bab ii tinjauan pustaka · bapak budiono cv. lokasi perusahaan ini berada di kota purworejo...

33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini menguraikan gambaran umum perusahaan dan landasan yang memuat teori-teori relevan dan mendukung analisis serta pemecahan masalah yang terdapat pada penelitian ini. 2.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Gambaran umum perusahaan yang terdapat pada bagian ini meliputi sejarah dan struktur organisasi perusahaan. 2.1.1 Sejarah Perusahaan Klinik Umum Rawat Inap Budi Sehat merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan yang memberikan jasa pelayanan medik dan non medik, pelayanan perawatan, pencegahan penyakit serta peningkatan mutu kesehatan masyarakat. Perusahaan ini didirikan pada bulan Oktober 2007 oleh Bapak Budiono CV. Lokasi perusahaan ini berada di kota Purworejo tepatnya di Jl. WR. Supratman No. 183 Cangkrep Lor. Pada awal berdiri Klinik ini hanya memiliki kapasitas 12 pasien, kemudian pada tahun 2010 dilakukan pembangunan di area belakang klinik sehingga kapasitasnya meningkat menjadi 26 orang pasien. Hingga saat ini perusahaan masih melakukan perbaikan di setiap bagiannya dengan harapan dapat tetap bersaing dengan klinik lain yang mulai bermunculan di kota tersebut. 2.1.2 Struktur Organisasi Dalam suatu organisasi, tugas dan tanggung jawab dari setiap personil sangat diperlukan, agar tercipta suatu kejelasan arah dan koordinasi. Klinik Umum Rawat Inap Budi Sehat menggunakan bentuk organisasi garis. Dilihat dari struktur organisasinya, bentuk pelimpahan tugas dilakukan berdasarkan bagian dan fungsi masing-masing bagian, sehingga struktur pelaporan dan pertanggung jawaban hasil pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik. Adapun struktur organisasi Klinik Umum Rawat Inap Budi Sehat dapat digambarkan sebagai berikut:

Upload: others

Post on 28-Sep-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Bapak Budiono CV. Lokasi perusahaan ini berada di kota Purworejo tepatnya di Jl. WR. Supratman No. 183 Cangkrep Lor. Pada awal berdiri Klinik ini hanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini menguraikan gambaran umum perusahaan dan landasan yang

memuat teori-teori relevan dan mendukung analisis serta pemecahan masalah

yang terdapat pada penelitian ini.

2.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Gambaran umum perusahaan yang terdapat pada bagian ini meliputi sejarah

dan struktur organisasi perusahaan.

2.1.1 Sejarah Perusahaan

Klinik Umum Rawat Inap Budi Sehat merupakan sebuah perusahaan yang

bergerak di bidang kesehatan yang memberikan jasa pelayanan medik dan non

medik, pelayanan perawatan, pencegahan penyakit serta peningkatan mutu

kesehatan masyarakat. Perusahaan ini didirikan pada bulan Oktober 2007 oleh

Bapak Budiono CV. Lokasi perusahaan ini berada di kota Purworejo tepatnya di

Jl. WR. Supratman No. 183 Cangkrep Lor. Pada awal berdiri Klinik ini hanya

memiliki kapasitas 12 pasien, kemudian pada tahun 2010 dilakukan pembangunan

di area belakang klinik sehingga kapasitasnya meningkat menjadi 26 orang pasien.

Hingga saat ini perusahaan masih melakukan perbaikan di setiap bagiannya

dengan harapan dapat tetap bersaing dengan klinik lain yang mulai bermunculan

di kota tersebut.

2.1.2 Struktur Organisasi

Dalam suatu organisasi, tugas dan tanggung jawab dari setiap personil

sangat diperlukan, agar tercipta suatu kejelasan arah dan koordinasi. Klinik

Umum Rawat Inap Budi Sehat menggunakan bentuk organisasi garis. Dilihat dari

struktur organisasinya, bentuk pelimpahan tugas dilakukan berdasarkan bagian

dan fungsi masing-masing bagian, sehingga struktur pelaporan dan pertanggung

jawaban hasil pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik. Adapun struktur

organisasi Klinik Umum Rawat Inap Budi Sehat dapat digambarkan sebagai

berikut:

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Bapak Budiono CV. Lokasi perusahaan ini berada di kota Purworejo tepatnya di Jl. WR. Supratman No. 183 Cangkrep Lor. Pada awal berdiri Klinik ini hanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-2

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Klinik Umum Rawat Inap Budi Sehat

Sumber: Klinik Umum Rawat Inap Budi Sehat

2.2 LANDASAN TEORI

Landasan teori yang dijelaskan pada bab ini digunakan sebagai pendukung

dan dasar teori mengenai tema yang dilakukan dalam penelitian.

2.2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi

Sebuah sistem informasi merupakan kumpulan dari perangkat keras dan

perangkat lunak komputer serta perangkat manusia yang akan mengolah data

menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak tersebut (Kristanto, 2003).

Kumpulan data yang digunakan dalam sistem informasi ini akan diolah, kemudian

disajikan dalam bentuk formulir-formulir, grafik, tabel, dan bentuk lainnya.

Sehingga kumpulan data yang sebelumnya tidak mempunyai arti menjadi sebuah

informasi yang berguna bagi pengguna setelah diolah dalam sistem informasi.

Sistem informasi dapat dibagi menjadi enam komponen. Komponen-

komponen tersebut diuraikan oleh Kristanto (2003), sebagai berikut:

1. Masukan (input)

Input adalah semua data yang dimasukkan ke dalam sebuah sistem informasi.

Input dapat berupa sebuah data, atau sekumpulan data dan dokumen-dokumen

yang kemudian membentuk formulir-formulir tertentu. Sekumpulan data

mengalami proses pencatatan, pengkodean, pengeditan, dan lainnya.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Bapak Budiono CV. Lokasi perusahaan ini berada di kota Purworejo tepatnya di Jl. WR. Supratman No. 183 Cangkrep Lor. Pada awal berdiri Klinik ini hanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-3

2. Proses

Proses adalah suatu tindakan yang mengolah data masukan menjadi data

keluaran. Proses ini memiliki algoritma tertentu sehingga dapat mengolah data

menjadi informasi yang beguna bagi pengguna.

3. Keluaran (output)

Output adalah semua keluaran yang berasal dari input yang telah diolah dalam

proses. Komponen ini adalah komponen yang akan diperoleh pengguan.

Output berisi informasi yang berguna bagi pengguna sehingga pengguna dapat

mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan informasi yang didapat.

4. Teknologi

Teknologi adalah sebuah perangkat yang berfungsi untuk mengolah sistem

informasi menjadi lebih handal. Teknologi dapat berupa perangkat keras

(hardware), perangkat lunak (software) dan juga manusia. Perangkat keras

berupa perangkat CPU, monitor, mouse, keyboard dan lain-lain. Perangkat

lunak berupa aplikasi yang digunakan. Sedangkan manusia berfungsi sebagai

programmer, analisis sistem, atau bekerja sebagai maintenance sistem.

5. Basis data (database)

Basis data adalah suatu aplikasi terpisah yang menyimpan suatu koleksi data.

Basis data ini disimpan dalam perangkat keras dan diolah oleh perangkat lunak.

Basis data ini terdiri dari kumpulan file-file yang dikelompokkan berdasarkan

kategori tertentu.

6. Kendali (control)

Kendali adalah sebuah tindakan yang digunakan untuk menjaga sistem

informasi agar tetap berjalan dengan baik. Kendali berperan sangat penting

untuk sebuah sistem informasi. Jika sistem informasi ini tidak lagi berfungsi

dengan baik, maka output yang diperoleh pun tidak lagi akurat dan relevan.

2.2.2 Sistem Informasi Manajemen

Menurut Pangestu (2009), SIM (Sistem Informasi Manajemen) dapat

didefinisikan sebagai kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi yang

bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk menyediakan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Bapak Budiono CV. Lokasi perusahaan ini berada di kota Purworejo tepatnya di Jl. WR. Supratman No. 183 Cangkrep Lor. Pada awal berdiri Klinik ini hanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-4

informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan

perencanaan dan pengendalian.

Sistem informasi manajemen dapat digunakan secara efektif untuk

mendukung setiap tindakan pada proses mengambil keputusan dan dapat

digunakan juga untuk memperoleh dan menyimpan informasi yang berkaitan

dengan masalah, standar situasi sekarang. Sistem informasi juga dapat

memberikan cara yang sulit atau kompleks namun dapat menghasilkan dengan

cepat dan akurat informasi yang diperoleh. Selain itu juga dapat mendukung

berbagai gaya dan pilihan pengambilan keputusan serta memberikan

kemungkinan bagi pengambilan keputusan kelompok (Kristanto, 2003).

Sistem informasi manajemen telah berkembang pesat dalam waktu singkat

dan sistem informasi manajemen berbasis komputer telah digunakan pada hampir

semua organisasi besar. Menurut Kristanto (2003), ada empat fokus utama yang

akan ditekankan pada perkembangan sistem informasi berbasis komputer yaitu

fokus pada data, fokus pada informasi, fokus kepada pendukung keputusan, dan

fokus pada komunikasi.

2.2.3 Pengembangan Sistem Informasi

Pengembangan sistem informasi dibagi menjadi dua tahap yaitu identifikasi

sistem awal dan pengembangan kriteria evaluasi.

2.2.3.1 Identifikasi Sistem Awal

Identifikasi sistem merupakan suatu tindakan yang dilakukan peniliti

untuk mengetahui sejauh mana sistem lama berjalan, Kristanto (2003). Identifikasi

sistem ditujukan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan sistem lama. Dalam

identifikasi sistem lama dilakukan pengumpulan informasi yang digunakan dalam

proses identifikasi dan analis sistem. Teknik pengumpulan data penurut Krisanto

(2003) dibagi menjadi tiga yaitu dengan pengamatan, teknik wawancara langsung

dan teknik kuisoner.

1. Pengamatan

Teknik pengumpulan informasi melalui observasi atau pengamatan mempunyai

beberapa kelebihan, diantaranya data yang dikumpulkan mempunyai keandalan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Bapak Budiono CV. Lokasi perusahaan ini berada di kota Purworejo tepatnya di Jl. WR. Supratman No. 183 Cangkrep Lor. Pada awal berdiri Klinik ini hanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-5

yang tinggi, analisis sitem melalui observasi dapat melihat langsung proses-

proses yang ada dalam sistem, dapat digambarkan lingkungan fisik dari

kegiatan dan sebagainya.

Kerugian teknik observasi antara lain: pekerjaan yang sedang diobservasi

mungkin tidak mewakili suatu tingkat kesulitan pekerjaan tertentu, observasi

dapat mengganggu proses yang sedang diamati dan sebagainya.

2. Teknik Wawancara Langsung

Teknik wawancara melibatkan dua sisi antara user dengan pengembang sistem

informasi. Teknik wawancara ini memiliki kelebihan diantaranya memberi

kesempatan pada pewawancara untuk memberikan motivasi agar yang

diwawancarai dapat menjawab secara bebas terbuka memungkinkan

pewawancara mengembangkan pernyataan sesuai dengan situasi yang

berkembang, kebenaran hasil wawancara dapat dinilai dari sikap yang

diwawancarai dan lain-lain. Kelemahan teknik ini adalah membutuhkan waktu

lama.

3. Teknik Kuisoner

Teknik kuisoner memungkinkan untuk mendapatkan informasi dari sejumlah

besar orang dengan biaya yang wajar. Isi dari kuisoner berupa pertanyaan

tertruktur yang dapat dijawab tanpa harus bertatap muka. Kelebihan teknik ini

adalah kuisoner dapat tersebar banyak dan responden tidak merasa terganggu.

Sedangkan kekurangannya adalah tidak diketahui 100% responden menjawab

dengan jujur atau tidak.

2.2.3.2 Pengembangan Kriteria Evaluasi

Kriteria-kriteria evaluasi menurut Kristanto (2003) dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Pencarian tujuan

Sudahkah sistem mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan, dan memenuhi

tujuan utama yang ditetapkan, maupun tujuan tambahan yang ditetapkan.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Bapak Budiono CV. Lokasi perusahaan ini berada di kota Purworejo tepatnya di Jl. WR. Supratman No. 183 Cangkrep Lor. Pada awal berdiri Klinik ini hanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-6

2. Tepat pada waktunya

Tepat pada waktunya dapat dalam bentuk waktu transaksi, waktu pengolahan

secara keseluruhan waktu jawab (response time) atau waktu operasional

lainnya.

3. Biaya yang diperlukan

Biaya yang diperlukan dapat meliputi biaya tahunan sistem, biaya per unit,

biaya pemeliharaan, atau biaya lain seperti biaya operasional, investasi dan

implementasi.

4. Kualitas yang diperoleh

Kriteria dalam hal kualitas adalah dihasilkannya produk/pelayanan yang lebih

baik dari sebelumnya dan sudahkah data/informasi diperbaiki.

5. Kapasitas produk

Yang termasuk dalam kapasitas sistem adalah penanganan beban kerja,

kapasitas jangka panjang yang mungkin dicapai oleh suatu organisasi dalam

beberapa dekade mendatang.

6. Efisiensi dan produktifitas

Kriterianya yaitu apakah sistem lebih efisien daripada sebelumnya. Dan

sudahkah produktifitas pemakai dari manajemen lebih ditingkatkan dari

sebelumnya, termasuk pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat

karena informasi yang dihasilkan oleh sistem baru.

7. Ketelitian/validitas

Yang termasuk dalam kriteria ketelitian yaitu sudahkah kesalahan-kesalahan

yang sebelumnya terjadi dapat diatasi atau ditangani atau berkurang

volumenya.

8. Keandalan/reabilitas

Apakah sistem baru yang dipakai lebih konsisten disbanding dengan sistem

sebelumnya.

2.2.4 Konsep Database

Basis data adalah suatu aplikasi terpisah yang menyimpan suatu koleksi data

(Simarmata, 2007). Basis data ini tersimpan di perangkat keras komputer dan

digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Basis data merupakan salah

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Bapak Budiono CV. Lokasi perusahaan ini berada di kota Purworejo tepatnya di Jl. WR. Supratman No. 183 Cangkrep Lor. Pada awal berdiri Klinik ini hanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-7

satu komponen yang penting dalam sistem informasi, karena merupakan basis

dalam menyediakan informasi bagai pemakai. Basis data terkomputerisasi dapat

di-update, file dapat terorganisasi, dan informasi dapat dibaca, dicari dengan

cepat, dan di-retrieve menggunakan komputer (Simarmata, 2007).

Tujuan basis data yaitu untuk mengatur data sehingga diperoleh kemudahan,

ketepatan, dan kecepatan dalam pengambilan kembali. Untuk mecapai tujuannya

terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi. Syarat tersebut yaitu tidak adanya

redundansi dan inkonsistensi data, mudah dalam pengaksesan data dan dapat

digunakan oleh beberapa user dalam waktu bersama.

Dengan basis data ini setiap orang atau bagian dapat memahami data

sebagai suatu hal yang berguna. Karena basis data memberikan informasi

kompleks terhadap sebuah permasalahan. Sumber data untuk basis data ini

ditangani oleh sebuah aplikasi sendiri. Jadi, sumber data untuk basis data akurat

dan terpercaya.

2.2.5 Entity Relationship Diagram (ERD)

ERD adalah suatu diagram yang digunakan untuk menggambarkan data

dalam bentuk entitas, atribut, dan hubungan antar entitas (Kadir, 2009). ERD tidak

mencerminkan bentuk fisik yang nantinya akan disimpan dalam database,

melainkan hanya bersifat konseptual. ERD merupakan alat yang cukup popular

sekarang, karena dapat menggambarkan arus data di dalam suatu sistem dengan

terstruktur dan jelas.

2.2.5.1 Simbol –Simbol yang Digunakan dalam ERD

Dalam menggambarkan sistem perlu dilakukan pembentukan simbol,

berikut ini simbol-simbol yang sering digunakan dalam ERD:

1. Entitas

Menurut Kadir (2009), entitas adalah sesuatu dalam dunia nyata yang

keberadaannya tidak bergantung pada yang lain. Entitas dapat berupa sesuatu

yang nyata ataupun abstrak (berupa suatu konsep), jadi entitas dapat berupa

seseorang, sebuah tempat, sebuah objek, seuah kejadian atau suatu konsep.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Bapak Budiono CV. Lokasi perusahaan ini berada di kota Purworejo tepatnya di Jl. WR. Supratman No. 183 Cangkrep Lor. Pada awal berdiri Klinik ini hanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-8

Sebuah entitas dinyatakan dengan kata benda dan ditulis dengan huruf kapital.

Beberapa contoh entitas ditunjukkan di bawah ini.

Orang : MAHASISWA, DOSEN, PEGAWAI

Tempat : SEKOLAH, KANTOR, GUDANG

Objek : MESIN, GEDUNG, MOBIL

Kejadian : REGRISTRASI, PEMBELIAN

Konsep : REKENING, KURSUS

Gambar 2.2 Simbol Entitas di ERD

Sumber: Kadir, 2009

2. Atribut

Setiap entitas dinyatakan oleh sejumlah atribut. Menurut Kadir (2009), atribut

adalah property atau karakteristik yang terdapat pada setiap entitas. Setiap

atribut dinyatakan dengan kata benda dengan menggunakan huruf kapital untuk

setiap awal kata dan huruf kecil untuk yang lain. Jika atribut menggunakan

lebih dari satu kata maka dipisahkan oleh karakter garis bawah (_). Beberapa

contoh nama atribut:

Harga

Harga_Barang

Nomor_Induk_Mahasiswa

Gambar 2.3 Simbol Atribut di ERD

Sumber: Kadir, 2009

3. Hubungan

Hubungan (relationship) menyatakan keterkaitan antara beberapa tipe entitas.

Contoh penggambaran simbol hubungan ditunjukkan pada gambar 2.4.

Harga

Nama Entitas

Harga_Barang

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Bapak Budiono CV. Lokasi perusahaan ini berada di kota Purworejo tepatnya di Jl. WR. Supratman No. 183 Cangkrep Lor. Pada awal berdiri Klinik ini hanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-9

Gambar 2.4 Simbol Hubungan di ERD Sumber: Kadir, 2009

Jenis-jenis hubungan:

a. Hubungan one-to-one (1:1)

Menyatakan bahwa setiap entitas pada tipe entitas A paling banyak

berpasangan dengan satu entitas pada tipe entitas B. Begitu pula sebaliknya.

b. Hubungan one-to-many (1:M)

Menyatakan bahwa setiap entitas pada tipe entitas A bisa berpasangan

dengan banyak entitas pada tipe entitas B, sedangkan setiap entitas pada B

hanya bisa berpasangan dengan satu entitas pada tipe entitas B.

c. Hubungan many-to-one (M:1)

Menyatakan bahwa setiap entitas pada tipe entitas A paling banyak

berpasangan dengan satu entitas pada tipe entitas B dan setiap entitas pada

tipe entitas B bisa banyak entitas pada tipe entitas A.

d. Hubungan many-to-many (M:M)

Menyatakan bahwa setiap entitas pada tipe entitas A bisa berpasangan

dengan banyak entitas pada tipe entitas B dan begitu pula sebaliknya.

2.2.6 Desain Interface

Interface (antarmuka) pengguna merupakan tampilan dimana pengguna

berinteraksi dengan sistem (Al Fatta, 2007). Tujuan dari antarmuka pengguna

adalah untuk memungkinkan pengguna menjalankan setiap tugas dalam

kebutuhan pengguna (user requirement). Jadi dalam membangun sebuah

antarmuka pengguna harus berdasar pada kebutuhan pengguna.

Dalam mengembangkan antarmuka pengguna perlu diingat beberapa prinsip

antarmuka pengguna yang lain, yaitu:

1. Antarmuka yang baik tidak mengharuskan pengguna untuk mengingat tampilan

antarmuka pengguna.

Membimbing

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Bapak Budiono CV. Lokasi perusahaan ini berada di kota Purworejo tepatnya di Jl. WR. Supratman No. 183 Cangkrep Lor. Pada awal berdiri Klinik ini hanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-10

2. Antarmuka pengguna menampilkan apa yang dimengerti oleh pengguna atau

visualisasi keadaan dari sistem yang sekarang.

Ada beberapa hal yang harus dihindari dalam merancang interface

(antarmuka), yaitu:

1. Menampilkan terlalu banyak informasi dan terlalu banyak pilihan.

2. Menampilkan terlalu sedikit informasi, terlalu sedikit pilihan dan tanpa

konteks.

3. Eksploitasi struktur menu standar yang sudah familiar dengan perangkat lunak

yang sering digunakan pengguna.

Menurut Al Fatta (2007), tahapan merancang interface terdiri dari:

1. Desain perangkat lunak/menu.

2. Desain antarmuka, meliputi:

a. Desain form masukan

b. Desain aplikasi server

c. Desain aplikasi client

d. Desain form keluaran

2.2.7 Manajemen Persediaan

Persediaan adalah semua barang dan material yang digunakan dalam proses

produksi dan distribusi (Fogarty dkk., 1991). Persediaan digunakan untuk tujuan

tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan, untuk dijual kembali dan

untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin (Herjanto, 1999). Persediaan

dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi

ataupun suku cadang. Perencanaan dan pengendalian persediaan merupakan suatu

kegiatan penting yang harus mendapat perhatian dari perusahaan karena

mempunyai nilai yang cukup besar dan mempunyai pengaruh terhadap besar kecil

biaya operasi.

2.2.7.1 Penyebab Persediaan

Persediaan merupakan suatu aset penting. Penyebab terjadinya persediaan

adalah sebagai berikut:

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Bapak Budiono CV. Lokasi perusahaan ini berada di kota Purworejo tepatnya di Jl. WR. Supratman No. 183 Cangkrep Lor. Pada awal berdiri Klinik ini hanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-11

1. Mekanisme pemenuhan atas permintaan. Permintaan terhadap suatu barang

tidak dapat dipenuhi seketika bila barang tersebut tidak tersedia sebelumnya.

Penyiapan barang ini memerlukan waktu untuk pembuatan dan pengiriman,

maka adanya persediaan merupakan hal yang sulit dihindarkan.

2. Keinginan untuk meredam ketidakpastian. Ketidakpastian terjadi akibat

permintaan yang bervariasi dan tidak pasti dalam jumlah maupun kedatangan,

waktu pembuatan yang cenderung tidak konstan antara satu produk dengan

produk lain, waktu tenggang (lead time) yang cendrung tidak pasti karena

banyak faktor yang tidak dapat dikendalikan. Ketidakpastian ini dapat

diantisipasi dengan adanya persediaan.

3. Keinginan melakukan spekulasi yang bertujuan mendapatkan keuntungan besar

dari kenaikan harga di masa mendatang.

2.2.7.2 Fungsi Persediaan

Masalah pengendalian persediaan merupakan salah satu masalah penting

yang dihadapi oleh perusahaan. Kekurangan bahan baku akan mengakibatkan

adanya hambatan-hambatan pada proses produksi. Kekurangan persediaan barang

jadi di pasaran akan menimbulkan kekecewaan pada pelanggan dan akan

mengakibatkan perusahaan kehilangan mereka, sedangkan kelebihan persediaan

akan menimbulkan biaya ekstra (biaya penyimpanan dan lain-lain), di samping

resiko kerusakan karena penyimpanan barang yang terlalu lama. Sehingga dapat

dikatakan bahwa pengendalian persediaan yang efektif sangat diperlukan oleh

suatu perusahaan.

Oleh karena itu pengendalian persediaan pada hakikatnya mencakup dua

fungsi yang berhubungan sangat erat yaitu:

1. Perencanaan Persediaan

Aspek perencanaan harus dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang akan

disediakan atau diproduksi dan sumber terbaik pengadaan barang-barang.

2. Pengawasan Persediaan

Aspek pengawasan yaitu:

a. Bilamana dan berapa kali pesanan atau produksi dilaksanakan.

b. Berapa banyak pesanan atau produksi tersebut.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Bapak Budiono CV. Lokasi perusahaan ini berada di kota Purworejo tepatnya di Jl. WR. Supratman No. 183 Cangkrep Lor. Pada awal berdiri Klinik ini hanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-12

Fungsi pengendalian persediaan ditentukan oleh berbagai kondisi yaitu:

1. Bila jangka waktu pengiriman relatif lama maka perusahaan perlu persediaan

bahan baku yang cukup untuk memenuhi kebutuhan perusahaan selama jangka

waktu pengiriman. Atau pada perusahaan dagang, persediaan barang dagangan

harus cukup untuk melayani permintaan langganan selama jangka waktu

pengiriman barang dari penyedia atau produsen.

2. Seringkali jumlah yang dibeli atau diproduksi lebih besar daripada yang

dibutuhkan. Hal ini disebabkan karena membeli dan memproduksi dalam

jumlah yang besar pada umumnya lebih ekonomis. Karena sebagian

barang/bahan yang belum digunakan disimpan sebagai persediaan.

3. Apabila permintaan barang bersifat musiman sedangkan tingkat produksi setiap

saat adalah konstan maka perusahaan dapat melayani permintaan tersebut

dengan membuat tingkat persediaannya berfluktuasi mengikuti fluktuasi

permintaan. Tingkat produksi yang konstan umumnya lebih disukai karena

biaya-biaya untuk mencari dan melatih tenaga kerja baru, upah lembur, dan

sebagainya (bila tingkat produksi berfluktuasi) akan lebih besar daripada biaya

penyimpanan barang di gudang (bila tingkat persediaan berfluktuasi).

4. Selain untuk memenuhi permintaan pelanggan, persediaan juga diperlukan

apabila biaya untuk mencari barang/bahan pengganti atau biaya kehabisan

barang/bahan (stock out cost) relatif besar.

2.2.7.3 Tujuan Persediaan

Pengendalian persediaan dijalankan untuk menjaga tingkat persediaan

pada tingkat yang optimal sehingga diperoleh penghematan-penghematan pada

persediaan tersebut yaitu untuk menunjukkan tingkat persediaan yang sesuai

dengan kebutuhan dan dapat menjaga kontonuitas produksi dengan biaya yang

ekonomis. Dari pengertian di atas, maka tujuan pengendalian persediaan adalah

sebagai berikut:

1. Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan cepat.

2. Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan tidak

mengalami kehabisan persediaan yang berakibat terhentinya proses produksi.

3. Untuk mempertahankan dan meningkatkan penjualan dan laba perusahaan.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Bapak Budiono CV. Lokasi perusahaan ini berada di kota Purworejo tepatnya di Jl. WR. Supratman No. 183 Cangkrep Lor. Pada awal berdiri Klinik ini hanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-13

4. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari, karena dapat

mengakibatkan biaya pemesanan menjadi lebih besar.

5. Menjaga agar persediaan di gudang tidak berlebihan, karena dapat

mengakibatkan meningkatnya resiko dan juga biaya penyimpanan di gudang.

2.2.8 Komponen-Komponen Biaya Persediaan

Secara umum dapat dikatakan bahwa biaya system persediaan adalah semua

pengeluaran dan kerugian yang timbul sebagai akibat adanya persediaan. Biaya

sistem persediaan terdiri dari:

2.2.8.1 Biaya Pembelian (Purchasing Cost)

Biaya pembelian adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang.

Besarnya biaya pembelian ini tergantung pada jumlah barang yang dibeli dan

harga satuan barang. Biaya pembelian menjadi faktor penting ketika harga barang

yang dibeli tergantung pada ukuran pembelian. Situasi ini bias disebut sebagai

quantity discount atau price break dimana harga barang per unit akan turun bila

jumlah barang yang dibeli banyak.

Dalam kebanyakan teori persediaan, komponen biaya pembelian tidak

dimasukkan ke dalam total biaya sistem persediaan karena diasumsikan bahwa

harga barang per unit dipengaruhi oleh jumlah barang yang dibeli sehingga

komponen biaya pembelian untuk periode waktu tertentu (misalnya 1 tahun)

konstan dan hal ini tidak akan mempengaruhi berapa banyak barang yang harus

dipesan.

2.2.8.2 Biaya Pengadaan (Procurement Cost)

Biaya pengadaan dibedakan atas 2 jenis sesuai asal usul barang, yaitu:

1. Biaya pemesanan (ordering cost)

Biaya pemesanan adalah semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan

barang dari luar. Biaya ini meliputi biaya untuk menentukan pemasok

(supplier), pengetikan pesanan, biaya pengangkutan, biaya penerimaan dan

seterusnya. Biaya ini diasumsikan konstan untuk sekali pesan.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Bapak Budiono CV. Lokasi perusahaan ini berada di kota Purworejo tepatnya di Jl. WR. Supratman No. 183 Cangkrep Lor. Pada awal berdiri Klinik ini hanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-14

2. Biaya pembuatan (setup cost)

Biaya pembuatan adalah semua pengeluaran yang timbul dalam

mempersiapkan produksi suatu barang. Biaya ini timbul di dalam pabrik yang

meliputi biaya menyusun peralatan produksi, menyetel mesin, mempersiapkan

gambar kerja dan seterusnya.

2.2.8.3 Biaya Penyimpanan (Holding Cost)

Biaya penyimpanan adalah semua pengeluaran yang timbul akibat

menyimpan barang. Biaya ini meliputi:

1. Biaya Modal

Penumpukan barang di gudang berarti penumpukan modal, dimana modal

perusahaan memiliki ongkos (expense) yang dapat diukur dengan suatu bunga

bank. Oleh karena itu biaya yang ditimbulkan karena memiliki persediaan

harus diperhitungkan dalam suatu biaya sistem persediaan. Biaya memiliki

persediaan diukur sebagai persentase nilai persediaan untuk periode waktu

tertentu.

2. Biaya Gudang

Barang yang disimpan memerlukan tempat penyimpanan sehingga timbul

biaya gudang. Bila gudang dan peralatannya disewa maka biaya gudangnya

merupakan biaya sewa sedangkan bila perusahaan mempunyai gudang sendiri

maka biaya gudang merupakan biaya depresiasi.

3. Biaya Kerusakan dan Penyusutan

Barang yang disimpan dapat mengalami kerusakan dan penyusutan karena

beratnya berkurang atau jumlahnya berkurang karena hilang. Biaya kerusakan

dan penyusutan biasanya diukur dari pengalaman sesuai persentasenya.

4. Biaya Kadaluarsa (Absolence)

Barang yang disimpan dapat mengalami penurunan nilai karena perubahan

teknologi dan model sepeti barang-barang elektronik. Biaya kadaluarsa

biasanya diukur dengan besarnya penurunan nilai jual dari barang tersebut.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Bapak Budiono CV. Lokasi perusahaan ini berada di kota Purworejo tepatnya di Jl. WR. Supratman No. 183 Cangkrep Lor. Pada awal berdiri Klinik ini hanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-15

5. Biaya Asuransi

Barang yang disimpan diasuransikan untuk menjaga dari hal-hal yang tak

diinginkan seperti kebakaran. Biaya asuransi tergantung jenis barang yang

diasuransikan dan perjanjian dengan perusahaan asuransi.

6. Biaya Administrasi dan Pemindahan

Biaya ini dikeluarkan untuk mengadministrasikan persediaan barang yang ada,

baik pada saat pemesanan, penerimaan barang maupun penyimpanannya dan

biaya untuk memindahkan barang dari, ke, dan di dalam tempat penyimpanan,

termasuk upah buruh dan biaya peralatan handling.

2.2.8.4 Biaya Kekurangan Persediaan (Shortage Cost)

Bila perusahaan kehabisan barang pada saat ada permintaan, maka akan

terjadi keadaan kekurangan persediaan. Keadaan ini akan menimbulkan kerugian

karena proses produksi akan terganggu dan kehilangan kesempatan mendapat

keuntungan atau kehilangan konsumen pelanggan karena kecewa sehingga beralih

ke tempat lain. Biaya kekurangan persediaan dapat diukur dari:

1. Kuantitas tidak dapat dipenuhi

Biasanya diukur dari keuntungan yang hilang karena tidak dapat memenuhi

permintaan atau dari kerugian akibat terhentinya proses produksi. Kondisi ini

diistilahkan sebagai biaya penalti atau hukuman kerugian bagi perusahaan.

2. Waktu Pemenuhan

Lamanya gudang kosong berarti lamanya proses produksi terhenti atau

lamanya perusahaan tidak mendapat keuntungan, sehingga waktu menganggur

tersebut dapat diartikan sebagai uang yang hilang. Biaya waktu pemenuhan

diukur berdasarkan waktu yang diperlukan untuk memenuhi gudang.

3. Biaya Pengadaan Darurat

Supaya konsumen tidak kecewa maka dapat dilakukan pengadaan darurat yang

biasanya menimbulkan biaya yang lebih besar dari pengadaan normal.

Kelebihan biaya dibandingkan pengadaan normal ini dapat dijadikan ukuran

untuk menentukan biaya kekurangan persediaan.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Bapak Budiono CV. Lokasi perusahaan ini berada di kota Purworejo tepatnya di Jl. WR. Supratman No. 183 Cangkrep Lor. Pada awal berdiri Klinik ini hanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-16

2.2.9 Sistem Persediaan ABC

Menurut Herjanto (1999), metode pengendalian persediaan ABC didasarkan

pada hubungan distribusi pendapatan yang dikemukakan oleh Pareto bahwa

distribusi sebagian pendapatan (85%) terpusat pada sebagian kecil individu (15%)

dari total populasi. Hubungan serupa juga terjadi dalam persediaan. Sebagian

kecil item persediaan dapat berdampak pada besarnya ongkos persediaan

keseluruhan. Pengendalian atas item-item dengan biaya tinggi akan meningkatkan

efisiensi dan efektivitas atas seluruh biaya persediaan. Metode pengendalian

persediaan untuk menangani hal ini dikenal sebagai metode ABC, menurut

klasifikasi persediaan. Persediaan yang bernilai tinggi digolongkan kedalam kelas

A, persediaan yang bernilai sedang digolongkan kedalam kelas B, dan persediaan

yang bernilai rendah digolongkan ke dalam kelas C. Ketiga kelas tersebut

memiliki perbedaan dalam kebijaksanaan persediaan. Persediaan kelas A dan B

harus diminimasi karena memiliki beban biaya persediaan yang tinggi. Berbeda

dengan persediaan kelas C, item dengan kelas ini dapat disediakan agak berlebih

karena beban biaya persediaan yang rendah dan mengurangi resiko kehabisan

persediaan. Menurut Fogarty dkk. (1991) penggunaan analisis ABC adalah:

1. Frekuensi penghitungan inventory (cycle counting), dimana material-material

kelas A harus diuji lebih sering dalam hal akurasi catatan inventori

dibandingkan material-material kelas B dan C.

2. Prioritas rekayasa (engineering), dimana material-material kelas A dan B

memberikan petunjuk pada bagian rekayasa dalam peningkatan program

reduksi biaya ketika mencari material-material tertentu yang perlu difokuskan.

3. Prioritas pembelian (perolehan), dimana aktifitas pembelian seharusnya

difokuskan pada bahan-bahan baku bernilai tinggi (high cost) dan penggunaan

dalam jumlah tinggi (high usage). Fokus pada material-material kelas A untuk

pemasokan (sourcing) dan negosiasi.

4. Keamanan: meskipun nilai biaya per unit merupakan indikator yang lebih baik

dibandingkan nilai penggunaan (usage value), namun analisis ABC boleh

digunakan sebagai indikator dari material-material mana (kelas A dan B) yang

seharusnya lebih aman disimpan dalam ruangan terkunci untuk mencegah

kehilangan, kerusakan, atau pencurian.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Bapak Budiono CV. Lokasi perusahaan ini berada di kota Purworejo tepatnya di Jl. WR. Supratman No. 183 Cangkrep Lor. Pada awal berdiri Klinik ini hanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-17

5. Sistem pengisian kembali (replenishment system), dimana klasifikasi ABC

akan membantu mengidentifikasikan metode pengendalian yang digunakan.

Akan lebih ekonomis apabila mengendalikan material-material kelas C dengan

simple two-bin system of replenishment (sinonim : bin reserve system or visual

review system) dan metode-metode yang lebih canggih untuk material-material

kelas A dan B.

6. Keputusan investasi, karena material-material kelas A menggambarkan

investasi yang lebih besar dalam inventori, maka perlu lebih berhati-hati dalam

membuat keputusan tentang kuantitas pesanan dan stok pengaman terhadap

material-material kelas A dibandingkan terhadap material-material kelas B dan

C.

Langkah-langkah untuk melakukan analisis ABC adalah sebagai berikut:

a. Penentuan nilai pemakaian barang.

Dengan rumus : bg = Rg x Cg................................................................... (2-1)

Dimana :

bg = Nilai pemakaian barang g (rupiah)

Rg = Jumlah pemakaian barang g (unit)

Cg = Harga barang g (rupiah)

b. Penentuan persentase nilai pemakaian dari setiap obat.

Dengan rumus :

B = å=

h

ggb

1

…………................................................................................. (2-2)

Bg = %100´B

bg …………....................................................................... (2-3)

Dimana :

bg = Nilai pemakaian barang g (rupiah)

h = Jumlah barang

B = Total nilai pemakaian barang (rupiah)

Bg = Persentase nilai pemakaian barang g (%)

c. Mengurutkan persentase nilai pemakaian barang dari terbesar hingga

terkecil.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Bapak Budiono CV. Lokasi perusahaan ini berada di kota Purworejo tepatnya di Jl. WR. Supratman No. 183 Cangkrep Lor. Pada awal berdiri Klinik ini hanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-18

d. Mengklasifikasikan barang dalam kelas A, B, dan C. Menurut Herjanto

(1999), kriteria masing-masing kelas adalah:

1. Kelas A adalah persediaan yang memiliki nilai volume tahunan rupiah

yang tinggi. Kelas ini mewakili sekitar 70% dari total nilai persediaan,

meskipun jumlahnya hanya sedikit, bisa hanya 20% dari seluruh item.

2. Kelas B adalah persediaan dengan nilai volume tahunan rupiah yang

menengah. Kelompok ini mewakili sekitar 20% dari total nilai persediaan

tahunan, dan sekitar 30% dari jumlah item.

3. Kelas C adalah barang yang nilai volume tahunan rupiahnya rendah,

yang hanya mewakili sekitar 10% dari total nilai persediaan, tetapi terdiri

dari 50% dari jumlah item persediaan.

2.2.10 Analisis Vital, Essential, Desirable (VED)

Menurut Thawani dkk. (2004), klasifikasi obat menggunakan analisis VED

bertujuan untuk mengklasifikasikan obat berdasarkan kekritisan waktu pemberian

obat kepada pasien. Kategori obat tersebut adalah:

1. Obat kategori Vital adalah obat yang sangat dibutuhkan pasien dengan segera

untuk menyelamatkan hidup, obat kategori mutlak tersedia sepanjang waktu

dalam persediaan ruangan.

2. Obat kategori Essential adalah obat yang dibutuhkan pasien, kekritisan waktu

pemberian obat lebih rendah daripada kategori Vital, masih ada toleransi

kekosongan selama tidak lebih dari 24 jam.

3. Obat kategori Desirable adalah obat yang dibutuhkan oleh pasien, kekritisan

waktu pemberian obat paling rendah daripada Vital dan Essential. Obat ini

biasanya dalam sediaan oral untuk penanganan pasien lebih lanjut, masih ada

toleransi kekosongan selama tidak lebih dari 48 jam.

2.2.11 Analisis ABC-VED

Klasifikasi obat dengan menggunakan menggunakan analisis ABC dan

analisis VED menurut V.R. Thawani dkk. (2004) yaitu dari analisis ABC dan

VED diperoleh matrik, berdasarkan matrik tersebut obat dibedakan dalam 2

prioritas. Prioritas I merupakan obat yang membutuhkan prioritas manajemen

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Bapak Budiono CV. Lokasi perusahaan ini berada di kota Purworejo tepatnya di Jl. WR. Supratman No. 183 Cangkrep Lor. Pada awal berdiri Klinik ini hanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-19

yang lebih besar dalam pengendaliannya yaitu kelompok AV, AE, AD, BV, dan

BE. Prioritas II merupakan obat yang membutuhkan prioritas manajemen yang

lebih rendah dalam pengendaliannya yaitu kelompok BD, CV, CE, dan CD (abjad

pertama menyatakan analisis ABC dan abjad kedua menyatakan analisis VED).

Matrik analisis ABC dan analisis VED dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Tabel Matrik Analisis ABC dan Analisis VED Kategori Obat A = 70% B = 20% C = 10%

V AV BV CVE AE BE CED AD BD CD

Sumber: V.R. Thawani dkk. (2004)

2.2.12 Peramalan

Peramalan (forecasting) merupakan bagian vital bagi setiap organisasi

bisnis dan untuk setiap pengambilan keputusan manajemen yang sangat

signifikan. Peramalan menjadi dasar bagi perencanaan jangka panjang

perusahaan. Dalam area fungsional keuangan, peramalan memberikan dasar

dalam menentukan anggaran dan pengendalian biaya. Pada bagian pemasaran,

peramalan penjualan dibutuhkan untuk merencanakan produk baru, kompensasi

tenaga penjual, dan beberapa keputusan penting lainnya. Selanjutnya, pada bagian

produksi dan operasi menggunakan data-data peramalan untuk perencanaan

kapasitas, fasilitas, produksi, penjadwalan, dan pengendalian persedian (inventory

control). Untuk menetapkan kebijakan ekonomi seperti tingkat pertumbuhan

ekonomi, tingkat pengangguran, tingkat inflasi, dan lain sebagainya dapat pula

dilakukan dengan metode peramalan.

Peramalan adalah penggunaan data masa lalu dari sebuah variabel atau

kumpulan variabel untuk mengestimasi nilainya di masa yang akan datang.

Asumsi dasar dalam penerapan teknik-teknik peramalan adalah: “If we can

predict what the future will be like we can modify our behaviour now to be in a

better position, than we otherwise would have been, when the future arrives.”

Artinya, jika kita dapat memprediksi apa yang terjadi di masa depan maka kita

dapat mengubah kebiasaan kita saat ini menjadi lebih baik dan akan jauh lebih

berbeda di masa yang akan datang. Hal ini disebabkan kinerja di masa lalu akan

terus berulang setidaknya dalam masa mendatang yang relatif dekat.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Bapak Budiono CV. Lokasi perusahaan ini berada di kota Purworejo tepatnya di Jl. WR. Supratman No. 183 Cangkrep Lor. Pada awal berdiri Klinik ini hanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-20

2.2.13 Metode-Metode Peramalan

Secara garis besar ada 2 macam metode peramalan yang dapat digunakan

(Sipper dan Bulfin, 1997):

1. Peramalan dengan menggunakan metode kualitatif.

Peramalan dengan metode kualitatif dilakukan dengan beberapa alasan sebagai

berikut:

· Data masa lalu belum pernah ada atau susah diperoleh.

· Trend data masa lalu diperkirakan berbeda dengan trend masa yang akan

datang.

2. Peramalan dengan menggunakan metode kuantitatif.

Peramalan dengan kuantitatif dapat dilakukan dengan beberapa persyaratan

sebagai berikut:

· Data masa lalu bisa diperoleh dan dapat dikuantifikasi.

· Data masa lalu diperkirakan memiliki trend yang sama dengan data yang

akan datang.

Menurut Gasperz (1998), metode peramalan kuantitatif dapat digolongkan

pada dua bagian, yaitu:

a. Teknik deret berkala (time series), yaitu memperlakukan proses untuk

memperoleh output/ taksiran sebagai sistem yang tidak bisa diketahui (black

box) dan tidak perlu dilakukan usaha untuk menelusurinya. Berdasar pola

datanya, metode time series terdiri dari empat tipe yaitu: pola horizontal

atau stasioner, musiman (seasonal), siklik, trend. Gambar 2.5 merupakan

gambar dari masing-masing pola data time series:

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Bapak Budiono CV. Lokasi perusahaan ini berada di kota Purworejo tepatnya di Jl. WR. Supratman No. 183 Cangkrep Lor. Pada awal berdiri Klinik ini hanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-21

Gambar 2.5 Pola Data Time Series Sumber: Gasperz, 1998

Keterangan gambar:

· Pola data stationer (horizontal):

Suatu data runtut waktu yang bersifat stationer atau horizontal, dimana

serial data nilai rata-ratanya tidak berubah sepanjang waktu (data

berfluktuasi konstan pada nilai tertentu).

· Pola data musiman:

Suatu data runtut waktu yang bersifat musiman, dimana data mempunyai

perubahan yang berulang (sekumpulan data dipengaruhi faktor

musiman).

· Pola data siklis:

Terjadi bilamana datanya dipengruhi oleh fluktuasi jangka panjang

seperti yang berhubungan dengan siklus bisnis.

· Pola data trend:

Suatu data runtut waktu yang bersifat tren. Suatu data runtut waktu

dikatakan mempunyai trend jika nilai harapannya beubah sepanjang

waktu sehingga data tersebut diharapkan akan meningkat atau menurun

selama periode dimana peramalan diinginkan.

b. Teknik explanatory atau kausal, yaitu metode yang mengasumsikan bahwa

faktor yang diramalkan menunjukkan suatu hubungan sebab akibat dengan

satu atau lebih variabel bebas. Tujuannya adalah menemukan bentuk

Pola data stationer Pola data musiman

Pola data siklis Pola data trend

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Bapak Budiono CV. Lokasi perusahaan ini berada di kota Purworejo tepatnya di Jl. WR. Supratman No. 183 Cangkrep Lor. Pada awal berdiri Klinik ini hanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-22

hubungan tersebut dan menggunakannya untuk meramalkan nilai

mendatang dari variabel bebas.

2.2.14 Metode-Metode Peramalan Kuantitatif Time Series

Persamaan matematis yang digunakan dalam masing-masing metode

peramalan kuantitatif tersebut adalah sebagai berikut (Sipper dan Bulfin,1997).

1. Simple Average

Metode Simple Average menghitung rataan dari data yang tersedia (sejumlah T

periode), yaitu:

f(t + 1 ) = å=

n

t ntA

1

)(....................................................................................... (2-4)

Keterangan:

f(t+1) = Hasil peramalan untuk periode berikutnya

At = Data aktual pada periode t

n = Jumlah periode

Metode ini tepat digunakan jika datanya tidak memiliki trend dan tidak ada

faktor musiman.

2. Moving Average

Metode rata-rata bergerak akan efektif diterapkan apabila kita dapat

mengasumsikan bahwa permintaan pasar terhadap produk akan tetap stabil

sepanjang waktu. Moving average diperoleh dengan merata-rata permintaan

berdasarkan beberapa data masa lalu yang terbaru, seperti pada persamaan 2-5.

T

XiF

t

Ttit

å-

-==

1

..……….................................................................................. (2-5)

Keterangan:

Ft = Peramalan untuk periode t

T = Jumlah periode dalam rata-rata bergerak

Xi = Data aktual pada periode i

3. Weighted Moving Average

Pada metode ini, setiap data diberikan bobot yang sama. Aktualnya hal ini

mustahil karena data yang lebih baru akan mempunyai bobot yang lebih tinggi

karena data tersebut merepresentasikan kondisi yang terakhir terjadi. Hal ini

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Bapak Budiono CV. Lokasi perusahaan ini berada di kota Purworejo tepatnya di Jl. WR. Supratman No. 183 Cangkrep Lor. Pada awal berdiri Klinik ini hanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-23

yang melahirkan metode peramalan rata-rata bergerak dengan pembobotan.

Secara sistematis, WMA dapat dinyatakan sebagai berikut:

å

å

+-=

+-==+t

mtii

t

mtii

W

AW itF

1

1

.)1( ..………....................................................................... (2-6)

Keterangan:

F(t+1) = Hasil peramalan untuk periode berikutnya

Ai = Data aktual pada periode i

Wi = Bobot pada periode i

m = Jumlah periode dalam rata-rata bergerak

4. Exponential Smoothing

Metode exponential smoothing adalah suatu prosedur yang secara terus

menerus memperbaiki peramalan dengan merata-rata (menghaluskan =

smoothing) nilai masa lalu dari suatu data runtut waktu dengan cara menurun

(exponential). Menurut Trihendradi (2005) analisis exponential smoothing

merupakan salah satu analisis deret waktu, dan merupakan metode peramalan

dengan memberi nilai pembobot pada serangkaian pengamatan sebelumnya

untuk memprediksi nilai masa depan. Ada empat model dari metode

exponential smoothing yang mengakomodasi asumsi mengenai trend dan

musiman:

a. Single Exponential Smoothing

F(0) = A(1)

F(t+1) = a A(t) + (1 - a ) F(t) ….…............……............................... (2-7)

f(t +t ) = F(t)

Keterangan:

F(t+1) = Hasil peramalan untuk periode berikutnya

A(t) = Data aktual pada periode sekarang

α = Bobot atau konstanta penghalus antara 0 dan 1

F(t) = Hasil peramalan yang telah ditentukan sebelumnya

(periode sekarang)

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Bapak Budiono CV. Lokasi perusahaan ini berada di kota Purworejo tepatnya di Jl. WR. Supratman No. 183 Cangkrep Lor. Pada awal berdiri Klinik ini hanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-24

Pengaruh smoothing α pada metode ini yaitu semakin besar α, smoothing

yang dilakukan semakin kecil, dan sebaliknya. Karena α berupa variabel,

masalah pada peramalan metode ini dalah mencari nilai α yang optimal.

b. Double Exponential Smoothing

Metode ini digunakan ketika data menunjukkan adanya trend. Exponential

smoothing dengan adanya trend seperti pemulusan sederhana kecuali bahwa

dua komponen harus diupdate setiap periode-level dan trendnya. Level

adalah estimasi yang dimuluskan dari nilai data pada akhir masing-masing

periode. Trend adalah estimasi yang dihaluskan dari pertumbuhan rata-rata

pada akhir masing-masing periode. (Makridakis, 1991).

F(0) =1F (0) = A(1)

F(t) = a A(t) + (1 - a ) F(t - 1)

1F (t) = a F(t) + (1 - a ) 1F (t - 1) ….…............................................... (2-8)

f(t + t ) = 1F (t)

Keterangan:

F¹(t) = Hasil peramalan untuk periode saat ini

α = Bobot atau konstanta penghalus antara 0 dan 1

F(t) = Hasil peramalan metode SES (Single exponential

smoothing) pada periode saat ini

F¹(t-1) = Hasil peramalan untuk periode sebelumnya

c. Holt’s Linear Exponential Smoothing

Metode ini digunakan untuk menyelesaikan trend linier. Pada metode Holt

nilai trend tidak dimuluskan dengan pemulusan ganda secara langsung,

tetapi proses pemulusan trend dilakukan dengan menggunakan parameter

yang berbeda dengan parameter yang digunakan pada pemulusan data asli.

Metode Holt memberikan banyak kefleksibelan dalam menseleksi

komponen trend. Metode Holt secara matematis ditulis pada tiga persamaan

berikut:

Pemulusan total: St = a Xt + (1- a )(St-1 + Tt-1) ….…............................ (2-9)

Pemulusan trend: Tt = β(St – St-1) + (1 – β)Tt-1 ….…............................. (2-10)

Peramalan metode Holt: Ft+m = St + (Tt . m) ….…............................... (2-11)

Inisaialisasi: S1 = X1 …........................................….............................. (2-12)

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Bapak Budiono CV. Lokasi perusahaan ini berada di kota Purworejo tepatnya di Jl. WR. Supratman No. 183 Cangkrep Lor. Pada awal berdiri Klinik ini hanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-25

3

)()()( 3423121

XXXXXXT

-+-+-= ….…...................... (2-13)

Keterangan:

St = Nilai pemulusan tunggal

Xt = Data sebenarnya pada periode t

Tt = Pemulusan trend

Ft+m = Nilai ramalan

m = Periode masa mendatang

a , β = Konstanta dengan nilai antara 0 dan1

d. Winter’s Seasonal Exponential Smoothing

Metode ini digunakan untuk menyelesaikan data yang memiliki faktor

musiman. Metode ini serupa dengan metode Holt dengan ditambah sebuah

persamaan untuk mengatasi variasi musim (faktor musiman). Metode Holt

secara matematis ditulis pada empat persamaan berikut:

Pemulusan total: ))(1( 11 ---

+-+= ttLt

tt TS

I

XS aa .…................................. (2-14)

Pemulusan trend: 11 )1()( -- -+-= tttt TSST bb .….................................... (2-15)

Pemulusan musiman: Lt

t

tt I

S

XI --+= )1( gg ….….................................... (2-16)

Peramalan metode Winter: Ft+m = St + (Tt . m)It-L+m ….............…....... (2-17)

Inisaialisasi: SL+1 = XL+1 ….….............................................................. (2-18)

X

XT L

L = ….…................................................................... (2-19)

úû

ùêë

é -++

-+

-= +++

L

XX

L

XX

L

XX

LI LLLLl )(

...))(1 2211 ............... (2-20)

Keterangan:

St = Nilai pemulusan tunggal

Xt = Data sebenarnya pada periode t

Tt = Pemulusan trend

It = Pemulusan musiman

Ft+m = Nilai ramalan

L = Panjang musiman

m = Periode masa mendatang

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Bapak Budiono CV. Lokasi perusahaan ini berada di kota Purworejo tepatnya di Jl. WR. Supratman No. 183 Cangkrep Lor. Pada awal berdiri Klinik ini hanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-26

a = Parameter smoothing level yang berfungsi untuk menghaluskan

efek komponen random. Semakin kecil (mendekati nol) nilai

a semakin besar efek smoothing yang diberikan, dan

sebaliknya.

β = Parameter smoothing trend yang berfungsi untuk menghaluskan

efek komponen trend. Semakin kecil nilai parameter b semakin

besar efek smoothing yang diberikan, dan sebaliknya.

ϒ = Parameter untuk mengontrol pembobotan relatif pada

pengamatan baru untuk mengestimasi kemunculan pola

musiman. Nilai g berkisar dari 0 sampai 1. Semakin besar

menunjukkan pemberian bobot yang semakin besar pada

pengamatan terbaru.

5. Linear Regression

Dalam pendekatan ini, ada satu variabel produksi yang tidak bebas (dependent

atau y) & satu atau lebih variabel bebas (independent atau x). Atau dengan

kata lain, diasumsikan nilai produksi yang akan diramalkan , besar kecilnya

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Anggap saja ada dugaan bahwa nilai

produksi selama ini dipengaruhi oleh harga bahan baku, jumlah mesin yang

rusak, dan jumlah tenaga kerja yang tersedia,

2

11

2

111

÷ø

öçè

æ-

÷ø

öçè

æ÷ø

öçè

æ-

=

åå

ååå

==

===

N

ii

N

ii

N

i

N

i

N

iii

N

XXN

YiXiYXN

B

............................................................ (2-21)

N

XBYA

N

ii

N

ii

N

åå==

-= 11

.............................................................................. (2-22)

Y(t) = AN+BN(t) ......................................................................................... (2-23)

Keterangan:

N = Jumlah periode data historis

Yi = Jumlah pemakaian periode i

Xi = Periode i

Yt = Variabel dependen

AN = Konstanta

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Bapak Budiono CV. Lokasi perusahaan ini berada di kota Purworejo tepatnya di Jl. WR. Supratman No. 183 Cangkrep Lor. Pada awal berdiri Klinik ini hanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-27

BN = Koefisien variabel t

t = Variabel independen

2.2.15 Pemilihan Teknik Peramalan

Sebelum memilih suatu model peramalan tertentu, sebaiknya kita

mengidentifikasi pola historis dari data aktual permintaannya. Aturan pemilihan

berdasarkan pola data terdapat pada tabel 2.2.

Tabel 2.2 Pemilihan Teknik Peramalan Pattern of Time Type of

data Horizon model Nonseasonal SeasonalNaïve ST, T, S S TS 1Simple averages ST S TS 30Moving averages ST S TS 4-20Exponential smoothing ST S TS 2Linear exponential smoothingQuadratic exponential smoothingSeasonal exponential smoothingAdaptive filtering S S TS 5 x sSimple regression T I C 10Multiple regression C, S I C 10 x VClassical decomposition S S TS 5 x sExponential trend model T I, L TS 10S-curve fitting T I, L TS 10Gompertz model I, L TS 10Growth curves I, L TS 10Census X-12 S S TS 6 x sBox-Jenkins ST, T, C, S S TS 24 3 x sLeading indicators C S C 24Econometric model C S C 30Time series regression T, S I, L C 6 x s

S S TS 2 x s

Minimal data requirementsMethod

T S TS 4

T S TS 3

Sumber : Makridakis dkk. (1991)

Keterangan:

· Pola data : ST = Stasioner; T = Trend; S = Musiman; C = Siklis

· Jangka waktu : S = singkat; I = menengah; L = panjang

· Tipe model : TS = runtun waktu; C = kausal

· Musiman : s = panjang musiman

· Variabel : V = jumlah variable

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Bapak Budiono CV. Lokasi perusahaan ini berada di kota Purworejo tepatnya di Jl. WR. Supratman No. 183 Cangkrep Lor. Pada awal berdiri Klinik ini hanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-28

2.2.16 Pengukuran Kesalahan Peramalan

Peramalan yang baik mempunyai berbagai kriteria yang penting antara lain

akurasi, biaya dan kemudahan. Akurasi dari suatu hasil peramalan diukur dengan

bias dan konsistensi peramalan. Hasil peramalan dikatakan bias bila peramalan

tersebut terlalu tinggi atau terlalu rendah dibandingkan dengan kenyataan yang

sebenarnya terjadi. Hasil peramalan dikatakan konsisten jika besar kesalahan

peramalan relatif kecil. Ukuran akurasi hasil peramalan merupakan tingkat

perbedaan antara hasil peramalan dengan permintaan yang sebenarnya terjadi.

(Sipper dan Bulfin, 1997). Ukuran akurasi peramalan yang biasa digunakan yaitu:

1. FXe iii-= ….………................................................................................... (2-24)

Keterangan:

Xt = Data aktual pada periode t

Ft = Hasil forecasting pada periode t

et = Kesalahan (error) pada periode t

2. Mean Error

å=

=n

t

tn n

eME

1

…….………......................................................................... (2-25)

Keterangan:

n = Jumlah periode

3. Mean Absolut Deviation

å=

=n

t

tn n

eMAD

1

…….………..................................................................... (2-26)

4. Sum Of Square Error

å=

=n

ttn eSSE

1

2 ............................................................................................ (2-27)

5. Mean Squared Error

å=

=n

t

tn n

eMSE

1

2

.......................................................................................... (2-28)

6. Standard Deviation of Error

å= -

=n

t

tn n

eSDE

1

2

1..................................................................................... (2-29)

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Bapak Budiono CV. Lokasi perusahaan ini berada di kota Purworejo tepatnya di Jl. WR. Supratman No. 183 Cangkrep Lor. Pada awal berdiri Klinik ini hanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-29

7. Percentage Error

%100xA

ePE

t

tt = ....................................................................................... (2-30)

Keterangan:

At = Data aktual periode t

8. Mean Percentage Error

å=

=n

t

tn n

PEMPE

1

........................................................................................ (2-31)

9. Mean Absolute Percentage Error

å=

=n

t

tn n

PEMAPE

1

..................................................................................... (2-32)

2.2.17 Metode Economic Order Quantity (EOQ)

Model ini diarahkan untuk menemukan jumlah pesanan yang memenuhi

total biaya persediaan minimal dengan mempertimbangkan biaya pemesanan dan

biaya penyimpanan, sehingga diharapkan tidak ada kekurangan persediaan.

Metode ini dapat digunakan baik untuk barang yang dibeli maupun untuk barang

yang diproduksi sendiri. Model persediaan ini memakai asumsi-asumsi sebagai

berikut:

1. Hanya satu barang yang diperhitungkan.

2. Kebutuhan (permintaan) setiap periode diketahui, relatif tetap dan terus

menerus.

3. Barang yang dipesan diasumsikan langsung dapat tersedia atau berlimpah.

4. Waktu tenggang (lead time) bersifat konstan.

5. Setiap pesanan diterima dalam sekali pengiriman dan langsung dapat

digunakan.

6. Tidak ada pesanan ulang (back order) karena kehabisan persediaan.

7. Tidak ada quantity discount.

Secara grafis, model dasar persediaan ini dapat digambarkan sebagai

berikut:

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Bapak Budiono CV. Lokasi perusahaan ini berada di kota Purworejo tepatnya di Jl. WR. Supratman No. 183 Cangkrep Lor. Pada awal berdiri Klinik ini hanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-30

Gambar 2.6 Grafik Model Persediaan EOQ Sumber: Herjanto, 1999

Dalam metode EOQ digunakan beberapa notasi sebagai berikut:

D = Jumlah pemesanan barang suatu periode (unit/tahun)

d = Tingkat kebutuhan per unit waktu (unit/tahun)

S = Biaya pemesanan (rupiah)

T = Periode/waktu pemesanan (tahun)

t = Waktu satu putaran produksi (tahun)

C = Harga barang (rupiah)

H = Biaya penyimpanan (rupiah/unit/tahun)

Q = Jumlah pemesanan (unit)

F = Frekuensi pemesanan (kali/tahun)

L = Waktu tenggang atau lead time (hari)

TC = Total biaya persediaan (rupiah/tahun)

Dirumuskan:

Frekuensi Pesanan = Jumlah pemesanan barang suatu periode / jumlah

pemesanan

QD

=

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Bapak Budiono CV. Lokasi perusahaan ini berada di kota Purworejo tepatnya di Jl. WR. Supratman No. 183 Cangkrep Lor. Pada awal berdiri Klinik ini hanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-31

Biaya Pemesanan Pertahun = Frekuensi pesanan x biaya pesanan

SQD

=

Biaya Penyimpanan Pertahun = Persediaan rata-rata x biaya penyimpanan

HQ2

=

Total Biaya Pertahun (TC) = Biaya pemesanan pertahun + biaya

penyimpanan pertahun

HQ

SQD

2+=

EOQ terjadi bila biaya pemesanan sama dengan biaya penyimpanan, maka

HQ

SQD

2=

22 HQDS =

HDS

Q22 =

HDS

Q2* = ................................................ (2-33)

Q* adalah EOQ yaitu jumlah pemesanan yang memberikan total biaya

persediaan yang optimal.

2.2.18 Persediaan Pengaman (Safety Stock)

Safety Stock berfungsi untuk melindungi atau menjaga kemungkinan

terjadinya kekurangan barang, misalnya karena penggunaan barang yang lebih

besar dari perkiraan semula atau keterlambatan dalam penerimaan barang yang

dipesan. Makin besar persediaan ini maka semakin besar resiko dalam bentuk

dana yang terikat dalam persediaan, kemungkinan kerusakan barang dan

kemungkinan penambahan biaya lainnya. Dalam hal ini harus diupayakan untuk

memperkecil resiko kehabisan persediaan (Rangkuty, 1997).

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Bapak Budiono CV. Lokasi perusahaan ini berada di kota Purworejo tepatnya di Jl. WR. Supratman No. 183 Cangkrep Lor. Pada awal berdiri Klinik ini hanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-32

Dengan rumus: qq ZSS s´= ............................................................ (2-34)

Sedangkan menurut Chopra dan Meindl (2001), untuk menentukan

besarnya standar deviasi bedasarkan hasil peramalan, maka dilakakuan perkalian

sebesar 1,25 dari nilai MAD peramalan terpilih.

Dengan rumus: MADq ´= 25.1s .....................................................(2-35)

Keterangan:

SSq = Safety stock obat q

σq = Standar deviasi obat q

Z = Service level (nilainya diperoleh dari tabel standar deviasi normal)

MAD= Mean Absolut Deviation

2.2.19 Pemesanan Kembali (Reorder Point)

Reorder Point adalah saat dimana harus diadakan pemesanan kembali

sehingga kedatangan atau penerimaan barang yang dipesan tepat waktu. Titik

pemesanan ulang dapat ditetapkan dengan menjumlahkan penggunaan selama

waktu tenggang ditambah dengan persediaan pengaman.

Dengan rumus: qrqq SSLDROP +´= )( ........................................ (2-36)

Keterangan:

ROP = Reorder point obat q

qD = Rata-rata pemakaian obat q per minggu

Lr = Lead time supplier r

SSq = Safety stock obat q

2.2.20 Total Inventory Cost

Total Inventory Cost merupakan keseluruhan dari biaya persediaan yang

terdiri dari biaya pembelian, biaya pemesanan, dan biaya penyimpanan.

Dengan rumus: å=

=N

qqqqN HSDTIC

1

2 ............................................. (2-37)

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Bapak Budiono CV. Lokasi perusahaan ini berada di kota Purworejo tepatnya di Jl. WR. Supratman No. 183 Cangkrep Lor. Pada awal berdiri Klinik ini hanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-33

2.2.21 Total Inventory Cost Perusahaan

Merupakan perhitungan total keseluruhan biaya persediaan menurut

metode Klinik Rawat Inap Budi Sehat.

Dengan rumus: ( ) ( )[ ]å=

´+´=N

qqqqBS SpHXTIC

1

............................. (2-38)

Keterangan:

TICBS = Total Inventory Cost persusahaan

N = Jumlah periode

qX = Rata-rata pemakaian obat q

Hq = Biaya simpan obat q

p = Frekuensi pembelian dalam setahun

Sq = Biaya pemesanan obat q