bab ii tinjauan pustaka, kerangka pemikiran, dan...

32
12 Astri Nurmala Sari, 2012 Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Konsep Koperasi Pertanyaan mengenai “apakah yang dimaksud dengan Koperasi?” memiliki jawaban yang berbeda-beda dan menimbulkan diskusi yang tak terlepas dari pengaruh-pengaruh ideologi tertentu. Pengertian Koperasi sampai sekarang masih menimbulkan diskusi, seperti yang dikutip oleh Hendar dan Kusnadi (2005:18) : 1. Menurut International Cooperative Alliance (ICA), Koperasi adalah asosiasi yang bersifat otonom dengan keanggotaan bersifat terbuka dan sukarela untuk meningkatkan kebutuhan ekonomi, sosial dan kultur melalui usaha bersama saling membantu dan mengontrol usahanya secara demokratik. 2. Menurut UU No.25 tahun 1992, Koperasi didefinisikan sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Menurut International Labour Organization (ILO) dalam Hendar dan Kusnadi (2005:20), Koperasi didefinisikan sebagai berikut : “Koperasi adalah suatu perkumpulan orang, yang bergabung secara sukarela untuk mewujudkan tujuan bersama, melalui pembentukan suatu organisasi yang diawasi secara demokratis, dengan memberikan kontribusi yang sama sebanyak jumlah yang diperlukan, turut serta menanggung risiko yang layak, untuk memperoleh kemanfaatan dari kegiatan usaha, dimana para anggota berperan serta secara aktif.

Upload: truongquynh

Post on 08-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_0707736_chapter2(1).pdf · Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus sebagai pengguna

12

Astri Nurmala Sari, 2012 Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1 Konsep Koperasi

Pertanyaan mengenai “apakah yang dimaksud dengan Koperasi?” memiliki

jawaban yang berbeda-beda dan menimbulkan diskusi yang tak terlepas dari

pengaruh-pengaruh ideologi tertentu.

Pengertian Koperasi sampai sekarang masih menimbulkan diskusi, seperti

yang dikutip oleh Hendar dan Kusnadi (2005:18) :

1. Menurut International Cooperative Alliance (ICA), Koperasi adalah

asosiasi yang bersifat otonom dengan keanggotaan bersifat terbuka dan

sukarela untuk meningkatkan kebutuhan ekonomi, sosial dan kultur

melalui usaha bersama saling membantu dan mengontrol usahanya secara

demokratik.

2. Menurut UU No.25 tahun 1992, Koperasi didefinisikan sebagai badan

usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi

dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip Koperasi

sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas

kekeluargaan.

Menurut International Labour Organization (ILO) dalam Hendar dan Kusnadi

(2005:20), Koperasi didefinisikan sebagai berikut :

“Koperasi adalah suatu perkumpulan orang, yang bergabung secara sukarela

untuk mewujudkan tujuan bersama, melalui pembentukan suatu organisasi yang

diawasi secara demokratis, dengan memberikan kontribusi yang sama sebanyak

jumlah yang diperlukan, turut serta menanggung risiko yang layak, untuk

memperoleh kemanfaatan dari kegiatan usaha, dimana para anggota berperan

serta secara aktif”.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_0707736_chapter2(1).pdf · Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus sebagai pengguna

13

Astri Nurmala Sari, 2012 Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Ropke dalam Hendar dan Kusnadi (2005:21) mendefinisikan Koperasi secara

singkat namun mencakup keempat karakteristik diatas sebagai berikut:

“Koperasi adalah organisasi bisnis yang para pemilik atau anggotanya adalah

juga pelanggan utama perusahaan tersebut (kriteria identitas). Kriteria identitas

adalah suatu Koperasi akan merupakan dalil atau prinsip identitas yang membedakan

unit usaha Koperasi dari unit usaha yang lainnya”.

Masing-masing ahli punya definisi tersendiri mengenai Koperasi tetapi dari

semua definisi di atas ada kesamaan ide serta pikiran tentang Koperasi, diantaranya:

1. Koperasi merupakan sekumpulan orang dalam suatu wadah, ini artinya

Koperasi bukan kumpulan modal.

2. Semua merujuk pada peningkatan ekonomi anggota secara bersama-sama

saling membantu berdasarkan pada prinsip Koperasi.

Koperasi mempunyai prinsip-prinsip yang didalamnya mengatur

keorganisasian Koperasi. Dalam hal manajemen Koperasi tidak membedakan diri dari

badan usaha lainnya. Sebagai badan usaha Koperasi memerlukan pengelola yang

mampu menjalankan manajemen Koperasi tetapi Koperasi tetap mempunyai aturan

tersendiri yang membedakan Koperasi dengan badan usaha lainnya.

Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 pasal 5, Koperasi menggunakan

prinsip sebagai berikut :

1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.

2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.

3. Pembagian Sisa Hasil Usaha dilakukan secara adil sebanding dengan

besarmya jasa usaha masing-masing anggota.

4. Pemberian balas jasa yang tebatas terhadap modal.

5. Kemandirian.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_0707736_chapter2(1).pdf · Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus sebagai pengguna

14

Astri Nurmala Sari, 2012 Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kegiatan dalam organisasi Koperasi dilakukan secara bersama-sama dan atas

dasar persamaan hak dan kewajiban untuk meningkatkan kesejahteraan anggota.

Perbedaan antara organisasi Koperasi dengan badan usaha lainnya, dapat dilihat pada

Tabel 2.1 sebagai berikut:

Tabel 2.1

Perbedaan Koperasi dengan Badan Usaha Lain

NO Karakteristik Koperasi Badan Usaha Lainnya

1 Anggota Keanggotaannya terbuka

untuk semua pemakai

Terbuka untuk para

penanam modal teretentu

2 Modal Jumlahnya kecil tidak

merupakan halangan bagi

para anggota. Pemasukan

modal sebanding dengan

pemanfaatannya atas

pelayanan Koperasi

Penanaman modal

diperoleh dari pembelian

saham yang ditawarkan

dengan harga pasar.

Menambah jumlah

anggota sebanyak jumlah

penanaman modal sesuai

yang diperlukan.

3 Pemilik Pemakai adalah pemilik.

Berada pada anggota atas

dasar yang adil dan sama,

Penanam modal adalah

pemillik.

Penanam modal

sebanding dengan modal

yang ditanamkan oleh

tiap-tiap penanam modal.

4 Manfaat Anggota memperoleh

manfaat atas jasa yang

diberikan baginya oleh

Koperasi. tingkat bunga

yang dibayarkan untuk

modalnya terbatas

Penanam modal

memperoleh bagian laba

sebagai hasil dari modal

yang ditanamkannya

sebanding dengan modal

yang ditanamkannya.

Sumber :Bernhard Limbong 2010, Pengusaha Koperasi

Sebagai badan usaha, Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berusaha

menggerakan potensi sumber daya ekonomi demi memajukan kesejahteraan anggota.

Karena sumber daya ekonomi tersebut terbatas dan dalam mengembangkan Koperasi

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_0707736_chapter2(1).pdf · Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus sebagai pengguna

15

Astri Nurmala Sari, 2012 Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

harus mengutamakan kepentingan anggota serta menghadapi persaingan di pasar,

maka Koperasi harus mampu bekerja efisien mengikuti prinsip Koperasi dan kaidah

ekonomi.

Menurut Hendar dan Kusnadi (2005:247) unsur-unsur yang ada dalam

organisasi Koperasi pada umumnya meliputi : (a) Keanggotaan Koperasi, (b) Rapat

Anggota, (c) Pengawas, (d) Pengelola.

a. Keanggotaan Koperasi

Keanggotaan Koperasi termasuk salah satu unsur yang menentukan dalam

organisasi Koperasi. Pasal 17 Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang

perkoperasian menyebutkan :

1. Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus sebagai pengguna jasa Koperasi.

2. Keanggotaan Koperasi dicatat dalam buku daftar anggota

Anggota dalam suatu Koperasi selain sebagai pengguna jasa juga sebagai

pemilik sehingga anggota dalam Koperasi mempunyai tempat yang strategis dan

dapat mempengaruhi keberhasilan Koperasi. Dalam hal ini anggota dituntut

berpartisipasi aktif dalam kegiatan usaha, keanggotaan Koperasi adalah orang bukan

modal dan ini merupakan identitas khusus yang menjadi dasar atau pondasi yang

kokoh bagi suatu organisasi Koperasi.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_0707736_chapter2(1).pdf · Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus sebagai pengguna

16

Astri Nurmala Sari, 2012 Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Rapat Anggota

Rapat anggota dalam Koperasi merupakan suatu lembaga atau institusi.

Dalam pasal 22 Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian

disebutkan :

1. Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Koperasi.

2. Rapat anggota dihadiri oleh anggota dan pelaksanaannya diatur dalam Anggaran

Dasar.

Rapat anggota dalam Koperasi memegang posisi yang strategis karena dalam

forum ini pula dapat didiskusikan tentang kemajuan Koperasi, rencana organisasi,

pengangkatan pengurus, dan sebagainya yang melibatkan anggota secara langsung.

Anggota Koperasi merupakan pemilik perusahaan. Koperasi yang mempunyai

anggota banyak dan tidak memungkinkan menghadirkan anggota secara keseluruhan,

harus mempunyai peraturan tersendiri agar rapat anggota tetap menjadi forum

kekuasaan tertinggi. Menurut pendapat Hendar dan Kusnadi (2005:249) bahwa :

“Dalam rapat anggota Koperasi, yang jumlah anggotanya cukup besar agar

dapat berlangsung dengan efektif dan efisien, dapat digunakan sistem

kelompok. Sehubungan dengan hal ini, harus ditetapkan prosedur

penyelenggaraan rapat-rapat kelompok serta proses pengambilan keputusan

antara lain mengenai pembentukan kelompok, pemilihan pimpinan kelompok,

penetapan forum rapat kelompok, keputusan rapat kelompok, penetapan

utusan kelompok dalam rapat anggota dan sebagainya. Dengan demikian rapat

anggota merupakan forum kekuasaan tertinggi dalam Koperasi”.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_0707736_chapter2(1).pdf · Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus sebagai pengguna

17

Astri Nurmala Sari, 2012 Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Pengurus Koperasi

Pengurus Koperasi adalah satu perangkat organisasi Koperasi yang

merupakan suatu lembaga/badan struktural organisasi Koperasi. Pengurus yang

diangkat oleh anggota melalui rapat anggota memiliki tugas dan wewenang yang

ditetapkan dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 pasal 30, pengurus bertugas:

1. Mengelola Koperasi dan usahanya.

2. Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan anggaran

pendapatan dan belanja Koperasi.

3. Menyelenggarakan rapat anggota.

4. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan

tugas.

5. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib,

memelihara daftar buku anggota dan pengurus.

Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 pasal 30 di atas pengurus

mengemban amanat dalam rapat anggota untuk mengelola organisasi dan usaha

Koperasi. Untuk pelaksanaan pengelolaan Koperasi sehari-hari, pengurus dapat

mengangkat orang lain sebagai pengelola atas kesepakatan dalam rapat anggota,

pengelola ini bertanggung jawab kepada pengurus bukan kepada rapat anggota, hal

ini dimaksudkan untuk menunjang kemajuan Koperasi yang nantinya ditujukan bagi

peningkatan ekonomi bersama dalam Koperasi.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_0707736_chapter2(1).pdf · Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus sebagai pengguna

18

Astri Nurmala Sari, 2012 Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

d. Pengawas Koperasi

Pengawas termasuk suatu lembaga/badan struktural organisasi Koperasi.

Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 pasal 39 disebutkan pengawas

bertugas :

1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelola

Koperasi.

2. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya.

Pengawas dalam Koperasi sesuai dengan tugas dan wewenangnya dapat

melakukan pengawasan pada pengurus/pengelola yang melaksanakan pengelolaan

usaha Koperasi, maupun mengawasi kebijakan yang diambil oleh pengurus agar

sesuai dengan amanat rapat anggota, dan meneliti setiap catatan yang ada pada

Koperasi.

2.1.2 Partisipasi Anggota

Partisipasi adalah “keikutsertaan anggota sesuai dengan peran gandanya

sebagai pemilik sekaligus sebagai pelanggan” (Alfred hanel dalam Ardian Kurnia

Putra, 2011:317). Dari pengertian di atas, partisipasi anggota merupakan konsekuensi

dari kedudukan anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pelanggan.

Partisipasi dapat diartikan sebagai “suatu proses dimana sekelompok orang

(anggota) menemukan dan mengimplementasikan ide-ide dasar Koperasi” (Jochen

Ropke, 20003:52). Pengertian tersebut lebih mengarahkan partisipasi pada suatu

proses keikutsertaan anggota dalam pengambilan keputusan dalam Koperasi.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_0707736_chapter2(1).pdf · Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus sebagai pengguna

19

Astri Nurmala Sari, 2012 Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pendapat lain, mendefinisikan partisipasi sebagai “peran serta anggota

terhadap kegiatan yang diselenggarakan Koperasi” (Haslizen Hoesin, dalam Ardian

Kurnia Putra, 2011:72).

Keith davis dalam Arsad Matdoan (2011:29) mengemukakan definisi

partisipasi sebagai berikut : “Participation is defined as an individuals mental and

emotional involvement in a group situation that encourages him to contribute to

group goals and to share responsibility for them”.

Dari definisi tersebut dapat ditarik tiga kesimpulan mengenai karakteristik

partisipasi yaitu :

1. Partisipasi merupakan bentuk keterkaitan mental dan emosional.

2. Bersedia memberikan kontribusi untuk pencapaian tujuan kelompok.

3. Tanggung jawab.

Kesimpulannya adalah partisipasi merupakan bentuk keikutsertaan anggota

dalam kegiatan Koperasi, dengan demikian partisipasi anggota sangat penting bagi

perkembangan Koperasi.

Partisipasi dapat diwujudkan dengan kesediaan orang untuk :

1. Meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk menjalankan dan

mengembangkan lembaga Koperasi

2. Meyisihkan sebagaian pendapatannya untuk disimpan di Koperasi.

3. Memanfaatkan pelayanan usaha. (Alfred Hanel dalam Arsad Matdoan,

2011:29).

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_0707736_chapter2(1).pdf · Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus sebagai pengguna

20

Astri Nurmala Sari, 2012 Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Partisipasi anggota merupakan kewajiban sekaligus hak anggota dan setiap

bentuk yang dilakukan oleh anggota akan mempengaruhi kegiatan Koperasi.

Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 pasal 20, kewajiban dan hak

anggota adalah sebagai berikut :

1. Setiap anggota mempunyai kewajiban :

a. Mematuhi Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART)

serta keputusan yang telah disepakati dalam rapat anggota.

b. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh

Koperasi.

c. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan atas azas

kekeluargaan

2. Setiap anggota mempunyai hak :

a. Menghadiri, menyatakan pendapat dan memberi suara dalam rapat

anggota.

b. Memilih dan atau dipilih menjadi anggota pengurus atau pengawas.

c. Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan dalam Anggaran

Dasar.

d. Mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus di luar rapat

anggota baik diminta mapun tidak diminta.

e. Memanfaatkan Koperasi dan mendapatkan pelayanan yang sama

antara sesama anggota.

f. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan Koperasi menurut

ketentuan dalam Anggaran Dasar.

Anggota harus menjalankan hak dan kewajibannya untuk mendukung

perkembangan Koperasi yang diwujudkan dalam partisipasi anggota sebagai pemilik

sekaligus sebagai pelanggan.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_0707736_chapter2(1).pdf · Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus sebagai pengguna

21

Astri Nurmala Sari, 2012 Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2.1.2.1 Jenis Partisipasi

Di lihat dari segi dimensinya, partisipasi anggota dalam kegiatan dan atau

pengelolaan Koperasi, terdiri dari :

1. Dimensi partisipasi dipandang dari sifatnya

Dipandang dari sifatnya, partisipasi dapat berupa, partisipasi yang dipaksakan

(forced) dan partisipasi sukarela (foluntary). Partisipasi sukarela terjadi bila

manajemen memulai gagsan tertentu dan para bawahan menyetujui untuk

berpartisipasi dan mendukung gagasan tersebut. Jika tidak dipaksa oleh situasi

dan kondisi, partisipasi yang dipaksakan (forced) tidak sesuai dengan prinsip

Koperasi keanggotaan terbuka dan sukarela serta manajemen yang demokratis.

2. Dimensi partisipasi dipandang dari bentuknya

Bentuk partisipasi dapat bersifat formal (formal participation) dan dapat pula

bersifat informal (informal participation). Bentuk partisipasi yang bersifat formal

biasanya telah tercipta suatu mekanisme formal dalam pengambilan keputusan

dan dalam pelaksanaan setiap kegiatan (misalnya serikat pekerja, dewan

pengurus). Bentuk partisipasi yang bersifat informal biasanya hanya terdapat

persetujuan lisan antara atasan dan bawahan dalam bidang-bidang partisipasi.

3. Partisipasi dipandang dari pelaksanaanya

Dipandang dari pelaksanaannya, partisipasi dapat dilaksanakan secara langsung

maupun secara tidak langsung. Partisipasi langsung terjadi apabila setiap orang

dapat mengajukan pandangan, membahas pokok persoalan, mengajukan

keberatan secara langsung terhadap keinginan orang lain atau terhadap

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_0707736_chapter2(1).pdf · Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus sebagai pengguna

22

Astri Nurmala Sari, 2012 Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ucapannya. Seseorang dapat secara langsung menyampaikan ide-ide, informasi,

keinginan, harapan, saran dan lain-lain kepada pihak yang menjadi pimpinannya

tanpa harus melalui dewan perwakilan. Sedangkan partisipasi tidak langsung

terjadi apabila ada wakil yang membawa aspirasi orang lain, misalnya karyawan

atau anggota. Wakil yang terpilih tersebut pada umumnya yang mempunyai

posisi, yaitu sebagai manajer atau pengurus.

4. Dimensi partisipasi dipandang dari segi kepentingannya.

Dari segi kepentingannya partisipasi dalam Koperasi dapat berupa partisipasi

kontributif (contributif participation) dan partisipasi insentif (incentif

participation). Kedua jenis partisipasi ini timbul sebagai akibat peran ganda

anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pelanggan.

Dalam kedudukan sebagai pemilik, (1) para anggota memberikan

kontribusinya terhadap pembentukan dan pertumbuhan Koperasi dalam bentuk

kontribusi keuangan melalui penyerahan simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan

sukarela, atau dana-dana pribadi yang diinvestasikan pada Koperasi, dan (2)

mengambil bagian dalam penetapan tujuan, pembuatan keputusan dan proses

pengawasan terhadap jalannya Koperasi. Partisipasi semacam ini disebut partisipasi

kontributif. Partisipasi kontributif dan partisipasi insentif mempunyai hubungan yang

sangat erat, yaitu:

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_0707736_chapter2(1).pdf · Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus sebagai pengguna

23

Astri Nurmala Sari, 2012 Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Kontribusi keuangan baik yang berupa simpanan pokok, simpanan wajib,

dan simpanan sukarela para anggota maupun yang berasal dari usaha

Koperasi, sangat diperlukan untuk perkembangan usaha Koperasi (

partisipasi kontribusi dalam penanaman modal).

b. Setelah modal yang terkumpul tersebut digunakan oleh Koperasi, proses

pengambilan keputusan mengenai penetapan tujuan dan kebijaksanaan

serta proses pengawasan jalannya perusahaan Koperasi harus melibatkan

anggota karena anggota sebagai pemilik Koperasi (partisipasi kontributif

anggota dalam pengambilan keputusan).

c. Tetapi untuk mendukung pertumbuhan Koperasi, anggota sebagai

pelanggan harus memanfaatkan setiap pelayanan yang diberikan oleh

Koperasi (partisipasi insentif). Semakin banyak anggota memanfaatkan

pelayanan Koperasi, manfaat yang diperoleh anggota tersebut akan

semakin banyak, apabila ini terjadi, kesadaran dalam pelaksanaan

parisipasi kontributif akan semakin meningkat.

Keeratan hubungan antara partisipasi kontributif dengan partisipasi insentif

menyebabkan Koperasi harus berusaha meningkatkan pelayanan yang diberikan

sehingga manfaatnya dapat dirasakan anggota. Akibatnya anggota akan semakin

meningkatkan partisipasi insentif dalam pemanfaatan unit usaha Koperasi, sehingga

secara otomatis akan timbul kesadaran anggota untuk berperan aktif dalam kontribusi

modal dan pengambilan keputusan yang menunjang perkembangan Koperasi

(partisipasi kontributif).

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_0707736_chapter2(1).pdf · Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus sebagai pengguna

24

Astri Nurmala Sari, 2012 Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Alfred Hanel dalam Arsad Matdoan (2011:11) memberikan dimensi-dimensi

partisipasi anggota dalam prinsip identitas :

1. Dalam kedudukannya sebagai pemilik (Owner), para anggota :

a. Memberikan kontribusi pada pembentukan dan pertumbuhan

Koperasinya dalam bentuk kontribusi keuangan (penyertaan modal,

pembuatan cadangan, simpanan)

b. Mengambil bagian dalam menetapkan tujuan, pembuatan keputusan,

dan dalam pengawasan terhadap kehidupan Koperasi.

2. Dalam kedudukannya sebagai pelanggan (User), para anggota

memanfaatkan berbagai potensi yang disediakan oleh Koperasi dalam

menunjang kepentingannya.

Setiap anggota dan calon anggota akan mempertimbankan untuk mamasuki

dan mempertahankan/memelihara hubunganya dengan Koperasi, apabila insentif

yang diperoleh lebih besar daripada kontribusi yang harus diberikan. Insentif dan

kontribusi akan dinilai oleh setiap anggota sesuai kebutuhan, kepentingan dan tujuan

yang dirasakan, yang tentunya dipengaruhi oleh lingkungan anggota yang

bersangkutan.

2.1.2.2 Partisipasi dalam Permodalan

Partisipasi merupakan kesadaran anggota sehingga Koperasi harus dapat

memberikan rangsangan khusus agar anggota dapat berpartisipasi secara efektif.

Partisipasi anggota dalam Koperasi dapat dinyatakan melalui penyertaan modal yaitu

peran aktif anggota membayar simpanan yang telah ditentukan, dan peran aktif

anggota dalam pemanfaatan pelayanan barang dan jasa yang disediakan Koperasi.

Koperasi bukanlah kumpulan modal, namun modal merupakan salah satu

unsur yang sangat menentukan keberhasilan Koperasi. Menurut Undang-Undang

No.25 Tahun 1992 pada Pasal 41, bahwa “Modal Koperasi terdiri dari modal sendiri

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_0707736_chapter2(1).pdf · Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus sebagai pengguna

25

Astri Nurmala Sari, 2012 Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dan modal pinjaman”. Salah satu faktor yang menyebabkan Koperasi sulit

berkembang karena lemahnya permodalan Koperasi. Terbatasnya modal yang

dimiliki Koperasi disebabkan kuranya partisipasi anggota dalam pemupukan modal,

sehingga akhirnya program Koperasi yang sudah direncanakan sulit terealisasi dan

tujuan Koperasi sulit dicapai. Keterbatasan modal menyebabkan Koperasi belum

mampu memenuhi kebutuhan anggota. Mekanisme permodalan Koperasi dapat

ditunjukan pada Gambar 2.1 berikut ini:

Gambar 2.1

Mekanisme Permodalan Koperasi

Sumber : Bernhard Limbong 2010:92

Modal Sendiri

1. Simpanan Pokok

2. Simpanan Wajib

3. Dana Cadangan

4. Donasi

Modal Luar :

1. Anggota

2. Koperasi

3. Bank

4. Lembaga Keuangan Non

Bank

5. Penerbitan Obligasi

6. Sumber Lain

Modal

Koperasi

Modal

Kerja SHU

Investasi

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_0707736_chapter2(1).pdf · Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus sebagai pengguna

26

Astri Nurmala Sari, 2012 Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 2.1 di atas menjelaskan bahwa jenis permodalan Koperasi terdiri dari

modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri merupakan modal yang

menggambarkan kekuatan permodalan Koperasi. Modal pinjaman merupakan modal

investasi yang penggunaannya harus didasarkan pada kebutuhan dan kemampuan

pengembalian modal pinjaman tersebut.

2.1.2.3 Partisipasi dalam Pengambilan Keputusan

Partisipasi anggota dalam pengambilan keputusan merupakan aktivitas

keikutsertaan anggota dalam memberikan saran dan kritik atas pengelolaan usaha

Koperasi. Menurut Undang-Undang No.25 Tahun 1992 pada Pasal 5 tentang prinsip-

prinsip Koperasi, salah satunya berbunyi “Pengelolaan dilakukan secara demokratis”,

artinya pengelolaan Koperasi dilakukan atas kehendak dan keputusan para anggota.

Hal ini menunjukan bahwa anggota harus memberikan keputusan dalam rapat

anggota tentang kebijaksanaan pengelolaan Koperasi, baik di bidang kelembagaan

maupun di bidang usaha. Keterlibatan anggota dalam pengambilan keputusan akan

mendorong terlaksananya program kerja Koperasi. Hal ini dimungkinkan adanya

kesadaran atau pemahaman akan pentingnya isi keputusan itu, dalam rangka

pengembangan Koperasi sekaligus peningkatan kesejahteraan.

2.1.2.4 Partisipasi dalam Transaksi

Pelayanan pada anggota antara lain diwujudkan dengan cara menyediakan

barang dan jasa yang dibutuhkan oleh anggota. Dalam menyediakan barang dan jasa

yang dibutuhkan anggotanya, Koperasi bertindak sebagai penjual yang berperan

membelikan barang dan jasa yang dibutuhkan anggota dengan harga yang semurah-

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_0707736_chapter2(1).pdf · Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus sebagai pengguna

27

Astri Nurmala Sari, 2012 Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

murahnya yang menguntungkan anggota, demikian pula halnya pada Koperasi

pemasaran, dalam menampung hasil produksi anggotanya Koperasi tidak bertindak

sebagai pembeli, karena antara Koperasi dengan anggotanya tidak terjadi proses jual

beli, sebab Koperasi di sini berperan menjualkan produk anggota dengan harga yang

minimal sama dengan harga di pasar setempat.

Partisipasi anggota dalam membeli barang dan jasa akan meningkatkan total

penjualan Koperasi. kondisi tersebut, diwujudkan oleh Koperasi melalui penyediaan

barang dan jasa yang sesuai dengan keinginan para anggotanya, yaitu dapat

memenuhi kebutuhan anggota yang belum tersedia di pasar atau kalau tersedia

ditawarkan dengan harga, kualitas dan kondisi yang lebih menguntungkan daripada

yang ditawarkan di pasar. Pada Koperasi yang menyediakan pelayanan kredit, maka

bunga atau manfaat yang diperoleh oleh anggota Koperasi harus lebih baik

dibandingkan dengan badan usaha lainnya yang menyediakan jasa kredit. Jika

Koperasi menawarkan jasa pelayanan yang sesuai dengan kepentingan anggota, maka

anggota akan lebih banyak memanfaatkan jasa pelayanan yang diberikan oleh

Koperasi, sebagaimana menurut Ropke (2003:30) bahwa:

“jika manfaat utility atau keunggulan yang diberikan oleh Koperasi bagi

seseorang lebih tinggi dari utility yang dapat diperoleh/dicapai pada saat tidak

menjadi anggota Koperasi, maka orang tersebut akan masuk menjadi anggota

Koperasi dan melakukan usaha dengan Koperasinya, atau dengan kata lain

Koperasi dapat menarik anggotanya”.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_0707736_chapter2(1).pdf · Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus sebagai pengguna

28

Astri Nurmala Sari, 2012 Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sebaliknya apabila barang dan jasa yang sisediakan oleh Koperasi tidak sesuai

dengan keinginan anggota, dalam arti disediakan dengan harga yang tidak

menguntungkan, atau disediakan dengan kondisi yang lebih jelek daripada pesaing

Koperasi maka anggota akan bersikap :

a. Tidak memanfaatkan jasa pelayanan perusahaan Koperasi.

b. Tidak memberikan kontribusi kearah pertumbuhan pelayanan.

c. Tidak akan berpartisipasi dalam pembuatan keputusan dan proses pengawasan.

Tujuan menjadi anggota Koperasi antara lain untuk memperoleh manfaat yang

lebih besar dibandingkan jika tidak menjadi anggota, maka Koperasi di tuntut dapat

memberikan pelayanan bagi para anggotanya. Usaha Koperasi untuk memberikan

pelayanan yang sebaik-baiknya harus di dukung partisipasi aktif para anggotanya, dan

untuk meningkatkan partisipasi insentif para anggota dengan jalan menyediakan

pelayanan yang dibutuhkan anggotanya.

2.1.2.5 Partisipasi Pengawasan

Partisipasi pengawasan adalah bentuk partisipasi anggota dalam hal

mengawasi jalannya roda organisasi. Kriteria untuk mengukur partisipasi pengawasan

di Koperasi meliputi:

1. Sikap anggota bila melihat penyimpangan

2. Sikap anggota bila merasakan adanya diskriminasi pelayanan.

3. Sikap anggota bila melihat anggota lain memperoleh pelayanan lebih banyak.

4. Pengawasan Pelaksanaan AD/ART dan pengawasan kerja.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_0707736_chapter2(1).pdf · Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus sebagai pengguna

29

Astri Nurmala Sari, 2012 Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Partisipasi pengawasan ini sangat penting didalam Koperasi karena dengan

adanya partisipasi ini, segala bentuk penyelewengan dapat diketahui dengan mudah

dan upaya penanggulangannya juga dapat dengan mudah dilaksanakan, untuk lebih

melaksanakan partisipasi ini di dalam Koperasi dibentuk sebuah badan yang

merupakan perwakilan anggota yaitu Badan Pengawas.

2.1.2.6 Model Kesesuaian Partisipasi

Partisipasi dalam melaksanakan pelayanan yang disediakan Koperasi akan

berhasil apabila ada kesesuaian (fit) antara anggota, program dan manajemen.

Kesesuaian antara anggota dan program adalah adanya kesepakatan antara kebutuhan

anggota dan keluaran (output) program Koperasi. Program ini dimaksudkan sebagai

kegiatan usaha utama yang dipilih atau ditentukan oleh manajemen, seperti

penyediaan sarana produksi, pembelian hasil produksi anggota, penjualan barang

konsumsi, penyediaan fasilitas perkreditan, pelayanan jasa seperti penerimaan

pembayaran rekening listrik, telepon, PAM, dan lain-lain. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Ropke (2003:53) bahwa pada dasarnya kualitas partisipasi tergantung

pada interaksi variabel berikut:

a. Para anggota,

b. Manajemen Koperasi, dan

c. Program.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_0707736_chapter2(1).pdf · Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus sebagai pengguna

30

Astri Nurmala Sari, 2012 Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Selanjutnya kesesuaian antara anggota dan manajemen akan terjadi apabila

anggota mempunyai kemampuan (kompetensi) dan kemauan (motivasi) dalam

mengemukakan hasrat kebutuhannya (permintaan) yang kemudian harus

direfleksikan atau diterjemahkan dalam keputusan manajemen. Di samping itu

anggota diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapat, saran dan kritik yang

membangun untuk pertumbuhan organisasi Koperasi.

Terakhir harus ada kesesuaian antara program dan manajemen, dimana tugas

dari program harus sesuai dengan kemampuan manajemen untuk melaksanakan dan

menyelesaikannya, jadi efektivitas partisipasi merupakan fungsi dari tingkat

kesesuaian antara anggota, manajemen dan program, atau:

P = f (a,m,p)

Dimana : P = partisipasi.

a = anggota.

m = manajemen.

P = Program.

Model kesesuaian partisipasi dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_0707736_chapter2(1).pdf · Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus sebagai pengguna

31

Astri Nurmala Sari, 2012 Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Program

KeberhasilanPartisipasi

Permintaan Keputusan

Anggota Manajemen Koperasi

VoiceVoteExit

Gambar 2.2

Model Kesesuaian Partisipasi

Sumber :Ropke (2003:54)

Gambar 2.2. menunjukan bahwa terdapat tiga alat utama yang memungkinkan

anggota Koperasi dapat mengusahakan agar di dalam keputusan yang di ambil

manajemen tercermin keinginan dan permintaan anggota. Ketiga alat tersebut adalah

hak mengeluarkan pendapat (voice), hak suara dalam pemilihan (vote) dan hak keluar

(exit). Melalui voice, anggota Koperasi dapat mempengaruhi manajemen dengan

mengemukakan pertanyaan atau usul, memberikan informasi atau kritik-kritik.

Melalui vote, anggota dapat mempengaruhi siapa yang akan dipilih sebagai pengurus

atau manajer, badan pemeriksa atau panitia lain dalam Koperasi. Melalui exit,

anggota dapat mempengaruhi manajemen dengan cara meninggalkan (keluar) sebagai

anggota atau dengan membeli lebih sedikit kepada Koperasi dan lebih banyak kepada

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_0707736_chapter2(1).pdf · Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus sebagai pengguna

32

Astri Nurmala Sari, 2012 Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pedagang saingannya atau dengan mengancam tidak melakukan atau mengurangi

aktivitas dengan Koperasi (menjadi anggota pasif).

2.1.3 Keberhasilan Koperasi

Alfred Hanel dalam Ramudi Arifin (2002:66) menyatakan bahwa

keberhasilan suatu Koperasi di dalam menjalankan misinya akan tergantung antara

lain kepada partisipasi anggota di dalam kedudukannya sebagai pemilik (owners) dan

pelanggan (customers).

Kemudian lebih lanjut Alfred Hanel dalam Sri Widodo (2008:36)

mengemukakan Koperasi dapat dikatakan berhasil dilihat dari 3 komponen berikut :

1. Bussines Succes adalah keberhasilan dari suatu Koperasi yang dapat

dilihat dari usaha Koperasi itu sendiri seperti sejauh mana Koperasi

dikelola secara efisien dalam rangka mencapai tujuan-tujuan sebagai

suatu lembaga (ekonomi usaha) yang mandiri.

2. Member Success adalah efisiensi yang berorientasi anggota, yaitu pelayanan

yang bersifat menunjang anggota, yaitu pelayanan yang bersifat

menunjang dari perusahaan Koperasi, dalam hal ini kepentingan dan tujuan

para anggota.

3. Development Success, berkaitan dengan dampak secara langsung atau

tidak langsung yang ditimbulkan oleh usaha Koperasi sehingga kontribusi

Koperasi terhadap pencapaian tujuan-tujuan pembangunan pemerintah.

Sifat collegial cooperative perusahaan/unit usaha Koperasi adalah bahwa

Koperasi bertugas, bertujuan, dan berfungsi untuk membantu mempermudah

tercapainya tujuan masing-masing anggotanya secara individu (Arsad Matdoan,

2011:47). literatur ilmu ekonomi Koperasi, tugas dan tujuan Koperasi adalah

mempromosikan para anggotanya (members promotion). Oleh karena itu,

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_0707736_chapter2(1).pdf · Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus sebagai pengguna

33

Astri Nurmala Sari, 2012 Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pembahasan sifat dari perusahaan Koperasi dan perusahaan/rumah tangga konsumsi

anggota berkaitan dengan tujuan dan fungsi Koperasi.

Tujuan Koperasi secara universal ditegaskan oleh kriteria Koperasi, yaitu

mempromosikan ekonomi anggota. Undang-undang Perkoperasian Indonesia

menterjemahkan hal tersebut menjadi memajukan atau meningkatkan kesejahteraan

anggota. Pengertian kesejahteraan anggota itu sangat bias karena bisa jadi ditafsirkan

secara luas menurut pandangan yang berbeda-beda. Untuk menghindari bias dalam

penafsiran, perlu diambil batasan yang tegas dengan mengoperasionalkan tujuan

tersebut ke dalam variabel yang terukur, yaitu :

1. Menempatkan Koperasi sebagai bentuk perusahaan, yang berarti akan

selalu berkiprah dalam kegiatan ekonomi, sehingga pengertian

kesejahteraan harus dikaitkan dengan kesejahteraan ekonomi.

2. Ditetapkan variabel ekonomi yang mewakili kesejahteraan, yaitu

pendapatan. Apabila pendapatan ekonomi ini dipakai, tujuan Koperasi

untuk mensejahterakan anggotanya dapat diterjemahkan menjadi

peningkatan pendapatan anggota. Dalam batas ekonomi, pendapatan dapat

dibagi ke dalam dua pengertian, yaitu pendapatan nominal dan pendapatan

riil. Pendapatan nominal, yaitu pendapatan seseorang atau masyarakat

dalam ukuran satuan jumlah uang. Sedangkan pendapatan riil adalah

pendapatan seseorang atau masyarakat dalam ukuran satuan jumlah

barang atau jasa yang dapat diperoleh dengan membelanjakan nominal

tadi atau yang disebut meningkatkan daya beli. (Andang K, Ardiwidjadja,

2008:26).

Diumpamakan, pendapatan seorang produsen atau penjual adalah keuntungan

usaha, berarti lebih berkepentingan dengan pendapatan nominal. Sejalan dengan

pemikiran dan tujuan Koperasi yang para anggotanya produsen seharusnya

dirumuskan dengan menunjang agar para anggotanya meraih keuntungan yang lebih

tinggi. Bagi konsumen yang penting adalah berapa banyak ia dapat membeli barang

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_0707736_chapter2(1).pdf · Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus sebagai pengguna

34

Astri Nurmala Sari, 2012 Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya dengan membelanjakan

pendapatan nominalnya. Dengan demikian, tujuan Koperasi yang para anggotanya

konsumen seharusnya dirumuskan dengan meningkatkan daya beli anggotanya atau

sama dengan meningkatkan pendapatan riil anggota.

Pada bagian lain Hanel dalam A. Jajang W. Mahri (2003:65) menyatakan

bahwa untuk mengukur Koperasi ada tiga jenis efisiensi yang dijadikan ukuran

keberhasilan, yaitu :

1. Efisiensi pengelolaan usaha, adalah sejauhmana suatu Koperasi dikelola

secara efisien dalam rangka mencapai tujuan-tujuannya sebagai suatu

lembaga mandiri.

2. Efisiensi yang berkaitan dengan pembangunan adalah dengan penilaian

atas dampak-dampak yang secara langsung atau tidak langsung yang

ditimbulkan oleh Koperasi sebagai kontribusi Koperasi terhadap

pencapaian tujuan-tujuan pembangunan.

3. Efisiensi yang berorientasi pada kepentingan para anggota, adalah suatu

tingkat dimana melalui berbagai kegiatan pelayanan yang bersifat

menunjang kegiatan usaha Koperasi, kepentingan para anggota, dan tujuan

bersama para anggota.

Berdasarkan pendapat Hanel tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk

mengukur keberhasilan Koperasi dapat dilihat dari aspek efisiensi pengelolaan usaha,

efisiensi yang berkaitan dengan pembangunan dan efesiensi yang berorientasi pada

kepentingan para anggotanya. Hal ini sesuai dengan tujuan Koperasi yaitu untuk

meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggotanya.

Kata kesejahteraan mengandung arti sangat luas, bersifat relatif dan lebih

mencerminkan makna makro, namun sejalan dengan pengertian bahwa Koperasi

adalah badan usaha atau perusahaan, maka pengertian kesejahteraan yang menjadi

tujuan Koperasi lebih menjurus kepada pengertian ekonomi. R.M. Ramudi Arifin

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_0707736_chapter2(1).pdf · Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus sebagai pengguna

35

Astri Nurmala Sari, 2012 Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dalam A. Jajang W. Mahri (2003:66) menyatakan bahwa: “dalam batas ekonomi,

kesejahteraan seseorang/masyarakat dapat diukur dari pendapatan yang diperolehnya,

dengan demikian tujuan Koperasi untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dapat

dioperasionalkan menjadi meningkatkan pendapatan anggota”, dan meningkatkan

pendapatan nominal anggota Koperasi, disebut sebagai Promosi Ekonomi Anggota.

A. Promosi Ekonomi Anggota

Promosi Ekonomi Anggota (PEA) merupakan istilah yang digunakan dalam

Pernyataan Standar Akuntansi Koperasi (PSAK) nomor 27 tahun 1999 yang

dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Pernyataan tersebut menjelaskan

bahwa Promosi Ekonomi Anggota adalah peningkatan pelayanan Koperasi kepada

anggotanya dalam bentuk manfaat ekonomi yang diperoleh sebagai anggota Koperasi

(PSAK nomor 27 tahun 1999 paragraf 34). Disebutkan pula bahwa, tugas pokok

badan usaha Koperasi adalah menujang kepentingan anggotanya dalam rangka

memajukan kesejahteraan anggota (Promotion of The Member’s Welfare). Oleh

karena itu fungsi ekonomi yang harus dijalankan oleh Koperasi adalah meningkatkan

ekonomi anggotanya, dalam hal ini adalah bisnis anggotanya, yaitu sebagai pemasar

produk anggota, penyedia / pengadaan input yang dibutuhkan anggota, termasuk

dalam penyediaan modal.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_0707736_chapter2(1).pdf · Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus sebagai pengguna

36

Astri Nurmala Sari, 2012 Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PSAK nomor 27 tahun 1999 paragraf 80 menyebutkan bahwa manfaat

ekonomi anggota mencakup empat unsur, yaitu :

1. Manfaat ekonomi dalam pembelian barang atau pengadaan jasa

2. Manfaat ekonomi dalam pemasaran dan pengelolaan bersama

3. Manfaat ekonomi dalam simpan pinjam melalui Koperasi

4. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha

PSAK nomor 27 tahun 1999 paragraf 80 menyebutkan bahwa manfaat

ekonomi langsung bagi anggota berupa manfaat harga, yaitu harga barang dan jasa (

dalam pembelian dan penjualan ) dan harga uang (bunga uang dalam simpan pinjam).

Di dalam pembelian (Koperasi Konsumen) , manfaat harga berupa selisih antara

harga di Koperasi dengan harga diluar Koperasi. seharusnya harga di Koperasi lebih

murah dari pada harga diluar koperasi, disebut manfaat efisiensi pembelian. Di dalam

pemasaran / penjualan (Koperasi Produsen atau Koperasi Pemasaran), manfaat harga

berupa selisih harga antara harga yang dibayar oleh non Koperasi kepada anggota.

Seharusnya harga Koperasi lebih tinggi dari harga non Koperasi, disebut manfaat

efektivitas penjualan.

Tugas Koperasi untuk menghasilkan manfaat ekonomi dalam upaya

menunjang peningkatan kegiatan ekonomi anggota sebagaimana disebutkan dalam

PSAK No. 27 tahun 1999, paragraph 03.d, bahwa tugas pokok Koperasi adalah

menunjang kepentingan ekonomi anggotanya dalam rangka memajukan kesejahteraan

anggota. Oleh karena itu fungsi ekonomi yang harus dijalankan oleh Koperasi adalah

meningkatkan ekonomi anggotanya, dalam hal ini adalah bisnis anggotanya, bukan

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_0707736_chapter2(1).pdf · Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus sebagai pengguna

37

Astri Nurmala Sari, 2012 Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mengejar SHU yang sebesar-besarnya. Koperasi Simpan Pinjam sebagai penyedia

modal diharapkan dapat dimanfaatkan oleh anggota untuk meningkatkan usahanya.

Manfaat pengolahan bersama dapat berupa penghematan biaya produksi atau

peningkatan produktivitas simpan pinjam, seperti:

1. Bunga tabungan yang diterima anggota dari Koperasi lebih tinggi

dibandingkan bunga tabungan dari luar Koperasi, disebut manfaat efektivitas

tabungan

2. Bunga kredit yang dibayarkan anggota kepada Koperasi lebih rendah dari

bunga kredit di luar Koperasi, disebut manfaat efisiensi penarikan kredit

3. Atau manfaat lain misalnya dalam bentuk biaya transaksi kredit yang murah,

persyaratan kredit yang ringan dan lain – lain

Dari berbagai manfaat ekonomi tersebut, penulis membatasi pada dua

indikator yaitu manfaat efisiensi penarikan kredit, dan manfaat efektivitas tabungan.

2.2 Kerangka Pemikiran

Koperasi sebagai bentuk organisasi memiliki seperangkat nilai yang

dirumuskan dalam sejumlah prinsip-prinsip Koperasi, sehingga Koperasi

menampilkan karakteristik khusus. Partisipasi anggota sebagai bentuk karakteristik

khusus Koperasi, harus terwujud dalam tindakan nyata sehari-hari, misalnya

berbelanja atau bertransaksi dengan Koperasi dan memasyarakatkan Koperasi kepada

lingkungan.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_0707736_chapter2(1).pdf · Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus sebagai pengguna

38

Astri Nurmala Sari, 2012 Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hasil pengamatan Ropke menurut Arsad Matdoan (2011:38) menunjukan

bahwa : “secara umum faktor-faktor internal yang berpengaruh terhadap keberhasilan

dan perkembangan usaha Koperasi adalah : pengelola, pelayanan, permodalan,

partisipasi anggota dan pembinaan pemerintah. Sedangkan faktor eksternal yang

berupa pesaing dari badan usaha non Koperasi dan masyarakat”.

Partisipasi anggota Koperasi menjadi faktor yang penting dalam mengukur

keberhasilan Koperasi. Koperasi tidak hanya dituntut untuk meningkatkan asset

Koperasi melalui cara penetapan strategi yang tepat dalam persaingan, akan tetapi di

tuntut secara normatif untuk mengembangkan potensi yang tersedia pada anggota

dalam proses akumulasi asset perusahaan Koperasi. Intensitas dan kualitas kontribusi

potensi anggota tersebut, akan sangat tergantung pada seberapa banyak kondisi

objektif dan kinerja usaha Koperasi, dengan adanya dukungan aktif anggota melalui

kontribusi anggotanya.

Menurut Benhard Limbong (2010:100) bahwa:

“Tingkat keberhasilan ditentukan oleh tiga faktor utama, pertama partisipasi

anggota. Partisipasi anggota adalah pelaksanaan kewajiban dan hak sebagai

anggota. Faktor yang kedua adalah profesionalisme manajemen. Mutu

manajemen Koperasi akan sangat menentukan keberhasilan usaha-usaha

bisnis Koperasi. sedangkan hal lain yang menentukan tingkat keberhasilan

Koperasi adalah faktor dari luar Koperasi yang berpengaruh yaitu peraturan

perundang-undangan dan peraturan pemerintah”.

Hal yang sama diungkapkan oleh Habibullah jimad (2002:24) dalam

penelitiannya :

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_0707736_chapter2(1).pdf · Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus sebagai pengguna

39

Astri Nurmala Sari, 2012 Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

“Partisipasi anggota baik sebagai pemilik maupun sebagai pelanggan

merupakan salah satu penentu keberhasilan Koperasi. anggota merupakan

subyek yang menentukan keputusan, sekaligus sebagai objek yang menerima

pelayanan Koperasi. oleh karena itu partisipasi anggota sangat menunjang

keberhasilan Koperasi”

Partisipasi anggota diukur dari kesediaan anggota untuk memikul kewajiban

dan menjalankan hak keanggotaan secara bertanggung jawab, jika sebagian besar

anggota Koperasi sudah menunaikan kewajiban dan melaksanakan hak secara

bertanggung jawab, maka partisipasi anggota Koperasi yang bersangkutan sudah

dikatakan baik. Akan tetapi jika ternyata hanya sedikit, maka partisipasi anggota

Koperasi yang dimaksud dikatakan buruk atau rendah.

Istilah partisipasi dikembangkan untuk menyatakan atau menunjukkan peran

serta (keikutsertaan) seseorang atau sekelompok orang dalam aktivitas tertentu.

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan berarti mengikutsertakan masyarakat

dalam aktivitas pembangunan guna mencapai tujuan meningkatkan kesejahteraan.

Partisipasi anggota dalam Koperasi berarti mengikutsertakan anggota Koperasi dalam

kegiatan operasional dan pencapaian tujuan bersama.

Menurut Ramudi Arifin (2000) anggota sebagai pemilik Koperasi terikat

oleh kewajiban untuk:

1. Memberikan Kontribusi modalnya kepada Koperasi.

2. Memberikan kontribusi terhadap pendapatan Koperasi agar Koperasi

dapat membayar segala beban/biayanya.

3. Ikut serta mengambil keputusan-keputusan agar Koperasi bekerja

sesuai dengan yang diinginkan oleh anggota.

4. Sebagai pengguna jasa, maka anggota harus memanfaatkan jasa

pelayanan Koperasi, karena pelayanan Koperasi tersebut memang

diproduksi untuk anggota atas dasar keputusan anggota sendiri.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_0707736_chapter2(1).pdf · Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus sebagai pengguna

40

Astri Nurmala Sari, 2012 Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Itulah sebabnya orang sudah sampai pada kesimpulanbahwa

keberhasilan Koperasi dalam Usahanya mencapai tujuan, antara lain

dipengaruhi oleh tinggi rendahnya derajat partisipasi anggota.

Pada Koperasi, anggota inilah yang menjadi titik awal yang menentukan

proses partisipasi berlangsung. Sebagai pemilik anggota Koperasi menginginkan

Koperasi menjadi sumber yang mampu meningkatkan usaha individualnya. Sebagai

pemilik anggota juga menginginkan Koperasi mempunyai kemampuan dalam

melayani kepentingannya melalui usaha-usaha yang efisien dan efektif.

Sebagaimana telah dikemukakan bahwa bentuk-bentuk partisipasi anggota

dilihat dari prinsip identitas anggota, adalah sebagai berikut:

1. Sebagai pemilik, anggota memiliki kewajiban untuk turut aktif dalam

pengambilan keputusan, evaluasi, dan pengendalian

2. Sebagai pemilik, anggota berhak dan sekaligus berkewajiban menyetor simpanan

untuk modal Koperasi

3. Sebagai pelanggan atau pengguna, anggota berhak dan sekaligus berkewajiban

memanfaatkan pelayanan barang/jasa dari Koperasinya

Partisipasi anggota akan efektif jika terjadi kesesuaian antara kebutuhan dan

keinginan anggota dengan output yang diterima anggota. Manfaat ekonomis yang

dimaksud di sini adalah insentif berupa :

- Pelayanan barang/jasa oleh perusahaan Koperasi yang efisien

- Adanya pengurangan biaya atau diperolehnya harga menguntungkan

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_0707736_chapter2(1).pdf · Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus sebagai pengguna

41

Astri Nurmala Sari, 2012 Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

- Penerimaan bagian dari keuntungan (SHU), baik secara tunai maupun

dalam bentuk barang

Dari uraian diatas, tampak bahwa pada kedudukan anggota sebagai pemilik

sekaligus pelanggan, partisipasi anggota, meliputi :

1. Partisipasi Kontributif (partisipasi anggota sebagai pemilik) merupakan

partisipasi anggota dalam bentuk permodalan, pengambilan keputusan, kebijakan

pengurus dan pengawasan. Pembayaran simpanan pokok, simpanan wajib,

simpanan sukarela, dan jenis simpanan lainnya. Simpanan – simpanan tersebut

merupakan sumber utama permodalan Koperasi, sehingga semakin besar jumlah

simpanan semakin besar pula usaha yang dapat dilaksanakan dan dikembangkan

Koperasi.

2. Partisipasi Insentif (partisipasi anggota sebagai pelanggan) merupakan partisipasi

anggota dalam memanfaatkan berbagai pelayanan yang menunjang kepentingan

anggota yang disediakan oleh Koperasi.

Pada dasarnya, anggota memasuki Koperasi akan membandingkan besarnya manfaat

yang diperoleh dari Koperasi. Apabila manfaat yang di peroleh lebih kecil ketimbang

partisipasi yang diberikan, maka ia akan cenderung mengurangi transaksi usaha dengan

Koperasi atau bahkan menjadi anggota yang pasif. Dengan demikian sudah menjadi tugas

Koperasi untuk menghasilkan manfaat dalam rangka menunjang kesejahteraan anggotanya

dalam bentuk manfaat ekonomi, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Para pakar Koperasi dan Koperasiawan meyakini bahwa, keberhasilan

Koperasi sangat ditentukan oleh tingkat partisipasi anggota, sehingga tingkat

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_0707736_chapter2(1).pdf · Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus sebagai pengguna

42

Astri Nurmala Sari, 2012 Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

partisipasi anggota sebagai pilar atau sebagai parameter keberhasilan Koperasi.

Kemudian anggota akan berpartisipasi aktif dalam Koperasi apabila keuntungan atau

manfaat yang dihasilkan Koperasi bagi seorang anggota adalah lebih besar daripada

manfaat yang dapat dicapai oleh individu itu bila ia tetap tinggal dalam Koperasi itu

dan Koperasi bahkan dapat menarik anggota baru.

Menurut Sri Widodo (2008: 35) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa

“partisipasi anggota berpengaruh terhadap keberhasilan Koperasi sebesar 29,88

persen”. Kemudian menurut Melas Risagis (2010: 40) dalam penelitiannya

menyebutkan bahwa “secara parsial ada pengaruh signifikan partisipasi anggota

terhadap keberhasilan Koperasi sebesar 20,43 persen”.

Berdasaran uraian di atas maka, dapat disimpulkan bahwa partisipasi anggota

mempunyai hubungan sebab akibat dengan manfaat ekonomi yang diterima anggota

sebagai dampak ekonomi atau promosi ekonomi anggota. Sebagaimana menurut

Ropke (2003:30) yang menyatakan bahwa:

“jika manfaat utility atau keunggulan yang diberikan oleh Koperasi bagi

seseorang lebih tinggi dari utility yang dapat diperoleh/dicapai pada saat tidak

menjadi anggota Koperasi, maka orang tersebut akan masuk menjadi anggota

Koperasi dan melakukan usaha dengan Koperasinya, atau dengan kata lain

Koperasi dapat menarik anggotanya”.

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, jelas bahwa keberhasilan Koperasi

akan diperoleh, jika anggota Koperasi berpartisipasi aktif, sehingga Koperasi akan

mampu bersaing dengan badan usaha lainnya. Untuk itu dilakukan penelitian

mengenai pengaruh partisipasi anggota sebagai variabel independen (X) terhadap

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_0707736_chapter2(1).pdf · Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus sebagai pengguna

43

Astri Nurmala Sari, 2012 Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

keberhasilan Koperasi sebagai variabel dependen (Y), yang dilaksanakan melalui

survey pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kota Bandung.

Gambar 2.3

Kerangka Pemikiran

2.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Sugiyono

berpendapat bahwa: “hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian, belum jawaban empiris”. (Sugiyono, 2008:39)

Moh. Nazir (2005:151) menyatakan bahwa: “hipotesis adalah pernyataan yang

diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat

fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi”.

Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang

kompleks.

Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

Partisipasi anggota berpengaruh terhadap keberhasilan Koperasi Simpan

Pinjam (KSP).

Partisipasi Anggota

(X)

Keberhasilan Koperasi

(Y)

(Y)