bab ii tinjauan teori kp

58
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengertian Proyek dan Manajemen Proyek Pembahasan suatu proyek meliputi pengertian proyek, klasifikasi proyek, perencanaan proyek dan pemaketan pelaksanaan jasa konstruksi. 2.1.1.................................Pengertian Proyek Sebuah proyek adalah suatu proses perwujudan suatu gagasan dasar atau ide yang menjadi suatu kenyataan secara fisik di lapangan dalam jangka waktu yang tertentu. Menurut Soetomo Kajatno, yang dimaksud dengan proyek secara umum adalah suatu rangkaian kegiatan-kegiatan (aktivitas) yang mempunyai saat permulaan yang harus dilaksanakan serta diselesaikan unutk mendapat tujuan tertentu. Yang dimaksud tujuan tertentu disini merupakan suatu ujung akhir baik dari sudut pandang logika maupun sudut pandang waktu. Berkaitan dengan sudut pandang waktu, Harsono mengatakan bahwa proyek merupakan suatu rangkaian yang mulai pada suatu tertentu dan berakhir pada suatu tertentu. 2.1.2................................Klasifikasi Proyek Proyek dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Ditinjau dari segi pendanaannya terhadap evaluasi proyek : 1. Proyek Mikro KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN 7

Upload: bagus-putrautama

Post on 23-Dec-2015

29 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

KP

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II Tinjauan Teori KP

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Proyek dan Manajemen Proyek

Pembahasan suatu proyek meliputi pengertian proyek, klasifikasi proyek,

perencanaan proyek dan pemaketan pelaksanaan jasa konstruksi.

2.1.1 Pengertian Proyek

Sebuah proyek adalah suatu proses perwujudan suatu gagasan dasar atau ide

yang menjadi suatu kenyataan secara fisik di lapangan dalam jangka waktu yang

tertentu. Menurut Soetomo Kajatno, yang dimaksud dengan proyek secara umum

adalah suatu rangkaian kegiatan-kegiatan (aktivitas) yang mempunyai saat

permulaan yang harus dilaksanakan serta diselesaikan unutk mendapat tujuan

tertentu. Yang dimaksud tujuan tertentu disini merupakan suatu ujung akhir baik

dari sudut pandang logika maupun sudut pandang waktu. Berkaitan dengan sudut

pandang waktu, Harsono mengatakan bahwa proyek merupakan suatu rangkaian

yang mulai pada suatu tertentu dan berakhir pada suatu tertentu.

2.1.2 Klasifikasi Proyek

Proyek dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Ditinjau dari segi pendanaannya terhadap evaluasi proyek :

1. Proyek Mikro

Yaitu proyek yang bersifat komersial dengan tujuan utamanya adalah

untuk mencari laba meskipun ada tujuan lainnya termasuk memanfaatkan

sumber daya manusia, kemajuan teknologi, dan mengabdi kepada

masyarakat yang sedang membangun.

2. Proyek Makro

Yaitu suatu proyek yang dipandang dari segi perkembangan bagi seluruh

masyarakat, negara atau bangsa atau proyek yang bertujuan untuk

melayani golongan lemah (pendapatan rendah).

b. Ditinjau dari segi pengelolaan :

1. Proyek Pemerintah

Yaitu proyek yang ditangani oleh pemerintah dalam hal ini Departemen

Pekerjaan Umum.

7

Page 2: BAB II Tinjauan Teori KP

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013

2. Proyek Swasta

Yaitu proyek yang ditangani oleh suatu golongan diluar instansi

pemerintah

3. Proyek Perorangan

Yaitu proyek yang ditangani oleh perorangan atau individu.

c. Ditinjau dari aktifitas yang dominan dilakukan dalam sebuah projek :

1. Proyek Konstruksi

Dalam proyek engineering construction, aktivitas yang paling dominan

yang dilakukan dalam proyek ini adalah pengkajian kelayakan, desain

engineering, pengadaan dan konstruksi.

2. Proyek Engineering Manufacture

Pada proyek engineering manufacture, secara garis besar kegitan proyek

ini meliputi seluruh kegitan yang dilakukan untuk menghasilkan produk

baru.

3. Proyek Pelayanan Manajemen

Pada proyek pelayanan manajemen, aktivitas yang dilakukan dalam

proyek ini adalah merancang sistem informasi manajemen, merancang

program efisiensi dan penghematan, diversifikasi, penggabungan dan

pengambilalihan, memberikan bantuan emergency untuk daerah yang

terkena musibah, merancang strategi untuk mengurangi kriminalitas dan

penggunaan obat-obat terlarang dan lain-lain.

4. Proyek Penelitian dan Pengembangan.

Aktivitas utama yang dilakukan dalam pelaksanaan proyek ini adalah

melakukan penelitian dan pengembangan suatu proyek.

5. Proyek Kapital

Pada proyek kapital, kegiatan yang dilakukan dalam proyek ini biasanya

digunakan oleh sebuah badan usaha atau pemerintah, misalnya

pembebasan tanah, penyiapan lahan dan pembelian material.

2.1.3 Perencanaan Pelaksanaan Proyek

Tahap perencanaan pelaksanaan proyek merupakan fase yang paling

menentukan. Pada hakekatnya tahap ini adalah simulasi proyek. Pada tahap ini

dilakukan perincian kegiatan dan biaya. Dengan perencanaan ini diharapkan

tercapainya koordinasi dan komunikasi, yang merupakan dasar perngawasan,

8

Page 3: BAB II Tinjauan Teori KP

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013

memenuhi persyaratan yang diminta, dan dapat membantu mengantisipasi

permasalahanyang mungkin terjadi.

a. Kegiatan Proyek

Langkah pertama merencanakan pelaksanaan proyek adalah membaginya

kedalam kegiatan-kegiatan. Kegiatan ini perlu diindentifikasikan untuk

mencari hubungan keterkaitan antara kegiatan yang satu dengan yang

lainnya. Biasanya pembagian itu standar dan menurut logika tertentu. Dengan

demikian, pemberi proyek dapat mengetahui secara garis besar kegiatan apa

saja yang akan dilaksanakan untuk menyelesaikan proyek tersebut serta dana

dan waktu yang diperlukan, sehingga dapat memperkirakan kapan proyek

tersebut berakhir.

b. Jadwal Proyek

Langkah kedua yaitu dengan menentukan jadwal kegiatan dalam proyek yang

disebut dengan time schedule, dari time schedule berlanjut dibuatkan Net

Work Plan (NWP) yang berfungsi untuk menentukan kegiatan yang akan

dilaksanakan berdasarkan keterkaitannya antara pekerjaan yang satu dengan

pekerjaan yang lain, dan pekerjaan yang mana mempunyai lintasan kritis

artinya kegiatan yang tidak boleh terlambat pelaksanaannya. Kegiatan apa

yang direncanakan dibuat secara berurutan agar proses pelaksanaannya tidak

tumpang tindih.

2.1.4 Pemaketan Pelaksanaan Jasa Konstruksi

Pelaksanaan konstruksi secara paketan yaitu pekerjaan konstruksi dimana

pekerjaan sipil, arsitektur, mecanical & electrical, dan lansekap digarap langsung

dan dalam suatu proses pelelangan, dan ditunjuk satu kontraktor yang

dipercayakan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. Klasifikasi dan kualifikasi

yang harus dipenuhi dalam menentukan paket pekerjaan jasa konstruksi minimal

(sesuai dengan Kepres No. 80 Tahun 2003) sebagai berikut :

a. Kriteria resiko kecil dan teknologi sederhana, pekerjaan konstruksi yang

pelaksanaannya tidak membahayakan keselamatan umum, harta, benda,

menggunakan alat kerja sederhana dan tidak memerlukan tenaga ahli

(kualifikasi usaha kecil).

b. Kriteria resiko sedang dan teknologi madya, mencakup pekerjaan konstruksi

yang pelaksanaannya dapat berisiko membahayakan keselamatan umum,

9

Page 4: BAB II Tinjauan Teori KP

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013

harta benda, jiwa manusia, dan menggunakan sedikit peralatan berat serta

memerlukan sedikit tenaga ahli (kualifikasi usaha menengah).

c. Kriteria resiko tinggi dan teknologi tinggi, mancakup pekerjaan konstruksi

yang pelaksanaaannya beresiko sangat membahayakan keselamatan umum,

harta benda, jiwa manusia, lingkungan dan menggunakan banyak peralatan

berat serta banyak memerlukan tenaga ahli dan tenaga terampil (kualifikasi

usaha besar).

d. Persyaratan kompetensi minimal yang ditetapkan sebagai persyaratan

mengikuti pengadaan harus diumumkan dan dicantumkan dalam dokumen

pengadaan.

2.2 Manajemen Proyek

Dalam proyek konstruksi memerlukan adanya manajemen proyek, hal ini

disebabkan konsekuensi dan karakteristik dari proyek konstruksi. Proyek konstruksi

merupakan rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya

berjangka waktu pendek. Karakteristik proyek konstruksi dapat dipandang dalam tiga

dimensi, yaitu unik, melibatkan sejumlah sumber daya, dan membutuhkan organisasi.

2.2.1 Definisi Manajemen Proyek

Manajemen proyek adalah pelaksanaan secara efektif dan efisien melalui

prosedur perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan

pengawasan dari rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh sumber daya manusia

yang mempunyai permulaan dan harus diselesaikan pada suatu waktu tertentu

untuk mendapatkan suatu tujuan tertentu, kegiatan tersebut mempunyai suatu

acuan kerja tertentu, kriteria keberhasilan, lokasi yang jelas, jumlah sumber daya

yang pasti, dan sumber daya yang diterapkan (Dipohusodo, 1996 : 3-9).

Menurut Imam Soeharto (24 : 1995) manajemen proyek adalah merencanakan,

mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk

mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan. Lebih jauh manajemen

proyek menggunakan pendekatan sistem dan hierarki (arus kegiatan) vertikal

maupun horisontal.

2.2.2 Ciri-Ciri Manajemen Proyek

Istiawan Dipohusodo dalam bukunya yang berjudul Manajemen Proyek dan

Konstruksi, Jilid I merumuskan ciri-ciri manajemen proyek antara lain :

10

Page 5: BAB II Tinjauan Teori KP

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013

a. Tujuan, sasaran, harapan, dan strategi proyek hendaknya dinyatakan secara

jelas dan terinci sedemikian rupa sehingga dapat dipakai untuk mewujudkan

dasar kesepakatan segenap individu dan satuan organisasi yang terlibat.

b. Diperlukan Rencana Kerja, Jadwal, dan Anggaran Belanja yang realistis.

c. Diperlukan kejelasan dan kesepakatan tentang peran dan tanggung jawab di

antara semua satuan organisasi dan individu yang terlibat dalam proyek untuk

berbagai strata jabatan.

d. Diperlukan mekanisme utuk memonitor, mengkoordinasi, mengendalikan,

dan mengawasi pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pada berbagai strata

organisasi.

e. Diperlukan mekanisme sistem evaluasi yang diharapkan dapat memberikan

umpan balik bagi manajemen. Informasi umpan balik akan dimanfaatkan

sebagai pelajaran dan dipakai sebagai pedoman di dalam upaya peningkatan

produktivitas proyek.

f. Sesuai dengan sifat dinamis suatu proyek, apabila diperlukan tim proyek atau

satuan organisasi proyek dapat dimungkinkan untuk melakukan kegiatan-

kegiatan yang mungkin harus bergerak di luar kerangka organisasi tradisional

atau rutin, akan tetapi dengan tetap berorientasi pada tercapainya

produktivitas.

g. Diperlukan pengertian dan pemahaman mengenai tata cara dan dasar

peraturan birokrasi, dan pengetahuan tentang cara mengatasi kendala

birokrasi.

2.2.3 Fungsi-Fungsi Manajemen Proyek

George R. Terry dalam bukunya yang berjudul Principal of Management

merumuskan fungsi-fungsi dari manajemen yang disingkat POAC :

a. Planning (Perencanaan)

Perencanaan merupakan perumusan persoalan tentang apa yang akan dicapai

dan kemudian memberikan pedoman garis-garis besar bagaimana bertindak.

Perencanaan merupakan suatu persiapan (preparation) untuk administratif

atas tindakan kemudian.

b. Organizing (Pengorganisasian)

11

Page 6: BAB II Tinjauan Teori KP

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013

Organizing adalah pengaturan setelah adanya rencana berupa pembagian

tugas, baik macam/jenis serta sifat pekerjaan, dan pola unit kerjanya, alat-

alatnya, bagaimana keuangannya serta fasilitasnya.

c. Actuating (Penggerakan/Tindakan)

Penggerakan personalna atas dasar pengaturan rencana dan pengaturan

organisasinya dalam rangka penyelesaian tugas demi tercapainya tujuan

bersama.

d. Controlling (Pengendalian dan Pengawasan)

Walaupun rencana yang telah matang, juga telah diatur dan digerakkan,

belum menjamin bahwa tujuan dengan sendirinya tercapai tanpa suatu sistem

kontrol yang terpadu antara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek.

2.2.4 Aspek Manajemen

Dalam mencapai tujuan yang maksimal, fungsi manajemen hendaknya

memperhatikan sarana atau aspek yang terkait dalam manajemen (sering disebut

6 M) yaitu :

a. Man (Manusia)

Yaitu tenaga-tenaga ahli, berkualitas, profesional di bidang kerjanya.

b. Material (Bahan Baku)

Yaitu dengan menggunakan bahan yang bermutu baik sesuai dengan

persyaratan bahan atau persyaratan ijin.

c. Machine (Peralatan)

Yaitu menggunkan peralatan yang mampu meningkatkan produksi kerja,

yang mudah dalam pemakaian, perawatan, serta perbaikannya.

d. Methode (Metode)

Yaitu cara atau strategi untuk mencapai hasil pekerjaan yang maksimal.

e. Money (Dana)

Yaitu pengelolaan dana (kas) dengan memperhatikan hukum dan kaidah

ekonomi yang mempengaruhi kelangsungan proyek.

f. Market (Pasar)

Yaitu proses penjualan produk atau hasil proyek sehingga meningkatkan nilai

jual.

2.2.5 Faktor Kontrol dalam Pelaksanaan Proyek

12

Page 7: BAB II Tinjauan Teori KP

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013

Secara sistematik ada tiga faktor kontrol dalam pelaksanaan proyek yaitu : biaya,

mutu, dan waktu.

Tiap faktor tersebut saling mempengaruhi sehingga tidak dapat terpisahkan

kaitannya guna memperoleh hasil dari pelaksanaan proyek yang optimal. Selain

itu faktor kontrol tersebut dapat dijadikan barometer kemajuan dan keberhasilan

suatu pelaksanaan proyek.

2.3 Pihak-Pihak yang Terlibat

Pihak pihak yang terlibat dalam sebuah proyek konstruksi dari tahap

perencanaan hingga tahap pelaksanaan dapat dibagi menjadi tiga pihak, yaitu pihak

pemilik proyek (owner) atau principal (employer/client/bouwheer), pihak perencana

(designer) dan pihak kontraktor (aannemer). Masing-masing dari ketiga pihak diatas

memiliki tugas, kewajiban, tanggung jawab dan wewenang sesuai dengan fungsinya

masing-masing, sehingga koordinasi dari berbagai pihak yang terlibat dalam

perencanaan, pelaksanaan maupun pengendalian proyek konstruksi merupakan kunci

dalam meraih kesuksesan suatu proyek. Berikut ini merupakan pihak-pihak yang

terlibat beserta dengan wewenang dan tugasnya masing-masing :

2.3.1 Pemilik Proyek (Owner)

13

BIAYA

MUTU WAKTU

PROYEK

Diagram 2.1

Skema Tiga Faktor Kontrol Pelaksanaan Proyek

Sumber : Manajemen Proyek, 2010

Page 8: BAB II Tinjauan Teori KP

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013

Pemilik proyek atau pemberi tugas atau pengguna jasa adalah orang atau badan

yang memiliki proyek dan memberikan pekerjaan atau menyuruh memberikan

pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar biaya pekerjaan

tersebut. Pengguna jasa dapat berupa perseorangan, badan/lembaga/instansi

pemerintah maupun swasta. (Ervianto, tahun 2005: hal. 44).

Beberapa pengertian principal pemberi tugas, antara lain :

a. Pengertian Umum

Principal atau pemberi tugas merupakan pihak yang mempunyai gagasan

untuk membangun.

b. Pengertian Principal dalam Hubungannya dengan Konsultan Perencana

Principal atau pemberi tugas merupakan perseorangan atau badan yang

memberi tugas kepada ahli (perencana atau konsultan), membayar honor serta

mengganti semua ongkos ahli.

c. Pengertian Principal dalam Hubungannya dengan Aannemer atau Kontraktor

Principal atau pemberi tugas merupakan perseorangan, badan swasta atau

pemerintah yang memberi tugas kepada pemborong atau kontraktor untuk

melaksanakan suatu pekerjaan dan apabila pelaksanaan sudah cukup layak

dan tidak timbul keberatan, maka pemberi tugas menerima pekerjaan dan

menyetujuinya dan membayar biaya dari pekerjaan tersebut.

Jenis-jenis dari pemberian tugas antara lain :

1. Perseorangan atau individu.

2. Wakil suatu perusahaan atau organisasi swasta.

3. Wakil suatu dinas atau jawatan, biasanya pada proyek pemerintah disebut

pengelola proyek.

d. Prinsip hubungan kerja antara Pemberi Tugas, Konsultan Perencana dan

Pelaksana atau Kontraktor yaitu sebagai berikut :

Bila pemberi tugas bukan perencana atau konsultan berhubungan dengan

pemborong, untuk itu kedudukan perencana atau konsultan adalah :

1. Sebagai perencana

2. Sebagai perencana dan direksi

Bila pemberi tugas sendiri adalah konsultan perencana, maka pemberi tugas

dapat langsung berhubungan dengan pemborong atau kontraktor sehingga

pemberi tugas merangkap juga sebagai :

14

Page 9: BAB II Tinjauan Teori KP

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013

1. Perencana dan direksi

2. Perencana saja dan sebagai direksi adalah arsitek atau konsultan lain

Hak dan kewajiban pengguna jasa adalah:

a. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor),

b. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang telah

dilakukan oleh penyedia jasa,

c. Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh

pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan,

d. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan,

e. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa

sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan,

f. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan peerjaan yang direncanakan dengan

cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak

atas nama pemilik,

g. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi perubahan), dan

h. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh

penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang dikehendaki.

Wewenang pemberi tugas adalah:

a. Memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada masing-masing

kontraktor, dan

b. Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan cara memberitahukan

secara tertulis kepada kontraktor jika telah terjadi hal-hal di luar kontrak yang

ditetapkan.

2.3.2 Konsultan Perencana

Konsultan perencana adalah orang/badan yang membuat perencanaan bangunan

secara lengkap baik dalam bidang arsitektur, sipil dan bangunan lain yang

melekat erat dalam pembentukan sebuah system bangunan. Konsultan perencana

memiliki hak dan kewajiban, diantaranya:

a. Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana,

rencana kerja dan syarat-syarat, hitungan struktur, rencana anggaran biaya,

b. Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa dan pihak

kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan,

15

Page 10: BAB II Tinjauan Teori KP

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013

c. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal yang

kurang jelas dalam gambar rencana, rencana kerja dan syarat-syarat,

d. Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan perencanaan, dan

e. Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek.

2.3.3 Kontraktor

Kontraktor adalah orang/badan yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan

pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan biaya yang telah ditetapkan berdasarkan

gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat yang ditetapkan. Kontraktor

dapat berupa perusahaan atau perseorangan yang berbadan hukum atau sebuah

badan hukum yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pekerjaan (Ervianto,

tahun 2005: hal. 46).

a. Hak dan Kewajiban Kontraktor

1. Melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana, peraturan dan syarat-

syarat, risalah penjelasan pekerjaan (anvulings) dan syarat-syarat

tambahan yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa,

2. Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan

pengawas sebagai wakil dari pengguna jasa,

3. Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam

peraturan untuk menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat,

4. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan dan

bulanan, dan

5. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikannya

sesuai ketetapan yang berlaku.

b. Tanggung Jawab Kontraktor

1. Tanggung jawab administrasi, yaitu pemborong bertanggung jawab

terhadap hal seperti peraturan, baik yang terdapat di dalam bestek

mauoun ketentuan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang berkaitan

dengan permasalahan pelaksanaan pembangunan.

2. Tanggung jawab teknis, yaitu pemborong harus mampu melaksanakan

pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan bestek yang telah

disepakati.

3. Bertanggung jawab atas pemeliharaan bangunan yang telah ditentukan

dalam bestek ataupun disepakati dalam kontrak.

16

Page 11: BAB II Tinjauan Teori KP

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013

4. Bertanggung jawab terhadap mutu/kualitas pekerjaan.

5. Bertanggung jawab atas kesehatan dan keselamatan pekerja.

c. Hubungan Kerja

Merupakan hubungan kerja kontraktor baik dengan pihak pengelola proyek

lainnya (ekstern) maupun dengan pihaknya sendiri (intern)

1. Hubungan Kerja Internal

Adalah hubungan kerja yang terjadi dalam suatu organisasi dan mengarah

pada pengelolaan manajemen sendiri. Struktur organisasi kontraktor

tergantung dari bentuk hukum badan usaha yang dimilikinya, dimana

telah mencerminkan ciri dan sifat perusahaan itu sendiri. Dalam

pengelolaan suatu perusahaan, ada beberapa macam sistem manajemen

kontrak yang digunakan, yaitu :

a) Project Management Contracts

Pada sistem ini pemilik menetapkan sebuah tim yang dipimpin oleh

Project Manager untuk mengelola proyek dari tahapan konsepsual

sampai selesai.

17

PEMILIK

KONSULTAN

PERENCANA

Diagram 2.2

Struktur Organisasi Project Management Contracts

Sumber : Manajemen Proyek, 2010

MANAJER

PROYEK

PEREKAYASA

PROYEK

KONTRAKTOR

UTAMA

SUB

KONTRAKTOR

SUB

KONTRAKTOR

SUB

KONTRAKTOR

Page 12: BAB II Tinjauan Teori KP

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013

b) Construction Management Contract

Cara kontrak seperti ini dilakukan pada pekerjaan konstruksi besar

dan harus dapat diselesaikan secepat mungkin. Untuk memenuhi hal

ini, maka tim organisasi Construction Management harus mantap dan

memiliki tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu yang mampu, aktif

serta lincah bergaul dengan para kontraktor dan dapat menjebatani

antara pemilik, perencana, dan kontraktor.

2. Hubungan Kerja Eksternal

Hubungan kerja eksternal menyangkut hubungan kerja diluar perusahaan

yang dalam proses gerak dan usahanya ada hubungan tertentu. Hubungan

tersebut antara lain berupa :

a) Hubungan Pihak Pemborong dengan Pemimpin Proyek

Hubungan ini terjadi karena adanya kontrak kerja dengan dilandasi

Surat Perjanjian Kerja (SPK), atas dasar SPK ini kemudian pimpinan

proyek memberikan tugas kepada pelaksana untuk melaksanakan

proyek yang dipimpinnya.

b) Hubungan Pihak Kontraktor dengan Konsultan Perencana

18

Diagram 2.3

Struktur Organisasi Construction Management Contracts

PEMILIK

KONSULTAN

PERENCANA

MANAJEMEN

KONSTRUKSI

KONTRAKTOR

UTAMA

SUB

KONTRAKTOR

SUB

KONTRAKTOR

SUB

KONTRAKTOR

Sumber : Manajemen Proyek Kontruksi Edisi Revisi, 2011

Page 13: BAB II Tinjauan Teori KP

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013

Hubungan ini terjadi karena adanya proyek sesuai dengan gambar

rencana yang direncanakan perencana. Hubungan ini bersifat teknis

dan terjadi tidak secara langsung melainkan melalui direksi.

c) Hubungan Pihak Pemborong dengan Direksi

Hubungan ini bersifat teknis dan langsung terjadi di lapangan, dan

banyak hal di lapangan harus mendapat persetujuan dari direksi.

d) Hubungan Pihak Pemborong dengan Instansi Pemerintah

Hubungan ini bersifat administrasi dan teknis. Yang bersifat continue

adalah hubungan dengan instansi :

1) Instansi Pajak, Instansi PU, mengurus perijinan dan pengesahan

gambar.

2) Pemerintah Daerah Tingkat I, perpanjangan surat ijin kerja setiap

tahunnya.

e) Hubungan Pihak Pemborong dengan KBN

Hubungan ini berkaitan dengan pembayaran termin suatu proyek yang

dilaksanakan oleh pemborong.

f) Hubungan Pihak Kontraktor dengan Instansi yang bersifat rekanan

Berhubungan dengan terjadinya kontrak kerja.

Hubungan eksternal secara garis besar dapat digambarkan dalam diagram

2.4

19

Diagram 2.4

Hubungan Kerja Eksternal

PEMPINAN

PROYEK

Sumber : Manajemen Proyek Kontruksi I, 1985

KONSULTAN

PERENCANA

PEMPINAN

PROYEK

DINAS

PEKERJAAN

UMUM

DIREKSI/

PENGAWAS

KETERANGAN :: Hubungan Teknis: Hubungan Adminisratif

Page 14: BAB II Tinjauan Teori KP

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013

d. Proses Mendapatkan Pekerjaan

Secara proses mendapatkan pekerjaan bagi kontraktor secara singkat dapat

digambarkan dalam diagram 2.5

Pada sistem pelelangan terdapat dua jenis pelelangan yang sering dilakukan

antara lain :

1. Pelelangan Umum

Merupakan pelelangan yang dilakukan secara terbuka untuk pelelangan

bersifat umum, dapat dilakukan oleh semua kontraktor. Sedangkan harga

penawaran dilakukan secara bersama dengan penilaian terhadap

kepercayaan kualifikasi dan klasifikasi dari kontraktor.

2. Pelelangan Terbatas

Merupakan pelelangan yang dilakukan antara rekanan yang dipilih dari

daftar rekanan mampu sesuai dengan bidang usaha, ruang lingkup atau

klasifikasi kemampuannya. Pada umumnya pelelangan dilakukan karena

pekerjaan tersebut memerlukan suatu keahlian dan pengalaman tertentu

yang dimiliki oleh setiap kontraktor.

Dalam pelelangan, pekerjaan yang akan dilaksanakan diumumkan melalui

media massa atau ditawarkan kepada beberapa pemborong yang diundang

20

Diagram 2.5

Proses Mendapatkan Pekerjaan

PRA

KUALIFIKASI

PERSIAPAN

LELANG

PENGUMUMAN

LELANG

PELELANGANEVALUASI

TENDER

PENJELASAN

PROYEK

KONTRAKPENETAPAN

PEMENANGPELAKSANAAN

Sumber : Manajemen Proyek Kontruksi I, 1985

Page 15: BAB II Tinjauan Teori KP

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013

dalam suatu pelelangan. Pada proses pelelangan, tahapan yang dilakukan

adalah :

a) Prakualifikasi

Prakualifikasi biasanya dilakukan oleh pemerintah daerah atau instansi

yang memiliki proyek. Kontraktor yang ikut dalam prakualifikasi suatu

proyek harus menyerahkan keterangan yang berisi :

Permohonan ikut prakualifikasi

Akte notaris pendirian perusahaan

Surat ijin usaha yang masih berlaku

Surat pengalaman kerja

Daftar personalia

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Neraca perusahaan terakhir

Daftar peralatan yang dimiliki

Status perusahaan (pribumi atau asing)

Referensi bank

Dukungan Bank

b) Penjelasan Lelang atau Aanwijzing

Hal-hal yang disampaikan saat aanwijzing adalah pemberian penjelasan

kepada pihak-pihak yang lulus prakualifikasi sehubungan dengan teknis

pelaksanaan dan masalah administrasi.

c) Penawaran (Pembukaan Pelelangan)

Setelah aanwijzing maka penawaran untuk penetapan kontraktor yang

akan menangani proyek diadakan oleh panitia pelelangan. Dalam

penawaran ini pemborong mengajukan penawaran tentang pembiayaan

proyek secara tertutup, dari pihak kontraktor ada yang merasa dirugikan

atau tidak puas dengan keputusan yang diambil panitia lelang tentang

penentuan pemenang maka dapat diajukan sanggahan dalam waktu enam

hari setelah keputusan calon pemenang.

Jika enam hari setelah penetapan calon pemenang tidak ada sanggahan

dari peserta lelang, maka panitia lelang mengeluarkan surat penunjukkan

serta Surat Perintah Kerja (SPK) sebagai tanda bahwa pekerjaan dapat

21

Page 16: BAB II Tinjauan Teori KP

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013

dimulai. Kemudaian disusul dengan dikeluarkannya Surat Perjanjian

Kerja (Kontrak) yang berisi :

Besarnya harga borongan

Pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan

Sanksi yang harus ditanggung oleh kontraktor bila terjadi

keterlambatan kerja karena kerja karena kesalahan dari pihak

kontraktor

Sistem angsuran pembayaran biaya proyek

Disamping melalui proses pelelangan, pekerjaan juga bisa didapat melalui

penunjukkan langsung oleh pemilik yang memberi kepercayaan langsung

pada kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.

2.3.3.1 Jenis-Jenis Kontraktor

Secara umumnya kontraktor dapat dibagi menjadi tiga kategori utama

yaitu :

a. Kontraktor Utama (main contractor)

Seorang atau perusahaan yang ahli, berpengetahuan dan

berpengalaman dalam bidang pengerjaan konsrtuksi dan penanganan

proyek. Kontraktor utama inilah yang akan menandatangani kontrak

kerja dengan pengembang (developer) untuk membangun rumah,

atau keperluan lain, sesuai permintaan pengemban yang disepakati

dalam kontrak kerja.

Dalam melaksanakan tugasnya, kontraktor utama dapat mengerjakan

sendiri proyek tersebut atau melimpahkan sebagian pekerjan kepada

kotraktor lain selaku subkontraktor.

b. Domestik Kontraktor (domestic contractor)

Domestik kontraktor terdiri dari berbagai jenis kontraktor yang

melakukan pekerjaan sesuai dengan keahliannya masing-masing.

Domestik kontraktor dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu:

1. Subkontraktor kerja atau biasa dikenal sebagai subkontraktor

bahan dan buruh. Subkontraktor ini bertugas mengurus

ketersediaan bahan dan buruh yang terlibat dalam sebuah

proyek.

22

Page 17: BAB II Tinjauan Teori KP

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013

2. Subkontraktor bahan bertugas menyediakan bahan-bahan yang

akan digunakan untuk suatu proyek. Subkontraktor bahan ini

biasanya dipilih oleh owner sendiri.

3. Subkontraktor buruh bertugas menyediakan buruh untuk

melaksanakan pekerjaan proyek bangunan. Subkontaktor buruh

inilah yang menggolongkan pekerja menjadi pekerja yang

mahir, cukup mahir dan kurang mahir.

c. Subkontraktor Bernama

Subkontraktor ini secara efektif sama dengan subkontraktor

domestic. Subkontraktor ini adalah subkontraktor yang melakukan

kontrak dengan kontraktor utama untuk memberikan material, barang

atau pelaksanaan pekerjaan yang beruhubungan dengan utilitas.

(Setiawan, 2010: 16).

Subkontraktor bernama ini biasanya melakukan pekerjaan mekanikal

dan elektrikal, seperti :

1. Sistem bekalan air

2. Sistem hawa dingin

3. Lift dan Escalator

4. Sistem pencegah kebakaran

5. Sistem pemasangan elektrik

2.3.3.2 Badan Usaha yang Menaungi Kontraktor

a. PT (Perseroan Terbatas)

Perseroan Terbatas (PT), dulu disebut juga Naamloze Vennootschap

(NV), adalah suatu badan hukum untuk menjalankan usaha yang

memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki

bagian sebanyak saham yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri

dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan, perubahan

kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan

perusahaan.

Perseroan terbatas dibagi menjadi tiga, yaitu:

23

Page 18: BAB II Tinjauan Teori KP

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013

1. PT Terbuka

Perseroan terbuka adalah perseroan terbatas yang menjual

sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal (go public).

Jadi sahamnya ditawarkan kepada umum, diperjual belikan

melalui bursa saham

2. PT Tertutup

Perseroan terbatas tertutup adalah perseroan terbatas yang

modalnya berasal dari kalangan tertentu misalnya pemegang

sahamnya hanya dari kerabat dan keluarga saja atau orang

kalangan terbatas dan tidak dijual kepada umum.

3. PT Kosong

Perseroan terbatas kosong adalah perseroan yang sudah ada izin

usaha dan izin lainnya tapi tidak ada kegiatannya.

b. CV (Persekutuan Komanditer)

Persekutuan komanditer adalah suatu persekutuan yang didirikan

oleh seorang atau beberapa orang yang mempercayakan uang atau

barang kepada seorang atau beberapa orang yang menjalankan

perusahaan dan bertindak sebagai pemimpin.

Berdasarkan pengertian di atas, sekutu dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu :

1. Sekutu aktif atau sekutu komplementer, adalah sekutu yang

menjalankan perusahaan dan berhak melakukan perjanjian

dengan pihak ketiga. Pada sekutu aktif semua kebijakan

perusahaan dijalankan oleh sekutu aktif. Sekutu aktif sering

juga disebut sebagai persero kuasa atau persero pengurus.

2. Sekutu pasif atau sekutu komanditer, adalah sekutu yang hanya

menyertakan modal dalam persekutuan. Jika perusahaan

menderita rugi, mereka hanya bertanggung jawab sebatas

modal yang disertakan dan begitu juga apabila untung, uang

mereka memperoleh terbatas tergantung modal yang mereka

berikan. Status Sekutu Komanditer dapat disamakan dengan

seorang yang menitipkan modal pada suatu perusahaan, yang

hanya menantikan hasil keuntungan dari inbreng yang

24

Page 19: BAB II Tinjauan Teori KP

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013

dimasukan itu, dan tidak ikut campur dalam kepengurusan,

pengusahaan, maupun kegiatan usaha perusahaan. Sekutu ini

sering juga disebut sebagai persero diam.

a) Jenis-Jenis CV

Berdasarkan perkembangannya, bentuk perseroan

komanditer adalah sebagai berikut :

1) Persekutuan Komanditer Murni

Bentuk ini merupakan persekutuan komanditer yang

pertama. Dalam persekutuan ini hanya terdapat satu

sekutu komplementer, sedangkan yang lainnya adalah

sekutu komanditer.

2) Persekutuan Komanditer Campuran

Bentuk ini umumnya berasal dari bentuk firma bila

firma membutuhkan tambahan modal. Sekutu firma

menjadi sekutu komplementer sedangkan sekutu lain

atau sekutu tambahan menjadi sekutu komanditer.

3) Persekutuan Komanditer Bersaham

Persekutuan komanditer bentuk ini mengeluarkan

saham yang tidak dapat diperjualbelikan dan sekutu

komplementer maupun sekutu komanditer mengambil

satu saham atau lebih. Tujuan dikeluarkannya saham

ini adalah untuk menghindari terjadinya modal beku

karena dalam persekutuan komanditer tidak mudah

untuk menarik kembali modal yang telah disetorkan.

c. Firma

Firma atau sering juga disebut Fa, adalah sebuah bentuk persekutuan

untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih dengan

memakai nama bersama.Pemilik firma terdiri dari beberapa orang

yang bersekutu dan masing-masing anggota persekutuan

menyerahkan kekayaan pribadi sesuai yang tercantum dalam akta

pendirian perusahaan.

25

Page 20: BAB II Tinjauan Teori KP

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013

2.3.3.3 Persyaratan Kontraktor

Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa

Konstruksi, bahwa suatu kontraktor dianggap sah apabila memenuhi

persyaratan sebagai berikut :

a. Memiliki surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) yang diterbitkan

oleh pemerintah kabupaten/kota tempat domisili penyedia jasa.

b. Mempunyai Sertifikasi Badan Usaha (SBU) yang diterbitkan oleh

lembaga pengembangan jasa konstruksi

c. Mempunyai sertifikasi tenaga ahli/terampil yang diterbitkan oleh

lembaga pengembangan jasa konstruksi

d. Untuk pekerjaan khusus/spesifik/teknologi tinggi/kompleks,

kontraktor atas rekomendasi pejabat eselon 1 dapat menambahkan

persyaratan memiliki sertifikasi manajemen mutu ISO. Persyaratan

ini harus ditetapkan pada awal proses pengadaan.

2.3.4 Pengawas

Pihak terakhir yang biasa terlibat dalam suatu proyek adalah pengawas

a. Pengertian Pengawas

Pengawas merupakan badan hukum atau perorangan yang ditunjuk oleh

pemilik proyek untuk mengawasi jalannya pelaksannan pekerjaan oleh

kontraktor. Konsultan pengawas ini harus sudah ditunjuk sebelum rapat

penjelasan pekerjaan (Aanwijzing).

Pengawasan dilakukan dengan berita lisan, berita berbentuk laporan tertulis

ataupun melalui pandangan matanya sendiri. Mengadakan check dan recheck,

review, evaluasi kemajuan pekerjaan, dan tinjauan terhadap tolak ukur yang

ada. Adapun tujuan pekerjaan pengawasan yang sistematis terhadap kegiatam

di lapangan adalah sebagai berikut :

1. Meninjau secara periodik hasil dan kemajuan pekerjaan bilamana terdapat

kekurangan, dan harus dikembangkan sasaran jangka pendek dan

program kerja untuk mengatasinya.

2. Memastikan pekerjaan pengawasan berjalan secara benar sehingga

peringatan secara dini dapat diberikan apabila terjadi sesuatu kesalahan.

3. Mengamankan biaya yang sudah dianggarkan oleh manajer proyek dan

atasannya tidak dilampaui.

26

Page 21: BAB II Tinjauan Teori KP

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013

Dalam pekerjaan pengawasan suatu proyek pembangunan terdapat beberapa

langkah-langkah awal yang berperan penting antara lain :

1. Menetapkan tolak ukur yang akan digunakan.

2. Mengukur prestasi kerja.

3. Membandingkan dengan prestasi yang seharusnya atau tolak ukur yang

ada.

4. Menanggulangi terhadap prestasi yang kurang cukup atau tidak

memenuhi persyaratan.

b. Persyaratan Direksi

Persyaratan direksi atau konsultan pengawas yang sah di dalam menangani

suatu proyek ditentukan berdasarkan atas :

1. Pengalaman perusahaan.

2. Memiliki peralatan dan perlengkapan.

3. Kelengkapan personalia baik kualitas maupun kuantitas.

4. Memiliki kekayaan bersih.

5. Memiliki nama perusahaan yang tetap.

6. Memiliki akte dan surat pendirian yang sah.

7. Status perusahaan jelas.

8. Memiliki kantor dan alamat tetap.

9. Memiliki surat ijin usaha yang sah

c. Klasifikasi dan Kualifikasi Direksi

Klasifikasi dan kualifikasi direksi menurut Kepres No. 80 Tahun 2003,

bahwa :

1. Klasifikasi

Kegiatan klasifikasi adalah kegiatan menggolongkan perusahaan jasa

konsultan menurut bidang, sub bidang, dan lingkup pekerjaan.

a) Klasifikasi menurut bidang

Bidang pekerjaan umum. Bidang transportasi, bidang pariwisata, pos

dan telekomunikasi, bidang pertanian, bidang perindustrian, bidang

pertambangan dan energi serta bidang lainnya.

b) Klasifikasi menurut subbidang

27

Page 22: BAB II Tinjauan Teori KP

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013

Bangunan gedung dan bangunan pabrik, teknik lingkungan, jalan dan

jembatan, bendungan dan waduk, sungai, rawa dan pantai, perumahan

dan pemukiman.

c) Klasifikasi menurut lingkup pekerjaan

Perencanaan umum, jasa survey, studi kelayakan, perencanaan teknik,

pengwasan, manajemen dan penelitian.

2. Kualifikasi

Kegiatan kualifikasi konsultan pengawas adalah penilaian serta

penggolongan konsultan pengawas menurut tingkat kemampuan dasar

atau profesionalisme didasarkan atas :

Penilaian Tenaga Ahli dilakukan sebagai berikut :

a) Kualifikasi Pendidikan

Nilai faktor yang diberikan (F1) :

Sarjana (Strata 1, Strata 2, dan Strata 3), atau yang setara = 1,0

Sarjana Muda (D3), atau yang setara = 0,5

b) Lama Waktu (pengalaman kerja profesional)

Nilai faktor yang diberikan (F2) :

> 8 tahun = 1,0

< 8 tahun = 0,5

c) Profesi atau Keahlian

Nilai faktor yang diberikan (F3) :

Sesuai dengan bidang atau subbidang paket pekerjaan = 1,0

Tidak sesuai = 0

Cara penilaian terhadap Tenaga Ahli tetap perusahaan dihitung

berdasarkan perkalian semua faktor (F1 x F2 x F3).

d. Ruang Lingkup Pekerjaan Pengawas

Kegiatan pengawasan dilaksanakan oleh wakil dari pemilik terhadap

pelaksanaan konstruksi di lapangan untuk melaporkan kepada pihak pemilik

bahwa biaya yang dikeluarkan telah menghasilkan bangunan fisik yang

dikehendaki oleh pihak pemilik sesuai dengan yang telah dinyatakan dalam

bentuk gambar dan tertulis.

Ruang lingkup pekerjaan pengawas adalah meliputi pengawasan dalam hal

memberi petunjuk dan pengarahan-pengarahan terhadap kontraktor yang

28

Page 23: BAB II Tinjauan Teori KP

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013

menangani pekerjaan tersebut. Pekerjaan yang diawasi adalah menyangkut

pengawasan pekerjaan teknis dan administrasi, sejak dimulainya pelaksanaan

proyek sampai penyerahan akhir pekerjaan.

Dalam pekerjaan pengawasan terhadap beberapa bidang-bidang sasaran

kegiatan pokok yang perlu dikontrol pada waktu peninjauan di lapangan yaitu

meliputi :

a. Pencapaian target kemajuan fisik.

b. Pencapaian target keuangan.

c. Pengadaan dan pembelian bahan, barang dan peralatan.

d. Penempatan dan peranan, subkontraktor, perencana dan kontrol.

e. Pemakaian tenaga kerja dan peralatan untuk menjamin efektifitas dan

efesiensi kerja lapangan.

f. Pemantapan kerja sama antar pekerja proyek dari seluruh bagian atau

departemen.

g. Hubungan dengan pihak pemilik.

e. Kewajiban dan Hak Pengawas

1. Kewajiban Pengawas

Tugas utama seorang pengawas lapangan dari pihak pemilik adalah

mengamankan pihak pemilik bahwa uang yang dikeluarkan untuk biaya

proyek dimaksud kepada kontraktor menghasilkan bangunan fisik yang

dikehendaki oleh pemilik sesuai dengan apa yang telah dinyatakan dalam

bentuk gambar dan bentuk tertulis (spesifikasi tertulis atau RKS). Secara

keseluruhan kewajiban pengawaas meliputi :

1. Mengawasi laju pekerjaan konstruksi dari segi kualitas serta kuantitas

pelaksanaannya.

2. Mengawasi pekerja serta produknya, mengawasi ketepatann waktu,

dan biaya pekerjaan konstruksi.

3. Mengawasi dan meneliti perubahan-perubahan serta penyesuaian-

penyesuaian yang terjadi selama pekerjaan konstruksi.

4. Menyusun berita acara : persetujuan kemajuan pekerjaan untuk

pembayaran angsuran, pemeliharaan pekerjaan, serah terima I dan II

pekerjaan konstruksi.

29

Page 24: BAB II Tinjauan Teori KP

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013

5. Mengadakan gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di

lapangan (as built drawings)

6. Menyusun daftar kekurangan-kekurangan dan cacat-cacat selama

waktu pemeliharaan.

7. Mengawasi dan meneliti pekerjaan yang masih kurang atau perlu

diperbaiki dalam masa pemeliharaan.

8. Menyusun laporan pengawasan bersama kontraktor, yang terdiri atas :

Laporan harian

Laporan mingguan

Laporan bulanan

Berita acara rapat lapangan

Buku harian direksi

Foto-foto pelaksanaan

Time schedule pelaksanaan (realisasi)

Laporan cuaca

Shop drawing

2. Hak Pengawas

Adapun hak-hak pengawas adalah sebagai berikut :

a) Mempunyai kekuasaan penuh untuk menegur dan memberikan

peringatan serta pengarahan apabila terjadi penyimpangan dalam

pelaksanaan teknis dilapangan yang dilakukan oleh kontraktor.

b) Dapat mengambil keputusan apabila terjadi keragu-raguan dari

pelaksanaan terhadap gambar bestek yang dijadikan pedoman dalam

pelaksanaan pekerjaan.

c) Mempunyai kekuasaaan penuh untuk mengambil keputusan terhadap

kekeliruan pada gambar bestek yang dilakukan oleh perencana.

d) Berperan sebagai penghubung antara pihak pelaksana atau kontraktor

dengan pemberi tugas atau bowneer/bohir.

f. Pelaksanaan Pengawasan

Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan pengawasan

pelaksanaan konstruksi proyek adalah sebagai berikut :

1. Jadwal Aktivitas Kerja

30

Page 25: BAB II Tinjauan Teori KP

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013

Merupakan pengawasan terhadap kesesuaian time schedule yang telah

disusun dengan waktu pelaksanaan dilapangan sebagai acuan dalam

alokasi target tiap item pekerjaan. Ada beberapa sistem yang digunakan

dalam pembuatan jadwal rencana kerja pelaksanaan di lapangan yaitu

meliputi :

Diagram bambu

Diagram garis

Teknik jaringan kerja

Kurva-S

Diagram skala waktu

Beberapa cara tersebut dikombinasikan, misalnya pembuatan master

network plan cocok untuk kontrol jadwal proyek, sedangkan diagram

blok dan diagram garis dapat dipergunakan untuk aktivitas yang lebih

mendetail dan terperinci.

2. Tata Letak dan Ukuran Konstruksi

Merupakan pengawasan kesesuaian koordinat dan ukuran perencanaan

pada pelaksanaannya. Aspek ini mencakup dimana bangunan tersebut

harus dibangun, koordinat dan level sudah sesuai dengan rencana.

Seorang pengawas wajib meningkatkan pengawasan untuk mencegah

“pencurian-pencurian” ukuran. Pekerjaan yang telah selesai namun tidak

cocok dengan bestek mempunyai resiko harus dibongkar.

3. Kualitas Pekerjaan

Merupakan diterima atau tidaknya hasil pekerjaan. Produk atau bahan

dari alam maupun produk artificial, semua persyaratan terhadap

spesifikasi yang telah ditentukan dalam dokumen kontrak. Batasan

toleransi dapat diungkapkan kepada pihak kontraktor atau dapat pula

diatur secara perjanjian tertulis, dimana pada periode tertentu batasan

toleransi tersebut ditinjau kembali.

4. Administrasi Lapangan

Merupakan laporan periodik secara tertulis sebagai bahan pertemuan dan

pada dasarnya ada beberapa bagian tata usaha administrasi yang perlu

ditangani :

31

Page 26: BAB II Tinjauan Teori KP

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013

a) Meninjau dan menginterprestasikan gambar-gambar kerja dan

membuat koreksi seperlunya.

b) Mendokumentasikan pekerjan tambah dan pekerjaan kurang,

membuat laporan kemajuan pekerjaan secara berkala.

c) Memeriksa dan menyetujui permintaan pembayaran angsuran,

mengadakan inspeksi total sebelum berita acara penyerahan.

d) Mengatur segala sesuatunya menjelang penyerahan akhir dan tindak

lanjut pada masa waktu pemeliharaan.

5. Keselamatan Kerja

Merupakan pencegahan terhadap bahaya kecelakaan yang dapat

mempengaruhi kondisi prestasi kerja dan biaya proyek. Pencegahan

kerusakan perlu diperhatikan di dalam manajemen konstruksi, tidak

hanya meemperhatikan keselamatan manusia tetapi juga terhadap kondisi

kerja yang mempengaruhi prestasi kerja dan akhirnya terhadap biaya

proyek. Secara umum ada beberapa prinsip dasar yang dapat

dipergunakan pada setiap lokasi pekerjaan misalnya :

a) Memakai mesin dan peralatan yang baik.

Mempergunakan mesin atau peralatan yang sesuai dengan instruksi

pembuatannya atau pabriknya dan tidak membebani lebih dari

kapasitasnya.

b) Bekerja dengan teratur, hati-hati dan tidak simpang siur.

Meyakinkan diri bahwa semua instruksi harus diberikan secara

singkat, jelas, dan mudah dimengerti.

c) Tidak memperkenankan pekerja melakukan kegiatannya ditempat

yang berbahaya tanpa alat pelindung/pengaman yang tepat.

Memakai pertimbangan yang logis sebelum menugaskan suatu

aktivitas kepada bawahan.

d) Mengadakan pengecekan dan pengecekan ulang, apakah semua

instruksi yang diberikan sudah ditaati.

g. Hubungan Kerja

Sama halnya dengan kontraktor, direksi juga mempunyai hubungan internal

dan eksternal seperti yang diuraikan sebagai berikut :

1. Hubungan Kerja Internal

32

Page 27: BAB II Tinjauan Teori KP

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013

Hubungan kerja intern adalah hubungan kerja yang terjadi didalam

lingkungan kerja suatu organisasi iru sendiri. Hubungan kerja ini meliputi

hubungan kerja :

a) Pimpinan

Bertanggung jawab atas keseluruhan pelaksanaan pekerjaan dan

menghubungi serta mencari relasi untuk menambah income

perusahaan dengan mendapatkan pekerjaan.

b) Kepala Bagian Administrasi

Bertangggung jawab terhadap pimpinan dalam hal hubungan dan

penyelesaian surat-menyurat, perlengkapan, penagihan serta

melakukan pembayaran.

c) Kepala Bagian Perencanaan

Bertanggung jawab kepada pimpinan dalam hal perencanaan, gambar

bestek dan RAB.

d) Kepala Bagian Pengawasan

Bertanggung jawab pada pimpinan mengenai perkembangan

pengawasan di lapangan, serta mampu memberikan usulan-usulan

pemecahan kepada atasannya.

e) Pengawas Lapangan

Bertanggung jawab atau mewakili selaku pengawas di lapangan,

secara rutin melakukan pengawasan terhadap pekerjaan di lapangan.

Menyelesaikan administrasi proyek baik kemajuan pekerjaan serta

menandatangani berita acara pemeriksaan pekerjaan.

33

Diagram 2.6

Hubungan Internal Direksi

PEMPINAN

Sumber : Manajemen Proyek, 2010

KABAG

PENGAWAS

KABAG

PERENCANA

KABAG

ADMINISTRASI

PENGAWAS

LAPANGAN

Page 28: BAB II Tinjauan Teori KP

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013

2. Hubungan Kerja Eksternal

Hubungan kerja ekstern adalah hubungan yang terjadi antara pihak dari

dalam suatu organisasi dengan pihak luar yang berkaitan dan dalam

hubungan kerja dengan organisasi yang bersangkutan. Hubungan tersebut

terjadi diantara :

a) Pimpinan Proyek

Pimpinan proyek memberikan tugas kepada direksi untuk mengawasi

pelaksanaan proyek yang sedang berlangsung, serta ikut untuk

mengawasi pelaksanaan proyek yang sedang berlangsung, serta ikut

bertanggung jawab terhadap proyek yang sedang dipimpinnya.

b) Bimbingan Tenaga Pengawas (BTP)

Suatu tim yang terdiri dari :

Unsur pemegang mata anggaran

Unsur teknik pemerintah yang berkompeten

Konsultan Pengawas dan Perencana

Hubungan kerja eksternal menyangkut hubungan kerja pihak direksi atau

pihak lainnya, yang memiliki keterlibatan dalam proyek tersebut, dapat

digambarkan dalam diagram 2.7 berikut.

34

Diagram 2.7

Hubungan Eksternal Direksi

Sumber : Manajemen Proyek, 2010

PIMPINAN

PROYEKPERENCANA

TIM DIREKSI

BTP/PU

PENGAWAS/

DIREKSI

KONTRAKTOR

Page 29: BAB II Tinjauan Teori KP

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013

h. Cara Mendapatkan Pekerjaan

Pengadaan barang/jasa pemborongan dan jasa lainnya dilakukan secara

terbuka untuk umum dengan pengumuman secara luas melalui media cetak

dan papan pengumuman resmi untuk penerangan umum serta juka

memungkinkan melalui media elektronik, sehingga masyarakat luas/dunia

usaha yang berminay dan memenuhi syarat dapat mengikutinya. Pengadaan

barang/jasa pemborongan dan jasa lainnya dilaksanakan melalui :

1. Pelelangan

Merupakan serangkaian kegiatan untuk menyediakan kebutuhan

barang/jasa dengan cara menciptakan persaingan yang sehat diantara

penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat, berdasarkan

metode dan tata cara tertentu yang telah ditetapkam dan diikuti oleh

pihak-pihak terkait secara taat azas sehingga terpilih penyedia jasa

terbaik.

2. Pemilihan Langsung

Apabila cara pelelangan sulit dilaksanakan atau tidak menjamin

pencapaian sasaran, dilaksanakan dengan cara membandingkan

penawaran dari beberapa penyedia barang/jasa yang meemnuhi syarat

melalui permintaan harga ulang (price quotation) atau permintaan teknis

dan harga serta dilakukan negosiasi secara bersaing, baik dilakukan untuk

teknis maupun harga, sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara

teknis dapat dipertanggungjawabkan.

3. Penunjukan Langsung

Merupakan pengadaan barang/jasa yang penyedia barang/jasanya

ditentukan oleh kepala kantor/satuan kerja/pemimpin proyek/bagian

proyek/pejabat yang disamakan ditunjuk dan diterapkan untuk :

a) Pengadaan barang/jasa yang berskala kecil.

b) Pengadaan barang/jasa yang setelah dilakukan Pelelangan Ulang

hanya 1 (satu) peserta yang memenuhi syarat.

c) Pengadaan yang bersifat mendesak/khusus setelah mendapat

persetujuan dari Menteri/Kepala Lembaga Pemerintah Non

Departemen/Gubernur/Bupati/Walikota/Direksi BUMN/BUMD.

d) Penyedia barang/jasa tunggal.

35

Page 30: BAB II Tinjauan Teori KP

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013

4. Swakelola

Merupakan pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan, dan

diawasi sendiri dengan menggunakan tenaga sendiri, alat sendiri, atau

upah borongan tenaga.

2.4 Pelaksanaan dan Pengawasan Proyek

Pengawasan proyek atau supervisi proyek meliputi pengawasan pekerjaan di

lapangan, kontrol, dan inspeksi. Pengawasan bisa dilakukan dari level top manager

sampai mandor di lapangan, sesuai dengan bidang pekerjaan masing-masing yang harus

diawasi.

Langkah-langkah penting dalam pekerjaan pengawasan proyek yaitu

menerapakan tolak ukur yang akan digunakan, mengukut prestasi kerja, melakukan

perbandingan antara prestasi kerja dengan tolak ukur yang telah ditentukan sebelumnya,

menanggulangi terhadap prestasi yang tidak memenuhi persyaratan.

2.4.1 Pedoman dalam Melaksanakan Pekerjaan

Pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan terdiri dari dokumen-dokumen sebagai

berikut :

a. Pedoman yang bersifat khusus

1. Dokumen Kontrak

Gambar rencana, gambar detail yang digunakan sebagai dasar

pelelangan dan gambar kerja tambahan.

Rencana kerja dan syarat-syarat yang berisi persyaratan umum,

persyaratan teknis pelaksanaan, persyaratan administrasi dan

penggunaan bahan.

Surat penawaran dan lampiran kontrak.

Surat Perjanjian Kerja

2. Program Kerja

Time Schedule

Struktur organisasi pelaksana pekerjaan

Rencana dan metode kerja

Perencanaan sumber daya

3. Surat Perintah Kerja

36

Page 31: BAB II Tinjauan Teori KP

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013

Surat Perintah Kerja berisi tentang petunjuk dan perintah dari pemberi

tugas sebagai pihak pertama kepada kontraktor sebagai pihak kedua.

b. Pedoman yang bersifat umum sesuai standar yang berlaku :

1. Peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan Pemerintah Republik

Indonesia.

2. Peraturan dari Majelis Indonesia untuk Arbritrase Teknis.

3. Peraturan Umum unutk Bahan Bangunan Indonesia (PUBB).

4. Peraturan-peraturan Dewan Teknik Pembangunan Indonesia.

5. Peraturan Syarat Umum 41 terbitan dari Departemen Pekerjaan Umum.

6. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) tahun 1971.

7. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 1977.

8. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) tahun 1970.

9. Peraturan Muatan Indonesia (PMI) tahun 1970.

10. Pedoman Plambing Indonesia tahun 1961.

11. Peraturan Cat Indonesia.

12. Peraturan Umum dari Dinas Tenaga Kerja.

13. Peraturan-peraturan setempat seperti Peraturan Daerah Bali tentang

ketinggian bangunan dan sempadan.

2.4.2 Pelaksanaan Konstruksi

a. Pelaksanaan konstruksi merupakan tahap pelaksanaan mendirikan,

memperbaiki, dan atau memperluas bangunan gedung negara dilakukan

dengan menggunakan penyedia jasa pelaksana konstruksi, yang merupakan

badan hukum yang kompeten.

b. Pelaksanaan konstruksi fisik dilakukan berdasarkan dokumen pelelangan

yang telah disusun oleh perencana konstruksi, dengan segala tambahan dan

perubahannya pada penjelasan waktu pelelangan, serta ketentuan teknis

(pedoman dan standar teknis) yang berlaku.

c. Pelaksanaan pekerjaan alat konstruksi fisik harus memperhatikan kualitas

masukan (bahan, tenaga dan alat), kualitas proses (tata cara pelaksanaan

pekerjaan) dan kualitas hasil pekerjaan. Kecuali terjadi perubahan pekerjaan

yang disepakati dan dicantumkan dalam berita acara, ketidaksesuaian hasil

pekerjaan dengan rencana teknis yang telah ditetapkan harus dibongkar dan

disesuaikan.

37

Page 32: BAB II Tinjauan Teori KP

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013

d. Pelaksanaan konstruksi fisik harus mendapatkan pengawasan dari penyedia

jasa pengawas konstruksi atau penyedia jasa manajemen konstruksi.

e. Pelaksana pekerjaan konstruksi fisik juga harus memperhatikan ketentuan

keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang berlaku.

f. Keluaran akhir yang harus dihasilkan pada tahap ini adalah :

1. Bangunan gedung negara yang sesuai dengan dokumen untuk

pelaksanaan konstruksi.

2. Dokumen Pelaksanaan Pembangunan, yang meliputi :

Gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (as built drawings).

Semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan

konstruksi fisik, termasuk Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

Kontrak pekerjaan pelaksanaan konstruksi fisik, pekerjaan

pengawasan beserta segala perubahan/addendumnya.

Laporan harian, mingguan, bulanan yang dibuat selama pelaksanaan

konstruksi fisik, laporan akhir manajemen konstruksi/pengawasan,

dan laporan akhir pengawasan berkala.

Berita acara perubahan pekerjaan, pekerjaan tambah/kurang, serah

terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain yang

berkaitan dengan pelaksanaan konstruksi fisik.

Foto-foto dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan kemajuan

pelaksanaan konstruksi fisik.

Manual pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung, termasuk

petunjuk yang menyangkut pengoperasian dan perawatan peralatan

dan perlengkapan mekanikal-elektrikal bangunan.

3. Dokumen Pendaftaran Bangunan Gedung Negara.

g. Penyusunan Kontrak Kerja Konstruksi Pelaksanaan dan Berita Acara

Kemajuan Pekerjaan/Serah Terima Pekerjaan Pelaksanaan Konstruksi

maupun Pengawasan Konstruksi mengikuti ketentuan yang tercantum dalam

Keppres tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan

Pedoman/Petunjuk Teknis pelaksanaannya.

2.4.3 Pengawasan Lapangan (Site Supervision)

Pedoman saat Surat Perintah Kerja (SPK) diterima oleh kontraktor yang

ditunjuk sebagai pemenang lelang, aktivitas pekerjaan berangsur-angsur tampak

38

Page 33: BAB II Tinjauan Teori KP

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013

di lapangan. Pihak pemilik juga mengirimkan resident engineer yang berperan

sebagai wakil pemilik. Peranan resident engineer sangat menentukan dalam

penentuan suatu keputusan, khususnya apabila dalam suatu lokasi proyek

terdapat beberapa kontraktor yang bekerja bersama-sama. Pola pelaksanaan

supervisi dari pihak pemilik dan pihak kontraktor terhadap proyek tidak jauh

berbeda. Bila terdapat subkontraktor yang bekerja, maka perana pengawas

lapangan sebuah kontraktor adalah sama dengan pengawasan dari pihak pemilik

adalah mengamankan pihak pemilik bahwa dana yang dikeluarkan dan diberikan

kepada pihak kontraktor menghasilkan bangunan fisik yang dikehendaki oleh

pemilik sesuai dengan pernyataan dalam bentuk tertulis (spesifikasi teknis).

Pada prinsipnya terdapat lima aspek yang diperhatikan dalam supervisi

proyek, khususnya yang harus dilakukan para pemborong untuk menghasilkan

pekerjaan yang baik dengan penyelesaian sesuai jadwal, antara lain jadwal

aktivitas kerja, tata letak dan ukuran-ukuran konstruksi, kualitas pekerjaan,

administrasi lapangan, dan keselamatan kerja (safety).

2.4.4 Kontrol Sistematis Terhadap Kegiatan di Lapangan (Pengawasan)

Dalam konteks yang lebih luas, pekerjaan supervisi juga mengemban

fungsi kontrol manajemen proyek konstruksi. Sebelum memeriksa hasil

pekerjaan, juga diperlukan pemeriksaan terhadap persiapan kerja. Pengawas

lapangan hendaknya mengerti bagaimana cara menetapkan sistem kontrol yang

baik di lapangan.

Kontrol sistematis terhadap kegiatan di lapangan meliputi tiga tujuan yaitu :

a. Meninjau hasil dan kemajuan pekerjaan pada beberapa bidang kegiatan

pokok secara periodik. Bilamana terdapat kekurangan yang terjadi, maka

harus dikembangkan sasaran jangka pendek dan program kerja untuk

mengatasinya.

b. Memastikan bahwa pekerjaan pengawasan berjalan secara benar sehingga

peringatan secara dini dapat diberikan apabila terjadi seatu kesalahan.

c. Mengamankan bahwa biaya yang telah dianggarkan oleh manajer proyek

tidak terlampaui. Informasi keuangan dari laporan proyek dapat memberikan

indikasi pelaksanaan proyek di lapangan dan segi pengeluaran biaya.

Bidang sasaran kegiatan pokok yang dikontrol pada waktu peninjauan lapangan

yaitu :

39

Page 34: BAB II Tinjauan Teori KP

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013

a. Pencapaian target kemajuan fisik.

b. Pencapaian target keuangan.

c. Pengadaan dan pembelian barang, bahan, dan peralatan.

d. Penempatan dan peranan subkontraktor, perencanaan dan kontrol.

e. Pemakaian tenaga kerja dan peralatan untuk menjamin efektivitas dan

efesiensi kerja lapangan.

f. Pemantapan kerja sama antar pekerja proyek dari seluruh bagian/departemen.

g. Hubungan dengan pihak pemilik.

Dengan mengetahui keadaan dan permasalahan yang terjadi, maka

langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi permasalahan akan lebih tepat

dan efektif. Kontrol seperti ini seringkali diterapkan oleh pihak pemborong

bilamana proyek tersebut sangat besar dan memiliki nilai tinggi.

2.4.5 Kunjungan Lapangan (Site Visit)

Frekuensi kunjungan ke lapangan tergantung pentingnya keadaan di

lapangan, dengan kunjungan secara mingguan ataupun secara bulanan. Frekuensi

kunjungan juga dapat bergantung pada tahapan perkembangan fisik di lapangan,

tuntutan pihak pemilik dan kemampuan serta pengalaman dari manajer pengelola

proyek beserta timnya. Hal-hal positif yang didapat dengan cara kunjungan ke

lapangan oleh pimpinan perusahaan kontraktor dari pusat yaitu :

a. Kejelasan perkembangan posisi kontrak dengan pihak pemilik.

b. Pihak lapangan merasakan dukungan tindakan dari pusat, apabila proyek di

lapangan membutuhkan, misalnya dengan tenaga ahli dari pusat maupun

bantuan lainnya.

2.4.6 Hak dan Kewajiban Pengawas

a. Hak Pengawas

Adapun hak-hak sebagai pengawas adalah sebagai berikut :

1. Mempunyai kekuasaan penuh untuk menegur dan memberi peringatan

serta pengarahan apabila terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan teknis

di lapangan yang dilakukan oleh kontraktor.

2. Dapat mengambil keputusan apabila terjadi keragu-raguan dari

pelaksanaan terhadap gambar bestek yang dijadikan pedoman dalam

melaksanakan pekerjaan.

40

Page 35: BAB II Tinjauan Teori KP

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013

3. Mempunyai kekuasaan penuh untuk mengambil keputusan terhadap

kekeliruan terhadap gambar bestek yang dilakukan oleh perencana.

4. Berperan sebagai penghubung antara pihak pelaksana atau kontraktor

dengan pemberi tugas atau bowneer/bohir.

b. Kewajiban Pengawas

Tugas utama seorang pengawas lapangan dari pihak pemilik adalah

mengamankan pihak pemilik bahwa uang yang dikeluarkan untuk biaya

proyek dimaksud kepada kontraktor menghasilkan bangunan fisik yang

dikehendaki oleh pemilik sesuai dengan apa yang telah dinyatakan dalam

bentuk gambar dan bentuk tertulis (spesifikasi tertulis atau RKS). Secara

keseluruhan kewajiban pengawaas meliputi :

1. Mengawasi laju pekerjaan konstruksi dari segi kualitas serta kuantitas

pelaksanaannya.

2. Mengawasi pekerjaan serta produknya, mengawasi ketepatann waktu, dan

biaya pekerjaan konstruksi.

3. Mengawasi dan meneliti perubahan-perubahan serta penyesuaian-

penyesuaian yang terjadi selama pekerjaan konstruksi.

4. Menyusun berita acara : persetujuan kemajuan pekerjaan untuk

pembayaran angsuran, pemeliharaan pekerjaan, serah terima I dan II

pekerjaan konstruksi.

5. Mengadakan gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di

lapangan (as built drawings)

6. Menyusun daftar kekurangan-kekurangan dan cacat-cacat selama waktu

pemeliharaan.

7. Mengawasi dan meneliti pekerjaan yang masih kurang atau perlu

diperbaiki dalam masa pemeliharaan.

8. Menyusun laporan pengawasan bersama kontraktor, yang terdiri atas :

Laporan harian

Laporan mingguan

Laporan bulanan

Berita acara rapat lapangan

Buku harian direksi

Foto-foto pelaksanaan

41

Page 36: BAB II Tinjauan Teori KP

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013

Time schedule pelaksanaan (realisasi)

Laporan cuaca

Shop drawing

2.4.7 Ruang Lingkup Pekerjaan Direksi/Pengawas

Kegiatan pengawasan dilaksanakan oleh wakil dari pemilik terhadap

pelaksanaan konstruksi di lapangan untuk melaporkan kepada pihak pemilik

bahwa biaya yang dikeluarkan telah menghasilkan bangunan fisik yang

dikehendaki oleh pihak pemilik sesuai dengan yang telah dinyatakan dalam

bentuk gambar dan tertulis.

Ruang lingkup pekerjaan pengawas adalah meliputi pengawasan dalam

hal memberi petunjuk dan pengarahan-pengarahan terhadap kontraktor yang

menangani pekerjaan tersebut. Pekerjaan yang diawasi adalah menyangkut

pengawasan pekerjaan teknis dan administrasi, sejak dimulainya pelaksanaan

proyek sampai penyerahan akhir pekerjaan.

Dalam pekerjaan pengawasan terhadap beberapa bidang-bidang sasaran kegiatan

pokok yang perlu dikontrol pada waktu peninjauan di lapangan yaitu meliputi :

a. Pencapaian target kemajuan fisik.

b. Pencapaian target keuangan.

c. Pengadaan dan pembelian bahan, barang dan peralatan.

d. Penempatan dan peranan, subkontraktor, perencana dan kontrol.

e. Pemakaian tenaga kerja dan peralatan untuk menjamin efektifitas dan

efesiensi kerja lapangan.

f. Pemantapan kerja sama antar pekerja proyek dari seluruh bagian atau

departemen.

g. Hubungan dengan pihak pemilik.

2.4.8 Pelaksanaan Pengawasan

Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan pengawasan

pelaksanaan konstruksi proyek adalah sebagai berikut :

a. Jadwal Aktivitas Kerja

Merupakan pengawasan terhadap kesesuaian time schedule yang telah

disusun dengan waktu pelaksanaan dilapangan sebagai acuan dalam alokasi

target tiap item pekerjaan. Ada beberapa sistem yang digunakan dalam

pembuatan jadwal rencana kerja pelaksanaan di lapangan yaitu meliputi :

42

Page 37: BAB II Tinjauan Teori KP

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013

Diagram bambu

Diagram garis

Teknik jaringan kerja

Kurva-S

Diagram skala waktu

Beberapa cara tersebut dikombinasikan, misalnya pembuatan master network

plan cocok untuk kontrol jadwal proyek, sedangkan diagram blok dan

diagram garis dapat dipergunakan untuk aktivitas yang lebih mendetail dan

terperinci.

b. Tata Letak dan Ukuran Konstruksi

Merupakan pengawasan kesesuaian koordinat dan ukuran perencanaan pada

pelaksanaannya. Aspek ini mencakup dimana bangunan tersebut harus

dibangun, koordinat dan level sudah sesuai dengan rencana. Seorang

pengawas wajib meningkatkan pengawasan untuk mencegah “pencurian-

pencurian” ukuran. Pekerjaan yang telah selesai namun tidak cocok dengan

bestek mempunyai resiko harus dibongkar.

c. Kualitas Pekerjaan

Merupakan diterima atau tidaknya hasil pekerjaan. Produk atau bahan dari

alam maupun produk artificial, semua persyaratan terhadap spesifikasi yang

telah ditentukan dalam dokumen kontrak. Batasan toleransi dapat

diungkapkan kepada pihak kontraktor atau dapat pula diatur secara perjanjian

tertulis, dimana pada periode tertentu batasan toleransi tersebut ditinjau

kembali.

d. Administrasi Lapangan

Merupakan laporan periodik secara tertulis sebagai bahan pertemuan dan

pada dasarnya ada beberapa bagian tata usaha administrasi yang perlu

ditangani :

1. Meninjau dan menginterprestasikan gambar-gambar kerja dan membuat

koreksi seperlunya.

2. Mendokumentasikan pekerjan tambah dan pekerjaan kurang, membuat

laporan kemajuan pekerjaan secara berkala.

3. Memeriksa dan menyetujui permintaan pembayaran angsuran,

mengadakan inspeksi total sebelum berita acara penyerahan.

43

Page 38: BAB II Tinjauan Teori KP

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS PU KOTA DENPASAR 2013

4. Mengatur segala sesuatunya menjelang penyerahan akhir dan tindak

lanjut pada masa waktu pemeliharaan.

e. Keselamatan Kerja

Merupakan pencegahan terhadap bahaya kecelakaan yang dapat

mempengaruhi kondisi prestasi kerja dan biaya proyek. Pencegahan

kerusakan perlu diperhatikan di dalam manajemen konstruksi, tidak hanya

meemperhatikan keselamatan manusia tetapi juga terhadap kondisi kerja yang

mempengaruhi prestasi kerja dan akhirnya terhadap biaya proyek. Secara

umum ada beberapa prinsip dasar yang dapat dipergunakan pada setiap lokasi

pekerjaan misalnya :

1. Memakai mesin dan peralatan yang baik.

Mempergunakan mesin atau peralatan yang sesuai dengan instruksi

pembuatannya atau pabriknya dan tidak membebani lebih dari

kapasitasnya.

2. Bekerja dengan teratur, hati-hati dan tidak simpang siur.

Meyakinkan diri bahwa semua instruksi harus diberikan secara singkat,

jelas, dan mudah dimengerti.

3. Tidak memperkenankan pekerja melakukan kegiatannya ditempat yang

berbahaya tanpa alat pelindung/pengaman yang tepat.

Memakai pertimbangan yang logis sebelum menugaskan suatu aktivitas

kepada bawahan.

4. Mengadakan pengecekan dan pengecekan ulang, apakah semua instruksi

yang diberikan sudah ditaati.

44