bab ii tinjauan umum - modul.mercubuana.ac.id 2 leohans.pdf · e. ruang laboratorium untuk...
TRANSCRIPT
5
LEOHANS PUTRA HERLIS l 41208010001 I SKRIPSI ANGKATAN 68 I ARSITEKTUR I FTPD I UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
PERANCANGAN GEDUNG PASCASARJANA STTJ
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1. Definisi Perancangan Gedung Pascasarjana Sekolah Tinggi Teologi Jakarta
Definisi Perancangan :
Mengubah sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang lebih baik. [1]
Perancangan adalah aktifitas kreatif menuju sesuatu yang baru dan berguna yang tidak
ada sebelumnya. [2]
Definisi Gedung :
Bangunan tembok dsb yg berukuran besar sbg tempat kegiatan, spt perkantoran,
pertemuan, perniagaan, pertunjukan, olahraga, dsb. [3]
Definisi Pascasarjana :
Berhubungan dng tingkat pendidikan atau pengetahuan sesudah sarjana. [4]
Definisi Sekolah Tinggi :
Sekolah tinggi merupakan salah satu bentuk perguruan tinggi selain akademi,
politeknik, institut, dan universitas. [5]
Definisi Teologia :
Ilmu yang berkaitan atau mempelajari suatu keyakinan [6].
“Teologi adalah upaya untuk menjelaskan hal yang tidak diketahui dalam pengertian-
pengertian dari mereka yang tidak patut mengetahuinya." (H. L. Mencken)
Definisi Jakarta :
Ibu kota negara Indonesia dan satu-satunya kota yang memiliki status setingkat
provinsi.[7]
Jadi secara lengkap , judul “Perancangan Gedung Pascasarjana Sekolah Tinggi Teologia
Jakarta” didefinisikan :
Suatu proses tindakan untuk menyediakan bangunan pendidikan bagi program Pascasarjana
dibidang Kekristenan untuk mendalami Alkitab yang didalam terdapat berbagai fasilitas
sebagai penunjang kegiatan yang berlangsung dan berlokasi di kota Jakarta.
6
LEOHANS PUTRA HERLIS l 41208010001 I SKRIPSI ANGKATAN 68 I ARSITEKTUR I FTPD I UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
PERANCANGAN GEDUNG PASCASARJANA STTJ
Pada penjelasan pasal 20 ayat 1 UU Nomor 20 Tahun 2003 menyebutkan, "Sekolah tinggi
menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau vokasi dalam lingkup satu disiplin ilmu
pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan
pendidikan profesi.
2.2. Tujuan dan Fungsi Sekolah Tinggi Teologi
Menurut Pdt. Yohanes Adrie Hartopo,PH.D (Rektor STT Amanat Agung Jakarta), adanya
Sekolah Tinggi Teologi bertujuan untuk mengajar dan mempersiapkan orang - orang yang
menjawab panggilan Tuhan untuk menjadi rohaniwan penuh waktu. Mereka yang lulus ini
akan melayani sebagai rohaniwan-rohaniwan di berbagai tempat dan berbagai jenis ladang
pelayanan (gereja, lembaga misi, yayasan kristen, sekolah Kristen, Sekolah Teologi, atau
lembaga-lembaga kristen lainnya).
Tugas pokok STT adalah menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau profesional di
bidang teologi maupun di bidang ilmu pengetahuan dan/atau seni yang berhubungan
dengan teologi.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut STT mempunyai fungsi:
1. Melaksanakan dan mengembangkan pendidikan tinggi.
2. Melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan teknologi
dan atau seni.
3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat.
4. Melaksanakan pembinaan civitas akademika dan hubungan dengan lingkungan.
5. Mendidik dan mempersiapkan calon-calon teolog untuk menjadi pelayan dan
pemimpin di tengah-tengah gereja dan masyarakat Indonesia.
2.3. Standar Bangunan Sekolah Tinggi
2.3.1 Untuk Program Sarjana
1. Tanah tempat mendirikan perguruan tinggi agama dimiliki dengan bukti sertifikat atas
nama perguruan tinggi agama dimaksud atau bukti sewa/kontrak sekurang-kurangnya
untuk masa 20 (dua puluh) tahun dengan hak pakai yang dinyatakan dalam perjanjjian.
7
LEOHANS PUTRA HERLIS l 41208010001 I SKRIPSI ANGKATAN 68 I ARSITEKTUR I FTPD I UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
PERANCANGAN GEDUNG PASCASARJANA STTJ
2. Sarana dan Prasarana milik sendiri atau disewa untuk masa sekurang-kurangnya 5
(lima) tahun yang dibuktikan dengan perjanjian meliputi :
A. Ruang Kuliah : 0.5 m2 permahasiswa
B. Ruang Dosen tetap : 4 m2 perorang
C. Ruang Administrasi : 4 m2 perorang
D. Ruang Perpustakaan
E. Ruang Laboratorium untuk menunjang pengembangan program studi setiap jurusan
yang diselenggarakan.
F. Ruang Ibadah
(Keputusan Menteri Agama RI. No.394 tahun 2003. Tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi Agama.
Pasal 1 , hal 101-102)
Tabel 1. Persyaratan Minimal Sarana dan Prasarana (Program S1)
No. Sarana dan Prasarana Luasan (m2)
1 Ruang Kuliah 200 m2
2 Ruang Kantor dan Administrasi 30 m2
3 Ruang Perpustakaan 200 m2
4 Ruang Komputer 270 m2
5 Ruang Laboratorium 300 m2
6 Ruang Dosen Tetap 60 m2
7 Tanah 5.000 m2
(Keputusan Menteri Agama RI. No.394 tahun 2003. Tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi Agama.
Bagian lampiran)
2.3.2 Untuk Program Pascasarjana
1. Lahan dimiliki oleh perguruan tinggi atau diizinkan secara formal oleh pemegang hak
atas lahan untuk dimanfaatkan oleh perguruan tinggi untuk jangka waktu minimum 20
tahun.
2. Lokasi lahan sesuai dengan peruntukan yang diatur dalam Peraturan Daerah tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, Peraturan Zonasi atau rencana lain yang
lebih rinci dan mengikat, dan mendapat izin pemanfaatan ruang dari Pemerintah
Daerah setempat.
8
LEOHANS PUTRA HERLIS l 41208010001 I SKRIPSI ANGKATAN 68 I ARSITEKTUR I FTPD I UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
PERANCANGAN GEDUNG PASCASARJANA STTJ
Tabel 2. Rasio Minimum dan Luas Lahan Minimum Kampus Perguruan Tinggi
No.Jumlah
Mahasiswa
Program Pascasarjana yang bergabung dengan Program Sarjana
Rasio Luas Lahan Tambahan
permahasiswa (m2/ mahasiswa)
Luas Lahan Tambahan
Minimum (m2)
1 ≤ 60 3,5 210
2 > 60 3,5
(Badan Standar Nasional Pendidikan. Juli 2011.Rancangan Standar Sarana Dan Prasarana Pendidikan Tinggi
Program Pascasarjana Dan Profesi)
3. Koefisien Dasar Hijau (KDH), yaitu persentase bagian lahan yang dihijaukan terhadap
luas lahan keseluruhan, harus mengikuti Peraturan Daerah Kabupaten/Kota setempat
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah, Rencana Rinci Tata Ruang atau Peraturan
Zonasi. Bila Peraturan Daerah dimaksud belum tersedia, Koefisien Dasar Hijau
minimum adalah 10%.
4. Bangunan kampus perguruan tinggi penyelenggara program studi Magister, Doktor,
Spesialis dan/atau Profesi memenuhi ketentuan rasio luas bangunan permahasiswa
dan luas bangunan minimum sebagaimana ditetapkan.
Tabel 3. Rasio Minimum dan Luas Lantai Bangunan Minimum Kampus Perguruan Tinggi
No.Jumlah
Mahasiswa
Program Pascasarjana yang bergabung dengan Program Sarjana
Rasio Luas Lantai Bangunan Tambahan
permahasiswa (m2/ mahasiswa)
Luas Lantai Bangunan Tambahan
Minimum (m2)
1 ≤ 60 2,6 156
2 > 60 2,4
5. Bangunan menyediakan fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman
termasuk bagi penyandang cacat dan pengguna lain yang memiliki keterbatasan
kemampuan bergerak.
9
LEOHANS PUTRA HERLIS l 41208010001 I SKRIPSI ANGKATAN 68 I ARSITEKTUR I FTPD I UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
PERANCANGAN GEDUNG PASCASARJANA STTJ
Tabel 4. Sarana dan Prasarana Akademik Khusus Bidang Ilmu-ilmu Keagamaan
No. Program Jenis Prasarana Deskripsi
Prasarana
Deskripsi Sarana
1 Magister
dan
Doktor
Laboratorium
penelitian
dan/atau
prasarana sejenis
Luas 40 m2 untuk
setiap
laboratorium
Setiap laboratorium dilengkapi
dengan peralatan yang
memadai untuk mencapai
kompetensi yang ditetapkan.
(Badan Standar Nasional Pendidikan. Juli 2011.Rancangan Standar Sarana Dan Prasarana Pendidikan Tinggi
Program Pascasarjana Dan Profesi)
6. Sarana dan prasarana pimpinan :
A. Ruang pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan pengelolaan perguruan
tinggi, pertemuan dengan pimpinan lembaga di bawahnya, dosen dan karyawan, dan
tamu lainnya.
B. Ruang pimpinan terdapat pada tingkat Perguruan Tinggi, Fakultas dan Program Studi.
C. Luas minimum 12 m2 / pimpinan dan lebar minimum 3 m.
D. Ruang pimpinan mudah diakses oleh tamu.
7. Sarana dan prasarana tata usaha :
A. Ruang tata usaha berfungsi sebagai tempat bekerja pegawai tata usaha untuk
mengerjakan administrasi perguruan tinggi.
B. Ruang tata usaha terdapat pada tingkat Perguruan Tinggi dan Program Studi.
C. Rasio minimum luas ruang tata usaha adalah 4 m2/orang pegawai. Luas minimum
ruang tata usaha adalah 48 m2 dengan lebar minimum 6 m.
D. Ruang tata usaha mudah dicapai dari halaman atau dari luar lingkungan perguruan
tinggi, serta dekat dengan ruang pimpinan.
10
LEOHANS PUTRA HERLIS l 41208010001 I SKRIPSI ANGKATAN 68 I ARSITEKTUR I FTPD I UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
PERANCANGAN GEDUNG PASCASARJANA STTJ
8. Tempat Parkir :
Tempat parkir dibuat dengan mengikuti standar yang ditetapkan dengan peraturan daerah
atau peraturan nasional. Bila standar dimaksud belum tersedia, maka standar
minimum yang digunakan adalah sebagai berikut.
A. Minimum terdapat 1 tempat parkir kendaraan roda dua untuk 10 mahasiswa dan 1
tempat parkir kendaraan roda dua untuk 2 karyawan atau dosen.
B. Minimum terdapat 1 tempat parkir kendaraan roda empat untuk 40 mahasiswa dan 1
tempat parkir kendaraan roda empat untuk 10 karyawan atau dosen.
C. Ukuran minimum tempat parkir kendaraan roda dua adalah 1,5 m x 1 m, dengan luas
lahan minimum 3 m2 per satuan ruang parkir (SRP) termasuk sirkulasi.
D. Ukuran minimum tempat parkir kendaraan roda empat adalah 5 m x 2,5 m, dengan
luas lahan minimum 25 m2 per satuan ruang parkir (SRP) termasuk sirkulasi.
(Badan Standar Nasional Pendidikan. Juli 2011.Rancangan Standar Sarana Dan Prasarana Pendidikan Tinggi
Program Pascasarjana Dan Profesi)
2.4. Penjelasan Objek
Sekolah Tinggi Teologia Jakarta (STTJ) adalah salah satu sekolah teologi yang tertua di
Indonesia, dimulai sebagai Hoogere Theologigische School di Bogor, yang didirikan pada
tanggal 9 Agustus 1934 yang diasuh oleh Yayasan Lembaga Perguruan Tinggi Teologi di
Indonesia (LPTT). [8] Sekolah ini didirikan untuk menjawab visi yang dilontarkan oleh H.
Kraemer pada akhir tahun 1920-an, sebagai suatu upaya mempersiapkan pendeta-pendeta
di Indonesia. [9]
Pada tahun 1936 sekolah ini dipindahkan ke Jakarta, kemudian pada tahun 1954 namanya
berubah menjadi Sekolah Tinggi Teologi Jakarta.[10] Ketika Republik Indonesia
diproklamasikan pada 17 Agustus 1945, HTS dikembangkan menjadi suatu lembaga
pendidikan teologi yang sepenuhnya setaraf dengan pendidikan universitas.[11]
Pada 27 September 1954 nama HTS diubah menjadi Sekolah Tinggi Teologi Jakarta, dan
tanggal tersebut diambil menjadi tanggal peringatan berdirinya STT Jakarta. [11] Sejak 27
September 1954, untuk pertama kalinya ijazah SMA dituntut sebagai syarat masuk ke STT
Jakarta.[11]
11
LEOHANS PUTRA HERLIS l 41208010001 I SKRIPSI ANGKATAN 68 I ARSITEKTUR I FTPD I UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
PERANCANGAN GEDUNG PASCASARJANA STTJ
Selain itu, sifat ekumenis sekolah ini menjadi semakin jelas menurut gereja-gereja di
Indonesia, yang ditandai dengan pergantian jabatan rektor secara bergiliran oleh dosen-
dosen Indonesia.[9] Pada tahun 1958, STT Jakarta membuka program studi lanjutannya
sendiri, dan sejak 1966 juga mengembangkan program studi lanjutan South East Asia
Graduate School of Theology (SEAGST), dalam rangka konsorsium Sekolah-sekolah Teologi di
Asia Tenggara yang berhasil mengalihkan arus studi lanjutan ke kawasan Asia sendiri.[11]
2.4.1 Struktur Organisasi
2.4.2 Jumlah Mahasiswa, Karyawan dan Dosen
Tabel 5. Jumlah Mahasiswa
No Program Tahun2006 2007 2008 2009 2010
1 Sarjana 108 74 86 113 532 Pasca sarjana 15 21 16 19 26
Tabel 6. Jumlah Karyawan dan Dosen Pascasarjana
No Pengguna Jumlah
1 Karyawan 12
2 Dosen Tetap 19
3 Dosen tidak tetap 13
11
LEOHANS PUTRA HERLIS l 41208010001 I SKRIPSI ANGKATAN 68 I ARSITEKTUR I FTPD I UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
PERANCANGAN GEDUNG PASCASARJANA STTJ
Selain itu, sifat ekumenis sekolah ini menjadi semakin jelas menurut gereja-gereja di
Indonesia, yang ditandai dengan pergantian jabatan rektor secara bergiliran oleh dosen-
dosen Indonesia.[9] Pada tahun 1958, STT Jakarta membuka program studi lanjutannya
sendiri, dan sejak 1966 juga mengembangkan program studi lanjutan South East Asia
Graduate School of Theology (SEAGST), dalam rangka konsorsium Sekolah-sekolah Teologi di
Asia Tenggara yang berhasil mengalihkan arus studi lanjutan ke kawasan Asia sendiri.[11]
2.4.1 Struktur Organisasi
2.4.2 Jumlah Mahasiswa, Karyawan dan Dosen
Tabel 5. Jumlah Mahasiswa
No Program Tahun2006 2007 2008 2009 2010
1 Sarjana 108 74 86 113 532 Pasca sarjana 15 21 16 19 26
Tabel 6. Jumlah Karyawan dan Dosen Pascasarjana
No Pengguna Jumlah
1 Karyawan 12
2 Dosen Tetap 19
3 Dosen tidak tetap 13
11
LEOHANS PUTRA HERLIS l 41208010001 I SKRIPSI ANGKATAN 68 I ARSITEKTUR I FTPD I UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
PERANCANGAN GEDUNG PASCASARJANA STTJ
Selain itu, sifat ekumenis sekolah ini menjadi semakin jelas menurut gereja-gereja di
Indonesia, yang ditandai dengan pergantian jabatan rektor secara bergiliran oleh dosen-
dosen Indonesia.[9] Pada tahun 1958, STT Jakarta membuka program studi lanjutannya
sendiri, dan sejak 1966 juga mengembangkan program studi lanjutan South East Asia
Graduate School of Theology (SEAGST), dalam rangka konsorsium Sekolah-sekolah Teologi di
Asia Tenggara yang berhasil mengalihkan arus studi lanjutan ke kawasan Asia sendiri.[11]
2.4.1 Struktur Organisasi
2.4.2 Jumlah Mahasiswa, Karyawan dan Dosen
Tabel 5. Jumlah Mahasiswa
No Program Tahun2006 2007 2008 2009 2010
1 Sarjana 108 74 86 113 532 Pasca sarjana 15 21 16 19 26
Tabel 6. Jumlah Karyawan dan Dosen Pascasarjana
No Pengguna Jumlah
1 Karyawan 12
2 Dosen Tetap 19
3 Dosen tidak tetap 13
12
LEOHANS PUTRA HERLIS l 41208010001 I SKRIPSI ANGKATAN 68 I ARSITEKTUR I FTPD I UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
PERANCANGAN GEDUNG PASCASARJANA STTJ
2.4.3 Fasilitas STT Jakarta
Tabel 7. Fasilitas STT Jakarta
No. Fasilitas Deskripsi
1 Perpustakaan Koleksi buku di perpustakaan STTJ sebanyak 62.429
eksemplar, dengan 37.362 judul buku (per November
2009). Ditambah ratusan judul majalah, buletin, jurnal
ilmiah, beberapa kaset audio, kaset vidio, DVD, dan CD. [8]
2 Pusat Pembelajaran Warga Gereja Sejak tahun 2003, STT Jakarta mengembangkan program
Pusat Pembelajaran Warga Gereja (PPWG), yang
dimaksudkan untuk melaksanakan kegiatan pendidikan
dan latihan bagi gereja dan warga gereja khususnya yang
berada di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.[8] Namun,
saat ini kiprah PPWG juga dapat dirasakan oleh berbagai
pihak di pelosok nusantara.[16]
3 Kapel -
4 Laboratorium Bahasa -
5 Laboratorium Komputer -
6 Guest House Tersedia 13 kamar ber-AC. [8]
7 Pusat Kegiatan Mahasiswa -
8 Aula Lt. Dasar Merupakan tempat pertemuan, rapat, sminar, kebaktian,
resepsi pernikahan, acara keluarga dan lainnya. Dengan
kapasitas 500 kursi. [8]
9 Aula Lt. 5 Berkapasitas 300 kursi. [8]
10 Ruang rapat
11 Bengkel Liturgi dan Musik Gereja (BLMG)
12 Bengkel Pendidikan Kristiani (Bengkel PK) Sebuah tempat yang dirancang secara khusus sehingga
menjadi tempat yang akrab dan nyaman bagi mahasiswa
dan bagi warga gereja secara umum. [12]
13 Kantin Digunakan untuk ruang makan bersama saat pagi dan
menjual makanan/minuman bagi pengguna bangunan. [12]
14 Fasilitas Olahraga -
15 Ruang Multimedia -
16 Ruang Perkuliahan -
17 Loker -
18 Rumah Dosen -
19 Asrama Putra dan Asrama Putri Terpisah dari lingkungan kampus.
13
LEOHANS PUTRA HERLIS l 41208010001 I SKRIPSI ANGKATAN 68 I ARSITEKTUR I FTPD I UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
PERANCANGAN GEDUNG PASCASARJANA STTJ
(Gambar 1. Rumah dosen STT Jakarta ) [17] (Gambar 2.Parkiran mobil STT Jakarta) [17]
(Gambar 3. Lift STT Jakarta ) [17] (Gambar 4. Aula STT Jakarta) [17]
(Gambar 5. Lap. olahraga STT Jakarta) [17] (Gambar 6. Bengkel PK STT Jakarta) [17]
14
LEOHANS PUTRA HERLIS l 41208010001 I SKRIPSI ANGKATAN 68 I ARSITEKTUR I FTPD I UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
PERANCANGAN GEDUNG PASCASARJANA STTJ
2.5. Studi Banding Objek Serupa
A. STT Tabernakel
STT Tabernakel yang berlokasi di Jl. Ov. Slamet Riyadi 39 PO Box 101,Lawang - Jawa Timur,
memiliki lahan kurang lebih 1 (satu) hektar. Luas lantai dasar yang digunakan adalah
sepertiga dari luas lahan yang ada dan sisa lahan yang ada digunakan untuk taman, kebun,
dan kolam ikan.[13]
Fasilitas STT Tabernakel :
Tabel 8. Fasilitas STT Tabernakel
No. Fasilitas Deskripsi
1 Ruang Kuliah Ada empat ruangan yang cukup besar dan digunakan untuk
perkuliahan.
2 Ruang Kantor Terdapat Kantor Tata Usaha, Pengurus Harian, Kantor
Sekretaris, Kantor Ketua Bidang Akademis, dan Kantor Ketua
Bidang Pelayanan.
3 Ruang Cetak Mencetak semua diktat dan materi kuliah yang dibukukan,
bulletin STT Tabernakel dan semua materi yang berhubungan
dengan kepentingan STT Tabernakel.
4 Gedung Pertemuan Dipakai untuk beberapa kegiatan antara lain PPR-PKMT se-
Indonesia, Mukernas/Mubes GBT se-Indonesia, dan juga
sering dipergunakan untuk kegiatan Gereja sekota Lawang.
5 Asrama Putra Berkapasitas untuk 100 orang.
6 Asrama Putri Berkapasitas untuk 75 orang.
7 Ruang Makan Untuk putra dan putri dibuat terpisah.
8 Kantin Dibuka untuk melayani kebutuhan mahasiswa.
9 Rumah Dosen Saat ini terdapat 4 buah rumah dosen dan sedang dalam
perencanaan 6 buah lagi.
10 Perpustakaan
15
LEOHANS PUTRA HERLIS l 41208010001 I SKRIPSI ANGKATAN 68 I ARSITEKTUR I FTPD I UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
PERANCANGAN GEDUNG PASCASARJANA STTJ
(Gambar 7. STT Tabernakel ) [13] (Gambar 8. Asrama STT Tabernakel ) [13]
(Gambar 9. Ruang kelas STT Tabernakel ) [13] (Gambar 10. Lab. Komputer STT Tabernakel ) [13]
(Gambar 11. Ruang olahraga STT Tabernakel ) [13] (Gambar 12. Perpustakaan STT Tabernakel ) [13]
16
LEOHANS PUTRA HERLIS l 41208010001 I SKRIPSI ANGKATAN 68 I ARSITEKTUR I FTPD I UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
PERANCANGAN GEDUNG PASCASARJANA STTJ
B. STT Internasional Harvest
STTIH yang berada di Jl. Gunung Rinjani No. 6 - Taman Himalaya Lippo Village - Tangerang ,
terletak dikawasan pemukiman terpadu yang bertaraf Internasional Lippo Village -
Tangerang dekat dengan Supermall , perkantoran, perbankan serta rumah sakit , hotel ,
sportclub serta sarana lainnya.
HITS didirikan pada tanggal 10 Mei 1993 dan dalam kedudukannya sebagai sekolah tinggi
yang mandiri, HITS merupakan bagian dari system pendidikan nasional, yang berasaskan
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dalam bermasyarakat dan bernegara, yang
bertujuan meyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan, kecakapan, dan ketrampilan dalam pengembangan/penyebaran ilmu teologia
serta mengupayakan penggunaannya bagi gereja, masyarakat bangsa dan Negara. [14]
Tabel 9. Fasilitas STT Internasional Harvest
(Gambar 13. Lobby STT Internasional Harvest)[14]
(Gambar 14. Kantin STT Internasional Harvest) [14]
No. Fasilitas
1 Ruang Kuliah
2 Ruang Kantor
3 Gedung Pertemuan
4 Asrama Putra
5 Asrama Putri
6 Kantin
7 Lab. Musik
8 Lab. Komputer
9 Perpustakaan
10 Toko buku Kristen
11 Ruang Rapat
12 Parkir yang luas
17
LEOHANS PUTRA HERLIS l 41208010001 I SKRIPSI ANGKATAN 68 I ARSITEKTUR I FTPD I UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
PERANCANGAN GEDUNG PASCASARJANA STTJ
(Gambar 15. Perpustakaan STT Internasional Harvest) [14] (Gambar 16. Ruang kuliah STT InternasionalHarvest) [14]
(Gambar 17. Lab. Musik STT Internasional Harvest) [14] (Gambar 18. Lab. Komputer STT InternasionalHarvest) [14]
(Gambar 19.Ruang rapat STT Internasional Harvest) [14]
18
LEOHANS PUTRA HERLIS l 41208010001 I SKRIPSI ANGKATAN 68 I ARSITEKTUR I FTPD I UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
PERANCANGAN GEDUNG PASCASARJANA STTJ
2.5.1 Hasil Studi Banding
Dari observasi 2 objek yang serupa, dapat dijadikan bahan komparasi dengan STTJ dan studi
literatur untuk diambil kesimpulan yaitu :
A. Luas lahan untuk objek yang dipilih sudah memenuhi syarat yaitu 8000 m2 (Sesuai
dengan KMA 394 thn.2003)
B. Persyaratan minimal untuk sarana dan prasarana program S1 telah terpenuhi yaitu :
adanya ruang kuliah, ruang kantor, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang
laboratorium, ruang dosen tetap dan ruang ibadah. (Sesuai dengan KMA 394 thn.2003)
C. Pada STTJ telah menyediakan fasilitas bagi yang memiliki keterbatasan kemampuan
bergerak, contohnya tersedia Lift untuk mengakses lantai 2,dst (untuk gedung sarjana).
Namun pada gedung pascasarjana belum tersedia.
D. Bangunan berada dikawasan ramai penduduk dan di jalan primer.
E. Area parkir STTJ belum tertata rapi.