bab ii tinjauan pustaka a. tinjauan penelitian terdahulueprints.umm.ac.id/40268/3/bab ii.pdf ·...
TRANSCRIPT
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Pertama adalah Penelitian yang dilakukan oleh Huriyatul Akmal dan Yogi
Eka Saputra dalam jurnal JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam) tahun 2016 yang
berjudul “Analisis Tingkat Literasi Keuangan” dilakukan dengan menyebarkan
kuesioner sebanyak 100 responden pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis
Islam (FEBI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang. Penelitian
tersebut data yang digunakan adalah data primer. Dimana analisis yang digunakan
adalah menggunakan tingkatan yang digunakan oleh OJK yaitu Well Literate,
Suffliterate,Less Literate, dan Not Literate. Penelitian analisis tingkat literasi
keuangan mahasiswa FEBI IAIN Imam Bonjol Padang dikelompokkan dalam dua
aspek yaitu : Aspek ketrampilan dan Aspek pengetahuan. Dari penelitian tersebut
perolehan rata-rata persentase hasilnya adalah 74,75 % dan dapat disimpulkan
bahwa literasi keuangan mahasiswa FEBI IAIN Imam bonjol Padang berada pada
kategori sedang yaitu dari interprestasi data dapat dilihat mahasiswa memiliki
pengetahuan namun kurang terampil dalam mengelola keuangan pribadi mereka.
Kedua adalah Penelitian yang dilakukan oleh Chusnul Chotimah dan Suci
Rohayati tahun 2015 yang berjudul “ Pengaruh Pendidikan Keuangan, Social
Ekonomi Orang Tua, Pengetahuan Keuangan, Kecerdasan Spiritual, Dan Teman
Sebaya Terhadap Manajemen Keuangan Pribadi Mahasiswa S1 Pendidikan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya”. Penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan
14
tes. Populasi dan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel jenuh
berjumlah 71 mahasiswa S1 Pendidikan Akuntansi angkatan 2013 dengan teknik
ujinya Regresi Linear Berganda. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan
bahwa : (1) pendidikan keuangan di keluarga, sosial ekonomi orang tua,
pengetahuan keuangan, kecerdasan spiritual, dan teman sebaya secara simultan
mempunyai pengaruh signifikan terhadap manajemen keuangan pribadi
mahasiswa, (2) pendidikan keuangan di keluarga mempunyai pengaruh signifikan
terhadap manajemen keuangan pribadi, (3) sosial ekonomi orang tua tidak
mempunyai pengaruh signifikan terhadap manajemen keuangan pribadi, (4)
pengetahuan keuangan mempunyai pengaruh signifikan terhadap manajemen
keuangan pribadi, (5) kecerdasan spiritual tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap manajemen keuangan pribadi, serta (6) teman sebaya mempunyai
pengaruh signifikan terhadap manajemen keuangan pribadi mahasiswa.
Ketiga, adalah penelitian yang dilakukan oleh Farah Margaretha dan Siti
May Sari tahun 2015 yang berjudul “ 'Faktor Penentu Tingkat Literasi Keuangan
Para Pengguna Kartu Kredit di Indnesia” Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan,
tingkat pedidikan, dan tingkat pendapatan terhadap literasi keuangan pada
pengguna kartu kredit. Sampel yang terdapat dalam penilitan ini sebanyak 218
responden. Metode pengambilan sampel adalah purposive sampling, serta uji yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji ANOVA. Dalam penelitian ini peneliti
mengaktegorikan literasi keuangan untuk mengukur jawaban responden
berdasarkan penilitian Chen dan Volpe (1998) yaitu, (1) <60% literasi keuangan
15
rendah, (2) 60%-79% literasi keuangan sedang, (3) >80% literasi keuangan tinggi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan para pengguna
kartu kredit secara keseluruhan (rata-rata) adalah sebesar 59,6712 % yang berati
termasuk dalam kategori rendah karena <60% , sedangkan nilai tersebut diperoleh
berdasrkan jawaban respondn yang benar.
Selanjutnya, adalah Penelitian yang dilakukan oleh Siti Khairani tahun 2016
yang berjudul “ Pemahaman Kelompok Ibu Rumah Tangga Di Kota Palembang
Terhadap Literasi keuangan Dan Penggunaan Produk Keuangan” Tujuan dari
penelitian ini adalaah untuk mengetahui bagaimaan pemahaman kelompok ibu
rumah tangga di Kota Palembang terhadap literasi keuangan dan penggunaan
produk keuangan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan total
responden sebanyak 85 Responden dan dianalisis dengan metode analisis data yang
digunakan adalah pertama dengan menggunakan teknik tabelaris dan kedua adalah
melihat hubungan antara tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan terhadap
literasi keuangan dengan menggunakan analisis statistik yaitu dari hasil uji t dan uji
F dengan program SPSS. Penentuan sampel dlam penelitian ini menggunakan
metode purpose sampling. Dalam penelitian ini peneliti mengaktegorikan literasi
keuangan untuk mengukur jawaban responden berdasarkan penilitian Chen dan
Volpe (1998) yaitu, (1) <60% literasi keuangan rendah, (2) 60%-79% literasi
keuangan sedang, (3) >80% literasi keuangan tinggi. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pemahaman kelompok ibu rumah tangga terhadap literasi
keuangan dan pengunaan produk keuangan sangat rendah. Dari 85 responden
sebanyak 61 responden dengan tingkat literasi keuangan rendah, 19 responden
16
dengan tingkat literasi keuangan sedang, dan 5 responden dengan tingkat literasi
keuangan yang tinggi.
B. Tinjauan Teori
Literasi Keuangan
Seperangkat keterampilan dan pengetahuan yang memungkinkan seorang
individu untuk membuat keputusan dan efektif dengan semua sumber daya
keuangan disebut literasi keuangan, Manurung (2009:24). Hal tersebut merupakan
aspek penting dalam kehidpuan masyarakat luas dalam mengelola dan menentukan
produk-produk finansial yang dapat mengoptimalkan keputusan keuangannya.
Adanya literasi keuangan yang terdiri dari sejumlah kemampuan dan pengetahuan
mengenai keuangan yang dimiliki oleh individu dalam mengelola dan
merencanakan pendapatan yang dimilikinya dapat meningkatkan taraf hidupnya
yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan, (dalam Amaninta, 2017).
Literasi keuangan mencangkup pada pengetahuan keuangan dan
kemampuan untuk mengaplikasikan (knowledge and ability) yang mencakup
pengetahuan dasar mengenai keuangan pribadi (basic personal finance). Personal
finance, yang didalamnya membahas pengetahuan mengenai manajemen uang
(cash management) untuk merencanakan proses pencapaian tujuan keuangan secara
pribadi yang didalamnya menyangkut perencanaan masa depan, perencanaan dan
pengetahuan mengenai tabungan sebagai bentuk simpanan, pengetahuan mengenai
investasi yang dipecah dalam berbagai macam bentuk portofolio yang sesuai, dan
pengetahuan mengenai manjemen risiko seperti asuransi.
17
Selain itu, perlu dilakukan pengukuran karena literasi keuangan
mencangkup banyak aspek , Chen and Volpe (1998) membagi literasi keuangan
menjadi empat aspek utama, yaitu : Pengetahuan umum tentang keuangan pribadi
(General Personal finance knowledge), Tabungan dan Pinjaman (Saving and
Borrowings), Asuransi (Insurance), Investasi (Investment). Oleh karena itu, untuk
mendasari penelitian ini, maka teori-teori yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Manajemen Keuangan Pribadi (Personal Finance)
Manajemen Keuangan pribadi (Personal Financial Finance) merupakan
proses dalam mengatur keuangan yang membantu individu maupun keluarga untuk
mencapai kepuasan ekonominya (Kapoor et al., 2016).
Dalam hal ini Personal Finance yang merupakan sebuah proses
perencanaan pengeluaran, pembiayaan, dan investasi untuk memkasimalkan
kondisi atau situasi keuangan individu (Madura, 2011). Proses perencanaan tersebut
dapat membantu individu maupun keluarga dalam mengendalikan situasi
keuangannya. Setiap orang memiliki kondisi atau situasi yang berbeda, oleh karena
itu keputusan secara finansial harus direncanakan untuk memenuhi kebutuhan serta
tujuannya. Adanya prencanaan keuangan secara detail dan jelas dapat membantu
individu maupun keluarga dalam meningkatkan kualitas hidup serta mengurangi
ketidakjelasan terhadap kebutuhan dan sumber dana di masa depan.
Selain itu, Personal Finance yaitu the study of how people develop the cash
flows necessary to support their operations and provider for their well-being
(dalam Manurung, 2008).Konsep ini memberikan pengertian yang sangat luas yaitu
bagaimana seseorang atau keluarga dapat membiayai kehidupannya sehingga
18
kehidupan berlangsung dari arus kas yang diperoleh. Selain itu, konsep tersebut
memberikan arti yang tersirat bahwa keluarga atau seseorang bisa hidup baik
sekarang dan masa mendatang dengan arus kas yang diperolehnya. Arus kas yang
diperoleh bisa saja dari hasil pekerjaan atau usaha yang digeluti baik sejak bekerja
atau melalui pekerjaan sampingan yang tidak terlalu dikelola.
Dalam perencanaan keuangan tersebut, pemilik dana atau keluarga
melakukan pengendalian atau memantau seluruh aktivitas keuangan yang
dibuatnya. Perencanaan keuangan menjadi acuan keluarga atau perorangan untuk
melakukan pengeluaran atau menabung maupun berinvestasi. Kapoor, Dlabay, dan
Hughes 2004 (dalam manurung 2008, 2:3) menyatakan empat keuntungan
perencanaan keuangan, yaitu : (1) Pengingkatan efektivitas dalam memperoleh,
menggunakan, dan proteksi sumber keuangan sepanjang hidupnya. (2) Peningkatan
pengendalian keuangan dengan menghindari utang yang berlebih, kemampuan
tidak bisa membayar utang atau bangkrut, dan ketergantungan pada pihak lain
untuk terjaminnya ekonomi keluarga/perorangan. (3) Memperbaiki hubungan
pribadi dari hasil perencanaan keuangan yang baik dan efektivitas keputusan
keuangan. (4) Adanya kebebasan keragu-raguan keuangan dengan melakukan
antisipasi pengeluaran dan pBapak/Ibungan yang luar di masa mendatang dan
tercapainya tujuan ekonomis yang telah direncanakan.
Manajemen keuangan pribadi mencangkup mengenai pengetahuan umum
mengenai keuangan pribadi (General Personal Finance Knowledge), tabungan dan
pinjaman (saving dan borrowing) , asuransi (insurance) sebagai upaya pengalihan
resiko, dan investasi (investment).
19
a. Pengetahuan Umum Mengenai Keuangan Pribadi
Pengetahuan umum tentang keuangan pribadi yaitu mencangkup
pengetahuan individu maupun keluarga dalam mengatur pendapatan dan
pengeluaran yang dimiliki (dalam Amaninta,2017).
b. Tabungan dan Pinjaman (Saving and Borrowing).
Tabungan (Saving) dalam bagian ini berkaitan dengan tabungan untuk
masa depan. Namun yang lebih ditekankan dalam hal ini adalah mengenai
tabungan yang berupa simpanan di bank, dimana sebagian pendapatan
mastyarakat yang tidak dibelanjakan disimpan sebagai cadangan guna berjaga-
jaga dalam jangka pendek, baik berupa deposito berjangka (simpanan pada bank
yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu),
sertifikat deposito (deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat
diperdagangkan), giro (simpanan pada bank yang dapat digunakan sebagai alat
pembayaran), maupun tabungan yang tidak disimpan dalam bank seperti
program arisan yang diikuti oleh individu maupun keluarga yang jangka
waktunya beriksar antara satu sampai dengan tiga tahun.
Pinjaman (borrowing), dalam hal ini dapat disebut dengan kredit. Secara
umum jenis kredit meliputi, kredit investasi atau kredit yang diberikan kepada
pengusaha yang akan meakukan investasi atau penanaman modal, kredit modal
kerja atau kredit yang digunakan untuk melakukan modal usaha, kredit
perdagangan atau kredit yang diberikan kepada para pedagang dalam rangka
memperlancar atau mengembangkan kegiatan perdagangannya, kredit produktif
atau kredit yang berupa investasi moda kerja atau perdagangan, kredit konsumtif
20
atau kredit untuk keperuan pribadi, dan yang terakir adalah kredit profesi yang
diberikan kepada kalangan professional seperti dosen, dokter, atau pengacara.
c. Asuransi (Insurance)
Sebagai salah satu bentuk pengendalian resiko, maka individu maupun
keluarga yang paham mengenai ketidakpastian dalam hidup maka diperlukan
asuransi, yang dilakukan dengan cara mengalihkan/transfer risiko dari satu pihak
ke pihak lain (dalam hal ini adalah perusahaan asuransi).
Asuransi dapat di definisikan sebagai salah satu cara pembayaran ganti rugi
kepada pihak yang mengalami kerugian dimana dananya diambil dari iuran premi
seluruh peserta asuransi. Asuransi itu sendiri meliputi, pengetahuan dasar mengenai
produk-produk asuransi, seperti asuransi jiwa, asuransi kendaraan dan bermotor.
Adanya asuransi ini bertujuan untuk mendapatkan nilai ekonomi hidup yang
menjadi dasar kebutuhan asuransi jiwa, (Malinda, 2007 : 3).
d.Investasi (Investment)
Investasi terkait dengan sejumlah dana tertentu yang dikorbankan untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik di masa yang akan datang dalam rentang waktu
tersebut terkandung unsur ketidakpastian. Secara umum investasi dapat dilakukan
apabila seseorang mempunyai pendapatan yang melebihi kebutuhan terutama
kebutuhan dasarnya. Investasi meliputi, pengetahuan dasar mengenai suku bunga,
reksadana, dan resiko investasi, yang merupakan salah satu bentuk pengalokasian
pendapatan yang dilakukan saat ini untuk memperoleh manfaat keuntungan (return)
di kemudian hari yang bisa melebihi modal investasi. Secara umum investasi dibagi
21
menjadi dua bagian besar, yaitu : investasi pada aktiva rill (real asset ), dan invesatsi
pada aktiva keuangan (financial asset) (Malinda, 2007).
Investasi rill (real aset), biasanya dilakukan pada aktiva yang bisa terlihat
dan dapat diukur dengan jelas, misalnya investasi dengan membeli tanah, rumah,
emas, toko untuk usaha, binatang ternak, dan lain sebagainya. Invetasi rill lebih
sering diaplikasikan oleh individu maupun keluarga yang tinggal didaerah
pedesaan. Sedangkan investasi pada aktiva keuangan (financial aset), dilakukan
pada aktiva yag bersifat keuangan seperti dana hari tua, deposito, saham, obligasi,
dan derivatif dari saham. Investasi merupakan konsumsi yang ditunda untuk
sementara waktu agar dapat dikonsumsi lebih besar dimasa yang akan datang. Oleh
karena itu, individu maupun keluarga tidak dapat berinvestasi apabila tidak
melakukan pengurangan akan konsumsinya Individu maupun keluarga yang ingin
mempunyai konsumsi di hari tua harus melakukan pengurangan konsumsi sekarang
untuk diinvestasikan ke dalam beberapa bentuk portofolio investasi.
Portofolio juga diartikan sebagai kumpulan dari instrumen investasi yang
dibentuk untuk memenuhi suatu sasaran umum investasi. Sasaran dari portofolio
investasi tentunya sangat bergantung pada individu masing-masing investor.
Bentuk portofolio investasi yang akan dipilih oleh individu maupun keluarga
didasarkan pada jenis investasinya yaitu, aktiva rill (real asset ), dan investasi pada
aktiva keuangan (financial asset).
2. Kategori Literasi Keuangan Pribadi
Dalam mencapai tujuan keuangan pribadi individu maupun keluarga, maka
diperlukan perencanaan keuangan yang tepat. (Kapoor, at el, 2016 :15) Berdasarkan
22
pendapatan (income) yang diperoleh oleh individu maupun keluarga, maka
aktivitas perencanaan pribadi dibagi menjadi tiga hal yaitu, :
a. Spend (pengeluaran), yaitu mengenai biaya kehidupan sehari-hari, pengeluaran
utama atau pokok, serta kegiatan untuk rekreasi,
b. Save (tabungan), tabungan dalan pengelolaan keuangan pribadi digunakan untuk
keamanan keuangan dana yang dimiliki individu maupun keluarga dalam jangka
pajang,
c. Share (berbagi), memberikan dukungan kepada individu yang membutuhkan
baik secara lokal maupun global.
Literasi keuangan yang didasarkan pada keuangan pribadi individu maupun
keluarga, (Kapoor, at el, 2004) untuk mengukur keuangan pribadi seseorang dapat
dilihat dari besarnya nilai pada posisi saat ini yang meliputi, yang pertama adalah
aset lancar (liquid aset), biaya yang mudah dicairkan seperti kas. Kedua, Real
estate, yang termasuk rumah, apartemen, dan villa, dan sejenisnya. Ketiga, barang
milik pribadi (Personal possesions), dalam hal ini adalah biaya yang susah
diuangkan, seperti mobil, sepeda motor, perhiasan, perabotan rumah tangga seperti
televisi, dan lain sebagainya. Dan yang terakhir adalan aktiva investasi
(Invenstment Aset), yang diperlukan untuk investasi jangka panjang, yang
didalmnya terdiri dari dana hari tua, membeli tanah, membeli atau memperluas
usaha, pembelian binatang ternak, dan lain sebagainya.
Sedangkan Chen dan Volphe (1998) dalam Siti Khairani (2016), membagi
literasi keuangan yang dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu :
23
a. <60% yang berati seorang individu memiliki pengetahuan literasi keuangan
yang rendah.
b. 60% -79% yang berati seorang individu meiliki pengetahuan literasi keuangan
yang sedang.
c. 80% -100% yang menunjukkan bahwa seorang individu memiliki pengetahuan
literasi keuangan yang tinggi.
Pengkategorian ini didasarkan terhadap prosentase jawaban responden yang
benar serta telah diklasifikasikan untuk mengukur literasi keuangan individu
atau personal financial literacy.
C. Kerangka Berfikir
Setelah individu atau keluarga memiliki literasi keuangan dimana individu
atau keluarga memiliki pemahaman dan pengetahuan akan keuangan dalam
keuangan pribadi (personal finance), maka individu akan memulai merencanakan
keuangannya. Individu maupun keluarga akan merencanakan keuangan mereka
berdasarkan pendapatan yang diterima. Pendapatan yang diterima oleh masing-
masing individu maupun keluarga yang sadar akan pengetahuan keuangan dalam
merencankan dan mengalokasikan keuangan pribadi untuk diinvestasikan baik
kedalam aktiva rill (real asset), maupun pada aktiva keuangan (financial asset).
Berdasarkan jenis investasi yang ada serta beragamnya pilihan investasi
maka individu maupun keluarga yang paham terhadap literasi keuangan akan
mengalokasikan pendapatan yang diterima untuk membangun portofolio investasi.
Investasi yang dipilih nantinya disesuaikan dengan kondisi masyarakat Desa Druju
24
Kecamatan Sumbermanjingwetan Kabupaten Malang yang lebih condong terhadap
aktiva rill (Real Asset), baik dalam bentuk tanah, perhiasan, pembelian toko,
perluasan usaha, binatang ternak (seperti sapi, kambing, ayam, bebek) dan lain
sebagainya sesuai dengan portofolio investasi yang dipilih.
Selain itu perencanaan dana hari tua sebagai bentuk dari pertahanan
terhadap ketidakpastian untuk mempersiapkan kebutuhan dana dimasa mendatang,
dimana dana hari tua yang ada akan di masukkan tergantung dari pilihan bentuk
portofolio investasi yang dipilih, baik kedalam bentuk asuransi ataupun
investasi.Oleh karena itu diperlukan kerangka berfikir dalam penelitian ini, berikut
adalah kerangka berfikir dari Literasi Keuangan Desa Druju Kecamatan
Sumbermanjingwetan Kabupaten Malang :
Gambar 2.1 Kerangka konseptual literasi keuangan
Kerangka konseptual diatas menjelaskan bahwa pemahaman akan literasi
keuangan dengan manajemen keuangan pribadinya untuk merencanakan keuangan
dan memanajemen pendapatan yang diperoleh baik dari pekerjaan utamanya
Literasi Keuangan
Perencanaan Keuangan Pribadi
Manajemen Pendapatan
Portofolio Investasi
25
maupun pekerjaan tambahan, kemudian berdampak terhadap keputusan investasi
yang di petakan dalam beberapa bentuk portofolio baik dari real asset maupun
financial asset sesuai dengan bentuk investasi yang dipilih individu maupun
keluarga.