bab ii tinjauan pustaka konsep keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/indra amarudin setiana bab...
TRANSCRIPT
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam
perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan
(Friedman, 2010).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena
hubungan darah, perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang
berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya (Ali, 2010).
Menurut Duvall dalam (Harmoko, 2012) konsep keluarga merupakan
sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang
umum: meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari
tiap anggota.Keluarga merupakan aspek terpenting dalam unit terkecil dalam
masyarakat, penerima asuhan, kesehatan anggota keluarga dan kualitas
kehidupan keluarga saling berhubungan, dan menempati posisi antara
individu dan masyarakat (Harmoko. 2012).
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
11
keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan
melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan. (WHO, dalam Harmoko
2012).
Keluarga adalah sekelompok manuasia yang tinggal dalam satu rumah
tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat. (Helvie,
dalam Harmoko 2012).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa definisi dari keluarga merupakan
sekumpulan orang yang terikat oleh ikatan perkawinan, darah serta adopsi dan
tinggal dalam satu rumah.
2. Fungsi Keluarga
Menurut Marilyn M. Friedman (2010) fungsi keluarga dibagi menjadi 5 yaitu:
a. Fungsi Afektif
Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi kebutuhan
psikologis anggota keluarga.
b. Fungsi Sosialisasi
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan anak
sebagai anggota masyarakat yang produktif serta memberikan status pada
anggota keluarga.
c. Fungsi Reproduksi
Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa generasi
dan untuk keberlangsungan hidup masyarakat,.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
12
d. Fungsi ekonomi
Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian, tempat tinggal,
perawatan kesehatan. (Marilyn M. Friedman, hal 86; 2010)
Berdasarkan UU No.10 tahun 1992 PP No.21 tahun 1994 tertulis fungsi
keluarga dalam delapan bentuk yaitu :
a. Fungsi Keagamaan
1) Membina norma ajaran-ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup
seluruh anggota keluarga.
2) Menerjemahkan agama kedalam tingkah laku hidup sehari-hari kepada
seluruh anggota keluarga.
3) Memberikan contoh konkrit dalam hidup sehari-hari dalam
pengamalan dari ajaran agama.
4) Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak tentang
keagamaan yang kurang diperolehnya diseko lah atau masyarakat.
5) Membina rasa, sikap, dan praktek kehidupan keluarga beragama
sebagai pondasi menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
b. Fungsi Budaya
1) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan
norma-norma dan budaya masyarakat dan bangsa yang ingin
dipertahankan.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
13
2) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring
norma dan budaya asing yang tidak sesuai.
3) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya
mencari pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negatif
globalisasi dunia.
4) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya
dapat berpartisipasi berperilaku yang baik sesuai dengan norma bangsa
Indonesia dalam menghadapi tantangan globalisasi.
5) Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras dan seimbang dengan
budaya masyarakat atau bangsa untuk menjunjung terwujudnya norma
keluarga kecil bahagia sejahtera.
c. Fungsi Cinta Kasih
1) Menumbuhkembangkan potensi kasih sayang yang telah ada antar
anggota keluarga ke dalam simbol-simbol nyata secara optimal dan
terus-menerus.
2) Membina tingkah laku saling menyayangi baik antar keluarga secara
kuantitatif dan kualitatif.
3) Membina praktek kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan ukhrowi
dalam keluarga secara serasi, selaras dan seimbang.
4) Membina rasa, sikap dan praktek hidup keluarga yang mampu
memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal
menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
14
d. Fungsi Perlindungan
1) Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak
aman yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga.
2) Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai
bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari luar.
3) Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai
modal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
e. Fungsi Reproduksi
1) Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi
sehat baik bagi anggota keluarga maupun bagi keluarga sekitarnya.
2) Memberikan contoh pengamalan kaidah-kaidah pembentukan keluarga
dalam hal usia, pendewasaan fisik maupun mental.
3) Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang berkaitan
dengan waktu melahirkan, jarak antara dua anak dan jumlah ideal anak
yang diinginkan dalam keluarga.
4) Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang
kondusif menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
f. Fungsi Sosialisasi
1) Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga
sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi anak pertama dan utama.
2) Menyadari, merencanakan dan menciptakan kehidupan keluarga
sebagai pusat tempat anak dapat mencari pemecahan dari berbagai
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
15
konflik dan permasalahan yang dijumpainya baik di lingkungan seko
lah maupun masyarakat.
3) Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal-hal yang
diperlukan untuk meningkatkan kematangan dan kedewasaan (fisik
dan mental), yang kurang diberikan oleh lingkungan sekolah maupun
masyarakat.
4) Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam
keluarga sehingga tidak saja bermanfaat positif bagi anak, tetapi juga
bagi orang tua, dalam rangka perkembangan dan kematangan hidup
bersama menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
g. Fungsi Ekonomi
1) Melakukan kegiatan ekonomi baik di luar maupun di dalam
lingkungan keluarga dalam rangka menopang kelangsungan dan
perkembangan kehidupan keluarga.
2) Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselarasan
dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga.
3) Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua di luar rumah dan
perhatiannya terhadap anggota keluarga berjalan secara serasi, selaras
dan seimbang.
4) Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk
mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
16
h. Fungsi Pelestarian Lingkungan
1) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan internal
keluarga.
2) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan
eksternal keluarga.
3) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan yang
serasi, selaras dan seimbang dan antara lingkungan keluarga dengan
lingkungan hidup masyarakat sekitarnya.
4) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan hidup
sebagai pola hidup keluarga menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
(UU No.10 tahun 1992 PP No.21 tahun 1994, dalam Setiadi 2008)
3. Tipe dan bentuk keluarga
Tipe keluarga menurut Harmoko (2012) yaitu sebagai berikut :
a. Nuclear Family
Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu
rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan,
satu/ keduanya dapat bekerja di laur rumah.
b. Extended Family
Keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, pama, bibi, dan sebagainya.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
17
c. Reconstitud Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami/istri, tinggal dalam pembentuan satu rumah dengan anak-anaknya,
baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru.
Satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.
d. Middle Age/ Aging Couple
Suami sebagai pencari uang. Istri di rumah/ kedua-duanya bekerja di
rumah, anak-anak sudah meningglakan rumah karena sekolah/
perkawinan/meniti karier.
e. Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur da tidak mempunyai anak, keduanya/slah
satu bekerja di rumah.
f. Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian/ kematian pasangannya dan anak-
anaknya dapat tinggal di rumah/ di luar rumah.
g. Dual Carier
Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak.
h. Commuter Married
Suami istri/ keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu,
keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
18
i. Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk menikah.
j. Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
k. Institutional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suaru panti-panti.
l. Comunal
Satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang monogami dengan anak-
anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
m. Group Marriage
Satu perumahan terdiri atas orangtua dan keturunannya di dalam satu
kesatuan keluarga dan tiap indivisu adalah menikah dengan yang lain dan
semua adalah orang tua dari anak-anak.
n. Unmarried paret and child
Ibu dan aak dmana perkawinan tidak dikehendaki, anakya di adopsi.
o. Cohibing Cauple
Dua orang/ satu pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan.
(Harmoko, hal 23; 2012)
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
19
4. Struktur Keluagra
Struktur keluarga oleh Friedman di gambarkan sebagai berikut :
a. Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan
secara jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai dan hierarki
kekuatan. Komunikasi keluarga bagi pengirim yakin mengemukakan
pesan secara jelas dan berkualitas, serta meminta dan menerima umpan
balik. Penerima pesan mendengarkan pesan, memberikan umpan balik,
dan valid.
Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi apabila
tertutup, adanya isu atau berita negatif, tidak berfokus pada satu hal, dan
selalu mengulang isu dan pendapat sendiri. Komunikasi keluarga bagi
pengirim bersifat asumsi, ekspresi perasaan tidak jelas, judgemental
ekspresi, dan komunikasi tidak sesuai. Penerima pesan gagal mendengar,
diskualifikasi, ofensif (bersifat negatif), terjadi miskomunikasi, dan
kurang atau tidak valid.
1) Karakteristik pemberi pesan :
- Yakin dalam mengemukakan suatu pendapat.
- Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.
- Selalu menerima dan meminta timbal balik.
2) Karakteristik pendengar
- Siap mendengarkan
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
20
- Memberikan umpan balik
- Melakukan validasi
b. Struktur peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai
posisi sosial yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa bersifat formal
atau informal. Posisi/status adalah posisi individu dalam masyarakat misal
status sebagai istri/suami.
c. Struktur kekuatan
Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk
mengontrol, memengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain. Hak
(legimate power), ditiru (referent power), keahlian (exper power), hadiah
(reward power), paksa (coercive power), dan efektif power.
d. Struktur nilai dan norma
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat
anggota keluarga dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola
perilaku yang diterima pada lingkungan sosial tertentu, lingkungan
keluarga, dan lingkungan masyarakat sekitar keluarga.
- Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau
tidak dapat mempersatukan anggota keluarga.
- Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat
berdasarkan sistem nilai dalam keluarga.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
21
- Budaya, kumpulan daripada perilaku yang dapat dipelajari,
dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan
masalah. (Friedman, dalam Harmoko hal 19; 2012)
5. Tahap dan perkembangan keluarga
a. Tahap pertama pasangan baru atau keluarga baru (beginning family)
Keluarga baru dimulai pada saat masing-masing individu, yaitu
suami dan istri membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan
keluarga masing-masing, secara psikologi keluarga tersebut membentuk
keluarga baru. Suami istri yang membentuk keluarga baru tersebut perlu
mempersiapkan kehidupan yang baru karena keduanya membutuhkan
penyesuaian peran dan fungsi sehari-hari. Masing-masing pasangan
menghadapi perpisahan dengan keluarga orang tuanya dan mulai membina
hubungan baru dengan keluarga dan kelompok sosial pasangan masing-
masing. Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan
kebiasaan sendiri dan pasangannya. Misalnya kebiasaan makan, tidur,
bangun pagi, bekerja dan sebagainya. Hal ini yang perlu diputuskan
adalah kapan waktu yang tepat untuk mempunyai anak dan berapa jumlah
anak yang diharapkan.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain :
1) Membina hubungan intim dan kepuasan bersama.
2) Menetapkan tujuan bersama;
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
22
3) Membina hubungan dengan keluarga lain; teman, dan
kelompok sosial;
4) Merencanakan anak (KB)
5) Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan mempersiapkan diri
untuk menjadi orang tua.
b. Tahap kedua keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing
family)
Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan
sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia
30 bulan (2,5 tahun). Kehamilan dan kelahiran bayi perlu disiapkan oleh
pasangan suami istri melalui beberapa tugas perkembangan yang penting.
Kelahiran bayi pertama memberi perubahan yang besar dalam keluarga,
sehingga pasangan harus beradaptasi dengan perannya untuk memenuhi
kebutuhan bayi. Masalah yang sering terjadi dengan kelahiran bayi adalah
pasangan merasa diabaikan karena fokus perhatian kedua pasangan tertuju
pada bayi. Suami merasa belum siap menjadi ayah atau sebaliknya. Tugas
perkembangan pada masa ini antara lain :
1) Persiapan menjadi orang tua
2) Membagi peran dan tanggung jawab
3) Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah
yang menyenangan
4) Mempersiapkan biaya atau dana child bearing
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
23
5) Memfasilitasi role learning anggota keluarga
6) Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita
7) Mangadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
c. Tahap ketiga keluarga dengan anak pra sekolah (families with preschool)
Tahap ini dimulai saat kelahirn anak berusia 2,5 tahun dan
berakhir saat anak berusia 5 tahun. Pada tahap ini orang tua beradaptasi
terhadap kebutuhan-kebutuhan dan minat dari anak prasekolah dalam
meningatkan pertumbuhannya. Kehidupan keluarga pada tahap ini sangat
sibuk dan anak sangat bergantung pada orang tua. Kedua orang tua harus
mengatur waktunya sedemikian rupa, sehingga kebutuhan anak,
suami/istri, dan ekerjaan (punya waktu/paruh waktu) dapat terpenuhi.
Orang tua menjadi arsitek keluarga dalam merancang dan mengarahkan
perkembangan keluarga dalam merancang dan mengarahkan
perkembangan keluarga agar kehidupan perkawinan tetap utuh dan
langgeng dengan cara menguatkan kerja sama antara suami istri. Orang
tua mempunyai peran untuk menstimulasi perkembangan individual anak,
khususnya kemandirian anak agar tugas perkembangan anak pada fase ini
tercapai.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain sebagai
berikut :
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti : kebutuhan
tempat tinggal, privasi, dan rasa aman
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
24
2) Membantu anak untuk bersosialisasi
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan
anak yang lain juga harus terpenuhi
4) Mempertahakan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun
di luar keluarga ( keluarga lain dan lingkungan sekitar)
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak ( tahap
paling repot)
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang
anak.
d. Tahap keempat keluarga dengan anak usia sekolah (families with children)
Tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua memasuki sekolah
pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini keluarga
mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehngga keluarga sangat
sibuk. Selain aktifitas di sekolah, masing-masing anak memiliki aktifitas
dan minat sendiri demikian pula orang tua yang mempunyai aktifitas
berbeda dengan anak. Untuk itu, keluarga perlu bekerja sama untuk
mencapai tugas perkembangan. Pada tahap ini keluarga (orang tua) perlu
belajar berpisah dengan anak, memberi kesempatan pada anak untuk
bersosialisasi, baik aktifitas di sekolah maupun di luar sekolah. Tugas
perkembangan keluarga pada tahap ini adalah sebagai berikut :
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
25
1) Memberikan perhatian tentang kegiatan sosial anak,
pendidikan dan semangat belajar
2) Tetap mempertahanan hubungan yang harmonis dalam
perkawinan
3) Mendorong anak unuk mencapai pengembangan daya
intelektual
4) Menyediakan aktifitas untuk anak
5) Manyesuaikan pada aktifitas komunitas dengan
mengikutsertakan anak.
e. Tahap kelima keluarga dengan anak remaja (families with teenagers)
Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya
berakhir sampai pada usia 19-20 tahun, pada saat anak meninggalkan
rumah orang tuanya. Tujuannya keluarga melepas anak remaja dan
memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk
mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa. Tugas perkembangan keluarga
pada tahap ini antara lain sebagai berikut :
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab
mengingat remaja yang sudah bertambah dan meningkat
otonominya.
2) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
3) Mempertahakan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua,
hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
26
4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga.
f. Tahap keenam keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (lounching
center families)
Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah.
Lamanya tahap ini bergantung pada banyaknya anak dalam keluarga atau
jika anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
Tujuan utama pada tahap ini adalah mengorganisasi kembali keluarga
untuk tetap berperan dalam melepas anaknya untuk hidup sendiri.
Keluarga empersiapkan anaknya yang tertua untuk membentuk keluarga
sendiri dan tetap membantu anak terakhir untuk lebih mandiri. Saat semua
anak meninggalkan rumah, pasangan perlu menata ulang dan membina
hubungan suami istri seperti pada fase awal. Orang tua akan merasa
kehilangan peran dalam merawat anak dan merasa kosong karena anak-
anaknya sudah tidak tinggal serumah lagi. Guna mengatasi keadaan ini
orang tua perlu melakukan aktifitas kerja, meningkatkan peran sebagai
pasangan, dan tetap memelihara hubungan dengan anak.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Membantu orang tua suami atau istri yang sedang sakit dan
memasuki masa tua
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
27
4) Mempersiapkan untuk hidup mandiri dan menerima kepergian
anak
5) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga
6) Berperan sebagai suami istri, kakek, dan nenek
7) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh
bagi anak-anaknya.
g. Tahap ketujuh keluarga usia pertengahan (middle age families)
Tahapan ini dimulai saat anak yang terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada tahap
ini semua anak meninggalkan rumah, maka pasangan berfokus untuk
mempertahankan kesehatan dengan berbagai aktifitas.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini atara lain adalah :
1) Mempertahankan kesehatan
2) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam arti
mengolah minat sosial dan waktu santai
3) Memulihkan hubungan antara generasi muda dengan generasi
tua
4) Keakraban dengan pasangan
5) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga
6) Persiapan masa tua atau pensiun dengan meningkatkan
keakraban pasangan.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
28
h. Tahap kedelapan keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut salah satu pasangan meninggal. Proses usia
lanjut dan pensiun merupakan realitas yang tidak dapat dihindari karena
berbagai proses stresor dan kehilangan yang harus dialami keluarga.
Stresor tersebut adalah berkurangnya pendapatan, kehilangan berbagai
hubungan sosial, kehilangan pekerjaan serta perasaan menurunnya
produktifitas dan fungsi kesehatan. Mempertahankan penataan kehidupan
yang memuaskan merupakan tugas utama keluarga pada tahap ini. Usia
lanjut umumnya lebih dapat beradaptasi tinggal di rumah sendiri daripada
tinggal bersama anaknnya.
Tugas perkembangan tahap ini adalah :
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik, dan pendapatan
3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
4) Mempertahakan hubungan anak dan sosial masyarakat
5) Melakukan life review
6) Menerima kematian pasangan, kawan, dan mempersiapkan
kematian (harmoko, 2012).
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
29
6. Struktur peran keluarga
Sebuah peran didefinisikan sebagai kumpulan dari perilaku yang
secara ralatif homogen dibatasi secara normatif dan diharapkan dari seseorang
yang menempati posisi sosial yang diberikan. Peran berdasarkan pada
pengharapan atau penetapan peran yang membatasi apa saja yang harus
dilakukan oleh individu di dalam situasi tertentu agar memenuhi harapan diri
atau orang lain terhadap mereka. Posisi atau status didefinisikan sebagi letak
seseorang dalam suatu sistem sosial.
Menurut Friedman (2010) peran keluarga dapat diklasifikasikan
menjadi dua yaitu :
a. Peran Formal Keluarga
Peran formal adalah peran eksplisit yang terkandung dalam
struktur peran keluarga (ayah-suami,dll). Yang terkait dengan
masing – masing posisi keluarga formal adalah peran terkait atau
sekelompok perilaku yang kurang lebih homogen. Keluarga
membagi peran kepada anggota keluarganya dengan cara yang
serupa dengan cara masyarakat membagi perannya: berdasarkan
pada seberapa pentingnya performa peran terhadap berfungsinya
sistem tersebut. Beberapa peran membutuhkan ketrampilan atau
kemempuan khusus: peran yang lain kurang kompleks dan dapat
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
30
diberikan kepada mereka yang kuarang terampil atau jumlah
kekuasaanya paling sedikit.
b. Peran Informal Keluarga
Peran informal bersifat implisit, sering kali tidak tampak
pada permukaannya, dan diharapkan memenuhi kebutuhan
emosional anggota keluarga dan/atau memelihara keseimbangan
keluarga. Keberadaan peran informal diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan integrasi dan adaptasi dari kelompok keluarga.
7. Proses dan Strategi koping Keluarga
Menurut Friedman (2010) Proses dan strategi koping keluarga
berfungsi sebagi proses atau mekanisme vital yang memfasilitasi fungsi
keluarga. Tanpa koping keluarga yang efektif, fungsi afektif, sosialisasi,
ekonomi, dan perawatan kesehatan tidak dapat dicapai secara adekuat. Oleh
karena itu, proses dan strategi koping keluarga mengandung proses yang
mendasari yang menungkinkan keluarga mengukuhkan fungsi keluarga yang
diperlukan.
8. Keluarga Sebagai Klien
Menurut Haarmoko (2010) keluarga dijadikan unit pelayanan karena
masalah kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling berhubungan
masyarakat secara keseluruhan.
a. Alasan keluarga sebagai unit pelayanan
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
31
- Keluarga merupakan bagian dari masyarakat yang dapat
dijadikan sebagai gambaran manusia
- Perilaku keluarga dapat menimbulkan masalah kesehatan,
tetapi dapat pula mencegah masalah kesehatan dan menjadi
sumber daya pemecah masalah kesehatan.
- Masalah kesehatan di dalam keluarga akan saling
mempengaruhi terhadap individu dalam keluarga
- Keluarga merupakan lingkungan yang serasi untuk
mengembangkan potensi tiap individu dalam keluarga
- Keluarga merupakan pengambil keputusan dalam mengatasi
masalah
- Keluarga merupakan saluran yang efektif dalam menyalurkan
dan mengembangan kesehatan kepada masyarakat.
b. Siklus penyakit dan kemiskinan dalam masyarakat
Pemberian asuhan keperawatan keluarga harus lebih
ditekankan pada keluarga-keluarga dengan status sosial ekonomi
yang rendah. Alasannya adalah keluarga dengan ekonomi yang
rendah umumnya berkaitan dengan ketidakmampuan dalam
mengatasi berbagai masalah kesehatan yang mereka hadapi.
Masalah kemiskinan akan sangat mengurangi kemampuan
keluarga untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan keluarga mereka
terhadap gizi, perumahan dan lingkungan yang sehat, dan
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
32
kebutuhan-kebutuhan laninnya. Semua ini akan menimbulkan
berbagai masalah kesehatan. (Harmoko, 2012)
9. Peran perawat dalam pemberian asuhan keperawatan kesehatan keluarga
a. Pendidikan kesehatan
Penyuluhan atau pendidikan kesehatan merupakan satu dari
pendekatan intervensi keperawatan keluarga yang utama. Pendidikan
dapat mencakup berbagai bidang, isi dan fokus, termasuk promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit, masalah kesakitan/disabilitas dan
dampaknya, serta dinamika keluarga. (Friedman, 2010)
Watson (1985) menekankan bahwa pendidikan memberikan
informasi kepada klien, dengan demikian, membantu mereka untuk dapat
mengatasi secara lebih efektif terhadap perubahan kehidupan dan
peristiwa yang menimbulkan stres. Mendapatkan informasi yang berarti,
membantu anggota keluarga lebih merasa memegang kendali dan
mengurangi stres. Hal ini juga memungkinkan mereka untuk mengartikan
lebih jelas pilihan mereka dan lebih berhasil menyelesaikan masalah
mereka. (Friedman, 2010)
b. Konseling
Konseling adalah suatu proses bantuan interaktif antara konselor
dan klien yang ditandai oleh elemen inti penerimaan, empati, ketulusan,
dan keselarasan. Hubungan ini terdiri dari serangkaian interaksi sepanjang
waktu berupa konselor yang melalui berbagai teknik aktif dan pasif,
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
33
berfokus pada kebutuhan, masalah atau perasaan klien yang telah
memengaruhi perilaku adaptif klien. (Bank, 1992 dalam Friedman 2010)
Elemen inti konseling adalah empati atau menyelami atau
merasakan perasaan dan perilaku orang lain; penerimaan positif terhadap
klien; dan selaras atau tulus, tidak berpura-pura dan jujur dalam hubungan
klien-perawat. ( Friedman, 2010)
c. Membuat kontrak
Suatu cara efektif bagi perawat yang berpusat pada keluarga agar
dapat dengan realistik membantu individu dan keluarga membuat
perubahan perilaku adalah dengan cara membuat kontrak.
Kontrak adalah persetujuan kerjasama yang dibuat antara dua
pihak atau lebih, misalnya antara orang tua dan anak. Aar tepat waktu dan
relefan, kontrak waktu dapat dinegosiasi secara terus menerus dan harus
mencakup area sebagai berikut : tujuan, lama kontrak, tanggung jawab
klien, langkah untuk mencapai tujuan, dan penghargaan terhadap
pencapaian tujuan (Sloan dan Schommer, 1975; Steiger dan Lipson, 1985
dalam Friedman 2010).
Biasanya kontrak dibuat dalam bentuk tertulis, singkat, sederhana
dan tanpa paksaan (Goldenbergh & Goldenbergh, 2000 dalam Friedman
2010).
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
34
d. Menejemen kasus
Menejemen kasus memiliki riwayat perkembangan sebagai bagian
dari peran perawat kesehatan masyarakat; terakhir dugunakan di tatanan
layanan kesehatan yang bersifat akut. (Carry 1996 dalam Friedman 2010).
Pertumbuhan perawatan terkelola telah menjadi kekuatan utama
munculnya menejemen kasus. Perawatan terkelola yang menekankan pada
pengendalian biaya dan peningkatan efisiensi perawatan, sementara
memelihara kualitas perawatan dan kepuasan klien, benar-benar
membentuk cara menejemen kasus berfungsi ( Jones, 1994; MacPhee &
Hoffenbergh, 1996 dalam Friedman 2010)
e. Advokasi klien
Komponen utama dari menejemen kasus adalah advokasi klien
(Smith, 1993 dalam Friedman 2010). Advokasi adalah seseorang yang
berbicara atas nama orang atau kelompok lain.
Peran sebagai advokat klien melibatkan pemberian informasi
kepada klien dan kemudian mendukung mereka apapun keputusan yang
mereka buat (Bramlett, Gueldener, dan Sowell, 1992; Kohnke, 1982
dalam Friedman 2010)
Perawat keluarga dapat menjadi advokat klien dengan sedikitnya
empat cara, yaitu :
1) Dengan membantu klien memperoleh layanan yang mereka
butuhkan dan menjadi hak mereka
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
35
2) Dengan melakukan tindakan yang menciptakan sistem layanan
kesehatan yang lebih responsif terhadap kebutuhan klien
3) Dengan memberikan advokasi untuk memasukan pelayanan
yang lebih sesuai dengan sosial-budaya.
4) Dengan memberikan advokasi untuk kebijakan sosial yang
lebih responsive (Canino dan Spurlock, 1994 dalam Friedman,
2010).
f. Koordinasi
Salah satu peran advokasi klien yang diterima secara luas adalah
koordinator. Karena inti dari menejemen kasus adalah juga koordinasi,
pengertian advokasi dan koordinasi pada pokonya saling tumpang tindih.
Pada kenyataannya menejemen kasus sering kali diartikan sebagai
koordinasi (khususnya di bidang kerja sosial), dan dirancang untuk
memberikan berbagai pelayanan kepada klien dengan kebutuhan yang
kompleks di dalam suatu pengendali tunggal. (Sletzer, Litchfield, Lowy &
Levin, 1989 dalam Friedman, 2010)
Koordinator diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar
pelayanan yang komprehensif dapat tercapai. Koordinasi juga sangat
diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai
disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
36
g. Kolaborasi
Sebagai perawat komunitas juga harus bekerja sama dengan
pelayan rumah sakit, puskesmas, dan anggota tim kesehatan yang lain
untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimal. Kolaborasi tidak
hanya dialukakan sebagai perawat di rumah sakit tetapi juga dikeluarga
dan komunitaspun dapat dilakukan. Kolaborasi menurut Lamb dan
Napadano (1984) dalam Friedman (2010) adalah proses berbagi
perencanaan dan tindakan secara berkelanjutan disertai tanggng jawab
bersama terhadap hasil dan kemampuan bekerjasama untuk tujuan sama
menggunakan teknik penyelesaian maslaah.
h. Konsultasi
Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi
masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat pada perawat
maka hubungan perawat dan keluarga harus dibina dengan baik, perawat
harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya. Maka dengan demikian, harus
ada Bina Hubungan Saling Percaya (BHSP) antara perawat dan keluarga.
Konsultasi termasuk sebagai intervensi keperawatan keluarga
karena perawat keluarga sering berperan sebagai konsultan bagi perawat,
tenaga profesional, dan para profesional lainnya ketika informasi klien dan
keluarga serta bantuan diperlukan. (Friedman, 2010).
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
37
B. Masalah Kesehatan
1. Pengertian
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh
kuman dari kelompok Mycobacterium yaitu Mycobacterium Tuberculosis
(Kemenkes RI, 2014)
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman Tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosa) yang ditularkan melalui
udara (droplet nuclei) saat seorang pasien Tuberkulosis batuk dan percikan
ludah yang mengandung bakteri tersebut terhirup oleh orang lain saat
bernapas (Widoyono, 2011).
TBC paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang parenkin paru-
paru dan disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (Somantri,2009).
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksius, yang terutama
menyerang penyakit parenkim paru (Brunner & Suddarth, 2002).
Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksius yang menyerang paru-paru yang
secara khas ditandai oleh pembentukan granuloma dan menimbulkan nekrosis
jaringan. Penyakit ini bersifat menahun dan dapat menular dari penderita
kepada orang lain (Santa, dkk, 2009).
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
38
2. Anatomi dan Fisiologi
a. Anatomi
Gambar 2.1 anatomi sistem pernafasan (Irman Soemantri, hal 7; 2008)
Gambar 2.2 Paru-paru, bronkus, dan alveolus (belajarbiologi.com, 2016)
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
39
b. Fisiologi
Fungsi paru-paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbon
dioksida. Pada pernafasan melalui paru-paru atau pernafasan eksterna,
oksigen dipungut melalui hidung dan mulut pada waktu bernafas., oksigen
masuk melalui trakea dan pipa bronkial ke alveoli, dan dapat berhubungan
erat dengan darah di dlam kapiler pulmonaris.
Hanya satu lapis membran, yaitu membran alveoli-kapiler, yang
memisahkan oksigen dari darah. Oksigen menembus membran ini dan
dipungut oleh hemoglobin sel darah merah dan dibawa ke jantung. Dari
sini dipompa di dalam arteri ke semua bagian tubuh. Darah meninggalkan
paru-paru pada tekanan oksigen 100mmHg dan pada tingkat ini
hemoglobin 95 persen jenuh oksigen.
Di dalam paru-paru, karbon dioksida, salah satu hasil buangan
metabolisme menembus membran alveoler kapiler dari kapiler darah ke
alveoli, dan setelah melalui pipa bronkial dan trakea, dinapaskan keluar
melalui hidung dan mulut.
Empat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner
atau pernapasan eksterna :
1. Ventilasi pulmoner, atau gerak pernapasan yang menukar udara
dalam alveoli dengan udara luar.
2. Arus darah melalui paru-paru.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
40
3. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga dalam
jumlah tepat dapat mencapai semua bagian tubuh.
4. Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler,
CO2 lebih mudah berdifusi daripada oksigen.
Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang
meninggalkan paru-paru menerima jumlah tepat CO2 dan O2.
Pada waktu gerak badan, lebih banyak darah datang di paru-paru
membawa terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2; jumlah
CO2 itu tidak dapat dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam darah
arteri bertambah. Hal ini merangsang pusat pernapasan dalam otak
untuk memperbesar kecepatan dan dalamnya pernapasan.
Penambahan ventilasi ini mengeluarkan CO2 dan memungut lebih
banyak O2.
(Evelyn C. Pearce, 2009)
3. Etiologi
Mycobacterium tuberculosis, basilus tuberkel, adalah satu diantara
lebih dari 30 anggota genus Mycobacterium yang dikenal dengan baik,
maupun banyak yang tidak tergolongkan. Bersama kuman yang berkerabat
dekat, yaitu M. Bovis, kuman ini menyebabkan tuberkulosis. (Amin & Bahar,
dalam Harrison 2014).
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
41
4. Patofisiologi
Penularan tuberkulosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau
dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara sekitar kita. Partikel
infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung pada
ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaban. Dalam
suasana yang gelap dan lembab kuman dapat tahan berhari-hari bahkan
berbulan-bulan. Nila partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat, ia akan
menempel pada saluran napas atau jaringan paru. Partikel dapat masuk ke
alveolar jika ukuran partikel < 5 mikrometer. Kuman dapat dihadapi pertama
kali oleh neutrofil, kemudian baru oleh makrofag. Kebanyakan partikel ini
akan mati atau dibersihkan oleh makrofag keluar dari percabangan
trakeobronkial bersama gerakan silia dengan sekretnya.
Bila kuman menetap di jaringan paru, berkembangbiak dalam sito-
plasma makrofag. Disini ia dapat terbawa masuk ke dalam organ tubuh
lainnya. Kuman yang bersarang di jaringan paru akan berbentuk sarang
tuberkulosis pneumonia kecil dan disebut sarang primer atau afek primer atau
sarang (fokus) Ghon. Sarang primer ini daat terjadi di setiap bagian jaringan
paru. Bila menjalar sampai ke pleura, maka terjadilah efusi pleura. Kuman
dapat juga masuk melalui salurang gastrointestinal, jaringan limfe, orofaring,
dan kulit, terjadi limfadenopati regional kemudian bakteri masuk ke dalam
vena dan menjalar ke seluruh oragn seperti paru, otak, ginjal, tulang. Nila
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
42
masuk ke arteri pulmonalis maka terjadi penjalaran ke seluruh bagian paru
menjadi TB milier.
Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening
menuju hilus (limfangitis lokal), dan juga diikuti pembesaran kelenjar getah
bening hilus (limfadenitis regional). Sarang primer limfangitis lokal +
limfaneditis regional = kompleks priimer (ranke). Semua proses ini memakan
waktu 3-8 minggu. Kompleks primer ini selanjutnya dapat menjadi :
- Sembuh sama sekali tana meninggalkan cacat. Ini yang banyak terjadi.
- Sebuh dengan meninggalkan sedikit bekas berupa garis-garis fibrotik,
kalsifikasi di hilus, keadaan ini terdapat pada lesi pneumonia yang
luasnya > 5 mm dan kurang lebih 10% diantaranya dapat terjadi
reaktivasi lagi karena kuman yang dormant.
Berkomplikasi dan menyebar secara : a) per kontinuitatum, yakni
menyebar ke sekitarnya, b) secara bronkogen pada paru yang bersangkutan
maupun paru di sebelahnya. Kuman dapat juga tertelan bersama sputum dan
ludah sehingga menyebar ke usus, c) secara limfogen, ke organ tubuh lain-
lainnya, d) secara hematogen, ke organ tubuh lainnya (Amin & Bahar dalam
Harrison, 2014).
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
43
5. Pathway
Gambar 1.1 Pathway
(sumber : Amin & Bahar dalam Harrison, 2014; NANDA 2012-2014)
Masuk lewat jalan nafas
Keluar dari trecheobionchial
bersama sekret
Sembuh tanpa pengobatan
Dibersihkan oleh makrofag Menetap di jaringan paru
Terjadi proses peradangan
Limfangitis lokal Komplek primer
Sarang primer/afek primer
Sembuh sendiri tanpa pengobatan
Radang tahunan di bronkus
Limfadinitis regional
Menyebar ke organ lain (paru lain,
saluran pencernaan, tulang) melalui
media (bronchagen percontinuitum,
hematogen, limfogen)
Sembuh dengan bekas
fibrosis
Pertahanan primer tidak adekuat
Pembentukan sputum berlebihan
Ketidak efektifan bersihan jalan nafas
Mual muntah
Batuk berat Droplet infection
Batuk produktif
Resiko infeksi
Distensi abdomen Terhirup orang sehat
Intake nutrisis kurang
Ketidak seimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
Tidak ditangani
dengan tepat
Ketidakefektifan Menejemen
tregimen terapeutik keluarga
Perilaku kesehatan
cenderung
cenderung beresiko
Membuang dahak di
sembarang tempat
Ketidakefektifan
pemeliharaan
kesehatan
Mycobacterium
tuberculosis Droplet infection
Menempel pada paru
Kesiapan untuk
meningkatkan nutrisi
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
44
6. Tanda dan gejala
Keluhan yang dirasakan pasien tuberkulosis dapat bermacam-macam
atau malah banyak pasien ditemukan TB paru tanpa keluhan sama sekali
dalam pemeriksaan kesehatan. Keluhan yang terbanyak adalah :
a. Demam
Biasanya subfebril menyerupai demam influenza. Tetapi
kadang-kadang panas badan dapat mencapai 40-41 derajat celsius.
Serangan demam pertama dapat sembuh sebentar, tetapi kemudian
dapat timbul kembali. Begitulah seterusnya hingga timbul demam
influenza ini, sehingga pasien merasa tiak pernah terbebas dari
serangan demam influenza. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya
tahan tubuh pasien dan berat ringannya infeksi kuman tuberkulosis
yang masuk.
b. Batuk/batuk darah
Gejala ini banyak ditemukan. Batuk terjadi karena ada iritasi
pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk membuang produk-produk
radang keluar. Karena terlibatnya bronkus pada setiap penyakit tidak
sama, mungkin saja batuk baru ada setelah penyakit berkembang
dalam jaringan paru yakni setelah berminggu-minggu atau berbulan-
bulan peradangan bermula. Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non
produktif) kemudian setelah timbul peradangan menjadi produktif
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
45
(menghasilkan sputum). Keadaan yang lanjut adalah berupa batuk
darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan batuk
darah pada tuberkulosis terjadi pada kavitas, tetapi dapat juga terjadi
pada ulkus dinding bronkus.
c. Sesak nafas
Pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan
sesak napas. Sesak napas akan ditemukan pada penyakit yang sudah
lanjut, yang infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian paru-paru.
d. Nyeri dada
Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila
infiltrasi radang sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan
pleuritis. Terjadi gesekan kedua pleura sewaktu pasien
menarik/melepaskan napasnya.
e. Malaise
Penyakit tuberkulosis bersifat radang yang menahun. Gejala
malaise sering ditemukan berupa anoreksia tidak ada napsu maka,
badan makin kurus (berat badab turun), sakit kepala, meriang, nyeri
otot, keringat malam, dll. Gejala malaise ini makin lama makin berat
dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur (Amin & Bahar dalam
Harrison, 2014).
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
46
7. Penatalaksanaan
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu intensif (2-3
bulan) dan fase lanjutan 4 atau 7 bulan. Panduan obat yang digunakan terdiri
dari paduan obat utama dan tambahan.
a. Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
Obat yang dipakai :
1) Jenis obat utama yang digunakan adalah :
- Rifampisin
- INH
- Pirazinamid
- Streptomisin
- Etambutol
2) Kombinasi dosis tetap
Kombinasi dosis tetap ini terdiri dari :
- Empat obat antituberkulosis dalam satu tablet, yaitu
rifampisin 150 mg, isoniazid 75 mg, pirazinamid 400 mg,
dan etambutol 275 mg
- Tiga obat antituberkulosis dalam satu tablet, yaitu
rifampisin 150 mg, isoniazid 75 mg dan pirazinamid 400
mg.
3) Jenis obat tambahan lainnya :
- Kanamisin
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
47
- Kuinolon
- Obat lain masih dalam penelitian; makrolid; amoksilin +
asam klavulanat
- Derivat rifampisin dan INH
b. Terapi Pembedahan
Indikasi operasi
1) Indikasi mutlak
- Semua penderita yang telah mendapat OAT adekuat tetapi
dahak tetap positif
- Penderita batuk darah yang masih tidak dapat diatasi
dengan cara konservatif
- Penderita dengan fistula bronkopleura dan empisema yang
tidak dapat diatasi secara konservatif
2) Indikasi relatif
- Penderita dengan dahak negatif dengan batuk darah
berulang
- Kerusakan satu paru atau lobus dengan keluhan
- Sisa kaviti yang menetap
3) Tindakan invasif (selain pembedahan)
- Bronkoskopi
- Punksi pleura
- Pemasangan WSD
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
48
(pedoman diagnosis & Penatalaksanaan Di indonesia, 2006)
8. Fokus intervensi
a. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
1) Keluarga mampu mengenal masalah :
- Mengembangkan materi pendidikan sesuai dengan tingkat
pengetahuan klien
2) Kelurga mampu mengambil keputusan mengenai masalah klien
- Memberikan informasi yang diminta oleh pasien
3) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit tuberkulosis
paru
- Menganjurkan pernapasan dalam dan batuk yang sesuai
- Meningkatkan intake nutrisi
- Meningkatkan intake cairan
- Meningkatkan istirahat
- Menggunakan demonstrasi / ulang demonstrasi partisipasi peserta
didik, dan manipulasi bahan ketika mengajar keterampilan
psikomotorik
- Menganjurkan pasien untuk mengambil nafas dalam
- Membantu pasien untuk mengambil napas dalam-dalam, tahan
selama 2 detik, dan batukan dua atau tiga kali berturut-turut
4) Keluarga mamapu memodifikasi lingkungan untuk mencegah
terjadinya infeksi pada anggota keluarga yang lain
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
49
- Menentukan sumber daya keuangan
- Menentukan status pendidikan
- Mengidentifikasi koping individu dan kelompok yang digunakan
- Merencanakan kegiatan pengurangan risiko.
5) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan terdekat untuk
klien mendapatkan pengobatan
- menentukan apakah pasien memiliki pengetahuan yang memadai
tentang kondisi kesehatan
b. Ketidakefektifan manajemen terapeutik keluarga.
1) Keluarga mampu mengenal masalah mengenai pentingnya pengobatan
tuberkulosis
- Kengembangkan materi pendidikan sesuai dengan tingkat
pengetahuan klien
2) Keluarga mampu mengambil keputusan mengenai pengobatan klien
- Memberikan informasi yang diminta oleh pasien
3) Keluarga mampu merawat klien dengan tuberkulosis paru dengan
memanfaatkan fasilitas kesehatan
- Mendorong keterlibatan keluarga secara tepat
- Menentukan apa obat yang diperlukan, dan mengelola sesuai
dengan kewenangannya preskriptif dan / atau protocol
- Menentukan yang mungkin menghalangi pasien dari mengambil
obat yang diresepkan
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
50
- Mengajar pasien dan / atau anggota keluarga metode pemberian
obat, yang sesuai
- Menentukan dampak dari penggunaan obat pada gaya hidup
pasien
4) Keluarga mampu memodifikasi lingkungan dengan klien tuberculosis
- Menentukan sumber daya keuangan
- Menentukan status pendidikan
- Mengidentifikasi koping individu dan kelompok yang digunakan
- Merencanakan kegiatan pengurangan risiko
5) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk proses
pengobatan klien
- Menentukan apakah pasien memiliki pengetahuan yang memadai
tentang kondisi kesehatan
- Menentukan sumber keuangan pasien untuk pembayaran ke
fasilitas kesehatan lain
- Mengatur modal transportasi
c. Kesiapan untuk meningkatkan nutrisi.
1) Keluarga mampu mengenal masalah mengenai pentingnya asupan
nutrisi dalam pengobatan tuberculosis
- Beri informasi yang dibutuhkan klien
- Pertahankan status nutrisi
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
51
2) Keluarga mampu mengambil keputusan mengenai keinginan untuk
makan ketika sakit atau menerima pengobatan
- Managemen nutrisi
- Konseling nutrisi
- Monitoring nutrisi
- Pendidikan: Anjuran diit
- Bantu mempertahankan BB
- Tentukan menu kesukaan dan yang tidak disuka klien
3) Keluarga mampu merawat klien dengan meningkatkan intake makanan
- Manajemen perilaku
- Manajemen perubahan perilaku :
- menentukan motivasi pasien untuk perubahan
(Nursing Intervention Clasification)
Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016