makalah terahir

16
MENGAJARKAN STRATEGI-STARTEGI BELAJAR DAN PENGELOLAAN TUGAS Di susun oleh : Anggota kelompok 4 1. ANDRIYANI HASTUTI (E1Q 012 006) 2. FEBRI SUSANTI (E1Q 012 012) 3. MEI LINA WULANDARI (E1Q 012 027) 4. PUJIATI (E1Q 012 041) 5. SHANDY DWIRAHAYU PUTRI (E1Q 012 055) 6. SYAMSUL HAKIM (E1Q 012063) 7. ENY ANANDA HANDIANI (E1Q 013 010) 8. LALU MUHAMMAD NURWA (E1Q 013 022) 9. LALU RAUH AGUNG HARIADI (E1Q 013 023) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2014

Upload: santy-yong-ji-byung

Post on 23-Nov-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    MENGAJARKAN STRATEGI-STARTEGI BELAJAR

    DAN PENGELOLAAN TUGAS

    Di susun oleh :

    Anggota kelompok 4

    1. ANDRIYANI HASTUTI (E1Q 012 006)

    2. FEBRI SUSANTI (E1Q 012 012)

    3. MEI LINA WULANDARI (E1Q 012 027)

    4. PUJIATI (E1Q 012 041)

    5. SHANDY DWIRAHAYU PUTRI (E1Q 012 055)

    6. SYAMSUL HAKIM (E1Q 012063)

    7. ENY ANANDA HANDIANI (E1Q 013 010)

    8. LALU MUHAMMAD NURWA (E1Q 013 022)

    9. LALU RAUH AGUNG HARIADI (E1Q 013 023)

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS MATARAM

    2014

  • 2

    KATA PENGANTAR

    Segala puji syukur bagi Allah SWT Tuhan semesta alam. Sholawat serta salam semoga

    senantiasa selalu terlimpah kepada Rasulullah SAW. Penulis bersyukur kapada ilahi rabbi yang

    telah memberikan hidayah serta taufik-Nya kepada penulis sehingga makalah yang berjudul

    Mengajarkan Strategi-Startegi Belajar Dan Pengelolaan Tugas dapat terselesaikan dengan

    baik dan lancar.

    Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah (BP) Belajar dan Pembelajaran I

    dan selanjutnya akan didiskusikan didepan kelas. Penulis menyadari bahwa makalah yang penulis

    susun ini masih banyak kekurangan. Karena makalah ini disusun dan diselesaikan berdasarkan

    kemampuan penulis. Penulis sangat mengaharapkan kritik dan saran dari para pembaca, yang

    tentunya merupakan masukan yang bersifat menbangun dan menyempurnakan makalah ini,

    demikan makalah ini dibuat, semoga dapat menyempurnakan pengetahuan bagi para pembaca

    sekalian.

    Penulis

    Selasa ,10 Juni 2014

  • 3

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL

    KATA PENGANTAR ...........................................................................................2

    DAFTAR ISI..........................................................................................................3

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah........................................................................4

    B. Rumusan Masalah.................................................................................5

    C. Tujuan Penulisan...................................................................................5

    BAB II PEMBAHASAN

    Mengajarkan Strategi-Stategi Belajar

    1. Pemilihan Strategi-Strategi Belajar Untuk Mengajar..........................6

    2. Pemilihan Suatu Pendekatan Pengajaran............................................6

    3. Pengajaran Langsung..........................................................................6

    4. Pengajaran Terbalik.............................................................................7

    Lingkungan Pembelajaran Dan Pengelolaan

    1. Penciptaan Lingkungan Pembelajaran Yang Kaya..............................8

    2. Penekanan Pentingnya Belajar Dengan Pengendalian Diri Sendiri.....8

    3. Penggunaan Piranti Pemeroleh-Perhatian.............................................9

    4. Pengelolaan Pekerjaan Kelas, Pekerjaan Rumah Dan Tugas Lain......10

    5. Petunjuk-Petunjuk Umum Dalam Pemberian Tugas...........................13

    BAB III PENUTUP

    A. Kesimpulan.......................................................................................15

    DAFTAR PUSTAKA

  • 4

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kita dapat menanyakan mengapa memasukkan suatu bahasan tentang startegi-

    startegi belajar dalam sebuah buku tentang pengajaran ? Salah satu jawaban terhadap

    pertanyaan yang diberikan beberapa waktu yang lalu oleh Claire Weinstein dan Richard

    Meyer (1986) pada saat mereka menulis pengajaran yang baik meliputi mengajarkan

    siswa bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana berfikir, dan bagaimana

    memotivasi diri mereka sendiri(h. 135).

    Banyak pendidik setuju dengan Weinstein dan Meyer bahwa mengajarkan siswa

    bagaimana belajar merupakan suatu tujuan pendidikan yang sangat penting dan

    merupakan tujuan utama. Mereka juga mengakui bahwa para pendidik tidak selalu

    melaksanakan dengan baik tugas untuk mewujudkan tujuan ini. Norman (1980)

    memerikan kelemahan guru dalam tugas ini, dan dia menghimbau untuk menyediakan

    lebih banyak waktu untuk mengajari siswa bagaimana belajar.

    Merupakan hal yang aneh apabila kita mengharapkan siswa belajar namun jarang

    mengajarkan mereka tentang belajar. Kita mengharapkan siswa untuk memecahkan

    masalah namun jarang mengajarkan mereka tentang pemecahan masalah. Dan, sama

    halnya kita kadang-kadang meminta siswa mengingat sejumlah besar bahan ajar namun

    jarang mengajarkan mereka seni menghafal. Sekarang tibalah saatnya kita membenahi

    kelemahan kita tersebut, tiba waktunya kita mengembangkan ilmu terapan tentang

    belajar dan pemecahan masalah. Kita perlu mengembangkan prinsip-prinsip umum

    tentang bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana memecahkan masalah

    dan kemudian mengemasnya dalam bentuk pelajaran yang siap diterapkan, dan

    kemudian memasukkan metode-metode ini dalam kurikulum.(Weinstein dan Meyer, h.

    135).

    Alur berfikir Norman diatas mengandung pengertian yang mendalam dan

    memberikan argumen kuat untuk pentingnya pengajaran strategi. Pengajaran strategi

    berlandaskan pada dalil bahwa keberhasilan siswa, sebagian besar bergantung pada

    kemahiran untuk belajar secara mandiri dan memonitor belajar mereka sendiri. Ini

    menjadikan strategi-strategi mutlak diajarkan kepada siswa secara tersendiri, mulai dari

    kelas-kelas rendah sekolah dasar dan terus berlanjut sampai ke sekolah menengah dan

  • 5

    pendidikan tinggi. Siswa harus belajar tentang berbagai macam strategi yang ada dan

    bagaimana menggunakan strategi-strategi itu dengan benar.

    B. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana memilih strategi-strategi belajar untuk mengajar ?

    2. Bagaimana memilih suatu pendekatan pengajaran ?

    3. Apa yang dimaksud dengan pengajaran langsung ?

    4. Apa yang dimaksud dengan pengajaran terbalik?

    5. Bagaimana menciptakan lingkungan pembelajaran yang kaya?

    6. Bagaimana menekankan pentingnya belajar dengan pengendalian diri sendiri?

    7. Bagaimana menggunakan piranti pemeroleh perhatian ?

    8. Bagaimana cara mengelola pekerjaan kelas, pekerjaan rumah dan tugas yang lain?

    9. Apa saja petunjuk umum dalam pemberian tugas ?

    C. Tujuan Penulisan

    1. Mengetahui cara memilih strategi-strategi belajar untuk mengajar

    2. Mengetahui cara memilih suatu pendekatan pengajaran

    3. Mengetahui pengertian(definisi) dari pengajaran langsung

    4. Mengetahui pengrtian(definisi) dari pengajaran terbalik

    5. Mengetahui cara menciptakan lingkungan pembelajaran yang kaya

    6. Mengetahui cara menekankan pentingnya belajar dengan pengendalian diri sendiri

    7. Mengetahui cara menggunakan piranti pemeroleh perhatian

    8. Mengetahui cara mengelola pekerjaan kelas, pekerjaan rumah dan tugas yang lain

    9. Mengetahui petunjuk umum dalam pemberian tugas

  • 6

    BAB II

    PEMBAHASAN

    MENGAJARKAN STRATEGI-STATEGI BELAJAR

    Sesungguhnya, keberhasilan siswa di sekolah, sebagian besar terletak pada

    kemampuannya belajar secara mandiri dan memonitor belajar mereka sendiri. Hal ini

    membuat strategi-strategi belajar yang dibahas terdahulu penting sekali diperkenalkan

    kepada siswa seawal mungkin mulai dari sekolah dasar dan berlanjut ke sekolah

    menengah dan pendidikan tinggi.

    1. Pemilihan Strategi-Strategi Belajar Untuk Mengajar

    Penggunaan strategi strategi belajar secara efektif memerlukan pengetahuan

    deklaratif, prosedural, dan kondisional. Pengetahuan dekslaratif tentang strategi strategi

    termasuk juga bagaimana strategi itu didefinisikan sebagai minsal, siswa perlu

    mengetahui apakah catatan matriks itu dan mengapa mengapa jenis pembuatan catatan itu

    lebih efektif dalam mempelajari informasi yanng berbentuk teks .Pengetahuan prosedural

    siaswa juga memerlukan pengetahuan sehingga sehingga mereka dapat menggunakan

    berbgai macam strategi belajar secsrs efektif . Mengetahuai apakah peta konsep mungkin

    merupakan pengetahuan deksklaratif penting , namun pengetahuan itu tidaklah berguna

    kecuali siswa benar- benar dapat membuat suatu peta konsep.Akhirnya, pengetahuan

    kondisional dibutuhkan seingga siswa mengetahuhi kapan dan bagaimana menggunakan

    strategi tertentu .Sebagai contoh catatan matriks , sebagai misal, siswa perlu mengetahui

    kapan waktunya penting membuat catatan matriks dan kapan menggaris bawahi.

    2. Pemilihan Suatu Pendekatan Pengajaran

    Proses mengajarkan siswa strategi-startegi belajar telah diteliti secara mendalam(

    Palinscar & Brown , 1989; Pressley et al., 1989, 1991 ). Dua pendekatan pengajaran utama

    yaitu pengajaran langsung dan pengajaran terbalik.

    3. Pengajaran Langsung

    Pengajaran secara langsung juga dapat dikatakan sebagai model, dimana model ini

    menghendaki guru memberikan informasi latar belakang, mendemonstrasikan

    keterampilan yang di ajarkan, dan kemudian menyediakan waktu bagi siswa untuk

    latihan keterampilan tersebut dan siswa menerima umpan balik, tentang bagaimana

  • 7

    pelajaran yang mereka pelajari atau memberikan siswa suatu kesempatan untuk

    menggunakan strategi strategi secara mandiri dan kemudian mengevaluasi keberhasilan

    mereka dengan tugas tugas latihan yang di berikan oleh guru.

    Tabel Urutan Topik Pelajaran Dan Kegiatan Untuk Latihan Strategi Elaborasi

    Menggunakan Pengajaran Langsung

    Hari Topik Kegiatan

    Hari 1 Apakah yang di maksud elaborasi Penjelasan dan latihan

    terbimbing

    Hari 2 Mengapa menggunaka elaborasi Penjelasan dan latihan

    terbimbing

    Hari 3-4 Elaborasi yang baik menghasilkan

    banyak informasi

    Penjelasan dan latihan

    terbimbing

    Hari 5-6 Elaborasi yang baik

    mengorganisasiakan informasi

    Penjelasan dan latihan

    terbimbing

    Hari7- 8 Kapan mengelaboarsi dan kapan

    menggingat

    Penjelasan dan latihan

    terbimbing

    Hari 9-10 Latihan dalam menentukan

    mengelaborasikan atau menghapal

    pelajaran

    Latihan mandiri

    4. Pengajaran Terbalik

    Pengajaran terbalik atau reciprocal teaching, pengajaran in lebih menghendaki guru

    menjadi model dan pembantu dari pada penyaji proses pebelajaran. Menurut Ann Brown

    dan Annemarie Paliscar (1985) guru dapat mengajarkan siswa keterampilan

    keterampilan kongnitif penting dengan menciptakan pengalaman pengalaman penting

    dengan menciptakan pengalaman belajar, pada kesempatan itu mereka memodelkan

    perilaku tertentu dan kemudian membantu siswa megembangkan keterampilan tersebut.

    Dengan menggunakan pengajaran terbalik, siswa diajarkan empat strategi pemahaman

    pengaturan-diri spesifik, yaitu perangkuman, pengajuan pertanyaan, pengklarifikasian, dan

    peramalan. Untuk mempelajari strategi-strategi ini, guru dan siswa membaca bacaan yang

  • 8

    ditugaskan dalam kelompok-kelompok kecil, dan guru memodelkan empat keterampilan

    keterampilan tersebut (merangkum bacaan, mengajukan pertanyaan, mengklarifikasi poin-

    poin yang sulit, dan meramalkan tulisan pada bagian berikutnya). Pada saat pelajaran

    berjalan, situasinya terbalik, yaitu siswa mengambil giliran melaksanakan peran guru dan

    memimpin diskusi untuk kelompok terseut. Sementara salah seorang siswa berperan

    sebagai guru. Guru memberikan dukunganumpan balik dan semangat ketika siswa belajar

    strategi-strategi tersebut dan membantu mereka saling mengajar satu sama lain.

    Contoh tentang bagaimana mengajarkan strategi bertanya berikut ini.

    T: Pertanyaan seperti apakah yang merupakan suatu pertanyaan yang baik tentang pesawat

    bisa terbang yang diawali kata mengapa?

    S: (tidak ada jawaban)

    T: Bagaimana kalau, Mengapa dinamakan pasawat terbang?

    atau

    T: Itu bagus. Lanjutkan terus.

    Berikut ini adalah sebuah contoh mengajarkan strategi merangkum.

    T: itu merupakan suatu kerja baik Ken, namun saya berpikir mungkin ada sesuatu yang

    perlu ditambahkan dalam rangkuman kita. Ada lebih banyak informasi yang menurut

    pendapat saya yang perlu kita masukkan. Alinea ini hampir seluruhnya tentang apa?

    S: Metode ketiga dari penguapan semu. (diadaptasi dari Palinscar & Brown, 1985).

    Pada saat dialog seperti ini berlanjut, diharapkan bahwa siswa di dalam kelompok

    tersebut semakin lama akan mengambil lebih banyak tanggung jawab pengajaran dengan

    memberikan petunjuk dan memicu satu sama lain. Meskipun guru tetap guru tetap tinggal

    dalam kelompok tersebut, ia terutama berperan sebagai mediator, model dan pelatih,

    memberikan apa yang disebut Vigotsky scaffolding. Guru tersebut menumbuhkan

    pembelajaran pengendalian dengan cara setahap demi setahap menggeser tanggung jawab

    pengajaran kepada siswa dan tetap tinggal bersama siswa untuk membantu mereka

    memonitor berfikir dan strategi yang digunakan.

    LINGKUNGAN PEMBELAJARAN DAN PENGELOLAAN

    Seperti halnya dengan setiap kegiatan pengajaran, memerlukan penciptaan dan

    pengelolaan suatu lingkungan belajar yang akan mempasilitasi tujua-tujuan pengajaran

    strategi, khususnya pembentukan pembelajaran mandiri atau pembelajaran yang mampu

  • 9

    mengatur diri-sendiri. Ini memerlukan penciptaan fisik yang kaya dengan rangsangan

    sensoris dan suatu lingkungan sosial bagaimana pentingnya untuk belajar berkomunikasi

    secara jelas dan penuh semangat kepada siswa. Guru perlu mengajarkan strategi-strategi

    belajar sangat penting secara sangat jelas kepada siswa mereka dan membantu siswa

    menggunakan strategi-strategi tersebut secara efektif. Akhirnya, siswa harus dijaga tetap

    bertanggung-jawab untuk ketuntasan dan penggunaan strategi-strategi tersebut seperti saat

    mereka sedang mempelajari pengetahuan dan keterampilan-keterampilan penting lainnya.

    1. Penciptaan Lingkungan Pembelajaran Yang Kaya

    Suatu lingkungan yang kaya meningkatkan pembelajaran mandiri dan mengatur diri-

    sendiri. Papan bulletin peragaan yang menarik menyebabkan munculnya keingintahuan

    dan cocok sebagai motivator intuk penyelidikan mandiri. Lingkungan fisik tersebut

    seharusnya juga mengkomunikasikan dengan jelas kepada siswa pentingnya guru-guru

    meningkatkan pembelajaran mandiri. Guru yang efektif mewujudkan tujuan ini dengan

    memperagakan hasil karya siswa dan mendorong siswa untuk memperagakan karya

    mereka sendiri pada saat mereka berpendapat mereka telah melakukan suatu pekerjaan

    dengan baik. Penciptaan pusat-pusat pembelajaran bagi siswa-siswa yang baru menginjak

    usia anak-anak dan penyediaan banyak kesempatan bagi siswa-siswa yang telah

    menginjak usia lebih dewasa untuk membantu pilihan juga menunjukkan bahawa guru

    menghargai kemandirian, belajar dengan pengendalian diri-sendiri. Menyediakan sejumlah

    besar bahan dan pasokan yang dapat diakses bagi kebutuhan siswa juga bermanfaat.

    2. Penekanan Pentingnya Belajar Dengan Pengendalian Diri Sendiri

    Lingkungan fisik memberi penekanan pentingnya guru-guru meningkatkan belajar

    dengan pengendalian diri-sendiri. Demikian pula apa yang diucapkan dan dilakukan

    guru.guru yang efektif tidak henti-hentinya mengingatkan siswa bahwa pelajaran

    kebanyakan memiliki dua tujuan : perolehan isi atau keterampilan yang diajarkan dan

    penguasaan strategi- strategi kognitif dan metakognitif yang dibutuhkan untuk

    menyelesaikan tugas pembelajaran. Guru hendaknya mengkomunikasikan kepada siswa

    manfaat yang diperoleh dari belajar dengan pengendalian diri sendiri dan mendorong

    seluruh siswa menjadi pebelajar yang mandiri. apabila mungkin, guru hendaknya

    memperbolehkan siswa menjalankan kelas mereka sendiri, terlibat dalam kegiatan

    penutoran sebaya, dan melaksanakan kegiatan-kegiatan lain yang memerlukan tindakan

    mandiri.

  • 10

    3. Penggunaan Piranti Pemeroleh-Perhatian

    Suatu masalah yang terus menerus dihadapi seluruh guru dalam banyak seting adalah

    bagaimana mendapat perhatian siswa-siswi mereka. Akal sehat mengatakan kepada kita

    bahwa perhatian adalah penting, karena kecuali siswa menaruh perhatian, dapat terjadi

    sedikit pembelajaran. Perhatian juga penting ditinjau dari pandangan teoritik strategi-

    strategi pembelajaran. Seperti yang dibahas pada materi terdahulu, informasi masuk

    memory jangka pandek siswa melalui salah satu indera. sementara itu memori jangka

    pendek sangat terbatas, dan banyak rangsangan bersaing untuk mendapatkan perhatian

    individu. Oleh karena itu penting untuk mengupayakan pebelajar memusatkan perhatian

    pada rangsangan tertentu dan menyisihkan yang lain. Guru efektif menggunakan berbagai

    macam strategi untuk menarik dan mempertahankan perhatian siswa mereka.

    Perkembangan perhatian untuk suatu pelajaran, merupakan suatu cara guru menarik

    perhatian siswa-siswi mereka. Kegiatan pembangkitan perhatian diawal pelajaran

    membantu siswa melupakan dari benak mereka hal-hal lain yang telah mereka lakukan-

    pergantian guru di sekolah menengah, pergantian pelajaran di sekolah dasar, dan istirahat-

    dan mulai proses mengikuti pelajaran berikutnya. Guru juga menggunakan piranti

    perolehan perhatian lain sebagai sarana untuk membantu siswa siap mengajukan

    pertanyaan-pertanyaan atau menghubunngkan dengan suatu anekdot untuk memancing

    minat dan untuk mengaktifkan dan memanggil kembali informasi yang relevan dari

    memori jangka panjang.

    Disamping itu, guru memikirkan cara-cara untuk membangkitkan keingin tahuan

    siswa dan merangsang seluruh indera mereka, termasuk meraba, mengecap, dan membau.

    Guru efektif mengetahui bahwa meminta anak meraba seekor kelinci pada awal suatu

    pelajaran tentang mamalia merupakan tindakan-tindakan yang kemungkinan besar

    menarik perhatian hampir seluruh siswa. Peragaan visual, demonstrasi, dan cerita-cerita

    menarik merupakan contoh lain tentang teknik-teknik yang dapat digunakan untuk

    memperoleh perhatian siswa dalam memeprsiapkan mereka mengikuti suatu pelajaran.

    4. Pengelolaan Pekerjaan Kelas, Pekerjaan Rumah Dan Tugas Lain

    Mengajarkan siswa strategi-strategi belajar merupakan suatu cara pemberdayaan

    mereka untuk belajar dengan pengendalian diri sendiri. Meskipun demikian hendaknya

    diingat bahwa seperti halnya seluruh bentuk pembelajaran, perolehan strategi-strategi

  • 11

    belajar memerlukan latihan dalam hal ini latihan mandiri dalam bentuk pekerjaan

    kelasatau seatwork dan pekerjaan rumah. Jumlah waktu siswa diminta untuk bekerja

    secara mandiri adalah cukup banyak. Siswa usia anak-anak diharapkan menggunakan

    sekitar 15 sampai 30 menit setiap petang untuk pekerjaan rumah. Tiga puluh sampai 60

    menit tiap kelas merupakan tugas pekerjaan rumah yang normal untuk siswa-siswa usia

    lebih dewasa.

    Karena begitu banyak waktu siswa dihabiskan dalam kegiatan belajar mandiri maka

    sangat penting agar tugas pekerjaan kelas, dan pekerjaan rumah meningkatkan tujuan-

    tujuan pembelajaran dengan pengendalian diri sendiri. Demikian juga siswa seharusnya

    menyikapai tugas-tugas mereka lebih sekedar mengerjakan tugas-tugas tersebut. Uraian

    berikut ini membahas bagaimana guru dapat menyusun dan mengelola bentuk-bentuk

    pembelajaran sekolah yang penting ini.

    Pekerjaan Kelas

    Pekerjaan kelas merupakan alat pengajaran yang memberikan siswa kesempatan

    latihan dan menerapkannya di sekolah. Pekerjaan kelas juga berguna sebagai suatu

    maksud pengelolaan, karena pekerjaan kelas merupakan suatu sarana untuk menjaga siswa

    terus terlibat dan sibuk. Tanpa memperdulikan maksud itu, sangat penting agar pekerjaan

    kelas disusun sedemikian rupa sehingga siswa tetap akan terlibat sehingga hasil

    pembelajaran mengalami tingkat keberhasilan tinggi, dan siwa menjadi pembelajar

    mandiri dan efektif.

    Suatu keuntungan bahwa begitu banyak penelitian yang telah dilakukan pada topic

    pekerjaan kelas yang menawarkan sejumlah panduan dan rekomendasi. Temuan dari

    sejumlah penelitian tersebut dirangkum dalam panduan seperti berikut (Emmer dkk,

    1994; Weinstein & Wingnano, 1992).

    1. Pekerjaan kelas paling cocok untuk latihan bahan-bahan yang sebelumnya telah

    diajarkan untuk sustu pelajaran yang akan segera diberikan. Pekerjaan kelas bukan

    merupakan cara efektif untuk belajar materi baru yang belum diajarkan.

    2. Agar pekerjaan kelas efektif, adalah penting akan tersedianya bahan-bahan yang

    cukup.

    3. Siswa perlu diyakinkan bahwa suatu tugas pekerjaan kelas memiliki manfaat nyata,

    bahwa pekerjaan kelas lebih dari sekedar membuat sibuk bekerja yang tujuannya

    mendapatkan jawaban yang benar.

  • 12

    4. Siswa memerlukan instruksi yang jelas tentang apa yang harus mereka lakukan dan

    bagaimana mereka melakukannya . strategi-strategi kognitif yang berhubungan

    dengan penyelesaian tugas belajar tersebut hendaknya dijelaskan.

    5. Penting bagi guru untuk memonitor kemajuan siswa pada tugas-tugas pekerjaan kelas

    dan memastikan mereka menyelesaikan tugas-tugas tersebut dengan benar.

    Pekerjaan kelas menghendaki siswa bekerja dengan kecepatannya sendiri. Mereka

    tidak mendapatkan banyak manfaat atas arahan guru mereka dan arahan meminta mereka

    tetap dalam tugas. Konsekwensinya, selama pekerjaan kelas tidak menutup kemungkinan

    bagi siswa unuk melamun, berbicara dengan teman di sampingnya, atau sama sekali tidak

    mengerjakan tugas tersebut.

    Pengelolaan pekerjaan kelas yang efektif harus disertai dengan aturan-aturan yang

    harus diikuti. Sebagai contoh, seorang guru perlu menentukan kapan boleh berbicara dan

    kapan tidak boleh. Jika guru sedang menggunakan pekerjaan kelas untuk menjaga agar

    siswa tetap sibuk sehingga ia dapat menangani kelompok tertentu, maka yang terbaik

    umumnya adalah melarang berbicara antara sesame siswa yang sedang bekerja secara

    mandiri. Sebaliknya, apabila apabila siswa-siswa mengerjakan suatu tugas dalam

    kelompok-kelompok kooperatif, justru mereka diharapkan untuk berbicara atau berdiskusi.

    Pekerjaan rumah

    Pekerjaan rumah dianggap penting kerena banyak pendidik dan orang tua yakin

    pekerjaan rumah merupakan sarana yang efektif untuk menambah waktu belajar untuk

    meningkatkan hasil belajar. Sementara itu, hasil penelitian tentang hal tersebut masih

    belum jelas. Pada saat Hariss Cooper (1989) menelaah ulang penelitian tentang pengaruh

    pengaruh pekerjaan rumah , antara lain ia menentukan temuan berikut:

    Pengaruh pekerjaan rumah pada hasil belajar paling besar untuk siswa sekolah

    menegah atas. Kurang kuat namun masih positif untuk siswa sekolah menengah

    pertama, dan tidak ada pengaruh pada kelas- kelas tinggi sekolah dasar

    Pekerjaan rumah yang berhubungan dengan pembelajaran sederhana lebih efektif

    dari pada yang berhubungan dengan tuggas tugas kompleks.

    Pekerjaan rumah yang di fokuskan pada latihan isi yang di ajarkan sebelumnya atau

    persiapan untuk pelajaran pelajaran yang segera di berikan lebih efektif daripada

    pekerjaan rumah yang berhubungan dengan materi baru.

  • 13

    Penelitian ini mengukakan bahwa sementara pekerjaan rumah mungkin berguna bagi

    sebagian siswa. Pekerjaan rumah ini hendaknya tidak dipandang sebagai suatu pemecahan

    atas keterbatasan waktu yang dirasakan guru pada jam sekolah. Demikian juga pekerjaan

    rumah tidak diberikan asal-asalan dengan tanpa perencanaan. Brikut ini beberap panduan

    panduan umum untuk tugas pekerjaan rumah.

    Guru hendaknya memberikan pekerjaan rumah sedemikain rupa sehingga siswa dapat

    mengerjakan dengan berhasil . Pekerjaan rumah hendaknya tidak mencakup

    kelanjutan pengajaran tetapi lebih merupakan lanjutan latihan dari bahan yang di

    peroleh atau persiapan untuk pelajaran hari- hari berikutnya.

    Guru hendaknya menekankan bahwa pekerjaan rumah merupakan suatu kesempatan

    untuk melatih dan monitor.

    Orang tua seharusnya di informasikan tentang tingkat keterlibatan yang di harapkan

    dari mereka.

    Guru harus memberikan umpan balik pada pekerjaan rumah. Banyak guru sekedar

    memeriksa untuk mengetahuai apakah pekerjaan rumah itu di kerjakan .

    5. Petunjuk- Petunjuk Umum Dalam Pemberian Tugas

    Tidak memandang apakah suatu tugas harus di kerjakan sebagai pekerjaan kelas atau

    pekerjaan rumah, empat prinsif berikut ini akan membantu siswa dalam perjalan mereka

    menjadi pebelajaran mandiri yang efektif.

    1. Membuat tugas bermakna, Jelas, dan Menantang

    Salah satu tantangan yang paling sukar yang dihadapi guru ketika memberikan

    pekerjaan kelas atau pekerjaan rumah adalah menjaga siswa tetap terlibat. Untuk

    mempertahankan keterlibatan siswa hendaknya guru memperhatikan beberapa hal:

    Pertama-tama, pekerjaan yang ditugaskan untuk dikerjakan secara mandiri bermakna

    dan memiliki tujuan jelas. Siswa perlu mengetahui apa yang harus dikerjakan,

    mengapa mereka mengerjakan pekerjaan itu, dan apa yang dibutuhkan. Linda

    Andeson (1985) menunjukkan bahwa guru jarang menaruh perhatian pada tujuan

    pekerjaan kelas atau strategi belajar. Sebaliknya guru menekankan pada arahan

    procedural. Sebagai contoh guru dapat menghabiskan waktu banyak menjelaskan

    kepada siswa di mana menulis nama di kertas atau bagaimana menyusun jawabannya.

  • 14

    Guru hendaknya mempertimbangkan hal itu secara seksama dan menjelaskannya

    kepada siswa.

    2. Menganekaragamkan Tugas- tugas

    Keanekaragaman menambah daya tarik tugas kelas dan rumah. Siswa

    kemungkinan besar tetap terlibat dan mengerjakan tugas mereka lebih bervariasi dan

    menarik daripada rutin tapi monoton.

    3. Menaruh Perhatian pada Tingkat Kesulitan

    Apabila siswa diharapkan untuk bekerja secara mandiri, tugas tersebut

    seharusnya memiliki tingkat kesulitan yang menjamin memilki tingkat keberhasilan

    tinggi.

    4. Memonitor kemajuan siswa

    Pemonitoran hendaknya meliputi pengecekan untuk apakah siswa memahami

    tugas mereka. Pemonitoran ini juga termasuk pengecekan pekerjaan siswa dan

    memberikan umpan-balik. Guru hendaknya menyediakan waktu 5 sampai 10 menit

    untuk berkeliling di antara siswa untuk memastikan mereka memahami tugas tersebut.

    Meskipun mengoreksi menghabiskan waktu, adalah penting hasil pekerjaan siswa

    untuk dikoreksi dan memberinya umpan-balik.

  • 15

    BAB III

    PENUTUP

    1. Kesimpulan

    Pengajaran yang baik meliputi mengajar siswa bagaimana belajar atas

    kemampuannya sendiri, yaitu mengajarkan bagaimana mengingat, bagaimana

    berfikir, bagaimana memotivasi diri sendiri, bagaimana menjadi siswa yang dapat

    mengendalikan diri sendiri.

    Tujuan utama pengajaran strategi adalah untuk menghasilkan pebelajar yang dapat

    mengendalikan diri-sendiri yang didefinisikan sebagai individu yang dapat : (1)

    secara teliti mendiagnose suatu situasi pebelajaran tertentu (2) memilih suatu

    strategi belajar untuk memecahkan suatu masalah belajar yang dihadapi (3)

    memonitor keefektifan strategi tersebut dan (4) cukup termotivasi untuk terlibat

    dalam situasi pembelajaran sampai pembelajaran itu tuntas.

  • 16

    DAFTAR PUSTAKA

    Blaustein, D., Butler, L., Mathias, W., Hixson, B. 1999. Lesson Plan, Science, An

    Introduction to the life, Earth, and Physical Sciences . New York : Glencoe/McGraw-

    Hill.

    McLaughlin, Charles W . & Thompson, Marilyn. 1997. Lesson Plan, Physical Science . New

    York : Glencoe/McGraw-Hill.