bab ii tinjauan pustaka a. tinjauan teori 1. konsep...

28
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Konsep Dasar Nifas a. Pengertian Masa nifas (puerperium) adalah waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal. Masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari (Manuaba, 1998). Sedangkan pengertian lain masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil (Mochtar, 1998). b. Pembagian Periode Masa Nifas Nifas dibagi dalam 3 periode (Mochtar, 1998) : 1). Puerperium dini Yaitu pemulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari. 2). Puerperium intermedial Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.

Upload: ledieu

Post on 25-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Konsep …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-dwiyuliant... · Perawatan Puting Susu ... Hindari penarikan puting susu

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI

1. Konsep Dasar Nifas

a. Pengertian

Masa nifas (puerperium) adalah waktu yang diperlukan untuk

pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal. Masa nifas

berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari (Manuaba, 1998).

Sedangkan pengertian lain masa nifas adalah masa pulih kembali,

mulai dari persalinan sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra

hamil (Mochtar, 1998).

b. Pembagian Periode Masa Nifas

Nifas dibagi dalam 3 periode (Mochtar, 1998) :

1). Puerperium dini

Yaitu pemulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan

berjalan-jalan. Dalam agama Islam dianggap telah bersih dan boleh

bekerja setelah 40 hari.

2). Puerperium intermedial

Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8

minggu.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Konsep …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-dwiyuliant... · Perawatan Puting Susu ... Hindari penarikan puting susu

7

3). Remote puerperium

Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna

terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai

komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu,

bulanan atau tahunan.

c. Laktasi

Untuk menghadapi masa laktasi (menyusui) sejak dari kehamilan telah

terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mammae yaitu:

1) Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar, alveoli dan jaringan

lemak bertambah.

2) Keluar cairan susu jolong dari duktus laktiferius disebut colostrum,

berwarna kuning-putih susu.

3) Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana

vena-vena berdilatasi sehingga nampak jelas.

4) Setelah persalinan, pengaruh supresi estrogen dan progesteron

hilang. Maka timbul pengaruh hormon laktogenik (LH) atau

prolaktin yang akan merangsang air susu. Disamping itu, pengaruh

oksitosin menyebabkan mio-epitel kelenjar susu berkontraksi

sehingga air susu keluar. Produksi akan banyak sesudah 2-3 hari

pasca persalinan.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Konsep …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-dwiyuliant... · Perawatan Puting Susu ... Hindari penarikan puting susu

8

2. Perawatan Payudara

a. Pengertian Perawatan Payudara

Perawatan payudara pada waktu nifas adalah perawatan yang

dilakukan terhadap payudara pada masa setelah melahirkan (http ://

www.infobunda.com. diperoleh tanggal 9 Juli 2008).

b. Tujuan Perawatan Payudara

Tujuan perawatan payudara adalah sebagai berikut (Jenny, 2006):

1). Melancarkan sirkulasi aliran darah.

2). Mencegah tersumbatnya aliran susu sehingga memperlancar

pengeluaran ASI

Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu diperhatikan hal-hal

sebagai berikut ini (Huliana, 2003):

1). Lakukan perawatan payudara secara teratur .

2). Pelihara kebersihan sehari-hari.

3). Pemasukan gizi ibu harus lebih baik dan lebih banyak untuk

mencukupi produksi ASI.

4). Ibu harus percaya diri akan kemampuan menyusui bayinya.

5). Ibu harus merasa nyaman dan santai.

6). Hindari rasa cemas dan stress karena akan menghambat reflek

oksitosin.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Konsep …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-dwiyuliant... · Perawatan Puting Susu ... Hindari penarikan puting susu

9

c. Jenis-jenis Perawatan Payudara

Jenis-jenis perawatan payudara antara lain (Huliana, 2003):

1). Perawatan Puting Susu

Puting susu memegang peranan penting pada saat menyusui.

Air susu ibu akan keluar dari lubang-lubang pada puting susu. Oleh

karena itu, puting susu perlu dirawat agar dapat bekerja dengan

baik. Berikut ini langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk

merawat puting susu.

a). Kompres kedua puting susu dengan kapas yang telah dibasahi

dengan minyak selama lima menit agar kotoran di sekitar

puting mudah terangkat.

b). Jika puting susu normal, lakukan perawatan berikut. Oleskan

minyak pada ibu jari dan telunjuk, lalu letakkan keduanya pada

puting susu. Lakukan gerakan memutar ke arah dalam sebanyak

30 kali putaran untuk kedua puting susu. Gerakan ini untuk

meningkatkan elastisitas otot puting susu.

c). Jika puting susu datar atau masuk ke dalam, Lakukan tahap

berikut :

(1). Letakkan kedua ibu jari di sebelah kiri dan kanan puting

susu, kemudian tekan dan hentakkan ke arah luar menjauhi

puting susu secara perlahan.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Konsep …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-dwiyuliant... · Perawatan Puting Susu ... Hindari penarikan puting susu

10

(2). Letakkan kedua ibu jari di atas dan di bawah puting susu,

lalu tekan serta hentakkan ke arah luar menjauhi puting

susu secara perlahan.

Lakukanlah langkah-langkah perawatan di atas 4-5 kali

pada pagi dan sore hari. Sebaiknya perhatikan untuk tidak

memakai bahan-bahan seperti alkohol atau sabun untuk

membersihkan puting susu karena akan menyebabkan kulit

menjadi kering dan lecet (Huliana, 2003).

Untuk mencegah puting susu agar tidak lecet (luka ) adalah

sebagai berikut (Jenny, 2006):

a). Olesi puting susu dengan ASI sebelum dan sesudah menyusui.

b). BH jangan terlalu keras atau ketat.

c). Posisi menyusui lakukan bervariasi.

d). Jangan membersihkan puting susu dengan sabun, alkohol dan

obat-obatan yang dapat merangsang kulit atau puting susu.

e). Lepaskan hisapan bayi setelah menyusui dengan benar, yaitu

dengan menekan dagu bayi atau meletakkan jari kelingking

ibu ke sudut mulut bayi agar mulut bayi terbuka.

Jika terjadi lecet atau retak-retak, istirahatkan tidak

menyusui selama 24 jam dan diberi salep di puting susu yang

lecet, untuk mengurangi rasa sakit lakukan pengompresan es dan

lakukan pengosongan ASI secara manual.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Konsep …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-dwiyuliant... · Perawatan Puting Susu ... Hindari penarikan puting susu

11

2). Perawatan Payudara

Langkah-langkah perawatan payudara antara lain (Huliana,

2003):

a). Siapkan alat dan bahan berikut ini

(1). Minyak kelapa

(2). Gelas susu

(3). Air panas dan air dingin dalam wadah/baskom kecil

(4). Waslap/sapu tangan dari handuk

(5). Handuk bersih

b). Lakukan langkah-langkah pengurutan

(1). Pengurutan pertama

Terdiri dari empat gerakan, yang dilakukan pada kedua

payudara selama lima menit. Berikut tahap-tahap yang

dilakukan pada pengurutan pertama.

(a). Licinkan kedua tangan dengan minyak.

(b). Tempatkan kedua tangan di antara kedua payudara.

(c). Lakukan pengurutan, dimulai ke arah atas, lalu

telapak tangan kiri ke arah sisi kiri dan telapak

tangan kanan ke arah sisi kanan.

(d). Lakukan pengurutan ke bawah/ke samping.

Selanjutnya pengurutan melintang. Telapak tangan

mengurut ke depan lalu kedua tangan dilepas dari

payudara.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Konsep …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-dwiyuliant... · Perawatan Puting Susu ... Hindari penarikan puting susu

12

(e). Ulang gerakan 20-30 kali tiap satu payudara.

(2). Pengurutan kedua

Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian dua

atau tiga jari tangan kanan membuat gerakan memutar

sambil menekan mulai dari pangkal payudara dan

berakhir pada puting susu. Lakukan tahap yang sama

pada payudara kanan. Lakukan dua kali gerakan pada

setiap payudara. Ulang gerakan 20-30 kali tiap satu

payudara.

(3). Pengurutan ketiga

Sokong payudara dengan satu tangan, sedangkan tangan

yang lain mengurut payudara dengan sisi kelingking dari

arah tepi ke arah puting susu, lakukan gerakan ini sekitar

30 kali.

c). Pengompresan

Lakukan tahap pengompresan. Sebelumnya, siapkan

alat dan bahan berupa dua buah wadah/baskom kecil yang

masing-masing di isi dengan air hangat dan air dingin serta

dua buah waslap/sapu tangan dari bahan handuk.

Selanjutnya kompres kedua payudara dengan waslap hangat

selama dua menit . Lalu ganti dengan kompres waslap

dingin selama satu menit. Kompres bergantian selama tiga

kali berturut-turut dan diakhiri dengan kompres air hangat.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Konsep …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-dwiyuliant... · Perawatan Puting Susu ... Hindari penarikan puting susu

13

d). Pengosongan ASI

Pengosongan ini dimaksudkan untuk mencegah

pembendungan ASI. Berikut ini tahap-tahap yang harus

dilakukan:

(1). Sediakan gelas untuk menampung air (jika air susu akan

disimpan, gunakan yang steril).

(2). Keluarkan air susu dengan meletakkan ibu jari dan

telunjuk kira-kira 2,5-3 cm dari puting susu.

(3). Letakkan jari-jari tersebut sedemikian rupa sehingga

penampungan air susu berada di bawahnya.

(4). Tekan payudara ke arah dada dan perhatikan agar jari-

jari jangan direnggangkan. Angkat payudara yang agak

besar dahulu, lalu tekankan ke arah dada.

(5). Gerakkan ibu jari dan telunjuk ke arah puting susu

untuk menekan dan mengosongkan tempat

penampungan susu pada payudara tanpa rasa sakit.

(6). Ulangi gerakan itu untuk mengosongkan daerah

penampungan air susu. Gunakan kedua tangan pada

masing-masing payudara.

Catatan :

(1). Hindari gerakan yang dapat mememarkan puting susu.

(2). Hindari penarikan puting susu dan payudara keluar

karena dapat merusak jaringan payudara.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Konsep …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-dwiyuliant... · Perawatan Puting Susu ... Hindari penarikan puting susu

14

(3). Hindari penggesekan pada payudara karena dapat

menimbulkan rasa panas pada kulit payudara.

Selesai melakukan perawatan payudara, pakailah bra

atau BH yang menyangga payudara dengan sempurna.

Diharapkan dengan melakukan perawatan payudara, proses

menyusui dapat berjalan dengan lancar.

d. Waktu Perawatan

Pelaksanaan perawatan payudara hendaknya dimulai sedini

mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan dan dilakukan dua kali

sehari. (Huliana, 2003).

3. Bendungan ASI (Engorgement)

a. Pengertian Bendungan ASI

Bendungan ASI adalah pembendungan air susu karena penyempitan

duktus laktiferi atau oleh kelenjar-kelenjar tak dikosongkan dengan

sempurna atau kelainan pada puting susu. (Mochtar, 1998).

b. Penyebab Bendungan ASI

1. Pengosongan mammae yang tidak sempurna

Dalam masa laktasi, terjadi peningkatan produksi ASI pada ibu

yang berlebihan. Apabila bayi sudah kenyang dan selesai

menyusu dan payudara tidak dikosongkan, maka terdapat sisa

ASI di dalam payudara.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Konsep …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-dwiyuliant... · Perawatan Puting Susu ... Hindari penarikan puting susu

15

2. Faktor hisapan bayi yang tidak aktif

Pada masa laktasi, bila ibu tidak meyusukan bayinya sesering

mungkin atau jika bayi tidak aktif menghisap.

3. Faktor posisi menyusui bayi yang tidak benar

Tekhnik yang salah dalam menyusui dapat mengakibatkan

puting susu menjadi lecet dan menimbulkan rasa nyeri pada saat

bayi menyusu. Akhirnya ibu tidak mau menyusui bayinya.

4. Puting susu terbenam

Puting susu yang terbenam akan menyulitkan bayi dalam

menyusu. Karena bayi tidak dapat menghisap puting dan areola,

bayi tidak mau menyusu.

5. Puting susu terlalu panjang

Puting susu yang panjang menimbulkan kesulitan pada saat

menyusu karena bayi tidak dapat menghisap areola dan

merangsang sinus laktiferus untuk mengeluarkan ASI.

(www.fadlie.web.id, 2009)

c. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala terjadinya bendungan ASI antara lain (Wiknjosastro,

2005):

1). Payudara keras dan panas pada perabaan.

2). Suhu badan tidak naik

3). Puting susu bisa mendatar dan dalam hal ini dapat menyukarkan

bayi untuk menyusu.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Konsep …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-dwiyuliant... · Perawatan Puting Susu ... Hindari penarikan puting susu

16

4). Kadang-kadang pengeluaran air susu terhalang.

Sedangkan tanda dan gejala yang lain (Soetjiningsih, 1997):

1). Payudara sangat sukar disusu oleh bayi

2). Kalang payudara lebih menonjol

3). Puting susu lebih mendatar

4). Kulit pada payudara nampak lebih mengkilat

5). Ibu merasa demam

6). Payudara terasa nyeri

d. Patofisiologi

Sesudah bayi lahir dan plasenta keluar, kadar estrogen dan

progesteron turun dalam 2-3 hari. Dengan ini faktor dari hipotalamus

yang menghalangi keluarnya pituitary lactogenic hormone (prolaktin)

waktu hamil, dan sangat dipengaruhi oleh estrogen tidak dikeluarkan

lagi, dan terjadi sekresi prolaktin oleh hipofisis. Hormon ini

menyebabkan alveolus-alveolus kelenjar mammae terisi dengan air

susu, tetapi untuk mengeluarkannya dibutuhkan reflek yang

menyebabkan kontraksi sel-sel mio-epitelial yang mengelilingi

alveolus dan duktus kecil kelenjar-kelenjar tersebut. Refleksi ini

timbul jika bayi menyusu. Pada permulaan nifas apabila bayi belum

menyusu dengan baik, atau kemudian apabila kelenjar-kelenjar tidak

dikosongkan dengan sempurna, terjadi pembendungan air susu

(Wiknjosastro, 2005).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Konsep …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-dwiyuliant... · Perawatan Puting Susu ... Hindari penarikan puting susu

17

e. Pencegahan

Bendungan ASI dapat dicegah dengan cara-cara sebagai berikut

(www.khaidirmuhaj.blogspot.com, 2009):

1). Jangan membersihkan puting susu dengan sabun atau zat pembersih

lain, bersihkan hanya dengan air.

2). Teknik menyusui harus benar.

3). Puting dan areola harus kering setelah menyusui.

4). Jangan memakai lapisan plastik pada payudara.

Menurut sumber lain bendungan ASI dapat dicegah dengan cara

(Soetjiningsih, 1997):

1). Apabila memungkinkan, susukan bayi segera setelah lahir.

2). Susukan bayi tanpa jadwal.

3). Keluarkan ASI dengna tangan atau pompa, apabila produksi ASI

melebihi kebutuhan bayi.

4). Melakukan perawatan payudara pasca natal secara teratur.

f. Penanganan

Penanganan bendungan ASI yaitu (Moochtar, 1998):

1). Berikan terapi simptomatis untuk sakitnya (analgetika).

2). Kosongkan payudara (bukan ditekan) dengan pompa atau dengan

tangan.

3). Sebelum menyusukan dilakukan pengurutan dulu atau dipompa,

sehingga sumbatan hilang.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Konsep …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-dwiyuliant... · Perawatan Puting Susu ... Hindari penarikan puting susu

18

4). Kalau perlu berikan stil bestrol atau lynoral tablet 3 kali sehari

selama 2-3 hari untuk membendung sementara produksi air susu.

Dapat dilakukan juga dilakukan penanganan yang lain diantaranya

(www.khaidirmuhaj.blogspot.com, 2009):

1). Teknik menyusui yang benar

2). Puting susu harus kering

3). Pemberian lanunen dan vitamin E

4). Menyusui payudara yang tidak lecet, bila lecet hebat maka

menyusui ditunda 24-48 jam, ASI dikeluarkan dengan tangan atau

pompa.

4. Konsep Pendidikan Kesehatan

a. Pengertian

Menurut Azrul Azwar dalam (Effendy, 1998) pendidikan

kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara

menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat

tidak saja sadar, tahu atau mengerti, tetapi juga mau dan bisa

melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.

Menurut Wood dalam (Effendy, 1998) pendidikan kesehatan

adalah sejumlah pengalaman yang berpengaruh secara menguntungkan

terhadap kebiasaan, sikap dan pengetahuan yang ada hubungannya

dengan kesehatan seseorang, masyarakat dan bangsa. Dari pengertian

tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan kesehatan adalah

kegiatan menyebarkan pesan atau pengetahuan sehingga masyarakat

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Konsep …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-dwiyuliant... · Perawatan Puting Susu ... Hindari penarikan puting susu

19

menjadi lebih tahu dan mengerti serta mau dan bisa melakukan anjuran

yang ada hubungannya dengan kesehatan.

b. Tujuan Pendidikan Kesehatan

Tujuan pendidikan kesehatan yaitu (Effendy, 1998):

1). Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat

dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan

sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat

kesehatan yang optimal.

2). Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok

dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik,

mental dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan

kematian.

3). Menurut WHO adalah untuk merubah perilaku perseorangan dan

atau masyarakat dalam bidang kesehatan.

c. Proses Pendidikan Kesehatan

Di dalam kegiatan belajar terdapat tiga persoalan pokok, yakni

(Effendy, 1998):

1). Masukan (input)

Persoalan masuk menyangkut subjek atau sasaran belajar itu

sendiri dengan berbagai latar belakangnya.

2). Proses

Persediaan proses adalah mekanisme atau proses terjadinya

perubahan kemampuan pada diri subjek belajar. Di dalam proses

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Konsep …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-dwiyuliant... · Perawatan Puting Susu ... Hindari penarikan puting susu

20

ini terjadi pengaruh timbal balik antara berbagai faktor, antara lain

subjek belajar, pengajar atau fasilitator belajar, metode yang

digunakan, alat bantu belajar dan materi atau bahan yang dipelajari.

3). Keluaran (output)

Keluaran merupakan hasil belajar itu sendiri, yang terdiri dari

kemampuan baru atau perubahan baru pada diri subjek belajar.

Proses kegiatan belajar tersebut dapat digambarkan pada bagan di

bawah ini.

Metode

Input (subjek belajar)

Fasilitas Belajar

Proses Belajar

Output (hasil belajar)

Alat-alat bantu

Bahan belajar

Skema 2.1 : Proses Belajar dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya.

Sumber : (Effendy,1998).

d. Sasaran Pendidikan Kesehatan

Sasaran pendidikan kesehatan mencakup individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat (Effendy, 1998):

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Konsep …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-dwiyuliant... · Perawatan Puting Susu ... Hindari penarikan puting susu

21

1). Individu

Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan

kesehatan, yang dapat dilakukan di rumah sakit, klinik,

puskesmas, rumah bersalin, posyandu, keluarga binaan dan

masyarakat binaan.

2). Keluarga

Keluarga binaan yang mempunyai masalah kesehatan dan

keperawatan yang tergolong dalam keluarga risiko tinggi,

diantaranya adalah :

a). Anggota keluarga yang menderita penyakit menular.

b). Keluarga-keluarga dengan kondisi sosial ekonomi dan

pendidikan yang rendah.

c). Keluarga-keluarga dengan masalah sanitasi lingkungan

yang buruk.

d). Keluarga-keluarga dengan keadaan gizi yang buruk.

e). Keluarga-keluarga dengan jumlah anggota keluarga yang

banyak di luar kemampuan kapasitas keluarga.

3). Kelompok

Kelompok khusus yang menjadi sasaran dalam pendidikan

kesehatan masyarakat, salah satunya adalah kelompok ibu

nifas.

4). Masyarakat

a). Masyarakat binaan puskesmas

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Konsep …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-dwiyuliant... · Perawatan Puting Susu ... Hindari penarikan puting susu

22

b). Masyarakat nelayan

c). Masyarakat pedesaan

d). Masyarakat yang datang ke institusi pelayanan kesehatan

seperti puskesmas, posyandu yang diberikan pendidikan

kesehatan secara massal.

e). Masyarakat luas yang terkena masalah kesehatan seperti

wabah DHF, muntah berak dan sebagainya.

e. Materi

Pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat hendaknya

disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan dan keperawatan dari

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Sehingga materi yang

disampaikan dapat dirasakan langsung manfaatnya (Effendy, 1998).

Materi yang disampaikan sebaiknya :

1). Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti masyarakat

dalam bahasa kesehariannya.

2). Materi yang disampaikan tidak terlalu sulit untuk dimengerti

oleh sasaran.

3). Dalam penyampaian materi sebaiknya menggunakan alat

peraga untuk mempermudah pemahaman dan untuk menarik

perhatian sasaran.

4). Materi atau pesan yang disampaikan merupakan kebutuhan

sasaran dalam masalah kesehatan dan keperawatan yang

mereka hadapi.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Konsep …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-dwiyuliant... · Perawatan Puting Susu ... Hindari penarikan puting susu

23

f. Metode pendidikan kesehatan.

Metode yang dipakai dalam pendidikan kesehatan hendaknya

metode yang dapat mengembangkan komunikasi dua arah antara yang

memberikan pendidikan terhadap sasaran, sehingga diharapkan

tingkat pemahaman sasaran terhadap pesan yang disampaikan akan

lebih jelas dan mudah dipahami.

Metode yang dapat digunakan dalam pendidikan kesehatan

masyarakat dapat dikelompokkan dalam dua macam metode, yaitu :

1). Metode Didaktik

Pada metode dedaktik yang aktif adalah orang yang

melakukan pendidikan kesehatan, sedangkan sasaran bersifat pasif

dan tidak diberikan kesempatan untuk ikut serta mengemukakan

pendapatnya atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan apapun.

Proses pendidikan yang terjadi bersifat satu arah (one way method),

yang termasuk dalam metode ini adalah :

a). Secara langsung : ceramah.

b). Secara tidak langsung : poster, media cetak (majalah, buletin,

surat kabar), media elektronik (radio, televisi).

2). Metode Sokratik

Pada metode ini sasaran diberikan kesempatan

mengemukakan pendapat, sehingga mereka ikut aktif dalam proses

belajar mengajar, dengan demikian terbinalah komunikasi dua arah

antara yang menyampaikan pesan di satu pihak dengan yang

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Konsep …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-dwiyuliant... · Perawatan Puting Susu ... Hindari penarikan puting susu

24

menerima pesan di lain pihak/two way metod (Effendy, 1998).

Yang termasuk dalam metode ini adalah :

a). Langsung: diskusi, curah pendapat, demonstrasi, simulasi,

bermain peran (role playing), sosiodrama, simposium, seminar,

studi kasus, dan sebagainya.

b). Tidak langsung: pendidikan kesehatan melalui telepon, satelit

komunikasi (Effendy, 1998).

Sedangkan menurut sumber lain metode pendidikan kesehatan

dikelompokkan menjadi 3, yaitu (Notoatmodjo, 2003) :

1). Metode Pendidikan Individual (Perorangan)

Metode ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau

membina seseorang yang mulai tertarik kepada suatu

perubahan-perubahan perilaku atau inovasi.

2). Metode Pendidikan Kelompok

Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus di ingat

besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal

dari sasaran. Untuk kelompok yang besar metodenya akan lain

dengan kelompok yang lebih kecil. Efektivitas suatu metode

akan tergantung pula pada besarnya sasaran pendidikan.

3). Metode Pendidikan Massa

Metode pendidikan (pendekatan) massa cocok untuk

mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan

kepada masyarakat. Oleh karena sasaran pendidikan ini

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Konsep …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-dwiyuliant... · Perawatan Puting Susu ... Hindari penarikan puting susu

25

bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan umur,

jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat

pendidikan dan sebagainya, maka pesan-pesan kesehatan yang

akan disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga

dapat ditangkap oleh massa tersebut.

g. Alat Bantu Pendidikan Kesehatan

1). Pengertian

Alat bantu pendidikan adalah alat-alat yang digunakan

oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan/pengajaran.

Alat bantu ini sering disebut sebagai alat peraga karena berfungsi

untuk membantu dan memperagakan sesuatu di dalam proses

pendidikan/pengajaran.

2). Manfaat

a). Menimbulkan minat sasaran pendidikan.

b). Mencapai sasaran yang lebih banyak.

c). Membantu dan mengatasi banyak hambatan dalam pemahaman.

d). Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan

yang diterima pada orang lain.

e). Mempermudah penyampaian bahan pendidikan/informasi oleh

para pendidik/pelaku pendidikan.

f). Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan.

g). Mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih

mendalami, dan akhirnya medapat pengertian yang lebih baik.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Konsep …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-dwiyuliant... · Perawatan Puting Susu ... Hindari penarikan puting susu

26

h). Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh.

3). Macam-macam alat bantu pendidikan

Menurut Notoatmodjo (2003: 62-67) pada garis besar hanya ada tiga

macam alat bantu pendidikan (alat peraga) yaitu :

a). Alat bantu lihat (visual aids) yaitu alat yang dapat membantu untuk

menstimulasi indera mata (penglihatan) pada waktu terjadinya

proses pendidikan.

b). Alat-alat bantu dengar (audio aids) yaitu alat yang dapat membantu

untuk menstimulasikan indera pendengar pada waktu proses

penyampaian bahan pendidikan/pengajaran. Misalnya : piring

hitam, radio, pita suara, dan sebagainya.

c). Alat bantu lihat dengar, seperti televisi, radio cassette. Alat-alat

bantu pendidikan ini lebih dikenal dengan Audio Visual Aids

(AVA).

Disamping pembagian tersebut, alat peraga juga dapat dibedakan

menjadi dua macam menurut pembuatannya dan penggunaannya,

yaitu:

a). Alat peraga yang complicated (rumit) seperti film-film strip slide

dan sebagainya yang memerlukan listrik dan proyektor.

b). Alat peraga yang sederhana, yang mudah dibuat sendiri, dengan

bahan-bahan setempat yang mudah diperoleh seperti bambu,

karton, kaleng bekas, bekas koran dan sebagainya.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Konsep …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-dwiyuliant... · Perawatan Puting Susu ... Hindari penarikan puting susu

27

4). Sasaran yang dicapai alat bantu pendidikan

a). Yang perlu diketahui tentang sasaran, antara lain :

(1). Individu atau kelompok.

(2). Kategori-kategori sasaran seperti kelompok umur,

pendidikan, pekerjaan dan sebagainya.

(3). Bahasa yang mereka gunakan.

(4). Adat istiadat serta kebiasaan.

(5). Minat dan perhatian.

(6). Pengetahuan dan pengalaman mereka tentang pesan

yang akan diterima.

b). Tempat memasang (menggunakan) alat-alat bantu/peraga :

(1). Di dalam keluarga, antara lain di dalam kesempatan

kunjungan rumah, waktu menolong persalinan dan

merawat bayi, atau menolong orang sakit, dan

sebagainya.

(2). Di masyarakat misalnya pada waktu perayaan hari-hari

besar, arisan-arisan, pengajian dan sebagainya serta

juga dipasang di tempat-tempat umum yang strategis.

(3). Di instansi-instansi, antara lain puskesmas, rumah

sakit, kantor-kantor, sekolah-sekolah dan sebagainya.

c). Alat-alat bantu/peraga tersebut sedapat mungkin dapat

dipergunakan oleh:

(1). Petugas-petugas puskesmas/kesehatan.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Konsep …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-dwiyuliant... · Perawatan Puting Susu ... Hindari penarikan puting susu

28

(2). Kader kesehatan.

(3). Guru-guru sekolah dan tokoh-tokoh masyarakat

lainnya.

(4). Pamong desa.

h. Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam Pendidikan Kesehatan

Menurut Effendy (1998: 247) banyak faktor yang mempengaruhi

keberhasilan suatu pendidikan kesehatan masyarakat, apakah itu dari

penyuluh, sasaran atau dalam proses pendidikan itu sendiri.

1). Faktor pendidik

a). Kurang persiapan.

b). Kurang menguasai materi yang akan dijelaskan.

c). Penampilan kurang meyakinkan sasaran.

d). Bahasa yang digunakan kurang dapat dimengerti oleh

sasaran karena terlalu banyak menggunakan istilah-istilah

asing.

e). Suara terlalu kecil dan kurang dapat didengar.

f). Penyampaian materi penyuluhan terlalu monoton sehingga

membosankan.

2). Faktor Sasaran

a). Tingkat pendidikan terlalu rendah sehingga sulit

mencerna pesan yang disampaikan.

b). Tingkat sosial ekonomi terlalu rendah.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Konsep …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-dwiyuliant... · Perawatan Puting Susu ... Hindari penarikan puting susu

29

c). Kepercayaan dan adat kebiasaan yang telah tertanam

sehingga sulit untuk mengubah.

d). Kondisi lingkungan tempat tinggal sasaran yang tidak

mungkin terjadi perubahan perilaku.

3). Faktor Proses dalam Pendidikan

a). Waktu pendidikan tidak sesuai dengan waktu yang

diinginkan sasaran.

b). Tempat pendidikan dilakukan dekat dengan tempat

keramaian.

c). Jumlah sasaran yang mendengarkan pendidikan terlalu

banyak sehingga sulit untuk menarik perhatian dalam

memberikan pendidikan.

d). Alat peraga dalam memberikan pendidikan kurang dapat

mempermudah pemahaman sasaran.

e). Metode yang digunakan kurang tepat.

f). Bahasa yang dipergunakan kurang dimengerti oleh

sasaran.

i. Penyuluhan Terstruktur

Menurut Azrul Azwar (Efendy, 1998) yaitu kegiatan

pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan,

menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu

dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang

berhubungan dengan kesehatan. Menurut kamus bahasa Indonesia,

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Konsep …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-dwiyuliant... · Perawatan Puting Susu ... Hindari penarikan puting susu

30

struktur berarti tatanan/susunan, terstruktur berarti

tertata/tersusun/terencana (Depdiknas, 2005). Jadi penyuluhan

terstruktur yaitu kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan

direncanakan/disusun secara matang sehingga dapat mencapai tujuan

yang optimal.

j. Pengukuran Hasil Penyuluhan Kesehatan

Menurut teori Bloom 1908 (Notoatmodjo, 2003) hasil

pendidikan kesehatan dapat diukur melalui pengetahuan (knowledge).

merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang (Overt behavior).

1). Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di

pelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Oleh sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu apa yang

dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,

menyatakan dan sebagainya.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Konsep …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-dwiyuliant... · Perawatan Puting Susu ... Hindari penarikan puting susu

31

2). Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3). Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan

hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam

konteks atau situasi yang lain.

4). Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi

masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya

satu sama lain.

5). Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan

untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6). Evaluasi (Evaluatioan)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Konsep …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-dwiyuliant... · Perawatan Puting Susu ... Hindari penarikan puting susu

32

Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah

ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui

atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.

B. KERANGKA TEORI

Kerangka teori penelitian ini adalah (Effendy, 1998):

Metode

Ibu nifas yang mengalami

engorgement

Fasilitas Belajar

Proses Belajar

Pengetahuan ibu tentang

engorgement

Alat-alat bantu

Bahan belajar

Skema 2.2 Kerangka Teori Pengaruh Pemberian Penyuluhan

Terstruktur tentang Engorgement pada Masa Nifas terhadap

Pengetahuan Ibu Tentang Engorgement.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Konsep …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-dwiyuliant... · Perawatan Puting Susu ... Hindari penarikan puting susu

33

C. KERANGKA KONSEP

Kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut:

Pre test: Pengetahuan

tentang engorgement

Intervensi: Penyuluhan

terstruktur tentang engorgement pada

masa nifas

Post test: Pengetahuan

tentang engorgement

Skema 2.3 Kerangka Konsep Pengaruh Pemberian Penyuluhan

Terstruktur tentang Engorgement pada Masa Nifas terhadap

Pengetahuan Ibu Tentang Engorgement.

D. HIPOTESIS

Ada pengaruh pemberian penyuluhan terstruktur tentang

engorgement pada masa nifas terhadap pengetahuan ibu tentang

engorgement.