bab ii tinjauan teori usg

22
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2007). Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu : 1. Tahu Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, mendefinisikan, menguraikan, dan menyatakan. Contoh: dapat menyebutkan apa kepanjangan USG. 2. Memahami Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat mengintrepertasikan materi tersebut secara benar. Misalnya dapat menjelaskan mengapa pemeriksaan USG itu perlu dilakukan. 3. Aplikasi Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya. Misalnya seorang ibu melakukan pemeriksaan USG selama masa

Upload: grhasta-dian-perestroika

Post on 26-Oct-2015

271 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

MERUPAKAN TUGAS DALAM PENYUSUNAN MAKALAH PASCA SARJANAA

TRANSCRIPT

Page 1: Bab II Tinjauan Teori USG

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu :

1. Tahu

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari.

Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja

untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara

lain menyebutkan, mendefinisikan, menguraikan, dan menyatakan.

Contoh: dapat menyebutkan apa kepanjangan USG.

2. Memahami

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat mengintrepertasikan

materi tersebut secara benar. Misalnya dapat menjelaskan mengapa

pemeriksaan USG itu perlu dilakukan.

3. Aplikasi

Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya.

Misalnya seorang ibu melakukan pemeriksaan USG selama masa kehamilan.

4. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam

satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Analisis dapat dinilai dari penggunaan kata kerja seperti dapat

menggambarkan, membedakan, memisahkan dan mengelompokkan.

5. Sintesis

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat

meringkas dan dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan-

rumusan yang telah ada.

Page 2: Bab II Tinjauan Teori USG

6. Evaluasi

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Misalnya

dapat membandingkan anak yang kurang gizi dengan anak yang cukup

gizi.

B. Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang

sedang tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada umumnya di dalam

rahim).Kehamilan pada manusia berkisar 40 minggu atau 9 bulan, dihitung

dari awal periode menstruasi terakhir sampai melahirkan. Kehamilan

merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus, agar dapat

berlangsung dengan baik kehamilan mengandung kehidupan ibu maupun

janin. Resiko kehamilan ini bersifat dinamis, karena ibu hamil yang pada

mulanya normal, secara tiba-tiba dapat menjadi berisiko tinggi.Faktor resiko

pada ibu hamil seperti umur terlalu muda atau tua, banyak anak, dan beberapa

faktor biologis lainnya adalah keadaan yang secara tidak langsung menambah

resiko kesakitan dan kematian pada ibu hamil.Resiko tinggi adalah keadaan

yang berbahaya dan mungkin terjadi penyebab langsung kematian ibu,

misalnya pendarahan melalui jalan lahir, eklamsia, dan infeksi.Beberapa faktor

resiko yang sekaligus terdapat pada seorang ibu dapat menjadikan kehamilan

berisiko tinggi.

2. Janin

a. Pengertian Janin

Janin atau embryo adalah makhluk yang sedang dalam tingkat tumbuh

dalam kandungan.Kandungan itu berada dalam tubuh induk atau diluar

tubuh induk (dalam telur).

b. Pertumbuhan janin

Tumbuh adalah perubahan dari bentuk sederhana dan muda sampai

bentuk yang komplek atau dewasa. Sedangkan dalam Microsoft Encarta

2006 disebutkan bahwa janin merupakan suatu hewan bertulang belakang

yang belum lahir pada suatu fase dimana semua ciri struktural orang

Page 3: Bab II Tinjauan Teori USG

dewasa sudah dapat dikenal, terutama keturunan manusia yang belum lahir

setelah delapan minggu pertumbuhan.

c. Proses Pembentukan Janin

1) Spermatogenesis

Peralihan dari bakal sel kelamin yang aktif membelah ke sperma

yang masak serta menyangkut berbagai macam perubahan struktur yang

berlangsung secara berurutan. Spermatogenesis berlangsung pada

tubulus seminiferus dan diatur oleh hormone gonadtotropin dan

testosterone.

a) Tahapan Meiois

Spermatosit I (primer) menjauh dari lamina basalis, sitoplasma

makin banyak dan segera mengalami meiosis I yang kemudian

diikuti dengan meiosis II.Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata

tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi masih

berhubungan lewat suatu jembatan (Interceluler bridge).

Dibandingkan dengan spermatosit I, spermatosit II memiliki inti

yang gelap.

b) Tahapan Spermiogenesis

Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang

meliputi 4 fase yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase

pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa masak. Dua

spermatozoa akan membawa kromosom penentu jenis kelamin

wanita “X”. Apabila salah satu dari spermatozoa ini bersatu dengan

ovum, maka pola sel somatik manusia yang 23 pasang kromosom

itu akan dipertahankan. Spermatozoa masak terdiri dari :

(1) Kepala (caput), tidak hanya mengandung inti (nukleus)

dengan kromosom dan bahan genetiknya, tetapi juga

ditutup oleh akrosom yang mengandung enzim

hialuronidase yang mempermudah fertilisasi ovum.

(2) Leher (servix), menghubungkan kepala dengan badan.

(3) Badan (corpus), bertanggungjawab untuk memproduksi

tenaga yang dibutuhkan untuk motilitas.

Page 4: Bab II Tinjauan Teori USG

(4) Ekor (cauda), berfungsi untuk mendorong spermatozoa

masak ke dalam vas defern dan ductus ejakulotorius.

2) Oogenesis

a) Sel-Sel Kelamin Primordial

Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam

ektoderm embrional dari saccus vitellinus, dan mengadakan migrasi

ke epitelium germinativum kira-kira pada minggu ke 6 kehidupan

intrauteri.Masing-masing sel kelamin primordial (oogonium)

dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang melindungi dan memberi

nutrien oogonium dan secara bersama-sama membentuk folikel

primordial.

b) Folikel Primordial

Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex

ovarium dan folikel ini dihasilkan sebanyak 200.000.Sejumlah

folikel primordial berupaya berkembang selama kehidupan intrauteri

dan selama masa kanak-kanak, tetapi tidak satupun mencapai

pemasakan. Pada waktu pubertas satu folikel dapat menyelesaikan

proses pemasakan dan disebut folikel de Graaf dimana didalamnya

terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.

c) Oosit Primer

Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom

(2n).Satu pasang kromosom merupakan kromosom yang

menentukan jenis kelamin, dan disebut kromosom XX. Kromosom-

kromosom yang lain disebut autosom. Satu kromosom terdiri dari

dua kromatin.Kromatin membawa gen-gen yang disebut DNA.

d) Pembelahan Meiosis Pertama

Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf

mengalami pemasakan dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit

atau ovum membelah sehingga kromosom terpisah dan terbentuk

dua set yang masing-masing mengandung 23 kromosom. Satu set

tetap lebih besar dibanding yang lain karena mengandung seluruh

sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder. Sel yang lebih kecil

disebut badan polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer ini

Page 5: Bab II Tinjauan Teori USG

dapat membelah diri dan secara normal akan mengalami degenerasi.

Pembelahan meiosis pertama ini menyebabkan adanya kromosom

haploid pada oosit sekunder dan badan polar primer, juga terjadi

pertukaran kromatid dan bahan genetiknya. Setiap kromosom masih

membawa satu kromatid tanpa pertukaran, tetapi satu kromatid yang

lain mengalami pertukaran dengan salah satu kromatid pada

kromosom yang lain (pasangannya). Dengan demikian kedua sel

tersebut mengandung jumlah kromosom yang sama, tetapi dengan

bahan genetik yang polanya berbeda.

e) Oosit Sekunder

Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila

kepala spermatozoa menembus zona pellucida oosit (ovum).Oosit

sekunder membelah membentuk ovum masak dan satu badan polar

lagi, sehingga terbentuk dua atau tiga badan polar dan satu ovum

matur, semua mengandung bahan genetik yang berbeda.Ketiga

badan polar tersebut secara normal mengalami degenerasi.Ovum

yang masak yang telah mengalami fertilisasi mulai mengalami

perkembangan embrional.

3) Fertilisasi

Fertilisasi merupakan proses peleburan dua macam gamet

sehingga terbentuk suatu individu baru dengan sifat genetic yang

berasal dari kedua parentalnya. Fertilisasi merupakan masuknya

spermatozoa kedalam ovum.Setelah spermatozoa masuk, ovum dapat

tumbuh menjadi individu baru. Spermatozoa yang mengelilingi ovum

akan menghasilkan enzim hialuronidase, yaitu enzim yang memecah

protoplasma pelindung ovum agar dapat menembus ovum dengan

sedikit lebih mudah. Enzim tersebut merusak korona radiata dan

memudahkan penembusan zona pellucida hanya untuk satu sperma

saja.Badan dan ekor sperma terpisah dari kepala segera setelah masuk

ke dalam ovum.Segera setelah kedua sel bersatu, kumparan kutub

kedua dalam inti (nukleus) ovum mengalami pembelahan meiosis

kedua dan mampu bersatu dengan inti sperma, sehingga terbentuk

kromosom diploid (2n).

4) Perkembangan Janin di Rahim

Page 6: Bab II Tinjauan Teori USG

Pada manusia pembelahan terjadi secara holobastik tidak teratur.

Dimana bidang dan waktu tahap-tahap pembelahan tidak sama dan

tidak serentak pada berbagai daerah zigot. Awalnya zigot membelah

menjadi 2 sel, kemudian terjadi tingkat 3 sel, kemudian tingkat 4 sel,

diteruskan tingkat 5 sel, 6 sel, 7 sel, 8 sel, dan terus menerus hingga

terbentuk balstomer yang terdiri dari 60-70 sel, berupa gumpalan

massif yang disebut morula. Pembelahan atau segmentasi terjadi

setelah pembelahan.Zigot membelah berulang kali sampai terdiri dari

berpuluh sel kecil yang disebut blastomer. Pembelahan itu bias

meliputi seluruh bagian, bias pula hanya sebagian kecil zigot.

Pembelahan ini terjadi secara mitosis.Bidang yang ditempuh oleh arah

pembelahan ketika zigot mengalami mitosis terus-menerus menjadi

banyak sel, disebut bidang pembelahan.

a) Blastulasi dan Nidasi

Setelah sel-sel morula mengalami pembelahan terus-menerus

maka akan terbentuk rongga di tengah. Rongga ini makin lama makin

besar dan berisi cairan. Embrio yang memiliki rongga disebut blastula,

rongganya disebut blastocoel, proses pembentukan blastula disebut

blastulasi. Pembelahan hingga terbentuk blastula ini terjadi di oviduk

dan berlangsung selama 5 hari. Selanjutnya blastula akan mengalir ke

dalam uterus. Setelah memasuki uterus, mula-mula blastosis terapung-

apung di dalam lumen uteus. Kemudian, 6-7 hari setelah fertilisasi

embryo akan mengadakan pertautan dengan dinding uterus untuk dapat

berkembang ke tahap selanjutnya. Peristiwa terpautnya antara embryo

pada endometrium uterus disebut implantasi atau nidasi. Implantasi ini

telah lengkap pada 12 hari setelah fertilisasi (Yatim, 1990: 136)

b) Gastrulasi

Setelah tahap blastula selesai dilanjutkan dengan tahap

gastrulasi.Gastrula berlangsung pada hari ke 15.Tahap gastrula ini

merupakan tahap atau stadium paling kritis bagi embryo.Pada

gastrulasi terjadi perkembangan embryo yang dinamis karena terjadi

perpindahan sel, perubahan bentuk sel dan pengorganisasian embryo

dalam suatu sistem sumbu.Kumpulan sel yang semula terletak

berjauhan, sekarang terletak cukup dekat untuk melakukan interkasi

Page 7: Bab II Tinjauan Teori USG

yang bersifat merangsang dalam pembentukan sistem organ-organ

tbuh. Gastrulasi ini menghasilkan 3 lapisan lembaga yaitu laisan

endoderm di sebelah dalam, mesoderm disebelah tengah dan ectoderm

di sebelah luar.Dalam proses gastrulasi disamping terus menerus terjadi

pembelahan dan perbanyakan sel, terjadi pula berbagai macam gerakan

sel di dalam usaha mengatur dan menyusun sesuai dengan bentuk dan

susunan tubuh individu dari spesies yang bersangkutan.

c) Tubulasi

Tubulasi adalah pertumbuhan yang mengiringi pembentukan

gastrula atau disebut juga dengan pembumbungan.Daerah-daerah bakal

pembentuk alat atau ketiga lapis benih ectoderm, mesoderm dan

endoderm, menyusun diri sehingga berupa bumbung, berongga.Yang

tidak mengalami pembumbungan yaitu notochord, tetapi masif.

Mengiringi proses tubulasi terjadi proses differensiasi setempat pada

tiap bumbung ketiga lapis benih, yang pada pertumbuhan berikutnya

akan menumbuhkan alat (organ) bentuk definitif. Ketika tubulasi

ectoderm saraf berlangsung, terjadi pula differensiasi awal pada

daerah-daerah bumbung itu, bagian depan tubuh menjadi encephalon

(otak) dan bagian belakang menjadi medulla spinalis bagi bumbung

neural (saraf). Pada bumbung endoderm terjadi differensiasi awal

saluran atas bagian depan, tengah dan belakang. Pada bumbung

mesoderm terjadi differensiasi awal untuk menumbuhkan otot rangka,

bagian dermis kulit dan jaringan pengikat lain, otot visera, rangka dan

alat urogenitalia.

d) Organogenesis

Organogenesis atau morfogenesis adalah embryo bentuk

primitive yang berubah menjadi bentuk yang lebih definitive dan

memmiliki bentuk dan rupa yang spesifik dalam suatu spesies.

Organogensisi dimulai akhir minggu ke 3 dan berakhir pada akhir

minggu ke 8.Dengan berakhirnya organogenesis maka cirri-ciri

eksternal dan system organ utama sudah terbentuk yang selanjutnya

embryo disebut fetus.Pada periode pertumbuhan antara atau transisi

terjadi transformasi dan differensiasi bagian-bagian tubuh embryo dari

bentuk primitive sehingga menjadi bentuk definitif. Pada periode ini

Page 8: Bab II Tinjauan Teori USG

embryo akan memiliki bentuk yang khusus bagi suatu spesies. Pada

periode pertumbuhan akhir, penyelesaian secara halus bentuk definitive

sehingga menjadi ciri suatu individu.Pada periode ini embryo

mengalami penyelesaian pertumbuhan jenis kelamin, watak (karakter

fisik dan psikis) serta wajah yang khusus bagi setiap individu.

C. Ultrasonografi

1. Definisi Ultrasonografi :

Ultrasonografi adalah visualisasi struktur dalam tubuh yang

bekerja merekam pantulan (gema) denyutan gelombang ultrasonik

yang diarahkan ke jaringan tubuh (Dorland, 2002). Ultrasonografi medis

(sonografi) adalah sebuah teknik diagnostik pencitraan menggunakan suara

ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran

mereka, struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini berguna untuk

memeriksa organ. Sonografi obstetrik biasa digunakan ketika masa

kehamilan.

2. Tujuan ultrasonografi

Menurut Surirah (2008) dalam bukunya, menyebutkan bahwa ada beberapa

macam tujuan USG, seperti :

a. Mengkonfirmasi kehamilan. USG dapat mendeteksi kehamilan usia 6

minggu dan memperlihatkan detak jantung janin pada kehamilan 7-8

minggu. Adanya gambaran janin pada USG merupakan tanda pasti

adanya kehamilan.

b. Mengetahui usia kehamilan, USG dapat menilai usia kehamilan dengan

menggunakan ukuran tubuh fetus, sehingga dapat memperkirakan

tanggal persalinan.

c. Menilai pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam kandungan

d. Mengetahui adanya ancaman keguguran. Jika terjadi perdarahan vagina

awal, USG dapat menilai kesehatan fetus. Jika detak jantung janin

jelas, berarti prospeknya baik untuk melanjutkan kehamilan.

e. Mengetahui lokasi dan ukuran plasenta. USG dapat menilai kondisi

plasenta dan menilai adanya masalah-masalah seperti plasenta previa

(plasenta letak rendah yang menutupi jalan lahir) atau plasenta letak

rendah.

Page 9: Bab II Tinjauan Teori USG

f. Mengetahui jumlah janin dalam kandungan. USG dapat memastikan

apakah ada lebih dari satu janin dalam Rahim.

g. Mengukur jumlah cairan ketuban. Masalah timbul bila kandungan

mempunyai cairan ketuban berlebihan datau terlalu sedikit. Volume

(jumlah cairan) ketuban dapat dinilai dengan USG.

h. Mengetahui kelainan letak jenin. Bukan saja kelainan letak janin dalam

Rahim tapi juga kelainan jenin yang dapat diketahui dengan USG,

seperti hidrosephalus (ukuran kepala bayi membesar karena kegagalan

sirkulasi absorpsi cairan otak, atau akibat produksi cairan otak yang

berlebihan), anensefali (gangguan pertumbuhan tulang tengkorak

kepala, biasanya tidak memiliki tempurung kepala yang melindungi

otaknya, hanya dilapisi selaput tipis dan transparan), sumbing, kelainan

jantung, dan kelainan kromosom (syndrome down).

i. Mengetahui jenis kelamin bayi dalam kandungan. USG dapat juga

digunakan untuk menilai jenis kelamin bayi, tetapi penilaian tergantung

dari posisi bayi saat dilakukan USG.

3. Komponen Ultrasonografi (Ksuheimi, 2008):

Dalam ultrasonografi terdapat beberapa peralatan, seperti :

a. Transduser

Transduser adalah komponen USG yang ditempelkan

pada bagian tubuh yang akan diperiksa, seperti dinding perut

atau dinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Di

dalam transduser terdapat kristal yang digunakan untuk

menangkap pantulan gelombang yang disalurkan oleh

transduser. Gelombang yang diterima masih dalam bentuk

gelombang akusitik (gelombang pantulan) sehingga fungsi

kristal disini adalah untuk mengubah gelombang tersebut menjadi

gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh

komputer sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar.

b. Monitor

Monitor yang digunakan dalam USG

c. Mesin USG

Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana

fungsinya untuk mengolah data yang diterima dalam bentuk

Page 10: Bab II Tinjauan Teori USG

gelombang. Mesin USG kalau dimisalkan, seperti CPU dari

USG sehingga di dalamnya terdapat komponen-komponen yang

sama seperti pada CPU pada PC.

4. Jenis-jenis Ultrasonografi :

Adapun jenis pemeriksaan USG ada 4 jenis yaitu sebagai berikut :

(Ksuheimi,2008)

a. USG 2 Dimensi

Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan

melintang). Kualitas gambar yang baik sebagian besar keadaan janin

dapat ditampilkan.

b. USG 3 Dimensi

Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang

gambar lagi yang disebut koronal. Gambar yang tampil mirip

seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh janin)

dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang

berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan

janinnya yang diputar).

c. USG 4 Dimensi

Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3

dimensi yang dapat bergerak (live 3D). Kalau gambar yang diambil

dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada USG 4 Dimensi, gambar

janinnya dapat “bergerak”. Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan

membayangkan keadaan janin di dalam rahim.

d. USG Doppler

Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran

darah terutama aliran tali pusat. Alat ini digunakan untuk menilai

keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian kesejahteraan janin ini

meliputi:

1) Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit).

2) Tonus (gerak janin).

3) Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm).

4) Doppler arteri umbilikalis.

5) Reaktivitas denyut jantung janin.

Page 11: Bab II Tinjauan Teori USG

5. Cara Pemeriksaan

Pemeriksaan USG dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: (Ksuheimi, 2008)

a. Pervaginam

1) Memasukkan probe USG transvaginal/seperti melakuka n

pemeriksaan dalam.

2) Dilakukan pada kehamilan di bawah 8 minggu.

3) Lebih mudah dan ibu tidak perlu menahan kencing.

4) Lebih jelas karena bisa lebih dekat pada rahim.

5) Daya tembusnya 8-10 cm dengan resolusi tinggi.

6) Tidak menyebabkan keguguran.

b. Perabdominan

1) Probe USG di atas perut.

2) Biasa dilakukan pada kehamilan lebih dari 12 minggu.

3) Karena dari atas perut maka daya tembusnya akan melewati otot

perut, lemak baru menembus rahim.

6. Prinsip USG

Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih tinggi

daripada kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak

bisa mendengarnya sama sekali. Suara yang dapat didengar manusia

mempunyai frekuensi antara 20 – 20.000 Cpd (Cicles per detik =

Hz). Pemeriksaan USG ini menggunakan gelombang suara yang

frekuensinya 1 – 10 MHz ( 1 – 10 juta Hz )(Boer, 2005).

Gelombang suara frekuensi tinggi tersebut dihasilkan dari

kristal-kr istal yang terdapat dalam suatu alat yang disebut transduser.

Perubahan bentuk akibat gaya mekanis pada kristal, akan menimbulkan

tegangan listrik. Fenomena ini disebut efek piezo-electric, yang

merupakan dasar perkembangan USG, selanjutnya. Bentuk kristal

juga akan berubah bila dipengaruhi oleh medan listrik. Sesuai dengan

polaritas medan listrik yang melaluinya, kristal akan mengembang dan

mengkerut, maka akan dihasilkan gelombang suara frekuensi tinggi

(Boer, 2005).

Page 12: Bab II Tinjauan Teori USG

7. Cara Kerja Alat Ultrasonografi

Transduser bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima

gelombang suara. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah

menjadi energi akustik oleh transduser, yang dipancarkan dengan arah

tertentu pada bagian tubuh yang akan dipelajari. Sebagian akan

dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus menembus jaringan

yang akan menimbulkan bermacam-macam eko sesuai dengan

jaringan yang dilaluinya (Rasad, 2005).

Pantulan eko yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan

membentur transduser, dan kemudian diubah menjadi pulsa listrik

lalu diperkuat dan selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk cahaya

pada layar osiloskop. Dengan demikian bila transduser digerakkan

seolah-olah kita melakukan irisan-irisan pada bagian tubuh yang

diinginkan, dan gambaran irisan-irisan tersebut akan dapat dilihat di

layar monitor (Rasad, 2005).

Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impedance acustic

tertentu. Dalam jaringan yang heterogen akan ditimbulkan

bermacam- macam eko, jaringan tersebut dikatakan echogenic. Sedang

pada jaringan yang homogen hanya sedikit atau sama sekali tidak ada

eko, disebut anechoic atau echofree atau bebas eko. Suatu rongga

berisi cairan bersifat anechoic, misalnya: kista, asites, pembuluh

darah besar, perikardial atau pleural effusion. Dengan demikian kista

dan suatu massa solid akan dapat dibedakan (Rasad, 2005).

8. Indikasi Pemeriksaan USG Obstetri

Menurut Wiknjosastro (2007) sebenarnya belum ada

keseragaman mengenai indikasi pemeriksaan USG dalam kehamilan.

Di beberapa negara Eropa, pemeriksaan USG dikerjakan secara

rutin sedikitnya 1-2 kali selama masa kehamilan. Di Amerika

Serikat pemeriksaan USG tidak dikerjakan secara rutin, melainkan atas

indikasi klinis, yaitu bila dalam pemeriksaan klinis dijumpai keadaan

yang meragukan atau mencurigakan adanya kelainan dalam kehamilan.

Indikasi tersebut antara lain :

a. Usia kehamilan yang tidak jelas

b. Didapati kehamilan multipel

Page 13: Bab II Tinjauan Teori USG

c. Perdarahan dalam kehamilan

d. Didapati kematian janin

e. Didapati kehamilan ektopik

f. Didapati kehamilan mola

g. Terdapat perbedaan tinggi fundus uteri dan lamanya amenorea

h. Presentase janin yang tidak jelas

i. Didapati pertumbuhan janin terhambat

j. Didapati janin besar

k. Didapati oligohidramnion atau polihidramnion

l. Penentuan profil biofisik janin

m. Evaluasi letak dan keadaan plasenta

n. Adanya risiko atau tersangka cacat bawaan

o. Sebagai alat bantu dalam tindakan obstetrik

p. Didapati kehamilan dengan IUD

q. Didapati kehamilan dengan kelainan bentuk uterus

r. Didapati kehamilan denagn tumor pelvik

s. Sebagai alat bantu dalam tindakan intervensi dalam

kehamilan,seperti amniosentesis, biopsi villi koriales, transfusi

intrauterin, fetoskopi, dan sebagainya

9. Efek Biologik gelombang Ultrasonik

Pada peristiwa perambatan gelombang ultrasonik, di dalam

medium terjadi perubahan siklik berupa getaran partikel, perubahan

tekanan, perubahan densitas, dan perubahan suhu. Semua perubahan

ini bersifat sementara dan reversibel, artinya bila sumber getar

dihentikan maka semua perubahan itu juga akan menghilang.

Pengaruh perubahan ini terhadap jaringan tubuh sangat kecil dan

praktis dapat diabaikan.

Umumnya efek yang merusak dari gelombang ultrasonik baru

terlihat bila intensitasnya melebihi 100 miliWatt/cm2. Pada intensitas

yang tinggi, gelombang ultrasonik dapat merusak DNA, kromosom, sel

darah, permeabilitas dinding sel, dan sebagainya. Tetapi secara

epidemiologi, pengaruh yang merugikan pada manusia akibat

penggunaan alat diagnostik USG tidak terbukti. Alat diagnostik USG

Page 14: Bab II Tinjauan Teori USG

yang banyak dipakai saat ini mempunyai intensitas di bawah

10mW/cm2, sehingga aman untuk digunakan.

USG sudah digunakan selama bertahun-tahun dan tidak ada

angka kejadian yang menunjukka n bahwa USG menyebabkan

gangguan pada ibu ataupun bayi (Suririnah, 2008). USG berbeda

dengan sinar rontgen karena USG tidak menggunakan radiasi apapun

(MacDougall, 2003).

Menurut Wiknjosastro (Dalam obstetri ada beberapa faktor

lain yang menambah segi keamanan penggunaan alat USG, baik

terhadap ibu maupun janin, yaitu:

a. Gelombang ultrasonik yang digunakan adalah jenis pulsa,

sehingga efek kumulatif di dalam jaringan sangat kecil.

b. Dinding abdomen ibu (pada pemeriksaan

transabdominal) akan mengabsorpsi sebagian intensitas

gelombang ultrasonik.

c. Vaskularisasi pada dinding abdomen ibu dan tubuh janin akan

menetralisir efek panas dari gelombang ultrasonik.

d. Pemakaian USG jenis real-time (sering menggerakkan probe

selama pemeriksaan) dan adanya gerakan janin, akan

menghindari terfokusnya intensitas gelombang ultrasonik pada

suatu organ terlalu lama.