bab ii tinjauan teori dan hipotesis penelitian

19

Click here to load reader

Upload: redjo-forjinso

Post on 04-Jul-2015

283 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab ii tinjauan teori  dan hipotesis penelitian

D. TINJAUAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

1. Tinjauan Teori

1.1. Pendekatan Inkuiri dalam Pembelajaran Sains

Mata pelajaran biologi sebagai bagian dari bidang sains, menuntut kompetensi

belajar pada ranah pemahaman tingkat tinggi yang komprehensif. Namun, dalam

kenyataan saat ini siswa cenderung menghapal daripada memahami, padahal

pemahaman merupakan modal dasar bagi pengasaan selanjutnya. Siswa dikatakan

memahami apabila ia dapat menunjukkan unjuk kerja pemahaman tersebut pada

tingkat kemampuan yang lebih tinggi, baik pada konteks yang sama maupun pada

konteks yang berbeda.

Model pembelajaran inkuiri biologi pada mulanya dikembangkan oleh

Schwab tahun 1965 yang termuat dalam Biological Science Curriculum Study

(BSCS), dan membahas tentang pengembangan kurikulum dan bentuk pembelajaran

biologi pada sekolah menengah ( Joice and Well, 1992). Esensi dari model

pembelajaran ini adalah mengajarkan pada siswa untuk memperoleh pengetahuan

seperti halnya para peneliti biologi melakukan penelitian. Sedangkan prosedurnya

adalah melibatkan siswa dalam penyelidikan masalah yang sebenarnya dengan cara

melibatkan dalam penelitian, mendorong siswa menemukan cara untuk memecahkan

masalah yang di hadapi.

Menurut Elfis (2010c), inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan

pembelajaran kontekstual. Pengetahuan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil

mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Selanjutnya

Dimyati dan Mudjiono (2006:173), menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri adalah

pembelajaran yang mengharuskan siswa mengolah pesan sehingga memperoleh

pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai. Tujuan utama model inkuiri adalah

mengembangkan keterampilan intelektual, berfikir kritis, dan mampu memecahkan

masalah secara ilmiah.

Menurut Sanjaya (2009:194), strategi pembelajaran inkuri adalah rangkaian

kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan

analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang

Page 2: Bab ii tinjauan teori  dan hipotesis penelitian

dipertanyakan. Proses berfikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab

antara guru dan siswa.

Beberapa prinsip-pinsip penggunaan inkuiri yang harus diperhatikan oleh

setiap guru yaitu:

1) Berorientasi pada pengembangan intelektual

Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir.

Dengan demikian, strategi pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar juga

berorientasi pada proses belajar.

2) Prinsip interaksi

Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara

siswa maupun interaksi siswa dengan guru bahkan antara siswa dengan lingkungan.

Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai

sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.

3) Prinsip bertanya

Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan model pembelajaran inkuri

adalah guru sebagai penanya, sebab kemampuan siswa untuk menjawab setiap

pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir.

4) Prinsip belajar untuk berpikir

Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses

berpikir (learning how to think) yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak,

baik otak kiri maupun otak kanan.

5) Prinsip keterbukaan

Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai

Kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarnya (Sanjaya,

2009:197).

Selanjutnya Trianto (2007:109), menyatakan bahwa inkuiri merupakan bagian

inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan

yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta,

tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang

Page 3: Bab ii tinjauan teori  dan hipotesis penelitian

merujuk pada kegiatan menemukan, apa pun materi yang diajarkannya. Siklus inkuiri

terdiri dari (hyphotesis). Adapun langkah-langkah inkuiri adalah sebagai berikut :

1) Merumuskan masalah

2) Mengamati atau melakukan observasi

3) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel,

dan karya lainnya

4) Mengkomunikasikan atau menyajikan Hasil karya pada pembaca, teman sekelas,

guru, atau audien yang lain.

Tahapan Strategi pembelajaran inkuiri menurut Gulo (2002: 108) adalah

dimulai dengan mengajukan pertanyaan atau permasalahan. Untuk meyakinkan

bahwa pertanyaan sudah jelas, pertanyaan tersebut dituliskan di papan tulis,

kemudian siswa diminta untuk merumuskan hipotesis. Siswa mrumuskan jawaban

sementara bersama guru. Siswa diminta melaksanakan kegiatan praktikum yang

digunakan untuk pengumpulan data. Tahap keempat adalah organisasi data, formulasi

dan penjelasan mengenai hasil praktikum. Tahap terakhir adalah membuat

kesimpulan sementara berdasarkan data yang diperoleh siswa.

1.2. Paradigma Pembelajaran Biologi

Paradigma merupakan seperangkat asumsi, konsep, nilai dan praktek yang

diterapkan dalam memandang realitas dalam komunitas yang sama, khususnya dalam

disiplin intelektual (Admin, 2010). Pendidikan IPA menekankan pada pemberian

pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik

menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA juga

diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik

untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang dirinya sendiri dan

alam sekitar (Depdiknas dalam Elfis, 2008: 451).

Sementara Gardner dalam Wena (2009: 67), menyatakan bahwa mata

pelajaran biologi sebagai bagian dari bidang sains, menuntut kompetensi belajar pada

ranah pemahaman tingkat tinggi yang komprehensif. Pemahaman merupakan

perangkat standar program pendidikan yang merefleksikan kompetensi sehingga

Page 4: Bab ii tinjauan teori  dan hipotesis penelitian

dapat menghantarkan siswa untuk menjadi kompeten dalam berbagai bidang

kehidupan. Sedangkan kompetensi seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan

dijadikan titik tolak dari kurukulum berbasis kompetensi. Dengan demikian

pemahaman merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam belajar biologi.

Belajar untuk pemahaman dalam bidang biologi harus dipertimbangkan oleh para

pendidik dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pendidikan mata pelajaran biologi.

Menurut Depdiknas dalam Elfis (2008: 377), mata pelajaran IPA di

SMP/MTs bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan

keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaanNya

2) Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan

prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan

masyarakat

4) Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bersikap,

dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi

5) Menigkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan

melestarikan lingkungan serta sumber daya alam

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya

sebagai salah satu ciptaan Tuhan

7) Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk

melanjutkan pendidikan kejenjang selanjutnya.

Pelajaran biologi merupakan pelajaran sains yang masih banyak salah paham

dalam mengartikannya. Mereka sebagian besar mengatakan pelajaran biologi adalah

pelajaran hafalan, jadi tidak perlu susah payah untuk belajarnya. Image tersebut

datang bukan hanya dari kalangan praktisi di luar pelajaran IPA, tapi juga datang dari

praktisi IPA sendiri yang kurang paham hakikat pembelajaran IPA khususnya

Biologi. Jika peserta didik terbawa oleh paradigma “biologi adalah pelajaran

hafalan”, maka akibatnya sangat fatal, antara lain: pembelajaran biologi menjadi jalan

Page 5: Bab ii tinjauan teori  dan hipotesis penelitian

di tempat, logika sains yang di miliki biologi menjadi statis dan perkembangan

biologi menjadi berhenti karena pembelajaran biologi disampaikan secara monoton

dan letter lux harus sesuai dengan bahasa buku (Nizamudishamazia’s, 2010).

Menurut Nizamudishamazia’s (2010), agar pembelajaran IPA tidak menjadi

pelajaran hafalan maka guru harus menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Guru harus menyadari bahwa belajar biologi bukan sekedar menghafal, tetapi

harus pandai mengaitkan satu topik terdahulu dengan topik yang akan datang,

hingga membentuk pemahaman yang komprehensif.

2) Siswa harus dilatih melakukan analisa dan bahasa yang tidak teks book tetapi

bebas menggunakan bahasa yang logis dan sesuai dengan substansi materi.

3) Siswa jangan dibatasi pada materi yang ada di buku saja tetapi harus di

hubungkan dengan biologi nyata sesuai konteks dan materi yang dipelajari.

4) Pembelajaran harus interaktif.

5) Penilaian harus objektif dan kontinyu.

Pelajaran IPA sebagai proses pembelajaran yang menekankan pada pemberian

pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan

memahami alam sekitar secara alamiah. Pendidikan Biologi diarahkan untuk inkuiri

dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman

yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Oleh karena itu, pembelajaran biologi

menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui

penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Pendekatan

yang digunakan dalam pembelajaran biologi berorientasi pada siswa. Peran guru

bergeser dari menentukan ”apa yang akan dipelajari” ke ”bagaimana menyediakan

dan memperkaya pengalaman siswa”. Pengalaman belajar diperoleh melalui

serangkaian kegiatan untuk mengeksplorasi lingkungan melalui interaksi aktif dengan

teman, lingkungan dan nara sumber lain (Elfis, 2010c).

1.3. Strategi Pembelajarn Inkuiri

Menurut Sanjaya (2010: 196), pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan

pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk

Page 6: Bab ii tinjauan teori  dan hipotesis penelitian

mencari dan menemukan sendiri jawaban yang sudah pasti dari suatu masalah yang

ditanyakan. Proses berfikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara

guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic,

yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.

Tiga hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri yaitu:

1) Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk

mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai

subjek belajar.

2) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan

jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat

menumbuhkan sikap percaya diri.

3) Tujuan dari strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan

berfikir secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan kemampuan

intelektual sebagai bagian dari proses mental (Sanjaya, 2010: 196).

Menurut Wena (2009: 68), model pembelajaran inkuiri biologi terdiri atas

empat tahap, yaitu sebagai berikut:

1) Investigasi

Dalam tahap ini siswa dihadapkan pada permasalahan-permasalahan yang perlu

dilakukan kajian/investigasi dan guru merancang bahan ajar yang mampu

mendorong/merangsang siswa untuk melakukan pengkajian lebih lanjut terhadap

permasalahan yang ada, yakni mengumpulkan data, mengkaji,

mengklasifikasikan, data dan sejenisnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Meier

dalam Wena (2009: 68), bahwa dalam proses belajar mengajar guru harus

mampu menciptakan siswa yang aktif berfikir, belajar dan mencipta, serta

mengeksplorasi.

2) Penentuan masalah

Dalam tahap ini siswa didorong untuk mampu memetakan permasalahan

merupakan salah satu tujuan utama dari pembelajaran sains (Minstrel dalam

Wena, 2009: 68).

3) Identifikasi masalah

Page 7: Bab ii tinjauan teori  dan hipotesis penelitian

Dalam tahap ini siswa melakukan identifikasi dan memverifikasi permasalahan,

mengembangkan hipotesis, mencari berbagai alternatif pemecahan masalah, dan

mengembangkan kesimpulan sementara.

4) Penyimpulan/penyelesaian masalah

Dalam tahap ini siswa didorong untuk mencari pemecahan masalah yang paling

tepat. Siswa harus mampu menyimpulkan pemecahan masalah yang paling baik

dan tepat untuk menyelesaikan soal yang ada. Kemampuan pemecahan masalah

adalah tujuan utama dari pembelajaran sains (Smith dalam Wena, 2009: 69).

Gulo dalam Trianto (2007: 137) menyatakan, bahwa inkuiri tidak hanya

mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk

pengembangan emosional dan keterampilan inkuiri merupakan proses yang bermula

dari merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, dan

membuat kesimpulan.

Dalam upaya menanamkan konsep, misalnya konsep IPA-Biologi pokok

bahasan saling ketergantungan pada siswa tidak cukup hanya sekedar ceramah.

Pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk tahu dan

terlibat secara aktif dalam menemukan konsep dari fakta-fakta yang dilihat dari

lingkungan dengan bimbingan guru (Trianto, 2007: 141).

Menurut Wena (2009: 69), terdapat empat langkah utama atau tahapan

didalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran inkuiri. Langkah-langkah itu

ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Tahapan Pembelajaran Inkuiri

No Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1. Investigasi Memberikan permasalahan

yang terkait dengan

pembelajaran pada siswa.

Membaca permasalahan

secara umum

Menganalisis masalah

Mengumpulkan data

Mendorong dan

membimbing siswa

melakukan

pengkajian/investigasi

terhadap permasalahan.

Melakukan

pengkajian/investigasi

terhadap permasalahan.

Mendorong siswa aktif Memennciptakan dan

Page 8: Bab ii tinjauan teori  dan hipotesis penelitian

berfikir, belajar, dan

mencipta, serta

mengekplorasi.

mengeksplorasi

Mendorong siswa

melakukan pengkajian

lebih lanjut terhadap

permasalahan yang ada,

mengumpulkan data,

mengkaji,

mengklasifikasikan data,

dan sejenisnya.

Melakukan pengkajian

lebih lanjut terhadap

permasalahan yang ada.

Mengumpulkan data,

mengkaji,

mengklasifikasikan data,

dan sejenisnya.

2. Penentuan

Masalah

Membimbing dan

mengarahkan siswa untuk

menentukan, memetakan

masalah sesuai jenisnya.

Memverifikasi dan

memetakan data

Menentukan masalah

sesuai data yang ada

Membantu siswa untuk

melihat keterkaitan antara

kelompok/jenis masalah

serta membuat pohon

permasalahan yang

sejenisnya.

Melihat keterkaitan antara

kelompok/jenis masalah

dan membuat pohon

permasalahan dan

sejenisnya.

3. Identifikasi Membantu siswa melakukan

identifikasi dan verifikasi

permasalahan.

Melakukan identifikasi

permasalahan,

mengembangkan

hipotesis, mencari

berbagai alternatif

pemecahan dan

mengembangkan

kesimpulan sementara.

Mendorong siswa

mengembangkan

hipotesis.

Mengembangkan hipotesis.

Mendorong siswa mencari

berbagai alternatif

pemecahan masalah.

Mencari berbagai alternatif

pemecahan masalah.

Mendorong siswa mencari

berbagai alternatif

pemecahan masalah

Mencari berbagai alternatif

pemecahan masalah.

4. Penyimpulan Mendorong siswa untuk

mencari pemecahan

masalah yang paling

tepat/ sesuai.

Menyimpulkan pemecahan

masalah yang paling baik

dan tepat untuk

meyelesaikan soal yang

ada.

Mengarahkan siswa

menganalisis (kelemahan

dan kekuatan) berbagai

kesimpulan yang telah

dibuat.

Menganalisis (kelemahan

dan kekuatan) berbagai

kesimpulan yang telah

dibuat.

Page 9: Bab ii tinjauan teori  dan hipotesis penelitian

Mengarahkan dan membantu

siswa menetapkan suatu

kesimpulan yang paling

tepat.

Menetapkan suatu

kesimpulan yang paling

tepat.

Sumber: Wena (2009: 69)

Menurut Herdian (2010) Pendekatan inkuiri terbagi menjadi tiga jenis

berdasarkan besarnya intervensi guru terhadap siswa atau besarnya bimbingan yang

diberikan oleh guru kepada siswanya. Ketiga jenis pendekatan inkuiri tersebut adalah:

a). Inkuiri Terbimbing (guided inquiry approach)

Pendekatan inkuiri terbimbing yaitu pendekatan inkuiri dimana guru

membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan

mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan

permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Pendekatan inkuiri terbimbing ini

digunakan bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri.

Dengan pendekatan ini siswa belajar lebih beorientasi pada bimbingan dan petunjuk

dari guru hingga siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran. Pada pendekatan

ini siswa akan dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan baik

melalui diskusi kelompok maupun secara individual agar mampu menyelesaikan

masalah dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri.

b). Inkuiri Bebas (free inquiry approach)

Pada umumnya pendekatan ini digunakan bagi siswa yang telah

berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Karena dalam pendekatan inkuiri

bebas ini menempatkan siswa seolah-olah bekerja seperti seorang ilmuwan. Siswa

diberi kebebasan menentukan permasalahan untuk diselidiki, menemukan dan

menyelesaikan masalah secara mandiri, merancang prosedur atau langkah-langkah

yang diperlukan.

Selama proses ini, bimbingan dari guru sangat sedikit diberikan atau bahkan

tidak diberikan sama sekali. Salah satu keuntungan belajar dengan metode ini adalah

adanya kemungkinan siswa dalam memecahkan masalah open ended dan mempunyai

alternatif pemecahan masalah lebih dari satu cara, karena tergantung bagaimana cara

mereka mengkonstruksi jawabannya sendiri. Selain itu, ada kemungkinan siswa

Page 10: Bab ii tinjauan teori  dan hipotesis penelitian

menemukan cara dan solusi yang baru atau belum pernah ditemukan oleh orang lain

dari masalah yang diselidiki.

c). Inkuiri Bebas Yang Dimodifikasikan (modified free inquiry approach)

Pendekatan ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dari dua pendekatan

inkuiri sebelumnya, yaitu; pendekatan inkuiri terbimbing dan pendekatan inkuiri

bebas. Meskipun begitu permasalahan yang akan dijadikan topik untuk diselidiki

tetap diberikan atau mempedomani acuan kurikulum yang telah ada. Artinya, dalam

pendekatan ini siswa tidak dapat memilih atau menentukan masalah untuk diselidiki

secara sendiri, namun siswa yang belajar dengan pendekatan ini menerima masalah

dari gurunya untuk dipecahkan dan tetap memperoleh bimbingan. Namun bimbingan

yang diberikan lebih sedikit dari Inkuiri terbimbing dan tidak terstruktur.

Menurut Amri dan Ahmadi (2010: 89), inkuiri terbimbing merupakan

kegiatan inkuiri dimana masalah dikemukakan oleh guru atau bersumber dari buku

teks kemudian siswa bekerja untuk menemukan jawaban terhadap masalah tersebut

dibawah bimbingan yang intensif dari guru. Selajutnya menurut Agung (2009),

pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam

pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada

siswa. Pada pembelajaran inkuiri terbimbing guru tidak melepas begitu saja kegiatan-

kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Guru harus memberikan pengarahan dan

bimbingan kepada siswa dalam melakukan kegiatan-kegiatan sehingga siswa yang

berfikir lambat atau siswa yang mempunyai intelegensi rendah tetap mampu

mengikuti kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan dan siswa yang mempunyai

intelegensi tinggi tidak memonopoli kegiatan, oleh sebab itu guru harus memiliki

kemampuan mengelola kelas yang bagus.

1.4. Minat Belajar

1.4.1. Pengertian Minat Belajar

Banyak faktor yang mempengaruhi sisiwa dalam belajar. Salah satu faktor

tersebut adalah minat (Slameto, 2003: 54). Minat merupakan faktor yang

menentukan keberhasilan seseorang dalam segala bidang, baik dalam belajar, bekerja

Page 11: Bab ii tinjauan teori  dan hipotesis penelitian

maupun kegiatan-kegiatan lainnya. Minat timbul dari dalam diri karena adannya

kebutuhan. Karena kebutuhan merupakan faktor yang pesnting bagi siswa dalam

melaksanankan kegiatan-kegiatan atau usahanya. Beberapa definisi minat

dikemukakan oleh para ahli, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan

pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (Slameto 2003: 180).

Sedangkan menurut Hilgrad (2003: 57): minat adalah kecenderungan yang tetap

untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan yang dimiliki seseorang

diperlihatkan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Syah (2000: 136) juga

menyatakan bahwa minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

keinginan yang tinggi terhadap sesuatu.

Selanjutnya Sanjaya (2007: 71) menyatakan bahwa minat adalah

kecenderungan individu untuk melakukan sesuatu perbuatan, minat juga merupakan

aspek yang dapat menentukan motivasi seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa minat

adalah suatu keinginan untuk mengetahui suatu objek sehingga menimbulkan rasa

suka dalam mempelajari objek tersebut. Sedangkan minat belajar adalah perhatian,

rasa suka, keterkaitan seseorang (siswa) terhadap belajar yang ditunjukkan melalui

keantusiasan, partisipasi, dan keaktifan siswa dalam belajar.

1.4.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar

Reber yang dikutip Syah (2006: 136): mengemukakan bahwa faktor internal

yang mempengaruhi minat siswa adalah: (1) pemusatan perhatian, (2) keingin tahuan,

(3) motivasi, (4) kebutuhan.

Menurut Slameto (2003: 60): mengemukakan bahwa faktor eksternal yang

mempengaruhi belajar siswa adalah: (1) faktor lingkungan keluarga, (2) faktor

sekolah dan (3) faktor masyarakat. Ketiga faktor tersebut akan mempengaruhi siswa

dalam belajar, terutama lingkungan social dalam keluarga.

Dengan demikian, jika seseorang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu,

maka tidak dapat diharapkan bahwa dia akan berhasil dengan baik dalam mempelajari

hal tersebut. Tapi sebaliknya, jika seseorang belajar sesuai dengan minatnya, maka

Page 12: Bab ii tinjauan teori  dan hipotesis penelitian

dapat diharapkan hasilnya akan lebih baik. Minat siswa terhadap pelajaran yang

disajikan guru dapat dilihat dari prilaku siswa dalam memperhatikan guru

menjelaskan, kosentrasi dalam belajar dan memperoleh hasil yang baik.

Adapun cirri-ciri minat tinggi menurut sunaryo (1985: 95) yaitu: (1) Kesiapan

menerima pelajaran, (2) Mengetahui apa yang akan dipelajari, (3) Kesungguhan

menerima pelajaran, (4) Interaksi siswa pada pelajaran.

Dari urain diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi minat adalah: 1) Merasa tertarik atau terdorong dalam bidang tertentu,

2) Karena ingin mendapat hasil belajar yang memuaskan untuk meraih sukses dalam

bidang tertentu. Sedangkan cirri-ciri minat tinggi pada diri siswa adalah: 1)

Mempunyai sifat ingin tahu pada pelajaran tertentu, 2) Meyakini dapat mempelajari

dan menerima pelajaran tersebut.

Berdasarkan urain diatas maka peneliti menyusun indicator-indikator minat

sebagai berikut:

1. Kesiapan menerima pelajaran biologi

Indikator kesiapan menerima pelajaran dapat ditunjukan siswa dengan cirri-

ciri:

a) Mempelajri terlebih dahulu dirumah tentang meteri yang akan dipelajari

disekolah

b) Siap mengerjakan PR di rumah

c) Siap mengerjakan soal latihan/tugas/ulangan yang diberikan.

d) Duduk dibangku tanpa mengobrol yang tak penting dengan teman

e) Sudah mempersiapkan perlengkapan belajar

f) Siap menjawab pertanyaan dari guru mengenai pelajaran biologi

2. Kesungguhan menerima pelajaran

Indikator kesungguhan menerima pelajaran dapat ditunjukan siswa dengan

cirri-ciri:

a) Memperhatikan guru saat menjelaskan.

b) Tidak bermain atau mengerjakan tugas lain pada proses pembelajaran

biologi

Page 13: Bab ii tinjauan teori  dan hipotesis penelitian

c) Selalu mengerjakan soal/tugas yang diberikan guru.

d) Mengingat hal-hal penting yang dipelajari, misalnya: Rumus-rumus,

definisi-definisi dan lain-lain dalam pelajaran biologi

3. Memiliki sifat ingin tahu

Indikator Memiliki sifat ingin tahu dapat ditunjukan siswa dengan cirri-ciri:

a) Selalu menayakan tentang materi yang tidak dimengerti.

b) Memusatkan perhatian pada saat guru menjelaskan

c) Senang membaca buku biologi

d) Berusaha menyelesaikan soal-soal biologi untuk mendapatkan jawabanya

e) Mencari tahu tentang materi yang dipelajari pada sumber/buku yang lain.

4. Senang mengikuti pelajaran

Indikator Senang mengikuti pelajaran dapat ditunjukan siswa dengan cirri-

ciri:

a) Merasa senang setiap kali guru bertanya tentang pelajaran biologi

b) Senang apabila diberi tugas/latihan.

c) Tak bosan dalam belajar

d) Senag pada saat jam pelajaran biologi dimulai

5. Merasa tertantang

Indikator Merasa tertantang dapat ditunjukan siswa dengan cirri-ciri:

a) Merasa tertantang melihat nilai teman lebih tinggi.

b) Berusaha mendapatkan nilai yang tinggi.

c) Tidak mudah putus asa dalam mengerjakan soal yang sulit.

1.5. Hasil Belajar

Belajar merupakan kegiatan semua orang, dengan belajar seseorang akan

mengalami suatu perubahan tingkah laku dalam dirinya. Sebagaimana yang dikatakan

oleh Slameto (2003:2), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi lingkungannya. Selanjutnya

Sardiman (2007:19), menyatakan bahwa bila terjadi proses belajar, maka bersama itu

Page 14: Bab ii tinjauan teori  dan hipotesis penelitian

pula terjadi proses mengajar. Dari proses belajar mengajar ini akan diperoleh suatu

hasil, yang pada umumnya disebut hasil pengajaran, atau dengan istilah tujuan

pembelajaran atau hasil belajar.

Menurut Kunandar dalam Nurfadilah (2011:20), hasil belajar adalah kemampuan

siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam suatu

kompetensi dasar. Hasil belajar dalam silabus berfungsi sebagai petunjuk tentang

perubahan perilaku yang akan dicapai oleh siswa sehubungan dengan kegiatan belajar

yang dilakukan, sesuai dengan kompetensi dasar dan materi standar yang dikaji.

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan (Suprijono, 2010:5). Selanjutnya Sudjana

(2008:22), menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang

dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Bloom dalam Sudjana

(2008:22) membagi tiga klasifikasi hasil belajar sebagai berikut :

1) Kognitif : berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam

aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis

dan evaluasi

2) Afektif : berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan,

jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi

3) Psikomotorik : berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan

bertindak.

Berasarkan uraian di atas di peroleh suatu kesimpulan bahwa hasil belajar

adalah suatu yang menjadi milik siswa berupa tingkat penguasaan/pemahaman

setelah dilakukan proses pembelajaran. Sedangkan hasil belajar biologi pada

penelitian ini adalah tingkat penguasaan yang dicapai siswa setelah melalui proses

strategi pembelajaran inkuiri.

1.5.1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil Belajar Siswa - Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa

dipisahkan. Beajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek

dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan

Page 15: Bab ii tinjauan teori  dan hipotesis penelitian

seseorang guru sebagai pengajar. Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh

siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi interaksi

dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar saja harus

bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya

intervensi orang lain sebagai pengajar. Oleh karena itu hasil belajar yang dimaksud

disini adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia

menerima perlakukan dari pengajar (guru), seperti yang dikemukakan oleh Sudjana.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima

pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley

dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1).

Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-

cita (Sudjana, 2004 : 22).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia

menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan

pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.

1.5.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari

dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa (Sudjana, 1989 : 39). Dari pendapat

ini faktor yang dimaksud adalah faktor dalam diri siswa perubahan kemampuan yang

dimilikinya seperti yang dikemukakan oleh Clark (1981 : 21) menyatakan bahwa

hasil belajar siswa disekolah 70 % dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 %

dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni

lingkungan yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran (Sudjana, 2002 : 39).

Belajar adalah suatu perubahan perilaku, akibat interaksi dengan

lingkungannya" (Ali Muhammad, 2004 : 14). Perubahan perilaku dalam proses

belajar terjadi akibat dari interaksi dengan lingkungan. Interaksi biasanya

berlangsung secara sengaja. Dengan demikian belajar dikatakan berhasil apabila

terjadi perubahan dalam diri individu. Sebaliknya apabila terjadi perubahan dalam

Page 16: Bab ii tinjauan teori  dan hipotesis penelitian

diri individu maka belajar tidak dikatakan berhasil. Hasil belajar siswa dipengaruhi

oleh kamampuan siswa dan kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud

adalah profesional yang dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik di

bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku

(psikomotorik).

Dari beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua

faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan personal (internal) dan faktor

dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu

yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal

tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar

yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupa sehingga nampak pada diri indivdu

penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang

terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu

perubahan tingkah laku secara kuantitatif.

1.6. Hubungan Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Terhadap Minat dan

Hasil Belajar

Mengajar adalah suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral

yang cukup berat. Berhasilnya pengajaran biologi sangat tergantung pada

pertanggung jawaban guru dalam menjalankan tugasnya. Salah satu hal yang

menentukan keberhasilan pendidikan dan pengajaran biologi yaitu strategi dalam

mengajar. Selain strategi, guru juga harus menguasai materi pelajaran, menguasai

bahan yang akan diajarkan merupakan syarat dasar bagi seorang guru. Tetapi

penguasaan materi belumlah cukup untuk dapat membawa peserta didik berpartisipasi

secara intelektual dalam belajar. Guru hendaknya dapat memilih strategi yang sesuai

sehingga belajar biologi menjadi bermakna. Pada langkah-langkah pembelajaran

inkuiri terlihat dengan jelas kegiatan dan tugas-tugas khusus yang perlu dilakukan

guru.

Page 17: Bab ii tinjauan teori  dan hipotesis penelitian

Menurut hamalik (2003: 63) pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu

strategi yang berpusat pada siswa, dimana siswa dibawa kedalam persoalan untuk

mencari dan menemukan jawaban.

Namun menurut sanjaya (2006: 196) menyatakan bahwa strategi

pembelajaran inkuiri adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan

pada proses berfikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban

dari suatu masalah yang dipertanyakan. Bila dilihat dari cirri-ciri strategi

pembelajaran inkuiri ini dapat menarik minat siswa, sebab dengan pembelajaran

inkuiri siswa dapat mengemukakan pendapat dengan leluasa dari pengetahuan yang

dimilikinya. Pengetahuan yang diperoleh siswa lebih tahan lama dan mudah untuk

diingat karena pembelajaran ini berpusat pada siswa.

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang

akan dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan

sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya(Slameto, 2000: 57). Oleh sebab

itu bahan pelajaran yang menarik minat siswa akan mudah dipelajari dan disimpan.

Selanjutnya Sardiman (2000: 93) mengemukakan bahwa minat dapat

dibangkitkan dengan cara: 1) Adanya suatu kebutuhan, 2) Dengan persoalan masa

lampau, 3) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik, 4) Mengunakan

variasi dalam mengajar. Oleh karena itu, peneliti menerapkan strategi pembelajaran

inkuiri untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar karena pembelajaran inkuiri

merupakan salah satu pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif.

Sehingga, siswa akan berminat untuk belajar biologi

Penerapan strategi pembelajaran inkuiri member kesempatan kepada siswa

untuk belajar dengan mengalami sendiri kemudian member makna pada pengetahuan

itu, pada proses pembelajaran ini, siswa aktif dalam membangun pengetahuanya.

Adapun cara yang dilakukan guru untuk mengaktifkan siswa adalah: memberikan

kesempatan yang luas kepada siswa untuk bertanya dan member kesempatan untuk

mengemukakan ide. Hal ini akan memungkinkan akan bertambahnya wawasanyang

dimiliki siswa dan akan menimbulkan minat yang tinggi dalam diri siswa terhadap

pelajaran. Dengan demikian, siswa mampu menerapkan pengalamanya belajarnya

Page 18: Bab ii tinjauan teori  dan hipotesis penelitian

dalam memecahkan masalah yang dihadapkan kepadanya dan dapat meningkatkan

minat belajar biologi siswa. Sehingga, siswa akan mendapatkan hasil yang lebih baik.

Berdasarkan hasil penelitaian yang telah dilakukan Wahyono menunjukan bahwa

strategi pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas VII SMP

N 03 Batang Cenaku Tahun Ajaran 2011/2012. Selain itu, Nur Hayati juga

menyatakan bahwa dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa

pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.

Untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa, maka dibutuhkan kecakapan

dan keterampilan guru dalam mengembangkan pengetahuan siswa. Keterampilan itu

antara lain, menggunakan strategi, metode, menguasai bahan pelajaran dan memiliki

kemampuan dalam pemecahan masalah biologi.

Menurut Gulo dalam Trianto (2007: 135) menyatakan strategi inkuiri berarti

suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh

kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,

analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh

percaya diri.

Munandar dalam Trianto (2007: 136), mengemukakan beberapa perumusan

kreativitas dengan dirancangnya pembelajaran inkuiri sebagai berikut “kreativitas

(berfikir kreatif) adalah kemampuan, berdasarkan data atau informasi yang tersedia,

menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap sesuatu masalah dimana

penekanannya pada kuantitas, ketepatgunaan, dan beragam jawaban”. Makin banyak

kemungkinan jawaban yang dapat diberikan terhadap suatu masalah makin kreativitas

seseorang. Tentu saja jawaban itu harus sesuai dengan masalahnya.

Dalam proses pembelajaran siswa membangun sendiri pengetahuan mereka

melalui keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran. Siswa menjadi pusat kegiatan,

bukan guru. Hal ini secara tidak langsung akan mempengaruhi motivasi siswa pada

proses pembelajaran didalam kelas untuk dapat mengikuti pelajaran dengan baik agar

tidak tertinggal dari teman-teman yang lain, yang akan mempengaruhi hasil belajar

sisiwa.

Page 19: Bab ii tinjauan teori  dan hipotesis penelitian

Berdasarkan hasil penelitaian yang telah dilakukan Wahyono menunjukan

bahwa strategi pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII

SMPN 03 Batang Cenaku Tahun Ajaran 2011/2012. Selain itu, Nur Hayati juga

menyatakan bahwa dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa

pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

1.7. Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wahyono

(2010), pada siswa kelas VII SMPN 3 Batang Cenaku Tahun Ajaran 2010/2011 telah

terbukti meningkatkan minat dan hasil belajar biologi dengan rata-rata hasil belajar

siswa setelah menerapkan strategi pembelajaran inkuiri, maka mengalami

peningkatan dari sebelum PTK dengan rata-rata 67% meningkat pada siklus I nilai

ulangan harian rata-rata 73% dan meningkat pada siklus II menjadi 74% dengan

katagori baik.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Sigit Pramono (2011), pada siswa

kelas VII SMPN 2 Puntianai Tahun Ajaran 2011/2012, telah terbukti meningkatkan

daya serap dan ketuntasan belajar biologi. Daya serap sebelum PTK adalah 64,10%,

sesudah PTK siklus 1 adalah 66,3% dan pada siklus 2 adalah 73,25%. Ketuntasan

belajar sebelum PTK adalah 63,04%, sesudah PTK siklus 1 adalah 80,43% dan pada

siklus 2 adalah 89,13%.

2. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah dan tinjauan teoritis, maka hipotesis pada

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: jika diterapkannya strategi

pembelajaran inkuiri maka akan meningkatkan minat dan hasil belajar IPA siswa

Kelas VII SMPN 03 Batang Cenaku Tahun Ajaran 2012/2013