bab ii tinjauan umum tentang pendidikan islam a. …digilib.uinsby.ac.id/1267/5/bab 2.pdf · itu...

36
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN ISLAM A. Hakikat Pendidikan Islam Penulis menyadari betul tentang objek pembahasan ini yang begitu luas sehingga perlu diklasifikasikan mengenai pengetahuan yang muncul dari dunia barat (Eropa - Amerika) dan pengetahuan yang muncul dari dunia timur (timur tengah). Keduanya memiliki karakteristik tersendiri, yaitu karakter proses, tujuan dan kegunaan yang menjadi landasan perkembangan dari masing-masing peradaban. Namun agar ada pembatasan tersendiri maka penelitian ini terfokuskan pada pengetahuan yang muncul dari dunia timur dan yang dapat memberikan pengaruh terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia. Dalam rangkaian sejarah perkembangan bangsa Indonesia, pendidikan mempunyai peran yang signifikan sehingga menjadi penentu pembentukan karakter dan kepribadian dari semua lini kehidupan. Bahkan krisis pendidikan dan kebudayaan akan berimplikasi pada krisis kehidupan yang lain. 43 Begitulah sebaliknya jika pendidikan dan kebudayaan mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah dan rakyatnya maka sudah menjadi barang tentu bahwa bangsa ini akan maju. 43 Hal senada pernah disampaikan oleh darmaningtias dalam kesempatan diskusi di taman ilmu surabaya pada pertengahan tahun 2012. Dengan tema kajian korporasi pendidikan, bahwa dunia pendidikan di indonesia pada saat ini masih tidak bisa memberikan pelayanan yang berarti bagi peserta didik yang kurang mampu. Dan itupun pemerintah yang menjadi pelaku utamanya, sehingga dapat dikatakan bahwa pemerintah gagal dalam mensejahterakan rakyatnya dan menjadi dosa besar karena sudah menghianati dasar negara UUD 1945 dan pancasila republik Indonesia. 24

Upload: others

Post on 27-Oct-2019

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN ISLAM A. …digilib.uinsby.ac.id/1267/5/Bab 2.pdf · itu pendidikan Islam harus menggunakan al-Qur‟an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai

24

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN ISLAM

A. Hakikat Pendidikan Islam

Penulis menyadari betul tentang objek pembahasan ini yang begitu

luas sehingga perlu diklasifikasikan mengenai pengetahuan yang muncul

dari dunia barat (Eropa - Amerika) dan pengetahuan yang muncul dari

dunia timur (timur tengah). Keduanya memiliki karakteristik tersendiri,

yaitu karakter proses, tujuan dan kegunaan yang menjadi landasan

perkembangan dari masing-masing peradaban. Namun agar ada

pembatasan tersendiri maka penelitian ini terfokuskan pada pengetahuan

yang muncul dari dunia timur dan yang dapat memberikan pengaruh

terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia.

Dalam rangkaian sejarah perkembangan bangsa Indonesia,

pendidikan mempunyai peran yang signifikan sehingga menjadi penentu

pembentukan karakter dan kepribadian dari semua lini kehidupan. Bahkan

krisis pendidikan dan kebudayaan akan berimplikasi pada krisis kehidupan

yang lain.43

Begitulah sebaliknya jika pendidikan dan kebudayaan

mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah dan rakyatnya maka

sudah menjadi barang tentu bahwa bangsa ini akan maju.

43

Hal senada pernah disampaikan oleh darmaningtias dalam kesempatan diskusi di taman ilmu

surabaya pada pertengahan tahun 2012. Dengan tema kajian korporasi pendidikan, bahwa

dunia pendidikan di indonesia pada saat ini masih tidak bisa memberikan pelayanan yang

berarti bagi peserta didik yang kurang mampu. Dan itupun pemerintah yang menjadi pelaku

utamanya, sehingga dapat dikatakan bahwa pemerintah gagal dalam mensejahterakan

rakyatnya dan menjadi dosa besar karena sudah menghianati dasar negara UUD 1945 dan

pancasila republik Indonesia.

24

Page 2: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN ISLAM A. …digilib.uinsby.ac.id/1267/5/Bab 2.pdf · itu pendidikan Islam harus menggunakan al-Qur‟an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai

25

Pendidikan Islam berperan besar terhadap perkembangan

pendidikan di Indonesia, bahkan sistem pendidikan ini lebih dahulu

muncul di negara ibu pertiwi ini dibandingkan dengan pendidikan yang

datang dari Barat,44

corak yang paling utama tercerminkan pada lembaga

pendidikan pesantren.

Lahirnya agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW, pada

abad ke-7 M, menimbulkan suatu tenaga penggerak yang luar biasa, yang

pernah dialami oleh umat manusia. Islam merupakan gerakan raksasa yang

telah berjalan sepanjang zaman dalam pertumbuhan dan

perkembangannya.45 Sebagai agama wahyu yang terakhir, Islam telah

meniti jalan sejarah yang panjang. Setiap babak peristiwa historis dapat

menjadi kaca perbandingan bagi kehidupan umat Islam pada masa

sekarang. Pada zaman Nabi Muhammad Saw. Islam dan umatnya berada

pada posisi yang paling ideal, karena setiap permasalahan yang muncul

pada masa itu dapat diselesaikan langsung oleh Nabi Muhammad SAW.

melalui tuntunan wahyu.

Dalam pelaksanaan pendidikan pada zaman Nabi Saw tujuan

pendidikan diarahkan kepada tujuan sentral, yaitu membentuk manusia

muslim yang paripurna, yang memiliki keseimbangan antara jasmani dan

rohani serta keseimbangan antara kebutuhan duniawi dan ukhrawi. Dalam

44

Sistem pendidikan islam di indonesia beriringan dengan akar munculnya agama islam di

indonesia sehingga jika dilihat akar sejarahnya agama islam lebih dahulu (abad 12 M)

dibandingkan dengan agama kristen (abad 16 M) yang baru muncul semenjak bangsa indonesia

di jajah oleh negeri belanda. Dan sudah menjadi rahasia umum jika karakteristik dari

pengetahuan yang datang dari luar terbesit penyebaran ajaran agama. 45

A Mustofa Aly dan Abdullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Untuk Fakultas

Tarbiyah, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), 23.

Page 3: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN ISLAM A. …digilib.uinsby.ac.id/1267/5/Bab 2.pdf · itu pendidikan Islam harus menggunakan al-Qur‟an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai

26

waktu yang relatif singkat, Nabi Saw. berhasil mendidik para sahabat yang

dimulai secara rahasia dari rumah ke rumah, kemudian mengambil tempat

di masjid setelah hijrah ke Madinah.

Menurut persepektif Islam, pendidikan (education) adalah

pemberian suatu variatif (corak) hitam putihnya perjalanan seseorang.

Oleh sebab itu, ajaran Islam menetapkan bahwa pendidikan merupakan

salah satu yang wajib hukumnya bagi seorang pria maupun seorang

wanita. Dan berlangsung dalam seumur hidup dari mulai buaian hingga ke

liang lahat. Eksistensi tersebut secara tidak langsung menempatkan

pendidikan sebagai suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam

kehidupan.

B. Pengertian Pendidikan Islam

Sebenarnya ada banyak ragam definisi pendidikan Islam yang

dilontarkan oleh para cendekiawan Muslim. Sehingga terkadang

pendidikan Islam mengalami reduksi yang cukup berarti akibat kurangnya

pemahaman pendidikan secara universal.

Naquib Al Attas berpendapat bahwa pendidikan Islam adalah

sebagai pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur

ditanamkan kedalam diri manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari

segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan yang sedemikian rupa sehingga

Page 4: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN ISLAM A. …digilib.uinsby.ac.id/1267/5/Bab 2.pdf · itu pendidikan Islam harus menggunakan al-Qur‟an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai

27

membimbingnya kearah pengenalan tempat Tuhan yang tepat di dalam

tatanan wujud dan ketiadaan.46

Sementara itu menurut Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan

Islam adalah penataan individual dan sosial yang dapat menyebabkan

seseorang tunduk dan taat pada Islam dan menerapkannya secara

sempurna di dalam kehidupan individu dan masyarakat.47

Sedangkan menurut Yusuf Qardhawi, pendidikan Islam adalah

pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaniahnya

akhlak dan ketrampilannya.

Menurut Zakiyah Daradjad, pendidikan Islam adalah pembentukan

kepribadian muslim, membentuk sikap dan perilaku sesuai dengan

petunjuk ajaran Islam.48

Secara tersirat K.H. Sahal Mahfudh memberikan definisi

pendidikan Agama Islam melalui pengertian pendidikan pesantrennya,

yaitu mendalami ilmu agama dan berakhlak mulia. Definisi tersebut secara

implisit, menyatakan bahwa pendidikan pesantren diharapkan mampu

mendidik santrinya sehingga paham dan mengetahui seluk beluk agama

secara detail, kemudian menginterpretasikannya dalam tutur sapa dan

tingkah laku dengan berakhlak mulia.49

46

Singgih Nugroho, Pendidikan Pemerdekaan dan Islam (Bantul : Pondok Edukasi, 2003),

Cet. I, 95. 47

Ibid., 96. 48

Daradjad, Ilmu Pendidikan Islam, 28. 49

Siti Nurasyiyah, Pemikiran dan Kiprah K.H. Sahal Mahfudh dalam Pendidikan

Pesantren (Skripsi, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, Semarang, 2000), 40.

Page 5: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN ISLAM A. …digilib.uinsby.ac.id/1267/5/Bab 2.pdf · itu pendidikan Islam harus menggunakan al-Qur‟an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai

28

Terlepas dari semua rumusan tersebut di atas, dan mengingat

betapa kompleksnya risalah Islamiyah, maka rumusan tentang pengertian

pendidikan Islam dapatlah dikatakan segala usaha untuk memelihara dan

mengembangkan fitrah manusia dan sumberdaya manusia yang ada

padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya sesuai dengan norma

Islam.

Dengan model pendidikan yang demikian, maka anak didik akan

mempunyai ruang yang cukup luas untuk mengaktualisasikan segala

potensi yang dimilikinya. Dengan demikian pendidik lebih berfungsi

sebagai fasilitator untuk menggali potensi anak didik tersebut.

Seperti telah dikemukakan sebelumnya, bahwa manusia sejak

dilahirkan sudah membawa potensi-potensi yang membuktikan kemuliaan

manusia sebagai wakil Tuhan. Dengan potensi-potensi itu manusia mampu

melahirkan ilmu pengetahuan yang sangat penting artinya bagi

kehidupannya tersebut.

C. Dasar – dasar Pendidikan Islam

Setiap usaha pendidikan harus mempunyai landasan yang

melandasi seluruh aktifitas pendidikan, baik dalam penyusunan teori,

perumusan tujuan, cita-cita dan pelaksanaan pendidikan.

Bagi pendidikan Islam, dasar yang menjadi acuannya adalah

sumber nilai kebenaran dan kekuatan yang dapat menghantarkan pada cita-

cita yang didambakan. Pada prinsipnya, dasar-dasar pendidikan Islam

Page 6: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN ISLAM A. …digilib.uinsby.ac.id/1267/5/Bab 2.pdf · itu pendidikan Islam harus menggunakan al-Qur‟an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai

29

diletakkan pada dasar-dasar ajaran Islam dan seluruh perangkat

kebudayaannya. Adapun dasar utama dari pendidikan Islam ialah Al-

Qur‟an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.50

Sebagaimana diketahui bahwa Islam adalah agama universal dan

menyeluruh, ia mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, baik dalam

urusan-urusan duniawi maupun hal-hal yang menyangkut akhirat.

Pendidikan adalah bagian integral yang tak terpisahkan dari ajaran Islam

secara keseluruhan. Karena itu, dasar-dasar pendidikan Islam inheren

dengan sumber utama ajaran Islam itu sendiri. Dalam artian bahwa

pendidikan Islam bersumber dari prinsip-prinsip Islam dan seluruh

perangkat kebudayaannya.

Dalam setiap aktifitas manusia sebagai instrumen transformasi ilmu

pengetahuan budaya dan sebagai agen perubahan sosial pendidikan

memerlukan satu landasan fundamental atau basis yang kuat. Adapun

dasar yang dimaksud adalah dasar pendidikan Islam suatu totalitas

pendidikan yang wajib bersandar pada landasan dasar sebagaimana yang

akan dibahas dalam bagian berikut ini.

Pendidikan Islam baik sebagai konsep maupun sebagai aktifitas

yang bergerak dalam rangka pembinaan kepribadian yang utuh dan

sempurna memerlukan suatu dasar yang kokoh. Kajian tentang pendidikan

Islam tak lepas dari landasan yang terkait dengan sumber ajaran Islam

yaitu:

50

Nugroho, Pendidikan Pemerdekaan dan Islam, 96.

Page 7: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN ISLAM A. …digilib.uinsby.ac.id/1267/5/Bab 2.pdf · itu pendidikan Islam harus menggunakan al-Qur‟an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai

30

1. Al-Qur‟an

Al-Qur‟an ialah firman Allah berupa wahyu yang

disampaikan oleh Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Di

dalamnya terkandung ajaran pokok yang dapat dikembangkan

untuk keperluan aspek kehidupan melalui ijtihad. Ajaran yang

terkandung dalam al-Qur‟an itu terdiri dari dua prinsip besar yaitu

yang berhubungan dengan masalah keimanan yang disebut aqidah

dan yang berhubungan dengan amal disebut syari‟ah. Oleh karena

itu pendidikan Islam harus menggunakan al-Qur‟an sebagai

sumber dalam merumuskan berbagai teori tentang pendidikan

Islam sesuai dengan perubahan dan pembaharuan.

Al-Qur‟an sebagai kalamullah yang diwahyukan kepada

Nabi Muhammad menjadi dasar sumber pendidikan Islam yang

utama dan pertama. Al-Qur‟an menempati posisi yang paling

sentral sebagai dasar dan sumber pendidikan Islam. Oleh karena

itu, segala kegiatan dan proses pendidikan Islam harus senantiasa

berorientasi pada prinsip dan nilai-nilai al-Qur‟an. Dalam hal ini

menurut Azyumardi Azra bahwa al-Qur‟an sebagai dasar

pendidikan Islam mengandung beberapa hal positif bagi

pengembangan Pendidikan, yaitu antara lain penghormatan dan

penghargaan kepada akal manusia, bimbingan ilmiah, tidak

menentang fitrah manusia dan memelihara keutuhan dan

kebutuhan sosial.

Page 8: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN ISLAM A. …digilib.uinsby.ac.id/1267/5/Bab 2.pdf · itu pendidikan Islam harus menggunakan al-Qur‟an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai

31

Kelebihan al-Qur‟an sebagai dasar pendidikan Islam

tampak pada metodenya yang unik dan menakjubkan, sehingga

dalam konsep Pendidikan yang terkandung di dalamnya

bertujuan untuk menciptakan individu yang berilmu dan beriman,

senantiasa mengesakan Allah serta mengimani hari akhir. Al-

Qur‟an memberikan kepuasan penalaran yang sesuai dengan

kesederhanaan dan fitrah manusia tanpa unsur paksaan dan di sisi

lain disertai dengan pengutamaan afeksi dan emosi manusiawi. 51

Oleh karena itu, Al-Qur‟an mengetuk akal dan hati sekaligus

sehingga mewujudkan ilmu pengetahuan yang sinergis dengan

iman sebagaimana firman Allah:

“… Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara

kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa

derajat. Dan Allah maha mengetahuai apa yang kamu kerjakan.”

(QS. Al-Mujadalah: 11)52

Di samping itu, ayat yang pertama turun dimulai dengan

ayat yang mengandung konsep Pendidikan Islam. Sehingga

dipahami dari ayat itu bahwa tujuan al-Qur‟an yang terpenting

adalah mendidik manusia melalui metode bernalar serta sarat

51

Ibid, 97. 52

Depag RI., Alqur’an dan Terjemahnya (Semarang : Kumudasmoro Grafindo,1994), 547.

Page 9: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN ISLAM A. …digilib.uinsby.ac.id/1267/5/Bab 2.pdf · itu pendidikan Islam harus menggunakan al-Qur‟an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai

32

dengan kegiatan ilmiah, meneliti, membaca, mempelajari dan

observasi terhadap manusia sejak masih dalam bentuk segumpal

darah dan seterusnya, sebagaimana firman Allah:

“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang mencptakan.

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan

Tuhanmulah yang maha pemurah. Yang mengajar manusia

dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa

yang tidak diketahuinya.” (QS. al-Alaq: 1-5)53

Hal tersebut menunjukkan bahwa Islam melalui al-Qur‟an

menempatkan pendidikan pada segmen yang terpenting. Bahkan

menurut penulis bahwa perintah Allah yang pertama dalam al-

Qur‟an adalah masalah Pendidikan dengan perintah untuk

membaca. Itu artinya bahwa kebesaran dan kejayaan Islam karena

dibangun melalui Pendidikan. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika

dikatakan bahwa semua ayat dalam mengandung nilai-nilai

pendidikan baik secara tersurat maupun tersirat.

53

Ibid.,597.

Page 10: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN ISLAM A. …digilib.uinsby.ac.id/1267/5/Bab 2.pdf · itu pendidikan Islam harus menggunakan al-Qur‟an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai

33

2. As-Sunnah

As-Sunnah ialah perkataan perbuatan ataupun pengakuan

rasul. Yang dimaksud dengan pengakuan itu ialah kejadian atau

perbuatan orang lain yang diketahui oleh Rasulullah dan beliau

membiarkan saja kejadian atau perbuatan itu berjalan. Sunnah

merupakan sumber ajaran kedua sesudah al-Qur‟an yang juga sama

berisi pedoman untuk kemaslahatan hidup manusia dalam segala

aspek untuk membina umat menjadi manusia seutuh atau muslim

yang bertaqwa. Untuk itulah rasul Allah menjadi guru dan pendidik

utama.

Maka dari pada itu Sunnah merupakan landasan kedua

bagi cara pembinaan pribadi manusia muslim dan selalu membuka

kemungkinan penafsiran berkembang. Itulah sebab mengapa ijtihad

perlu ditingkatkan dalam memahami termasuk yang berkaitan

dengan pendidikan. As-Sunnah juga berfungsi sebagai penjelasan

terhadap beberapa pembenaran dan mendesak untuk segara

ditampilkan yaitu menerangkan ayat-ayat al-Qur‟an yg bersifat

umum.

3. Ijtihad

Ijtihad adalah istilah para fuqoha yaitu berfikir dengan

menggunakan seluruh ilmu yang dimiliki oleh ilmuan syari‟at

Islam untuk menetapkan atau menentukan sesuatu hukum syara‟

dalam hal-hal yang ternyata belum ditegaskan hukum oleh al-

Page 11: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN ISLAM A. …digilib.uinsby.ac.id/1267/5/Bab 2.pdf · itu pendidikan Islam harus menggunakan al-Qur‟an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai

34

Qur‟an dan Sunnah. Namun dengan demikian ijtihad dalam hal ini

dapat saja meliputi seluruh aspek kehidupan termasuk aspek

pendidikan tetapi tetap berpedoman pada al-Qur‟an dan Sunnah.

Oleh karena itu ijtihad dipandang sebagai salah satu sumber hukum

Islam yang sangat dibutuhkan sepanjang masa setelah rasul Allah

wafat. Sasaran ijtihad ialah segala sesuatu yang diperlukan dalam

kehidupan yang senantiasa berkembang. Ijtihad dalam bidang

pendidikan sejalan dengan perkembangan zaman yang semakin

maju bukan saja dibidang materi atau isi melainkan juga dibidang

sistem. Secara substansial ijtihad dalam pendidikan harus tetap

bersumber dari al-Qur‟an dan Sunnah yang diolah oleh akal yang

sehat dari para ahli pendidikan Islam.

D. Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan adalah merupakan sesuatu yang hendak dicapai dan

diharapkan dapat diperoleh setelah suatu usaha atau aktivitas selesai

dilaksanakan, Segala usaha yang dilakukan oleh manusia tentu

berlandaskan pada suatu tujuan tertentu, oleh kerna itu agar suatu usaha

mencapai hasil memuaskan dan maksimal, maka tujuanya harus

dirumuskan dengan jelas sehingga tujuan yang dimaksud sesuai yang

diharapkan.

Menurut Mahmud Yunus, tujuan pendidikan adalah mendidik

peserta didik supaya menjadi seorang muslim sejati, beriman teguh,

Page 12: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN ISLAM A. …digilib.uinsby.ac.id/1267/5/Bab 2.pdf · itu pendidikan Islam harus menggunakan al-Qur‟an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai

35

beramal, shaleh dan berakhlak mulia sehingga ia menjadi salah satu

anggota masyarakat yang mandiri, mengabdi kepada Allah dan berbakti

kepada bangsa dan tanah airnya bahkan kepada sesamanya.54

Tujuan pendidikan tidak lepas dari kaitannya dengan eksistensi

hidup manusia selaku khalifatullah (Wakilnya) adalah kemampuan dalam

memelihara, mengatur dan mengembangkan potensi dasar yang beragam

(heterogen) dari yang dipimpinnya itu atas dasar amanah bukan atas atas

prinsip kepemilikannya. Tujuan pendidikan dalam Islam pada dasarnya

“memelihara dan mengembangkan hidup ini” sebab hidup merupakan

fitrah yang paling dasar bagi manusia.Hidup bukan hanya terjadi didunia

tapi berlanjut diakhirat kelak. Dengan terpeliharanya dan berkembangnya

hidup ini secara lurus, seseorang akan selamat bahagia dalam menuju

tuhannya.

Tujuan pendidikan Islam adalah suatu istilah untuk mencari

fadilah, kurikulum pendidikan islam berintikan akhlak yang mulia dan

mendidik jiwa manusia berkelakuan dalam hidupnya sesuai dengan sifat-

sifat kemanusiaan yakni kedudukan yang mulia yang diberikan Allah

Subhanahu wa Ta‟ala melebihi makhluk-makhluk lain dan dia diangkat

sebagai khalifah.55

Menurut Zakiah Daradjat tujuan ialah suatu yang diharapkan

tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai. Tujuan pendidikan

54

Mahmud Yunus, Metodik Khusus pendidikan Agama (Jakarta : Hida Karya Agung 1983),

cet. XI, 13. 55

Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1992), cet. II,

117.

Page 13: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN ISLAM A. …digilib.uinsby.ac.id/1267/5/Bab 2.pdf · itu pendidikan Islam harus menggunakan al-Qur‟an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai

36

bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap dan statis, tetapi ia

merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang, berkenaan

dengan seluruh aspek kehidupannya, yaitu kepribadian seseorang yang

membuatnya menjadi "insan kamil" dengan pola taqwa. Insan kamil

artinya manusia utuh rohani dan jasmani, dapat hidup berkembang secara

wajar dan normal karena taqwanya kepada Allah SWT. 56

Imam al-

Ghazali mengatakan bahwa tujuan pendidikan Islam yang paling utama

ialah beribadah dan taqarrub kepada Allah, dan kesempurnaan insani

yang tujuannya kebahagiaan dunia akhirat. 57

Menurut Omar M. Toumy

Al Syaibani tujuan pendidikan Islam memiliki empat ciri pokok, yaitu :

1. Sifatnya yang bercorak agama dan akhlak.

2. Sifat kemenyeluruhannya yang mencakup segala aspek pribadi

pelajar dan semua aspek perkembangan dalam masyarakat.

3. Sifat keseimbangan, kejelasan dan tidak adanya pertentangan

antara unsur-unsur dan cara pelaksanaannya.

4. Sifat realistik dan dapat dilaksanakan, penekanan pada perubahan

yang dikehendaki pada tingkah laku dan pada kehidupan,

memperhitungkan perbedaan-perbedaan perseorangan diantara

individu, masyarakat dan kebudayaan dimana-mana dan

kesanggupan untuk berubah dan berkembang bila diperlukan.58

Menurut Abdurrahman An Nahlawi, tujuan tertinggi dari

pendidikan Islam agar sianak didik : (a) ikhlas beribadah kepada Allah

56

Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), cet. II, 29. 57

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), 71-72. 58

Ibid., 98.

Page 14: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN ISLAM A. …digilib.uinsby.ac.id/1267/5/Bab 2.pdf · itu pendidikan Islam harus menggunakan al-Qur‟an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai

37

semata; (b)memahami makna dan maksud ibadah dan tingkah laku hidup

yang pada gilirannya akan mengantarkan anak kepada tujuan tertinggi;

(c) menjauhi segala yang harus dijauhinya seperti perbuatan syirik.59

Dalam konferensi dunia yang pertama tentang tujuan pendidikan

Islam yang dilaksanakan di Mekkah pada tahun 1977, diputuskan bahwa

pendidikan harus diarahkan mencapai pertumbuhan keseimbangan

kepribadian manusia menyeluruh, melalui latihan jiwa intelek, jiwa

rasional, perasaan dan penghayatan lahir. Karena itu pendidikan harus

menyiapkan pertumbuhan manusia dalam segala segi: spiritual,

intelektual, imajinatif, jasmani, ilmiah, linguistik, baik individu maupun

kolektif, dan semua itu didasari motifasi mencapai kebaikan dan perfeksi.

Tujuan akhir pendidikan muslim itu terletak pada (aktivitas)

merealisasikan pengabdian kemanusiaan seluruhnya.

Menurut K.H. Sahal Mahfudh, tujuan pendidikan Islam

sebagaimana yang terangkum dalam (pendidikan pesantren), ialah

membentuk manusia yang akrom (lebih bertaqwa kepada Allah SWT)

dan shalih (yang mampu mewarisi bumi ini dalam arti luas, mengelola

memanfaatkan, menyeimbangkan dan melestarikan) dengan tujuan

akhirnya mencapai Sa’adatu al- darain.60

Dari pernyataan yang telah dikemukakan tersebut di atas, dapat

disimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan

Tuhan menciptakan manusia dimuka bumi ini, yaitu sebagai khalifah di

59

Ibid., 99. 60

Sahal Mahfudh, Nuansa Fiqih Sosial (Yogyakarta : LkiS, 1994), 378.

Page 15: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN ISLAM A. …digilib.uinsby.ac.id/1267/5/Bab 2.pdf · itu pendidikan Islam harus menggunakan al-Qur‟an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai

38

atas muka bumi ini. Walaupun sebagai khalifah, manusia tidak punya hak

untuk mengklaim atas kekuasaan absolut Tuhan, justru akan

memperkukuh statusnya sebagai abdi Tuhan yang harus tunduk dan

patuh atas segala ketentuan-Nya.

Tujuan pendidikan Islam adalah membimbing dan membentuk

manusia menjadi hamba Allah yang shaleh, teguh imannya, taat

beribadah dan berakhlak terpuji. Jadi, tujuan pendidikan Islam adalah

berkisar kepada pembinaan pribadi muslim yang terpadu pada

perkembangan dari segi spiritual, jasmani, emosi, intelektual dan sosial.

Atau lebih jelas lagi, ia berkisar pada pembinaan warga negara muslim

yang baik, yang percaya pada Tuhan dan agamanya, berpegang teguh

pada ajaran agamanya, berakhlak mulia, sehat jasmani dan rohani.

Menurut Marimba tujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya

kepribadian yang utama.61

Lebih lanjut Marimba menjelaskan bahwa

tujuan terakhir dari pendidikan islam adalah terbentuknya kepribadian

Muslim.62

Lebih mendekati pendapat Marimba, Mohammad Athiyah al-

Abrasy menjelaskan bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah

jiwa pendidikan Islam. Mencapai akhlak yang sempurna adalah tujuan

sebenarnya dari pendidikan Islam. 63

Arifin menjelaskan bahwa mengapa manusia perlu dibekali

dengan kepribadian muslim? jawabannya adalah karena manusia pada

61

Abudin Nata, Filafat Pendidikan Islam (Jakarta: Logos, 1997), 49. 62

Marimba, Filsafat..., 46. 63

Abudin Nata, Filsaafat Pendidikan Islam, 49.

Page 16: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN ISLAM A. …digilib.uinsby.ac.id/1267/5/Bab 2.pdf · itu pendidikan Islam harus menggunakan al-Qur‟an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai

39

zaman modern ini banyak menghadapi tantangan dan ancaman

demoralisasi yang menimbulkan keresahan dan derita hidup. Dia

menggambarkan bahwa saat ini kita berada di tengah-tengah bangsa yang

menjadikan keterampilan (keahlian) manusia sebagai alat dan kebodohan

manusia sebagai tujuan. Setiap bertambah keahlian yang dibutuhkan

untuk mencapai tujuan itu maka keahlian tersebut digunakan untuk

mencapai kejelekan.

Dari sini manusia hidup berkat kebodohan dan ketiadaan

keahlian. Tetapi, pengetahuan dan kompetensi yang diperoleh

dikombinasikan dengan ketololannya itu justru tidak membeikan arah

tertentu dari hidupnya. Pengetahuan adalah kekuasaan, tetapi kekuasaan

untuk menciptakan, baik kejahatan ataupun kebaikan. Hal ini berakibat

bahwa jika manusia tidak bertambah kebijakannya sama besarnya dengan

pengetahuannya maka pertambahan pengetahuannya akan menambah

kesengsaraan.

Pendidikan Islam harus mampu menciptakan manusia muslim

yang berilmu tinggi, dimana iman dan takwanya menjadi pengendali

dalam penerapan atau pengamalannya dalam masyarakat manusia. 64

E. Urgensi Pendidikan Islam

Pendidikan merupakan kata kunci untuk setiap manusia agar ia

mendapatkan ilmu. Hanya dengan pendidikanlah ilmu akan didapat dan

diserap dengan baik. Tak heran bila kini pemerintah mewajibkan

64

Muzayyin Arifin, Filsafat..., 112.

Page 17: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN ISLAM A. …digilib.uinsby.ac.id/1267/5/Bab 2.pdf · itu pendidikan Islam harus menggunakan al-Qur‟an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai

40

program belajar 9 tahun agar masyarakat menjadi pandai dan beradab.

Pendidikan juga merupakan metode pendekatan yang sesuai dengan

fitrah manusia yang memiliki fase tahapan dalam pertumbuhan.

Pendidikan Islam memiliki 3 (tiga) tahapan kegiatan, yaitu:

tilawah (membacakan ayat Allah), tazkiyah (mensucikan jiwa) dan

ta‟limul kitab wa sunnah (mengajarkan al kitab dan al hikmah).

Pendidikan dapat merubah masyarakat jahiliyah menjadi umat terbaik

disebabkan pendidikan mempunyai kelebihan. Pendidikan mempunyai

ciri pembentukan pemahaman Islam yang utuh dan menyeluruh,

pemeliharaan apa yang telah dipelajarinya, pengembangan atas ilmu yang

diperolehnya dan agar tetap pada rel syariah. Hasil dari pendidikan Islam

akan membentuk jiwa yang tenang, akal yang cerdas dan fisik yang kuat

serta banyak beramal.

Pendidikan Islam berpadu dalam pendidikan ruhiyah, fikriyah dan

amaliyah (aktivitas). Nilai Islam ditanamkan dalam individu

membutuhkan tahpan-tahapan selanjutnya dikembangkan kepada

pemberdayaan di segala sektor kehidupan manusia. Potensi yang

dikembangkan kemudian diarahkan kepada pengaktualan potensi dengan

memasuki berbagai bidang kehidupan.

Pendidikan yang diajarkan Allah SWT melalui Rasul-Nya

bersumber kepada al Qur‟an sebagai rujukan dan pendekatan agar dengan

tarbiyah akan membentuk masyarakat yang sadar dan menjadikan Allah

sebagai Ilah saja. Kehidupan mereka akan selamat di dunia dan akhirat.

Page 18: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN ISLAM A. …digilib.uinsby.ac.id/1267/5/Bab 2.pdf · itu pendidikan Islam harus menggunakan al-Qur‟an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai

41

Hasil ilmu yang diperolehnya adalah kenikmatan yang besar, yaitu

berupa pengetahuan, harga diri, kekuatan dan persatuan.

Tujuan utama dalam pendidikan Islam adalah agar manusia

memiliki gambaran tentang Islam yang jelas, utuh dan menyeluruh.

Interaksi di dalam diri ini memberi pengaruh kepada penampilan, sikap,

tingkah laku dan amalnya sehingga menghasilkan akhlaq yang baik.

Akhlaq ini perlu dan harus dilatih melalui latihan membaca dan mengkaji

al Qur‟an, sholat malam, shoum (puasa) sunnah, berhubungan kepada

keluarga dan masyarakat. Semakin sering ia melakukan latihan, maka

semakin banyak amalnya dan semakin mudah ia melakukan kebajikan.

Selain itu latihan akan menghantarkan dirinya memiliki kebiasaan yang

akhirnya menjadi gaya hidup sehari-hari.

Dengan demikian, hakikat cita-cita pendidikan Islam adalah

melahirkan manusia-manusia beriman dan berpengetahuan, yang satu

sama yang lainnya saling menunjang.

F. Pendidikan Islam di Indonesia

Pendidikan adalah masa depan bangsa. Keberhasilan suatu bangsa

sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dan pendidikan

adalah salah satu cara untuk memperolah sumberdaya manusia yang

Page 19: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN ISLAM A. …digilib.uinsby.ac.id/1267/5/Bab 2.pdf · itu pendidikan Islam harus menggunakan al-Qur‟an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai

42

handal.65

Dalam hal ini manusia yang berkompeten dan mampu

memajukan peradaban demi kebaikan bersama.

Dengan demikian, penguasa berperan penuh untuk membuat

kebijakan demi mencapai tujuan yang diinginkan yaitu kesejahteraan dan

keadilan. Peran andil pemerintah untuk mengembangkan pendidikan ini

dapat dikategorikan sebagai politik66

pendidikan karena ada tujuan kolektif

dalam pengembangan pendidikan tersebut.

Pembukaan undang-undang dasar negara republik indonesia tahun

1945, menyatakan bahwa tujuan nasional adalah untuk melindungi

segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia dan untuk memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta

melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

abadi dan keadilan sosial. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka

pendidikan menjadi faktor penentu.

Secara yuridis politik pendidikan dituangkan dalam undang-undang

sistem pendidikan, pada saat ini sudah dituangkan 3 sistem pendidikan

yaitu undang-undang pokok pendidikan dan pengajaran No. 04 tahun

1950, undang-undang No. 12 tahung 1954 yang diterbitkan pada masa

orde lama, unang-undang sisdiknas No. 02 tahun 1989 pada masa orde

baru, undang-undang sisdiknan No. 20 tahun 2003 pada masa reformasi.

Pesantren merupakan cikal bakal pendidikan di indonesia baru mendapat

65

Muhsin, politik hukum dalam pendidikan nasional, (Surabaya:PT. Bina ilmu offset,

2007)hal: 22. 66

Politik dalam kamus ilmiah populer di jelaskan tentang ilmu kenegaraan/tata negara; sebagai

kata kolektif yang menunjukkan pemikiran yang bertujuan untuk mendapatkan kekuasaan

Page 20: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN ISLAM A. …digilib.uinsby.ac.id/1267/5/Bab 2.pdf · itu pendidikan Islam harus menggunakan al-Qur‟an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai

43

pengakuan secara yuridis pada tahun 2003 melalui sistem pendidikan

nasional No. 20 tahun 2003, sementera itu madrasah baru diakui melalui

sub sistem pendidikan nasional setelah secara perlahan tapi pasti

mengurangi dan memarjinalkan ilmu-ilmu agama.67

Memang dalam awal berdirinya bangsa indonesia, sistem

pendidikan yang dipakai adalah dengan model pendidikan barat karena

kondisi sosial politik pada saat itu, dengan keadaan dijajah sehingga

westernisasi sangat kentara dengan didirikan lembaga pendidikan model

barat. Namun keseriusan founding father kita memasukkan agama dalam

lembaga pendidikan di indonesia demi mencapai generasi muda yang lebih

maju.

Dengan keseriusan ini, terkesan bahwa terdapat dikotomi dalam

pendidikan di indonesia. Namun dalam perkembangannya tidak demikian,

karena pemerintah mengambil keduanya sebagai sistem pendidikan yang

mempunyai karakter masing-masing serta bersifat simbiosis mutualisme.

Terbukti di lembaga pendidikan umum juga terdapat porsi untuk

pengajaran materi agama dan begitu pula sebaliknya.

Dengan demikian, politik pendidikan islam ini merupakan bentuk

transformasi dari sikap pemerintah terhadap pendidikan agama yang

tercermin dalam kementerian agama, karena dalam awal pembentukan

67

Diambil dari tesis: pesantren dan madrasah dalam sistem pendidikan nasional, yang ditulis

oleh wahyudi pada program pascasarjana pendidikan agama islam di sekolah tinggi agama

islam negeri kediri pada tahun 2011.

Page 21: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN ISLAM A. …digilib.uinsby.ac.id/1267/5/Bab 2.pdf · itu pendidikan Islam harus menggunakan al-Qur‟an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai

44

kementerian agama68

bertugas untuk mengelola pendidikan agama di

pesantren dan mengurus pendidikan agama di sekolah-sekolah umum.

Selain itu, khususnya pada kabinet wilopo, tugas departemen agama itu di

tambah, melaksanakan pendidikan keguruan untuk tenaga pengajar

pengetahuan umum di sekolah agama.69

Kebijakan pendidikan Islam merupakan bentuk dari buah pikir

pemerintah untuk memproses, mengarahkan serta mengontrol pendidikan

islam demi mencapai tujuan yang diharapkan yaitu mencerdaskan

kehidupan bangsa.

Sejarah kebijakan pendidikan Islam dapat dilihat dari masa

kolonial, orde lama, orde baru dan reformasi. Sejak masa kolonial hingga

awal reformasi kebijakan pendidikan Islam dinilai diskriminatif dan tidak

berkeadila. Baru kemudian pada masa reformasi dengan disahkannya

undang-undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003

kebijakan pendidikan Islam menemukan babak baru, sebab secara eksplisit

UU tersebut menyebutkan peran dan kedudukan pendidikan Islam (agama)

sebagai bagian integral dari sistem pendidikan nasional.70

Di indonesia, masalah kesempatan pendidikan dari SD sampai

perguruan tinggi, mulai diperluas sejak dasawarsa 1970-an sampai akhir

dasawarsa 1980-an dan diperkirakan akan terus terjadi pada dasawarsa

68

Kementerian agama yang dulu ketika awal berdirinya dinamakan departemen agama di

dirikan pada tanggal 3 januari 1946. 69

Wahyudi, pesanteren dan madrasah dalam politik pendidikan di indonesia, makalah sejarah

pendidikan islam (kediri: - 2011), 43. 70

Hal senada sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Imam Machali M. Pd, dalam artikelnya

pada tangga 7 februari 2012, yang berjudul kebijakan pendidikan islam dari masa-kemasa.

Page 22: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN ISLAM A. …digilib.uinsby.ac.id/1267/5/Bab 2.pdf · itu pendidikan Islam harus menggunakan al-Qur‟an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai

45

1990-an. Murid SD yang pada tahun 1970 berjumlah sekitar 11,4 juta,

sepuluh tahun kemudian (1980) jumlah tersebut bertambah hampir dua

kali lipat,yaitu sebanyak 23,1 juta, dan pada tahun1988/1989 terus

bertambah 24,8 juta.71

Sejak tahun 1970, murid SMP bertambah sebesar hampir tujuh kali

lipat sampai dengan tahun 1988, yaitu sebanyak 532 ribu menjadi 3,6 juta.

Sementara itu dalam kurun waktu yang sama, jumlah murid SMA

bertambah hampir enam kali lipat. Jumlah mahasiswa perguruan tinggi

juga tumbuh dengan sangat tajam, yaitu dari sekitar 340 ribu orang pada

tahun 1978 menjadi sekitar tiga juta orang sepuluh tahun kemudian.

Pertumbuhan murid yang demikian besar banyak membawa akibat

terhadap munculnya berbagai masalah. Pada saat yang sama, sistem

pendidikan diberbagai bagian dunia, termasuk di indonesia, telah menjadi

suatu arena politik dan perselisihan sosial yang cukup tajam, dengan

demikian, tidaklah mengherankan jika pemerintah mengambil peranan

yang lebih besar, termasuk di dalamnya peranan sebagai sumber dana

untuk penelitian sosial di bidang pendidikan.72

1. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia

Perkembangan kebijakan pendidikan Islam di Indonesia dari

awal pertumbuhannya hingga sekarang dapat dikaji melalui empat

71

Ace Suryadi, Analisis Kebijakan Pendidikan suatu Pengantar (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1994), 17. 72

Ibid., 18.

Page 23: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN ISLAM A. …digilib.uinsby.ac.id/1267/5/Bab 2.pdf · itu pendidikan Islam harus menggunakan al-Qur‟an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai

46

masa yaitu pertama, masa kolonial. kedua, masa orde lama. ketiga,

masa orde baru. dan keempat masa reformasi73

. Berikut akan di

uraikan perkembangan kebijakan pendidikan Islam dari masa-masa

tersebut.

a. Pendidikan Islam pada Masa Kolonial

Secara historis, keberadaan pendidikan Islam di Indonesia

dimulai sejak masuknya Islam ke Indonesia yaitu pada abad ke-7.74

Dengan masuknya Islam ke Indonesia secara otomatis praktek

pendidikan atau pengajaran Islam telah ada meski dalam bentuk

yang sangat sederhana. Secara institusional, pendidikan Islam

mulai berkembang pada awal abad ke-20 M dengan didirikannya

Madrasah dan pondok-pondok pesantren/ surau baik di pulau jawa,

Sumatra dan Kalimantan.

Semangat pendirian madrasah sebagai sentral pendidikan

Islam setidaknya didasarkan pada dua hal pertama, pendidikan

Islam tradisional kurang sistematis dan kurang memberikan

kemampuan pragmatis yang memadai. Kedua, laju perkembangan

sekolah-sekolah bercorak Belanda di masyarakat cenderung meluas

dan membawakan watak sekular sehingga harus diimbangi dengan

sistem pendidikan Islam yang lebih teratur dan terencana.

73

Muhammad Sirozi, Politik Kebijakan Pendidikan di Indonesia: Peran tokoh-tokoh Islam

dalam Penyusunan UU No. 2/1989, (Jakarta: tt, 2004), 15. 74

Pada abad ke-7 proses islamisasi daerah – daerah pesisir mulai di galakkan meskipun hanya

melalui para pedagang muslim yang singgah untuk berdagang.

Page 24: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN ISLAM A. …digilib.uinsby.ac.id/1267/5/Bab 2.pdf · itu pendidikan Islam harus menggunakan al-Qur‟an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai

47

Dengan demikian didirikanlah sistem pendidikan Islam

berbentuk madrasah baik di Jawa maupun di Luar Jawa diantaranya

Pondok Pesantren Tebuireng Jombang (1899 M), didirikan oleh

K.H. Hasyim Asy'ari. Madrasah formalnya didirikan pada tahun

1919 M, dengan nama Salafiyah, dan diasuh oleh K.H. Ilyas

(mantan Menteri Agama RI); madrasah ini memberikan

pengetahuan agama dan pengetahuan umum. Kemudian Pondok

Pesantren Tambak Beras, Pondok Pesantren Rejoso dan lain-lain.

Di Sulawesi Tengah didirikan Madrasah Al-Khairat sekitar tahun

1930, Madrasah Al-Ittihad di Lombok Barat dan Madrasah

Nahdatul Watan di Lombok Timur.

Di Kalimantan, Al-Najah wal Falah tahun 1918 di sungai

Bakan Besar Mempawah, Madrasah al-Sultaniyah di Sambas

(Kalimantan Barat) sekitar tahun 1922, Madrasah al-Raudotul

Islamiyah di Pontianak tahun 1936, dan sekitar tahun 1928 berdiri

Madrasah Normal Islam di Amuntai Kalimantan Selatan oleh H.

Abd. Rasyid, dan lainnya.

Kebijakan pemerintah Belanda75

terhadap Pendidikan Islam

pada saat itu pada dasarnya bersifat heterogen-diskriminatif.76

Hal

75

Kebijakan pemerintah belanda dalam pendidikan sebenarnya sudah dijelaskan oleh Taylor

dengan mengategorikan menjadi tiga yaitu kebijakan atas-bawah, subtantif dan simbolik. Yang

dimaksud dengan kebijakan atas-bawah yaitu pendidikan dikendalikan di pusat secara ketat

dan lebih merupakan model pendidikan yang disukai oleh belanda. Subtantif merupakan

kebijakan pendidikan yang menjadi pilihan pemerintah belanda dengan dibuktikan pada

penggunaan kata kolonialisme, diskriminatif, dualisme, western. Simbolik maksudnya

penggunaan simbol dari pendidikan islam yang berupa sekolah qur‟an, pesantren dll. 76

Muhammad Sirozi, Politik Kebijakan Pendidikan di Indonesia,18.

Page 25: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN ISLAM A. …digilib.uinsby.ac.id/1267/5/Bab 2.pdf · itu pendidikan Islam harus menggunakan al-Qur‟an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai

48

ini disebabkan kehawatiran pemerintah Belanda akan bangkitnya

militansi kaum muslim terpelajar dari madrasah tersebut. Oleh

sebab itu Pendidikan Islam harus dikontrol, diawasi dan

dikendalikan. Salah satu kebijakan yang diberikan adalah

penerbitan Ordonansi Guru, yaitu kewajiban bagi guru-guru agama

untuk memiliki surat izin dari pemerintah Belanda. Akibat

pemberlakuan Ordonansi guru adalah tidak semua orang dapat

menjadi guru agama dan diperbolehkan mengajar di lembaga-

lembaga pendidikan meskipun dia ahli agama. Latar belakang

penerbitan Ordonansi ini adalah bersifat politis untuk menekan

sedemikian rupa sehingga pendidikan agama tidak menjadi pemicu

perlawanan rakyat terhadap penjajah77

.

Selain kebijakan ordonansi Guru, pemerintah Belanda juga

memberlakukan Ordonansi Sekolah Liar. Ordonansi ini mengatur

tentang kewajiban mendapatkan izin dari pemerintah Hindia

Belanda bagi penyelenggaraan pendidikan, melaporkan kurikulum

dan keadaan sekolah. Ketidak lengkapan laporan sering dijadikan

alasan untuk menutup kegiatan pendidikan di kalangan masyarakat

tertentu. Ordonansi Sekolah ini tentu manjadi faktor penghambat

perkembangan pendidikan Islam karena kurang tertibnya

pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan Islam pada saat itu.

Tak pelak, kebijakan ini mendapatkan reaksi dari berbagai

77

Pengalaman penajajah yang direpotkan oleh perlawanan rakyat di Cilegon tahun 1888

merupakan pelajaran serius bagi pemerintah Belanda untuk memberlakukan Ordonansi Guru

tersebut.

Page 26: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN ISLAM A. …digilib.uinsby.ac.id/1267/5/Bab 2.pdf · itu pendidikan Islam harus menggunakan al-Qur‟an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai

49

kalangan termasuk dari penggerak pendidikan Islam. Reaksi

tersebut setidaknya berbentuk dua hal pertama passive-defensive

dan kedua active-progressive.

Passive-defensive adalah reaksi lembaga-lembaga

pendidikan Islam yang berusaha menghindar jauh-jauh dari

pengaruh politik kolonial terhadap sistem pendidikan Islam yang

dipraktekkannya. Bentuk reaksi ini adalah pendirian pesantren-

pesantren yang terletak jauh dari pusat-pusat kota dan

pemerintahan. Sedangkan active-progressive adalah reaksi

penggerak pendidikan Islam yang berusaha “menyelamatkan”

pendidikan Islam agar mencapai kesetaraan dan kesejajaran dengan

lembaga-lembaga pendidikan lain, baik dalam segi kelembagaan

maupun kurukulumnya. Bentuk reaksi ini berupa tumbuh dan

berkembangnya sekolah-sekolah Islam atau madrasah.

Kebijakan diskriminatif berlanjut pada masa penjajahan

Jepang, walau lebih longgar dan memberikan sedikit kebebasan,

kebijakan pemerintah Jepang lebih berorientasi pada penguatan

pengaruh dan kekuasaan di Indonesia. Untuk mendapat simpati dan

dukungan umat Islam, Jepang menawarkan bantuan dana bagi

sekolah dan madrasah, selain itu untuk mengontrol garakan

pendidikan Islam pemerintahan Jepang juga banyak mengangkat

kalangan priyayi untuk menduduki jabatan-jabatan di Kantor

Urusan Agama.

Page 27: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN ISLAM A. …digilib.uinsby.ac.id/1267/5/Bab 2.pdf · itu pendidikan Islam harus menggunakan al-Qur‟an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai

50

Di antara tugas Kantor ini adalah mengorganisir pertemuan

dan pembinaan guru-guru agama. Dengan alasan pertemuan dan

pembinaan inilah pendidikan Islam (pesantren dan madrasah) tetap

dapat dipantau dan kontrol. Namun demikian pemberian sedikit

kolonggaran terhadap perkembanga pendidikan Islam ini menjadi

babak baru bagi perkembangan dan perluasan Pendidikan Islam

pada masa awal kemerdekaan.

b. Pendidikan Islam Pada Masa Presiden Soekarno

Pendidikan Islam sebagai bagian dari sistem pendidikan

nasional mengalami proses yang panjang, meskipun secara historis

pendidikan Islam telah dipraktekkan jauh sebelum Indonesia

Merdeka. Keberadaan pendidikan Islam pada awal kemerdekaan

semakin jelas, karena lembaga-lembaga tersebut telah diakui

bahkan dilindungi dan dikembangkan oleh pemerintah. Undang-

undang Dasar 1945, pasal 31 ayat 278

. Menekankan agar secara

langsung menyelenggarakan pendidikan Islam dan dijadikan

sebagai sub sistem pendidikan nasional.

Selain itu, berdasarkan rapat Badan Pekerja Kamite

Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP) tanggal 22 Desember 1945

diantaranya memutuskan bahwa dalam rangka memajukan

pendidikan dan pengajaran di negeri ini, pendidikan di langgar-

langgar dan madrasah-madrasah dianjurkan agar berjalan terus dan

78

Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang

diataur dengan Undang-undang"

Page 28: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN ISLAM A. …digilib.uinsby.ac.id/1267/5/Bab 2.pdf · itu pendidikan Islam harus menggunakan al-Qur‟an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai

51

diperpesat. Pernyataan ini, kemudian diikuti dengan keluarnya

keputusan BPKNIP yang menyatakan agar madrasah-madrasah itu

mendapatkan perhatian dan bantuan dari pemerintah.

Dengan keadaan seperti ini jelas bahwa departemen agama

sangat berperan dalam perkembangan pendidikan islam di

Indonesia, inisiatif seperti ini sebenarnya sudah dimulai oleh

menteri agama pertama H.M Rosyidi79

untuk mengayomi

pendidikan islam. Transisi H.M. Rosyidi menjadi menteri agama

pertama sampai K.H. Abdul Wahid Hasyim menjadi menteri

agama. Terdapat beberapa nama yang menjadi menteri agama yaitu

K.H. Fathurrahman Kafrawi, K. Acmad Asyari, H. Anwaruddin,

K.H. Maskhur, T. M. Hasan.

Dengan karakter yang berbeda-beda ini mulai dari karakter

H.M. Rasyidi yang Sipilis80

hingga K.H. Abdul Wahid Hasyim

yang moderat sehingga berimplikasi pada perkembangan

kementerian agama pada masa itu. (pembahasan kebijakan

pendidikan islam pada masa K.H. Abdul Wahid Hasyim menjadi

menteri agam akan dibahas pada bab selanjutnya).

79

Pada tahun 1946, H. M. Rosyidi di angkat menjadi menteri agama pertama RI oleh perdana

menteri syahrir. Setahun kemudian H. M. Rasyidi diangkat menjadi sekretaris dan bendahara

delegasi diplomatic RI untuk Negara-negara timur tengah di bawah pimpinan haji agus salim.

Bermarkas di kairo, mesir. Delegasi ini berhasil meyakinkan Negara-negara timur tengah untuk

mengakui kemerdekaan Indonesia. Lihat 101 jejak tokoh islam Indonesia, karangan badiatur

rasyidin dkk. Hal. 275. 80

H. M. Rasyidi dikenal sebagai cendekiawan yang menantang paham sekulerisme, pluralism,

dan liberalism atau sekarang lebih disingkat dengan “Sipilis” terbukut dalam bukunya yang

mengkritik pemikiran harun nasution dan nurcholis majid.

Page 29: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN ISLAM A. …digilib.uinsby.ac.id/1267/5/Bab 2.pdf · itu pendidikan Islam harus menggunakan al-Qur‟an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai

52

Perkembangan pendidikan Islam pada masa ini erat-terkait

dengan peran Departemen Agama yang secara intensif

memperjuangkan politik pendidikan Islam. Orientasi Departemen

Agama dalam bidang pendidikan Islam berdasarkan aspirasi umat

Islam adalah agar pendidikan agama diajarkan di sekolah-sekolah

di samping pengembangan madrasah itu sendiri. Kebijakan

pendidikan Islam semakin signifikan sejak Departemen Agama

mendapat tanggungjawab membina dan pengembangan pendidikan

agama di lembaga-lembaga pendidikan. hal yang menjadi pokok

persoalan pemikiran pendidikan Islam.

Menurut catatan sejarah, Menteri Pendidikan Pengajaran

dan Kebudayaan (PP&K) yang pertama Ki Hadjar Dewantara

menyatakan dengan tegas bahwa pendidikan agama perlu

dijalankan di sekolah-sekolah negeri. Kemudian dalam rapat

tertanggal 27 Desember 1945, Badan Pekerja Komite Nasional

Indonesia Pusat (BP-KNIP) mengusulkan kepada kementrian

PP&K (dalam hal ini Ki Hadjar Dewantara sendiri) agar

mengusahakan pembaharuan pendidikan dan pengajaran di

Indonesia yang sesuai dengan rencana pokok usaha pendidikan dan

pengajaran, meliputi sepuluh persoalan; termasuk di dalamnya

masalah pengajaran agama, madrasah dan pondok pesantren. Akan

tetapi usulan BP-KNIP ini baru dapat terlaksana pada masa

kementrian (PP&K) dipegang oleh MR. Suwandi sekitar tanggal 2

Page 30: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN ISLAM A. …digilib.uinsby.ac.id/1267/5/Bab 2.pdf · itu pendidikan Islam harus menggunakan al-Qur‟an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai

53

Oktober 1946 sampai dengan 27 Juni 1947. Hal ini disebabkan

ketidak setabilan pemerintahan yang baru berdiri dan akibat gonta-

ganti kabinet.

Sebagai usaha pembaharuan tersebut pemerintah

membentuk panitia dan menerbitkan Surat Keputusan Menteri

PP&K, No. 104. Tertanggal 1 Maret 1946 yang di antara tugasnya

terkait dengan pendidikan agama (Islam) adalah: (a) Hendaknya

pelajaran agama diberikan pada semua sekolah dalam jam pelajaran

dan di Sekolah Rakyat (SR) diajarkan mulai kelas IV, (b) Guru

agama disediakan oleh Kementrian Agama dan dibayar oleh

Pemerintah, (c) Guru agama harus mempunyai pengetahuan umum,

(d) Pesantren dan madrasah harus dipertinggi mutunya, (e) Tidak

perlu bahasa Arab.

Kemudian pendidikan Islam menemukan eksistensinya

ketika TAP MPRS No. 2 tahun 1960 menetapkan bahwa:

"Pemberian pelajaran agama pada semua tingkat pendidikan, mulai

dari Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi Negeri", di

samping pengakuan bahwa "Pesantren dan Madrasah sebagai

lembaga pendidikan yang otonom di bawah pembinaan Depatemen

Agama".

c. Pendidikan Islam Pada Masa Presiden Soeharto

Page 31: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN ISLAM A. …digilib.uinsby.ac.id/1267/5/Bab 2.pdf · itu pendidikan Islam harus menggunakan al-Qur‟an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai

54

Pada masa ini, kebijakan sistem pendidikan nasional

didasarkan pada Tap MPRS No.27, pasal 1 tanggal 5 Juli 1966;

yang menetapkan bahwa "Agama, pendidikan dan kebudayaan

adalah unsur mutlak dalam Nation and Character Building", dan

sekaligus menetapkan bahwa "Pendidikan agama menjadi mata

pelajaran pokok dan wajib diikuti oleh setiap murid/mahasiswa

sesuai dengan agamanya masing-masing". Pada pasal 4 TAP

MPRS ini menyebutkan bahwa isi pendidikan untuk mencapai

dasar dan tujuan pendidikan adalah:

1) Mempertinggi mental, moral, budi pekerti dan memperkuat

keyakinan beragama.

2) Mempertinggi kecerdasan dan keterampilan.

3) Membina dan mengembangkan fisik yang kuat dan sehat.

Kemudian, MPRS hasil Pemilu 1973 mengeluarkan

ketetapan No. 4/MPRS/1973 (juga dikenal dengan nama GBHN);

yang merumuskan bahwa tujuan Pendidikan Nasional adalah

sebagai berikut:

"Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar untuk

mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di

luar sekolah, berlangsung seumur hidup. Oleh karenanya, agar

pendidikan dapat dimiliki oleh seluruh rakyat dan sesuai dengan

kemampuan masing-masing individu, maka pendidikan adalah

tanggungjawab keluarga, masyarakat dan pemerintah.

Pembangunan di bidang pendidikan didasarkan atas falsafah

Negara Pancasila dan diarahkan untuk membentuk manusia-

manusia pembangunan yang berpancasila dan diarahkan untuk

membentuk manusia Indonesia yang sehat jasmani dan

rohaninya; memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat

Page 32: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN ISLAM A. …digilib.uinsby.ac.id/1267/5/Bab 2.pdf · itu pendidikan Islam harus menggunakan al-Qur‟an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai

55

mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab, dapat

menyerukan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat

mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi

pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan mencintai sesama

manusia sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam UUD

1945"

Untuk selanjutnya, rumusan-rumusan mengenai Pendidikan

Nasional termuat dan ditetapkan dalam GBHN melalui ketetapan

MPR, tahun 1978, 1988, dan 1993. Rumusan tersebut semakin

sempurna dengan lahirnya UU RI No. 2 tahun 1989 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, dengan dilengkapi beberapa peraturan

Pemerintah dalam kerangka pelaksanaannya. Menurut UU No. 2

tahun 1989 Pendidikan Nasional bertujuan:

"Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa

dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan

keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang

mantap dan mandiri serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan

dan kebangsaan".

Dengan berlakunya Undang-undang beserta peraturan-

peraturan pelaksanaannya, maka penyelenggaraan semua tingkat

pendidikan didasarkan pada UU tersebut termasuk pendidikan Islam.

Pengembangan madrasah yang dilakukan sejak diberlakukannya UU

No. 2 tahun 198981

telah menunjukkan banyak kemajuan. Beberapa

indikator yang menunjukkan keberhasilan pengembangan madrasah

81

Sejak belakunya UU No. 2 Tahun 1989 tersebut, pendidikan madrasah telah menjadi bagian

dari sistem pendidikan nasional. Oleh karena itu, visi pendidikan madrasah tentunya sejalan

dengan visi pendidikan nasional.

Page 33: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN ISLAM A. …digilib.uinsby.ac.id/1267/5/Bab 2.pdf · itu pendidikan Islam harus menggunakan al-Qur‟an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai

56

dilihat dari segi fisik madrasah (terutama negeri) sudah banyak yang

cukup baik dan bagus. Bahkan ada beberapa madrasah yang

dijadikan model, dilengkapi dengan sarana pendidikan yang

mewadahi seperti pusab belajar, laboratorium, perpustakaan. Guru-

guru madrasah telah ditingkatkan kompetensi dan kemampuannya

melalui berbagai pendidikan dan pelatihan baik di dalam maupun di

luar negeri82

d. Pendidikan Islam Pada Masa Reformasi

Pada awal reformasi, Sistem Pendidikan Nasional masih

diatur oleh UUSPN nomor 2 tahun 1989 yang menurut banyak

kalangan sudah tidak sesuai dengan Undang-undang No. 22 tahun

1999 tentang otonomi daerah, Pasal 11 yang menyatakan tentang

"Daerah berkewajiban menangani pendidikan". Atas dasar kritikan

itulah, disusun dan disahkan Undang-undang No. 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Proses pergantian UUSPN nomor 2 tahun 1989 ke UUSPN

nomor 20 tahun 2003 pada saat itu (awal tahun 2003) menuai pro

dan kontra. Catatan media menunjukkan bahwa sepanjang

perdebatan rancangan UUSPN nomor 20 tahun 2003 hingga

pengesahannya pada tanggal 8 juli 2003 terdapat sepuluh materi

yang diperdebatkan yaitu, pertama masalah desentralisasi dan

kerancauan tanggung jawab perumusan UU Sisdiknas. Kedua,

82

Hisbullah, Otonomi Pendidikan: Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya terhadap

penyelanggaraan Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), 163.

Page 34: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN ISLAM A. …digilib.uinsby.ac.id/1267/5/Bab 2.pdf · itu pendidikan Islam harus menggunakan al-Qur‟an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai

57

ketidakjelasan tanggungjawab pemerintah daerah dan pusat, ketiga

tanggungan biaya pendiidkan antara pemerintah dan masyarakat,

keempat pendidikan formal dan non-formal, kelima sentralitas

agama, keenam UU Sisdiknas melahirkan watak inlander dan

orientasi inward looking. Ketujuh, pembebanan sumberdaya pada

masyarakat, kedelapan adanya dominasi guru, kesembilan asumsi

liberalisasi pendidikan, dan kesepuluh etatisme / campur tangan

pemerintah yang berlebih-lebihan.

Kesepuluh persoalan tersebut, yang menjadi perdebatan

hangat dan menuai pro-kontra adalah persoalan agama atau

pendidkan agama, pasal 3 dan 4, terutama pasal 12 ayat 1 (a) yang

berbunyi “setiap peserta didik pada setiap lembaga/ satuan

pendidikan berhak mendapatlan pedidikan agama sesuai dengan

agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik agama yang

seagama”. Karena itu, Majelis Nasional Pendidikan Katholik

(MNPK) dan Majelis Pendidikan Kristen (MPK) mengajukan

keberatan atas pasal tersebut dengan alasan bahwa pasal dan ayat

tersebut membelenggu gerakan kemandirian sekolah-sekolah swasta

yang realitanya sangat “plural”. Selain itu, mereka beranggapan

bahwa undang-undang tersebut terlalu menekankan pendidikan

agama di sekolah sekolah, sehingga keberadaan lembaga pendidikan

kejuruan, etika dan etos kerja dilupakan.

Page 35: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN ISLAM A. …digilib.uinsby.ac.id/1267/5/Bab 2.pdf · itu pendidikan Islam harus menggunakan al-Qur‟an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai

58

Pro-kontra ini mendapat respon dari berbagai pihak,

diantaranya adalah tulisan Ali Masykur menjelaskan bahwa Undang-

undang terbaru ini (UUSPN nomor 20 Tahun 2003) sudah cukup

akomodatif dan representative bila dibandingkan dengan UU No. 12

tahun 1989, sebab selama ini ada pandangan dan reaksi masyarakat

yang menyoroti dasar filsafat pendidikan, tujuan pendidikan yang

diangap tidak mencerdaskan, campur tangan pemerintah, aturan yang

tidak demokratis dan memihak agama tertentu.

Namun, UU No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional, merupakan undang-undang yang mengatur

penyelenggaraan satu sistem pendidikan nasional sebagaimana

dikehendaki UUD 1945. Proses perjalanan yang melelahkan, sejak

indonesia merdeka sampai tahun 1989 dengan kelahiran UU No. 2

tahun 1989, dan kemudian disempurnakan menjadi UU No. 20 tahun

2003, merupakan puncak dari usaha meng-integrasikan pendidikan

islam kedalam sistem pendidikan nasional.83

Dengan demikian, berarti UU No. 20 tahun 2003

merupakan wadah formal terintegrasinya pendidikan islam dalam

sistem pendidikan nasional. Dengan adanya wadah tersebut,

pendidikan islam mendapatkan peluang serta kesempatan untuk terus

dikembangkan.84

83

Hisbullah, Otonomi Pendidikan: Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya terhadap

penyelanggaraan Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), 157. 84

Ibid., 158.

Page 36: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN ISLAM A. …digilib.uinsby.ac.id/1267/5/Bab 2.pdf · itu pendidikan Islam harus menggunakan al-Qur‟an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai

59

Dalam perkembangan selanjutnya, peneliti menjelaskan

bahwa proses kebijakan dalam pendidikan tidak lepas dari kondisi

sosial politik pada saat itu dan kemudiah pemerintah juga berhak

untuk mengatur dan menentukan bagaimana keberlangsungan

pendidikan bisa dilaksanakan dengan maksimal. Untuk melakukan

itu semua maka peneliti menjelaskan pada bab selanjutnya dengan

mendiscribsikan prosesi kebijakan politik pendidikan islam pada

masa K.H. Abdul Wahid Hasyim sebagai menteri agama. Karena

pada saat itu memang beliau mempunyai peran yang besar untuk

memajukan bangsa indonesia.