bab ii tinjauan pustaka_ pertumbuhan perekonomian

11
9 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Pembangunan Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat yang mencakup berbagai aspek kehidupan secara berkesinambungan yang hasilnya harus bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat secara adil dan merata. Pembangunan pada dasarnya adalah suatu proses dari pemikiran yang dilandasi keinginan untuk mencapai kemajuan bangsa. Todaro dan Smith (2006) menyatakan nilai inti pembangunan adalah kecukupan (sustenance), harga diri (self esteem) dan kebebasan (freedom). kecukupan (sustenance) adalah kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, papan, kesehatan dan keamanan. Harga diri (self esteem) untuk menjadi manusia seutuhnya, merupakan dorongan dari diri sendiri untuk maju, untuk menghargai diri sendiri, untuk merasa diri pantas dan layak melakukan sesuatu. Sedangkan kebebasan (freedom) dari sikap menghamba berupa kemampuan untuk memilih. Nilai yang terkandung dalam konsep ini adalah konsep kemerdekaan manusia, yang diartikan sebagai kemampuan untuk berdiri tegak sehingga tidak mudah diperbudak oleh pengejaran aspek-aspek materiil dalam kehidupan ini. Sedangkan tujuan inti pembangunan menurut Todaro dan Smith (2006) ada tiga, yaitu: 1. Peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai barang kebutuhan hidup 2. Peningkatan standar hidup 3. Perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan sosial Bank Dunia 1991, dalam Todaro dan Smith (2006) menyatakan bahwa tujuan utama pembangunan adalah memperbaiki kualitas kehidupan. Sedangkan United Nations Development Programme (UNDP, 1991) menyatakan bahwa cara terbaik untuk mewujudkan pembangunan adalah dengan meningkatkan kualitas manusia.

Upload: anambas-uno

Post on 05-Dec-2014

52 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

pada bab ini menjelaskan mengenai teori-teori yang menjelaskan mengenai sejarah dan pertumbuhan perekonomian. sehingga dapat memudahkan bagi pengguna dalam pencarian referensi untuk penjabaran tugas kuliah, pekerjaan, papper, makalah, ataupun yang lainnya. selain itu juga, tinjauan pustaka ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan secara makro mengenai pertumbuhan perekonomian yang sedang berjalan.

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II Tinjauan Pustaka_ Pertumbuhan Perekonomian

9

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Pembangunan

Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan

kesejahteraan rakyat yang mencakup berbagai aspek kehidupan secara

berkesinambungan yang hasilnya harus bisa dinikmati oleh seluruh lapisan

masyarakat secara adil dan merata. Pembangunan pada dasarnya adalah suatu proses

dari pemikiran yang dilandasi keinginan untuk mencapai kemajuan bangsa.

Todaro dan Smith (2006) menyatakan nilai inti pembangunan adalah

kecukupan (sustenance), harga diri (self esteem) dan kebebasan (freedom).

kecukupan (sustenance) adalah kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan

dasar seperti sandang, pangan, papan, kesehatan dan keamanan. Harga diri (self

esteem) untuk menjadi manusia seutuhnya, merupakan dorongan dari diri sendiri

untuk maju, untuk menghargai diri sendiri, untuk merasa diri pantas dan layak

melakukan sesuatu. Sedangkan kebebasan (freedom) dari sikap menghamba berupa

kemampuan untuk memilih. Nilai yang terkandung dalam konsep ini adalah konsep

kemerdekaan manusia, yang diartikan sebagai kemampuan untuk berdiri tegak

sehingga tidak mudah diperbudak oleh pengejaran aspek-aspek materiil dalam

kehidupan ini.

Sedangkan tujuan inti pembangunan menurut Todaro dan Smith (2006) ada

tiga, yaitu:

1. Peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai barang

kebutuhan hidup

2. Peningkatan standar hidup

3. Perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan sosial

Bank Dunia 1991, dalam Todaro dan Smith (2006) menyatakan bahwa

tujuan utama pembangunan adalah memperbaiki kualitas kehidupan. Sedangkan

United Nations Development Programme (UNDP, 1991) menyatakan bahwa cara

terbaik untuk mewujudkan pembangunan adalah dengan meningkatkan kualitas

manusia.

Page 2: BAB II Tinjauan Pustaka_ Pertumbuhan Perekonomian

10

2.2. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk melihat

kinerja perekonomian, baik di tingkat nasional maupun regional (daerah).

Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang

menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi penduduk bertambah. Dalam

tingkat negara seluruh barang dan jasa yang dihasilkan di dalam negeri diukur

secara agregat dalam bentuk Produk Domestik Bruto (PDB). Seluruh barang dan

jasa yang diproduksi dikonversi dalam bentuk mata uang negara yang

bersangkutan agar dapat diagregasikan. Pertumbuhan ekonomi dapat diukur dari

perubahan peningkatan PDB riil pada periode tertentu. Pada tingkat rumah tangga

ataupun individu pertumbuhan ekonomi dapat diukur dari peningkatan pendapatan

rumah tangga atau pendapatan perkapita. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi

dapat didekati dengan pengukuran peningkatan PDB atau peningkatan pendapatan

perkapita.

Todaro dan Smith (2006), mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai

suatu proses peningkatan kapasitas produktif dalam suatu perekonomian secara

terus-menerus atau berkesinambungan sepanjang waktu sehingga menghasilkan

tingkat pendapatan dan output nasional yang semakin lama semakin besar. Ada

tiga komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi yaitu:

1. Akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi

baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau

SDM.

2. Pertumbuhan penduduk yang pada tahun-tahun berikutnya akan

memperbanyak jumlah angkatan kerja.

3. Kemajuan teknologi.

Sukirno (2004), menerangkan beberapa faktor penting yang dapat

mewujudkan pertumbuhan ekonomi.

1. Tanah dan kekayaan alam lainnya.

Kekayaan alam suatu negara meliputi luas dan kesuburan tanah,

keadaan iklim dan cuaca, jumlah dan jenis hutan dan hasil laut, serta

jumlah dan jenis kekayaan barang tambang yang terdapat.

2. Jumlah dan mutu dari penduduk dan tenaga kerja.

Page 3: BAB II Tinjauan Pustaka_ Pertumbuhan Perekonomian

11

Penduduk yang bertambah dari waktu ke waktu dapat menjadi

pendorong maupun penghambat perkembangan ekonomi.

3. Barang-barang modal dan tingkat teknologi.

Barang-barang modal yang bertambah dan teknologi yang modern

memegang peranan penting dalam mewujudkan kemajuan ekonomi.

4. Sistem ekonomi dan sikap masyarakat.

Selanjutnya, konsep modal manusia ini menjadi penting sejalan dengan

perkembangan pemikiran, bahwa pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu

negara tidak hanya didukung oleh kenaikan stok modal fisik dan jumlah tenaga

kerja, tetapi juga peningkatan mutu modal manusia yang memiliki pengaruh kuat

terhadap peningkatan kualitas tenaga kerja serta pemanfaatan kemajuan teknologi.

Dalam konsep pertumbuhan modern, faktor teknologi dalam arti luas yang

dianggap konstan dan ditentukan secara eksogenus oleh aliran pemikiran

pertumbuhan tradisional, dianggap kurang tepat. Faktor teknologi adalah dinamis

dan ditentukan oleh SDM atau mutu modal manusia. Menurut teori pertumbuhan

modern, pertumbuhan ekonomi tidak hanya bersumber dari peningkatan jumlah

faktor-faktor produksi berupa tenaga kerja (labour) dan modal fisik (kapital) saja,

tetapi juga dari produktivitas dari tenaga kerja yang berkaitan erat dengan

sejauhmana peningkatan mutu modal manusia.

Teori pertumbuhan ekonomi semakin berkembang dari masa ke masa.

Beberapa teori pertumbuhan ekonomi yang menonjol sebagaimana diuraikan

Todaro dan Smith (2006) adalah model pertumbuhan Harrod-Domar, model

perubahan struktural, model pertumbuhan neoklasik dan model pertumbuhan

endogen. Model pertumbuhan Harrod-Domar menekankan perlunya tabungan

untuk kegiatan investasi yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang

direpresentasikan oleh peningkatan pendapatan nasional.

Teori perubahan struktural menekankan pada mekanisme transformasi

ekonomi negara terbelakang dengan kegiatan ekonomi yang bersifat pertanian

subsisten menuju negara modern yang berbasis industri manufaktur dan jasa.

Proses transformasi ini disebabkan adanya surplus tenaga kerja di sektor pertanian

yang pindah ke sektor industri secara terus menerus.

Page 4: BAB II Tinjauan Pustaka_ Pertumbuhan Perekonomian

12

Teori pertumbuhan neoklasik dikenal dengan model pertumbuhan Solow

karena pertama kali dikemukan oleh Robert Solow. Menurut teori ini

pertumbuhan ekonomi terjadi tidak saja dipengaruhi oleh peningkatan modal

(melalui tabungan dan investasi) tetapi juga dipengaruhi oleh peningkatan

kuantitas dan kualitas tenaga kerja (pertumbuhan jumlah penduduk dan perbaikan

pendidikan) dan peningkatan teknologi, dengan asumsi:

1. Diminishing return to scale bila input tenaga kerja dan modal

digunakan secara parsial dan constant return to scale bila digunakan

secara bersama-sama.

2. Perekonomian berada pada keseimbangan jangka panjang (full

employment).

Model pertumbuhan endogen memasukkan pengaruh teknologi, investasi

modal fisik dan SDM sebagai variabel endogen. Model pertumbuhan endogen

menggunakan asumsi diminishing return to scale atas investasi modal dari model,

dan memberikan peluang terjadinya increasing return to scale dalam produksi

agregat dan peran eksternalitas dalam menentukan tingkat pengembalian investasi

modal. Investasi sektor publik dan swasta dalam SDM menghasilkan ekonomi

eksternal dan peningkatan produktivitas sehingga terjadi increasing return to

scale dan pola pertumbuhan jangka panjang yang berbeda-beda antar negara.

Tingkat pertumbuhan tetap konstan dan berbeda antar negara tergantung tingkat

tabungan nasional dan tingkat teknologinya. Tingkat pendapatan perkapita di

negara-negara miskin akan modal cenderung tidak dapat menyamai tingkat

pendapatan perkapita di negara kaya, meskipun tingkat pertumbuhan tabungan

dan tingkat pertumbuhan penduduknya serupa.

Aspek yang menarik dari model pertumbuhan endogen adalah mampu

menjelaskan keanehan aliran modal internasional yang memperparah ketimpangan

antara negara maju dengan negara berkembang. Potensi tingkat pengembalian atas

investasi yang tinggi yang ditawarkan negara berkembang (rasio modal-tenaga

kerja rendah) akan berkurang dengan cepat karena rendahnya tingkat investasi

SDM (pendidikan), infrastruktur, atau riset dan pengembangan (R&D). Model ini

dikembangkan lagi oleh Romer dengan menambahkan asumsi cadangan modal

dalam keseluruhan perekonomian dan adanya eksternalitas positif dari ilmu

Page 5: BAB II Tinjauan Pustaka_ Pertumbuhan Perekonomian

13

pengetahuan sebagai barang publik, secara positif mempengaruhi output pada

tingkat industri, sehingga terdapat kemungkinan increasing return to scale pada

tingkat perekonomian secara keseluruhan.

2.3. Teori Pembangunan Manusia

Salah satu pelopor pendekatan pembangunan manusia dalam Ilmu

Ekonomi Pembangunan adalah Sen (2000) melalui konsep human capabilities

approach. Pendekatan ini menekankan pada gagasan kemampuan (capabilities)

manusia sebagai tema sentral pembangunan. Haq (1995) juga telah menegaskan,

manusia harus menjadi inti dari gagasan pembangunan, dan hal ini berarti bahwa

semua sumberdaya yang diperlukan dalam pembangunan harus dikelola untuk

meningkatkan kapabilitas manusia. Gagasan ini sejalan dengan pemikiran UNDP

yang diterjemahkan ke dalam beberapa indikator sosial-ekonomi yang

menggambarkan kualitas hidup dalam beberapa ukuran kuantitatif, seperti

kemampuan ekonomi, kemampuan dalam pengetahuan dan keterampilan serta

kemampuan untuk hidup lebih panjang dan sehat (Ranis, 2004).

Dimensi pembangunan sosial-ekonomi mencakup dan terkait dengan

beberapa tema utama, antara lain prestasi perekonomian, kenaikan taraf

kesehatan, angka harapan hidup serta perluasan distribusi pendidikan. Secara

umum, UNDP (United Nations Development Program) mendefinisikan

pembangunan manusia (human development) sebagai perluasan pilihan bagi setiap

orang untuk hidup lebih panjang, lebih sehat dan hidup lebih bermakna (UNDP,

1990). Memperluas pilihan manusia berarti mengasumsikan suatu kondisi layak

hidup yang memungkinkan manusia memperoleh akses untuk mendapatkan

pengetahuan dan pendidikan serta akses terhadap sumberdaya yang dibutuhkan

untuk hidup secara layak. Secara ringkas Ranis (2004) mengartikan pembangunan

manusia sebagai peningkatan kondisi seseorang sehingga memungkinkan hidup

lebih panjang sekaligus lebih sehat dan lebih bermakna.

Selanjutnya dalam laporan Pembangunan Manusia Tahun 2001, UNDP

menyatakan ada 4 aspek utama yang harus diperhatikan dalam proses

pembangunan manusia, yaitu:

1. Peningkatan produktivitas dan partisipasi penuh dalam lapangan

pekerjaan dan perolehan pendapatan. Dalam komponen ini,

Page 6: BAB II Tinjauan Pustaka_ Pertumbuhan Perekonomian

14

pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu bagian dari model

pembangunan manusia.

2. Peningkatan akses dan kesetaraan memperoleh peluang-peluang

ekonomi dan politik. Dengan kata lain, penghapusan segala bentuk

hambatan ekonomi dan politik yang merintangi setiap individu untuk

berpartisipasi sekaligus memperoleh manfaat dari peluang-peluang

tersebut.

3. Adanya aspek keberlanjutan (sustainability), yakni bahwa peluang-

peluang yang disediakan kepada setiap individu saat ini dapat

dipastikan tersedia juga bagi generasi yang akan datang, terutama,

daya dukung lingkungan atau modal alam dan ‘ruang’ kebebasan

manusia untuk berkreasi.

4. Pembangunan tidak hanya untuk masyarakat, tetapi juga oleh

masyarakat. Artinya, masyarakat terlibat penuh dalam setiap keputusan

dan proses-proses pembangunan, bukan sekedar obyek pembangunan,

dengan kata lain adanya partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

Peningkatan kualitas SDM menurut RPJMN untuk mendukung

ketersediaan angkatan kerja berketerampilan dan berpendidikan tinggi, dengan

strategi pengembangan:

1. Meningkatkan akses pelayanan pendidikan dan keterampilan kerja.

2. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan.

3. Meningkatkan produktivitas angkatan kerja dan mengembangkan

ekonomi lokal.

Konsep pembangunan manusia seutuhnya merupakan konsep yang

menghendaki peningkatan kualitas hidup penduduk yang dilakukan dengan

menitikberatkan pada pembangunan SDM secara fisik dan mental. Azas

pemerataan yang merupakan salah satu dasar trilogi pembangunan yang akan

diimplementasikan dalam berbagai program pembangunan. Azas pemerataan

merupakan salah satu prinsip pembangunan manusia. Melalui strategi jalur

pemerataan, kebijakan pembangunan mengarah pada pemihakan terhadap

kelompok penduduk yang tertinggal. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi,

peningkatan kualitas fisik dan mental penduduk perlu dilakukan oleh pemerintah

Page 7: BAB II Tinjauan Pustaka_ Pertumbuhan Perekonomian

15

melalui pembangunan di bidang pendidikan dan kesehatan dasar.

Pembangunan manusia dapat juga dilihat dari sisi pelaku atau sasaran yang

ingin dicapai. Dalam kaitan ini, UNDP melihat pembangunan manusia sebagai

semacam “model” pembangunan tentang penduduk, untuk penduduk, dan oleh

penduduk, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Tentang penduduk; berupa investasi di bidang pendidikan, kesehatan, dan

pelayanan sosial lainnya.

b. Untuk penduduk; berupa penciptaan peluang kerja melalui perluasan

(pertumbuhan ekonomi dalam negeri);

c. Oleh penduduk; berupa upaya untuk memperkuat (empowerment)

penduduk dalam menentukan harkat manusia dengan cara berpartisipasi

dalam proses politik dan pembangunan.

Kaitannya dengan capaian pembangunan yang komprehensif yang mampu

mengakomodir konsep pembangunan manusia secara lebih luas, United Nations

Development Programme (UNDP) sejak 1990 telah menggunakan indeks

pembangunan manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) untuk

mengukur keberhasilan atau kinerja (performance) suatu negara atau wilayah

dalam pembangunan manusia. Dimensi pembangunan manusia menjadi sangat

penting sehingga diperlukan kemauan dan komitmen yang kuat dari penyusun

kebijakan dan para pelaku pembangunan.

Nilai IPM suatu negara atau wilayah menunjukkan seberapa jauh negara

atau wilayah itu telah mencapai sasaran yang ditentukan yaitu angka harapan

hidup 85 tahun, pendidikan dasar bagi semua lapisan masyarakat (tanpa kecuali),

tingkat pengeluaran dan konsumsi yang telah mencapai standar hidup yang layak.

Semakin dekat nilai IPM suatu wilayah terhadap angka 100, semakin dekat jalan

yang harus ditempuh untuk mencapai sasaran itu.

Karena hanya mencakup tiga komponen utama, maka IPM harus dilihat

sebagai penyederhanaan dari realitas yang kompleks dari luasnya dimensi

pembangunan manusia. Oleh karena itu pesan dasar IPM perlu dilengkapi dengan

kajian dan analisis yang dapat mengungkapkan dimensi-dimensi pembangunan

lainnya dan tidak terbatas pada sektor-sektor utama saja (kesehatan, pendidikan

dan ekonomi) terutama aspek pembangunan manusia yang sifatnya abstrak dan

Page 8: BAB II Tinjauan Pustaka_ Pertumbuhan Perekonomian

16

tidak memungkinkan untuk diukur (mental, moral, spiritual, tanggung jawab dan

sejenisnya)(BPS, 2009).

Sementara itu UNDP sejak tahun 1990 telah mengeluarkan secara berkala

IPM sebagai ukuran kuantitatif tingkat pencapaian pembangunan manusia. Indeks

ini merupakan teknik komposit terhadap beberapa indikator tingkat pendidikan,

kesehatan dan pendapatan. Secara umum IPM merupakan salah satu instrumen

untuk mengetahui pencapaian pembangunan manusia suatu negara karena dalam

batas-batas tertentu IPM mewakili tujuan dari pembangunan manusia. Hal ini

sejajar dengan pemahaman yang telah dikemukakan oleh UNDP dalam Laporan

Pembangunan Manusia Tahun 1990, bahwa tujuan mendasar dari pembangunan

adalah menciptakan suatu lingkungan yang memungkinkan masyarakat hidup

lebih panjang, lebih sehat serta memiliki kreativitas untuk mengaktualisasikan

gagasan. Pernyataan ini sejalan dengan yang pernah dikemukakan oleh Sen

(2000), bahwa dengan menempatkan pembangunan manusia sebagai tujuan akhir

dari proses pembangunan diharapkan dapat menciptakan peluang-peluang yang

secara langsung menyumbang upaya memperluas dan meningkatkan kemampuan

manusia dan kualitas kehidupan mereka, antara lain melalui peningkatan layanan

kesehatan, pendidikan dasar dan jaminan sosial, khususnya bagi warga miskin.

Diantara beberapa pengertian pembangunan manusia di atas, dapat ditarik

benang merah kesamaan, bahwa pembangunan manusia adalah upaya

meningkatkan kemampuan manusia terutama melalui peningkatan taraf kesehatan

dan pendidikan, sehingga membuat manusia menjadi lebih sehat, lebih kreatif dan

lebih produktif sehingga memungkinkan untuk meraih peluang-peluang yang

tersedia bagi dirinya masing-masing dalam kelangsungan hidupnya untuk

mendapatkan penghasilan yang layak.

2.4. Tinjauan Studi Terdahulu

Brata (2002), meneliti tentang Pembangunan Manusia dan Kinerja

Ekonomi Regional di Indonesia. Hasil estimasi memberikan bukti adanya

hubungan antara pembangunan manusia dan pembangunan ekonomi regional di

Indonesia, termasuk di masa krisis. Hasil estimasi model IPM dan PDRB atas

dasar harga konstan (ADHK) dengan metode 2SLS. Dalam model IPM, variabel

PDRB adhk terbukti sangat signifikan pengaruhnya terhadap tingkat

Page 9: BAB II Tinjauan Pustaka_ Pertumbuhan Perekonomian

17

pembangunan manusia yang dilihat dari IPM. Selain itu, variabel lama pendidikan

sekolah perempuan juga berpengaruh signifikan. Sedangkan indeks Gini, rasio

migas dan variabel boneka konflik tidak signifikan pengaruhnya terhadap IPM

Ranis (2004), dalam penelitiannya menemukan bahwa pembangunan

manusia merupakan prasyarat untuk pembangunan ekonomi yang berkelanjutan,

kebijakan pemerintah dan pendanaan publik mungkin perlu ditingkatkan. Negara

dalam ambang batas pembangunan manusia apabila suatu bangsa yang terjebak

siklus perangkap kemiskinan. Rendahnya pembangunan manusia mungkin perlu

target pemerintah dalam menginvestasikan untuk memenuhi biaya perbaikan

pembangunan manusia. Investasi ini meliputi biaya tetap sekolah, rumah sakit,

dan yang diperlukan perbaikan pemerintahan untuk secara efektif melaksanakan

proyek investasi tersebut.

Ramires, et. al (2000), dalam kajiannya tentang hubungan pertumbuhan

ekonomi dan pembangunan manusia, menggunakan dua model yaitu: (1)

pertumbuhan ekonomi untuk pembangunan manusia, (2) pembangunan manusia

terhadap pertumbuhan ekonomi. Berbagai hubungan di masing-masing model,

beserta tinjauan dari beberapa materi yang ada. Ramires menggunakan data lintas-

negara untuk periode 1970-1992. Hasil yang diperoleh bahwa ada hubungan

positif yang kuat di kedua arah dan bahwa pengeluaran publik untuk pelayanan

sosial dan pendidikan perempuan menentukan kekuatan hubungan antara

pertumbuhan ekonomi terhadap pembangunan manusia, sementara tingkat

investasi dan distribusi pendapatan berhubungan signifikan dalam menentukan

kekuatan antara pembangunan manusia terhadap pertumbuhan ekonomi.

Hasil-hasil studi empiris di berbagai negara termasuk juga di Indonesia,

menunjukkan adanya keterkaitan antara pembangunan SDM dan pembangunan

ekonomi, adapun faktor faktor yang mempengaruhi pembangunan SDM sudah mulai

diungkap satu persatu.

2.5. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan uraian diatas, secara sederhana dapat di katakan kualitas SDM

di Provinsi Banten berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi, karena SDM

merupakan salah satu input dalam proses produksi, yang selanjutnya akan

mempengaruhi pembangunan ekonomi. Oleh karena itu perlu perhatian yang serius

Page 10: BAB II Tinjauan Pustaka_ Pertumbuhan Perekonomian

18

terhadap pembangunan SDM. Untuk meningkatkan kualitas SDM, salah satu

indikatornya adalah IPM. Meningkatnya IPM akan berdampak pada pencapaian

pembangunan. Strategi untuk meningkatkan IPM secara efektif adalah dengan

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian IPM, sehingga bisa

dijadikan faktor penting dalam menentukan kebijakan. Secara keseluruhan kerangka

pemikiran penelitian ini seperti pada Gambar 3

Gambar 3. Kerangka Penelitian

Gambar 3. Kerangka Pemikiran

2.6. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang disusun dalam penelitian ini adalah:

1. Pembangunan ekonomi berpengaruh positif terhadap meningkatkan

pembangunan SDM

2. Peningkatan PDRB perkapita berpengaruh positif terhadap peningkatan

pembangunan SDM.

Analisis Deskriptif

1. PDRB perkapita yang tinggi 2. IPM yang rendah 3. Pendidikan yang rendah 4. Pengangguran yang tinggi

Strategi dalam peningkatan SDM

Faktor yang mempengaruhi pembangunan SDM

1. Koefisien gini rasio 2. Pendapatan perkapita 3. Pengeluaran Pemerintah 4. Pendidikan 5. Kesehatan

PROVINSI BANTEN Pembangunan ekonomi

dan pembangunan manusiaProvinsi Baru Penyangga Ibu Kota

Gambaran Pembangunan SDM dan pembangunan ekonomi di

Provinsi Banten

Analisis Regresi

Page 11: BAB II Tinjauan Pustaka_ Pertumbuhan Perekonomian

19

3. Pengeluaran pemerintah berpengaruh positif terhadap peningkatan

pembangunan SDM