bab ii tinjauan pustaka - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1079/6/galuh dewi hindun bab...

33
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Nyeri 1. Pengertian Nyeri Nyeri (Pain) adalah kondisi perasaan yang tidak menyenangkan. Sifatnya sangat subjektif karna perasaan nyeri berbeda pada setiap orang baik dalam hal skala ataupun tingkatannya dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan dan mengefakuasi rasa nyeri yang dialaminya (Hidayat, 2008). Internasional Association for Study of Pain (IASP), mendefinisikan nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenagkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang bersifat akut yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan (Potter & Perry, 2007). Nyeri adalah pengalaman sensori nyeri dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual dan potensial yang tidak menyenangkan yang terlokalisasi pada suatu bagian tubuh ataupun sering disebut dengan istilah distruktif dimana jaringan rasanya seperti di tusuk-tusuk, panas terbakar, melilit, seperti emosi, perasaan takut dan mual (Potter , 2012). Asuhan Keperawatan Dengan..., GALUH DEWI HINDUN Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Upload: dothu

Post on 03-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1079/6/GALUH DEWI HINDUN BAB II.pdf · Total Skor 0-10 Tabel 2.1 Skala Intensitas Nyeri dari FLACC Andarmoyo, S

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA.

A. Nyeri

1. Pengertian Nyeri

Nyeri (Pain) adalah kondisi perasaan yang tidak menyenangkan. Sifatnya

sangat subjektif karna perasaan nyeri berbeda pada setiap orang baik dalam hal

skala ataupun tingkatannya dan hanya orang tersebutlah yang dapat

menjelaskan dan mengefakuasi rasa nyeri yang dialaminya (Hidayat, 2008).

Internasional Association for Study of Pain (IASP), mendefinisikan nyeri

sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak

menyenagkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang bersifat akut

yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan (Potter &

Perry, 2007).

Nyeri adalah pengalaman sensori nyeri dan emosional yang tidak

menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual dan potensial

yang tidak menyenangkan yang terlokalisasi pada suatu bagian tubuh ataupun

sering disebut dengan istilah distruktif dimana jaringan rasanya seperti di

tusuk-tusuk, panas terbakar, melilit, seperti emosi, perasaan takut dan mual

(Potter , 2012).

Asuhan Keperawatan Dengan..., GALUH DEWI HINDUN Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1079/6/GALUH DEWI HINDUN BAB II.pdf · Total Skor 0-10 Tabel 2.1 Skala Intensitas Nyeri dari FLACC Andarmoyo, S

10

2. Sifat Nyeri

Nyeri bersifat subjektif dan sangat bersifat individual. ada empat atribut

pasti untuk pengalaman nyeri, yaitu: nyeri bersifat individual, tidak

menyenangkan, merupakan suatu kekuatan yang mendominasi, bersifat tidak

berkesudahan (Manuaba, 2008)

3. Teori- Teori Nyeri

a. Teori Spesivitas ( Specivicity Theory)

Teori Spesivitas ini diperkenalkan oleh Descartes, teori ini menjelaskan

bahwa nyeri berjalan dari resepror-reseptor nyeri yang spesifik melalui jalur

neuroanatomik tertentu kepusat nyeri diotak (Andarmoyo, 2013). Teori

spesivitas ini tidak menunjukkan karakteristik multidimensi dari nyeri, teori

ini hanya melihat nyeri secara sederhana yakni paparan biologis tanpa

melihat variasi dari efek psikologis individu (Prasetyo, 2010).

b. Teori Pola (Pattern theory)

Teori Pola diperkenalkan oleh Goldscheider pada tahun 1989, teori ini

menjelaskan bahwa nyeri di sebabkan oleh berbagai reseptor sensori yang di

rangsang oleh pola tertentu, dimana nyeri ini merupakan akibat dari

stimulasi reseprot yang menghasilkan pola dari implus saraf (Andarmoyo,

2013).

Pada sejumlah causalgia, nyeri pantom dan neuralgia, teori pola ini

bertujuan untuk menimbulkan rangsangan yang kuat yang mengakibatkan

berkembangnya gaung secara terus menerus pada spinal cord sehingga saraf

trasamisi nyeri bersifat hypersensitif yang mana rangsangan dengan

Asuhan Keperawatan Dengan..., GALUH DEWI HINDUN Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1079/6/GALUH DEWI HINDUN BAB II.pdf · Total Skor 0-10 Tabel 2.1 Skala Intensitas Nyeri dari FLACC Andarmoyo, S

11

intensitas rendah dapat mengahasilkan trasmisi nyeri (lewis, 1983 dalam

Andarmoyo, 2013).

c. Teori Pengontrol Nyeri (Theory Gate Control)

Teori gate control dari Melzack dan Wall ( 1965) menyatakan bahwa

implus nyeri dapat diatur dan dihambat oleh mekanisme pertahanan

disepanjang sistem saraf pusat, dimana implus nyeri dihantarkan saat sebuah

pertahanan dibuka dan implus dihambat saat sebuah pertahanan tertutup

(Andarmoyo, 2013).

d. Endogenous Opiat Theory

Teori ini di kembangkan oleh Avron Goldstein, ia mengemukakan bahwa

terdapat substansi seperti opiet yang terjadi selama alami didalam tubuh,

substansi ini disebut endorphine (Andarmoyo, 2013).

Endorphine mempengaruhi trasmisi implus yang diinterpretasikan sebagai

nyeri. Endorphine kemugkinan bertindak sebagai neurotrasmitter maupun

neoromodulator yang menghambat trasmisi dari pesan nyeri (Andarmoyo,

2013).

Asuhan Keperawatan Dengan..., GALUH DEWI HINDUN Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1079/6/GALUH DEWI HINDUN BAB II.pdf · Total Skor 0-10 Tabel 2.1 Skala Intensitas Nyeri dari FLACC Andarmoyo, S

12

4. Klasifikasi Nyeri

a. Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Durasi

1) Nyeri Akut

Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit,

atau intervensi bedah dan memiliki proses yang cepat dengan intensitas

yang bervariasi (ringan sampai berat), dan berlangsung untuk waktu

yang singkat (Andarmoyo, 2013).

Nyeri akut berdurasi singkat (kurang lebih 6 bulan) dan akan

menghilang tanpa pengobatan setalh area yang rusak pulih kembali

(Prasetyo, 2010).

2) Nyeri kronik

Nyeri kronik adalah nyeri konstan yang intermiten yang menetap

sepanjang suatu priode waktu, Nyeri ini berlangsung lama dengan

intensitas yang bervariasi dan biasanya berlangsung lebih dari 6 bulan

(McCaffery, 1986 dalam Potter &Perry, 2007).

b. Klasifikasi Nyeri Berdasrkan Asal

1) Nyeri Nosiseptif

Nyeri Nosiseptif merupakan nyeri yang diakibatkan oleh aktivitas

atau sensivitas nosiseptor perifer yang merupakan respetor khusus yang

mengantarkan stimulus naxious (Andarmoyo, 2013).

Nyeri Nosiseptor ini dapat terjadi karna adanya adanya stimulus

yang mengenai kulit, tulang, sendi, otot, jaringan ikat, dan lain-lain

(Andarmoyo, 2013).

Asuhan Keperawatan Dengan..., GALUH DEWI HINDUN Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1079/6/GALUH DEWI HINDUN BAB II.pdf · Total Skor 0-10 Tabel 2.1 Skala Intensitas Nyeri dari FLACC Andarmoyo, S

13

2) Nyeri neuropatik

Nyeri neuropatik merupakan hasil suatu cedera atau abnormalitas

yang di dapat pada struktur saraf perifer maupun sentral , nyeri ini lebih

sulit diobati (Andarmoyo, 2013).

c. Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Lokasi

1) Supervicial atau kutaneus

Nyeri supervisial adalah nyeri yang disebabkan stimulus kulit.

Karakteristik dari nyeri berlangsung sebentar dan berlokalisasi. Nyeri

biasanya terasa sebagai sensasi yang tajam (Potter dan Perry, 2006 dalam

Sulistyo, 2013). Contohnya tertusuk jarum suntik dan luka potong kecil

atau laserasi.

2) Viseral Dalam

Nyeri viseral adalah nyeri yang terjadi akibat stimulasi organ-organ

internal (Potter dan Perry, 2006 dalam Sulistyo, 2013). Nyeri ini

bersifat difusi dan dapat menyebar kebeberapa arah. Contohnya sensasi

pukul (crushing) seperti angina pectoris dan sensasi terbakar seperti

pada ulkus lambung.

3) Nyeri Alih (Referred pain)

Nyeri alih merupakan fenomena umum dalam nyeri viseral karna

banyak organ tidak memiliki reseptor nyeri. Karakteristik nyeri dapat

terasa di bagian tubuh yang terpisah dari sumber nyeri dan dapat terasa

dengan berbagai karakteristik (Potter dan Perry, 2006 dalam Sulistyo,

2013). Contohnya nyeri yang terjadi pada infark miokard, yang

Asuhan Keperawatan Dengan..., GALUH DEWI HINDUN Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1079/6/GALUH DEWI HINDUN BAB II.pdf · Total Skor 0-10 Tabel 2.1 Skala Intensitas Nyeri dari FLACC Andarmoyo, S

14

menyebabkan nyeri alih ke rahang, lengan kiri, batu empedu, yang

mengalihkan nyeri ke selangkangan.

4) Radiasi Nyeri

radiasi merupakan sensi nyeri yang meluas dari tempat awal

cedera ke bagian tubuh yang lain (Potter dan Perry, 2006 dalam

Sulistyo, 2013). Karakteristik nyeri terasa seakan menyebar ke bagian

tubuh bawah atau sepanjang kebagian tubuh. Contoh nyeri punggung

bagian bawah akibat diskusi interavertebral yang ruptur disertai nyeri

yang meradiasi sepanjang tungkai dari iritasi saraf skiatik.

5. Pengukuran Intensitas

Nyeri Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri

dirasakan oleh individu. Pengukuran intensitas nyeri bersifat sangat subjektif

dan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan berbeda oleh dua orang yang

berbeda (Andarmoyo, 2013).

Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mugkin adalah

menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri, namun

pengukuran dengan pendekatan objektif juga tidak dapat memberikan

gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri (Tamsuri, 2007 dalam Andarmoyo,

2013)

Asuhan Keperawatan Dengan..., GALUH DEWI HINDUN Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1079/6/GALUH DEWI HINDUN BAB II.pdf · Total Skor 0-10 Tabel 2.1 Skala Intensitas Nyeri dari FLACC Andarmoyo, S

15

Beberapa skala intensitas nyeri :

a. Skala Intensitas Nyeri Deskriftif Sederhana

Gambar 1.1 Skala Intensitas Nyeri Deskriftif Sederhana

Andarmoyo, S. (2013)

Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor scale, VDS) merupakan alat

pengukuran tingkat keparahan nyeri yang lebih objekti. Pendeskripsian VDS

diranking dari ” tidak nyeri” sampai ” nyeri yang tidak tertahankan”

(Andarmoyo, 2013).

Perawat menunjukkan klien skala tersebut dan meminta klien untuk

memilih intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan. Alat ini memungkinkan

klien memilih sebuah ketegori untuk mendeskripsikan nyeri (Andarmoyo,

2013).

b. Skala Intensitas Nyeri Numerik

Gambar 1.2 Skala Intensitas Nyeri Numerik

Andarmoyo, S. (2013)

Asuhan Keperawatan Dengan..., GALUH DEWI HINDUN Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1079/6/GALUH DEWI HINDUN BAB II.pdf · Total Skor 0-10 Tabel 2.1 Skala Intensitas Nyeri dari FLACC Andarmoyo, S

16

Skala penilaian numerik (Numerical rating scale, NRS) lebih digunakan

sebagai pengganti alat pendeskripsian kata. Dalam hal ini, klien menilai

nyeri dengan menggunakan skala 0-10. Skala paling efektif digunakan saat

mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi (Andarmoyo,

2013)

c. Skala Intensitas Nyeri Visual Analog Scale

Gambar 1.3 Skala Intensitas Nyeri Visual Analog Scale

Andarmoyo, S. (2013)

Skala analog visual (Visual Analog Scale) merupakan suatu garis lurus,

yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat

pendeskripsian verbal pada setiap ujungnya (Andarmoyo, 2013).

Asuhan Keperawatan Dengan..., GALUH DEWI HINDUN Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1079/6/GALUH DEWI HINDUN BAB II.pdf · Total Skor 0-10 Tabel 2.1 Skala Intensitas Nyeri dari FLACC Andarmoyo, S

17

d. Skala Intensitas Nyeri dari FLACC

Skor

Kategori 0 1 2

Muka Tidak ada ekspresi atau

senyuman tertentu, tidak

mencari perhatian.

Wajah

cemberut, dahi

mengkerut,

menyendiri

Sering dahi

tidak konstan,

rahang

menegang, dagu

gemetar

Kaki Tidak ada posisi atau

rileks.

Gelisah, resah

dan menegang

Menendang

Aktivitas Berbaring, posisi

normal, mudah

bergerak.

Menggeliat,

menaikkan

punggung dan

maju,

menegang.

Menekuk, kaku

atau

menghentak

Menangis

Tidak menangis

Merintih atau

merengek,

kadang-kadang

mengeluh.

Menangis keras,

sedu sedan,

sering mengeluh

Hiburan

Rileks.

Kadang-kadang

hati tentram

dengan

sentuhan,

memeluk,

berbicara untuk

mengalihkan

perhatian.

Kesulitan untuk

menghibur atau

kenyamanan

Total Skor 0-10

Tabel 2.1 Skala Intensitas Nyeri dari FLACC

Andarmoyo, S. (2013)

Asuhan Keperawatan Dengan..., GALUH DEWI HINDUN Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1079/6/GALUH DEWI HINDUN BAB II.pdf · Total Skor 0-10 Tabel 2.1 Skala Intensitas Nyeri dari FLACC Andarmoyo, S

18

Skala FLACC merupakan alat pengkajian nyeri yang dapat digunakan pada

pasien yang secra non verbal yang tidak dapat melaporkan nyerinya (Judha,

2012).

Intensitas nyeri dibedakan menjadi lima dengan menggunakan skala

numerik yaitu:

1. 0 : Tidak Nyeri

2. 1-2 : Nyeri Ringan

3. 3-5 : Nyeri Sedang

4. 6-7 : Nyeri Berat

5. 8-10 : Nyeri Yang Tidak Tertahankan (Judha, 2012).

6. Manajemen penatalaksanaan nyeri

a. Manajemen Non Farmakologi

Manajemen nyeri non farmakologi merupakan tidakan menurunkan respon

nyeri tanpa menggunakan agen farmakolgi. Dalam melakukan intervensi

keperawatan/kebidanan, manajemen non farmakologi merupakan tindakan

dalam mengatasi respon nyeri klien (Sulistyo, 2013).

b. Manajemen Farmakologi

Manajemen nyeri farmakologi merupakan metode yang mengunakan obat-

obatan dalam praktik penanganannya. Cara dan metode ini memerlukan

instruksi dari medis. Ada beberapa strategi menggunakan pendekatan

farmakologis dengan manajemen nyeri persalinan dengan penggunaan

analgesia maupun anastesi (Sulistyo, 2013).

Asuhan Keperawatan Dengan..., GALUH DEWI HINDUN Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1079/6/GALUH DEWI HINDUN BAB II.pdf · Total Skor 0-10 Tabel 2.1 Skala Intensitas Nyeri dari FLACC Andarmoyo, S

19

B. Kehamilan

1. Pengertian

Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin

lamanya adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari

pertama haid terakhir (Saifudin, 2008).

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai

sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2008).

2. Tanda dan gejala

Tanda-tanda dugaan hamil yaitu :

untuk dapat menegakkan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian

terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan, yaitu sebagai berikut :

a. Tanda Dugaan Kehamilan

1). Amenorea

Pada wanita hamil terjadi konsepsi dan nidasi yang menyebabkan tidak

terjadi pembentukan Folikel de graff dan ovulasi . Hal ini menyebabkan

terjadinya amenorea pada seorang wanita yang sedang hamil. Dengan

mengetahui hari pertama haid terakhir (HPHT) dengan perhitungan

Neagle dapat ditentukan hari perkiraan lahir (HPL) yaitu dengan

menambah tujuh pada hari, mengurangi tiga pada bulan, dan menambah

satu pada tahun.

Asuhan Keperawatan Dengan..., GALUH DEWI HINDUN Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1079/6/GALUH DEWI HINDUN BAB II.pdf · Total Skor 0-10 Tabel 2.1 Skala Intensitas Nyeri dari FLACC Andarmoyo, S

20

2). Mual dan Muntah

Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam

lambung yang berlebihan. Mual dan Muntah pada pagi hari disebut

morning sickness.

3). Ngidam

Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang

demikian disebut ngidam.

4). Sinkope atau pingsan

Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan

iskema susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan.

5). Payudara Tegang

Pengaruh hormon estrogen, progesteron, dan somatomamotrofin

menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara.

6). Sering Miksi (Sering BAK)

Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh

dan sering miksi. Pada triwulan kedua, gejala ini sudah menghilang.

7). Konstipasi atau Obstipasi

Pengaruh hormon progesteron dapat menghambat peristaltik usus,

menyebabkan kesulitan untuk buang air besar

8). Pigmentasi Kulit

Terdapat pigmentasi kulit disekitar pipi (cloasma gravidarum). Pada

dinding perut terdapat striae albican, striae livide dan linea nigra

semakin menghitam.

Asuhan Keperawatan Dengan..., GALUH DEWI HINDUN Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1079/6/GALUH DEWI HINDUN BAB II.pdf · Total Skor 0-10 Tabel 2.1 Skala Intensitas Nyeri dari FLACC Andarmoyo, S

21

9). Epulis

Hipertrofi gusi yang disebut epuils, dapat terjadi saat kehamilan.

10). Varices

Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron terjadi

penampakan pembuluh darah vena, terutama bagi mereka yang

mempunyai bakat. (Manuaba, 2010).

3. Komplikasi pada kehamilan

Komplikasi dalam kehamilan antara lain :

a. Abortus

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan ( oleh akibat-akibat tertentu)

atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu.

b. Anemia Kehamilan

Anemia Kehamilan adalah suatu keadaan adanya penurunan kadar

hemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal. Pada

penderita anemia, lebih sering disebut kurang darah, kadar sel darah merah

(Hemoglobin Hb) dibawah nilai normal.

c. Hyperemesis Gravidarum

Hyperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada

ibu hamil.

d. Kehamilan Ektopik Terganggu

Kehamilan ektopik terganggu adalah kehamilan yang terjadi bila sel telur

dibuahi berimplementasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri.

Asuhan Keperawatan Dengan..., GALUH DEWI HINDUN Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1079/6/GALUH DEWI HINDUN BAB II.pdf · Total Skor 0-10 Tabel 2.1 Skala Intensitas Nyeri dari FLACC Andarmoyo, S

22

C. Abortus

1. Pengertian Abortus

Istilah Abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi

sebelum janin dapat hidup di luar kandungan (Manuaba, 2008).

2. Macam-macam abortus dapat dibagi atas dua golongan :

a. Abortus Spontan

Abortus spontan adalah abortus yang terjadi secara alamiah tanpa intervensi

dari luar (buatan) untuk mengakhiri kehamilan tersebut. Berdasarkan

gambaran kliniknya, abortus spontan dapat dibagi menjadi :

1) Abortus Imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus

pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana 27 hasil konsepsi masih

dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi serviks.

2) Abortus Insipiens adalah peristiwa perdarahan dari uterus pada kehamilan

sebelum 20 minggu, dengan adanya dilatasi serviks uteri yang

meningkat tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.

3) Abortus Inkomplete adalah peristiwa pengeluaran hasil konsepsi pada

kehamilan sebelum 20 minggu dan masih ada sisa tertinggal di dalam

uterus.

4) Abortus Komplete adalah peristiwa perdarahan pada kehamilan muda

dimana seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan dari cavum uteri.

5) Abortus Habitualis adalah abortus spontan yang terjadi tiga kali atau

lebih berturut-turut.

Asuhan Keperawatan Dengan..., GALUH DEWI HINDUN Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1079/6/GALUH DEWI HINDUN BAB II.pdf · Total Skor 0-10 Tabel 2.1 Skala Intensitas Nyeri dari FLACC Andarmoyo, S

23

6) Missed Abortion adalah kematian janin sebelum berusia 20 minggu,

tetapi janin mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.

7) Abortus Infeksius dan Abortus Septik adalah keguguran yang disertai

infeksi genetalia. Abortus septik adalah keguguran disertai infeksi berat

dengan penyebaran kuman atau toksinnya ke dalam peredaran darah

atau peritoneum (Saifuddin, 2008).

b. Abortus Provokatus (Induced Abortion)

Mendefinisikan Abortus Provokatus merupakan Abortus yang disengaja

baik dengan memakai obat obatan atau memakai alat. Abortus ini terbagi

menjadi :

1) Abortus Medisinalis ialah karena tindakan kita sendiri, dengan alasan

apabila kehamilan dilanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu.

2) Abortus Kriminalis ialah abortus yang terjadi oleh karena tindakan yang

tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis dan biasanya

dilakukan secara sembunyi - sembunyi oleh tenaga tradisional

(Manuaba, 2007).

Asuhan Keperawatan Dengan..., GALUH DEWI HINDUN Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1079/6/GALUH DEWI HINDUN BAB II.pdf · Total Skor 0-10 Tabel 2.1 Skala Intensitas Nyeri dari FLACC Andarmoyo, S

24

D. Konsep Abortus Incomplete

1. Pengertian Abortus Incomplete

Abortus incomplete adalah dimana sebagian jaringan hasil konsepsi masih

tertinggal di dalam uterus dimana perdarahannya masih terjadi dan

jumlahnya bisa banyak atau sedikit bergantung pada jaringan yang tersisa,

yang menyebabkan sebagian placental site masih terbuka sehingga

perdarahan berjalan terus (Sujiyatini dkk,2009).

Abortus incomplete adalah Pengeluaran sebagian janin pada kehamilan

sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa dalam uterus. Pada pemeriksaan

vagina servikalis terbuka dan jaringan dapat di raba dalam kafum uteri atau

kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum. Pendarahan

tidak akan berhenti sebelum sisa janin di keluarkan, dapat menyebabkan shok

(ika pantikawati, 2010).

Abortus incomplete adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada

kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus

(Khumaira, 2012).

Abortus incomplete merupakan perdarahan pada kehamilan muda dimana

sebagian ari hasil konsepsi telah keluar dari vakum uteri melalui kanalis

serviks yang tertinggal pada desidua atau plasenta ( Rukiyah,dkk,2010).

Abortus incomplete ialah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada

kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus

( Wiknjosastro A, 2007).

Asuhan Keperawatan Dengan..., GALUH DEWI HINDUN Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1079/6/GALUH DEWI HINDUN BAB II.pdf · Total Skor 0-10 Tabel 2.1 Skala Intensitas Nyeri dari FLACC Andarmoyo, S

25

2. Etiologi

Abortus Inkomplete dapat terjadi karena beberapa sebab yaitu :

a. Kelainan Pertumbuhan Hasil Konsepsi

Gangguan pertumbuhan hasil konsepsi dapat terjadi karena :

1) Faktor kromosom, gangguan terjadi sejak semula pertemuan kromosom

2) Faktor lingkungan endometrium

3) Pengaruh luar

a) Infeksi endometrium, endometrium tidak siap menerima hasil

konsepsi

b) Hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan radiasi menyebabkan

pertumbuhan hasil konsepsi terganggu.

b. Kelainan Pada Plasenta

c. Penyakit Ibu

d. Kelainan yang terdapat dalam rahim (Manuaba, 2010).

3. Tanda dan Gejala

a. Abortus inkomplit ditandai dengan dikeluarkannya sebagian hasil konsepsi

dari uterus, sehingga sisanya memberikan gejala klinis sebagai berikut:

1) Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu

2) Perdarahan memanjang, sampai terjadi keadaan anemis

3) Perdarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat

4) Terjadi infeksi dengan ditandai suhu tinggi

5) Dapat terjadi degenerasi ganas/koriokarsinoma (Manuaba, 2010).

Asuhan Keperawatan Dengan..., GALUH DEWI HINDUN Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1079/6/GALUH DEWI HINDUN BAB II.pdf · Total Skor 0-10 Tabel 2.1 Skala Intensitas Nyeri dari FLACC Andarmoyo, S

26

4. Anatomi dan Fisiologi sistem reproduksi

Alat reproduksi wanita dibagi menjadi dua bagian yaitu : genetalia eksternal

dan genetalia internal.

Gambar 1. 4 : Organ Reproduksi eksternal pada wanita

Joseph HK dan Nugroho. (2011)

a. Organ genitalia eksternal pada wanita meliputi:

1) Mons pubis

Mons pubis atau mons veneris merupakan jaringan lemak subkutan

berbentuk bulat yang lunak dan padat serta merupakan jaringan ikat di

atas simfisis pubis.

2) Labia mayora

Labia mayor adalah dua lipatan kulit panjang melengkung yang

menutupi lemak dan jaringan ikat yang menyatu dengan mons pubis.

Asuhan Keperawatan Dengan..., GALUH DEWI HINDUN Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1079/6/GALUH DEWI HINDUN BAB II.pdf · Total Skor 0-10 Tabel 2.1 Skala Intensitas Nyeri dari FLACC Andarmoyo, S

27

Keduanya memanjang dari mons pubis ke arah bawah mengelilingi

labia minor, berakhir di perineum pada garis tengah.

3) Labia minora

Labia minor terletak di antara dua labia mayor dan merupakan

lipatan kulit yang panjang, sempit, dan tidak berambut, yang

memanjang ke arah bawah dari bawah klitoris dab menyatu dengan

fourchette.

4) Klitoris

Klitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan erektil yang

terletak di bawah arkus pubis.

5) Prepusium klitoris

Dekat sambungan anterior, labia minor kanan dankiri terpisah

menjadi bagian medial dan lateral.

6) Vestibulum

Vestibulum adalah suatu daerah yang berbentuk lonjong, terletak

antara labia minora, klitoris, dan fourchette. Vestibulum terdiri dari dua

muara uretra, kelenjar parauretra (vetibulum minus atau Skene), vagina,

dan kelenjar paravagina (vestibulum mayus, vulvovagina, atau

Bartholin).

7) Fourchette

Merupakan lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis,

terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayor dan minor di garis

tengah bawah orifisium vagina.

Asuhan Keperawatan Dengan..., GALUH DEWI HINDUN Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1079/6/GALUH DEWI HINDUN BAB II.pdf · Total Skor 0-10 Tabel 2.1 Skala Intensitas Nyeri dari FLACC Andarmoyo, S

28

8) Perineum

Perineum merupakan daerah muscular yang ditutupi kulit antara

introitus vagina dan anus. Perineum membentuk dasar badan perineum.

b. organ genitalia internal pada wanita meliputi:

Gambar 1.5 : Organ Reproduksi internal pada wanita.

Joseph HK dan Nugroho. (2011)

1) Ovarium

Sebuah ovarium terletak di setiap sisi uterus, di bawah dan di

belakang tuba fallopii.

2) Tuba Fallopii

Sepasang tuba fallopii melekat pada fundus uterus. tuba ini

memanjang ke arah lateral, mencapai ujung bebas ligament lebar dan

berlekuk-lekuk mengelilingi setiap ovarium.

Asuhan Keperawatan Dengan..., GALUH DEWI HINDUN Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1079/6/GALUH DEWI HINDUN BAB II.pdf · Total Skor 0-10 Tabel 2.1 Skala Intensitas Nyeri dari FLACC Andarmoyo, S

29

3) Uterus

Uterus merupakan organ berdinding tebal, muscular, pipih, cekung

yang mirip buah pir terbalik yang terletak antara kandung kemih dan

rectum pada pelvis wanita. Pada wanita yang belum melahirkan, berat

uterus matang sekitar 30-40 gr sedangkan pada wanita yang pernah

melahirkan, berat uterusnya adalah 75-100 gr. uterus normal memiliki

bentuk simetris, nyeri bila ditekan, licin, dan teraba padat.

Dinding uterus

Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan, yaitu endometrium,

miometrium, dan sebagian lapisan luar peritoneum parietalis.

a) Endometrium, yang banyak mengandung pembuluh darah

adalah suatu lapisan membrane mukosa yang terdiri dari tiga

lapisan, yaitu lapisan permukaan padat, lapisan tengah

jaringan ikat yang berongga, dan lapisan dalam padat yang

menghubungkan endometrium dengan miometrium. selama

menstruasi dan sesudah melahirkan, lapisan permukaan yang

padat dan lapisan tengah yang berongga tanggal. Segera

setelah aliran menstruasi berakahir, tebal endometrium 0,5

mm.Mendekati akhir siklus endometrium, sesaat sebelum

menstruasi mulai lagi, tebal endometrium menjadi 5 mm.

b) Miometrium yang tebal tersusun atas lapisan-lapisan serabut

otot polos yang membentang ke tiga arah (longitudinal,

transversa, dan oblik).

Asuhan Keperawatan Dengan..., GALUH DEWI HINDUN Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1079/6/GALUH DEWI HINDUN BAB II.pdf · Total Skor 0-10 Tabel 2.1 Skala Intensitas Nyeri dari FLACC Andarmoyo, S

30

4) Vagina

Vagina, suatu struktur tubular yang terletak di depan rectum dan di

belakng kandung kemih dan uretra yang memanjang dari introitus

(muara eksterna di vestibulum di antara labia minor / vulva) sampai

serviks.( Manuaba,2007).

5. Pathofisiologi abortus incomplete

Awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti nerloisi

jaringan yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing

dalam uterus. Sehingga menyebabkan uterus berkontraksi untuk

mengeluarkan benda asing tersebut.

Apabila pada kehamilan kurang dari 8 minggu, khorialis belum menembus

desidua serta mendalam sehingga hasil konsepsi dapat keluar seluruhnya.

Apabila kehamilan 8-14 minggu villi khoriasli sudah menembus terlalu dalam

hingga plasenta tidak dapat dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak

perdarahan dari pada plasenta.

Apabila janin yang mati tidak dikeluarkan dalam waktu singkat, maka dia

dapat diliputi oleh lapisan bekuan darah. Pada janin yang telah meninggal dan

tidak dikeluarkan dapat terjadi proses modifikasi janin mengering dan karena

cairan amion menjadi kurang oleh sebab diserap. Ia menjadi sedikit gepeng.

Dalam tingkat lebih lanjut ia menjadi tipis.

Kemungkinan lain pada janin mati yang tidak lekas dikeluarkan ialah

terjadinya maserasi, kulit terkelupas, tengkorak menjadi lembek, perut

Asuhan Keperawatan Dengan..., GALUH DEWI HINDUN Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1079/6/GALUH DEWI HINDUN BAB II.pdf · Total Skor 0-10 Tabel 2.1 Skala Intensitas Nyeri dari FLACC Andarmoyo, S

31

membesar karena terasa cairan dan seluruh janin bewarna kemerah-merahan

(Khumaira, 2012).

Pathway

Tabel 2.2 Pathway Post Abortus Inkomplete

Nurarif dan Hardhi, (2015)

1. Kelainan Pertumbuhan Hasil Konsepsi

2. Kelainan Pada Plasenta

3. Penyakit Ibu

4. Kelainan yang terdapat pada rahim

Abortus ( mati janin, BB = 400-

1000gr)

Abortus Inkomplete

Pre Curretage Post Curretage

Curretage

Mk 2: Ansietas

Jaringan

terputus/terbuka

Mk 1 : Nyeri

Akut

Mk 3:Resiko Infeksi

Perdarahan

Resiko syok

hipovolemik

Mk 5 :Resiko

Kekurangan volume

cairan

Nyeri

Abdomen

Gangguan rasa nyaman

MK 4 :Intoleransi

aktifitas

Asuhan Keperawatan Dengan..., GALUH DEWI HINDUN Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1079/6/GALUH DEWI HINDUN BAB II.pdf · Total Skor 0-10 Tabel 2.1 Skala Intensitas Nyeri dari FLACC Andarmoyo, S

32

6. Penatalaksanaan abortus incomplete

Pengelolaan pasien harus diawali dengan perhatian terhadap keadaan

umum dan mengatasi gangguan hemodinamik yang terjadi untuk kemudian

disiapkan tindakan kuretase (Prawirohardjo, 2010).

a. Penatalaksanaan keperawatan :

1) Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum pasien,

termasuk tanda- tanda vital.

2) Periksa tanda-tanda syok (pucat, berkeringat banyak, pingsan, tekanan

sistolik kurang 90 mmHg, nadi lebih 112 kali per menit).

3) Jika dicurigai terjadi syok, segera lakukan penanganan syok. Jika

tidak terlihat tanda-tanda syok, tetap pikirkan kemungkinan tersebut

saat penolong melakukan evaluasi mengenai kondisi wanita karena

kondisinya dapat memburuk dengan cepat. Jika terjadi syok, sangat

penting untuk memulai penanganan syok dengan segera.

b. Penanganan medis Abortus Inkomplit

1) Menentukan besar uterus, kenali dan atasi setiap komplikasi

(perdarahan hebat, syok dan sepsis)

2) Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan <

16 minggu, evakuasi sisa hasil konsepsi dengan:

a) Aspirasi Vacum Manual merupakan metode evakuasi yang

terpilih.Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya

dilakukan jika AVM tidak tersedia.

Asuhan Keperawatan Dengan..., GALUH DEWI HINDUN Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1079/6/GALUH DEWI HINDUN BAB II.pdf · Total Skor 0-10 Tabel 2.1 Skala Intensitas Nyeri dari FLACC Andarmoyo, S

33

7. Konsep asuhan keperawatan

a. Pengkajian

Adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah :

Biodata : mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi

; nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status

perkawinan, perkawinan ke- , lamanya perkawinan dan alamat.

Keluhan utama : Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya

perdarahan pervaginan berulang

Riwayat kesehatan , yang terdiri atas :

1) Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien

pergi ke Rumah Sakit atau pada saat pengkajian seperti perdarahan

pervaginam diluar siklus haid, pembesaran uterus lebih besar dari usia

kehamilan.

2) Riwayat kesehatan masa lalu

Riwayat pembedahan : Kaji adanya pembedahan yang pernah

dialami oleh klien, jenis pembedahan , kapan , oleh siapa dan di

mana tindakan tersebut berlangsung.

Riwayat kesehatan reproduksi : Kaji tentang mennorhoe, siklus

menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat darah, bau, warna dan

adanya dismenorhoe serta kaji kapan menopause terjadi, gejala

serta keluhan yang menyertainya

Asuhan Keperawatan Dengan..., GALUH DEWI HINDUN Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1079/6/GALUH DEWI HINDUN BAB II.pdf · Total Skor 0-10 Tabel 2.1 Skala Intensitas Nyeri dari FLACC Andarmoyo, S

34

Riwayat kehamilan , persalinan dan nifas : Kaji bagaimana keadaan

anak klien mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana

keadaan kesehatan anaknya.

b. Pemeriksaan fisik, meliputi :

Inspeksi adalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya terbatas

pada penglihatan tetapi juga meliputi indera pendengaran dan penghidung.

Hal yang diinspeksi antara lain : mengobservasi kulit terhadap warna,

perubahan warna, laserasi, lesi terhadap drainase, pola pernafasan terhadap

kedalaman dan kesimetrisan, bahasa tubuh, pergerakan dan postur,

penggunaan ekstremitas, adanya keterbatasan fifik, dan seterusnya

Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan

jari.

Sentuhan : merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat

kelembaban dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi uterus.

Tekanan : menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema,

memperhatikan posisi janin atau mencubit kulit untuk mengamati turgor.

Pemeriksaan dalam : menentukan tegangan/tonus otot atau respon nyeri

yang abnormal

Perkusi adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada

permukaan tubuh tertentu untuk memastikan informasi tentang organ atau

jaringan yang ada dibawahnya (Khumaira,2012 )

Asuhan Keperawatan Dengan..., GALUH DEWI HINDUN Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1079/6/GALUH DEWI HINDUN BAB II.pdf · Total Skor 0-10 Tabel 2.1 Skala Intensitas Nyeri dari FLACC Andarmoyo, S

35

E. Konsep Curretage

1. Pengertian Curretage

Kuret adalah tindakan medis untuk mengeluarkan jaringan dari dalam

rahim. Jaringan itu sendiri bisa berupa tumor, selaput rahim, atau janin yang

dinyatakan tidak berkembang maupun sudah meninggal. Dengan alasan

medis, tidak ada cara lain jaringan semacam itu harus dikeluarkan. ( Nugroho,

Taufan,2010 ).

2. Tujuan Curretage

Menurut Nugroho, Taufan (2010) , tujuan kuret ada dua.Yaitu :

a. Sebagai terapi pada kasus-kasus abortus. Intinya, kuret ditempuh oleh

dokter untuk membersihkan rahim dan dinding rahim dari benda-benda

atau jaringan yang tidak diharapkan.

b. Penegakan diagnosis. Semisal mencari tahu gangguan yang terdapat pada

rahim, apakah sejenis tumor atau gangguan lain. Meski tujuannya

berbeda, tindakan yang dilakukan pada dasarnya sama saja.

3. Etiologi Curretage

Hal-hal yang menyebabkan kuret harus dilakukan adalah sebagai berikut :

a . Usia ibu yang lanjut

b. Riwayat obstetri/ginekologi yang kurang baik

c. Riwayat infertilitas

d. Adanya kelainan/penyakit yang menyertai kehamilan

e. Berbagai macam infeksi

f. Paparan dengan berbagai macam zat kimia (Prawirohardjo, 2010).

Asuhan Keperawatan Dengan..., GALUH DEWI HINDUN Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1079/6/GALUH DEWI HINDUN BAB II.pdf · Total Skor 0-10 Tabel 2.1 Skala Intensitas Nyeri dari FLACC Andarmoyo, S

36

4. Persiapan Sebelum Kuretase :

a. Konseling pra tindakan :

1) Memberi informed consent.

2) Menjelaskan pada klien tentang penyakit yang diderita.

3) Menerangkan kepada pasien tentang tindakan kuretase yang akan

dilakukan: garis besar prosedur tindakan, tujuan dan manfaat tindakan.

4) Memeriksa keadaan umum pasien,bila memungkinkan pasien

dipuasakan (Prawirohardjo, 2010)

5. Persiapan Tindakan :

a. Menyiapkan pasien.

b. Mengosongkan kandung kemih.

c. Membersihkan genetalia eksterna.

d. Membantu pasien naik ke meja ginek.

e. Lakukanlah pemeriksaan umum : Tekanan Darah, Nadi, Keadaan Jantung,

dan paru – paru dan sebagainya.

f. Pasanglah infuse cairan sebagai profilaksis.

g. Pada umumnya diperlukan anestesi infiltrasi local atau umum secara IV

dengan ketalar.

h. Sebelum masuk ke ruang operasi, terlebih dahulu pasien harus

dipersiapkan dari ruangan.

i. Puasa: Saat akan menjalani kuretase, dilakukan puasa 4-6 jam

sebelumnya.

Asuhan Keperawatan Dengan..., GALUH DEWI HINDUN Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1079/6/GALUH DEWI HINDUN BAB II.pdf · Total Skor 0-10 Tabel 2.1 Skala Intensitas Nyeri dari FLACC Andarmoyo, S

37

Tujuannya supaya perut dalam keadaan kosong sehingga kuret bisa

dilakukan dengan maksimal

6. Post Curretage

Hal-hal yang perlu dilakukan:

a. Mengukur tekanan darah, sebelum dan sesudah tindakan.

b. Melakukan observasi keadaan umum pasien hingga kesadaran pulih

kembali

c. Pasien diberikan oksigen 2 liter/menit melalui nasal kanule dan tetap

observasi keadaan pasien sampai dipindahkan ke ruangan perawatan.

F. Diagnosa Keperawatan

1. Diagnosa post curretage

Menurut Wilkinson & Atern ( 2012) dan Reader ( 2011), diagnosa yang

muncul pada periode post curretage meliputi :

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik

b. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan

c. Resiko infeksi

d. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum

Intervensi

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri dapat berkurang

dengan kriteria hasil

Asuhan Keperawatan Dengan..., GALUH DEWI HINDUN Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1079/6/GALUH DEWI HINDUN BAB II.pdf · Total Skor 0-10 Tabel 2.1 Skala Intensitas Nyeri dari FLACC Andarmoyo, S

38

Pain control (NOC)

Mampu mengontrol nyeri secara komprehensif

Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan

management nyeri

Mampu mengenali nyeri ( skala,intensitas,frekuensi dan tanda

nyeri)

Pain management (NIC)

Mampu mengontrol nyeri secara komprehensif

Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri.

b. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan ansietas teratasi,

Anxiety Control (NOC)

Kriteria Hasil:

Klien mampu mengidentifikasikan dan mengungkapkan gejala

cemas

Mengidentifikasikan, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik

untuk mengontrol cemas

Vital sign dalam batas normal

Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktifitas

menunjukkan berkurangnya kecemasan

Asuhan Keperawatan Dengan..., GALUH DEWI HINDUN Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1079/6/GALUH DEWI HINDUN BAB II.pdf · Total Skor 0-10 Tabel 2.1 Skala Intensitas Nyeri dari FLACC Andarmoyo, S

39

Anxiety Reduction (NIC)

Gunakan pendekatan yang menyenangkan

Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien

Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur

Pahami perspektif pasien terhadap situasi stres

Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut

Coping enchancement (NIC)

Jelaskan semua tes dan pengobatan pasa pasien dan keluarga

Dorong mengungkapkan secara verbal perasaan,

Persepsi dan rasa cemasnya

c. Resiko Infeksi

Setelah dilakukan tindakan keperawtaan diharapkan tidak ada infeksi

dengan kriteria hasil :

Risk Control (NOC)

Klien bebas dari gejala infeksi

Mendiskripsikan proses menular penyakit, faktor yang

mempengaruhi penularan secara penatalaksanaannya

Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi

Menunjukkan perilaku hidup sehat

Infection Control (NIC)

Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain

Pertahankan tehnik isolasi

Batasi Pengunjung

Asuhan Keperawatan Dengan..., GALUH DEWI HINDUN Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1079/6/GALUH DEWI HINDUN BAB II.pdf · Total Skor 0-10 Tabel 2.1 Skala Intensitas Nyeri dari FLACC Andarmoyo, S

40

instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat

berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien

Gunakan sabun anti mikroba untuk mencuci tangan

Gunakan sarung tangan sebagai alat pelindung

d. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat bergerak

tanpa bantuan orang lain, dengan kriteria hasil :

Intervensi :

Energy convervation (NOC)

Mampu melakukan aktifitas sehari(ADLs) secara mandiri

Tanda vital dalam batas normal

Mampu berpindah dengan atau tanpa bantuan orang lain.

Activity therapy (NIC)

Kolaborasi dengan tenaga rehabiltas medik dalam merencanakan

program terapi

Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu

dilakukan

Bantu klien untuk memilih 2 aktivitas konsisten yang sesuai

dengan program kemampuan fisik, psikologi dan sosial.

Bantu untuk mengidentifikasi dan menetapkan sumber yang

diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan

Asuhan Keperawatan Dengan..., GALUH DEWI HINDUN Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1079/6/GALUH DEWI HINDUN BAB II.pdf · Total Skor 0-10 Tabel 2.1 Skala Intensitas Nyeri dari FLACC Andarmoyo, S

41

e. Defisit Volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan

secara aktif

setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan keseimbangan cairan

klien terpenuhi, dengan kriteria hasil:

intervensi :

NOC :

Fluid Balance

Hydration

Nutritional Status : Food and Fluid Intake

NIC : Fluid Manangement

Pertahankan catatan intake dan output yang akurat

Monitor status hidrasi

Monitor tandaa vital

Monitor hasil laboratorium yang sesuai dengan retensi cairan

Asuhan Keperawatan Dengan..., GALUH DEWI HINDUN Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016