bab ii tinjauan pustaka ok.docx
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 BAB II Tinjauan Pustaka OK.docx
1/16
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan UmumBatu andesit ialah batuan beku yang terbentuk oleh material dari dalam
bumi dan pada saat gunung berapi meletus, material ini keluar permukaan bumi
yang kemudian membeku dan mengeras akibat pengaruh suhu dan cuaca di
permukaan bumi. Pada penelitian ini menggunakan limbah abu batu tempel alam
yang berasal dari daerah Waru, Salam, Magelang, Jawa Tengah. Limbah yang
berasal dari butiran butiran lembut ini yang bercampur dengan air dan
dipisahkan akan digunakan sebagai bahan tambah nantinya dalam pembuatan
paving block. Kandungan senyawa kimia yang terdapat pada batu andesit yang
terbesar adalah kandungan unsur silikat sebesar 58,9% (Anthony Hall, 1987).
Sedangkan selain silikat terdapat juga unsur TiO2, Al2O3, Fe2O3, FeO, MgO,
CaO, Na2O, K2O (Anthony Hall, 1987).
2.2 AgregatAgregat adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam
campuran mortar (aduk) dan beton. Agregat aduk dan beton dapat juga
didefinisikan sebagai bahan yang dipakai sebagai pengisi atau pengkurus, dipakai
bersama bahan perekat, dan membentuk suatu massa yang keras, padat bersatu,
yang disebut adukan beton (Samekto dan Rahmadiyanto, 2001).
Kandungan agregat dalam campuran biasanya sangat tinggi. Berdasarkan
-
7/22/2019 BAB II Tinjauan Pustaka OK.docx
2/16
7
pengalaman, komposisi agregat tersebut berkisar 60%-70% dari berat campuran
beton. Karena itu perlu dipelajari karakteristik agregat yang akan menentukan
sifat mortar atau beton yang akan dihasilkan (Mulyono, 2003).
Menurut SK-SNI-T-15-1990-03 kekasaran pasir dibagi menjadi empat
kelompok menurut gradasinya, yaitu pasir halus, agak kasar dan kasar. Pasir yang
digunakan dalam adukan beton harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Pasir harus terdiri dari butir butir tajam dan keras. Hal ini dikarenakandengan adanya bentuk pasir yang tajam, maka kaitan antar agregat akan lebih
baik, sedangkan sifat keras untuk menghasilkan beton yang keras pula.
2. Butirnya harus bersifat kekal. Sifat kekal ini berarti pasir tidak mudah hancuroleh pengaruh cuaca, sehingga beton yang dihasilkan juga tahan terhadap
pengaruh cuaca.
3. Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dari berat kering pasir,lumpur yang ada akan menghalangi ikatan antara pasir dan pasta semen, jika
konsentrasi lumpur tinggi maka beton yang dihasilkan akan berkualitas rendah.
4. Pasir tidak boleh mengandung bahan organic terlalu banyak.2.2.1Agregat Halus ( Pasir )
Agregat halus adalah agregat yang semua butirannya menembus ayakan
dengan lubang 4,8 mm. Agregat halus dapat digolongkan menjadi 3 jenis
(Samekto dan Rahmadiyanto, 2001).
1. Pasir galianPasir yang diperoleh langsung dari permukaan tanah atau dengan menggali dari
dalam tanah. Pasir jenis ini pada umumnya berbutir tajam, bersudut, berpori
-
7/22/2019 BAB II Tinjauan Pustaka OK.docx
3/16
8
dan bebas kandungan garam yang membahayakan. Namun karena pasir jenis
ini diperoleh dengan cara menggali maka pasir ini sering bercampur dengan
kotoran atau tanah, sehingga sering harus dicuci dulu sebelum digunakan.
2. Pasir sungaiPasir sungai diperoleh langsung dari dasar sungai. Pasir sungai pada umumnya
berbutir halus dan berbentuk bulat, karena akibat proses gesekan. Karena
butirannya halus, maka baik untuk plesteran tembok. Namun karena bentuk
yang bulat itu, daya rekat antar butir menjadi agak kurang baik.
3. Pasir lautPasir laut adalah pasir yang diamibil dari pantai. Bentuk butirannya halus dan
bulat karena gesekan. Pasir jenis ini banyak mengandung garam, oleh karena
itu kurang baik untuk bahan bangunan. Garam yang ada di dalam pasir ini
menyerap kandungan air dari udara, sehingga mengakibatkan pasir selalu agak
basah dan juga menyebabkan pengembangan setelah bangunan selesai di
bangun. Oleh karena itu, sebaiknya pasir jenis ini tidak digunakan untuk bahan
bangunan.
2.2.2Gradasi PasirGradasi pasir adalah distribusi ukuran butir pasir. Bila butir-butir pasir
mempunyai ukuran yang sama (seragam) volume pori akan besar. Sebaliknya bila
ukuran butirannya bervariasi akan terjadi volume pori yang kecil. Hal ini karena
butiran yang kecil mengisi pori diantara butiran yang lebih besar, sehingga pori-
porinya menjadi lebih sedikit, dengan kata lain kemampatannya tinggi. Untuk
menyatakan gradasi pasir, dipakai nilai persentase berat butiran yang tertinggal
-
7/22/2019 BAB II Tinjauan Pustaka OK.docx
4/16
9
atau lewat dalam susunan ayakan. Susunan ayakan pasir yang dipakai adalah :
9,60; 4,80; 2,40; 1,20; 0,60; 0,30 dan 0,15 mm. Hasil yang diperoleh dari
pemeriksaan gradasi pasir berupa modulus halus butir (mhb) dan tingkat
kekasaran pasir. Mhb menunjukkan ukuran kehalusan atau kekasaran butir-butir
agregat yang dihitung dari jumlah persen kumulatif tertahan dibagi 100. Makin
besar nilai mhb menunjukkan semakin besar butir-butir agregatnya.
Menurut SK-SNI-T-15-1990-03 kekasaran pasir dapat dibagi menjadi empat
kelompok menurut gradasinya seperti pada tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1Batas-Batas Gradasi Agregat Halus
Lubang
Ayakanmm
Persentase Berat Butir yang Lolos Saringan
Zone I Zone II Zone III Zone IV
10,00 10
10
1
100
4,80 90-100 90-100 90-100 95-100
2,40 60-95 75-100 85-100 95-100
1,20 30-70 55-90 75-100 90-100
0,60 15-34 35-59 60-79 80-100
0,30 5-20 8-30 12-40 15-50
0,15 0-10 0-10 0-
0-15
(Sumber : Teknologi Beton olehTri Mulyono)
Keterangan : Daerah I = Pasir Kasar
Daerah II = Pasir agak kasar
Daerah III = Pasir agak halus
Daerah IV = Pasir halus
-
7/22/2019 BAB II Tinjauan Pustaka OK.docx
5/16
10
2.3 Semen PortlandSemen Portland adalah bahan pengikat hidrolis berupa bubuk halus yang
dihasilkan dengan menghaluskan klinker (bahan ini terutama terdiri dari silikat-
silikat kalsium yang bersifat hidrolis), dengan batu gibs sebagai bahan tambahan.
Fungsi semen portland adalah sebagai perekat butir-butir agregat sehingga terjadi
suatu massa yang padat. Jika semen portland dicampur dengan air, dalam
beberapa waktu dapat menjadi keras. Campuran antara air dengan semen portland
tersebut dinamakan pasta semen. Semen portland dibuat dengan memanaskan
suatu campuran yang terdiri dari bahan-bahan yang mengandung kapur, silika,
alumina, oksida, besi, dan oksida-oksida lain secara baik dan merata. (American
Society ofMaterial (ASTM) dalam Teknologi Beton, Wuryati S dan Candra R,
2001 : 1),
Ditinjau dari segi penggunaannya, menurut American Society ofMaterial
(ASTM dalam Teknologi Beton, Wuryati Samekto dan Candra Rahmadiyanto,
2001 : 8), semen portland dapat dibedakan menjadi :
a.Jenis I : Semen portland jenis umum ( Normal Portland Cement ), yaitu
jenis semen potland untuk penggunaan dalam konstruksi beton secara
umum yang tidak memerlukan sifat-sifat khusus. Misalnya untuk
pembuatan trotoar, urung-urung, pasangan bata dan lain sebagainya.
b. Jenis II : Semen jenis umum dengan perubahan perubahan ( ModifiedPortland Cement ). Semen ini memiliki panas hidrasi yang lebih rendah
-
7/22/2019 BAB II Tinjauan Pustaka OK.docx
6/16
11
dan keluarnya panas lebih lambat dari pada semen jenis I. Jenis ini
digunakan untuk bangunan-bangunan tebal seperti pilar dengan ukuran
besar, tumpuan dan dinding tahan tanah tebal, dll. Panas hidrasi yang agak
rendah dapat mengurangi terjadinya retak-retak pengerasan. Jenis ini juga
dapat digunakan untuk bangunan drainase di tempat yang memiliki
konsentrasi sulfat tinggi.
c. Jenis III : Semen portland dengan kekuatan awal tinggi ( High-early-strenght-portland-cement ). Jenis ini memperoleh kekuatan besar dalam
waktu singkat, sehingga dapat digunakan untuk perbaikan bangunan beton
yang perlu segera digunakan atau yang acuannya perlu segera dilepas.
d. Jenis IV : Semen Portland dengan panas hidrasi yang rendah ( Low-HeatPortland-Cement ). Jenis ini merupakan jenis khusus untuk penggunaan
yang memerlukan panas hidrasi yang serendah-rendahnya. Kekuatannya
tumbuh lambat. Jenis ini digunakan untuk bangunan beton massa seperti
bendungan-bendungan gravitas besar.
e. Jenis V : Semen Portland tahan sulfat (Sulfate-resistingportlandcement).Jenis ini merupakan jenis khusus yang ditujukan untuk penggunaan pada
bangunan-bangunan yang terkena sulfat, seperti di tanah atau di air yang
tinggi kadar alkalinya. Proses pengerasan semen ini lebih lambat dari
semen biasa.
Menurut kekuatannya sesuai dengan American Society ofMaterial(ASTM)
dalam bukunya berjudul Teknologi Beton, Wuryati Samekto dan Candra
Rahmadiyanto, 2001 : 8 Semen Portland dapat dibedakan menjadi: (1) semen
-
7/22/2019 BAB II Tinjauan Pustaka OK.docx
7/16
12
Portland mutu S-400, yaitu semen portland dengan kekuatan tekan pada umur 28
hari sebesar 400 kg/cm2; (2) semen Portland mutu S-475, yaitu semen portland
dengan kekuatan tekan pada umur 28 hari sebesar 475 kg/cm2; (3) semen Portland
mutu S-550, yaitu semen portland dengan kekuatan tekan pada umur 28 hari
sebesar 550 kg/cm2 dan (4) semen Portland mutu S-S, yaitu semen portland
dengan kekuatan tekan pada umur 1 hari sebesar 225 kg/cm2, dan pada umur 7
hari sebesar 525 kg/cm2.
2.4 AirAir merupakan bahan dasar pembuatan beton yang penting namun
harganya paling murah. Air diperlukan untuk bereaksi dengan semen, serta
untuk menjadi bahan pelumas antara butir-butir agregat agar dapat mudah
dikerjakan dan dipadatkan. Untuk bereaksi dengan semen, air yang dipakai hanya
sekitar 25 persen berat jenis semen saja, namun kenyataannya nilai faktor air
semen yang dipakai sulit kurang dari 0,35. Kelebihan air ini yang dipakai
sebagai pelumas. Tetapi perlu dicatat bahwa tambahan air untuk pelumas ini
tidak boleh terlalu banyak karena kekuatan beton akan rendah serta betonnya
bersifat porous. Selain itu, kelebihan air akan bersama-sama dengan semen
bergerak ke permukaan adukan beton segar yang baru saja dituang (bleeding)
yang kemudian menjadi buih dan merupakan suatu lapisan tipis yang dikenal
dengan laitance (selaput tipis). Selaput tipis ini akan mengurangi lekatan antara
lapis-lapis beton dan merupakan bidang sambung yang kemah. Apabila ada
kebocoran cetakan, air bersama-sama semen juga dapat keluar, sehingga
terjadilah sarang- sarang kerikil. (Kardiyono T, 1992 : 45).
-
7/22/2019 BAB II Tinjauan Pustaka OK.docx
8/16
13
Air yang memenuhi persyaratan sebagai air minum memenuhi syarat
pula untuk bahan campuran beton (tetapi tidak berarti air pencampuran
beton harus memenuhi standar persyaratan air minum). Secara umum, air
yang dapat dipakai untuk bahan pencampur beton ialah air yang bila dipakai
akan dapat menghasilkan beton dengan kekuatan lebih dari 90 % kekuatan
beton yang memakai air suling. (Kardiyono T, 1992 : 45).
Jika terdapat kesulitan air di daerah terpencil misalnya yang tidak
terdapat air minum atau air untuk penggunaan umum, dan kualitas air yang ada
dikhawatirkan, maka perlu dilakukan pengujian kualitas air. (Kardiyono T, 1992
: 45).
Kekuatan beton dan daya tahannya berkurang jika air mengandung
kotoran. Pengaruh pada beton diantaranya pada lamanya waktu ikatan awal
adukan beton serta kekuatan betonnya setelah mengeras. Adanya butiran
melayang (lumpur) dalam air di atas 2 gram/liter dapat mengurangi kekuatan
beton. Air yang berlumpur terlalu banyak dapat diendapkan dulu sebelum
dipakai, dalam kolom pengendap. Adanya garam-garam mangaan, timah.
seng, tembaga, dan timah hitam dengan jumlah cukup besar pada air adukan
akan menyebabkan pengurangan kekuatan beton. Seng klorida misalnya,
memperlambat ikatan awal beton sedemikian sehingga beton belum memiliki
kekuatan dalam umur 2 3 hari. Pengaruh timbale nitrat (Pb NO3) yang tinggi
akan sangat merusak beton. Beberapa garam seperti sodium iodate, sodium
poshpate, sodium arsenat, dan sodium borat, mengurangi kuat awal beton
menjadi sangat rendah. Sodium karbonat dan potasium dapat menyababkan
-
7/22/2019 BAB II Tinjauan Pustaka OK.docx
9/16
14
ikatan sangat cepat dan dalam konsentrasi yang besar akan mengurangi
kekuatan beton. Adanya kalsium khlorida mempercepat ikatan dan pengerasan.
(Kardiyono T, 1992 : 45).
Air laut umumnya mengandung 3,5 persen lautan garam, sekitar 78
persennya adalah sodium klorida dan 15 persennya adalah magnesium
sulfat. Adanya garam-garam dalam air laut ini dapat mengurangi kekuatan
beton sampai 20 persen. Air laut tidak boleh digunakan untuk campuran beton
pada beton bertulang ataupun beton prategang, karena resiko terhadap
korosi tulangan lebih besar. Air buangan industri yang mengandung asam
atau alkali biasanya tidak memenuhi syarat untuk struktur beton. Ganggang
yang mungkin terdapat dalam air atau pada permukaan butir-butir agregat. Bila
tercampur dalam adukan akan mengurangi lekatan antara batuan dan pastanya.
Hal ini memperburuk beton. Kandungan gula mungkin juga terdapat dalam
air. Bila kandungan itu kurang dari 0,05 persen berat air tampaknya
tidak berpengaruh terhadap kekuatan beton. Namun dengan jumlah yang lebih
banyak dapat memperlambat ikatan awal, dan kekuatan beton dapat berkurang.
(Kardiyono T, 1992 : 45).
2.5 Paving BlockMenurut SNI 03-0691-1996 bata beton atau (paving block) adalah suatu
komposisi bahan bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen portland
atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air dan agregat dengan atau tanpa
bahan tambah lainnya yang tidak mengurangi mutu beton tersebut.
-
7/22/2019 BAB II Tinjauan Pustaka OK.docx
10/16
15
Secara umum bentuk paving block berbentuk segi empat (holland), segi
enam (hexagon) dan segitiga dengan ketebalan bervariasi menurut kebutuhannya.
Namun seiring berkembangan pembangungan maka muncul bentuk-bentuk lain
dari paving block menurut kebutuhan konsumen dan kemampuan produsen.
Berikut ini pada gambar 2.1 adalah jenis atau tipe tipepaving block yang umum
beredar di pasaran.
Gambar 3.1BentukbentukPaving Block
Adapun syarat mutupaving blockyang ditetapkan oleh SNI 03-0691-1996
adalah sebagai berikut :
a. Sifat tampakBata beton untuk lantai mempunyai bentuk sempurna tidak terdapat retak-
retak dan cacat, bagian sudutnya tidak mudah direpihkan dengan kekuatan
-
7/22/2019 BAB II Tinjauan Pustaka OK.docx
11/16
16
jari tangan.
b. Bentuk dan UkuranBentuk dan ukuran bata beton untuk lantai dapat tergantung dari
persetujuan konsumen dan produsen. Penyimpangan tebal bata beton
(paving block) diperkenankan 3 mm.
c. Sifat FisisBata beton untuk lantai harus mempunyai kekuatan fisis seperti tabel di
bawah ini :
Tabel 2.2Sifat-sifat fisik (SNI 03-0691-1991)
Mutu
Kuat Tekan (Mpa)Penyerapan air
rata-rata
Rata-rata Min Maksimal (%)
A 40 35 3
B 20 17 6
C 15 12 8
D 10 8,5 10
Keuntungan Paving Block (Sukron Syairul, 2012) :
1. Pelaksanaanya mudah dan tidak memerlukan alat berat serta dapatdiproduksi secara masal.
2. Pemeliharaannya mudah dan dapat di pasang kembali setelah dibongkar.3. Tahan terhadap beban statis, dinamik dan kejut.
-
7/22/2019 BAB II Tinjauan Pustaka OK.docx
12/16
17
4. Tahan terhadap tumpahan bahn pelumas dan pemanas mesin kendaraan.KelemahanPaving Block (Sukron Syairul, 2012) :
Mudah bergelombang bila pondasinya tidak kuat dan kurang nyaman untuk
kendaraan dengan kecepatan tinggi. Sehingga perkerasan paving block sangat
cocok untuk mengendalikan kecepatan kendaraan di lingungan permukiman dan
perkotaan yang padat.
2.6 Kajian Teori yang Relevan2.6.1Pembuatan Paving BlockDengan Stabilitas Lusi Dan Pasir Dengan /Ayakan Serta Abu Batu Dengan Penambahan Variasi Semen
Menurut Endang K. (2009), dari hasil penelitian di peroleh kesimpulan:
1. Bahwa alternatif pengganti semen sebagai pengikat walaupun memilikipersamaan kandungan kimia adalah 15% - 20% didapat pada variasi
campuran 40% lusi, 20% abu batu dan 40% pasir.
2. Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan nilai kuat tekan tertinggisebesar 116,56 kg / cm2pada komposisi campuran (40 % lusi :20 % abu
batu : 40 % pasir) + (20 % semen). Hasil uji kuat tekan ini memenuhi
syarat untuk diklasifikasikan padapaving blockmutu D.
3. Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan nilai resapan sebesar 7,80% didapat pada variasi campuran (40 % lusi :20 % abu batu :40 % pasir) +
(20 % semen). Hasil uji resapan ini memenuhi syarat untuk diklasifikasikan
padapaving blockmutu D.
-
7/22/2019 BAB II Tinjauan Pustaka OK.docx
13/16
18
4. Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan nilai ketahanan aus sebesar0,194 mm / menit dapatkan t pada variasi campuran (40 % lusi :20 % abu
batu :40 % pasir) + (20 % semen). Hasil uji ketahanan aus ini memenuhi
syarat untuk diklasifikasikan padapaving blockmutu D.
5. Dari hasil test kuat tekan, resapan dan keausan telah memenuhi SNI 03 0691 -1996 jadipaving blocktersebut hanya dapat digunakan untuk taman,
jalan setapak / trotoar.
2.6.2Pengaruh Abu BAtu Split Sebagai Pengganti Sebagian Pasir TerhadapKuat Tekan Paving Block
Menurut Habib (2008), dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan :
Penggantian berat pasir dengan abu batu pada campuran paving block dapat
meningkatkan kuat tekan rata rata. Paving block normal kuat tekannya adalah
17,70 MPa, kandungan 2,5% abu batu kuat tekannya adalah 18,40 MPa,
kandungan 7,5% abu batu kuat tekannya adalah 21,02 MPa, kandungan 2,5% abu
batu kuat tekannya adalah 22,12 Mpa, kandungan 17,5% abu batu kuat tekannya
adalah 25,59 MPa, kandungan 22,5% abu batu kuat tekannya adalah 28,74 Mpa.
2.6.3Pengaruh Penambahan Abu Tempurung Kelapa Terhadap Kuat TekanMortar Sebagai Bahan Dasar Paving Block
Menurut Zaki Zhafirin (2012), dari hasil peneltian di peroleh kesimpulan :
Setiap penambahan limbah abu tempurung kelapa terus mengalami peningkatan
kuat tekan dalam kondisi optimum. Untuk pengujian daya serap air paving block
-
7/22/2019 BAB II Tinjauan Pustaka OK.docx
14/16
19
mengalami peningkatan setiap penambahn abu tempurung kelapa dibandingkan
dengan paving block normal ( tanpa limbah abu tempurung kelapa).
2.6.4Pemanfaatan Abu Batu Sebagai FillerPada Self -Compacting ConcreteMenurut Slamet Widodo (2007), dari hasil penelitian diperolehkesimpulan
penggunaan abu batu sebagai filler dapat meningkatkan kuat tekan beton
konvensional sebesar 11,085% pada penambahan abu batu dengan takaran 25%
berat semen. Penggunaan abu batu sebagai filler dapat meningkatkan kuat tekan
SCC, masing-masing sebesar 47,62% dengan cara penambahan dan 42,86% jika
dilakukan dengan cara substitusi semen secara parsial, di mana nilai optimum kuat
tekan dicapai pada takaran abu batu sebesar 25% dihitung menurut berat semen.
Penggunaan abu batu sebagai filler dapat meningkatkan korelasi kuat tekan SCC
terhadap beton konvensional hingga mencapai nilai 91,18% pada penambahan abu
batu sebesar 25% dari berat semen yang digunakan. Pada pengujian umur 28 hari
SCC yang menggunakan filler berupa abu batu memiliki nilai kuat tekan yang
relatif lebih tinggi dari SCCyang menggunakanfillerberupasilica fume.
2.6.5Pengaruh Abu Sekam Sebagai Bahan Pengganti Semen Pada Kuat
Desak dan Kuat Lentur Serta Kuat Daya Serap Air Paving Block
Menurut Wicaksono (2012), dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan :
Setiap variasi pengganti abu sekam terus mengalami peningkatan kuat desak,
tetapi mengalami penurunan setelah variasi optimum. Peningkatan kuat desak
terbesar terbesar adalah pada penggunaan variasi abu sekam 20% yaitu sebesar
-
7/22/2019 BAB II Tinjauan Pustaka OK.docx
15/16
20
46.48% daripaving blocknormal. Terjadi penurunan kuat tekan yang sangat besar
pada variasi 30%.Daya serap air padapaving blockmengalami peningkatan pada
setiap pengganti variasi limbah abu sekam padi dibandingkan paving block
normal. Angka terbesar dalam pengujian ini yaitu 9,91 %. Semakin besar variasi
penambahan limbah semakin meningkat pula kadar daya serap air dari paving
block.
2.6.6Pengaruh Penggunaan Limbah Batu Andesit Sebagai Bahan TambahPada Paving Block
Menurut Syairul Sukron (2012), dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan :
Penggunaan limbah batu andesi mampu meningkatkan nilai kuat tekan bila di
bandingkan dengan paving block normal 1PC : 6Ps ( tanpa limbah andesit ).
Peningkatan kuat tekan terbesar adalah penambahan pada variasi penambahan
limbah andesit 40% yang meningkatkan kuat tekan paving block sebesar 104,8%
dari paving block normal 1PC : 6Ps. Untuk pengujian serap air, paving block
dengan menggunakan limbah andesit memiliki daya serap air paling kecil bila
dibandingkan dengan paving block normal 1PC : 6Ps.
2.6.7Kinerja Paving BlockMenggunakan Agregat Vulkanik Merapi
Menurut Friska Kurniasari (2012), dari hasil penelitian diperoleh
kesimpulan : Berdasarkan pengujian kuat tekan paving block dengan pasir
vulkanik Merapi memiliki kuat tekan ratarata 26,60 MPa,paving blockdengan
pasir Lokulo 33,67 MPa, dan paving blockdari pasaran 12,37 Mpa. Berdasarkan
pengujian daya serap air paving block dengan pasir vulkanik Merapi adalah
-
7/22/2019 BAB II Tinjauan Pustaka OK.docx
16/16
21
11,21%, paving blockdengan pasir Lokulo adalah 7,87%, dan paving blockdari
pasaran adalah 12,00%. Dengan demikian maka paving block dengan pasir
Merapi dan paving block dari pasaran tergolong ke dalam paving blockmutu D
yang kegunaannya untuk taman dan penggunnaan lain, sedangakan pasir Lokulo
tergolong ke dalampaving blockmutu C yang kegunaannya untuk pejalan kaki.