bab ii tinjauan pustaka - repository.uksw.edu · permendiknas nomor 13 tahun 2007, tentang standar...

20
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Supervisi Klinis (Purwanto, 2004:76)menjelaskan bahwa supervisi adalah bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju pada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personil sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Ia berupa dorongan, bimbingan, dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru-guru, serta bimbingan dalam usaha pelaksanaan pembaharuan-pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran, pemilihan alat-alat pelajaran dan metode pembelajaran yang lebih baik, cara-cara penilaian yang sistematis terhadap fase seluruh proses pengajaran dan sebagainya. Pemahaman umum bahwa peranan utama dari supervisi adalah ditujukan kepada perbaikan pengajaran. Franseth Jane dalam Piet A.Sahertian, berkeyakinan bahwa supervisi akan dapat memberi bantuan terhadap program pendidikan melalui bermacam-macam cara sehingga kualitas kehidupan akan diperbaiki olehnya. Senada dengan hal tersebut John J Bolla menyatakan supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pembelajaran melalui siklus yang sistematis mulai tahap perencanaan, pengamatan, dan analisis yang intensif terhadap penampilan pembelajaran guru dengan tujuan untuk

Upload: others

Post on 25-Oct-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Permendiknas Nomor 13 tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah, menegaskan 5 kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Supervisi Klinis

(Purwanto, 2004:76)menjelaskan bahwa supervisi

adalah bantuan dari para pemimpin sekolah, yang

tertuju pada perkembangan kepemimpinan guru-guru

dan personil sekolah lainnya di dalam mencapai

tujuan-tujuan pendidikan. Ia berupa dorongan,

bimbingan, dan kesempatan bagi pertumbuhan

keahlian dan kecakapan guru-guru, serta bimbingan

dalam usaha pelaksanaan pembaharuan-pembaharuan

dalam pendidikan dan pengajaran, pemilihan alat-alat

pelajaran dan metode pembelajaran yang lebih baik,

cara-cara penilaian yang sistematis terhadap fase

seluruh proses pengajaran dan sebagainya.

Pemahaman umum bahwa peranan utama dari

supervisi adalah ditujukan kepada perbaikan

pengajaran. Franseth Jane dalam Piet A.Sahertian,

berkeyakinan bahwa supervisi akan dapat memberi

bantuan terhadap program pendidikan melalui

bermacam-macam cara sehingga kualitas kehidupan

akan diperbaiki olehnya.

Senada dengan hal tersebut John J Bolla

menyatakan supervisi klinis adalah supervisi yang

difokuskan pada perbaikan pembelajaran melalui

siklus yang sistematis mulai tahap perencanaan,

pengamatan, dan analisis yang intensif terhadap

penampilan pembelajaran guru dengan tujuan untuk

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Permendiknas Nomor 13 tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah, menegaskan 5 kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala

8

memperbaiki proses pembelajaran(John Bolla dalam

Mukhtar dan Iskandar, 2009:60).

Purwanto juga menjelaskan Richard Waller

memberikan definisi tentang supervisi klinis sebagai

berikut:

Supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pengajaran dengan melalui siklus

yang sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan,

dan analisis intelektual yang intensif terhadap

penampilan mengajar sebenarnya dengan tujuan

untuk mengadakan modifikasi yang rasional.

Cogan dalam Wiles dan Lovell (1993:68) yang

dikutip oleh Wahyudi (2009:17) mengemukakan bahwa

supervisi klinis adalah sbb:

Supervisi klinis dirancang untuk meningkatkan

performance guru kelas. Dimana diperlukan data dari

Kepala Sekolah mengenai kejadian di kelas. Analisis dari peristiwa di kelas dan hubungan antara guru dan

supervisor merupakan program, prosedur, dan

strategi yang dirancang untuk meningkatkan

pembelajaran siswa dengan cara meningkatkan

perilaku guru kelas.

(Clinical Supervision may there fore by define as the rational and practice designed to improve the teachers classroom performance. Its takes its

principal data from the events of the classroom. The analysis of these data and the relation ships between teacher and supervision from the basis of the program, procedures, and strategies designed to the improve the student learning by improving teachers classroom behavior)

Menurut Richard Weller dalam (Jerry

H.Makawimbang, 2013:26) menyatakan bahwa

supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang

difokuskan pada peningkatan mengajar dengan melalui

sarana siklus yang sistematis dalam perencanaan,

pengamatan, serta analisis yang intelektual dan intensif

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Permendiknas Nomor 13 tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah, menegaskan 5 kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala

9

mengenai penampilan mengajar yang nyata, di dalam

mengadakan perubahan dengan cara yang rasional.

Sahertian (2008:37) menyatakan bahwa supervisi

klinis merupakan pembelajaran aktivitas yang sangat

kompleks yang memerlukan pengamatan dan analisis

secara hati-hati, serta dikembangkan lebih

menghendaki cara kesejawatan daripada cara otoriter.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat

disimpulkan bahwa supervisi klinis adalah suatu

proses bimbingan yang bertujuan untuk membantu

pengembangan profesional guru, khususnya dalam

penampilan mengajar, berdasarkan observasi dan

analisis data secara objektif sebagai pegangan untuk

perubahan tingkah laku mengajar tersebut.

Permendiknas Nomor 13 tahun 2007, tentang

Standar Kepala Sekolah/ Madrasah, menegaskan 5

kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah

yaitu kompetensi kepribadian, kewirausahaan,

manajerial, supervisi dan sosial. Salah satu kompetensi

kepala sekolah yang sangat penting yang berkaitan

dengan mutu pembelajaran adalah supervisi klinis.

Tiga hal yang penting dalam supervisi klinis adalah:

1. Tahap pertemuan awal, yaitu dilakukan

sebelum melaksanakan observasi kelas yang

disebut juga sebagai pra observasi klinis

merupakan kesepakatan kontrak kerja

antara supervisor dan guru.

2. Tahap observasi mengajar, adalah tahap

observasi pengajaran secara sistematis dan

obyektif. Observasi ditujukan pada guru

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Permendiknas Nomor 13 tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah, menegaskan 5 kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala

10

dalam bertindak dan kegiatan-kegiatan kelas

sebagai hasil tindakan guru. Waktu dan

tempat observasi mengajar sesuai dengan

kesepakatan bersama antara supervisor dan

guru pada waktu pertemuan awal.

3. Tahap pertemuan balikan, adalah tahap

setelah melaksanakan observasi pengajaran,

dengan terlebih dahulu dilakukan analisis

terhadap hasil observasi. Tujuan utama

pertemuan balikan adalah menindak lanjuti

apa saja yang dilihat oleh supervisor, sebagai

observer, terhdap proses belajar mengajar.

2.1.1 Ciri-ciri supervisi klinis

1. Pembimbingan yang diberikan oleh

supervisor kepada guru/calon guru besifat

bantuan, bukan perintah atau instruksi.

2. Jenis ketrampilan yang akan disupervisi

oleh supevisor diusulksn oleh guru, dengan

terlebih dahulu diadakan kesepakatan.

3. Pelaksanaan dilakukan secara terisolasi

agar mudah dikontrol dan diobservasi.

4. Instrumen disepakati bersama antara

supervisor dan guru.

5. Umpan balik kegiatan mengajar guru

diberikan dengan segera dan obyektif.

6. Sungguhpun supervisor telah menganalisa

dan menginterprestasikan data yang

direkam oleh instrumen observasi, tapi

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Permendiknas Nomor 13 tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah, menegaskan 5 kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala

11

guru terlebih dahulu dimnta menganalisis

penampilannya.

7. Supervisor lebih banyak mendengarkan

dan bertanya daripada memerintahkan/

mengarahkan.

2.1.2 Prinsip-prinsip Supervisi Klinis

Acheson dan Gall dalam (Makawimbang,

2013:32) mengemukakan 3 prinsip dalam supervisi

klinis, yaitu: (a) Terpusat pada guru, (b) Hubungan

guru dengan supervisor lebih interaktif, (c) Demokratik

ketimbang otoritatif.

a) Prinsip terpusat pada guru ini menekankan pada

prakarsa dan tanggungjawab dalam meningkatkan / mengembangkan ketrampilan mengajar dan

menganalisis serta mencari cara-cara meningkatkan

ketrampilan mengajar disesuaikan dengan

kebutuhan guru yang bersangkutan.

b) Prinsip ini menekankan antara supervisor dan guru pada hakekatnya sederajat dan saling membantu

dalam meningkatkan kemampuan dan sikap

profesionalnya.

c) Prinsip ini menekankan kedua belah pihak harus bersifat terbuka, artinya masing-masing pihak,

supervisor dan guru berhak mengemukakan

pendapat secara bebas, namun kedua pihak

berkewajiban mengkaji dan mempertimbangkan

pendapat pihak lain untuk mencapai kesepakatan.

2.1.3 Tujuan Supervisi Klinis

Dalam Sahertian (2008:37) menyatakan bahwa

tujuan supervisi klinis adalah membantu memodifikas

pola-pola pengajaran yang tidak atau kurang efektif

untuk meningkatkan pengajaran guru di kelas.

Tujuan ini dirinci lagi kedalam tujuan yang lebih

spesifik, sebagai berikut:

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Permendiknas Nomor 13 tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah, menegaskan 5 kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala

12

a) Menyediakan umpan balik yang obyektif terhadap guru, mengenai pengajaran yang dilaksanakannya.

b) Mendiagnosis dan membantu memecahakan

masalah-masalah pemgajaran.

c) Membantu guru mengembangkan ketrampilannya

menggunakan strategi pengajaran. d) Mengevaluasi guru untuk kepentingan promosi

jabatan dan keputusan lainnya.

e) Membantu guru mengembangkan satu sikap positif

terhadap pengembangan profesional yang

berkesinambungan.

2.1.4 Fungsi Kepala Sekolah

Fungsi kepala sekolah mempunyai wewenang

guna mengelola sumber daya yang ada dan

bertanggungjawab dalam meningkatkan proses dan

hasil pendidikan di sekolah. (Thoha, 2006:9)

menyatakan bahwa manajemen merupakan jenis

pemikiran yang klinis dari kepemimpinan di dalam

usahanya mencapai tujuan organisasi. Dengan

demikian kepala sekolah sebagai seorang pemimpin

yang dibatasi oleh tatakrama birokrasi dapat berperan

sebagai manufer, sehingga fungsi-fungsi seperti

perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan

pengendalian merupakan fungsi pokok yang tidak

terpisahkan dalam setiap pembahasan mengenai

manajemen. Dengan kuasa dan wewenang tersebut,

seorang kepala sekolah berfungsi sebagai:

(1)Edukasi,(2) Manager, (3) Administrator, (4)Supervisi,

(5)Leader, (6)Inovator, (7) Motivator di sekolah yang

dipimpinnya.

1. Sebagai edukasi adalah kemampuan kepala

sekolah dalam membimbing guru, membimbing karyawan, membimbing siswa, membimbing staf,

mengikuti perkembangan IPTEK, memberi contoh

mengajar yang baik.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Permendiknas Nomor 13 tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah, menegaskan 5 kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala

13

2. Sebagai manager adalah kemampuan menyusun program, menyusun organisasi / personalia,

menggerakan staf, guru dan karyawan,

mengoptimalkan sumber daya sekolah.

3. Sebagai administrator adalah kemampuan

mengelola administrasi KBM dan BK, mengelola administrasi kesiswaan, mengelola administrasi

ketenagaan, mengelola administrasi keuangan,

mengelola administrasi sarana / prasarana,

mengelola administrasi persuratan.

4. Sebagai supervisor adalah kemampuan menyusun

program supervisi, melaksanakan program supervisor, menggunakan hasil supervisi.

5. Sebagai leader / pemimpin adalah memiliki

kepribadian yang kuat, memahami kondisi anak

buah dengan baik, memiliki visi dan memahami

misi sekolah, memiliki kemampuan mengambil

keputusan, memiliki kemampuan berkomunikasi. 6. Sebagai inovator adalah kemampuan mencari/

menentukan gagasan baru untuk pembaharuan

sekolah, kemampuan melakukan pembaharuan di

sekolah.

7. Sebagai motivator adalah kemampuan mengatur lingkungan kerja (fisik), mengatur suasana kerja

(non fisik), kemampuan menerapkan prinsip

penghargaan dan hukuman.

2.1.5 Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

Konsep kepala sekolah sebagai supervisor

menunjukkan adanya perbaikan pengajaran pada

sekolah yang dipimpinnya, perbaikan ini tampak

setelah dilakukan sentuhan supervisor berupa bantuan

mengatasi guru dalam mengajar. Menurut

Faturrahman dan Suryana (2011:30) menyatakan

”Kepala sekolah memahami program dan strategi

pengajaran. Sehingga mampu memberi bantuan kepada

guru yang mengalami kesulitan menyusun program

dan strategi pengajarannya.”

Hasil penelitian Lipham (1981) berkaitan dengan

kinerja kepala sekolah menyatakan:

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Permendiknas Nomor 13 tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah, menegaskan 5 kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala

14

When the value of individuals within the school are reasonably uniform, the values are translated into

meaningfull organizational goals, and there is a

commitment to achieveing the goals, the succesfull

school result. (Jika nilai individu - indvidu yang ada

di sekolah adalah seragam, dan nilai tersebut dimanifestasikan pada tujuan – tujuan sekolah yang

bermakna, dan terdapat suatu tanggung jawab

dalam mencapai tujuan tersebut yang memberi

dampak terhadap keberhasilan sekolah).

Kepala sekolah dalam kedudukannya sebagai

supervisor berkewajiban membina para guru agar

menjadi pendidik dan pengajar yang baik. Bagi guru

yang sudah baik agar dapat mempertahankan kuali-

tasnya, dan bagi guru yang belum baik dapat

dikembangkan menjadi lebih baik. Hal-hal yang perlu

dikembangkan oleh kepala sekolah sebagai supervisor

adalah (Pidarta, 2009):

(1) kepribadian guru; (2) peningkatan profesi se-cara

kontinu; (3) proses pembelajaran; (4) pengua-saan

materi pelajaran; (5) keragaman kemampuan guru; (6) keragaman daerah; (7) kemampuan guru dalam

bekerja sama dengan masyarakat.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

kepala sekolah yang memiliki kemampuan yang cukup

dapat mengatasi prosedur pengembangan kurikulum

yang merespon perubahan – perubahan yang terjadi.

Perubahan itu harus direspon dalam tujuan

pembelajaran dan tujuan sekolah, isi materi

pembelajaran, metode dan pendekatan dalam

pengajaran, evaluasi program pengajaran dan kegiatan

kinerja yang berkaitan dengan layanan belajar untuk

mengatasi semua permasalahan.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Permendiknas Nomor 13 tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah, menegaskan 5 kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala

15

2.1.6 Ketrampilan Teknikal Kepala Sekolah

Dalam memberikan pembinaan kepada guru,

kepala sekolah haus memiliki kemampuan yang

berkaitan dengan tugas dan tanggungjawab. Jika tidak

maka akan mengurangi kredibilitas Kepala Sekolah di

mata para guru. Itulah sebabnya Soebagio (2005:203)

mengemukakan bahwa kepala sekolah sudah

seharusnya memiliki ketrampilan teknikal yaitu

pengetahuan dan kemahiran dalam kegiatan yang

menyangkut metode, proses, dan prosedur guna

mengajarkan kepada bawahan. Ketrampilan tersebut

merupakan ketrampilan khusus, sehingga kepala

sekolah dituntut mampu menggunakan alat – alat

prosedur dan teknik yang berhubungan dengan proses

pembelajaran. Ketrampilan teknikal diperlukan agar ia

mampu mengawasi dan menilai pekerjaan sesuai

dengan keahlian yang digelutinya. Contohnya pemimpin

pendidikan perlu menguasai cara-cara menyusun

renstra, membuat silabus, memahami PBM, menguasai

tehnik penilaian, dan sebagainya.

2.2 Kinerja Guru

2.2.1 Kinerja Guru

Kinerja guru berasal dari kata kinerja dan guru.

Kinerja dalam sehari-hari sering diartikan “ Sesuatu

yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan

kerja. Kinerja dapat dipergunakan untuk menunjukkan

kemampuan sesuatu organisasi atau manajemen yang

berkaitan dengan hasil atau prestasi yang dihasilkan”

(Sukari 1999:49).

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Permendiknas Nomor 13 tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah, menegaskan 5 kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala

16

Menurut Mangkunegara (2006:67) “Kinerja adalah

hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya

sesuai tanggungjawab yang diberikan kepadanya.

Kinerja guru akan baik jika guru memiliki kompetensi

dasar yakni:(1)Menguasai landasan kependidikan, (2)

Menguasai bahan pelajaran, (3)Menyusun program

pengajaran, (4)Kemampuan mengelola interaksi belajar

mengajar, (5)Kemampuan mengelola kelas,

(6)Kemampuan interaksi belajar mengajar, (7)Menilai

hasil belajar siswa, (8)Kemampuan mengenal dan

menterjemahkan kurikulum, (9)Mengenal fungsi dan

program bimbingan dan penyuluhan, (10)Memahami

prinsip- prinsip dan hasil pengajaran.

Kesimpulannya bahwa kinerja sumber daya

manusia adalah prestasi kerja atau hasil kerja (out put)

baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai SDM

dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

2.3 Kompetensi Guru

Gordon dalam Mulyasa (2007:38-39) menjelaskan

aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep

kompetensi sebagai berikut :

a. Pengetahuan (knowledge): yaitu kesadaran dalam

bidang kognitif, misalnya seorang guru mengetahui

cara melakukanidentifikasi kebutuhan belajar, dan

bagaimana melakukan pembelajaran terhadap peserta

didik sesuai dengan kebutuhannya. b. Pemahaman (understanding): yaitu kedalaman

kognitif, dan afektif yang dimiliki oleh individu.

Misalnya seorang guru yang akan melaksanakan

pembelajaran harus memiliki pemahaman yang baik

tentang karakteristik dan kondisi peserta didik, agar

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Permendiknas Nomor 13 tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah, menegaskan 5 kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala

17

dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien.

c. Kemampuan (skill): adalah sesuatu yang dimiliki oleh

individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang

dibebankan kepadanya. Misalnya kemampuan guru

dalam memilih dan membuat alat peraga sederhana

untukmemberikan kemudahan belajar pada peserta didik.

d. Nilai(value): adalah suatu standar yang telah diyakini

dan secara psikhologis telah menyatu dalam diri

seseorang. Misalnya standar perilaku guru dalam

pembelajaran (kejujuran, keterbukaan, demokratis,

dan lain-lainnya). e. Sikap(attitude): yaitu (senang tidak senang, suka tidak

suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang

datang dari luar. Misalnya reaksi terhadap krisis

ekonomi, perasaan terhadap kenaikan upah/gaji, dan

sebagainya.

Dari beberapa kompetensi guru di atas, dapat

disimpulkan bahwa guru harus mempunyai kompetensi

berupa pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai,

sikap dan minat untuk mendidik anak dengan sebaik-

baiknya, hal ini agar peserta didik dapat menyerap ilmu

atau informasi dengan baik.

Wina Sanjaya (2006:18) mengkategorikan ke

dalam tiga kompetensi yaitu: kompetensi pribadi,

kompetensi profesional, dan kompetensi sosial

kemasyarakatan. Kompetensi pribadi adalah

kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa,

arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik.

Kompetensi profesional adalah kemampuan

penguasaan materi pembelajaran secara luas dan

mendalam yang memungkinkan membimbing peserta

didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan

dalam Standar Nasional Pendidikan. Kompetensi sosial

adalah kemampuan guru sebagai bagian dari

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Permendiknas Nomor 13 tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah, menegaskan 5 kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala

18

masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara

efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua / wali peserta didik, dan

masyarakat sekitar.

2.3.1 Peran dan tugas guru

Peranan guru adalah untuk menciptakan

serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang

dilakukan dalam situasi tertentu serta hubungan

dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan

perkembangan siswa yang menjadi tujuannya,

Wrightman(1977:23).

Moh Uzer Usman(1988:8) menggambarkan secara

singkat tugas seorang guru. Peran guru dalam proses

belajar mengajar, yang dikemukakan oleh Adams &

Decey, yang dikutip oleh Muh.Uzer (1999:9) sebagai

berikut :

a) Guru sebagai demonstrator.

Guru hendaknya senantiasa mengembangkan dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ini ilmu

yang dimilikinya, karena sangat menentukan hasil

belajar yang dicapai siswa.

b) Guru sebagai pengelola kelas. Hendaknya guru mampu mengelola kelas sebagai

lingkungan belajar serta merupakan aspek dari

lingkungan sekolah yang perlu diorganisir.

Lingkungan eksternal dan internal ini perlu diatur

dan diawasi agar kegiatan belajar terarah pada tujuan

– tujuan pendidikan. Pengawasan terhadap belajar lingkungan itu turutmenentukan sejauh mana

lingkungan tersebut menjadi lingkungan beljar yang

baik, dengan ciri bersifat menantang dan merangsang

siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan

kepuasan dalam mencapai tujuan. c) Guru sebagai mediator dan fasilitator.

Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki

pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Permendiknas Nomor 13 tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah, menegaskan 5 kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala

19

media pendidikan karena media pendidikan sebagai alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses

belajar mengajar, mampu memilih dan menggunakan

serta mengusahakan media itu dengan baik. Guru

sebagai fasilitator, hendaknya mampu mengusahakan

sumber – sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar

mengajar.

d) Guru sebagai evaluator.

Tujuan dari penilaian itu adalah untuk mengetahui

penguasan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan dan keefektifan metode pengajaran untuk mengetahui

kedudukan siswa di dalam kelas atau kelompoknya.

Informasi dari hasil evaluasi merupakan umpan balik

terhadap proses belajar mengajar, yang akan

dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan

meningkatkan proses belajar selanjutnya sehingga memperoleh hasil pendidikan yang optimal.

e) Peran guru sebagai pengadministrasian.

Seorang guru harus berperan sebagai :

a) Pengambilan inisiatif, pengarah, dan penilaian

kegiatan – kegiatan pendidikan. Dalam hal ini

berarti guru turut serta memikirkan kegiatan –

kegiatan pendidikan yang direncanakan serta

nilainya.

b) Wakil masyarakat, yang berarti dalam sekolah guru sebagai anggota suatu masyarakat, guru

harus mencerminkan suasana dan

kemampuan masyarakat dalam arti yang baik.

c) Orang yang ahli dalam mata pelajaran, guru

bertanggung jawab untuk mewariskan kebudayaan kepada generasi muda yang

berupa pengetahuan.

d) Penegak disiplin, guru harus menjaga agar

tercapai suatu disiplin.

e) Pelaksana administrasi pendidikan. Disamping

sebagai pengajar, gurupun bertanggung jawab akan jalannya pendidikan dan harus dapat

melaksanakan kegiatan administrasi.

f) Pemimpin generasi muda dalam

mempersiapkan diri untuk menjadi anggota

masyarakat yang dewasa. g) Penerjemah kepada masyarakat. Artinya, guru

berperan untuk menyampaikan segala

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Permendiknas Nomor 13 tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah, menegaskan 5 kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala

20

perkembangan kemajuan dunia sekitar kepada masyarakat, khususnya masalah pendidikan.

f) Peran guru sebagai pribadi (self oriented), seorang

guru harus berperan sebagai berikut : a) Petugas sosial, yaitu seseorang yang harus

membantu untuk kepentingan masyarakat.

b) Pelajar dan ilmuan, yang senantiasa terus

menerus menuntut ilmu pengetahuan

mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.

c) Orang tua, dengan mewakili orang tua murid di sekolah dalam pendidikan anaknya. Karena

sekolah merupakan lembaga pendidikan

kedua sesudah keluarga.

d) Pencari teladan, guru menjadi ukuran bagi

norma – norma tingkah laku. e) Pencari keamanan, guru menjadi tempat

berlindung bagi siswa – siswa untuk

memperoleh rasa aman dan puas di

dalamnya.

7. Peran guru secara psikologis, yaitu dapat dipandang

sebagai berikut :

a) Ahli psikologi pendidikan.

Guru harus melaksanakan tugasnya atas

dasar prinsip – prinsip psikologi. b) Seniman dalam hubungan antar manusia

untuk tujuan tertentu dengan menggunakan

tehnik tertentu, khususnya dalam kegiatan

pendidikan.

c) Pembentukan kelompok sebagai jalan atau

alat dalam pendidikan. d) Catalyic agent, yaitu orang yang mempunyai

pengaruh dalam menimbulkan

pembaharuan, sering pula peranan ini sebagai inovator (pembaru).

e) Petugas kesehatan mental (mental hygiene worker) yang bertanggungjawab terhadap

pembinaan kesehatan mental khususnya

kesehatan mental siswa.

Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa

dari beberapa peran guru tersebut, apabila dijalankan

dengan penuh tanggungjawab dan komitmen, maka

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Permendiknas Nomor 13 tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah, menegaskan 5 kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala

21

akan dapat memajukan dan meningkatkan kualitas

pendidikan.

Mulyasa (2007:54) mengatakan bahwa tugas guru

yang paling utama adalah “to facilitate of learning“

(memberi kemudahan belajar), bukan hanya

menceramahi, atau mengajar, apalagi menghajar

peserta didik. Uzer (1995:6-7) membagi tugas guru ke

dalam tiga tugas: (a) profesi, meliputi : mendidik berarti

meneruskan dan mengembangkan nilai – nilai hidup,

mengajar yaitu meneruskan dan mengembangkan ilmu

pengetahuan dan tehnologi, melatih yaitu

mengembangkan ketrampilan dan penerapannya. (b)

kemanusiaan, meliputi, sebagai orang tua bagi

siswanya, menarik simpati dan perhatian siswa dari

semua lapisan masyarakat, memotivasi siswa dan

mentransformasikan diri kepada siswa, (c)

kemasyarakatan, meliputi: mendidik dan mengajar

untuk menjadi warga negara Indonesia yang bermoral

Pancasila, mencerdaskan bangsa indonesia.

Bila kita cermati tugas – tugas di atas, guru

selain memberi kemudahan belajar, juga memberi arti

yang begitu besar bagi dirinya sendiri, masyarakat,

bahkan bangsa dan negara. Tanggung jawab guru

dapat dijabarkan ke dalam sejumlah kompetensi yang

lebih khusus yaitu :

a) Tanggung jawab moral : bahwa setiap guru

harus mampu menghayati perilaku dan

etika yang sesuai dengan moral Pancasila

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Permendiknas Nomor 13 tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah, menegaskan 5 kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala

22

dan mengamalkannya dalam pergaulan

hidup sehari – hari.

b) Tanggung jawab dalam bidang pendidikan

di sekolah : guru harus menguasai cara

belajar mengajar yang efektif, mampu

mengembangkan kurikulum, silabus, dan

rencana pelaksanaan pembelajaran, serta

evaluasi hasil belajar.

c) Tanggung jawab dalam bidang

kemasyarakatan : guru harus ikut serta

mensukseskan pembangunan, yang harus

kompeten dalam membimbing, mengabdi

dan melayani masyarakat.

d) Tanggung jawab dalam bidang keilmuan :

guru harus turut serta memajukan ilmu,

terutama yang menjad spesifikasinya,

dengan melaksanakan penelitian dan

pengembangan.

Dengan memperhatikan peran, tugas, dan

tanggung jawab guru yang begitu komplek, apabila

dapat dilaksanakan dengan baik, maka prises belajar

mengajar akan tercapai sesuai dengan tujuan

pendiidkan yang diharapkan.

2.4 Penelitian yang relevan

1) Implementasi Pendekatan Klinis Dalam

Supervisi Pendidikan, Dan Tindak Lanjut

Yang Seharusnya Dilakukan oleh Anantyas

Kusuma Dewi dkk (2012) Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pelaksanaan

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Permendiknas Nomor 13 tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah, menegaskan 5 kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala

23

supervisi klinis akan terjadi hubungan

kolegial antara pengawas dan guru terjalin

dengan baik. Tanpa prasyarat tersebut

guru akan segan untuk meminta pengawas

untuk melakukan supervisi klinis terhadap

berbagai permasalahan yang dihadapi guru

dalam pembelajaran.

2) Pelaksanaan Supervisi Klinis Kepala

Sekolah Untuk Meningkatkan Kinerja Guru

Pada SMA Negeri 2 Sambas oleh Liling Chui

Mi (2013) Hasil penelitian menunjukkan

Kinerja Guru SMA Negeri 2 Sambas

meningkat dengan semua guru memiliki

RPP, ada yang buatan sendiri, mengadopsi

dari kegiatan Musyawarah Guru Mata

Pelajaran (MGMP).

3) Pengaruh Supervisi Klinis dan

Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap

Motivasi Untuk Peningkatan Kinerja Guru

(Studi Empiris di SMPN 33 Kota Semarang)

(2012) menyimpulkan bahwa supervisi

berpengaruh positif terhadap variabel

kinerja guru, temuan ini dapat diartikan

kinerja guru akan meningkat seiring

dengan meningkatnya kegiatan supervisi.

4) Yeni Adoelu (2010) menyatakan “Penilaian

Peran Pengawas Kepala untuk Quality

Assurance di Sekolah Menengah di Ondo

State, Nigeria”. Peran kepala sekolah dalam

pengawasan tugas guru pada pelaksanaan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Permendiknas Nomor 13 tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah, menegaskan 5 kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala

24

pembelajaran. Kepala sekolah memberikan

pengawasan atau supervisi untuk

meningkatkan mutu pendidikan. Hasil

penelitian menunjukan bahwa sebagian

kepala sekolah memberikan perhatian

penuh pada guru untuk meningkatkan

pembelajaran.

5) Stronge (2002) mengungkapkan bahwa

dalam No Child Left Behind, penilaian guru

dan evaluasi guru yang tepat merupakan

kunci utama keberhasilan dan kesuksesan

sekolah.

2.5 Kerangka Pikir Penelitian

Mengacu pada kondisi riil di SD Kanisius

Temanggung, kenyataan sebagian guru belum

memenuhi kompetensi sebagai guru. Misalnya dalam

menyusun RPP, penggunaan RPP dalam kegiatan

pembelajaran, penggunaan alat peraga / sarana

prasarana, dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran

belm terlaksana secara maksimal

Melihat kenyataan tersebut, masih jauh harapan

yang diinginkan sekolah, sehingga Kepala Sekolah

bersama dengan guru ingin bersinergi menciptakan

kondisi pembelajaran di kelas secara maksimal. Dengan

supervisi klinis dan usaha – usaha yang dilakukan

untuk guru, diharapkan akan tercipta kinerja guru

yang optimal, berdedikasi dan kreatif. Langkah yang

dilakukan Kepala sekolah untuk tercapainya harapan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Permendiknas Nomor 13 tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah, menegaskan 5 kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala

25

tersebut dengan melakukan supervisi klinis untuk

meningkatkan kinerja guru dalam mengelola

pembelajaran, serta membangun komitmen guru untuk

bekerja lebih baik dari sebelumnya.

Kerangka berpikir diatas dapat digambarkan pada

bagan sebagai berikut :

BAGAN SUPERVISI KLINIS

Sumber: (Makawimbang,2013:39)

TAHAP PERTEMUAN

AWAL

1.Menganalisis

rencana pelajaran.

2.Menetapkan bersama

aspek-aspek yang akan

diobservasi dalam

mengajar

TAHAP OBSERVASI

MENGAJAR

1.Mencatat peristiwa

selama pengajaran

2.Catatan harus

obyektif dan selektif

TAHAP PERTEMUAN BALIKAN

1. Menganalisis hasil observasi bersama guru

2. Menganalisis perilaku mengajar

3. Bersama menetapkan aspek-aspek yang harus

dilakukan untuk membantu perkembangan

ketrampilan mengajar berikutnya

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Permendiknas Nomor 13 tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah, menegaskan 5 kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala

26

2.6 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir

hipotesis penelitian dari tesis yang berjudul

Pelaksanaan Supervisi Klinis Kepala Sekolah Untuk

Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Mengelola

Pembelajaran Di SD Kanisius Temanggung adalah akan

terjadi peningkatan kinerja guru dalam pengelolaan

pembelajaran di SD Kanisius Temanggung.