bab ii tinjauan pustaka konsep keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/indra amarudin setiana bab...

42
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Definisi Keluarga Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Friedman, 2010). Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Ali, 2010). Menurut Duvall dalam (Harmoko, 2012) konsep keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum: meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota.Keluarga merupakan aspek terpenting dalam unit terkecil dalam masyarakat, penerima asuhan, kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga saling berhubungan, dan menempati posisi antara individu dan masyarakat (Harmoko. 2012). Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Upload: ledan

Post on 03-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keluarga

1. Definisi Keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung

karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka

hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam

perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan

(Friedman, 2010).

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena

hubungan darah, perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang

berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta

mempertahankan suatu budaya (Ali, 2010).

Menurut Duvall dalam (Harmoko, 2012) konsep keluarga merupakan

sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,

kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang

umum: meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari

tiap anggota.Keluarga merupakan aspek terpenting dalam unit terkecil dalam

masyarakat, penerima asuhan, kesehatan anggota keluarga dan kualitas

kehidupan keluarga saling berhubungan, dan menempati posisi antara

individu dan masyarakat (Harmoko. 2012).

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

11

keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan

melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan. (WHO, dalam Harmoko

2012).

Keluarga adalah sekelompok manuasia yang tinggal dalam satu rumah

tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat. (Helvie,

dalam Harmoko 2012).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa definisi dari keluarga merupakan

sekumpulan orang yang terikat oleh ikatan perkawinan, darah serta adopsi dan

tinggal dalam satu rumah.

2. Fungsi Keluarga

Menurut Marilyn M. Friedman (2010) fungsi keluarga dibagi menjadi 5 yaitu:

a. Fungsi Afektif

Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi kebutuhan

psikologis anggota keluarga.

b. Fungsi Sosialisasi

Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan anak

sebagai anggota masyarakat yang produktif serta memberikan status pada

anggota keluarga.

c. Fungsi Reproduksi

Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa generasi

dan untuk keberlangsungan hidup masyarakat,.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

12

d. Fungsi ekonomi

Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya.

e. Fungsi perawatan kesehatan

Menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian, tempat tinggal,

perawatan kesehatan. (Marilyn M. Friedman, hal 86; 2010)

Berdasarkan UU No.10 tahun 1992 PP No.21 tahun 1994 tertulis fungsi

keluarga dalam delapan bentuk yaitu :

a. Fungsi Keagamaan

1) Membina norma ajaran-ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup

seluruh anggota keluarga.

2) Menerjemahkan agama kedalam tingkah laku hidup sehari-hari kepada

seluruh anggota keluarga.

3) Memberikan contoh konkrit dalam hidup sehari-hari dalam

pengamalan dari ajaran agama.

4) Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak tentang

keagamaan yang kurang diperolehnya diseko lah atau masyarakat.

5) Membina rasa, sikap, dan praktek kehidupan keluarga beragama

sebagai pondasi menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

b. Fungsi Budaya

1) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan

norma-norma dan budaya masyarakat dan bangsa yang ingin

dipertahankan.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

13

2) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring

norma dan budaya asing yang tidak sesuai.

3) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya

mencari pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negatif

globalisasi dunia.

4) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya

dapat berpartisipasi berperilaku yang baik sesuai dengan norma bangsa

Indonesia dalam menghadapi tantangan globalisasi.

5) Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras dan seimbang dengan

budaya masyarakat atau bangsa untuk menjunjung terwujudnya norma

keluarga kecil bahagia sejahtera.

c. Fungsi Cinta Kasih

1) Menumbuhkembangkan potensi kasih sayang yang telah ada antar

anggota keluarga ke dalam simbol-simbol nyata secara optimal dan

terus-menerus.

2) Membina tingkah laku saling menyayangi baik antar keluarga secara

kuantitatif dan kualitatif.

3) Membina praktek kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan ukhrowi

dalam keluarga secara serasi, selaras dan seimbang.

4) Membina rasa, sikap dan praktek hidup keluarga yang mampu

memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal

menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

14

d. Fungsi Perlindungan

1) Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak

aman yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga.

2) Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai

bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari luar.

3) Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai

modal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

e. Fungsi Reproduksi

1) Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi

sehat baik bagi anggota keluarga maupun bagi keluarga sekitarnya.

2) Memberikan contoh pengamalan kaidah-kaidah pembentukan keluarga

dalam hal usia, pendewasaan fisik maupun mental.

3) Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang berkaitan

dengan waktu melahirkan, jarak antara dua anak dan jumlah ideal anak

yang diinginkan dalam keluarga.

4) Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang

kondusif menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

f. Fungsi Sosialisasi

1) Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga

sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi anak pertama dan utama.

2) Menyadari, merencanakan dan menciptakan kehidupan keluarga

sebagai pusat tempat anak dapat mencari pemecahan dari berbagai

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

15

konflik dan permasalahan yang dijumpainya baik di lingkungan seko

lah maupun masyarakat.

3) Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal-hal yang

diperlukan untuk meningkatkan kematangan dan kedewasaan (fisik

dan mental), yang kurang diberikan oleh lingkungan sekolah maupun

masyarakat.

4) Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam

keluarga sehingga tidak saja bermanfaat positif bagi anak, tetapi juga

bagi orang tua, dalam rangka perkembangan dan kematangan hidup

bersama menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

g. Fungsi Ekonomi

1) Melakukan kegiatan ekonomi baik di luar maupun di dalam

lingkungan keluarga dalam rangka menopang kelangsungan dan

perkembangan kehidupan keluarga.

2) Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselarasan

dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga.

3) Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua di luar rumah dan

perhatiannya terhadap anggota keluarga berjalan secara serasi, selaras

dan seimbang.

4) Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk

mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

16

h. Fungsi Pelestarian Lingkungan

1) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan internal

keluarga.

2) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan

eksternal keluarga.

3) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan yang

serasi, selaras dan seimbang dan antara lingkungan keluarga dengan

lingkungan hidup masyarakat sekitarnya.

4) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan hidup

sebagai pola hidup keluarga menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

(UU No.10 tahun 1992 PP No.21 tahun 1994, dalam Setiadi 2008)

3. Tipe dan bentuk keluarga

Tipe keluarga menurut Harmoko (2012) yaitu sebagai berikut :

a. Nuclear Family

Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu

rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan,

satu/ keduanya dapat bekerja di laur rumah.

b. Extended Family

Keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek,

keponakan, saudara sepupu, pama, bibi, dan sebagainya.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

17

c. Reconstitud Nuclear

Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali

suami/istri, tinggal dalam pembentuan satu rumah dengan anak-anaknya,

baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru.

Satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.

d. Middle Age/ Aging Couple

Suami sebagai pencari uang. Istri di rumah/ kedua-duanya bekerja di

rumah, anak-anak sudah meningglakan rumah karena sekolah/

perkawinan/meniti karier.

e. Dyadic Nuclear

Suami istri yang sudah berumur da tidak mempunyai anak, keduanya/slah

satu bekerja di rumah.

f. Single Parent

Satu orang tua sebagai akibat perceraian/ kematian pasangannya dan anak-

anaknya dapat tinggal di rumah/ di luar rumah.

g. Dual Carier

Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak.

h. Commuter Married

Suami istri/ keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu,

keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

18

i. Single Adult

Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya

keinginan untuk menikah.

j. Three Generation

Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.

k. Institutional

Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suaru panti-panti.

l. Comunal

Satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang monogami dengan anak-

anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.

m. Group Marriage

Satu perumahan terdiri atas orangtua dan keturunannya di dalam satu

kesatuan keluarga dan tiap indivisu adalah menikah dengan yang lain dan

semua adalah orang tua dari anak-anak.

n. Unmarried paret and child

Ibu dan aak dmana perkawinan tidak dikehendaki, anakya di adopsi.

o. Cohibing Cauple

Dua orang/ satu pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan.

(Harmoko, hal 23; 2012)

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

19

4. Struktur Keluagra

Struktur keluarga oleh Friedman di gambarkan sebagai berikut :

a. Struktur komunikasi

Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan

secara jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai dan hierarki

kekuatan. Komunikasi keluarga bagi pengirim yakin mengemukakan

pesan secara jelas dan berkualitas, serta meminta dan menerima umpan

balik. Penerima pesan mendengarkan pesan, memberikan umpan balik,

dan valid.

Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi apabila

tertutup, adanya isu atau berita negatif, tidak berfokus pada satu hal, dan

selalu mengulang isu dan pendapat sendiri. Komunikasi keluarga bagi

pengirim bersifat asumsi, ekspresi perasaan tidak jelas, judgemental

ekspresi, dan komunikasi tidak sesuai. Penerima pesan gagal mendengar,

diskualifikasi, ofensif (bersifat negatif), terjadi miskomunikasi, dan

kurang atau tidak valid.

1) Karakteristik pemberi pesan :

- Yakin dalam mengemukakan suatu pendapat.

- Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.

- Selalu menerima dan meminta timbal balik.

2) Karakteristik pendengar

- Siap mendengarkan

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

20

- Memberikan umpan balik

- Melakukan validasi

b. Struktur peran

Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai

posisi sosial yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa bersifat formal

atau informal. Posisi/status adalah posisi individu dalam masyarakat misal

status sebagai istri/suami.

c. Struktur kekuatan

Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk

mengontrol, memengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain. Hak

(legimate power), ditiru (referent power), keahlian (exper power), hadiah

(reward power), paksa (coercive power), dan efektif power.

d. Struktur nilai dan norma

Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat

anggota keluarga dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola

perilaku yang diterima pada lingkungan sosial tertentu, lingkungan

keluarga, dan lingkungan masyarakat sekitar keluarga.

- Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau

tidak dapat mempersatukan anggota keluarga.

- Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat

berdasarkan sistem nilai dalam keluarga.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

21

- Budaya, kumpulan daripada perilaku yang dapat dipelajari,

dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan

masalah. (Friedman, dalam Harmoko hal 19; 2012)

5. Tahap dan perkembangan keluarga

a. Tahap pertama pasangan baru atau keluarga baru (beginning family)

Keluarga baru dimulai pada saat masing-masing individu, yaitu

suami dan istri membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan

meninggalkan keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan

keluarga masing-masing, secara psikologi keluarga tersebut membentuk

keluarga baru. Suami istri yang membentuk keluarga baru tersebut perlu

mempersiapkan kehidupan yang baru karena keduanya membutuhkan

penyesuaian peran dan fungsi sehari-hari. Masing-masing pasangan

menghadapi perpisahan dengan keluarga orang tuanya dan mulai membina

hubungan baru dengan keluarga dan kelompok sosial pasangan masing-

masing. Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan

kebiasaan sendiri dan pasangannya. Misalnya kebiasaan makan, tidur,

bangun pagi, bekerja dan sebagainya. Hal ini yang perlu diputuskan

adalah kapan waktu yang tepat untuk mempunyai anak dan berapa jumlah

anak yang diharapkan.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain :

1) Membina hubungan intim dan kepuasan bersama.

2) Menetapkan tujuan bersama;

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

22

3) Membina hubungan dengan keluarga lain; teman, dan

kelompok sosial;

4) Merencanakan anak (KB)

5) Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan mempersiapkan diri

untuk menjadi orang tua.

b. Tahap kedua keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing

family)

Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan

sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia

30 bulan (2,5 tahun). Kehamilan dan kelahiran bayi perlu disiapkan oleh

pasangan suami istri melalui beberapa tugas perkembangan yang penting.

Kelahiran bayi pertama memberi perubahan yang besar dalam keluarga,

sehingga pasangan harus beradaptasi dengan perannya untuk memenuhi

kebutuhan bayi. Masalah yang sering terjadi dengan kelahiran bayi adalah

pasangan merasa diabaikan karena fokus perhatian kedua pasangan tertuju

pada bayi. Suami merasa belum siap menjadi ayah atau sebaliknya. Tugas

perkembangan pada masa ini antara lain :

1) Persiapan menjadi orang tua

2) Membagi peran dan tanggung jawab

3) Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah

yang menyenangan

4) Mempersiapkan biaya atau dana child bearing

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

23

5) Memfasilitasi role learning anggota keluarga

6) Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita

7) Mangadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.

c. Tahap ketiga keluarga dengan anak pra sekolah (families with preschool)

Tahap ini dimulai saat kelahirn anak berusia 2,5 tahun dan

berakhir saat anak berusia 5 tahun. Pada tahap ini orang tua beradaptasi

terhadap kebutuhan-kebutuhan dan minat dari anak prasekolah dalam

meningatkan pertumbuhannya. Kehidupan keluarga pada tahap ini sangat

sibuk dan anak sangat bergantung pada orang tua. Kedua orang tua harus

mengatur waktunya sedemikian rupa, sehingga kebutuhan anak,

suami/istri, dan ekerjaan (punya waktu/paruh waktu) dapat terpenuhi.

Orang tua menjadi arsitek keluarga dalam merancang dan mengarahkan

perkembangan keluarga dalam merancang dan mengarahkan

perkembangan keluarga agar kehidupan perkawinan tetap utuh dan

langgeng dengan cara menguatkan kerja sama antara suami istri. Orang

tua mempunyai peran untuk menstimulasi perkembangan individual anak,

khususnya kemandirian anak agar tugas perkembangan anak pada fase ini

tercapai.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain sebagai

berikut :

1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti : kebutuhan

tempat tinggal, privasi, dan rasa aman

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

24

2) Membantu anak untuk bersosialisasi

3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan

anak yang lain juga harus terpenuhi

4) Mempertahakan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun

di luar keluarga ( keluarga lain dan lingkungan sekitar)

5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak ( tahap

paling repot)

6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang

anak.

d. Tahap keempat keluarga dengan anak usia sekolah (families with children)

Tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua memasuki sekolah

pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini keluarga

mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehngga keluarga sangat

sibuk. Selain aktifitas di sekolah, masing-masing anak memiliki aktifitas

dan minat sendiri demikian pula orang tua yang mempunyai aktifitas

berbeda dengan anak. Untuk itu, keluarga perlu bekerja sama untuk

mencapai tugas perkembangan. Pada tahap ini keluarga (orang tua) perlu

belajar berpisah dengan anak, memberi kesempatan pada anak untuk

bersosialisasi, baik aktifitas di sekolah maupun di luar sekolah. Tugas

perkembangan keluarga pada tahap ini adalah sebagai berikut :

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

25

1) Memberikan perhatian tentang kegiatan sosial anak,

pendidikan dan semangat belajar

2) Tetap mempertahanan hubungan yang harmonis dalam

perkawinan

3) Mendorong anak unuk mencapai pengembangan daya

intelektual

4) Menyediakan aktifitas untuk anak

5) Manyesuaikan pada aktifitas komunitas dengan

mengikutsertakan anak.

e. Tahap kelima keluarga dengan anak remaja (families with teenagers)

Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya

berakhir sampai pada usia 19-20 tahun, pada saat anak meninggalkan

rumah orang tuanya. Tujuannya keluarga melepas anak remaja dan

memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk

mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa. Tugas perkembangan keluarga

pada tahap ini antara lain sebagai berikut :

1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab

mengingat remaja yang sudah bertambah dan meningkat

otonominya.

2) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.

3) Mempertahakan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua,

hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

26

4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang

keluarga.

f. Tahap keenam keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (lounching

center families)

Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah.

Lamanya tahap ini bergantung pada banyaknya anak dalam keluarga atau

jika anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.

Tujuan utama pada tahap ini adalah mengorganisasi kembali keluarga

untuk tetap berperan dalam melepas anaknya untuk hidup sendiri.

Keluarga empersiapkan anaknya yang tertua untuk membentuk keluarga

sendiri dan tetap membantu anak terakhir untuk lebih mandiri. Saat semua

anak meninggalkan rumah, pasangan perlu menata ulang dan membina

hubungan suami istri seperti pada fase awal. Orang tua akan merasa

kehilangan peran dalam merawat anak dan merasa kosong karena anak-

anaknya sudah tidak tinggal serumah lagi. Guna mengatasi keadaan ini

orang tua perlu melakukan aktifitas kerja, meningkatkan peran sebagai

pasangan, dan tetap memelihara hubungan dengan anak.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :

1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

2) Mempertahankan keintiman pasangan

3) Membantu orang tua suami atau istri yang sedang sakit dan

memasuki masa tua

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

27

4) Mempersiapkan untuk hidup mandiri dan menerima kepergian

anak

5) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga

6) Berperan sebagai suami istri, kakek, dan nenek

7) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh

bagi anak-anaknya.

g. Tahap ketujuh keluarga usia pertengahan (middle age families)

Tahapan ini dimulai saat anak yang terakhir meninggalkan rumah

dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada tahap

ini semua anak meninggalkan rumah, maka pasangan berfokus untuk

mempertahankan kesehatan dengan berbagai aktifitas.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini atara lain adalah :

1) Mempertahankan kesehatan

2) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam arti

mengolah minat sosial dan waktu santai

3) Memulihkan hubungan antara generasi muda dengan generasi

tua

4) Keakraban dengan pasangan

5) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga

6) Persiapan masa tua atau pensiun dengan meningkatkan

keakraban pasangan.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

28

h. Tahap kedelapan keluarga usia lanjut

Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai saat salah satu

pasangan pensiun, berlanjut salah satu pasangan meninggal. Proses usia

lanjut dan pensiun merupakan realitas yang tidak dapat dihindari karena

berbagai proses stresor dan kehilangan yang harus dialami keluarga.

Stresor tersebut adalah berkurangnya pendapatan, kehilangan berbagai

hubungan sosial, kehilangan pekerjaan serta perasaan menurunnya

produktifitas dan fungsi kesehatan. Mempertahankan penataan kehidupan

yang memuaskan merupakan tugas utama keluarga pada tahap ini. Usia

lanjut umumnya lebih dapat beradaptasi tinggal di rumah sendiri daripada

tinggal bersama anaknnya.

Tugas perkembangan tahap ini adalah :

1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman,

kekuatan fisik, dan pendapatan

3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat

4) Mempertahakan hubungan anak dan sosial masyarakat

5) Melakukan life review

6) Menerima kematian pasangan, kawan, dan mempersiapkan

kematian (harmoko, 2012).

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

29

6. Struktur peran keluarga

Sebuah peran didefinisikan sebagai kumpulan dari perilaku yang

secara ralatif homogen dibatasi secara normatif dan diharapkan dari seseorang

yang menempati posisi sosial yang diberikan. Peran berdasarkan pada

pengharapan atau penetapan peran yang membatasi apa saja yang harus

dilakukan oleh individu di dalam situasi tertentu agar memenuhi harapan diri

atau orang lain terhadap mereka. Posisi atau status didefinisikan sebagi letak

seseorang dalam suatu sistem sosial.

Menurut Friedman (2010) peran keluarga dapat diklasifikasikan

menjadi dua yaitu :

a. Peran Formal Keluarga

Peran formal adalah peran eksplisit yang terkandung dalam

struktur peran keluarga (ayah-suami,dll). Yang terkait dengan

masing – masing posisi keluarga formal adalah peran terkait atau

sekelompok perilaku yang kurang lebih homogen. Keluarga

membagi peran kepada anggota keluarganya dengan cara yang

serupa dengan cara masyarakat membagi perannya: berdasarkan

pada seberapa pentingnya performa peran terhadap berfungsinya

sistem tersebut. Beberapa peran membutuhkan ketrampilan atau

kemempuan khusus: peran yang lain kurang kompleks dan dapat

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

30

diberikan kepada mereka yang kuarang terampil atau jumlah

kekuasaanya paling sedikit.

b. Peran Informal Keluarga

Peran informal bersifat implisit, sering kali tidak tampak

pada permukaannya, dan diharapkan memenuhi kebutuhan

emosional anggota keluarga dan/atau memelihara keseimbangan

keluarga. Keberadaan peran informal diperlukan untuk memenuhi

kebutuhan integrasi dan adaptasi dari kelompok keluarga.

7. Proses dan Strategi koping Keluarga

Menurut Friedman (2010) Proses dan strategi koping keluarga

berfungsi sebagi proses atau mekanisme vital yang memfasilitasi fungsi

keluarga. Tanpa koping keluarga yang efektif, fungsi afektif, sosialisasi,

ekonomi, dan perawatan kesehatan tidak dapat dicapai secara adekuat. Oleh

karena itu, proses dan strategi koping keluarga mengandung proses yang

mendasari yang menungkinkan keluarga mengukuhkan fungsi keluarga yang

diperlukan.

8. Keluarga Sebagai Klien

Menurut Haarmoko (2010) keluarga dijadikan unit pelayanan karena

masalah kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling berhubungan

masyarakat secara keseluruhan.

a. Alasan keluarga sebagai unit pelayanan

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

31

- Keluarga merupakan bagian dari masyarakat yang dapat

dijadikan sebagai gambaran manusia

- Perilaku keluarga dapat menimbulkan masalah kesehatan,

tetapi dapat pula mencegah masalah kesehatan dan menjadi

sumber daya pemecah masalah kesehatan.

- Masalah kesehatan di dalam keluarga akan saling

mempengaruhi terhadap individu dalam keluarga

- Keluarga merupakan lingkungan yang serasi untuk

mengembangkan potensi tiap individu dalam keluarga

- Keluarga merupakan pengambil keputusan dalam mengatasi

masalah

- Keluarga merupakan saluran yang efektif dalam menyalurkan

dan mengembangan kesehatan kepada masyarakat.

b. Siklus penyakit dan kemiskinan dalam masyarakat

Pemberian asuhan keperawatan keluarga harus lebih

ditekankan pada keluarga-keluarga dengan status sosial ekonomi

yang rendah. Alasannya adalah keluarga dengan ekonomi yang

rendah umumnya berkaitan dengan ketidakmampuan dalam

mengatasi berbagai masalah kesehatan yang mereka hadapi.

Masalah kemiskinan akan sangat mengurangi kemampuan

keluarga untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan keluarga mereka

terhadap gizi, perumahan dan lingkungan yang sehat, dan

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

32

kebutuhan-kebutuhan laninnya. Semua ini akan menimbulkan

berbagai masalah kesehatan. (Harmoko, 2012)

9. Peran perawat dalam pemberian asuhan keperawatan kesehatan keluarga

a. Pendidikan kesehatan

Penyuluhan atau pendidikan kesehatan merupakan satu dari

pendekatan intervensi keperawatan keluarga yang utama. Pendidikan

dapat mencakup berbagai bidang, isi dan fokus, termasuk promosi

kesehatan dan pencegahan penyakit, masalah kesakitan/disabilitas dan

dampaknya, serta dinamika keluarga. (Friedman, 2010)

Watson (1985) menekankan bahwa pendidikan memberikan

informasi kepada klien, dengan demikian, membantu mereka untuk dapat

mengatasi secara lebih efektif terhadap perubahan kehidupan dan

peristiwa yang menimbulkan stres. Mendapatkan informasi yang berarti,

membantu anggota keluarga lebih merasa memegang kendali dan

mengurangi stres. Hal ini juga memungkinkan mereka untuk mengartikan

lebih jelas pilihan mereka dan lebih berhasil menyelesaikan masalah

mereka. (Friedman, 2010)

b. Konseling

Konseling adalah suatu proses bantuan interaktif antara konselor

dan klien yang ditandai oleh elemen inti penerimaan, empati, ketulusan,

dan keselarasan. Hubungan ini terdiri dari serangkaian interaksi sepanjang

waktu berupa konselor yang melalui berbagai teknik aktif dan pasif,

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

33

berfokus pada kebutuhan, masalah atau perasaan klien yang telah

memengaruhi perilaku adaptif klien. (Bank, 1992 dalam Friedman 2010)

Elemen inti konseling adalah empati atau menyelami atau

merasakan perasaan dan perilaku orang lain; penerimaan positif terhadap

klien; dan selaras atau tulus, tidak berpura-pura dan jujur dalam hubungan

klien-perawat. ( Friedman, 2010)

c. Membuat kontrak

Suatu cara efektif bagi perawat yang berpusat pada keluarga agar

dapat dengan realistik membantu individu dan keluarga membuat

perubahan perilaku adalah dengan cara membuat kontrak.

Kontrak adalah persetujuan kerjasama yang dibuat antara dua

pihak atau lebih, misalnya antara orang tua dan anak. Aar tepat waktu dan

relefan, kontrak waktu dapat dinegosiasi secara terus menerus dan harus

mencakup area sebagai berikut : tujuan, lama kontrak, tanggung jawab

klien, langkah untuk mencapai tujuan, dan penghargaan terhadap

pencapaian tujuan (Sloan dan Schommer, 1975; Steiger dan Lipson, 1985

dalam Friedman 2010).

Biasanya kontrak dibuat dalam bentuk tertulis, singkat, sederhana

dan tanpa paksaan (Goldenbergh & Goldenbergh, 2000 dalam Friedman

2010).

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

34

d. Menejemen kasus

Menejemen kasus memiliki riwayat perkembangan sebagai bagian

dari peran perawat kesehatan masyarakat; terakhir dugunakan di tatanan

layanan kesehatan yang bersifat akut. (Carry 1996 dalam Friedman 2010).

Pertumbuhan perawatan terkelola telah menjadi kekuatan utama

munculnya menejemen kasus. Perawatan terkelola yang menekankan pada

pengendalian biaya dan peningkatan efisiensi perawatan, sementara

memelihara kualitas perawatan dan kepuasan klien, benar-benar

membentuk cara menejemen kasus berfungsi ( Jones, 1994; MacPhee &

Hoffenbergh, 1996 dalam Friedman 2010)

e. Advokasi klien

Komponen utama dari menejemen kasus adalah advokasi klien

(Smith, 1993 dalam Friedman 2010). Advokasi adalah seseorang yang

berbicara atas nama orang atau kelompok lain.

Peran sebagai advokat klien melibatkan pemberian informasi

kepada klien dan kemudian mendukung mereka apapun keputusan yang

mereka buat (Bramlett, Gueldener, dan Sowell, 1992; Kohnke, 1982

dalam Friedman 2010)

Perawat keluarga dapat menjadi advokat klien dengan sedikitnya

empat cara, yaitu :

1) Dengan membantu klien memperoleh layanan yang mereka

butuhkan dan menjadi hak mereka

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

35

2) Dengan melakukan tindakan yang menciptakan sistem layanan

kesehatan yang lebih responsif terhadap kebutuhan klien

3) Dengan memberikan advokasi untuk memasukan pelayanan

yang lebih sesuai dengan sosial-budaya.

4) Dengan memberikan advokasi untuk kebijakan sosial yang

lebih responsive (Canino dan Spurlock, 1994 dalam Friedman,

2010).

f. Koordinasi

Salah satu peran advokasi klien yang diterima secara luas adalah

koordinator. Karena inti dari menejemen kasus adalah juga koordinasi,

pengertian advokasi dan koordinasi pada pokonya saling tumpang tindih.

Pada kenyataannya menejemen kasus sering kali diartikan sebagai

koordinasi (khususnya di bidang kerja sosial), dan dirancang untuk

memberikan berbagai pelayanan kepada klien dengan kebutuhan yang

kompleks di dalam suatu pengendali tunggal. (Sletzer, Litchfield, Lowy &

Levin, 1989 dalam Friedman, 2010)

Koordinator diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar

pelayanan yang komprehensif dapat tercapai. Koordinasi juga sangat

diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai

disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

36

g. Kolaborasi

Sebagai perawat komunitas juga harus bekerja sama dengan

pelayan rumah sakit, puskesmas, dan anggota tim kesehatan yang lain

untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimal. Kolaborasi tidak

hanya dialukakan sebagai perawat di rumah sakit tetapi juga dikeluarga

dan komunitaspun dapat dilakukan. Kolaborasi menurut Lamb dan

Napadano (1984) dalam Friedman (2010) adalah proses berbagi

perencanaan dan tindakan secara berkelanjutan disertai tanggng jawab

bersama terhadap hasil dan kemampuan bekerjasama untuk tujuan sama

menggunakan teknik penyelesaian maslaah.

h. Konsultasi

Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi

masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat pada perawat

maka hubungan perawat dan keluarga harus dibina dengan baik, perawat

harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya. Maka dengan demikian, harus

ada Bina Hubungan Saling Percaya (BHSP) antara perawat dan keluarga.

Konsultasi termasuk sebagai intervensi keperawatan keluarga

karena perawat keluarga sering berperan sebagai konsultan bagi perawat,

tenaga profesional, dan para profesional lainnya ketika informasi klien dan

keluarga serta bantuan diperlukan. (Friedman, 2010).

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

37

B. Masalah Kesehatan

1. Pengertian

Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh

kuman dari kelompok Mycobacterium yaitu Mycobacterium Tuberculosis

(Kemenkes RI, 2014)

Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh

kuman Tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosa) yang ditularkan melalui

udara (droplet nuclei) saat seorang pasien Tuberkulosis batuk dan percikan

ludah yang mengandung bakteri tersebut terhirup oleh orang lain saat

bernapas (Widoyono, 2011).

TBC paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang parenkin paru-

paru dan disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (Somantri,2009).

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksius, yang terutama

menyerang penyakit parenkim paru (Brunner & Suddarth, 2002).

Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksius yang menyerang paru-paru yang

secara khas ditandai oleh pembentukan granuloma dan menimbulkan nekrosis

jaringan. Penyakit ini bersifat menahun dan dapat menular dari penderita

kepada orang lain (Santa, dkk, 2009).

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

38

2. Anatomi dan Fisiologi

a. Anatomi

Gambar 2.1 anatomi sistem pernafasan (Irman Soemantri, hal 7; 2008)

Gambar 2.2 Paru-paru, bronkus, dan alveolus (belajarbiologi.com, 2016)

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

39

b. Fisiologi

Fungsi paru-paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbon

dioksida. Pada pernafasan melalui paru-paru atau pernafasan eksterna,

oksigen dipungut melalui hidung dan mulut pada waktu bernafas., oksigen

masuk melalui trakea dan pipa bronkial ke alveoli, dan dapat berhubungan

erat dengan darah di dlam kapiler pulmonaris.

Hanya satu lapis membran, yaitu membran alveoli-kapiler, yang

memisahkan oksigen dari darah. Oksigen menembus membran ini dan

dipungut oleh hemoglobin sel darah merah dan dibawa ke jantung. Dari

sini dipompa di dalam arteri ke semua bagian tubuh. Darah meninggalkan

paru-paru pada tekanan oksigen 100mmHg dan pada tingkat ini

hemoglobin 95 persen jenuh oksigen.

Di dalam paru-paru, karbon dioksida, salah satu hasil buangan

metabolisme menembus membran alveoler kapiler dari kapiler darah ke

alveoli, dan setelah melalui pipa bronkial dan trakea, dinapaskan keluar

melalui hidung dan mulut.

Empat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner

atau pernapasan eksterna :

1. Ventilasi pulmoner, atau gerak pernapasan yang menukar udara

dalam alveoli dengan udara luar.

2. Arus darah melalui paru-paru.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

40

3. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga dalam

jumlah tepat dapat mencapai semua bagian tubuh.

4. Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler,

CO2 lebih mudah berdifusi daripada oksigen.

Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang

meninggalkan paru-paru menerima jumlah tepat CO2 dan O2.

Pada waktu gerak badan, lebih banyak darah datang di paru-paru

membawa terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2; jumlah

CO2 itu tidak dapat dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam darah

arteri bertambah. Hal ini merangsang pusat pernapasan dalam otak

untuk memperbesar kecepatan dan dalamnya pernapasan.

Penambahan ventilasi ini mengeluarkan CO2 dan memungut lebih

banyak O2.

(Evelyn C. Pearce, 2009)

3. Etiologi

Mycobacterium tuberculosis, basilus tuberkel, adalah satu diantara

lebih dari 30 anggota genus Mycobacterium yang dikenal dengan baik,

maupun banyak yang tidak tergolongkan. Bersama kuman yang berkerabat

dekat, yaitu M. Bovis, kuman ini menyebabkan tuberkulosis. (Amin & Bahar,

dalam Harrison 2014).

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

41

4. Patofisiologi

Penularan tuberkulosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau

dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara sekitar kita. Partikel

infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung pada

ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaban. Dalam

suasana yang gelap dan lembab kuman dapat tahan berhari-hari bahkan

berbulan-bulan. Nila partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat, ia akan

menempel pada saluran napas atau jaringan paru. Partikel dapat masuk ke

alveolar jika ukuran partikel < 5 mikrometer. Kuman dapat dihadapi pertama

kali oleh neutrofil, kemudian baru oleh makrofag. Kebanyakan partikel ini

akan mati atau dibersihkan oleh makrofag keluar dari percabangan

trakeobronkial bersama gerakan silia dengan sekretnya.

Bila kuman menetap di jaringan paru, berkembangbiak dalam sito-

plasma makrofag. Disini ia dapat terbawa masuk ke dalam organ tubuh

lainnya. Kuman yang bersarang di jaringan paru akan berbentuk sarang

tuberkulosis pneumonia kecil dan disebut sarang primer atau afek primer atau

sarang (fokus) Ghon. Sarang primer ini daat terjadi di setiap bagian jaringan

paru. Bila menjalar sampai ke pleura, maka terjadilah efusi pleura. Kuman

dapat juga masuk melalui salurang gastrointestinal, jaringan limfe, orofaring,

dan kulit, terjadi limfadenopati regional kemudian bakteri masuk ke dalam

vena dan menjalar ke seluruh oragn seperti paru, otak, ginjal, tulang. Nila

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

42

masuk ke arteri pulmonalis maka terjadi penjalaran ke seluruh bagian paru

menjadi TB milier.

Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening

menuju hilus (limfangitis lokal), dan juga diikuti pembesaran kelenjar getah

bening hilus (limfadenitis regional). Sarang primer limfangitis lokal +

limfaneditis regional = kompleks priimer (ranke). Semua proses ini memakan

waktu 3-8 minggu. Kompleks primer ini selanjutnya dapat menjadi :

- Sembuh sama sekali tana meninggalkan cacat. Ini yang banyak terjadi.

- Sebuh dengan meninggalkan sedikit bekas berupa garis-garis fibrotik,

kalsifikasi di hilus, keadaan ini terdapat pada lesi pneumonia yang

luasnya > 5 mm dan kurang lebih 10% diantaranya dapat terjadi

reaktivasi lagi karena kuman yang dormant.

Berkomplikasi dan menyebar secara : a) per kontinuitatum, yakni

menyebar ke sekitarnya, b) secara bronkogen pada paru yang bersangkutan

maupun paru di sebelahnya. Kuman dapat juga tertelan bersama sputum dan

ludah sehingga menyebar ke usus, c) secara limfogen, ke organ tubuh lain-

lainnya, d) secara hematogen, ke organ tubuh lainnya (Amin & Bahar dalam

Harrison, 2014).

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

43

5. Pathway

Gambar 1.1 Pathway

(sumber : Amin & Bahar dalam Harrison, 2014; NANDA 2012-2014)

Masuk lewat jalan nafas

Keluar dari trecheobionchial

bersama sekret

Sembuh tanpa pengobatan

Dibersihkan oleh makrofag Menetap di jaringan paru

Terjadi proses peradangan

Limfangitis lokal Komplek primer

Sarang primer/afek primer

Sembuh sendiri tanpa pengobatan

Radang tahunan di bronkus

Limfadinitis regional

Menyebar ke organ lain (paru lain,

saluran pencernaan, tulang) melalui

media (bronchagen percontinuitum,

hematogen, limfogen)

Sembuh dengan bekas

fibrosis

Pertahanan primer tidak adekuat

Pembentukan sputum berlebihan

Ketidak efektifan bersihan jalan nafas

Mual muntah

Batuk berat Droplet infection

Batuk produktif

Resiko infeksi

Distensi abdomen Terhirup orang sehat

Intake nutrisis kurang

Ketidak seimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

Tidak ditangani

dengan tepat

Ketidakefektifan Menejemen

tregimen terapeutik keluarga

Perilaku kesehatan

cenderung

cenderung beresiko

Membuang dahak di

sembarang tempat

Ketidakefektifan

pemeliharaan

kesehatan

Mycobacterium

tuberculosis Droplet infection

Menempel pada paru

Kesiapan untuk

meningkatkan nutrisi

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

44

6. Tanda dan gejala

Keluhan yang dirasakan pasien tuberkulosis dapat bermacam-macam

atau malah banyak pasien ditemukan TB paru tanpa keluhan sama sekali

dalam pemeriksaan kesehatan. Keluhan yang terbanyak adalah :

a. Demam

Biasanya subfebril menyerupai demam influenza. Tetapi

kadang-kadang panas badan dapat mencapai 40-41 derajat celsius.

Serangan demam pertama dapat sembuh sebentar, tetapi kemudian

dapat timbul kembali. Begitulah seterusnya hingga timbul demam

influenza ini, sehingga pasien merasa tiak pernah terbebas dari

serangan demam influenza. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya

tahan tubuh pasien dan berat ringannya infeksi kuman tuberkulosis

yang masuk.

b. Batuk/batuk darah

Gejala ini banyak ditemukan. Batuk terjadi karena ada iritasi

pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk membuang produk-produk

radang keluar. Karena terlibatnya bronkus pada setiap penyakit tidak

sama, mungkin saja batuk baru ada setelah penyakit berkembang

dalam jaringan paru yakni setelah berminggu-minggu atau berbulan-

bulan peradangan bermula. Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non

produktif) kemudian setelah timbul peradangan menjadi produktif

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

45

(menghasilkan sputum). Keadaan yang lanjut adalah berupa batuk

darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan batuk

darah pada tuberkulosis terjadi pada kavitas, tetapi dapat juga terjadi

pada ulkus dinding bronkus.

c. Sesak nafas

Pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan

sesak napas. Sesak napas akan ditemukan pada penyakit yang sudah

lanjut, yang infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian paru-paru.

d. Nyeri dada

Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila

infiltrasi radang sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan

pleuritis. Terjadi gesekan kedua pleura sewaktu pasien

menarik/melepaskan napasnya.

e. Malaise

Penyakit tuberkulosis bersifat radang yang menahun. Gejala

malaise sering ditemukan berupa anoreksia tidak ada napsu maka,

badan makin kurus (berat badab turun), sakit kepala, meriang, nyeri

otot, keringat malam, dll. Gejala malaise ini makin lama makin berat

dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur (Amin & Bahar dalam

Harrison, 2014).

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

46

7. Penatalaksanaan

Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu intensif (2-3

bulan) dan fase lanjutan 4 atau 7 bulan. Panduan obat yang digunakan terdiri

dari paduan obat utama dan tambahan.

a. Obat Anti Tuberkulosis (OAT)

Obat yang dipakai :

1) Jenis obat utama yang digunakan adalah :

- Rifampisin

- INH

- Pirazinamid

- Streptomisin

- Etambutol

2) Kombinasi dosis tetap

Kombinasi dosis tetap ini terdiri dari :

- Empat obat antituberkulosis dalam satu tablet, yaitu

rifampisin 150 mg, isoniazid 75 mg, pirazinamid 400 mg,

dan etambutol 275 mg

- Tiga obat antituberkulosis dalam satu tablet, yaitu

rifampisin 150 mg, isoniazid 75 mg dan pirazinamid 400

mg.

3) Jenis obat tambahan lainnya :

- Kanamisin

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

47

- Kuinolon

- Obat lain masih dalam penelitian; makrolid; amoksilin +

asam klavulanat

- Derivat rifampisin dan INH

b. Terapi Pembedahan

Indikasi operasi

1) Indikasi mutlak

- Semua penderita yang telah mendapat OAT adekuat tetapi

dahak tetap positif

- Penderita batuk darah yang masih tidak dapat diatasi

dengan cara konservatif

- Penderita dengan fistula bronkopleura dan empisema yang

tidak dapat diatasi secara konservatif

2) Indikasi relatif

- Penderita dengan dahak negatif dengan batuk darah

berulang

- Kerusakan satu paru atau lobus dengan keluhan

- Sisa kaviti yang menetap

3) Tindakan invasif (selain pembedahan)

- Bronkoskopi

- Punksi pleura

- Pemasangan WSD

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

48

(pedoman diagnosis & Penatalaksanaan Di indonesia, 2006)

8. Fokus intervensi

a. Perilaku kesehatan cenderung beresiko

1) Keluarga mampu mengenal masalah :

- Mengembangkan materi pendidikan sesuai dengan tingkat

pengetahuan klien

2) Kelurga mampu mengambil keputusan mengenai masalah klien

- Memberikan informasi yang diminta oleh pasien

3) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit tuberkulosis

paru

- Menganjurkan pernapasan dalam dan batuk yang sesuai

- Meningkatkan intake nutrisi

- Meningkatkan intake cairan

- Meningkatkan istirahat

- Menggunakan demonstrasi / ulang demonstrasi partisipasi peserta

didik, dan manipulasi bahan ketika mengajar keterampilan

psikomotorik

- Menganjurkan pasien untuk mengambil nafas dalam

- Membantu pasien untuk mengambil napas dalam-dalam, tahan

selama 2 detik, dan batukan dua atau tiga kali berturut-turut

4) Keluarga mamapu memodifikasi lingkungan untuk mencegah

terjadinya infeksi pada anggota keluarga yang lain

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

49

- Menentukan sumber daya keuangan

- Menentukan status pendidikan

- Mengidentifikasi koping individu dan kelompok yang digunakan

- Merencanakan kegiatan pengurangan risiko.

5) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan terdekat untuk

klien mendapatkan pengobatan

- menentukan apakah pasien memiliki pengetahuan yang memadai

tentang kondisi kesehatan

b. Ketidakefektifan manajemen terapeutik keluarga.

1) Keluarga mampu mengenal masalah mengenai pentingnya pengobatan

tuberkulosis

- Kengembangkan materi pendidikan sesuai dengan tingkat

pengetahuan klien

2) Keluarga mampu mengambil keputusan mengenai pengobatan klien

- Memberikan informasi yang diminta oleh pasien

3) Keluarga mampu merawat klien dengan tuberkulosis paru dengan

memanfaatkan fasilitas kesehatan

- Mendorong keterlibatan keluarga secara tepat

- Menentukan apa obat yang diperlukan, dan mengelola sesuai

dengan kewenangannya preskriptif dan / atau protocol

- Menentukan yang mungkin menghalangi pasien dari mengambil

obat yang diresepkan

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

50

- Mengajar pasien dan / atau anggota keluarga metode pemberian

obat, yang sesuai

- Menentukan dampak dari penggunaan obat pada gaya hidup

pasien

4) Keluarga mampu memodifikasi lingkungan dengan klien tuberculosis

- Menentukan sumber daya keuangan

- Menentukan status pendidikan

- Mengidentifikasi koping individu dan kelompok yang digunakan

- Merencanakan kegiatan pengurangan risiko

5) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk proses

pengobatan klien

- Menentukan apakah pasien memiliki pengetahuan yang memadai

tentang kondisi kesehatan

- Menentukan sumber keuangan pasien untuk pembayaran ke

fasilitas kesehatan lain

- Mengatur modal transportasi

c. Kesiapan untuk meningkatkan nutrisi.

1) Keluarga mampu mengenal masalah mengenai pentingnya asupan

nutrisi dalam pengobatan tuberculosis

- Beri informasi yang dibutuhkan klien

- Pertahankan status nutrisi

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga 1.repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA AMARUDIN SETIANA BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Keluarga ... rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal

51

2) Keluarga mampu mengambil keputusan mengenai keinginan untuk

makan ketika sakit atau menerima pengobatan

- Managemen nutrisi

- Konseling nutrisi

- Monitoring nutrisi

- Pendidikan: Anjuran diit

- Bantu mempertahankan BB

- Tentukan menu kesukaan dan yang tidak disuka klien

3) Keluarga mampu merawat klien dengan meningkatkan intake makanan

- Manajemen perilaku

- Manajemen perubahan perilaku :

- menentukan motivasi pasien untuk perubahan

(Nursing Intervention Clasification)

Asuhan Keperawatan Keluarga..., INDRA AMARUDIN SETIANA Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016