bab ii tinjauan pustaka a. tinjauan teori 1....

41
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusui a. Pengertian menyusui Menyusui adalah proses memberikan Air Susu Ibu (ASI) melalui payudara ibu secara langsung kepada bayi yang merupakan reflek insting dari ibu dengan melibatkan hormon- hormon menyusui (Lang, 2002). Menyusui adalah hak setiap ibu dan tidak terkecuali ibu yang bekerja, maka agar dapat terlaksananya pemberian ASI dibutuhkan informasi yang lengkap mengenai manfaat dari ASI (Kemalasari, 2009). Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai kehidupannya dengan cara yang paling sehat. Menyusui sebenarnya tidak saja memberikan kesempatan pada bayi untuk tumbuh menjadi manusia yang sehat secara fisik, tetapi juga lebih cerdas, mempunyai emosional yang lebih stabil, perkembangan spiritual yang positif, serta perkembangan sosial yang lebih baik (Roesli, 2005). Menyusui merupakan cara yang optimal dalam memberikan nutrisi dan mengasuh bayi, dan dengan penambahan makanan pelengkap pada paruh kedua tahun pertama, kebutuhan nutrisi, imunologi, dan psikososial dapat terpenuhi hingga tahun kedua dan tahun–tahun berikutnya (Varney, 2004). Bagi masyarakat kita menyusui merupakan hal yang alami. Menurut Sr.Jenny (2000) mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar dan mulia dari seorang ibu serta salah satu ekspresi cinta seorang ibu.

Upload: doanphuc

Post on 25-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Menyusui

a. Pengertian menyusui

Menyusui adalah proses memberikan Air Susu Ibu (ASI)

melalui payudara ibu secara langsung kepada bayi yang

merupakan reflek insting dari ibu dengan melibatkan hormon-

hormon menyusui (Lang, 2002).

Menyusui adalah hak setiap ibu dan tidak terkecuali ibu

yang bekerja, maka agar dapat terlaksananya pemberian ASI

dibutuhkan informasi yang lengkap mengenai manfaat dari ASI

(Kemalasari, 2009).

Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai

kehidupannya dengan cara yang paling sehat. Menyusui

sebenarnya tidak saja memberikan kesempatan pada bayi untuk

tumbuh menjadi manusia yang sehat secara fisik, tetapi juga lebih

cerdas, mempunyai emosional yang lebih stabil, perkembangan

spiritual yang positif, serta perkembangan sosial yang lebih baik

(Roesli, 2005).

Menyusui merupakan cara yang optimal dalam memberikan

nutrisi dan mengasuh bayi, dan dengan penambahan makanan

pelengkap pada paruh kedua tahun pertama, kebutuhan nutrisi,

imunologi, dan psikososial dapat terpenuhi hingga tahun kedua

dan tahun–tahun berikutnya (Varney, 2004). Bagi masyarakat kita

menyusui merupakan hal yang alami. Menurut Sr.Jenny (2000)

mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar dan

mulia dari seorang ibu serta salah satu ekspresi cinta seorang ibu.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

10

Menyusui merupakan suatu cara yang tidak ada duanya

dalam memberikan makanan yang ideal bagi pertumbuhan dan

perkembangan yang sehat, serta kesehatan ibu dan bayi dapat

mempererat ikatan batin antara ibu dan bayi sehingga dasar si

kecil percaya pada orang lain dan diri sendiri yang akhirnya bayi

berpotensi untuk mengasihi orang lain.

b. Keuntungan menyusui

Menyusui pada wanita mempunyai beberapa kebaikan, ASI

adalah makanan yang paling ideal bagi bayi baru lahir, normalnya

bebas dari ketidakmurnian. Air susu ibu mengandung kalori yang

lebih banyak dari susu formula. Kurang terjadi infeksi pada bayi

yang menyusu pada ibu karena ada imunisasi pasif. Menyusui

anak mempercepat involusi rahim, dengan demikian alat

reproduksi ibu lebih cepat kembali normal. Menyusui kadangkala

lebih menyenangkan bagi ibu. Menyusui lebih ekonomis, baik

bagi ibu maupun bagi masyarakat. IQ bayi prematur yang

menyusu dilaporkan lebih tinggi dari pada bayi serupa yang tidak

menyusu (Kristiyanasari, 2008).

c. Praktik menyusui

ASI adalah makanan terbaik bagi bayi, oleh karena itu

diperlukan upaya komprehensif untuk meningkatkan pemberian

ASI eksklusif, yang melibatkan semua unsur mulai dari kesadaran

ibu, peran keluarga, masyarakat serta pelayanan kesehatan. Air

Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang paling sempurna dan

terbaik bagi bayi karena mengandung unsur-unsur gizi yang

dibutuhkan oleh bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi

yang optimal. ASI mengandung lebih dari 2000 unsur-unsur

pokok, antara lain zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin,

mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat kekebalan dan

zat sel darah putih. Semua zat tersebut terdapat secara

proporsional dan seimbang. Selain itu adanya kolostrum dalam

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

11

ASI berfungsi sebagai pelindung yang kaya zat anti infeksi,

berprotein tinggi dan pencahar yang ideal untuk membersihkan

zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan

mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi bagi makanan

yang akan datang (Fikawati, 2010).

Agar bayi optimal mendapatkan ASI ma diperlukan

bberapa kiat menuju keberhasilan antara lain usahakan memberi

minum dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi. Buatlah

kondisi ibu senyaman mungkin. Selama beberapa minggu

pertama, bayi perlu diberi ASI setiap 2,5 – 3 jam sekali.

Menjelang akhir minggu keenam, sebagian besar kebutuhan bayi

akan ASI setiap 4 jam sekali. Jadwal ini baik sampai bayi berumur

antara 10 – 12 bulan. Pada usia ini sebagian besar bayi tidur

sepanjang malam sehingga tak perlu lagi memberi makanan di

malam hari (Kristiyanasari, 2008).

d. Cara menyusui yang benar

Menurut Farrer (2003), cara menyusui dibagi atas beberapa

hal yaitu:

1) Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian

dioleskan pada putting dan sekitar kelang payudara. Cara ini

mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga

kelembaban putting susu.

2) Bayi diletakkan menghadap perut ibu atau payudara.

3) Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih

baik menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak

menggantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran

kursi.

4) Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan,

kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu (kepala tidak

boleh menengadah,dan bokong bayi ditahan dengan telapak

tangan).

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

12

5) Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu, dan yang

satu didepan.

6) Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi

menghadap payudara (tidak hanya membelokkan kepala

bayi).

7) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.

8) Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.

9) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain

menipang dibawah, jangan menekan putting susu.

10) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflek)

dengan cara :

a) Menyentuh pipi dengan putting susu atau menyentuh sisi

mulut bayi.

b) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi

didekatkan ke payudara ibu serta areola payudara

dimasukkan ke mulut bayi

c) Usahakan sebagian besar kalang payudra dapat masuk ke

mulut bayi, sehingga putting susu berada di bawah langit

– langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari

tempat penampungan ASI yang terletak di bawah kalang

payudara. Posisi salah, yaitu apabila bayi hanya

menghisap pada putting susu saja, akan mengakibatkan

masukan ASI yang tidak adekuat dan putting lecet.

d) Setelah bayi mulai menghisap payudara tak perlu

dipegang atau disangga (Kristiyanasari, 2008).

11) Melepas isapan bayi

Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa

kosong, sebaiknya diganti menyusui pada payudara yang

lain.Cara melepas isapan bayi :

a) Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui

sudut mulutn atau dagu bayi ditekan kebawah.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

13

b) Menyusui berikutnya dimulai pada payudara yang

belum terkosongkan (yang dihisap terakhir).

c) Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit

kemudian dioleskan pada putting susu dan areola

sekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya.

12) Menyendawakan bayi

Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara

dari lambung supaya bayi tidak muntah (gumoh – jawa)

setelah menyusu. Cara menyendawakan bayi :

a) Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu

kemudian punggungnya ditepuk perlahan- lahan.

b) Dengan cara menelengkupkan bayi diatas pangkuan

ibu, lalu usap–usap punggung bayi sampai bayi

bersendawa (Kristiyanasari, 2008).

e. Cara pengamatan menyusui yang baik dan benar

Setelah bayi mulai menghisap, payudara tak perlu dipegang

atau disangga lagi. Untuk mengetahui bayi telah menyusu dengan

teknik yang benar, perhatikan bila bayi tampak tenang. Badan

bayi menempel pada perut ibu, mulut bayi terbuka lebar, dagu

bayi menempel pada payudara ibu, sebagian besar areola masuk

kedalam mulut bayi, areola bagian bawah lebih banyak yang

masuk, bayi nampak menghisap kuat dalam irama perlahan,

puting susu ibu tidak terasa nyeri, telinga dan lengan bayi terletak

pada satu garis lurus, kepala agak menengadah (Saleha, 2009).

f. Lama menyusui

Memberikan ASI pada bayi sebaiknya sesering mungkin

karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus

menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain

(kencing,dll) atau ibu sudah merasa sudah perlu menyusui

bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

14

sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong

dalam waktu 2 jam.

Pada hari pertama, biasanya ASI belum keluar, bayi cukup

disusukan selama 4 – 5 menit, untuk merangsang produksi ASI

dan membiasakan putting susu dihisap oleh bayi. Setelah hari ke

4 – 5,boleh disusukan selama 10 menit. Setelah produksi ASI

cukup, bayi dapat disusukan selama 15 menit (jangan lebih dari

20 menit). Menyusukan selama 15 menit ini jika produksi ASI

cukup dan ASI lancar keluarnya, sudah cukup untuk bayi.

Dikatakaan bahwa, jumlah ASI yang terisap bayi pada 5 menit

pertama adalah ±112 ml, 5 menit kedua ±64 ml, dan 5 menit

terakhir hanya ±16 ml (Soetjiningsih, 2003).

2. Air Susu Ibu (ASI)

a. Pengertian ASI

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,

laktosa dan garam – garam organik yang disekresi oleh kedua

belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi

(Soetjiningsih, 2003).

Air susu ibu (ASI) merupakan sebuah cairan untuk

memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan

kemungkinan serangan penyakit (Paryanto, 1997). Pemberian ASI

sangat penting karena ASI adalah satu-satunya dan minuman

terbaik untuk bayi dalam masa 6 bulan. Pertama kehidupannya dan

merupakan hak setiap anak, untuk itu setiap bayi lahir segerakanlah

anak untuk menyusu dari payudara ibu karena ASI yang keluar

pertama (berwarna kekuningan) mengandung antibodi. Air Susu

Ibu (ASI) adalah emulsi lemak dalam medium cairan yang

mengandung antara lain protein, laktosa dan garam organik yang

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

15

disekresi oleh kedua kelenjar payudara. Komposisinya tidak

konstan, tergantung stadium laktasi, ras, diet dan status gizi.

ASI (air susu ibu) adalah air susu yang keluar dari seorang

ibu pasca melahirkan bukan sekedar sebagai makanan, tetapi juga

sebagai suatu cairan yang terdiri dari sel-sel yang hidup seperti sel

darah putih, antibodi, hormon, faktor-faktor pertumbuhan, enzim,

serta zat yang dapat membunuh bakteri dan virus.

ASI eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa

makanan dan minuman lain, baik berupa susu formula, jeruk,

madu, air teh, air putih, maupun makanan padat seperti pisang,

pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim (Farrer, 2003)

ASI merupakan makanan yang sempurna bagi bayi karena

mengandung gizi yang sesuai dengan kebutuhan bayi. Pemberian

ASI sejak dini, terutama ASI ekslusif yaitu pemberian hanya ASI

saja mulai bayi baru lahir sampai bayi berusia enam bulan. ASI

dapat menjadikan pertumbuhan dan perkembangan otak bayi

dengan sempurna. ASI dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan

mencegah penyakit diare, penyakit saluran pernafasan, penyakit

telinga, penyakit saluran kencing, menyusui menyebabkan

pengeluaran hormone pertumbuhan dan membangun hubungan

saling percaya antara bayi dan ibu (WHO, 2000).

b. Komposisi ASI

ASI mengandung lebih dari 200 unsur – unsur pokok,

antara lain zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral,

faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat kekebalan, dan sel darah

putih. Semua zat ini terdapat secara proporsional dan seimbang

satu dengan yang lainya. Cairan hidup yang mempunyai

keseimbangan biokimia yang sangat tepat ini bagai suatu “simfoni

nutrisi bagi pertumbuhan bayi” sehingga tidak mungkin ditiru oleh

buatan manusia (Roesli, 2005).

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

16

1) Kolostrum

Adalah ASI yang keluar pada hari pertama dan kedua

setelah melahirkan, berwarna kekuning-kuningan dan lebih

kental, lebih banyak mengandung protein dan vitamin seperti

vitamin A, E dan K dan mineral seperti natrium dan Zn serta

mengandung zat kekebalan yang penting untuk melindungi

bayi dari penyakit infeksi.

Kolostrum merupakan pencahar yang ideal untuk

membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru

lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi

bagi makanan yang akan datang. Berat jenis kolostrum berkisar

antara 1040 sampai 1060 dan rata-rata energi 67 kcal/100 ml.

Volume tiap menyusui bervariasi antara 2 sampai 20 ml pada 3

hari pertama. Volume per hari tergantung pada banyaknya bayi

menyusu terutama dalam 24 jam pertama setelah melahirkan

(Salfina, 2008).

2) Taurin

Adalah suatu bentuk zat putih telur yang hanya terdapat

pada ASI. Taurin berfungsi sebagai neuro transmitter dan

berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan

pada binatang menunjukkan bahwa efek defisiensi akan

berakibat gangguan pada retina mata. Saat ini taurin banyak

ditambahkan pada susu formula karena penelitian menunjukkan

bahwa kadar taurin plasma yang rendah (50%) pada bayi

dengan formula dibandingkan dengan bayi menyusui.

3) Lemak

Air susu ibu memasok sekitar 70-78% energi sebagai

lemak, yang dibutuhkan bukan saja untuk mencukupi

kebutuhan energi, tetapi juga untuk memudahkan penyerapan

asam lemak esensial, vitamin yang terlarut dalam lemak,

kalsium serta mineral lain, dan juga untuk menyeimbangkan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

17

diet agar zat gizi lain tidak terpakai sebagai sumber energi.

Setidaknya 10% asam lemak sebaiknya dalam bentuk tak jenuh

ganda, yang biasanya dalam bentuk asam linoleat. Asam

linoleat juga merupakan asam lemak esensial. Asam ini

terkandung di dalam sebagian besar minyak tetumbuhan.

Sayang sekali jumlah kebutuhan yang tepat belum diketahui

dengan pasti. Dari air susu ibu, bayi menyerap sekitar 85-90%

lemak. Enzim lipase di dalam mulut (lingual lipase) mencerna

zat lemak sebesar 50-70% 24.

Lemak utama ASI adalah lemak ikatan panjang tak

jenuh/LCPUFAs(long chain polyunsaturated fatty acids

(omega 3, omega 6, DHA, Arachidonic acid/AA) suatu asam

lemak esensial yang merupakan komponen penting untuk

myelinisasi. Myelinisasi adalah pembentukan selaput isolasi

yang mengelilingi serabut syaraf yang akan membantu

rangsangan menjalar lebih cepat. Lemak ini sedikit atau tidak

ada pada susu sapi, padahal amat penting untuk pertumbuhan

otak. Komponen lemak berikutnya yang penting adalah

kolesterol. Kolesterol juga meningkatkan pertumbuhan otak

bayi. Kandungan kolesterol ASI tergolong tinggi, sedangkan

dalam susu sapi hanya sedikit. Penelitian menunjukkan bahwa

bayi yang diberi ASI eksklusif mempunyai kadar kolesterol

lebih tinggi yang sangat dibutuhkan pada saat pertumbuhan

otak. Selain itu kolesterol juga diperkirakan berfungsi dalam

pembentukan enzim untuk metabolism kolesterol yang akan

mengendalikan kadar kolesterol di kemudian hari sehingga

dapat mencegah serangan jantung dan penebalan pembuluh

darah (arteriosclerosis) pada usia muda.

4) Zat kekebalan

Sebagian zat kekebalan terhadap beragam mikro-

organisme diperoleh bayi baru lahir dari ibunya melalui

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

18

plasenta, yang membantu melindungi bayi dari serangan

penyakit antara lain yang penting adalah penyakit campak

selama 4-6 bulan pertama sejak bayi lahir. Telah diketahui

bahwa bayi yang diberi ASI lebih terlindungi terhadap penyakit

infeksi terutama diare dan mempunyai kesempatan hidup lebih

besar dibandingkan dengan bayi-bayi yang diberi susu formula.

Hal ini karena adanya zat-zat imunologik antara lain :

a) Immunoglobulin, terutama Immunoglobulin A (Ig.A),

kadarnya sangat tinggi terutama dalam kolostrum. Secretory

Ig A tidak diserap, tetapi melumpuhkan bakteri patogen E.

Coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.

b) Laktoferin, sejenis protein yang merupakan komponen zat

kekebalan dalam ASI yang mengikat zat besi (ferum) di

saluran pencernaan.

c) Lysosim, suatu enzim yang juga melindungi bayi terhadap

bakteri dan virus yang merugikan. Lysosim terdapat dalam

jumlah 300 kali lebih banyak pada ASI daripada susu sapi.

Enzim ini aktif mengatasi bakteri E. Coli dan Salmonella.

d) Sel darah putih. Sel yang sangat protektif ini jumlahnya

sangat banyak pada minggu-minggu pertama kehidupan

kurang lebih 4000 sel/mil, saat system kekebalan tubuh bayi

belum mampu membentuk antibodi yang protektif dalam

jumlah yang cukup. Setelah sistem kekebalan bayi matang

maka jumlah sel sel ini berangsur-angsur berkurang,

walaupun tetap akan ada dalam ASI sampai setidaknya 6

bulan setelah melahirkan. Selain membunuh kuman, sel-sel

ini akan menyimpan dan menyalurkan zat-zat penting seperti

enzim, faktor pertumbuhan, dan protein yang melawan

kuman dan Immunoglobulin. secara umum sel-sel tersebut

dapat dibagi menjadi 3 macam :

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

19

(1) Bronchus Asosiated Lympocyte Tissue (BALT) yang

menghasilkan antibody terhadap infeksi saluran

pernafasan

(2) Gut Asosiated Lympocyte Tissue (GALT) yang

menghasilkan antibody terhadap infeksi saluran

pencernaan

(3) Mammary Asosiated Lympocyte Tissue (MALT) yang

menyalurkan antibody melalui jaringan payudara ibu.

Sel-sel ini memproduksi Ig.A, laktoferin, lysosim dan

interferon. Interferon menghambat aktifitas virus

tertentu.

e) Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung

nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri lactobacilus

bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan

berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang

merugikan, sehingga kotoran bayi menjadi bersifat asam

yang berbeda dari kotoran bayi yang mendapat susu

formula.

c. Air susu matur

Adapun ciri dari susu matur adalah sebagai berikut :

1) Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke – 10 dan

seterusnya, komposisi relatif konstan (ada pula yang

mengatakan bahwa komposisi ASI relatif konstan baru dimulai

pada minggu ke – 3 minggu ke – 5). Hari pertama sampai hari

ke 3 setelah bayi lahir dinamakan kolostrum. Dan ASI yang

keluar mulai hari ke 4 ampai hari ke 9 dinamakan ASI masa

transisi.

2) Pada ibu yang sehat, maka produksi ASI untuk bayi akan

tercukupi, ASI ini merupakan makanan satu – satunya yang

paling baik dan cukup untuk bayi sampai usia 6 bulan.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

20

3) Merupakan suatu cairan berwarna putih kekuning – kuningan

yang diakibatkan warna dari garam kalsium caseinat,

riboflavin, dan karoten yang terdapat di dalamnya.

4) Tidak menggumpal jika dipanaskan

Terdapat antimicrobial faktor, antara lain :

a) antibodi terhadap bakteri dan virus; b) sel (fagosit,

granulosit, makrofag, dan limfosit tipe T); c) enzim (lizisim,

laktoperoksidase, lipase, katalase, fosfatase; d) amilase,

fosfodiesterase, dan alkalin fosfatase); e) protein (laktoferin,

B12 binding protein); f) Resistance faktor terhadap

stapilofilokokus; g) Komplemen; h) Interferon producing cell;

i) Sifat biokimia yang khas, kapasitas buffer yang rendah dan

adanya faktor bifidus; j) Hormon – hormon (Saleha, 2009).

d. Manfaat ASI

Manfaat ASI pada bayi yaitu zat-zat gizi yang ada pada ASI

sesuai dengan kebutuhan bayi dan mudah dicerna oleh pencernaan

bayi. ASI mengandung zat protektif guna meningkatkan kekebalan

tubuh dari penyakit, ASI tidak menimbulkan alergi pada bayi, ASI

mempunyai efek psikologis, ASI menjadikan pertumbuhan bayi

dengan sempurna, ASI dapat mengurangi kariesdentis dan ASI

dapat mengurangi kejadian moluklusi (Roesli, 2005).

Manfaat ASI ditinjau dari beberapa aspek yaitu :

1) Aspek gizi

Dari segi gizi, ASI memiliki komponen nutrisi yang

diperlukan bayi antara lain karbohidrat (6,5 –7,7%), protein (1-

1,5%), lemak (3,5%), vitamin, mineral dan air. Kadar zat besi

dalam ASI besarnya antara 0,3- 0,7 mg/L dengan

bioavailibilitas yang tinggi. Penelitian menunjukkan bahwa

kadar ini dapat mempertahankan status zat besi yang adekuat

pada bayi sampai usia 6 bulan. Kandungan nutrisi dalam ASI

lebih adaptif untuk pencernaan bayi sehingga seluruh

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

21

komponen tersebut dapat digunakan untuk keperluan

pertumbuhan dan perkembangan bayi.

2) Aspek kesehatan anak

Dari segi kesehatan bayi, ASI mengandung sejumlah

komponen imunoaktif yaitu IgA, lisosim, laktoferin, faktor

bifidus dan makrofag yang berfungsi melindungi bayi dari

infeksi gastrointestinal, infeksi saluran pernafasan, dan lain-

lain. Pemberian ASI eksklusif selama 4 bulan atau lebih

ternyata dapat melindungi bayi dari serangan otitis media

tunggal ataupun berulang. Sifat protektif ini berasal dari IgA

yang memblokir perlekatan Streptokokus pneumonia dan

Hemofilus influenza ke sel-sel retrofaringeal dan tingginya

kadar prostaglandin yang berfungsi profilaksis terhadap otitis

media. Selain itu IgA juga berperan terhadap antigen Shigela

dan sel memori yang terbentuk dapat bertahan lama bahkan

sampai 3 tahun sehingga dapat melindungi bayi dari shigelosis.

e. Manfaat pemberian ASI bagi ibu

Manfaat pemberian ASI bagi ibu dengan memberikan ASI

pada bayi dapat mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan,

dan bagi ibu menyusui secara ekslusif dapat menunda kehamilan,

dengan memberikan ASI mempengaruhi aspek psikologis pada ibu

( Ambarwati dan Wulandari, 2009).

Beberapa manfaat pemberian ASI bagi ibu dari segi aspek

yaitu :

1) Aspek psikologis

Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk

bayi, tetapi juga untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan

diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.

(Ambarwati danWulandari 2009).

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

22

2) Aspek kesehatan ibu

Isapan bayi pada payudara akan merangsang

terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis.oksitosin

membantu involusi uterus dan mencegah terjadinya

perdarahan pasca persalinan. Penundaan haid dan

berkurangnya perdarahan pasca persalinan mengurangi

prevalensi anemia defisiensi besi. Kejadian karsinoma

mammae pada ibu yang menyusui lebih rendah disbanding

yang tidak menyusui. Mencegah kanker hanya dapat diperoleh

ibu yang menyusui anaknya secara eksklusif. Penelitian

membuktikan ibu yang memberikan ASI secara eksklusif

memiliki resiko terkena kanker payudara dan kanker ovarium

25 % lebih kecil disbanding yang tidak menyusui secara

eksklusif.

Dari segi kesehatan ibu, dengan menyusui akan

mengurangi frekuensi terjadinya kanker payudara dan dapat

menjarangkan kehamilan. Pemberian ASI juga menjalin

hubungan psikologis yang erat antara ibu dan anak.

3) Aspek penurunan berat badan

Ibu yang menyusui eksklusif ternyata lebih mudah dan

lebih cepat kembali ke berat badan semula seperti sebelum

hamil. Pada saat hamil, badan bertambah berat, selain karena

ada janin, juga karena penimbunan lemak pada tubuh,

cadangan lemak ini sebetulnya memang disiapkan sebagai

sumber tenaga dalam proses produksi ASI. Dengan menyusui,

tubuh akan menghasilkan ASI lebih banyak lagi sehingga

timbunan lemak yang berfungsi sebagai cadangan tenaga akan

terpakai. Logikanya, jika timbunan lemak menyusut, berat

badan ibu akan cepat kembali ke keadaan seperti sebelum

hamil.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

23

4) Aspek kontrasepsi

Hisapan mulut bayi pada putting susu merangsang

ujung syaraf sensorik sehingga post anterior hipofise

mengeluarkan prolaktin. Prolaktin masuk ke indung telur,

menekan produksi estrogen akibatnya tidak ada ovulasi.

Menjarangkan kehamilan, pemberian ASI memberikan 98%

metode kontrasepsi yang efisien selama 6 bulan pertama

sesudah kelahiran bila diberikan hanya ASI saja (eksklusif)

dan belum terjadi menstruasi kembali.

f. Manfaat ASI bagi keluarga

Manfaat pemberian ASI pada keluarga dari beberapa Ambarwati &

Wulandari (2009) aspek menurut yaitu :

1) Aspek ekonomi

Secara ekonomis ASI lebih murah dan lebih praktis

dibandingkan dengan pemberian Pengganti Air Susu Ibu

(PASI). ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya

digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan

untuk keperluan lain. Kecuali itu, penghematan juga

disebabkan karena bayi yang mendapat ASI lebih jarang sakit

sehingga mengurangi biaya

berobat.

2) Aspek psikologi

Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran

lebih jarang, sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat

mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.

3) Aspek kemudahan

Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan

dimana saja dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot

menyiapkan air masak, botol, dan dot yang harus dibersihkan

serta minta pertolongan orang lain.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

24

g. Manfaat ASI bagi Negara

Manfaat ASI bagi Negara, menurunkan angka kesulitan dan

kematian dan mengurangi subsidi rumah sakit, mengurangi devisa

untuk membeli susu formula dan meningkatkan sumbe rdaya

manusia (Ambarwati dan Wulandari, 2009).

Masalah dalam menyusui pada masa antenatal yaitu a)

kurang atau salah informasi; b) puting susu datar atau terbenam.

Masalah menyusui pada masa nifas dini yaitu: a) Puting susu nyeri;

b) Puting susu lecet; c) Payudara bengkak; d) Mastitis atau abses

payudara. Masalah menyusui pada masa nifas lanjut yaitu: a)

Sindrom ASI kurang; b) Ibu yang bekerja. Masalah menyusui pada

keadaan khusus yaiyu; a) Ibu melahirkan dengan bedah sesar; b)

Ibu sakit; c) Ibu yang memerlukan pengobatan; d) Ibu hamil.

Masalah menyusui pada bayi yaitu: a) Bayi sering menangis; b)

Bayi bingung puting; c) Bayi prematur dan bayi kecil (BBLR); d)

Bayi kuning (ikterik); e) Bayi kembar; f) Bayi sakit; g) Bayi

sumbing; h) Bayi dengan lidah pendek; i) Bayi yang memerlukan

perawatan (Ambarwati & Wulandari ,2009).

h. Hal – hal yang mempengaruhi produksi ASI

ASI diproduksi atas hasil kerja gabungan antara hormon dan

refleks. Selama kehamilan, terjadilah perubahan pada hormon yang

berfungsi mempersiapkan jaringan kelenjar susu untuk

memproduksi ASI. Segera setelah melahirkan, bahkan kadang-

kadang mulai pada usia kehamilan 6 bulan akan terjadi perubahan

pada hormon yang menyebabkan payudara mulai memproduksi

ASI. Pada waktu bayi mulai menghisap ASI, akan terjadi dua

refleks yang akan menyebabkan ASI keluar pada saat yang tepat

dengan jumlah yang tepat pula. Dua refleks tersebut adalah :

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

25

a. Refleks Prolaktin , yaitu refleks pembentukan/produksi ASI.

Rangsangan isapan bayi melalui serabut syaraf akan

memacu hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon

prolaktin ke dalam aliran darah. Prolaktin memacu sel kelenjar

untuk sekresi ASI. Makin sering bayi menghisap makin banyak

prolaktin dilepas oleh hipofise, makin banyak pula ASI yang

diproduksi oleh sel kelanjar, sehingga makin sering isapan

bayi, makin banyak produksi ASI, sebaliknya berkurang isapan

bayi menyebabkan produksi ASI kurang. Mekanisme ini

disebut mekanisme “supply and demand”. Efek lain dari

prolaktin yang juga penting adalah menekan fungsi indung

telur (ovarium). Efek penekanan ini pada ibu yang menyusui

secara eksklusif adalah memperlambat kembalinya fungsi

kesuburan dan haid. Dengan kata lain, memberikan ASI

Eksklusif pada bayi dapat menjarangkan kehamilan.

b. Refleks oksitosin, yaitu reflek pengaliran/pelepasan ASI (let

down reflex)

Setelah diproduksi oleh pabrik susu, ASI akan

dikeluarkan dari pabrik susu dan dialirkan ke gudang susu.

Pengeluaran ASI ini terjadi karena sel otot halus di sekitar

kelenjar payudara mengerut sehingga memeras ASI keluar.

Yang membuat otot-otot itu mengerut adalah suatu hormon

yang dinamakan oksitoksin. Banyak wanita dapat merasakan

payudaranya terperas saat mulai menyusui. Hal ini menjelaskan

bahwa ASI mulai mengalir dari pabrik susu ke gudang susu.

Rangsangan isapan bayi melalui serabut syaraf memacu

hipofise posterior untuk melepas hormon oksitosin dalam

darah. Oksitosin memacu sel-sel myoepithel yang mengelilingi

alveoli dan duktuli untuk berkontraksi, sehingga mengalirkan

ASI dari alveoli ke duktuli menuju sinus dan puting.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

26

Dengan demikian sering menyusui penting untuk

pengosongan payudara agar tidak terjadi engorgement

(payudara bengkak), tetapi justru memperlancar pengaliran

ASI. Selain itu oksitosin berperan juga memacu kontraksi otot

rahim, sehingga mempercepat keluarnya plasenta dan

mengurangi perdarahan setelah persalinan. Hal penting adalah

bahwa bayi tidak akan mendapatkan ASI cukup bila hanya

mengandalkan refleks pembentukan ASI atau refleks prolaktin

saja. Ia harus dibantu refleks oksitosin. Bila refleks ini tidak

bekerja maka bayi tidak akan mendapatkan ASI yang memadai,

walaupun produksi ASI cukup. Refleks oksitosin lebih rumit

dibanding refleks prolaktin. Pikiran, perasaan dan sensasi

seorang ibu akan sangat mempengaruhi refleks ini. Perasaan

ibu dapat meningkatkan dan juga menghambat pengeluaran

oksitosin. Perasaan ibu yang dapat meningkatkan ASI antara

lain: a) Bila melihat bayi; b) Memikirkan bayinya dengan

perasaan penuh kasih saying; c) Mendengar bayinya menangis;

d) Mencium bayi; e) Ibu dalam keadaan tenang.

Adapun perasaan ibu yang dapat menghambat

pengeluaran ASI adalah semua pikiran negatif, antara lain: a)

Ibu yang sedang bingung atau pikirannya sedang kacau; b)

Apabila ibu khawatir atau takut ASI nya tidak cukup; c)

Apabila ibu merasa kesakitan, terutama saat menyusui; d)

Apabila ibu merasa sedih, cemas, marah atau kesal; e) Apabila

ibu malu menyusui.

Isapan bayi akan merangsang ujung syaraf di daerah

puting susu dan di bawah daerah yang berwarna kecoklatan.

Rangsangan ini akan mengirimkan sinyal ke bagian depan

kelenjar hipofise di otak untuk mengeluarkan hormon

prolaktin. Prolaktin ini akan merangsang sel-sel di pabrik susu

untuk membuat ASI. Rangsangan dibentuknya prolaktin adalah

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

27

pengosongan gudang susu yang terletak dibawah daerah yang

berwarna coklat, jadi agar pembentukan ASI banyak, gudang

susu perlu dikosongkan dengan baik Selain itu, isapan bayi

juga akan merangsang bagian kelenjar hipofise untuk membuat

hormon oksitosin.

Hormon ini akan menyebabkan sel-sel otot yang

mengelilingi pabrik susu mengerut/berkontraksi sehingga ASI

terdorong keluar dari pabrik ASI dan mengalir melalui saluran

susu ke dalam gudang susu yang terdapat di bawah daerah yang

berwarna coklat. Selain refleks pada ibu dalam proses laktasi,

pada bayipun terjadi 3 macam refleks pada proses tersebut

yaitu:

(1) Rooting reflex, yaitu refleks mencari putting Bila pipi

bayi disentuh, ia akan menoleh ke arah sentuhan. Bila

bibir bayi disentuh ia akan membuka mulut dan berusaha

untuk mencari puting untuk menetek. Lidah keluar dan

melengkung menangkap puting dan areola.

(2) Sucking reflex, yaitu refleks menghisap. Refleks terjadi

karena rangsangan puting pada pallatum durum bayi bila

aerola masuk ke dalam mulut bayi. Areola dan puting

tertekan gusi, lidah dan langit-langit, sehingga menekan

sinus laktiferus yang berada di bawah areola. Selanjutnya

terjadi gerakan peristaltik yang mengalirkan ASI

keluar/ke mulut bayi.

(3) Swallowing reflex, yaitu refelks menelan ASI dalam

mulut bayi menyebabkan gerakan otot menelan Pada

bulan-bulan terakhir kehamilan sering ada sekresi

kolostrum pada payudara ibu hamil. Setelah persalinan

apabila bayi mulai menghisap payudara, maka produksi

ASI bertambah secara cepat. Dalam kondisi nomal ASI

diproduksi sebanyak ± 100 cc pada hari-hari pertama.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

28

Produksi ASI menjadi konstan setelah hari ke 10 sampai

ke 14. Bayi yang sehat selanjutnya mengkonsumsi

sebanyak 700-800 cc ASI per hari. Namun kadang-

kadang ada yang mengkonsumsi kurang dari 600 cc atau

bahkan hampir 1 liter per hari dan tetap menunjukkan

tingkat pertumbuhan yang sama. Keadaan kurang gizi

pada ibu tingkat berat baik pada waktu hamil maupun

menyusui dapat mempengaruhi volume ASI. Produksi

ASI terjadi penurunan pada tiap bulan pertambahan usia

bayi, yaitu berkisar 500-700 cc pada enam bulan pertama

usia bayi, 400-600 cc pada enam bulan kedua dan 300-

500 cc pada tahun kedua usia anak.

3. Praktik atau tindakan (practice)

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan

(overt behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbedaan

nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang

memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Di samping faktor fasilitas

juga diperlukan faktor dukungan (support) dari pihak lain, misalnya

suami atau istri, orang tua atau mertua sangat penting untuk

mendukung. Tingkatan – tingkatan praktik :

a. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan

tindakan yang akan diambil merupakan praktik tingkat pertama.

b. Respon Terpimpin (Guided Respons)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar

sesuai dengan contoh adalah indikator praktik tingkat dua.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

29

c. Mekanisme (Mechanisme)

Apabila seorang telah melakukan sesuatu dengan benar

secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka

ia sudah mencapai praktik tingkat tiga.

d. Adaptasi (Adaptation)

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah

berkembang dengan baik. Artinya, tindakan itu sudah

dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakan

tersebut (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Farrer ,( 2003) beberapa faktor yang berpengaruh

dalam sikap ibu terhadap praktik pemberian makanan pada bayi

meliputi: 1) Sikap awal yang sudah dimiliki; 2) Dukungan

keluarga dan lingkungan sekitarnya; 3) Sikap ayah; 4) Pengaruh

dan sikap dari tenaga kesehatan serta kebijakan yang dilakukan

diruang ibu tempat bersalin.

Selain faktor tersebut diatas menurut (Nurhidayah, 2007)

dan (Kemalasari, 2009) faktor lain yang berpengaruh terhadap

praktik menyusui selain tingkat pengetahuan tentang ASI

eksklusif maupun sikap positif terhadap pemberian ASI. Faktor

sosiokultural dan psikososial juga ikut mempengaruhi, selain

faktor-faktor karakteristik yang menberikan konstribusi dalam

keberhasilan menyusui yaitu :

a. Keputusan awal ibu untuk menyusui bayinya (motivasi ibu)

Ibu-ibu harus dibangkitkan kemauan dan kesediannya

menyusui anaknya, terutama sebelum melahirkan. Apabila

nilai menyusui hendak ditingkatkan pada masyarakat, maka

pengertian tentang menyusui harus ditanamkan pada anak-

anak gadis sejak usia muda, bahwa menyusui anak merupakan

bagian dari tugas biologi seorang ibu (Abdullah, 2004).

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

30

b. Tingkat pendidikan ibu

Tingkat pendidikan dan akses ibu terhadap media masa

juga mempengaruhi pengambilan keputusan, dimana semakin

tinggi pendidikan semakin besar peluang untuk memberikan

ASI (menyusui). Sebaliknya akses terhadap media

berpengaruh negatif terhadap pemberian ASI, dimana semakin

tinggi akses ibu pada media semakin tinggi peluang untuk

tidak memberikan ASInya (Abdullah, 2004).

c. Status pekerjaan ibu

Salah satu alasan yang paling sering dikemukakan bila

ibu tidak menyusui adalah kerena mereka harus bekerja.

Wanita selalu bekerja, terutama pada usia subur, sehingga

selalu menjadi masalah untuk mencari cara merawat bayi.

Bekerja bukan hanya berarti pekerjaan yang dibayar dan

dilakukan di kantor, tapi bisa juga berarti bekerja di ladang,

bagi masyarakat di pedesaan (Setyawati, 2002).

d. Sikap

Menurut Notoatmodjo (2003), sikap merupakan reaksi

atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu

stimulus atau obyek. Sikap positif ibu terhadap praktik

menyusui tidak diikuti dengan pemberian ASI pada bayinya.

Sikap belum otomatis terwujud dalam sutau tindakan.

Terwujudnya sikap agar menjadi tindakan nyata diperlukan

faktor dukungan dari pihak-pihak tertentu, seperti tenaga

kesehatan dan orang-orang terdekat ibu.

e. Pengetahuan

Pengetahuan ibu tentang ASI merupakan salah satu

faktor yang penting dalam kesuksesan proses menyusui. Thaib

et al dalam Abdullah et al (2004) menyatakan bahwa tingkat

pengetahuan, pendidikan, status kerja ibu, dan jumlah anak

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

31

dalam keluarga berpengaruh positif pada frekuensi dan pola

pemberian ASI.

f. Status social, ekonomi, paritas

Status sosial ekonomi keluarga dapat mempengaruhi

kemampuan keluarga untuk memproduksi dan atau membeli

pangan. Ibu-ibu dari keluarga berpendapatan rendah

kebanyakan adalah berpendidikan lebih rendah dan memiliki

akses terhadap informasi kesehatan lebih terbatas dibanding

ibu-ibu dari keluarga berpendapatan tinggi, sehingga

pemahaman mereka untuk memberikan ASI secara eksklusif

pada bayi menjadi rendah (Suyatno, 2000).

g. Dukungan keluarga

Keluarga khususnya ayah merupakan bagian yang vital

dalam keberhasilan dalam praktik menyusui. Masih banyak

pendapat yang salah bahwa ayah cukup menjadi pengamat

yang pasif, padahal sebenarnya ayah mempunyai peran yang

sangat menentukan dalam keberhasilan menyusui karena ayah

akan turut menentukan kelancaran refleks pengeluaran ASI

(let down refleks) yang sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi

atau perasaan ibu. Ayah dapat berperan aktif dalam

keberhasilan pemberian ASI dengan jalan memberikan

dukungan secara emosional dan bantuan-bantuan praktis

lainnya.

4. Pengetahuan

a. Pengertian pengetahuaan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang dapat diterangkan

dengan metode ilmiah yang harus dilakukan untuk menyelesaikan

suatu persoalan ilmiah dengan menggunakan teori kebenaran baik

yang dilakukan saat sekarang atau masa yang akan datang

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

32

(Tjokronegoro, A & Sudarsono, S., 2001). Pengetahuan adalah

proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari

kesadarannya sendiri (Bakhtiar, 2004). Pengetahuan adalah suatu

proses untuk mengetahui dan menghasilkan sesuatu yang

didorong rasa ingin tahu yang bersumber dari kehendak dan

kemauan manusia (Suhartono, 2005). Pengetahuan adalah hasil

‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan

terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2007).

b. Manfaat pengetahuaan

Menurut Suhartono (2005) pengetahuan diperlukan

manusia untuk memecahkan setiap persoalan yang muncul

sepanjang kehidupan manusia dalam pencapaian tujuan hidup

yaitu kebahagiaan, keadaan makmur, tenteram, damai dan

sejahtera baik pada taraf individual maupun taraf sosial.

Pengetahuan juga dapat membuat manusia memiliki kemampuan

untuk mempertahankan dan mengembangkan hidup.

Pengetahuan juga berguna supaya manusia tidak melakukan

penyelidikan dan pemikiran mengenai sesuatu hal yang pada

akhirnya menjadi sia-sia. Pengetahuan berguna bagi manusia

dalam menentukan kebenaran dan kepastian dalam menentukan

kesehatan jiwa. Pengetahuan akan membuat seseorang mampu

menentukan kepastian tentang suatu hal, dan apa yang dipikirkan

di dalam pernyataan-pernyataan adalah sungguh-sungguh

(Watloly, 2005).

Pengetahuan yang benar juga bermanfaat sebagai dasar

kebenaran bagi manusia dalam mengikuti perkembangan ilmu

dan teknologi yang bisa membuat manusia terkena dampak

negatifnya karena tidak mutlak seluruhnya perkembangan

teknologi baik bagi kehidupan manusia (Bakhtiar, 2005).

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

33

c. Tingkat pengetahuaan

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkatan menurut Notoatmodjo (2007), yaitu:

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang

telah di pelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam

pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)

terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab

itu, ’tahu’ ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

mejelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan

dapat menginterprestasikan benar tentang objek yang

diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut

secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau

materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap hal

yang dipelajari.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau

kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan

aplikasi atau hukum–hukum, rumus, metode, prinsip, dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek ke dalam komponen–komponen,

tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan

masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

34

dapat dilihat dari penggunaan kata–kata kerja, dapat

menggambarkan (membuat bagan), membedakan,

memisahkan, mengelompokan, dan sebagainya.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian–bagian dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru. Sintesis itu suatu kemampuan

untuk menyusun formulasi baru dari formulasi–formulasi

yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi

atau objek. Penilaian–penilaian itu berdasarkan suatu kriteria

yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria–kriteria

yang telah ada.

d. Cara mengukur pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

wawancara atau angket yang menanyakan materi yang ingin

diukur. Kedalaman pengetahuan yang kita ukur dapat disesuaikan

dengan tingkatan pengetahuan. Jika ingin mengubah perilaku

masyarakat dari perilaku yang negatif dan positif maka

masyarakat harus diberi pengetahuan yang benar-benar positif

(Wiryo, 2001). Pengetahuan yang diukur dapat digolongkan

dalam kategori sudah baik, cukup dan kurang (Setiadi, 2007).

Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah

skor jawaban dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian

dikalikan 100% dan hasilnya berupa persentasi dengan rumus

yang digunakan sebagai berikut :

P = persentase

F = frekuensi dari seluruh alternatif jawaban yang menjadi pilihan

yang telah dipilih responden atas pertanyaan yang diajukan

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

35

n = jumlah frekuensi seluruh alternatif jawaban yang menjadi

pilihan responden selaku peneliti

100% = bilangan genap (Sabarguna, 2008).

Menurut Arikunto (2006) dalam buku Wawan & Dewi

(2010) pengetahuan seseorang dapat di ketahui dan

diinterpresentasikan dalam skala yang bersifat kualitatif yaitu :

1) Tingkat pengetahuan baik bila skor atau nilai 76 – 100%.

2) Tingkat pengetahuan cukup bila skor atau nilai 56 – 75%.

3) Tingkat pengetahuan kurang bila skor atau nilai ≤ 55%

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

wawancara atau angket yang menanyakan tenteng isi materi yang

akan diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman

pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita

sesuaikan dengan tingkatan – tingkatan diatas (Notoatmodjo,

2007).

e. Faktor –faktor yang mempegaruhi pengetahuan

Faktor internal yaitu faktor yang berasal dalam diri

manusia yang mengandung kebenaran lebih objektif, pasti dan

dapat dipercaya. Atas faktor internal maka pengetahuan lahir

sebagai metode, sistem dan kebenaran yang bersifat khusus.

Adapun faktor internal meliputi motivasi, pendidikan,

pengalaman, dan persepsi yang bersifat bawaan. (Notoadmodjo,

2002; Suhartono, 2005).

1) Umur

Umur merupakan variabel yang selalu diperhatikan

dalam penelitian – penelitian epidemiologi yang merupakan

salah satu hal yang mempengaruhi pengetahuan. Umur adalah

lamanya hidup seseorang dalam tahun yang dihitung sejak

dilahirkan. Semakin tinggi umur seseorang, maka semakin

bertambah pula ilmu atau pengetahuan yang dimiliki karena

pengetahuan seseorang diperoleh dari pengalaman sendiri

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

36

maupun pengalaman yang diperoleh dari orang lain

(Notoadmojo, 2003). Dalam kurun reproduksi sehat dikenal

bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20 –

30 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan

melahirkan pada usia dibawah 20 tahun ternyata 2 – 5 kali

lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia

20 – 29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah

usia 30 – 35 tahun (Winkjosastro, 2007).

2) Pendidikan

Pendidikan merupakan proses menumbuh kembangkan

seluruh kemampuan dan perilaku manusia melalui

pengetahuan sehingga dalam pendidikan perlu

dipertimbangkan umur (proses perkembangan klien) dan

hubungan dengan proses belajar. Tingkat pendidikan juga

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi

seseorang untuk lebih mudah menerima ide – ide dan

teknologi. Pendidikan meliputi peranan penting dalam

menentukan kualitas manusia. Dengan pendidikan manusia

dianggap akan memperoleh pengetahuan implikasinya

(Notoadmojo, 2003).

Semakin tinggi tingkat pendidikan, hidup manusia akan

semakin berkualitas karena pendidikan yang tinggi akan

menambahkan pengetahuan yang baik yang menjadikan hidup

yang berkualitas. Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari

serta memproses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau

kelompok orang. Usahakan manusia melalui upaya pengajaran

dan pelatihan proses dan cara (http//:www.pendidikan.net).

Pada penelitian ini pengukuran variabel tingkat

pendidikandapat digolongkan berdasarkan undang – undang :

Republik Indonesia sistem pendidikan nasional tahun 2003,

yaitu : pendidikan dasar terdiri dari SD dan SMP, pendidikan

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

37

menengah terdiri dari diploma, dan perguruan tinggi yang

terdiri dari sarjana, magister spesialis (UU Sisdiknas, 2003).

Tingkat pendidikan ibu yang masih mengakibatkan

kurangnya pengetahuan ibu dalam menghadapi masalah.

Pengetahuan ini diperoleh baik secara formal maupun non

formal. Sedangkan ibu – ibu yang mempunyai tingkat

pendidikan yang lebih tinggi, umumnya terbuka dalam

menerima perubahan/hal – hal baru, guna pemeliharaan

kesehatan (Depkes RI, 1999). Dalam perkembangan

selanjutnya oleh para ahli pendidikan, dan untuk kepentingan

pengukuran hasil pendidikan, ketiga domain ini diukur dari :

a) Pengetahuan peserta didik terhadap materi pendidikan yang

diberikan (knowlege).

b) Sikap atau tanggapan peserta didik terhadap materi

pendidikan yang diberikan (attitude).

c) Praktik atau tindakan yang dilakukan oleh peserta didik

sehubungan dengan materi pendidikan yang diberikan

(practice) (Notoatmodjo, 2007).

Faktor eksternal yaitu dorongan dari luar yang

memerlukan pengetahuan khusus dan pasti dalam mengelola

sumber daya yang ada sehingga dapat bermanfaat dalam

memenuhi kebutuhan hidup seperti ekonomi, lingkungan,

informasi, dan kebudayaan (Notoadmodjo, 2002; Suhartono,

2005). Sebagian besar pengetahuan dapat diperoleh melalui

pendidikan formal maupun nonformal. Sedangkan pendidikan

sendiri dipengaruhi oleh pengalaman, ekonomi, tersedianya

fasilitas dan lingkungan yang mendukung perkembangan

pengetahuan individu. Sedangkan pengalaman didukung oleh

pengetahuan yang didapat dan diingat dari kejadian

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

38

sebelumnya. Jadi, semakin tinggi pendidikan seseorang maka

semakin tinggi pengetahuannya (Sudarmita, 2002).

(1) Paparan media massa

Melalui berbagai media massa baik cetak maupun

elektronik maka berbagai informasi dapat di terima oleh

masyarakat, sehingga seseorang yang lebih sering terpapar

media massa akan memperoleh informasi yang lebih

banyak dan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan

yang dimiliki (Notoadmojo, 2003).

(2) Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuhan primer, maupun

sekunder keluarga, status ekonomi yang baik akan lebih

mudah tercukupi dibanding orang dengan status ekonomi

rendah.Bila ditinjau dari faktor sosial ekonomi, maka

pendapatan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi tingkat wawasan masyarakat mengenai

sanitasi, lingkungan dan perumahan (Notoadmojo, 2003).

(3) Pekerjaan

Pekerjaan adalah kegiatan yang harus dilakukan

tertentu, terutama untuk menunjang kehidupanya dan

keluarganya (Nursalam, 2001). Pekerjaan ibu yang

diperkirakan dapat mempengaruhi pengetahuan dan

kesempatan ibu dalam memberikan pengetahuan

responden yang bekerja lebih baik bila dibandingkan

dengan pengetahuan responden yang tidak bekerja, semua

ini disebabkan karena ibu yang bekerja diluar rumah

(Sektor Formal) memiliki akses yang lebih baik terhadap

berbagai informasi (DepKes RI, 2002).

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

39

(4) Pendapatan

Bila ditinjau dari faktor sosial ekonomi, maka

pendapatan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi tingkat wawasan masyarakat mengenai

sanitasi, lingkungan dan perumahan. Kemampuan

anggaran rumah tangga juga mempengaruhi kecepatan

untuk meminta pertolongan apabila anggota keluarganya

sakit (Widoyono,2008).

(5) Hubungan sosial

Faktor hubungan sosial mempengaruhi

kemampuan individu sebagai komunikan untuk

menerima pesan menurut model komunikasi media

(Notoadmojo, 2003).

(6) Pengalaman

Pengalaman adalah suatu sumber pengetahuan

atau suatu cara untuk mamperoleh kebenaran

pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang

kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.

Pengalaman seseorang individu tentang berbagai hal

biasanya diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam

proses perkembanganya, misalnya sering mengikuti

organisasi (Notoadmojo, 2003).

f. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Bakhtiar (2004) semua orang memiliki

pengetahuan. Namun yang menjadi persoalan adalah dari mana

dan lewat apa pengetahuan itu diperoleh. Pengetahuan dapat

bersumber dari indrawi. Pengetahuan ini hanya berdasarkan

kenyataan hal-hal yang telah dilihat secara individual dan

intelektif yaitu pengetahuan yang diperoleh dalam proses

pemikiran atau akal yang mendalam (Watloly, 2005).

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

40

Cara tradisional atau nan ilmiah meliputi :

1) Kepercayaan berdasarkan adat-istiadat, tradisi dan agama

yang merupakan nilai-nilai warisan nenek moyang. Sumber

ini biasanya berbentuk norma atau kaidah yang kebenarannya

tidak dapat dibuktikan.

2) Kesaksian orang lain. Kesaksian ini biasanya didapatkan dari

orang yang berpengalaman dan berpengetahuan lebih luas

sebelumnya seperti orangtua, guru, ulama dan orang yang

dituakan dan apapun yang dikatakan mereka baik atau buruk,

benar atau salah biasanya diikuti tanpa kritik.

3) Pengalaman individu. Pengalaman sering dijadikan sebagai

alat vital dalam memenuhi kebutuhan hidup. Pengalaman

yang dimaksud dalam hal ini adalah pengalaman indrawi

karena dengan indra manusia dapat menggambarkan sesuatu

dengan benar (Bakhtiar, 2004).

4) Akal pikiran. Akal pikiran mampu menangkap hal-hal yang

metafisis, spiritual, abstrak, universal, yang seragam dan

yang bersifat tetap. Akal pikiran cenderung memberikan

pengetahuan lebih umum, objektif dan pasti sehingga dapat

diyakini kebenarannya (Bakhtiar, 2004; Suhartono, 2005).

5) Intuisi. Intuisi merupakan pemahaman yang tertinggi, juga

merupakan pengalaman batin yang bersifat langsung artinya

berbuat dengan alasan yang jelas. Dengan demikian

pengetahuan intuisi kebenarannya tidak dapat diuji karena

hanya berlaku secara personal belaka (Suhartono, 2005).

Cara modern atau ilmiah yang meliputi :

Pada dewasa ini lebih sistemis, logis dan ilmiah yang

disebut dengan metode penelitian ilmiah (Research

Methodology). Metode penelitian sebagai suatu cara untuk

memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan dan pemecahan

suatu masalah. Lewrence green menjelaskan bahwa perilaku

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

41

itu dilatarbelakangi atau dipengaruhi oleh tiga faktor pokok,

yaitu :

a) Faktor Predisposisi (predisposing factor)

Dalam hal ini pendidikan kesehatan ditujukan untuk

menggugah kesadaran, memberikan atau meningkatkan

pengetahuan masyarakat tentang pemeliharaan dan

peningkatan kesehatan.

b) Faktor Pemungkin (enabling factor)

Faktor pemungkin ini berupa fasilitas atau sarana

dan prasarana kesehatan, maka bentuk pendidikan

kesehatanya adalah memberdayakan masyarakat agar

mampu mengadakan sarana dan prasarana kesehatan.

Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau

memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan yaitu :

(1) Ketersediaan fasilitas

Salah satu wujud kepedulian pemerintah

indonesia terhadap kesehatan masyarakat adalah

dibangunya sejumlah puskesmas dan posyandu.

Pembangunan puskesmas dimaksudkan sebagai salah

satu lembaga pelayanan kesehatan yang terdepan.

Artinya, sebagai lembaga yang diharapkan menjadi

ujung tombak kesehatan masyarakat akan dapat

meningkatkan perananya untuk melayani masyarakat

terbawah di berbagai daerah di indonesia.

Sementara itu, terdapat berbagai pilihan

fasilitas kesehatan yang dimanfaatkan masyarakat

untuk mencari kesembuhan ketika mengalami sakit.

Fasilitas dimaksud adalah pengobatan keluarga yang

dilakukan sendiri misalnya minum jamu, fasilitas

pengobatan Non Medis misalnya dengan pertolongan

dukun atau alternatif lain serta fasilitas pertolongan

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

42

Medis misalnya dengan pertolongan dokter atau bidan

berdasarkan ilmu kedokteran. Konsep sakit dan

penyakit dibentuk atas dasar nilai budaya setempat

dengan demikian, akan terjadi berbagai variasi

perilaku pemanfaatan fasilitas kesehatan yang

dipengaruhi oleh stuktur sosial setempat.

(2) Keterjangkauan fasilitas

Perilaku masyarakat dalam memanfaatkan

fasilitas kesehatan ditujukan dengan perilaku

berganti atau meneruskan mengunakan lebih dari

satu fasilitas. Fasilitas kesehatan yang di manfaatkan

pertama kali pada umumnya dilakukan secara sendiri

lebih dahulu. Untuk mewujudkan peningkatan

derajat dan status kesehatan penduduk, ketersediaan

dan keterjangkauan fasilitas dan sarana kesehatan

merupakan salah satu faktor penentu utama.

g. Faktor penguat (reinforcing factor)

Faktor ini menyangkut sikap dan perilaku tokoh

masyarakat (toma) dan tokoh agama (toga), serta petugas

termasuk oetugas kesehatan . untuk berperilaku sehat, masyarakat

bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif, dan dukungan

fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan) dari

para tokoh masyarakat, tokoh agama, para petugas dan para

petugas kesehatan.

5. Pernikahan Dini

a. Pengertian

Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria

dengan seorang wanita yang pada umumnya berasal dari

lingkungan yang berbeda terutama dari lingkungan keluarga

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

43

asalnya, kemudian mengikatkan diri untuk mencapai tujuan

keluarga yang kekal dan bahagia (Muhammad, 2005).

Pernikahan yang ideal untuk perempuan adalah 21-25 tahun

sementara laki-laki 25-28 tahun. Karena di usia itu organ

reproduksi perempuan secara psikologis sudah berkembang dengan

baik dan kuat serta siap untuk melahirkan keturunan secara fisik

pun mulai matang. Sementara laki-laki pada usia itu kondisi psikis

dan fisiknya sangat kuat, hingga mampu menopang kehidupan

keluarga untuk melindungi baik sera psikis emosional, ekonomi

dan sosial (Al-ghifari, 2004).

Melakukan pernikahan tanpa kesiapan dan pertimbangan

yang matang dari satu sisi dapat mengindikasikan sikap tidak

affresiatif terhadap makna nikah dan bahkan lebih jauh bisa

merupakan pelecehan terhadap kesakralan sebuah pernikahan.

Sebagian masyarakat yang melangsungkan perkawinan usia muda

ini dipengaruhi karena adanya beberapa faktor-faktor yang

mendorong mereka untuk melangsungkan perkawinan usia muda

atau di bawah umur.

b. Faktor-faktor yang mendorong untuk melangsungkan pernikahan

dini

Menurut Akhmad Jayadiningrat, sebab-sebab utama dari

perkawinan usia muda adalah dimana keinginan untuk segera

mendapatkan tambahan anggota keluarga. Tidak adanya pengertian

mengenai akibat buruk perkawinan terlalu muda, baik bagi

mempelai itu sendiri maupun keturunannya. Sifat kolot orang jawa

yang tidak mau menyimpang dari ketentuan adat. Kebanyakan

orang desa mengatakan bahwa mereka itu mengawinkan anaknya

begitu muda hanya karena mengikuti adat kebiasaan saja.

Terjadinya perkawinan usia muda menurut Hollean dalam

Suryono disebabkan oleh adanya masalah ekonomi keluarga.

Orang tua dari gadis meminta masyarakat kepada keluarga laki-laki

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

44

apabila mau mengawinkan anak gadisnya. Bahwa dengan adanya

perkawinan anak-anak tersebut, maka dalam keluarga gadis akan

berkurang satu anggota keluarganya yang menjadi tanggung jawab

(makanan, pakaian, pendidikan, dan sebagainya) (Soekanto, 1992).

Selain menurut para ahli di atas, ada beberapa faktor yang

mendorong terjadinya perkawinan usia muda yang sering dijumpai

di lingkungan masyarakat kita yaitu :

1) Ekonomi

Perkawinan usia muda terjadi karena keadaan keluarga

yang hidup di garis kemiskinan, untuk meringankan beban

orang tuanya maka anak wanitanya dikawinkan dengan orang

yang dianggap mampu.

2) Pendidikan

Rendahnya tingkat pendidikan maupun pengetahuan

orang tua, anak dan masyarakat, menyebabkan adanya

kecenderungan mengawinkan anaknya yang masih dibawah

umur.

3) Faktor orang tua

Orang tua khawatir kena aib karena anak perempuannya

berpacaran dengan laki-laki yang sangat lengket sehingga

segera mengawinkan anaknya.

c. Dampak pernikahan dini

Pernikahan dini ditinjauan dari bagai aspek sangat

merugikan kepentingan anak dan sangat membahayakan kesehatan

anak akibat dampak pernikahan dini atau pernikahan di bawah

umur. Berbagai dampak pernikahan dini atau pernikahan dibawah

umur sebagai berikut:

1) Dampak terhadap hukum

Amanat Undang-undang tersebut di atas bertujuan

melindungi anak, agar anak tetap memperoleh haknya untuk

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

45

hidup, tumbuh dan berkembang serta terlindungi dari perbuatan

kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi.

2) Dampak biologis

Anak secara biologis alat-alat reproduksinya masih

dalam proses menuju kematangan sehingga belum siap untuk

melakukan hubungan seks dengan lawan jenisnya, apalagi jika

sampai hamil kemudian melahirkan. Jika dipaksakan justru

akan terjadi trauma, perobekan yang luas dan infeksi yang akan

membahayakan organ reproduksinya sampai membahayakan

jiwa anak. Patut dipertanyakan apakah hubungan seks yang

demikian atas dasar kesetaraan dalam hak reproduksi antara

isteri dan suami atau adanya kekerasan seksual dan pemaksaan

terhadap seorang anak.

3) Dampak Psikologis

Secara psikis anak juga belum siap dan mengerti

tentang hubungan seks, sehingga akan menimbulkan trauma

psikis berkepanjangan dalam jiwa anak yang sulit

disembuhkan. Anak akan murung dan menyesali hidupnya

yang berakhir pada perkawinan yang dia sendiri tidak mengerti

atas putusan hidupnya. Selain itu, ikatan perkawinan akan

menghilangkan hak anak untuk memperoleh pendidikan (Wajar

9 tahun), hak bermain dan menikmati waktu luangnya serta

hak-hak lainnya yang melekat dalam diri anak.

4) Dampak Sosial

Fenomena sosial ini berkaitan dengan faktor sosial

budaya dalam masyarakat patriarki yang bias gender, yang

menempatkan perempuan pada posisi yang rendah dan hanya

dianggap pelengkap seks laki-laki saja. Kondisi ini sangat

bertentangan dengan ajaran agama apapun termasuk agama

Islam yang sangat menghormati perempuan (Shaheed, 2007).

5) Kanker leher rahim

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

46

Perempuan yang menikah dibawah umur 20 th

beresiko terkena kanker leher rahim. Pada usia remaja, sel-sel

leher rahim belum matang. Kalau terpapar human papiloma

virus atau HPV pertumbuhan sel akan menyimpang menjadi

kanker. Leher rahim ada dua lapis epitel, epitel skuamosa dan

epitel kolumner. Pada sambungan kedua epitel terjadi

pertumbuhan yang aktif, terutama pada usia muda. Epitel

kolumner akan berubah menjadi epitel skuamosa.

Perubahannya disebut metaplasia. Kalau ada HPV menempel,

perubahan menyimpang menjadi displasia yang merupakan

awal dari kankes. Pada usia lebih tua, di atas 20 tahun, sel-sel

sudah matang, sehingga resiko makin kecil.

6) Neoritis deperesi

Depresi berat atau neoritis depresi akibat pernikahan

dini ini, bisa terjadi pada kondisi kepribadian yang berbeda.

Pada pribadi introvert (tertutup) akan membuat si remaja

menarik diri dari pergaulan. Dia menjadi pendiam, tidak mau

bergaul, bahkan menjadi seorang yang schizoprenia atau dalam

bahasa awam yang dikenal orang adalah gila. Sedang depresi

berat pada pribadi ekstrovert (terbuka) sejak kecil, si remaja

terdorong melakukan hal-hal aneh untuk melampiaskan

amarahnya. Seperti, perang piring, anak dicekik dan

sebagainya. Dengan kata lain, secara psikologis kedua bentuk

depresi sama-sama berbahaya.

7) Konflik yang berujung perceraian

Sibuknya seorang remaja menata dunia yang baginya

sangat baru dan sebenarnya ia belum siap menerima perubahan

ini. Positifnya, ia mencoba bertanggung jawab atas hasil

perbuatan yang dilakukan bersama pacarnya (Kampono, 2007).

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

47

B. Kerangka Teori

Faktor predisposisi :

Faktor pendukung :

Faktor pendorong:

Gambar 2.1 kerangka teori

Sumber : Notoatmodjo, 2002, Suhartono, 2005, Bakhtiar, 2004, Watloly, 2005,

Nurhidayah, 2007

1. Pengetahuan

2. Sikap

3. Pendidikan

4. Ekonomi(pekerjaan, pendapatan)

5. Umur

1. Dukungan suami dan keluarga

2. Dukungan tenaga kesehatan

3. Dukungan masyarakat

1. Tersedianya fasilitas kesehatan

2. Keterjangkauan fasilitaskesehatan

3. Ketersediaan waktu

Praktik

menyusui

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

48

1. Lingkungan sekitar

2. Motivasi ibu

3. Lingkungan keluarga

4. Dukungan suami

C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi

hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainya,

atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah

yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2010). Konsep penelitian ini terdiri dari

karakteristik, tingkat pengetahuan, meliputi praktik menyusui.

Variable independent Variable dependent

1. Pengetahuan

2. Umur 1. Praktik menyusui

3. Pendidikan 2. Pernikahan dini

4. Pekerjaan

5. Pendapatan

Variable Kontrol

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (independen)

Variabel bebas (independen) yaitu variabel yang menjadi sebab

timbulnya atau adanya variabel dependen (Sugiyono, 2005). Variabel

independen dalam penelitian ini adalah “ karakteristik dan

pengetahuan ibu menyusui”

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menyusuidigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-wahyunurch-6650-3-babiin-).pdf · mengatakan bahwa menyusui adalah tugas yang sangat wajar

49

2. Variabel Terikat (Dependen)

Variabel Terikat (Dependen) yaitu variabel yang dipengaruhi atau

menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2005).

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah “ praktik menyusui dan

pernikahan dini”.

E. Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan riwayat pernikahan dini

dengan praktik menyusui

2. Ada hubungan antara umur ibu dengan riwayat pernikahan dini dengan

praktik menyusui

3. Ada hubungan antara pendidikan ibu dengan riwayat pernikahan dini

dengan praktik menyusui

4. Ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan riwayat pernikahan dini

dengan praktik menyusui

5. Ada hubungan antara pendapatan ibu dengan riwayat pernikahan dini

dengan praktik menyusu