bab ii tinjauan pustaka - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4222/3/dewi ayu rachmawati bab...

17
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian terdahulu 1. Daswin (2012) dengan Judul Pengaruh Kafein Terhadap Kualitas Tidur Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Tujuan ini yaitu mengetahui pengaruh penggunaan kafein pada kualitas tidur mahaiswa. penelitian ini bersifat eksperimental dengan desain paralel dan tujuan klinis pragmatis. Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 30 mahasiswa semester VII fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2012 dengan metode Consecutive sampling. Metode pengumpulan data adalah wawancara dimana data kualitas tidur diambil dari 30 mahasiswa semester VII Fakultas kedokteran Universitas Sumatra Utara dengan menggunakan kuaisioner kualitas tidur.hasilnya yaitu tidur orang yang mendapat kopi mendapat kopi berkafein adalah 53,3 % berkualitas sedang. Kualitas tidur orang mendapat kopi dekafein adalah 73,3 % berkualitas baik. Sehingga kualitas tidur orang pada orang yang mendapat kopi berkafein adalah lebih buruk dari orang yang mendapat kopi dekafein. Persamaan pada penelitin ini yaitu mengetahui pengaruh kafein terhadap kualitas tidur, variabel terikatnya sama-sama tentang kualitas tidur dan kuisioner yang digunakan yaitu dengan kuisioner kualitas tidur. perbedaannya yaitu variabel bebas dalam penelitian ini yaitu konsumsi kopi robusta, susu, dan campuran keduanya, teknik pengambilan sample pada penelitian ini yaitu dengan purposive sampling, dan responden yang dipilih yaitu seluruh mahasiswa semester VII Universitas Muhammadiyah Purwokerto. B. Landasan Teori 1. Kopi a. Definisi Secara umum, Indonesia termasuk salah satu konsumen kopi dengan konsumsi 6, 38% dari konsumsi negara total eksportir kopi dunia Pengaruh Pemberian Minuman..., Dewi Ayu Rachmawati, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Upload: dangnguyet

Post on 14-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4222/3/DEWI AYU RACHMAWATI BAB II.pdf · mempengaruhi kualitas tidur. Gambar 2.1: Struktur kafein (Misra, 2008)

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hasil Penelitian terdahulu

1. Daswin (2012) dengan Judul Pengaruh Kafein Terhadap Kualitas Tidur

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Tujuan ini

yaitu mengetahui pengaruh penggunaan kafein pada kualitas tidur

mahaiswa. penelitian ini bersifat eksperimental dengan desain paralel dan

tujuan klinis pragmatis. Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 30

mahasiswa semester VII fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara

tahun 2012 dengan metode Consecutive sampling. Metode pengumpulan

data adalah wawancara dimana data kualitas tidur diambil dari 30

mahasiswa semester VII Fakultas kedokteran Universitas Sumatra Utara

dengan menggunakan kuaisioner kualitas tidur.hasilnya yaitu tidur orang

yang mendapat kopi mendapat kopi berkafein adalah 53,3 % berkualitas

sedang. Kualitas tidur orang mendapat kopi dekafein adalah 73,3 %

berkualitas baik. Sehingga kualitas tidur orang pada orang yang mendapat

kopi berkafein adalah lebih buruk dari orang yang mendapat kopi

dekafein. Persamaan pada penelitin ini yaitu mengetahui pengaruh kafein

terhadap kualitas tidur, variabel terikatnya sama-sama tentang kualitas

tidur dan kuisioner yang digunakan yaitu dengan kuisioner kualitas tidur.

perbedaannya yaitu variabel bebas dalam penelitian ini yaitu konsumsi

kopi robusta, susu, dan campuran keduanya, teknik pengambilan sample

pada penelitian ini yaitu dengan purposive sampling, dan responden yang

dipilih yaitu seluruh mahasiswa semester VII Universitas Muhammadiyah

Purwokerto.

B. Landasan Teori

1. Kopi

a. Definisi

Secara umum, Indonesia termasuk salah satu konsumen kopi

dengan konsumsi 6, 38% dari konsumsi negara total eksportir kopi dunia

Pengaruh Pemberian Minuman..., Dewi Ayu Rachmawati, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4222/3/DEWI AYU RACHMAWATI BAB II.pdf · mempengaruhi kualitas tidur. Gambar 2.1: Struktur kafein (Misra, 2008)

5

(Lestari et al, 2009). Kopi itu sendiri juga termasuk minuman yang paling

terkenal dikalangan masyarakat khususnya remaja. Kopi banyak disenangi

oleh masyarakat sekitar karena memiliki cita rasa dan aroma yang khas.

Namun kopi juga mempunyai efek negatif diantaranya dapat mengganggu

absorbsi besi sehingga menyebabkan anemia defisiensi besi, ulkus

peptikum, esofagitis erosif, dan gastroesofageal refluks (Koto, 2014).

Senyawa nutrisi pada biji kopi terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, dan

mineral. Sukrosa yang termasuk golongan karbohidrat merupakan

senyawa disakarida yang terkandung dalam biji kopi, kadarnya bisa

mencapai 75% pada biji kopi kering (Aziz et al. 2009).

Remaja usia sekolah antara usia 12-21 tahun, baik laki-laki

maupun perempuan menggunakan kafein untuk meningkatkan semangat

dalam mengerjakan tugas dan mengusir rasa kantuk pada jam-jam sekolah

(Purdiani, 2014).

b. Zat yang terkandung didalam kopi diantaranya:

1) Kafein

Kafein merupakan senyawa kimia alkaloid terkandung secara

alami pada lebih 60 jenis tanaman terutama teh (1-48%), kopi (1-1,5%),

dan biji kola (2,7-3,6%). Kafein diproduksi secara komersial dengan cara

ekstraksi dari tanaman tertentu serta diproduksi secara sintesis.

Kebanyakan produksi kafein bertujuan untuk memenuhi industri

minuman. Kafein juga digunakan sebagai penguat rasa atau bumbu pada

berbagai industri makanan (Misra et al, 2008).

Kafein adalah alkaloid putih yang mempunyai rumus senyawa

kimia C8H10N4O2, dan rumus bagun 1,3,7-trimethylxanthine. Kafein

mempunyai kemiripan struktur kimia dengan 3 senyawa alkaloid yaitu

Xanthin, Theophylline, dan Theobromin (Daswin, 2013). Komponen yang

dikenal dalam kafein yaitu Xanthin. Xanthin dalam kafein paling kuat dan

mempunyai kemampuan untuk kewaspadaan dan dapat menunda tidur

(Koto, 2014).

Pengaruh Pemberian Minuman..., Dewi Ayu Rachmawati, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4222/3/DEWI AYU RACHMAWATI BAB II.pdf · mempengaruhi kualitas tidur. Gambar 2.1: Struktur kafein (Misra, 2008)

6

Kafein merupakan stimulasi sistem saraf pusat dan metabolik.

Kafein dapat menghambat phosphodiesterase dan mempunyai efek

antagonis pada reseptor adenosal sentral sehingga dapat mempengaruhi

fungsi saraf pusat dan mengakibatkan gangguan tidur (Daswin, 2012).

Lebourgoues (2005) memperkuat hasil penelitian ini yang mana

hasil penelitiannya menunjukan bahwa konsumsi kafein sebelum tidur

mempengaruhi kualitas tidur.

Gambar 2.1: Struktur kafein (Misra, 2008)

Hasil Penelitian Purdiani (2014) menunjukan bahwa terdapat

hubungan bermakna antara responden yang mengkonsumsi kafein dengan

yang tidak mengkonsumsi terhadap semangat kerja/belajar, responden

yang mengkonsumsi kafein mempunyai semangat kerja/belajar yang baik.

Namun, konsumsi kafein juga dapat mempengaruhi aspek psikologi

penggunaannya, responden yang biasa mengkonsumsi kafein dan

kemudian tidak minum ditemukan mengalami kecemasan, letih/lesu dan

tidak bersemangat. Diketahui pula frekuensi dan jumlah konsumsi kafein

juga mengambil peranan penting terhadap semangat belajar/kerja dan

aspek psikologis.

Menurut Hounnaklang et al. (2016) semakin banyak kafein yang

mereka konsumsi, maka semakin banyak yang memiliki kualitas tidur

yang buruk. Faktanya bahwa konsumen kafein tidak bisa mudah tertidur

karena akan memblokir efek adenosin, neurotransmitter dan diduga

mempromosikan tidur. Selain itu, kafein juga bisa mengganggu tidur

dengan meningkatkan kebutuhan untuk buang air kecil.

Pengaruh Pemberian Minuman..., Dewi Ayu Rachmawati, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4222/3/DEWI AYU RACHMAWATI BAB II.pdf · mempengaruhi kualitas tidur. Gambar 2.1: Struktur kafein (Misra, 2008)

7

a) Sumber kafein

Kafein banyak terdapat pada biji kopi dan daun teh. Saat ini sudah

terdapat beberapa paten yang meneliti proses dekafeinasi dari beberapa

jenis bahan. Kafein juga terdapat pada teh (1-48%), kopi (1-1,5), dark

chocolate (20 mg per ons), espresso (100 mg per 2 ons), kopi instan (70

mg per 8 ons) dan pada daun teh sebesar 0,5 g per 25 g (Rajasekaran,

2005).

Tabel 2.1 Kadar kafein

Kadar kafein

1 cangkir (180 ml) kopi instan 100 mg

1 cangkir (180 ) kopi saring 150 mg

1 cangkir (240 ml) kopi saring 200 mg

Tablet vivarin 200 mg

1 kaleng (360 ml) coca cola, pepsi, Dr. Pepper, atau minuman

ringan berkafein lainnya.

±40 mg

1 cangkir (180 ml) teh hijau 15 mg

1 cangkir (180 ml) teh hitam 50 mg

1 cangkir (180 ml) coklat panas 10 mg

Coklat susu batangan merek Hershey (45 gr) 12 mg

Coklat hitam batangan merek Hershey (37 gram) 36 mg

Es krim kopi merek Haagen Dazs (227 gr) 64 g

Sumber : Bannet and Bealer, 2010

b) Farmakologi kafein

Kafein merupakan salah satu jenis alkaloid yang mempunyai efek

farmakologis seperti menstimulasikan saraf pusat, relaksaasi otot polos

terutama otot polos bronkus dan menstimulasi otot jantung. Efek kafein

pada tubuh timbul pada pemberian kafein 85-250 mg. Namun ketika

kafein ditambahkan dalam jumlah tertentu ke dalam minuman dengan

jumlah berlebih tanda dan gejala yang dapat ditimbulkan diantaranya rasa

gugup, gelisah, tremor, insomnia, hipertensi, mual dan kejang, kecemasan,

insomnia, wajah memerah, diuresis, gangguan saluran cerna, kejang otot,

takikardi, aritmia, peningkatan energi dan agitasi psikomotor (Soraya,

2008).

c) Toleransi kafein

Menurut SNI batas minuman adalah 150 mg/hari atau 50

mg/sajian. Dosis kafein yang diizinkan 100-200 mg/hari. Bannet dan

Bealer (2010) merekomendasikan bahwa untuk konsumsi kafein setiap

Pengaruh Pemberian Minuman..., Dewi Ayu Rachmawati, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4222/3/DEWI AYU RACHMAWATI BAB II.pdf · mempengaruhi kualitas tidur. Gambar 2.1: Struktur kafein (Misra, 2008)

8

harinya tidak melebihi 500-600 mg atau jumlah setara dengan 3-4 cangkir

kopi saring ukuran 180 mg. Hal ini dikarenakan akan berdampak pada

status kesehatan seseorang seperti insomnia, merasa gugup, emosi yang

buruk dan cemas. Menurut Elina (2009) dalam penelitian Kristiyanto et

al. (2013) menyatakan tiap jenis kopi berbeda-beda seperti pada kopi

Rebusta yang mengandung kafein 2,473% sedangkan kopi arabica

mengandung kafein 1,994 %.

d) Farmakokinetik kafein

Absorbsi kafein terjadi pada saluran cerna dan kadar puncak dalam

darah dicapai selama 30 hingga 45 menit. Pada orang dewasa yang sehat

jangka waktu penyerapannya yaitu sekitar 3-4 jam, pada wanita yang

menggunakan kontrasepsi oral waktu penyerapannya adalah 5-10 jam.

Sedangkan Pada bayi dan anak jangka waktu penyerapan lebih panjang

yaitu sekitar 30 jam. Kafein dapat melewati plasenta dan lapisan darah-

otak dikarenakan sifatnya yang hidrofobik (Daswin, 2012). .

Hati merupakan tempat utama dalam proses metabolisme kafein.

Hasil akan dimetabolisme lebih lanjut dan akan dikeluarkan melalui urin.

Waktu paruh eliminasinya berkisar antara 3-7 jam. Adapun faktor-faktor

yang dapat mempengaruhinya diantaranya jenis kelamin, usia, penggunaan

kontrasepsi oral, kehamilan dan merokok. Namun waktu paruh kafein

pada wanita lebih singkat dibandingkan dengan laki-laki (Daswin, 2012).

e) Farmakodinamik kafein

Kafein mempunyai efek relaksasi otot polos, terutama otot polos

bronkus, merangsanag susunan saraf pusat, otot jantung, meningkatkan

diuresis (Syarif et al. 2007).

(1) Susunan syaraf pusat

Kafein merupakan perangsang SSP yang kuat. Orang yang

mengkonsumsi kafein akan merasakan tidak ngantuk, tidak terlalu lelah,

daya fikir lebih cepat dan jernih. Akan tetapi kemampuannya akan

berkurang ketika melakukan pekerjaan yang memerlukan koordinasi otot

halus (kerapihan), ketepatan waktu maupun ketepatan berhitung. Efek

tersebut timbul pada pemberian kafein 85-250 mg (1-3 cangkir kopi).

Pengaruh Pemberian Minuman..., Dewi Ayu Rachmawati, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4222/3/DEWI AYU RACHMAWATI BAB II.pdf · mempengaruhi kualitas tidur. Gambar 2.1: Struktur kafein (Misra, 2008)

9

Ketika dosis metilxantin ditinggikan maka akan menyebabkan gugup,

insomnia, gelisah, tremor, kejang fokal atau kejang umum (Syarif et al.

2007).

(2) Sistem kardiovaskuler

Methylxanthine memiliki efek kronotopi dan intropik positif secara

lansung pada jantung. ketika konsentrasi rendah, efek tersebut timbul yang

disebabkan karena adanya peningkatan pelepasan ketokolamin yang

disebabkan oleh penghambatan reseptor adenosin presinaptik (Syarif et al.

2007).

(a) Jantung

Kadar kafein yang rendah dalam plasma akan menurunkan denyut

jantung yang mungkin menyebabkan perangsangan nervus vagus dimedula

oblongata. Sedangkan kadar kafein yang tinggi akan menyebabkan

takikardi, pada individu yang sensitif akan menyebabkan aritmia, misalnya

kontraksi ventrikel yang prematur, aritmia ini akan dialami oleh orang

yang mengkonsumsi kafein secara berlebihan (Syarif et al, 2007).

(b) Pembuluh darah

Kafein dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah, termasuk

pembuluh darah koroner dan pulmonal karena adanya efek langsung pada

otot pembuluh darah (Syarif et al, 2007).

(c) Sirkulasi otak

Resistensi pembuluh darah otak akan naik dan disertai adanya

pengurangan aliran darah dan PO2 di otak. Hal ini diduga merupakan

refleksi adanya hambatan adenosin oleh xantin, dan pentingnya adenosin

dalam pengaturan sirkulasi otak (Syarif et al, 2007).

(d) Sirkulasi koroner

Secara eksperimental terbukti bahwa xantin dapat menyebabkan

vasodilatasi arteri koroner dan bertambahnya aliran darah koroner, akan

tetapi xantin juga dapat meningkatkan kerja jantung (Syarif et al, 2007).

Pengaruh Pemberian Minuman..., Dewi Ayu Rachmawati, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4222/3/DEWI AYU RACHMAWATI BAB II.pdf · mempengaruhi kualitas tidur. Gambar 2.1: Struktur kafein (Misra, 2008)

10

(e) Diuresis

Kafein dapat menyebabkan diuresis dengan cara meninggikan

produksi urin atau mengehambat reabsorbsi elektrolit ditubulus proxsimal.

Akan tetapi efek yang ditimbulkan sangat lemah (Syarif et al, 2007).

(f) Efek metabolik

Pemberian kafein sebesar 4-8 mg/kgBB pada orang sehat maupun

orang gemuk maka akan menyebabkan penigkatan kadar asam lemak

bebas dalam plasma dan juga dapat meningkatkan metabolisme basal.

Masih belum jelas benar apakah perubahan metabolisme ini berkaitan

dengan peningkatan pelepasan ataupun efek ketakolamin (Syarif et al,

2007).

Kafein memiliki potensi merangsang sejumlah gangguan pada

tubuh berupa penyakit kardiovaskular (kolesterol, penyakit jantung,

tekanan darah tinggi, dan stroke), kanker, penyakit pada organ-organ

reproduksi, ginjal, gangguan saluran pencernaan, osteoporosis berpotensi

kecanduan/adiksi. Selain menyebabkan insomnia, mudah gugup, sakit

kepala, merasa tegang dan lekas marah, kafein juga dapat meningkatkan

detak jantung dan metabolisme pada tubuh. Secangkir kopi berpotensi

meningkatkan tekanan darah 5-10 mmHg. Jika diikuti pengerasan

pembuluh darah, maka resiko pasien darah tinggi terkena serangan jantung

dan stroke menjadi lebih besar dibandingkan manusia normal (Kurniawati,

et al. 2010).

f) Mekanisme kafein mempengaruhi tidur

Mekanisme kerja kafein pada sel saraf berkontribusi pada efek

kafein tersebut. Aktivitas sel saraf akan dipengaruhi oleh senyawa

adenosin. Adenosin merupakan senyawa nukleotida yang dapat berfungsi

mengurangi aktivitas sel saraf saat menempel pada sel tersebut. Senyawa

kafein menempel pada reseptor yang sama tetapi tidak memperlambat

aktivitas sel saraf namun sebaliknya akan menghalangi adenosin untuk

berfungsi. Kafein dapat mengikat senyawa adenosin di otak, sehingga

dampaknya aktivitas otak akan meningkat sehingga menyebabkan hormon

efinefrin atau adrenalin disebar. Hormon tersebut akan menaikkan detak

Pengaruh Pemberian Minuman..., Dewi Ayu Rachmawati, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4222/3/DEWI AYU RACHMAWATI BAB II.pdf · mempengaruhi kualitas tidur. Gambar 2.1: Struktur kafein (Misra, 2008)

11

jantung, meninggikan tekanan darah, menambah penyaluran darah ke otot-

otot, dan mengeluarkan glukosa dari hati (Soraya, 2008).

2) Polifenol

Kopi merupakan minuman dengan kandungan polifenol yang

sangat tinggi. Diantara senyawa polifenol yang paling banyak terdapat di

dalam kopi adalah cholorogenic acid. Senyawa ini adalah komponen

fenolik utama di dalam kopi yang memiliki kandungan chlorogenic acid

paling banyak dari semua jenis tumbuhan. Hasil penelitian menyatakan

bahwa chlorogenic acid yang merupakan salah satu antioksidan poten dari

senyawa fenolik mampu menghambat aktivitas xanthin oxidase sehingga

mampu menurunkan kadar asam urat serum (Koto et al. 2014).

Selain cita rasanya yang khas, kopi juga memiliki manfaat dalam

merangsang kinerja otak serta sebagai antioksidan. Asam klorogenat dapat

memberikan aroma khas, rasa, bau, dan flavor saat pemanggangan kopi

sehingga dapat menjadi parameter untuk menentukan kualitas kopi.

2. Susu

a. Pengertian

Susu merupakan sumber protein hewani yang dibutuhkan dalam

pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta menjaga kesehatan.

Sedangkan susu segar merupakan cairan yang berasal dari ambing sapi

sehat dan bersih, diperoleh dengan cara pemerahan yang benar, yang

kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambah dengan apapun dan

belum mendapat perlakuan apapun kecuali pendinginan (Standar Nasional

Indonesia, 2011).

Susu mempunyai komposisi yang seimbang sehingga dapat

bermanfaat bagi tubuh sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi

seseorang. Susu mengandung semua zat yang dibutuhkan oleh tubuh

seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin (Zakaria et al.

2013). Gizi tidak hanya dibutuhkan untuk pertumbuhan, tapi untuk

kesehatan tubuh manusia, sehingga mampu mencapai produktivitas yang

optimal. Gizi yang baik akan mempengaruhi perkembangan tubuh dari

sejak usia kandungan sampai usia tua sehingga dapat berpengaruh

Pengaruh Pemberian Minuman..., Dewi Ayu Rachmawati, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4222/3/DEWI AYU RACHMAWATI BAB II.pdf · mempengaruhi kualitas tidur. Gambar 2.1: Struktur kafein (Misra, 2008)

12

terhadap kualitas hidup seseorang. Bukan hanya faktor fisik, akan tetapi

mental dan kemampuan berfikir juga akan dipengaruhi oleh konsumsi gizi

(Wardyaningrum, 2011).

b. Kandungan dan manfaat susu

Susu mengandung banyak asam amino triptopan yang merupakan

salah satu bahan dasar seretonin, sehingga apabila diminum sebelum tidur

maka dapat menyebabkan tubuh beristirahaat dengan baik (Widodo,

2014). Pada penelitian Wardyaningrum (2011) menyatakan bahwa

sebagian responden mengetahui bahwa susu dapat mengatasi masalah

tidur. Peran susu bagi kesehatan tidak hanya menyangkut osteoporosis

namun untuk optimalisasi produksi melatonin (hormon yang dihasilkan

kelenjar pineal pada malam hari sehingga menimbulkan rasa kantuk dan

kemudian tubuh dapat beristirahat dengan baik).

Susu merupakan sumber protein (kasein), lemak (asam lemak

miristrat, stearat, oleat, linoelat, dan linolenat), karbohidrat (laktosa),

vitamin (A,D,K), serta mineral (kalium, kalsium, phospor, klorida, fluor,

natrium, magnesium). Didalam susu juga terkandung enzim-enzim, air,

dan senyawa bioaktif dalam jumlah yang memadai. Kandungan kalsium

dalam susu dapat berfungsi dalam pembentukan tulang dan gigi, mengatur

reaksi biologi, membantu kontraksi otot dan mengatur pembekuan darah.

Di dalam tulang, kalsium dapat berperan sebagai bagian dalam struktur

tulang dan berperan sebagai cadangan kalsium bagi tubuh. Pada saat

proses pembentukan gigi, kalsium itu sangat diperlukan, karena ketika

kekurangan kalsium pada saat pembentukan gigi, maka dapat

menyebabkan kerentanan kerusakan gigi. Kandungan yang terdapat pada

susu tidak hanya kalsium dan lemak saja, namun susu juga mengandung

protein yang tinggi. Protein susu sepadan dengan daging dan hanya

diungguli oleh protein telur. Protein dapat berfungsi sebagai regenerasi

sel-sel baru dan pembentukan otak pada janin, membentuk enzim dan

hormon, energi, pertahanan terhadap bakteri dan virus. Sehingga apabila

dikonsumsi setiap hari maka dapat menjaga pertahanan tubuh

(Wardyaningrum, 2011).

Pengaruh Pemberian Minuman..., Dewi Ayu Rachmawati, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4222/3/DEWI AYU RACHMAWATI BAB II.pdf · mempengaruhi kualitas tidur. Gambar 2.1: Struktur kafein (Misra, 2008)

13

Terdapat beberapa manfaat bagi seseorang yang setiap harinya

minum susu. Manfaat tersebut diantaranya:

1) Dapat menetralisir racun seperti keracunan logam, timah dan cadmium

dari bahan makanan lain yang diserap oleh tubuh.

2) ASI (Air Susu Ibu) dan kandungan lemak di dalamnya dapat

memperkuat daya tahan fungsi syaraf, mencegah pertumbuhan tumor

pada sel tubuh.

3) Kandungan tyrosine dalam susu dapat mendorong hormon

kegembiraan, Karena unsur serum dalam darah tumbuh dalam skala

besar.

4) Zat besi, tembaga dan vitamin A dalam susu mempunyai fungsi

terhadap kecantikan, yaitu dapat mempertahankan kulit agar tetap

bersinar.

5) Kandungan kalsium dalam susu dapat menambah kekuatan tulang,

mencegah tulang menyusut dan patah tulang.

6) Kandungan magnesium dalam susu dapat membuat jantung dan sistem

syaraf tahan terhadap kelelahan.

7) Kandungan Seng pada susu sapi dapat menyembuhkan luka dengan

cepat.

8) Kandungan vitamin B2 di dalam susu sapi dapat meningkatkan

ketajaman penglihatan.

9) Minum susu sebelum tidur dapat membantu kesulitan tidur

10) Susu sebagai salah satu minuman bergizi yang mengandung berbagai

zat bioaktif, vitamin dan mineral sangat sangat dibutuhkan oleh tubuh.

Susu sangat penting sebagai suplemen gizi (Wardyaningrum, 2011).

3. Mahasiswa Semester VII

Mahasiswa merupakan sekelompok individu yang sedang

menuntut ilmu disebuah universitas diperguruan tinggi. Jumlah mahasiswa

Universitas Muhammadiyah Purwokerto yaitu 1538 (Ump, 2016).

Kegiatan mahasiswa sangatlah banyak. Mulai dari jadwal akademik

maupun non akademik seperti organisasi, ukm, tugas kuliah, praktikum,

membuat laporan praktikum, hingga penyusunan skripsi hingga

Pengaruh Pemberian Minuman..., Dewi Ayu Rachmawati, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4222/3/DEWI AYU RACHMAWATI BAB II.pdf · mempengaruhi kualitas tidur. Gambar 2.1: Struktur kafein (Misra, 2008)

14

berkumpul atau bersosialisasi dengan komunitasnya masing-masing

sehingga banyak mahasiswa yang harus meluangkan waktunya sampai

larut malam untuk mengerjakan hal tersebut agar kegiatannya dapat

terlaksana semua. Oleh sebab itu mereka membutuhkan waktu tejaga lebih

lama dibandingkan waktu tidur.

4. Tidur

a. Pengertian tidur

Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar, yang relatif lebih

responsif terhadap rangsangan internal. Ketika tidur kesadaran seseorang

akan sesuatu akan menjadi turun dan otak tetap memainkan peran dalam

mengatur fungsi pencernaan, aktivitas jantung dan pembuluh darah, serta

fungsi kekebalan dalam memberikan energi dalam tubuh dan dalam

pemrosesan kognitif, termasuk dalam penyimpanan, penataan, pembacaan

informasi yang disimpan dalam otak serta perolehan informasi saat terjaga.

Adapun perbedaan tidur dengan keadaan tidak sadar lainnya yaitu pada

saat tidur siklusnya dapat diprediksi dan kurang respon terhadap

rangsangan eksternal. Otak dapat menjadi kurang responsif terhadap

rangsangan visual, auditori dan rangsangan lingkungan lainnya. Tidur

dapat dianggap keadaan pasif yang dimulai dari input sensorik walaupun

mekanisme inisiasi aktif juga mempengaruhi keadaan tidur. Hampir

sepertiga waktu manusia digunakan untuk tidur. akan tetapi apabila

kebutuhan tidur tidak terpenuhi, dapat terjadi keadaan yang dikenal

dengan gangguan tidur atau insomnia (Sasmita, 2015).

b. Manfaat tidur

Tidur dapat meningkatkan aliran darah ke otak, sintesis protein,

sebagai pertahanan sistem imun, mengurangi kelelahan, serta dapat

menyeimbangkan suasana hati, dapat memacu perkembangan dan

perbaikan seluler, serta dapat meningkatkan kemampuan belajar.

Seseorang yang tidurnya tidak cukup, maka akan mudah tersinggung,

berkonsentrasi kurang dan sulit untuk mengambil keputusan. Tidur dapat

berfungsi sebagai restorative (memperbaiki) kembali organ-organ tubuh.

Selain itu fungsi yang lainnya yaitu dapat digunakan sebagai tanda

Pengaruh Pemberian Minuman..., Dewi Ayu Rachmawati, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4222/3/DEWI AYU RACHMAWATI BAB II.pdf · mempengaruhi kualitas tidur. Gambar 2.1: Struktur kafein (Misra, 2008)

15

terdapatnya kelainan pada tubuh seperti terdapatnya gangguan tidur yang

menjadi peringatan dini keadaan patologis yang terjadi di tubuh (Indrawati

B, 2012).

Fungsi tidur yaitu untuk menjaga keseimbangan mental,

emosional, kesehatan, mengurangi stres pada paru, kardiovaskuler, dan

endokrin. Selain itu Tidur juga diperlukan dalam memperbaiki dan

menyiapkan energi yang telah digunakan setelah periode istirahat

(Saputro, 2015).

c. Fisiologi tidur

Tidur merupakan salah satu cara untuk mengatasi kelelahan.

Dengan tidur maka semua rasa cape, keluhan akan hilang serta akan

memperoleh tenaga dan semangat lagi untuk menyelesaikan masalah yang

dihadapi. Makhluk hidup mempunyai irama kehidupan yang sesuai dengan

beredarnya waktu dalam siklus 24 jam. Irama yang seiring dengan rotasi

bola dunia disebut sebagai irama sirkadian. Pusat kontrol irama sirkadian

terletak pada bagian ventral anterior hypothalamus. Bagian susunan saraf

pusat yang mengadakan kegiatan sinkronisasi terletak pada substansia

ventrikulo retikularis medulo oblogata yang disebut sebagai pusat tidur.

Sedangkan Bagian susunan saraf pusat yang menghilangkan

sinkronisasi/desinkronisasi terdapat pada bagian rostral medula oblogata

disebut sebagai pusat penggugah atau aurosal state (Sasmita, 2015).

Tidur dibagi menjadi dua tahap secara garis besarnya yaitu Fase

rapid eye movement (REM) disebut juga active sleep dan Fase non rapid

eye movement (NREM) disebut juga quiet sleep. Kedua status terebut

berbeda berdasarkan kumpulan parameter fisiologi. NREM ditandai oleh

denyut jantung dan frekuensi pernafasan yang stabil dan lambat, aktivitas

otak yang lambat, penurunan aktivitas metabolik, serta tekanan darah yang

rendah. NREM merupakan tahap tidur yang tenang. NREM dapat pula

diartikan sebagai fase pergerakan mata yang tidak tepat. Non Rapid Eye

Movement merupakan keadaan aktif yang terjadi melalui osilasi antara

talamus dan korteks (Indrawati B, 2012).

Pengaruh Pemberian Minuman..., Dewi Ayu Rachmawati, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4222/3/DEWI AYU RACHMAWATI BAB II.pdf · mempengaruhi kualitas tidur. Gambar 2.1: Struktur kafein (Misra, 2008)

16

Tahapan tidur didahului oleh fase NREM (Non Rapid Eye

Movement) yang terdiri dari 4 tahapan, lalu diikuti oleh fase REM (Rapid

Eye Movement). NREM terbagi menjadi 4 tahapan dimana kualitas tidur

dari tahap 1 sampai tahap 4 bertambah dalam. Tahap 1 merupakan tahap

tidur yang sangat ringan, transisi dari bangun ketidur. Individu merasa

mengantuk dan tenang, bola mata bergerak dari satu sisi kesisi lain, dan

frekuensi nafas serta denyut jantung berkurang sedikit demi sedikit.

Individu dapat dibangunkan lebih cepat. Tahap ini sekitar 5 menit. Tahap

2 adalah periode tidur ringan dimana pergerakan mata terhenti dan

gelombang otak melambat. Frekuensi denyut jantung, frekuensi nafas, dan

temperatur tubuh menurun. Tahap ini berlangsung sekitar 10-15 menit.

Tahap 3 dan 4 atau tidur lambat dikarakteristikan oleh fisiologis tanda-

tanda vital menurun. Selama tahap 3, frekuensi denyut jantung dan

pernafasan menurun lebih jauh, karena dominasi saraf parasimpatik.

Individu semakin sulit dibangunkan, otot rangka sangat rileks, refleks

terbatas, dan seringkali mendengkur. Tahap 4 disebut juga tidur delta atau

tidur dalam. Frekuensi denyut jantung dan pernafasan menurun sampai 20-

30 % sangat tenang, tubuh menjadi sangat rleks, sering terjadi mimpi dan

dengkuran serta sulit untuk dibangunkan (Indrawati, 2012).

Tahap tidur yang kedua yaitu Fase REM (Rapid Eye Movement.

Fase REM merupakan periode aktif yang ditandai oleh aktivitas otak yang

terus menerus dan sering terjadi mimpi. Fase REM biasanya ditandai

dengan gerakan mata yang yang tiba-tiba cepat, terjadi peningkatan saraf

otonom dan mimpi. Pada tidur REM terdapat fluktuasi luas dari tekanan

darah, denyut nadi dan frekuensi nafas, serta adanya penurunan tonus otot

dan peningkatan aktivitas involunter. REM dapat pula disebut dengan fase

aktif karena terjadi kerja gelombang otak dan otak mengalami mimpi.

Ketika tidurnya normal, maka masa tidur REM berlangsung 5-20 menit,

rata-rata timbul setiap 90 menit dengan periode pertama terjadi 80-100

menit setelah seseorang tertidur (Indrawati B, 2012).

Pengaruh Pemberian Minuman..., Dewi Ayu Rachmawati, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4222/3/DEWI AYU RACHMAWATI BAB II.pdf · mempengaruhi kualitas tidur. Gambar 2.1: Struktur kafein (Misra, 2008)

17

d. Kebutuhan tidur

Tabel 2.2 Kebutuhan Tidur Manusia

Umur Tingkat perkembangan Jumlah kebutuhan tidur

0-1 bulan Bayi baru lahir 14-18 jam/ hari

0-18 bulan Masa bayi 12-14 jam/hari

18 bulan -3 tahun Masa anak 11-12 jam/hari

3-6 tahun Masa prasekolah 11 jam/hari

6-12 bulan Masa sekolah 10 jam/hari

12-18 tahun Masa remaja 10 jam/hari

18-40 tahun Masa dewasa 8,5 jam/hari

40-60 tahun Masa muda paruh baya 7 jam/hari

60 tahun keatas Masa dewasa tua 6 jam/hari

Sumber : A.A dan Uliyah, 2008

e. Faktor yang mempengaruhi tidur

Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Kualitas tersebut dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk

tidur dan memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya.

Faktor yang dapat memengaruhi tidur diantaranya:

(a) Penyakit

Kebutuhan tidur seseorang dapat diperngaruhi karena keadaan

tubuh kurang baik atau karena sedang sakit. Banyak penyakit yang

dapat memperbesar kebutuhan tidur seperti penyakit yang disebabkan

oleh infeksi, terutama infeksi limpa. Infeksi limpa berkaitan dengan

keletihan, sehingga untuk mengatasi hal tersebut, penderita infeksi

limpa membutuhkan banyak waktu untuk tidur. Banyak juga keadaan

sakit yang menjadikan pasien kurang tidur, bahkan tidak bisa tidur.

(b) Latihan dan kelelahan

Setelah seseorang melakukan aktivitas yang berat, maka tubuh

memerlukan lebih banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi

yang telah dikeluarkan. ketika seseorang melakukan aktivitas dan

mencapai kelelahan. Maka, orang tersebut akan lebih cepat untuk

dapat tidur karena tahap tidur gelombang lambatnya diperpendek.

(c) Stres psikologis

Ketegangan jiwa dapat menyebabkan kondisi stress psikologis.

Seseorang yang memiliki masalah psikologis akan mengalami

kegelisahan sehingga sulit untuk tidur.

Pengaruh Pemberian Minuman..., Dewi Ayu Rachmawati, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4222/3/DEWI AYU RACHMAWATI BAB II.pdf · mempengaruhi kualitas tidur. Gambar 2.1: Struktur kafein (Misra, 2008)

18

(d) Obat

Obat dapat juga memengaruhi proses tidur.adapun jenis obat

yang dapat mempengaruhi proses tidur diantaranya jenis golongan obat

diuretik yang dapat menyebabkan insomnia, antidepresan dapat

menekan, kafein dapat meningkatkan saraf simpatis, yang

menyebabkan kesulitan untuk tidur, golongan beta bloker dapat

berefek pada timbulnya insomnia.

(e) Nutrisi

Kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur.

Apabila mengknsumsi protein yang tinggi maka orang tersebut akan

mempercepat proses terjadinya tidur, karena dihasilkan triptofan yang

merupakan asam amino hasil pencernaan protein yang dicerna dapat

membantu agar menjadi mudah tidur namun sebaliknya, kebutuhan

gizi yang kurang dapat juga mempengaruhi proses tidur, bahkan

terkadang sulit untuk tidur.

(f) Lingkungan

Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat

mempercepat proses terjadinya tidur. Sebaliknya lingkungan yang

tidak aman dan nyaman bagi seseorang dapat menyebabkan hilangnya

ketenangan dan akan mempengaruhi proses tidur sehingga akan

menyebabkan sulit tidur.

(g) Motivasi

Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang

untuk tidur, dapat memengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya

keinginan untuk tidak tidur dapan menimbulkan gangguan proses tidur

(Priyanto, 2016).

5. Kualitas tidur

Kualitas tidur adalah suatu keadaan dimana tidur yang dijalani

seorang individu menghasilkan kesegaran dan kebugaran ketika terbangun.

Menurut hidayat (2006) dalam Sasmita (2015) menyatakan bahwa kualitas

tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur sehingga seseorang

tersebut tidak memperhatikan perasaan lelah, mudah terangsang dan

Pengaruh Pemberian Minuman..., Dewi Ayu Rachmawati, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4222/3/DEWI AYU RACHMAWATI BAB II.pdf · mempengaruhi kualitas tidur. Gambar 2.1: Struktur kafein (Misra, 2008)

19

gelisah, lesu dan apatis, kehitaman disekitar mata, kelopak mata bengkak,

konjugtiva merah, mata perih perhatian, perhatian terpecah-pecah, sakit

kepala dan sering menguap atau mengantuk. Kualitas tidur yang baik

dapat memberikan perasaan tenang dipagi hari, perasaan energik, dan tidak

mengeluh gangguan tidur. dengan demikian memiliki kualitas tidur baik

sangaat penting dan vital untuk hidup sehat semua orang. Kualitas tidur

seseorang dikatakan baik apabila tidak menunjukan tanda-tanda

kekurangan tidur dan tidak mengalami masalah dalam tidurnya.

Tanda-tanda kekurangan tidur dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Tanda fisik : ekspresi wajah (area gelap disekitar mata, bengkak

dikelopak mata, konjugtiva kemerahan dan mata terlihat cekung),

kantuk yang berlebihan (sering menguap), tidak mampu untuk

berkonsentrasi (kurang perhatian), terlihat tanda-tanda keletihan

seperti penglihatan kabur, mual dan pusing.

b. Tanda psikologis: menarik diri, apatis dan respon menurun, merasa

tidak enak badan, malas berbicara, daya ingat berkurang, bingung,

timbul halusinasi, dan ilusi penglihatan atau pendengaran, kemampuan

memberikan pertimbangan atau keputusan menurun (Sasmita, 2015).

C. Kerangka Konsep

Penelitian ini untuk mendapatkan gambaran tentang penggunaan

minuman kopi, susu, dan campurannya terhadap kualitas tidur mahasiswa

semester VII Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Variabel independen Variabel dependen

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

Pola konsumsi Kopi robusta

dan susu

Pola konsumsi Campuran

keduanya (kopi dan susu)

Kualitas tidur

Pengaruh Pemberian Minuman..., Dewi Ayu Rachmawati, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4222/3/DEWI AYU RACHMAWATI BAB II.pdf · mempengaruhi kualitas tidur. Gambar 2.1: Struktur kafein (Misra, 2008)

20

D. Hipotesis

1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Daswin (2012)

kualitas tidur pada orang yang mendapat kopi berkafein adalah lebih buruk

dari orang yang mendapat kopi dekafein.

2. Hasil penelitian Widodo (2014) pada intervensi minuman susu hangat nilai

p=0,027 yang berarti p≤0,05 maka H1 diterima artinya minuman susu

hangat berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan tidur lansia.

Sehingga dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesa ada pengaruh

kualitas tidur bagi orang yang mendapat kopi robusta, susu, dan campuran

keduanya. Dimana terdapat perburukan kualitas tidur bagi mahasiswa

yang mengkonsumsi minuman kopi robusta dan campuran kopi susu.

Sedangkan mahasiswa yang mengkonsumsi susu mengalami perbaikan

kualitas tidur.

Pengaruh Pemberian Minuman..., Dewi Ayu Rachmawati, Fakultas Farmasi UMP, 2017