan nilai pegawai dalam pemberian kompensasi yang layak.
-
11
4. Penilaian prestasi
Deskripsi pekerjaan berguna untuk menentukan sasaran pekerjaan yang dapat
digunakan untuk menilai apakah pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik
oleh karyawan.
5. Promosi dan transfer pegawai
Informasi dan data pegawai akan membantu proses pengambilan keputusan
sebagai dasar program promosi dan transfer pegawai.
6. Organisasi
Informasi data yang dimiliki dapat pula membantu manajemen untuk
mengetahui sejauh mana tujuan dan sasaran organisasi tercapai. Hal ini untuk
mengindikasikan ada tidaknya yang perlu diubah dalam suatu organisasi.
7. Induksi
Uraian pekerjaan akan sangat berguna, terutama pada pegawai baru, untuk
tujuan orientasi karena akan memberikan gambaran pada pegawai baru
tentang pekerjaan yang harus dilakukan.
8. Konsultasi
Informasi pekerjaan akan bermanfaat bagi pemberian konsultasi baik yang
belum bekerja maupun yang sudah bekerja tetapi merasa tidak sesuai dengan
pekerjaan yang ada sekarang.
Analisis pekerjaan memberikan informasi yang digunakan untuk membuat
deskripsi pekerjaan (daftar tentang pekerjaan itu) dan spesifikasi pekerjaan
(orang-orang yang seperti apa yang bekerja untuk pekerjaan itu) (Dessler, 2004).
2.3.1 Deskripsi Pekerjaan
Sebuah deskripsi pekerjaan adalah pernyataan tertulis tentang apa
yang harus dilakukan oleh pekerja, bagaimana orang itu melakukannya dan
bagaimana kondisi kerjanya (Dessler, 2004). Deskripsi/uraian pekerjaan
merupakan informasi tertulis yang menguraikan tugas dan tanggung jawab,
kondisi pekerjaan, hubungan pekerjaan dan aspek-aspek pekerjaan pada
suatu jabatan tertentu dalam organisasi. Deskripsi/uraian pekerjaan
menjelaskan hal-hal sebagai berikut (Arep dan Tanjung, 2003):
1. Identifikasi pekerjaan, menjawab pekerjaan apa yang harus dilakukan.
-
12
2. Hubungan tugas dan tanggung jawab. Jika melakukan tugas ini, kepada
siapa harus bertanggung jawab.
3. Standar wewenang dan pekerjaan. Apa wewenang suatu jabatan tertentu
dan apakah wewenang tersebut dapat didelegasikan.
4. Hal-hal seperti alat, mesin dan bahan baku yang akan dipergunakan.
Apakah menggunakan alat-alat yang sederhana atau alat-alat yang
canggih.
5. Ringkasan pekerjaan, merupakan resume dari pekerjaan tersebut.
6. Penjelasan tentang jabatan di bawah dan di atasnya.
2.3.2 Spesifikasi Pekerjaan
Spesifikasi pekerjaan menggambarkan kualifikasi karyawan, seperti
pengalaman, pengetahuan, keahlian, atau kemampuan yang disyaratkan
untuk melaksanakan pekerjaan (Mangkuprawira, 2004). Spesifikasi
pekerjaan memberikan uraian informasi mengenai hal-hal berikut
(Hasibuan, 2005):
1. Tingkat pendidikan pekerja.
2. Jenis kelamin pekerja.
3. Keadaan fisik pekerja.
4. Pengetahuan dan kecakapan pekerja.
5. Batas umur pekerja.
6. Nikah atau belum.
7. Minat pekerja.
8. Emosi dan tempramen pekerja.
9. Pengalaman pekerja.
Spesifikasi pekerjaan mengacu kepada ciri dan pengalaman yang
dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Hal ini
memperlihatkan seperti apa orang yang akan direkrut dan untuk kualitas
seperti apa orang itu harus diuji (Dessler, 2004).
2.4. Analisis Beban Kerja
Beban Kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu
jabatan/unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan norma
waktu. Norma waktu adalah waktu yang wajar dan nyata-nyata dipergunakan
-
13
secara efektif dengan kondisi normal oleh seorang pemangku jabatan untuk
menyelesaikan pekerjaan. Jam kerja efektif adalah jam kerja yang harus
dipergunakan untuk berproduksi/menjalankan tugas (Depdagri, 2008).
Analisis beban kerja termasuk ke dalam salah satu metode ilmiah dalam
penetapan jumlah karyawan. Analisis beban kerja (workload analysis) adalah
penentuan jumlah pekerja yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
dalam jangka waktu tertentu. Analisis beban kerja hanya dapat diterapkan pada
volume pekerjaan atau unit pekerjaan yang mempunyai standar fisik, seperti per
potong, per waktu, per meter, per kilo dan per liter (Hasibuan, 2005).
Analisis Beban Kerja adalah suatu teknik manajemen yang dilakukan secara
sistematis untuk memperoleh informasi mengenai tingkat efektivitas dan efisiensi
kerja organisasi berdasarkan volume kerja. Volume Kerja adalah sekumpulan
tugas/pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu 1 tahun. Efektivitas kerja
adalah perbandingan antara bobot/beban kerja dengan jam kerja efektif dalam
rangka penyelesaian tugas dan fungsi organisasi (Depdagri, 2008).
2.5. Perusahaan Keluarga
Perusahaan keluarga adalah sebuah perusahaan yang dimiliki, dikontrol dan
dijalankan oleh anggota sebuah atau beberapa keluarga. Partisipasi keluarga
dalam perusahaan dapat memperkuat perusahaan tersebut karena biasanya
anggota keluarga sangat loyal dan berdedikasi tinggi terhadap perusahaan milik
keluarganya (www.id.wikipedia.org, 2010).
Perusahaan keluarga terdiri atas dua jenis, yaitu family owned enterprise
(FOE) dan family business enterprise (FBE). FOE yaitu perusahaan yang dimiliki
oleh keluarga tetapi dikelola oleh profesional yang berasal dari luar lingkaran
keluarga. Keluarga hanya berperan sebagai pemilik dan tidak melibatkan diri
dalam operasi di lapangan. Perusahaan seperti ini merupakan bentuk lanjutan dari
usaha yang semula dikelola oleh keluarga yang mendirikannya. FBE yaitu
perusahaan yang dimiliki dan dikelola oleh keluarga pendirinya. Perusahaan tipe
ini dicirikan oleh dipegangnya posisi-posisi kunci dalam perusahaan oleh anggota
keluarga (Susanto, 2005).
Perusahaan keluarga memiliki kelebihan, diantaranya adalah memiliki sudut
pandang jangka panjang terhadap bisnisnya. Perusahaan keluarga cenderung
-
14
memikirkan kontinuitas bisnisnya agar dapat diwariskan kepada generasi
selanjutnya. Setiap perusahaan keluarga pada umumnya senantiasa menjaga
reputasi melalui kualitas dan kuantitas produk serta melalui citra yang baik di
mata masyarakat. Kelebihan lainnya yang dimiliki perusahaan keluarga adalah
dalam hal kepercayaan dan loyalitas. Kekuatan perusahaan keluarga terletak pada
dedikasi, loyalitas dan kepercayaan yang terjalin diantara pengelola, yang
merupakan anggota keluarga. Selain itu, karyawan yang bekerja di perusahaan
keluarga biasanya akan memiliki perasaan sebagai bagian dari keluarga, yang
pada gilirannya akan menciptakan loyalitas terhadap perusahaan. Akses kepada
atasan juga lebih mudah dilakukan karena perusahaan keluarga relatif tidak
birokratif, sehingga pengambilan keputusan menjadi lebih cepat dan efektif.
Menurut Susanto (2005), kelemahan yang dimiliki perusahaan keluarga
yaitu munculnya ketidaksesuaian antara kepentingan keluarga dengan
kepentingan perusahaan. Sebagai contoh, dalam perusahaan keluarga dapat
ditemukan adanya pengambilan keputusan yang tidak berdasarkan logika bisnis,
melainkan berdasarkan kepentingan anggota keluarga. Selain itu, kemungkinan
munculnya konflik keluarga merupakan salah satu kelemahan perusahaan
keluarga yang dapat menghancurkan perusahaan. Kelemahan lain perusahaan
keluarga menurut Hanani (2009) yaitu sulitnya membangun kepercayaan kepada
para manajer yang bukan anggota keluarga. Namun demikian, konsep perluasan
keluarga (extended family) sangat membantu dalam memasukkan para karyawan
non-keluarga ke dalam lingkaran keluarga setelah masa jabatan, kesetiaan dan
pengabdian mereka teruji waktu.
2.6. Rekrutmen
Rekrutmen merupakan proses mencari, menemukan dan menarik para calon
karyawan untuk dipekerjakan dalam dan oleh organisasi. Adapun tujuan
rekrutmen adalah untuk memenuhi penawaran sebanyak mungkin dari calon-calon
karyawan sehingga organisasi memiliki peluang yang lebih besar untuk
menentukan pilihan terhadap calon pelamar yang dianggap memenuhi standar
kualifikasi organisasi. Sebab-sebab dilakukannya rekrutmen adalah perluasan
kegiatan organisasi, berdirinya organisasi baru, terciptanya kegiatan dan perincian
pekerjaan baru, adanya promosi, mutasi, karyawan yang meninggal, pensiun, atau
-
15
sebab lain. Dengan demikian, dalam kegiatan rekrutmen ini organisasi harus
memiliki standar kualifikasi calon karyawan yang sudah disepakati bersama
(Rachmawati, 2008).
Sumber rekrutmen menurut Hasibuan (1992) terdiri dari sumber internal
dan eksternal. Sumber internal adalah karyawan yang akan mengisi lowongan
kerja didapatkan dari dalam perusahaan, yaitu dengan cara mutasi atau
pemindahan karyawan yang memenuhi spesifikasi pekerjaan pada jabatan yang
dimaksud. Pemindahan tersebut dapat bersifat vertikal (promosi atau demosi)
maupun horizontal. Pengisian jabatan dengan sumber rekrutmen internal sangat
baik untuk dilakukan, terlebih untuk promosi sebagai sarana dalam memberikan
penghargaan atas kesetiaan karyawan kepada perusahaan. Sumber eksternal dalam
rekrutmen dapat diperoleh dari agen tenaga kerja, lembaga pendidikan, referensi,
serikat buruh, leasing, media dan sumber lain.
2.7. Hasil Penelitian Terdahulu
Lituhayu (2008) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Beban Kerja dan
Kinerja (Studi Kasus pada Head Office) PT Lerindo Internasional, Jakarta
mengemukakan beberapa permasalahan beban kerja di Head Office PT Lerindo
Internasional. Permasalahan-permasalahan tersebut yaitu jumlah karyawan di
Head Office PT Lerindo Internasional masih dinilai belum cukup untuk
menangani pekerjaan yang ada, gaji dan insentif yang masih kurang sesuai dengan
beban kerja, kurangnya pelatihan bagi karyawan, pendistribusian pekerjaan yang
kurang baik, serta beban kerja karyawan yang dinilai belum merata. Sementara
itu, kinerja karyawan secara rata-rata dinilai sudah baik berdasarkan hasil analisis
persepsi karyawan sebagai responden. Kinerja yang baik tersebut dievaluasi
melalui cara penyelesaian kerja, kesesuaian kualitas dan kuantitas dengan standar
dan kompetensi, kemampuan adaptasi, bekerja sama, kesadaran keselamatan
kerja, pelayanan yang diberikan, serta produktivitas dan absensi.
Setyawan (2008) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Beban Kerja dan
Kebutuhan Sumber Daya Manusia (Studi Kasus Seksi Main Distribution Frame
Bogor Centrum) mengemukakan bahwa persepsi karyawan tentang analisis
pekerjaan dan kondisi pekerjaan yang sudah baik. Permasalahan yang terjadi di
Seksi Main Distribution Frame (MDF) adalah waktu penyelesaian pekerjaan yang
-
16
terkadang melebihi jam kerja, peralatan yang sering dipinjam oleh unit lain, tugas
dari manajemen yang datang bersamaan dengan target kerja yang tinggi dan
beberapa permasalahan teknis. Beban kerja di Seksi MDF dinilai terlalu besar
sehingga terjadi over capacity. Hal ini sejalan dengan hasil perhitungan jumlah
karyawan yang efektif untuk bekerja di Seksi MDF, dimana perlu adanya
penambahan jumlah karyawan. Dalam penelitian ini disebutkan pula adanya
peningkatan target perusahaan. Sejalan dengan hal tersebut perlu dilakukan
penambahan jumlah karyawan lebih banyak dibandingkan dengan tidak ada
penambahan target untuk menyeimbangkan beban kerja.
Karliati (2008) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Perencanaan
Jumlah Pegawai Tata Usaha Fakultas (Dekanat) dan Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor, mengungkapkan
bahwa terdapat kekurangan jumlah pegawai untuk menangani pekerjaan, gaji dan
insentif yang tidak sesuai dengan beban kerja, serta beban kerja pegawai yang
dinilai terlalu besar.
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung beban kerja dan jumlah karyawan
efektif di Divisi Keuangan, Divisi Personalia dan Umum, serta Divisi Pemasaran
PT Ekanindya Karsa. Penelitian dilakukan dengan metode penggunaan waktu
penyelesaian rata-rata dan waktu produktif untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Kelebihan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian sebelumnya adalah
dilakukannya analisis pekerjaan yang menghasilkan deskripsi pekerjaan dan
spesifikasi pekerjaan karyawan yang selanjutnya digunakan untuk melakukan
analisis beban kerja.