bab ii tinjauan pustaka -...
TRANSCRIPT
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Air
Air adalah semua air baik air minum maupun air bersih yang berada
dari sumber air maupun di atas permukaan tanah tetapi tidak termasuk air
laut dan air fosil.1,2,5
Air bersih yaitu air yang memenuhi syarat kesehatan dan
dipergunakan untuk keperluan sehari-hari tetapi tidak dapat langsung
diminum sebelum dimasak.2
Air baku untuk keperluan air minum rumah tangga baik berasal dari
sumber air permukaan, cekungan air tanah atau air hujan yang memenuhi
baku mutu tertentu dipergunakan sebagai air baku untuk air minum.13
1. Sumber Air
Sumber air bersih di alam terdiri atas air laut, air atmosfir (air
metereologik), air permukaan, dan air tanah.4
a. Air Laut
Air laut mempunyai sifat asin, karena mengandung garam
NaCl. Tingginya kadar garam NaCl dalam air laut menimbulkan
air laut tidak memenuhi syarat untuk dijadikan sumber air
minum.3
b. Air Atmosfir, Air Meteriologik
Dalam kehidupan sehari-hari air ini dikenal sebagai air
hujan atau air angkasa. Biasanya air hujan atau air angkasa
terjadi pengotoran yang disebabkan oleh kotoran – kotoran debu
dan lain sebagainya, tetapi dalam keadaan murni sangat bersih.
Untuk menjadikan air hujan sebagai sumber air minum
hendaknya tidak menampung air hujan pada saat hujan baru
turun pertama kali, karena masih mengandung banyak kotoran.
Selain itu air hujan memiliki sifat agresif terutama terhadap
pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini
8
akan mempercepat terjadinya korosi (karatan). Disamping itu air
hujan ini mempunyai sifat lunak sehingga akan boros terhadap
pemakaian sabun.
c. Air Permukaan
Air permukaan seringkali merupakan sumber air yang
paling tercemar, baik karena kegiatan manusia, fauna, flora, dan
zat-zat lainnya. Air permukaan meliputi :
1) Air Sungai
Air sungai memiliki derajat pengotoran yang tinggi
sekali. Hal ini karena selama pengalirannnya mendapat
pengotoran, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu,
daun-daun, kotoran industri kota dan sebagainya. Oleh
karena itu dalam penggunaannya sebagai sumber air
bersih haruslah melalui suatu pengolahan yang sempurna.
2) Air Rawa
Kebanyakan air rawa berwarna kuning coklat yang
disebabkan oleh adanya zat – zat organis yang telah
membusuk, misalnya asam humus yang larut dalam air.
Dengan adanya pembusukan kadar zat organis yang tinggi
tersebut, maka umumnya kadar mangan (Mn) akan tinggi.
d. Air Tanah
Air tanah merupakan sebagian air hujan yang mencapai
permukaan bumi dan menyerap ke dalam lapisan tanah dan
menjadi air tanah. Sebelum mencapai lapisan tempat air tanah,
air hujan akan menembus beberapa lapisan tanah dan
menyebabkan terjadinya kesadahan pada air. Kesadahan pada
air ini akan menyebabkan air mengandung zat-zat mineral dalam
konsentrasi. Zat-zat mineral tersebut antara lain kalsium,
magnesium, dan logam berat seperti besi dan mangan.
9
1) Air Tanah Dangkal
Air tanah dangkal terjadi karena daya proses
peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur akan
tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga
air tanah akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat
kimia (garam-garam yang terlarut) karena melalui lapisan
tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia tertentu untuk
masing-masing lapisan tanah. Lapisan tanah di sini
berfungsi sebagai saringan.
Disamping penyaringan, pengotoran juga masih
terus berlangsung, terutama pada muka air yang dekat
dengan muka tanah, setelah menemui lapisan rapat air, air
yang akan terkumpul merupakan air tanah dangkal dimana
air tanah ini dimanfaatkan untuk sumber air minum
melalui sumur-sumur dangkal.
2) Air Tanah Dalam
Air tanah dalam dikenal juga dengan air artetis. Air
ini terdapat diantara dua lapisan kedap air. Lapisan
diantara dua lapisan kedap air tersebut disebut lapisan
akuifer. Lapisan tersebut banyak menampung air. Jika
lapisan kedap air retak, secara alami air akan keluar ke
permukaan. Air yang memancar ke permukaan disebut
mata air artetis. Pengambilan air tanah dalam, tak semudah
pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus digunakan bor
dan memasukkan pipa kedalamnya sehingga mencapai
suatu kedalaman (biasanya antara 100-300 m) akan
didapatkan suatu lapisan air.
3) Mata Air
Mata air merupakan air tanah yang keluar dengan
sendirinya ke permukaan tanah. Mata air yang berasal dari
tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim.
10
Kualitas maupun kuantitasnya biasanya relatif lebih baik
apabila dibandingkan dengan sumber air lainnya.
Berdasarkan keluarnya (munculnya ke permukaan tanah)
mata air dapat dibedakan atas :
a) Mata Air Rembesan, yaitu mata air yang airnya
keluar dari lereng-lereng,
b) Umbul, yaitu mata air dimana airnya keluar ke
permukaan pada suatu dataran.
2. Syarat-syarat air besih
Didalam penyediaan air bersih harus memenuhi beberapa
persyaratan utama. Persyaratan tersebut meliputi persyaratan
kualitatif, persyaratan kuantitatif, mudah didapat dan dicapai,
persyaratan kontinuitas,3 harga relatif murah dan dapat dijangkau oleh
setiap lapisan masyarakat.14
a. Persyaratan Kualitatif.
Persyaratan kualitatif menggambarkan mutu atau kualitas
dari air baku sebagai sumber air bersih. Persyaratan ini meliputi
persyaratan fisik, kimia, biologis dan radioaktif.3
1) Syarat-syarat fisik.
Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berbau,
tidak berwarna dan tidak berasa. Selain itu juga suhu air
bersih sebaiknya sama dengan suhu udara atau kurang
lebih 25ºC, dan apabila terjadi perbedaan maka batas yang
diperbolehkan adalah 25ºC ± 3ºC.14,15
2) Syarat-syarat Kimia.
Dari segi parameter kimia, air yang baik adalah air
yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia
yang berbahaya bagi kesehatan antara lain zat padat total
(total solid), zat organik, CO2 agresif, kesadahan, air raksa
(Hg), alumunium (Al), arsen (As), barium (Ba), besi (Fe),
11
flourida (F), tembaga (Cu), derajat keasaman (pH), dan zat
kimia lainnya.
Kandungan zat kimia dalam air bersih yang
digunakan sehari-hari hendaknya tidak melebihi kadar
maksimum yang diperbolehkan. Penggunaan air yang
mengandung bahan kimia beracun dan zat-zat kimia yang
melebihi ambang batas berakibat tidak baik bagi kesehatan
dan material yang digunakan manusia.
3) Syarat-syarat bakteriologis
Sumber - sumber air di alam pada umumnya
mengandung bakteri. Jumlah dan jenis bakteri berbeda
sesuai dengan tempat dan kondisi yang mempengaruhinya.
Air bersih tidak boleh mengandung kuman patogen dan
parasit yang mengganggu kesehatan. Persyaratan
bakteriologis ini ditandai dengan ada tidak adanya bakteri
E. coli atau Fecal coli dalam air.14
Bakteri golongan coli
tidak merupakan bakteri golongan patogen, namum
bakteri ini merupakan indikator dari pencemaran air oleh
bakteri patogen. 3,14
Bakteri patogen yang dapat mengganggu kesehatan
antar lain :
a) Bakteri Typhsum
b) Vibrio Colerae
c) Bakteri Dysentriae
d) Entamoeba Hystolotica
e) Bakteri Enteritis
4) Syarat-syarat Radiologis.
Dari segi parameter radioaktivitas, apapun bentuk
radioaktivitas efeknya adalah sama, yakni menimbulkan
kerusakan pada sel yang terpapar. Kerusakan dapat berupa
kematian, dan perubahan komposisi genetik Secara
12
radiologis mensyaratkan bahwa air bersih tidak boleh
mengandung zat yang menghasilkan bahan-bahan yang
mengandung radioaktif, seperti sinar alfa, beta dan
gamma.
b. Persyaratan Kuantitatif .
Persyaratan kuantitas dalam penyediaan air bersih adalah
ditinjau dari banyaknya air baku yang tersedia. Artinya air baku
tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sesuai
dengan kebutuhan daerah dan jumlah penduduk yang akan
dilayani. Persyaratan kuantitas juga dapat ditinjau dari standar
debit air bersih yang dialirkan ke konsumen sesuai dengan
jumlah kebutuhan air bersih.
c. Persyaratan Kontinuitas.
Air baku untuk air bersih harus dapat diambil terus
menerus dengan fluktuasi debit yang relatif tetap, baik pada saat
musim kemarau maupun musim hujan. Kontinuitas juga dapat
diartikan bahwa air bersih harus tersedia 24 jam per hari, atau
setiap saat diperlukan, kebutuhan air tersedia. Akan tetapi
kondisi ideal tersebut hampir tidak dapat dipenuhi pada setiap
wilayah di Indonesia, sehingga untuk menentukan tingkat
kontinuitas pemakaian air dapat dilakukan dengan cara
pendekatan aktifitas konsumen terhadap prioritas pemakaian air.
Prioritas pemakaian air yaitu minimal selama 12 jam per hari,
yaitu pada jam-jam aktifitas kehidupan, yaitu pada pukul 06.00
– 18.00 WIB.
13
B. Besi
1. Kandungan besi di dalam air
Besi dan mangan sering menjadi permasalahan didalam
penyediaan air untuk kebutuhan rumah tangga, tetapi besi lebih sering
didapatkan daripada mangan. Berdasarkan data survei air tanah yang
pernah dilakukan di beberapa kota ( USA ) tahun 1963, didapatkan
bahwa konsentrasi besi di dalam air 10 kali lipat apabila dibandingkan
dengan konsentrasi mangan.3 Menurut PP No. 82 tahum 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air serta
Permenkes RI No. 492 tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum, kandungan maksimal kadar besi dalam air yang
diperbolehkan sebesar 0,3 mg/l.5,6
Sebagian besar besi didalam air dalam bentuk ferro ( Fe ²ᶧ) atau
Ferri ( Fe³ᶧ), hal ini tergantung dari kondisi oksigen yang terlarut
dalam air dan pH. Adanya oksigen terlarut yang cukup dengan kondisi
pH yang netral, ion Ferro akan teroksidasi menjadi ion ferri yang
kemudian akan mengendap. Pada kondisi asam, ferro akan larut
didalam air, sedangkan ferri akan sukar larut yang biasanya berwarna
kuning kecoklatan. berikut beberapa penyebab yang mempengaruhi
tingginya kandungan besi didalam air.
a. Kedalaman resapan air
Air hujan yang jatuh akan mengalami infiltrasi masuk ke
dalam tanah yang mengandung FeO yang kemudian bereaksi
dengan H₂O dan CO₂ dalam tanah dan membentuk Fe (HCO₃)₂.
Semakin dalam air yang meresap ke dalam tanah akan semakin
tinggi besi yang larut dalam air. 3
b. pH air
pH air akan mempengaruhi kandungan besi didalam air,
pH yang rendah atau / ≤ 7 akan menyebabkan korosif, sehingga
akan berakibat larutnya besi. Dalam keadaan pH yang rendah,
besi didalam air akan berbentuk ferri dan ferro, dimana bentuk
14
ferri akan mengendap dan tidak larut didalam air dan berakibat
terjadinya warna pada air, air menjadi bau dan adanya rasa karat
pada air. pH yang tidak mempengaruhi kandungan besi yaitu pH
6,5 – 8,5.⁴
c. Bakteri besi
Bakteri besi adalah bakteri yang dapat mengambil unsur
besi dari lingkungan hidupnya. Hasil aktifitas dari bakteri besi
akan menghasilkan presipitat yang kemudian akan
menyebabkan warna kuning pada air. Bakteri besi merupakan
bakteri anaerob yang banyak terdapat pada air yang
mengandung mineral, pertumbuhan bakteri besi akan lebih
sempurna apabila di dalam air banyak mengandung CO₂ dengan
kadar yang tinggi.14
d. Adanya gas-gas terlarut
Gas-gas yang terlarut dalam air biasanya berupa CO₂. Di
dalam air gas CO₂ dibedakan menjadi 3 yaitu CO₂ bebas, CO₂
dalam kesetimbangan dan CO₂ agresif. Dari ketiga gas CO₂
tersebut, gas CO₂ agresiflah yang paling berbahaya karena dapat
menyebabkan terjadinya korosi, sehingga dapat berakibat
kerusakan pada logam-logam.15
e. Temperatur Air
Temperatur air yang baik adalah yang sama dengan
temperatur udara disekitarnya. Termperatur yang tinggi akan
menyebabkan menurunnya kadar O₂ dalam air, yang kemudian
akan menguraikan derajat kelarutan mineral, sehingga kelarutan
Fe akan tinggi. Temperatur air bersih sebaiknya sama dengan
temperatur udara atau kurang lebih 25ºC, dan apabila terjadi
perbedaan maka batas yang diperbolehkan adalah 25ºC ±
3ºC.14,15
15
2. Kandungan besi di dalam tubuh manusia
Unsur besi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
tubuh manusia. Untuk memenuhi kebutuhan itu, manusia memerlukan
unsur besi sebanyak 7-35 mg per hari,16
yang tidak hanya berasal dari
air.
Zat besi adalah mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan
dan mengangkut elektron di dalam proses pembentukan energi di
dalam sel. Untuk mengangkut oksigen, zat besi harus bergabung
dengan protein dan membentuk hemoglobin di dalam sel darah merah
dan myoglobin di dalam serabut otot. Bila bergabung dengan protein
di dalam sel, zat besi membentuk enzim yang berperan di dalam
pembentukan energi di dalam sel. Jadi, zat besi paling banyak
ditemukan di dalam sel darah merah, di mana disitu merekalah yang
membentuk hemoglobin. Inilah zat yang memberikan warna merah
pada darah.15
3. Dampak adanya kadar besi
a. Bagi tubuh
Kekurangan maupun kelebihan zat besi di dalam tubuh
akan memiliki dampak dari kesehatan, hal ini disebabkan karena
tubuh tidak dapat mensekresi besi. Kekurangan zat besi terjadi
karena asupan makanan yang tidak mencukupi atau dapat juga
terjadi pada saat kehamilan. Seringkali kekurangan zat besi
dinamakan anemia. Sedangkan kelebihan zat besi dapat
menyebabkan keracunan, dimana akan terjadi muntah dan
kerusakan usus. Air yang mengandung besi cenderung akan
menimbulkan rasa mual apabila dikonsumsi. Kadar besi yang
lebih dari 1 mg/l akan menyebabkan terjadinya iritasi pada kulit
dan mata, sedangkan kadar besi melebihi ± 2 mg/l akan
menimbulkan noda-noda pada peralatan serata menimbulkan
16
bau.3 Kelarutan besi yang melebihi 10 mg/l akan mnyebabkan
air berbau seperti telur busuk.15
b. Dampak material
Material yang digunakan untuk jalur distribusi air akan
mudah rusak dan keropos, mengotori bak dari seng, wastafel dan
kloset, serta bersifat korosif pada pipa terutama pipa GI
sehingga akan mengakibatkan kebuntuan.7
c. Dampak terhadap tanah
Dapat menurunkan kualitas tanah
d. Dampak secara ekonomi
Dapat meningkatkan biaya rehabilitasi yang diakibatkan
dari keroposnya peralatan, meningkatkan biaya pemeliharaan,
meningkatkan biaya pengobatan.16
e. Dampak secara estetika
Dapat menimbulkan warna, bau, rasa yang tidak sedap.15
4. Cara menghilangkan besi di dalam air
Didalam penurunan kadar besi di dalam air, perlu dilihat dulu
apakah besi yang terdapat di dalam air disebabkan karena pencemaran
dari luar atau memang konsentrasinya sudah tinggi. Adapun upaya-
upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar besi dalam air
dapat berupa upaya preventif dan kuratif.15 Upaya kuratif yang
dilakukan diantaranya dengan sistem aerasi, pembubuhan bahan
koagulan, pembubuhan bahan pengatur pH, filtrasi, dan gabungan dari
cara-cara diatas.14
Prinsip menghilangkan kadar besi dalam air adalah mengubah
besi terlarut menjadi besi yang tidak terlarut, sehingga akan
mengalami pengendapan. Endapan yang terbentuk dihilangkan dengan
proses sedimentasi atau filtrasi. Besi juga dapat diendapkan dengan
senyawa karbonat pada air yang mengandung pH rendah, yaitu dengan
pembubuhan bahan koagulan.
17
C. Aerasi
Aerasi adalah proses pengolahan air dengan cara mengkontakkannya
dengan udara. Adapun tujuan dari aerasi ini adalah untuk penambahan
jumlah oksigen terlarut, penurunan jumlah CO2, menghilangkan H2S, CH4
yang menyebabkan timbulnya bau, menurunkan Fe dan Mn dalam air.14
Skema alir proses dari aerasi adalah sebagai berikut:
O₂ _ aerasi , reaksi:
Merubah Fe²ᶧ Fe³ᶧ mengendap
4 Fe ²ᶧ + O₂ + 10 H₂O 4 Fe ( OH )₃ + 8 Hᶧ
1. Metode aerasi
Secara umum metoda aerasi adalah terdiri dari:
a. Spray nozzles, suatu proses dimana air baku disemprotkan
melewati kolom pipa tertentu dan keluar melalui nozzle. Dari
nozzle inilah kemudian air baku akan kontak dengan udara
bebas. 3
b. Cascade, suatu proses dimana air baku dijatuhkan melewati
bangunan berbentuk tangga sehingga saat jatuh dari tangga yang
lebih tinggi ke tangga yang di bawahnya akan terjadi kontak
dengan udara bebas. 14
c. Multiple tray aerator, suatu proses dimana air baku dijatuhkan
dari ketinggian tertentu dan dilewatkan dalam sejumlah nampan
(tray) yang tersusun vertikal dengan jarak (space) tertentu. Pada
saat jatuh dari nampan satu ke nampan di bawahnya maka akan
terjadi kontak dengan udara.14
d. Diffused-air aerator, suatu proses aerasi dimana sejumlah udara
di difusikan ke dalam air baku melalui tekanan yang tinggi ke
dalam tangki/bak pengolahan. Udara yang didisfusikan akan
mengoksidasi beberapa senyawa yang dapat dihilangkan dengan
proses oksidasi yang terjadi. 3
18
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses aerasi.
a. Karakteristik zat yang mudah menguap
Zat yang mudah menguap akan mempercepat proses
transfer gas oksigen dalam air, sehingga kandungan oksigen
dalam air akan meningkat.
b. Temperatur
Temperatur air dapat mempengaruhi laju perpindahan
oksigen. Perpindahan oksigen akan meningkat 1,56 % untuk
setiap kenaikan temperatur 1ºC.15
Termperatur yang tinggi akan
menyebabkan menurunnya kadar O₂ dalam air, yang kemudian
akan menguraikan derajat kelarutan mineral, sehingga kelarutan
Fe akan tinggi. Temperatur air bersih sebaiknya sama dengan
temperatur udara atau kurang lebih 25ºC, dan apabila terjadi
perbedaan maka batas yang diperbolehkan adalah 25ºC ±
3ºC.14,15
c. Perbandingan luas permukaan kontak dengan volume aerator
Luas permukaan kontak yang tidak sebanding dengan
kapasitas volume aerator, maka gas oksigen yang masuk dalam
air pada proses aerasi tidak berjalan maksimal.
d. Perpindahan gas
Perpindahan gas terjadi karena adanya kontak antara udara
atau gas lain dengan air, yang kemudian terjadi perpindahan
suatu senyawa dari fase cair ke fase gas yang akan dilepas ke
udara. Banyaknya jumlah tray dalam aerasi akan mempengaruhi
besarnya perpindahan gas.8
e. Tekanan air
Tekanan air yang dipergunakan harus disesuaikan dengan
metode yang dipergunakan didalam proses aerasi. Tekanan air
yang terlalu tinggi akan mengakibatkan proses transfer gas
oksigen dalam air tidak berjalan maksimal.
19
f. Waktu kontak.
Perpindahan oksigen dari udara ke dalam air mebutuhkan
waktu, semakin panjang waktu kontak semakin banyak oksigen
yang dapat berpindah.
g. Kejenuhan.
Konsentrasi dari gas-gas terlarut dalam air pada keadaan
setimbang berarti gas-gas tersebut telah mencapai titik jenuhnya.
Nilai jenuh tergantung pada suhu air, tekanan gas dalam
atmosfer. Proses aerasi yang lebih lama akan menghasilkan nilai
jenuh oksigen. 8
20
D. Kerangka Teori Dan Konseptual
1. Kerangka teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Keterangan :
* = dikontrol.
pH 4 Resapan air 3 Bakteri besi 14 Gas terlarut 15 Suhu 14,15
Kadar besi
dalam air
Aerasi
Tray aerasi
Penurunan kadar besi dalam air
Lubang tray * Jarak tray *8
Jumlah tray *8
Tekanan Air *
Waktu Kontak
Karakteristik zat
Luas kontak *
21
2. Kerangka konsep
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Keterangan :
* = dilakukan pengukuran
E. Hipotesis
Ada perbedaan persentase penurunan kadar besi pada air sumur dalam
dengan variasi ketinggian aerasi.
Variabel bebas Variabel terikat
Variabel pengganggu
Penurunan kadar
besi pada air
Ketinggian aerasi
- 5 tray
- 6 tray
- 7 tray
- 8 tray
- pH *
- Suhu *