bab ii tinjauan pustaka a. tinjauan teori medis 1 ...repository.ump.ac.id/7427/3/vita rusiana bab...
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI MEDIS
1. Keluarga Berencana
a. Pengertian Keluarga Berencana
Program keluarga berencana adalah bagian yang terpadu (integral)
dalam program pembangunan nasional dan bertujuan untuk
menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya
penduduk Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan yang baik
dengan kemampuan produksi nasional. (Handayani, 2010; h. 28)
b. Tujuan program Keluarga Berencana
Tujuan umum untuk lima tahun kedepan mewujudkan visi dan misi
program KB yaitu membangun kembali dan melestarikan pondasi
yang kokoh bagi pelaksana program KB di masa mendatang untuk
mencapai keluarga berkualitas tahun 2015.
Sedangkan, tujuan program KB secara filosofi adalah :
1) Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan
keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui
pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan
penduduk Indonesia.
2) Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia
yang bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
(Handayani, 2010; h. 29)
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
2. Kontrasepsi
a. Definisi Kontrasepsi
Usaha - usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan yang dapat
bersifat sementara dan dapat juga bersifat permanen.
b. Kontrasepsi yang ideal harus memenuhi syarat – syarat seperti
berikut :
1) Dapat dipercaya
2) Tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan
3) Daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan
4) Dapat diterima penggunaannya oleh pasangan yang
bersangkutan
5) Terjangaku harganya di masyarakat
6) Mudah pelaksanaannya.
(Sarwono, 2007; h. 535)
3. Pelayanan Kontrasepsi
Mempunyai 2 tujuan:
a. Tujuan umum:
1) Pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB
yaitu dihayati NKKBS.
b. Tujuan pokok:
1) Penurunan angka kelahiran yang bermakna.
Guna mencapai tujuan tersebut maka di tempuh kebijaksanaan
mengkategorikan tiga fase untuk menuju sasaran yaitu:
a. Fase menunda perkawinan/ kesuburan.
b. Fase menjarangkan kehamilan.
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
c. Fase menghentikan/ mengakhiri kehamilan/ kesuburan.
Maka kebijaksanaan tersebut yaitu untuk menyelamatkan ibu dan anak
akibat melahirkan pada usia muda, jarak kelahiran yang terlalu dekat dan
melahirkan pada usia tua.
a. Fase Menunda/ Mencegah Kehamilan:
Fase menunda kehamilan bagi PUS dengan usia istri kurang dari 20
tahun dianjurkan untuk menunda kehamilannya.
Alasan menunda/ mencegah kehamilan:
1). Umur dibawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya tidak
mempunyai anak dulu karena berbagai alas an.
2). Prioritas penggunaan kontrasepsi Pil oral, karena peserta
masih muda.
3). Penggunaan kondom kurang menguntungkan, karena
pasangan muda masih tinggi frekuensi ber-sanggamanya,
sehingga akan mempunyai kegagalan tinggi.
4). Penggunaan IUD-Mini bagi yang belum mempunyai anak pada
masa ini dapat dianjurkan, terlebih tinggi calon peserta dengan
kontra-indikasi terhadap Pil oral.
Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan:
1). Reversibilitas yang tinggi, artinya kembalinya kesuburan dapat
terjamin hampir 100%, karena pada masa ini peserta belum
mempunyai anak.
2). Efektivitas yang tinggi, karena kegagalan akan menyebabkan
terjadinya kehamilan dengan risiko-tinggi dan kegagalan ini
merupakan kegagalan program.
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
b. Fase Menjarangkan Kehamilan:
Periode usia istri antara 20-30/35 tahun merupakan periode usia
paling baik untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak
antara kelahiran adalah 2-4 tahun.
Alasan menjarangkan kehamilan:
1). Umur antara 20-30 tahun merupakan usia yang
terbaikuntukmengandung dan melahirkan.
2). Segera setelah anak pertama lahir, maka dianjurkan untuk
memakai IUD sebagai pilihan utama.
3). Kegagalan yang menyebabkan kehamilan cukup tinggi namun
di sini tidak/kurang berbahaya karena yang bersangkutan
berada pada usia mengandung dan melahirkan yang baik.
4). Disini kegagalan kontrasepsi bukanlah kegagalan program.
Ciri- ciri kontrasepsi yang diperlukan:
1). Efektivitasnya cukup tinggi.
2). Reversibilitas cukup tinggi karena peserta masih
mengharapkan punya anak lagi.
3). Dapat dipakai 2 sampai 4 tahun yaitu sesuai dengan jarak
kehamilan anak yang direncanakan.
4). Tidak menghambat air susu ibu (ASI), karena ASI adalah
makanan terbaik untuk bayi sampai umur 2 tahun dan akan
mempengaruhi angka kesakitan dan kematian anak.
c. Fase Menghentikan/Mengakhiri Kehamilan/Kesuburan:
Periode umur istri diatas 30 tahun, terutama di atas 35 tahun,
sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 orang anak.
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
Alasan mengakhiri kesuburan:
1). Ibu-ibu dengan usia diatas 30 tahun dianjurkan untuk tidak
hamil/tidak punya anak lagi, karena alasan medis dan alasan
lainnya.
2). Pilihan utama adalah kontrasepsi mantap.
3). Pil oral
Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan:
1). Efektifitas sangat tinggi.Kegagalan menyebabkan terjadinya
kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu dan anak, disamping
itu akseptor tersebut memang tidak mengharapkan punya anak
lagi.
2). Dapat dipakai untuk jangka panjang.
3). Tidak menambah kelaianan yang sudah ada. Pada masa usia
tua kelainan seperti penyakit jantung, darah tinggi, keganasan
dan metabolic biasanya meningkat, oleh karena itu sebaiknya
tidak diberikan cara kontrasepsi yang menambah kelainan
tersebut.
(Hanafi, 2004 h. 30-32)
4. Macam metode kontrasepsi
a. Metode kontrasepsi sederhana
Metode kontrasepsi sederhana ini terdiri dari 2 yaitu:
1). Metode kontrasepsi tanpa alat
a). Metode amenorhea laktasi (MAL)
b). Coitus interuptus
c). Metode kalender
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
d). Metode lendir serviks (MOB)
e). Metode suhu basal badan
f). Simptotermal yaitu perpaduan antara suhu basal dan lender
serviks.
2). Metode kontrasepsi dengan alat
a). Kondom
b). Diafragma
c). Cup serviks
d). Spermisid
b. Metode kontrasepsi modern
Metode kontrasepsi modern terdiri atas:
1). Metode kontrasepsi hormonal
a). Terdiri atas:
Hormonal kombinasi mengandung hormon progesteron dan
esterogen sintetik
(1). Pil
(2). Suntikan/injeksi
b). Hormonal berisi progesteron hanya berisi progesteron saja
(1). Pil
(2). Suntik
(3). implant
2). Metode kontrasepsi dengan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
a). Metode kontrasepsi mantap
Metode kontrasepsi ini terdiri dari 2 macam, yaitu:
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
(1). Metode operatif wanita (MOW)
(2). Metode operatif pria (MOP)
b). Metode kontrasepsi darurat
c. Dalam hal memilih metode kontrasepsi, dapat memandangnya dari 2
sudut:
1) Pihak calon akseptor
2) Karena belum tersedianya metode kontrasepsi yang benar-benar
100% sempurna, maka ada 2 hal yang sangat penting yang ingin
diketahui oleh pasangan calon akseptor, yaitu efektifitas dan
keamanan.
3) Pihak medis/petugas KB
4) Untuk pihak medis/petugas KB ada hal-hal yang penting dan perlu
dipertimbangkan, yaitu:
d. Dalam upaya melindungi kesuburan/fertilitas dari akseptor, harus diingat
bahwa:
1) Pil-oral yang mempunyai efek protektif terhadap Pelvic
Inflammatory Disease, sehingga merupakan kontrasepsi yang
ideal untuk wanita yang untuk beberapa tahun ingin aktif secara
seksual sebelum mengandung/hamil
2) IUD yang menyebabkan resiko Pelvic Inflammatory Disease lebih
tinggi (1,5-5x), merupakan pilihan yang paling tidak menarik untuk
seorang wanita yang masih menginginkan anak
3) Meskipun sekarang dengan metode Bedah-Mikro, kontrap pada
pria maupun wanita dapat dipulihkan kembali, haruslah ditekankan
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
bahwa kontap ini dianggap sebagai yang permanen. (Hartanto,
2004; h.38-9)
e. Keuntungan non-kontraseptif
Perlu disadari juga oleh petugas KB dan akseptor akan keuntungan-
keuntungan non-kontrasepsi dari metode kontrasepsi tertentu.
f. Kontraindikasi
Yaitu suatu kondisi medis yang menyababkan suatu bentuk pengobatan
yang seharusnya disarankan / dilakukan.
Tiga macam kontra-indikasi:
1) Absolut : jangan memakai
2) Relatif kuat : dianjurkan untuk tidak memakai
3) Relatif lainnya : dapat dicoba asal diawasi dengan ketat.
g. Tanda-tanda bahaya
Calon akseptor harus diberitahu atau dianjurkan tanda-tanda bahaya
dini metode kontrasepsi yang sedang dipertimbangkan oleh calon
akseptor.
h. Menghindari pendekatan “poli-farmasi”
Disini tindakan terbaik adalah menghentikan kontrasepsi yang
menyebabkan kelainan, dari pada melindungi penyebabnya dengan
jalan memberikan lebih banyak obat-obat lainnya.
i. Kerjasama antar suami-istri
Keadaan yang paling ideal adalah bahwa istri dan suami harus
bersama-sama:
1) Memilih metode kontrasepsi terbaik
2) Saling kerjasama dalam pemakaian kontrasepsi
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
3) Membiayai pengeluaran untuk kontrasepsi
4) Memperhatikan tanda-tanda bahaya pemakaian kontrasepsi
(Hartanto, 2004 ;h. 38-41)
j. Faktor-faktor dalam memilih metode kontrasepsi
1) Faktor pasangan (motivasi dan rehabilitas)
a) Umur
b) Gaya hidup
c) Frekuensi senggama
d) Jumlah keluarga yang diinginkan
e) Pengalaman dengan kontrasepsi yang lalu
f) Sikap kewanitaan
g) Sikap kepriaan.
(Hartanto, 2004; h. 36)
2) Faktor kesehatan (kontraindikasi absolut atau relatif)
a) Status kesehatan
b) Riwayat haid
c) Riwayat keluarga
d) Pemeriksaan fisik
e) Pemeriksaan panggul.
(Hartanto, 2004; h. 36)
3) Faktor metode kontrasepsi (penerimaan dan pemakaian
berkesinambungan)
a) Efektifitas
b) Efek samping
c) Kerugian
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
d) Komplikasi-komplikasi yang potensial
e) Biaya.
(Hartanto, 2004; h. 37)
5. PIL ORAL KOMBINASI
a. Definisi
Pil oral kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang sampai saat ini
dianggap paling efektif. Selain mencegah terjadinya ovulasi, pil juga
mempunyai efek lain terhadap traktus genitalis, seperti menimbulkan
perubahan-perubahan pada lender serviks, sehingga menjadi kurang
banyak dan kental, yang mengakibatkan sperma tidak dapat memasuki
kavum uteri. (Wiknjosastro, 2007; h. 546)
Pil oral kombinasi adalah kontrasepsi oral kombinasi yang
menggunakan estrogen dan progesteronsintetik untuk mencegah
kehamilan. (Brahm, dkk, 2007; h. 22)
Pil oral kombinasi adalah pil kontrasepsi yang berisi hormone
sintesis estrogen dan progesterone. (Handayani, 2010; h. 99)
b. Jenis-jenis pil oral kombinasi
1) Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormone aktif estrogen/ progesteron dalam dosis yang sama
dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
2) Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormone aktif estrogen/ progesteron dalam 2 dosis yang berbeda
dan 7 tablet tanpa hormon aktif.
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
3) Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan mengandung hormon
aktif estrogen/ progesteron dengan 3 dosis yang berbeda dan 7
tablet tanpa hormon aktif. (Pinem Saroha, 2009; h.256)
c. Cara kerja pil oral kombinasi
Menurut saefuddin, mekanisme kerja pil oral kombinasi yaitu:
1) Menekan ovulasi
2) Mencegah implantasi
3) Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma
4) Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan
sendirinya akan terganggu pula.
(Saefuddin, 2006; h. MK-29)
Menurut Hanafi mekanisme dari pil oral kombinasi adalah:
Pil oral harus diminum tiap hari agar efektif karena mereka
dimetabolisir dalam 24 jam. Bila akseptor lupa minum 1 atau 2 tablet,
maka mungkin terjadi peninggian hormone-hormon alamiah, yang
selanjutnya mengakibatkan ovum menjadi matang lalu dilepaskan.
Preparat hormone streroid juga menyediakan mekanisme
kontraseptif sekunder yang dapat melindungi terhadap kehamilan
meskipun terjadi ovulasi, misalnya lender serviks menjadi sedikit, lebih
kental dan seluler, sehingga merupakan barier fisik terhadap penetrasi
spermatozoa. Pada saat yang bersamaan, perubahan-perubahan
kelenjar dalam endometrium timbul lebih awal dan dengan intensitas
lebih besar, sehingga endometrium tidak berada dalam fase yang sesuai
dengan ovulasi dan kurang dapat mendukung ovum yang mungkin
dilepaskan dan mengalami fertilisasi. (Hanafi, 2004; h. 104)
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
d. Efktivitas Pil Oral Kombinasi
1) Angka kegagalan:
a) Teorotis : 0,1%
b) Praktek : 0,7-7%
2) Banyak factor yang mempengaruhi use-affectiveness, antara lain:
a) Apakah perdarahan bercak atau perdarahan menyerupai haid
mengakibatkan pemakaian POK berkurang?
b) Apakah akseptor memakai pil oralnya dengan benar dan
konsisten?
(Hanafi, 2004; h. 141-142)
e. Komposisi Pil Oral Kombinasi
1). Estrogen dalam POK
Yang dipakai adalah 2 senyawa estrogen
a). Ethinyl estradiol (EE).
b). Mestranol (diubah di hepar menjadi EE yang aktif).
2). Progestin dalam POK
Senyawa progestin yang dipakai saat ini adalah:
a). Kelompok Norethindrone
(1). Norethindrone
(2). Norethindrone asetat
(3). Ethynodiol diasetat
(4). Lynestrenol
(5). Norethynodrel
b). Kelompok Norgestrel
(1). Norgestrel
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
(2). Levonorgestrel
(3). Desogestrel
(4). Gestodene
(Hanafi, 2004; h. 105)
f. Keuntungan Pil Oral Kombinasi
Menurut (saifuddin, 2006; h. MK-29-30) dan (saroha pinem, 2009; h.
256-257) keuntungan dari pil oral kombinasi, yaitu:
1) Memiliki efektivitas yang tinggi (hampir menyerupai efektivitas
tubektomi), bila digunakan setiap hari (1 kehamilan per 100
perempuan dalam tahun pertama penggunaan).
2) Resiko terhadap kesehatan sangat kecil.
3) Tidak mengganggu hubungan seksual.
4) Siklus haid menjadi teratur, mencegah anemia karena banyaknya
darah haid berkurang, tidak terjadi nyeri haid.
5) Dapat digunakan dalam jangka panjang selama perempuan masih
ingin menggunakannya untuk mencegah kehamilan.
6) Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause.
7) Dapat dihentikan setiap saat.
8) Kesuburan segera kembali segera setelah penggunaan pil
dihentikan.
9) Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
10) Dapat membantu mencegah: kehamilan ektopik, kanker ovarium,
kanker endometrium, kista ovarium, penyakit radang panggul,
kelainan jinak pada payudara, disminore atau akne.
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
g. Kekurangan Pil Oral Kombinasi
1) Mahal dan membosankan karena harus menggunakan setiap hari.
2) Mual, terutama pada 3 bulan pertama.
3) Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan
pertama.
4) Pusing.
5) Nyeri pada payudara.
6) Berat badan naik sedikit, tetapi pada perempuan tertentu kenaikan
berat badan justru memiliki dampak positif.
7) Berhenti haid (amenorea), jarang pada pil kombinasi.
8) Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui (mengurangi
ASI).
9) Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulakan depresi, dan
perubahan suasana hati, sehingga keinginan untuk melakukan
hubungan seks berkurang.
10) Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga
risiko stroke, dan gangguan pembekuan darah pada vena dalam
sedikit meningkat. Pada perempuan usia > 35 tahu dan merokok
perlu hati-hati.
11) Tidak mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual), HBV, HIV/AIDS.
(Saifuddin, 2006; h. MK-30)
h. Yang boleh menggunakan Pil Oral Kombinasi
1) Usia reproduksi.
2) Telah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak.
3) Gemuk atau kurus.
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
4) Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektivitas tinggi.
5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
6) Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan ASI eksklusif,
sedangkan semua cara kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok
bagi ibu tersebut.
7) Pasca keguguran.
8) Anemia karena haid berlebihan.
9) Nyeri haid hebat.
10) Siklus haid tidak teratur.
11) Riwayat kehamilan ektopik.
12) Kelainan payudara jinak.
13) Kencing manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata,
dan saraf.
14) Penyakit tiroid, penyakit radang panggul, endometriosis, atau tumor
ovarium jinak.
15) Menderita tuberculosis (kecuali yang sedang menggunakan
rifampisin).
16) Varises vena.
(Saifuddin, 2006; h. MK- 30, 31)
i. Yang tidak boleh menggunakan Pil Oral Kombinasi
1) Hamil atau dicurigai hamil.
2) Menyusui ASI eksklusif.
3) Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya.
4) Penyakit hati akut (hepatitis).
5) Perokok dengan usia > 35 tahun.
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
6) Riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah >180/110
mmHg.
7) Riwayat gangguan factor pembekuan darah atau kencing manis >
dari 20 tahun.
8) Menderita kanker payudara atau dicurigai kanker payudara.
9) Migrain dan gejala neurologic fokal (epilepsy/riwayat epilepsi).
10) Tidak dapat menggunakan pil secara teratur seiap hari.
(Saifuddin, 2006; h. MK-31)
j. Kontraindikasi Pil Oral Kombinasi
Kontraindikasi terhadap penggunaanya dapat dibagi dalam
kontraindikasi mutlak dan relatife.
Kontraindikasi mutlak:
1) Tumor-tumor yang dipengaruhi estrogen
2) Penyakit-penyakit hati yang aktif, baik akut atau pun menahun
3) Pernah mengalami tromboflebitis, trombo-emboli, kelainan
serebro-vaskular
4) Diabetes mellitus
Pada wanita dengan diabetes atau riwayat diabetes selama
kehamilan, harus dilakukan follow-up dengan teliti, karena dari
beberapa percobaan laboratorium ditemukan bahwa DMPA
mempengaruhi metabolism karbohidrat.
5) Kehamilan
Kontaindikasi relatife:
1) Depresi
2) Migran
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
3) Mioma uteri
4) Hipertensi
5) Oligomenorea dan amenorea
(Wiknjosastro, 2007; h. 549)
Dan menurut (Hanafi Hartanto, 2004; h. 106-107)
Kontra indikasi Pil Oral Kombinasi
1) Kontra indikasi Absolut:
a) Trombophlebitis, penyakit-penyakit tromboembolik, penyakit
serebrovaskuler, oklusi koroner atau riwayat pernah menderita
penyakit-penyakit tersebut.
b) Gangguan fungsi hepar.
c) Karsinoma payudara atau diduga menderita karsinoma
payudara.
d) Neoplasma yang estrogen-dependen atau diduga menderita
neoplasma yang estrogen-dependen.
e) Perdarahan genitalia abnormal yang tidak diketahui
penyababnya.
f) Kehamilan atau diduga hamil.
g) Ikterus obstruktifdalam kehamilan.
h) Hiperlipidemia congenital.
2) Kontra indikasi Relatif
a) Sakit kepala migraine.
b) Hipertensi.
c) Leiomyoma uteri.
d) Epilepsy.
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
Sebabnya: Retensi air (karena pil oral) dapat memicu aktivitas
serangan pada penderita epilepsy.
e) Varises.
Sebabnya : Pil oral diperkirakan mengurangi kecepatan aliran
darah dan menambah koagulabilitas, sehingga risiko
mendapatkan trombophlebilitas pada wanita dengan varises.
f) Diabetes gestational.
g) Bedah elektif.
h) Wanita berumur >35 tahun.
j. Komplikasi yang membahayakan jiwa pada pemakaian Pil Oral
Kombinasi
1). Bekuan darah di tungkai bawah, pelvis, paru-paru, jantung atau
otak.
2). Stroke, yang umumnya didahului oleh migraine, sakit kepala
vaskuler, penglihatan buram, hilangnya visus.
Risikonya adalah : 41 per 100.000 pemakai pil-oral.
3). Serangan jantung karena trombose koroner atau aterosklerosis
(deposit lemak), yang kadang-kadang didahului olehsakit dada
hebat yang berulang-ulang.
Serangan jantung terutama dapat terjadi pada wanita perokok
berat berusia >35 tahun.
Komplikasi kardio-vaskuler lebih jarang terjadi pada akseptor pil-
oral yang berusia muda, tidak merokok, mempunyai berat badan
normal.
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
Risiko timbulnya komplikasi kardio-vaskuler adalah 2-4 x lebih
besar pada pemakai pil-oral dibandingkan wanita bukan pemakai
pil oral.
4). Hipertensi, yang umumnya raversibel dengan cepat. Tetapi bila
cukup tinggi, dapat menyebabkan komplikasi yang permanen,
termasuk stroke.
Baik estrogen maupun progestin tampaknya mempengaruhi
takanan darah yaitu meninggikan sedikit tetapi bermakna tekanan
darah akseptor pil-oral.
Untuk mencegah komplikasi kardio-vaskuler, disarankan
menghentikan pil-ora 4 minggu sebelum menjalani operasi. Makin
‘besar’ operasinya, makin penting untuk menghentikan pil-oralnya.
Akseptor pil-oral yang memerlukan operasi-cito, maka pil-oralnya
harus segera dihentikan dan ada yang meyarankan pemberian
Heparin dois rendah/mini-dose. (Hanafi, 2004; h. 116-118)
k. Waktu mulai menggunakan Pil Oral Kombinasi
1). Setiap saat ketika sedang haid untuk meyakinkan bahwa perempuan
tersebut tidak hamil.
2). Hari pertama sampai hari ke 7 siklus boleh menggunakan pada hari
ke 8 siklus haid tetapi perlu menggunakan metode kontrasepsi lain
(kondom) mulai hari ke 8 sampai hari ke 14 atau tidak melakukan
hubungan seksual sampai perempuan tersebut telah menghabiskan
paket pil tersebut.
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
3). Setelah melahirkan: setelah 6 bulan pemberian ASI eksklusif, setelah
3 bulan dan tidak menyusui pasca keguguran (segera atau dalam
waktu 7 hari).
4). Bila berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi, dan ingin
menggantinya dengan pil kombinasi, pil dapat segera digunakan
tanpa perlu menunggu haid.
(Pinem Saroha, 2009; h. 259)
l. Cara Meminum Pil Oral Kombinasi
1). Sebaiknya pil diminum setiap hari, lebih baik pada saat yang sama
setiap hari.
2). Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke-7
siklus haid.
3). Sangat dianjurkan penggunaannya pada hari pertama haid.
4). Pada paket 28 pil, dianjurkan mulai minum pil placebo sesuai
dengan hari yang ada pada paket.
5). Beberapa paket pil mempunyai 28 pil, yang lain 21 pil. Bila paket
28 pil habis, sebaiknya mulai minum pil dari paket yang baru. Bila
paket 21 habis, sebaiknya tunggu 1 minggu baru kemudian mulai
minum pil dari paket yang baru.
6). Bila muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, ambilah
pil yang lain.
7). Bila terjadi muntah hebat, atau diare lebih dari 24 jam, maka bila
keadaan memungkinkan dan tidak memperburuk keadaan anda,
pil dapat diteruskan.
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
8). Bila muntah dan diare berlangsung sampai 2 hari atau lebih, cara
penggunaan pil mengikuti cara menggunakan pil lupa.
9). Bila lupa minum 1 pil (hari 1-21), segera minum pil setelah ingat
boleh minum 2 pil pada hari yang sama. Tidak perlu menggunakan
metode kontrasepsi yang lain. Bila lupa 2 pil atau lebih (hari 1-21),
sebaiknya minum 2 pil setiap hari sampai sesuai jadwal yang
ditetapkan. Juga sebaiknya gunakan metode kontrasepsi yang lain
atau tidak melakukan hubungan seksual sampai telah
menghabiskan paket pil tersebut.
10). Bila tidak haid, perlu segera keklinik untuk tes kehamilan.
(Saifuddin, 2006; h. MK-31-32)
m. Efek samping dan penanganannya
1). Amenorea (tidak ada perdarahan) atau spotting
Penanganan:
Periksa dalam atu tes kehamilan. Bila tidak hamil dank lien minum pil
dengan benar, maka klien tidak perlu khawatir. Tidak dating haid
kemungkinan besar akibat efek estrogen terhadap endometrium
kurang adekuat, dan tidak perlu pengobatan khusus. Coba berikan pil
dengan dosis estrogen 50 ¼ g atau dosis estrogen tetap, tetapi dosis
progestin dikurangi. Bila klien hamil intrauterine, penggunaan pil
dihentikan dan yakinkan klien bahwa pil yang telah diminumnya tidak
punya efek terhadap janin.
2). Mual, pusing, atau muntah (akibat reaksi anafilaktik).
Penanganan:
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
Lakukan tes kehamilan, atau pemeriksaan ginekologik. Bila tidak
hamil, sarankan agar klien minum pil pada saat makan malam, atau
sebelum tidur.
3). Perdarahan pervaginam/ spotting
Penanganan:
Tes kehamilan atau pemeriksaan ginekologik. Jelaskan bahwa
perdarahan / spotting adalah hal biasa terjadi pada 3 bulan pertama
dan lambat laun akan berhenti.
Sarankan minum pil pada waktu yang sama. Jika perdarahan/
spotting tidak berhenti, ganti pil dengan dosis estrogen lebih tinggi
(50 ¼ g) sampai perdarahan teratasi, lalu kembali kedosis awal. Bila
perdarahan/ spotting terjadi lagi, kembali lagi dengan dosis 50 ¼ g,
atau ganti dengan metode kontrasepsi lain.
(Pinem Saroha, 2009; h. 261-262)
B. TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN
Tinjauan Manajemen Varney
Penatalaksanaan asuhan kebidanan terdiri atas dari beberapa langkah yang
berurutan, yang dimulai dengan mengumpulkan data dasar dan berakhir
dengan evaluasi. Langkah- langkah tersebut membentuk kerangka yang
lengkap yang biasa diaplikasikan dalam semua situasi.
1. Langkah I: Mengumpulkan data
Data yang dikumpulkan pada akseptor antara lain identitas pasien,
keluhan utama tentang keinginan menjadi akseptor, riwayat
kesehatan sekarang, riwayat kesehatan dahulu, riwayat kesehatan
keluarga, riwayat menstruasi, riwayat perkawinan, riwayat KB, riwayat
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
obstetric, keadaan psikologis, pola kebiasaan sehari-hari, riwayat
social, budaya, dan ekonomi, pemeriksaan fisik dan penunjang.
(Sudarti, 2010; h. 137)
2. Langkah II: Melakukan Interpretasi data dasar
Interpretasi data dasar yang akan dilakukan adalah berasal dari
beberapa data yang ditemukan pada saat pengkajian akseptor KB.
(Sudarti, 2010; h. 137)
3. Langkah III: Melakukan Identifikasi diagnosis atau masalah
potensial dan mengantisipasi penanganannya
Beberapa hasil dari interpretasi data dasardapat digunakan dalam
mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial kemungkinan
sehingga ditemukan beberapa diagnosis atau masalah potensial
akseptor KB seperti ibu ingin menjadi akseptor KB pil dengan
antisipasi masalah potensial seperti potensial terjadinya peningkatan
berat badan, potensial flour albus meningkat, obesitas, mual dan
pusing. (Sudarti, 2010; h. 138)
4. Langkah IV: Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera
atau masalah potensial pada ibu/akseptor KB
Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi dan melakukan
konsultasi dan kolaborasi dengan kesehatan lain berdasarkan kondisi
pasien seperti kebutuhan KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi).
(Sudarti, 2010; h. 138)
5. Langkah V: Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Rencana asuhan menyeluruh pada ibu/akseptor KB yang dilakukan
sebagaimana contoh berikut: apabila ibu adalah akseptor KB pil
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
anjurkan menggunakan pil secara teratur dan anjurkan untuk periksa
secara teratur dan anjurkan untuk periksa secara dini bila ada
keluhan. (Sudarti, 2010; h. 138)
6. Langkah VI: Melaksanakan perencanaan
Pada tahap ini dilakukan rencana asuhan kebidanan menyeluruh
yang dibatasi oleh standar asuhan kebidanan pada ibu/akseptor KB.
(Sudarti, 2010; h. 138)
7. Langkah VII: Evaluasi
Evaluasi pada ibu/akseptor KB dapat menggunakan bentuk SOAP
sebagai berikut:
S : Data subjektif
Berisi tentang data dari pasien melalui anamnesis yang
merupakan ungkapan langsung tentang keluhan atau maslah
KB.
O : Data objektif
Data yang didapat dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik
sebelum atau selama pemakaian KB.
A : Analisis dan interpretasi
Berdasarkan data yang terkumpul kemudian dibuat kesimpulan
meliputi diagnosis atau masalah potensial, serta perlu tidaknya
tindakan segera.
P : Perencanaan
Merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan termasuk
asuhan mendiri, kolaborasi, tes diagnosis atau laboratorium,
serta konseling untuk tindak lanjut. (Sudarti, 2010; h. 138-139)
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
Tinjauan asuhan kebidanan dengan pil kombinasi
I. Langkah I: Pengkajian
A. Subyektif
1. Identitas klien
a. Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehai-
hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan. (Eny
Retna, 2009; h. 131)
b. Umur
Umur ditanyakan untuk mengetahui umur pengguna KB pil,
karena wanita usia > 35 tidak boleh menggunakan pil oral
kombinasi (Saroha Pinem, 2009; h. 258)
c. Agama
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk
membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa dan
apakah klien dapat menerima segala bentuk pelayanan
kebidanan terutama yang berkaitan dengan agama yang
diyakini klien. Selain itu dengan mengetahui agama klien
dapat mempermudah petugas kesehatan dalam
memberikan pelayanan. (Handayani, 2010; 17)
d. Pendidikan
Pendidikan ditanyakan untuk mengetahui tingkat
pendidikan pasien, karena akan membantu dalam
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
penyampaian konseling terhadap pasien. (Saifuddin, 2006;
h. U-3)
e. Alamat
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila
diperlukan. (Eny Retna, 2009; h. 132)
2. Alasan datang
Perlu dikaji untuk mengetahui ibu datang kunjungan pertama
atau ulang dan untuk mengetahui kontrasepsi yang diinginkan
oleh ibu sehingga bidan memberikan jalan keluar yang tepat.
(Hartanto, 2004; h. 30)
3. Riwayat perkawinan
Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, pernikahan
keberapa, status menikah syah atau tidak, umur saat menikah,
lama perkawinan. Karena jika ganti-ganti pasangan pil oral
kombinasi tidak mencegah infeksi menular seksual (IMS) HBV,
HIV/AIDS. (Pinem Saroha, 2009; h. 257)
4. Riwayat Obstetri
a. HPMT ( Hari pertama Menstruasi Terakhir)
Disini perlu untuk dapat menentukan kapan pasien mulai
menggunakan pil oral kombinasi dan yang penting pasien
tidak sedang hamil. (Saifuddin, 2006; h. MK-51)
b. Menarche
Untuk mengetahui kapan datangnya menarche yang
pertama, karena datangnya menarche yang terlalu dini <
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
10 tahun dapat memiliki kecenderungan penyakit
payudara. (Varney, 2006; h. 107-108)
Karena kanker payudara merupakan kontraindikasi
penggunaan KB pil. (Saifuddin, 2006; h. MK-50)
c. Siklus
Untuk mengetahui apakah ada gangguan haid (amenorea)
karena pada wanita yang mengalami gangguan siklus
menstruasi tidak boleh menggunakan pil. (Saifuddin, 2006;
h. MK-50)
d. Lama Haid
Perlu dikaji untuk mengetahui lama menstruasi pasien
karena setelah memakai pil oral kombinasi jumlah darah
haid berkurang. (Hanafi, 2004; h. 142)
e. Flour Albus
Pada pemakaian kontrasepsi progestin tidak terjadi
peningkatan flour albus. (Hartanto, 2004; h. 124)
f. Dismenorhea
Tanyakan apakah pasien tersebut mengalami dismenorhea
karena pil oral kombinasi mengurangi rasa nyeri selama
haid sebab pil oral kombinasi diduga menghambat produksi
prostaglandin. (Hanafi, 2004; h. 142)
5. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
a. Para
Sudah berapa kali melahirkan ini perlu dikaji untuk
mengetahui pasien berada pada fase apa, sehingga
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
memastikan kontrasepsi yang dibutuhkan (Hanafi, 2004;
h. 30)
b. Abortus
Dikaji apakah ibu pernah memiliki riwayat abortus atau
tidak, kapan waktu terjadi abortus karena salah satu
indikasi pil oral kombinasi adalah pasca abortus
(Saifuddin, 2006; h. MK-29)
c. Persalinan
Dikaji dengan benar apakah dalam riwayat persalinan
pasien pernah mengalami hipertensi, jantung, karena dari
pil oral kombinasi dapat memperberat penyakit tersebut
(Hanafi, 2004; h. 151)
6. Riwayat Kontrasepsi
Perlu dikaji karenabila berhenti menggunakan kontrasepsi
injeksi, dan ingin menggantinya dengan pil kombinasi, pil
dapat segera digunakan tanpa perlu menunggu haid. (Pinem
Saroha, 2009; h. 259)
7. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit sistemik yang pernah diderita
Dikaji untuk mengetahui apakah calon akseptor KB ini
mempunyai riwayat penyakit seperti riwayat kehamilan
ektopik, riwayat penyakit jantung, DM, Stroke, hipertensi,
hepatitis, dan riwayat epilepsy. Karena jika pernah
mempunyai penyakit seperti itu tidak boleh menggunakan
pil oral kombinasi. (Pinem saroha, 2009; h. 258-259)
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
b. Penyakit yang pernah/ sedang diderita keluarga
Dikaji untuk mengetahui apakah orangtua atau saudara
ada yang menderita kanker payudara atau diabetes
mellitus karena kemungkinan penyakit turunan. (Wafi N,
dkk, 2009; h. 227)
c. Riwayat penyakit ginekologi
Dikaji untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita
pasien behubungan dengan dengan kontraindikasi
pemakai KB pil seperti mioma uteri, kanker payudara,
HIV. (Wiknjosastro, 2007: h. 549)
8. Pola kebutuhan sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Kandungan progestin dalam pil oral kombinasi dapat
menyebabkan nafsu makan dan berat badan bertambah.
(Hanafi, 2004; h. 109).
b. Pola eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan
buang air besar dan air kecil, meliputi frekuensi, jumlah,
konsistensi, dan baunya. (Priharjo, 2007; h. 4)
c. Pola istirahat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa
jam pasien tidur, kebiasaan sebelum tidur, misalnya:
mendengarkan music, kebiasaan mengkonsumsi obat
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
tidur,membaca, kebiasaan tidur siang. Karena jika
menggunakan pil oral kombinasi harus benar-benar tepat
waktu meminumnya agar efektivitasnya tinggi. (Saifuddin,
2006; h. MK-28)
d. Pola Personal hygiene
Dalam penggunaan pil oral kombinasi menimbulkan
keputihan, keputihan akan semakin meningkat
dibandingkan dengan tidak menggunakan pil oral
kombinasi. Keputihan akan semakin sering dengan
lamanya pemakaian pil oral kombinasi, selama keputihan
tersebut masih dalam batas normal tidak menjadi
masalah. Keputihan tersebut dapat diatasi dengan
hygiene yang benar dan bersih, karena dengan menjaga
kebersihan pada daerah kewanitaan jamur tidak akan
tumbuh pada daerah kewanitaan. (Hanafi, 2004; h. 124)
e. Pola Seksual
Mengetahui berapa kali dalam seminggu berhubungan
seksual karena pemakaian pil oral kombinasi tidak
mengganggu hubungan seksual. (Saifuddin, 2006; h. MK-
29)
9. Keadaan Psikososial
Pengetahuan dan respon klien terhadap semua metode
kontrasepsi yang digunakan saat ini. (Muslihatun, 2009; h. 227)
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
B. Obyektif
1. Berat Badan
Berat badan diperiksa karena penggunaan pil oral kombinasi
dapat mempengaruhi kenaikan berat badan, jika perubahan
badan drastic merupakan efeksamping pil oral kombinasi.
(Saifuddin, 2006; h. MK-29)
2. Tanda-tanda vital
a. Tekanan Darah
Tekanan darah tinggi, dimana sistolik lebih dari 180
mmHg dan diastolic lebih dari 110 mmHg. Maka
disarankan untuk tidak menggunakan pil oral kombinasi
dan perlu untuk diperhatikan,karena merupakan yang
tidak boleh menggunakan pil adalah mempunyai tekanan
darah >180/110 mmHg. (Saifuddin, 2006; h. MK-31)
b. Suhu
Suhu badan yang mencapai kenaikan >38 c mengarah ke
tanda-tanda infeksi, memastikan ibu pernah melakukan
operasi atau tidak terutama yang berhubungan dengan
mioma uterus karena salah satu kontraindikasi pil oral
kombinasi adalah mioma uterus. (Handayani, 2010; h.
100-101)
3. Status Present
a. Mata
Memeriksa sclera apakah ikterik atau tidak karena jika
sclera berwarna kuning kemungkinan indikasi adanya
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
penyakit hepar, salah satu kontra indikasi pil oral
kombinasi adalah tidak dapat diberikan pada pasien yang
mempunyai penyakit hepar. (Saifuddin, 2006; h. MK-30)
b. Muka
Pada penggunaan pil oral kombinasi ada pengaruhnya
pada muka misalnya adanya chloasma gravidarum.
Chloasma gravidarum merupakan kontra indikasi relative
pada pil oral kombinasi dan dapat diberikan pil oral
kombinasi dengan pengawasan ketat adakah bertambah
baik atau buruk. (Hanafi, 2004; h. 107)
c. Leher
Pemakaian pil oral kombinasi secara terus-menerus untuk
jangka waktu lama akan menekan secara sedang-sedang
produksi tiroxine dan pelepasannya, tetapi tidak ada
bukti-bukti yang menunjukan hubungan pasti antara
pamakaian jangka panjang pil oral dan perkembangan
penyakit tiroid. (Hanafi, 2004; h. 126)
d. Dada
Masalah dada yang hebat, batuk, nafas pendek,
merupakan tanda bahaya dini dari penggunaan pil oral
kombinasi karena pada pengguna pil oral kombinasi akan
menyebabkan kerja jantung menjadi lebih berat. (Hanafi,
2004; h. 142)
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
e. Payudara
Perlu diperiksa karena jika mempunyai penyakit kanker
payudara atau dicurigai kanker payudara tidak boleh
menggunakan pil oral kombinasi. (Saifuddin, 2006; h. MK-
31)
f. Abdomen
Pada pemeriksaan abdomen perlu dilakukan
pemeriksaan ada atau tidaknya nyeri tekan pada
abdomen karena nyeri tekan pada abdomen bagian hepar
merupakan tanda dari penyakit adenoma hepar, tumor
jinak hepar yang merupakan kontra indikasi dari pil oral
kombinasi. (Proverawati, dkk, 2010; h. 45).
g. Ekstremitas
Pada penggunaan pil oral kombinasi tidak ada
pengaruhnya terhadap ekstremitas misalnya oedema
pada tangan dan kaki, sianosis. Akan tetapi pil oral
kombinasi tidak dapat di gunakan pada wanita yang
memiliki varises karena merupakan kontra indikasi
relative dari pil oral kombinasi. (Hanafi, 2004; h. 108).
h. Genetalia
Adakah perdarahan pervaginam, karena salah satu
kontraindikasi dari pil oral kombinasi adalah perdarahan
pervaginam yang belum diketahui penyebabnya.
(Saifuddin, 2006; h. MK-30).
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
4. Pemeriksaan Penunjang
Melakukan pemeriksaan PP test untuk memastikan pasien
hamil atau tidak, karena wanita hamil tidak boleh
menggunakan pil oral kombinasi. (Hanafi, 2004; h. 135).
II. Langkah II: Interpretasi Data
Langkah ini berasal dari data dasar, Interpretasi dari data tersebut
menjadi masalah atau diagnosa yang diidentifikasi secara spesifik.
A. Diagnosa
Ny. P A Umur….tahun calon akseptor baru kontrasepsi pil oral
kombinasi.
Data Subyektif
1. Ibu mengatakan tidak sedang hamil
2. Ibu mengatakan ingin menggunakan KB pil
3. Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit seperti
hepatitis, hipertensi, penyakit jantung, kanker payudara,
stroke, dan diabetes mellitus.
Data obyektif
1. Pemeriksaan tanda-tanda vital seperti tekanan darah,
suhu, respirasi, dan nadi. Ibu yang memiliki tekanan darah
>180/110 mmHg adalah kontraindikasi dari pil oral
kombinasi.
2. Pemeriksaan fisik seperti:
a. Leher
Pemakaian pil oral kombinasi secara terus-menerus
untuk jangka waktu lama akan menekan secara
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
sedang-sedang produksi tiroxine dan pelepasannya,
tetapi tidak ada bukti-bukti yang menunjukan
hubungan pasti antara pamakaian jangka panjang pil
oral dan perkembangan penyakit tiroid. (Hanafi, 2004;
h. 126).
b. Dada
Masalah dada yang hebat, batuk, nafas pendek,
merupakan tanda bahaya dini dari penggunaan pil oral
kombinasi karena pada pengguna pil oral kombinasi
akan menyebabkan kerja jantung menjadi lebih berat.
(Hanafi, 2004; h. 142).
c. Payudara
Perlu diperiksa karena jika mempunyai penyakit kanker
payudara atau dicurigai kanker payudara tidak boleh
menggunakan pil oral kombinasi. (Saifuddin, 2006; h.
MK-31).
d. Abdomen
Pada pemeriksaan abdomen perlu dilakukan
pemeriksaan ada atau tidaknya nyeri tekan pada
abdomen karena nyeri tekan pada abdomen bagian
hepar merupakan tanda dari penyakit adenoma hepar,
tumor jinak hepar yang merupakan kontra indikasi dari
pil oral kombinasi. (Proverawati, dkk, 2010; h. 45)
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
III. Langkah III: Diagnosa potensial dan antisipasi
Diagnosa Potensial
1. Stroke
2. Hipertensi
3. Serangan jantung
IV. Langkah IV: Kebutuhan terhadap intervensi dan kolaborasi
segera
Melakukan pengawasan dalam pemberian pil oral kombinasi jika
terjadi komplikasi rujuk klien ke RS dan kolaborasi dengan Dokter.
V. Langkah V: Perencanaan
1. Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan
2. Berikan konseling tentang POK meliputi:
a. Jelaskan pengertian POK
b. Jelaskan cara kerja kontrasepsi POK
c. Jelaskan efektifitas kontrasepsi POK
d. Sebutkan kontra indikasi kontrasepsi POK
e. Sebutkan indikasi kontrasepsi POK
f. Sebutkan efek samping kontrasepsi POK
g. Sebutkan keuntungan dan kerugian kontrasepsi POK
h. Jelaskan cara meminum kontrsepsi POK
i. Evaluasi tentang kontrasepsi POK
3. Berikan informed consent
4. Berikan POK pada ibu dan jelaskan waktu mulai minum POK
5. Berikan kartu KB pada akseptor dan beritahu ibu kapan boleh
hubungan seksual.
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
6. Beritahu ibu untuk datang kembali apabila pilnya habis dan
apabila ada keluhan
7. Dokumentasikan pada buku register KB
VI. LangkahVI: Pelaksanaan
1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan bahwa
hasil pemeriksaan ibu normal
2. Memberikan konseling tentang POK:
a. Menjelaskan pengertian POK
Pil oral kombinasi adalah pil yang berisi hormone estrogen
dan progesteron yang berfungsi untuk mencegah
kehamilan
b. Menjelaskan cara kerja kontrasepsi POK
Pil oral kombinasi mempunyai cara kerja sebagai berikut :
1). Mencegah implatansi
2). Menghambat ovulasi
3). Mengentalkan lendir serviks
4). Menghambat transportasi ovum
5). Menekan perkembangan telur yang telah dibuahi
c. Menjelaskan efektivitas kontrasepsi POK
Efektifitas pil oral kombinasi sangat tinggi apabila
digunakan setiap hari dan tepat waktu, penggunaan pil
dapat langsung dihentikan apabila klien menginginkan
hamil kembali.
d. Menyebutkan kontra indikasi kontrasepsi POK
Kontraindikasi mutlak:
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
Yang termasuk kontra indikasi mutlak antara lain: tumor-
tumor yang dipengaruhi estrogen, penyakit-penyakit hati
yang aktif, baik akut atau pun menahun, pernah mengalami
tromboflebitis, trombo-emboli, kelainan serebro-vaskular,
diabetes mellitus, kehamilan.
Kontaindikasi relative:
Yang termasuk kontra indikasi relatif antara lain: depressi,
migran, mioma uteri, hipertensi, oligomenorea dan
amenorea.
e. Menyebutkan indikasi kontrasepsi POK
1). Usia reproduksi
2). Telah memiliki anak ataupun yang belum memiliki
anak
3). Gemuk atau kurus
4). Menginginkan metode kontrasepsi dengan evektifitas
tinggi
5). Setelah melahirkan dan tidak menyusui
6). Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan
ASI ekslusif, sedangkan semua cara kontrasepsi yang
dianjurkan tidak cocok bagi ibu tersebut
7). Pascakeguguran
8). Anemia karena haid berlebihan
9). Nyeri haid hebat
10). Siklus haid tidak teratur
11). Riwayat kehamilan ektopik
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
12). Kelainan payudara jinak
13). Kencing manis tanpa koplikasi pada ginjal,
pembuluh darah, mata dan syaraf.
14). Penyakit tyroid, penyakit radang panggul,
endometriosis, atau tumor ovarium jinak.
15). Menderita tuberculosis ( kecuali yang sedang
menggunakan rifampisin )
16). Varises vena
f. Menyebutkan efek samping kontrasepsi POK
Efek smping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan pil
kombinasi adalah:
1). Amenorea (tidak ada perdarahan) atau spotting
2). Mual, pusing, atau muntah (akibat reaksi anafilaktik).
3). Perdarahan pervaginam/ spotting
g. Menyebutkan keuntungan dan kerugian kontrasepsi POK
Keuntungan dari POK adalah:
1). Memiliki efektivitas yang tinggi
2). Resiko terhadap kesehatan sangat kecil.
3). Tidak mengganggu hubungan seksual.
4). Siklus haid menjadi teratur.
5). Dapat digunakan dalam jangka panjang.
6). Dapat digunakan sejak usia remaja hingga
menopause.
7). Dapat dihentikan setiap saat.
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
8). Kesuburan segera kembali segera setelah
penggunaan pil dihentikan.
9). Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
10). Dapat membantu mencegah: kista ovarium,
penyakit radang panggul, kelainan jinak pada
payudara, disminore atau akne.
Kerugian dari POK adalah:
1). Mahal dan membosankan karena harus
menggunakan setiap hari.
2). Mual, terutama pada 3 bulan pertama.
3). Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3
bulan pertama.
4). Pusing.
5). Nyeri pada payudara.
6). Kenaikan berat badan.
7). Berhenti haid (amenorea), jarang pada pil kombinasi.
8). Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui.
9). Pada sebagian kecil perempuan dapat
menimbulakan depresi, dan perubahan suasana hati,
sehingga keinginan untuk melakukan hubungan seks
berkurang.
10). Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi
cairan, sehingga risiko stroke.
11). Tidak mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual),
HBV, HIV/AIDS.
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
h. Jelaskan cara meminum kontrasepsi POK
Tunjukan cara mengeluarkan pil dari kemasan dan
anjurkan untuk mengikuti panah yang menunjukan deretan
pil berikutnya, jika klien mendapatkan 28 butir maka klien
meminum pil satu butir setiap hari pada saat yang sama, pil
yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke-7
siklus haid, sangat dianjurkan menggunakan pil pada hari
pertama menstruasi, pada paket 28 pil dianjurkan
meminum pil sesuai dengan hari yang ada pada paket. Jika
klien muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil
kemudian meminum pil yang lainnya. Dengan cara seperti
ini klien akan memperoleh perlindungan.
i. Mengevaluasi tentang kontrasepsi POK
3. Memberikan informed consent
4. Memberikan pil oral kombinasi pada ibu dan menjelaskan
bahwa pil bisa di minum hari ini juga sesuai dengan hari ibu
menerima pil yaitu hari senin, dan meminum pil yang berwarna
kuning.
5. Memberikan kartu Kb pada ibu dan memberitahu bahwa ibu
boleh hubungan seksual setelah 3 hari meminum pil, jika
sebelum 3 hari ibu mau hubungan seksual harus memakai
kontrasepsi lain seperti kondom.
6. Memberitahu ibu untuk datang kembali apabila pilnya habis dan
apabila ibu mengalami keluhan
7. Mendokumentasikan pada buku register KB
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
VII. Langkah VII: Evaluasi
Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman ibu tentang informasi
yang telah diberikan mengenai kontrasepsi pil.
DATA PERKEMBANGAN
S (Data Subjektif)
Menanyakan keluhan tentang setelah pemakaian Pil Oral
Kombinasi
O (Data Objektif)
Melakukan pemeriksaan umum (keadaan umum, TD, Suhu,
Respirasi, Nadi)
A (Assesment)
Ny…..umur…..tahun, P…..A….. akseptor pil oral kombinasi.
P (Planning)
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan
b. Mengevaluasi ibu tentang cara meminum pil oral kombinasi
c. Menganjurkan ibu untuk datang ke tenaga kesehatan
apabila mengalami keluhan kembali
d. Menganjurkan ibu agar tidak selalu lupa untuk meminum pil
oral kombinasi.
e. Menganjurkan ibu untuk datang kembali jika pilnya habis
atau jika ada keluhan.
C. Aspek Hukum
Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor
1464/MENKES/Per/2010 Tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
BI dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, mentri kesehatan Republik
Indonesia menyelegarakan Praktik.
Pasal 9
Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan
pelayanan yang meliputi:
1). Pelayanan kesehatan ibu
2). Pelayanan kesehatan anak
3). Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana.
Pasal 12
Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan
dan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c,
berwenang untuk:
1). Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana
2). Memberkan alat kontrasepsi oral dan kondom.
Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012