bab ii tinjauan teori -...

14
11 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Konsep Evaluasi Evaluasi merupakan deskripsi yang jelas atau menunjukkan hubungan sebab-sebab dan akibat tetapi tidak memberikan penilaian. Untuk memperkara deskripsi, evaluator dapat mengajukan asumsi-asumsi yang didukung data (Suharsimi Arikunto, 2004: 13) Evaluasi pendidikan adalah kegiatan menilai yang terjadi dalam kegiatan pendidikan yang juga menyangkut istilah pengukuran dan penilaian. Mengukur adalah kegiatan membandingkan sesuatu dengan satu ukuran yang bersifat kuantitatif. Penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik dan buruk yang bersifat kualitatif. Sedang Evaluasi meruapakan kegiatan mengukur dan menilai sesuatu sehingga bersifat kuantitatif dan kualitatif. Dalam bidang pendidikan, evaluasi sebagaimana dikatakan Gronlund (1990: 5) merupakan proses yang sistematis tentang mengumpulkan, menganalisis dan menafsirkan informasi untuk menentukan sejauhmana tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa. Menurut

Upload: others

Post on 12-Sep-2019

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15760/2/T2_942013110_BAB II.pdf · sekolah/madrasah dengan melakukan kunjungan kelas serta melakukan

11

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep Evaluasi

Evaluasi merupakan deskripsi yang jelas

atau menunjukkan hubungan sebab-sebab dan

akibat tetapi tidak memberikan penilaian. Untuk

memperkara deskripsi, evaluator dapat mengajukan

asumsi-asumsi yang didukung data (Suharsimi

Arikunto, 2004: 13)

Evaluasi pendidikan adalah kegiatan menilai

yang terjadi dalam kegiatan pendidikan yang juga

menyangkut istilah pengukuran dan penilaian.

Mengukur adalah kegiatan membandingkan sesuatu

dengan satu ukuran yang bersifat kuantitatif.

Penilaian adalah mengambil suatu keputusan

terhadap sesuatu dengan ukuran baik dan buruk

yang bersifat kualitatif. Sedang Evaluasi

meruapakan kegiatan mengukur dan menilai

sesuatu sehingga bersifat kuantitatif dan kualitatif.

Dalam bidang pendidikan, evaluasi

sebagaimana dikatakan Gronlund (1990: 5)

merupakan proses yang sistematis tentang

mengumpulkan, menganalisis dan menafsirkan

informasi untuk menentukan sejauhmana tujuan

pembelajaran telah dicapai oleh siswa. Menurut

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15760/2/T2_942013110_BAB II.pdf · sekolah/madrasah dengan melakukan kunjungan kelas serta melakukan

12

Mardapi (2004:19) evaluasi adalah proses

mengumpulkan informasi untuk mengetahui

pencapaian belajar kelas atau kelompok. Menurut

Davies (Santiung, 2006:81) evaluasi merupakan

proses sederhana memberikan/menetapkan nilai

sesuatu tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja,

proses orang, dan objek. Sedangkan menurut

Ratumanan (2003:1). Evaluasi dapat dinyatakan

sebagai suatu proses sistematik dalam menentukan

tingkat pencapaian tujuan instruksional.

Menurut Bloom (1971) Evaluasi sebagaimana

kita lihat, adalah pengumpulan kenyataan secara

sistemetis menetapkan apakah kenyataannya terjadi

perubahan dalam diri siswa dan menetapkan

sejauhmana tingkat perubahan dalam pribadi siswa.

Fungsi evaluasi bagi penyelenggara

pendidikan adalah:

1. Akuntabilitas, yaitu sebagai bentuk pertanggung-

jawaban sekolah kepada publik, apakah layanan

yang dilakukan dan diberikan oleh sekolah telah

memenuhi harapan atau keinginan masyarakat.

2. Pengetahuan, yaitu sebagai informasi bagi semua

pihak tentang kelayakan sekolah dilihat dari

berbagai unsur terkait yang mengacu pada

standar minimal beserta indikator-indikatornya.

3. Pembinaan dan pengembangan, yaitu sebagai

dasar bagi sekolah, pemerintah, dan masyarakat

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15760/2/T2_942013110_BAB II.pdf · sekolah/madrasah dengan melakukan kunjungan kelas serta melakukan

13

dalam upaya peningkatan atau pengembangan

mutu pendidikan sekolah.

Dari beberapa pendapat di atas peniliti

berpendapat bahwa evaluasi pendidikan adalah

proses pengukuran dan penilaian dari suatu

kegiatan pendidikan dengan standar yang telah

ditentukan oleh pengambil kebijakan. Evaluasi perlu

dipersiapkan sesuai dengan standar, kriteria dan

instrument jelas, waktu yang tepat, sasaran dan

objek yang jelas sehingga akan diperoleh hasil

evaluasi yang valid dan akuntabel.

2.1.1. Model Penelitian

Dalam melaksanakan evaluasi supervisi

akademik kepala sekolah di UPTD Pendidikan

Kecamatan Tembalang, peneliti akan menggunakan

model evaluasi Ketimpangan. Discrepance Evaluation

Model dikembangkan oleh Malcolm M. Provus dalam

bukunya yang berjudul Discrepancy Evaluation.

Provus percaya bahwa evaluasi merupakan suatu

seni (aris) melukiskan ketimpangan antara standar

kinerja dengan kinerja yang terjadi. Konsep evaluasi

ketimpangan sama dengan Goal Based Evaluation

Model yang dikemukakan oleh Ralph Tyler.

Menurut evaluasi ketimpangan, evaluasi

memerlukan enam langkah untuk

melaksanakannya: 1) mengembangkan suatu desain

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15760/2/T2_942013110_BAB II.pdf · sekolah/madrasah dengan melakukan kunjungan kelas serta melakukan

14

dan standar-standar yang menspesifikasi

karakteristik-karakteristik implementasi ideal dari

evalualand (objek evaluasi): kebijakan, program atau

proyek; 2) merencanakan suatu evaluasi

menggunakan model evaluasi discrepancy.

Menentukan informasi yang diperlukan untuk

membandingkan implementasi yang sesungguhnya

standar yang mendefinisikan kinerja objek evaluasi;

3) menjaring kinerja objek evaluasi yang meliputi

pelaksanaan program, hasil-hasil kuantitatif dan

kualitatif; 4) mengidentifiaksi ketimpangan-

ketimpangan (discrepancies) antara standar-standar

dengan pelaksanaan dengan hasil-hasil pelaksanaan

objek evaluasi yang sesungguhnya dan menentukan

rasio ketimpangan; 5) menentukan penyebab

ketimpangan antara standar dengan kinerja objek

evaluasi; dan 6) menghilangkan ketimpangan

dengan membuat perubahan-perubahan terhadap

implementasi objek evaluasi.

Penelitian menggunakan model evaluasi ketimpangan

dengan maksud untuk mendapatkan gambaran antara

pelaksanaan supervisi akadeemik yang dilakukan

kepala sekolah dengan standar baku pelaksanaan

supervisi akademik yang berlaku anatara lain diatur

berdasarkan petunjuk teknis Pengisian Instrumen

Akreditasi SD/MI pada komponen standar proses

desebutkan bahwa, 1) pemantauan proses

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15760/2/T2_942013110_BAB II.pdf · sekolah/madrasah dengan melakukan kunjungan kelas serta melakukan

15

pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah/

madrasah mencakup tahap perencanaan, tahap

pelaksanaan, dan tahap penilaian hasil pembelajaran;

2) Supervisi proses pembelajaran dilakukan oleh kepala

sekolah/madrasah dengan melakukan kunjungan kelas

serta melakukan tindak lanjut dengan cara pemberian

contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi; 3) Evaluasi

terhadap guru dalam proses pembelajaran dilakukan

oleh kepala sekolah/madrasah dengan memperhatikan

4 aspek, yaitu: (1) persiapan, (2) pelaksanaan, (3)

evaluasi pembelajaran, dan (4) rencana tindak lanjut; 4)

Kepala sekolah/madrasah menyampaikan hasil

pengawasan proses pembelajaran kepada pemangku

kepentingan; 5) Kepala sekolah/madrasah melakukan

tindak lanjut terhadap hasil pengawasan proses

embelajaran, dijadikan untuk mengukur tentang

pelaksanaan supervisi akademik di sekolah

(Permendiknas no 11 tahun 2009)

2.2. Konsep Supervisi Pendidikan

Sekolah dapat dikategorikan sebagai

organisasi nirlaba yang melayani masyarakat. Meski

pun sifatnya nirlaba, namun bukan berarti sekolah

tidak dituntut untuk terus meningkatkan mutu

proses maupunoutput pendidikannya. Sebaliknya,

sekolah sangat diharapkan benar-benar

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15760/2/T2_942013110_BAB II.pdf · sekolah/madrasah dengan melakukan kunjungan kelas serta melakukan

16

memperhatikan mutu, karena tugas suci yang

diembannya adalah turut mencerdaskan kehidupan

bangsa, dan meningkatkan kualitas sumber daya

manusia.

PP No. 19 tahun 2005 Pasal 57 “Supervisi

yang meliputi supervisi manajerial dan akademik

dilakukan secara teratur dan berkesinambungan

oleh pengawas atau penilik satuan pendidikan dan

kepala satuan pendidikan.”

pembiayaan.kemenpera.go.id/new/regulasi/pp_19_t

ahun_2005.pdf

Salah satu fungsi yang harus diwujudkan

dalam kegiatan kepala sekolah untuk memberikan

pelayanan pada msyarakat dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan adalah supervisi.

Supervisi dilakukan oleh kepala sekolah untuk

melihat jalannya proses pendidikan yang sedang.

Apabila dilihat kurang tepat menurut pandangan

kepala sekolah akan cepat dapat ditangani untuk

dilakukan perubahan-perubahan yang lebih baik.

Pengawasan atau supervisi menjadi tugas

dan kewajiban bagi kepala sekolah untuk

mengawasi jalannya program dan proses manajemen

dan administrasi, baik yang berhubungan dengan

Kepala Sekolah, staf.

Pengertian supervise menurut Usman (2009:

76) ialah suatu aktivitas pembinaan yang

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15760/2/T2_942013110_BAB II.pdf · sekolah/madrasah dengan melakukan kunjungan kelas serta melakukan

17

direncanakan untuk membantu para Kepala Sekolah

dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan

pekerjaan mereka secara efektif.

Menurut Arikunto (2002: 373) Supervisi

adalah suatu proses membantu Kepala Sekolah

memperkecil ketidaksesuaian (kesenjangan) antara

tingkah laku pengajar yang nyata dengan tingkah

laku mengajar yang ideal.

Selanjutnya Arikunto (2002: 373) mengutip

pendapat R. Walter, supervise klinis adalah suatu

proses pembimbingan dalam pendidikan yang

bertujuan membantu pengembangan professional

seorang Kepala Sekolah (juga yang sudah dalam

tugas mengajar), khususnya dalam penampilan

mengajar berdasarkan observasi dan analisis data

secara teliti dan objektif sebagai pegangan untuk

perubahan tingkah laku mengajar.

Sagala (2009: 125) berpendapat bahwa

program supervisi di sekolah adalah program

pengembangan Kepala Sekolah yang kegiatannya

dirancang dengan tema-tema yang berkisar pada

penyajian informasi tentang suatu jenis pendekatan,

membantu Kepala Sekolah memahami informasi,

membantu Kepala Sekolah mengaplikasikan

pengajaran, dan membantu Kepala Sekolah

memahami tingkat pengetahuan serta integrasi nilai

dan sikap.

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15760/2/T2_942013110_BAB II.pdf · sekolah/madrasah dengan melakukan kunjungan kelas serta melakukan

18

Supervisi pendidikan meliputi; 1) menilai dan

membina Kepala Sekolah dan seluruh staf sekolah

dalam bidang teknik edukatif dan administratif, 2)

usaha mencari, mengembangkan dan

mempergunakan berbagai metode belajar mengajar

yang lebih baik dan sesuai untuk mengembangkan

aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta

didik, 3) mengusahakan dan mengembangkan

kerjasama yang baik antara Kepala Sekolah, kepala

sekolah, peserta didik dan pegawai sekolah, 4)

mengembangkan kerjasama antara kelompok kerja

Kepala Sekolah, musyawarah Kepala Sekolah mata

pelajaran, kelompok kerja kepala sekolah dan

musyawarah kepala sekolah, dan 5) upaya

mempertinggi kualitas Kepala Sekolah dan kepala

sekolah melalui penataran, orientasi dan up grading.

Purwanto (2009: 77) mengutip pendapat

Burton tentang rumusan supervisi yang baik ada

tiga:

a. Supervisi yang baik mengarahkan perhatiannya

kepada dasar-dasar pendidikan dan cara-cara

belajar serta perkembangannya dalam

pencapaian tujuan umum pendidikan.

b. Tujuan supervisi adalah perbaikan dan

perkembangan proses belajar mengajar secara

total; ini berarti bahwa tujuan supervise tidak

hanya untuk memperbaiki mutu mengajar Kepala

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15760/2/T2_942013110_BAB II.pdf · sekolah/madrasah dengan melakukan kunjungan kelas serta melakukan

19

Sekolah, tetapi juga membina pertumbuhan

profesi Kepala Sekolah dalam arti luas termasuk

didalamnya pengadaan fasilitas yang menunjang

kelancaran proses belajar mengajar, peningkatan

mutu pengetahuan dan ketrampilan Kepala

Sekolah-Kepala Sekolah, pemberian bimbingan

dan pembinaan dalam hal implementasi

kurikulum, pemilihan dan penggunaan metode

mengajar, alat-alat pelajaran, prosedur dan

teknik evaluasi pengajaran, dan sebagainya.

c. Fokusnya pada setting for learning, bukan pada

seseorang atau sekelompok orang. Semua orang,

seperti Kepala Sekolah-Kepala Sekolah, kepala

sekolah, dan pegawai sekolah lainnya yang sama-

sama bertujuan mengembangkan situasi yang

memungkinkan terciptanya kegiatan belajar

mengajar yang baik.

2.3. Konsep Supervisi Akademik

Supervisi Akademik adalah bantuan

professional kepada Kepala Sekolah melalui siklus

perencanaan yang sistematis, pengamatan yang

cermat, dan umpan balik yang objektif dan segera.

Dengan cara ini Kepala Sekolah dapat menggunakan

balikan tersebut untuk memperhatikan kinerjanya.

Tujuan utama Supervisi Akademik adalah untuk

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15760/2/T2_942013110_BAB II.pdf · sekolah/madrasah dengan melakukan kunjungan kelas serta melakukan

20

meningkatkan kemampuan professional Kepala

Sekolah dan meningkatkan kualitas pembelajaran

melalui proses pembelajaran yang baik. Mulyasa

(2013:248)

Supervisi akademik adalah tugas yang

berkenaan dengan pembinaan, pemantauan,

penilaian dan pelatihan professional Kepala Sekolah

dalam (1) merencanakan pembelajaran; (2)

melaksanakan pembelajaran; (3) menilai hasil

pembelajaran; (4) membimbing dan melatih peserta

didik dan (5) melaksanakan tugas tambahan yang

melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai

dengan beban kerja Kepala Sekolah (PP no 74

/2008).

Dalam upaya meningkatkan kinerja Kepala

Sekolah, peran kepala sekolah sangat penting.

Kepala sekolah mempunyai peran sebagai supervisor

pada dasarnya memberikan layanan profesional

untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui

peningkatan kinerja Kepala Sekolah. Kondisi

pelaksanaan pembinaan oleh kepala sekolah yaitu

kegiatan yang dilakukan untuk mengawasi

pelaksanaan proses belajar mengajar, tugas rutin

Kepala Sekolah-Kepala Sekolah, ketertiban, disiplin

dan keberhasilan sekolah. Kegiatan pembinaan

kepala sekolah seperti di atas tentunya akan

berpengaruh terhadap peningkatan kinerja Kepala

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15760/2/T2_942013110_BAB II.pdf · sekolah/madrasah dengan melakukan kunjungan kelas serta melakukan

21

Sekolah. Keberhasilan sekolah tidak terlepas dari

tugas dan tanggung jawab serta peranan kepala

sekolah.

a. Kepala sekolah mempunyai peranan sangat besar

dalam meningkatkan kinerja Kepala Sekolah,

bukti bahwa peran tersebut sangat besar adalah

dimana ketidakhadiran kepala sekolah

menjadikan kegiatan belajar mengajar kurang

terarah dan terkontrol. Jika berjalanpun maka

kegiatan belajar mengajar asal berjalan saja,

mengingat setiap Kepala Sekolah yang akan

menyampaikan materi pelajaran terlebih dahulu

membuat program pengajaran harian untuk

diteliti dan disahkan oleh kepala sekolah.

b. Peran kepala sekolah sebagai supervisor,

berkewajiban untuk memberikan pembinaan atau

bimbingan kepada para Kepala Sekolah dan

tenaga kependidikan serta administrasi lainnya.

Namun, sebelum memberikan pembinaan dan

bimbingan kepada orang lain maka kepala

sekolah harus membina dirinya sendiri, sebagai

supervisor ia harus meneliti, mencari dan

menentukan syarat-syarat mana saja yang

diperlukan bagi kemajuan sekolahnya.

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15760/2/T2_942013110_BAB II.pdf · sekolah/madrasah dengan melakukan kunjungan kelas serta melakukan

22

2.4. Konsep Kepala Sekolah

Kepala sekolah merupakan pemimpin tingkat

satuan pendidikan yang harus memiliki dasar

kepemimpinan yang kuat. Untuk itu, setiap kepala

sekolah harus memahami kunci sukses dalam

kepemimpinannnya yang mencakup pentingnya

kepala sekolah. Indicator kepemimpinan kepala

sekolah, sepuluh kunci sukses kepala sekolah,model

kepemimpinan kepala sekolah yang ideal, masa

depan kepemimpinan kepala sekolah, harapan

Kepala Sekolah terhadap kepala sekolah, dan etika

kepemimpinan kepala sekolah. Demensi-demensi

tersebut harus dimilki dan menyatau pada setiap

pribadi kepala sekolah agar mampu melaksanakan

manajemen dan kepemimpinan secara efektif,

efisien, mandiri, produktif dan akuntabel

(Mulyasa, 2013:50).

2.5. Konsep Pelaksanaan Supervisi Akademik

Kepala sekolah

Kompetensi supervisi akademik merupakan

kegiatan supervisi Kepla sekolah memegang peranan

penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran di

sekolah. Salah satu kegiatan supervisi bagi tenaga

pendidik adalah supervisi akademik yang berkaitan

dengan aspek pelaksanaan tugas, pemantauan,

penilaian dan pelatihan profesional Kepala Sekolah

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15760/2/T2_942013110_BAB II.pdf · sekolah/madrasah dengan melakukan kunjungan kelas serta melakukan

23

dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan

pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran,

membimbing dan melatih peserta didik, dan

melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada

pelaksanan kegiatan pokok sesuai bebankerja

Kepala Sekolah (PP 74 tahun 2008).

Kepala Sekolah dalam melaksanakan

kompetensi supervise perlu menyusun konsep

kegiatan supervise di sekolah Yang menjadi tugas

dan tanggung jawabnya di satauan tingkat

pendidikan. Konep kegiatan supervise harus

disusun dengan memperhatikan aturan dan

perundangan yang berlaku, kebijakan pendidikan

terkini, karakteristik Kepala Sekolah di sekolah,

kondisi siswa, sarana dan prasarana yang ada dan

daya dukung supervise sekolah.

Zulkifli Dalimunthe mengatakan bahwa

keterampilan kepala sekolah melaksanakan

supervisi akademik yang dimaksud merupakan

bentuk unjuk kerja kepala sekolah dengan

mempersiapan yang baik, melakukan pengamatan

yang cermat dan mencatat pelaksanaan

pembelajaran, memmberikan umpan balik, serta

melakukan kegiatan sebagai tindak lanjut dari hasil

supervisi. Tujuan dari supervisi akademik adalah

membantu Kepala Sekolah untuk meningkatkan dan

memperbaiki pelaksanaan pembelajaran.

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15760/2/T2_942013110_BAB II.pdf · sekolah/madrasah dengan melakukan kunjungan kelas serta melakukan

24

Pemecahan masalah yang direncanakan adalah

dengan menerapkan model pendampingan. Yang

dimaksud menerapkan model pendampingan adalah

pengawas bersama-sama kepala sekolah melakukan

supervisi akademik secara terus menerus.

Pendampingan dilakukan dengan menggunakan

interaksi edukatif, komunikasi yang positif, sesuai

dengan kebutuhan kepala sekolah

Prosedur pelaksanaan supervisi akademik

terdiri atas: (1) Tahap Persiapan, meliputi; (a)

menyiapkan instrumen dan (b) menyiapkan jadwal

bersama, (2) Tahap Pelaksanaan, yaitu pelaksanaan

observasi supervisi kepala sekolah, (3) Tahap

Pelaporan, meliputi; (a) mengidentifikasi hasil

pengamatan pada saat observasi di kelas, (b)

menganalisis hasil supervisi, (c) mengevaluasi

bersama antara kepala sekolah dan Kepala Sekolah,

dan (d) membuat catatan hasil supervisi yang

didokumentasikan sebagai laporan, (4) Tahap

Tindak lanjut, meliputi; (a) mendisukusikan dan

membuat solusi bersama, (b) memberitahukan hasil

pelaksanaan kunjungan kelas,dan (c)

mengkomunikasikan kepada Kepala Sekolah.