bab ii tinjauan pustaka ok.docx

Upload: faj-ry-ly

Post on 10-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 BAB II Tinjauan Pustaka OK.docx

    1/16

    6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Tinjauan UmumBatu andesit ialah batuan beku yang terbentuk oleh material dari dalam

    bumi dan pada saat gunung berapi meletus, material ini keluar permukaan bumi

    yang kemudian membeku dan mengeras akibat pengaruh suhu dan cuaca di

    permukaan bumi. Pada penelitian ini menggunakan limbah abu batu tempel alam

    yang berasal dari daerah Waru, Salam, Magelang, Jawa Tengah. Limbah yang

    berasal dari butiran butiran lembut ini yang bercampur dengan air dan

    dipisahkan akan digunakan sebagai bahan tambah nantinya dalam pembuatan

    paving block. Kandungan senyawa kimia yang terdapat pada batu andesit yang

    terbesar adalah kandungan unsur silikat sebesar 58,9% (Anthony Hall, 1987).

    Sedangkan selain silikat terdapat juga unsur TiO2, Al2O3, Fe2O3, FeO, MgO,

    CaO, Na2O, K2O (Anthony Hall, 1987).

    2.2 AgregatAgregat adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam

    campuran mortar (aduk) dan beton. Agregat aduk dan beton dapat juga

    didefinisikan sebagai bahan yang dipakai sebagai pengisi atau pengkurus, dipakai

    bersama bahan perekat, dan membentuk suatu massa yang keras, padat bersatu,

    yang disebut adukan beton (Samekto dan Rahmadiyanto, 2001).

    Kandungan agregat dalam campuran biasanya sangat tinggi. Berdasarkan

  • 7/22/2019 BAB II Tinjauan Pustaka OK.docx

    2/16

    7

    pengalaman, komposisi agregat tersebut berkisar 60%-70% dari berat campuran

    beton. Karena itu perlu dipelajari karakteristik agregat yang akan menentukan

    sifat mortar atau beton yang akan dihasilkan (Mulyono, 2003).

    Menurut SK-SNI-T-15-1990-03 kekasaran pasir dibagi menjadi empat

    kelompok menurut gradasinya, yaitu pasir halus, agak kasar dan kasar. Pasir yang

    digunakan dalam adukan beton harus memenuhi syarat sebagai berikut :

    1. Pasir harus terdiri dari butir butir tajam dan keras. Hal ini dikarenakandengan adanya bentuk pasir yang tajam, maka kaitan antar agregat akan lebih

    baik, sedangkan sifat keras untuk menghasilkan beton yang keras pula.

    2. Butirnya harus bersifat kekal. Sifat kekal ini berarti pasir tidak mudah hancuroleh pengaruh cuaca, sehingga beton yang dihasilkan juga tahan terhadap

    pengaruh cuaca.

    3. Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dari berat kering pasir,lumpur yang ada akan menghalangi ikatan antara pasir dan pasta semen, jika

    konsentrasi lumpur tinggi maka beton yang dihasilkan akan berkualitas rendah.

    4. Pasir tidak boleh mengandung bahan organic terlalu banyak.2.2.1Agregat Halus ( Pasir )

    Agregat halus adalah agregat yang semua butirannya menembus ayakan

    dengan lubang 4,8 mm. Agregat halus dapat digolongkan menjadi 3 jenis

    (Samekto dan Rahmadiyanto, 2001).

    1. Pasir galianPasir yang diperoleh langsung dari permukaan tanah atau dengan menggali dari

    dalam tanah. Pasir jenis ini pada umumnya berbutir tajam, bersudut, berpori

  • 7/22/2019 BAB II Tinjauan Pustaka OK.docx

    3/16

    8

    dan bebas kandungan garam yang membahayakan. Namun karena pasir jenis

    ini diperoleh dengan cara menggali maka pasir ini sering bercampur dengan

    kotoran atau tanah, sehingga sering harus dicuci dulu sebelum digunakan.

    2. Pasir sungaiPasir sungai diperoleh langsung dari dasar sungai. Pasir sungai pada umumnya

    berbutir halus dan berbentuk bulat, karena akibat proses gesekan. Karena

    butirannya halus, maka baik untuk plesteran tembok. Namun karena bentuk

    yang bulat itu, daya rekat antar butir menjadi agak kurang baik.

    3. Pasir lautPasir laut adalah pasir yang diamibil dari pantai. Bentuk butirannya halus dan

    bulat karena gesekan. Pasir jenis ini banyak mengandung garam, oleh karena

    itu kurang baik untuk bahan bangunan. Garam yang ada di dalam pasir ini

    menyerap kandungan air dari udara, sehingga mengakibatkan pasir selalu agak

    basah dan juga menyebabkan pengembangan setelah bangunan selesai di

    bangun. Oleh karena itu, sebaiknya pasir jenis ini tidak digunakan untuk bahan

    bangunan.

    2.2.2Gradasi PasirGradasi pasir adalah distribusi ukuran butir pasir. Bila butir-butir pasir

    mempunyai ukuran yang sama (seragam) volume pori akan besar. Sebaliknya bila

    ukuran butirannya bervariasi akan terjadi volume pori yang kecil. Hal ini karena

    butiran yang kecil mengisi pori diantara butiran yang lebih besar, sehingga pori-

    porinya menjadi lebih sedikit, dengan kata lain kemampatannya tinggi. Untuk

    menyatakan gradasi pasir, dipakai nilai persentase berat butiran yang tertinggal

  • 7/22/2019 BAB II Tinjauan Pustaka OK.docx

    4/16

    9

    atau lewat dalam susunan ayakan. Susunan ayakan pasir yang dipakai adalah :

    9,60; 4,80; 2,40; 1,20; 0,60; 0,30 dan 0,15 mm. Hasil yang diperoleh dari

    pemeriksaan gradasi pasir berupa modulus halus butir (mhb) dan tingkat

    kekasaran pasir. Mhb menunjukkan ukuran kehalusan atau kekasaran butir-butir

    agregat yang dihitung dari jumlah persen kumulatif tertahan dibagi 100. Makin

    besar nilai mhb menunjukkan semakin besar butir-butir agregatnya.

    Menurut SK-SNI-T-15-1990-03 kekasaran pasir dapat dibagi menjadi empat

    kelompok menurut gradasinya seperti pada tabel 2.1 berikut.

    Tabel 2.1Batas-Batas Gradasi Agregat Halus

    Lubang

    Ayakanmm

    Persentase Berat Butir yang Lolos Saringan

    Zone I Zone II Zone III Zone IV

    10,00 10

    10

    1

    100

    4,80 90-100 90-100 90-100 95-100

    2,40 60-95 75-100 85-100 95-100

    1,20 30-70 55-90 75-100 90-100

    0,60 15-34 35-59 60-79 80-100

    0,30 5-20 8-30 12-40 15-50

    0,15 0-10 0-10 0-

    0-15

    (Sumber : Teknologi Beton olehTri Mulyono)

    Keterangan : Daerah I = Pasir Kasar

    Daerah II = Pasir agak kasar

    Daerah III = Pasir agak halus

    Daerah IV = Pasir halus

  • 7/22/2019 BAB II Tinjauan Pustaka OK.docx

    5/16

    10

    2.3 Semen PortlandSemen Portland adalah bahan pengikat hidrolis berupa bubuk halus yang

    dihasilkan dengan menghaluskan klinker (bahan ini terutama terdiri dari silikat-

    silikat kalsium yang bersifat hidrolis), dengan batu gibs sebagai bahan tambahan.

    Fungsi semen portland adalah sebagai perekat butir-butir agregat sehingga terjadi

    suatu massa yang padat. Jika semen portland dicampur dengan air, dalam

    beberapa waktu dapat menjadi keras. Campuran antara air dengan semen portland

    tersebut dinamakan pasta semen. Semen portland dibuat dengan memanaskan

    suatu campuran yang terdiri dari bahan-bahan yang mengandung kapur, silika,

    alumina, oksida, besi, dan oksida-oksida lain secara baik dan merata. (American

    Society ofMaterial (ASTM) dalam Teknologi Beton, Wuryati S dan Candra R,

    2001 : 1),

    Ditinjau dari segi penggunaannya, menurut American Society ofMaterial

    (ASTM dalam Teknologi Beton, Wuryati Samekto dan Candra Rahmadiyanto,

    2001 : 8), semen portland dapat dibedakan menjadi :

    a.Jenis I : Semen portland jenis umum ( Normal Portland Cement ), yaitu

    jenis semen potland untuk penggunaan dalam konstruksi beton secara

    umum yang tidak memerlukan sifat-sifat khusus. Misalnya untuk

    pembuatan trotoar, urung-urung, pasangan bata dan lain sebagainya.

    b. Jenis II : Semen jenis umum dengan perubahan perubahan ( ModifiedPortland Cement ). Semen ini memiliki panas hidrasi yang lebih rendah

  • 7/22/2019 BAB II Tinjauan Pustaka OK.docx

    6/16

    11

    dan keluarnya panas lebih lambat dari pada semen jenis I. Jenis ini

    digunakan untuk bangunan-bangunan tebal seperti pilar dengan ukuran

    besar, tumpuan dan dinding tahan tanah tebal, dll. Panas hidrasi yang agak

    rendah dapat mengurangi terjadinya retak-retak pengerasan. Jenis ini juga

    dapat digunakan untuk bangunan drainase di tempat yang memiliki

    konsentrasi sulfat tinggi.

    c. Jenis III : Semen portland dengan kekuatan awal tinggi ( High-early-strenght-portland-cement ). Jenis ini memperoleh kekuatan besar dalam

    waktu singkat, sehingga dapat digunakan untuk perbaikan bangunan beton

    yang perlu segera digunakan atau yang acuannya perlu segera dilepas.

    d. Jenis IV : Semen Portland dengan panas hidrasi yang rendah ( Low-HeatPortland-Cement ). Jenis ini merupakan jenis khusus untuk penggunaan

    yang memerlukan panas hidrasi yang serendah-rendahnya. Kekuatannya

    tumbuh lambat. Jenis ini digunakan untuk bangunan beton massa seperti

    bendungan-bendungan gravitas besar.

    e. Jenis V : Semen Portland tahan sulfat (Sulfate-resistingportlandcement).Jenis ini merupakan jenis khusus yang ditujukan untuk penggunaan pada

    bangunan-bangunan yang terkena sulfat, seperti di tanah atau di air yang

    tinggi kadar alkalinya. Proses pengerasan semen ini lebih lambat dari

    semen biasa.

    Menurut kekuatannya sesuai dengan American Society ofMaterial(ASTM)

    dalam bukunya berjudul Teknologi Beton, Wuryati Samekto dan Candra

    Rahmadiyanto, 2001 : 8 Semen Portland dapat dibedakan menjadi: (1) semen

  • 7/22/2019 BAB II Tinjauan Pustaka OK.docx

    7/16

    12

    Portland mutu S-400, yaitu semen portland dengan kekuatan tekan pada umur 28

    hari sebesar 400 kg/cm2; (2) semen Portland mutu S-475, yaitu semen portland

    dengan kekuatan tekan pada umur 28 hari sebesar 475 kg/cm2; (3) semen Portland

    mutu S-550, yaitu semen portland dengan kekuatan tekan pada umur 28 hari

    sebesar 550 kg/cm2 dan (4) semen Portland mutu S-S, yaitu semen portland

    dengan kekuatan tekan pada umur 1 hari sebesar 225 kg/cm2, dan pada umur 7

    hari sebesar 525 kg/cm2.

    2.4 AirAir merupakan bahan dasar pembuatan beton yang penting namun

    harganya paling murah. Air diperlukan untuk bereaksi dengan semen, serta

    untuk menjadi bahan pelumas antara butir-butir agregat agar dapat mudah

    dikerjakan dan dipadatkan. Untuk bereaksi dengan semen, air yang dipakai hanya

    sekitar 25 persen berat jenis semen saja, namun kenyataannya nilai faktor air

    semen yang dipakai sulit kurang dari 0,35. Kelebihan air ini yang dipakai

    sebagai pelumas. Tetapi perlu dicatat bahwa tambahan air untuk pelumas ini

    tidak boleh terlalu banyak karena kekuatan beton akan rendah serta betonnya

    bersifat porous. Selain itu, kelebihan air akan bersama-sama dengan semen

    bergerak ke permukaan adukan beton segar yang baru saja dituang (bleeding)

    yang kemudian menjadi buih dan merupakan suatu lapisan tipis yang dikenal

    dengan laitance (selaput tipis). Selaput tipis ini akan mengurangi lekatan antara

    lapis-lapis beton dan merupakan bidang sambung yang kemah. Apabila ada

    kebocoran cetakan, air bersama-sama semen juga dapat keluar, sehingga

    terjadilah sarang- sarang kerikil. (Kardiyono T, 1992 : 45).

  • 7/22/2019 BAB II Tinjauan Pustaka OK.docx

    8/16

    13

    Air yang memenuhi persyaratan sebagai air minum memenuhi syarat

    pula untuk bahan campuran beton (tetapi tidak berarti air pencampuran

    beton harus memenuhi standar persyaratan air minum). Secara umum, air

    yang dapat dipakai untuk bahan pencampur beton ialah air yang bila dipakai

    akan dapat menghasilkan beton dengan kekuatan lebih dari 90 % kekuatan

    beton yang memakai air suling. (Kardiyono T, 1992 : 45).

    Jika terdapat kesulitan air di daerah terpencil misalnya yang tidak

    terdapat air minum atau air untuk penggunaan umum, dan kualitas air yang ada

    dikhawatirkan, maka perlu dilakukan pengujian kualitas air. (Kardiyono T, 1992

    : 45).

    Kekuatan beton dan daya tahannya berkurang jika air mengandung

    kotoran. Pengaruh pada beton diantaranya pada lamanya waktu ikatan awal

    adukan beton serta kekuatan betonnya setelah mengeras. Adanya butiran

    melayang (lumpur) dalam air di atas 2 gram/liter dapat mengurangi kekuatan

    beton. Air yang berlumpur terlalu banyak dapat diendapkan dulu sebelum

    dipakai, dalam kolom pengendap. Adanya garam-garam mangaan, timah.

    seng, tembaga, dan timah hitam dengan jumlah cukup besar pada air adukan

    akan menyebabkan pengurangan kekuatan beton. Seng klorida misalnya,

    memperlambat ikatan awal beton sedemikian sehingga beton belum memiliki

    kekuatan dalam umur 2 3 hari. Pengaruh timbale nitrat (Pb NO3) yang tinggi

    akan sangat merusak beton. Beberapa garam seperti sodium iodate, sodium

    poshpate, sodium arsenat, dan sodium borat, mengurangi kuat awal beton

    menjadi sangat rendah. Sodium karbonat dan potasium dapat menyababkan

  • 7/22/2019 BAB II Tinjauan Pustaka OK.docx

    9/16

    14

    ikatan sangat cepat dan dalam konsentrasi yang besar akan mengurangi

    kekuatan beton. Adanya kalsium khlorida mempercepat ikatan dan pengerasan.

    (Kardiyono T, 1992 : 45).

    Air laut umumnya mengandung 3,5 persen lautan garam, sekitar 78

    persennya adalah sodium klorida dan 15 persennya adalah magnesium

    sulfat. Adanya garam-garam dalam air laut ini dapat mengurangi kekuatan

    beton sampai 20 persen. Air laut tidak boleh digunakan untuk campuran beton

    pada beton bertulang ataupun beton prategang, karena resiko terhadap

    korosi tulangan lebih besar. Air buangan industri yang mengandung asam

    atau alkali biasanya tidak memenuhi syarat untuk struktur beton. Ganggang

    yang mungkin terdapat dalam air atau pada permukaan butir-butir agregat. Bila

    tercampur dalam adukan akan mengurangi lekatan antara batuan dan pastanya.

    Hal ini memperburuk beton. Kandungan gula mungkin juga terdapat dalam

    air. Bila kandungan itu kurang dari 0,05 persen berat air tampaknya

    tidak berpengaruh terhadap kekuatan beton. Namun dengan jumlah yang lebih

    banyak dapat memperlambat ikatan awal, dan kekuatan beton dapat berkurang.

    (Kardiyono T, 1992 : 45).

    2.5 Paving BlockMenurut SNI 03-0691-1996 bata beton atau (paving block) adalah suatu

    komposisi bahan bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen portland

    atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air dan agregat dengan atau tanpa

    bahan tambah lainnya yang tidak mengurangi mutu beton tersebut.

  • 7/22/2019 BAB II Tinjauan Pustaka OK.docx

    10/16

    15

    Secara umum bentuk paving block berbentuk segi empat (holland), segi

    enam (hexagon) dan segitiga dengan ketebalan bervariasi menurut kebutuhannya.

    Namun seiring berkembangan pembangungan maka muncul bentuk-bentuk lain

    dari paving block menurut kebutuhan konsumen dan kemampuan produsen.

    Berikut ini pada gambar 2.1 adalah jenis atau tipe tipepaving block yang umum

    beredar di pasaran.

    Gambar 3.1BentukbentukPaving Block

    Adapun syarat mutupaving blockyang ditetapkan oleh SNI 03-0691-1996

    adalah sebagai berikut :

    a. Sifat tampakBata beton untuk lantai mempunyai bentuk sempurna tidak terdapat retak-

    retak dan cacat, bagian sudutnya tidak mudah direpihkan dengan kekuatan

  • 7/22/2019 BAB II Tinjauan Pustaka OK.docx

    11/16

    16

    jari tangan.

    b. Bentuk dan UkuranBentuk dan ukuran bata beton untuk lantai dapat tergantung dari

    persetujuan konsumen dan produsen. Penyimpangan tebal bata beton

    (paving block) diperkenankan 3 mm.

    c. Sifat FisisBata beton untuk lantai harus mempunyai kekuatan fisis seperti tabel di

    bawah ini :

    Tabel 2.2Sifat-sifat fisik (SNI 03-0691-1991)

    Mutu

    Kuat Tekan (Mpa)Penyerapan air

    rata-rata

    Rata-rata Min Maksimal (%)

    A 40 35 3

    B 20 17 6

    C 15 12 8

    D 10 8,5 10

    Keuntungan Paving Block (Sukron Syairul, 2012) :

    1. Pelaksanaanya mudah dan tidak memerlukan alat berat serta dapatdiproduksi secara masal.

    2. Pemeliharaannya mudah dan dapat di pasang kembali setelah dibongkar.3. Tahan terhadap beban statis, dinamik dan kejut.

  • 7/22/2019 BAB II Tinjauan Pustaka OK.docx

    12/16

    17

    4. Tahan terhadap tumpahan bahn pelumas dan pemanas mesin kendaraan.KelemahanPaving Block (Sukron Syairul, 2012) :

    Mudah bergelombang bila pondasinya tidak kuat dan kurang nyaman untuk

    kendaraan dengan kecepatan tinggi. Sehingga perkerasan paving block sangat

    cocok untuk mengendalikan kecepatan kendaraan di lingungan permukiman dan

    perkotaan yang padat.

    2.6 Kajian Teori yang Relevan2.6.1Pembuatan Paving BlockDengan Stabilitas Lusi Dan Pasir Dengan /Ayakan Serta Abu Batu Dengan Penambahan Variasi Semen

    Menurut Endang K. (2009), dari hasil penelitian di peroleh kesimpulan:

    1. Bahwa alternatif pengganti semen sebagai pengikat walaupun memilikipersamaan kandungan kimia adalah 15% - 20% didapat pada variasi

    campuran 40% lusi, 20% abu batu dan 40% pasir.

    2. Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan nilai kuat tekan tertinggisebesar 116,56 kg / cm2pada komposisi campuran (40 % lusi :20 % abu

    batu : 40 % pasir) + (20 % semen). Hasil uji kuat tekan ini memenuhi

    syarat untuk diklasifikasikan padapaving blockmutu D.

    3. Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan nilai resapan sebesar 7,80% didapat pada variasi campuran (40 % lusi :20 % abu batu :40 % pasir) +

    (20 % semen). Hasil uji resapan ini memenuhi syarat untuk diklasifikasikan

    padapaving blockmutu D.

  • 7/22/2019 BAB II Tinjauan Pustaka OK.docx

    13/16

    18

    4. Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan nilai ketahanan aus sebesar0,194 mm / menit dapatkan t pada variasi campuran (40 % lusi :20 % abu

    batu :40 % pasir) + (20 % semen). Hasil uji ketahanan aus ini memenuhi

    syarat untuk diklasifikasikan padapaving blockmutu D.

    5. Dari hasil test kuat tekan, resapan dan keausan telah memenuhi SNI 03 0691 -1996 jadipaving blocktersebut hanya dapat digunakan untuk taman,

    jalan setapak / trotoar.

    2.6.2Pengaruh Abu BAtu Split Sebagai Pengganti Sebagian Pasir TerhadapKuat Tekan Paving Block

    Menurut Habib (2008), dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan :

    Penggantian berat pasir dengan abu batu pada campuran paving block dapat

    meningkatkan kuat tekan rata rata. Paving block normal kuat tekannya adalah

    17,70 MPa, kandungan 2,5% abu batu kuat tekannya adalah 18,40 MPa,

    kandungan 7,5% abu batu kuat tekannya adalah 21,02 MPa, kandungan 2,5% abu

    batu kuat tekannya adalah 22,12 Mpa, kandungan 17,5% abu batu kuat tekannya

    adalah 25,59 MPa, kandungan 22,5% abu batu kuat tekannya adalah 28,74 Mpa.

    2.6.3Pengaruh Penambahan Abu Tempurung Kelapa Terhadap Kuat TekanMortar Sebagai Bahan Dasar Paving Block

    Menurut Zaki Zhafirin (2012), dari hasil peneltian di peroleh kesimpulan :

    Setiap penambahan limbah abu tempurung kelapa terus mengalami peningkatan

    kuat tekan dalam kondisi optimum. Untuk pengujian daya serap air paving block

  • 7/22/2019 BAB II Tinjauan Pustaka OK.docx

    14/16

    19

    mengalami peningkatan setiap penambahn abu tempurung kelapa dibandingkan

    dengan paving block normal ( tanpa limbah abu tempurung kelapa).

    2.6.4Pemanfaatan Abu Batu Sebagai FillerPada Self -Compacting ConcreteMenurut Slamet Widodo (2007), dari hasil penelitian diperolehkesimpulan

    penggunaan abu batu sebagai filler dapat meningkatkan kuat tekan beton

    konvensional sebesar 11,085% pada penambahan abu batu dengan takaran 25%

    berat semen. Penggunaan abu batu sebagai filler dapat meningkatkan kuat tekan

    SCC, masing-masing sebesar 47,62% dengan cara penambahan dan 42,86% jika

    dilakukan dengan cara substitusi semen secara parsial, di mana nilai optimum kuat

    tekan dicapai pada takaran abu batu sebesar 25% dihitung menurut berat semen.

    Penggunaan abu batu sebagai filler dapat meningkatkan korelasi kuat tekan SCC

    terhadap beton konvensional hingga mencapai nilai 91,18% pada penambahan abu

    batu sebesar 25% dari berat semen yang digunakan. Pada pengujian umur 28 hari

    SCC yang menggunakan filler berupa abu batu memiliki nilai kuat tekan yang

    relatif lebih tinggi dari SCCyang menggunakanfillerberupasilica fume.

    2.6.5Pengaruh Abu Sekam Sebagai Bahan Pengganti Semen Pada Kuat

    Desak dan Kuat Lentur Serta Kuat Daya Serap Air Paving Block

    Menurut Wicaksono (2012), dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan :

    Setiap variasi pengganti abu sekam terus mengalami peningkatan kuat desak,

    tetapi mengalami penurunan setelah variasi optimum. Peningkatan kuat desak

    terbesar terbesar adalah pada penggunaan variasi abu sekam 20% yaitu sebesar

  • 7/22/2019 BAB II Tinjauan Pustaka OK.docx

    15/16

    20

    46.48% daripaving blocknormal. Terjadi penurunan kuat tekan yang sangat besar

    pada variasi 30%.Daya serap air padapaving blockmengalami peningkatan pada

    setiap pengganti variasi limbah abu sekam padi dibandingkan paving block

    normal. Angka terbesar dalam pengujian ini yaitu 9,91 %. Semakin besar variasi

    penambahan limbah semakin meningkat pula kadar daya serap air dari paving

    block.

    2.6.6Pengaruh Penggunaan Limbah Batu Andesit Sebagai Bahan TambahPada Paving Block

    Menurut Syairul Sukron (2012), dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan :

    Penggunaan limbah batu andesi mampu meningkatkan nilai kuat tekan bila di

    bandingkan dengan paving block normal 1PC : 6Ps ( tanpa limbah andesit ).

    Peningkatan kuat tekan terbesar adalah penambahan pada variasi penambahan

    limbah andesit 40% yang meningkatkan kuat tekan paving block sebesar 104,8%

    dari paving block normal 1PC : 6Ps. Untuk pengujian serap air, paving block

    dengan menggunakan limbah andesit memiliki daya serap air paling kecil bila

    dibandingkan dengan paving block normal 1PC : 6Ps.

    2.6.7Kinerja Paving BlockMenggunakan Agregat Vulkanik Merapi

    Menurut Friska Kurniasari (2012), dari hasil penelitian diperoleh

    kesimpulan : Berdasarkan pengujian kuat tekan paving block dengan pasir

    vulkanik Merapi memiliki kuat tekan ratarata 26,60 MPa,paving blockdengan

    pasir Lokulo 33,67 MPa, dan paving blockdari pasaran 12,37 Mpa. Berdasarkan

    pengujian daya serap air paving block dengan pasir vulkanik Merapi adalah

  • 7/22/2019 BAB II Tinjauan Pustaka OK.docx

    16/16

    21

    11,21%, paving blockdengan pasir Lokulo adalah 7,87%, dan paving blockdari

    pasaran adalah 12,00%. Dengan demikian maka paving block dengan pasir

    Merapi dan paving block dari pasaran tergolong ke dalam paving blockmutu D

    yang kegunaannya untuk taman dan penggunnaan lain, sedangakan pasir Lokulo

    tergolong ke dalampaving blockmutu C yang kegunaannya untuk pejalan kaki.