bab ii tinjauan pustaka a. tinjauan teori medis 1 ...repository.ump.ac.id/7427/3/vita rusiana bab...

43
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI MEDIS 1. Keluarga Berencana a. Pengertian Keluarga Berencana Program keluarga berencana adalah bagian yang terpadu (integral) dalam program pembangunan nasional dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional. (Handayani, 2010; h. 28) b. Tujuan program Keluarga Berencana Tujuan umum untuk lima tahun kedepan mewujudkan visi dan misi program KB yaitu membangun kembali dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksana program KB di masa mendatang untuk mencapai keluarga berkualitas tahun 2015. Sedangkan, tujuan program KB secara filosofi adalah : 1) Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia. 2) Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga. (Handayani, 2010; h. 29) Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Upload: phambao

Post on 07-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI MEDIS

1. Keluarga Berencana

a. Pengertian Keluarga Berencana

Program keluarga berencana adalah bagian yang terpadu (integral)

dalam program pembangunan nasional dan bertujuan untuk

menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya

penduduk Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan yang baik

dengan kemampuan produksi nasional. (Handayani, 2010; h. 28)

b. Tujuan program Keluarga Berencana

Tujuan umum untuk lima tahun kedepan mewujudkan visi dan misi

program KB yaitu membangun kembali dan melestarikan pondasi

yang kokoh bagi pelaksana program KB di masa mendatang untuk

mencapai keluarga berkualitas tahun 2015.

Sedangkan, tujuan program KB secara filosofi adalah :

1) Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan

keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui

pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan

penduduk Indonesia.

2) Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia

yang bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.

(Handayani, 2010; h. 29)

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

2. Kontrasepsi

a. Definisi Kontrasepsi

Usaha - usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan yang dapat

bersifat sementara dan dapat juga bersifat permanen.

b. Kontrasepsi yang ideal harus memenuhi syarat – syarat seperti

berikut :

1) Dapat dipercaya

2) Tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan

3) Daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan

4) Dapat diterima penggunaannya oleh pasangan yang

bersangkutan

5) Terjangaku harganya di masyarakat

6) Mudah pelaksanaannya.

(Sarwono, 2007; h. 535)

3. Pelayanan Kontrasepsi

Mempunyai 2 tujuan:

a. Tujuan umum:

1) Pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB

yaitu dihayati NKKBS.

b. Tujuan pokok:

1) Penurunan angka kelahiran yang bermakna.

Guna mencapai tujuan tersebut maka di tempuh kebijaksanaan

mengkategorikan tiga fase untuk menuju sasaran yaitu:

a. Fase menunda perkawinan/ kesuburan.

b. Fase menjarangkan kehamilan.

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

c. Fase menghentikan/ mengakhiri kehamilan/ kesuburan.

Maka kebijaksanaan tersebut yaitu untuk menyelamatkan ibu dan anak

akibat melahirkan pada usia muda, jarak kelahiran yang terlalu dekat dan

melahirkan pada usia tua.

a. Fase Menunda/ Mencegah Kehamilan:

Fase menunda kehamilan bagi PUS dengan usia istri kurang dari 20

tahun dianjurkan untuk menunda kehamilannya.

Alasan menunda/ mencegah kehamilan:

1). Umur dibawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya tidak

mempunyai anak dulu karena berbagai alas an.

2). Prioritas penggunaan kontrasepsi Pil oral, karena peserta

masih muda.

3). Penggunaan kondom kurang menguntungkan, karena

pasangan muda masih tinggi frekuensi ber-sanggamanya,

sehingga akan mempunyai kegagalan tinggi.

4). Penggunaan IUD-Mini bagi yang belum mempunyai anak pada

masa ini dapat dianjurkan, terlebih tinggi calon peserta dengan

kontra-indikasi terhadap Pil oral.

Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan:

1). Reversibilitas yang tinggi, artinya kembalinya kesuburan dapat

terjamin hampir 100%, karena pada masa ini peserta belum

mempunyai anak.

2). Efektivitas yang tinggi, karena kegagalan akan menyebabkan

terjadinya kehamilan dengan risiko-tinggi dan kegagalan ini

merupakan kegagalan program.

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

b. Fase Menjarangkan Kehamilan:

Periode usia istri antara 20-30/35 tahun merupakan periode usia

paling baik untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak

antara kelahiran adalah 2-4 tahun.

Alasan menjarangkan kehamilan:

1). Umur antara 20-30 tahun merupakan usia yang

terbaikuntukmengandung dan melahirkan.

2). Segera setelah anak pertama lahir, maka dianjurkan untuk

memakai IUD sebagai pilihan utama.

3). Kegagalan yang menyebabkan kehamilan cukup tinggi namun

di sini tidak/kurang berbahaya karena yang bersangkutan

berada pada usia mengandung dan melahirkan yang baik.

4). Disini kegagalan kontrasepsi bukanlah kegagalan program.

Ciri- ciri kontrasepsi yang diperlukan:

1). Efektivitasnya cukup tinggi.

2). Reversibilitas cukup tinggi karena peserta masih

mengharapkan punya anak lagi.

3). Dapat dipakai 2 sampai 4 tahun yaitu sesuai dengan jarak

kehamilan anak yang direncanakan.

4). Tidak menghambat air susu ibu (ASI), karena ASI adalah

makanan terbaik untuk bayi sampai umur 2 tahun dan akan

mempengaruhi angka kesakitan dan kematian anak.

c. Fase Menghentikan/Mengakhiri Kehamilan/Kesuburan:

Periode umur istri diatas 30 tahun, terutama di atas 35 tahun,

sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 orang anak.

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Alasan mengakhiri kesuburan:

1). Ibu-ibu dengan usia diatas 30 tahun dianjurkan untuk tidak

hamil/tidak punya anak lagi, karena alasan medis dan alasan

lainnya.

2). Pilihan utama adalah kontrasepsi mantap.

3). Pil oral

Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan:

1). Efektifitas sangat tinggi.Kegagalan menyebabkan terjadinya

kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu dan anak, disamping

itu akseptor tersebut memang tidak mengharapkan punya anak

lagi.

2). Dapat dipakai untuk jangka panjang.

3). Tidak menambah kelaianan yang sudah ada. Pada masa usia

tua kelainan seperti penyakit jantung, darah tinggi, keganasan

dan metabolic biasanya meningkat, oleh karena itu sebaiknya

tidak diberikan cara kontrasepsi yang menambah kelainan

tersebut.

(Hanafi, 2004 h. 30-32)

4. Macam metode kontrasepsi

a. Metode kontrasepsi sederhana

Metode kontrasepsi sederhana ini terdiri dari 2 yaitu:

1). Metode kontrasepsi tanpa alat

a). Metode amenorhea laktasi (MAL)

b). Coitus interuptus

c). Metode kalender

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

d). Metode lendir serviks (MOB)

e). Metode suhu basal badan

f). Simptotermal yaitu perpaduan antara suhu basal dan lender

serviks.

2). Metode kontrasepsi dengan alat

a). Kondom

b). Diafragma

c). Cup serviks

d). Spermisid

b. Metode kontrasepsi modern

Metode kontrasepsi modern terdiri atas:

1). Metode kontrasepsi hormonal

a). Terdiri atas:

Hormonal kombinasi mengandung hormon progesteron dan

esterogen sintetik

(1). Pil

(2). Suntikan/injeksi

b). Hormonal berisi progesteron hanya berisi progesteron saja

(1). Pil

(2). Suntik

(3). implant

2). Metode kontrasepsi dengan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)

a). Metode kontrasepsi mantap

Metode kontrasepsi ini terdiri dari 2 macam, yaitu:

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

(1). Metode operatif wanita (MOW)

(2). Metode operatif pria (MOP)

b). Metode kontrasepsi darurat

c. Dalam hal memilih metode kontrasepsi, dapat memandangnya dari 2

sudut:

1) Pihak calon akseptor

2) Karena belum tersedianya metode kontrasepsi yang benar-benar

100% sempurna, maka ada 2 hal yang sangat penting yang ingin

diketahui oleh pasangan calon akseptor, yaitu efektifitas dan

keamanan.

3) Pihak medis/petugas KB

4) Untuk pihak medis/petugas KB ada hal-hal yang penting dan perlu

dipertimbangkan, yaitu:

d. Dalam upaya melindungi kesuburan/fertilitas dari akseptor, harus diingat

bahwa:

1) Pil-oral yang mempunyai efek protektif terhadap Pelvic

Inflammatory Disease, sehingga merupakan kontrasepsi yang

ideal untuk wanita yang untuk beberapa tahun ingin aktif secara

seksual sebelum mengandung/hamil

2) IUD yang menyebabkan resiko Pelvic Inflammatory Disease lebih

tinggi (1,5-5x), merupakan pilihan yang paling tidak menarik untuk

seorang wanita yang masih menginginkan anak

3) Meskipun sekarang dengan metode Bedah-Mikro, kontrap pada

pria maupun wanita dapat dipulihkan kembali, haruslah ditekankan

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

bahwa kontap ini dianggap sebagai yang permanen. (Hartanto,

2004; h.38-9)

e. Keuntungan non-kontraseptif

Perlu disadari juga oleh petugas KB dan akseptor akan keuntungan-

keuntungan non-kontrasepsi dari metode kontrasepsi tertentu.

f. Kontraindikasi

Yaitu suatu kondisi medis yang menyababkan suatu bentuk pengobatan

yang seharusnya disarankan / dilakukan.

Tiga macam kontra-indikasi:

1) Absolut : jangan memakai

2) Relatif kuat : dianjurkan untuk tidak memakai

3) Relatif lainnya : dapat dicoba asal diawasi dengan ketat.

g. Tanda-tanda bahaya

Calon akseptor harus diberitahu atau dianjurkan tanda-tanda bahaya

dini metode kontrasepsi yang sedang dipertimbangkan oleh calon

akseptor.

h. Menghindari pendekatan “poli-farmasi”

Disini tindakan terbaik adalah menghentikan kontrasepsi yang

menyebabkan kelainan, dari pada melindungi penyebabnya dengan

jalan memberikan lebih banyak obat-obat lainnya.

i. Kerjasama antar suami-istri

Keadaan yang paling ideal adalah bahwa istri dan suami harus

bersama-sama:

1) Memilih metode kontrasepsi terbaik

2) Saling kerjasama dalam pemakaian kontrasepsi

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

3) Membiayai pengeluaran untuk kontrasepsi

4) Memperhatikan tanda-tanda bahaya pemakaian kontrasepsi

(Hartanto, 2004 ;h. 38-41)

j. Faktor-faktor dalam memilih metode kontrasepsi

1) Faktor pasangan (motivasi dan rehabilitas)

a) Umur

b) Gaya hidup

c) Frekuensi senggama

d) Jumlah keluarga yang diinginkan

e) Pengalaman dengan kontrasepsi yang lalu

f) Sikap kewanitaan

g) Sikap kepriaan.

(Hartanto, 2004; h. 36)

2) Faktor kesehatan (kontraindikasi absolut atau relatif)

a) Status kesehatan

b) Riwayat haid

c) Riwayat keluarga

d) Pemeriksaan fisik

e) Pemeriksaan panggul.

(Hartanto, 2004; h. 36)

3) Faktor metode kontrasepsi (penerimaan dan pemakaian

berkesinambungan)

a) Efektifitas

b) Efek samping

c) Kerugian

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

d) Komplikasi-komplikasi yang potensial

e) Biaya.

(Hartanto, 2004; h. 37)

5. PIL ORAL KOMBINASI

a. Definisi

Pil oral kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang sampai saat ini

dianggap paling efektif. Selain mencegah terjadinya ovulasi, pil juga

mempunyai efek lain terhadap traktus genitalis, seperti menimbulkan

perubahan-perubahan pada lender serviks, sehingga menjadi kurang

banyak dan kental, yang mengakibatkan sperma tidak dapat memasuki

kavum uteri. (Wiknjosastro, 2007; h. 546)

Pil oral kombinasi adalah kontrasepsi oral kombinasi yang

menggunakan estrogen dan progesteronsintetik untuk mencegah

kehamilan. (Brahm, dkk, 2007; h. 22)

Pil oral kombinasi adalah pil kontrasepsi yang berisi hormone

sintesis estrogen dan progesterone. (Handayani, 2010; h. 99)

b. Jenis-jenis pil oral kombinasi

1) Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung

hormone aktif estrogen/ progesteron dalam dosis yang sama

dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

2) Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung

hormone aktif estrogen/ progesteron dalam 2 dosis yang berbeda

dan 7 tablet tanpa hormon aktif.

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

3) Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan mengandung hormon

aktif estrogen/ progesteron dengan 3 dosis yang berbeda dan 7

tablet tanpa hormon aktif. (Pinem Saroha, 2009; h.256)

c. Cara kerja pil oral kombinasi

Menurut saefuddin, mekanisme kerja pil oral kombinasi yaitu:

1) Menekan ovulasi

2) Mencegah implantasi

3) Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma

4) Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan

sendirinya akan terganggu pula.

(Saefuddin, 2006; h. MK-29)

Menurut Hanafi mekanisme dari pil oral kombinasi adalah:

Pil oral harus diminum tiap hari agar efektif karena mereka

dimetabolisir dalam 24 jam. Bila akseptor lupa minum 1 atau 2 tablet,

maka mungkin terjadi peninggian hormone-hormon alamiah, yang

selanjutnya mengakibatkan ovum menjadi matang lalu dilepaskan.

Preparat hormone streroid juga menyediakan mekanisme

kontraseptif sekunder yang dapat melindungi terhadap kehamilan

meskipun terjadi ovulasi, misalnya lender serviks menjadi sedikit, lebih

kental dan seluler, sehingga merupakan barier fisik terhadap penetrasi

spermatozoa. Pada saat yang bersamaan, perubahan-perubahan

kelenjar dalam endometrium timbul lebih awal dan dengan intensitas

lebih besar, sehingga endometrium tidak berada dalam fase yang sesuai

dengan ovulasi dan kurang dapat mendukung ovum yang mungkin

dilepaskan dan mengalami fertilisasi. (Hanafi, 2004; h. 104)

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

d. Efktivitas Pil Oral Kombinasi

1) Angka kegagalan:

a) Teorotis : 0,1%

b) Praktek : 0,7-7%

2) Banyak factor yang mempengaruhi use-affectiveness, antara lain:

a) Apakah perdarahan bercak atau perdarahan menyerupai haid

mengakibatkan pemakaian POK berkurang?

b) Apakah akseptor memakai pil oralnya dengan benar dan

konsisten?

(Hanafi, 2004; h. 141-142)

e. Komposisi Pil Oral Kombinasi

1). Estrogen dalam POK

Yang dipakai adalah 2 senyawa estrogen

a). Ethinyl estradiol (EE).

b). Mestranol (diubah di hepar menjadi EE yang aktif).

2). Progestin dalam POK

Senyawa progestin yang dipakai saat ini adalah:

a). Kelompok Norethindrone

(1). Norethindrone

(2). Norethindrone asetat

(3). Ethynodiol diasetat

(4). Lynestrenol

(5). Norethynodrel

b). Kelompok Norgestrel

(1). Norgestrel

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

(2). Levonorgestrel

(3). Desogestrel

(4). Gestodene

(Hanafi, 2004; h. 105)

f. Keuntungan Pil Oral Kombinasi

Menurut (saifuddin, 2006; h. MK-29-30) dan (saroha pinem, 2009; h.

256-257) keuntungan dari pil oral kombinasi, yaitu:

1) Memiliki efektivitas yang tinggi (hampir menyerupai efektivitas

tubektomi), bila digunakan setiap hari (1 kehamilan per 100

perempuan dalam tahun pertama penggunaan).

2) Resiko terhadap kesehatan sangat kecil.

3) Tidak mengganggu hubungan seksual.

4) Siklus haid menjadi teratur, mencegah anemia karena banyaknya

darah haid berkurang, tidak terjadi nyeri haid.

5) Dapat digunakan dalam jangka panjang selama perempuan masih

ingin menggunakannya untuk mencegah kehamilan.

6) Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause.

7) Dapat dihentikan setiap saat.

8) Kesuburan segera kembali segera setelah penggunaan pil

dihentikan.

9) Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.

10) Dapat membantu mencegah: kehamilan ektopik, kanker ovarium,

kanker endometrium, kista ovarium, penyakit radang panggul,

kelainan jinak pada payudara, disminore atau akne.

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

g. Kekurangan Pil Oral Kombinasi

1) Mahal dan membosankan karena harus menggunakan setiap hari.

2) Mual, terutama pada 3 bulan pertama.

3) Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan

pertama.

4) Pusing.

5) Nyeri pada payudara.

6) Berat badan naik sedikit, tetapi pada perempuan tertentu kenaikan

berat badan justru memiliki dampak positif.

7) Berhenti haid (amenorea), jarang pada pil kombinasi.

8) Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui (mengurangi

ASI).

9) Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulakan depresi, dan

perubahan suasana hati, sehingga keinginan untuk melakukan

hubungan seks berkurang.

10) Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga

risiko stroke, dan gangguan pembekuan darah pada vena dalam

sedikit meningkat. Pada perempuan usia > 35 tahu dan merokok

perlu hati-hati.

11) Tidak mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual), HBV, HIV/AIDS.

(Saifuddin, 2006; h. MK-30)

h. Yang boleh menggunakan Pil Oral Kombinasi

1) Usia reproduksi.

2) Telah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak.

3) Gemuk atau kurus.

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

4) Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektivitas tinggi.

5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui.

6) Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan ASI eksklusif,

sedangkan semua cara kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok

bagi ibu tersebut.

7) Pasca keguguran.

8) Anemia karena haid berlebihan.

9) Nyeri haid hebat.

10) Siklus haid tidak teratur.

11) Riwayat kehamilan ektopik.

12) Kelainan payudara jinak.

13) Kencing manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata,

dan saraf.

14) Penyakit tiroid, penyakit radang panggul, endometriosis, atau tumor

ovarium jinak.

15) Menderita tuberculosis (kecuali yang sedang menggunakan

rifampisin).

16) Varises vena.

(Saifuddin, 2006; h. MK- 30, 31)

i. Yang tidak boleh menggunakan Pil Oral Kombinasi

1) Hamil atau dicurigai hamil.

2) Menyusui ASI eksklusif.

3) Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya.

4) Penyakit hati akut (hepatitis).

5) Perokok dengan usia > 35 tahun.

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

6) Riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah >180/110

mmHg.

7) Riwayat gangguan factor pembekuan darah atau kencing manis >

dari 20 tahun.

8) Menderita kanker payudara atau dicurigai kanker payudara.

9) Migrain dan gejala neurologic fokal (epilepsy/riwayat epilepsi).

10) Tidak dapat menggunakan pil secara teratur seiap hari.

(Saifuddin, 2006; h. MK-31)

j. Kontraindikasi Pil Oral Kombinasi

Kontraindikasi terhadap penggunaanya dapat dibagi dalam

kontraindikasi mutlak dan relatife.

Kontraindikasi mutlak:

1) Tumor-tumor yang dipengaruhi estrogen

2) Penyakit-penyakit hati yang aktif, baik akut atau pun menahun

3) Pernah mengalami tromboflebitis, trombo-emboli, kelainan

serebro-vaskular

4) Diabetes mellitus

Pada wanita dengan diabetes atau riwayat diabetes selama

kehamilan, harus dilakukan follow-up dengan teliti, karena dari

beberapa percobaan laboratorium ditemukan bahwa DMPA

mempengaruhi metabolism karbohidrat.

5) Kehamilan

Kontaindikasi relatife:

1) Depresi

2) Migran

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

3) Mioma uteri

4) Hipertensi

5) Oligomenorea dan amenorea

(Wiknjosastro, 2007; h. 549)

Dan menurut (Hanafi Hartanto, 2004; h. 106-107)

Kontra indikasi Pil Oral Kombinasi

1) Kontra indikasi Absolut:

a) Trombophlebitis, penyakit-penyakit tromboembolik, penyakit

serebrovaskuler, oklusi koroner atau riwayat pernah menderita

penyakit-penyakit tersebut.

b) Gangguan fungsi hepar.

c) Karsinoma payudara atau diduga menderita karsinoma

payudara.

d) Neoplasma yang estrogen-dependen atau diduga menderita

neoplasma yang estrogen-dependen.

e) Perdarahan genitalia abnormal yang tidak diketahui

penyababnya.

f) Kehamilan atau diduga hamil.

g) Ikterus obstruktifdalam kehamilan.

h) Hiperlipidemia congenital.

2) Kontra indikasi Relatif

a) Sakit kepala migraine.

b) Hipertensi.

c) Leiomyoma uteri.

d) Epilepsy.

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Sebabnya: Retensi air (karena pil oral) dapat memicu aktivitas

serangan pada penderita epilepsy.

e) Varises.

Sebabnya : Pil oral diperkirakan mengurangi kecepatan aliran

darah dan menambah koagulabilitas, sehingga risiko

mendapatkan trombophlebilitas pada wanita dengan varises.

f) Diabetes gestational.

g) Bedah elektif.

h) Wanita berumur >35 tahun.

j. Komplikasi yang membahayakan jiwa pada pemakaian Pil Oral

Kombinasi

1). Bekuan darah di tungkai bawah, pelvis, paru-paru, jantung atau

otak.

2). Stroke, yang umumnya didahului oleh migraine, sakit kepala

vaskuler, penglihatan buram, hilangnya visus.

Risikonya adalah : 41 per 100.000 pemakai pil-oral.

3). Serangan jantung karena trombose koroner atau aterosklerosis

(deposit lemak), yang kadang-kadang didahului olehsakit dada

hebat yang berulang-ulang.

Serangan jantung terutama dapat terjadi pada wanita perokok

berat berusia >35 tahun.

Komplikasi kardio-vaskuler lebih jarang terjadi pada akseptor pil-

oral yang berusia muda, tidak merokok, mempunyai berat badan

normal.

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Risiko timbulnya komplikasi kardio-vaskuler adalah 2-4 x lebih

besar pada pemakai pil-oral dibandingkan wanita bukan pemakai

pil oral.

4). Hipertensi, yang umumnya raversibel dengan cepat. Tetapi bila

cukup tinggi, dapat menyebabkan komplikasi yang permanen,

termasuk stroke.

Baik estrogen maupun progestin tampaknya mempengaruhi

takanan darah yaitu meninggikan sedikit tetapi bermakna tekanan

darah akseptor pil-oral.

Untuk mencegah komplikasi kardio-vaskuler, disarankan

menghentikan pil-ora 4 minggu sebelum menjalani operasi. Makin

‘besar’ operasinya, makin penting untuk menghentikan pil-oralnya.

Akseptor pil-oral yang memerlukan operasi-cito, maka pil-oralnya

harus segera dihentikan dan ada yang meyarankan pemberian

Heparin dois rendah/mini-dose. (Hanafi, 2004; h. 116-118)

k. Waktu mulai menggunakan Pil Oral Kombinasi

1). Setiap saat ketika sedang haid untuk meyakinkan bahwa perempuan

tersebut tidak hamil.

2). Hari pertama sampai hari ke 7 siklus boleh menggunakan pada hari

ke 8 siklus haid tetapi perlu menggunakan metode kontrasepsi lain

(kondom) mulai hari ke 8 sampai hari ke 14 atau tidak melakukan

hubungan seksual sampai perempuan tersebut telah menghabiskan

paket pil tersebut.

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

3). Setelah melahirkan: setelah 6 bulan pemberian ASI eksklusif, setelah

3 bulan dan tidak menyusui pasca keguguran (segera atau dalam

waktu 7 hari).

4). Bila berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi, dan ingin

menggantinya dengan pil kombinasi, pil dapat segera digunakan

tanpa perlu menunggu haid.

(Pinem Saroha, 2009; h. 259)

l. Cara Meminum Pil Oral Kombinasi

1). Sebaiknya pil diminum setiap hari, lebih baik pada saat yang sama

setiap hari.

2). Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke-7

siklus haid.

3). Sangat dianjurkan penggunaannya pada hari pertama haid.

4). Pada paket 28 pil, dianjurkan mulai minum pil placebo sesuai

dengan hari yang ada pada paket.

5). Beberapa paket pil mempunyai 28 pil, yang lain 21 pil. Bila paket

28 pil habis, sebaiknya mulai minum pil dari paket yang baru. Bila

paket 21 habis, sebaiknya tunggu 1 minggu baru kemudian mulai

minum pil dari paket yang baru.

6). Bila muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, ambilah

pil yang lain.

7). Bila terjadi muntah hebat, atau diare lebih dari 24 jam, maka bila

keadaan memungkinkan dan tidak memperburuk keadaan anda,

pil dapat diteruskan.

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

8). Bila muntah dan diare berlangsung sampai 2 hari atau lebih, cara

penggunaan pil mengikuti cara menggunakan pil lupa.

9). Bila lupa minum 1 pil (hari 1-21), segera minum pil setelah ingat

boleh minum 2 pil pada hari yang sama. Tidak perlu menggunakan

metode kontrasepsi yang lain. Bila lupa 2 pil atau lebih (hari 1-21),

sebaiknya minum 2 pil setiap hari sampai sesuai jadwal yang

ditetapkan. Juga sebaiknya gunakan metode kontrasepsi yang lain

atau tidak melakukan hubungan seksual sampai telah

menghabiskan paket pil tersebut.

10). Bila tidak haid, perlu segera keklinik untuk tes kehamilan.

(Saifuddin, 2006; h. MK-31-32)

m. Efek samping dan penanganannya

1). Amenorea (tidak ada perdarahan) atau spotting

Penanganan:

Periksa dalam atu tes kehamilan. Bila tidak hamil dank lien minum pil

dengan benar, maka klien tidak perlu khawatir. Tidak dating haid

kemungkinan besar akibat efek estrogen terhadap endometrium

kurang adekuat, dan tidak perlu pengobatan khusus. Coba berikan pil

dengan dosis estrogen 50 ¼ g atau dosis estrogen tetap, tetapi dosis

progestin dikurangi. Bila klien hamil intrauterine, penggunaan pil

dihentikan dan yakinkan klien bahwa pil yang telah diminumnya tidak

punya efek terhadap janin.

2). Mual, pusing, atau muntah (akibat reaksi anafilaktik).

Penanganan:

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Lakukan tes kehamilan, atau pemeriksaan ginekologik. Bila tidak

hamil, sarankan agar klien minum pil pada saat makan malam, atau

sebelum tidur.

3). Perdarahan pervaginam/ spotting

Penanganan:

Tes kehamilan atau pemeriksaan ginekologik. Jelaskan bahwa

perdarahan / spotting adalah hal biasa terjadi pada 3 bulan pertama

dan lambat laun akan berhenti.

Sarankan minum pil pada waktu yang sama. Jika perdarahan/

spotting tidak berhenti, ganti pil dengan dosis estrogen lebih tinggi

(50 ¼ g) sampai perdarahan teratasi, lalu kembali kedosis awal. Bila

perdarahan/ spotting terjadi lagi, kembali lagi dengan dosis 50 ¼ g,

atau ganti dengan metode kontrasepsi lain.

(Pinem Saroha, 2009; h. 261-262)

B. TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN

Tinjauan Manajemen Varney

Penatalaksanaan asuhan kebidanan terdiri atas dari beberapa langkah yang

berurutan, yang dimulai dengan mengumpulkan data dasar dan berakhir

dengan evaluasi. Langkah- langkah tersebut membentuk kerangka yang

lengkap yang biasa diaplikasikan dalam semua situasi.

1. Langkah I: Mengumpulkan data

Data yang dikumpulkan pada akseptor antara lain identitas pasien,

keluhan utama tentang keinginan menjadi akseptor, riwayat

kesehatan sekarang, riwayat kesehatan dahulu, riwayat kesehatan

keluarga, riwayat menstruasi, riwayat perkawinan, riwayat KB, riwayat

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

obstetric, keadaan psikologis, pola kebiasaan sehari-hari, riwayat

social, budaya, dan ekonomi, pemeriksaan fisik dan penunjang.

(Sudarti, 2010; h. 137)

2. Langkah II: Melakukan Interpretasi data dasar

Interpretasi data dasar yang akan dilakukan adalah berasal dari

beberapa data yang ditemukan pada saat pengkajian akseptor KB.

(Sudarti, 2010; h. 137)

3. Langkah III: Melakukan Identifikasi diagnosis atau masalah

potensial dan mengantisipasi penanganannya

Beberapa hasil dari interpretasi data dasardapat digunakan dalam

mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial kemungkinan

sehingga ditemukan beberapa diagnosis atau masalah potensial

akseptor KB seperti ibu ingin menjadi akseptor KB pil dengan

antisipasi masalah potensial seperti potensial terjadinya peningkatan

berat badan, potensial flour albus meningkat, obesitas, mual dan

pusing. (Sudarti, 2010; h. 138)

4. Langkah IV: Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera

atau masalah potensial pada ibu/akseptor KB

Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi dan melakukan

konsultasi dan kolaborasi dengan kesehatan lain berdasarkan kondisi

pasien seperti kebutuhan KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi).

(Sudarti, 2010; h. 138)

5. Langkah V: Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh

Rencana asuhan menyeluruh pada ibu/akseptor KB yang dilakukan

sebagaimana contoh berikut: apabila ibu adalah akseptor KB pil

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

anjurkan menggunakan pil secara teratur dan anjurkan untuk periksa

secara teratur dan anjurkan untuk periksa secara dini bila ada

keluhan. (Sudarti, 2010; h. 138)

6. Langkah VI: Melaksanakan perencanaan

Pada tahap ini dilakukan rencana asuhan kebidanan menyeluruh

yang dibatasi oleh standar asuhan kebidanan pada ibu/akseptor KB.

(Sudarti, 2010; h. 138)

7. Langkah VII: Evaluasi

Evaluasi pada ibu/akseptor KB dapat menggunakan bentuk SOAP

sebagai berikut:

S : Data subjektif

Berisi tentang data dari pasien melalui anamnesis yang

merupakan ungkapan langsung tentang keluhan atau maslah

KB.

O : Data objektif

Data yang didapat dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik

sebelum atau selama pemakaian KB.

A : Analisis dan interpretasi

Berdasarkan data yang terkumpul kemudian dibuat kesimpulan

meliputi diagnosis atau masalah potensial, serta perlu tidaknya

tindakan segera.

P : Perencanaan

Merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan termasuk

asuhan mendiri, kolaborasi, tes diagnosis atau laboratorium,

serta konseling untuk tindak lanjut. (Sudarti, 2010; h. 138-139)

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Tinjauan asuhan kebidanan dengan pil kombinasi

I. Langkah I: Pengkajian

A. Subyektif

1. Identitas klien

a. Nama

Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehai-

hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan. (Eny

Retna, 2009; h. 131)

b. Umur

Umur ditanyakan untuk mengetahui umur pengguna KB pil,

karena wanita usia > 35 tidak boleh menggunakan pil oral

kombinasi (Saroha Pinem, 2009; h. 258)

c. Agama

Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk

membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa dan

apakah klien dapat menerima segala bentuk pelayanan

kebidanan terutama yang berkaitan dengan agama yang

diyakini klien. Selain itu dengan mengetahui agama klien

dapat mempermudah petugas kesehatan dalam

memberikan pelayanan. (Handayani, 2010; 17)

d. Pendidikan

Pendidikan ditanyakan untuk mengetahui tingkat

pendidikan pasien, karena akan membantu dalam

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

penyampaian konseling terhadap pasien. (Saifuddin, 2006;

h. U-3)

e. Alamat

Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila

diperlukan. (Eny Retna, 2009; h. 132)

2. Alasan datang

Perlu dikaji untuk mengetahui ibu datang kunjungan pertama

atau ulang dan untuk mengetahui kontrasepsi yang diinginkan

oleh ibu sehingga bidan memberikan jalan keluar yang tepat.

(Hartanto, 2004; h. 30)

3. Riwayat perkawinan

Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, pernikahan

keberapa, status menikah syah atau tidak, umur saat menikah,

lama perkawinan. Karena jika ganti-ganti pasangan pil oral

kombinasi tidak mencegah infeksi menular seksual (IMS) HBV,

HIV/AIDS. (Pinem Saroha, 2009; h. 257)

4. Riwayat Obstetri

a. HPMT ( Hari pertama Menstruasi Terakhir)

Disini perlu untuk dapat menentukan kapan pasien mulai

menggunakan pil oral kombinasi dan yang penting pasien

tidak sedang hamil. (Saifuddin, 2006; h. MK-51)

b. Menarche

Untuk mengetahui kapan datangnya menarche yang

pertama, karena datangnya menarche yang terlalu dini <

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

10 tahun dapat memiliki kecenderungan penyakit

payudara. (Varney, 2006; h. 107-108)

Karena kanker payudara merupakan kontraindikasi

penggunaan KB pil. (Saifuddin, 2006; h. MK-50)

c. Siklus

Untuk mengetahui apakah ada gangguan haid (amenorea)

karena pada wanita yang mengalami gangguan siklus

menstruasi tidak boleh menggunakan pil. (Saifuddin, 2006;

h. MK-50)

d. Lama Haid

Perlu dikaji untuk mengetahui lama menstruasi pasien

karena setelah memakai pil oral kombinasi jumlah darah

haid berkurang. (Hanafi, 2004; h. 142)

e. Flour Albus

Pada pemakaian kontrasepsi progestin tidak terjadi

peningkatan flour albus. (Hartanto, 2004; h. 124)

f. Dismenorhea

Tanyakan apakah pasien tersebut mengalami dismenorhea

karena pil oral kombinasi mengurangi rasa nyeri selama

haid sebab pil oral kombinasi diduga menghambat produksi

prostaglandin. (Hanafi, 2004; h. 142)

5. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

a. Para

Sudah berapa kali melahirkan ini perlu dikaji untuk

mengetahui pasien berada pada fase apa, sehingga

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

memastikan kontrasepsi yang dibutuhkan (Hanafi, 2004;

h. 30)

b. Abortus

Dikaji apakah ibu pernah memiliki riwayat abortus atau

tidak, kapan waktu terjadi abortus karena salah satu

indikasi pil oral kombinasi adalah pasca abortus

(Saifuddin, 2006; h. MK-29)

c. Persalinan

Dikaji dengan benar apakah dalam riwayat persalinan

pasien pernah mengalami hipertensi, jantung, karena dari

pil oral kombinasi dapat memperberat penyakit tersebut

(Hanafi, 2004; h. 151)

6. Riwayat Kontrasepsi

Perlu dikaji karenabila berhenti menggunakan kontrasepsi

injeksi, dan ingin menggantinya dengan pil kombinasi, pil

dapat segera digunakan tanpa perlu menunggu haid. (Pinem

Saroha, 2009; h. 259)

7. Riwayat Kesehatan

a. Penyakit sistemik yang pernah diderita

Dikaji untuk mengetahui apakah calon akseptor KB ini

mempunyai riwayat penyakit seperti riwayat kehamilan

ektopik, riwayat penyakit jantung, DM, Stroke, hipertensi,

hepatitis, dan riwayat epilepsy. Karena jika pernah

mempunyai penyakit seperti itu tidak boleh menggunakan

pil oral kombinasi. (Pinem saroha, 2009; h. 258-259)

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

b. Penyakit yang pernah/ sedang diderita keluarga

Dikaji untuk mengetahui apakah orangtua atau saudara

ada yang menderita kanker payudara atau diabetes

mellitus karena kemungkinan penyakit turunan. (Wafi N,

dkk, 2009; h. 227)

c. Riwayat penyakit ginekologi

Dikaji untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita

pasien behubungan dengan dengan kontraindikasi

pemakai KB pil seperti mioma uteri, kanker payudara,

HIV. (Wiknjosastro, 2007: h. 549)

8. Pola kebutuhan sehari-hari

a. Pola Nutrisi

Kandungan progestin dalam pil oral kombinasi dapat

menyebabkan nafsu makan dan berat badan bertambah.

(Hanafi, 2004; h. 109).

b. Pola eliminasi

Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan

buang air besar dan air kecil, meliputi frekuensi, jumlah,

konsistensi, dan baunya. (Priharjo, 2007; h. 4)

c. Pola istirahat

Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa

jam pasien tidur, kebiasaan sebelum tidur, misalnya:

mendengarkan music, kebiasaan mengkonsumsi obat

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

tidur,membaca, kebiasaan tidur siang. Karena jika

menggunakan pil oral kombinasi harus benar-benar tepat

waktu meminumnya agar efektivitasnya tinggi. (Saifuddin,

2006; h. MK-28)

d. Pola Personal hygiene

Dalam penggunaan pil oral kombinasi menimbulkan

keputihan, keputihan akan semakin meningkat

dibandingkan dengan tidak menggunakan pil oral

kombinasi. Keputihan akan semakin sering dengan

lamanya pemakaian pil oral kombinasi, selama keputihan

tersebut masih dalam batas normal tidak menjadi

masalah. Keputihan tersebut dapat diatasi dengan

hygiene yang benar dan bersih, karena dengan menjaga

kebersihan pada daerah kewanitaan jamur tidak akan

tumbuh pada daerah kewanitaan. (Hanafi, 2004; h. 124)

e. Pola Seksual

Mengetahui berapa kali dalam seminggu berhubungan

seksual karena pemakaian pil oral kombinasi tidak

mengganggu hubungan seksual. (Saifuddin, 2006; h. MK-

29)

9. Keadaan Psikososial

Pengetahuan dan respon klien terhadap semua metode

kontrasepsi yang digunakan saat ini. (Muslihatun, 2009; h. 227)

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

B. Obyektif

1. Berat Badan

Berat badan diperiksa karena penggunaan pil oral kombinasi

dapat mempengaruhi kenaikan berat badan, jika perubahan

badan drastic merupakan efeksamping pil oral kombinasi.

(Saifuddin, 2006; h. MK-29)

2. Tanda-tanda vital

a. Tekanan Darah

Tekanan darah tinggi, dimana sistolik lebih dari 180

mmHg dan diastolic lebih dari 110 mmHg. Maka

disarankan untuk tidak menggunakan pil oral kombinasi

dan perlu untuk diperhatikan,karena merupakan yang

tidak boleh menggunakan pil adalah mempunyai tekanan

darah >180/110 mmHg. (Saifuddin, 2006; h. MK-31)

b. Suhu

Suhu badan yang mencapai kenaikan >38 c mengarah ke

tanda-tanda infeksi, memastikan ibu pernah melakukan

operasi atau tidak terutama yang berhubungan dengan

mioma uterus karena salah satu kontraindikasi pil oral

kombinasi adalah mioma uterus. (Handayani, 2010; h.

100-101)

3. Status Present

a. Mata

Memeriksa sclera apakah ikterik atau tidak karena jika

sclera berwarna kuning kemungkinan indikasi adanya

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

penyakit hepar, salah satu kontra indikasi pil oral

kombinasi adalah tidak dapat diberikan pada pasien yang

mempunyai penyakit hepar. (Saifuddin, 2006; h. MK-30)

b. Muka

Pada penggunaan pil oral kombinasi ada pengaruhnya

pada muka misalnya adanya chloasma gravidarum.

Chloasma gravidarum merupakan kontra indikasi relative

pada pil oral kombinasi dan dapat diberikan pil oral

kombinasi dengan pengawasan ketat adakah bertambah

baik atau buruk. (Hanafi, 2004; h. 107)

c. Leher

Pemakaian pil oral kombinasi secara terus-menerus untuk

jangka waktu lama akan menekan secara sedang-sedang

produksi tiroxine dan pelepasannya, tetapi tidak ada

bukti-bukti yang menunjukan hubungan pasti antara

pamakaian jangka panjang pil oral dan perkembangan

penyakit tiroid. (Hanafi, 2004; h. 126)

d. Dada

Masalah dada yang hebat, batuk, nafas pendek,

merupakan tanda bahaya dini dari penggunaan pil oral

kombinasi karena pada pengguna pil oral kombinasi akan

menyebabkan kerja jantung menjadi lebih berat. (Hanafi,

2004; h. 142)

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

e. Payudara

Perlu diperiksa karena jika mempunyai penyakit kanker

payudara atau dicurigai kanker payudara tidak boleh

menggunakan pil oral kombinasi. (Saifuddin, 2006; h. MK-

31)

f. Abdomen

Pada pemeriksaan abdomen perlu dilakukan

pemeriksaan ada atau tidaknya nyeri tekan pada

abdomen karena nyeri tekan pada abdomen bagian hepar

merupakan tanda dari penyakit adenoma hepar, tumor

jinak hepar yang merupakan kontra indikasi dari pil oral

kombinasi. (Proverawati, dkk, 2010; h. 45).

g. Ekstremitas

Pada penggunaan pil oral kombinasi tidak ada

pengaruhnya terhadap ekstremitas misalnya oedema

pada tangan dan kaki, sianosis. Akan tetapi pil oral

kombinasi tidak dapat di gunakan pada wanita yang

memiliki varises karena merupakan kontra indikasi

relative dari pil oral kombinasi. (Hanafi, 2004; h. 108).

h. Genetalia

Adakah perdarahan pervaginam, karena salah satu

kontraindikasi dari pil oral kombinasi adalah perdarahan

pervaginam yang belum diketahui penyebabnya.

(Saifuddin, 2006; h. MK-30).

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

4. Pemeriksaan Penunjang

Melakukan pemeriksaan PP test untuk memastikan pasien

hamil atau tidak, karena wanita hamil tidak boleh

menggunakan pil oral kombinasi. (Hanafi, 2004; h. 135).

II. Langkah II: Interpretasi Data

Langkah ini berasal dari data dasar, Interpretasi dari data tersebut

menjadi masalah atau diagnosa yang diidentifikasi secara spesifik.

A. Diagnosa

Ny. P A Umur….tahun calon akseptor baru kontrasepsi pil oral

kombinasi.

Data Subyektif

1. Ibu mengatakan tidak sedang hamil

2. Ibu mengatakan ingin menggunakan KB pil

3. Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit seperti

hepatitis, hipertensi, penyakit jantung, kanker payudara,

stroke, dan diabetes mellitus.

Data obyektif

1. Pemeriksaan tanda-tanda vital seperti tekanan darah,

suhu, respirasi, dan nadi. Ibu yang memiliki tekanan darah

>180/110 mmHg adalah kontraindikasi dari pil oral

kombinasi.

2. Pemeriksaan fisik seperti:

a. Leher

Pemakaian pil oral kombinasi secara terus-menerus

untuk jangka waktu lama akan menekan secara

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

sedang-sedang produksi tiroxine dan pelepasannya,

tetapi tidak ada bukti-bukti yang menunjukan

hubungan pasti antara pamakaian jangka panjang pil

oral dan perkembangan penyakit tiroid. (Hanafi, 2004;

h. 126).

b. Dada

Masalah dada yang hebat, batuk, nafas pendek,

merupakan tanda bahaya dini dari penggunaan pil oral

kombinasi karena pada pengguna pil oral kombinasi

akan menyebabkan kerja jantung menjadi lebih berat.

(Hanafi, 2004; h. 142).

c. Payudara

Perlu diperiksa karena jika mempunyai penyakit kanker

payudara atau dicurigai kanker payudara tidak boleh

menggunakan pil oral kombinasi. (Saifuddin, 2006; h.

MK-31).

d. Abdomen

Pada pemeriksaan abdomen perlu dilakukan

pemeriksaan ada atau tidaknya nyeri tekan pada

abdomen karena nyeri tekan pada abdomen bagian

hepar merupakan tanda dari penyakit adenoma hepar,

tumor jinak hepar yang merupakan kontra indikasi dari

pil oral kombinasi. (Proverawati, dkk, 2010; h. 45)

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

III. Langkah III: Diagnosa potensial dan antisipasi

Diagnosa Potensial

1. Stroke

2. Hipertensi

3. Serangan jantung

IV. Langkah IV: Kebutuhan terhadap intervensi dan kolaborasi

segera

Melakukan pengawasan dalam pemberian pil oral kombinasi jika

terjadi komplikasi rujuk klien ke RS dan kolaborasi dengan Dokter.

V. Langkah V: Perencanaan

1. Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan

2. Berikan konseling tentang POK meliputi:

a. Jelaskan pengertian POK

b. Jelaskan cara kerja kontrasepsi POK

c. Jelaskan efektifitas kontrasepsi POK

d. Sebutkan kontra indikasi kontrasepsi POK

e. Sebutkan indikasi kontrasepsi POK

f. Sebutkan efek samping kontrasepsi POK

g. Sebutkan keuntungan dan kerugian kontrasepsi POK

h. Jelaskan cara meminum kontrsepsi POK

i. Evaluasi tentang kontrasepsi POK

3. Berikan informed consent

4. Berikan POK pada ibu dan jelaskan waktu mulai minum POK

5. Berikan kartu KB pada akseptor dan beritahu ibu kapan boleh

hubungan seksual.

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

6. Beritahu ibu untuk datang kembali apabila pilnya habis dan

apabila ada keluhan

7. Dokumentasikan pada buku register KB

VI. LangkahVI: Pelaksanaan

1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan bahwa

hasil pemeriksaan ibu normal

2. Memberikan konseling tentang POK:

a. Menjelaskan pengertian POK

Pil oral kombinasi adalah pil yang berisi hormone estrogen

dan progesteron yang berfungsi untuk mencegah

kehamilan

b. Menjelaskan cara kerja kontrasepsi POK

Pil oral kombinasi mempunyai cara kerja sebagai berikut :

1). Mencegah implatansi

2). Menghambat ovulasi

3). Mengentalkan lendir serviks

4). Menghambat transportasi ovum

5). Menekan perkembangan telur yang telah dibuahi

c. Menjelaskan efektivitas kontrasepsi POK

Efektifitas pil oral kombinasi sangat tinggi apabila

digunakan setiap hari dan tepat waktu, penggunaan pil

dapat langsung dihentikan apabila klien menginginkan

hamil kembali.

d. Menyebutkan kontra indikasi kontrasepsi POK

Kontraindikasi mutlak:

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Yang termasuk kontra indikasi mutlak antara lain: tumor-

tumor yang dipengaruhi estrogen, penyakit-penyakit hati

yang aktif, baik akut atau pun menahun, pernah mengalami

tromboflebitis, trombo-emboli, kelainan serebro-vaskular,

diabetes mellitus, kehamilan.

Kontaindikasi relative:

Yang termasuk kontra indikasi relatif antara lain: depressi,

migran, mioma uteri, hipertensi, oligomenorea dan

amenorea.

e. Menyebutkan indikasi kontrasepsi POK

1). Usia reproduksi

2). Telah memiliki anak ataupun yang belum memiliki

anak

3). Gemuk atau kurus

4). Menginginkan metode kontrasepsi dengan evektifitas

tinggi

5). Setelah melahirkan dan tidak menyusui

6). Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan

ASI ekslusif, sedangkan semua cara kontrasepsi yang

dianjurkan tidak cocok bagi ibu tersebut

7). Pascakeguguran

8). Anemia karena haid berlebihan

9). Nyeri haid hebat

10). Siklus haid tidak teratur

11). Riwayat kehamilan ektopik

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

12). Kelainan payudara jinak

13). Kencing manis tanpa koplikasi pada ginjal,

pembuluh darah, mata dan syaraf.

14). Penyakit tyroid, penyakit radang panggul,

endometriosis, atau tumor ovarium jinak.

15). Menderita tuberculosis ( kecuali yang sedang

menggunakan rifampisin )

16). Varises vena

f. Menyebutkan efek samping kontrasepsi POK

Efek smping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan pil

kombinasi adalah:

1). Amenorea (tidak ada perdarahan) atau spotting

2). Mual, pusing, atau muntah (akibat reaksi anafilaktik).

3). Perdarahan pervaginam/ spotting

g. Menyebutkan keuntungan dan kerugian kontrasepsi POK

Keuntungan dari POK adalah:

1). Memiliki efektivitas yang tinggi

2). Resiko terhadap kesehatan sangat kecil.

3). Tidak mengganggu hubungan seksual.

4). Siklus haid menjadi teratur.

5). Dapat digunakan dalam jangka panjang.

6). Dapat digunakan sejak usia remaja hingga

menopause.

7). Dapat dihentikan setiap saat.

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

8). Kesuburan segera kembali segera setelah

penggunaan pil dihentikan.

9). Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.

10). Dapat membantu mencegah: kista ovarium,

penyakit radang panggul, kelainan jinak pada

payudara, disminore atau akne.

Kerugian dari POK adalah:

1). Mahal dan membosankan karena harus

menggunakan setiap hari.

2). Mual, terutama pada 3 bulan pertama.

3). Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3

bulan pertama.

4). Pusing.

5). Nyeri pada payudara.

6). Kenaikan berat badan.

7). Berhenti haid (amenorea), jarang pada pil kombinasi.

8). Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui.

9). Pada sebagian kecil perempuan dapat

menimbulakan depresi, dan perubahan suasana hati,

sehingga keinginan untuk melakukan hubungan seks

berkurang.

10). Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi

cairan, sehingga risiko stroke.

11). Tidak mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual),

HBV, HIV/AIDS.

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

h. Jelaskan cara meminum kontrasepsi POK

Tunjukan cara mengeluarkan pil dari kemasan dan

anjurkan untuk mengikuti panah yang menunjukan deretan

pil berikutnya, jika klien mendapatkan 28 butir maka klien

meminum pil satu butir setiap hari pada saat yang sama, pil

yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke-7

siklus haid, sangat dianjurkan menggunakan pil pada hari

pertama menstruasi, pada paket 28 pil dianjurkan

meminum pil sesuai dengan hari yang ada pada paket. Jika

klien muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil

kemudian meminum pil yang lainnya. Dengan cara seperti

ini klien akan memperoleh perlindungan.

i. Mengevaluasi tentang kontrasepsi POK

3. Memberikan informed consent

4. Memberikan pil oral kombinasi pada ibu dan menjelaskan

bahwa pil bisa di minum hari ini juga sesuai dengan hari ibu

menerima pil yaitu hari senin, dan meminum pil yang berwarna

kuning.

5. Memberikan kartu Kb pada ibu dan memberitahu bahwa ibu

boleh hubungan seksual setelah 3 hari meminum pil, jika

sebelum 3 hari ibu mau hubungan seksual harus memakai

kontrasepsi lain seperti kondom.

6. Memberitahu ibu untuk datang kembali apabila pilnya habis dan

apabila ibu mengalami keluhan

7. Mendokumentasikan pada buku register KB

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

VII. Langkah VII: Evaluasi

Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman ibu tentang informasi

yang telah diberikan mengenai kontrasepsi pil.

DATA PERKEMBANGAN

S (Data Subjektif)

Menanyakan keluhan tentang setelah pemakaian Pil Oral

Kombinasi

O (Data Objektif)

Melakukan pemeriksaan umum (keadaan umum, TD, Suhu,

Respirasi, Nadi)

A (Assesment)

Ny…..umur…..tahun, P…..A….. akseptor pil oral kombinasi.

P (Planning)

a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan

b. Mengevaluasi ibu tentang cara meminum pil oral kombinasi

c. Menganjurkan ibu untuk datang ke tenaga kesehatan

apabila mengalami keluhan kembali

d. Menganjurkan ibu agar tidak selalu lupa untuk meminum pil

oral kombinasi.

e. Menganjurkan ibu untuk datang kembali jika pilnya habis

atau jika ada keluhan.

C. Aspek Hukum

Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor

1464/MENKES/Per/2010 Tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

BI dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, mentri kesehatan Republik

Indonesia menyelegarakan Praktik.

Pasal 9

Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan

pelayanan yang meliputi:

1). Pelayanan kesehatan ibu

2). Pelayanan kesehatan anak

3). Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga

berencana.

Pasal 12

Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan

dan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c,

berwenang untuk:

1). Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi

perempuan dan keluarga berencana

2). Memberkan alat kontrasepsi oral dan kondom.

Asuhan Kebidanan Keluarga..., VITA RUSIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012