bab ii tinjauan teori a. tinjaun teori 1. kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati bab...

109
BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilan a. Pengertian Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahi rnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, dimana trimester pertama berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27) dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Prawirohardjo, 2014; h:213). Kehamilan atau bisa disebut dengan periode antepartum adalah periode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal periode antepartum. Sebaliknya, periode prenatal adalah kurun waktu terhitung 13 ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Upload: trandung

Post on 02-Apr-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

13

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjaun Teori

1. Kehamilan

a. Pengertian

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari

saat fertilisasi hingga lahi rnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung

dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut

kalender internasional. Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, dimana

trimester pertama berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15

minggu (minggu ke-13 hingga ke-27) dan trimester ketiga 13 minggu

(minggu ke-28 hingga ke-40) (Prawirohardjo, 2014; h:213).

Kehamilan atau bisa disebut dengan periode antepartum adalah

periode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT)

hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal periode

antepartum. Sebaliknya, periode prenatal adalah kurun waktu terhitung

13

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

14

sejak hari pertama haid terahir hingga kelahiran bayi yang menandai

awal periode pasca natal (Varney, dkk.2006; h:492)

Kehamilan merupakan mata rantai yang brsinambung dan terdiri

dari ovulasi, migrasi spermatozoa, dan ovum, konsepsi, dan

pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan

plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai umur kehamilan

aterm (cukup bulan) (Manuaba,2010; h:75).

b. Proses Terjadinya Kehamilan

Menurut Sulistyawati (2011;h:35-37) Kehamilan adalah peristiwa yang

melewati beberapa tahapan seperti:

1) Konsepsi

Adalah pertemuan antara ovum matang dan sperma sehat

yang memungkinkan terjadinya kehamilan.

2) Fertilisasi

Merupakan kelanjutan dari Proses Konsepsi yaitu sperma

bertemu dengan ovum, terjadi penyatuan sperma dan ovum, sampai

dengan terjadi perubahan fisik dan kimiawi ovum-sperma hingga

menjadi buah kehamilan.

3) Implantasi/Nidasi

Adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi kedalam

endometrium.

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

15

c. Tanda - Tanda Kehamilan

Menurut Rustam Mochtar (2012; h.:35) tanda – tanda kehamilan

adalah sebagai berikut :

1) Tanda - tanda presumtif

a) Amenorea (tidak mendapat haid)

Wanita harus mengetahui tanggal hai pertama haid

terakhir (HT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran

tanggal persalinan (TTP), yang dihitung dengan menggunakan

rumus dari naegele.

b) Mual dan muntah (nausea dan vomiting).

Biasanya terjadi pada bulan - bulan pertama kehamiilan.

Karena sering di pagi hari, maka disebut morning sickness (sakit

pagi). Apabila timbul mual dan muntah berlebihan karena

kehamilan, disebut hyperemesis gravidarum.

c) Mengidam (ingin makan – makanan khusus)

Ibu hamil sering meminta makanan dan minuman

teutama pada bulan – bulan triwulan pertama. Mereka juga

tidak tahan suatu bau - bauan.

d) Pingsan

Jika berada di tempat - tempat ramai yang sesak dan

padat, seorang wanita yang sedang hamil dapat pingsan.

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

16

e) Tidak Ada Selera Makan (anoreksia).

Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan,

kemudian nafsu makan timbul kembali.

f) Lelah

g) Payudara Membesar, Tegang, dan Sedikit Nyeri

Disebabkan karena pengaruh estrogen dan progesterone

yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar

Montgomery lebih membesar.

h) Sering Miksi

Dikarenakan kandung kemih tertekan oleh rahim yang

membesar. Gejala itu akan hilang pada triwulan kedua

kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala tersebut muncul

kembali karena kandung kemih tertekan oleh kepala janin.

i) Konstipasi/Obstipasi

Disebabkan karena tonus otot – otot usus menurun oleh

kadar hormone steroid.

j) Pigmentasi Kulit

Hal ini terjadi karena pengaruh hormon kortikosteroid plasenta,

dijumpai di muka (chloasma gravidarum), areola payudara,

leher, dan dinding perut (line nigra).

k) Pemekaran Vena - Vena (varises)

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

17

Dapat terjadi pada kaki, betis, dan vulva, hal ini

umumnya dijumpai pada trimester akhir.

2) Tanda - Tanda Kemungkinan Hamil

a) Perut Membesar

b) Uterus Membesar

Karena terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan

konsistensi rahim.

c) Tanda Hegar

Ditemukan di serviks dan isthmus uteri yang lunak pada

pemeriksaan bimanual saat usia kehamilan 4 sampai 6

mminggu.

d) Tanda Chadwick

Perubahan warna menjadi kebiruan yang terlihat di porsio

vagina dan labia. Tanda tersebut timbul akibat pelebaran vena

karena penigkatan kadar estrogen.

e) Tanda Piskacek

Pembesaran dan pelunakkan rahim ke salah satu sisi

rahim yang berdekatan dengan tuba uterine. Biasanya tanda ini

ditemukan di usia kehamilan 7 sampai 8 minggu.

f) Braxton Hicks

Kontraksi – kontraksi kecil uterus jika di rangsang.

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

18

g) Teraba Ballotement

Fenomena bandul atau pantulan balik. Hal ini dapat

dikenali dengan jalan menekan tubuh janin melalui dinding

abdomen atau tangan pemeriksa. Fenomena bandul jenis ini

disebut ballotment in toto. Jenis lain dari pantulan ini adalah

ballotment kepala yaitu hanya kepala janin yang terdorong

dan memantul kembali ke dinding uterus atau tangan

pemeriksa setelah memindahkan dan menerima tekanan

balik cairan ketuban di dalam kevum uteri

3) Tanda Pasti Hamil

a) Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa juga bagian

bagian janin.

b) Denyut jantung janin yang dibuktikan dengan :

a) Didengar dengan stetokop-monoaural Laennec.

b) Dicatat dan didengar dengan alat Doppler.

c) Dicatat dengan feto-elektrokardiogram.

d) Dilihat dari ultrasonograf.

e) Terlihat tulang - tulang janin dalam foto rontgen.

d. Pembagian Kehamilan

Periode antepartum dibagi menjadi tiga trimester, yang masing

masing terdiri dari 13 minggu atau tiga bulan menurut hitungan kalender.

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

19

Pembagian waktu ini diambil dari ketentuan yang mempertimbangkan

bahwa lama kehamilan diperkirakan kurang leih 280 hari ,40 minggu ,10

bulan sejak hari pertama haid terahir (HPHT) .Pada kenyataannya

,kehamilan tidak selama itu .Pembuahan terjadi ketika terjadi ovulasi

,kurang lebih 14 hari setelah haid terahir (dengan perkiraan siklus 28

hari) .Hal ini membuat kehamilan berlangsung selama kurang lebih 266

hari atau 38 minggu.Dengan penambahan 14 hari,maka lama kehamilan

menjadi 280 hari,bila dihitung dari had terahir .Pada praktiknya,trimester

pertama secara umum dipertimbangkan berlangsung pada minggu

pertama hingga ke -12 (12 minggu) ,trimester kedua pada minggu ke-13

hingga ke-27 (15 minggu), dan trimester 3 pada minggu ke-28 hingga ke-

40 (13 minggu) (Varney, dkk.2006; h:492).

e. Perubahan Anatomi Dan Fisiologi Pada Perempuan Hamil

Menurut Rustam Mochtar (2012;h:29-30) perubahan anatomi dan

fisiologi pada perempuan hamil adalah sebagai berikut :

1) Sistem Reproduksi

a) Uterus

Ukuran, Rahim membesar akibat hipertrofi dan hyperplasia otot

polos Rahim, serabut - serabut kolagennya menjadi higroskopik,

endometrium menjadi desidua. Ukuran pada kehamilan cukup

bulan 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas lebIh dari 4000

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

20

cc.Berat, berat uterus naik secara luar biasa dari semula yang

berbobot 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan (40

minggu).Bentuk dan konsistensi, pada bulan – bulan pertama

kehamilan rahim berbentuk seperti buah alpukat, pada kehamilan

4 bulan rahim berbentuk bulat dan pada akhir kehamilan seperti

bujur telur. Rahim yang tidak hamil kira – kira sebesar telur

ayam, pada kehamilan 2 bulan sebesar telur bebek, dan kehamilan

3 bulan sebesar telur angsa. Pada minggu pertama , isthimus

rahim mengalami hipertrofi dan bertambah panjang sehingga jika

diraba terasa lebih lunak. Hal ini disebut tanda Hegar. Pada

kehamilan 5 bulan, rahim teraba seerti berisi ciairan ketuban,

dinding rahim terasa tipis oleh karena itu bagian – bagian janin

dapat diraba melalui dinding perut dan dinding rahim.

b) Serviks

Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih

lunak dan kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan

vaskularisasi dan terjadinya edema pada seluruh serviks,

bersamaan dengan terjadinya hipertrofi dan hyperplasia pada

kelenjar – kelenjar serviks (Prawirohardjo,2014; h:177). Hal

tersebut menjadikan serviks bertambah vaskularisasinya dan

meenjadi lunak yang disebut sebagai tanda goodell. Kelenjar

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

21

endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan mucus.

Karena pertambahan dan pelebaran pembuluh darah, maka

endoservikal berubah warna menjadi livid atau kebiruan yang

disebut sebagai tanda chadwick (Rustam Mochtar, 2012 ;h:29-30)

c) Indung Telur

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan

pematangan folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum

yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi

meksimal 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan

berperan sebagai progesterone dalam jumlah yang relatif minimal

(Prawirohardjo, 2014;h:178)

d) Vagina dan perineum

Prawirohardjo (2014;h:178) menjelaskan bahwa selama

kehamilan peningkatan vaskularisasi ddan hyperemia terlihat jelas

pada kulit dan otot - otot di perineum dan vulva, sehingga pada

vagina akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal sebagai

tanda chadwick. Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan

hilngnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel - sel otot

polos.

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

22

2) Kulit

Menurut Prawirohardjo (2014;h:179) pada dinding kulit perut

akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam, dan

terkadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan

ini dikenal dengan nama striae gravidarum. Pada multipara selain

striae kemerahan itu sering kali ditemukan garis berwarna perak

berkilau yang merupakan sikatrik dari striae gravidarum

sebelumnya.selain itu,terjadi perubahan pula di garis pertengahan

perut (linea alba) yang akan berubah bertambah hitam kecoklatan

yang disebut lina nigra

3) Payudara

Payudara akan bertambah ukurannya di vena - vena di bawah kuit

akan terlihat jelas.puting payudara akan membesar, kehitaman dan

tegak. Areola akan lebih besar dan kehitaman.. kelenjar Montgomery

akan membesar dan cenderung menonjol keluar. Jika payudara

semakin membesar, striae seperti yang terlihat pada perut akan

muncul juga di payudara (Prawirohardjo, 2014;h.:179).

4) Sistem kardiovaskular

Pada minggu kelima cadiac output akan meningkat dan

perubahan ini terjadi untuk mengurani resistensi vascular sistemik.

Selain itu, denyut jantung juga mengalami peningkatan. Antara

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

23

minggu ke-10 dan minggu ke-20 terj adi peningkatan plasma.

Peningkatan estrogen dan progesterone juga akan menyebabakan

terjadinya vasodilatasi dan penurunan resistensi vascular perifer.

Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena

kava inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi telentang.

Penekanan vena ke jantung. Akibatnya, terjadi penurunan preload dan

cardiac output sehingga menyebabkan terjadinya hipotensi arterial

yang dikenal sebagai sindrom hipotensi supine dan pada keadaan

yang cukup bera takan mengaibatkan ibu kehilangan kesadaran

(Prawirohardjo,2014;h:182-183).

5) Sistem Respirasi

Frekuensi pernapasan hanya meengalami sedikit perubahan

pada kehamilan tetapi volume tidal, volume ventilasi per menit dan

penambilan oksigen per menit akan bertambah secara signifikan pada

kehamilan lanjut. Perubahan ini akan mencapai puncaknya pada

minggu ke-37 dan akan kembali hampir seperti semula sebelum

hamil dalam 24 minggu setelah persalinan (Prawirohardjo,

2014;h:185)

6) Traktus digestivus

Prawirohardjo (2014;h:185) menjelaskan perubahan yang

nyata akan terjadi pada penurunan motilitas otot polos pada traktus

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

24

digestivus dan penurunan sekresi asam hidroklorid dan peptin di

lambung sehingga akan menimbulkan gejala berupa pyrosis

(heartburn) yang disebabkan oleh refkluks asam lambung ke

esophagus bawah sebagai akibat perubahan posisi lambung dan

menurunnya tonus sfingter esophagus bagian bawah. Mual terjadi

karena penurunan motiltas usus besar.

f. Asuhan kebidanan tiap trimester

1) Trimester 1

a) Menjalin hubungan saling percaya

Ini merupakan langkah r awal namun akan sangat

menentukan kualitas asuhan diwaktu-waku berikutnya.

Hubungan saling percaya antara pasien dan bidan mutlak harus

dapat dipenuhi sehingga informasi dan penataaksanaan yang

diberikan oleh bidan dapat selalu sesuai dengan data yang

disampaikan pasien secara jujur. Bisa dibayangkan jika pasien

tidak dapat percaya dengan bidan dan memberikan data yang

tidak sesuai, maka jika terjadi gangguan pada ibu, bidan tidak

akan dapat mendeteksi sehingga akan berakibat fatal yaitu salah

dalam memberikan pelayanan

b) Deteksi masalah

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

25

Pada tahap awal pemberian asuhan bidan melakukan

deteksi kemungkinan masalah atau komplikasi yang muncul

dengan melakukan penapisan-penapisan. Beberapa diantaranya

adalah penapisan kelainan bentuk panggul pada pasien dengan

tinggi badan kurang dari 145 cm. Pre-eklamsi, hipertensi dalam

kehamilan, infeksi, dan sebagainya. Penapisan ini dilakukan

melalui proses pengkajian data subyektif dan obyektif serta

ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium, USG, serta

Rontgen.

c) Mencegah masalah (TT dan anemia)

Pencegahan masalah anemia merupakan prioritas

pertama yang harus dilakukan oleh bidan karna anemia

merupakan penyebab utama perdarahan postpartum.

Berdasarkan data Departemen Kesehatan, penyebab kematian

ibu terbanyak di Indonesia adalah perdarahan. Selain anemia

bidan juga harus melakukan pencegahan penyakit tetanus

neonatorum karena penyakit ini memberikan peran yang cukup

besar dalam menyebabkan kematian bayi.

d) Persiapan persalinan dan komplikasi

Meskipun proses persalinan masih cukup lama, namun

bidan tetap harus menyampaikan informasi ini seawal mungkin

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

26

sehingga pasien dan keluarga sudah mempunyai gambaran

mengenai apa yang direncanakan. Selain itu untuk

memberdayakan pasien dan keluarga dapat ikut aktif dalam

pemantauan perjalanan kehamilannya.

e) Perilaku sehat ( Gizi, latihan/senam, Kebersihan, Istirahat)

Untuk informasi ini bidan perlu menyampaikan materi

perilaku hidup sehat secara terperinci karena aspek ini

merupakan hal sangat menentukan kualitas kesehatan ibu hamil.

2) Trimester II

Setelah bidan menyimpulkan bahwa pasien sudah cukup

paham dengan informasi yang harus diketahui pada trimester I maka

pada trimester II ini bidan memberikan informasi yang berkaitan

dengan pre-eklamsi ringan. Bidan mengajak pasien dan keluarga

untuk aktif dalam memantau kemungkinan gejala-gejala pre-eklamsi

ringan dalam kehamilannya sehingga timbul tanggung jawab bagi

pasien dan keluarga untuk mempertahankan kesehatannya secara

mandiri.

3) Trimester III

a) Gemelli

Pada usia kehamilan ini informasi yang perlu

disampaikan adalah hasil pemeriksaan kesejahteraan janin

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

27

dalam kandungan, salah satunya adalah janin tunggal atau

ganda. Informasi tersebut akan mengurangi beberapa

kekhawatiran yang dirasakan oleh ibu dan keluarga berkaitan

dengan janin.

b) Letak Janin

Gambaran persalinan yang akan dilalui merupakan salah

satu hal yang dikhawatirkan oleh ibu dan keluarga pada akhir

masa kehamilan. Informasi mengenai kepastian letak dan posisi

janin akan mengurangin kecemasan pasien. Ibu akan lebih siap

jika diberikan gambaran mengenai proses persalinan secara

lengkap.

g. Kunjungan ibu Hamil

Pelayanan kesehatan ibu hamil juga harus memenuhi frekuensi

minimal di tiap trimester, yaitu satu kali pada trimester pertama (usia

kehamilan 0-12 minggu), satu kali pada trimester kedua (usia kehamilan

12-24 minggu), dan dua kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24

minggu sampai persalinan).

(Profil Kesehatan Indonesia, 2015; h:106 )

h. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

Pelayanan kesehatan ibu hamil diberikan kepada ibu hamil

yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

28

Proses ini dilakukan selama rentang usia kehamilan ibu yang

dikelompokkan sesuai usia kehamilan menjadi trimester pertama,

trimester kedua, dan trimester ketiga. Pelayanan kesehatan ibu hamil

yang diberikan harus memenuhi elemen pelayanan sebagai berikut :

1) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan;

2) Pengukuran tekanan darah;

3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA);

4) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri);

5) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus

toksoid sesuai status imunisasi;

6) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan;

7) Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ);

8) Penatalaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal

dan konseling, termasuk keluarga berencana);

9) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin

darah (Hb),pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan

darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya); dan

10) Tatalaksana kasus.

(Profil Kesehatan Indonesia, 2015; h:106)

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

29

i. Buku KIA ( Kesehatan ibu dan Anak)

Buku KIA merupakan media KIE yang utama dan pertama yang

digunakan untuk meningkatkan pemahaman ibu, suami dan keluarga

akan perawatan kesehatan ibu hamil sampai anak usia 6 tahun. Buku KIA

berisi informasi kesehatan ibu dan anak yang sangat lengkap termasuk

imunisasi, pemenuhan kebutuhan gizi, stimulasi pertumbuhan dan

perkembangan, serta upaya promotif dan pereventif termasuk deteksi dini

masalah kesehatan ibu dan anak.

Manfaat lain dari Buku KIA dikaitkan dengan tugas pokok dan

fungsi tenaga kesehatan pemberi pelayanan KIA (antara lain dokter,

bidan, perawat, pengelola gizi, penanggung jawab imunisasi, petugas

laboratorium dan lainnya), dapat dikatakan bahwa Buku KIA mendorong

tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan standar

(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015; h:3).

2. PERSALINAN

a. Definisi

Persalinan merupakan bagian dari proses melahirkan. Sebagai

respon terhadap kontraksi uterus, segmen bawah uterus teregang dan

menipis, serviks berdilatasi, jalan lahir terbentuk, dan bayi bergerak

turun kebawah melalui rongga panggul. (Hanretty, 2014; h:224)

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

30

Persalinan adalah suaty proses pengeluaran hasil konsepsi (

janin+uri) yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan

lahir atau dengan jalan lain (Mochtar, 2011; h 69)

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput

ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan disebut normal apabila

prosesnya terjadi pada usia cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa

disertai adanya penyulit atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). (

Johariyah, 2012; h:1)

Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan

pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan

kontraksi persalinan sejati, yang di tandai oleh perubahan progesif

pada serviks, dan di akhiri dengan pelahiran placenta (Varney, 2007;

hal:672)

Menurut buku Johariyah (2012;h:1) bentuk persalinan berdasarkan

definisi adalah sebagai berikut:

1) Persalinan spontan

Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu

sendiri.

2) Persalinan buatan

Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.

3) Persalinan anjuran

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

31

Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan

ditambahkan dari luar dengan jalan rangsangan.

b. Tanda dan gejala persalinan

Menurut Varney (2007; h:672) ada sejumlah tanda dan gejala

menjelang persalinan antara lain perasaan distensi abdomen

berkurang (lightning), perubahan serviks, persalinan palsu, , bloody

show, lonjakan energi, dan gangguan pada saluran cerna.

1) Lightening

Lightining muai dirasa kira kira dua minggu sebelum

persalinan, lightining adalah penurunan presentasi bayi kedalam

pelvis minor .Pada presentasi sefalik ,kepala bayi biasanya

menancap (enganged) setelah lightening. Dan kabibat dari

lightening tersebut adalah :

a) ibu jadi sering berkemih ,karena kandung kemih ditekan

sehingga ruang yang tersisa untuk ekspansi berkurang

b) Perasaan tidak nyaman akibat tekanan panggul yang

menyeluruh, yang membuat ibu merasa tidak enak dan

timbul sensasi teus menerus bahwa sesuatu harus perlu

dikeluarkan atau didefeksi.

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

32

c) Kram pada tungkai,yang disebabkan oleh tekanan bagian

presentasi pada saraf yang menjalar melalui foramen

iskiadikum mayor dan menuju ketungkai.

d) Peningkatan statis vena yang menghasilkan edema

dependen akibat tekanan bagian presentasi pada pelvis

minor menghambat aliran balik darah dari ekstremitas

bawah.

Lightening menyebabkan tinggi fundus menurun keposisi yang

sama dengan posisi fundus pada usia kehamilan 8 bulan

2) Perubahan Serviks

Perubahan serviks diduga terjadi akibat penngkatan intensitas

kontraksi braxton hicks.Serviks menjadi matang selama periode

berbeda beda sebelum persalinan.Kematangan serviks

mengindikasikan kesiapan untuk persalinan. Setelah

menentukan kematangan serviks ,bidan dapat meyaknkan ibu

bahwa ia akan berlanjut ke proes persalinan.

3) Bloody show

Plak lendir disekresi serviks sebagai hasil ploriferasi

kelenjar lendi serviks pada awal kehamilan plak ini menjadi

sawar pelindung dan menutup jalan lahir selama

kehamilan.Pengeluaran plak lendir inilah yang dimaksud dengan

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

33

bloody show. Bloody show merupakan tanda persalinan ang akan

terjadi ,biasanya dalam 24 atau 48 jam. Akan tetapi bloody show

bukan merupakan tanda persalinan yang bermakna jika

pemeriksaan vagina sudah dilakukan 48 jam sebelumnya karena

rabas lendir yang bercampur darah selama waktu tersebut

mungkin akibat traauma kecil terhadap atau perusakan plak

lendir saat pemeriksaan tersebut dilakukan.

4) Lonjakan energi

Banyak wanita mengalami lonjakan energi kurn lebih 24

sampai 48 jam sebelum awitan persalinan.Setelah beberpa hari

dan minggu merasa letih secara fisik dan lelah karena

hamil,mereka terjaga pada suatu hari dan menemukan diri

mereka bertenaga penuh. Umumnya,para wanita ini merasa

energik selama beberapa jam sehingga mereka semangat

melakkan berbagai aktifitas seperti membersihkan rumah dll.

Terjadinya lonjakan energi ini belum dapat dijelaskan

selain bahwa hal tersebut terjadi alamiah, memungkinkan wanita

memperoleh energi yang diperlukan untuk menjalani persalinan.

Wanita harus di informasikan tentang kemunkinan lonjakan

energi ini dan diarakan untuk menahan diri mengunakan dan

jutru menghemat energi untuk perslinan.

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

34

5) Gangguan saluran cerna

Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk diare,

kesulitan mencerna,mual, dan muntah, diduga hal hal tersebut

merupakan gejala menjelang persalinan walupu belum ada

penjelasan untuk hal ini.Beberapa wanita mengalami satu atau

beberapa gejala tersebut.

c. Teori Persalinan.

Menurut Manuaba, 2010 : 69 -70 Apa yang menyebabkan

persalinan, belum diketahui benar, yang ada hanyalah teori-teori

yang kompleks. Teori-teori yang dikemukakan antara lain faktor-

faktor humoral, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan

pada syaraf dan nutrisi.

1) Teori penurunan hormon

Penurunan kadar estrogen dan progesteron, seperti telah

diketahui progesteron merupakan penenang bagi otot-otot

uterus. Menurunnya kadar kedua hormon ini terjadi kira-kira 1

sampai 2 minggu sebelum partus dimulai.

2) Teori plasenta menjadi tua.

Terjadinya penurunan fungsi plasenta seiring dengan tuanya

kehamilan.

3) Teori distensi rahim.

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

35

Keadaan uterus yang membesar dan menjadi tegang

mengakibatkan iskemia otot-otot uterus sehingga menggangu

sirkulasi uteroplasenta.

4) Teori iritasi mekanik

Dibelakang serviks, terletak ganglion servikale (pleksus

Frankenhauser). Apabila ganglion tersebut digeser dan ditekan,

misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.

5) Induksi partus (induction of labour)

Partus dapat pula ditimbulkan dengan : gagang laminaria,

beberapa laminaria dimasukan dalam kanalis servisis dengan

tujuan merangsang pleksu, frankenhauser; Amniotomi yaitu

pemecahan ketuban; Tetesan oksitosin, yaitu pemberian

oksitosin melalui tetesan perinfus.

d. Tahapan Persalinan (Johariyah, 2012;h: 5)

1) Kala 1

a) Yang dimaksud dengan kala 1 adalah kala pembukaan yang

berlangsung dari pembukaan nol sampai pembukaan

lengkap.

b) Kala 1 dimulai sejak terjadinya kontrajsi uterus teratur dan

meningkat (Frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks

membuka lengkap.

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

36

c) Kala 1 dibagi menjadi dua fase yaitu:

(1) Fase Laten

(a) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan

penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap.

(b) Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari

4 cm

(c) Pada umumnya fase laten berlangsung hampir atau

hingga 8 jam

(d) Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih

antara 20-30 detik

(2) Fase Aktif

(a) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan

meningkat secara bertahap (kontraksi dianggap

adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih

dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40

detik atau lebih.

(b) Dari pembukaaan 4 cm sampai dengan 10 cm akan

terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam

(nullipra atau primigravida) atau lebih dari 1 cm

hingga 2 cm pada multipara

(c) Terjadi penurunan bagian terbawah janin

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

37

(d) Fase aktif dibagi dalam 3 fase, yaitu:

(i) Fase akselerasi dalam waktu 2 jam pembukaan

3 cm menjadi 4 cm

(ii) Fase dilatasi maksimal dalam waktu 2 jam

pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4

cm menjadi 9 cm

(iii) Fase deselarasi pembukaan menjadi lambat

dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi

lengkap.

Mekanisme membukanya serviks

berbeda antara primigravida dengan multigravida.

Pada primigravida, Ostium Uteri Internum (OUI)

akan membuka lebih dulu, sehingga serviks akan

mendatar dan menipis. Baru kemudian Ostium

Internum Eksternum (OUE) membuka. Pada

multigravida OUI sudah sedikit terbuka. Pada

Proses persalinan terjadi penipisan dan pendataran

serviks dalam saat yang sama.

2) Kala II (kala pengeluaran)

Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinasi, kuat,

cepat, dan lebih lama kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

38

telah turun dan masuk ke ruang panggul sehingga terjadilah

tekanan pada otot-otot dasar panggul yang melauli lengkung

ferleks menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan pada

rectum, ibu merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda

anus membuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan,

vulva membuka, dan perineum meregang. Dengan his dan

mengedan yang terpimpin, akan lahir kepala, diikuti oleh

seluruh badan janin. Lama kala II pada primigravida adalah 1,5

jam sampai dengan 2 jam sedangkan pada multigravida adalah

0,5 jam sampai dengan 1 jam.

3) Kala III ( Kala Uri)

a) Kala III dimulai setelah lahirnya dan berakhirnya dengan

lahirnya plasenta dan selaput ketuban.

b) Tanda – tanda lepasnya plasenta adalah:

(1) Uterus menjadi bundar

(2) Uterus terdorong keatas, karena plasenta dilepas

kesegmn bawah rahim.

(3) Tali pusat bertambah panjang

(4) Terjadi perdarahan

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 27: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

39

4) Kala IV

a) Kala IV adalah kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi

dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu, terutama

terhadap bahaya perdarahan postpartum.

b) Kala IV dimulai sejak ibu dinyatakan aman dan nyaman

sampai 2 jam

c) Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena

perdarahan pascapersalinan sering terjadi pada 2 jam

pertama.

d) Observasi yang dilakukan adalah:

(1) Tingkat kesadaran penderita

(2) Pemeriksaan tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi,

suhu, pernafasan.

(3) Kontraksi uterus, tinggi fundus uteri

(4) Terjadinya perdarahan : perdarahan normal bila tidak

melebihi 400 sampai 500 cc.

Lamanya persalinan pada primi dan multi dapat dilihat pada

table di bawah:

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 28: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

40

Tabel 2.1 Lama Persalinan

Primi Multi

Kala I 13 Jam 7 jam

Kala II 1jam ½ jam

Kala III ½ jam ¼ jam

Lama persalinan 14 1/2Jam 7 3/4 jam

3. Proses adaptasi fisiologi dan psikologi persalinan (Johariyah, 2012;

h:39)

1) Proses adaptasi fisiologi

a) Perubahan organ reproduksi

(1) Otot uterus

i. Distribusi otot polos tidak merata di uterus.

ii. Paling banyak di segmen atas Rahim (SAR)

perbandingan otot polos : jaringan ikat = 90:10.

iii. Di segmen bawah Rahim (SBR) 20:80, sehingga

kontraksi uterus paling kuat pada SAR.

iv. Memiliki 3 lapisan anatomis: paling luar

(longitudinal dan srikuler), lapisan tenga berbentuk

spiral dan banyak terdapat vaskularisasi, lapisan

dalam berbentuk longitudinal.

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 29: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

41

(2) Kontraksi uterus.

(a) Pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun

sehingga timbul kontraksi.

(b) Kontraksi Braxton hicks mulai dirasakan pada akhir

kehamilan.

(c) Mulai usia kehamilan 7 minggu, ireguler, tidak

tersinkronasi, fokal, frekueensi tinggi, intensitas jarang.

(d) Pada pertengahan kehamilan sampai dengan minggu

sebelum aterm, intensitas semakin meningkat.

(3) Perubahan bentuk Rahim.

Pada setiap kontraksi sumbu panjang Rahim bertambah

panjang sedangkan ukuran melintang berkurang.

Pertumbuhan uterus pada kehamilan dan persalinan.

b) Perubahan system kardiovaskuler.

1) Tekanan darah.

(a) Pada setiap kontraksi 400 ml darah di keluarkan

dari uterus ke dalam system vaskuler maternal.

Sehingga meningkatkan cardiac output / curah

jantung (volume darah yang di pompa keluar oleh

jantung) 10-15% pada kala I.

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 30: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

42

(b) Kenaikan terjadi selama kontraksi (sistolik rata-

rata naik 15, 10-15 mmHg. Diastolic 5-10 mmHg

antara kontraksi tekanan darah normal kembali.

(c) Rasa sakit, takut dan cemas akan meningkatkan

tekanan darah.

2) Detak jantung.

(a) Berhubungan dengan peningkatan metabolism,

detak jantung secara dramatis naik selama

kontraksi. Antara kontraksi detak jantung sedikit

meningkat daripada sebelum persalinan.

(b) Denyut nadi pada kala I adalah <100x/menit.

c) Perubahan metabolisme.

Metabolisme aerobic dan anaerobic akan secara

berangsur meningkat disebabkan kekhawatiran dan aktivitas

otot skeletal. Peningkatan ini direfleksikan dengan

peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, output kardiak,

pernafasan dan kehilangan cairan yang mempengaruhi

fungsi renal

d) .Perubahan suhu tubuh.

(1) Berhubungan karena peningkatan metabolism,

pengeluaran energy ekstra (berasal dari metabolism

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 31: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

43

glikogen di dalam otot) terutama saat terjadi kontraksi.

Suhu tubuh sedikit meningkat selama persalinan

terutama selama dan setelah persalinan.

(2) Kenaikan suhu tidak boleh lebih dari 1-2F (0,5-1C).

(3) Suhu tubuh kala I berkisar <38C.

e) Perubahan pernafasan.

(1) Berhubungan dengan peningkatan metabolism,

kenaikan kecil pada laju pernafasan dianggap normal.

Hiperventilasi yang lama dianggap tidak normal.

(2) Sulit untuk mendapatkan penemuan angka yang akurat

mengenai pernafasan karena angka dan iramanya di

pengaruhi oleh rasa tegang, rasa nyeri, kekhawatiran,

serta penggunaan teknik-teknik bernafas.

f) Perubahan system renal.

(1) Poliurin sering terjadi selama persalinan, mungkin

disebabkan output kardiak, peningkatan angka filtrasi

glomerular dan peningkatan aliran plasma renal.

Protein urin dianggap biasa dalam persalinan.

(2) Kandung kemih harus sering di evaluasi setiap 2 jam

untuk melihat apakah kandung kencing penuh dan

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 32: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

44

harus dikosongkan karena akan memperlambat

penurunan bagian terendah. Selain itu trauma terhadap

kandung kemih dari tekanan yang terus berlangsung

akan menyebabkan hipotoni kandung kemih serta

retensi urin selama masa segera setelah pasca

persalinan.

g) Perubahan hematologi.

Haemoglobin meningkat sampai 1,2 gr/100ml

selama persalinan dan akan kembali pada tingkat seperti

sebelum persalinan sehari setelah pascapersalinan kecuali

ada perdarahan post partum

h) Perubahan endokrin.

System endokrin akan di aktifkan selama persalinan dimana

terjadi penurunan kadar progesterone dan peningkatan kadar

estrogen, prostaglandin dan oksitosin.

i) Perubahan system musculoskeletal.

Akibat peningkatan aktivitas otot menyebabkan

terjadinya nyeri pinggang dan sendi, yang merupakan akibat

dari peningkatan kelemahan sendi saat kehamilan aterm.

Pada saat persalinan ibu bersalin dapat merasakan kram

kaki.

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 33: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

45

4) Proses adaptasi psikologi (Johariyah, 2012; h:47)

a) Banyak wanita normal bisa merasakan kegairahan dan

kegembiraan disaat-saat merasakan kesakitan-kesakitan

pertama menjelang kelahiran bayinya. Perasaan positif ini

berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itu lah benar-

benar terjadi suatu “reakistas kewanitaan” sejati yaitu

munculnya rasa bangga melahirkan anaknya. Khususnya

rasa lega itu berlangsung ketika proses persalinan mulai,

mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa

kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu “keadaan

yang belum pasti” ibu kini benar-benar akan terjadi atau

terealistir secara konkret.

b) Seorang wanita dalam proses kelahiran bayinya merasa

tidak sabar mengikuti irama naluriah, dan mau mengatur

sendiri, biasanya mereka menolak nasehat-nasehat dari

luar. Sikap-sikap yang berlebihan ini pada hakekatnya

merupakan ekspresi dari mekanisme melawan kekuatan.

Jika rasa sakit yang di alami pertama-tama menjelang

kelahiran ini disertai banyak ketegangan batin dan rasa

cemas ata u ketakutan yang berlebihan, atau disertai

kecenderungan-kecenderungan yang sangat kuat untuk

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 34: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

46

lebih aktif dan mau mengatur sendiri proses kelahiran

bayinya.

c) Wanita mungkin menjadi takut dan khawatir jika dia

berada pada lingkungan yang baru / asing, diberi obat,

lingkungan RS yang tidak menyenangkan, tidak

mempunyai otonomi sendiri,kehilangan identitas dan

kurang perhatian. Beberapa wanita menganggap

persalinan lebih tidak realistis sehingga mereka merasa

gagal dan kecewa.

d) Pada multigravida sering kuatir/cemas terhadap anak-

anaknya yang tinggal dirumah, dalam hal ini bidan bisa

berbuat banyak untuk menghilangkan kecemasan ini.

5) Asuhan Persalinan

a) Kala 1

(1) Mempersiapkan ruangan untuk persalinan dan

kelahiran bayi

(a) Ruangan yang hangat dan bersih, dan memiliki

sirkulasi udara yang baik

(b) Sumber air bersih dan mengalir untuk cuci tangan

dan memandikan ibu sebelum dan sesudah

persalinan.

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 35: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

47

(c) Air DTT untuk membersihkan vulva.

(d) Air bersih, klorin, detergen, kain pembersih, kain

pel, dan sarung tangan karet

(e) Kamar mandi yang bersih

(f) Tempat yang lapang untuk ibu berjalan-jalan dan

menunggu saat persalinan

(g) Penerangan yang cukup

(h) Tempat tidur yang bersih untuk ibu

(i) Tempat yang bersh untuk memberi asuhan pada

bayi baru lahir

(j) Meja yang bersih

(k) Meja untuk tidakan resusitasi bayi baru lahir

(2) Persiapkan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-

obatan yang diperlukan

(a) Periksa semua peralatan sebelum dan sesudah

memberikan asuhan.

(b) Periksa semua obat-obatan dan bahan-bahan

sebelum dan sesudah menolong ibu bersalin dan

melahirkan bayinya

(c) Pastikan bahwa perlengkapn dan bahan-bahan

sudah bersih.

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 36: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

48

(3) Memberikan asuhan sayang ibu

Memberikan dukungan emosional

(a) Mengatur posisi yang nyaman

(b) Memberikan cairan dan nutrisi

(c) Keleluasan untuk menggunakan kamar mandi

secara leluasa

(4) pencegahan infeksi

(5) Pencatatan pada partograf

b) Kala 2

(1) Mengenali tanda dan gejala kala 2 persalinan.

(2) Mempersiapkan penolong persalinan

(3) Penyiapan tempat dan lingkungan untuk kelahiran

bayi

(4) Persiapan ibu dan keluarga

(5) Anjurkan agar ibu selalu didampingi oleh

keluarganya selama proses persalinan dan kelahiran

bayinya

(6) Memberikan dukungan dan semangat selama

persalinan

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 37: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

49

(7) Tentramkan hati ibu dalam menghadapi dan

menjalani kala dua persalinan. Melakukan

bimbingan dan tawarkan bantuan jika diperlukan.

(8) Bantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman untuk

meneran.

(9) Setelah pembukaan lengkap anjurkan ibu hanya

meneran apabila ada dorongan kuat dan spontan

untuk meneran.

(10) Anjurkan ibu untuk minum selama persalinan kala 2

(11) Memberikan rasa aman dan semangat serta

menenteramkan hatinya selama proses persalinan

berlangsung.

(12) Membersihkan perineum ibu

(13) Mengosongkan kandung kemih

(14) Membimbing ibu untuk meneran

c) Kala 3

(1) Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama

setelah bayi lahir

(2) Melakukan penegangan tali pusat terkendali

(3) Melakukan masase fundus uteri

d) Kala 4

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 38: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

50

(1) Lakukan rangsangan taktil (masase) uterus untuk

merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat.

(2) Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari

tangan secara melintang dengan pusat sebagi

patokan.

(3) Memperkirakan kehilangan darah secara

keseluruhan.

(4) Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan

(laserasi atau episiotomi) perineum

(5) Evaluasi keadaan umum ibu.

(6) Dokumentasikan semua asuhan.

(APN, 2014)

6) Mekanisme persalinan (Williams, 2013;h:392)

Pada awitan persalinan, posisi janin terhadap jalan lahir

penting untuk mengetahui rute kelahiran. Sehingga, posisi janin di

dalam rongga uterus harus ditentukan saat awitan persalinan.

Orientasi janin sehubungan dengan pelvis maternal di bahas dalam

kaitannya dengan letak, presentasi, sikap, dan posisi janin.

a. Letak janin

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 39: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

51

Hubungan antara aksis panjang janin terhadap ibu

disebut dengan istilah letak janin dan terbagi menjadi

memanjang atau melintang.

b. Presentasi janin

Bagian terpresentasi adalah bagian tubuh janin yang

terendah di dalam maupun di bagian terdekat jalan lahir.

Bagian tersebut dapat dirasakan melalui serviks pada

pemeriksaan vagina. Maka, pada letak memanjang, bagian

yang terpresentasi adalah kepala atau bokong, sehingga disebut

(secara berurutan) presentasi kepala dan bokong. Ketika letak

janin pada aksis panjangnya adalah transversal, bahu

merupakan bagian yang terpresentasi dan di rasakan melalui

serviks pada pemeriksaan vagina.

c. Postur atau sikap janin

Pada beberapa bulan terakhir kehamilan, janin

membentuk postur khusus yang disebut sebagai sikap atau

habitus. Normalnya, janin membentuk massa ovoid yang

secara kasar sesuai dengan bentuk rongga Rahim. Janin

menjadi terlipat atau membungkuk kearah dirinya sendiri

sedemikian rupa sehingga bagian punggung menjadi berbentuk

cembung, kepala mengalami fleksi maksimal sehingga dagu

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 40: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

52

hamper menyentuh dada, paha terfleksi di depan abdomen, dan

tungkai tertekuk pada lutut. Pada semua presentasi kepala,

lengan biasanya menyilang di depan dada atau sejajar pada

masing-masing sisi. Umbilicus terletak pada celah diantaranya

dan ekstremitas bawah. Postur yang khas ini disebabkan oleh

cara pertumbuhan janin dan penyesuaian dirinya terhadap

rongga Rahim.

Pengecualian yang abnormal terhadap sikapn ini terjadi

ketika kepala janin meluas secara progresif dari presentasi

verteks ke presentasi wajah. Akibatnya terjadi perubahan

progresif sikap janin dari kontur kolumna vertebralis yang

konveks (fleksi) menjadi konkaf (ekstensi).

d. Posisi janin

Posisi mengacu pada hubungan antara bagian yang di

anggap sebagai bagian presentasi janin terhadap sisi kanan atau

kiri jalan lahir. Dengan demikian, masing-masing presentasi

dapat memiliki dua posisi kanan atu kiri. Oksiput, dagu

(mentum), dan sacrum janin masing-masing adalah titik

penentu pada presentasi verteks, wajah, atau bokong. Karena

bagian presentasi janin dapat berada baik di posisi kanan

ataupun kiri, terhadap presentasi oksipital kanan dan kiri,

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 41: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

53

presentasi dagu kanan dan kiri, presentasi sacrum kanan dan

kiri, yang masing-masing disingkat menjadi LO dan RO (Left

and Right Occiput), LM dan RM (Left and Right Mental) serta

LS dan RS (Left and Right Sacral).

7) Komplikasi dalam persalinan

Deteksi dini komplikasi Kala 1 menurut johariyah (2012;

h.91-109) adalah sebagai berikut :

a) Deteksi dini komplikasi kala 1

(1) Riwayat bedah sesar

(2) Perdarahan Pervaginam

(3) Persalinan kurang bulan (usia kehamilan dari 37 mingggu)

Rencana asuhan

(a) Segera rujuk ibu kefasilitas kesehatan yang memiliki

kemampuan Penatalaksanaan kegawatdaruratan

obsetetri dan bayi baru lahir

(b) Dampingi ibu ketempat rujukan

(4) Ketubah pecah dengan mekonium yang kental

Rencana asuhan

1) Baringkan ibu miring ke kiri

2) Dengarkan DJJ (normal 120-160/menit)

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 42: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

54

3) Segera rujuk ke fasilitas yang memiliki kemampuan

untuk melakukan bedah kesehtan yang memiliki

kemampuan Penatalaksanaan kegawatdaruratan

obstetri dan bayi baru lahir

(5) Amniotomi dan kariomnitis

Menurut (Varney 200: h.792) mengatakan

amnionitis adalah informaso kantong dan cairan amnion.

Korioniotis adalah informasih korion selain infeksi cairan

dan kantong amnionlebih dari 24 jam)

(6) Ketubah pecah lama lebih dari 24 jamketuan pecah pada

persalinan kurang bulan ( kurang 37 minggu usia

kehamilan)

(7) Ketuban pecah dini (KPD)

(a) Ketubah pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput

ketuban sebelum persainan ( Prawirahardjo 2010: h.

677).

(b) Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum

terdapat tanda persalinan dan setelah ditunggu 1 jam

belum dimulainya tanda persalianan (Manuaba 2010 :

h 281).

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 43: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

55

(c) Ketubah pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum

in partu yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari

3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm

(Mochtar,2012. 177).

(d) Ketubah pecah dini adalah ketuban sebelum awitan

persalinan tanpa memperhatikan usia gestasi (Varney

2008: h. 788).

(8) Preeklamsi/hipertensi dalam kehamilan (tekanan darah

lebih dari160/110 atau terdapat protein dalam urine

(9) Tinggi fundus 40 cm ( makrosomia, polihidramnion

kehamilan ganda)

(10) Gawat janin.

(11) Syok

8) Asuhan Kebidanan pada persalinan normal

Menurut Prawirohadjo (2014; h: 341-347) terdapat 60

langkah asuhan persalinan normal yaitu:

Melihat tanda dan gejala kala 2

1. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala 2

a. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran

b. Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rectum

atau vaginanya

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 44: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

56

c. Perineum menonjol

d. Vulva-vagina dan spingter anal membuka.

Menyiapkan pertolongan persalinan

2. Memastikan perlengkapan, bahan dan obat2anesensial siap di

gunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan

menempatkan tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus

set

3. Mengenakan baju penutup atau celemek plastic yang bersih

4. Melepaskan semua perhiasan yang di pakai di bawah siku,

mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang

mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali

pakai

5. Memakai satu saraung dengan DTT atau steril untuk semua

pemeriksaan dalam

6. Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan

memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan

meletakkan kembali di partus set atau wadah DTT tanpa

mengontaminasi tabung suntik

Memastikan pembukaan lengkap dengan janin baik

7. Membersihkan vulva dengan perineum, menyekanya dengan

hati2 dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 45: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

57

kasa yang sudah di basahi air desinfeksi tingkat tinggi. Jika

mulut vagina, perineum, atau anus terkontaminasi oleh kotoran

ibu, membersihkannya dengan seksama dengan cara menyeka

dari depan ke belakang. Membuang kapas atau kasa yang

terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti sarung

tangan jika terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan

tersebut dengan benar di dalam larutan dekontaminasi, langkah

# 9)

8. Dengan menggunakan teknik aseptic, melakukan pemeriksaan

dalam untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah

lengkap, bila selaput ketuban belum pecah, sedangkn pembikaan

sudah lengkap, lakukan amniotomi

9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan

tangan yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam

larutan klorin 0,5% dan kemudian melepaskannya dalam

keadaan terbalik serta merendamnya di dalam larutan klorin

0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan

10. Memeriksa DJJ setelah kontrksi berakhir untuk memastikan

bahwa DJJ dalam batas normal (100-180 kali/mnt)

a. Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 46: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

58

b. Mendokumentasikan hasil2 pemeriksaan dalam, DJJ dan

semua hasil2 penilaian serta asuhan lainnya pada partograf

Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses

pimpinan memeran

11. Member tahu ibu bahwa pembukaan sudah lengakap dan

keadaan janin baik. Membantu ibu berada dalam posisi yang

nyaman sesuai dengan keinginannya

a. Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk

meneran. Melanjutkan pemantauan kesehatan dan

kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan pedoman

persalinan aktif dan mendokumentasikan temuan.

b. Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka

dapat mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat

ibu mulai meneran

12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk

meneran. (pada saat ada his bantu ibu dalam posisi setengah

duduk dan pastikan ia merasa nyaman)

13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan

yang kuat untuk meneran:

a. Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai

keinginan untuk meneran

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 47: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

59

b. Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk

meneran

c. Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai

dengan pilihannya (tidak meminta ibu terbaring terlentang)

d. Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi

e. Menganjurkan kelurga untuk mendukung dan memberi

semangat pada ibu.

f. Menganjurkan asupan cairan per oral

g. Menilai DJJ setiap 5 mnt

h. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi

segara dalam waktu 120 mnt (2 jam) meneran untuk ibu

primipara atau 60 menit (1 jam) untuk ibu multipara,

merujuk segera. Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk

meneran

i. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau

mengambil posisi yang aman. Jika ibu belum ingin meneran

dalam 60 mnt, anjurkan ibu untuk mulai meneran pada

puncak kontraksi2 tersebut dan berisirahat di antara

kontraksi.

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 48: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

60

j. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi

segera setelah 60 mnt meneran, segera merujuk ibu

Persiapan pertolongan kelahiran bayi

14. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,

letakkan handuk besih di atas perut ibu untuk mengeringkan

bayi.

15. Meletakkan kain yang bersih di lipat 1/3 bagian, di bawah

bokong ibu

16. Membuka partus set

17. Memakai sarung DTT atau steril pada kedua tangan

Menolong kelahiran bayi: Lahirnya kepala

18. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,

dilindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi,

letakkan tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan

yang lembut dengan tidak menghambat kepala bayi,

membiarkan kepala keluar perlahan-lahan. Menganjuran ibu

untuk meneran perlahan-lahan atau bernafas cepat saat kepala

lahir

19. Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan

kain atau kasa yang bersih. (langkah ini tidak harus di lakukan)

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 49: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

61

20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang

sesuai jika hal itu terjadi, dan kemudian meneruskan segera

proses kelahiran bayi:

a. Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan

lewat bagian atas kepala bayi

b. Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di

dua tempat dan memotongnya

21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar

secara spontan

Lahirnya bahu

22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua

tangan di masing2 sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk

meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya

ke arah bawah dan ke arah luar hingga bahu anterior muncul di

bawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik kea

rah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu posterior

23. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai

kepala bayi yang berada di bagian bawah ke arah perineum,

membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut.

Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati

perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 50: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

62

tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan anterior

(bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi

saat keduanya lahir

24. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada

di atas (anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk

menyangganya saat punggung kaki lahir. Memegang kedua

mata kaki bayi dengan hati2 membantu kelahiran kaki

Penanganan bayi baru lahir

25. Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 dtk), kemudian

meletakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi

sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek,

meletakkan bayi di tempat yang memungkinkan). Bila bayi

mengalami asfiksia, lakukan resusitasi

26. Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan

biarkan kontak kulit ibu-bayi. Lakukan penyuntikan oksitosin

/i.m

27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat

bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah

ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah

ibu)

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 51: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

63

28. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari

gunting dan memotong tali pusat diantara dua klem tersebut

29. Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan

menyelimuti bayi dengan kain atu selimut yang bersih dan

kering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka.

Jika bayi mengalami kesulitan bernafas, ambil tindakan yang

sesuai

30. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk

memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu

menghendaki

Oksitosin

31. Meletakkan kain yang bersih dan kering, melakukan palpasi

abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi

kedua

32. Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan di suntik

33. Dalam waktu 2 mnt setelah kelahiran bayi, berikan suntikan

oksitosin 10 unit i.m di gluteus atau 1/3 atas paha kanan ibu

bagian luar, di aspirasi terlebih dahulu

Peneganagan tali pusat terkendali

34. Memindahkan klem pada tali pusat

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 52: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

64

35. Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat

di atas tulang pubis dan menggunakan tangan ini untuk

melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus.

Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain

36. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan

penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut.

Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah

uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan belakang

(dorso cranial) dengan hati2 untuk membantu mencegah

terjadinya inversio uteri .

a. jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 mnt, hentikan

penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi

berikut mulai

b. Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang

anggota keluarga untuk melakukan rangsangan putting susu

Mengeluarkan plasenta

37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil

menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas,

mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan tekanan

berlawanan arah pada uterus

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 53: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

65

a. Jika tali pusat bertamabah panjang, pindahkan klem hingga

jarak sekitar 5-10 cm dari vulva

b. Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali

pusat selama 15 mnt:

1) mengulangi pemberian oksitosin 10 unit i.m

2) menilai kandung kemih dan melakukan kateterisasi

kandung kemih dengan menggunakan teknik aseptic

jika perlu

3) meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan

4) mengulangi penegangan tali pusat selama 15 mnt

berikutnya

5) merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30

mnt sejak kelahiran bayi

38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutakan kelahiran

plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang

plasenta dengan dua tangan dan dengan hati2 memutar plasenta

hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan

melahirkan selaput ketuban tersebut. Jika selaput ketuban robek,

memakai sarung tangan DTT dan memeriksa vagina dan serviks

ibu dengan seksama. Menggunakan jari2 tangan atau klem atau

forceps DTT untuk melepaskan bagian selapu yang tetinggal

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 54: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

66

Pemijatan uterus

39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan

masase uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan

melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut

hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras)

Menilai perdarahan

40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu

maupun janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa

plasenta dan selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan

plasenta ke dalam kantung plastic atau tempat khusus. Jika

uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase selama 15

detik, mengambil tindakan yang sesuai.

41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan

segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.

Melakukan prosedur pascapersalinan

42. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan

baik

43. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke

dalam larutan klorin 0,5% , membilas kedua tangan yang

masih bersarung tangan tersebut dengan air DTT dan

mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 55: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

67

44. Menempatkannya klem tali pusat DTT atau mengikatkan tali

DTT dengan simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari

pusat

45. Mengikat satu lagi simpul mati di bagian pusat yang

berseberangan dengan simpul mati yang pertama

46. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan

klorin 0,5%

47. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya.

Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering

48. Menganjurkan ibu untuk memulai untuk pemberian ASI

49. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterusdan perdarahan

pervaginam:

a. 2-3 kali dalam 15 mnt pertama pasca persalinan

b. Setiap 15 mnt pada 1 jam pertama pasca persalinan

c. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, laksanakan

perawatan yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri

d. Jika ditemukan laserai yang memerlukan penjahitan,

lakukan penjahitan dengan anesthesia local dan

menggunakan teknik yang sesuai

50. Mengajarkan kepada ibu dan kelurga bagaimana melakukan

masase uterus dan memeriksa kontraksi uterus

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 56: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

68

51. Mengevaluasi kehilangan darah

52. Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih

setiap 15 mnt selama 1 jam pertama pascapersalinan dan setiap

30 mnt selama jam kedua pascapersalinan

a. Memeriksa temperature suhu ibu sekali setiap jam selama

2 jam pertama pascapersalinan

b. Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak

normal

Kebersihan dan keamanan

53. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5%

untuk dekontaminasi (10 mnt). Mencuci dan membilas

peralatan setelah dekontaminasi

54. Membuang bahan2 yang terkontaminasi ke dalam tempat

sampah yang sesuai

55. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT/steril.

Membersihkan air ketuban, lender dan darah. Membantu ibu

memakai pakaian yang bersih dan kering

56. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu membersihkan

ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman

dan makanan yang di inginkan

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 57: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

69

57. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan

dengan larutan klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih

58. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin

0,5% membalikkan bagian dalam keluar dan merendamnya

dengan larutan klorin 0,5% selama 10 mnt

59. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir

Dokumentasi

60. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang)

9) Partogaraf

Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama

persalinan. Tujuan utama penggunaan partograg adalah untuk

mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dan mendeteksi

apakah proses persalinan berjalan secara normal. Penggunaan

partograf secara rutin akan memastikan ibu dan janin telah

mendapatkan asuhan persalinan secara aman dan tepat waktu. Selain

itu, dapat mencegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam

keselamatan jiwa mereka.

(Prawirohardjo, 2014; hal:315-316)

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 58: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

70

3. BAYI BARU LAHIR

a. Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia

kehamilan 37 – 42 minggu dengan berat lahir antara 2500 - 4000 gram

(Sarwono, 2005 dalam Sondakh, 2013; h:150).

Bayi lahir normal adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38 – 42

minggu dengan berat badan sekitar 2500 – 3000 gram dan panjang

badan sekitar 50 – 55 cm (Sarwono, 2005 dalam Sondakh, 2013;

h:150).

b. Bayi Baru Lahir Normal

Dikatakan bayi baru lahir normal jika termasuk dalam kriteria sebagai

berikut menurut Sondakh (2013;h:150)

1) Berat badan lahir bayi antara 2500-4000

2) Panjang badan bayi 48-50 cm

3) Lingkar dada bayi 32-34 cm

4) Lingkar kepala bayi 33-35 cm

5) Bunyi jantung dalam menit pertama 180 x/menit, kemudian turun

sampai 140-120 kali/menit pada saat banyi berumur 30 menit.

6) Pernapasan cepat pada menit-menit pertama kita-kita 80 kali/menit

disertai pernapasan cuping hidung, retraksi suprastelnal dan

interkostal, serta rintihan hanya berlangsung 10-15 menit.

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 59: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

71

7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup

terbentuk dan dilapisi verniks caseosa.

8) Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala telah baik.

9) Kuku telah agak panjang dan lemas.

10) Genetalia : testis sudah turun (pada bayi laki-laki) dan labia mayora

telah menutupi labia mayora(pada bayi perempuan).

11) Refleks hisap, menelan dan moro telah terbentuk.

12) Eliminasi, urin, dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam

pertama. Mekonium memiliki karakteristik hitam kehijauan dan

lengket

c. Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir

Menurut Cuningham (2012;h :624) bahwa Penatalaksanaan pada bayi

baru lahir diantaranya adalah :

1) Profilaksis Infeksi Mata

a) Infeksi Gonokopus

Dimasa lalu, kebutaan sering terjadi pada anak yang

menngidap oftalmia gonokokus neonatorum yang terkena

saat melintasi jalan lahir yang terinfeksi. Berbagai anti

mikroba lainnya juga telah terbukti efektif dan profilaksis

oftlmia gonokokus nneonatorum sekarang diwajibkan untuk

semua neonatus .

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 60: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

72

b) Infeksi Clamidia

Profilaksis yang adekuat untuk neonatus terhada

konjungtifitis clamidia bersifat kompleks. Dari 12-25%

neonatus yang dilahirkan pervaginam pada ibu dengan infeksi

clamidia aktif akan beresiko mengalamai konjungtifitis.

c) Imunisasi Hepatitis B

Imunisasi rutin pada semua BBL terhada hepatitis B

sebelum pulang dari rumah sakit sudah dianjurkan sejak

tahun 1991. Vaksin bebas thimerosal ini tidak terbukti

meningkatkan jumlah episode demam. Evaluasi sepsis, atau

gejala sisa neurologis yang merugikan.

d) Vitamin K

Suntikan ini dilakukan untuk mencegah penyakit

hemorogic bergantung vitamin K pada BBL. Pemberin dosis

tunggal Vit K 0,5-1 mg IM dalam waktu 1 jam setelah lahir.

2) Perawatan Rutin Neonatus

Menurut Cuningham (2012; h:625) , bahwa perawatan rutin

neonatus adalah :

a) Perawatan kulit

Setelah pelahiran, kelebihan verniks, darah, dan

mekonium, harus dibersihkan dengan lembut.Sisa verniks

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 61: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

73

mudah diserap dan hilang spenuhnya dalam waktu 24 jam.

Mand pertama harus ditunda sampai suhu neonatus stabil.

b) Tali pusat

Infeksi tali pusat yang serius kadang terjadi.

Organisme yang kemungkinan besar mengganggu adalah

stapilococusarieus escersia coli, dan streptokokus grup B.

Karena tunggal tali pusat dalam beberapa kasus seperti itu

kemungkinan tidak menunjukan tanda infeksi luar, maka

diagnosis aan sulit ditegaskan. Tindakan penceghan aseptik

yang ketat harus diamati dalam peraawatan langsung tali

pusat.

c) Pemberian makanan

Pemberian ASI ekslusif disarankan sampai 6 bulan.

Dibanyak rumah sakit,bayi muli menyusu di rumah bersalin.

Sebagian besar bayi baru lahir` tumbuh dengan baik jika

diberi makan pada intrval etiap 2 hingga 4 jam. BBL yang

kurang bulan atau dengan hambatan pertumbuhan

memerlukan pemberian makanan pada interval yang lebih

pendek.Dalam banyak contoh,interval 3 jam sudah cukup.

Jeda pada setiap pemberian makanan yang tepat bergantung

pada beberapa faktor, seperti kuantitas ASI, kesiapan

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 62: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

74

payudara untuk mengeluarkan ASI, dan kenginan kuat untuk

menyusui bayi.

d) Kehilangan Berat badan awal

Karena sebgian besar nenonatus sebenarnya hanya

menerima sedikit nutrisi pada 3 atau 4 hari pertama

kehidupan, mereka emakin kehilangan berat badan sampai

pemberian ASI lancar aau diberikan makanan lainnya. Bayi

kurang bulan relatif lebih banyak kehilangan berat badan dan

proses pemulihan berat badannya lebih lambat dari pada bayi

aterm. Bayi yang kecil untuk usia kehamilan namun sehat

mendapatkan berat badannya kembali lebih cepat ketika

disusui dibandingkan dengan yang lahir kurang bulan.

e) Tinja dan Urin

Untuk 2 atau 3 hari pertama setelah lahir, kolon berisi

mekonium lunak berwarna hijau kecoklatan. Mekonium

terdiri dari sel sel epitel deskuamasi dari traktus intestinal,

mukus, sel sel epidermis, dan lanugo yang tertelan bersama

cairan amnion. Warna yang khas dihasilkan dari pigmen

empedu. Selama janin hidup dan beberapa jam stelah lahir, isi

usus steril, tetapi bakteri dengan cepat berkolonisasi di usus

besar.

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 63: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

75

f) Rawat Gabung

Model perawatan ini menempatkan bayi bayi baru lahir

diruangan yang sama dengan ibu, bukan ditempatkan perawata

khusus bayi. Disebut rawat gabung (Romiing in)

b. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir

Menurut Varney (2007; h:921) pemeriksaan fisik pada bayi

baru lahir adalah pada pendekatan dasar dalam melakukan

pemeriksaan selama pemeriksaan BBL, bidan menggunakan 4 teknik

dasar pmeriksaan fisik :Inpeksi, Palpasi, Auskultasi, Perkusi

Pemeriksaan yang lengkap menggunakan tiga jenis evaluasi:

1) Pemerikaan antropomorfik

2) Evaluasi sistem organ

3) Evaluasi neurologis

Pemeriksan fisik pada BBL dirancang untuk menapis

adanya variasi dan malforasi fisik serta keseluruhan status

kesehatan BBL. Ada banyak perbedaan diantara komponen

pemeriksaan fisik untuk orang dewasa dan bayi bru lahir. Juga

ada banyak variasi minor pada fisik dan perilaku BBL yang

dianggap normal.

4) Pengukuran Antropomorfik

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 64: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

76

Bidan bertanggungjawab mengukur panjang dan lingkar

dada serta lngkar kepala bayi. Badan BBL memiliki penampilan

yang unik. Normalnya, lingkar kepala leih besar dari pada lingkar

daa, abdomen buncit, dan tonus fleksi. Pengukuran harus

dilakukan dengan cara standar. Panjang BBL paling akurat dikaji

jika kepala BBL terletak rata terhadap permukaan yang keras.

Kedua tungkai diluruskan dn kerta dimeja pemeriksaan diberi

tanda. Setelah BBL dipindahkan, bidan kemudin dapat mengukur

panjang bayi dalam satuan cm.

Lingkar kepala BBL diukur dari oksiput dan

mengelilingi kepala tepat diatas alis mata. Ukuran ini dapat

berubah pada minggu pertama kehidupan setelah pembengkakan

pada kepala berkurang. Lingkar dada diukur dibawh ketiak dan

melewati garis puting. Berat bayi harus dikaji diatas timbangan

dengan alas dintara bayi baru lahir dan timbangan.Timbangan

tersebur harus dikalibrasi untuk menyertakan berat alas. Tindakan

itu dapat mencegah kehilangan panas dan infeksi akibat

kontaminasi silang.

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 65: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

77

Tabel 2.2 : Mean BB,Panjang, dan lingkar kepala BBL cukup bulan (Varney

(2007; h:921)

Usia Gestasi (minggu) Berat (gr) Panjang (cm) Lingkar kepala (cm)

38 minggu 3050 gr 48,3 cm 33,6 cm

39 minggu 3225 gr 49,0 cm 34,0 cm

40 minggu 3364 gr 49,5 cm 34,3 cm

41 minggu 3501 gr 50,2 cm 34,7 cm

42 minggu 3598 gr 50,5 cm 34,9 cm

5) Pemeriksaan Neurologis

Prosedur pengkjian reflek, saraf kranial, dan indera

khusus terintregasi dalam skema keseluruhan pemeriksaan

fisik . Namun, penting untuk memikirka secara seksama

tentang pemeriksaan neurologis sebagai indikator integritas

sistem saraf. Baik respon yang menurun (hipo ) maupun

yang meningkat (iper) merupakan penyebab masalah.

Respon yang menurun dapat muncul akibat tidak adanya

suatu saraf secara kongenital atau terhadap kerusakan pada

jalur sensorik maupun motorik. Respon yang menurun atau

meningkat terhadap stimulasi juga dapat merefleksikan

adanya defisit neurologis.

Selama pemeriksaan neurologis, bidan melakukan

pengkajian terhadap indra bayi baru lahir. Melihat,

mendengar, dan mencium dapat dievaluasi pada BBL.

Respon yang buruk atau tidak ada respon terhadap stimulasi

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 66: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

78

dapat mengindikasikan kerusakan pada saraf tersebut (

optikus, auditorius, atau olfaktorius).

Peran bidan mencakup memunculkan reflek reflek berikut,

ssebagai bagiandari pemeriksaan fisik :

a) Mata : Reflek pupil, reflek merah, reflek mata

boneke, reflek mata ngedip

b) Ekstremitas atas : Reflek genggam telapak tangan

c) Ekstremitas bawah : reflekpatel, reflek plantar , reflek

babynsky

d) Porso : membuka dan menutupnya anus, reflek leher

tonicknek

Sedangkan menurut Sondakh (2013; h:154) ada beberapa

reflek bayi baru lahir yaitu :

Tabel 2.3 : Reflek yang normal dan yang tidak normal (Sondakh,2013; h:154)

Reflek Respon Normal Respon Abnormal

Rooting

dan menghisap

BBL menolehkan kepala kearah

stimulus, membuka mulut, dan mulai

menghisap bila pipi, bibir, atau sudut

mulut bayi disentuh dengan jari atau

puting

Respon yang kemah atau tidak ada respon

terjadi pada prematuritas, penurunan atau

cedera neurologis, atau depresi sistem

syaraf pusat

Menelan BBL menelan berordinasi dengan

menghisap bila cairaan ditaruh

dibelakang lidah

Muntah, batuk atau regurgitasi cairan

dapat terjadi kemungkinan berhubungan

dengan sianosis sekunder karena

prematuritas, defisit neurologis, atau

cidera terutama terlihat setelah larinoskopi

Moro Ekstensi simestris bilateral dan abduksi

seluruh ekstremtas, dengan ibu jari dan

jari telunjuk membentuk huruf C diikuti

dengan abduksi ekstremitas dan kembali

Respon asimetris terlihat cedera saraf

perifer (pleksus brakialis) atau faktur

klafikula atau fraktur fraktur tulang

panjang lengan atau kaki

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 67: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

79

ke fleksi rileks jika posisi bayi berubah

tiba tiba atau jika bayi diletakan

terlentang pada permukaan yang datar

Reflek tonik leher

atau fencing

Ekstremitas pada satu sisi dimana saat

kepala ditolehkan akan ekstensi, dan

ekstremitas yang berlawanan akan fleksi

bila kepala bayi di tolehkan kesatu sisi

selagi beristirahat

Respon persiste setelah bulan keempat

dapat menandakan cedera neurologis.

Respon menetap tampak pada cedera SSP

dan gangguan neurologis

Terkejut Bayi melakukan abduksi dan fleksi

seluruh ekstremitas dan dapat mulai

menangis bila mendapat gerakan

mendadak atau suara keras

Tidak ada respon dapat menandakan

defisit neurologis atau cedera. Tidak

adanya respon secara lengkap dan

konsisten terhadap bunyi keras dapat

menandakan ketulian. Respon dapat

menjadi tidak ada atau berkurang selama

tidur malam

Palmar grasp Jari bayi akan melekuk disekeliling

benda dan menggenggamnya seketika

bila jari diletakan ditangan bayi

Respon ini berkurang terjadi pada

prematuritas. Tidak ada respon yang

terjadi pada defisit neurologis yang berat

Babinsky Jari jari kaki bayi akan hiperekstensi dan

terpisah seperti kipas dari dorsofleksi ibu

jari kaki bila satu sisi kaki digosok dari

tumit keatas melintasi bantalan kaki

Tidak ada respon yang terjadi pada defisit

SSP

c. Jadwal kunjungan Neonatal

Kunjungan neonatus (KN) Dilakukan sejak bayi usia satu hari

sampai usia 28 hari.

1) KN 1 Dilakukan pada umur 6-48 jam (Profil kesehatan indonesia

2014;h.110).

2) KN 2 dilakukan pada umur 3-7 hari (Profil Kesehatan Indonesia

2014; h.110).

3) KN 3 dilakukan pada umur 8-28 hari (Profil kesehatan Indonesia

2014;h.110)

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 68: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

80

4. NIFAS

a. Definisi

Periode pascapartum adalah masa dari kelahiran plasaenta dan

selaput janin (menandakan ahir periode intrapartum) hingga kembalinya

traktus reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil.Periode ini juga

disebut juga puerperium , dan wanita yang mengalami puerperium

disebut puerpera. Periode pemulihan pascapartum berkisar sekita enam

minggu. (Varney,2007; h: 958)

Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya

plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. (Sarwono, 2010;

h.356).Masa nifas (puerperium) adalah masa pemulihan kembali, mulai

dari persalinan selesai sampai alat – alat kandungan kembali seperti

prahamil. Lamanya masa nifas yaitu 6 – 8 minggu. (Roestam Mochtar,

2012; h:87).

Masa Nifas (puerperium) adalah Masa yang dimulai setelah

plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti

keadaan semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-

kira 6 Minggu. (Sulistyawati, 200; h:1)

b. Perubahan Fisiologis Nifas (Varney, 2007; h:958).

1) Uterus

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 69: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

81

Involusi uterus meliputi reorganisasi dan mengeluarkan

desidua / endometrium dan eksfoliasi tempat perlekatan plasenta

yang ditandai dengan penurunan ukuran dan berat serta perubahan

pada lokasi uterus juga ditandai dengan warna dan jumlah lokia.

Menyusui akan mempercepat proses involusi. Regenerasi

endometrium lengkap pada tempat perlekatan plasenta memakan

waktu hampir enam minggu. Pertumbuhan endometrium ini

membuat pembuluh darah yang mengalami pembekuan pada

tempat perlekatan tersebut rapuh sehingga meluruh dan dikeluarkan

dalam bentuk lokia.

Tabel 2.4 Tinggi fundus uteri, berat uterus menurut masa involusi

Involusi Tinggi fundus uteri Berat uterus

Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram

Uri lahir 2 jari dibawah pusat 750 gram

1 minggu Pertengahan pusat simfisis 500 gram

2 minggu Tidak teraba diatas simfisis 350 gram

6 minggu Bertambah kecil 50 gram

8 minggu Sebesar normal

Sumber: Roestam Mochtar, 2012; h:87.

1) Lokea adalah istilah untuk sekret dari uterus yang keluar melalui

vagina selama puerperium. Karena perubahan warnanya, ada lokia

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 70: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

82

rubra (mengandung darah dan jaringan desidua), serosa (warnanya

lebih pucat dari rubra), alba (merah muda, kuning atau putih).

2) Vagina dan Perineum, segera setelah pelahiran, vagina tetap terbuka

lebar, mungkin mengalami beberapa derajat edema dan memar, dan

celah pada introitus. Setelah satu hingga dua hari pertama

pascapartum, tonus otot vagina kembali, celah tidak lagi lebar /

edema dan dinding vagina lunak.

3) Payudara. Laktasi dimulai pada semua wanita dengan perubahan

hormon saat melahirkan. Dapat mengalami kongesti payudara

selama beberapa hari pertama pascapartum karena tubuhnya

mempersiapkan untuk memberikan nutrisi kepada bayi. Wanita yang

menyusui berespons terhadap menstimulus bayi yang disusui akan

terus melepaskan hormon dan stimulasi alveoli yang memproduksi

susu.

4) Tanda – tanda vital.

(a) Tekanan darah mengalami peningkatan sementara tekanan darah

sistolik dan diastolik, kembali secara spontan ke tekanan darah

sebelum hamil selama beberapa hari .

(b) Suhu maternal kembali normal dari suhu yang sedikit meningkat

selama periode intrapartum dan stabil dalam 24 jam pertama

pascapartum.

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 71: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

83

(c) Nadi meningkat selama persalinan akhir, kembali normal setelah

beberapa jam pertama pascapartum.

(d) Pernapasan normal selama jam pertama pascapartum. Napas

pendek, cepat, atau perubahan lain memerlukan evaluasi adanya

kondisi – kondisi seperti kelebihan cairan, eksaserbasi asama dan

embolus paru.

5) Perubahan fisik lain.

(a) Sistem renal yang meregang dan dilatasi selama kehamilan,

kembali normal pada akhir minggu keempat pascapartum.

(b) Penurunan berat badan rata – rata 12 pon (4,5 kg) pada waktu

melahirkan.

(c) Perubahan gastrointestinal, wanita akan merasa lapar mulai satu

atau dua jam setelah melahirkan. Konstipasi kemungkinan terjadi

masalah pada puerperium awal karena kurangnya makanan padat

dan menahan defekasi.

(d) Dinding abdomen. Striae gravidarum tidak dapat dihilangkan

secara sempurna, tetapi dapat berubah menjadi garis putih

keperakan yang halus setelah periode beberapa bulan. Dinding

abdomen lunak setelah pelahiran karena dinding ini meregang

selama kehamilan.

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 72: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

84

(e) Perubahan hematologi. Hemoglobin, hematokrit, dan hitung

eritrosit sangat bervariasi dalam puerperium awal sebagai akibat

fluktuasi volume darah, volume plasma, dan kadar volume sel

darah merah. Kadar ini dipengaruhi oleh status hidrasi wanita

saat itu, volume cairan yang ia dapat selama persalinan, dan

reduksi volume darah total normal wanita dari penigkatan kadar

volume darah selama kehamilan. Faktor ini menyebabkan

kehilangan darah sedikitnya dua hingga empat hari pascapartum

d. Tahapan Masa Nifas

a) Puerperium dini yaitu kepulihan saat ibu telah diperbolehkan berdiri

dan berjalan – jalan. Dalam agama islam, dianggap telah bersih dan

boleh bekerja setelah 40 hari.

b) Puerperium intermediat, yaitu kepulihan menyeluruh alat – alat

genitalia yang lamanya 6 – 8 minggu.

c) Puerperium lanjut, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan

kembali sehat sempurna, terutama jika selama hamil atau sewaktu

persalinan timbul komplikasi. Waktu untuk mencapai kondisi sehat

sempurna dapat berminggu – minggu, bulanan, atau tahunan

(Roestam Mochtar, 2012; h:87).

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 73: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

85

e. Proses Adaptasi Psikologis Masa Nifas

Menurut Sulistyawati (2009; h:87) proses adaptasi psikologis ada

beberapa tahap diantaranya :

1) Periode taking in

a) Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu baru pada

umumnya pasif dan tergantung, perhatiannya tertuju pada

kekhawatiran pada tubuhnya.

b) Ia akan mengulang ulang menceritakan pengalaman melahirkan.

c) Tidur tanpa gangguan sangat penting untuk mengurangi gangguan

kesehatan akibat kurang istirahat.

d) Peningkatan nutrisi dibutuhkan untuk mempercepat pemulihan dan

penyembuhan luka, serta persiapan proes laktasi aktif.

e) Dalam memberikan asuhan, bidan harus dapat memfasilitasi

kebutuhan psikologis ibu. Pada tahap ini bidan dapat menjadi

pendengar yang baik

2) Periode taking hold

a) Periode ini berlangsung pada hari ke2-4 post partum

b) Ibu menjadi perhatian pada kemampuannya menjadi orang tua

yang sukses dan meningkatkan tanggung jawab terhadap bayi.

c) Ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, BAB,

BAK, kekuatan dan ketahanan tubuhnya.

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 74: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

86

d) Ibu berusaha keras untuk menguasai ketrampilan perawatan pada

bayi

e) Pada masa ini ibu biasanya agak sensitif dan merasa tidak mahir

dalam melakukan hal hal tersebut

f) Pada tahap ini bidan harus tanggap terhadap kemungkinan

perubahan yang terjadi

g) Tahap ini merupakan waktu yang tepat bagi bidan untuk

memberikan bimbingan cara perawatan bayi

3) Periode letting go

a) Periode ini biasanya terjadi setelah ibu pulang kerumah. Periode

ini pun sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang

diberikan oleh keluarga.

b) Ibu mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi dan ia

harus beradaptasi dengan segala kebutuhan bayi yang sangat

bergantungn padanya. Hal ini menyebabkan berkurngnya hak ibu,

kebebasan, dan hubungan sosial.

c) Depresi pos partum uumumnya terjadi pada periode ini.

Selain dari ketiga fase tersebut hal yang dapat dialami oleh ibu

nifas adalah :

4) Post Partum Blues

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 75: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

87

Fenomena pasca partum awal atau baby blues merupakan

sekuel umum kelahiran bayi biasanya terjadi pada 70% wanita.

Penyebabnya ada beberpa hal, antara lain lingkungan tempt

melahirkan yang krang mendukung, perubahan hormon yang cepat,

dan keraguan terhadap peran yang baru. Pada dasarnya, tidak satupun

dari ketiga hal tersebut termmasuk penyebab hal yang konsisten.

Faktor penyebab biasanya merupakan kombinasi dari berbagai faktor,

termasuk adanya gangguan tidur ang tidak dapat dihindari oleh ibu

selama masa masa awal menjadi ibu.

5) Kesedihan dan Duka Cita

Dalam hal in duka cita dibagi dalam tiga tahap antara lain :

a) Tahap syok

Tahap ini merupakan tahap awal dari kehilangan

b) Tahap penderitan (fase realitas)

Tahap ini merupakan penerimaan terhadap fakta kehilangan

dan upaya penyesuaian terhdap realitas yang harus ia lakukan

terjadi selama periode ini

c) Tahap Resolusi (fase menentukan hubungan yang bermakna)

Selama periode ini, orang yang berduka menerima kehilangan,

enyesuaian telah komplek, dan individu kembali pada fungsinya

secara penuh.

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 76: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

88

f. Perawatan Ibu pada Masa Nifas

Menurut Wiliams (2012; h: 683) mengatakan bahwa perawatan pada

masa nifas adalah sebagai berikut :

1) Ambulasi awal

Ibu turun dari tempat tidur dalam beberapa jam setelah

pelahiran. Pendamping pasien harus ada selama paling kurang

pada jam pertama , mungkin saja ibu mengalami sinkop.

Keuntungan ambulasi awal yang terbukti mencakup komplikasi

kandung kemih yang jarang terjadi dan yang lebih jarang lagi,

konstipasi. Ambulasi awal telah menurunkan frekuensi

trombosisi vena puerperal dan embolisme paru.

2) Perawatan Perineal

Ibu diberitahu untuk membersihkan vulva dari anerior

ke posterior dari vulva kearah anus. Aplikasi kantung es

keperinium dapat membantu mengurangi edema dan

ketidaknyamanan selama beberapa jam pertama jika terdapat

laserasi atau episiotomi. Sebagian besar wanita juga reda nyeri.

Nya dengan pemberian semprotan anastesi lokal. Perasaan yang

sangat tidak nyaman biasanya menandakan suatu masalah,

seperti hematoma dalam hari pertama atau lebih, dan infeksi

setelah hari ketiga atau ke empat.

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 77: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

89

3) Fungsi kandung kemih

Pengisian kandung kemih setelah pelahiran dapat bervariasi.

Pada sebagian besar unit, cairnan intravena diinfuskan slama

persalinan dan satu jam setelah pelahiran. Oksitosin dalam

dosisi yang berefek antidiuretik, sering diinfuskan pasc partum,

dan sering terjadi pengisian kandung kemih. Sealain itu, baik

sensasi kandung kemi maupun kemampuan untuk

mengosongkan kandung kemih secara spontan dapat berkurang

karena analgesi lokal maupun umum, episiotomi, atau laserasi,

dan karna pelahiran yang dibantu alat. Jadi, retensi urin dengan

distensi berlebihan kandung kemih sering terjadi ada awal nifas.

g. Komplikasi yang terjadi selama masa nifas

Menurut Varney (2012; h:691) bahwa ada beberapa komplikasi

yang terjadi selama masa nifas yaitu :

1) Demam Nifas

Terdapat jumlah faktor yang dapat menyebabkan

demam suhu 38,0 derajat celcius atau lenih tinggi pada masa

nifas. Sebagian besar demam persisten setelah kelahiran bayi

disebabkan oleh infeksi saluran genital. Harus ditekan bahwa

kenaikan suhu mencapai 39 derajat celcius atau lebih yang

terjadidalam 24 jam pertama pasca partum dapat disebabkan

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 78: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

90

oleh infeksi pelvis virulen oleh streptococcus grup A. Penyebab

umum demam nifas lainnya adalah pembengkakan payudara

dan pielonevritis atau kadang kadang komplikasi respiratorik

setelah bedah caesar .

2) Infeksi Uterus

Infeksi uterus pasca partum sering disebut dengan

berbagai macam nama, yaitu endometritis, endomeotritis, dan

endopaarametritis, karena infeksi tidak hanya mengenai desidua

melainkan juga meometrim dan jaringan parametrial.

a) Faktor Prediposisi

(1) Pelahiran pervaginam

Dibandingkan dengan bedah caesar, metritis yang

terjadi setelah pelahiran pervginam relatif jarnag

terjadi. Ibu ibu yang melahirakan pervaginam di

parkland hospital mempunyai 1 sampai 2% insiden

metritis. Ibu yang beresiko tinggi mengalami infeksi

disebebkan oleh pecah ketuban, persalinan lama, dan

pemeriksaan pembukaan serviks berulang, mempunyai

5-6 % insiden metritis aetelah pelahiran pervaginam.

Dan manul plasenta meningkatkan angka metritis

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 79: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

91

puerperal tigkali lipat dalam penelitian yang dilakukan

oleh baksu dkk (2005).

(2) Bedah Caesar

Profilaksis antimikrobian peioperatif dosis

tunggal hampir diberikan secara rutin pda bedah sesar .

Profilaksis antimikroba dosis tunggal itu telah banyak

berperan mengurangi insiden dan keparahan infeksi

pasca bedah casar di banding tindakan lain dlaam 30

tahun terahir ini.

(3) Bakteriologi

Sebagian besar infeksi pelvi wanita

disebabkan oleh bakteri yang hidup disaluran

reproduksi wanita. Dalam dekade terahir, terdapat

laporan laporan steptococcus B-Hemolitik grup A

menyebabkan sindrom seperti syok tosik dan infeksi

yang membahayakan nyaawa( aronoff dan mulla,2008).

h. Kunjungan Ibu Nifas (Dewi Vivian, 2013; h:94-95)

Kunjungan 1 (Hari ke-1 sampai hari ke- 7)

1) Pemberian ASI; bidan mendorong pasien untuk memberikan

ASI secara eksklusif, cara menyatukan mulut bayi dengan

puting susu, mengubah-ubah posisi, mengetahui cara memras

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 80: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

92

ASI dengan tangan seperlunya atau dengan metode-metode

untuk mencegah nyeri puting dan perawatan puting.

2) Perdarahan, bidan mengkaji warna dan banyaknya atau jumlah

semestinya, adakah tanda-tanda perdarahan yang berlebihan,

yaitu nadi cepat dan suhu naik.uterus tidak keras dan TFU

menaik. Kaji pasien apakah bisa masase uterus dan ajari cara

masase uterus agar uterus bisa mengeras. Periksa pembalut

untuk memastikan tidak ada darah berlebihan.

3) Involusi uterus: bidan mengkaji involusi uterus dan beri

penjelasan kepada pasien involusi uterus.

4) Pembahasan tentang kelahiran; kaji perasaan ibu dan adakah

pertanyaan tentang proses tersebut.

5) Bidan mendorong ibu untuk memperkuat ikatan batin antara

ibu dan bayi (keluarga), pentingnya sentuhan fisik,

komunikasi, dan rangsangan.

6) Bidan memberikan penyuluhan mengenai tanda-tanda bahaya

baik bagi ibu maupun bayi dan rencana menghadapi keadaan

darurat.

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 81: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

93

Kunjungan II ( Hari ke-8 sampai hari ke-28)

1) Diet : bidan memberika informasi mengenai makanan yang

seimbang, banyak mengandung protein, makanan berserat dan

air sebanyak 8-10 gelas per hari untuk mencegah komplikasu.

2) Kebersihan/ perawatan diri sendiri; bida menganjurkan pasien

untuk menjaga kebersihan diri, terutama puting susu dan

perineum

3) Senam : bidan mengajarkan senam kegel, serta senam perut

yang ringan tergantung pada kondisi ibu dan tingkay diastatis

4) Kebutuhan akan istirahat: bidan menganjurkan untuk cukup

tidur ketika bayi sedang tidur.

5) Bidan mengkaji adanya tanda-tanda post partum blues

6) Keluarga Berencana : pembicara awal tentang kembalinya

masa subur dan melanjutkan hubungan seksual setelah selesai

masa nifas, kebutuhan akan pengendalian kehamilan.

7) Tanda-tanda bahaya : bidan memberitahu kapan dan

bagaimana menghubungi bidan jika ada tanda-tanda bahaya,

misalnya pada ibu dengan riwayat preeklamsi atau risiki

eklamsia.

8) Perjanjian untuk pertemuan berikutnya.

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 82: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

94

Kunjungan III ( Hari ke -29 sampai ke- 42)

Meskipun puerperium berakhir sekitar enam minggu,

kebanyakan ahli meyakini bahwa untuk menunjukan lamanya

waktu yang digunakan saluran reproduksi wanita untuk kembali ke

kondisi tidak hamil dimungkinkan untuk dilakukan evaluasi

normalitas dan akhir puerperium pada minggu keempat

pacapartum.

5. Keluarga Berencana

a. Pengertian

Menurut Varney (2007; h:414) bahwa Kemampuan untuk

membantu wanita atau pasangan suami istri lebih efektif dalam

keluarga berencana dapat meningkat atau terhambat oleh perasaan dan

sikap bidan terhadap hal hal berikut karena keterkaitannya dengan

keluarga bersama:

1) Jenis kelamin dan seksualitas

2) Agama

3) Ras/etik

4) Status ekonomi

5) Status pernikahan

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 83: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

95

Sebelum menetapkan metode kontrasepsi, individu atau

pasangan suami istri, mula mula harus memutuskan apakah mereka

ingin menerapkan program keluarga berencana.

Menurut Varney (2007; h:416) bahwa penentuan efektifitas suatu

metode kontrasepsi yang didasarkan pada perbandinganpenurunan

dengan kemungkinan konsepsi setiap bulan. Karena tidak mungkin

menentukan proporsi wanita yang akan mengalami keamilan jika mereka

tidak menggunakan metode kontrasepsi dibawah pengawasan, sangat

sulit untuk mengukur efektifitas metode konrasepsi secara langsung.

Namun angka kegagalan atau kemungkinannya dapat dihitung. Dua

faktor utama yang mempengaruhi kemungkinan bahwa suatu metode

kontrasepsi akan gagal untuk melindungi individu yang menggunakan

kontrasepsi adalah :

1) Kecenderungan keberhasilan metode itu sendiri jika digunakan

secara konsistensi dan benar.

2) Faktor manusia, termasuk motifasi, kemampuan untuk menggunakan

suatu metode, pnggunaan yang tidak konsisten, dan penggunaan

secara benar, tetapi tidak konsisten.

b. Tujuan KB

Sejalan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 87 Tahun 2014 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 84: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

96

Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, Dan Sistem Informasi

Keluarga, program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu

strategi untuk mengurangi kematian ibu khususnya ibu dengan kondisi

4T; terlalu muda melahirkan (di bawah usia 20 tahun), terlalu sering

melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan, dan terlalu tua melahirkan (di

atas usia 35 tahun). Selain itu, program KB juga bertujuan untuk

meningkatkan kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman, tentram,

dan harapan masa depan yang lebih baik dalam mewujudkan

kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin.

KB merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk

meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu, anak,

serta perempuan. Pelayanan KB menyediakan informasi, pendidikan,

dan cara-cara bagi laki-laki dan perempuan untuk dapat merencanakan

kapan akan mempunyai anak, berapa jumlah anak, berapa tahun jarak

usia antara anak, serta kapan akan berhenti mempunyai anak (Profil

kesehatan Indonesia, 2014; h.101).

c. Syarat kontrasepsi

Kontrasepsi hendaknya memenuhi syarat sebagai berikut:

1) Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya

2) Tidak ada efek samping yang merugikan

3) Tidak mengganggu hubungan seksual

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 85: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

97

4) Cara penggunaannya sederhana

5) Tidak memerlukan bantuan medik atau kontrol yang ketat selama

pemakaiannya

6) Harganya murah supaya dapat dijangkau masyarakat luas

7) Dapat diterima oleh pasangan suami istri (Rustam Mochtar, 2012;

h:195).

d. Jenis KB

1) Metode Tradisional (Varney. 2007; h:413).

a) Douce. Atau douching membersihkan daerah vagina dengan cara

menyemprotkan zat pembersih vagina setelah senggama. Namun

angka keberhasilan metode ini sangat rendah karena metode ini

keliru. Saat ejakulasi sprema masuk ke dalam vagina sampai ke

tulang serviks atau saluran serviks, dan mustahil penyemprotan

hingga ke daerah tersebut.

b) Koitus Interuptus. Atau menarik kembali pada saat pria merasa

akan ejakulasi. Angka keberhasilan cukup tinggi tergantung

pengendalian diri yang ideal pada pria. Namun pria sering kali

menganggap metode ini menghambat kepuasan seksual.

2) Metode Keluarga Berencana Alami (Varney. 2007; h:423).

a) Metode kalender: hanya dapat memprediksi kapan masa subur

wanita dalam siklus menstruasinya sehingga kemungkinan besar

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 86: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

98

bisa hamil. Perkiraan ini didasarkan pada waktu ovulasi seperti

yang ditetapkan berdasarkan perhitungan kalender, yang dibuat

dari riwayat menstruasi selama 8 sampai 12 siklus menstruasi.

b) Metode lendir serviks: didasarkan pada pengenalan perubahan

lendir serviks selama siklus menstruasi, yang menggambarkan

masa subur dalam siklus dan waktu fertilitas maksimal dalam

masa subur.

c) Metode suhu basal tubuh: mendeteksi kapan ovulasi terjadi

dengan peningkatan suhu tiba – tiba satu hingga dua hari.

d) Metode gejala suhu: mengamati lendir serviks dan perubahan suhu

basal pada masa ovulasi atau masa subur wanita.

e) Metode amenore laktasi: kehamilan jarang terjadi selama enam

bulan pertama setelah melahirkan di antara wanita menyusui.

Ovulasi dapat dihambat oleh kadar prolaktin yang tinggi. Dan

wanita yang belum mengalami perdarahan pervaginam setelah 56

ari pascapartum.

3) Metode barier

a) Macamnya

(1) Kondom

Merupakan suatu alat kontrasepsi berupa sarung

dari karet yang diselubungkan ke organ intim pria, yang

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 87: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

99

berkerja dengan cara mencegah sperma bertemu dengan sel

telur sehungga tidak terjadi pembuahan (Irianto, Koes.

2014; h: 209).

(2) Diagfragma

Merupakan kan alat kontrasepsi berupa diafragma

(cap) jarang dipakai di indonesia, karena memerlukan

dokter atau bidan unuk memasangnya. Diafragma terbuat

dari karet yang berbentuk karet dipakai untuk menutupi

serviks, gunanya untuk mencegah masuknya mani ke dalam

serviks (Irianto, Koes. 2014; h:229)

b) Cara kerjanya

Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel

telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang

dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke

dalam saluran reproduksi perempuan (Irianto, Koes. 2014; h: 216)

c) Manfaat kontrasepsi

(1) Efektif bila digunakan dengan benar

(2) Tidak mengganggu produksi ASI

(3) Tidak mengganggu kesehatan klien

(4) Tidak mempunyai pengaruh sistemik

(5) Murah dan dapat dibeli secara umum

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 88: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

100

(6) Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus

(7) Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya

harus ditunda.

(8) Dapat mencegah penularan penyakit

(9) Mudah dipakai sendiri

(Irianto, Koes. 2014; h:216)

d) Keterbatasan

(1) Efektivitas tidak terlalu tinggi

(2) Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan

kontrasepsi

(3) Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi

sentuhan langsung)

(4) Pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan untuk

mempertahankan ereksi

(5) Beberapa klien malu untuk membeli kondom di tempat

umum

(6) Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan

masalah dalam hal limbah..

(Irianto, Koes. 2014; h:217)

4) Kontrasepsi hormonal

a) Pil kombinasi

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 89: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

101

(1) Definisi

Pil KB atau oral contraceptives pill merupakan alat

kontrasepsi hormonal yang berupa obat pil yang dimasukan

melalui mulut (diminum) berisi hormon estrogen dan atau

progesteron (Irianto Koes ,2014; h:264)

(2) Efek samping

Meningkatnya nafsu makan, kemudian muka muncul

jerawat (Varney,2007; h:467)

(3) Kekurangan

Pil harus harus diminum setiap hari, kurang cocok

bagi wanita yang pelupa, motivasi harus diberikan secara

lebih intensif (Rustam mochtar,2012; h:204)

(4) Keuntungan

Tidak mengganggu hubungan seksual, pemakaian pil

dapat hamil lagi jika dikehendaki kesuburan dapat

kembalibdengan cepat

(Rustam mochtar,2012; h:204)

(5) Indikasi

Indikasi dari metode ini adalah bagi wanita yang

haidnya tidak teratur, haid terlambat (Rustam mochtar,2012;

h:207)

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 90: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

102

(6) Kontra indikasi

Kontra indikasi metode ini adalah bagi wanita yangb

tidak rajin meminum pil setiap hari, wanita yang mempunyai

tekanan darah tinggi(Rustam mochtar,2012; h:206)

b) Kontrasepsi Suntikan

(1) Definisi

Kontrasepsi yang penggunaannya dilakukan dengan

suntikan (Rostam mochtar,2012; h:209).

(2) Evektifitas

Evektivitas depo provera tinggi, cara pemberiannya

sederhana, cukup, kesuburan dapat kemali setelah beberapa

lama dan cocok untuk ibu yang sedang menyusui bayinya,

angka kegagalan adalah 0-0,8 (Rostam mochtar,2012;

h:209)

(3) Mekanisme kerja komponen progesteron atau derivat

testosteron adalah:

Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga

tidak terjadi pelepasan ovum, mengentalkan lendir serviks

sehingga sulit ditembus spermatozoa, mengganggu

peristaltik tuba falopi sehingga konsepsi dihambat,

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 91: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

103

mengubah suasana endrometrium sehingga tidak sempurna

untuk implantasi hasil konsepsi (Manuaba,2010; h:601)

(4) Keuntungan

Pemberiannya sederhana setiap 8-12 minggu, tingkat

evektifitas tinggi, hubungan seks dengan suntik KB bebas,

pengawasan medis yang ringan, dapat diberikan pasca

persalinan, pasca keguguran atau pascamenstruasi, tidak

mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi

(Manuaba,2012; h:601)

(5) Kerugian

Perdarahan yang tidak membantu, terjadi

amenorhea(tidak datang bulan) berkepanjangan, masih

terjadi kemungkinan hamil(Manuaba,2010; h:601)

(6) Indikasi

Wanita dari semua usia subur atau paritas yang

menginginkan metode yang efektif dan bisa dikembalikan

lagi, sedang dalam masa nifas dan sedang menyusui (6

minggu atau lebih masa nifas), pasca aborsi(Sri

handayani,2010; h:112)

(7) Kontraindikasi

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 92: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

104

Kehamilan(diketahui atau dicurigai), riwayat kanker

payudara, perdarahan genetalia yang tidak diketahui asal

mulanya, riwayat stroke(CVA) atu penyakit

tromboembolik, riwayat gagal atau penyakit hati(

Varney,2012; h:481)

(8) Cara pemberian

Setelah persalinan dapat diberikan KB pada hari ke

3-5 postpartum, atau sesudah air susu ibu berproduksi, atau

sebelum ibu pulang dari rumah sakit, atau 6-8 minggu

pascapersalinan, asal di pastikan bahwa ibu tidak hamil

aytau belum melakukan koitus.Pada pasca keguguran, dapat

diberikan segera setelah kuretase atau sewaktu ibu hendak

pulang dari rumah sakit asl ibu belum hamil lagi. Dalam

masa interval diberikan pada hari 1-5 haid

(Rostam mochtar,2012; h:209).

c) Implant

(1) Definisi

Salah satu bentuk kontrasepsi yang berupa susuk

yang terbuat dari sejenis karet silastik yang berisi hormon,

dipasang pada lengan atas (Sri handayani,2012 h:116).

(2) Efektivitas

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 93: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

105

Mempunyai angka kegagalan kumulatif yang

terendah di antara semua cara kontrasepsi yang reversible.

(Rustam mochtar,2012; h:210)

(3) Keuntungan

Dipasang selama 5 tahun, kontrol medis ringan,

dapat dilayani di daerah pedesaan, penyulit medis tidak

terlalu tinggi, biaya murah (Manuaba,2012; h:603).

(4) Kerugian

Menimbulkan gangguan menstruasi, yaitu tidak

mendapat menstruasi dan terjadi perdarahan yang tidak

teratur, berat badan bertambah, menimbulkan acne,

ketegangan payudara, liang senggama terasa

kering(Manuaba,2010; h:603)

(5) Waktu pemasangan

Sewaktu haid berlangsung, setiap saat asal dilayani

klien tidak hamil, bila menyusui 6 minggu- 6 bulan pasca

persalinan, saat ganti cara metode yang lain, pasca

keguguran.

( Sri handayani,2010; h:112)

1) Kontrasepsi Nonhormonal

AKDR atau alat kontrasepsi dalam Rahim (Irianto, Koes. 2014)

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 94: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

106

a) Waktu penggunaan: setiap waktu haid mulai hari ketiga, sesudah

melahirkan, pemasangan dini 2-4 hari setelah persalinan,

pemasangan biasa 40 hari sesudah persalinan, sesudah

mengalami keguguran, sesudah haid sampai dengan hari ke 10

dihitung dari hari pertama, pemeriksaan sebelum pemasangan.

Cara kerja:

(1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba

fallopi

(2) Mempengeruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum

uteri

(3) Mencegah sperma dan ovum bertemu dan juga lmplantasi

telur dalam uterus

b) Keuntungan:

(1) Efektifitasnya tinggi 0,6-0,6 kehamilan per 100 wanita

yang menggunakan AKDR (1 kegagalan dalam 125-170

kehamilan).

(2) Tidak mempengaruhi hubungan seksual dan meningkatkan

kenyamanan hubungan seksual

(3) Tidak ada efek samping hormonal

(4) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI

(5) Dapat dipasang segera setelah melahirkan

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 95: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

107

(6) Dapat digunakan sampai menopause

(Irianto Koes,2014; h:187)

c) Kerugian:

(1) Bercak darah, kram abdomen sesaat setelah pemasangan

AKDR.

(2) Perubahan siklus haid, 3 bulan pertama akan berkurang, dan

selajutnya akan lebih lama dan banyak.

(3) Dismenorea terutama yang terjadi selama satu sampai tiga

bulan pertama setelah pemasangan AKDR

(4) .Dapat terjadi penyakit radang panggul

(Varney,2007; h :451)

2) Kontrasepsi Permanen

Metode permanen atau metode yang akan membuat seseorang

tidak bisa lagi memiliki anak untuk selamanya lewat suatu operasi..

Macam – macamnya:

a) Tubektomi (medik operasi wanita atau MOW) metode

kontrasepsi untuk perempuan dengan pengikatna dan pemotongan

saluran telur agar sel telur tidak dapat dibuahi oleh sperma.

(Irianto, Koes. 2014; h: 294)

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 96: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

108

b) Vasektomi: bedah untuk sterilisasi pria pengikatan dan

pemotongan saluran benih agar sprema tidak keluar dari buah

zakar. (Irianto, Koes. 2014; h: 296)

Tabel 2.5 Penapisan metode kontrasepsi hormonal

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Hari pertama haid terakhir 7 hari atau lebih

2 Menyusui dan kurang dari 6 minggu paska salin

3 Perdarahan/ perdarahan bercak antara haid setalah senggama

4 Ikterus pada kulit atau sclera mata

5 Nyeri kepala hebat

6 Nyeri hebat pada betis atau gangue visual

7 Tekanan darah diatas 160 mmHg (sistolis) atau 90

mmHg (diastolic)

8 Massa atau benjolan pada payudara

9 Sedang minum obatobatan epilepsy

Tabel 2.6 Penapisan metode kontrasepsi AKDR No Pertanyaan Ya Tidak

1 Hari pertama haid terakhir 7 hari atau lebih

2 Klien (atau pasangan) mempunyai pasangan seks lain.

3 Infeksi Menular Seksual (IMS)

4 Penyakit radang panggl atau kehamilan ektopik

5 Haid banyak (>1-2 pemblut tiap 4 jam)

6 Haid lama(>8hari)

7 Disminorhoe berat yang membutuhkan analgetik atau

istirahat baring

8 perdarahan/ perdarahan bercak anatara haiid atau setelah

haid

9 Sejala penyakit jantung vascular atau konginital

Tabel 2.7 Penapisan metode kontrasepsi Tubektomi No Keadaan Klien Fasilitas Rawat Jalan Fasilitas Rujukan

1 Keadaan umum

(anamnesa dan

oemeriksaan fisik)

KU baik, tidak ada tanda

penyakit jantung, paru,

ginjal.

DM tidak terkontrol, riwayat

gangguan pembekuan darah,

ada tanda penyakit jantung,

paru atau ginjal

2 Keadaan emosi Tenang Cemas, takut

3 Tekanan darah <160/100 mmHg >160/100 mmHg

4 Berat badan 35-85 kg >85 kg;<35 kg

5 Riwayat operasi Bekas SC (tanpa perlekatan) Operasi abdomen,

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 97: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

109

abdomen/ panggul perlekatan atau terdapat

kelainan panggul

6 Riwayat radang

panggul, kehamilan

ektopik, apendiksitis

Pemeriksaan dalam normal Pemeriksaan dalam ada

kelainan

7 Anemia Hb ≥8 gr% Hb< 8 gr%

Tabel 2.8 Penapisan metode kontraepsi Vasektomi No Keadaa klien Fasilitas rawat jalan Fasilitas rujukan

1 Keadaan umum

(anamnesa dan

pemeriksaan fisik)

KU baik, tidak ada tanda

penyakit jantung, paru,

ginjal.

DM tidak terkontrol, riwayat

gangguan pembekuan darah,

ada tanda penyakit jantung,

paru atau ginjal

2 Keadaan emosi Tenang Cemas, takut

3 Tekanan darah <160/100 mmHg ≥160/100 mmHg

4 Infeksi atau kelainan

scrotum atau inguinal

Normal Tanda-tanda infeksi atau ada

kelainan

5 Anemia Hb ≥ 8 gr% Hg < 8 gr%

Sember: Sri Handayani, 2010 h: 37-39

B. Tinjauan Asuhan Kebidanan

1. Pendokumentasian asuhan kebidanan dengan cara 7 langkah Varney

Asuhan kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan

tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan lingkup

praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan.

Manajemen asuhan kebidanan adalah pendekatan dan kerangka pikir

yang digunakan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan secara

sistematis, mulai dari mengumpulkan data, menganalisis data, menegakkan

diagnosis kebidanan, menyusun rencana asuhan, melaksanakan rencana

asuhan, mengevaluasi keefektifan Penatalaksanaan rencana asuhan, dan

mendokumentasikan asuhan.

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 98: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

110

Langkah-langkah manajemen kebidanan merupakan suatu proses

penyelesaian masalah yang menuntut bidan untuk lebih kritis di dalam

mengantipasi masalah. Manajemen kebidanan menurut varney ada 7 langkah,

yaitu:

Langkah I: Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan adalah pengkajian

dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk

mengevaluasi klien secara lengkap. data yang dikumpulkan

antara lain:

1. Keluhan klien

2. Riwayat kesehatan klien

3. Pemeriksaan fisik secara lengkap sesuai dengan kebutuhan

4. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya

5. Meninjau data laboratorium. Pada langkah ini,

dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua

sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Pada langkah

ini, bidan mengumpulkan data dasar awal secara lengka.

Langkah II: Interpretasi Data Dasar

Kegiatan yang dilakukan adalah menginterpretasikan

semua data dasar yang telah dikumpulkan sehingga ditemukan

diagnosis atau masalah. Diagnosis yang dirumuskan adalah

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 99: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

111

diagnosis dalam lingkup praktik kebidanan, perihal yang

berkaitan dengan pengalaman klien ditemuka dari hasil

pengkajian.

Langkah III: Identifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial

Mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain

berdasarkan rangkaian diagnosis dan masalah yang sudah

terindentifikasi. Berdasarkan temuan tersebut, bidan dapat

melkukan antisipasi agar diagnosis atau masalah tersebut tidak

terjadi. Selain itu, bidan harus bersiap-siap apabila diagnosis

atau masalah tersebut benar-benar terjadi.

Langkah IV: Identifikasi Kebutuhan yang Memerlukan Penanganan Segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan

atau dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama

dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien.

Ada kemungkinan, data yang diperoleh memerlukan tindakan

yang harus segera dilakukan oleh bidan, sementara kondisi yang

lain masih bisa menunggu beberapa waktu lagi.

Langkah V: Perencanaan Asuhan yang Menyeluruh

Direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan

berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Rencana asuhan yang

menyeluruh tidak hanya meliputi hal yang sudah teridentifikasi

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 100: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

112

dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi

dilihat juga dari apa yang akan diperkirakan terjadi selanjutnya,

apakah dibutuhkan konseling dan apakah perlu merujuk klien.

Setiap asuhan yang direncanakan harus disetujui oleh kedua

belah pihak, yaitu bidan dan pasien.

Langkah VI: Penatalaksanaan

Melaksanakan rencana asuhan yang sudah dibuat pada

langkah ke-5 secara aman dan efisien. Kegiatan ini bisa

dilakukan oleh bidan atau anggota tim kesehatan yang lain. Jika

bidan tidak melakukan sendiri, bidan tetap memikul tanggung

jawab untuk mengarahkan Penatalaksanaannya. Dalam situasi

ini, bidan harus berkolaborasi dengan tim kesehatan lain atau

dokter. Dengan demikian, bidan harus bertanggung jawab atas

terlaksananya rencana asuhan yang menyeluruh yang telah

dibuat bersama tersebut.

Langkah VII: Evaluasi

Dilakukan oleh bidan adalah:

a. Melakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah

diberikan, yang mencakup pemenuhan kebutuhan, untuk

menilai apakah sudah benar-benar terlaksana atau penuhi

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 101: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

113

sesuai dengan kebutuhan yang telah teridentifikasi dalam

masalah dan diagnosis.

b. Mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak

efektif untuk mengetahui mengapa proses manajemen ini

tidak efektif (Mangkuji, Betty 2012; h:2-6).

C. Standar Asuhan Kebidanan

Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses

pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai

dengan wewenang dan ruang lingkup prakteknya bedasarkan ilmu atau

kiat kebidanan. Mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa dan atau

masalah kebidanan, perencanaa, implementasi, evaluasi, dan pencatatan

asuhan kebidanan.

1. Standar I : Pengkajian

Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan

dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi

klien meliputi :

a. Data tepat, akurat dan lengkap

b. Terdiri dari Data Subjektif (hasil anamnesa: biodata, keluhan,

riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan latar belakang sosial

budaya)

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 102: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

114

c. Data Objektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologis dan

pemeriksaan penunjang)

2. Standar II :Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan

Bidan menganalisa data yang diperolehpada pengkajian,

mengiterpretasikannya secara akurat dan logis untuk menegakkan

diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat.

Meliputi :

a. Diagnosa sesuai dengan nomenklatur Kebidanan

b. Masalah dirumuskan dengan kodisi klien

c. Dapat diselesaikan dengan Asuhan Kebidanan secara mandiri,

kolaborasi, dan rujukan

3. Standar III : Perencanaan

Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan

diagnosa dan masalah yang ditegakkan.

Meliputi :

b. Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan

kondisi klien, tindakan segera, tindakan antisipasi, dan asuhan

secara komprehensif

c. Melibatkan klien/pasien dan atau keluargan

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 103: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

115

d. Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya

klien/keluarga

e. Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan

klien berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa

asuhan yang diberikan bermanfaat untuk klien.

f. Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku,

sumber daya serta fasilitas yang ada.

4. Standar IV : Implementasi

Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara

komprehesif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based

kepada klien/pasien, dalam bentuk upaya promotif, preventif,

kuratif dan rehabiliitatif. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi

dan rujukan.

Meliputi :

a. Memperhatikan keunikan klien sebagai makluk bio-psiko-

spiritual-kultural

b. Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari

klien dan atau keluarganya (inform consent)

c. Melaksanakan tindakan asuan kebidanan berdasarkakn

evidence based

d. Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 104: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

116

e. Menjaga privacy klien/pasien

f. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi

g. Mengikuti perkembangan kondisi klien secra

berkesinambungan

h. Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan

sesuai

i. Melakukan tindakan sesuai standar

j. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan

5. Standar V : Evaluasi

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan

berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang

sudah diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi

pasien.

Meliputi :

a. Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan

asuhan sesuai kondisi klien

b. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien

dan/keluarga

c. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar indak lanjuti

d. Hasil valuasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi

klien/pasien

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 105: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

117

6. Standar VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan

Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, lengkap

dan jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan

dalam memberikan asuhan kebidanan.

Meliputi :

a. Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan

pada formulir ang tersedia (Rekam Medis/KMS,Status

Pasien/buku KIA)

b. Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP

c. S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa

d. O adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan

e. A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah

kebidanan.

f. P adalah Penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan

Penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan

antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif;

penyuluhan, kolaborasi, evaluasi/follow up, dan rujukan

Kepmenkes RI Nomor 938/Menkes/SK/VIII/2007

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 106: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

118

C. Aspek Hukum

1. Landasan hukum kewenangan bidan

Berdasarkan PEMENKES RI nomor 28/MENKES/PER/V/2017

tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.

Kewenangan

Pasal 18 Dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan, Bidan memiliki

kewenangan untuk memberikan:

a) Pelayanan kesehatan ibu;

b) pelayanan kesehatan anak; dan

c) Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.

Pasal 19

(1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf a

diberikan pada masa sebelum hamil, masa hamil, masa persalinan, masa

nifas, masa menyusui, dan masa antara dua kehamilan.

(2) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi

pelayanan:

b. Konseling pada masa sebelum hamil;

c. Antenatal pada kehamilan normal;

d. Persalinan normal;

e. Ibu nifas normal;

f. Ibu menyusui; dan

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 107: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

119

g. Konseling pada masa antara dua kehamilan.

(3) Dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud

pada ayat (2), Bidan berwenang melakukan:

a. episiotomi;

b. pertolongan persalinan normal;

c. penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II;

d. penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan;

e. pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil;

f. pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas;

g. fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air susu ibu

eksklusif;

h. pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan

postpartum;

i. penyuluhan dan konseling;

j. bimbingan pada kelompok ibu hamil; dan

k. pemberian surat keterangan kehamilan dan kelahiran.

2. Standar Kompetensi Bidan

Diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor:369/MENKES/SK/III/2007 hal 15

Kompetensi ke 1 Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 108: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

120

keterampilan dan ilmu - ilmu sosial, kesehatan

masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari

asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya,

untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.

Kompetensi ke 2 Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,

pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap

budaya dan pelayanan menyeluruh dimasyarakat

dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan

keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan

kesiapan menjadi orang tua.

Kompetensi ke 3 Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi

untuk mengoptimalkan kesehatan selama

kehamilan yang meliputi: deteksi dini, pengobatan

atau rujukan dari komplikasi tertentu.

Kompetensi ke 4 Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,

tanggap terhadap kebudayaan setempat selama

persalinan, memimpin selama persalinan yang

bersih dan aman, menangani situasi kegawat

daruratan tertentu untuk mengoptimalkan

kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir.

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 109: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjaun Teori 1. Kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati BAB II.pdfperiode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya

121

Kompetensi ke 5 Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan

menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap

terhadap budaya setempat.

Kompetensi ke 6 Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,

komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai

dengan 1 bulan.

Kompetensi ke 7 Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,

komprehensif pada bayi dan balita sehat (1 bulan–

5 bulan).

Kompetensi ke 8 Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi

dan komprehensif pada keluarga, kelompok dan

masyarakat sesuai dengan budaya setempat.

Kompetensi ke 9 Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita atau

ibu dengan gangguan sistem reproduksi.

(KEPMENKES RI, 2008; h:14).

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018