bab ii tinjauan pustaka dan landasan teori 2.1 non...

18
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Pada bab ini dijelaskan tinjauan pustaka dari jurnal atau penelitian sebelumnya dan dasar teori menurut para ahli dari sumber sumber yang bisa dijadikan acuan. 2.1 Non Destructive Test (1) (2) Non-destructive testing (NDT) adalah salah satu metode perawatan yang digunakan untuk menguji kualitas atau menentukan diskontinuitas suatu komponen, benda uji atau material. Teknik pengujian ini mempunyai kelebihan yaitu tidak merusak fisik maupun sifat dari material yang diuji. Terdapat tiga kelompok diskontinuitas yang dapat diinspeksi menggunakan NDT yaitu: 1. Diskontinuitas inherent Diskontinuitas yang berhubungan dengan proses pembuatan bahan mentah seperti peleburan, pengecoran, dan penempaan, pada proses tersebut memungkinkan terjadinya diskontinuitas padasuatu material. 2. Diskontinuitas processing Diskontinuitas yang berhubungan dengan proses pembuatan bahan mentah menjadi sebuah part atau komponen, salah satu proses pengerjaannya yaitu machining, forming, extruding, rolling dan welding. 3. Diskontinuitas service Diskontinuitas yang terjadi akibat berbagai kondisi ketika part atau komponen bekerja seperti korosi, dan fatigue.

Upload: others

Post on 18-Jan-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Non ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/166/jbptppolban... · komponen bekerja seperti korosi, dan . fatigue. 6 Terdapat lima metode

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Pada bab ini dijelaskan tinjauan pustaka dari jurnal atau penelitian

sebelumnya dan dasar teori menurut para ahli dari sumber sumber yang bisa dijadikan

acuan.

2.1 Non Destructive Test (1) (2)

Non-destructive testing (NDT) adalah salah satu metode perawatan yang

digunakan untuk menguji kualitas atau menentukan diskontinuitas suatu komponen,

benda uji atau material. Teknik pengujian ini mempunyai kelebihan yaitu tidak

merusak fisik maupun sifat dari material yang diuji.

Terdapat tiga kelompok diskontinuitas yang dapat diinspeksi menggunakan NDT

yaitu:

1. Diskontinuitas inherent

Diskontinuitas yang berhubungan dengan proses pembuatan bahan mentah

seperti peleburan, pengecoran, dan penempaan, pada proses tersebut

memungkinkan terjadinya diskontinuitas padasuatu material.

2. Diskontinuitas processing

Diskontinuitas yang berhubungan dengan proses pembuatan bahan mentah

menjadi sebuah part atau komponen, salah satu proses pengerjaannya yaitu

machining, forming, extruding, rolling dan welding.

3. Diskontinuitas service

Diskontinuitas yang terjadi akibat berbagai kondisi ketika part atau

komponen bekerja seperti korosi, dan fatigue.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Non ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/166/jbptppolban... · komponen bekerja seperti korosi, dan . fatigue. 6 Terdapat lima metode

6

Terdapat lima metode umum yang digunakan pada proses NDT dibedakan dari media

pengetesan yang digunakan, yaitu:

1. Liquid Penetrant Testing (PT)

2. Magnetic Particle Testing (MT)

3. Eddy Current Testing (ET)

4. Radiographic Testing (RT)

5. Ultrasonic Testing (UT)

Dalam penggunaannya dapat diketahui bahwa masing-masing metode NDT

dapat saling melengkapi satu sama lain, dan beberapa metode NDT dapat melakukan

hal yang sama, maka ketika akan melakukan inspeksi dilakukan pemilihan metode

yang sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan agar efektif dan efisien. Pemilihan

metode NDT dapat dipilih dengan melihat definisi, pengunaan dan batasan pada

Tabel II-1.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Non ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/166/jbptppolban... · komponen bekerja seperti korosi, dan . fatigue. 6 Terdapat lima metode

7

Tabel II-1 Metode Non Destructive (2)

Liquid Penetrant Testing Magnetic Particle Testing Radiographic Testing Eddy Current Ultrasonic Testing

Definisi

Menggunakan cairan

penetran untuk merembes

ke dalam cacat suatu

permukaan sehingga

memberikan indikasi yang

dapat terlihat.

Menggunakan arus listrik

untuk menghasilkan medan

magnet kedalam permukaan

benda dan partikel magnet

akan mengindikasikan

keberadaan cacat.

Menggunakan sinar

radiografi (sinar-x atau

sinar gamma) untuk

menembus material

dan cacat akan terlihat

pada film.

Menggunakan induksi

elektromagnetik yang

timbul dari kumparan

yang dialiri arus AC.

Cacat akan terlihat

pada display

Menggunakan

ultrasound untuk

menembus material,

cacat akan terlihat

pada display.

Penggunaan

Digunakan pada logam,

kaca, keramik.

Pada material rata dan

halus

Digunakan pada material

ferromagnetik untuk

mengetahui cacat surface

dan subsurface.

Digunakan pada

berbagai logam untuk

mengetahui cacat

surface dan subsurface

Untuk mendeteksi

cacar surface dan

subsurface pada

logam.

Digunakan pada

berbagai material

Mengetahui cacat

surface&subsurface

Batasan

Terbatas pada permukaan

surface dan material halus

(tidak berpori)

Memerlukan sumber listrik,

dan pemukaan dan material

harus halus.

Memerlukan sumber

arus listrik.

Membahayakan bagi

penguji.

Memerlukan sumber

arus listrik.

Tidak memberikan

bentuk cacat fisik.

Memerlukan arus

listrik,tidak

memberikan bentuk

cacat fisik.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Non ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/166/jbptppolban... · komponen bekerja seperti korosi, dan . fatigue. 6 Terdapat lima metode

8

2.2 Eddy Current Testing (1) (2)

2.2.1 Umum

Eddy Current testing adalah pengujian tanpa merusak yang memanfaatkan

medan magnet berubah-ubah yang dihasilkan oleh generator AC dan mengalir

melalui test coil untuk untuk menghasilkan arus yang berputar (eddy current) pada

material konduktor, metode ini digunakan untuk mendeteksi cacat permukaan

(Surface) dan cacat dalam (sub-surface).

Hukum faraday menyatakan jika medan magnet memotong sebuah

konduktor, maka arus listrik akan mengalir pada konduktor tersebut. Gambar II-1

menggambarkan prinsip dasar dari eddy current test, arus AC yang mengalir melalui

coil akan membentuk medan magnet dan menginduksi material konduktor

dibawahnya.

Gambar II-1 Prinsip Dasar Eddy Current (1)

Aliran eddy current akan menghasilkan medan magnet disebut medan magnet

sekunder yang arahnya berlawanan dari medan magnet yang dihasilkan dari coil test

yang disebut medan magnet primer, ketika test coil didekatkan pada medan

konduktor, maka kekuatan dari medan magnet coil akan berkurang, hal ini akan

menyebabkan perubahan impedansi dari coil dan akan mempengaruhi aliran arus

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Non ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/166/jbptppolban... · komponen bekerja seperti korosi, dan . fatigue. 6 Terdapat lima metode

9

listrik pada coil, perubahan impedansi tersebut dideteksi oleh Voltmeter, pada

Gambar II 2 digambarkan mekanisme dasar eddy current.

Gambar II-2 Eddy Current Sederhana

Sumber: Slide presentasi training NDT PT.GMFAeroAsia

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Eddy Current

Ada empat faktor yang mempengaruhi eddy current yang terjadi pada benda

uji yaitu:

1. Konduktivitas material

2. Permeabilitas material

3. Frekuensi

4. Geometri

5. Proximity

2.2.2.1 Konduktivitas Material

Konduktivitas adalah kemampuan suatu material untuk menghantarkan arus

listrik, pada konduktivitas dikenal system IACS (International Annealed Copper

Standard) yaitu perbandingan konduktivitas suatu material dengan material tembaga

yang dijadikan sebagai standar acuan.

Sebagai contoh, material emas mempunyai konduktivitas 70% itu berarti

material emas dapat mengalirkan arus sebesar 70% dibandingkan dengan arus yang

dapat dialirkan tembaga. Setiap material mempunyai nilai konduktivitas, sebagian

merupakan konduktor yang baik, sebagian merupakan konduktor buruk, sebagian ada

yang tidak bisa mengalirkan arus listrik. Pada Tabel II-2 merupakan daftar

konduktivitas berbagai material.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Non ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/166/jbptppolban... · komponen bekerja seperti korosi, dan . fatigue. 6 Terdapat lima metode

10

Tabel II-2 Tabel Konduktivitas Berbagai Material (1)

Material Nilai konduktivitas (% IACS)

Perak 105

Tembaga 100

Emas 70

Alumunium 61

Paduan Alumunium:

7075-T6 32

2024-T4 30

Magnesium 37

Titanium 3.1

Stailess Steel 304 2.5

Konduktivitas suatu material akan selalu sama, tetapi ada faktor internal yang

menyebabkan perubahan konduktivitas pada suatu material. Terdapat empat faktor

yang mempengaruhi konduktivitas suatu material, yaitu:

1. Kombinasi paduan dua material atau lebih

Paduan adalah campuran suatu material atau elemen kimia dengan logam

dasar, perubahan konduktivitas akan tergantung kepada benda campuran

berdasarkan komposisinya, sehingga memungkinkan seseorang dapat

mengetahui logam dasar dan paduannya dengan mengukur konduktivitas

paduan tersebut.

2. Perubahan kekerasan material

Ketika logam menerima perlakuan panas logam tersebut akan menjadi keras

atau lunak sesuai dengan materialnya, ketika logam mengalami perubahan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Non ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/166/jbptppolban... · komponen bekerja seperti korosi, dan . fatigue. 6 Terdapat lima metode

11

kekerasan menyebabkan perubahan struktur internal material yang

menyebabkan perubahan konduktivitas.

3. Perubahan temperatur material

Temperatur udara pada material akan mempengaruhi perubahan

konduktivitas, peningkatan temperatur biasanya akan menurunkan nilai

konduktivitas material.

4. Adanya pelapisan pada material

Adanya lapisan konduktif pada medan konduktif akan mempengaruhi

konduktivitas, seperti yang dialami pada logam paduan. Perbedaan ketebalan

pada material juga berdampak pada perubahan konduktivitas.

2.2.2.2 Permeabilitas Material

Permeabilitas material adalah kemampuan material untuk menerima magnet,

semakin besar permeabilitas suatu material maka semakin mudah material tersebut

terpengaruh magnet. Berdasarkan nilai permeabilitas material dibagi menjadi tiga,

yaitu :

1. Ferromagnetik = Mudah mengalami magnetisasi

2. Paramagnetik = sulit mengalami magnetisasi

3. Diamagnetic = Tidak bisa mengalami magnet

2.2.2.3 Frekuensi

Frekuensi adalah pengertian dari banyaknya gelombang persatuan waktu,

satuan dari frekueni adalah Hertz (1 gelombang per detik), frekuensi ini sangat

berperan dalam mengontrol eddy current test, frekuensi dapat mengontrol depth of

penetration, ampere density dan fasa induksi eddy current. Umumnya, frekuensi

tinggi dengan rentan (10 KHz - 2 MHz) digunakan untuk mendeteksi cacat surface,

dan frekuensi rendah untuk mendeteksi cacat sub surface.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Non ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/166/jbptppolban... · komponen bekerja seperti korosi, dan . fatigue. 6 Terdapat lima metode

12

2.2.2.4 Geometri

Ada dua faktor utama yang mempengaruhi eddy current, yaitu ketebalan

(thickness) dan edge effect.

1. Ketebalan (thickness)

Perubahan ketebalan material dapat disebabkan oleh manufaktur atau ketika

beroperasi mengalami korosi, ini akan mempengaruhi indikator pada eddy

current, maka eddy current ini dapat digunakan untuk mengukur ketebalan.

2. edge effect

edge effect akan terjadi jika coil tidak bisa mengalirkan eddy current karena

adanya gangguan pada geometri seperti ujung material dan adanya tembok

penghalang pada sisi material.

2.2.2.5 Proximity

Proximity menjelaskan suatu celah kosong yang ada diantara coil dan benda

uji, pada benda uji flat atau rata dikenal dengan istilah lift-off, dan pada benda silinder

dinamakan fill factor. Efek proximity ini akan mempengaruhi medan magnet pada

coil dan akan merubah impedansi pada indikator dan mempengaruhi hasil pengujian.

2.2.2.6 Diskontinuitas

Aliran eddy current dipengaruhi oleh adanya diskontinuitas, arus listrik

menurun jika ada crack, karena crack atau diskontinuitas akan mengganggu aliran

eddy current dan menyebabkan pembacaan arus pada indikator berubah, pada

Gambar II-3 menggambarkan terganggunya aliran karena pengaruh crack.

Gambar II-3 Aliran eddy current terganggu oleh adanya diskontinuitas (1)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Non ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/166/jbptppolban... · komponen bekerja seperti korosi, dan . fatigue. 6 Terdapat lima metode

13

2.2.3 Efek Lift Off

Lift off adalah salah satu istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan jarak

antara coil probe dengan benda uji. Apabila coil diberi arus listrik dan ditahan di

udara di atas sebuah konduktor, maka impedansi coil mempunyai nilai tertentu,

ketika coil didekatkan dengan material aka nada perubahan nilai impedansi yang

terjadi.

2.2.4 Depth of Penetration

Density eddy current atau kerapatan arus eddy current akan semakin

berkurang dengan bertambahnya jarak dari permukaan benda uji, pada jarak tertentu

tidak ada arus eddy yang mengalir, ini menyebabkan area yang dalam tidak bisa

diinspeksi, tetapi hal ini bisa diatasi oleh beberapa faktor yang mempengaruhi

pertambahan depth of penetration atau kedalaman arus eddy dapat melakukan

penetrasi.

Faktor yang menyebabkan adanya depth of penetration adalah frekuensi,

permeabilitas benda uji, dan nilai konduktivitas dalam % IACS, semakin tinggi

frekuensi maka kedalaman penetrasi nya semakin kecil, semakin tinggi nilai

konduktivitas maka kedalaman penetrasi nya semakin kecil, dan semaki tinggi

permeabilitas benda uji maka kedalaman penetrasi nya akan semakin kecil juga.

Gambar II-4 Kedalaman penetrasi (1)

Kedalaman penetrasi standar adalah kedalaman dimana kerapatan eddy

current adalah 37% dari kerapatan yang ada pada permukaan, ini adalah standar yang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Non ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/166/jbptppolban... · komponen bekerja seperti korosi, dan . fatigue. 6 Terdapat lima metode

14

digunakan sebagai titik paling dalam yang efektif untuk dilakukan inspeksi.

Kedalaman penetrasi standar dapat dihitung dengan menggunakan rumus.

𝛿 = 503√𝜌

𝑓𝜇𝑟 dan 𝜌 =

1.7241

𝜏

Dimana

δ : Kedalaman Penetrasi

ρ : Resistivity

τ : Konduktivitas (% IACS)

f : Frekuensi

μ : Permeabilitas

2.2.5 Prinsip Dasar Eddy Current Probe

Probe adalah salah satu komponen eddy current yang sangat penting dan

berfungsi sebagai sensor untuk menerima sinyal jika ada diskontinuitas, probe

biasanya tersusun dari satu atau lebih coil yang membentuk kongfigurasi sesuai

jenisnya. Probe ini akan dialiri arus listrik AC dan membangkitkan medan magnet

yang dipakai untuk menginduksi benda kerja konduktor.

2.2.5.1 Teknik sensor probe

Ada dua metode yang digunakan pada probe untuk mendeteksi perubahan

karateristik eddy current pada saat inspeksi:

1. Metode impedansi

Metode yang digunakan adalah dengan memberikan sensor pada driving coil

(coil pembawa arus listrik), coil ini akan mendeteksi perubahan impedansi

jika terdeteksi ada diskontinuitas pada sebuah benda uji.

2. Metode send receive

Metode send receive menggunakan 2 coil yang mempunyai fungsi berbeda,

yaitu driving coil (excitation coil) dan pick-up coil, Driving coil berfungsi

sebagai coil pembawa arus AC yang membangkitkan medan magnet primer

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Non ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/166/jbptppolban... · komponen bekerja seperti korosi, dan . fatigue. 6 Terdapat lima metode

15

untuk menginduksi konduktor, sedangkan pick-up coil digunakan untuk

menerima sinyal dalam bentuk tegangan untuk mendeteksi jika ada

diskontinuitas pada benda uji. Metode ini digunakan dalam instrument eddy

current sederhana. Pada Gambar II-5 adalah gambaran dari metode send

receive.

Gambar II-5 Metode Send Receive (1)

2.2.5.2 Tipe-Tipe Probe

Ada tiga macam tipe probe yang dibedakan menurut kondisi benda uji yang

akan diuji, yaitu:

a. Internal probe (bobbin type)

Probe ini digunakan untuk mendeteksi pada kondisi di dalam pipa. Probe ini

dapat mengetahui diskontinuitas dari bagian inner pipa, karena medan

magnet yang dihasilkan oleh coil lebih dekat ke bagian inner pipa contoh

dapat dilihat pada Gambar II-6.

Gambar II-6 Bobbin Probe (1)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Non ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/166/jbptppolban... · komponen bekerja seperti korosi, dan . fatigue. 6 Terdapat lima metode

16

b. Encircling probe

Probe ini digunakan untuk mendeteksi diskontinuitas dari sebuah benda

berbentuk silinder (tabung) seperti pada Gambar II-7, benda uji akan

dimasukan ke bagian dalam kumparan. Kelemahan dari probe ini adalah

ukuran diameter probe harus menyesuaikan benda uji yang akan diinspeksi.

Gambar II-7 Encircling Probe (1)

c. Surface probe

Surface probe adalah salah satu tipe yang sering digunakan karena

penggunaan nya lebih sederhana dan benda uji yang menggunakan surface

probe tergolong banyak seperti pada Gambar II-8.

Gambar II-8 Surface Probe (1)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Non ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/166/jbptppolban... · komponen bekerja seperti korosi, dan . fatigue. 6 Terdapat lima metode

17

2.3 Komponen Elektronika (3) (4)

Di bawah ini dijalaskan macam macam komponen elektronika dengan

fungsinya masing masing, komponen ini yang akan membentuk sebuah rangkaian

elektronika.

2.3.1 Komponen Aktif

Komponen aktif adalah komponen elektronika yang dapat membangkitkan

tegangan atau arus listrik sendiri, salah satu contoh rangkaian aktif adalah baterai,

power supply, dan generator.

2.3.2 Komponen pasif

Komponen pasif adalah komponen elektronika yang tidak dapat dengan

sendirinya membangkitkan tegangan atau arus listrik, tetapi hanya bisa menyerap,

menerima atau menyimpan energi, seperti pada Tabel II-3 ada tiga komponen, yaitu

resistor, induktor dan kapasitor.

Tabel II-3 Simbol-simbol elemen pasif (4)

Nama Lambang

Resistor

Induktor

Kapasitor

2.3.2.1 Resistor (R)

Resistor adalah suatu komponen elektronika yang digunakan sebagai sarana

untuk mengontrol arus dan tegangan yang bekerja dalam rangkaian-rangkaian

elektronik. Resistor juga dapat digunakan sebagai beban untuk mensimulasikan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Non ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/166/jbptppolban... · komponen bekerja seperti korosi, dan . fatigue. 6 Terdapat lima metode

18

keberadaan suatu rangkaian selama pengujian, contoh resistor digambarkan pada

Gambar II-9.

Gambar II-9 Jenis-jenis Resistor

Sumber: http://wonderfulengineering.com/what-is-a-resistor/

Nilai dan toleransi pada resistor ditentukan oleh warna, pita warna tersebut

terdapat pada badan komponen. Ada dua metode pengkodean yang umum digunakan

pada resistor yaitu system pengkodean empat pita warna dan lima pita warna, Tabel

II-4 adalah tabel warna pengkodean resistor.

Tabel II-4 Tabel Warna Resistor (3)

warna Pita ke-

1 Pita ke-

2 Pita ke-

3 Pita ke-4

Pita ke-5

Hitam - 0 0 1 -

Coklat 1 1 1 10 1%

Merah 2 2 2 100 2%

Jingga 3 3 3 1000 -

Kuning 4 4 4 10000 -

Hijau 5 5 5 100000 0.50%

Biru 6 6 6 1000000 0.25%

Ungu 7 7 7 10000000 0.10%

Abu-abu 8 8 8 - 0.05%

Putih 9 9 9 - -

emas - - - 0.1 5%

perak - - - 0.01 10%

Tanpa warna

- - - - 20%

2.3.2.2 Induktor (L)

Induktor adalah suatu komponen elektronika yang digunakan sebagai

penyimpan energi dalam bentuk medan magnet, induktor terbuat dari kawat tembaga

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Non ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/166/jbptppolban... · komponen bekerja seperti korosi, dan . fatigue. 6 Terdapat lima metode

19

berbentuk kumparan jenis-jenis induktor tergambar pada Gambar II-10. Karakteristik

listrik dari sebuah induktor ditentukan oleh sejumlah faktor yang diantaranya adalah

bahan inti (jika ada), jumlah lilitan dan dimensi fisik dari kumparannya (diameter

kumparan, panjang kumparan).

Gambar II-10 Jenis-jenis Induktor

Sumber: http://electronicinfosys.blogspot.co.id/2015/04/capacitors-inductors-also-store-energy.html

Induksi merupakan sifat dari suatu kumparan yang menghasilkan perlawanan

terhadap perubahan nilai arus yang mengalir di dalamnya. Satuan induktansi adalah

Henry (H) dan suatu kumparan dikatakan mempunyai induktansi sebesar 1 Henry

jika terdapat suatu tegangan 1 V yang diinduksikan pada kumparan tersebut ketika

suatu arus yang berubah dengan kecepatan 1 A/s mengalir didalamnya.

2.3.2.3 Kapasitor (C)

Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang digunakan untuk

menyimpan muatan listrik. Sebagai akibatnya, kapasitor merupakan suatu tempat

penampungan (reservoir) di mana muatan dapat disimpan dan diambil kembali. Satu

kapasitor membutuhkan dua buah pelat logam untuk menyimpan muatan listrik,

Gambar II-11 menggambarkan jenis-jenis kapasitor.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Non ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/166/jbptppolban... · komponen bekerja seperti korosi, dan . fatigue. 6 Terdapat lima metode

20

Gambar II-11 Jenis-jenis Kapasitor

Sumber: http://skemaku.com/rumus-kapasitor-dan-cara-menghitungnya/

Satuan kapasitansi adalah farad (F), sebuah kapasitor dikatakan memiliki

kapasitansi 1 F jika arus sebesar 1 A mengalir di dalamnya ketika tegangan yang

berubah-ubah dengan kecepatan 1 V/s diberikan pada kapasitor tersebut.

2.3.3 Semikonduktor (4)

Semikonduktor adalah bahan yang bukan merupakan sebuah konduktor

ataupun isolator, bahan semikonduktor ini merupakan bahan dasar pembentuk dioda,

transistor dan rangkaian terpadu (IC).

2.3.3.1 Rangkaian Terpadu (IC) (5)

IC adalah kumpulan dari berbagai komponen seperti transistor, resistor dan

komponen elektronika lain dan membentuk rangkaian elektronika yang mempunyai

fungsi tertentu, dan dikemas menjadi bagian yang kompleks. IC di dunia elektronika

memiliki banyak tipe, jenis, fungsi dan bentuk yang berbeda, contohnya IC 555

digunakan untuk membuat rangkaian timer untuk keperluan membuat alarm, jam dan

membuat gelombang sinusoidal.

2.3.3.2 Transistor (6)

Transistor atau kepanjangan dari transfer resistor adalah komponen

elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai tiga elektroda

(triode) yaitu dasar (basis), pengumpul (kolektor) dan pemancar (emitor). Dengan

ketiga elektroda (terminal) tersebut, tegangan atau arus yang dipasang di satu

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Non ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/166/jbptppolban... · komponen bekerja seperti korosi, dan . fatigue. 6 Terdapat lima metode

21

terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya. Ada dua

jenis transistor yaitu NPN dan PNP. NPN adalah transistor positif, yaitu transistor

dapat mengalirkan arus listrik jika dialiri tegangan positif. PNP adalah transistor

negatif, yaitu transistor dapat mengalirkan arus listrik jika dialiri tegangan negatif.

Fungsi dari transistor di dunia elektronika sangat banyak yaitu berfungsi

Sebagai penguat (amplifier), Sirkuit pemutus dan penyambung (switching),

Stabilisasi tegangan (stabilisator), Menguatkan arus dan Modulasi sinyal.

2.4 Osilator (signal generator) (7)

Osilator (Oscillator) atau signal generator adalah suatu rangkaian elektronika

yang menghasilkan sejumlah getaran atau sinyal listrik secara periodik dengan

amplitudo yang konstan. Gelombang sinyal yang dihasilkan ada yang berbentuk

Gelombang Sinus (Sinusoide Wave), Gelombang Kotak (Square Wave) dan

Gelombang Gigi Gergaji (Saw Tooth Wave). Pada dasarnya sinyal arus searah atau

DC dari pencatu daya (power supply) dikonversikan oleh Rangkaian Osilator

menjadi sinyal arus bolak-balik atau AC sehingga menghasilkan sinyal listrik yang

periodik dengan amplitudo konstan.

2.5 Transistor Amplifier

Transistor adalah salah satu kompoen yang ada pada setiap komponen

elektronika, tranistor memiliki kemampuan untuk menguatkan sinyal, Dalam

merangkai sebuah Transistor, terutama pada Transistor bipolar yang memiliki 3

terminal kaki ini terdapat 3 jenis rangkaian konfigurasi dasar yang digunakan. Ketiga

jenis Konfigurasi dasar tersebut diantaranya adalah Common Base (Basis Bersama),

Common Collector (Kolektor Bersama) dan Common Emitter (Emitor Bersama).

Gambar II-12 Kongfigurasi Transistor (8)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Non ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/166/jbptppolban... · komponen bekerja seperti korosi, dan . fatigue. 6 Terdapat lima metode

22

Kongfigurasi ini dibedakan menjadi 3 yaitu common base yaitu kaki base

yang di ground kan kongfigurasi ini berfungsi untuk menguatkan tegangan, common

collector yaitu kaki collector yang dihubungkan ke ground kongfigurasi ini berfungsi

untuk menaikan tegangan dan arus, common emitter yaitu kaki emitter yang di

hubungkan ke ground berfungsi untuk menaikan tegangan dan arus.

2.6 Alat ukur Elektronika (3)

2.6.1 Voltmeter

Voltmeter adalah alat uji elektronika yang digunakan untuk mengukur

tegangan pada sebuah elemen, voltmeter dipasang secara paralel dengan elemen yang

diukur. Voltmeter pada eddy current digunakan untuk mendeteksi adanya

diskontinuitas.

2.6.2 Amperemeter

Amperemeter adalah alat uji elektronika yang digunakan untuk mengukur

Arus listrik yang mengalir pada elemen, voltmeter dipasang secara seri dengan

elemen yang diukur. Amperemeter pada eddy current digunakan untuk mendeteksi

adanya diskontinuitas.

2.6.3 Oscilloscope (9)

Oscilloscope adalah alat uji elektronik yang akan memproyeksikan sinyal

listrik dan gelombang frekuensi menjadi gambar grafik agar memudahkan dalam

pembacaan dan mengetahui gelombang, pada umumnya oscilloscope tersedia dalam

grafik 2D pada sumbu X dan Y. pada Gambar II-13 adalah contoh oscilloscope.

Gambar II-13 Oscilloscope (9)