bab ii tinjauan pustaka -...

46
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1 Pengertian Kepemimpinan Visioner Menurut Kamus besar bahasa Indonesia edisi ketiga mendefinisikan Visi adalah Kemampuan untuk melihat pada inti persoalan dan Visioner adalah orang yang memiliki khayalan atau wawasan kedepan (2007:126). Seorang pemimpin mampu melihat persoa- lan inti yang ada dan mempunyai wawasan ke depan. Setelah menemui persoalan inti dalam organisasi, selanjutnya merumuskan visi dan misi organisasi. Visi dan misi adalah apa yang hendak dicapai dan bagai- mana mencapainya. Sedangkan kepemimpinan visioner adalah pemimpin yang mempunyai khayalan/mimpi masa mendatang bagi organisasinya dalam bekerja mempengaruhi bawahan untuk mencapai tujuan organisasi. Selanjutnya Becah (1993) dikutip oleh Segala (2009:141) mengatakan visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan untuk mewujudkan satu sasaran yang mungkin dicapai dalam jangka waktu tertentu. Scott (210:10) menjelaskan manajer yang terlibat di dalam pembuatan visi, harus mampu menangkap fokus utama organisasi dan membawanya ke masa depan dengan cara yang meyakinkan bagi orang lain. Sinamo (2012:217,218) menjelaskan:

Upload: tranhanh

Post on 07-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kepemimpinan Visioner

2.1.1 Pengertian Kepemimpinan Visioner

Menurut Kamus besar bahasa Indonesia edisi

ketiga mendefinisikan Visi adalah Kemampuan untuk

melihat pada inti persoalan dan Visioner adalah orang

yang memiliki khayalan atau wawasan kedepan

(2007:126). Seorang pemimpin mampu melihat persoa-

lan inti yang ada dan mempunyai wawasan ke depan.

Setelah menemui persoalan inti dalam organisasi,

selanjutnya merumuskan visi dan misi organisasi. Visi

dan misi adalah apa yang hendak dicapai dan bagai-

mana mencapainya. Sedangkan kepemimpinan visioner

adalah pemimpin yang mempunyai khayalan/mimpi

masa mendatang bagi organisasinya dalam bekerja

mempengaruhi bawahan untuk mencapai tujuan

organisasi.

Selanjutnya Becah (1993) dikutip oleh Segala

(2009:141) mengatakan visi adalah rumusan umum

mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode

perencanaan untuk mewujudkan satu sasaran yang

mungkin dicapai dalam jangka waktu tertentu. Scott

(210:10) menjelaskan manajer yang terlibat di dalam

pembuatan visi, harus mampu menangkap fokus

utama organisasi dan membawanya ke masa depan

dengan cara yang meyakinkan bagi orang lain. Sinamo

(2012:217,218) menjelaskan:

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

12

Semua pemimpin yang efektif memiliki kemampuan menggagas dan menciptakan visi, dan kemudian

menerjemahkan visi tersebut menjadi kenyataan, Visi adalah

potret masa depan organisasi yang realistik, meyakinkan dan

atraktif, Visi adalah Artikulasi arah yang disetujui, yaitu

sebuah masa depan yang secara hakiki lebih baik, lebih hebat, dan lebih memikat daripada yang sekarang. Visi

adalah rumusan dari salah satu atau gabungan dari tiga hal

sebagai berikut : Apa yang harus kita capai (what must we

attain), Apa yang harus kita punyai (wahat must we have),

Apa yang harus kita lakukan (what must we do).

Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah mampu

merumuskan Visi dan Misi sekolah. Visi adalah tujuan

yang hendak dicapai dalam waktu tertentu. Visi dalam

tulisan kalimat singkat, jelas dan padat tapi

menyeluruh. Visi dijabarkan ke dalam Misi. Misi adalah

sejumlah program atau kegiatan/tugas yang akan

dilakukan bersama sesuai fungsi kerja masing-masing

untuk mencapai visi.

2.1.2 Karakteristik Kepemimpinan Kepala sekolah

Visioner Menurut Steinhoft (1993) yang dikutip oleh

Mulyasa (2011:102) menjelaskan beberapa karateristik

kepribadian Kepemimpinan Visioner/wirausaha.

(1) Memiliki Kepercayaan diri yang tinggi, kerja keras,

mandiri, dan memahami bahwa resiko yang diambil adalah

bagian dari keberhasilan; (2) Memiliki kreaktivitas diri yang tinggi dan kamampuan mencari jalan untuk merealisasikan

berbagai kegiatannya melalui kewirausahaan; (3) Memiliki

pikiran positif, dalam menghadapi suatu masalah atau

kejadian, dan melihat aspek positifnya; (4) Memiliki orientasi

pada hasil, sehingga hambatan tidak membuat mereka menyerah, tetapi justru tertantang untuk mengatasi,

sehingga mencapai hasil yang diharapkan; (5) Memiliki kebe-

ranian untuk mengambil resiko, baik resiko terhadap

kecelakaan, kegagalan maupun kerugian; (6) Memiliki jiwa

pemimpin, yang selalu ingin mendayagunakan orang dan

membimbingnya, serta selalu tampil kedepan untuk mencari pemecahan atas berbagai persoalan, tidak membebankan

atau menyalahkan orang lain; (7) Memiliki pikiran orisinal,

yang selalu punya gagasan baru baik untuk mendapatkan

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

13

peluang maupun mengatasi masalah secara kreaktif dan inovasi; (8) Memiliki orientasi ke depan, dengan tetap

menggunakan pengalaman masa lalu sebagai referensi,

untuk mencari peluang dalam memajukan pekerjaan; (10)

Menyukai tantangan dan menemukan diri dengan

merealisasikan ide-idenya.

Ciri Kepemimpinan Visioner sangat diperlukan dalam

kepemimpinan berorganisasi. Kepribadian yang telah

disempurnakan. Ia memiliki berbagai pendewasaan dan

kemampuan serta tinggi semangat dalam bekerja

mencapai Visi dan Misi. Selanjutnya Qibti (2013)

menjelaskan karakteristik kepemimpinan visioner:

(1) Berwawasan ke masa depan; (2) Bertindak sebagai

motivator, kesanggupan memberikan arahan kongkrit yang

sistematis; (3) Berani bertindak dalam meraih tujuan, Penuh

percaya diri, tidak peragu dan selalu siap menghadapi resiko; (4) Mampu menggalang orang lain untuk kerja keras dan

kerjasama dalam menggapai tujuan, menjadi teladan yang

selalu konsisten menunjukkan nilai-nilai kepemimpinannya,

selalu menghargai kerja keras dan prestasi bawahan; (5)

Mampu merumuskan visi yang jelas, Inspirasional dan menggugah, mengelolah mimpi menjadi kenyataan, mengajak

orang lain untuk berubah; (6) Mampu mengubah visi ke

dalam aksi, menjelaskan dengan baik maksud visi ke-pada

orang lain, secara pribadi sangat komitmen ter-hadap visi;

(7) Berpegang erat kepada nilai-nilai spritual yang diyakini,

memiliki integritas kepribadian yang kuat; (8) Membangun hubungan secara efektif, memberi penghargaan dan respek

(sangat peduli kepada orang lain/bawahan, memandang

orang lain sebagai aset berharga yang harus diperhatikan);

(9) Inovativ dan proaktiv dalam menemukan dunia baru

(Membantu mengubah dari cara berfikir yang konfensional ke paradigma baru yang dinamis.

Diperkuat oleh Pei (1974:109) dikutip Segala

(2009:141) mengemukakan visi adalah tindakan,

kekuatan, kecakapan atau kemampuan melihat dan

memahami untuk berimajinasi dalam mempersiapkan

masa datang.

Visi yang baik adalah singkat, jelas/sederhana,

tapi terfokus. Visi mengingatkan dan motivasi guru

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

14

serta tenaga administrasi untuk mengimplementasi

masing-masing program kerja. Visi mempunyai penga-

ruh yang amat besar. Danim (2006:73,74) menjelaskan:

(1) Visi yang mampu merangsang kreaktivitas dan bermakna

secara fisik dan psikologis bagi kepala sekolah guru, staf tata

usaha, dan anggota komite sekolah; (2) Visi yang dapat

menumbuhkan kebersamaan dan pencarian kolektif bagi

kepala sekolah, guru, staf tata usaha, dan anggota komite sekolah untuk tumbuh secara profesional; (3) Visi yang

mampu mereduksi sikap egoistik-individual atau egoistik unit

ke formal berpikir kolegialitas, komprehensif, dan bekerja

dengan cara–cara yang dapat diterima oleh orang lain; (4) Visi

yang mampu merangsang kesamaan sikap dan sifat dalam

aneka perbedaan pada diri Kepala sekolah, guru, staf tata usaha dan anggota komite sekolah, sekaligus menghargai

perbedaan dan menjadikan perbedaan itu sebagai potensi

untuk maju secara sinergis; (5) Visi yang mampu merangsang

seluruh anggota, dari hanya bekerja secara proforma ke

kinerja rill yang bermasalah, efektif, efisien, dan dengan akuntablitas tertentu.

Kepala sekolah merumuskan, merivisi dan

menetapkan visi sekolah secara bersama. Visi yang

singkat jelas tapi bermakna luas. Visi yang bagus dan

menyeluruh maknanya agar mudah diingat dan mam-

pu menggugah, menginspirasi, memotivasi, merang-

sang dan menyatukan berbagai pihak kepentingan

sekolah/Organisasi demi semangat bekerja. Sekolah

yang visinya dangkal dan tidak jelas, ataupun belum

punya Visi dan Misi sekolah tertanda kemunduran

sekolah. Tidak akan ada kemajuan sekolah dan tidak

disenangi oleh masyarakat, pemerintah dan sesama

guru.

2.1.3 Kepemimpinan

Dalam dunia pendidikan konsep tentang mana-

jemen dan kepemimpinan berkaitan erat dan tidak

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

15

dapat dipisahkan dalam wadah organisasi sekolah.

Arifin, Barnawi & Mohammad (2012:66) mengatakan

Manajemen adalah bagaimana untuk mengarahkan,

mengatur organisasi secara sistematis. Sedangkan Kepemim-pinan adalah bagaimana bertingkah laku pemimpin

mempengaruhi orang lain melakukan sesuatu untuk menca-

pai tujuan.

Sementara Fahmi (2012:15-16) mengutip ada

beberapa pengertian kepemimpinan menurut ahli:

(1) Stephen P. Robbins mengatakan, Kepemimpinan adalah

kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah

tercapainya tujuan; (2) Richard L. Daft mengatakan, Kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan mempenga-

ruhi orang yang mengarah kepada pencapaian tujuan; (3)

G.R.Terry mengatakan, Kepemimpinan adalah kegiatan

mempengaruhi orang untuk berusaha rela saling

mempengaruhi untuk mencapai tujuan; (4) Ricky W. Griffin

mengatakan, pemimpin adalah individu yang mempu

mempengaruhi perilkau orang lain tanpa harus mengandalkan kekerasan; Pemimpin adalah individu yang

diterima oleh orang lain sebagai pemimpin.

Lebih lanjut lagi, Pengertian Kepemimpinan

menurut beberapa ahli dikutip oleh Sutikno (2012:111-

112) menjelaskan bahwa:

(1) Dirawat Dkk, (1983).Kemampuan dan kesiapan yang

dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi, mondorong, mengajak, menuntun, menggerakan, dan kalau perlu

memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh itu

selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu

pencapaian suatu maksud atau tujuan tertuntu; (2) Ary H.

Gunawan, (1996). Kepemimpinan adalah gaya atau proses

mempengaruhi orang lain atau sekelompok orang untuk mengarahkan usaha bersama, guna mencapai suatu sasaran/tujuan yang telah ditetapkan; (3) Terry dalam

sutarto, (1986). Kepemimpinan adalah hubungan yang ada

dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang

lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan; (4) Mardjin Syam,

(1966). Kepemimpinan sebagai keseluruhan tindakan guna

mempengaruhi serta mengingatkan orang, dalam usaha

bersama untuk mencapai tujuan atau mudah memfasilitasi

orang lain yang terorganisir dalam organisasi formal guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan; (5) Donnel, (1982).

Mengartikan suatu seni dan proses mempengaruhi sekelom-

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

16

pok orang sehingga mereka mau bekerja dengan sungguh-sungguh untuk meraih tujuan kelompok; (6) Davis, (1977).

Kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mengajak orang

lain untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan penuh semangat; (7) Nanang Fattah, (2004). Kepemimpinan

adalah suatu kegiatan atau tindakan seseorang yang

mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi prilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekua-

saan.

Kepemimpinan adalah bagaimana cara Pemimpin

mempengaruhi perilaku orang/kelompok dengan berba-

gai kemampuan dan cara yang berbeda. Sebaiknya

mempengaruhi bawahan dengan tidak menerapkan ke-

kerasan demi mencapai tujuan (Thoha, 1995:5).

Sementara Yuki (2001:3) mengartikan bahwa

kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi

orang-orang supaya diarahkan untuk mencapai tujuan

organisasi:

Pengertian Kepemimpinan berkaitan dengan proses yang

disengaja dari seseorang untuk menekankan pengaruhnya

yang kuat terhadap orang lain untuk membimbing, membuat

struktur, memfasilitasi aktivitas dan hubungan di dalam

kelompok atau organisasi.

Kepemimpinan adalah proses dan menekankan

orang lain dengan sengaja melalui bimbingan dan

memfasilitasi aktivitas organisasi. Wahjosumidjo

(2011:17) mengartikan kepemimpinan melibatkan pro-

ses mempengaruhi, di mana pengaruh yang sengaja

digunakan oleh pemimpin terhadap para bawahan.

Sementara menurut Sutisna (1993) sebagaimana

dikutip oleh Mulyasa (2005:107) mengartikan kepemim-

pinan adalah proses mempengaruhi kegiatan seseorang

atau kelompok dalam usaha ke arah pencapaian tujuan

dalam situasi tertentu. Sependapat dengan pernyataan

diatas, Soepardi (1988) mengatakan sebagaimana

dikutip oleh Mulyasa (2005:107):

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

17

Kemampuan untuk menggerakan, mempengaruhi, me-motivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, mem-

bimbing, menyuruh, memerintah, melarang, dan bahkan

menghukum (kalau perlu) serta membina dengan maksud

agar memenuhi sebagai media manajemen mau bekerja

dalam rangka mencapai tujuan administrasi secara efektif dan efisien.

Pemimpin mampu menggerakan, mempengaruhi

dan menasehati serta mengajak oranglain mengikuti

dan melaksanakan sesuai perintah atasan. Sedangkan

Umiarso dan Baharuddin (2012:47)mendefinisikan:

Bergerak lebih awal, berjalan di awal, mengambil langkah

awal, berbuat paling dulu, memolopori, mengarahakan pikiran pendapat orang lain, membimbing, menuntun, dan

menggerakan orang lain melalui pengaruhnya.

Pemimpin menjadi panutan dalam sikap, tindakan

dan kata-kata untuk mempengaruhi bawahan. Terkait

kepemimpinan selajutnya Hikmat (2009:247) mende-

finisikan kepemimpinan adalah menguasai organisasi

dan mengendalikan struktur organisasi, Wewenang

memberikan perintah, tugas dan segala hal yang harus

dilaksanakan oleh bawahannya, dan ia yang

bertanggung jawab penuh terhadap seluruh kegiatan

organiasasi.

Berdasarkan penjelasan diatas maka seorang

pemimpin memiliki kemampuan menguasai organisasi

dan mengendalikan struktur organisasi dan memberi

peritah bawahan, membujuk, mengajak, mengarahkan,

mempengaruhi, dan memotivasi orang lain untuk

semangat melaksanakan tugas dengan penuh tanggung

jawab demi mencapai tujuan pemimpin/tujuan

organisasi.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

18

2.1.4 Ciri-ciri Pemimpin

Pendapat menurut George R. Terry dikutip Fahmi

(2012:19-20) menjelaskan beberapa ciri yang dimiliki

seorang pemimpin, yakni:

(1) Energi: Mempunyai kekuatan mental dan fisik; (2)

Stabilitas emosi: Seorang pemimpin tidak boleh ber-

prasangka jelek terhadap bawahannya, ia tidak boleh cepat

marah dan percaya pada diri sendiri harus cukup besar; (3) Human relationship: Mempunyai pengetahuan tentang

hubungan manusia; (4) Personal motivation: keinginan untuk

menjadi pemimpin harus besar, dan dapat motivasi diri sendri; (5) Communication Skill: Mempunyai kecakapan untuk berkomunikasi; (6) Theacing skill: Mempunyai kecaka-

pan untuk mengajarkan, menjelaskan dan mengembangkan bawahannya; (7) Sosial skill : Mempunyai keahlian di bidang

sosial, supaya terjamin kepercayaan dan kesetiaan

bawahannya. Ia harus suka menolong, senang jika bawahan-nya maju, peramah serta lues dalam pergaulan; (8) Technical:

Mempunyai kecakapan menganalisis, merencanakan, mengorganisasi, mendelegasikan wewenang, mengambil

keputusan dan mampu mempunyai konsep.

Masing-masing pemimpin mengetahui indikator

kekurangan dan kelebihan dalam kepemimpinan.

Selanjutnya membenahi ciri kepemimpinan dengan ber-

bagai pendekatan untuk menjadi pemimpin yang ideal.

Menurut Siagian (2009:83) menjelaskan beberapa ciri

kepemimpinan yang efektif dan yang tidak efektif, yaitu:

(1) Pengetahuan yang luas. Ia menjadi sasaran berbagai pertanyaan dari para bawahan, rekan setingkat, bahkan

mungkin dari atasan dan dia harus bisa menjawab secara

dengan meyakinkan tidak hanya menyangkut tugas

pekerjaan mereka, bahwa juga tidak hanya menyangkut

organisasi, akan tetap menyangkut berbagai bidang

kehidupan dan penghidupan; (2) Kemampuan bertumbuh. Perkembangan Intelektual dan emosional; (3) Berpikir

Inkuisitif. Tidak ada satu cara terbaik yang dapat digunakan

untuk menyelenggarakan fungsi, melaksanakan tugas

pekerjaan, dan melaksanakan kegiatan karena ada selalu

cara yang lebih baik; (4) Berpikir Analitik. Tercermin pada kemampuan menyederhanakan rumusan permasalahan yang

rumit sehingga pemecahannya dapat ditemukan dan

sebaliknya; (5) Daya ingat yang kuat. Semua informasi yang

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

19

pernah dilihat atau diterima oleh seseorang terekam dalam ingatannya. (6) Kemampuan Integratif. Semua fungsi dan

satuan kerja samapenting dan bekerja tanpa egosentrisme;

(7) Kemampuan berkomunikasi. Berkomunikasi melalui

tulisan, pembicaraan, membaca dan mendengar baik untuk

kepentingan internal maupun eksternal. (8) Rasionalitas. Seorang pemimpin tidak boleh emosional. Rasiolah yang

harus berbiacara. (9) Pragmatisme. Gantungkanlah cita-cita

anda setinggi langit, akan tetapi kaki harus tetap berpijak di

bumi. Tujuan yang tidak mungkin tercapai perlu dikaji ulang

agar merupakan tujuan yang dapt tercapai berdasarkan

kondisi nyata yang terdapat dalam organisasi. Lakukanlah apa yang mungkin dilakukan; (10) Kemampuan menentukan

skala prioritas secara tajam. Sarana, prasarana, daya, dan

dana dimiliki oleh organisasi selalu terbatas sedangkan visi

dan misi tujuan dan sasaran tidak terbatas. Karena itu

diperlukan kesepakatan untuk mendahulukan hal-hal yang

memang perlu didahulukan; (11) Naluri tepat waktu. Mengetahui kapan bertindak dan kapan tidak betindak; (12)

Naluri Kohensip Organisasional. Organisasi yang berhasil

adalah organisasi yang bersatu padu. Pepatah kuno yang

mengatakan, bersatu kita teguh bercerai kita runtuh, berlaku

dalam kehidupan organisasi modern; (13) Naruli Relevansi. Segala sesuatu yang terjadi dalam organisasi harus

mempunyai relevansi dengan tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya; (14) Peran sebagai panutan (Role Model).

Teladan dalam loyalitas disiplin, norma-norma moral dan

etika serta dalam hal kejujuran; (15) Menjadi pendengar yang

baik. Terjadinya dialog. Menerima dan mengemukakan pendapat; (16) Sikap adaptif/fleksiblitas. Pemimpin yang

harus menyesuaikan diri dengan kondisi organisasional yang

dihadapi atau sebaliknya, organisasilah yang harus

melakukan penyesuaian dengan gaya kepemimpinannya; (17)

Sikap tegas. Diperlukan ketegasan, terutama dalam melaku-kan koreksi dan mengenakan saksi, dengan catatan. Bahwa

ketegasan itu didasarkan pada kriteria yang rasional,

objektif, dan diterapkan bukan atas dasar pilih kasih; (18)

Keberanian. Dalam mengambil keputusan dengan

mempelajari dampak-dampak yang akan terjadi; (19) Orienta-

si masa depan. (20) Sikap antisipatif. Tidak kaget melihat peristiwa yang terjadi dalam organisasinya. Bahkan juga

perkembangan yang terjadi di lingkungannya. Karena itu

harus mampu membaca perubahan situasi. (21) Sikap

Proaktif. Mendalami perubahan yang akan terjadi dan

mampu melakukan penyesuaian yang diperlukan dalam menghadapi perubahan tersebut. Visionaris Pemimpin yang

efektif harus mampu merumuskan kondisi ideal yang

diinginkan bagi organisasi masa depan.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

20

Dari penjelasan diatas, maka dengan adanya teori

ciri-ciri kepemimpinan yang efektif, pemimpin mengeta-

hui sikap dan kemampuan kepemimpinan. Selanjutnya

mulai benahi untuk bekerja mempengaruhi bawahan

mencapai tujuan organisasi.

2.1.5 Gaya Kepemimpinan

Gaya atau tingkah laku seorang pemimpin mudah

terbaca. Dengan gaya seorang pemimpin mempengaru-

hi tingkah laku bawahan untuk bekerja mencapai

tujuan. Umiarso (2012:56,57,58) menjelaskan beberapa

gaya pemimpin, antara lain:

(1) Gaya kepemimpinan Otokratis. Pemimpin yang bersikap sebagai penguasa dan yang pimpin yang sebagai dikuasai.

Pemimpin yang mengambil gaya ini hanyalah memberi

perintah, aturan dan larangan. Ia bekerja keras, sungguh-

sungguh, teliti, dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan

yang berlaku dengan ketat dan instruksiinstruksinya harus

ditaati; (2) Gaya kepemimpinan Liberal. Gaya pemimpin ini tidak merumuskan masalah serta pemecahannya. Dia

membiarkan saja mereka yang dipimpimnya menemukan

sendiri masalah yang berhubungan dengan kegiatan ber-

sama dan mencoba mencari cara pemecahannya; (3) Gaya

kepemimpinan Demokratis. Gaya pemimpin ini berusaha membawa mereka yang dimpimpin menuju ke tujuan dan

cita-cita dengan memperlakukan mereka sebagai sejajar.

Mengajak mereka yang dipimpinnya untuk bersama

merumuskan dan cara pemecahannya.

Selanjutnya gaya kepemimpinan dalam organisasi

menurut Rivai (2009:287) menjelaskan ada empat gaya

kepemimpinan dalam diri seorang pemimpin, yakni:

(1) Executif. Gaya ini menunjukkan adanya perhatian baik

kepada tugas maupun kepada hubungan kerja dalam kelom-pok; (2) Developer. Gaya ini memberikan perhatian yang

cukup tinggi terhadap hubungan kerja dalam kelompok dan

perhatiannya minimun terhadap tugas pekerjaan; (3) Benevolent Authocrat. Gaya ini memberikan perhatian yang

tinggi terhadap tugas dan rendah dalam hubungan kerja; (4) Birokrat. Gaya ini memberikan perhatian yang rendah

terhadap tugas maupun terhadap hubungan kerja kelompok.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

21

Berdarsarkan urain tersebut, maka gaya kepemim-

pinan pemimpin berbeda antara satu sama yang lain.

Gaya kepemimpinan yang baik menurut penulis adalah

memperhatikan hubungan kerja dan kepuasan kerja

dalam kelompok. Selanjutnya memperhatikan tugas

dan fungsi kerja. Kemampuan yang dimiliki seorang

pemimpin sangat besar pengaruhnya terhadap bawa-

han untuk bekerja mencapai tujuan organisasi.

2.2 Fungsi dan Peran Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah

Kepala sekolah memiliki tugas dan fungsi kerja. Ia

mampu memanajemen sekolah dengan baik mewujud-

kan perubahan dan perkembangan sekolah yang labih

baik dari sebelumnya. Hal itu memudahkan pencapain

visi dan misi sekolah. Untuk itu, Departemen Pendidi-

kan dan Kebudayaan (1989:18,19) menjelaskan tugas

dan fungsi kepala Sekolah:

(1) Menyusun Perencanaan; (2) Pengorganisasian; (3) Menga-

rahkan kegiatan; (4) Mengkoordinasikan kegiatan; (5) Melak-

sanakan kegiatan; (6) Melakukan Evaluasi terhadap kegiatan;

(7) Menentukan kebijakan; (8) Mengadakan rapat; (9)

Mengambil keputusan; (10) Mengatur proses belajar

mengajar; (11) Mengatur administasi (Kantor, Siswa, pegawai, Perlengkapan, Keuangan); (12) Mengatur organisasi; (Siswa

Intra sekolah (OSIS); (13) Mengatur hubungan sekolah

dengan masyarakat dan dunia usaha.

Kepala sekolah memahami dan merasa terpanggil

dengan fungsi dan tugasnya dalam pengelolaan

sekolah. Ia mulai merumus konsep dan mempunyai

sejumlah ide untuk bagaimana mengerjakannya,

Menyatukan seluruh stakeholder yang ada. Dengan

harapan bekerja demi sukses sesaat dan berkontinyiu

(perencanaan jangka pendek, menengah dan panjang).

Kepala sekolah selaku pemimpin yang tertinggi di

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

22

sekolahdemi keberhasilan sekolahnya,iamemahami

standar fungsi kerjanya dalam kepemimpinan. Selain

itu keberhasilan boleh diraih juga karena tentunya

ditunjangi latarbelakang pendidikan dan pengalaman

kerja kepala Sekolah. Kemampuan kepemimpinan

kepala sekolah menciptakan suasana yang kondusif di

lingkungan kerja dengan memotivasi guru bekerja dan

mencegah timbulnya perpecahan organisasi.

Kepala sekolah sebagai pemimpin yang ingin

berhasil kepemimpinannya setidaknya menjalankan

sekurang-kurangnya tujuh fungsi kerja. Menurut

Mulyasa (2005:98), tujuh fungsi kepala sekolah yakni

(1) Kepala sekolah sebagai educator (pendidik); (2)

Kepala sebagai manajer; (3) Kepala sekolah sebagai

administrator; (4) Kepala Sekolah sebagai supervisor; (5)

Kepala sekolah sebagai leader(Pemimpin); (6) Kepala

sekolah sebagai inovator, dan (7) Kepala sekolah

sebagai motivator. Penulis mengulas lebih rinci

beberapa fungsi kerja kepala sekolah, sebagai berikut.

2.2.1 Peran Kepala Sekolah sebagai Educator

(Pendidik) Peran kepala sekolah sebagai educator bermakna

sebagai seorang yang menguasai paedagogik dan

paedagogi. Paedagogik artinya ilmu mendidik, sedang-

kan paedagogi artinya pendidik. Jadi disimpulkan

bahwa seorang Kepala sekolah memiliki ilmu/

pengetahuan mendidik dan menjadi pendidikyang

ulung. Menurut penulis paedagogik terdapat tiga unsur

yakni pendidik, ilmu, dan anak didik. Akhirnya

muncullah kata Pendidikan.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

23

Departemen Pendidikan nasional (2007:263)

mendefinisikan pendidikan ialah proses pengubahan

sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang

dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan, Proses, cara, perbuatan

mendidik. Mendidik siwa ataupun guru adalah tugas

yang mulia tidak sekedar mengajar. Kepala Sekolah

sebagai pendidik lebih awal memenuhi kompetesi

kepribadian. Makna kepribadian sangat mendalam dan

bernuansa spirit. Kepribadian yang terdidik, terbentuk,

berwatak, berkarakterdan berilmu untuk mendidik dan

membina atau mengajarorganisasi siswa maupun

organisasi guru.

Pertama. Kepala sekolah mampu mendidik dan

membina organisasi siswa. Mendidik siswa tidak hanya

lewat kongnitif sematamalainkan disertai sikap kehi-

dupan yang menjadi teladan bagi setiap sumber Daya

Manusia yang ada di sekolah. Kepala sekolah

memahami perasaan dan karakter siswa dalam usaha

membina siswa dengan kegiatan-kegiatan pembinaan

non akademik maupun akademik. Sukardi (2003:49)

menjelaskan:

(1) Memberi pemahaman dan pemantapan tentang

kehidupan keberagamaan dan hidup sehat. Memberi pemahaman dan penerimaan tentang diri sendiri dan orang

lain sebagaimana adanya (termasuk perbedaan individu,

sosial dan budaya serta permasalahannya); (2) Memberi

pemahaman tentang emosi, prasangka, konflik dan peristiwa

yang terjadi di masyarakat, serta pengendalian/pemecahan;

(3) Pengaturan dan penggunaan waktu secara efektif (untuk belajar dan kegiatan sehari-hari, serta waktu senggang); (4)

Memberi pemahaman tentang adanya berbagai alternatif

pengambilan keputusan, dan berbagai konsekuensinya; (5)

Memberi pemahaman tentang pengembangan sikap dan

kebiasaan belajar, pemahaman hasil belajar, timbulnya

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

24

kegagalan belajar dan cara–cara penanggulangannya (ter-masuk UAN, UAS dan ulangan-ulangan); (6) Memberi

pemahaman tentang hubungan sosial yang efektif dan

produktifitas; (7) Memberi pemahaman tentang dunia kerja,

pilihan dan pengembangan karier, serta perencanaan masa

depan. Dan memberi pemahaman tentang pilihan dan persiapan memasuki jurusan/program studi dan pendidikan

lanjutan.

Kepala sekolah sebagai pendidik tidak hanya

menguasai administrasi program pekerjaan, dan mana-

jemen organisasi semata tapi mampu juga membina,

mengajar, dan mendidik siswa adalah satu paket

program pengajaran yang tersistem. Siswa boleh

memaknai hidup dengan kegiatan-kegiatan pembinaan

dalam waktu teratur. Pembinaan tentang karakter

siswa, masalah sosial, prestasi belajar, pemilihan

jurusan, pengembangan potensi-potensi yang dimiliki-

nya dan demi masa depan karier siswa.

Kedua. Kepala sekolah juga mampu membimbing,

mengembangkan organisasi Guru dan tenaga kepen-

didikan. Kemajuan sebuah sekolah tidak hanya diten-

tukan semata Kepala sekolah tapi terletak juga sejauh

mana Guru dan TU memahami Tupoksi kerja dalam

pengabdian. Untuk itu guru musti diperhatikan dalam

membenahi standar kompotensi guru. Saud (2012:49)

menjelaskan kompotensi guru, yakni Kompotensi

Pedagogik, Kompotensi Kepribadian, Kompotensi

Profesional, Kompotensi sosial. Keempat kompotensi

guru sangat berkait erat dan saling mempengaruhi

dalam pekerjaan. Kepala Sekolah hendak mengetahui

kekurangan dan kelebihanmasing-masing guru dan

tenaga kependidikan, serta seluruh koordinator Lab

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

25

dan tenaga teknis yang lain pada saat supervisi

sekolah.

Kompotensi guru dan tupoksi kerja dari masing-

masing koordinator untuk pembenahian selanjutnya

diadakan training ataupun pelatihan pengembangan

kompotensi guru dan pengelolaan tenaga teknis dengan

membangun kerja sama antara sekolah setempat dan

Dinas Pendidikan terkait. Upaya yang dapat dilakukan

kepala sekolah dalam meningkatkan kinerjanya sebagai

educator. Mengikutsertakan guru-guru dalam

penataran, menggerakan tim evaluasi hasil belajar, dan

menggunakan waktu belajar secara efektif di sekolah

dengan cara mendorong para guru untuk memulai dan

mengakhiri pembelajaran sesuai waktu yang telah

ditentukan (Hanik, 2011:84).

2.2.2 Peran Kepala Sekolah sebagai Manajer

Organisasi sekolah yang sukses tentunya karena

penerapan manajemen sekolah secara sistematis serta

efisien dan efektif. Manajemen terkait dengan aktivitas-

aktivitas yang dirancang dalam organisasi.

Wahjosumidjo (2003:94) menjelaskan aktivitas-aktivitas

dan fungsi manajemen kepala sekolah dalam organisasi

sekolah:

(1) Perencanaan (Plaining) artinya: Kepala sekolah harus

benar-benar memikirkan dan merumuskan dalam suatu

program tujuan dan tindakan yang harus dilakukan; (2) Pengorganisasian (Organizing dan Staffing) artinya: Kepala

sekolah harus mampu menghimpung dan mengkoordinasi-

kan sumber daya manusia dan sumber-sumber material

sekolah, sebab keberhasilan sekolah sangat bergantung pada

kecakapan dalam me-ngatur dan mendayagunakan berbagai sumber dalam mencapai tujuan; (3) Pengarahan (Leading)

artinya:Kepala sekolah mampu mengarahkan dan mem-pengaruhi seluruh sumber daya manusia untuk melakukan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

26

tugas-tugasnya yang esensial; (4) Pengendalian (Controlling) artinya: Kepala sekolah memperoleh jaminan, bahwa sekolah

berjalan mencapai tujuan. Apabila terdapat kesalahan di

antara bagian–bagian yang ada dari sekolah tersebut, kepala

sekolah harus memberikan petunjuk dan meluruskan.

Kepala sekolah mampu menggerakkan sumber

daya manusia yang ada untuk mencapai tujuan.

Mampu merencanakan program kerja. Pembagian

Tupoksi kerja. Mengarahkan cara bekerja yang profe-

sional dan pengawasan terhadap pekerjaan bawahan

dengan harapan semua stakeholder yang ada di

sekolah sedang beraktivitas sesuai tugas dan tanggung

jawab demi mewujudkan tujuan bersama. Ia mampu

mengayomi, mengarahkan dan memberi perintah

kepada guru, tenaga pendidik dan siswa sekaligus

menangani segala persoalan yang ada untuk mencapai

visi sekolah.

Kepala sekolah melaksanakan tugas secara efisien

dan efektif, maka ia memahami dan mewujudkannya

keterampilan-keterampilan manajer ke dalam tindakan.

Wahjosumidjo (2011:101 dan 102) menjelaskan tiga

ketrampilan manajer, sebagai berikut.

(1) Technical Skills. Menguasai Pengetahuan tentang metode,

proses, Prosedur dan teknik untuk melaksanakan kegiatan

khusus. Kemampuan untuk memanfaatkan serta

mendayagunakan sarana, peralatan yang diperlukan dalam mendukung kegiatan yang bersifat khusus tersebut; (2) Human Skills. Kemampuan untuk memahami prilaku manu-

sia dan proses kerja sama. Kemampuan memahami isi hati,

sikap dan motiv orang lain, mengapa mereka berkata dan

berprilaku. Kemampuan untuk berkomunikasi secara jelas

dan efektif. Kemampuan menciptakan kerja sama yang efekitif, kooperatif, praktis dan diplomatis. Mampu berprilaku yang dapat diterima; (3)Conceptual Skills. Kemampuan

analisis. Kemampuan berpikir rasional. Ahli atau cakap

dalam berbagai macam konsep. Mampu menganalisis berba-

gai kejadian, serta mampu memahami berbagai

kecenderungan. Mampu mengantisipasikan perintah. Mampu

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

27

mengenali macam-macam kesempatan dan Problem–problem sosial.

Suatu lembaga sekolah mencapai keberhasilan

dan tidaknya tergantung Kepemimpinan Kepala sekolah

dengan segala keterampilan, Pengetahuan dan Seni

yang digunakan. Selanjutnya Menurut Pidarta (1988)

dikutip oleh Mulyasa (2005:127) mengatakan tiga

keterampilan:

(1) Keterampilan Konseptual. Adalah ketrampilan untuk

memahami dan mengoperasikan organisasi dalam kegiatan sehari-hari. (senantiasa belajar dari pekerjaan sehari–hari

terutama dari cara kerja para guru dan pegawai sekolah lain,

Melakukan observasi kegiatan manajemen secara terencana,

Membaca berbagai hal yang berkaitan dengan kegiatan-

kegiatan yang sedang dilaksanakan, Memanfaatkan hasil-

hasil penelitian orang lain, Berpikir untuk masa yang akan datang, Merumus ide-ide yang dapat uji coba); (2) Kete-rampilan Manusiawi. Adalah keterampilan untuk bekerja

sama, momotivasi dan memimpin; (3) Keterampilan

menggunakan pengetahuan: metode, teknik serta perlengka-

pan menyelesaikan tugas–tugas tertentu.

Kepala sekolah mampu menguasai metode, proses

prosedur dan teknik untuk manajerial sumber daya di

sekolah. Meliputi manajemen kurikulum sekolah,

manajemen kesiswaan, manajemen personalia sekolah,

manajemen sarana dan prasana pendidikan, Manaje-

men keuangan sekolah, manajemen ketatausahaan,

manajemen hubungan sekolah dengan masyara-kat

(Humas). Kepala sekolah hidup dan berkarya di

lingkungan kehidupan sosial yang berbeda. Oleh

karena itu, Kepala sekolah menjalin relasi yang baik

dan saling menghormati antara satu dengan yang lain

(Danim 2009:113). Ia menghormati bawahan dan

memahami perbedaan-perbedaan sosial warga sekolah,

antara lain siswa, pendidik, tenaga pendidik dan staf

TU.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

28

Indikator perbedaan sosial individu terlihat pada

budaya, sikap, tingkah laku dan kemampuan. Selain

itu setiap stakeholder yang ada di sekolah tidak

terlepas dari persoalan kepribadian maupun persoalan

antara sesama dalam organisasi sekolah. Persoalan

pribadi terkait kesehatan, makan dan minum, Peruma-

han dan kesejahteraan. Sedangkan persoalan dalam

organisasi terkait perbedaan pendapat, saling

menjelehkan, menyalahkan, membenci dan meremeh-

kan dan tidak saling menghargai. Sementara keadaan

semacam itu warga sekolah membutuhkan rasa cinta

kasih, dihargai, dihormati, dan terjaling kebersamaan

dalam tugas pekerjaan.

Problem sosial ini segrah dicermati dan diatasi

oleh pemimpin demi terwujudnya kasih sayang dan

suasana kekeluargaan di sekolah. Persoalan sosial

tidak diatasi setemponya maka pasti meng-hambat

pengabdian warga sekolah. Sebaliknya meme-nuhi

kebutuhan sosial warga sekolah maka mereka

mengajar/bekerja serta siswa belajar dengan se-

maksimal. Kepala sekolah berusaha mengenal individu

lepas individu. Mencari tahu akar persoalan yang di-

hadapinya. Membangun empati dan berempati serta

menemukan solusi yang akurat. Dengan demikian tetap

terjaga keutuhan organisasi sekolah mencapai visi dan

misi Sekolah.

Selanjutnya kepala sekolah mampu berkomunikasi

secara efisien dan efektif pada seluruh warga sekolah.

Dimana ada komunikasi disitu ada celah perubahan.

Bukti ada relasi/komunikasi yang baik tentunya

membangun kerja sama dengan pemangku kepentingan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

29

sekolah, yakni guru, staf, siswa, orang tua dan Komite

sekolah. Juga membangun komunikasi dengan Dinas

Pendidikan dan instasi Pemerintah setempat, Swasta

dan masyarakat. Alternatif Jenis komunikasi yang

dipake, Kumunikasi bermedia dan komunikasi tatap

muka. Komunikasi bermedia menggunakan surat kabar

dan majalah, radio siaran, televisi dan film, surat,

telepon, telegram, spanduk, Papan pengumuman,

brosur dan lain-lain. Komunikasi tatap muka adalah

berbicara langsung tanpa menggunakan media.

Komunikasi yang paling efektif adalah meluangkan

waktu berkomunikasi tatap muka untuk menyampai-

kan keluhan dan menerima konsep-konsep. Effendy

(1989:9) menjelaskan:

Komunikasi yang berlangusng secara saling berhadapan

muka antara komunikator dengan komunikan, Saling

melihat, maka komunikator akan mengetahui tanggapan komunikan terhadap dirinya dan terhadapa pesan yang di

sampaikan.

Membangun komunikasi tatap muka dengan

mengadakan rapat dinas sekolah/di rumah ataupun di

kantor kerja. Terjadi diskusi kelompok ataupun diskusi

interpersonal dengan tujuan bagaimana terjadi pengem-

bagan kemajuan sekolah selanjutnya. Langkah-langkah

dalam diskusi ataupun rapat adalah dengan adanya

persoalan maka menentukan topik diskusi, mencetus

ide-ide baru, saling menerima, menghargai, menangga-

pi dan merumuskan. Selanjutnya menjadi kontribusi

bagi sekolah dalam membangun strategi/upaya yang

dilakukan dalam penerapan pembangunan sekolah.

Kepala sekolah hubungan sosial dan komunikasi-

nya kurang akan bingung bagaimana dan kapan

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

30

memulai, melaksanakan tugas dan kapan mengakhiri-

nya. Dan sulit mengatasi persoalan. Jika demikian

tidak akan tercapai perubahan sekolah ke arah yang

lebih baik apa lagi mencapai visi sekolah.

2.2.3 Peran Kepala Sekolah Sebagai Administrator

Kepala sekolah juga ahli dalam bidang pengaturan

segala administrasi sekolah. Menurut Tim Pengembang

Mkdk (1989:3-4) menjelaskan pengertian tentang

administrasi, sebgai berikut:

Administrasi mempunyai arti yang sempit dan arti yang luas.

Dalam arti yang sempit administrasi diartikan sebagai

kegiatan pencatatan data, surat-surat, informasi secara tertulis serta penyimpanan dokumen tersebut, agar kelak

dapat dipergunakan kembali bilamana diperlukan. Dalam

arti yang luas, administrasi mempunyai tata usaha dan

pekerjaan Operasional lainnya dalam mencakup semua

kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan secara teratur

untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah digariskan.

Ia mampu mengurusi surat menyurat, menyimpan

data dan dokumen-dokumen penting dalam menunjang

manajemen sekolah yang dipimpimnya. Departemen

Pendidikan Kebudayaan (1989:27) menjelaskan:

Kepala sekolah sebagai Administrator harus mengor-

ganisasikan semua sumber daya secara efektif dan efisien sesuai dengan peraturan untuk mencapai tujuan dan

visiSekolah. Dalam melakukan tugasnya sehari–hari Kepala

sekolah dibantu oleh Guru, Pegawai Tata Usaha dan Pegawai

lainnya yang ada di bawa Pembinaannya.

Kepala sekolah sebagai Administrator mampu

mengorganisasikan semua sumber daya yang ada di

Sekolah. Hanik (2011:85) mengatakan Kepala sekolah

harus memiliki hubungan yang sangat erat dengan

berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang

bersifat pencatatan, Penyusunan dan pendokumenan

seluruh program sekolah. Menyusun data dan

menyimpan dokumen administrasi sekolah secara rapih

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

31

dan tersistem meningkatkan kinerja dan memudahkan

semangat kerja.Program kerja Kepala sekolah, Enta

pekerjaan harian mingguan, Bulanan dan tahunan

boleh terlaksana dengan baik karena tentunya lengkap

administrasinya dan mengikuti jadwal kerja dan

dibantu kerja oleh Pendidik, tenaga kependidikan,

masing-masing Wakasek dan kordinator. Departemen

Kebudayaan (1987:27-30) menjelaskanbeberapa kegia-

tan program kerja, sebagai berikut:

(1) Kegiatan Rutin harian. (a) Memeriksa daftar hadir guru,

tenaga teknis kependidikan dan tenaga Tata Usaha; (b)

Mengatur dan memeriksa kegiatan 5K di sekolah (Keamanan, Kebersihan,Ketertibaan, keindahan dan kekeluargaan; (c)

Memeriksa program satuan Pelajaran Guru dan persiapan

lainnya yang menunjang proses belajar mengajar; (d)

Menyelesaikan surat–surat, menerima tamu dan menye-

lenggarakan pekerjaan Kantor lainnya; (d) Mengatasi

hambatan–hambatan terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar; (e) Mengatasi kasus yang terjadi pada hari

itu; (f) Memeriksa segala sesuatu menjelang sekolah itu usai.

(2) Kegiatan mingguan. Kegiatan mingguan sebagai berikut:

(a) Upacara bendera pada hari Senin dan hari–hari istimewa

lainnya; (b) Senam Kesegaran pada hari jumat; (c) Memeriksa agenda dan menyelesaikan surat–surat; (d) Mengadakan

rapat mingguan (hari sabtu) guna membahas jalannya

pelajaran dan kasus yang belum terselesaikan untuk menjadi

bahan rencana kegiatan mingguan berikutnya. Memeriksa

keuangan Sekolah antara lain biaya rutin dan SPP/DPP; (e)

Mengatur penyediaan keperluan perlengkapan Kantor/ Sekolah; (f) Ibadah pada hari jumaat. (3) Kegiatan bulanan.

(a) Pada awal bulan dilakukan kegiatan, yakni (Melaksana-

kan penyelesaian kegiatan setoran SPP, Gaji Pegawai/Guru,

Laporan bulanan, Rencana keperluan perlengkapan

Kantor/Sekolah dan rencana belanja bulanan; (b) Melaksanakan Pemeriksaan Umum, yakni Buku kelas, Daftar

hadir guru dan Pegawai Tata Usaha, Kumpulan bahan

evaluasi berikut analisanya, Kumpulan Program Satuan

Pelajaran, Diagram Pencapaian Kurikulum, Diagram daya

serap murid/siswa, Program perbaikan dan Penggandaan,

Buku catatan Pelaksana BK, Memberi petunjuk catatan kepada guru-guru tentang siswa yang perlu diperhatikan,

kasus yang perlu diketahui, dalam rangka pembinaan

kegiatan siswa); (c) Pada akhir bulan dilakukan kegiatan

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

32

antara lain :Penutupan buku, Pertanggung jawaban Keuangan, Evaluasi terhadap persediaan dan penggunakan

alat dan bahan praktek. (4) Kegiatan Semesteran. (a)

Menyelenggarakan perbaikan alat–alat Sekolah (Alat Kantor,

alat peraktek, Gedung, Pagar Sekolah dan lainnya sejauh

yang diperlukan); (b) Menyelenggarakan pengisian daftar in-duk siswa/buku induk Siswa; (c) Menyelenggarakan

persiapan evalusi/semesteran; (d) Menyelenggarakan evaluasi

BP, Osis, UKS dan ekstrakulikuler lainnya; (e) Menye-

lenggarakan semesteran termasuk kegiatan:Kumpulan nilai

(Legger), Ketetapan nilai Raport, Catatan tentang siswa yang

perlu mendapat peratian khusus, Pengisian nilai semesteran, Pembagian Raport Pemberian Pemanggilan Orang tua Siswa

sejauh diperlukan untuk berkonsultasi. (5) Kegiatan akhir

tahun ajaran. (a) Menyelenggarakan penutupan buku

inventaris dan keuangan; (b) Menyelenggarakan EBTA;(c)

Menyelenggarakan persiapan kenaikan kelas/tingkat yang

meliputi:Persiapan daftar nilai (Legger), Penyiapan bahan–bahan untuk rapat guru, Pengisian Rapor dan UAS dan UAN,

Upacara akhir tahun ajaran, kenaikan kelas, Pembagian

Raport, Penyerahan STTB, dan pelepasan Lulusan; (d)

Menyelenggarakan evaluasi pelaksanaan Kegiatan belajar

mengajar tahun ajaran yang bersangkutan; (e) Menyelenggarakan penyusunan rencana keuangan tahunan

yang akan datang; (f) Menyelenggarakan penyusunan

rencana perbaikan dan pemeliharaan sekolah dan alat bantu

pendidikan; (g) Menyelenggarakan Pembuatan Laporan akhir

tahun ajaran; (h) Melaksanakan kegiatan penerimaan siswa

baru yangmeliputi: Penyiapan formulir dan pengu-muman penerimaan Siswa baru, Pembentukan panitia penerimaan

dan Pendaftaran, Penyusunan syarat-syarat penerimaan dan

pendaftaran. (6) Kegiatan awal tahun ajaran. (a)Kebutuhan

Guru; (b) Pembagian tugas mengajar; (c) Program satuan

Pelajaran dan jadwal Pelajaran; (d) Kebutuhan buku pelajaran, buku pegangan guru; (e) Kelengkapan alat

pelajaran dan bahan pelajaran; (f) Rapatguru.

Sekolah mempunyai program kerja dan warga

sekolah mulai bekerja sesuai waktu dan jadwal kerja

yang telah ditetapkan berdasarkan kalender pendidi-

kan. Tugas Kepala sekolah melaksanakan pengawasan,

pengontrolan terhadap tugas dan fungsi kerja Wakasek,

tenaga pendidik, tenaga kependidikan, tenaga teknis,

koordinator lab. dan siswa. Untuk itu kepala Sekolah

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

33

memahami apa itu administrasi. Sehingga ia mampu

memanajemen Sumber Daya yang ada. Dia memiliki

sejumlah administrasi atau panduan kerja secara

tertulis selain melalui lisan bagi masing–masing

stakeholder dalam melaksanakan kinerjanya. Kepala

sekolah mempunyai buku penuntun dan dokumen-

dokumen sebagai panduan dalam kepemimpinannya

sebagai Visioner. Mulyasa (2005:107) menjelakan Kepa-

la sekolah memiliki kemampuan untuk mengelola

administrasi atau dokumen kurikulum, mengelola

administrasi personalia, mengelola administrasi sarana

dan prasarana, Mengelola administrasi kearsipan, dan

mengelola administrasi keuangan.

2.2.4 Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

Kepala sekolah menyelenggarakan Supervisi

sekolah. Supervisi sekolah identik dengan pengawa-

san, monitoring, pengontrolan, pengkoordinasian

terhadap seluruh tugas dan tanggung jawab bawahan

dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari. Hal-hal yang

di supervisi adalah proses kelas belajar dan mengajar,

kegiatan bimbingan konseling, kegiatan ekstrakuriku-

ler, kegiatan kerja sama Humas atau dengan dinas

yang lain, Kegiatan ketatausahaan, kegiatan sarana

dan prasarana, kegiatan OSIS, kegiatan 7K, kegiatan

perpustakaan, kegiatan laboratorium, perkembangan

kantin sekolah, koperasi sekolah, kehadiran guru,

pegawai dan siswa. supervisi sekolah dilakukan sekali

setahun.

Langkah-langkah dalam supervisi sekolah adalah

sebagai berikut (1) Sebelum supervisi, dipastikan model

supervisi yang dipilih. Apakah sejak awal menyampai-

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

34

kan kepada seluruh stakeholder di sekolah tentang

rencana supervise, ataupun kadang menjalani supervisi

tanpa sepengetahuan seluruh warga sekolah. (2) Kepala

sekolah mempunyai panduan supervisi dan penilaian

terhadap seluruh administrasi, tugas pokok dan Peker-

jaan tambahan yang lain oleh guru maupun staf TU.

Tujuan supervisi Sekolah, agar Kepala sekolah

mengetahui kemajuan dan kendala yang dihadapi

bawahan dalam tugas sehari-hari di sekolah. Asmani

(2012:30) menjelaskan tujuan supervisi Kepala sekolah,

sebagai berikut:

(1) Membangkitkan dan mendorong semangat guru dan

pegawai administrasi sekolah lainnya untuk menjalankan

tugas dengan sebaik-baiknya;(2) Agar guru dan Pegawai

administrasi lainnya berusaha melengkapi kekurangan-

kekurangan mereka dalam penyelenggaraan pendidikan, termasuk macam-macam media instrusional yang diperlukan

bagi kelancaran jalannya proses belajar dan mengajar yang

baik; (3) Bersama-sama berusaha mengembangkan, mencari,

dan menggunakan metode-metode baru demi kemajuan

prosesbelajar dan mengajar yang baik; (4) Membina kerja sama yang harmonis antara guru, murid, dan Pegawai sekolah. Misalnya dengan mengadakan seminar, Workshop,

Inservice, maupun training.

Tenaga pendidik dan kependidikan mempunyai

keterbatasan, kebingunan dan ketidakmampuan dalam

persiapan adminstrasi maupun pelaksanaan. Untuk itu

Kepala sekolah giat melaksanakan sepervisi sekolah

dan Evalusi program kerja bawahan untuk motivasi

dan melengkapi administrasi bawahan. Selanjutnya

membenahi dengan memberikan pembinaan, nasehat

serta panduan kerja secara tertulis, maupun

melibatkan mereka dalam kegiatan training, seminar

untuk peningkatan kompotensi guru serta tenaga

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

35

administrasi di sekolah kerja sama dengan Dinas

Pendidikan.

2.2.5 Peran Kepala Sekolah sebagai Leadership

(pemimpin)

Peran Kepala sekolah sebagai leader tidak terlepas

dari harus memiliki karakter khusus yang mencakup

kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan penge-

tahuan profesional, serta pengetahuan administrasi

dan pengwasawan (Umi Hanik 2011:86). Kepala

Sekolah harus mampu memberikan petunjuk,

pengawasan, meningkatkan kemauan kerja tenaga

kependidikan dan pendidik, Pendelegasian serta

mampu mengkomunikasikasi untuk terus tetap

mengabdi. Kepala Sekolah sebagai pemimpin musti

memiliki berbagai kemampuan. Mulyasa (2005:115)

menjelaskan beberapa kemampuan yang dimiliki

Kepala Sekolah, sebagai berikut (1) Kepribadian; (2)

Pengetahuan terhadap tenaga kependidikan; (3) Visi

dan Misi Sekolah; (4) Kemampuan mengambil

keputusan; (5) Kemampuan berkomunikasi. Penulis

mengulas satu demi satu sebagai berikut.

Pertama, Kepribadian. Kepala sekolah sebagai lea-

der terlebih dahulu memenuhi Kompotensi kepribadian

kepala sekolah, karena itu menentukan perkembangan

kemajuan sekolah ke arah yang labih baik. Kepribadian

kepala sekolah terkait sifat/tingkahlaku/Karakter. Se-

luruh stakaholder sekolah tetap meniru karakter se-

orang pemimpin walaupun tidak diperintah, Entah

karakter sesuai ataupun tidak sesuai. Menjadi pribadi

kepala sekolah yang berkarakter tentutunya berpato-

kan kepada ajaran agamanya, norma-norma sosial, dan

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

36

pencerminan pada Pancasila yang dikatakan sebagai

Dasar Negara Republik Indonesia. Kehidupan kepriba-

dian Kepala sekolah sesuai dengan tuntutan lima sila

dari pancasila, atau ajaran agamanya maka pasti ia

selalu berusaha kehidupannya bermakna bagi Pendi-

dik, tenaga pendidik dan siswa di sekolah, tapi pada

umumnya masyarakat sekitarnya. Dan ia selalu beru-

saha menjadi teladan dalam pengabdian. Nilai-nilai

pengabdian, antara lain disiplin, setia, tekun, ulet,

kerja keras, rela berkorban, rasa memiliki, kebenaran,

keadilan kejujuran dan persaudaraan serta hidup keru-

kunan dalam pencapaian visi dan misi sekolah. Kepala

sekolah memiliki sifat-sifat kepemimpinan. Dalam rang-

ka mengetahui sifat kepribadian kepemimpinan kepala

sekolah. Imam (1983) menjelaskan beberapa sifat

kepribadian kepemimpinan Kepala sekolah sebagai

berikut.

(1) Kekuatan Keyakinan; (2) Sederhana dan jujur; (3)

Kekuatan jasmaniah yang kuat; (4) Kekuatan rohania yang cukup; (5) Berjiwa integrasi (pemersatu); (5) Tidak memiliki

watak yang mementingkan diri sendiri; (6) Percaya pada diri

sendiri; (7) Cepat dan tepat mengam-bil keputusan; (8)

Ramah tamah dan penuh pengertian; (9) memiliki reputasi

yang menyeluruh; (10) Memiliki kecakapan teknis; (11) Cerdas; (12) Penuh semangat berjuang (13) Semangat

mencapai tujuan; (14) Sabar tahan uji; (15) Keberanian

untuk mengamalkan sesuatu yang diyakininya; (16) Adil

dalam segala hal (17) Luwes dalam penerapan, teguh dalam

pendirian; (18) Iklas; (19) Kecakapan menimbang; (20)

Mampu merumuskan program secara jelas dan terperinci; (21) Bertanggung jawab, (22) Rendah hati; (23) Tegas dan

bijaksana; (24) Waspada dan memiliki penglihatan sosial

yang tajam; (25); Daya ingat yang besar; (26) Penuh daya

tarik (simpatik); (27) Penuh inisiatif dan daya cipta (kreatif);

(28) Kemampuan mendengar (29) Penuh inisiatif dan daya cipta (kreatif); (29) Kemampuan mendengar, menimbang,

menyeleksi; (30) Ramah tama dan penuh perasaan; (31)

Obyektif dalam menganalisa sesuatu; (32) Memiliki humor

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

37

yang segar; (33) Mampu menanamkan rasa kebersamaan; (34) Energik dan penuh gairah; (35) Kesiap siagaan; (36)

Kesetiaan terhadap tugas (loyalitas); (37) Suka melindungi;

(38) Cakap akan menangani masalah yang ada; (39) tetap

tegu dalam pendirian; (40) Memiliki corak dan arah; (41)

Memiliki toleransi; (42) Berjiwa demokratis; (42) Berpandan luas dan tidak fanatik golongan; (43) Terbuka menerima ide,

saran, dan gagasan; (44) Terbuka menerima kritik; (45)

Memiliki Charisma; (46) Disiplin; (47) Bersedia menciptkan

tenaga pengganti (48) Tidak terlalu mementingkan gelar atau

imbalan; (49) Lebih mengutamakan tindak tanduk perbuatan

daripada ucapan/janji. (diunduh 28/08/2013; Munawir Imam, E.K. 1983:68).

Realita di lapangan tidak sedikit pemimpin gagal

dalam mengelola organisasi sekolah karena tidak

didukung dengan sifat-sifat kepribadian kepemimpinan

tersebut. Sehingga itu di tandai dengan tidak ada

perkembangan sekolah. Sekolah tidak kondusif.

Berantakan dan hampir menutup sekolahnya, sebalik-

nya juga sekolah yang unggul, berprestasi tinggi antara

guru maupun siswa karena dipimpin oleh Kepala

sekolah yang memenuhi sifat-sifat kepribadian utama

tersebut diatas.

Kedua, Pengetahuan terhadap tenaga kependidi-

kan. Kepala sekolah sebagai leader memahami

karakteristik dan kejiwaan tenaga kependidikan.

Apakah mereka bosan/capek, kesehatan tergganggu,

membutuhkan perhatian, diikutsertakan dalam

kegiatan untuk penambahan pengetahuan, penghar-

gaan, atau dengan persoalan dan kebutuhan yang lain.

Kepala sekolah mesti mampu melihat keluhan-

keluhannya walaupun dalam tugas kesibukan.

Alasannya sebuah sekolah mencapai visi dan misinya

juga adalah kerja keras dan dukungan penuh oleh

tenaga kependidikan, tenaga cleaning service, dan

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

38

sicurity dalam bekerja sehari-hari. Memahami

kepribadian masing-masing dengan segala pendekatan

dan berusaha memenuhinya.

Ketiga, visi dan misi sekolah. Kepala sekolah

sebagai leader musti menetapkan visi dan misi sekolah.

Bukti pemahaman kepala sekolah terhadap visi dan

misi sekolah adalah mampu mengakomodir seluruh

stakeholder untuk beraktivitas sesuai fungsi kerja demi

mencapai visi dan misi sekolah. Selanjutnya Mulyasa

(2005:115) menjelaskan (1) Kepala Sekolah mengem-

bangkan Visi Sekolah; (2) Mengembangkan Misi

sekolah; (3) Melaksanakan program untuk mewujudkan

visi dan misi ke dalam tindakan. Kepala sekolah

mampu merusmuskan dan memiliki visi dan misi

sekolah. Visi dan Misi sekolah adalah tujuan yang

hendak dicapai bersama dengan berbagai program

kerja. Jika Visi dan misi sekolah tidak jelas maka sulit

mewujudkan sekolah yang berpretasi dan unggulan.

Akhirnya menciptakan keresahan bagi masyarakat,

semua pada kebingunan, jadi buah bibir bagi

masyarakat, lebih disayangkan kalau siswanya tidak

mendapatkan pengajaran dengan baik, Prestasi belajar

siswa di bawa standar. Sekolah memperoleh berbagai

prestasi akademik maupun non akademik atau tidak

memperoleh adalah bukti dari kemahiran kepemim-

pinan kepala sekolah.

Keempat, Kemampuan mengambil keputusan.

Kepala sekolah sebagai leader mampu mengambil

keputusan ketika ada masalah atau sebelum

melakukan kegiatan-kegiatan sekolah. Mengambil

keputusan agar tidak menjadi penghambat dalam

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

39

pekerjaan organisasi sekolah karena konflik/masalah

yang ada. Untuk itu Sutikno (2012:160) menjelaskan

pengertian mengambil keputusan menurut beberapa

ahli, sebagai berikut:

(1) G.R. Tery (1977), mendefinisikan pengambilan keputusan

sebagai pemilihan alternatif kelakukan tertentu dari dua atau

lebih alternatif yang ada; (2) Greenberg mengartikan pengabilan keputusan sebagai proses pembuatan pilihan dari

sejumlah alternatif;(3) Melayu S.P Hasibuan (2005)

mendefinisikan pengambilan keputusan adalah Suatu proses

penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah alternarif

untuk melakukan aktivitas-aktivitas pada masa yang akan

datang; (4) Veithzal Rivai (2004) mendefinisikan pengambilan keputusan adalah Penetapan suatu alternatif pemecahan

masalah yang terbaik dari sejumlah alternatif yang ada.

Pengambilan keputusan merupakan proses pem-

buatan pilihan dari sejumlah alternatif. Pengambilan

keputusan tentunya membangun komunikasi dari hati

ke hati dan membicarakan persoalan pada saat rapat

Dinas Sekolah. Dalam kegiatan rapat dinas ada Pe-

mimpin rapat yaitu kepala sekolah, moderator dan

notulen. Proses pengambilan keputusan kepala sekolah

membuka rapat, menjelaskan kronologis permasala-

han, menjawab pertanyaan, Menganalisis pertanyaan,

mengambil keputusan dan menutup kegiatan.

Pengambilan keputusan tidak berdasarkan kedaginan

dan kepentingan individu Kepala sekolah melainkan ke-

putusannya yang hakiki, tepat, cepat dan akurat, dan

yang masuk logika agar keputusan tersebut senang di-

terima oleh teman guru dan TU untuk kemajuan

sekolah.

Kelima, Kemampuan komunikasi. kepala sekolah

sebagai leader mampu mengkomunikasi dengan baik.

Bentuk komunikasi lewat tulisan, lisan dan juga

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

40

melalui sikap tubuh. Komunikasi yang baik ditandai

dengan lebih banyak mendengar, menyampaikan dan

menanggapi. Dalam komunikasi dibutuhkan etika ber-

komunikasi, yaitu saling menghargai, menerima dan

dibutuhkan kesabaran untuk menerima pesan ataupun

menyampaikan pesan mempengaruhi tingkah laku

penerima. Sutikno (2012:138) menjelaskan beberapa

manfaat komunikasi:

(1)Fungsi informasi. Pengumpulan, penyebaran berita, data

pesan dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dipahami

dan bereaksi secara jelas; (2) Fungsi Sosaialisasi. Penyediaan

sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang

bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dapat aktif

dalam masyarakat; (3) Fungsi Motivasi. Mendorong kegiatan

individu dan kelompok berdasarkan tujuan yang akan

dicapai bersama; (4) Fungsi Debat dan Diskusi. Menyediakan

dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk me-

mungkinkan persetujuan dan menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-

bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan

umum dan agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam

masalah yang menyangkut kegiatan bersa-ma di tingkat

Internasional, nasional dan lokal; (5) Fungsi Pendidikan. Pengalihan ilmu pengetahuan yang dapat mendorong

perkem-bangan inteletual, keterampilan dan kemahiran yang

diperlukan dalam seluruh bidang kehidupan; (6) Fungsi

Kebudayaan. Penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni

dengan maksud melestarikan warisan masa lampau; (7)

Fungsi Hiburan. Penyebarluasan sinyal, Symbol, suara, dan citra dari drama, tari, Kesenian, musik, Komedi, olahraga,

permaian, dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan

kelompok dan individu; (8) Fungsi Integrasi. Menyediakan

bagi bangsa, Kelompok dan individu kesempatan memperoleh

berbagai pesan yang diperlukan mereka agar mereka dapat saling kenal dan mengerti serta menghargai kondisi,

pandangan dan keinginan orang lain.

Komunikasi adalah pesan yang disampaikan oleh

komunikator kepada seseorang atau sekelompok yang

perlu menerima infonya. Komunikasi berawal dari buah

pikiran dan konsep dari pihak pertama kepada pihak

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

41

lain yang membutuhan. Dengan tujuan komunikasi

memecahkan masalah, saling memotivasi dan

meningkatkan kerja sama.

2.2.6 Peran Kepala Sekolah sebagai Inovator

Kepala sekolah sebagai inovator. Menurut Kamus

besar bahasa Indonesia Edisi ketiga (2007:435)

mendefinisikan inovator adalah orang yang memperke-

nalkan gagasan dan metode yang baru. Menginovasi

sekolah hasil dari gagasan-gagasan baru kepala

sekolah. Hanik (2011: 8787) menjelaskan:

Kepala sekolah memiliki strategi yang tepat untuk menjaling

hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberi-

kan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di Sekolah,

dan mengembangkan model-model pembelajaran yang

Inovatif.

diperkuat lagi oleh Mulyasa (2005:118) bahwa kepala

sekolah sebagai inovator akan tercermin dari cara-cara

yang ia melakukan pekerjaannya secara konstruktif,

kreatif, delegatif, integratif, rasional dan objektif,

pragmatis, keteladanan, disiplin, serta adaptabel dan

fleksibel.

Kepala sekolah mencari, menemukan metode serta

strategi yang tepat untuk melaksanakan berbagai

pembaharuan sekolah. Dalam menciptakan pembaha-

ruan di sekolah, ia meningkatkan profesionalisme

pendidik dan tenaga kependidikan dengan melakukan

gagasan dan cara-cara baru. Kepala sekolah

mendelegasikan tugas kepada pendidik dan tenaga

kependidikan. Ia berusaha mengintegrasikan semua

kegiatan sehingga dapat menghasilkan sinergis untuk

mencapai tujuan sekolah secara efekti, efisien dan

produktif. Ia juga berusaha menetapkan kegiatan atau

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

42

target berdasarkan kondisi dan kemampuan yang

dimiliki setiap pendidik dan tenaga kependidikan.

Kepala sekolah menjadi panutan yang baik bagi

bawahan. Kepala sekolah berusaha menciptakan

situasi dan kondisi kerja yang menyenangkan.

Sebagai inovator, Ia memiliki kompotensi

kewirausahaan dan menemukan metode dan selalu

merencanakan bagaimana mengimplementasikan ide-

ide baru dan bertindak untuk sekolah terinovasi. Ciri

Kepala sekolah yang berjiwa kewirausahaan adalah

tiada hari tanpa berusaha dan bekerja untuk

menciptkan hal-hal yang baru. Dia merasa tidak puas

dengan hasil yang telah diraih, Tapi dia mampu

memberdayakan warga sekolah dalam ke-giatan-

kegiatan untuk bekerja meraih pada hasil yang lebih

besar yang nantinya menguntungkan dan bermanfaat

bagi sekolah dan masyarakat pada umumnya dengan

adanya telah mencapai Visi dan Misi Sekolah.

2.2.7 Peran Kepala Sekolah sebagai Motivator

Kepala sekolah sebagai motivator. Ia selalu

menggerakan bawahan untuk tetap bekerja. Motivator

adalah penggerak/pendorong. Motivator kata dasar

motivasi. Kamus besar bahasa Indonesia Edisi ketiga,

(2007:87) mendefinisikan motivasi adalah:

Dorongan yang timbul pada seseorang secara sadar atau

tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan

tertentu. Atau usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu

karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau

mendapat kepuasaan dengan perbuatannya.

Kata motivasi menurut Sofyandi (2007:99) sebagai

suatu dorongan untuk meningkatkan usaha dalam

mencapai tujuan-tujuan organisasi, dalam batas-batas

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

43

kemam-puan untuk memberikan kepuasan atas

kebutuhan seseorang. Motivasi adalah usaha sadar

terhadap orang lain dengan berbagai pendekatan untuk

aktif dalam kegiatan mencapai tujuan tertentu.

Motivasi timbul dalam individu atau pun distimulasi

oleh luar dari pemimpin kepala Sekolah. Bukti motivasi

kerja bawahan yang tinggi mereka merasa terpanggil

dalam melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.

Tanpa motivasi unsur penilaian dari atasan, maka

kinerja terlaksana dengan baik. Bawahan motivasi

kerjanya tinggi terlihat berkarya dengan sepenuh hati,

Percaya diri, dan berjiwa optimis, memiliki ketekunan,

kedisiplinan, kesabaran, ketelitian, kesungguhan, dan

mempunyai semangat kerja yang tinggi. Berpikir kritis

dan dewasa mengembangkan potensinya tanpa

diperintah. Berprinsip dan merealisasi dalam hidupnya.

Mampu mengambil keputusan dan barusaha mencapai

impiannya dengan tanggung jawabnya yang tinggi

untuk menguasai bidang tertentu. Guru atau TU yang

memiliki motivasi kerja yang tinggi, pencapaian kinerja

yang baik serta prestasi kerja tinggi. Sebaliknya, Guru

dan TU yang tidak memiliki motivasi kerja, prestasi

kerjanyapun rendah. Akibatnya Proses pembelajaran-

pun tidak produktifitas seperti yang diharapkan.

Di dalam teori Maslow dikutip oleh Matteson

(2006:87) menjelaskan hierarki teori kebutuhan manu-

sia sebagai berikut:

Kebutuhan Fisiologis (Psychlogical needs). yaitu, Kebutuhan

akan makanan, minuman, tempat tinggal; (2) Kebutuhan Keamanan dan keselamatan (Safety and security needs).

yaitu, Kebutuhan untuk bebas dari ancaman, diartikan

sebagai aman dari peristiwa atau lingkungan yang

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

44

mengancam; (3) kebutuhan Kebersamaan, Sosial, dan cinta (Belongingnees, Sosial, and Love needs). yaitu Kebutuhan

akan pertemanan, afeliasi, interaksi dan cinta; (4) Kebutuhan Harga diri (Esteem needs), yaitu Kebutuhan akan harga diri

dan rasa hormat dari orang lain; (5) Kebutuhan Aktuilisasi diri (Selfactuailization). Memenuhi kebutuhan diri sendiri

dengan secara maksimum menggunakan kemampuan,

keterampilan, dan potensi.

Kebutuhan tenaga pendidikan dan kependidikan

terpenuhi maka mereka termotivasi bekerja secara

reluasa. Sebaliknya, jika kebutuhan mereka tidak ter-

penuhi maka terjadinya frustasi, konflik, stres dan

akan tidak termotivasi bekerja. Bahkan memenuhi

separuh kebutuhan guru tidak kerja sepenuhnyanya

juga. Pemimpin cerdik melihat kebutuhan para guru

dengan kerja sama antara dinas Pendidikan, Yayasan

dan pemerintah Daerah. Jika memenuhi segala kebu-

tuhan melekat pada manusia berarti ciri awal Keberha-

silan seorang pemimpin dan diindikisi akan mencapai

tujuan sekolah. Uraian lebih lanjut tentang lima kebu-

tuhan menurut Maslowdijelaskan penulis sebagai

berikut.

Pertama, Kebutuhan Fisiologis. Adalah berbicara

tentang zat hidup dan organ manusia. Fisik tubuh

manusia boleh sehat, kuat dan mengalami penamba-

han usia karena tentunya kebutuhan vital seseorang

terpenuhi. Perumahan yang sesuai, Pakaian yang

layak, Air yang bersih dan mempunyai makanan yang

bergizi. Seandainya Ketiga hal tersebut salah satunya

tidak optimal dalam kehidupan seseorang guru atau TU

maka sangat mempengaruhi kinerja guru. Makanan

yang sehat, fungsinya Menambahkan fisik tubuh.

Perumahan yang sesuai dan tidak jauh dari tampat

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

45

kerja, Fungsinya untuk beristirahat dan boleh bekerja

efsien dan efektif, dan melanjuti pekerjaan di rumah.

Air yang bersih untuk minum, masak, menyuci, dan

mandi. Pemimpin mengetahui persoalan yang dihadapi

bawahan. Selanjutnya merumus bagai-mana memecah-

kan masalah yang ada. Kebutuhan vital fisiologi tenaga

pendidik dan kependidikan tepenuhi maka pasti

berkerja dengan baik pula.

Kedua, Kebutuhan akan keselamatan. Setiap

orang ingin mau selamat dari segala macam ancaman

dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang tidak

kondisif dengan indikasi keributan, peperangan, pem-

bunuhan, kebakaran dan sejenisnya. Indikator ma-

salah tersebut sering menciptkan konflik perasaan

guru. Dampaknya adalah guru ketakukan, kecemasan,

flustrai, tidak nyaman. Selagi kebutuhan akan kesela-

matan guru belum terjamin, maka jelas tidak akan

melaksanakan tugas. Dengan melihat masalah tersebut

pemimpin membelah dan bertindak atas segala tinda-

kan sewenang-wenangnya. Dengan motivasi kerja

melihat kebutuhan akan keselamatan guru, Maka me-

reka aman, tenang dan tetap eksisis mengerjakan

kinerja dengan baik.

Ketiga, Kebutuhan sosial. Selanjutnya tugas

pemimpin memenuhi kebutuhan sosial. Kongritnya di

sekolah tidak sesuai dengan komitmen awal hidup

sosial. Sering terjadi perbedaan pendapat, saling menje-

lekkan, Mencari-cari persoalan, cepat tersinggung,

membenci dan meremehkan yang lain dan tidak di-

hargai. Sementara keadaan semacam itu seorang pen-

didikan dan tenaga kependidikan membutuhkan rasa

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

46

cinta kasih, dihargai, dihormati, dan terjaling keber-

samaan dalam tugas pekerjaan. Kebutuhan sosial tidak

terpenuhi maka yang terjadi bawahan malas mengabdi.

Problem sosial ini dicermati dan ditangi pemimpin

secepatnya dalam upaya bagimana menciptakan kasih

sayang dan tercipta suaksana kekeluargaan di sekolah.

Memenuhi kebutuhan sosial maka pasti guru, TU tetap

berupayah mengajar/mengabdi secara semaksimal.

Keempat, Kebutuhan akan harga diri. Akhir

suksesnya melaksanakan tugas seseorang membutuh-

kan penghargaan dari atasan. Guru dan TU mempu-

nyai kebutuhan dan keinginan penilaian yang mantap

tanpa diremehkan dan ingin dihormati oleh orang

lain/atasan. Ada Guru/TU bekerja dengan optimal,

punya perstasi kerjanya tinggi. Dia berharap dengan

tujuan mendapatkan penghargaan dan kepercayaan,

nama baik dan popularitasnya. Ternyata sering

pemimpin tidak mengakuinya prestasi kerja dengan

penghargaan-penghargaan, antara lain ujian,

pemberian Hadiah ataupun menaikan kesejahteraan

guru/TU. Semacam itu sangat mematikan kesemanga-

tan kerja dan harga diri guru. Sehingga diusahankan

Kepala sekolah motivasi kerja bawahan dengan

memenuhi kebutuhan harga diri.

Kelima, Kebutuhan mempertinggi prestasi kerja.

Setiap orang ingin berprestasi dalam pekerjaan.

Namun, biasanya menjadi kendala adalah kebutuhan

dan kemampuan setiap guru beda sesuai dengan per-

bedaan individu. Disitu membutuhkan peran kepemim-

pinan Kepala sekolah untuk memotivasi, memandu dan

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

47

memberdayakan guru semangat bekerja. Sallis

(2012:174-176) menjelaskan:

(1) Memberdayakan para guru dan memberi mereka

wewenang yang luas untuk meningkatkan pembelajaran para pelajar; (2) Menyampaikan sebanyak mungkin informasi

manajemen untuk membantu pengembangan dan mening-

katkan komitmen mereka; (3) Memahami keinginan untuk

menigkatkan mutu para guru tidak sesuai dengan

pendekatan manajemen atas ke bawa (topdown); (4)

Memindahkan tanggung jawab dan kontrol pengembangan tenaga profesional langsung kepada guru dan pekerjaan

teknis; (5) Mengimplementasi komunikasi yang sistematis

dan kontinyu di antara setiap orang yang terlibat dalam

sekolah; (6) Belajar untuk berperan sebagai pelatih dan

bukan sebagai bos ataupun monoton.

Meningkatkan prestasi kerja bawahan tentunya di-

imbangi dengan kemampuan kepala sekolah bagaimana

memberdayakan kemampuan guru dan TU. Mereka bo-

leh berkarya dengan baik ketika memiliki pengetahuan.

Pendekatan memperoleh pengetahuan adalah belajar

mandiri, tapi tidak menutupi kemungkinan palatihan

dan training untuk pengembangan profesi guru bekerja

sama antara sekolah dan dinas Pendidikan. Dan

selanjutnya guru berkomitmen dan musti ditunjang

oleh kebijaksanaan sekolah dalam menjalani supervisi

sekolah terhadap bawahan untuk melihat masalah

kepribadian guru, TU kendala yang dialami dalam

pekerjaan. Hal Itu menjadi perhatian khusus untuk

mengangkat jati diri guru. Sehingga selanjutnya setiap

stakaholder tidak merasa dirugikan. Setiap guru

merasa diakui dan dihargai dengan memenuhi seluruh

kebutuhan guru. Kondisi kerja semacam itu me-

lahirkan budaya berkompetesi pada diri setiap guru

maupun TU. itu akan memacu berdisiplin diri untuk

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

48

berperstasi kerja. Dampaknya lebih besar pada

pencapaian visi dan Misi sekolah dan output siswa.

Selain motivasi bawahan dengan teori Maslow

tersebut, kepala sekolah menegakkan disiplin bagi

bawahan. Motivasi bawahan dengan menetapkan dan

menegakkan aturan dan tata tertib bagi guru dan

karyawan dalam penerapan akan mempertinggi hak

dan kewajiban. Selanjutnya Perpres RI, pasal 77 ayat 2

(2006/2007: 44-45) menyatakan bahwa:

Guru dan TU yang diangkat oleh pemerintah dan tidak

menjalankan kewajiban sebagaimana dimaksud dlam pasal

20 dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang–undangan. Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat 1

berupa: Teguran; Peringatan tertulis; Penundaan pemberian

hak guru; Penurunan pangkat; Pemberhentian dengan

hormat atau pemberhentian dengan tidak hormat.

Tegakkan disiplin hak dan kewajiban. Hal itu

memotivasi disiplin diri dalam melakukan kewajiban

mencapai visi sekolah. Memberi saksi tidak sewenang-

wenang tapi berlandas pada bukti kesalahan dan

alasan yang tepat, misalnya yang melanggar tata tertib

dan aturan sekolah dampaknya menurunkan kualitas

sekolah. Memberi disiplin mulai dari sederhana sampai

berisiko tinggi sesuai pelanggaran dan kelalaian.

Sehingga untuk kedepannya disiplin adalah sesuatu

yang terletak di dalam hati seseorang yang memberikan

dorongan untuk menaati dan melakukan sesuatu yang

terpuji dengan norma dan peraturan yang berlaku.

Mereka yang teliti dan menerapkan aturan dan tata

tertib adalah ciri-ciri orang yang berdisiplin diri.

Kepala sekolah sebagai motivator dapat motivasi

belajar dan mengajar, serta tenaga kependidikan untuk

tetap melaksanakan tugas secara optimal dengan

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

49

pendekatan menata ruang kerja. Mereka boleh melak-

sanakan tugas dengan sebaik-baiknya ketika menata

Lingkungan Fisik yang menyenangkan. Mulyasa

(2005:120) menjelaskan Pengaturan lingkungan fisik

tersebut antara lain mencakup ruang kerja yang

kondusif, ruang belajar, ruang perpustakaan, ruang

Laboratorium, bengkel, serta mengatur lingkungan

sekolah yang nyaman dan menyenangkan.

Kepala sekolah berusaha memperhatikan ling-

kungan fisik yang bersih, rapi, aman, nyaman,

sehingga lingkungan tercipta kondusif dan bebas

melaksakan tugas apapun tanpa gangguang mencapai

visi Sekolah.

2.3 Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Sekolah melalui Kepemimpinan Visioner Peran Kepala sekolah sebagai kepemimpinan

visioner berusaha meningkatkan mutu sekolah dengan

menyatukan sumber daya manusia yang ada untuk

tetap berkarya mencapai visi dan misi sekolah.

Mencapai mutu sekolah dan hasil belajar siswa yang

memuaskan adalah pencapaian tujuan akhir sekolah.

Untuk itu, Danim (2012:33) menjelaskan beberapa

peran Kepala Sekolah:

(1) Mengfokuskan tugas pokok dan fungsi kerja sesuai

dengan jenis organisasi pendidikan; (2) Mensinergikan aspek

keorganisasian dan individu; (3) Menghasilkan komitmen dan motivasi; (4) Menginspirasikan dinamika kerja staf; (5)

Menentukan standar keberhasilan; dan (6) Menjebatani masa

sekarang dan masa depan.

Meningkatkan mutu sekolah dibutuhkan kerja

sama. Partisipasi dalam tugas dan tanggung jawab.

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

50

Mulyasa (2005:126) mendefinisikan beberapa fungsi/

tugas kepala Sekolah, bahwa:

(1) Kepala sekolah mampu memberdayakan guru-guru

untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar, dan produktif; (2) Kepala sekolah mampu menyelesai-

kan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah

ditetapkan; (3) Kepala sekolah mampu menjalin hubungan

yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat

melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan

tujuan sekolah dan pendidikan; (4) Kepala sekolah yang berhasil menerapkan perinsip kepemimpinan yang sesuai

dengan tingkat kedewewasaan guru dan pegawai lain di

sekolah; (5) Kepala sekolah bekerja dengan tim manajemen,

serta berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif

sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Tentang peran Kepala sekolah. Kepala sekolah

juga adalah tenga fungsional guru dipercayakan untuk

mengelolah sekolah. Wahjosumidjo (2011:83) menjelas-

kan:

Kepala Sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang

diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat terjadi

interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid

yang menerima pelajaran.

Kepala sekolah merasa terpanggil dan memahami

tugasnya. Memberdayakan tenaga pendidik maupun

kependidikan untuk melaksanakan tugasnya dengan

penuh rasa tanggung jawab dan Menjaga keharmonisan

kerja tim. Selain itu kepala Sekolah memiliki sejumlah

keterampilan untuk meraih kepemimpinannya.

Kepemimpinan Kepala sekolah yang berkualitas

mempunyai karakter. Danim (2012:26,27,28) menjelas-

kan ada beberapa karakter kepemimpinan kepala

sekolah visioner untuk meningkatkan mutu sekolah:

1) Envision atau memiliki Visi. Seorang pemimpin dengan Visi

yang jelas, memahami gambaran akan ke arah mana dan

ingin menjadi seperti organisasi pendidikan ke depan serta bagaimana cara mencapainya; (2) Integrity atau Integritas.

Merupakan tindakan yang konsisten, baik di dalam maupun

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

51

di luar nilai-nilai batin; (3) Dedication atau dedikasi. Berarti

menghabiskan waktu atau energi apa saja yang diperlukan

untuk menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawab; (4) Magnanimity atau keluhuran budi. Identik dengan membayar

“sumbangan” ketika sudah jatuh tempo, tidak berdahli atau menunda, dan juga bermurah hati; (5) Humilaty atau rendah

hati. Pemimpin dengan rendah hati mengakui bawahan

mereka tidak lebih baik atau lebih buruk dari pada anggota lain dari tim; (6) Openness atau keterbukaan. Berati mampu

men-dengarkan ide-ide, bahkan jika mereka tidak sesuai dengan cara berpikir biasa; (7) Creativity atau kraktivitas.

Adalah kemampuan untuk berpikir secara berbeda dan

mendapatkan solusi untuk keluar dari aneka kendala; (8) Fairness atau keadilan. Berarti hubungan dengan orang

secara konsisten dan adil; (9) Assertivennes atau ketegasan.

Kemampuan untuk menyatakan yang jelas apa yang

diharapkan, sehingga tidak akan ada kesalapahaman; (10) Sense of humor atau rasa humor. Rasa humor sangat penting

untuk meredakan ketegangan dan kebosanan, serta

mereduksi permusuhan.

Selanjutnya diperkuat oleh Mulyasa (2011: 20-22)

menjelaskan beberapa indikator kepemimpinan kepala

sekolah yang efektif mencapai visi sekolah, sebagai

berikut:

(1) Menerapkan pendekatan kepemimpinan partisipatif

terutama dalam proses pengambilan keputusan; (2) Memiliki

gaya kepemimpinan yang demokratis, lues dan terbuka; (3) Menekankan kepada guru dan seluruh warga sekolah untuk

memenuhi norma-norma pembelajaran dengan disiplin yang

tinggi; (4) Memantau kemajuan belajar peserta didik melalui

guru berdasarkan data perstasi belajar; (5) Menyelenggara-

kan pertemuan secara aktif, berkala dan berkesinambungan

dengan komite sekolah, guru dan warga sekolah lainnya mengenai topik-topik yang memerlukan perhatian; (6)

Membimbing dan mengarahkan guru dalam memecahkan

masalah-masalah kerjanya, dan bersedia memberikan

bantuan secara proporsional dan profesional; (7)

Mengalokasikan dana yang diperlukan untuk menjamin pelaksanaan program pembelajaran sesuai perioritas dan

peruntukkannya; (8) Melakukan berbagai kunjungan kelas

untuk mengamati kegiatan pembelajaran secara langsung; (9)

Memberikan dukungan kepada para guru untuk menegakkan

disiplin peserta didik; (10) Memperhatikan kebutuhan peserta

didik, guru, staf, Orang tua dan masyarakat sekitar sekolah; (11) Menunjukkan sikap dan perilaku teladan yang dapat

Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

52

menjadi panutan atau model bagi guru, peserta didik, dan seluruh warga sekolah; (12) Memberikan kesempatan yang

luas kepada seluruh warga sekolah dan masyarakat untuk

berkonsultasi dan berdiskusi mengenai permasalahan yang

dihadapi berkaitan dengan pendidikan dan pembelajaran di

sekolah; (13) Membangun kelompok kerja aktif, kreatif, dan produktif; (14) Memiliki komitmen yang jelas terhadap

penjaminan mutu lulusan; (15) Memiliki visi yang kuat

tentang masa depan sekolahnya, dan mampu mendorong

semua warga sekolah untuk mewujudkannya; (16) Memiliki

harapan tinggi terhadap prestasi peserta didik dan kinerja

seluruh warga sekolah; (17) Senantiasa memprogramkan dan menempatkan diri untuk mengadakan pengamatan terhadap

berbagai aktivitas guru dan pembelajaran di kelas serta

memberikan umpan balik yang positif dan konstruktif dalam

rangka memecahkan masalah dan memperbaiki pembelaja-

ran; (18) Mendorong pemanfaatan waktu secara efisien dan

merancang prosedur untuk meminimalisasi stres dan konflik negatif; (19) Memantau kemajuan peserta didik baik secara

individu maupun kelompok, serta memanfaatkan informasi

untuk mengarahkan perencanaan pembelajaran. Melakukan

evaluasi dan perbaikan secara berkesinambungan.

Kepala Sekolah melestarikan karakter kepemimpi-

nan kepala sekolah efisien dan efektif untuk mudah

memacu dalam perannya sebagai Kepala sekolah. Ia

bijaksana dan mempunyai segala kemampuan untuk

memimpin, mengarahkan, memanjemen dan merang-

kul segala Sumber daya yang ada secara maksimal

untuk mewujudkan visi dan misi sekolah. Kepala

sekolah membangun kerja sama dengan berbagai

stakaholder agar tetap terjaga kebersamaan, rasa

memiliki untuk menghadirkan suasana organisasi yang

terkendali dan efektif. Kepala sekolah sebagai

pemimpin visioner dalam meningkatkan mutu sekolah,

dia mempunyai komitmen yang hakiki dalam bekerja

dan mempengaruhi bawahan untuk semangat bekerja

mencapai visi dan misi sekolah. Mulyasa (2005: 86)

menjelaskan:

Page 43: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

53

(1) Mempunyai Visi atau daya pandang yang mendalam tentang mutu yang terpadu bagi lembaganya maupun bagi

tenaga kependidikan dan pesera didik yang ada di sekolah;

(2) Mempunyai komitmen yang jelas pada proses peningkatan

kulitas/mutu sekolah; (3) Mengkomunikasikan pesan yang

berkaitan dengan kualitas; (4) Menjamin kebutuhan peserta didik sebagai perhatian kegiatan dan kebijakan lembaga/

sekolah; (5) Meyakinkan terhadap para pelanggang (peserta

didik, orang tua, masyarakat), bahwa terdapat saluran “channel” cocok untuk menyampaikan harapan dan ke-

inginannya; (6) Pemimpin mendukung mengembangkan

tenaga kependidikan; (7) Tidak menyalahkan pihak lain jika ada masalah yang muncul tanpa dilandasi bukti yang kuat;

(8) Pemimpin melakukan inovasi terhadap sekolah; (9)

Menjamin srtuktur organisasi yang menggambarkan

tanggung jawabnya dengan jelas; (10) Mengembangkan

komitmen untuk mencoba menghilangkan setiap penghalang,

baik yang bersifat organisasional maupun budaya; (11) Membangun tim kerja yang efektif; (12) Mengembangkan

mekanisme yang cocok untuk melakukan monitoring dan

evaluasi.

Kebanyakan masyarakat belum pahami tentang

mutu sekolah tanpa telusuri apa faktor pendukug men-

capai mutu Sekolah. Hal itu membuat sering mereka

salah tafsir dan diasumsi bahwa mutu sekolah hanya

tampak bangunan fisik semata. Sebenarnya mencapai

mutu sekolah ditentukan dari sejauh mana memadai

Input, Proses dan output serta outcam. Kepala sekolah

membenahi, input, proses dan Output serta mem-

bangun komitmen peningkatan mutu sekolah. Selan-

jutnya Mengelola sarana prasarana, Memberdayakan

dan menyatukan sumber Daya Manusia bekerja efektif

mencapai Visi dan Misi sekolah. Mereka mempunyai

sistem komunikasi yang efisien dan efektif dalam Sosia-

lisasi Visi dan Misi Sekolah. Sosialisasi Visi dan Misi

sekolah memanfaatkan berbagai media. Seluruh kegia-

tan sekolah dimuatkan dalam media komunikasi pada

papan penyampaian, surat edaran tertulis, penyam-

Page 44: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

54

paian secara lisan berantai, Penggunaan teknologi

informasi dan elektronik, buku Informasi agar setiap

orang memahami kegiatan seko-lah, Visi dan Misi,

nilai dan target pencapain bersama.

2.4 Mutu Sekolah

Mutu sekolah terwujud ketika bersatu antara

warga sekolah/internal dan eksternal. Kedua pihak

memahami tentang apa itu mutu sekolah?, kapan

mulai bertindak? dan bagaimana meningkatkan mutu

sekolah?. Untuk meningkatkan mutu sekolah musti

dukungan dari berbagai pihak kepentingan sekolah.

Mereka mengetahui dan mulai mengimplementasi

sistem pendidikan Nasional yang telah dimuat dalam

Undang-undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003

tentang sistem Pendidikan Nasional. Rusman (2009:

445) menjelaskan standar Nasional Pendidikan:

(1) Standar nasional Pendidikanterdiri atas isi, Proses,

Kompotensi Lulusan, Tenaga kependidikan, sarana dan

prasarana, Pengelolaan, Pembiayaan dan penilaian pen-didikanyang harus ditingkatkan secara berencana dan

berkala; (2) Standar Nasional Pendidikan digunakan sebagai

acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan,

sarana dan prasarana pengelolaan dan pembiayaan; (3)

Pengembangan standar nasioanal Pendidikan serta

pemantauan dan pelaporan pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan standarnisasi, Penjaminan

dan pengendalian mutu pendidikan.

Mencapai mutu sekolah musti kerja keras,

ketelitian, ketekunan dalam implementasi standar sis-

tem pendidikan nasional. Ditindaklanjuti pengawa-san

dan peningkatan penilaian terhadap pendidikan

tentang kurikulum/materi pembelajaran, proses belajar

mengajar, pengelolaan sekolah, segala pembiayaan dan

pengembangan tenaga pendidik ataupun kependidikan.

Page 45: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

55

Sering salah ditafsir bahwa mutu sekolah semata

diukur dari proses pembelajaran berlangsung tanpa

memikirkan pendukung proses pembelajaran. Semua

kepentingan sekolah berusaha terjaga kebersamaan

untuk memenuhi kebutuhan sekolah dalam

meningkatkan mutu sekolah. Membangun komitmen

pada perubahan, saling percaya, saling melengkapi dan

rasa memiliki terhadap tugas yang digelutinya untuk

mencapai mutu sekolah. Inputnya terpenuhi standar

maka proses juga baik dan output juga memuaskan.

Pada akhirnya bukti mutu sekolah akan terlihat dari

prestasi akademik dan non akademik siswa.

2.5 Hasil Belajar

Mewujudkan hasil belajar siswa sangat dibutuh-

kan proses yang panjang dan memakan waktu yang

cukup lama dan tentunya didukung dengan segala

pengorbanan waktu, tenaga, pikiran dan dukungan

keuangan dari berbagai pihak. Pihak pihak yang

menentukan pencapaian keberhasilan siswa antara lain

orang tua murid, masyarakat, yayasan, pemerintah,

kepala sekolah, Pendidik, tenaga kependidikan dan

siswa itu sendiri. Masing-masing mempunyai tugas dan

tanggung jawab yang berbeda dalam kerja kehidupan

sehari-hari untuk mewujudkan hasil belajar siswa.

Tugas orang tua murid, yayasan dan pemerintah

setempat mendukung penuh program kerja sekolah

dengan menanggung pembiayaan, memfasilitasi dan

membina, mengajar anak didik. Tugas Kepala sekolah

merangkul masyarakat, pemerintah, komite sekolah

serta donatur. Dan lebih mengarahkan, memotivasi,

Page 46: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6042/2/T2_942012011_BAB II… · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kepemimpinan Visioner 2.1.1

56

memberdayakan tenaga guru dan TU dan segala

fasilitas yang ada. Peran dan tugas guru adalah

mengajar, membina dan mendidik dengan metode,

media yang sesuai. Peran tenaga kependidikan adalah

memfasilitasi agar kegiatan belajar dan mengajar tetap

lancar.

Bukti dari hasil belajar, siswa mencapai berbagai

prestasi belajar dan akan terlihat pada kesempurnaan

tiga kompotensi siswa, antara lain (1) Perubahan

perkembangan pengetahuan ranah (cognitif) siswa.

Siswa memperoleh nilai akademik memenuhi standar.

(2) Perubahan Perkembangan Ranah (afektif) siswa.

Siswa memiliki sikap disiplin, tekun, sabar, rajin,

menghargai sesama dan menjauhi dari segala jenis

kejahatan. (3) Perubahan perkembangan ranah (skill

psichomotoric) siswa. Siswa memiliki berbagai

ketrampilan dan mampu menerapkan pengetahuan

yang dimiliki dengan sikap yang terpuji dalam dunia

pekerjaan.