bab ii tinjauan pustaka a. vitamin adigilib.unimus.ac.id/files//disk1/138/jtptunimus-gdl...sehari...

26
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vitamin A 1. Pengertian vitamin A Vitamin A merupakan salah satu vitamin yang larut dalam lemak atau minyak. Vitamin A stabil terhadap panas, asam dan alkali tetapi sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan rusak pada suhu tinggi (Soejarwo, 2002,p.49) Vitamin A merupakan komponen penting dari retina (selaput jala), maka fungsi utama adalah untuk penglihatan. Disamping itu vitamin A juga membantu pertumbuhan dan mempunyai peranan penting dalam jaringan epitel (Karta Sapoetra & Warsetyo, 2003,p.31). 2. Sumber vitamin A Vitamin A sangat penting bagi kesehatan kulit, kelenjar, serta fungsi mata. Sekalipun pada waktu lahir bayi memiliki simpanan vitamin A, ASI tetap menjadi sumber yang penting dari vitamin A dan karoten (zat gizi yang banyak terdapat secara alami dalam buah-buahan dan sayur-sayuran). Karoten dapat membantu sistem kekebalan tubuh. Hati, telur, dan keju merupakan sumber-sumber vitamin A yang baik. Vitamin A juga terdapat dalam beta-karoten serta karotenoid lainnya. Tubuh manusia dapat sintesa vitamin A dari karoten atau pro vitamin A yang 9 Draft Only

Upload: others

Post on 20-Oct-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 9

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Vitamin A

    1. Pengertian vitamin A

    Vitamin A merupakan salah satu vitamin yang larut dalam

    lemak atau minyak. Vitamin A stabil terhadap panas, asam dan alkali

    tetapi sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan rusak pada suhu

    tinggi (Soejarwo, 2002,p.49)

    Vitamin A merupakan komponen penting dari retina (selaput

    jala), maka fungsi utama adalah untuk penglihatan. Disamping itu

    vitamin A juga membantu pertumbuhan dan mempunyai peranan penting

    dalam jaringan epitel (Karta Sapoetra & Warsetyo, 2003,p.31).

    2. Sumber vitamin A

    Vitamin A sangat penting bagi kesehatan kulit, kelenjar, serta

    fungsi mata. Sekalipun pada waktu lahir bayi memiliki simpanan vitamin

    A, ASI tetap menjadi sumber yang penting dari vitamin A dan karoten

    (zat gizi yang banyak terdapat secara alami dalam buah-buahan dan

    sayur-sayuran). Karoten dapat membantu sistem kekebalan tubuh. Hati,

    telur, dan keju merupakan sumber-sumber vitamin A yang baik. Vitamin

    A juga terdapat dalam beta-karoten serta karotenoid lainnya. Tubuh

    manusia dapat sintesa vitamin A dari karoten atau pro vitamin A yang

    9

    Draft

    Only

  • 10

    terdapat di sayuran dan buah-buahan yang berwarna, seperti wortel,

    tomat, apel, semangka, dan sebagainya (Dinkes Jateng, 2007)

    Vitamin A adalah salah satu zat gizi esensial yang tidak bisa

    diproduksi sendiri oleh tubuh manusia. Untuk memperolehnya harus di

    ambil dari sumber diluar tubuh terutama dari sumber alam, seperti bahan

    sereal, umbi, biji-bijian, sayuran, buah-buahan, hewani dan bahan-bahan

    olahan lainnya. Berikut bahan-bahan yang diketahui mengandung bahan

    utama pembentuk Vitamin A. (Desi & Dwi, 2009,p.21)

    Tinggi Sedang Rendah

    Minyak ikan,

    minyak kelapa

    sawit.

    Hati ayam, ubi

    jalar, wortel,

    bayam.

    Roti, daging sapi,

    kentang, ikan.

    3. Kekurangan vitamin A

    Kekurangan vitamin A dapat menimbulkan beberapa gangguan

    terhadap kesehatan tubuh, antara lain (Depkes RI, 2005) :

    a. Hemeralopia atau rabun ayam, rabun senja;

    b. Frinoderma, pembentukan epitel kulit tangan dan kaki

    terganggu, sehingga kulit tangan dan / atau tampak bersisik;

    c. Perdarahan pada selaput usus, ginjal, dan paru-paru;

    d. Kerusakan pada kornea dengan menimbulkan bintik, seroftalmin

    (kornea mengering), dan akhirnya kerotik;

    e. Terhentinya proses pertumbuhan;

    Draft

    Only

  • 11

    f.Terganggunya pertumbuhan bayi

    4. Kebutuhan vitamin A

    Kebutuhan vitamin A yang dianjurkan untuk anak balita 250

    mikrogram retinol (vitamin A) atau 750 mikrogram beta-karotin

    sehari (Kardjati, dan Alisjahbana, 2005,p.75). Sedangkan kebutuhan

    wanita menyusui berumur 19 tahun keatas dianjurkan mengkonsumsi

    1.300 mikrogram vitamin A per hari. Vitamin A atau aseroftol

    mempunyai fungsi-fungsi penting di dalam tubuh yaitu

    (Kartasapoetra dan Marsetyo, 2003,p.31) :

    a. Pertumbuhan sel-sel epitel;

    b. Proses oksidasi dalam tubuh;

    c. Mengatur rangsang sinar pada saraf mata.

    5. Konsumsi kapsul vitamin A

    Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang

    sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar

    dapat melihat dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh (meningkatkan

    daya tahan tubuh untuk melawan penyakit misalnya campak, diare, dan

    penyakit infeksi lain) (Depkes RI, 2005)

    Pada ibu hamil dan menyusui, vitamin A berperan penting untuk

    memelihara kesehatan ibu selama masa kehamilan dan menyusui. Buta

    senja pada ibu menyusui, suatu kondisi yang kerap terjadi karena kurang

    vitamin A (KVA). Berhubungan erat pada kejadian anemia pada ibu,

    kekurangan berat badan, kurang gizi, meningkatnya resiko infeksi dan

    Draft

    Only

  • 12

    penyakit reproduksi, serta menurunkan kelangsungan hidup ibu hingga

    dua tahun setelah melahirkan (Dinkes Jateng, 2007)

    Semua anak, walaupun mereka dilahirkan dari ibu yang berstatus

    gizi baik dan tinggal di Negara maju, terlahir dengan cadangan vitamin A

    yang terbatas dalam tubuhnya (hanya cukup memenuhi kebutuhan untuk

    sekitar dua minggu). Di Negara berkembang, pada bulan-bulan pertama

    kehidupannya, bayi sangat bergantung pada vitamin A yang terdapat

    dalam ASI. Oleh sebab itu, sangatlah penting bahwa ASI mengandung

    cukup vitamin A.

    Anak-anak yang sama sekali tidak mendapatkan ASI akan beresiko

    lebih tinggi terkena Xeropthalmia dibandingkan dengan anak-anak yang

    mendapatkan ASI walau hanya dalam jangka waktu tertentu. Berbagai

    studi yang dilakukan mengenai vitamin A ibu nifas memperlihatkan hasil

    yang berbeda-beda.

    Anak-anak usia enam bulan yang ibunya mendapatkan kapsul

    vitamin A setelah melahirkan, menunjukkan bahwa terdapat penurunan

    jumlah kasus demam pada anak-anak tersebut dan waktu kesembuhan

    yang lebih cepat saat mereka terkena ISPA.

    Ibu hamil dan menyusui seperti halnya juga anak-anak, berisiko

    mengalami KVA karena pada masa tersebut ibu membutuhkan vitamin A

    yang tinggi untuk pertumbuhan janin dan produksi ASI.

    Upaya meningkatkan konsumsi bahan makanan sumber vitamin A

    melalui proses Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) merupakan upaya

    Draft

    Only

  • 13

    yang paling aman. Namun disadari bahwa penyuluhan tidak akan segera

    memberikan dampak nyata. Selain itu kegiatan konsumsi kapsul vitamin

    A masih bersifat rintisan. Oleh sebab itu penanggulangan KVA saat ini

    masih bertumpu pada pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi.

    a. Bayi umur 6-11 bulan, baik sehat maupuan tidak sehat, dengan dosis

    100.000 SI (warna biru). Satu kapsul diberikan satu kali secara

    serentak pada bulan Februari dan Agustus.

    b. Anak balita umur 1-5 tahun, baik sehat maupun tidak sehat, dengan

    dosis 200.000 SI (warna merah). Satu kapsul diberikan satu kali

    secara serentak pada bulan Februari dan Agustus.

    c. Ibu nifas, paling lambat 30 hari setelah melahirkan, diberikan satu

    kapsul vitamin A dosis 200.000 SI (warna merah), dengan tujuan

    agar bayi memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI (Depkes

    RI, 2003).

    B. Masa Nifas

    Nifas adalah masa setelah persalinan yang diperlukan untuk

    pulihnya alat kandungan sampai kepada keadaan sebelum hamil. Dalam

    bahasa latin, waktu tertentu setelah melahirkan anak disebut puerperium,

    yaitu dari kata puer yang artinya bayi dan partus yang artinya melahirkan

    jadi puerperium masa setelah melahirkan bayi. (Waryana, 2010,p.59)

    Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan

    berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

    Draft

    Only

  • 14

    hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. (Waryana,

    2010,p.59). Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir

    dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

    hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Wanita yang

    melalui periode puerperium disebut puerpura. Puerperium (Nifas)

    berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang

    diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal.

    (Wulandari, 2010,p.90

    1. Tahap-tahap masa nifas

    Nifas dibagi menjadi 3 tahap :

    a. Puerperium dini

    Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan

    berjalan-jalan. Dalam agama islam dianggap telah bersih dan

    boleh bekerja setelah 40 hari.

    b. Puerperium Intermedial

    Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lainnya 6-8

    minggu.

    c. Remote puerperium

    Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna

    terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai

    komplikasi. (Waryana, 2010,p.59)

    2. Perubahan yang terjadi pada masa nifas (Suherni, 2008,p.77) :

    Draft

    Only

  • 15

    a. Posisi uterus atau tinggi fundus uteri kembali keukuran atau bentuk

    semula.

    b. Pengeluaran kolostrum atau ASI.

    c. Penurunan berat badan.

    C. Perilaku kesehatan

    Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang

    bersangkutan. Perilaku manusia adalah suatu aktivitas daripada manusia

    itu sendiri. Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon

    seseorang (organisme) terhadap stimulasi yang berkaitan dengan sakit

    dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan.

    1. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Konsumsi Vitamin A

    Menurut teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2003,p.13) ada

    3 faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku individu maupun

    kelompok sebagai berikut:

    a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor)

    Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat

    terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat

    terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai

    yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial

    ekonomi, dan sebagainya. Dapat dijelaskan bahwa, untuk

    berperilaku kesehatan, misalnya pemeriksaan kesehatan bagi ibu

    Draft

    Only

  • 16

    nifas diperlukan pengetahuan dan kesadaran ibu tersebut tentang

    manfaat pemeriksaan ibu nifas, baik bagi kesehatan sendiri dan

    bayinya. Disamping itu, kadang-kadang kepercayaan, tradisi dan

    sistem nilai masyarakat juga dapat mendorong atau menghambat

    ibu untuk periksa masa nifasnya. Misalnya, orang yang sudah

    melahirkan tidak perlu memeriksakan diri karena sudah

    dianggap sudah tidak apa-apa. Faktor-faktor ini terutama yang

    positif mempermudah terwujudnya perilaku, maka sering

    disebut faktor pemudah.

    b. Faktor-faktor pemungkin (Enabling factors)

    Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan

    prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya: air

    bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja,

    ketersediaan makanan yang bergizi, dan sebagainya. Termasuk

    juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, Rumah

    Sakit, Poliklinik, Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa, Dokter

    atau Bidan Praktek Swasta, dan sebagainya. Untuk berperilaku

    sehat, masyarakat memerlukan sarana dan prasarana pendukung.

    Misalnya: perilaku pemeriksaan kehamilan, ibu hamil yang mau

    periksa hamil tidak hanya karena ibu tahu dan sadar manfaat

    periksa hamil saja, melainkan ibu tersebut dengan mudah harus

    dapat memperoleh fasilitas atau tempat periksa hami, misalnya:

    Puskesmas, Rumah Sakit, Poliklinik, Posyandu, Polindes, Pos

    Draft

    Only

  • 17

    Obat Desa, Dokter atau Bidan Praktek Swasta, dan

    sebagainya.fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau

    memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan, maka faktor-

    faktornya disebut faktor pendukung atau faktor pemungkin.

    c. Faktor-faktor penguat (Reinforcing factors)

    Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku Tokoh

    Masyarakat (Toma), Tokoh agama (Toga), sikap dan perilaku

    para petugas termasuk petugas kesehatan. Termasuk juga disini

    undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun

    pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan. Untuk

    berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu

    pengetahuan dan sikap positif, dan dukungan fasilitas saja,

    melainkan diperlukan perilaku, contoh (acuan) dari para Toma,

    Toga, para Petugas, lebih-lebih para Petugas Kesehatan.

    Disamping itu undang-undang juga diperlukan untuk

    memperkuat perilaku masyarakat tersebut. Seperti perilaku

    periksa hamil, serta kemudahan memperoleh fasilitas periksa

    hamil, juga diperlukan peraturan atau perundang-undangan yang

    mengharuskan ibu hamil memerlukan pemeriksaan kehamilan.

    Oleh sebab itu intervensi pendidikan hendaknya dimulai

    mendiagnosis tiga faktor penyebab (determinan) tersebut

    kemudian intervensinya juga diarahkan terhadap tiga faktor

    tersebut. Pendekatan ini disebut model preced, yakni:

    Draft

    Only

  • 18

    predisposing, reinforcing and enabling couse in educational

    diagnosis and evaluation.

    2. Proses Adopsi Perilaku

    Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang

    didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku

    yang tidak didasari oleh pengetahuan. Menurut Rogers (1974) yang

    dikutip oleh Notoatmodjo (2003,p.121), perilaku adalah semua

    kegiatan atau aktifitas manusia baik yang dapat diamati langsung

    maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Sedangkan sebelum

    mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi proses

    yang berurutan, yakni :

    a. Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menjadi dalam

    arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek)

    b. Interest (merasa tertarik) dimana individu mulai menaruh

    perhatian dan tertarik pada stimulus.

    c. Evaluation (menimbang-nimbang) individu akan

    mempertimbangkan baik buruknya tindakan terhadap stimulus

    tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah lebih

    baik lagi.

    d. Trial, dimana individu mulai mencoba perilaku baru

    e. Adaption, dan sikapnya terhadap stimulus (Notoatmodjo,

    2003,p.121)

    Draft

    Only

  • 19

    Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui

    proses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan

    sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng

    (long lasting). Sebaliknya, apabila perilaku tersebut tidak didasari

    pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama. Jadi,

    pentingnya pengetahuan disini adalah dapat menjadi dasar dalam

    merubah perilaku sehingga perilaku itu langgeng (Notoatmodjo,

    2007,p.122).

    D. Pendidikan

    1. Definisi

    Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang

    direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu,

    kelompok atau masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang

    diharapkan oleh pelaku pendidik (Notoatmodjo 2007, p.19).

    Pendidikan adalah proses belajar yang berarti dalam

    pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau

    perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang

    pada individu, kelompok, atau masyarakat (Notoatmodjo, 2007,p.19)

    Pendidikan tidak lepas dari proses belajar. Kadang-kadang

    bahan pengajaran disamakan dengan pendidikan. Memang kedua

    pengertian itu identik, karena proses belajar itu berada dalam rangka

    mencapai tujuan pendidikan. Dengan kata lain pendidikan itu dilihat

    Draft

    Only

  • 20

    secra makro sedangkan pengajaran (proses belajar) itu dilihat secara

    mikro (Notoatmodjo,2003 p.36).

    Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan

    kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan

    berlangsung seumur hidup (Ahmadi,2007 p.70). Pendidikan adalah

    usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

    proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

    potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

    pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

    ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara

    (Pasal 1butir 1, p: 3 UU no.20 tahun 2003).

    2. Unsur-unsur Pendidikan

    Menurut (Ahmadi, 2007 p.93-94) unsur-unsur yang ada dalam

    pendidikan adalah:

    a. Komunikasi

    Adanya interaksi hubungan timbal balik dari anak dengan

    orang tua atau pendidik atau dari orang yang belum dewasa

    kepada orang yang sudah dewasa dan sebaliknya.

    b. Kesengajaan

    Komunikasi yang terjadi ini merupakan suatu proses

    kesengajaan perbuatan yang disadari oleh orang dewasa demi

    anak.

    c. Kewibawaan

    Draft

    Only

  • 21

    Perbuatan orang dewasa hendaknya ada unsur wibawa dalam

    arti diharapkan baik secara sadar atau tidak anak yang belum

    dewasa tadi patuh akan hasil pendidikan orang dewasa. Secara

    sukarela ( kewibawaan adalah “ pengaruh yang diterima

    dengan sukarela “ dimiliki oleh orang dewasa).

    Wibawa timbul dengan sendirinya, tidak dibuat-buat, sebab

    kewibawaan itu sesuatu kelebihan yang ada dalam diri orang

    dewasa tadi sehingga anak merasa:

    1) Dilindungi

    2) Percaya

    3) Dibimbing

    4) Menerimanya dengan sukarela

    Keempatnya ini memberi pengaruh ke hal-hal yang positif,

    bagi anak tersebut.

    d. Normatif

    Yaitu adanya komunikasi tadi dibatasi adanya ketentuan suatu

    norma baik norma adat, agama, hukum, sosial, dan atau norma

    pendidikan formal.

    e. Unsur anak

    Perlu diperhatikan keadaan anak yang akan menerima

    pelayanan pendidikan sesuai dengan tingkat perkembangannya

    dan kenalilah anak sebaik-baiknya.

    Draft

    Only

  • 22

    f. Unsur kedewasaan

    Perlu dipelajari arti kedewasaan baik secara fisik maupun

    psikis sesuai dengan norma-norma yang berlaku .

    3. Jenjang Pendidikan

    Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang

    ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan

    yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan (pasal 1 butir

    8, p: 3 UU no.20 tahun 2003)

    Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersruktur

    dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan

    menengah, dan pendidikan tinggi (pasal 14, p: 10 UU no.20 tahun

    2003)

    Mengacu undang-undang Nomor 20 tahun 2003, pasal 1

    butir 3 tentang sistem pendidikan nasional:

    a.Pendidikan dasar ( pasal 17, p: 10)

    Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang

    melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar

    berbentuk:

    1) Sekolah dasar (SD) dan Madrasah ibtidaiyah (MI) atau

    bentuk lain yang sederajat

    2) Sekolah menengah pertama ( SMP) dan Madrasah

    Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat

    Draft

    Only

  • 23

    b. Pendidikan menengah ( pasal 18, p: 11)

    Pendidikan menengah merupakan jenjang

    pendidikan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah

    terdiri dari :

    1) Pendidikan menengah umum

    2) Pendidikan menengah kejuruan

    Pendidikan menengah berbentuk:

    1) Sekolah menengah atas (SMA)

    2) Madrasah aliyah (

    MA)

    3) Sekolah menengah kejuruan (SMK)

    4) Madrasah aliyah kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang

    sederajat

    c.Pendidikan tinggi ( pasal 19, p.11)

    Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah

    pendidikan menengah yang mencakup program diploma,

    sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan

    oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi dapat berbentuk :

    1) Akademi

    2) Politeknik

    3) Sekolah tinggi

    4) Institut

    5) Universitas

    Draft

    Only

  • 24

    4. Fungsi Pendidikan

    Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

    membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

    rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk

    berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

    beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

    mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dam menjadi warga

    negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3, p.6 UU

    no.20 tahun 2003)

    5. Faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan

    a. Umur

    Umur merupakan indikator kedewasaan seseorang, semakin

    bertambah umur, pendidikan yang didapat akan semakin bertambah

    pula. Baik itu pendidikan formal maupun penambahan

    pengetahuan, sikap atau ketrampilannya (notoatmodjo, 2003, p.17)

    b. Tingkat sosial ekonomi

    Tingkat sosial ekonomi sangat mempengaruhi perbaikan

    pendidikan dan perbaikan pelayanan kesehatan yang diinginkan

    oleh masyarakat. Rata-rata keluarga dengan sosial ekonomi yang

    cukup baik akan memilih tingkat pendidikan dan sarana kesehatan

    yang bagus dan bermutu (Notoatmodjo, 2003, p.19)

    Draft

    Only

  • 25

    E. Pengetahuan

    1. Pengertian

    Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi

    setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek

    tertentu. Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indra

    manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba

    dengan sendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan

    pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian

    persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan manusia

    diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2003,p.121).

    pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

    seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata,

    hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu

    penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

    dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

    Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera

    pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata). Pengetahuan

    seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang

    berbeda-beda (Notoatmodjo, 2003, p.50). pengetahuan pada

    dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan

    seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.

    Draft

    Only

  • 26

    Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman langsung

    maupun melalui pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, p.10).

    2. Tingkat Pengetahuan

    Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

    penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior).

    Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh

    pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak

    didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang cukup didalam domain

    kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu: (Notoatmodjo, 2007,p.140)

    a. Tahu (Know)

    Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

    dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat

    ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang

    spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang

    telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini adalah merupakan

    tingkat pengetahuan yang paling rencah. Kata kerja untuk

    mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu

    menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan

    sebagainya.

    b. Memahami (Comprehention)

    Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk

    menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan

    dimana dapat menginterpretasikan secara benar. Orang yang

    Draft

    Only

  • 27

    telah paham terhadap objek atau materi terus dapat menjelaskan,

    menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan

    sebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari.

    c. Aplikasi (Application)

    Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

    menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi maupun

    kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi

    atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan

    sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

    d. Analisis (Analysis)

    Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan

    materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi

    masih didalam struktur organisasi tersebut dan masih ada

    kaitannya satu sama lain.

    e. Sintesis (Syntesis)

    Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu

    kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-

    bagian didalam suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain

    sintesis adalah suatu kemampuanuntuk menyusun formulasi

    baru dari formulasi yang ada.

    f.Evaluasi (Evaluation)

    Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

    melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau

    Draft

    Only

  • 28

    objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang

    ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah

    ada.

    3. Cara Memperoleh Pengetahuan

    Cara memperoleh pengetahuan yang dikutip dari

    (Notoatmodjo, 2005,p.11) adalah sebagai berikut :

    a. Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan

    1) Cara coba salah (Trial and Error)

    Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan,

    bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba

    salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan

    dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu

    tidak berhasil maka dicoba. Kemungkinan yang lain sampai

    masalah tersebut dapat dipecahkan.

    2) Cara kekuasaan atau otoritas

    Sumber pengatahuan cara ini dapat berupa pemimpin-

    pemimpin masyarakat baik formal atau informal, ahli

    agama, pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip orang

    lain yang menerima mempunyai yang dikemukakan oleh

    orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih

    dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan

    fakta empiris maupun penalaran sendiri.

    Draft

    Only

  • 29

    3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

    Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai

    upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang

    kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam

    memecahkan permasalahan yang dihadapai masa lalu.

    b. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

    Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih

    popular atau disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula

    dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626), kemudian

    dikembangkan oleh Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu

    cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal

    dengan penelitian ilmiah.

    4. faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

    Pengetahuan yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh

    faktor-faktor sebagai berikut (Notoatmodjo, 2003, p.57-61)

    a. Pendidikan

    Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam

    memberikan respon terhadap sesuatu yang datang dari luar

    orang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang

    lebih rasional terhadap informasi yang datang dan akan

    Draft

    Only

  • 30

    berpikir sejauhmana keuntungan yang mungkin akan

    mereka peroleh.

    b. Paparan media massa

    Melalui berbagai media baik media cetak maupun

    elektronik berbagai informasi dapat diterima oleh

    masyarakat, sehingga seorang yang lebih sering berhadapan

    dengan media massa (televisi, radio, majalah, dan lain-lain)

    akan memperoleh informasi yang lebih banyak

    c. Ekonomi

    Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun

    sekunder, keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih

    mudah tercukupi dibandingkan dengan keluarga dengan

    status ekonomi rendah. Jika dapat disimpulkan ekonomi

    dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.

    d. Hubungan social

    Manusia adalah makhluk sosial dimana dalam kehidupan

    saling berinteraksi satu sama lain. Individu yang dapat

    berinteraksi secara kontinyu akan dapat lebih besar

    mendapatkan informasi. Dengan demikian sosial akan

    mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.

    e. Pengalaman

    Pengalaman seseorang individu tentang berbagai hal biasa

    diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam proses

    Draft

    Only

  • 31

    perkembangan sering mengikuti kegiatan yang mendidik

    misalnya seminar.

    f. Perilaku kesehatan

    Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon

    seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan

    dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan

    masyarakat serta lingkungan.

    5. Kriteria Tingkat Pengetahuan

    Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui

    dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :

    a. Baik : Hasil presentasi 76%-100%

    b. Cukup : Hasil presentasi 56%-75%

    c. Kurang : Hasil presentasi > 56%

    6. Sumber Pengetahuan

    Suriasumantri (2003) mengemukakan ada 4 sumber pengetahuan

    yaitu:

    a. Intuisi

    Intuisi merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui

    proses penalaran tertentu.

    b. Wahyu

    Wahyu merupakan pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan

    kepada manusia yang diperantarai oleh para Nabi.

    Draft

    Only

  • 32

    c. Rasio

    Rasio merupakan pengetahuan yang didapat melalui

    kemampuan berpikir rasional.

    d. Pengalaman

    Pengalaman merupakan pengetahuan yang mendasari diri

    kepada panca indera sebagai alat dalam menangkap gejala fisik

    yang nyata.

    Draft

    Only

  • 33

    F. Kerangka Teori

    Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan dapat disusun kerangka

    teori sebagai berikut:

    Gambar 2.1 Kerangka teori penelitian

    Sumber : Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2003,p.13-14 )

    FAKTOR PEMUNGKIN

    Umur

    Pendidikan

    Sikap

    Tradisi danKebiasaan

    Sistem Nilai

    FAKTOR PENDUKUNG

    Tersedianya saranadan prasarana

    Fasilitas kesehatan

    FAKTOR PENGUAT

    Sikap dan PerilakuToma

    Sikap dan Perilakupetugas kesehatan

    Undang-undang dan

    Konsumsi Vitamin APada Ibu Masa Nifas

    Draft

    Only

  • 34

    G. Kerangka Konsep

    Variabel independen Variabel dependen

    Gambar 2.2 kerangka konsep penelitian

    H. Hipotesis

    1. Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan konsumsi vitamin

    A pada ibu masa nifas

    2. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang vitamin A

    dengan konsumsi vitamin A pada ibu masa nifas

    Tingkat Pendidikan

    Konsumsi kapsul vitamin

    A pada masa ibu nifas

    Tingkat Pengetahuan

    Draft

    Only