ppt pbl blok 27. vita

Upload: vitaparamithateken

Post on 07-Jan-2016

280 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ppt

TRANSCRIPT

  • Tindakan Profesionalisme Kedokteran

    Vita Paramitha Teken102012107

  • Skenario 7Dr. P adalah seorang dokter spesialis obgin yang berpengalaman. Beliau baru saja akan menyelesaikan tugas jaga malamnya di sebuah rumah sakit, ketika seorang wanita muda datang dengan ditemani oleh ibunya untuk berobat. Si pasien lalu menceritakan keluhannya itu yaitu mengalami perdarahan pervaginam dan sangat kesakitan. Dr.P kemudian melakukan pemeriksaan dan menduga bahwa kemungkinan pasien mengalami keguguran atau mencoba melakukan aborsi. Dr. P segera melakukan dilatasi dan curettage dan mengatakan kepada suster untuk menanyakan kepada pasien apakah dia bersedia diopname di RS sampai keadaannya benar-benar baik. Tidak lama kemudian Dr.Q datang untuk menggantikan dr.P, yang langsung pulang tanpa berbicara kepada pasien.

  • MIND MAPPINGTindakan DokterAspek MedisAspek EtikaAspek Hukum

  • ASPEK HUKUMPROFESSIONAL MISCONDUCT OR UNREASONABLE LACK OF SKILL.FAILURE OF ONE RENDERING PROFESSIONAL SERVICES TO EXERCISE THAT DEGREE OF SKILL AND LEARNING COMMONLY APPLIED UNDER ALL THE CIRCUMSTANCES IN THE COMMUNITY BY THE AVERAGE PRUDENT REPUTABLE MEMBER OF THE PROFESSION WITH THE RESULT OF INJURY, LOSS OR DAMAGE TO THE RECIPIENT OF THOSE SERVICES OR TO THOSE ENTITLED TO RELY UPON THEM.

    ARTINYA : LALAI MENGAKIBATKAN CEDERA/ KERUGIAN

    Di daDi dalam praktek kedokteran terdapat aspek etik dan aspek hukum yang sangat luas, yang sering tumpang-tindih pada suatu issue tertentu. Aspek etik seringkali tidak dapat dipisahkan dari aspek hukumnya, oleh karena banyaknya norma etik yang telah diangkat menjadi norma hukum, atau sebaliknya norma hukum yang mengandung nilai-nilai etika

  • Kemungkinan terjadinya peningkatan ketidakpuasan pasien terhadap layanan dokter / RS /tenaga kesehatan dapat terjadi sebagai akibat dari : semakin tinggi pendidikan rata-rata masyarakat sehingga membuat mereka lebih tahu tentang haknya dan lebih asertif semakin tingginya harapan masyarakat kepada layanan kedokteran sebagai hasil dari luasnya arus informasikomersialisasi dan tingginya biaya layanan kedokteran dan kesehatan sehingga masyarakat semakin tidak toleran terhadap layanan yang tidak sempurna, dan provokasi oleh ahli hukum dan oleh tenaga kesehatan sendiri.

  • Aturan aborsi di Indonesia yang berlaku hingga saat ini yaitu :

    Undang-Undang RI No. 1 Tahun 1946 tentang Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) yang menjelaskan dengan alasan apapun, aborsi adalah tindakan melanggar hukum. Sampai saat ini masih diterapkan.

  • Informed Consent

    Informed Consent terdiri dari dua kata yaitu: informed yang berarti telah mendapat penjelasan atau keterangan (informasi), dan consent yang berarti persetujuan atau memberi izin. Jadi informed consent mengandung pengertian suatu persetujuan yang diberikan setelah mendapat informasi

  • Dengan demikian informed consent dapat didefinisikan Persetujuan yang diberikan oleh pasien dan atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya serta resiko yang berkaitan dengannya

  • Tujuan informed Consent

    1. Perlindungan pasien untuk segala tindakan medik 2. Perlindungan tenaga kesehatan terhadap terjadinya akibat yang tidak terduga serta dianggap meragukan pihak lain

  • Bentuk Informed Consent

    1. Implied Constructive Consent (Keadaan Biasa) Tindakan yang biasa dilakukan, telah diketahui, telah dimengerti oleh masyarakat umum, sehingga tidak perlu lagi dibuat tertulis. Misalnya pengambilan darah untuk laboratorium, suntikan, atau hecting luka terbuka. 2. Implied Emergency Consent (Keadaan Gawat Darurat) Bila pasien dalam kondiri gawat darurat sedangkan dokter perlu melakukan tindakan segera untuk menyelematkan nyawa pasien sementara pasien dan keluarganya tidak bisa membuat persetujuan segera. Seperti kasus sesak nafas3. Expressed Consent (Bisa Lisan/Tertulis Bersifat Khusus) Persetujuan yang dinyatakan baik lisan ataupun tertulis, bila yang akan dilakukan melebihi prosedur pemeriksaan atau tindakan biasa. Misalnya pemeriksaan vaginal, pencabutan kuku, tindakan pembedahan/operasi

  • Hak-hak pasien dalam pemberianinform consent adalah:

    Hak atas informasi Informasi yang diberikan meliputi diagnosis penyakit yang diderita, tindakan medik apa yang hendak dilakukan, prognosanya, perkiraan biaya pengobatan

    Hak atas persetujuan (Consent) Kriteriaconsentyaitu tertulis, ditandatangani oleh klien / orang yang betanggung jawab, penjelasan tentang kondisi, prosedur dan konsekuensinya.

  • Dalam melakukan tindakan medis pada pasien, dokter harus menjelaskan beberapa hal :

    DiagnosisTujuan dan prospek keberhasilan tindakan medis yang ada dilakukan (purhate of medical procedure)Tata cara tindakan medis yang akan dilakukan (consenpleated medical procedure)Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadiAlternatif tindakan medis lain yang tersedia dan risiko-risikonya (alternative medical procedure and risk)prognosis penyakit, bila tindakan dilakukan

  • Penjelasan seharusnya diberikan oleh dokter yang akan melakukan tindakan medis itu sendiri, bukan oleh orang lain, misalnya perawat. Penjelasan diberikan dengan bahasa dan kata-kata yang dapat dipahami oleh pasien sesuai dengan tingkat pendidikan Dokter harus berusaha mengecek apakah penjelasannya memang dipahami dan diterima pasien.

  • ASPEK ETIKA Dokter sebagai tenaga professional bertanggung jawab dalam setiap tindakan medis yang dilakukan terhadap pasaien. Dalam menjalankan tugas profesionalnya didasarkan pada niat baik yaitu berupaya dengan sungguh-sungguh berdasarkan pengetahuannya yang dilandasi dengan sumpah dokter, kode etik kedokteran dan standar profesinya untuk menyembuhkan atau menolong pasien.

  • Prinsip etika di dalam informed concent :Autonomy dokter menghargai otonomi pasienNon-maleficence dokter tidak boleh secara sengaja menyebabkan perburukan / cedera pada pasien, baik akibat tindakan (commission) atau tidak dilakukannya tindakan (omission)

  • Beneficence Kewajiban petugas kesehatan untuk memberikan keslamatan, kebaikan, benefit bagi pasien, dan juga untuk mengambil langkah positif mencegah dan menghilangkan kecederaan dari pasien. Justice Dalam informed consent, penjelasan bagi pasien harus diberikan sampai dengan pengobatan yang mungkin saja tidak terjangkau .

  • ASPEK MEDISDalam dunia kedokteran, dikenal istilah abortus, yaitu menggugurkan kandungan, yang berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.

  • Jenis Jenis aborsiAbortus Spontan Aborsi Provokatus (sengaja) - Abortus provocatus medicinalis /theurapeticus penghentian kehamilan dengan tujuan agar kesehatan si-ibu baik agar nyawanya dapat diselamatkan, dilakukan atas dasar pengobatan (indikasi medis)

    - Abortus provocatus criminalis tindakan abortus yang tidak mempunyai alasan medis yang dapat dipertanggungjawabkan atau tanpa mempunyai arti medis yang bermakna

  • Malpraktik sipil (civil malpractice) Malpraktik administrasi (administration malpractice)Criminal malpractice (apabila perbuatan tersebut memenuhi rumusan delik pidana )

    Jenis Malpraktik dalam Hubungannya dengan Hukum

  • 1. CIVIL MALPRACTICE

    Jika dokter tidak melaksanakan kewajibannya (ingkar janji) , yaitu tidak memberikan prestasinya sebagaimana yang telah disepakati

  • 2. ADMINISTRATIVE MALPRACTICE

    Bila dokter melanggar hukum tata usaha negaraContoh yang dapat dikategorikan :Menjalankan Prak.ked tanpa lisensi/ijinTindakan medik yg tdk sesuai lisensi/ijinMelakukan prak.ked dgn mengunakan lisensi/ijin yg sdh kadaluwarsaTidak membuat rekam medik

  • 3. CRIMINAL MALPRACTICE

    Crim.Malp yg ceroboh (recklessness) melakukan tindakan medis tanpa persetujuan pasien informed consentCrim.malp yg negligence kurang hati-hati luka, cacat atau meninggalnya pasien

  • INTENTIONAL (secara sadar)PROFESSIONAL MISCONDUCTSNEGLIGENCEMALFEASANCE, MISFEASANCE, NONFEASANCELACK OF SKILLDI BAWAH STANDAR KOMPETENSIDI LUAR KOMPETENSI

  • Malfeasance berarti melakukan tindakan yang melanggar hukum atau tidak tepat/layak (unlawfulatauimproper), misalnya melakukan tindakan medis tanpa indikasi yang memadai (pilihan tindakan medis tersebut sudahimproper).

  • Misfeasanceberarti melakukan pilihan tindakan medis yang tepat tetapi dilaksanakan dengan tidak tepat (improper performance), yaitu misalnya melakukan tindakan medis dengan menyalahi prosedur.Nonfeasance adalah tidak melakukan tindakan medis yang merupakan kewajiban baginya.

  • PROFESSIONAL MISCONDUCT

    Pelangaran disiplin profesiPelanggaran standar secara sengaja Pelangaran perilaku profesi

  • LACK OF SKILL

    Kompetensi kurang / di luar kompetensi / kewenanganSering menjadi penyebab ERROR / kelalaianSering dikaitkan dengan kompetensi institusi Kadang dapat dibenarkan pd sesuatu-kondisi lokal tertentu (Locality rule, Limited Resources)Tuntutan berupa Kelalaian

  • KELALAIAN MEDIK

    Jenis Malpraktik terseringBukan kesengajaanTidak melakukan yang seharusnya dilakukan, melakukan yang seharusnya dilakukan oleh orang-orang yang sekualifikasi pd situasi & kondisi yg identik

  • KESIMPULANPada kasus di atas, pasien wanita muda tersebut melanggar KUHP Bab XIX pasal 346 yang berbunyi Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun sesuai dengan Undang-Undang RI No. 1 Tahun 1946tentang Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) yang menjelaskan dengan alasan apapun, aborsi adalah tindakan melanggar hukum.

  • Dalam masalah tindakan medis dilatasi kuretase yang dilakukan oleh dokter, maka dokter tidak dianggap bersalah sebab sesuai dengan Undang-undang RI No. 23 Tahun 1992 pasal 15 ayat 3tentang kesehatan yang menuliskan dalam kondisi tertentu, bisa dilakukan tindakan medis tertentu (aborsi)

  • Permasalahan tidak adanya persetujuan / inform consent, dokter juga tidak dapat dinyatakan bersalah terkait pasal 11 BAB IV Peraturan Menteri Kesehatan No.585 yang menyatakan Untuk pasien dalam keadaan tidak sadar, atau pingsan serta tidak didampingi oleh keluarga terdekat dan secara medis berada dalam keadaan gawat atau darurat yang memerlukan tindakan medis segera, maka tidak diperlukan persetujuan dari siapapun.

  • Namun, dalam segi etika dan disiplin kedokteran dokter P dianggap tidak profesional karena menyalahi ikatan antara dokter-pasien dengan tidak melanjutkan pemberian pelayanan dan keterangan yang cukup baik kepada pasien maupun kepada dokter pengganti yang merupakan pelanggaran kewajiban dokter sehingga tidak terpenuhinya hak-hak pasien.